Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
|
|
- Ade Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2016 Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
2 Daftar Isi I. Latar Belakang Masalah... 4 II. Maksud dan Tujuan... 5 III. Ruang Lingkup... 5 IV. Tahapan Kegiatan dan Penilaian... 7 V. Pelaksana Kegiatan... 8 VI. Tahapan Penilaian... 8 VII. Kriteria dan Pembobotan Penilaian... 9 VIII. Hasil Monitoring dan Evaluasi Pemerintah Kabupaten/Kota IX. Hasil Monitoring dan Evaluasi KPU Kabupaten/Kota X. Catatan dan Rencana Tindak Lanjut... 16
3 RINGKASAN LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 I. Latar Belakang Sejak tahun 2013 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat secara rutin melakukan monitoring terhadap penerapan keterbukaan informasi di pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Penerapan UU KIP oleh pemerintah kabupaten/kota juga memiliki nilai strategis. Dalam era otonomi daerah yang memberikan sebagian kewenangan penyelenggaraan pemerintah kepada pemerintah kabupaten dan kota, maka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan di lingkup kabupaten dan kota merupakan upaya yang strategis. Tidak saja untuk mendorong pemenuhan hak terhadap akses informasi publik tanpa melalui proses sengketa. Namun diharapkan hal itu akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang diharapkan berdampak langsung kepada masyarakat luas. Pada tahun 2016 ini Komisi Informasi bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap 14 Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota di Jawa Barat yang telah memberikan tembusan laporan pelayanan publik kepada kami. Pada tahun ini monitoring KPUD Kabupaten/kota ditujukan terhadap kelengkapan informasi publik dalam website dan kelengkapan laporan pelayanan publik dari Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota di Jawa Barat. Sedangkan monitoring dan evaluasi terhadap pemerintah kabupten/kota dilakukan terhadap kelengkapan dalam penerapan 4 kewajiban yang diamanatkan peraturan perundangan terkait keterbukaan informasi public. Aspek yang menjadi pemantauan dalam minotoring dan evaluasi adalah kelengkapan pemerintah kabupaten/kota memenuhi kewajiban dalam: 1. mengumumkan informasi publik yang wajib diumumkan secara berkala 2. menyediakan informasi publik setiap saat 3. membentuk dan mendukung keberadaan pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) 4. menyusun standar operasional pelayanan informasi publik. Komisi Informasi menyadari bahwa metode monitoring dan evaluasi belum dapat dikatakan telah sempurna. Pemenuhan kewajiban yang dapat kami monitoring baru sebatas kelengkapan dalam pemenuhan kewajiban oleh badan publik. Sedangkan tujuan dari penerapan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 ini antara lain meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Pada akhirnya peningkatan kualitas ini diharapkan mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik, sehingga keterbukaan informasi dapat berkontribusi untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Namun sampai dengan tahun ini kami masih melihat kepentingan untuk memastikan kelengkapan pemenuhan kewajiban oleh badan publik, karena berdasarkan data Halaman3dari16
4 penyelesaian sengketa informasi di Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat, sebesar 94 persen permohonan penyelesaian sengketa informasi tersebut diajukan karena badan publik tidak menanggapi permintaan atau keberatan yang diajukan Pemohon 1. Melalui monitoring dan evaluasi tahun 2016 ini kami berharap mendapatkan gambaran kelengkapan penerapan UU KIP di kabupaten/kota di Jawa Barat. Hasil monitoring dan evaluasi ini merupakan bahan yang berharga bagi pemerintah daerah maupun Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat untuk mengembangkan program dan kerjasama mempercepat penerapan UU KIP dan keterbukaan informasi di kabupaten/kota secara sistematik. II. Maksud dan Tujuan Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendorong percepatan penerapan UU KIP di Jawa Barat, khususnya pada pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat. Hal ini didasarkan pengalaman kami dalam menyelesaikan sengketa informasi publik. Dari 446 pengajuan permohonan penyelesaian sengketa yang kami terima selama tahun 2015, sebesar 97% merupakan sengketa informasi dengan badan publik di wilayah kabupaten/kota. Ini menunjukkan bahwa badan publik di lingkup kabupaten/kota merupakan badan publik yang strategis dan banyak berhubungan langsung serta mendapat pehatian masyarakat. Keterbukaan informasi di badan publik strategis tersebut diharapkan akan memberikan manfaat langsung yang dirasakan masyarakat. Secara khusus tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi Penerapan UU KIP di Kabupaten/kota di Jawa Barat ini adalah: 1. Memetakan penerapan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik oleh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat. 2. Menyusun pemeringkatan pemenuhan kewajiban badan publik oleh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat. 3. Mendapatkan bahan bagi pengembangan program percepatan penerapan keterbukaan informasi publik di Jawa Barat secara sistematik. III. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi Penerapan UU KIP di Kabupaten/ kota di Jawa Barat: 1. Badan Publik Badan Publik yang akan diikutsertakan secara sukarela dalam kegiatan ini adalah: a. pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat b. Badan Perencanaan Pembangunan kabupaten/kota peringkat 1 sampai 15. c. Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota yang mengirimkan tembusan laporan pelayanan informasi publik tahun Pemilihan unit kerja Bappeda didasarkan pertimbangan, bahwa satuan kerja ini mempunyai tupoksi strategi menghimpun dan mengelola informasi dan data untuk kepentingan pembangunan di daerah masing-masing. 2. Materi monitoring dan evaluasi 1 Rekaptulasi data PSI Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Halaman4dari16
5 Monitoring dan evaluasi terhadap pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat dibatasi pada 4 kriteria kelengkapan berdasarkan 4 kewajiban yang diamanatkan peraturan perundangan terkait keterbukaan informasi publik, yaitu 1)kelengkapan informasi public yang wajib diumumkan secara berkala, 2)kelengkapan informasi publik yang wajib disediakan setiap saat, 3)kelengkapan pembentukan dan dukungan pada pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID), serta 4)kelengkapan penyusunan standar operasional pelayanan informasi publik. Sedangkan untuk melihat koordinasi antara PPID Utama dengan PPID Pembantu, pada tahun ini dilakukan monitoring terhadap 2 kriteria kelengkapan, yaitu kelengkapan penyusunan standar pelayanan informasi publik dan kelengkapan informasi yang wajib disediakan setiap saat di satuan kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di setiap pemerintah kabupaten/kota. Selain itu, pada tahun ini Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat mulai melakukan monitoring dan evaluasi terhadap 2 kriteria kelengkapan, yaitu kelengkapan informasi publik yang wajib diumumkan secara berkala dan kelengkapan laporan pelayanan publik oleh Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota. Setiap kriteria penilaian memiliki indikator pemenuhan kewajiban yang didasarkan sepenuhnya kepada kewajiban yang diamanahkan melalui pasal-pasal yang tertera dalam UU KIP dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (PerKI tentang SLIP). IV. Tahapan Kegiatan dan penilaian Secara garis besar kegiatan Monitoring dan evaluasi Penerapan UU KIP di Kabupaten/kota di Jawa Barat akan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: No Tanggal Kegiatan 1 15 Juni 2016 Sosialisasi kegiatan Monev penerapan UU KIP kepada pemerintah Kabupaten/kota 2 15 Jun-1 Agustus 2016 Waktu pengisian Kuesioner penilaian sendiri (self assesment) oleh pemerintah Kabupaten/kota Agustus 2016 Verifikasi kuisioner dan bukti pendukung 6 26 Agustus 2016 Penyampaian hasil sementara pemeriksaan kelengkapan dan bukti pendukung penilaian sendiri 7 28 Agustus - 5 September September-12 Oktober November 2016 Tanggapan/sanggahan dari PPID pemerintah Kabupaten/kota Pemeriksaan lapangan untuk verifikasi dokumen dan bukti pendukung Pemeriksaan akhir terhadap data hasil dari verifikasi lapangan Desember 2016 Pengumuman Pemeringkatan dan hasil monitoring dan evaluasi Sedangkan untuk Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten/kota yang baru pertama kali dilakukan, tahapan monitoring dan evaluasi hanya dilakukan terhadap 14 Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten/kota yang telah memberikan tembusan laporan pelayanan publik Tahun 2015 kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Monitoring dan evaluasi pada tahun ini hanya dilakukukan terhadap kelengkapan informasi publik dalam website dan kelengkapan laporan pelayanan publik dari Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota di Jawa Barat. Monitoring dan evaluasi hanya dilakukan dalam satu tahap, Halaman5dari16
6 yaitu pemeriksaan kelengkapan informasi publik dalam website resmi Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota dan kelengkapan laporan pelayanan publik Tahun 2015 yang diberikan 2. V. Pelaksana kegiatan Kegiatan Monitoring dan evaluasi Penerapan UU KIP di Kabupaten/kota di Jawa Barat dilaksanakan oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat dengan susunan pelaksana sebagai berikut: Pengarah : 1. Ketua Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat 2. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat 3. Dr. Dedy Djamaludin Malik, M.Si 4. Adi Marsiela Penanggungjawab : Komisioner Bidang Advokasi Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Tim verifikasi/ pemeriksa : Asisten Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Sekretariat : Sekretaris Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat VI. Tahapan penilaian Berdasarkan tahapan kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan 4 tahapan penilaian, yaitu: 1. Pemeriksaan kelengkapan kuesioner penilaian diri sendiri, kelengkapan berkas dokumen yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota, dan pemeriksaan website terkait. Hasil pemeriksaan kelengkapan pada tahap ini dijadikan dasar untuk menyusun peringkat 15 besar pemerintah kabupaten/kota yang akan ditindaklanjuti dengan kunjungan lapangan. Pada tahap ini seluruh pemerintah kabupaten/kota mendapatkan hasil sementara dan berkesempatan memberikan sanggahan atau menambahkan dokumen untuk memperkuat pernyataan dalam kuesionernya. 2. Pemeriksaan kesesuaian penilaian sendiri dengan bukti dokumen dan website dengan melakukan kunjungan lapangan kepada 15 besar pemerintah kabupaten/kota. Kunjungan lapangan juga digunakan untuk melakukan verifikasi lapangan ke salah satu PPID Pembantu yakni Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) unutk memeriksa kelengkapan standar pelayanan informasi publik dan ketersediaan informasi setiap saat. 3. Verifikasi akhir penilaian dan kelengkapan dokumen dan melakukan pemeringkatan berdasarkan pembobotan nilai masing-masing kriteria penilaian. 2 Monitoring dan evaluasi pada tahun ini dibatasi hanya pada dua kriteria penilaian karena keterbatasan persiapan kerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat. Diharapkan kerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum dan badan publik lain akan semakin berkembang pada tahun mendatang, sehingga tahun depan monitoring dan evaluasi terhadap Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota ini akan semakin detail dan lengkap. Begitu juga diharapkan semakin banyak badan publik non-pemerintah di Jawa Barat yang bersedia ikut serta dalam monitoring dan evaluasi ini, seperti BUMD, instansi vertikal, partai politik, universitas, dan organisasi kemasyarakatan. Halaman6dari16
7 4. Penyusunan peringkat 1-15 untuk 4 kategori penilaian dan kategori umum dengan menggunakan akumulasi nilai terbesar. Hasil pemeringkatan akhir ini digunakan dasar pengumuman pemeringkatan dan pemberian penghargaan. Sedangkan tahapan untuk monitoring dan evaluasi Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten/kota hanya dilakukan satu tahap, yaitu pemeriksaan terhadap website dan kelengkapan laporan pelayanan informasi publik yang disampaikan Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota kepada Komisi Informasi provinsi Jawa Barat. Selain rangkaian tahapan kegiatan tersebut, pada tahun ini Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan forum organisasi non-pemerintah Wakcabalaka melakukan uji akses informasi publik terhadap 15 pemerintah kabupaten/kota. Meskipun belum menjadi tolok ukur penilaian dan pemeringkatan, uji akses ini dapat memberikan catatan terhadap kontribusi kelengkapan pemenuhan kewajiban terhadap peningkatan layanan informasi yang berkualitas maupun kemudahan akses informasi publik bagi masyarakat. VII. Kriteria dan pembobotan penilaian Monitoring dan evaluasi Penerapan UU KIP di Kabupaten/kota di Jawa Barat didasarkan pada pemenuhan kewajiban oleh badan publik sebagaimana diamanahkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (PerKI tentang SLIP) yang meliputi 4 kriteria penilaian dengan pembobotan sebagai berikut: Kriteria Indikator Bobot Kelengkapan Penyusunan Standar Prosedur Operasional Pelayanan Informasi Publik 25 35% Kelengkapan Informasi yang Wajib Disediakan Setiap Saat 16 30% Kelengkapan Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala Kelengkapan Pembentukan dan Dukungan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kelengkapan Standar Pelayanan Informasi Publik dan Ketersediaan Informasi Setiap Saat di PPID Pembantu (BAPPEDA) 25 20% 8 10% Indikator monitoring dan evaluasi seluruhnya dijabarkan dari pasal-pasal di UU KIP dan PerKI tentang SLIP yang memuat kewajiban yang harus dipenuhi oleh badan publik. Selanjutnya indikator ini disusun dalam jumlah pertanyaan kuesioner untuk setiap kriteria penilaian. Monitoring dan evaluasi menggunakan skala penilaian 1-3. Angka 1 diberikan jika informasi tidak tersedia/tidak ada atau ketersediaan informasi kurang dari 20%. Angka 2 diberikan apabila informasi yang diberikan/tersedia berkisar 20-60% dari acuan kategori penilaian. Sedangkan angka 3 diberikan apabila informasi yang disediakan lengkap atau ketersediaan informasi lebih dari 60% dari acuan kategori penilaian. Sedangkan pembobotan penilaian terhadap masing-masing kriteria penilaian ditentukan berdasarkan kepentingan monitoring dan evaluasi dalam mendorong peningkatan penerapan UU KIP setiap tahun. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan pembobotan nilai adalah: perkembangan pemenuhan kelengkapan setiap kriteria penilaian setiap tahunnya dan kepentingan mendorong perbaikan kualitas pelayanan informasi publik yang dapat dirasakan langsung kepada masyarakat. 5% Halaman7dari16
8 Pada tahun ini kelengkapan penyusunan prosedur operasional pelayanan dan kelengkapan informasi yang wajib disediakan setiap saat mendapatkan pembobotan yang besar dengan alasan, bahwa kelengkapan infomasi yang wajib disediakan setiap saat yang disusun dalam Daftar Informasi Publik (DIP) merupakan platform pemetaan informasi publik bagi PPID dalam menjalankan tugas pokoknya memberikan layanan informasi. Melalui DIP, PPID dapat menjalankan fungsi kontrol dan koordinasi antar unit kerja yang berada di dalam Badan Publik. Kelengkapan standar layanan dalam menerima permintaa informasi dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pelayanan informasi publik. Sedangkan Kelengkapan Pembentukan dan Dukungan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi mendapatkan bobot penilaian yang paing rendah, karena sejak dua tahun lalu pembentukan PPID sudah hampir seluruhnya terpenuhi. Seluruh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat pada saat ini sudah memiliki aturan mengenai pembentukan PPID. Kelembagaan PPID adalah kewajiban Badan Publik yang bersifat statis, tidak membutuhkan pemantauan setiap tahun. VIII. Hasil monitoring dan evaluasi pemerintah kabupaten/kota NO Dari 27 Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, terdapat 23 pemerintah kabupaten/kota yang mengembalikan kuesioner beserta bukti pendukung dengan tepat waktu sesuai batas waktu dan perpanjangan batas waktu pengembalian kuesioner, seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. PPID Pemerintah kabupaten/ kota STATUS DOKUMEN KUISIONER DOKUMEN 1 PPID Pemerintah Kota Bandung Ada Ada 2 PPID Pemerintah Kabupaten Bandung Ada Ada 3 PPID Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Ada Tidak Ada 4 PPID Pemerintah Kota Cimahi Ada Ada 5 PPID Pemerintah Kabupaten Subang Ada Ada 6 PPID Pemerintah Kabupaten Indramayu Ada Tidak Ada 7 PPID Pemerintah Kabupaten Cirebon Tidak Ada Tidak Ada 8 PPID Pemerintah Kota Cirebon Ada Ada 9 PPID Pemerintah Kabupaten Kuningan Ada Ada 10 PPID Pemerintah Kabupaten Majalengka Tidak Ada Tidak Ada 11 PPID Pemerintah Kabupaten Sumedang Ada Ada 12 PPID Pemerintah Kabupaten Garut Tidak Ada Tidak Ada 13 PPID Pemerintah Kota Tasikmalaya Ada Tidak Ada 14 PPID Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya Ada Ada 15 PPID Pemerintah Kabupaten Ciamis Ada Ada 16 PPID Pemerintah Kota Banjar Ada Tidak Ada 17 PPID Pemerintah Kabupaten Pangandaran Ada Tidak Ada 18 PPID Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tidak Ada Tidak Ada 19 PPID Pemerintah Kabupaten Cianjur Ada Tidak Ada 20 PPID Pemerintah Kota Sukabumi Ada Tidak Ada 21 PPID Pemerintah Kabupaten Sukabumi Ada Ada Halaman8dari16
9 NO PPID Pemerintah kabupaten/ kota STATUS DOKUMEN KUISIONER DOKUMEN 22 PPID Pemerintah Kabupaten Karawang Ada Ada 23 PPID Pemerintah Kabupaten Bekasi Ada Tidak Ada 24 PPID Pemerintah Kota Bekasi Ada Ada 25 PPID Pemerintah Kota Bogor Ada Ada 26 PPID Pemerintah Kabupaten Bogor Ada Ada 27 PPID Pemerintah Kota Depok Ada Ada Terdapat 4 Pemerintah Kabupaten/Kota yang tidak mengembalikan kuesioner, diantaranya Pemerintah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Purwakarta yang mengembalikan kuesioner melebihi batas waktu dan perpanjangan batas waktu pengembalian sehingga tidak diverifikasi lebih lanjut oleh tim. Ke 4 pemerintah kabupaten/kota tersebut tidak diikutsertakan dalam monitoring dan evaluasi tahun 2016, sehingga menitoring dan evaluasi tahun 2016 hanya diikuti oleh 23 pemerintah kabupaten/kota. Rapat Koordinasi PPID : Sosialisasi dan Bimbingan Tekhnis Pengisian Kuisioner Self Assesment Monev 2016 Contoh Berkas Kuisioner dan Dokumen Pendukung Kabupaten/Kota Hasil pemeriksaan kelengkapan ini disusun menjadi hasil pemeriksaan sementara yang diberikan kepada setiap pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota mendapat kesempatan untuk memberikan sanggahan atau memberikan tambahan dokumen untuk memperkuat pernyataannya. Penilaian dan peringkat pada tahap ini semata-mata disusun sebagai acuan penetapan pemerintah kabupaten/kabupaten yang diikutsertakan pada penilaian tahap kedua, karena penilaian pada tahap ini ini hanya didasarkan pada hasil penilaian sendiri Badan Publik dan kelengkapan pengiriman berkas oleh setiap pemerintah kabupaten/kota. Belum dilakukan klarifikasi antara penilaian diri sendiri tersebut dengan bukti data pendukung dan verifikasi lapangan. Halaman9dari16
10 Rapat Koordinasi PPID : Sosialisasi Hasil Penilaian Sementara dan Masa Sanggah Berdasarkan pemeriksaan dan penilaian tersebut disusun peringkat seluruh 23 Pemerintah Kabupaten/Kota berurutan dari akumulasi nilai tertinggi. Berdasarkan peringkat tersebut selanjutnya ditentukan 15 Pemerintah Kabupaten/Kota peringkat teratas yang akan diikutsertakan pada tahap penilaian tahap berikutnya melalui pemeriksaan di lapangan. Berikut adalah hasil penilaian berdasarkan kuesioner penilaian sendiri dan kelengkapan berkas yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota: Kab/Kota PPID SLIP SS Berkala Jumlah Nilai Kota Bandung % Kab. Bogor % Kab. Bandung % Kota Bogor % Kota Bekasi % Kota Depok % Kab. Sukabumi % Kab. Karawang % Kota Cimahi % Kota Cirebon % Kab. Kuningan % Kab. Sumedang % Kab. Ciamis % Kab. Tasikmalaya % Kab. Subang % Kota Tasikmalaya % Kab. Bandung Barat % Kab. Indramayu % Kota Sukabumi % Kab. Pangandaran % Kab. Cianjur % Kota Banjar % Kab. Bekasi % Halaman10dari16
11 Selanjutnya dilakukan penilaian tahap kedua. Pada tahap kedua ini tim pemeriksa melakukan kunjungan lapangan kepada 15 pemerintah kabupaten/kota yang memiliki nilai tertinggi berdasarkan tabel di atas. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat kesesuaian pengisian kuesioner penilaian diri sendiri dengan ketersediaan dan kelengkapan bukti-bukti pendukung. Pemeriksaan lapangan dilakukan di Kantor PPID Utama Pemerintah Kabupaten/Kota dengan memastikan kesesuian dokumen pendukung pernyataan dalam kuesioner dan kelengkapan dalam tautan website pemerintah kabupaten/kota yang membutuhkan klarifikasi dengan kenyataan di lapangan. Dalam kunjungan lapangan juga dilakukan pemeriksaan di kantor Bappeda sebagai PPID Pembantu di unit kerja terpilih. Pemeriksaan terhadap PPID Pembantu dilakukan untuk memeriksa kelengkapan informasi publik yang wajib disediakan setiap saat dan kelengkapan susunan standar layanan informasi publik. No Tim Verifikasi Monev 2016 melakukan Kunjungan Verifikasi Lapangan Kabupaten/Kota Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, tim kembali melakukan penilaian berdasarkan pembobotan yang sudah disepakati. Selanjutnya hasil penilaian akhir ini dijadikan acuan untuk menyusun peringkat pemerintah kabupaten/kota unutk setiap kriteria penilaian dan umum dengan hasil penilaian dan urutan sebagai berikut: Kab/Kota PPID SLIP Berkala SS Bappeda Nilai 10% 35% 20% 30% 5% Akhir 1 Kota Depok % 75.00% 76.00% 97.62% % 2 Kab. Bandung 91.67% 88.33% 97.33% 64.29% 33.33% % 3 Kota Bandung 91.67% 93.33% 94.67% 64.29% % 4 Kota Bogor % 66.67% 85.33% 92.86% % 5 Kota Bekasi 91.67% 85.00% 72.00% 59.52% 100% % 6 Kab. Bogor 95.83% 66.67% 85.33% 85.71% % 7 Kab. Sukabumi 83.33% 86.67% 78.67% 59.52% % 8 Kab. Tasikmalaya 62.50% 78.33% 58.67% 83.33% % 9 Kota Cimahi 79.17% 86.67% 65.33% 59.52% % 10 Kab. Karawang 91.67% 76.67% 73.33% 47.62% % 11 Kab. Ciamis 87.50% 66.67% 61.33% 61.90% % 12 Kab. Kuningan 79.17% 76.67% 64.00% 45.24% % 13 Kab. Sumedang 75.00% 66.67% 62.67% 57.14% % 14 Kota Cirebon 58.33% 61.67% 69.33% 42.86% % 15 Kab. Subang 50.00% 66.67% 41.33% 40.48% % Halaman11dari16
12 Berdasarkan hasil penilaian dan peringkat di atas, maka diumumkan hasil monitoring dan evaluasi penerapan UU KIP Tahun 2016 sebagai berikut: 1. Kategori Kelengkapan Pembentukan dan dukungan PPID, yaitu: Peringkat Pertama : Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kota Depok Peringkat Kedua : Pemerintah Kabupaten Bogor Peringkat Ketiga : Pemerintah Kabupaten Karawang 2. Kategori Kelengkapan Penyusunan Standar Pelayanan Informasi Publik, yaitu: Peringkat Pertama : Pemerintah Kota Bandung Peringkat Kedua : Pemerintah Kabupaten Bandung Peringkat Ketiga : Pemerintah Kota Cimahi 3. Kategori Kelengkapan Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala, yaitu: Peringkat Pertama : Pemerintah Kabupaten Bandung Peringkat Kedua : Pemerintah Kota Bandung Peringkat Ketiga : Pemerintah Kabupaten Bogor 4. Kategori Kelengkapan Informasi yang Wajib Disediakan Setiap Saat, yaitu: Peringkat Pertama : Pemerintah Kota Depok Peringkat Kedua : Pemerintah Kota Bogor Peringkat Ketiga : Pemerintah Kabupaten Bogor 5. Kategori Kelengkapan Standar Pelayanan Informasi Publik dan Ketersediaan Informasi Setiap Saat di PPID Pembantu (BAPPEDA), yaitu: Peringkat Pertama : Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bekasi Peringkat Kedua : Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Bandung 6. Kategori Umum, yaitu: Peringkat Pertama : Pemerintah Kota Depok Peringkat Kedua : Pemerintah Kabupaten Bandung Peringkat Ketiga : Pemerintah Kota Bandung Peringkat Keempat : Pemerintah Kota Bogor Peringkat Kelima : Pemerintah Kota Bekasi Selain pemeringkatan di atas, Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat memberikan penghargaan khusus kepada Pemerintah Kabupaten Bogor yang secara konsisten memberikan laporan pelayanan informasi publik setiap tahun kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Penghargaan ini diberikan sebagai upaya untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat juga secara konsisten memenuhi kewajiban yang diamanahkan dalam PerKI tentang SLIP tersebut. IX. Hasil monitoring dan evaluasi Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten/kota Adapun hasil penilaian dan pemeringkatan untuk Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota di Jawa Barat (KPUD Kabupaten/kota) dilakukan terhadap kelengkapan informasi yang wajib diumumkan secara berkala dan kelengkapan laporan pelayanan publik yang diberikan kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. Halaman12dari16
13 Berdasarkan 24 indikator penilaian dalam website 14 KPUD Kabupaten/kota yang mengirimkan tembusan laporan pelayanan informasi publik Tahun 2015, diperoleh penilaian dan peringkat sebagai berikut: No KPU Kab/Kota Jumlah Keterangan 1 Kota Bogor 52 2 Kab. Bogor 37 3 Kab. Subang 35 4 Kab. Cirebon 28 5 Kota Sukabumi 21 6 Kab. Bandung Barat 0 web e-ppid KPU Pusat 7 Kota Bekasi 0 web e-ppid KPU Pusat 8 Kota Bandung 0 Under contruction 9 Kab. Ciamis 0 web e-ppid KPU Pusat 10 Kab. Majalengka 0 Tidak ada website 11 Kota Cimahi 0 Under contruction 12 Kab. Garut 0 web e-ppid KPU Pusat 13 Kab. Kuningan 0 web e-ppid KPU Pusat 14 Kab. Purwakarta 0 web e-ppid KPU Pusat Sedangkan berdasarkan 6 indikator kelengkapan laporan pelayanan informasi publik yang ditembuskan kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat, maka diperoleh penilaian dan peringkat sebagai berikut: No KPU Kab/kota Total 1 Kab. Purwakarta 10 2 Kota Bogor 9 3 Kab. Bogor 9 4 Kota Bandung 9 5 Kab. Kuningan 9 6 Kab. Subang 8 7 Kota Bekasi 8 8 Kab. Garut 8 9 Kab. Cirebon 7 10 Kota Sukabumi 7 11 Kab. Ciamis 7 12 Kota Cimahi 7 13 Kab. Majalengka 6 14 Kab. Bandung Barat 0 Halaman13dari16
14 Acara Pemeringkatan Hasil Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU KIP Tahun 2016 X. Catatan dan Rencana Tindak Lanjut Dari hasil monitoring dan evaluasi tahun 2016 dapat disampaikan beberapa catatan sebagai berikut: 1. Meskipun tidak dibandingkan dengan hasil monitoring dan evaluasi tahun sebelumnya, pada tahun 2016 ini tercatat peningkatan kelengkapan pemenuhan kewajiban oleh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat. Hal itu terlihat dari beberapa angka pencapaian beberapa kriteria penilaian yang mencapai angka yang cukup tinggi dan peningkatan peringkat beberapa kabupaten/kota secara signifikan. 2. Kewajiban yang paling lengkap dipenuhi adalah aspek pembentukan kelembagaan. Berdasarkan hasil pengolahan penilaian diri sendiri dari 23 kabupaten/kota di Jawa Barat, angka rata-rata pemenuhan kewajiban ini mencapai 66.12% dari 8 indikator kewajiban pembentukan PPID yang diamanahkan oleh UU KIP dan PerKI tentang SLIP. Sedangkan kewajiban yang paling tidak lengkap dipenuhi adalah aspek menyediakan informasi publik yang tersedia setiap saat. Dari 16 indikator kewajiban yang diamanahkan oleh UU KIP dan PerKI tentang SLIP, angka rata-rata pemenuhan kewajiban 23 kabupaten/kota di Jawa Barat baru mencapai 47.37%. 3. Ketimpangan sebagaimana yang tercantum dalam point kedua diatas, disebabkan dari 23 Badan Publik kabupaten/kota peserta Monev, hanya sebagian yang memberikan kelengkapan dokumen pendukung. Selain itu, juga ditemukan masih ada Badan Publik kabupaten/kota peserta Monev yang tidak melampirkan bukti pendukung sehingga tidak dapat dilakukan penilaian dan menyebabkan tidak terdistribusi secara normal. Ditemukan pula, masih terdapat kesenjangan pemenuhan kewajiban dari Badan Publik kabupaten/kota di Jawa Barat. 4. Kelengkapan pemenuhan kewajiban baru terlihat di PPID Utama setiap kebupaten/kota, belum diterapkan secara masif di unit kerja masing-masing badan publik. Hal itu terlihat bahwa hanya dua Bappeda kabupaten/kota yang dianggap layak mendapatkan nilai, yaitu Bappeda Kota Bekasi dan Bappeda Kabupaten Bandung. Mereka mendapatkan angka penilaian untuk kelengkapan standar layanan informasi dan kelengkapan informasi publik yang wajib disediakan setiap saat. 5. Meskipun kelengkapan pemenuhan kewajiban diharapkan dapat mendorong peningkatan pengelolaan dan pelayanan informasi dan menghasilkan layanan informasi yang berkualitas, monitoring dan evaluasi ini tidak mencakup proses pelayanan yang diberikan atau berkaitan dengan kemudahan akses informasi publik Halaman14dari16
15 di setiap kabupaten/kota. Terdapat catatan dalam monitoring dan evaluasi Tahun 2016 ini, bahwa kelengkapan tersebut belum berkontribusi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Hal itu terlihat dari hasil uji akses yang dilakukan masyarakat terhadap pemerintah kabupaten/kota yang masuk dalam peringkat 15 teratas. Tercatat hanya pemerintah Kabupaten Karawang yang menjawab permintaan informasi yang diajukan tersebut. 6. Pemenuhan kewajiban penerapan UU KIP oleh Komisi Pemilihan Umum relatif masih belum berkembang baik, meskipun inisiatif Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat sudah memperlihatkan hasilnya. Hal itu terlihat dari hanya 14 Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten/kota di Jawa Barat yang menyerahkan laporan pelayanan informasi publik kepada Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat dan hanya 5 Komisi Pemilihan Umum Daerah kabupaten/kota di Jawa Barat yang sudah memenuhi kewajiban mengumumkan dan memutahirkan informasi publik yang wajib diumumkan secara berkala. Berkaitan dengan hasil monitoring dan evaluasi tahun 2016, maka akan dilakukan tindak lanjut sebagai berikut: 1. Hasil monitoring dan evaluasi secara lengkap akan dibagikan kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota. Hasil yang memuat pencapaian indikator dalam setiap kriteria penilaian tersebut diharapkan akan dijadikan bahan acuan bagi pendampingan pengembangan program penerapan UU KIP secara sistematik di masing-masing kabupaten/kota. 2. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat akan mengembangkan koordinasi dengan PPID kabupaten/kota di Jawa Barat dalam bentuk pembahasan dan pembelajaran bersama mengenai penerapan keterbukaan informasi di antara PPID kabupaten/kota. Koordinasi diprioritaskan pada pembahasan pengalaman baik dan penyelesaian masalah dalam menerapkan UU KIP di pemerintah kabupaten/kota. 3. Mendorong komitmen dari Bupati/Walikota, khususnya kabupaten/kota yang berada di peringkat rendah untuk untuk meningkatkan dukungan terhadap program penerapan UU KIP di kabupaten/kota. 4. Berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengembangkan progam pembinaan dan koordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota. 5. Mendorong tindak lanjut kerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan koordinasi penerapan UU KIP di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kota. Sedangkan dalam pengembangan program monitoring dan evaluasi penerapan UU KIP akan dilakukan tindak lanjut sebagai berikut: 1. Pengembangan pedoman monitoring dan evaluasi yang dapat lebih menggambarkan koordinasi unit kerja di badan publik, kualitas pelayanan informasi publik, dan kemudahan akses informasi publik bagi masyarakat. 2. Mengembangkan sistem penilaian yang tidak mengacu kepada pemeringkatan, melainkan mengacu kepada kriteria pemenuhan kewajiban dan kualitas layanan informasi publik. 3. Kerjasama dengan berbagai lembaga/instansi untuk mendorong lebih banyak badan publik lain di Jawa Barat ikut serta dalam monitoring dan evaluasi. Diharapkan badan publik mendapatkan manfaat dari kegiatan Monev ini, karena hasil monitoring dan evaluasi dapat dijadikan masukan bagi badan publik untuk Halaman15dari16
16 merumuskan arah dan program peningkatan keterbukaan informasi secara sistematik. 4. Pengembangan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan UU KIP. Halaman16dari16
KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN DI WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN 1 KERANGKA ACUAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP PPID
Lebih terperinciRingkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011
Ringkasan LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT 2011 Komisi Informasi (KI) Provinsi Informasi Jawa Barat ditetapkan tanggal 19 April 2011 berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 821.2/Kep.566
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013
No. 02/11/Th. XIV, 12 November 2014 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bekasi Tahun 2013 A. Penjelasan Umum IPG merupakan
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT
EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT Disampaikan oleh : Prof. DR. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Disampaikan pada : Rapat Koordinasi Pemantauan
Lebih terperinciURGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Cirebon, 22 Desember 2015 OUTLINE PEMBAHASAN 1 SIPD DALAM UU 23 TAHUN 2014 2 PERMENDAGRI 8/2014 TENTANG SIPD AMANAT UU 23 TAHUN 2014 Pasal 274: Perencanaan
Lebih terperinciLAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012
LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan
Lebih terperinciSistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan Satu Data Pembangunan Jawa Barat
Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan Satu Data Pembangunan Jawa Barat Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Pada acara Workshop Aplikasi Sistem Informasi
Lebih terperinciKOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN Self Assesment Questtionnaire (SAQ) Data PPID
KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2016 Self Assesment Questtionnaire (SAQ) Data PPID PPID : Alamat : No. Telp/Faks : Website : Data Responden
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciDIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014
TOTAL BAES01 JAWA BARAT 129,401,372,000.00 BELANJA PEGAWAI 100,974,521,000.00 BELANJA BARANG OPERASIONAL 8,203,990,000.00 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL 2,838,361,000.00 BELANJA MODAL 17,384,500,000.00
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001 diharapkan pembangunan di daerah berjalan seiring dengan pembangunan di pusat. Hal tersebut
Lebih terperinciPRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 46/08/32/Th. XVII, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014 TAHUN 2014, PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 253.296 TON, CABAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah Indonesia yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2006, TAHUN
Lebih terperinciPEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016
PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Laporan Tahunan PPID 2016 2 Laporan Tahunan Pejabat Pengelola Informasi dan
Lebih terperinciPERTEMUAN ADINKES PROVINSI JAWA BARAT. Bandung, 10 Desember 2013
PERTEMUAN ADINKES PROVINSI JAWA BARAT Bandung, 10 Desember 2013 AGENDA RAPAT PENJELASAN KELEMBAGAAN ADINKES TUGAS POKOK DAN FUNGSI ADINKES PENETAPAN FORMATUR ADINKES PENYUSUNAN JADWAL PERTEMUAN TGL. 12
Lebih terperinciDraft 18/02/2014 GUBERNUR JAWA BARAT,
Draft 18/02/2014 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN UNTUK KEGIATAN FASILITASI DAN IMPLEMENTASI GREEN PROVINCE
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 03/Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Alokasi. Dana. SDA. Pertambangan. Panas Bumi. TA 2012. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/PMK.07/2012 TENTANG PERKIRAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001 merupakan awal pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Otonomi daerah
Lebih terperinciNOMOR : l/kpts/kpu-kota /tahun 2015 DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANDUNG. Publik dan untxik mewujudkan pelayanan informasi dan
KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BANDUNG NOMOR : l/kpts/kpu-kota-011.329135/tahun 2015 TENTANG STRUKTUR PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dilandasi oleh Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan keuangan sektor publik khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Otonomi daerah di Indonesia dilandasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberlakukan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang bergulir tahun 1998 telah membuat perubahan politik dan administrasi, salah satu bentuk reformasi tersebut adalah perubahan bentuk pemerintahan yang
Lebih terperinciI. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang
Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Monev Keterbukaan Informasi Publik Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Timur Untuk Penganugerahan Panji Keberhasilan Pembangunan Tahun 2016 I. Pendahuluan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Laporan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Tahun Kelembagaan Penyelesaian sengketa informasi...
LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2011-2015 DAFTAR ISI Laporan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2015... 1 1. Kelembagaan... 3 2. Penyelesaian sengketa informasi... 10 3.
Lebih terperinciHasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Implementasi Inpres No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam rangka implementasi
Lebih terperinciKOMISI INFORMASI PUSAT PETUNJUK UMUM PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2016
Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2016 dilakukan guna mengetahui pelaksanaan keterbukaan informasi di Badan Publik sebagaimana amanah dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. NOMOR : 18/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TENTANG
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 18/Kpts/KPU-Prov-011/VIII/2012 TENTANG PERUBAHAN SURAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang mensyaratkan bentuk
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 No. 64/11/32/Th. XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Agustus 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Lebih terperinciJumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun
Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).
KATA PENGANTAR Kegiatan SL-PTT merupakan fokus utama program yang dilaksanakan dalam upaya mendorong terjadinya peningkatan produktivitas padi. Kegiatan ini dilaksanakan secara serempak secara nasional
Lebih terperinciLAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Daerah Istimewa Yogyakarta
LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta Jalan Aipda Tut Harsono No. 47,
Lebih terperinciTIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 15/02/32/Th.XVII, 16 Februari 2014 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan
Lebih terperinci1. COOPERATIVE FAIR KE-1
Cooperative Fair Adalah Agenda Tahunan Dinas Koperasi Dan Umkm Provinsi Jawa Barat Yang Telah Dilaksanakan Sejak Tahun 2004 Dan Pada Tahun 2014 Ini Adalah Penyelenggaraan Yang Ke-11. Cooperative Fair Merupakan
Lebih terperinciBy : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR
By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR Meningkatkan Koordinasi perizinan yang saling keterkaitan antara perizinan di tingkat Pusat dengan Provinsi atau perizinan di tingkat Provinsi
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KETERSEDIAAN INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) merupakan isu aktual dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Praktik kepemerintahan yang baik
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang
56 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN A. Letak Wilayah dan Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 Lintang selatan dan 104 48-108 48 Bujur Timur, dengan luas
Lebih terperinciBAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Lebih terperinciNO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. D
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 19 2008 SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 20 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciDATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017
DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 I. REALISASI INVESTASI PMA & PMDN 1. Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 PEMBENTUKAN DAN KEBERADAAN PPID PETUNJUK UMUM
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 PEMBENTUKAN DAN KEBERADAAN PPID PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU KIP ini
Lebih terperinciBAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT
BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota oda perekonomian yang bergulir di Jawa Barat, selama tahun 2007 merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan Jabar.
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 26/Kpts-KPU-Prov/011/IX/2012 TENTANG PENETAPAN HARI KALENDER SEBAGAI HARI KERJA DALAM PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI
KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung di Indonesia telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi, sehingga
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 8 Pebruari 2010 Nomor : 2 Tahun 2010 Tentang : PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 10 TAHUN 2006
Lebih terperinciPPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017
PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 KETERSEDIAAN INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang umum digunakan dalam menetukan keberhasilan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai ukuran
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KETERSEDIAAN INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jawa Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia. Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah daratan 3.710.061,32 hektar, dan Jawa Barat menduduki
Lebih terperinciBuletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 serta Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 disusun berdasarkan hasil pengamatan dari 60 stasiun dan pos hujan di wilayah
Lebih terperinciBAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT
BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT 5.1. PDRB Antar Kabupaten/ Kota eranan ekonomi wilayah kabupaten/kota terhadap perekonomian Jawa Barat setiap tahunnya dapat tergambarkan dari salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daya beli masyarakat berkaitan erat dengan pendapatan perkapita, Sedangkan pendapatan perkapita dipengaruhi oleh penyediaan lapangan kerja dan distribusi pendapatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerapan otonomi daerah di Indonesia hingga saat ini merupakan wujud dari diberlakukannya desentralisasi. Otonomi daerah ini selaras dengan diberlakukannya
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DALAM RANGKA SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DALAM RANGKA SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan pemanfaatan segala potensi yang ada di masingmasing daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga pelaksanaannya
Lebih terperinciYth. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota se-jawa Barat. Disampaikan dengan hormat, terima kasih. T April 2017 antor Wilayaha
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT Jl. Jenderal Sudirman No. 644 Bandung 40183 Telepon (022) 6032008; Faksimili (022) 6037850 Website: www.jabar.kemenag.go.id
Lebih terperinciPPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017
PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU DAN SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 KETERSEDIAAN INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA PETUNJUK UMUM 1. Instrumen
Lebih terperinciGubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
Lebih terperinciRAKOR MONEV BULAN AGUSTUS 2007
RAKOR MONEV BULAN AGUSTUS 2007 Hotel Horison Kota Bekasi Kamis, 9 Agustus 2007 KEDISIPLINAN PENYAMPAIAN LAPORAN MONEV BULAN JULI KAB/KOTA YANG MENYAMPAIKAN LAPORAN MONEV TEPAT WAKTU (sd tgl 5 Agustus 2007):
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 30/05/Th. XIX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016
Lebih terperinciKOMISI INFORMASI PUSAT PETUNJUK UMUM PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2017
KOMISI INFORMASI PUSAT PETUNJUK UMUM PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK TAHUN 2017 Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2017 dilakukan guna mengetahui pelaksanaan keterbukaan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016
LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Tahun 2016 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2016 LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 27/Kpts-KPU-Prov/011/IX/2012 TENTANG LAGU MARS PILGUB JABAR DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001 diharapkan pembangunan di daerah berjalan seiring dengan
Lebih terperinciPPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU & SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017
PPID UTAMA MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PPID PEMBANTU & SATKER PENDIDIKAN TAHUN 2017 PEMBENTUKAN DAN KEBERADAAN PPID PEMBANTU & SATKER PENDIDIKAN PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan
Lebih terperinciCAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016
CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016 NO STANDAR JUDUL INDIKATOR Jan Feb Mar CAPAIAN TRW I ANALISA RTL 1 Manajerial 1 : Pengadaan rutin peralatan kesehatan
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)
UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 214 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 5 MAHKAMAH AGUNG : 2 JAWA BARAT SEMULA SETELAH 1 I. IKHTISAR MENURUT SUMBER DANA 1 RUPIAH MURNI 3 KETERTIBAN DAN KEAMANAN 4 PERADILAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 06/PMK.07/2010 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : /Kpts/KPU-Prov-011/ /2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor: 378). Provinsi
Lebih terperinci`````````````````` LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMBANTU PELAKSANA
`````````````````` LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMBANTU PELAKSANA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 38/07/32/Th. XVIII, 1 Juli 2016 Pembangunan manusia di Jawa Barat pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
Lebih terperinciKEPALA STASIUN KLIMATOLOGI
KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan September 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan November, Desember 2013 dan Januari 2014 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan sistem politik, sosial, dan kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus reformasi, telah menyebabkan tuntutan yang beragam tentang pengelolaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Lalu Alwan Basri, S.Pi., M.Si.
1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Laporan Tahunan Layanan Informasi Publik Tahun 2014, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penyusunan Laporan Tahunan ini
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciLAPORAN. Pelayanan Informasi Publik Tahun 2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS
LAPORAN Pelayanan Informasi Publik Tahun 2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS 1 DAFTAR ISI 1 Gambaran Umum 2 Sarana dan Prasarana 3 Anggaran dan Sumber Daya Manusia 4 Rincian Pelayanan Informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental dan lembaga termasuk pula percepatan/akselerasi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) yang didapatkan dari perhitungan setiap kabupaten/kota di Jawa Barat pada tahu 2015 dibawah ini
Lebih terperinciNO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 21 2008 SERI. D 6 Nopember 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 22 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan Raden Mas Said No. 2 Wonogiri 57601 Telp. (0273) 321147, Faks. (0273) 321147 Email : dinhubkominfo@wonogirikab.go.id website
Lebih terperinciaporan elayanan KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BREBES I P nformasi ublik Jl. MT. Haryono No 76 Brebes Telp. Fax. (0283) /
L aporan P elayanan KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BREBES I P nformasi ublik Jl. MT. Haryono No 76 Brebes 52212 Telp. Fax. (0283) 672975/ 672977 Gambaran Umum Daftar Isi Kata Pengantar Kata Pengantar
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP BADAN PUBLIK DI JAWA BARAT TAHUN 2017 PEMBENTUKAN DAN KEBERADAAN PPID PETUNJUK UMUM
MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP BADAN PUBLIK DI JAWA BARAT TAHUN 2017 PEMBENTUKAN DAN KEBERADAAN PPID PETUNJUK UMUM 1. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU KIP ini merupakan satu kesatuan
Lebih terperinci1 Mapping Sarana Kesehatan; 2 Self Asessment terhadap standard sarana; 3 Sosialisasi : - Kepada Organisasi Profesi, Perguruan tinggi, Asosiasi,
1 Mapping Sarana Kesehatan; 2 Self Asessment terhadap standard sarana; 3 Sosialisasi : - Kepada Organisasi Profesi, Perguruan tinggi, Asosiasi, tenaga kerja dan masyarakat - Melalui Pertemuan Pertemuan
Lebih terperinciDINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jl. Pembangunan No. 151 Telp. (0262) 489500 Garut Website :www.garutkab.go.id email : webmaster@garutkab.go.id Garut, April 2017 Nomor Sifat
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : /Kpts-KPU-Prov/011/IX/2012 TENTANG PENETAPAN MASKOT DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL
Lebih terperinciSumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor penting yang bisa menunjang pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, mendorong pemerataan pembangunan nasional dan mempercepat
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang diselenggarakan. Bentuk
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN KOMISI INFORMASI KOTA CIREBON Sekretariat ; Jl. ARAFURU (Komplek TNI-AL Dewa Ruci) Tlp/Fax. (0231) , Kota Cirebon 45131
Kata Pengantar UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan jaminan hukum bagi setiap orang untuk memperoleh informasi sebagai salah satu hak asasi manusia, sebagaimana diatur dalam
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)
UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 213 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 5 MAHKAMAH AGUNG : 2 PROP. JAWA BARAT SEMULA SETELAH 1 I. IKHTISAR MENURUT SUMBER DANA 1 RUPIAH MURNI 3 KETERTIBAN DAN KEAMANAN 4
Lebih terperinciBUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR : / /DIHUBKOMINFO/2016 TENTANG
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR : 188.45/ 180.5 /DIHUBKOMINFO/2016 TENTANG PENETAPAN PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI BUPATI BANGKA
Lebih terperinciBidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT
Bidang Bina Pendidik Dan Kependidikan (BPTK) DINAS PENDIDIKAN BANDUNG BARAT STRUKTUR ORGANISASI BIDANG BINA PTK HASANUDIN, S.Pd., MM. Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Drs. M. MA MUN HIDAYAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan pihak
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian
Lebih terperinci