BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Responden yang menjadi sampel dari penelitian ini di kelompokkan dalam dua kategori yaitu responden dari SD Negeri Poncoruso sebagai SD Inti dan SD Imbas. Setelah dilakukan klasifikasi dan di interpretasi berdasarkan nilai indikator yang diperoleh hasil bahwa sampel yang diambil berjumlah 46 Responden terdiri dari 11 responden berasal dari SD Inti dan 35 dari SD Imbas. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini telah terangkum dalam 4 kategori dan 1 tidak memberikan keterangan pendidikan. Kategori tersebut adalah SMA/SPG, D-2. S-1 dan S-2. Dari keseluruhan responden 56% lebih telah mengeyam pendidikan S-1 dan 2,17% berpendidikan S-2. Namun yang sangat disayangkan ada sekitar 4,35% tidak mencantumkan tingkat pendidikan mereka. No 1 Tabel 4. 1 Pendidikan Guru di KKG SD Gugus Pendidikan Maruto INTI IMBAS Total N % N % N % SMA/SPG D

2 3 S S Jumlah Sumber: Data Primer diolah, 2012 Selanjutnya jika dilihat dari masing-masing SD, SD inti rata-rata berpendidikan S-1 yaitu sebesar 73% dan sisanya berpendidikan D-2. Sedangkan pada SD imbas rata-rata berpendidikan S-1 sebesar 57,14%. Pada SD imbas ini juga ada yang berpendidikan S-2 yaitu 2,86%, namun juga ada yang berpendidikan SMA/SPG sebesar 8,70%. Dengan gambaran ini SD imbas mempunyai variasi tingkat pendidikan yang lebih beragam. Kondisi ini bisa menjadi kendala tetapi juga bisa menjadi pemicu untuk mengembangkan diri. Dalam sebuah kepemimpinan keberagaman ini bisa dijadikan pemicu untuk mengangkat kemampuan anggotanya. Jabatan responden yang berhasil dirangkum dan di klasifikasikan terdiri dari 6 klasifikasi dan 1 jawaban kosong. Jabatan tersebut terdiri dari Kepala Sekolah, Guru Kelas, Guru Mapel/Agama, Guru, Wiyata Bhakti dan Penjaga. Kepemimpinan ini ternyata tidak hanya melingkupi guru (pengajar) dalam sekolahan tetapi ada bawahan lainnya seperti penjaga sekolah dan tenaga wiyata bhakti. 32

3 Tabel 4. 2 Jabatan Guru di KKG Gugus Maruto No Jabatan INTI IMBAS Total N % N % N % 1 Kep. Sekolah Guru Kelas Guru Mapel Guru Wiyata Bhakti Penjaga Blank Jumlah Sumber: Data Primer diolah, 2012 Sebagaimana ditampilkan dalam tabel 4.2, responden yang terbesar memangku jabatan sebagai guru kelas sekitar 45% kemudian diikuti oleh guru mapel dan guru yang prosentasenya sama yaitu 17,39%. Beberapa jabatan responden memiliki prosentase yang kecil dan kebetulan sama yaitu Kepala Sekolah, Wiyata Bhakti dan Penjaga yaitu 2,17% Analisis Data Berdasarkan pendapat Bass dan Aviola dalam Aan (2005), maka kepemimpinan transformasional dapat dipilah kedalam empat dimensi yaitu; karisma, motivasi, kinerja dan simpati. Seorang kepala sekolah yang telah menerapkan kepemimpinan transformasional akan cenderung memenuhi aspekaspek di atas. 33

4 Aspek Kharisma Kharisma sebagai sebuah proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi para pengikut hingga menimbulkan impuls-impuls emosi yang kuat dalam diri pribadi pengikut, hingga pengikut dengan sukarela mengikuti perintah, arahan dan gagasan pemimpinnya. Di SD Gugus Maruto yang terdiri dari SD Inti dan SD Imbas dalam menerima sebuah kepemimpinan mempunyai gambaran yang berbeda. Aspek kharisma mempunyai peran penting dalam pembentukan watak dari para pengikutnya, dalam aspek Kharisma memiliki beberapa indikator diantaranya rasa percaya diri, pendirian yang kuat, kompeten-si, dan perilaku yang baik kepada bawahan. Indikator kharisma ini yang dipergunakan dalam penyusunan instrumen (kuesioner). Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari questioner tersebut diperoleh gambaran aspek kharisma di SD Gugus Maruto baik di SD inti maupun di SD Imbas, gambaran tersebut disajikan dalam bentuk tabel 4.3. berikut : Tabel 4. 3 Indikator Aspek Kharisma dalam Kepemimpinan SD Inti SD Imbas N Indikator Aspek Rataratrata Rata- O Kharisma Sd Sd 1 Memiliki rasa percaya diri 2 Memiliki pendirian yangg kuat 3 Memiliki Kompetensi

5 4 Memberikan contoh perilaku baik kepada bawahan Rata-rata Total Rata-rata 3.46 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Dari tabel diatas secara keseluruhan baik SD Inti maupun Imbas nampak bahwa aspek kharisma dalam kepemimpinan transformasional mempunyai nilai ratarata Hal ini berarti bahwa seluruh responden menganggap kepala sekolahnya telah menerapkan aspek kharisma dalam kepemimpinan tranformasional dengan sangat baik. Selanjutnya jika dilihat pada masing-masing kelompok sampel (SD Inti dan SD Imbas) di SD Inti rata-ratanya 3,57. Hal ini mengandung arti bahwa dari keseluruhan indikator, para responden menyatakan aspek kharisma dalam kepemimpinan adalah baik, indikator yang memberikan sumbangan terbesar pada rata-rata kelompok sampel ini adalah rasa percaya diri, memberikan skor sangat baik. Sedangkan yang memberi skor terkecil adalah pendirian yang kuat dengan rerata Untuk SD Imbas ternyata memiliki rerata indikator sangat baik yaitu Hasil yidak jauh berbeda dengan SD Inti. jika diperhatikan lebih dalam ternyata contoh kepada bawahan yang memberikan sumbangan terbesar (3.57). Nilai ini bisa artikan bahwa sampel dalam memahami aspek kharisma lebih mengedepankan pada contoh dari pimpinannya. 35

6 Sedangkan yang memberikan sumbangan terkecil dalam indikator ini di SD Imbas adalah pendirian yang kuat. Pengertian ini diartikan bahwa pimpinan lebih mengedepankan pada musyawarah tidak pada pendirian (pemikiran) pimpinan semata Aspek Motivasi Aspek motivasi, motivasi merupakan hal yang menjadi dasar penggerak dari kemauan para pengikut untuk melaksanakan atau melakukan suatu tindakan guna mencari tingkat yang lebih tinggi dari kinerja dalam nama misi sekolah, dalam sebuah kepemimpinan transformasional motivasi berusaha mengembangkan orang lain dengan bekerja untuk memahami motivasi intrinsik dan berfokus pada perspektif jangka panjang dan mencapai kepuasan yang lebih. Aspek motivasi antara SD Inti dan Imbas Gugus Maruto memiliki perbedaan, dimana peran kepala sekolah di masing-masing sekolah sangat berpengaruh terhadap penerapan dan pencapaian aspek ini. Komitmen kepala sekolah untuk memberikan apresiasi, dorongan, dan penghargaan bagi guru cukup bervariatif baik dari pendekatan dan bentuknya. Komitmen kepala sekolah SD Inti nampak kesungguhan untuk memotivasi guru, namun di SD Imbas Gugus Maruto masih nampak perbedaan dengan kadar tertentu. Hasil pengukuran aspek motivasi menunjukkan bahwa aspek di SD Imbas menghasilkan rerata

7 yang artinya aspek ini masuk kategori baik. Sedangkan di SD Inti hasilnya lebih baik dari pada di SD Imbas yaitu Rata-rata dari kedua sampel 3.24 dengan rata-rata ini rerata aspek ini di SD Imbas baik dari rata-rata sampel. NO Tabel 4. 4 Indikator Aspek Motivasi dalam Kepemimpinan Indikator Aspek Motivasi 1 Menyediakan tantangan bagi staf 2 Memperhatikan makna pekerjaan bagi staf 3 Berdisiplin dalam berkinerja 4 Memberikan penghargaan bagi staf berkinerja baik 5 Gambaran tujuan yang telah di capai sekolah 6 Memberikan motivasi untuk membangkitkan antusiasme & optimisme para guru SD Inti SD Imbas Ratarata Sd Ratarata Sd Rata-rata Total rata-rata 3.24 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Dari gambaran data dalam tabel 4.4 menunjukkan bahwa indikator tantangan bagi staff, makna pekerjaan dan penghargaan mempunyai nilai di bawah rata-rata indikator motivasi yang bisa di kelompokkan masuk dalam kategori baik. Dalam aspek motivasi ini yang mempunyai skor tertinggi adalah disiplin yang diikuti gambaram tujuan 37

8 yang akan dicapai. Disiplin ini memang bisa dimaklumi karena akan nampak dalam keseharian sedangkan tujuan selalu diuraikan kepada staff untuk mencapai target tujuan sekolah. Indikator disipilin ini juga yang memberikan sumbangan rerata terbesar dalam kelompok SD Imbas (3.57) dan hal ini sama dengan yang diperoleh dalam olah data di SD Inti. Selanjutnya yang memberikan sumbangan terkecil dalam rerata ini adalah indikator tantangan bagi staff (Inti 2.91 dan Imbas 2.77), tantang di dalam kedua kelompok sampel ini memiliki nilai terkecil dari semua indikator dalam aspek motivasi Aspek Kinerja Aspek selanjutnya adalah aspek kinerja, aspek ini dapat dijabarkan dalam beberapa indikator yaitu: mendorong peningkatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas kinerja, mempraktikkan inovasi-inovasi yang berdasar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, membagi tugas kelembagaan secara profesional dan proporsional, monitoring/pengawasan terhadap kinerja mengajar guru, bimbingan terhadap guru, penilaian terhadap kinerja mengajar guru, menggali ide-ide dan solusi kreatif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, meningkatkan ilmu pengetahuan staf melalui pendidikan atau pelatihan dan mendorong staf untuk mempraktikan pendekatan baru dari hasil pendidikan, latihan, atau lainnya. 38

9 Tabel 4.5 menunjukan bahwa aspek kinerja mempunyai rata-rata 3.14 (Inti 3.09 dan 3.18 Imbas) hal ini mengandung arti bahwa menurut responden aspek ini masuk kriteria baik. Indikator tertinggi dalam aspek ini adalah indikator peningkatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas kinerja (3.55 di kelompok sampel Inti dan 3.29 di kelompok SD Imbas) dan yang terkecil pada indikator menggali ideide dan solusi kreatif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional (skor 2.73) dan mendorong staff untuk mempraktikan pendekatan baru di kelompok sampel SD Imbas (3.00). Selain itu hampir seluruh indikator mempunyai Sd yang besar kecuali indikator meningkatkan ilmu pengetahuan staf melalui pendidikan atau pelatihan (0.33) di kelompok sampel SD Inti. Dengan gambaran ini aspek kinerja dalam sebuah transformasi kepimpinan di SD inti ini tergolong kategori baik. No Tabel 4. 5 Indikator Aspek Kinerja dalam Kepemimpinan Indikator Aspek SD Inti SD Imbas Kinerja Sd Sd 1 Mendorong peningkatkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas kinerja 2 Mempraktikkan inovasi-inovasi yang berdasar pada perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi Rata- Rata Rata- Rata

10 3 Membagi tugas kelembagaan secara profesional dan proporsional Monitoring/ pengawasan terhadap kinerja mengajar guru Bimbingan terhadap guru 6 Penilaian terhadap kinerja me-ngajar guru Menggali ide-ide dan solusi kreatif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional Meningkatkan ilmu pengetahuan staf melalui pendidikan atau pelatihan Mendorong staf unt mempraktekkan pendekatan baru dari hasil pendidikan, latihan, atau lainnya Rata-rata Total Rata-rata 3.14 Sumber: Data Primer diolah, Aspek Simpati Pada aspek simpati, dengan beberapa indikator yaitu: memperhatikan kebutuhan guru untuk kelancaran bekerja, memperhatikan keluhan dari guru, memperhatikan ide/gagasan dari guru, dan memperhatikan harapan dan masukan dari guru. Indikator ini ternyata semuanya memberi skor dibawah 3 (kategori baik) dengan simpangan yang besar. Dari gambaran data pada tabel 4.6 memperjelas aspek 40

11 simpati biasa saja (tidak terlalu kuat) sebagai indikator transformasi kepemimpinan. Dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan lebih mengarah pada kurang simpatinya sikap pimpinan (kepala sekolah) terhadap harapan, keluhan dan kebutuhan guru yang di sampaikan kepada pimpinan. Dengan jawaban yang ada berarti guru tidak begitu memberikan apresiasi terhadap aspek simpati dari kepala sekolah SD Inti, hal ini terlihat dari nilai rerata 2.87 (hanya pada kategori baik ). No Tabel 4. 6 Indikator Aspek Simpati dalam Kepemimpinan Indikator Aspek Simpati 1 Memperhatikan kebutuhan guru untuk kelancaran bekerja 2 Memperhatikan keluhan dari guru 3 Memperhatikan ide/gagasan dari guru 4 Memperhatikan harapan dan SD Inti Ratarata Sd SD Imbas Rata- Sd Rata masukan dari guru Rata-rata Total Rata-rata 3.07 Sumber: Data Primer diolah, 2012 Sedangkan indikator dalam aspek-aspek simpati pada SD Imbas adalah total rata-rata berarti bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala 41

12 sekolah SD Imbas dari aspek simpati dikategorikan sangat baik. Dengan hasil ini memberikan gambaran yang menarik, Pada SD Inti rerata di bawah 2.87 sedangkan di SD Imbas di atas rerata 3.27 sampel. Jika dilihat pada masing-masing indikator menjelaskan bahwa kebutuhan guru untuk kelancaran bekerja di SD Inti kurang mendapat perhatian sedangkan dalam meningkatkan kemampuan di SD Imbas kebutuhan tersebut bisa dikatakan lebih dari SD Inti. Sedangkan dalam hal abstraksi seperti (keluhan, ide dan harapan) di SD Inti juga lebih rendah dari rerata sampel sedangkan di SD Imbas semua indikator tersebut terjadi sebaliknya yaitu lebih tinggi dari rerata sampel. Atas hasil ini di SD Imbas memberikan harapan yang besar atas kepemimpinan yang ada di mereka. Secara keseluruhan dari total penilaian tipe kepemimpinan transformasional di SD Inti dan SD Imbas (tabel 4.7) menunjukkan bahwa kepala sekolah SD inti dalam menerapkan kepempinan transformasional masuk kategori baik (rata-rata nilainya 3,22). Sementara dua dari lima SD Imbas penerapannya lebih baik dibandingkan dengan SD Inti karena sudah masuk kategori sangat baik yaitu SD Harjosari 2 dan SD Samban 2. 42

13 Tabel 4. 7 Total Penilaian Tipe kepemimpinan Transformasional di SD Inti dan SD Aspek SD Inti SD Poncoruso SD Harjosari 2 Imbas SD Kanisius Harjosari SD Imbas SD Samban 1 SD Samban 2 SD Doplang 02 Kharisma 3,57 3,88 3,17 2,97 3,54 3,18 Motivasi 3,35 3,46 3,07 2,39 3,95 3,18 Kinerja 3,11 3,24 3,35 2,53 3,87 3,11 Simpati 2,86 3,72 3,42 2,66 3,83 2,86 Rata-rata 3,22 3,57 3,25 2,64 3,80 3,08 Kategori Baik Sangat baik baik baik Sangat baik baik 43

14 4.3. Pembahasan Kepemimpinan merupakan fenomena yang kompleks dan situasional, menurut Gerdner (1988), kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan dapat dikategorikan kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan serta ditetapkan dengan jelas peran dan tugas-tugasnya. Dengan penekanan pada goals atas dasar penyelesaian tugas. Esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangannya inovasi dan kreativitas. Dari hasil penilaian terhadap tipe kepemimpinan transformasional di SD Inti dan SD Imbas meliputi variabel kharisma, motivasi, kinerja dan simpati, menunjukkan dari 6 SD yang terdiri dari 1 SD Inti dan 5 SD Imbas, hanya SD Samban 1 belum optimal 44

15 menerapkan tipe kepemimpinan transformasional. Sedangkan sebagian besar telah menerapkan tipe kepemimpinan transformasional dengan rata-rata skor cukup tinggi dengan skor terendah 3,08 dan tertinggi 3,80. Jika diperhatikan pada tabel 4.7. bahwa, skor tertinggi pada aspek kharisma ada pada SD Harjosari 2 sebagai SD Imbas, sedangkan SD Inti masuk dalam urutan ke dua, kemudian diikuti oleh SD Samban 2. Ketiga sekolah tersebut masuk dalam kategori sangat baik dalam penerapan aspek kharisma. Sedangkan 3 sekolah lainnya masuk dalam kategori baik. Penerapan aspek kharisma yang kurang baik berada pada SD Samban 1. Secara umum dapat ditarik kesimpulan, kepemimpinan kepala sekolah di ke enam SD tersebut mampu menghasilkan rasa hormat, percaya diri, pada guru, dan karyawan sekolah. Selain itu, kepala sekolah berbagi resiko dan mendahulukan kepentingan staf di atas kepentingan pribadi. Pada aspek ini menunjukkan bahwa SD Harjosari 2 secara kompetitif berada di peringkat tertinggi dibandingkan dengan SD Poncoruso (SD Inti), sedangkan kepala sekolah di SD Samban 1 belum sepenuhnya menerapkan aspek kharisma ini. Persoalan utama yang dihadapi jika dilihat dari indikator penilaian dari aspek ini adalah kepala sekolah belum mampu untuk menghasilkan rasa percaya diri dan hormat dari guru dan karyawan sekolah. Dari hasil wawancara dengan beberapa guru, hal tersebut di atas disebabkan beberapa perilaku kepala sekolah yang 45

16 jarang sekali berada di tempat/kantor. Sehingga guru tidak dapat melakukan koordinasi dan konsultasi terkait dengan tugas dan jabatan mereka. Di samping itu, pembinaan dan memberikan dorongan kepada staf tidak pernah dilakukan oleh kepala sekolah. Berbeda dengan aspek kharisma, pada aspek motivasi, skor tertinggi diperoleh oleh SD Samban 2 yang merupakan SD Imbas. Diikuti oleh SD Harjosari 2 dan SD Inti yang masuk dalam kategori sangat baik. Dua SD Imbas lainnya masuk dalam kategori baik, dan satu SD (SD Samban 1) masuk dalam kategori kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner terhadap para guru di SD Samban 1, menunjukkan kepala sekolah SD Samban 1 belum menunjukkan dan mampu untuk memotivasi para guru maupun staf non akademik serta mendorong optimisme para guru untuk meningkatkan kinerja. Sasaran sekolah belum menjadi acuan pencapaian keberhasilan program sekolah. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan beberapa guru SD Samban 1 terkait aspek ini ditemukan bahwa, dalam satu tahun, rapat koordinasi antara kepala sekolah dan guru beserta tenaga kependidikan yang lain hanya diselenggarakan 2 kali. Kondisi ini secara jelas berdampak bahwa guru dan tenaga kependidikan di SD Samban 1 tidak memiliki gambaran tujuan yang akan dicapai oleh sekolah. Koordinasi kerja tidak berjalan optimal antara kepala sekolah dan guru. 46

17 Jelas bahwa dengan tipe kepemimpinan saat ini kepala sekolah SD Samban 1 belum menerapkan model transformasional. Agar kepala sekolah dapat mencapai dan dapat menerapkan model kepemimpinan ini membutuhkan tindakan motivasi bawahannya agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu (Bass, 1985 dalam Harsiwi 2003). Kepala sekolah seharusnya mampu mentransformasi dan memotivasi guru untuk sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan, dengan demikian maka usaha yang perlu dilakukan adalah perubahan pemikiran bahwa kepentingan sekolah menjadi prioritas utama dibandingkan kepentingan diri sendiri (Bass, 1985). Sama halnya dengan aspek motivasi, pada aspek kinerja menunjukkan SD Samban 2 memiliki nilai sangat baik, disusul kemudian SD Kanisius dan Harjosari 2 yang memiliki selisih 0,11 poin dari nilai 3,35. Sedangkan SD Inti dan SD Doplang 02 memiliki skor yang sama masuk dalam urutan ke empat dengan kategori baik. Pada aspek ini, SD Samban 1 masih berada di kategori kurang baik. Tipe kepemimpinan transformasional kepala sekolah SD Samban 1 pada aspek kinerja ini menunjukkan skor yang rendah. Faktor penyebab rendahnya skor SD Samban 1 adalah, bahwa penghargaan terhadap guru tidak pernah di dapatkan, semisal ketika seorang guru berhasil membimbing murid untuk mencapai prestasi tinggi, berdasarkan janji dari kepala sekolah akan 47

18 memberikan penghargaan bagi guru dan murid tersebut. Namun pada kenyataannya hanya siswa berprestasi itu saja yang mendapatkan penghargaan. Faktor penyumbang lain adalah untuk mendorong peningkatan ilmu pengetahuan guru dalam rangka peningkatan kualitas kinerja, Kepala Sekolah tidak pernah mengutus guru untuk mengikuti berbagai pelatihan atau acara sejenis yang mendukung penambahan ilmu pengetahuan guru. Selain itu, ketika membagi tugas kelembagaan, kepala sekolah hanya memberikan kepada segelintir guru yang disenangi olehnya, sehingga menimbulkan Gap (jurang pemisah) antar guru dan kepala sekolah, serta guru dan guru. Kejadian konkrit ketika pemilihan pengelola Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tidak disosialisasikan kepada seluruh guru, namun langsung menunjuk beberapa orang guru untuk duduk dalam kepengurusan tersebut. Esensi dari kepemimpinan transformasional adalah sharing of power dengan melibatkan bawahannya (Harris & Townsend, 2007). Persoalan lain yang dihadapi oleh guru adalah Laporan Pertanggungjawaban Jabatan Tahunan tidak pernah dibagikan, dan disosialisasikan secara terbuka kepada seluruh Guru dan tenaga kependidikan lainnya. Sehingga guru tidak dapat melihat dan mengukur capaian kinerja sekolah secara menyeluruh. Rendahnya inisiatif dan tingkat pro aktif Kepala Sekolah menyebabkan distribusi informasi terkait 48

19 dengan sekolah seringkali tidak terdistribusikan dengan baik kepada guru. Semisal untuk try out ujian akhir,kepala sekolah tidak menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tersebut, sehingga guru SD Samban 1 seringkali berinisiatif mencari informasi ke SD lainnya. Yukl (1998) menyimpulkan esensi kepemimpinan transformasional adalah memberdayakan para pengikutnya untuk berkinerja secara efektif dengan membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru, mengembangkan keterampilan dan kepercayaan mereka, menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangannya inovasi dan kreativitas. Pada aspek simpati, posisi terendah masih pada SD Samban 1, sedangkan SD Samban 2, SD Harjosari 2, dan SD Kanisius yang merupakan SD Imbas menduduki peringkat tertinggi dan masuk dalam kategori baik. Sedangkan SD Poncoruso dan SD Doplang 02 memiliki skor yang sama masuk dalam kategori baik pula. Dari rangkaian skor ini menunjukkan bahwa kepala sekolah di SD Samban 1 belum memiliki aspek simpati dengan yaitu memperhatikan keluhan dan kebutuhan dari guru. Pernyataan ini didukung oleh hasil wawancara dengan beberapa guru SD Samban 1 yang memberiken jawaban bahwa kepala sekolah tidak pernah menginformasikan dan memperhatikan kenaikan pangkat atau golongan guru sesuai dengan prestasi dan masa kerja. Demikian halnya dengan masukan ide atau 49

20 gagasan dari guru terkait pengembangan sekolah tidak pernah diakomodasi, hanya guru tertentu saja (yang disukai) yang dapat diterima idenya. Berdasarkan konseptual dari kepemimpinan transformasional (Rene van Eeden, dkk, 2008) salah satu dimensi penting adalah konsiderasi individu, yang menggambarkan bahwa seorang pemimpin mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan dari bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan bahwa dalam pengembangan karir. Dengan demikian, seharusnya Kepala Sekolah SD Samban 1 menerapkan dimensi ini. Jika dilihat dari total skor (Tabel 4.7) tipe kepemimpinan transformasional di SD Gugus Maruto, maka nampak bahwa 3 SD Imbas (SD Samban 2, SD Harjosari 2, dan SD Kanisius) telah menerapkan tipe kepemimpinan transformasional dengan kategori sangat baik, sedangkan satu SD Imbas (SD Doplang 02) dengan kategori baik, dan SD Inti berada pada posisi keempat dengan kategori sangat baik. Sedangkan ada satu SD Imbas (SD Samban 1) yang masuk dalam kategori baik. Dari hasil ini menunjukkan, SD imbas yang selama ini menjadi SD binaan dari SD inti mengalami peningkatan yang signifikan terkait tipe kepemimpinan kepala sekolah ke arah transformasional. Hanya satu SD Imbas saja yang belum secara optimal menerapkan tipe kepemimpinan transformasional. 50

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung atapun mengukur, kaantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Bahwa Kepemimpinan Transformasional yang berlangsung pada. Kepala Madrasah menjadi pemimpin yang kharismatik.

BAB V PENUTUP. a. Bahwa Kepemimpinan Transformasional yang berlangsung pada. Kepala Madrasah menjadi pemimpin yang kharismatik. 128 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarhan hasil peneltian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah pada MAN di Amuntai Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang 133 BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 6. 1 Kesimpulan Kepemimpinan merupakan hubungan antara pemimpin dengan bawahannya yang mempunyai tujuan yang sama dalam mencapai perubahan yang sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja guru menjadi bagian kunci kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan proses belajar mengajar tidak dapat terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan menjelaskan organisasi adalah kumpulan orang, proses pembagian

Lebih terperinci

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden karyawan tetap pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pendidikan senantiasa menjadi bagian yang strategis dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolah berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil

BAB I PENDAHULUAN. Sebab tanpa memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas, mustahil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan aset masa depan bangsa, yang senantiasa harus dijadikan prioritas utama dalam menuju citacitanya. Sebab tanpa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat sekarang, apapun bentuk usaha atau organisasi akan mengalami persaingan. Untuk bersaing di lingkungan perusahaan yang ketat, perusahaan harus memiliki sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin tinggi dan ketat sudah menjadi bagian dari kehidupan kita, begitu juga dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menguji pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Gambaran Umum Perusahaan CV Suburi Putra Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dan pemasangan baja ringan. Perusahaan tersebut berdiri tahun 2. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada hakekatnya adalah seorang pemimpin dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak. Manusia sebagai pemimpin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana,

BAB 1 PENDAHULUAN. muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah khalifah yang menjadi penguasa dan pengelola di muka bumi, manusia juga merupakan makhluk yang penuh dengan rencana, namun sebagai seorang manusia tentu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian akhir tesis ini akan diuraikan secara berturut-turut mengenai: 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen pegawai merupakan kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta budaya kerja yang dianut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan salah satu sumber daya penggerak, pengguna dan pemberi manfaat bagi sumber daya lainnya, memberi kontribusi besar dalam keberhasilan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi empat badan peradilan memiliki peranan yang penting di masyarakat. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mampu menghasilkan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton. tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mampu menghasilkan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton. tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sekolah adalah salah satu dari tripusat pendidikan yang dituntut untuk mampu menghasilkan output yang unggul. Mengutip pendapat Gorton tentang sekolah,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing

Lebih terperinci

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif PEMBAHASAN 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena

BAB I. Pendahuluan. penggerak yang mendorong perubahan organisasi. dikaji dan diteleti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri. Maka dari itu, organisasi

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu pimpinan dan seluruh pegawai dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Deli Serdang berkomitmen

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Kepemimpinan transaksional berpengaruh positif namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka pada bab V ini dapat penulis kemukakan beberapa kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Persepsi tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses peningkatan sumber daya manusia, agar diperoleh manusia yang. bangsa dan negara saat ini dan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. proses peningkatan sumber daya manusia, agar diperoleh manusia yang. bangsa dan negara saat ini dan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari sektor pendidikan. Pendidikan adalah sarana strategis pembangunan nasional melalui usaha dan proses

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh 122 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Simpulan Deskriptif Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh simpulan deskriptif yang menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya 122 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Pulau Umang Resort & Spa maka

Lebih terperinci

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA KUESIONER PENELITIAN PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang akan anda jawab. Sebelum anda menjawab, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan yaitu : 1. Isilah identitas anda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang akan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik paparan secara deskriptif maupun pengujian hipotesis yang telah ditetapkan pada hubungan antara iklim organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan perusahaan terus bertambah, sehingga persaingan antar perusahaan tidak dapat dihindari. Melihat iklim persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling sering diamati namun merupakan fenomena yang sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan transformasional ialah kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya tantangan yang dihadapi oleh organisasi sekarang menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang harus dihadapi oleh organisasi, kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan karyawan, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. justru karena kepuasan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. justru karena kepuasan kerja dipandang dapat mempengaruhi jalannya organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kepuasan kerja karyawan merupakan salah satu topik yang senantiasa menarik dan dianggap penting, baik oleh ilmuwan maupun praktisi, justru karena kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidik merupakan tenaga profesional sesuai dengan bidangnya, hal ini sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, kegunaan penelitian, model penelitian, waktu penelitian, serta sistematika penulisan laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hasil penelitian implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah dalam pembentukan guru berkarakter (Studi Kasus di MTs Negeri Kotaagung)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya)

SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP : (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) SKALA: Kinerja Kepala Sekolah (diisi oleh Guru) Nama SMP :. (Bapak/ Ibu tidak perlu mencantumkan identitasnya) Petunjuk : Angket ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kinerja kepala sekolah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian 1. Konsep kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas pembangunan manusia pada suatu negara. Sesuai amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Kompetensi sumber daya manusia yang baik pasti memerlukan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan pada organisasi seperti perusahaan bisnis semakin ketat dalam era globalisasi pada saat ini. Hal tersebut memicu organisasi untuk dapat merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,

Lebih terperinci

Pendetakan tradisional

Pendetakan tradisional teori dasar KEPEMIMPINAN BISNIS TEORI CIRI Pendetakan tradisional fisik: tinggi, besar, daya tarik, ketahanan tubuh, dll. sosiologis: ketegasan, kebijaksanaan, status, kepercayaan pada orang, dll. kepribadian:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Sebuah organisasi membutuhkan seorang pemimpin untuk mengordinasi semua kegiatan agar tujuan dari organisasi itu bisa tercapai. Pemimpin ibarat kepala dari tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sanggup bertahan dan terus berkembang. Untuk mendukung perubahan organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya suatu organisasi dan kelangsungan suatu perusahaan. Peran pemimpin dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah suatu hal yang fundamental di dalam suatu organisasi. Kepemimipinan dilaksanakan untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi pengikutnya (Bass & Avolio,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan era globalisasi dimana pertumbuhan perusahaan semakin cepat dan semakin maju dalam persaingan bisnis, sehingga perusahaan harus bersikap lebih

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN DATA PENULIS Nama : Natalia Decyanti Alamat : Jln. Terusan Elang VIII no. 5 - Bandung No. Telp / HP : (022) 6018565 Email : axl@bdg.centrin.net.id Pendidikan : 1988 1994 SD Maria Bintang Laut, Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah. BAB V KESIMPULAN, ILPIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil perhitungan pada Bab IV penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Kepemimpinan kepala sekolah harus didukung oleh nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor eksternal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor eksternal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, perusahaan mengalami banyak kendala untuk mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor eksternal atau

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu kesatuan kompleks yang berusaha mengalokasi sumber daya manusia secara penuh demi tercapainya suatu tujuan. Apabila suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dari kemajuan suatu zaman yaitu kemampuan sumber daya manusia yang kompetitif, pada masa seperti sekarang ini dimana semakin hilangnya batasan batasan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH SD INTI DAN SD IMBAS GUGUS MARUTO KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH SD INTI DAN SD IMBAS GUGUS MARUTO KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH SD INTI DAN SD IMBAS GUGUS MARUTO KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mendapatkan Derajat Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan yang kompetitif saat ini, organisasi berkembang secara global dan menghadapi banyak tantangan untuk memenuhi mereka mengejar tujuan dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum tentang UD. Ria Jaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum tentang UD. Ria Jaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum tentang UD. Ria Jaya a. Sejarah UD. Ria Jaya adalah toko yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sandang, pangan, dan papan yang sering dikaitkan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. sandang, pangan, dan papan yang sering dikaitkan sebagai salah satu bagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan, dan papan yang sering dikaitkan sebagai salah satu bagian dari hak asasi

Lebih terperinci