BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perubahan agar organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan efektif

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perubahan agar organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan efektif"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas individual dan organisasional diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan agar organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan efektif (Woodman, Sawyer, & Griffin, 1993). Dengan kata lain, kreativitas menjadi salah satu hal penting untuk kelangsungan hidup organisasi dan kesejahteraan karyawan (Baas, de Dreu & Nijstad, 2008). Sejalan dengan hal itu, penelitian mengenai kreativitas karyawan mendapat perhatian yang meningkat (Zhou, 2003). Beberapa peneliti meyakini terdapat faktor-faktor kontekstual dalam organisasi yang memengaruhi tingkat kreativitas karyawan (Amabile, 1979; Woodman, Sawyer, & Griffin, 1993; Oldham & Cummings, 1996; Zhou, 2003; Zhang & Bartol, 2010). Faktor-faktor kontekstual yang dapat memengaruhi kreativitas antara lain adalah kompleksitas pekerjaan, hubungan dengan penyelia, hubungan dengan rekan kerja, penghargaan, evaluasi, batas waktu dan tujuan serta konfigurasi spasial pengaturan kerja (Shalley, Zhou & Oldham, 2004). Sewell dan Barker (2006) juga menambahkan bahwa, pengawasan merupakan salah satu faktor kontekstual dalam organisasi yang dapat memengaruhi kreativitas. Dalam faktor kontekstual berupa hubungan dengan penyelia disebutkan bahwa, penyelia yang memiliki sifat yang mengontrol dan mengawasi dapat melemahkan kreativitas. Beberapa penelitian mengenai hal tersebut menunjukkan

2 hasil yang negatif signifikan namun lemah (Hirst, Knippenberg, Chen & Sacramento, 2011; Zhou, 2003). Demikian pula dengan faktor kontekstual berupa kompleksitas pekerjaan yang erat kaitannya dengan rutinisasi juga memiliki hubungan yang signifikan namun masih lemah (Ford & Gioia, 2000; Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006). Oleh karena itu, penelitian ini berpusat pada faktor kontekstual pembentuk kreativitas yang berupa pengawasan ketat penyelia dan rutinisasi Organisasi dan unit organisasional menanamkan praktik regulasi, perintah dan kontrol untuk memastikan konsistensi, efisiensi dan kontrol itu sendiri padahal bentuk birokrasi semacam itu dapat menahan kreativitas karyawan (Hirst, Knippenberg, Chen & Sacramento, 2011). Perusahaan pada awalnya mendesain pengawasan untuk menjaga ketertiban dan keteraturan (Alder, 1998) namun, pengembangan ini berpotensi menjadi pedang bermata dua: pengawasan intensif dapat melindungi karyawan dari tindakan yang mengganggu atau menyimpang dari orang lain tetapi secara ekstrim pengawasan tersebut juga dapat meniadakan hak asasi manusia, seperti hak privasi dan harapan untuk menentukan nasib sendiri (Sewell & Barker, 2006; Kidwell & Sprague, 2009). Zhou (2003) menyarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai efek pengawasan khususnya pengawasan ketat penyelia pada kreativitas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, pengawasan dan kreativitas memiliki hubungan yang signifikan negatif namun lemah (Zhou, 2003; Hirst, Knippenberg, Chen & Sacramento, 2011). Zhou (2003) mengatakan hasil penelitiannya masih tidak konsisten karena didapat dari sejumlah kecil sampel organisasi non-laba sehingga 2

3 tidak bisa digeneralisasikan. Sedangkan salah satu hasil penelitian Hirst, Knippenberg, Chen dan Sacramento (2011) memperlihatkan hasil dengan adanya pengawasan berupa birokrasi formal ternyata tidak berhubungan dengan orientasi belajar seseorang yang berkaitan dengan motivasi intrinsik. Hal tersebut bertentangan dengan teori evaluasi kognitif yang menyatakan bahwa, salah satu faktor eksternal yaitu pengawasan dapat melemahkan motivasi intrinsik yang merupakan pembentuk kreativitas. Hirst, Knippenberg, Chen dan Sacramento (2011) juga menambahkan agar penelitian selanjutnya membahas variabel yang mungkin menjadi pemediasi antara pengawasan terhadap kreativitas. Pengawasan dalam taraf tertentu diasumsikan dapat menyebabkan stres (Aiello & Kolb, 1995). Ford (1996) dalam van Dyne, Jehn dan Cummings (2002) menyatakan bahwa, ketika karyawan mengalami stres dan tekanan, mereka mungkin mengabaikan aspek yang lebih menantang dari pekerjaan karena terganggu oleh tujuan lain seperti bagaimana cara mengatasi atau mengurangi stres tersebut. Seseorang tidak hanya harus memiliki keterampilan yang diperlukan, ia juga harus memiliki keyakinan diri dalam kemampuannya untuk melakukan kontrol atas kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Wood & Bandura, 1989). Namun, dengan adanya pengawasan ketat penyelia dapat mengurangi kontrol yang dimiliki karyawan (Zweig & Webster, 2002) karena semua pekerjaannya diatur. Menurut La Fevre, Kolt dan Matheny (2006), seseorang menjadi stres ketika mereka tidak memiliki sumber daya untuk mengatasi peristiwa yang sulit. Sejalan dengan hal tersebut, kehilangan kontrol dapat membuat seseorang menjadi stres (vanyperen & Hagedoorn, 2003). Menurut teori 3

4 sumber daya kognitif, stres merupakan musuh rasionalitas karena sulit untuk berpikir secara logis dan analitis ketika sedang stres. Dengan kata lain, karyawan yang mendapat pengawasan ketat dari penyelianya lebih rentan terkena stres dan mengalami penurunan kreativitas. Selain pengawasan, rutinisasi juga dianggap sebagai salah satu bentuk kontekstual yang dapat memengaruhi kreativitas (Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006). Akan tetapi, penelitian yang menghubungkan rutinisasi dengan kreativitas masih sedikit dilakukan (Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006). Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan antar keduanya signifikan namun lemah (Ford & Gioia, 2000; Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006) sehingga peneliti tertarik untuk menguji hubungan tersebut. Adapun pengertian rutinisasi adalah otomatisitas dalam perilaku (Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006). Ketika suatu tugas sudah dikerjakan berulang kali maka dengan sendirinya pola perilaku atas tugas tersebut akan terbentuk (Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006). Secara garis besar, rutinisasi merupakan hasil psikologis dari tugas yang bersifat berulang dan dapat diprediksi (Perrow, 1970 dalam Ohly, Sonnentag & Pluntke, 2006). Selama ini rutinisasi dianggap sebagai sesuatu yang merusak kreativitas individual (Ford & Gioia, 2000). Pada penelitian ini, rutinisasi lebih ditekankan dalam hal karakteristik pekerjaan. Semakin kaya suatu pekerjaan maka karyawan akan semakin termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik apabila dibandingkan dengan semakin sederhana pekerjaan tersebut (Herzberg, 1966, 1976 dalam Oldham & Cummings, 1996). Jika seorang karyawan hanya terus mengikuti prosedur yang telah ditentukan, motivasi intrinsiknya akan menurun (Oldham & Cummings, 1996). Seorang karyawan yang dibiarkan berinisiatif 4

5 untuk mendesain sendiri pekerjaannya maka ia sudah turut serta dalam proses perubahan (Oldham & Cummings, 1996). Perubahan pada dasarnya bersifat fleksibel. Fleksibilitas menjadi salah satu isu penting dalam pembentukan kreativitas dan karenanya akan sulit bagi seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah hanya dengan memakai rutinitas yang ada (Ford & Gioia, 2000). Jika seorang karyawan mengerjakan suatu pekerjaan bersifat rutin maka ia menjadi tidak siap akan suatu keadaan yang membutuhkan improvisasi pada pekerjaannya. Rutinisasi pun ditengarai dapat menimbulkan stres (Zahavy & Freund, 2007) terlebih pada organisasi yang bersifat mekanistik dan memiliki durasi serta intensitas yang tinggi. Penelitian La Fevre, Kolt, dan Matheny (2006) menyebutkan stres berpengaruh terhadap kreativitas. Seorang karyawan yang terus melakukan rutinisasi pada desain pekerjaannya tidak akan dapat mengembangkan kemampuannya (Oldham & Cummings, 1996). Bukan tidak mungkin hal tersebut akan menimbulkan inefisiensi serta redundansi pada pekerjaan sehingga akan membuat karyawan tersebut frustasi dan stres. Salah satu teori yang mendukung bahwa stres dapat menjelaskan bagaimana kreativitas seorang karyawan dapat menurun dengan adanya rutinisasi adalah teori sumber daya kognitif yang menyebutkan stres secara negatif memengaruhi suatu situasi dan kondisi. Secara umum, pengawasan ketat penyelia dan rutinisasi dapat menurunkan kreativitas di tempat kerja apabila karyawan mengalami stres. Stres pada tingkatan tertentu dapat menambah kreativitas karena karyawan dipaksa untuk mengoptimalkan solusi dalam menyelesaikan pekerjaannya (Vorsburg, 1998 dalam Madjar, Oldham & Pratt, 2002). Akan tetapi, hal tersebut lambat laun akan 5

6 menurunkan performansi akibat kelelahan ketika stres melewati titik maksimalnya (van Yperen & Hagedoorn, 2003) sehingga sulit untuk dapat berpikir jernih dan menemukan solusi serta ide-ide baru. Penjelasan untuk menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen terkadang membutuhkan variabel pemediasi. Variabel pemediasi sering berupa variabel psikologikal (Baron & Kenny, 1986) dan dalam penelitian ini peneliti memilih variabel pemediasi berupa stres karena kedua variabel independen merupakan penyebab stres (Aiello & Kolb, 1995; Wickramasinghe, 2010). Selain itu, pengawasan dan rutinisasi berkaitan dengan motivasi intrinsik sebagai pembentuk kreativitas (Deci & Ryan dalam Shalley, Zhou & Oldham, 2004; Schaufeli, Bakker & van Rhenan, 2009) dan stres itu sendiri dapat semakin melemahkan motivasi intrinsik (Lepine, Podsakoff & Lepine, 2005). Motivasi intrinsik menjadi salah satu pembentuk kreativitas (Weisberg, 2006) dan merupakan salah satu karakteristik personal yang dapat digambarkan melalui perilaku (Lepine, Podsakoff & Lepine, 2005). Dengan adanya stres maka stabilitas motivasi intrinsik tersebut akan diuji karena ia begitu responsif terhadap kondisi (Lepine, Podsakoff & Lepine, 2005). Seseorang cenderung menganggap bahwa tidak akan ada tingkatan upaya yang wajar dalam memenuhi suatu tuntutan sehingga ia akan memiliki motivasi rendah dalam usaha mengatasi tuntutan tersebut dan berefek pada menurunnya motivasi intrinsik (Lepine, Podsakoff & Lepine, 2005). Kreativitas dapat muncul dari saran untuk tambahan dalam prosedur secara radikal dan menjadi sebuah terobosan besar dalam pengembangan produk 6

7 baru (Mumford & Gustafson, 1988 dalam Shalley, Zhou & Oldham, 2004). Setiap perusahaan tentunya membutuhkan terobosan baru agar produknya dapat bersaing dengan produk perusahaan lain. Oleh karena itu, diasumsikan ide-ide kreatif akan dapat dihasilkan oleh karyawan dalam pekerjaan apapun dan pada setiap lapis dalam organisasi (Madjar, Oldham & Pratt, 2002; Shalley, Zhou & Oldham, 2004). Dari penjelasan tersebut, penelitian ini memusatkan untuk meneliti pada bagian pemasaran dan penjualan serta fungsional pada semua perusahaan. Beberapa bagian ini dipilih karena mereka selalu mendapat target sehingga kreativitas sangat diperlukan agar produk mereka laku di pasaran (Zhang & Bartol, 2010). Selain itu, bagian pemasaran, penjualan dan fungsional selalu berinteraksi langsung dengan konsumen sehingga karyawan pada bagian-bagian tersebut lebih mengerti dan memahami keingian konsumen mengenai produk perusahaan. Ringkasan mengenai penelitian terdahulu dan penelitian ini disajikan pada tabel

8 Peneliti Hirst, Knippenberg, Chen dan Sacramento (2011) Zhou (2003) Ford dan Gioia (2000) Tabel 1.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu dan Penelitian yang Dilakukan Variabel Dependen Kreativitas Kreativitas Kreativitas dalam Pembuatan Keputusan Kreativitas Variabel Independen Orientasi Individual (learning, prove & avoid) Pengawasan Ketat Penyelia, Rekan Kerja yang Kreatif & Umpan Balik Penyelia Kepentingan, Perspektif Umum, Tujuan Kreativitas, Kebiasaan dengan Solusi, Kepercayaan, Kebijaksanaan, Rasionalitas, Politik, Fleksibilitas, Ekternalitas dan Umpan Balik Negatif Rutinisasi dan Pengawasan Ketat Penyelia Variabel Pemoderasi/ Pemediasi Konteks Birokrasi (moderasi) Pribadi yang Kreatif (moderasi) - Stres (mediasi) Metode Penelitian Survei Survei Survei Survei Sampel Karyawan Bea Cukai Taiwan Staf dan penyelianya dalam dua unit profesional di universitas Manajer level atas pada perusahaan di Amerika bagian timur Karyawan di bidang penjualan, pemasaran dan fungsional dari berbagai perusahaan Hasil Birokrasi dapat menekan kreativitas Pengawasan penyelia yang rendah dan hadirnya rekan kerja serta umpan balik menambah kreativitas Kebaruan dan nilai dari suatu pilihan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi variabel independen 8

9 B. Rumusan Masalah Teori motivasi menyatakan bahwa, bentuk pengawasan akan menurunkan kreativitas karena melemahkan motivasi intrinsik yang menjadi salah satu faktor pembentuk kreativitas. Begitu pula dengan teori karakteristik pekerjaan yang menjelaskan bahwa, suatu pekerjaan yang rutin akan berpengaruh terhadap bentuk-bentuk ekspresi kreatif yang dapat melemahkan kreativitas. Penelitian yang mengambil tema pengawasan ketat penyelia dengan rutinisasi masih sedikit dilakukan. Beberapa di antaranya pun menunjukkan hubungan pengawasan ketat penyelia serta rutinisasi terhadap kreativitas signifikan namun masih lemah. Padahal secara teoritis, hubungan antar variabel tersebut dikatakan kuat. Pengawasan ketat penyelia dan rutinisasi dapat melemahkan motivasi intrinsik yang merupakan aspek pembentuk kreativitas. Mekanisme ini diperjelas oleh variabel stres. Pengawasan dan rutinisasi merupakan contoh penyebab stres. Stres yang hadir dapat semakin melemahkan motivasi intrinsik dan menghasilkan pengaruh negatif terhadap kreativitas. Karyawan yang mendapat pengawasan ketat dari penyelianya lebih rentan terkena stres. Berdasarkan teori sumber daya kognitif, stres berhubungan negatif dengan kreativitas karena sulit untuk berpikir secara logis dan analitis ketika sedang stres. Begitu pula karyawan yang terus melakukan runtinisasi akan membatasi kesempatannya untuk mengembangkan diri dan kemudian menjadi lebih frustasi lalu mengalami kebosanan dan stres. Oleh karena itu, peneliti memilih variabel pemediasi berupa stres karena 9

10 pengawasan ketat penyelia dan rutinisasi dapat menurunkan kreativitas apabila karyawan tersebut mengalami stres khususnya stres negatif. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengawasan ketat penyelia berpengaruh negatif pada kreativitas karyawan? 2. Apakah rutinisasi berpengaruh negatif terhadap kreativitas karyawan? 3. Apakah stres memediasi pengaruh negatif pengawasan ketat penyelia pada kreativitas karyawan? 4. Apakah stres memediasi pengaruh negatif rutinisasi pada kreativitas karyawan? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji 1. Pengaruh negatif pengawasan ketat penyelia terhadap kreativitas karyawan. 2. Pengaruh negatif rutinisasi terhadap kreativitas karyawan. 3. Peran pemediasian stres pada pengaruh negatif pengawasan terhadap kreativitas karyawan. 4. Peran pemediasian stres pada pengaruh negatif rutinisasi terhadap kreativitas karyawan 10

11 D. Manfaat Penelitian Manfaatpenelitian ini adalah untuk memberikan referensi, mengatasi permasalahan di dalam perusahaan serta mengisi kesenjangan penelitian mengenai pengawasan dan rutinisasi terhadap kreativitas karyawan. Hasil penelitian ini akan bermanfaat khususnya bagi 1. Pemilik perusahaan yang menjadi sampel penelitian, 2. Para praktisi dan akademisi, khususnya peneliti secara pribadi dalam aplikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. 11

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak perhatian di bidang ilmu perilaku organisasional. Pada tataran praktis, kreativitas dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan selalu dituntut memiliki kreativitas yang tinggi karena dapat membantu perusahaan memperoleh keuntungan dan bahkan bisa mendapatkan keunggulan kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karir menjadi salah satu penghubung utama bagi individu dengan organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. Di masa lalu tidak terpikirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Kreativitas menjadi topik yang hangat dan agenda penting dalam dua dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus terhadap kreativitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi BAB V PENUTUP A. Simpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik atas hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: 1. Identifikasi organisasional berpengaruh positif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika yang terjadi pada lingkungan eksternal menuntut organisasi untuk terus bertahan di tengah iklim yang kompetitif. Organisasi harus mampu bergerak maju menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dan proses yang berada pada level individual; sedangkan, inovasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dan proses yang berada pada level individual; sedangkan, inovasi dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan-perusahaan yang berada pada ranah lingkungan dinamis dan kompetitif membutuhkan inovasi dan kreativitas agar dapat terus hidup, bersaing dan menciptakan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun Piaget BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kognitif Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget pada tahun 1896-1980. Piaget berpendapat bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting dalam mengendalikan kehidupannya sehari-hari. Begitu pun dalam organisasi, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat sekarang ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. fase diyakini sebagai titik di mana ide ini pertama kali diadopsi, yaitu titik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. fase diyakini sebagai titik di mana ide ini pertama kali diadopsi, yaitu titik BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. 1. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. 1 Perilaku Kerja Inovatif Teori inovasi sering menggambarkan proses inovasi yang terdiri dari dua fase utama: inisiasi dan implementasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Detert & Burris (2007) menjelaskan bahwa supervisor merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Detert & Burris (2007) menjelaskan bahwa supervisor merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Responsif Supervisor Detert & Burris (2007) menjelaskan bahwa supervisor merupakan pemegang kekuasaan status quo dan memiliki wewenang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang mendefinisikan work engagement adalah tingkat keterikatan fisik,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. yang mendefinisikan work engagement adalah tingkat keterikatan fisik, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Work Engagement Konsep engagement atau keterikatan dipopulerkan oleh Kahn (1990) yang mendefinisikan work engagement adalah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme berdasarkan eksplorasi terhadap sikap hidup orang-orang yang memandang diri mereka sebagai tidak materialistis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan selalu berupaya untuk menjadi pemenang dalam persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan inovasi di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, memaksimalkan kinerja setiap karyawan lebih penting daripada. tindakan lainnya yang pernah dilakukan untuk manajer dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, memaksimalkan kinerja setiap karyawan lebih penting daripada. tindakan lainnya yang pernah dilakukan untuk manajer dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam masa yang rentan dengan krisis ekonomi seperti saat ini, memaksimalkan kinerja setiap karyawan lebih penting daripada tindakan lainnya yang pernah dilakukan

Lebih terperinci

MOTIVASI PERILAKU INDIVIDU DLM ORGANISASI

MOTIVASI PERILAKU INDIVIDU DLM ORGANISASI MOTIVASI PERILAKU INDIVIDU DLM ORGANISASI MOTIVASI Motiv, suatu kecenderungan dlm beraktifitas dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Motivasi, pemberian/penimbulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi akuntansi manajemen memiliki peran penting sebagai alat evaluasi dan tolak ukur pemberian reward terhadap kinerja karyawan atau manajer dalam sebuah organisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

Lebih terperinci

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI PENDAHULUAN Model organisasi birokratis diperkenalkan pertama kali oleh Max Weber. Dia membahas peran organisasi dalam suatu masyarakat dan mencoba menjawab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Salah satu hal yang penting bagi suatu organisasi adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam skala sempit maupun luas, sederhana maupun kompleks. Kesuksesan individu sangat ditentukan

Lebih terperinci

Perencanaan 5 W + 1 H

Perencanaan 5 W + 1 H FUNGSI PERENCANAAN Dibutuhkan untuk menentukan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan Perencanaan merupakan fungsi yang fundamental Gambaran yang dapat diperoleh dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori motivasi X dan Y McGregor McGregor mengemukakan dua pandangan mengenai manusia yaitu teori X (negatif) dan teori

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: a. Kepemimpinan spiritual berpengaruh positif signifikan pada harga diri karyawan. Path-goal leadership theory membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balanced scorecard (BSC) merupakan sebuah alat manajemen yang menyediakan kerangka komprehensif bagi eksekutif untuk digunakan dalam menerjemahkan visi dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, organisasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas akademika yang juga tak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA

UKURAN KINERJA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA UKURAN KINERJA Endang Sri Utami, S.E., M.Si., AK., CA Definisi Sistem Ukuran Kinerja Sistem ukuran kinerja merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan organisasi mengimplementasikan strategi dengan berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kegiatan usaha dan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tidak dapat dilepaskan dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja pekerjaan dari karyawan pada perusahaan tersebut. Untuk itu, perusahaan harus meningkatkan kinerja pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seluruh pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, sebuah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. seluruh pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, sebuah desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar belakang

1 PENDAHULUAN Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Organisasi menghadapi persaingan yang amat ketat dan kompetitif saat ini. Globalisasi, perkembangan komunikasi dan teknologi informasi yang terjadi cepat selama 20 tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut harus mampu menetukan strategi dan kebijakan manajemennya khususnya dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja BAB II LANDASAN TEORI A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) stres merupakan suatu keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan sebuah faktor yang sangat penting dalam sebuah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan sebuah faktor yang sangat penting dalam sebuah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kreativitas merupakan sebuah faktor yang sangat penting dalam sebuah usaha atau dunia bisnis karena kreativitas berfungsi untuk memajukan usaha atau dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini, menuntut semua pihak untuk terlibat didalamnya.

Lebih terperinci

Kuesioner Peranan Controller Dalam Pengelolaan Persediaan Bahan baku Guna Menunjang Kelancaran Proses Produksi. No Variabel independen Ya Ragu-ragu

Kuesioner Peranan Controller Dalam Pengelolaan Persediaan Bahan baku Guna Menunjang Kelancaran Proses Produksi. No Variabel independen Ya Ragu-ragu Kuesioner Peranan Controller Dalam Pengelolaan Persediaan Bahan baku Guna Menunjang Kelancaran Proses Produksi. No Variabel independen Ya Ragu-ragu Tidak Kualitas Personal yang Baik 1. Apakah controller

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Proyek Outline Sumber Daya Proyek Tim Proyek dan Organisasi Stakeholder Sumber Daya Proyek Pada sebuah proyek diperlukan adanya sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak didik kita diberi bekal ilmu yang memadai melalui jalur pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan global begitu cepat dan sangat dinamis. Pendidikan menjadi alat untuk mengatasi keadaan tersebut dan hal itu dapat dilakukan apabila anak didik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja. BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan untuk melakukan penilaian kinerja berbasis kompetensi sales, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komitmen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tengah persaingan dan lingkungan bisnis yang dinamis serta menciptakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir semua organisasi menyadari bahwa dalam iklim kompetitif saat ini, inovasi menjadi salah satu kunci sukses untuk mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres pada dasarnya menyerang setiap individual (Noi & Smith, 1994). Noi dan

BAB I PENDAHULUAN. Stres pada dasarnya menyerang setiap individual (Noi & Smith, 1994). Noi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres pada dasarnya menyerang setiap individual (Noi & Smith, 1994). Noi dan Smith (1994) mengungkapkan bahwa stres akan terus dialami individual selama masih hidup,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor

BAB V PENUTUP I. SIMPULAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor BAB V PENUTUP I. SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran konteks kerja dan kekhawatiran auditor mendapat sanksi profesional dalam rerangka teori kognitif sosial untuk menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II. BAB III ANALISIS Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada Tugas Akhir ini, maka dilakukan analisis pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Analisis komunitas belajar. 2. Analisis penerapan prinsip psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan permasalahan-permasalahan dan peluang-peluang, serta secara terus-menerus memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan Indonesia. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sumber Daya Manusia merupakan aset penting dalam suatu perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Sumber Daya Manusia di perusahaan

Lebih terperinci

Tujuan pembelajaran:

Tujuan pembelajaran: Tujuan pembelajaran: 1. Mengidentifikasi konsep-konsep teori manajemen dan memahami bagaimana konsep-konsep dapat membantu pemimpin dan manajer menjadi lebih baik 2. Mengelola olahraga, mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Saat ini karyawan tidak lagi mendefinisikan kesuksesan karir dengan jumlah penghasilan atau tingginya gaji yang diterima. Konsultan dunia Accenture (2013) mengungkapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan Pusat Statistik Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2014) menunjukkan bahwa pertumbuhan hotel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emosi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari setiap individu, terutama dalam interaksi sosial. Dalam organisasi, peran dan konsekuensi emosi serta afektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelanggan setia dalam organisasi bisnis merupakan aset kompetitif. Loyalitas pelanggan juga merupakan penentu utama dalam memprediksi pangsa pasar dan tingkat keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dimana persaingan semakin ketat dan perilaku ekonomi bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut secara tepat waktu, disamping

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter dalam bukunya Manajemen (edisi ketujuh, 2004, p6), manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad ke-21 yang semakin canggih dan berkembang, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad ke-21 yang semakin canggih dan berkembang, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam abad ke-21 yang semakin canggih dan berkembang, setiap perusahaan dihadapkan dengan era globalisasi dimana harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk. bersaing untuk mencapai yang terbaik (Gudono, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk. bersaing untuk mencapai yang terbaik (Gudono, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dalam organisasi merupakan konsekuensi logis untuk maksimalisasi fungsi utilitas yang terkendala oleh sumber daya yang terbatas. Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh tekanan anggaran waktu, tekanan ketaatan, dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya, serta implikasi penelitian (teori dan manajerial/praktikal) 5.1 Simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan oleh orang yang menyusun peran mereka yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan oleh orang yang menyusun peran mereka yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Individu belajar tentang peran organisasional dari ekspektasi peran yang dikomunikasikan oleh orang yang menyusun peran mereka yaitu pengawas dan asisten

Lebih terperinci

Motivasi penting dikarenakan :

Motivasi penting dikarenakan : Motivasi Bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan Pemberian daya penggerak yg menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perhatian dalam rangka memperbaiki kualitas Sumber daya manusia (SDM). Berbagai cara dan upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA. Sumberdaya manusia merupakan investasi yang. sangat penting dalam suatu organisasi.

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA. Sumberdaya manusia merupakan investasi yang. sangat penting dalam suatu organisasi. PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA Sumberdaya manusia merupakan investasi yang sangat penting dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, pengembangan sumberdaya manusia juga penting demi menjaga produktivitasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dan juga memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah suatu organisasi pada umumnya yang membutuhkan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Tanpa tenaga kerja kegiatan produksi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit akuntan. publik dibutuhkan oleh pihak perusahaan untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik merupakan profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit independen yang penting bagi eksistensi penyajian laporan keuangan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN A. Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan komunikasi organisasional memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kepuasan kerja.

Lebih terperinci

MANAGEMENT. (Chapter 2)

MANAGEMENT. (Chapter 2) MANAGEMENT (Chapter 2) SUMMARY MID TERM EXAM 2013/2014 Chapter 2 Pandangan Omnipotent (Mumpuni) dan Simbolis terhadap Manajemen Omnipotent View of Management Pandangan bahwa para manajer bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, terutama persaingan dengan perusahaan yang mempunyai usaha sejenis, pemasaran harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Sumber Daya Manusia sangat penting bagi setiap perusahaan, karena manusia merupakan perencana, pelaku, dan penentu didalam mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin pesat, hal ini mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat mengambil keputusan dalam hal strategi

Lebih terperinci