TEKNIK IDENTIFIKASI IKAN KARANG Oleh ILHAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK IDENTIFIKASI IKAN KARANG Oleh ILHAM"

Transkripsi

1 TEKNIK IDENTIFIKASI IKAN KARANG Oleh ILHAM

2 Ikan Karang HbittIk Habitat Ikan karang adalah dlhterumbu karang Banyak jenisnya, Ind ± 3000 sp, Phill ± 2500 sp dan GBR ± 1300sp, Ukuran umumnya kecil Beragam dg variasi warna yg menabjubkan Menarik diteliti dari aspek mobilitas, aksesibilitas Penelitian ikan karang terutama tingkah laku belum banyak dilakuakan

3 Mobilitas Relatif kecil dan tidak berpindah-pindah (Sedentary) Meski bergerak beragam, tetapi pada umumnya lebih menetap Penyebabnya : hidup pada lingkungan yang terstruktur (terumbu karang)

4 Aksesibilitas Mudah dijangkau oleh penyelam Bersuhu hangat tdan air jenih Aktif bergerak Tidak terusik oleh penyelam

5 Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan Periode Aktif Mencari Makan Ikan Nokturnal (aktif ketika malam hari), contohnya pada ikan-ikan dari Suku Holocentridae (Swanggi), Suku Apogoninade (Beseng), Suku Hamulidae. Priacanthidae (Big eyes), Muraenidae (Eels), Serranidae dan beberapa dari suku dari Mullidae (goatfishes), dll. Ikan Diurnal (aktif ketika siang hari), contohnya pada ikan-ikan dari Suku Labridae (Wrasses), Chaetodontidae (Butterflyfishes) Pomacentridae (Damselfishes), Scaridae (Parrotfishes), Acanthuridae (Surgeonfishes), Bleniidae (Blennies), Balistidae (Triggerfishes), Pomacanthidae (Angelfishes), Monacanthidae, Ostracionthidae(Boxfishes), Tetraodontidae, Canthigasteridae dan beberapa dari Mullidae (goatfishes) Ikan Crepuscular (aktif di antara/sore) contohnya pada ikan-ikan dari suku Sphyraenidae (Baracudas), Serranidae (groupers), Carangidae (Jacks), Scorpaenidae (Lionfishes), Synodontidae (Lizardfishes), Carcharhinidae, Lamnidae, Spyrnidae (Sharks) dan beberapa dari Muraenidae (Eels).

6 IKAN TARGET Pengelompokan Berdasarkan Peranannya Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan kosumsi/ekonomis penting (Kerapu, Napoleon, Kakap dll.) IKAN INDIKATOR Ikan yang umum digunakan sebagai idikt indikator sederhana dalam menentukan kesuburan terumbu karang (Kepe-Kepe) IKAN LAIN (MAJOR FAMILY) Ikan ini umumnya dalamjumlah banyak dan banyak dijadikan ikan y j y y j hias air laut

7 Berdasarkan Makanan Karnivora---Pemakan ikan dan biota lainya Herbivora---Alga dan tumbuhan lainnya Omnipora---Pemakan segala ---Benthipore --- Planktipore -- Coralipore

8 Cara mempertahankan diri Pola warna yg mencolok peringatan beracun dan pd kepekepe ada bulatan dekat ekor sbg mata palsu Memiliki kemampuan kamuflase Memiliki duri tajam dan berbisa Berkelompok (schooling) Mengubah ukuran tubuh--buntalb h

9 Tip untuk memilah dan Ingat Membandingkan antara famili Menetukan habitat (Karang, pasir, lamun dll) Tingkah laku di bawah air Bentuk tubuh (Mulut,Sirip, Ekor dll) Cara makan

10 Bentuk (Mulut,Sirip, Ekor dll)

11 Sebagi Pemula dengan Kateria 1. Mudah diidentifikasi di dalam air 2. Sifat non kriptik dan mudah di cacah 3. Punya hubungan karakteristik dengan habitat terumbu karang tertentut t 4. Secara a visual dominan 5. Sebaran yang luas atau terbatas

12 Rock cods, coral trout, kerapu, kiapu(bj), sunu, lodi

13 Snappers, Seabass, Kakap, Jenaha, Tanda, Bambangan, sulasa (bj), Dayah sangai (bj) Bentuk memanjang, agak pipih, badan meninggi (compressed body) dan mempunyai gigi taring Warna merah, putih kuning, kecoklatan dan perak Merupakan predator ikan, krustasea dan plankton Umunya aktif malam hari (Nocturnal)

14 Lencam, sikuda, Ketambak, asunan, lalanga (bj) Ditemukan di daerah berpasir dan patahan karang (rubble), tubir Warna bervariasi Kepala meruncing Ada yang mencapai panjang 1 meter Karnivora Umunya aktif malam hari (Nocturnal)

15 Biji nangka, Jenggot Kambing, jajango (bj) salmoneti, matadung (bg), Traktor Warna umumnya merah, kuning dan perak Mempunyai jenggot (barbels) Mencari makan pada dasar perairan atau daerah berpasir Sebagian Diurnal dan Nocturnal

16 Dokter bedah, Butana,Kuli pasir, Kadodoh, kumai (bj) Di pangkal ekor terdapat duri tajam seperti pisau Kulit tebal dengan sisik halus Termasuk golongan herbivora Aktif siang hari (Diurnal)

17 Baronang, Bihang, masadar, uhi, Cabe2, Lingkis, Sumadar, Keakea(seribu), bulawis(bj,bg), Bete-bete (Md) Tubuh ditutupi sisik halus Warna bervariasi Duri-duri sirip beracun Ukuran berkisar cm Makanan rumput laut dan algae Diurnal

18 Tiger, bibir tebal, kaci-kaci, raja bau, raja caci, pepondok, gerot2, Kneke, Kerong(bj), Hidup pada gua - gua karang Kulit halus dan licin i Warna kuning, hitam coklat dan putih Sebagian nocturnal

19 Keling, Papelo, Nuri-nuri, Gigi anjing, Lamboso, Napoleon, Besiparai (bj), Lampah (bj), dokter, Marmut Ikan yang paling banyak jenisnya di terumbu karang Diurnal Makanan moluska, ikan, bulu babi, bi udang kecil dan invertebrata Ukuran beragam Diurnal

20 Mata besar/belok, gora suanggi, seriding tembako, Bld mabuk Mata besar umumnya merah Mulut besar(keatas) Pada siang hari bersembunyi pada gua-gua karang Nocturnal

21 Monocle-bream, Pasir-pasir, Stop, suelala (bj) Warna terang Ditemukan di pasir dan patahanpatahan karang (rubble) Selalu l kelihatan tenang, tapi bila terusik berenang dengan cepat Agresif pemakan invertebrata, ikan kecil, udang, kepiting dan cacing Diurnal

22 Kuwe/h, Bubara, Gabua, Putih,Selar, layang, tetengek, pipili (bj) Merupakan ikan pelagis Perenang cepat, dengan areal di sekitar terumbu karang Crepuscular

23 Daun-daun, Kepe-kepe, kupu-kupu, Kipas laut Umumnya berpasangan Gerakan seperti kupu-kupu Warna cemerlang Cukup banyak yang memiliki mata palsu (false eyes) di bagian ekor Pola bergaris pada mata Makan polip p karang, algae, cacing dan invertebrata lain Diurnal

24 Betok laut, Dakocan, Asan, giru, sersan mayor, Bonang2, jahe2, kodangan Mempunyai banyak genus dan sp. Badan pipih dan nampak dari samping bulat, rata2 ukuran kecil Kli Kelimpahan individu idiid tinggi i Makanan plankton, Invetebrata, alga Amphiprion sp bersimbiosis dengan anemon Diurnal

25 Ekor kuning, pisang-pisang, lalosi, bulek kuneh (bj) Perenang cepat Warna umumnya biru, kuning, perak Sering ditemukan di daerah tubir karang Makanan zoo-plankton Diurnal

26 Kakatua, Bayam, Pelo, mogoh(bj), Angkeh(bj), Loong (bgs) Memiliki gigi seperti burung kakatua Warna kebanyakan biru/hijau dan putih Sering bergerombol Memakan karang keras (alga) Sulit identifikasi jenis karena kemiripan satu sama lain Diurnal

27 Swanggi, Baju besi, Sirandang, Karoo, kabako,ikan mata bulan/besar, karango (bj), susunu,gora (bgs) Hidup dibawah gua-gua karang Kulit dan sisik keras Sirip bagian kepala dan punggung berbisa Warna tubuh merah, perak Nocturnal

28 Injel, ikan kambing, edo (bj) Warna seperti pelangi Terjadi perubahan warna selama fase pertumbuhan Hidup soliter dan berpasangan Dibawah tutup insang ada duri Makanan alga dan sponge Diurnal

29 Beseng, Belalang, Serinding, Capungan, Sang karang, Bebeseh (bj) Banyak ditemukan pada cabang karang, atau di antara bulu babi, dermaga Berukuran kecil (5-15 cm), agak buntek, sirip transparan Warna kuning, merah, coklat, putih transparan sebagian berbintik dan bergaris Nocturnal

30 lepu ayam (angin, tembaga/batu),ikan anjing,pangaten,suanggi, Kelopo (bj),laroh (tembaga bj) Ikan dengan duri berbisa 3-5 Bergerak lambat Predator Makan kepiting, udang, ikan kecil Warna umumnya coklat, merah, putih, hitam dan kuning Crepuscular

31 Triger, ikan tato,ikan tatul, ampala (bj), pogo (bgs), sunga (m), Jebung (Sum), Pakol dan ayam Kulit tebal Mulut kecil dengan gigi yang kuat Soliter, diurnal Makanan kepiting, moluska, bulu babi, sponge, coral dan algae Diurnal

32 Pisau-pisau, Barbadisamo (bj) Ditemukan bergerombol pada karang karang bercabang Berenang secara vertikal Juvenil ilbermain di antara bulu babi Diurnal dan Crepuscular

33 (Keeled sweeper) Warna umumnya coklat kekuningan bentuk tubuh seperti segi tiga Antara satu spesies dengan yang lain sangat mirip Ditemukan pada gua-gua karang Ukuran cm Nocturnal

34 buntel, betiti, Gurisang (bj) Bertubuh bulat, dapat membesar seperti balon Gigi menyatu dan kuat Kima, keong laut, kepiting, bulu babi bi Hidup di bawah karang,dalam spon besar Diurnal

35 Pogo, lumis, kepe (bj) ikan buntel kotak/tanduk, cocoring(bj), kabila, tatumbu (bu) Berenang lambat Seperti kotak Kulit mengeluarkan lendir beracun--tertekan Cangkang dari lembaran tulang Diurnal

36 ikan Epe, Bulusan Babi, ayam Tubuh segitiga Ditemukan pada lamun Compressed bodies (Pipih meninggi) Makan invetebtrata, zooplankton Diurnal

37 Ikan buntel, Ikan duren, Konkeh (bj), Landah (bgs) Perenang lambat Mirip dengan Tetraodontidae tapi mempunyai duri di tubuh Mata agak besar Diurnal

38 Kerondong, Bajan, Moa, belut laut, Sidat, Sugili, Ndoh (bj), Lado (mnd) Bentuk seperti belut/ular Hidup di gua karang Gigi tajam, kulit halus dan sangat licin Makan ikan, kepiting, udang, gurita, dan cumi Umumnya keluar dari sarang pada waktu malam Diurnal dan Crepuscular

39 Tangkur, T. Buaya, kuda laut, naga laut, pipilando (bj) Tubuh ditutupi tulang Mulut panjang Banyak warna Hidup di karang, sea grass Diurnal

40 Gebel, ikan bawal, ikan bendera,kelelawar, tambal bor, platak, bunak Tubuh pipih lebar, sirip panjang-- segi itiga Kecil mirip daun Makan plankton, alga, avertebrata kecil Di bawah karang, kayu terapung, kapal Diurnal

41 Beladok cina, Gobi, Glodok, Blodok, mandarin, Rainbow Tubuh kecil panjang Ikan dasar terumbu Jumlah spesies terbanyak di dunia ± sp Makan hewan kecil,plankton Hidup di karang, lamun, bakau, kipas laut (gorgonian) Diurnal

42 Blenni, Gobi, Ceram bleny Tubuh agak panjang, pipih, kecil, cepat gerakannya Kepala besar dari gobi, sirip punggung bersambung Dasar terumbu-pasang surut- Penakut bersembunyi b cepat tdi batu, kulit kerang Makan alga, sisik,lendir ik kulit ikan lain Diurnal

43 Barakuda, Senuk, Alu-alu l (sum),pangaluang )P (bj) Perenang cepat Kecil bergerombol Gigi tajam Suka menyerang warna silver/perak

44

EKOLOGI IKAN KARANG. Sasanti R. Suharti

EKOLOGI IKAN KARANG. Sasanti R. Suharti EKOLOGI IKAN KARANG Sasanti R. Suharti PENGENALAN LINGKUNGAN LAUT Perairan tropis berada di lintang Utara 23o27 U dan lintang Selatan 23o27 S. Temperatur berkisar antara 25-30oC dengan sedikit variasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga dengan demikian secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi

Lebih terperinci

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat 33 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan 5.1.1 Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat seluruhnya sebesar 43,595 kg. Hasil tangkapan didapatkan

Lebih terperinci

LAMUN. Project Seagrass. projectseagrass.org

LAMUN. Project Seagrass. projectseagrass.org LAMUN Project Seagrass Apa itu lamun? Lamun bukan rumput laut (ganggang laut), tetapi merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal yang terlindung di sepanjang pantai. Lamun memiliki daun

Lebih terperinci

7 EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN

7 EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN 7 EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN 7.1 Pendahuluan Bubu merupakan alat tangkap yang bersifat pasif. Secara umum, menangkap ikan dengan bubu adalah agar ikan berkeinginan masuk ke dalam

Lebih terperinci

Ikan-ikan Laut yang Berbahaya

Ikan-ikan Laut yang Berbahaya Ikan-ikan Laut yang Berbahaya Pada dasarnya tidak ada hewan hewan di terumbu karang yang benar benar mempertimbangkan manusia sebagai mangsa potensialnya kecuali beberapa jenis ikan hiu seperti tiger shark

Lebih terperinci

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL Oleh : Nurul Dhewani dan Suharsono Lokakarya Muatan Lokal, Seaworld, Jakarta, 30 Juni 2002 EKOSISTEM LAUT DANGKAL Hutan Bakau Padang Lamun Terumbu Karang 1 Hutan Mangrove/Bakau Kata

Lebih terperinci

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi 5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi Fyke net yang didisain selama penelitian terdiri atas rangka yang terbuat dari besi, bahan jaring Polyetilene. Bobot yang berat di air dan material yang sangat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang adalah endapan-endapan massif kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang terutama dihasilkan oleh hewan karang (Filum Cnidaria, Kelas Anthozoa, Ordo Madreporaria=Scleractinia),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Lokasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Lokasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Lokasi Kepulauan Seribu sebagian besar diisi oleh 108 pulau karang dengan dasar batu karang, serta 30 pulau lainnya terletak di Teluk Jakarta. Terumbu karang Kepulauan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2.1.1 Taman Nasional Kepulauan Seribu Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKpS) terletak pada posisi geografis 5 24' - 5 45 LS dan 106 25' -

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk 25 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk wilayah di Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Larva Ikan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Larva Ikan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Larva Ikan Ichthyoplankton merupakan cabang ilmu yang membahas tentang larva ikan yang hidup plantonik, merupakan cabang ilmu ichthyologi yang membahas tentang stadia larva

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN

PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN PENDAHULUAN Pengetahuan tentang tingkah laku ikan merupakan cabang ilmu yang dapat diaplikasikan dalam bidang perikanan tangkap. Penerapan ilmu ini sangat terbatas dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang. berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan udara.

Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang. berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan udara. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Arah dan Kecepatan Angin Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan

Lebih terperinci

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T No.714, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Larangan. Pengeluaran. Ikan. Ke Luar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2014 TENTANG LARANGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang merupakan organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO 3 ). Terumbu karang terdiri atas binatang karang (coral) sebagai

Lebih terperinci

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *) Swamp Eels (Synbranchus sp.) Jenis... di Danau Matano Sulawesi Selatan (Makmur, S., et al.) SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

Lebih terperinci

Judul Buku : Hewan Laut Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Penyunting : Niken suryatmini Desain dan Layout : Imam

Judul Buku : Hewan Laut Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Penyunting : Niken suryatmini Desain dan Layout : Imam RENNY YANIAR Judul Buku : Hewan Laut Penulis Cerita : Renny Yaniar Penulis Pengetahuan : Christien Ismuranty Penyunting : Niken suryatmini Desain dan Layout : Imam Eko Wibowo Ilustrasi dan Warna : Rahmat

Lebih terperinci

1.2.1 Bagaimanakah kehidupan ekosistem terumbu karang pantai Apakah yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang?

1.2.1 Bagaimanakah kehidupan ekosistem terumbu karang pantai Apakah yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang? 2 kerusakan ekosistem terumbu karang pantai Pangandaran terhadap stabilitas lingkungan. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah kehidupan ekosistem terumbu karang pantai Pangandaran? 1.2.2 Apakah yang menyebabkan

Lebih terperinci

II. Tinjuan Pustaka. A. Bulu Babi Tripneustes gratilla. 1. Klasifikasi dan ciri-ciri

II. Tinjuan Pustaka. A. Bulu Babi Tripneustes gratilla. 1. Klasifikasi dan ciri-ciri II. Tinjuan Pustaka A. Bulu Babi Tripneustes gratilla 1. Klasifikasi dan ciri-ciri Bulu babi Tripneustes gratilla termasuk dalam filum echinodermata dengan klasifikasi sebagai berikut (Anon 2011 ) : Kingdom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Letak Administratif dan Geografis Taman Nasional Karimunjawa terletak di utara pulau Jawa yang secara geografis Taman Nasional Karimunjawa terletak pada koordinat 5 40 39-5

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea)

Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia. Kima Lubang (Tridacna crosea) Pengenalan Jenis-jenis Kima Di Indonesia Kima Lubang (Tridacna crosea) Kima ini juga dinamakan kima pembor atau kima lubang karena hidup menancap dalam substrat batu karang. Ukuran cangkang paling kecil

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Karang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Ikan Karang Klasifikasi ikan karang menurut Kuiter (1992), sebagai berikut : Phylum : Cordata Klas : Osteichtyes Ordo : Perciformes Famili : Lutjanidae, Scaridae, Pomacentridae,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Clownfish Klasifikasi Clownfish menurut Burges (1990) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Perciformes

Lebih terperinci

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Bab 2 Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menggolongkan hewan berdasarkan persamaan ciri-cirinya, misalnya berdasarkan jumlah kaki, cara bergerak, jenis makanan,

Lebih terperinci

KERAMAHAN LINGKUNGAN UNIT PENANGKAPAN IKAN KARANG MENGGUNAKAN RAWAI DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

KERAMAHAN LINGKUNGAN UNIT PENANGKAPAN IKAN KARANG MENGGUNAKAN RAWAI DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT KERAMAHAN LINGKUNGAN UNIT PENANGKAPAN IKAN KARANG MENGGUNAKAN RAWAI DASAR DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT Oleh : Ayu Adhita Damayanti C05400062 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Karang Ikan karang adalah ikan yang hidup dari masa juvenil hingga dewasa di terumbu karang. Menurut Nybakken (1992), ikan karang merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perairan laut Indonesia memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut yang hidup di sekitarnya. Ekosistem

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 1. Burung elang memiliki bentuk paruh yang besar, runcing, dan ujungnya melengkung. Bentuk paruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Lokasi Penelitian Cirebon merupakan daerah yang terletak di tepi pantai utara Jawa Barat tepatnya diperbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

TABEL 1.1 DAFTAR LEKSIKON FAUNA LINGKUNGAN KELAUTAN. No. LEKSIKON GLOS/DESKRIPSI SINGKAT

TABEL 1.1 DAFTAR LEKSIKON FAUNA LINGKUNGAN KELAUTAN. No. LEKSIKON GLOS/DESKRIPSI SINGKAT Lampiran 1 TABEL 1.1 DAFTAR LEKSIKON FAUNA LINGKUNGAN KELAUTAN No. LEKSIKON GLOS/DESKRIPSI SINGKAT 1. Gambolo Sejenis ikan kembung kuning 2. Aso-aso Sejenis ikan kembung 3. Balautauce Sejenis ikan selayang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Lele Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Filum: Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Spesies :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pulau Menjangan Kecil terletak di sebelah selatan Pulau Karimunjawa, yang memiliki luas 56,0 ha dengan 0,79% daratan. Pulau Menjangan Kecil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter Fisik dan Kimiawi Perairan Parameter fisik dan kimiawi perairan yang diukur pada stasiun penelitian meliputi suhu, salinitas, kecerahan dan kecepatan arus (Lampiran

Lebih terperinci

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp) MENGENAL IKAN LOUHAN -Nama lain : flower horn, flower louhan dan sungokong. -Tidak mengenal musim kawin. -Memiliki sifat gembira, cerdas dan cepat akrab dengan pemiliknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau

BAB I PENDAHULUAN. Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Holothuroidea merupakan salah satu kelompok hewan yang berduri atau berbintil yang termasuk dalam filum echinodermata. Holothuroidea biasa disebut timun laut (sea cucumber),

Lebih terperinci

B. Ekosistem Hutan Mangrove

B. Ekosistem Hutan Mangrove B. Ekosistem Hutan Mangrove 1. Deskripsi merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh di daerah pasang surut pantai berlumpur. umumnya tumbuh

Lebih terperinci

SUKSESI KOMUNITAS IKAN KARANG PADA DAERAH TRANSPLANTASI KARANG DI PANTAI KUTA, BALI

SUKSESI KOMUNITAS IKAN KARANG PADA DAERAH TRANSPLANTASI KARANG DI PANTAI KUTA, BALI SUKSESI KOMUNITAS IKAN KARANG PADA DAERAH TRANSPLANTASI KARANG DI PANTAI KUTA, BALI REZKITA ALFARIDY SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Geografis dan Iklim di Kepulauan Seribu. berdasarkan UU No.34 Tahun 1999 tentang pemerintahan Provinsi DKI Jakarta

2. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Geografis dan Iklim di Kepulauan Seribu. berdasarkan UU No.34 Tahun 1999 tentang pemerintahan Provinsi DKI Jakarta 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Geografis dan Iklim di Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten Administrasi berdasarkan UU No.34 Tahun 1999 tentang pemerintahan Provinsi

Lebih terperinci

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER VI. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER VI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami kedalaman laut dan salinitas air laut. 2.

Lebih terperinci

telur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas

telur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas Siklus hidup Artemia (gambar 3) dimulai pada saat menetasnya kista atau telur, dimana setelah 15-20 jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas manjadi embrio. Selanjutnya dalam waktu beberapa jam

Lebih terperinci

Jaring Angkat

Jaring Angkat a. Jermal Jermal ialah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen, menantang atau berlawanlan dengan arus pasang surut. Beberapa jenis ikan, seperti beronang biasanya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang (coral reefs) tersebar hampir di seluruh perairan dunia dengan kondisi paling berkembang pada kawasan perairan tropis. Meski luas permukaan bumi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Ikan Pelagis Ekonomis Penting dan Karakteristik DPI Demersal

Ikan Pelagis Ekonomis Penting dan Karakteristik DPI Demersal Ikan Pelagis Ekonomis Penting dan Karakteristik DPI Demersal Pertemuan ke 13 Oleh: Ririn Irnawati Pokok Bahasan: 1. Jenis-jenis sumberdaya perikanan pelagis dan demersal 2. Jenis-jenis ikan pelagis dan

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Terumbu Karang

TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Terumbu Karang TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Terumbu Karang Terumbu karang (Coral Reef) merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO 3 ) yang cukup kuat menahan gaya

Lebih terperinci

Lama Pengaruh Coral Bleaching dan Red Tide Terhadap Kematian Karang di Perairan Sumatera Barat 1)

Lama Pengaruh Coral Bleaching dan Red Tide Terhadap Kematian Karang di Perairan Sumatera Barat 1) 1 Lama Pengaruh Coral Bleaching dan Red Tide Terhadap Kematian Karang di Perairan Sumatera Barat 1) Pendahuluan Ofri Johan 2), Yunaldi 3), Jan Henning Steffan 2) Yayasan Terumbu Karang Indonesia Jl. Blimbing

Lebih terperinci

Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia

Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia Banggai Cardinal Fish (BCF) Ikan hias asli Indonesia Abstrak Banggai Cardinal Fish yang memiliki nama ilmiah Pterapogon kauderni merupakan ikan laut endemik di Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo merupakan ikan hasil perkawinan silang antara induk betina lele Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan

Lebih terperinci

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 55 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Potensi Sumberdaya Kecamatan Betoambari Kecamatan Betoambari dengan panjang garis pantai sekitar 10.30 km, memiliki potensi sumberdaya pesisir yang cukup besar. Sumberdaya

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS USAHA PEMANCINGAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS USAHA PEMANCINGAN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS USAHA PEMANCINGAN NAMA KELAS : JUAN SUSANTO : S1-TI-03 NIM : 09.11.2783 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan.

Penggolongan Hewan. Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang tubuh. Beranak. Bertelur. Bagan penggolongan hewan. Penggolongan Hewan Jenis makanan Tempat hidup Cara berkembang biak Cara bergerak Penutup tubuh Tumbuhan Darat Beranak Berjalan Rambut Daging Air Bertelur Terbang Bulu Segala Amfibi Melompat Sisik Berenang

Lebih terperinci

KARUNG GONI SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERUMBU KARANG DALAM PENGOPERASIAN BUBU TAMBUN DI PERAIRAN PULAU KARANG BERAS, KEPULAUAN SERIBU

KARUNG GONI SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERUMBU KARANG DALAM PENGOPERASIAN BUBU TAMBUN DI PERAIRAN PULAU KARANG BERAS, KEPULAUAN SERIBU KARUNG GONI SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERUMBU KARANG DALAM PENGOPERASIAN BUBU TAMBUN DI PERAIRAN PULAU KARANG BERAS, KEPULAUAN SERIBU R. NUGROHO BAYU SANTOSO MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI

PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI LAMPIRAN 58 59 Lampiran 1 Lokasi penelitian dengan letak penanaman bubu tali PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI -5.69-5.7-5.71 P SEMAK DAUN LEGENDA LOKASI L 1 LOKASI L 2 LOKASI L 3 LAUT DARAT LINTANG -5.72-5.73

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

MODUL BIOTA ASOSIASI DAN POLA INTERAKSI ANTAR SPESIES

MODUL BIOTA ASOSIASI DAN POLA INTERAKSI ANTAR SPESIES MODUL BIOTA ASOSIASI DAN POLA INTERAKSI ANTAR SPESIES PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR) Benteng, Selayar 22-24 Agustus 2006 TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV KEMANFAATAN PEMETAAN ENTITAS ENTITAS EKOSISTEM DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR

BAB IV KEMANFAATAN PEMETAAN ENTITAS ENTITAS EKOSISTEM DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BAB IV KEMANFAATAN PEMETAAN ENTITAS ENTITAS EKOSISTEM DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR Bab mengenai kemanfaatan pemetaan entitas-entitas ekosistem dalam perspektif pembangunan wilayah pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang merupakan sebuah sistem dinamis yang kompleks dimana keberadaannya dibatasi oleh suhu, salinitas, intensitas cahaya matahari dan kecerahan suatu perairan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekosistem Terumbu Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekosistem Terumbu Karang 7 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang 2.1.1 Biologi Karang Terumbu karang (coral reef) merupakan organisme yang hidup di dasar laut dangkal terutama di daerah tropis. Terumbu adalah endapan-endapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hasil Tangkapan Hasil tangkapan pancing ulur selama penelitian terdiri dari 11 famili, 12 genus dengan total 14 jenis ikan yang tertangkap (Lampiran 6). Sebanyak 6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Tutupan Karang di Pulau Semak Daun Pulau Semak Daun dikelilingi oleh paparan pulau yang cukup luas (island shelf) hingga 20 kali lebih luas dari pulau yang bersangkutan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Komposisi Hasil Tangkapan Hasil tangkapan selama periode pengamatan menunjukkan kekayaan jenis ikan karang sebesar 16 famili dengan 789 spesies. Jumlah tertinggi ditemukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Laut Bagian laut terdiri dari dua bagian yaitu bagian dasar dan bagian yang berair atau pelagik (dari kata Yunani pelages = laut). Secara vertikal laut dibagi dalam

Lebih terperinci

PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi(

PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi( PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi( Biologi) oleh : Yosephine Tuti Puslitbang Oseanologi - LIPI EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (BIOLOGI) I. EKOSISTEM TERUMBU KARANG / CORAL REEFS II. EKOSISTEM LAMUN

Lebih terperinci

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA EKOSISTEM: lingkungan biologis yang terdiri dari semua organisme hidup di daerah tertentu, serta semua benda tak hidup (abiotik), komponen fisik dari lingkungan seperti

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan 6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan Daerah penangkapan ikan kakap (Lutjanus sp.) oleh nelayan di Kabupaten Kupang tersebar diberbagai lokasi jalur penangkapan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/KEPMEN-KP/2018 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN TERBATAS IKAN CAPUNGAN BANGGAI (Pterapogon kauderni) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA KELAUTAN PULAU BIAWAK DAN LAUT SEKITARNYA KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT

KAJIAN SUMBERDAYA KELAUTAN PULAU BIAWAK DAN LAUT SEKITARNYA KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT Bidang Unggulan PT: Lingkungan Hidup LAPORAN AKHIR PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI KAJIAN SUMBERDAYA KELAUTAN PULAU BIAWAK DAN LAUT SEKITARNYA KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT Peneliti Utama : Dr. Sunarto,

Lebih terperinci

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2013 MENTERl KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd SHARIF C. SUTARDJO KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37/KEPMEN-KP/2013 TENTANG PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus

HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus HIU TERBESAR JINAK DAN BUKAN KARNIVORA, 9 Fakta Menarik Tentang Hiu Paus Bertepatan dengan perayaan hari paus internasional yang jatuh pada Selasa (30/8/2016), masyarakat dunia ditantang untuk bisa menjaga

Lebih terperinci

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan...

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan... EKOLOGI TANAMAN Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Lanjutan... Ekosistem Perairan / Akuatik Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar dibedakan mjd 2, yi : 1. Ekosistem air tenang (lentik), misalnya: danau,

Lebih terperinci

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan 1. Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA Tipologi ekosistem laut tropis Mangrove Terumbu Lamun Pencegah erosi Area pemeliharaan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 1. Cara adaptasi tingkah laku hewan mamalia air yang hidup di air laut

Lebih terperinci

Uji Organoleptik Ikan Mujair

Uji Organoleptik Ikan Mujair Uji Organoleptik Ikan Mujair Bahan Mentah OLEH : PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu atau nilai-nilai tertentu yang

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.2 1. Individu yang membentuk sebuah populasi dan bergabung dengan populasi yang berbeda dalam sebuah

Lebih terperinci

8 POSISI JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DALAM PIRAMIDA MAKANAN 8.1 PENDAHULUAN

8 POSISI JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DALAM PIRAMIDA MAKANAN 8.1 PENDAHULUAN 123 8 POSISI JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DALAM PIRAMIDA MAKANAN 8.1 PENDAHULUAN Interaksi trofik merupakan salah satu kunci untuk mengetahui peran ekologis suatu populasi atau spesies di dalam ekosistem.

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG Oleh : Amrullah Saleh, S.Si I. PENDAHULUAN Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi sumber daya yang sangat tinggi. Nybakken (1988), menyatakan bahwa kawasan pesisir terdapat

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus

I. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) 2.1.1 Klasifikasi Ikan lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil persilangan antara C. batracus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi

Lebih terperinci

HEWAN YANG HIDUP DI AIR. 1. Hiu Kepala Martil

HEWAN YANG HIDUP DI AIR. 1. Hiu Kepala Martil HEWAN YANG HIDUP DI AIR 1. Hiu Kepala Martil Hiu kepala martil memiliki kepala berbentuk seperti martil. Dengan satu cuping hidung dan satu mata di setiap pangkal "martil"nya, mereka mengayunkan kepalanya

Lebih terperinci

SELEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN DOMINAN BUBU TAMBUN DI PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU YULIANA WIDYA HADI

SELEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN DOMINAN BUBU TAMBUN DI PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU YULIANA WIDYA HADI SELEKTIVITAS CELAH PELOLOSAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN DOMINAN BUBU TAMBUN DI PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU YULIANA WIDYA HADI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini diawali dengan persiapan yang mencakup penentuan aspek yang akan diteliti. Kegiatan ini dilakukan melalui penelusuran berbagai informasi yang terkait

Lebih terperinci

SEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN IKAN TARGET PADA KONDISI DAN TOPOGRAFI TERUMBU KARANG DI PULAU SAMATELLULOMPO KABUPATEN PANGKEP

SEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN IKAN TARGET PADA KONDISI DAN TOPOGRAFI TERUMBU KARANG DI PULAU SAMATELLULOMPO KABUPATEN PANGKEP i SEBARAN DAN KEANEKARAGAMAN IKAN TARGET PADA KONDISI DAN TOPOGRAFI TERUMBU KARANG DI PULAU SAMATELLULOMPO KABUPATEN PANGKEP SKRIPSI Oleh: AHMAD PROGRAM STUDI EKSPLORASI SUMBERDAYA HAYATI LAUT JURUSAN

Lebih terperinci

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG PADA BIOROCK DI KAWASAN PERLINDUNGAN LAUT PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA. Oleh: Yanuar Muhammad C

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG PADA BIOROCK DI KAWASAN PERLINDUNGAN LAUT PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA. Oleh: Yanuar Muhammad C STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG PADA BIOROCK DI KAWASAN PERLINDUNGAN LAUT PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Oleh: Yanuar Muhammad C64040 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

5.1 Uji Coba Alat Tangkap Bubu

5.1 Uji Coba Alat Tangkap Bubu 5 PEMBAHASAN Salah satu upaya meniadakan atau mengurangi penangkapan ikan di terumbu karang adalah dengan membangun terumbu buatan di sekitar terumbu karang, sehingga nelayan tidak lagi menangkap ikan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 31 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 cahaya Menurut Cayless dan Marsden (1983), iluminasi atau intensitas penerangan adalah nilai pancaran cahaya yang jatuh pada suatu bidang permukaan. cahaya dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Sungai yang berhulu di Danau Kerinci dan bermuara di Sungai Batanghari

Lebih terperinci

Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010 Jumat, 24 Desember 2010 Laporan Praktikum Zoology "Cephalopoda" CEPHALOPODA dan ECHINODERMATA A. TUJUAN Mengamati Anatomi dan Morfologi Chepalopoda dan Echinodermata. B. DASAR TEORI Cephalopoda berasal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis ikan yang hidup di daerah terumbu karang dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia digolongkan menjadi dua, yaitu ikan hias (ornamental fish) dan ikan

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 8: Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Persekitaran 2015 7 POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG 1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG Istilah dugong sering dikacaukan dengan istilah lain seperti ikan duyung dan putri duyung. Dalam khasanah ilmiah, istilah dugong adalah satwa mamalia yang hidup di perairan

Lebih terperinci

4 OTAK IKAN KERAPU 4.1 Pendahuluan

4 OTAK IKAN KERAPU 4.1 Pendahuluan 4 OTAK IKAN KERAPU 4.1 Pendahuluan Pemahaman tentang otak ikan akan membantu dalam mempelajari adaptasi tingkah laku ikan karena berhubungan erat dengan indera-indera dan sistem hormonal yang terdapat

Lebih terperinci

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA 73 VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA Pengelolaan ekosistem wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kecamatan Kayoa saat ini baru merupakan isu-isu pengelolaan oleh pemerintah daerah, baik

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang Alami Definisi dan fungsi terumbu karang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang Alami Definisi dan fungsi terumbu karang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang Alami 2.1.1 Definisi dan fungsi terumbu karang Terumbu (reef) terbentuk dari endapan-endapan massif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan

Lebih terperinci