Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash"

Transkripsi

1 Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Oleh : Alvin Hidayat Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT.

2 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

3 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

4 Latar Belakang Pabrik Personal Wash memproduksi sabun mandi Resiko kecelakaan kerja Efisiensi anggaran dengan menggunakan jasa pihak ketiga Acuan nilai kontrak kerja adalah jumlah pekerja yang diperlukan

5 Latar Belakang Pabrik Personal Wash memproduksi sabun mandi Hal buruk apa yang mungkin terjadi jika dilakukan efisiensi tanpa dasar kuat? Banyak Pekerja cleaning service yang menganggur Pemborosan jika terjadi kelebihan jumlah pekerja. Apakah memungkinkan dilakukan efisiensi? Resiko pemborosan lebih besar dapat terjadi ketika jumlah pekerja kurang dari jumlah seharusnya

6 Latar Belakang - Perlu dilakukan perhitungan jumlah tenaga kerja optimal sebagai dasar peninjauan kontrak

7 - Perumusan Masalah Bagaimana menghitung jumlah karyawan optimal

8 Tujuan - 1 Menghitung workload karyawan cleaning pabrik personal wash 2 Menentukan jumlah optimal karyawan cleaning pabrik personal wash

9 Manfaat - 1 Mengetahui workload karyawan cleaning pabrik personal wash sehingga alokasi pegawai dapat optimal 2 Mengetahui jumlah optimal karyawan cleaning pabrik personal wash sehingga mengurangi pemborosan anggaran perusahaan 3 Menjadi bahan acuan PT. Unilever Indonesia untuk peninjauan ulang terhadap kontrak kerja pihak ketiga dengan PT. ISS

10 Ruang Lingkup Penelitian Batasan penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada karyawan cleaning pabrik personal wash PT. Unilever Indonesia. pengukuran beban kerja yang dilakukan hanya beban kerja fisik Asumsi tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap objek amatan selama penelitian dilakukan Beban kerja mental tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pekerjaan cleaning service yang sederhana

11 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

12 Tinjauan Pustaka Konsep Manajemen Produktivitas.Prinsip dalam manajemen produktivitas adalah Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumberdaya

13 Tinjauan Pustaka Beban Kerja ( Workload ) Workload dapat diperoleh dengan pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai dengan keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor KEP/75/M.PAN/7/2004. ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ (WWWWWW) JJJJJJJJJJh KKKKKKKKKKKKKKKK = ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu (WWWWWW) Waktu penyelesaian tugas diperoleh dari waktu standar penyelesaian kerja. Sedangkan Waktu kerja efektif diperoleh dari total waktu kerja yang disediakan perusahaan dalam satu hari Jumlah Karyawan = WWWWWWWWWW ssssssssssssss TTTTTTTTTT wwwwwwwwww kkkkkkkkkk

14 Tinjauan Pustaka Stopwatch Time Study Menurut Meyers (1992) Time study mencoba untuk mengetahui pekerjaan yang membutuhkan operator handal, terlatih, dan dapat mengerjakan pekerjaan pada waktu yang telah diberikan. Operator harus mengerjakan pekerjaan berdasarkan metode tertentu, dalam keadaan tertentu, dan pada tempat tertentu yang akan menghasilkan reaksi fisik tertentu. Stopwatch Time Study adalah pengukuran secara langsung menggunakan stopwatch.

15 Tinjauan Pustaka Langkah Stopwatch Time Study Step 1 Step 2 Step 3 Definisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti lay out, spesifikasi mesin atau peralatan lain Bagi operasi kerja dalam elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Tes pula keseragaman data yang diperoleh Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut.

16 Tinjauan Pustaka Konsep ECRS Eliminate adalah pengurangan terhadap sesuatu yang tidak diperlukan. Combine adalah mengkombinasikan dua hal atau lebih agar lebih efisien. Rearrange adalah penataan kembali terhadap beberapa proses agar lebih efisien dan efektif. Simplify adalah penyederhanaan suatu proses sehingga lebih efisien

17 Tinjauan Pustaka Kilas Balik Penelitian Terdahulu Nama Tahun Objek bagian/sub Judul tools Perancangan standar waktu kerja dan Tiffany bagian Medical simulasi arena, workload 2006 PT. Otsuka Indonesia perhitungan jumlah tenaga kerja optimal pada Sophiana Equipment analysis bagian medical equipment Raras Mayang Arsi 2012 ITS Jurusan Teknik Industri Analisa Beban Kerja dan Job Analysis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Karyawan Berdasar pada Karakteristik dan Kemampuan Kerja KEP/75/M.PAN/7/2004, NASA-TLX, dan job analysis Hanif Galih Pratama 2013 PT. Great Giant Pineaplle Tenaga kerja produksi Penentuan alokasi jmlah pekerjapada proses cannery melalui studi kerja dan simulasi (studi kasus PT. Great Giant Pineapple) Stopwatch time study, simulasi arena Rahadiani Arumsari Alvin Hidayat 2013 Klinik Modern Jasa Medika 2014 PT. Unilever Indonesia Seluruh bagian Cleaning pabrik PW Perhitungan Kebutuhan Jumlah Karyawan berdasarkan Analisis Beban Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Perhitungan jumlah tenaga kerja yang optimal pada cleaning pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Simulasi Arena, KEP/75/M.PAN/7/2004, job analysis, NASA-TLX Stopwatch Time Study, ECRS, KEP/75/M.PAN/7/2004

18 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

19 Metodologi - Enter Tahap Identifikasi Masalah Mulai Penentuan Objek Penelitian Identifikasi Masalah dan Perumusan Tujuan Studi Literatur Konsep Produktivitas Konsep time study Konsep ECRS Studi Lapangan Pengamatan kondisi kerja cleaning secara langsung

20 Metodologi - Tahap Pengumpulan data Tahap pengumpulan dan pengolahan data Pengumpulan data Data primer - Pengukuran waktu kerja karyawan Data sekunder - Data karyawan (rating) - Data jadwal kerja karyawan - Data jumlah karyawan - Data alur kerja karyawan Tidak Uji Kecukupan data Data Cukup? Ya Penghapusan data outlier Uji Keseragaman data Data Seragam? Tidak Ya Pengolahan data

21 Metodologi - Tahap Pengolahan data Pengolahan data Perhitungan waktu standar masing-masing elemen kerja Perhitungan waktu kerja berdasarkan elemen kerja yang berbeda setiap area Perhitungan workload area dan perhitungan jumlah karyawan sesuai dengan KEP/75/M.PAN/2004 Alokasi dan Efisiensi jumlah karyawanl dengan ECRS Tidak Validasi jumlah karyawan optimal oleh manajer MED Valid?

22 Metodologi - Finish Tahap Analisis, Simpulan dan Saran Tahap Analisis dan pembahasan Analisa waktu standar masing-masing elemen kerja Analisa waktu kerja berdasarkan area Analisa workload area Analisa beban kerja mental karyawan Analisa jumlah optimal karyawan Analisa pemetaan kerja berdasarkan area Penarikan Kesimpulan dan Saran Selesai

23 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

24 Elemen Pekerjaan Pembagian Kelompok Elemen Pekerjaan Pembagian Kelompok Elemen Kerja Toilet Pel (Moping ) Menyapu (Sweeping ) lap (Dusting ) Mengambil sampah Mempersiapkan alat dan air Sweeping (sapu biasa) Menyiapkan alat bersih-bersih tempat sampah Pel Basah Mengambil hasil menyapu Mengelap membuang kumpulan sampah mengumpulkan air Menyapu dengan kapi membersihkan alat membersihkan kloset mengeruk air menggosok lantai pel kering menyiram Pembersihan alat siram pendahuluan peras pel wastafel poles handsoap Cermin/Glass Cleaning urinoir alat lap cermin Meskipun urutan pengerjaan area berurutan berbeda, pengukuran dengan menggunakan waktu sebagai dasar tidak terpengaruh dengan urutan tersebut

25 Pembagian Area Pembagian Area Pembagian 38 tenaga kerja dibagi kedalam 3 shift. Penelitian ini Hanya Fokus Pada Shift pertama dengan jumlah pekerja 22 karyawan Plotting Man Power By Shift PW No Area Shift Packline Drier BDM MILL 1 5 Substore 2 6 CMS/Proses Lorong-Locker 8 Toilet-NST Office PW 2 10 GHJ PW RMS PW 1 12 Engineering 1 13 Boiler 1 14 Drier Team Leader/ Supervisor Total

26 Pembagian Area Batas Luas masing-masing Area Luas lantai : luas area Luas untuk pel basah luas untuk pel kering luas untuk sweeping luas untuk dusting Packline , , , , Drier , , , , Lorong , , , , BDM , , , MILL , , , , Substore , , , CMS/Proses , , , Locker-intermediate , , , Toilet-NST , , , GHJ PW , , , , RMS PW , , , Engineering , , , , ,55 Boiler , , , Drier , , , , Total , , , , ,56 Pentingnya Satuan Ukur Ukuran setiap area berbeda dan memiliki bentuk yang berbeda. diperlukan sesuatu yang dapat dijadikan acuan yang dapat mewakili seluruh keberagaman tersebut untuk mengetahui beban kerja area secara keseluruhan.

27 Pengukuran Waktu Kerja Contoh : Pengukuran waktu kerja moping Waktu sampel diambil menggunakan Satuan detik permeter persegi Elemen Kerja Sampel (detik) Mempersiapkan alat dan air 70,48 77,8 65,77 67,11 70,43 63,86 60,43 68,21 71,12 61,31 Pel Basah 3,2 4,78 5,8 3,8 4,5 4,58 4,3 3,95 4,32 4,35 mengumpulkan air 7,36 9,21 5,65 7,72 7,08 8,3 7,76 7,1 6,46 6,54 mengeruk air 4,43 5,1 4,26 3,77 3,81 4,81 3,51 4,44 5,1 4,55 pel kering 7,53 6,98 5,64 7,51 6,3 6,94 8,41 6,68 8,75 9,56 Pembersihan alat 162,8 161,7 144,4 134,2 156,2 137,6 161,9 166,6 135,2 136,7 peras pel 13,86 19,87 18,44 15,66 16,64 18,72 20,74 12,09 14,22 19,33 poles 47,29 43,82 44,46 50,51 43,9 36,43 42,81 36,36 46,07 40,36

28 Pengukuran Waktu Kerja Contoh : Cara mengetahui satuan meter persegi

29 Uji Kecukupan Dan Keseragaman Data Uji kecukupan data awal Elemen Kerja Uji Kecukupan Data X X2 N N' Keterangan Mempersiapkan alat dan air 676, , Data Cukup Pel Basah 43,58 194, , Data Tidak Cukup mengumpulkan air 73,18 544, , Data Tidak Cukup mengeruk air 43,78 194, , Data Tidak Cukup pel kering 74,3 564, , Data Tidak Cukup Pembersihan alat 1497, , Data Tidak Cukup peras pel 169, , , Data Tidak Cukup poles 432, , Data Tidak Cukup Pentingnya pengujian data Data yang telah diperoleh dari pengukuran waktu kerja harus memenuhi kriteria kecukupan data dan keseragaman data. Karena data tidak dapat mewakili kondisi nyata jika tidak dapat memenuhi dua kriteria tersebut.

30 Uji Kecukupan Dan Keseragaman Data Uji Kecukupan data kedua Elemen Kerja Uji Kecukupan Data X X2 N N' Keterangan Mempersiapkan alat dan air 676, , ,44708 Data Cukup Pel Basah 160,49 755, ,76843 Data Tidak Cukup mengumpulkan air 217,2 1714, ,87756 Data Cukup mengeruk air 101,01 449, ,98284 Data Cukup pel kering 264, , ,57976 Data Cukup Pembersihan alat 1793, ,1 12 9, Data Cukup peras pel 705, , ,34344 Data Cukup poles 691, , ,63641 Data Cukup Panjang Loop Pengujian Data keberagaman data menyebabkan data memiliki panjang loop uji kecukupan dan keseragaman data yang berbeda sesuai dengan masing-masing data. Uji Kecukupan data ketiga Uji Kecukupan Data Elemen Kerja X X2 N N' Keterangan Pel Basah 193,03 908, ,77319 Data Cukup

31 Uji Kecukupan Dan Keseragaman Data Uji Keseragaman data Elemen Kerja rata-rata sd UCL LCL Mempersiapkan alat dan air 67,652 5, , ,1076 Pel Basah 4, , , , mengumpulkan air 7, , , , mengeruk air 4, , , , pel kering 7, , , , Pembersihan alat 149, , , ,4369 peras pel 16, , , , poles 43,1925 4, , ,96272 Uji Kecukupan data Uji Keseragaman data Elemen Kerja Uji Kecukupan Data X X2 N N' Keterangan Pel Basah 186,2 861, ,95483 Data Cukup mengumpulkan air 206, , ,2068 Data Cukup pel kering 261, , ,30231 Data Cukup Elemen Kerja rata-rata sd UCL LCL Pel Basah 4, , , , mengumpulkan air 7, , , , pel kering 7, , , ,532473

32 Uji Kecukupan Dan Keseragaman Data Uji Kecukupan data Uji Keseragaman data Uji Kecukupan data Uji Keseragaman data Elemen Kerja Uji Kecukupan Data X X2 N N' Keterangan Pel Basah 179,56 817, ,46537 Data Cukup pel kering 250,8 1816, ,31251 Data Cukup Elemen Kerja rata-rata sd UCL LCL Pel Basah 4,489 0, , , pel kering 7, , , , Uji Kecukupan Data Elemen Kerja X X2 N N' Keterangan pel kering 241, , ,661 Data Cukup Elemen Kerja rata-rata sd UCL LCL pel kering 7, , , ,173317

33 Performance Rating Elemen Kerja Rating Penjelasan Sweeping (sapu biasa) 1,08333 Mengambil hasil menyapu 1,08333 Pemberian Rating dilakukan dengan Metode Bedaux. dengan nilai 1 adalah pekerja dengan pengalaman diatas 3 bulan namun dibawah 6 bulan, serta telah mengikuti pelatihan dibidangnya. Rating dengan nilai 1,08333 adalah pekerja dengan pengalaman diatas 6 bulan namun dibawah 2 tahun. Rating dengan nilai 1,167 adalah pengalaman kerja lebih dari 2 tahun serta usia kurang dari 40 tahun Menyapu dengan kapi 1,16667 Mempersiapkan alat dan air 1 Pel Basah 1 mengumpulkan air 1 mengeruk air 1 pel kering 1 Pembersihan alat 1 peras pel 1 poles 1 Menyiapkan alat 1,08333 Mengelap 1,08333 membersihkan alat 1,08333 Mengambil sampah 1,16667 membuang kumpulan sampah 1,16667 membersihkan kloset 1,16667 menggosok lantai 1,16667 menyiram 1,16667 siram pendahuluan 1,16667 wastafel 1,16667 handsoap 1,16667 cermin / Glass cleaning 1,16667 urinoir 1,16667 alat lap cermin 1,16667

34 Performance Rating Penjelasan Nilai Allowance diberikan melalui pengamatan langsung dan diskusi dengan Manajer MED sebagai Expert. Dasar yang digunakan adalah Tabel Allowance 12 Faktor Faktor Mempersiap kan alat dan air pel basah Mengumpulk an air mengeruk air pel kering peras pel pembersihan alat pel Pers.need (laki-laki) Basic Fatigue Standing Abnormal Position Mengangkat/mendorong Penerangan Udara Penglihatan Pendengaran Mental Monotony(mental) Monotony(physical) Total poles

35 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

36 Perhitungan Waktu Standar Penjelasan Waktu Standar dihitung dengan satuan Detik per meter persegi area. Hasil waktu standar ini penting karena waktu standar akan menjadi dasar pada perhitungan beban kerja Elemen Kerja Rata-rata Rating Waktu Waktu RA (%) Normal Standart Mempersiapkan alat dan air 67, ,652 12% 75,77024 Pel Basah 4, ,489 16% 5,20724 mengumpulkan air 7, , % 8, mengeruk air 4, , % 5, pel kering 7, , % 8, Pembersihan alat 43, , % 50,1033 peras pel 16, , % 19, poles 43, , % 50,96715

37 Beban Kerja Area Packing-Line Perhitungan beban kerja menjadikan ukuran waktu standar per area pekerjaan sebagai dasar perhitungan. Sehingga sangat penting hasil dari stopwatch time study pada penelitian ini. jenis pekerjaan AR (%) PR waktu standar (detik/m eter Persegi) frek. luas area (m 2 ) unit waktu total (detik) waktu total (menit) Nyapu pakai kapi 16% 1,17 24, , , ,82362 Pel basah 16% 1 5, , , , mengumpulkan air 16% 1 8, , , , mengeruk air 16% 1 5, , , , pel kering 16% 1 8, , , , Mempersiapkan alat dan air 12% 1 75, , , Pembersihan alat 16% 1 50, ,2066 1,67011 peras pel 16% 1 19, , , Mengambil hasil menyapu 16% 1,08 22, , , Waktu total 2241,85359 Workload 534%

38 Efisiensi ECRS Kombinasi (Combine) Penjelasan Hasil analisis perhitungan kombinasi ECRS adalah pengurangan 2 karyawan pada area C1, pengurangan 1 karyawan pada C2, pengurangan 1 karyawan pada C3, pengurangan 1 karyawan pada C4 atau C4.1 Area Eksisting Waktu Workload Perhitungan ECRS Hasil Manning Packline , % 6 Lorong-Locker 44, % 1 Toilet-NST 1 101, % 1 C1 605% 7 GHJ PW 1 154, % 1 Engineering CMS/Proses , , % 121% 1 2 Drier 6 BDM , , % 58% 1 1 C2 C3 52% 180% 1 2 Boiler 1 80, % 1 Substore 2 479, % 2 C4 134% 2 RMS PW 1 278, % % 1 MILL 1 384, % % 1 Office PW 2 363, % % 1 Drier 2 371, % % 1 Team Leader/ Supervisor 1 Total Boiler 1 80, % 1 RMS PW 1 278, % 1 C4.1 87% 1

39 Outline Presentasi 1 Pendahuluan 2 Tinjauan Pustaka 3 Metodologi 4 Pengumpulan Data dan Analisis 5 Pengolahan Data dan Analisis 6 Kesimpulan dan Saran

40 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1 Berdasarkan metode pengukuran beban kerja sesuai kepmenpan diperoleh beban kerja eksisting untuk masing-masing area. area packing line sebesar 534% area lorong-locker sebesar 11% area toilet-nst sebesar 24% area GHJ sebesar 37% area Engineering workload area sebesar 35% area Drier 6 sebesar 17% area CMS/Proses sebesar 121% area BDM sebesar 58% area Boiler sebesar 19% area Substore sebesar 114% area RMS sebesar 66% area Mill workload area sebesar 92% area Office sebesar 87% area Drier sebesar 88%.

41 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 2 Jumlah optimal karyawan yang diperoleh dengan metode ECRS dengan mengkombinasikan area yang beban kerjanya kurang optimal. Alternatif C1 : area packing line, lorong-locker, toilet-nst, dan area GHJ. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 2 karyawan. Alternatif C2 : area engineering dan area drier 6. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif C3 : area CMS/Proses dan area BDM. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif C4 : area boiler dan substore. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Alternatif C4.1 : area boiler dan RMS. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah 1 karyawan. Semua alternatif penggabungan dapat dilakukan bersamaan kecuali alternatif keempat dan kelima. Jadi total karyawan optimal untuk pekerjaan cleaning pabrik personal wash adalah 17 karyawan.

42 Kesimpulan dan Saran Saran 1 Pada penelitian selanjutnya, dapat dilakukan penambahan pengukuran mental untuk pekerjaan sederhana seperti cleaning service. Pengukuran mental yang digunakan sebaiknya tidak bersifat subyektif agar perhitungan lebih akurat 2 Untuk objek penelitian, sebaiknya safety peneliti lebih diperhatikan dan disesuaikan dengan safety karyawan

43 Terima kasih

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA Alvin Hidayat, Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) Hanif Galih Pratama, Sri Gunani Partiwi, Dody Hartanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Disusun Oleh: Nandya Paramita ( )

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Disusun Oleh: Nandya Paramita ( ) LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. UNILEVER INDONESIA Tbk Disusun Oleh: Nandya Paramita (5303010030) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus : Klinik Modern asa Medika Surabaya) Rahadiani Arumsari, Sri Gunani Jurusan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. work life, innovation dan profitability. Produktivitas kemudian menjadi. Lonnqvist, 2004 dalam TA Tiffany Sophiana).

BAB I PENDAHULUAN. work life, innovation dan profitability. Produktivitas kemudian menjadi. Lonnqvist, 2004 dalam TA Tiffany Sophiana). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar belakang teoritis Keseluruhan performansi perusahaan setidaknya terdiri dari tujuh kriteria, yaitu effectiveness, efficiency, quality, productivity,

Lebih terperinci

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi.

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi. 1 Analisis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus : Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya) Raras Mayang Arsi dan Sri Gunani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan ideal, atau dengan kata lain, menurut Gobel (2013) efisiensi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan ideal, atau dengan kata lain, menurut Gobel (2013) efisiensi adalah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.2. OptimalitasTenaga Kerja Definisi optimalitas adalah tindakan untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Menurut Sinulingga (2014), efisiensi adalah sebuah ukuran yang menjelaskan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG

PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG TUGAS AKHIR PERANCANGAN STANDAR WAKTU KERJA DAN PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA OPTIMAL PADA BAGIAN MEDICAL EQUIPMENT I PT OTSUKA INDONESIA-LAWANG TIFFANY SOPHIANA NRP 2502 100 008 Dosen Pembimbing Ir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Seperti pelayanan

Lebih terperinci

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis Christian Wibisono 1*, I Nyoman Sutapa 2 Abstract: The purpose of this study is to minimize man power cost. The main problem of this company

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

by: Moh. Samsul Hadi

by: Moh. Samsul Hadi by: Moh. Samsul Hadi - 6507. 040. 008 - BAB I Latar Belakang PT. Unilever Indonesia (ULI) Rungkut difokuskan untuk produksi sabun batangan, deo dan pasta gigi PT. ULI Rungkut mempunyai 2 pabrik produksi,

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) (Studi Kasus Di PT. ALTIA CLASSIC AUTOMOTIVE MANUFACTURING RUNGKUT INDUSTRI SURABAYA)

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT.

ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. ANALISA BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DI PT. X - SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh: HERY NURIMA PRASETYA NPM : 0732015021

Lebih terperinci

I.G.A Sri Deviyanti Teknik Industri - UNIPRA Surabaya ABSTRAK

I.G.A Sri Deviyanti Teknik Industri - UNIPRA Surabaya ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN SISTEM KERJA STATIS DENGAN ROLLING TUGAS OPERATOR PADA UNIT PENGEPAKAN TERHADAP PENINGKATAN OUTPUT PRODUKSI DI PT.ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA ABSTRAK I.G.A Sri Deviyanti Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, sistem produksi terdiri dari elemen input, proses dan elemen output. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini. 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor PT Pacific Biotekindo kantor Cabang Jakarta yang beralamat di Komplek Perkantoran Infinia Park Blok A52, Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. work center. Waktu yang diijinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan itu

BAB I PENDAHULUAN. work center. Waktu yang diijinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keseimbangan lintasan produksi berhubungan erat dengan produksi massal. Suatu lintasan produksi dapat terbagi menjadi beberapa stasiun kerja atau work center. Waktu

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN DI LINE PROSES PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA MOJOKERTO SKRIPSI.

PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN DI LINE PROSES PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA MOJOKERTO SKRIPSI. PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN DI LINE PROSES PRODUKSI DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. KUSUMA DIPA NUGRAHA MOJOKERTO SKRIPSI Disusun Oleh: DECKY SATRYA PAMUNGKAS NPM : 0732010074 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA 69 BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah memaparkan hasil analisa dari tools yang digunakan. Selain itu juga menganalisa implikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nugraheni (2009), Perkembangan teknologi yang pesat, baik di bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya cara baru dalam menawarkan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN

OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN OPTIMALISASI BEBAN KERJA DAN STANDARISASI ELEMEN KERJA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES FINISHING PART OUTER DOOR DI PT TMMIN Iswahyudi Dwi Nurcahyo; Gunawarman Hartono Industrial Engineering Department,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab 2 ini merupakan dasar pengembangan peneliti dalam melakukan penelitian agar menjadi suatu yang terarah. Tinjauan pustaka berisi mengenai studi penelitian terdahulu

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA CLEANING SERVICE DI PT. XYZ DENGAN METODE FULL TIME EQUIVALENT

ANALISIS BEBAN KERJA PADA CLEANING SERVICE DI PT. XYZ DENGAN METODE FULL TIME EQUIVALENT ANALISIS BEBAN KERJA PADA CLEANING SERVICE DI PT. XYZ DENGAN METODE FULL TIME EQUIVALENT Arnold Samuel Chan, Jessica Pratiwi, Lucy Sanjaya, Benedictus Rahardjo *) Fakultas Teknologi Industri, Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER

ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER ANALISIS PERBAIKAN KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN TRANSMISI CURRENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE KILLBRIDGE-WESTER Disusun oleh: Nama : Eka Kurnia Npm : 32412408 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : I. Ir.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian yang sistematis dan terarah berdasarkan permasalahan yang ditinjau agar proses penelitian dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelayanan jasa kebersihan PT The Service Line (SOS Indonesia) ada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelayanan jasa kebersihan PT The Service Line (SOS Indonesia) ada BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisa pembahasan yang telah di paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Harapan atau tingkat

Lebih terperinci

PENGUKURAN KERJA PEGAWAI PRAMUNIAGA MC DONALD M.T HARYONO DENGAN METODE STOPWATCH TIME STUDY

PENGUKURAN KERJA PEGAWAI PRAMUNIAGA MC DONALD M.T HARYONO DENGAN METODE STOPWATCH TIME STUDY PENGUKURAN KERJA PEGAWAI PRAMUNIAGA MC DONALD M.T HARYONO DENGAN METODE STOPWATCH TIME STUDY Kelompok 8 Livy Zayyan Alkadia (135060707111034) Mariadi E Sipayung (135060701111032) Palmer A Rumapea (135060701111131)

Lebih terperinci

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur

Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler. Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.38 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Filler Tabel 4.39 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Pasteur Tabel 4.40 Metode 5W+1H dan Analisis ECRS Untuk Labeller Tabel 4.41 Metode 5W+1H dan Analisis

Lebih terperinci

1. Untuk membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan setiap ruangan dalam gedung klien kami

1. Untuk membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan setiap ruangan dalam gedung klien kami CLEANING AND CARRYING SERVICE I. LATAR BELAKANG Di era globalisasi dan modern ini, kebanyakan orang atau perusahaan dan instansi menyukai hal yang instan, cepat, hemat, dan efisien. Termasuk dalam hal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

Kualitas Layanan Toilet EXPO CLEAN Quality On Time Grooming Response Pro Active Green Cleaning

Kualitas Layanan Toilet EXPO CLEAN Quality On Time Grooming Response Pro Active Green Cleaning Kualitas Layanan Toilet EXPO CLEAN 2016 Quality On Time Grooming Response Pro Active Green Cleaning Pengantar Kualitas Layanan Toilet dan General Area adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemeliharaan

Lebih terperinci

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Carinda Adistiara *1), Susy Susmartini *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu perusahaan yang sukses, selalu memperhatikan faktor-faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya manusia. Faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram yang dilakukan untuk melakukan pemecahan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK...

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah Definisi Sistem - Permodelan Sistem - Pola antrian produk Tidak sesuai Pengumpulan Data - Data produk dan perusahaan - Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan merupakan sebuah organisasi yang dibentuk dan dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian keuntungan ekonomi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja dapat mengurangi aktivitas yang akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan meneruskan pekerjaan secara maksimal. Kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu kelelahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION DIVISI CLEANING SERVICE PERSONALIA CS

JOB DESCRIPTION DIVISI CLEANING SERVICE PERSONALIA CS SOP Cleaning service SOP (Standar Oprational Prosedur) Cleaning service SOP PERSONALIA CS Cv. Mitra Gemilang - Koord Masalah Ketenaga Kerjaan di masing-masing lokasi. Kontrak kerja dengan pengguna jasa

Lebih terperinci

PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN W A K T U S T A N D A R P A D A PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN

PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN W A K T U S T A N D A R P A D A PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN PENENTUAN TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN W A K T U S T A N D A R P A D A PT. ADIMULIA SARIMAS MEDAN KARYA AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging.

LAMPIRAN. Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line. xvii AREA 3 AREA 5 AREA 4 AREA 2. Panel Control BOTTLING OFFICE. Pintu masuk area Packaging. LAMPIRAN Lampiran 1: 5S Lay Out Bottling Line BOTTLING OFFICE Roller Conv Crate Spare Pintu masuk area Packaging Alat Transpot NR Sisa Roller Conv Crate Spare Ink jet Coding Bottle Conveyoor Carton Closing

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi yaitu penentuan objek penelitian, identifikasi masalah,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus melakukan peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi tidak aman (unsafe condition). Keselamatan merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia penerbangan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah suatu analisis yang mencoba melakukan suatu perhitungan keseimbangan hasil produksi dengan membagi beban antar proses secara berimbang

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR DAN MESIN PADA DIVISI PACKAGING PT KIMIA FARMA (Persero) Tbk. UNIT PLANT WATUDAKON, JOMBANG

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR DAN MESIN PADA DIVISI PACKAGING PT KIMIA FARMA (Persero) Tbk. UNIT PLANT WATUDAKON, JOMBANG PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR DAN MESIN PADA DIVISI PACKAGING PT KIMIA FARMA (Persero) Tbk. UNIT PLANT WATUDAKON, JOMBANG TOTAL OPERATOR AND MACHINE PLANNING IN PACKAGING DIVISION PT KIMIA FARMA (Persero)

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBOROSAN untuk REDUKSI LEAD TIME PRODUK NGR dengan DIAGRAM PARETO dan VALUE STREAM MAPPING (Studi Kasus di PT.

ANALISIS PEMBOROSAN untuk REDUKSI LEAD TIME PRODUK NGR dengan DIAGRAM PARETO dan VALUE STREAM MAPPING (Studi Kasus di PT. ANALISIS PEMBOROSAN untuk REDUKSI LEAD TIME PRODUK NGR 12-75 dengan DIAGRAM PARETO dan VALUE STREAM MAPPING (Studi Kasus di PT.Nayati Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011, dan kegiatannya meliputi pengamatan gerakan, pengukuran waktu,

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Selain teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pada bab ini akan pula dijabarkan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan. Untuk mencapai penelitian yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI Disusun Oleh : RENDY ERANG PRABOWO NPM : 0632010082 JURUSAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

Menganggur Independent Kerja Kombinasi PETA KERJA SETEMPAT PETA PEKERJA-MESIN Menganggur Independent Kerja Kombinasi Contoh Kasus Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator bilamana diketahui data sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang berjalan sekarang ini, kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dan modern merupakan salah satu faktor yang ikut mendukung bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

How To Supervise Public Toilet Operasional dan Perawatan Toilet Umum

How To Supervise Public Toilet Operasional dan Perawatan Toilet Umum How To Supervise Public Toilet Operasional dan Perawatan Toilet Umum ASOSIASI TOILET INDONESIA Clean Expo 2016 April 07, 2016 Ridha Artinto Toilet adalah salah satu cermin budaya suatu komunitas. A nation

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL SISTEM. Gambar 4.1. Proses Perakitan dan Produksi di Area Back End

BAB 4 PROFIL SISTEM. Gambar 4.1. Proses Perakitan dan Produksi di Area Back End BAB 4 PROFIL SISTEM Bab ini berisi informasi yang berkaitan dengan area produksi yang menjadi lokasi proyek ini. Informasi-informasi ini bermanfaat untuk memberi gambaran tentang kondisi area produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang. Perusahaan yang mampu bertahan dan berkembang dengan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kaleng kemasan di dunia bisnis packaging, dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri kaleng kemasan di dunia bisnis packaging, dipergunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Industri kaleng kemasan di dunia bisnis packaging, dipergunakan untuk mengemas bahan makanan kering atau basah, makanan dari hasil laut, dari hasil pertanian atau

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK Debrina Puspita Andriani 1, Billy Anugrah 2, Annissa Dian Islami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011 ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. CLASSIC PRIMA CARPET SKRIPSI Disusun Oleh : M. Irsyadul Ibad Al Amzah NPM : 0732010145 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo Petunjuk Sitasi: Maryani, A., Handayani, F. D., & Prasetyawan, Y. (2017). Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B335-341). Malang:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik analisis wawancara dan observasi. Unit analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian kerja dalam kaitannya dengan upaya peningkatan produktifitas. Analisa dan penelitian kerja adalah suatu aktifitas yang ditujukan untuk mempelajari prinsip-prinsip atau

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penulisan skripsi mengenai perancangan tata letak ini, penulis mengumpulkan dan menyusun data-data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO

ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO ANALISIS BEBAN KERJA DAN JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENGEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS ( WLA ) DI PABRIK GULA CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI OLEH : ISNAINI 0632010053 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN

ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN 0 ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI Oleh : RIDUWAN ARIF NPM. 0832010039

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N ANALISA EFISIENSI DAN UTILISASI PENGGUNAAN WAKTU PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN PENGUKURAN WAKTU STANDAR MENGGUNAKAN METODE STOPWATCH TIME STUDY PADA PT. CAHAYA BINTANG MEDAN TUGAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berperan penting dalam proses penyusunan tugas akhir. Dengan adanya metodologi penelitian maka seorang peneliti akan mengetahui dengan jelas langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI JOHAN ARIFIN 2508100148 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. DOSEN KO-PEMBIMBING Arief Rahman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan perusahaan bertipe repetitive manufacturing dengan produksi massal, peranan perencanaan produksi sangat penting, terutama dalam penugasan kerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian untuk mendapatkan hasil sistem persediaan yang optimal, maka terdapat beberapa tahapan dalam penelitian yang perlu dilakukan, antara lain adalah: 3.1. Tahap

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif dilakukan dengan membuat deskripsi secara sistematis,

Lebih terperinci