PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA"

Transkripsi

1 PERANCANGAN KEBUTUHAN JUMLAH OPTIMAL KARYAWAN BERASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA UNTUK MENINGKATKAN PROUKTIVITAS KERJA (Studi Kasus : Klinik Modern asa Medika Surabaya) Rahadiani Arumsari, Sri Gunani Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya dinidini9123@yahoo.com; srigunani@ie.its.ac.id Abstrak Pengelolaan sumber daya manusia secara efisien dan efektif merupakan hal yang sangat diperhatikan pada suatu perusahaan karena merupakan peranan yang sangat penting yang akan menjadi modal besar dalam tercapainya tujuan perusahaan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam hal efisiensi karyawan, antara lain adalah dengan lebih mengoptimalkan jumlah karyawan dan mengetahui kompetensi, kemampuan dan keahlian apa sajakah yang dibutuhkan dalam suatu jabatan. Klinik Modern asa Medika merupakan wadah bagi para dokter professional bersama investor dengan tujuan menyediakan pelayanan medis, perawatan serta pemantauan kelanjutan bagi seluruh pasien. Adanya beberapa kali perubahan pada struktur organisasi dan jumlah karyawan akan berdampak pada job description yang harus dilakukan oleh karyawan, sehingga beban kerja yang ditanggung setiap karyawan tidak sesuai dengan jumlah karyawan pada bidang itu sendiri. Maka dari itu, diperlukan suatu analisis pengukuran beban kerja yaitu beban kerja fisik dan beban kerja mental dari setiap karyawan untuk menentukan jumlah optimal karyawan yang seharusnya dibutuhkan oleh perusahaan. Pada penelitian ini digunakan metode perhitungan beban tugas per jabatan sesuai dengan KEP/75/M.PAN/7/24 untuk beban kerja fisik dan NASA-TLX untuk beban kerja mental. Kedua metode ini nantinya akan digabung untuk menghasilkan jumlah karyawan optimal. Serta simulasi arena untuk melihat utilitas karyawan dari adanya variansi tugas yang dikerjakan oleh setiap karyawan. ari hasil simulasi ini nantinya akan dibuat beberapa skenario perbaikan terhadap jumlah optimal karyawan. Skenario perbaikan yang pertama yaitu dengan menambahkan resources sesuai hasil jumlah perhitungan penggabungan dua metode. Sedangkan skenario perbaikan kedua adalah dengan melakukan alokasi tugas terhadap karyawan dengan utilitas yang rendah. idapatkan hasil bahwa skenario perbaikan dua lebih baik karena dengan adanya alokasi tugas pada karyawan maka beban tugas lebih merata walaupun masih terdapat beban kerja yang berlebih pada karyawan jabatan asisten manager AK & U, staff keuangan, stapam dan perawat sehingga dibutuhkan perekrutan karyawan pada jabatan tersebut. Skenario perbaikan dua ini lebih baik dikarenakan jumlah karyawan yang direkrut lebih sedikit dan beban kerja seluruh karyawan lebih merata dibandingkan dengan skenario perbaikan satu yang membutuhkan jumlah karyawan baru lebih banyak sehingga menyebabkan pemborosan resource. an juga dilakukan pemetaan kompetensi karyawan berdasarkan job description sesuai dengan jenjang klasifikasi KKNI tiap prodi yang ada pada suatu jabatan. Kata Kunci : Beban Fisik, Beban Mental, Perhitungan Beban Tugas, NASA-TLX, Jumlah Optimal Karyawan, Simulasi Arena, dan Kompetensi Karyawan, KKNI. 1. Pendahuluan Pengelolaan sumber daya manusia secara efisien merupakan hal yang sangat diperhatikan pada suatu perusahaan karena sumber daya manusia atau karyawan mempunyai peranan yang sangat penting yang akan menjadi modal besar dalam tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai pengelolaan sumber daya manusia secara efisien, bergantung pada produktivitas kerja karyawan yang mempengaruhi performansi karyawan itu sendiri pada perusahaan. Beban kerja juga merupakan salah satu faktor penting dalam efisiensi kerja yang berdampak pada produkstifitas kerja. Beban kerja sendiri terdapat dua macam yaitu beban kerja fisik yang berasal dari rutinitas yang dilakukan dan beban kerja mental yang merupakan kebutuhan mental karyawan dalam menyelesaikan tugas. Klinik Modern asa Medika bertempat di Jl. iponegoro Surabaya mengabdikan diri dalam menyediakan pelayanan terbaik dan berkomitmen untuk menyediakan pelayanan medis, perawatan serta pemantauan kelanjutan bagi seluruh pasien. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh Klinik Modern asa Medika antara lain yaitu apotik, laboraturium, poli gigi, poli kandungan, poli kecantikan, poli penyakit dalam, poli penyakit jantung, poli syaraf,poli mata, poli THT dan poli umum. Jumlah karyawan klinik modern dasa medika berjumlah 24 orang. Klinik MM dibagi menjadi 2 shift 1

2 kerja, shift pertama dimulai dari pukul 7. hingga pukul 14. dan shift kedua dimulai dari pukul 15. hinga 23., tidak semua jabatan yang terbagi menjadi 2 shift hanya pada jabatan staff resepsionis & kasir, perawat, dokter spesialis, satpam dan asisten apoteker. Berikut merupakan grafik jumlah pasien yang datang di Klinik Modern asa Medika selama tujuh bulan terakhir. Gambar 1. 1 Jumlah Pasien Klinik MM selama 7 Bulan Terakhir Klinik MM dalam pengembangannya mengalami beberapa kali pergantian struktur organisasi dikarenakan terdapat beberapa karyawan yang diambil oleh pimpinan pusat sehingga struktur organisasi karyawan juga berubah. Permasalahan lainnya ialah belum terdapatnya job description resmi yang sudah disetujui oleh pimpinan pusat sehingga dengan berubahnya struktur organisasi banyak terdapat karyawan yang melakukan tugas lain yang tidak termasuk dalam ranahnya sehinnga terjadi kelebihan beban tugas pada karyawan. alam pelayanannya terhadap pasien pun, terdapat beberapa masalah yang dialami oleh klinik MM antara lain kurangnya beberapa karyawan dalam beberapa jabatan sehingga dalam kondisi kenyataannya, terdapat banyak antrian dalam pelayanan disat banyak pasien yang datang dan terdapat beberapa masalah dalam pembagian job description karyawan. Maka pada penelitian ini akan dilakukan simulasi untuk mengetahui utilitas karyawan dan dilakukan perhitungan beban kerja untuk mengetahui jumlah optimal karyawan serta adanya evaluasi kompetensi pemetaan karyawan berdasarkan job description. 2. ata dan Metodologi Penelitian Berikut merupakan gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari empat tahapan utama. Tahapan-tahapan ini tersusun secara berurutan dimulai dari tahap identifikasi, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi dan yang terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan dan saran. 1. Pada tahap identifikasi akan dilakukan penentuan perumusan masalah yang ada pada Klinik Modern asa Medika dan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besar beban kerja fisik dan mental yang diterima oleh setiap karyawan serta dapat merancang jumlah karyawan optimal pada Klinik Modern asa Medika serta menentukan pemetaan kompetensi karyawan berdasarkan job description dengan metode jenjang kualifikasi KKNI. 2. Pada langkah pengumpulan data, akan dilakukan pengambilan data primer dan data sekunder. ata primer disini merupakan data pengukuran waktu kerja karyawan dan data kuisioner untuk metode NASA-TLX. ata pengukuran waktu kerja didapatkan dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan tidak langsung yang diperoleh dari pihak-pihak objek penelitian yaitu Klinik Modern asa Medika yaitu data profil klinik, data 2 jumlah karyawan, data job description dan data struktur organisasi. 3. Pada tahap pengolahan data, terdapat dua tahap yang harus dilakukan yaitu tahap perhitungan jumlah kebutuhan karyawan dengan menggabungkan dua metode dan tahap proses simulasi arena. Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan jumlah karyawan optimal yang menggabungkan dua metode yaitu beban kerja fisik sesuai KEP/75/M.PAN/7/24 dan untuk mengukur beban kerja mental sesuai Task Load Index (NASA- TLX). ari dua metode ini nantinya akan diketahui besar beban kerja fisik dan beban kerja mental yang diterima oleh setiap karyawan. an akan dilakukan penggabungan kedua metode untuk mendapatkan jumlah karyawan optimal pada masing-masing jabatan. 4. an juga akan dilakukan pemetaan kompetensi karyawan akan disesuaikan dengan job description setiap karyawan pada Klinik Modern asa Medika. Pemetaan kompetensi ini berbasis KKNI dengan menyesuaikan jenjang kualifikasi KKNI setiap jabatan dari level 1 hingga level Tahap proses simulasi yang dilakukan menggunakan software ARENA untuk mengetahui utilitas karyawan yang dilihat dari adanya variansi tugas yang dapat dilakukan oleh satu orang pekerja. Sehingga nantinya akan didapatkan skenario perbaikan yang paling baik untuk menentukan kebutuhan jumlah optimal karyawan. 6. Tahap ini akan dilakukan analisa dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data. 7. an tahap yang terakhir yaitu tahap kesimpulan dan saran. Pada tahap ini merupakan penarikan kesimpulan dan saran dari dilakukannya penelitian ini. 3. Metode KEP/75/M.PAN/24 Pada metode KEP/75/M.PAN/24 terdapat beberapa metode dalam menghitung formasi. Metode yang dipilih adalah metode dengan pendekatan beban tugas karena metode ini adalah metode untuk menghitung kebutuhan pegawai pada jabatan yang hasil kerjanya abstrak atau beragam. Berikut merupakan langkah-langkah metode pendekatan beban tugas : (1) Menguraikan tugas setiap jabatan dan menghitung waktu penyelesaian untuk masing-masing jabatan tersebut. alam hal ini, dikarenakan job description sebagai acuan dalam menguraikan tugas tidak diberikan untuk setiap jabatan, tetapi untuk perseorangan, maka perhitungan dilakukan untuk setiap karyawan. (2) Masukkan uraian tugas, beban kerja, standar kemampuan rata-rata penyelesaian tugas (SKR), dan waktu penyelesaian tugas (WPT). (3) Jika terdapat perbedaan satuan pada waktu penyelesaian tugas (WPT), lakukan konversi untuk menyamakan satuan waktu penyelesaian tugas. alam penelitian ini, waktu penyelesaian disamakan menjadi menit/hari. (4) alam menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, digunakan rumus perhitungan an berikut ini pada gambar 3.1 dan 3.2 merupakan hasil beban tugas karyawan pada setiap jabatan yang ada di Klinik

3 Modern asa Medika dari top management hingga seluruh karyawan Gambar 3.1 Grafik Beban fisik Karyawan yang Berada pada Top Management Beban Fisik Karyawan Top Management Operasional AK & u Kepala Akuntansi Beban Tugas Karyawan Apoteker 1 5. Perhitungan Jumlah Karyawan Optimal alam perhitungan jumlah optimal karyawan yang menggabungkan beban kerja tugas dengan KEP/75/M.PAN/24 dan beban kerja mental dengan NASA- TLX akan digunakan persamaan yang menggunakan koefisien pembagi antara beban kerja fisik dan beban kerja mental. Koefisien ini didapatkan dari wawancara langsung kepada setiap karyawan, pengamatan langsung oleh peneliti, pencocokan job description serta wawancara terhadap kepala bagian SM mengenai besar proporsi beban kerja fisik dan beban kerja mental. Berikut merupakan koefisien untuk setiap jabatan yang ada di Klinik MM. Gambar 5.1 Koefisien setiap yang ada di Klinik MM No Koefisien beban kerja fisik Koefisien beban kerja mental Operasional AK & U Kepala Akuntansi.3.7 Gambar 3.1 Grafik Beban fisik Karyawan yang Berada pada Top Management 4. Pengolahan Beban Mental Perhitungan besar beban kerja mental pada penelitian ini menggunakan metode NASA-TLX. Pada metode ini, terdapat 6 komponen yang diukur yaitu kebutuhan mental (KM), kebutuhan fisik (KF),kebutuhan waktu (KW), tingkat frustasi (TF), Performansi (P) dan usaha beban kerja fisik dan mental (U). Metode ini menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada setiap karyawan untuk mengetahui tingkat beban mental yang diterima. Kuisioner terbagi menjadi dua bagian yaitu pairwise comparation atau pembobotan dan yang kedua adalah pemberian rating nilai. Setelah dilakukan rekap data hasil kuisioner, langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai rata-rata WWL. an berikut merupakan hasil beban kerja mental setiap karyawan dengan metode NASA-TLX Beban Mental Karyawan Top Management Klinik MM Operasional AK & u Kepala Akuntansi Gambar 4.1 Grafik beben mental karyawan top management Beban Mental Karyawan Apoteker 1 Beban Mental Beban Mental Karyawan Gambar 4.2 Grafik beban mental karyawan Klinik MM 3 5 Apoteker Staf Admin & Keuangan Staff Resepsionis & Kasir okter Perawat Apoteker Satpam cleaning service.8.2 an selanjutnya akan dibuat persamaan untuk menggabungkan beban kerja fisik dan beban kerja mental dengan koefisien diatas. Persamaan untuk asisten AK & U adalah ( ) ( ) engan : z = Koefisien Beban x = Nilai Beban Fisik y = Nilai Beban kerja Mental Pemberian nilai x atau nilai beban kerja fisik didapatkan dari perhitungan total waktu penyelesaian tugas setiap karyawan dalam 1 hari. Selanjutnya setelah itu dimasukkan ke dalam range beban kerja fisik antara rendah hingga sangat tinggi yang mempunyai nilai beban masingmasing. Nilai beban kerja fisik inilah yang akan menjadi nilai x. Range beban kerja fisik ini didapatkan dari jam kerja efektif per hari yaitu 336 menit dan dibagi menjadi 4 range dari range rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dan akan ditampilkan pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Kategori Range Nilai Beban Fisik Range beban kerja fisik Kategori beban kerja Nilai beban kerja fisik -1 Rendah Sedang Tinggi < Sangat Tinggi 4 Sedangkan pemberian nilai y atau nilai beban kerja mental didapatkan dari perhitungan nilai rata-rata WWL setiap karyawan yang telah dihitung dengan metode NASA-TLX. Selanjutnya, akan dimasukkan ke dalam kategori range beban

4 kerja mental yang mempunyai nilai beban kerja mental. Nilai beban inilah yang akan menjadi nilai y. Berikut pada tabel 5.2 merupakan tabel kategori nilai beban kerja mental. Tabel 5.2 Kategori Range Nilai Beban Mental Range rata-rata nilai WWL Kategori Beban Nilai Beban Mental -29 Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 4 Sumber : Simanjuntak, R.A Langkah selanjutnya yaitu penentuan jumlah karyawan optimal dari hasil perhitungan yang merupakan nilai koefisien beban kerja z. Nilai z ini memiliki range nilai koefisien kategori beban kerja dan dari kategori beban kerja ini dapat ditentukan penambahan tenaga kerja dan akan ditampilkan pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Kategori Nilai Koefisien Z Nilai Koefisien beban kerja Kategori Beban Keterangan 1-1,5 Rendah Tidak perlu penambahan tenaga kerja 1,51-2,5 Sedang Tidak perlu penambahan tenaga kerja 2,51-3,5 Tinggi imungkinkan untuk penambahan tenaga kerja 3,51-4 Sangat Tinggi Harus dilakukan penambahan tenaga kerja an setelah dilakukan langkah perhitungan seperti diatas, maka akan didapatkan jumlah karyawan optimal Klinik MM. Berikut pada tabel 5.4 merupakan tabel hasil jumlah karyawan optimal klinik MM. Tabel 5.4 hasil jumlah karyawan optimal klinik MM. No Nilai Beban Fisik (x) Nilai Beban Mental (y) Koefisien Beban Jumlah Optimal Karyawan Operasional AK & u Kepala Akuntansi Apoteker Staf Admin & Keuangan Staf Admin & Keuangan Staf Admin & Keuangan Staff Resepsionis & Kasir Staff Resepsionis & Kasir Staff Resepsionis & Kasir okter Perawat Perawat Perawat Apoteker Apoteker Apoteker Apoteker Satpam Satpam Satpam cleaning service cleaning service Pemetaan Kompetensi Karyawan Pada tahap pemetaan kompetensi karyawan yang dijadikan sebagai pedoman ialah job description masingmasing jabatan yang ada di Klinik Modern asa Medika. 4 Pemetaan kompetensi ini akan berbasis pada metode KKNI dimana terdapat 9 level jenjang kualifikasi, level ini merupakan level pendidikan mulai dari level terendah yaitu sekolah menengah pertama (SMP) hingga level tertinggi yaitu S2. Parameter yang digunakan pada KKNI ini meliputi kemampuan di bidang kerja, pengetahuan yang dikuasai dan kemampuan manajerial. Berikut merupakan tabel hasil jenjang Kualifikasi KKNI dari setiap jabatan yang ada di Klinik MM sesuai dengan prodi KKNI. Berikut pada tabel 6.1 merupakan level KKNI untuk jabatan umum. umum yang dimaksud ialah tidak memerlukan strata pendidikan khusus prodi yang dibutuhkan contohnya perawat yang harus menempuh pendidikan keperawatan. an pada tabel 6.2 untuk jabatan dokter, tabel 6.3 untuk prodi bagian keuangan dan tabel 6.4 untuk prodi keperawatan. Tabel 6.1 Level KKNI untuk jabatan Umum Karyawan Klinik MM Staff Resepsionis & Kasir Satpam cleaning service Apoteker SMP SMA/SM K I II III S1 / IV Profes i Tabel 6.2 Level KKNI untuk Prodi Kesehatan Kedokteran Karyawan Klinik MM Operasional okter S1 / IV Profesi Spesialis Sub Spesialis Tabel 6.3 Level KKNI untuk Prodi Keuangan Karyawan Klinik MM AK & U Kepala Akuntansi Staf Admin & Keuangan S 2 III S1 / IV S2 S Tabel 6.4 Level KKNI untuk Prodi Kesehatan Keperawatan Karyawan Klinik MM Perawat III Ners Magister Keperawatan okter Keperawatan S 3

5 Pada hasil pemetaan kompetensi berbasis KKNI diatas dapat dilihat untuk setiap jabatan dibutuhkan minimal dua level KKNI. alam hal ini mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan tugas pada suatu jabatan dibutuhkan minimal satu level dan jika beban tugas sudah dirasa terlalu besar dan berlebih dibutuhkan orang yang berkompeten dalam melakukan tugas tersebut, maka dalam perekrutan karyawan dapat dipilih satu level yang len=bih tinggidaripada level sebelumnyasehingga pekerjaan yang dilakukan pada jabatan tersebut dapat dilakukan karyawan dengan baik. 7. Simulasi Arena Pada penelitian ini, akan digunakan simulasi menggunakan software ARENA 5. yang akan memperlihatkan gambaran sistem kerja yang ada di Klinik MM. Pada simulasi ini akan diketahui utilitas setiap karyawan yang ada di Klinik Modern asa Medika. Hal ini dilihat dari variansi tugas yang dilakukan oleh setiap karyawan sehingga akan digunakan hasil dari penentuan jumlah karyawan pada bab sebelumnya sebagai skenario baru terhadap kondisi eksisting yang ada di Klinik MM dan akan melihat pengaruhnya pada perubahan utilitas karyawan. Serta pada simulasi arena ini akan dilakukan alokasi karyawan yang berpengaruh pada perekrutan SM sehingga akan meminimalkan jumlah karyawan yang baru. 8. Analisa Skenario Perbaikan 1 Pada skenario perbaikan 1 ini, akan ditambahkan jumlah karyawan sesuai dengan perhitungan jumlah karyawan optimal dengan penggabungan beban kerja mental dan beban kerja fisik. Penambahan karyawan ini dilakukan di job description karyawan yang perlu ditambahkan sehingga utilitas karyawan yang tinggi akan berkurang. Hasil perhitungan yaitu akan dilakukan penambahan 1 karyawan pada karyawan asisten manager administrasi & keuangan, penambahan 1 karyawan untuk masing-masing salah satu staff keuangan dan resepsionis, penambahan 1 karyawan untuk satpam, 1 karyawan untuk apoteker 1, 1 penambahan 1 karyawan untuk perawat dan 3 asisten apoteker. Kemudian skenario tersebut disimulasikan kembali dengan Arena, dan berikut pada tabel merupakan utilitas setiap karyawan hasil dari scenario perbaikan 1. Tabel 5. 1 Tabel Utilitas Karyawan Klinik MM Skenario Perbaikan 1 an berikut pada tabel 5.5 merupakan utilitas dari karyawan baru yang didapatkan dari perhitungan jumlah karyawan optimal. 5 Tabel 5. 2 Tabel Utilitas Karyawan Baru Klinik MM Skenario Perbaikan 1 Analisa Skenario Perbaikan 2 Pada skenario perbaikan 2 ini akan dilakukan alokasi karyawan dalam pemerataan tugas yang diberikan sehingga dapat mengurangi jumlah perekrutan karyawan yang baru. an apabila masih terdapat karyawan dengan utilitas yang sangat tinggi, maka akan dilakukan penambahan jumlah karyawan sesuai dengan perhitungan jumlah karyawan optimal. Pada simulasi ini, tugas karyawan dengan utilitas yang tinggi dalam setiap jabatan akan dibagi dengan karyawan lain pada jabatan tersebut, contoh yaitu pada jabatan asisten apoteker, jika karyawan a mempunyai utilitas yang sangat tinggi, maka pada resources simulasi akan ditambahkan karyawan lain dari jabatan asisten apoteker yang utilitasnya pada kondisi eksisting masih kecil sehingga beban tugas pada jabatan ini dapat merata dan masih dalam tahap normal sehingga nantinya tidak diperlukan penambahan karyawan pada jabatan asisten apoteker ini, mengingat jumlah karyawan pada jabatan ini sudah mencukupi. Berikut pada tabel 5.6 merupakan hasil utilitas karyawan pada skenario perbaikan 2. Tabel 5. 3 Tabel Utilitas Karyawan Klinik MM Skenario Perbaikan 2 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan penelitian ini, yaitu antara lain : 1. Sesuai dengan perhitungan diperoleh, bahwa asisten manager administrasi keuangan & kepala SM & umum, apoteker 1, salah satu staff keuangan dan staff resepsionis & kasir dan salah satu perawat dan satpam mengalami kelebihan beban kerja fisik dengan waktu total penyelesaian tugas diatas 336 menit. Beban kerja fisik terbesar dialami oleh karyawan asisten manager administrasi keuangan & kepala SM & umum yaitu sebesar 537 menit dengan jumlah karyawan seharusnya 2 orang yang memegang setiap jabatan. Untuk beban kerja mental, sesuai dengan dengan perhitungan metode NASA-

6 TLX diperoleh hasil bahwa, kepala manager, asisten manager administrasi keuangan & kepala SM & umum, salah satu staff keuangan dan salah satu perawat memiliki besar beban mental yang tergolong tinggi. 2. Untuk mendapatkan jumlah karyawan optimal Klinik MM dilakukan perancangan perhitungan yang dibuat dengan menggabungkan perhitungan beban tugas per jabatan sesuai dengan KEP/75/M.PAN/7/24 dan perhitungan beban kerja mental dengan metode NASA-TLX. Akan digunakan persamaan untuk menggabungkan 2 variabel yang didapatkan dari dua perhitungan sebelumnya. ari hasil perhitungan yaitu akan dilakukan penambahan 1 karyawan pada karyawan asisten manager administrasi & keuangan, penambahan 1 karyawan untuk masing-masing salah satu staff keuangan dan resepsionis, satpam, apoteker 1, perawat dan penambahan 2 asisten apoteker. 3. Simulasi arena digunakan untuk mengetahui utilitas dari setiap karyawan dari variansi tugas yang dilakukan. Pada simulasi arena ini dilakukan dua skenario perbaikan. Pada skenario perbaikan 1, ditambahkan jumlah karyawan sesuai dengan perhitungan jumlah karyawan optimal dengan penggabungan beban kerja mental dan beban kerja fisik. 4. Pada skenario perbaikan 2 dilakukan alokasi tugas pada karyawan. Alokasi tugas ini dilakukan terhadap karyawan dengan utilitas yang rendah untuk membantu melakukan tugas karyawan dengan utilitas yang tinggi. Alokasi ini dilakukan terhadap karyawan dengan jabatan yang sama dikarenakan diasumsikan pengetahuan, kemampuan dan tugas yang dilakukan dalam satu jabatan memiliki kapasitas yang sama sehingga dapat dilakukan oleh semua karyawan dalam satu jabatan. ari hasil simulasi skenario perbaikan dua ini hanya diperlukan perekrutan karyawan 1 orang pada jabatan asisten manager AK & U, staff keuangan, satpam dan perawat. sehingga dapat mengurangi jumlah perekrutan karyawan yang baru. 5. Berdasarkan perhitungan Bonferroni, maka didapatkan hasil bahwa skenario eksisting berbeda secara signifikan dengan skenario perbaikan 1 dan skenario perbaikan 2. Artinya, utilitas skenario perbaikan 1 dan 2 lebih baik dibandingkan skenario eksisting. an hasil lebih baik terdapat pada skenario 2 karena dengan adanya alokasi tugas, utilitas setiap karyawan menjadi lebih rata dan jumlah perekrutan karyawan baru yang membutuhkan jumlah lebih sedikit. 6. Pemetaan Kompetensi karyawan dilakukan dengan berdasarkan KKNI. ari hasil pemetaan kompetensi ini didapatkan penjelasan keahlian, kemampuan dan jenjang pendidikan apa sajakah yang dibutuhkan untuk setiap jabatan yang ada di klinik MM yang berupa level KKNI. Untuk setiap jabatan disesuaikan dengan level setiap prodi. Untuk jabatan dengan bidang kesehatan yaitu kedokteran pada kepala 6 manager dan asisten manager operasional dibutuhkan level 6 dan 7, dokter dengan level 6,7 dan 8. Untuk bidang kesehatan yaitu keperawatan pada perawat dibutuhkan level 5, untuk bagian staff keuangan dibutuhkan level 5 dan 6, sedangkan untuk kepala akutansi dan asisten manager keuangan & umum dibutuhkan level 6 & 7. Selanjutnya untuk karyawan yang lainnya dimasukkan ke dalam KKNI bidang umum yaitu untuk staff resepsionis dan kasir membutuhkan level 5 dan 6 dan yang terakhir yaitu untuk satpam dan cleaning service minimal membutuhkan level 1. aftar Pustaka Arsi, M.R (212), Analisa Beban dan Job Analysis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Karyawan Berdasar pada Karakteristik dan Kemampuan, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Chang Yun, S dan Chen T.H. (26), iscriminating relative workload level by data envelopment analysis, Science irect, Vol.36, hal essler.g. ( 25), Manajemen Sumber aya Manusia, PT.INEKS, Indonesia idomenico, A dan Nussbaum, A.M. (211). Effects of different physical workload parameters on mental workload and performance, Science irect, Vol.41, hal Hooper, V. (28), Assessment of Workload Using NASA Task Load Index in Perianesthesia Nursing, American Society of PeriAnesthesia Nurses. Kelton W. avid. (22), Simulation With ARENA, mcgraw-hill Companies, Inc, America Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, 212, Lembaran Negara Republik Indonesia tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Jakarta Lee, S. (27). Subjective Mental Workload Measures Using NASA-TLX, HVR Lab., POSTECH. MENPAN, 24, Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban alam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Keputusan Nomor : KEP/75/M.PAN/7/24, Jakarta Melamed, B dan Tayfur, A, (21), Simulation Modelling and Analysis With Arena, cyber research inc Moekiyat, 1985, Analisis, Penerbit Alumni, Bandung. Simamora, H., 1995, Manajemen Sumber aya Manusia, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Jogjakarta. Simanjuntak, R. A., 21, Analisis Beban Mental dengan Metode NASA-TLX, Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIN, Yogyakarta

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi.

Kata Kunci Beban Kerja, Jumlah Optimal Karyawan, NASA-TLX, KKNI, Pemetaan Kompetensi. 1 Analisis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus : Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya) Raras Mayang Arsi dan Sri Gunani

Lebih terperinci

SidangTugas Akhir. : Raras Mayang Arsi NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T.

SidangTugas Akhir. : Raras Mayang Arsi NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. SidangTugas Akhir Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar pada Job Description (Studi Kasus : Jurusan teknik Industri, ITS, Surabaya) Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, pihak penyedia jasa dituntut untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Seperti pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus melakukan peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja Untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan (Studi Kasus: Departemen Teknik Dan Administrasi PT PLN (PERSERO) Rayon Sidoarjo Kota)

Analisis Beban Kerja Untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan (Studi Kasus: Departemen Teknik Dan Administrasi PT PLN (PERSERO) Rayon Sidoarjo Kota) Analisis Untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan (Studi Kasus: Departemen Teknik Dan Administrasi PT PLN (PERSERO) Rayon Sidoarjo Kota) Alodia Fernanda, Arief Rahman, Naning Aranti Wessiani Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) Hanif Galih Pratama, Sri Gunani Partiwi, Dody Hartanto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Seminar Nasional IDEC 2014 ISBN: Surakarta,20 Mei 2014

Seminar Nasional IDEC 2014 ISBN: Surakarta,20 Mei 2014 PENENTUAN JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA (Studi Kasus Unit Layanan Pengadaan Kota Surakarta) Arizal Noor Hakim 1, Yusuf Priyandari 2, dan Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nugraheni (2009), Perkembangan teknologi yang pesat, baik di bidang komunikasi maupun bidang instruksional telah memungkinkan tersedianya cara baru dalam menawarkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA

ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA M. Ansyar Bora, S.T., M.T. Dosen Program Studi Teknik Industri STT IBNU SINA Batam Email : ansyar@stt-ibnusina.ac.id

Lebih terperinci

Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash

Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja Yang Optimal Pada Cleaning Pabrik Personal Wash PT. Unilever Indonesia Oleh : Alvin Hidayat 2509100101 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT. Outline Presentasi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA

PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA Alvin Hidayat, Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index

Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index Petunjuk Sitasi: Susanti, S., Pawennari, A., Afiah, I. N., Dahlan, M., & Rauf, N. (2017). Analisis Pengukuran Beban Kerja Mental Perawat Unit Gawat Darurat dengan Metode NASA-Task Load Index. Prosiding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga tentu saja hal ini berbeda dengan menangani pasien penderita

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan Logistik dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan

Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan Logistik dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan Analisis Beban Kerja Karyawan pada Departemen Umum dan dengan Metode Work Load Analysis di Perusahaan Percetakan Moses Laksono Singgih 1) Ellyn Dewita 2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerbangan merupakan sarana transportasi yang sudah dalam kondisi tidak aman (unsafe condition). Keselamatan merupakan hal yang harus diutamakan dalam dunia penerbangan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan Pendirian Klinik Kharisma Citra Medika pada awalnya dikarenakan adanya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA

UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA WORKLOAD ANALYSIS DAN JOB ANALYSIS UNTUK PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN YANG OPTIMAL DAN PENGALOKASIAN KARYAWAN PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUANNYA (Studi Kasus di CV.Players.Com)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

BAB V ANALISA DAN EVALUASI BAB V ANALISA DAN EVALUASI Setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data-data yang diperoleh dari, Instalasi rawat jalan RSU Haji Surabaya serta melakukan

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR.

PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. PEMODELAN DAN SIMULASI PENANGANAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT DARURAT RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Penyusun: Ika wulandari 526187 Dosen pembimbing Rully Agus Hendrawan, S.Kom, M.Eng SEMINAR TUGAS AKHIR KS91336

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN UMUM DAN LOGISTIK DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PERUSAHAAN PERCETAKAN

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN UMUM DAN LOGISTIK DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PERUSAHAAN PERCETAKAN ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN UMUM DAN LOGISTIK DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS DI PERUSAHAAN PERCETAKAN Moses Laksono Singgih 1), Ellyn Dewita 2) Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA Diandra Rizko Siswanto, Lindawati Kartika Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian

Lebih terperinci

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan

C I N I A. Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pengukuran Beban Kerja Petugas Keamanan Untuk Memenuhi Standard Minimal Tingkat Keamanan Lingkungan Arief Rahman, Anny

Lebih terperinci

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang 37 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 37-42 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN KERJA MENTAL BERBASIS ERGONOMI TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN KERJA PADA KARYAWAN PT JASA MARGA

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian..

xii 3.2 Pengumpulan Data Pengolahan Data NASA-TLX RSME Analisis Komparatif Desain Penelitian.. xi DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial tetapi juga dari aspek produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN METODE NASA TLX PADA DEPARTEMEN LOGISTIK PT ABC Ulfa Liani Putri*), Naniek Utami Handayani Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Agar berjalanya pelayanan rumah sakit, unsur tenaga memegang peranan yang sangat penting dalam proses tersebut. Tenaga manusia merupakan faktor sentral dalam pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X)

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X) Yogyakarta, 28 November 2007 ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA USULAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLIFIED SWAT (STUDI KASUS DI BANK X). 1. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual mempunyai

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ

PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ PENGUKURAN BEBAN KERJA PERAWAT MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI RUMAH SAKIT XYZ T.Fariz Hidayat 1, Sugiharto Pujangkoro 2, Anizar 3 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Tin Herniyani, SE, MM

Tin Herniyani, SE, MM Karya Ilmiah ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Sari Mutiara) Oleh : Tin Herniyani, SE, MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER TRIGUNADARMA MEDAN 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB 6 KESIMPULAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Tabel 6.1. Ringkasan Perbedaan Konsumsi Oksigen, Beban Kerja Fisik, Rata-rata

Lebih terperinci

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Moch. Zulfiqar Afifuddin Rizqiansyah. Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang 37 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 37-42 HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN KERJA MENTAL BERBASIS ERGONOMI TERHADAP TINGKAT KEJENUHAN KERJA PADA KARYAWAN PT JASA MARGA

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ

ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ ANALISA BEBAN KERJA OPERATOR INSPEKSI DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT. XYZ THE WORKLOAD ANALYSIS OF OPERATOR INSPECTION USING NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) IN PT. XYZ Vera Methalina Afma Program

Lebih terperinci

Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARIZAL NOOR HAKIM I

Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARIZAL NOOR HAKIM I PENENTUAN JUMLAH PEJABAT FUNGSIONAL PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA (Studi Kasus Unit Layanan Pengadaan Kota Surakarta) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau

Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau Lampiran 2: Formulir Ringkasan Riwayat Klinik Lampiran 3: Formulir Catatan Poliklinik PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 4: Pedoman Wawancara Daftar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI

PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI JOHAN ARIFIN 2508100148 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. DOSEN KO-PEMBIMBING Arief Rahman,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK DALAM SHIFT YANG BERBEDA DI DIVISI FINISHING PRINTING PT. DANLIRIS

TUGAS AKHIR EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK DALAM SHIFT YANG BERBEDA DI DIVISI FINISHING PRINTING PT. DANLIRIS TUGAS AKHIR EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK DALAM SHIFT YANG BERBEDA DI DIVISI FINISHING PRINTING PT. DANLIRIS Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL

PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL PENENTUAN BEBAN KERJA MENTAL PERAWAT BERDASARKAN SHIFT KERJA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN METODE NATIONAL Retno Widiastuti 1, Dian Eko Hari Purnomo 2, Adhitya Nur M. 1 3 1,2,3 Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya)

Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya) 1 Perbaikan Sistem Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas dan Mengurangi Burnout pada Perawat UGD (Studi Kasus : UGD RSU Haji Surabaya) Erys Handini dan Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada persaingan nasional yang terjadi saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pada persaingan nasional yang terjadi saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada persaingan nasional yang terjadi saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa jumlah rumah sakit yang tersebar semakin banyak. Baik itu rumah sakit pemerintah maupun

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012 PENGARUH BEBAN KERJA MENTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA- TASK LOAD IINDEX (TLX) TERHADAP STRES KERJA Joko Susetyo, Risma A. Simanjuntak, Roki C. Wibisono Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktifitas untuk. mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktifitas untuk. mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang diharapkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi merupakan bentuk formal dan merupakan wadah dimana sistem kerjasama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktifitas untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanannya pada masyarakat umum, pusat-pusat kesehatan sekrang ini juga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanannya pada masyarakat umum, pusat-pusat kesehatan sekrang ini juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan pusat-pusat kesehatan masyarakat semakin meningkat seiring dengan perkembangan manusia dan kemajuan zaman. Tidak lepas dari fungsi pelayanannya pada masyarakat

Lebih terperinci

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

TESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit ANALISIS FAKT0R FAKTOR MOTIVASI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN DOKTER SPESIALIS DALAM PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWAT JURNA HUMANIORA TEKNOOGI Vol. II No.I; Oktober 2016 ANAISIS BEBAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADHIEA NOER SYAIEF Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah aut Jl. A. Yani, km 06, Ds. Panggung,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 4 BEBAN KERJA MENTAL Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Beban Kerja Mental

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX

ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX Analisis Beban Kerja Mental Operator Weaving B (Fadlilah dan Iftadi) ANALISIS BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR WEAVING B UNIT INSPECTING PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV DENGAN METODE NASA-TLX Antika Adzary

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 2 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS PERFORMANCE APPRAISAL KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE 360 DERAJAT (Studi Kasus: PT. SANG HYANG SERI KR III, MALANG) PERFORMANCE APPRAISAL ANALYSIS OF EMPLOYEE USING A 360 DEGREE METHOD (Case Study:

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat (1) Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan Penyusunan Kebutuhan Jumlah Pegawai Landasan Hukum UndangUndang Nomor 5 Tahun 04 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 56 ayat () Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian dilakukan di PT. Kartasa Indra Farma (Apotek Sanitas Jakarta) yang berada di Jalan K.H. Moh. Mansyur No.19A, Jakarta Pusat. PT. Kartasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam pembuatan solusi tersebut adalah sebagai berikut: harapan dan memiliki manfaat yang maksimal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Tahapan tersebut diawali dengan analisa permasalahan yang terjadi dalam Puskesmas

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

Alodia Fernanda

Alodia Fernanda :: OLEH Alodia Fernanda 2510100063 :: DOSEN PEMBIMBING Arief Rahman, S.T., MSc :: DOSEN CO- PEMBIMBING Naning Aranti Wessiani, ST., MM Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah tahapan yang meneliti atau menceritakan langkahlangkah dari penelitian. Seperti terlihat pada tahap berikut ini 3.1 Latar Belakang Sebelum menentukan

Lebih terperinci

,,3. Sv.h erii. s7-,,tr t. Surat Pernyataan. Pengalihan Hak Pubtikasi. Menyatakan bahwa makalah berludul: Judul Ka

,,3. Sv.h erii. s7-,,tr t. Surat Pernyataan. Pengalihan Hak Pubtikasi. Menyatakan bahwa makalah berludul: Judul Ka Surat Pernyataan Pengalihan Hak Pubtikasi Menyatakan bahwa makalah berludul: lndah Pratiwi Mila Faila Sufa Siti Nandiroh Judul Ka Halaman Evaluasi Penilaian Resiko pos r- Keria pada Pekerja Gerabah Pen!uku-taft

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil Kilinik Kesiana Tahun 2009, setelah berpraktek di berbagai tempat, Drg. Helen yang merupakan lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) ini mulai memberanikan diri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Toko Buku Gramedia Depok merupakan perusahaan yang bergerak di bidang bisnis ritel yang bertujuan untuk melayani publik dan berfokus pada omset

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS JASA PERHOTELAN DENGAN METODE RETURN ON QUALITY (STUDI KASUS: HOTEL X, SURABAYA)

PENINGKATAN KUALITAS JASA PERHOTELAN DENGAN METODE RETURN ON QUALITY (STUDI KASUS: HOTEL X, SURABAYA) PENINGKATAN KUALITAS JASA PERHOTELAN DENGAN METODE RETURN ON QUALITY (STUDI KASUS: HOTEL X, SURABAYA) Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Sekilas Tentang Klinik Umum Panti Nugeraha Jakarta Gedung Klinik Umum Panti Nugeraha Jakarta pada awalnya didirikan tahun 1980. Bangunan hanya bagian belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernilai apabila dikelola secara tepat sebagai suatu investasi. Pelatihan dan

BAB I PENDAHULUAN. bernilai apabila dikelola secara tepat sebagai suatu investasi. Pelatihan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human capital merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia dan bernilai apabila dikelola secara tepat sebagai suatu investasi. Pelatihan dan rekrutmen merupakan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM OPERASI KERJA PADA APOTEK KHARITAS BHAKTI UNTUK MENGURANGI WAKTU ANTRIAN MENGGUNAKAN SIMULASI ARENA

PERBAIKAN SISTEM OPERASI KERJA PADA APOTEK KHARITAS BHAKTI UNTUK MENGURANGI WAKTU ANTRIAN MENGGUNAKAN SIMULASI ARENA PERBAIKAN SISTEM OPERASI KERJA PADA APOTEK KHARITAS BHAKTI UNTUK MENGURANGI WAKTU ANTRIAN MENGGUNAKAN SIMULASI ARENA DIPO ARDIANT Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS : PT. MECO INOXPRIMA) Oleh :

EVALUASI SISTEM PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS : PT. MECO INOXPRIMA) Oleh : EVALUASI SISTEM PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS : PT. MECO INOXPRIMA) Oleh : Akhmad Isnain Nahar (2504.100.044) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suparno, MSIE.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses menghasilkan barang atau jasa, suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses menghasilkan barang atau jasa, suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah Dalam proses menghasilkan barang atau jasa, suatu perusahaan menggunakan beberapa faktor produksi yaitu : tenaga kerja (labour), modal (capital), sumber daya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MUSIK TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PEKERJA BATIK TULIS DAN CAP DI BATIK PUTRA LAWEYAN Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG Harry Rahmadi Putra, Martha Eko Prima Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Bank BRI Unit Pasar Baru merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawat Perawat merupakan salah satu tenaga medis di rumah sakit yang memberikan pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat di rumah sakit sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu instansi atau lembaga baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta

BAB I PENDAHULUAN. Suatu instansi atau lembaga baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu instansi atau lembaga baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta tentu memiliki perencanaan kegiatan yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan suatu perusahaan tentunya tidak terlepas dari aset yang dimiliki. Salah satu aset penting perusahaan adalah sumber daya manusia atau karyawan. Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dokter gigi, apotek, laboratorium, dan layanan beauty care. Berdiri sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. dokter gigi, apotek, laboratorium, dan layanan beauty care. Berdiri sejak tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Klinik Paradise Surabaya adalah sebuah jasa pelayanan medis yang mempunyai fasilitas lengkap dan para ahli berupa dokter umum, dokter kecantikan, dokter gigi,

Lebih terperinci

P E N G U M U M A N. Nomor : 814/1074 TENTANG PENERIMAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARA TAHUN 2013

P E N G U M U M A N. Nomor : 814/1074 TENTANG PENERIMAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARA TAHUN 2013 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Jl. Wirosaban No. Yogyakarta Kode Pos : 556 Telepon : (074) 3795 E-MAIL : rsud@jogjakota.go.id. E-MAIL INTERNET : rsud@intra.jogjakota.go.id. HOT LINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009. Tentang Rumah Sakit pasal 1 adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawaban perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. membiayai operasi perusahaan sehari hari yang dapat menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. jawaban perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. membiayai operasi perusahaan sehari hari yang dapat menguntungkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan harus mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke waktu agar dapat mengetahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran, serta

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan analisa kuantitatif. Adapun penelitian asosiatif bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Menkes RI (2010), rumah sakit adalah suatu institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya (Stikom Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya (Stikom Surabaya) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya (Stikom Surabaya) merupakan salah satu perguruan tinggi dalam bidang teknologi informasi yang berada di bawah

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM REMUNERASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAYEN KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan yang baik tentunya akan memiliki sumber daya manusia yang baik pula (Simanjuntak

Lebih terperinci

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Nasional pada hakekatnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan sumberdaya manusia. Pembangunan kesehatan diarahkan pada peningkatan kesadaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya merupakan anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya merupakan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya merupakan anak perusahaan dari PT. Pelabuhan Indonesia III. Sejarah rumah sakit PHC Surabaya bermula pada

Lebih terperinci

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi merupakan bentuk formal dan merupakan wadah dimana sistem kerja sama dilakukan dalam melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN Dio Putera Hasian, Aldie Kur anul Putra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian terjadi apabila waktu

Lebih terperinci

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis Berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) Di PT. KAI Daop. II Bandung *

Tingkat Beban Kerja Mental Masinis Berdasarkan NASA-TLX (Task Load Index) Di PT. KAI Daop. II Bandung * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Tingkat Beban Kerja Mental Masinis Berdasarkan TLX (Task Load Index) Di PT. KAI Daop.

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Peningkatan Kualifikasi SDM Kesehatan POKOPK BAHASAN 1) KETENAGAAN DI BANTEN DAN TANTANGAN SDM KESEHATAN KEDEPAN 2) PERAN DAN TANGGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses penilaian kinerja merupakan salah satu dari sub proses Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses penilaian kinerja merupakan salah satu dari sub proses Manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penilaian kinerja merupakan salah satu dari sub proses Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang berperan penting bagi peningkatan kualitas perusahaan. Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Stasiun Tugu Yogyakarta yang dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (DAOP) VI. Objek penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membahas dan menangani tentang penyakit pada sistem reproduksi (traktus genitalis)

BAB I PENDAHULUAN. membahas dan menangani tentang penyakit pada sistem reproduksi (traktus genitalis) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Putri (RSIA Putri) adalah rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan di bidang Obstetri dan Ginekologi. Pelayanan obsteri merupakan

Lebih terperinci