KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5-HEKSATRIENA MENGGUNAKAN KOMPUTASI SEMIEMPIRIK HUCKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL 1,3,5-HEKSATRIENA MENGGUNAKAN KOMPUTASI SEMIEMPIRIK HUCKEL"

Transkripsi

1 KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL,3,5-EKSATRIENA MENGGUNAKAN KOMPUTASI SEMIEMPIRIK UCKEL Karya Tulis Ilmiah Oleh: Rustaman JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN JUNI 008

2 KEADAAN-KEADAAN TRANSISI MOLEKUL,3,5-EKSATRIENA MENGGUNAKAN KOMPUTASI SEMIEMPIRIK UCKEL Karya Tulis Ilmiah Oleh: Rustaman Mengetahui/Menyetujui: Ketua Jurusan Kimia FMIPA Unpad, Dr. Unang Supratman, MS. NIP

3 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i. Pendahuluan.... Tinjauan Pustaka..... Metode Orbital Molekul uckel..... Teori Simetri dan Grup Metode Perhitungan asil dan Pembahasan Perhitungan uckel tanpa memperhatikan konsep simetri dan grup: Perhitungan,3,5-heksatriena dengan metode uckel yang sudah memasukkan konsep simetri dan grup Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran... 9 i

4 . Pendahuluan Ketika pertama kali kita mendengar frase perhitungan orbital molekul, kesan yang muncul adalah pekerjaan tersebut pasti memerlukan perhitungan matematika yang rumit dan setumpuk keluaran (output) hasil perhitungan komputer yang harus dianalisis. Namun, hal yang menarik untuk dicatat adalah kadang-kadang perhitungan yang relatif sederhana dapat memberikan informasi yang sangat berguna yang dapat menghubungkan hasil-hasil pengamatan secara eksperimen. Perhitungan sederhana yang dimaksud adalah metode orbital molekul ückel (MO). Metode ini dikembangkan pada tahun 93 oleh Erich ückel, seorang ahli fisika Jerman yang ingin mencoba memahami konsep aromatisitas pada benzena. tetapi kemudian metode ini dikembangkan untuk mempelajari sifat-sifat molekul molekul hidrokarbon linier yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Prosedur perhitungannya relatif sederhana sehingga menjadikannya dikenal sebagai perhitungan di balik amplop. Gambar. Molekul,3,5-heksatriena. Molekul,3,5-heksatriena adalah salah satu model molekul hidrokarbon terkonjugasi linier paling sederhana setelah molekul butandiena. Molekul heksatriena ini dapat dijadikan model untuk mempelajari molekul poliena terkonjugasi yang memiliki pola ikatan kimia yang sama, hanya saja poliena memiliki rantai yang panjang. Molekul poliena ini menarik untuk dipelajari karena polimer ini dapat menghantarkan arus listrik dengan adanya ikatan rangkap yang terkonjugasi ini. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dipelajari transisi-transisi keadaan elektronik yang mungkin terjadi dari keadaan dasar ke keadaan-keadaan tereksitasi pada molekul,3,5-heksatriena menggunakan metode perhitungan orbital molekul ückel yang merupakan bagian dari metode komputasi molekul secara semiempirik.

5 Agar memudahkan dan mempercepat perhitungan, maka dilakukan pemrograman dengan menggunakan software MatLab versi Tinjauan Pustaka.. Metode Orbital Molekul uckel Metode ini dikembangkan pada tahun 93 oleh Erich ückel, seorang ahli fisika Jerman. Pada awalnya ückel ingin mencoba memahami konsep aromatisitas pada molekul benzena, tetapi kemudian metode ini dikembangkan untuk mempelajari sifat-sifat molekul molekul hidrokarbon linier yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi. Pada metode ückel, asumsi-asumsi yang dibuat adalah bagian ikatan-σ dan ikatan-π dalam molekul dapat dipisahkan karena ikatan-π berada pada bidang yang tegak lurus terhadap bidang molekul, jarak antara elektron-π dan elektron-σ cukup besar sehingga interaksi antara mereka relative lebih kecil daripada interaksi antara elektron-elektron sejenis. Juga, overlap orbital-orbital atom yang tidak berdekatan dianggap berharga nol. Selain itu, energi interaksi antar atom yang tidak berdekatan dianggap nol. Bila interaksi ini dapat diabaikan, maka orbital molekul dari suatu molekul terkonjugasi dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari orbitalorbital p z saja. Pandangan inilah yang mendasari teori elektron-π. ückel mengembangkan metode perhitungan yang dapat memberikan pengertian-pengertian dasar yang sangat berguna dari suatu senyawa terkonjugasi. Dalam metode ini, orbital molekul (ψ ) diungkapkan sebagai kombinasi linier dari orbital-orbital p z dari semua atom karbon dalam molekul, yaitu: ψ = ciφi () i dengan φ i adalah orbital p z di atom karbon ke-i. Andaikan Ĥ sebagai amiltonian efektif elektron-tunggal di dalam molekul itu, maka berlaku

6 Ĥ ψ = εψ () Persamaan () memenuhi persamaan sekuler: ( ij Sij ) c j = 0 j ε (3) dengan ij = φ ˆ φ φ dv. (4) i φ jdv; Sij = i j Menurut ückel, integral persamaan (4) dapat diungkapkan dengan data empiris; misalnya ii merupakan potensial ionisasi elektron-π di karbon ke-i dan ii, ± merupakan energi yang diperlukan jika elektron-π melompat ke atom tetangga terdekat. Selain itu, S ii = dan S ij lainnya diabaikan karena jauh lebih kecil dari satu. Sehingga dapat dituliskan: α ; ij = β; 0; i = j j = i ± lainnya (5a) ; i = j S ij = 0; lainnya (5b) dengan potensial ionisasi (α) dan energi lompat (β) harus dinyatakan negatif. Selain itu, sebagai akibat persamaan (5b), dengan menormalisasi orbital molekul dalam persamaan () maka berlaku: i c = () i Bila ψ r adalah salah satu orbital molekul sebagai solusi dari persamaan sekuler; maka diperoleh N ψ = φ (7) r c ri i= Karena orbital molekul ini dinormalisasi, maka i ψ rψ rdv = cricrj φiφ jdv = cricrj Sij =. (8) i, j dengan asumsi dalam persamaan (5b), maka persamaan (8) menjadi i 3

7 ψ rψ rdv = cri = (9) i Besaran-besaran molekul yang dapat dihitung dengan metode ückel adalah:. Rapat Elektron-π Persamaan (9) mempunyai makna bahwa c ri merupakan kerapatan parsial elektron-π di atom karbon ke-i karena sebuah elektron-π menempati orbital molekul ψ r. Jika n r adalah jumlah elektron-π yang menempati orbital molekul ψ r maka total kerapatan elektron-π di atom karbon ke-i adalah q i = r n c r ri (0). Order Ikatan Antar Atom Karbon Order-ikatan antar atom-atom karbon ke-i dan ke-j adalah p ij = n c c ; i j () r r ri rj Order-ikatan mempunyai hubungan dengan panjang ikatan. Semakin besar order-ikatan, semakin kuat pula ikatan tersebut sehingga panjang ikatannya semakin pendek. 3. Panjang Ikatan Antara Atom Karbon ubungan antara order-ikatan dan panjang ikatan dapat mengikuti rumusan empiris dari Coulson (Proc. R. Soc. 9A, 43 (939)): r ij =,5 0,5 p ( Angstrom) () ij 4. Valensi Bebas Elektron-π Coulson (Discuss. Faraday Soc., 9(947)) mengemukakan valensi bebas suatu atom karbon, yakni mudahnya atom itu diserang radikal bebas. Valensi bebas suatu atom karbon adalah selisih antara order-ikatan maksimum yang mungkin dan total order-ikatan yang terkait dengan atom karbon tersebut. arga order-ikatan maksimum terjadi pada atom karbon di pusat trimetilenmetan (Gambar ), yakni,73. Dengan demikian maka valensi bebas atom karbon ke-i adalah F =, 73 (3) i P i 4

8 Jadi, semakin besar harga total order-ikatan pada suatu atom karbon, semakin kecil pula valensi bebasnya; artinya, semakin kecil peluang atom itu untuk bisa diserang radikal bebas. 5. Energi Total Elektron-π Energi total elektron-π adalah: Eo = n r ε r (4) dengan ε r adalah energi orbital molekul ψ r.. Energi Lokalisasi r Energi lokalisasi Elok adalah energi elektron-π jika semua ikatan dalam keadaan terlokalisasi. Energi ini dapat dihitung dengan memandang bahwa semua ij=0 kecuali atom ke-i dan ke-j berikatan rangkap. Jika g menyatakan jumlah ikatan rangkap dan g menyatakan jumlah elektron yang tak berpasangan (radikal), maka energi lokalisasi adalah E lok = g ( + β + g α (5) α ) 7. Energi Delokalisasi Molekul Besarnya energi delokalisasi merupakan ukuran stabilitas molekul tersebut. Energi delokalisasi molekul adalah E d = E E () o lok.. Teori Simetri dan Grup Teori grup adalah salah satu contoh subjek yang dikembangkan oleh matematika murni tetapi kemudian penerapannya lebih banyak pada ilmu-ilmu fisik. Banyak molekul memiliki tingkat simetri tertentu, contohnya bentuk molekul metana tetrahedral, benzena heksagonal; sulfur heksafuorida oktahedral dan sebagainya. Dengan menggunakan sifat-sifat simetri, kita dapat meramalkan sifat-sifat molekul dan menyederhanakan perhitungan sifat-sifat molekul tersebut. Teori grup dapat digunakan untuk meramalkan apakah molekul memiliki momen dipol atau tidak, menurunkan aturan pemilihan (selection rules) pada transisi spektroskopi, menentukan orbital atom yang mana yang dapat digunakan untuk membangun orbital hibrida, meramalkan vibrasi molekul yang mana yang menghasilkan serapan pada gelomang inframerah dan sebagainya. 5

9 3. Metode Perhitungan Perhitungan komputasi molekul,3,5-heksatriena (C 8 ) dengan menggunakan metode semi empirik uckel. Komputasi yang dilakukan meliputi:. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital molekul dan energi bersangkutan. b. Fungsi-fungsi keadaan yang mungkin (keadaan dasar dan keadaankeadaan tereksitasi). c. Spektrum UV-Vis.. Tanpa memasukkan konsep simetri dan grup dalam perhitungan: a. Orbital-orbital molekul dan energi bersangkutan. b. Fungsi-fungsi keadaan yang mungkin. c. Periksalah transisi-transi yang mungkin. 4. asil dan Pembahasan 4.. Perhitungan uckel tanpa memperhatikan konsep simetri dan grup: Pada molekul heksatriena (Gambar ), berdasarkan teori ückel ada enam buah orbital pz yang digunakan dalam pembentukan orbital molekul. C C C C C C 3 5 a) b) Gambar. Molekul,3,5-eksatriena: a) struktur garis b) diperlihatkan orbital-π-nya. Determinan sekuler untuk molekul,3,5-heksatriena (Gambar ) yang didapat adalah:

10 α ε β x β α ε β x β α ε β x 0 0 = β = β α ε β x β α ε β x β α ε x (7) Untuk menghitung determinan matrik orde dengan cara manual (cara perhitungan di atas kertas) adalah suatu pekerjaan yang tidak sederhana, begitu juga karena matriksnya mengandung peubah x, maka determinan yang dihasilkan masih berupa persamaan yaitu x 5x 4 + x = 0. Untuk menyelesaikan persamaan tersebut tanpa bantuan komputer adalah suatu perkerjaan yang sulit. Oleh karena itu, perlu dibuat program untuk menyelesaikannya, yaitu menggunakan software MatLab. Setelah dibuat program perhitungan menggunakan metode uckel tersebut maka diperoleh hasil sebagai berikut:. Energi orbital-orbital molekul,3,5-heksatriena: ε = α,809β =.495 anti bonding ε = α, 470β = 7,88 anti bonding 5 ε = α 0, 4450β = 9,8874 anti bonding 4 ε = α + 0, 4450β =, bonding 3 ε = α+, 470β = 4,74 bonding ε = α +,809β = 5,5048 bonding 7

11 ε ε 5 ε 4 -,495-7,88-9,8874 ψ ψ 5 ψ 4 ε 3 ε ε -, -4,74-5,5048 ψ 3 ψ ψ Gambar 4. Diagram energi keadaan dasar E 0 untuk heksatriena.. Orbital-orbital molekul,3,5-heksatriena: ψ = 0,3φ 0,48φ + 0,5φ 0,5φ + 0, 48φ 0, 3φ ψ = 0,48φ 0,5φ + 0, 3φ + 0, 3φ 0,5φ + 0, 48φ ψ = 0,5φ 0,3φ 0, 48φ + 0, 48φ + 0, 3φ 0,5φ ψ = 0,5φ + 0,3φ 0, 48φ 0, 48φ + 0, 3φ + 0,5φ ψ = 0,48φ + 0,5φ + 0, 3φ 0, 3φ 0,5φ 0, 48φ ψ = 0,3φ + 0,48φ + 0,5φ + 0,5φ + 0, 48φ + 0, 3φ ψ ψ ψ ψ ψ 3 ψ Gambar 3. Orbital molekul,3,5-heksatriena hasil perhitungan menggunakan metode uckel (perbandingan skala orbital tidak terlalu presisi). 8

12 4.. Perhitungan,3,5-heksatriena dengan metode uckel yang sudah memasukkan konsep simetri dan grup. z x y Gambar 4. Molekul heksatriena yang ditempatkan pada koordinat kartesian (x,y,z) dengan bidang-xy sebagai bidang molekul. 3 Jika ditinjau dari segi simetri, dengan bidang-xy sebagai bidang molekul, akan dipenuhi operasi-operasi simetri I, C(z), σh(xy) dan i. Jadi, molekul ini memiliki grup C h dengan karakter seperti pada Tabel. Tabel. Tabel karakter C h. C h I C σ h i A g Rz x, y, z, xy A u - - z - B g - - Rx, Ry xz, yz B u - - x, y - χ 0 0 9

13 Operasi elemen-elemen grup terhadap orbital-orbital { φ = p } sebagai berikut: i z adalah φ φ φ φ φ 3 φ I = I = χ = φ4 φ φ φ φ φ φ φ φ φ φ 3 φ C( z) = C( z) = χ = 0 φ4 φ φ φ φ φ φ φ φ φ φ φ σ ( xy) = σ ( ) = χ = h 3 3 h xy φ4 φ φ φ φ φ φ φ φ φ φ 3 φ i = i= χ = 0 φ4 φ φ φ φ φ 0

14 asil ini dapat diringkaskan dalam Tabel berikut: Tabel. Daftar orbital-orbital atom karbon ke-i molekul hasil operasi simetri grup C h molekul,3,5-heksatriena. C h I C (z) σ h (xy) i φ φ φ φ φ φ φ φ 5 φ φ 5 φ 3 φ 3 φ 4 φ 3 φ 4 φ 4 φ 4 φ 3 φ 4 φ 3 φ 5 φ 5 φ φ 5 φ φ φ φ φ φ χ 0 0 Selanjutnya, karakter pada tabel di atas dipakai untuk menentukan representasi yang sesuai berdasarkan tabel karakter C h (Tabel ). 4 ( ) ( ) ( ) ( ) aa ( ) = ( ) + (0 ) + ( ) + (0 ) = 3 g aa ( ) = ( ) + (0 ) ( ) (0 ) = 0 g 4 aa ( ) = ( ) (0 ) ( ) + (0 ) = 0 g 4 aa ( ) = ( ) (0 ) + ( ) (0 ) = 3 g 4 Jadi representasi untuk heksatriena adalah Γ = 3A + 3B. Artinya, tiga buah orbital teradaptasi simetri Ag dan tiga buah orbital teradaptasi Bu. g u Selanjutnya, untuk memperoleh orbital yang teradaptasi simetri { ϕ i } sebagai kombinasi linier dari orbital-orbital asal { φ = p } tersebut, diperoleh sesuai dengan persamaan ( ) j R j i ϕ = χ R Rφ ; hasil operasi elemen-elemen grup pada orbital-orbital itu, dikalikan dengan karakter-karakter A g dan B u, kemudian dijumlahkan. asilnya adalah: z

15 ϕ = φ+ φ + φ+ φ ϕ = ( φ + φ) Ag ϕ = φ + φ5 + φ + φ5 ϕ = ( φ + φ5) ϕ3 = φ3+ φ4 + φ3+ φ4 ϕ3 = ( φ 3+ φ4) ϕ4 = φ φ + φ φ ϕ4 = ( φ φ) Bu ϕ5 = φ φ5 + φ φ5 ϕ5 = ( φ φ5) ϕ = φ3 φ4 + φ3 φ4 ϕ = ( φ 3 φ4) Dengan orbital-orbital molekul ini, maka elemen-elemen matriks ij adalah: = ϕ ϕ = [ φ φ + φ φ + φ φ + φ φ ] = ( α + α) = α = = ϕ ϕ = [ φ φ + φ φ + φ φ + φ φ ] 5 5 = ( β + β) = β = = [ φ φ + φ φ + φ φ + φ φ ] ϕ ϕ = ( α + α) = α = = ϕ ϕ = [ φ φ + φ φ + φ φ + φ φ ] = ( β + β) = β = ϕ ϕ = [ φ φ + φ φ + φ φ + φ φ ] = ( α + β + β + α) = α + β = ϕ ϕ = [ φ φ φ φ φ φ + φ φ ] = ( α + α) = α = = ϕ ϕ = [ φ φ φ φ φ φ + φ φ ] 5 5 = ( β + β) = β

16 = ϕ ϕ = [ φ φ φ φ φ φ + φ φ ] = ( α + α) = α = = ϕ ϕ = [ φ φ φ φ φ φ + φ φ ] = ( β + β) = β = ϕ ϕ = [ φ φ φ φ φ φ + φ φ ] = ( α β β + α) = α β Jika amiltonian Ĥ disusun dalam bentuk matriks, maka diperoleh determinan sekularnya sebagai berikut: α ε β x β α ε β x β α + β ε ( x + ) = β α ε β x 0 = β α ε β x β α β ε ( x ) (8) Setelah dihitung menggunakan program uckel yang sudah memasukkan konsep simetri dan grup maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: Karena determinan matriks di atas mengandung elemen-elemen nol secara simetris, maka determinan dapat dipecah dua menjadi dua matriks dengan orde masing-masing 3 3. Dengan demikian dapat diselesaikan juga dengan cara perhitungan biasa (manual). Sesuai dengan representasi A g dan B u, maka diperoleh: A : β α ε β = β x = 0 g α ε β 0 x 0 0 β α + β ε 0 ( x + ) (9) dan 3

17 B : β α ε β = β x = 0 u α ε β 0 x 0 0 β α β ε 0 ( x ) (0) Dengan bantuan software MatLab7, dicari persamaan polinom dari determinan matriks tersebut dengan perintah: >> syms x; >> A=det([x,,0;,x,;0,,(x+)]) >> solve(a) Untuk representasi A diperoleh persamaan berikut: x 3 + x x = 0, dan g harga akar-akar x-nya adalah x = -,809; x = 0, 445 dan x3 =, 47. Dengan cara yang sama untuk representasi B u diperoleh persamaan 3 x x x + = 0, dengan akar-akarnya x = -,47; x = 0, 445 dan x 3 =,809. Sehingga diperoleh energi orbital molekul sebagai berikut (apabila menggunakan harga : α = dan β =,5): α +,809β = 5,5048 = ε ε ( A g ) = α + 0, 445β =, = ε3 α, 47β = 7,88 = ε5 α +, 47β = 4,74 = ε ε ( B u ) = α 0, 445β = 9,8874 = ε4 α,809β =, 495 = ε Selanjutnya dengan hasil di atas, maka untuk representasi sekuler: α ε β 0 c Ag : β α ε β c = 0 0 β α β ε c + 3 sehingga diperoleh harga koefisien-koefisien orbital sebagai berikut: A g berlaku persamaan () 4

18 ε = 5,5048 : koefisien-koefisiennya c = 0,38; c = 0,59; c3 = 0, 737 ε( Ag ) = ε3 =, : koefisien-koefisiennya c = 0, 737; c = 0,38; c3 = 0,59 ε 5 = 7,88 : koefisien-koefisiennya c = 0,59; c = 0, 737; c3 = 0,38 Untuk representasi Bu, berlaku: α ε β 0 c B : β α ε β c = 0 u 0 β α β ε c 3 sehingga diperoleh harga koefisien-koefisien orbital sebagai berikut: ε = 4,74 : koefisien-koefisiennya c = 0,59; c = 0, 737; c3 = 0,38 ε( Bu ) = ε4 = 9,8874 : koefisien-koefisiennya c = 0, 737; c = 0,38; c3 = 0,59 ε =,495 : koefisien-koefisiennya c = 0,38; c = 0,59; c3 = 0,737 Dengan demikian maka orbital molekulnya adalah: A g B u ψ = 0,38ϕ+ 0,59ϕ + 0,737ϕ3 = 0, 3( φ+ φ) + 0, 48( φ + φ5) + 0,5( φ3 + φ4) : ψ 3 = 0,737ϕ+ 0,38ϕ 0,59ϕ3 = 0,5( φ+ φ) + 0, 3( φ + φ5) 0, 48( φ3 + φ4) ψ 5 = 0,38ϕ+ 0,59ϕ + 0,737ϕ3 = 0,48( φ+ φ) 0,5( φ + φ5) + 0, 3( φ3 + φ4) ψ = 0,59ϕ4 + 0,737ϕ5 + 0,38ϕ = 0, 48( φ φ) + 0,5( φ φ5) + 0,3( φ3 φ4) : ψ 4 = 0,737ϕ4 0,38ϕ5 0,59ϕ = 0,5( φ φ) 0,3( φ φ5) 0, 48( φ3 φ4) ψ = 0,38ϕ4 0,59ϕ5 + 0,737ϕ = 0, 3( φ φ) 0,48( φ φ5) + 0,5( φ3 φ4) () Dengan hasil-hasil di atas, gambaran struktur elektronik heksatriena dalam keadaan dasar Ψ0 adalah sebagai berikut: representasi grup simetri ε -,495 ψ b u ε 5-7,88 ψ 5 a g ε 4-9,8874 ψ 4 b u ε 3 -, ψ 3 a g ε -4,74 ψ b u ε -5,5048 ψ a g Gambar. Diagram energi keadaan dasar E 0 untuk heksatriena yang telah memasukkan konsep simetri dan grup. 5

19 Jelas terlihat bahwa harga-harga orbital molekul dan tingkat-tingkat energi orbital molekulnya sama antara perhitungan yang menggunakan konsep simetri dan grup dengan yang tidak. anya saja, dengan penerapan simetri dan grup, determinan sekuler matriks yang harus diselesaikan adalah dua matriks berukuran 3 3 yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan determinan berukuran. Pemeriksaan tentang transisi elektron-π dari keadaan dasar Ψ 0 ke berbagai keadaan tereksitasi Ψ dilakukan dengan memperhatikan harga representasi simetri n dari keadaan-keadaan tersebut. Peluang bertransisi sebanding dengan kuadrat momen transisi yang diungkapkan dengan μ ˆ μ dv 0 n = Ψ0 Ψn (3) dalam persamaan ini ˆμ adalah operator dipol listrik yang diungkapkan dengan komponen-komponennya e( x y z) ˆ μ = ˆ+ ˆ + ˆ, sehingga persamaan (3) dapat dinyatakan atas komponen-komponennya secara terpisah: μ μ μ = e Ψ ˆx Ψ ( x) 0 n 0 = e Ψ ŷ Ψ ( y) 0 n 0 = e Ψ ẑ Ψ ( x) 0 n 0 n n n dv dv dv (4) Berdasarkan persamaan (4) di atas, maka dapat dikatakan bahwa salah satu dari ketiga transisi tersebut dapat terjadi hanya jika representasi perkalian langsung ΨΨ 0 n sama dengan representasi dari salah satu komponen x, y, atau z; misalanya untuk komponen z berlaku Γ ( zˆ ) =ΓΨ ( 0) ΓΨ ( n).

20 ε ε 5 ψ ψ 5 b u a g ε 4 ψ 4 b u ε 3 ψ 3 a g ε ε ψ ψ b u a g Ψ Ψ Ψ 3 Ψ 4 Ψ 5 Gambar 7. Diagram energi keadaan tereksitasi Ψ, Ψ, Ψ 3, Ψ 4 dan Ψ 5 untuk heksatriena. Keterangan Gambar 7:. Keadaan dasar: Ψ ψ ψ ψ dan energi E0 = ε+ ε + ε Keadaan tereksitasi : 3. keadaan tereksitasi : 4. keadaan tereksitasi 3: 5. Keadaan tereksitasi 4:. keadaan tereksitasi 5: ψ ψ ψ ψ Ψ 3 4 dan energi E = ε + ε + ε + ε. Ψ ψ ψ ψ ψ dan energi E = ε+ ε + ε3 + ε5. Ψ ψ ψ ψ ψ dan energi. E3 = ε+ ε + ε3 + ε 3 3 ψ ψ ψ ψ Ψ4 4 5 dan energi. 4 = E ε ε ε ε Ψ ψ ψ ψ ψ dan energi. E5 = ε+ ε + ε4 + ε Berdasarkan struktur elektronik dan diagram energi (Gambar 7) representasirepresentasi ΓΨ ( 0) dan Γ( Ψ ) diturunkan sebagai berikut: ( ) ( )( )( ) Γ Ψ 0 = aa g g bb u u aa g g = AAA g g g = Adan g Γ( Ψ ) = ( aa )( bb) ab = AAB = B Γ = A B = B. sehingga ( ) μ0 g u u g g u u g u g g u u Berdasarkan tabel karakter grup C h (Tabel ) terlihat bahwa transisi momen dipol pada karakter A g tidak dapat berlangsung atau intensitasnya kecil, sedangkan pada karakter B u dapat berlangsung dengan cahaya terpolarisasi pada sumbu-x dan/atau sumbu-y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa transisi yang terjadi dari keadaan Ψ 0 ke keadaan Ψ adalah terijinkan (allowed). Dengan cara yang sama 7

21 diperiksa transisi-transisi yang terjadi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasitereksitasi lainnya dan diperoleh hasil sebagai berikut: ( ) ( )( )( ) Γ Ψ = aa bb aa = AAA = A 0 g g u u g g g g g g ( ) ( )( ) Γ Ψ = aa bb ab = AAB = B g g u u g u g g u u ( ) ( )( ) Γ Ψ = aa bb aa = AAA = A g g u u g g g g g g ( ) ( )( ) Γ Ψ = aa bb ab = AAB = B 3 g g u u g u g g u u ( ) ( )( ) Γ Ψ = aa bb ab = AAB = B 4 g g u u g u g g u u ( ) ( )( )( ) Γ Ψ = a a bb bb = A A A = A 5 g g u u u u g g g g Γ = AB = B ( μ0 ) ( μ0 ) ( μ0 3) ( μ0 4) ( μ ) 0 5 g u u Γ = AA = A g g g Γ = AB = B g u u Γ = AB = B g u u Γ = AA = A g g g terijinkan (allowed) terlarang (forbidden) terijinkan (allowed) terijinkan (allowed) terlarang (forbidden) Spektrum UV-Vis yang dihasilkan dari paket Program uckel 4 antara perhitungan yang sudah memasukkan unsur simetri dan yang tidak dapat dilihat pada gambar 8: Gambar 8. Spektrum UV-Vis,3,5-heksatriena hasil perhitungan metode uckel. 8

22 5. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan menggunakan metode orbital molekul uckel (MO) pada molekul,3,5-heksatriena antara perhitungan yang sudah memasukkan konsep simetri dan grup dengan yang belum adalah sebagai berikut:. Determinan sekuler Matrik yang dihasilkan dapat direduksi dari orde x menjadi dua buah matrik berorde 3x3, yang secara perhitungan manual jauh lebih mudah diselesaikan.. Tingkat-tingkat energi orbital molekul dan orbital-orbital molekul hasil perhitungan sama. 3. Spektrum absorpsi UV-Vis, tampak adanya pengurangan jumlah puncak absorpsi, yang menunjukkan simetri molekul telah menyeleksi keadaan eksitasi yang Forbiden.. Daftar Pustaka. ouse, E.J. (004). Fundamentals of Quantum Chemistry. nd. Elsevier Academic Press. San Diego.. McQuarrie, D.A. and Simon, J.D. (997). Physical Chemistry: A Molecular Approach. University Science Books Press. California. 3. Siregar, R.E. (007). Kuantum Kimia. Diktat Kuliah. 4. idayat, S. (007). Paket Program uckel. Jurusan Fisika Universitas Padjadjaran Bandung. 7. Lampiran Lampiran Keluaran (output) hasil perhitungan paket Program uckel 4 yang dibuat menggunakan software MatLab7.0 Energi orbital molekul Koefisien energi orbital molekul:

23 Orde Ikatan antar atom karbon yang berikatan: Panjang Ikatan antar atom karbon yang berdekatan: Kerapatan muatan atom karbon ke-i Energi total: Energi Lokalisasi: -8 Energi Delokalisasi: Valensi Bebas Energi GAP.5 Energi Eksitasi Proyeksi terhadap sumbu X Posisi Atom Karbon ke-i relatif terhadap karbon C Momen Dipol Transisi

24 Lampiran Keluaran (output) hasil perhitungan Program uckel 4 yang telah memasukan konsep simetri dan grup yang dibuat menggunakan software MatLab7.0.

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Kimia Fisik III, Struktur Molekul:, Dr. Parsaoran Siahaan, November/Desember 2014, 1 Pokok Bahasan 3 Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul Oleh: Dr. Parsaoran Siahaan Pendahuluan: motivasi/review pokok

Lebih terperinci

PB = Psgan elektron bebas Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR

PB = Psgan elektron bebas Dari BK dan PB atom pusat dpt diramalkan struktur molekul dng teori VSEPR Pasangan elektron valensi mempunyai gaya tolak menolak Pasangan elektron bebas menempati ruang sesuai jenisnya BK = Bilangan Koordinasi = Jumlah atom / substituen yang terikat pada atom pusat PB = Psgan

Lebih terperinci

! " "! # $ % & ' % &

!  ! # $ % & ' % & Valensi ! " "! # $ % & ' %& # % ( ) # *+## )$,) & -#.. Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl juga memiliki bilangan

Lebih terperinci

BAB 3 GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL

BAB 3 GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL GEOMETRI DAN KEPOLARAN MOLEKUL 3.1 PENGANTAR MENGENAI BENTUK MOLEKUL Bentuk molekul mengontrol sifat-sifat fisik maupun kimia molekul. Geometri elektron dan bentuk molekul ditentukan oleh orientasi semua

Lebih terperinci

Dr. rer. Nat. Agustino Zulys M.Sc.

Dr. rer. Nat. Agustino Zulys M.Sc. Pendahuluan Teori Ikatan Mata Kuliah Ikatan Kimia Dr. rer. Nat. Agustino Zulys M.Sc. 1 6/12/2009 Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Ikatan Kimia Dosen

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI

I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI I. KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI Pendahuluan Spektroskopi adalah studi mengenai antaraksi cahaya dengan atom dan molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai gelombang. Beberapa sifat

Lebih terperinci

TEORI ORBITAL MOLEKUL

TEORI ORBITAL MOLEKUL Tugas Kelompok Mata Kuliah Kimia Anorganik TEORI ORBITAL MOLEKUL KELOMPOK V B EZZAR FITRIYANI ANWAR SAID ST. HUMAERAH SYARIF 12B160 12B160 12B16037 PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Matahari adalah sumber energi yang sangat besar dan tidak akan pernah habis. Energi sinar matahari yang dipancarkan ke bumi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik 08.30 Posted by ferry Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan

Lebih terperinci

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 PERHITUNGAN MOMEN DWIKUTUB MOLEKUL AIR DENGAN TEORI GRUP

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 PERHITUNGAN MOMEN DWIKUTUB MOLEKUL AIR DENGAN TEORI GRUP PERHITUNGAN MOMEN DWIKUTUB MOLEKUL AIR DENGAN TEORI GRUP Asrial Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jambi,Kampus Pinang Masak, Jambi, Indonesia e-mail : organozinn@yahoo.de; Telp.: 0741-7007454/081319074907

Lebih terperinci

Ikatan Kimia Bagian 2. Dr, Yuni K. Krisnandi

Ikatan Kimia Bagian 2. Dr, Yuni K. Krisnandi Ikatan Kimia Bagian 2 Dr, Yuni K. Krisnandi Ikatan Kimia Bagian 2 Teori Ikatan Valensi Teori Orbital Molekul Orbital atom dan hibridisasinya, orbital molekul Elektrostatik mekanika quantum Model ikatan

Lebih terperinci

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK Objektif: Pada Bab ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami, Teori dasar orbital atom dan ikatan kimia organik, Orbital molekul orbital atom dan Hibridisasi orbital

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK

KB. 2 INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK KB. INTERAKSI PARTIKEL DENGAN MEDAN LISTRIK.1 Efek Stark. Jika sebua atom yang berelektorn satu ditempatkan di dalam sebua medan listrik (+ sebesar 1. volt/cm) maka kita akan mengamati terjadinya pemisaan

Lebih terperinci

Penentuan struktur senyawa organik

Penentuan struktur senyawa organik Penentuan struktur senyawa organik Tujuan Umum: memahami metoda penentuan struktur senyawa organik moderen, yaitu dengan metoda spektroskopi Tujuan Umum: mampu membaca dan menginterpretasikan data spektrum

Lebih terperinci

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN

ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol. 0, No. 02 (207) 28 33 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran ENERGI TOTAL KEADAAN DASAR ATOM BERILIUM DENGAN TEORI GANGGUAN LIU KIN MEN *, SETIANTO, BAMBANG

Lebih terperinci

TEORI IKATAN VALENSI

TEORI IKATAN VALENSI TEORI IKATAN VALENSI Pembentukan ikatan kovalen dapat dijelaskan menggunakan dua teori yaitu teori ikatan valensi dan teori orbital molekul. Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat terbentuk

Lebih terperinci

Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom

Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Chapter 3c Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

Ikatan Kimia. Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya menyebabkan terjadinya perubahan kimia. Ikatan Kimia 1. Ikatan Kimia 1.1 Pengertian Ikatan kimia adalah gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya menyebabkan terjadinya perubahan kimia. 1.2 Macam-Macam Ikatan Kimia Ikatan Ion:

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2.

BAB II DASAR TEORI. A. Kemagnetan Bahan. Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet. seperti terlihat pada Gambar 2. BAB II DASAR TEORI A. Kemagnetan Bahan Secara garis besar, semua bahan dapat dikelompokkan ke dalam bahan magnet seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2: Diagram pengelompokan bahan magnet (Stancil &

Lebih terperinci

4 Metoda untuk sistem atom banyak dan penerapannya

4 Metoda untuk sistem atom banyak dan penerapannya 4 Metoda untuk sistem atom banyak dan penerapannya Jika atom adalah sebuah bola yang padat, mereka tidak dapat berikatan satu dengan yang lainnya. tom yang sebenarnya dapat membuat ikatan kimia dan mereka

Lebih terperinci

Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom

Ikatan Kimia II: VSEPR dan prediksi geometri Molekular, teori ikatan valensi dan Hibridisasi Orbital Atom; teori orbital atom Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi 2010 dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Chapter 3c Ikatan Kimia II: dan prediksi geometri ar, teori ikatan valensi dan

Lebih terperinci

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS

PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS PENENTUAN STRUKTUR MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV- VIS Anggota Kelompok : Azizah Puspitasari 4301412042 Rouf Khoironi 4301412050 Nur Fatimah 4301412057 Singgih Ade Triawan 4301412079 PENGERTIAN DAN PRINSIP

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK. Oleh Muatan Kontinu. (Kawat Lurus, Cincin, Pelat)

MEDAN LISTRIK. Oleh Muatan Kontinu. (Kawat Lurus, Cincin, Pelat) MDAN LISTRIK Oleh Muatan Kontinu (Kawat Lurus, Cincin, Pelat) FISIKA A Semester Genap 6/7 Program Studi S Teknik Telekomunikasi Universitas Telkom Medan listrik akibat muatan kontinu Muatan listrik kontinu

Lebih terperinci

Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan Kuantum Utama (n) Bilangan Kuantum Utama (n) Menyatakan nomer kulit tempat elektron berada atau bilangan ini juga menyatakan ukuran orbital/ jarak/ jari-jari atom. Dinyatakan dengan bilangan bulat positif. Mempunyai dua

Lebih terperinci

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi

Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi Kimia Koordinasi Teori Ikatan Valensi Beberapa teori telah dirumuskan untuk menjelaskan ikatan dalam senyawaan koordinasi dan untuk merasionalisasi serta meramalkan sifat-sifatnya: teori ikatan valensi,

Lebih terperinci

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia :

Ikatan Kimia. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : Ikatan Kimia Ikatan Kimia : Gaya tarik yang menyebabkan atom-atom yang terikat satu sama lain dalam suatu kombinasi untuk membentuk senyawa yang lebih kompleks. 2 Klasifikasi Ikatan Kimia : 1. Ikatan ion

Lebih terperinci

Dr. Sci. Muhammad Zakir Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, FMIPA, Unhas Makassar

Dr. Sci. Muhammad Zakir Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, FMIPA, Unhas Makassar Perhitungan Orbital Molekul Dr. Sci. Muhammad Zakir Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, FMIPA, Unhas Makassar Maksud percobaan 1. Mempelajari aplikasi software Hyperchem. Mempelajari cara menghitung

Lebih terperinci

Ikatan dan Isomeri. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc.

Ikatan dan Isomeri. Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. Ikatan dan Isomeri Prof. Dr. Jumina Robby Noor Cahyono, S.Si., M.Sc. Susunan Elektron dalam Atom Mulai dikenalkan oleh Rutherford: Atom terdiri atas inti yg kecil & padat dan dikelilingi oleh elektron-elektron

Lebih terperinci

1. Ikatan Kimia. Struktur Molekul. 1.1 Pengertian. 1.2 Macam-Macam. ~ gaya tarik antar atom

1. Ikatan Kimia. Struktur Molekul. 1.1 Pengertian. 1.2 Macam-Macam. ~ gaya tarik antar atom 1. Ikatan Kimia 1.1 Pengertian ~ gaya tarik antar atom Struktur Molekul 1.2 Macam-Macam 1. Ikatan Ion: ikatan kimia yang terbentuk akibat tarik-menarik elektrostatik antara ion positif (kation) dan ion

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Molekul

Bentuk-bentuk Molekul Bentuk-bentuk Molekul 10.1 Menggambar Ion dan Molekul Menggunakan Struktur Lewis Kita dapat menggunakan struktur lewis untuk melihat bagaimana bentuk molekul dari suatu senyawa kimia. Struktur ini disimbolkan

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL

MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL MAKALAH KIMIA ORGANIK IKATAN KIMIA DAN STRUKTUR MOLEKUL Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik Dosen Pembimbing : Ir. Dyah Tri Retno, MM Disusun oleh : Kelompok 1 1. Angga Oktyashari

Lebih terperinci

fungsi Dan Grafik fungsi

fungsi Dan Grafik fungsi fungsi Dan Grafik fungsi Suatu fungsi adalah pemadanan dua himpunan tidak kosong dengan pasangan terurut (x, y) dimana tidak terdapat elemen kedua yang berbeda. Fungsi (pemetaan) himpunan A ke himpunan

Lebih terperinci

AROMATISITAS (Aromaticity)

AROMATISITAS (Aromaticity) AROMATISITAS (Aromaticity) diharapkan fenomena dan konsep aromatisitas bisa dipahami. Pamahaman ini diperlukan untuk bisa mengerti sifat kimia dan fisika kelompok senyawa kimia ini yang sangat banyak digunakan

Lebih terperinci

Gambar 4-12 Skema dari spektrofotometer inframerah.

Gambar 4-12 Skema dari spektrofotometer inframerah. 4-4 Spektroskopi Molekul Tabel 4-2 menunjukkan kisaran radiasi elektromagnetik, yang mana dapat memberikan energi di seluruh unit umum yang digunakan, dan menunjukkan jenis Spektroskopi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb

Lebih terperinci

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00)

Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00) Penyelesaian Tugas Kuliah Kimia Umum C (Soal bagi kelompok jadwal kuliah Kamis pagi pukul 08.00) Nama : Archemi Puspita Wijaya NIM : L2C007010 Alamat blog : archemipuspita.wordpress.com 1. Jari-jari ion

Lebih terperinci

Bab 6. Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi)

Bab 6. Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi) Bab 6 Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi) Teori Pita Energi Untuk Zat Padat (Model Untuk Teori Pita Energi) Berdasarkan daya hantar listrik, zat padat dibedakan menjadi tiga jenis : Logam dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.4. Hipotesis 1. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki perbedaan mulai kisaran energi 0.3 sampai 1.0. 2. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki kesamaan pada kisaran energi

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Pokok ahasan Medan Magnetik Abdul Waris Rizal Kurniadi Noitrian Sparisoma Viridi Topik Pengantar Gaya Magnetik Gaya Lorentz ubble Chamber Velocity

Lebih terperinci

~ gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia.

~ gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia. 1. Ikatan Kimia Struktur Molekul 1.1 Pengertian ~ gaya tarik antar atom yang pemutusan atau pembentukannya dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia. 1.2 Macam-Macam 1. Ikatan Ion: ikatan kimia yang

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

Austrian-Indonesian i Centre (AIC) for Computational ti lchemistry, Jurusan Kimia i. KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set)

Austrian-Indonesian i Centre (AIC) for Computational ti lchemistry, Jurusan Kimia i. KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set) Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Konsep Perhitungan Mekanika Kuantum 2 (Basis Set) Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Elektronik Graphene dan Carbon Nanotube

Perhitungan Struktur Elektronik Graphene dan Carbon Nanotube Bab 3 Perhitungan Struktur Elektronik Graphene dan Carbon Nanotube 31 Metode Penentuan Hubungan Dispersi Perangkat matriks Hamiltonian dan fungsi basis yang diberikan sebelumnya kini akan dimanfaatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi

KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi Austrian Indonesian Centre (AIC) for Computational Chemistry Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA KOMPUTASI Pengantar Konsep Kimia i Komputasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Austrian-Indonesian

Lebih terperinci

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI

STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI Ikatan Kimia STRUKTUR LEWIS DAN TEORI IKATAN VALENSI Disusun oleh : Kelompok 11 Penty Cahyani 4301411038 Diyah Ayu Lestari 4301411040 Ifan Shovi 4301411041 Rombel 2 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 A.

Lebih terperinci

Bahasan. Konsep Dasar. Simbol Lewis. 1. Teori Lewis : Ringkasan

Bahasan. Konsep Dasar. Simbol Lewis. 1. Teori Lewis : Ringkasan Bahasan Ikatan Kimia I: Konsep Dasar Irwansyah, M.Si Referensi: General Chemistry Principles and Modern Applications Petrucci arwood erring 8 th Edition Teori Lewis 2 Ikatan Kovalen 3 Ikatan Kovalen Polar

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STRUKTUR ATOM

PRAKTIKUM STRUKTUR ATOM MAKALAH PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PRAKTIKUM STRUKTUR ATOM Oleh : M. PRANJOTO UTOMO Makalah ini disampaikan pada kegiatan: Pengayaan Praktikum Guru-Guru pada Acara Pendampingan SMA oleh FMIPA UNY Di FMIPA

Lebih terperinci

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis

Lebih terperinci

BAB 3 IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL

BAB 3 IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL BAB 3 IKATAN DAN STRUKTUR MOLEKUL Atom-atom pada umumnya tidak ditemukan dalam keadaan bebas (kecuali pada temperatur tinggi), melainkan sebagai suatu kelompok atom atau sebagai molekul. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MOLEKUL

BENTUK-BENTUK MOLEKUL BENTUK-BENTUK MOLEKUL 10. 1. Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Berikut adalah langkah-langkah dalam menggambarkan molekul dengan ikatan tunggal menggunakan struktur Lewis: 1) Letakkan

Lebih terperinci

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet

Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Membuat Struktur Lewis Menggunakan Kaidah Oktet Bentuk Molekul Menggambar Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Rumus struktur dua dimensi terdiri dari simbol titik elektron yang menggambarkan masing-masing atom dan pasangannya, sepasang ikatan yang

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s) DAFTAR SIMBOL n κ α R μ m χ m c v F L q E B v F Ω ħ ω p K s k f α, β s-s V χ (0) : indeks bias : koefisien ekstinsi : koefisien absorpsi : reflektivitas : permeabilitas magnetik : suseptibilitas magnetik

Lebih terperinci

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan

1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan 1. Pendahuluan 2. Orbital atom 3. Orbital molekul 4. Ikatan sigma 5. Ikatan pi 6. Orbital hibrida 7. Panjang dan kekuatan ikatan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Orbital,

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Molekul

Bentuk-Bentuk Molekul Bentuk-Bentuk Molekul Di bab ini, kita akan mempelajari bagaimana cara mengubah rumus molekul dari suatu senyawa menjadi sebuah rumus struktur senyawa dalam bentuk dua dimensi yang memperlihatkan hubungan

Lebih terperinci

RINGKASAN Kimia Anorganik

RINGKASAN Kimia Anorganik RINGKASAN Kimia Anorganik Materi: BAB 10 - BENTUK-BENTUK MOLEKUL Pengampu: Dr. Istadi, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Bramantya Brian Suwignjo NIM : 21030112140169 Jurusan : S-1 Teknik Kimia (Kelas B) Hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persoalan yang melibatkan model matematika sering kali muncul dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persoalan yang melibatkan model matematika sering kali muncul dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komputasi 2.1.1. Metode Analitik dan metode Numerik Persoalan yang melibatkan model matematika sering kali muncul dalam berbagai ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika,

Lebih terperinci

Struktur dan Ikatan Kimia. Muhamad A. Martoprawiro

Struktur dan Ikatan Kimia. Muhamad A. Martoprawiro Struktur dan Ikatan Kimia Muhamad A. Martoprawiro i Daftar Isi Daftar Isi ii 1 Pendahuluan 1 2 Teori Kuantum: Fenomena dan Prinsip 3 2.1 Kuantisasi Energi dan Gelombang................ 3 2.1.1 Teori Planck

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Graphene merupakan susunan atom-atom karbon monolayer dua dimensi yang membentuk struktur kristal heksagonal menyerupai sarang lebah. Graphene memiliki sifat

Lebih terperinci

BAB IV OSILATOR HARMONIS

BAB IV OSILATOR HARMONIS Tinjauan Secara Mekanika Klasik BAB IV OSILATOR HARMONIS Osilator harmonis terjadi manakala sebuah partikel ditarik oleh gaya yang besarnya sebanding dengan perpindahan posisi partikel tersebut. F () =

Lebih terperinci

PARTIKEL DALAM BOX. Bentuk umum persamaan orde dua adalah: ay" + b Y' + cy = 0

PARTIKEL DALAM BOX. Bentuk umum persamaan orde dua adalah: ay + b Y' + cy = 0 1 PARTIKEL DALAM BOX Elektron dalam atom dan molekul dapat dibayangkan mirip partikel dalam box. daerah di dalam box tempat partikel tersebut bergerak berpotensial nol, sedang daerah diluar box berpotensial

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III

RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III RANCANGAN PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA III Nama / Kode Matakuliah : Kimia Fisika III / 301 H310 3 / 3 sks Komptensi Sasaran : 1. Kompetensi Utama : Memiliki kemampuan dalam menerapkan pengetahuan dasar Kimia.

Lebih terperinci

Fungsi Gelombang Radial dan Tingkat Energi Atom Hidrogen

Fungsi Gelombang Radial dan Tingkat Energi Atom Hidrogen Fungsi Gelombang adial dan Tingkat Energi Atom Hidrogen z -e (r, Bilangan kuantum r atom hidrogenik Ze y x Fungsi gelombang atom hidrogenik bergantung pada tiga bilangan kuantum: nlm nl Principal quantum

Lebih terperinci

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l'

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l' Rangkuman: bawah ini! Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di 1. Elemen-elemen matrik L lm,l'm' = h l ( l +1) δ ll' L l m, l 'm' dapat dihitung sebagai beriktut:

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016 DISUSUN OLEH Amaldo Firjarahadi Tane 1 31. 32. MATERI: SISTEM PERIODIK UNSUR Energi pengionan disebut juga energi ionisasi. Setiap unsur bisa mengalami energi ionisasi berkali-kali,

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu 1 Muatan Listrik Contoh klassik: Penggaris digosok-gosok pada kain kering tarik-menarik dengan

Lebih terperinci

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut : 1.1 Pengertian Persamaan Differensial Banyak sekali masalah terapan (dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, kimia, sosial, dan lain-lain), yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk persamaan

Lebih terperinci

#1 Material Organik Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

#1 Material Organik Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya #1 Material Organik Elektronika Organik Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Februari, 2015 Kerangka materi Tujuan: Memberikan pemahaman tentang karakteristik material dan

Lebih terperinci

Sifat fisika: mirip dengan alkana dengan jumlah atom C sama

Sifat fisika: mirip dengan alkana dengan jumlah atom C sama SENYAWA ORGANIK HIDROKARBON SENYAWA KARBON DENGAN KARBON NUKLEOFILIK ALKENA Alkena merupakan senyawa hidrokarbon dengan sifat tersendiri karena adanya ikatan rangkap dan reaktivitas senyawa ini senyawa

Lebih terperinci

Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian

Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu).

Lebih terperinci

Penggambaran Struktur Lewis pada Molekul Berikatan Tunggal

Penggambaran Struktur Lewis pada Molekul Berikatan Tunggal Struktur Lewis merupakan langkah awal untuk menentukan bentuk molekul. Struktur Lewis terdiri dari titik-titik yang menggambarkan valensi electron tiap atom yang saling berikatan. Dalam penggambaran struktur

Lebih terperinci

Awan muatan dari keempat lektron pi ini berbentuk silinder yang menyelubungi sumbu molekul C C.

Awan muatan dari keempat lektron pi ini berbentuk silinder yang menyelubungi sumbu molekul C C. Ini akan membentuk empat orbital hibrida sp 3 yang setara dan masingmasing berarah dari pusat ke titik sudut tetrahedron, masing-masing membentuk sudut 109,5 dengan yang lain. Fungsi gelombang adalah :

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS UNTUK MENENTUKAN CELAH ENERGI KOMPLEKS Ag-PHTHALOCYANINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA KUANTUM SEMIEMPIRIS ZINDO/1

KAJIAN TEORITIS UNTUK MENENTUKAN CELAH ENERGI KOMPLEKS Ag-PHTHALOCYANINE DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA KUANTUM SEMIEMPIRIS ZINDO/1 SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alam tersusun atas empat jenis komponen materi yakni padat, cair, gas, dan plasma. Setiap materi memiliki komponen terkecil yang disebut atom. Atom tersusun atas inti

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.

IKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. BAB 3 IKATAN KIMIA Gambar 3.1 Kisi Kristal Senyawa NaCl. Sumber: amparan Dunia Ilmu Time life Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Ikatan Kimia

Lebih terperinci

Hukum Gauss. Minggu 3 2 x pertemuan

Hukum Gauss. Minggu 3 2 x pertemuan Hukum Gauss Minggu 3 2 x pertemuan Hukum Gauss - Persamaan Maxwell yang Pertama - Digunakan untuk menentukan medan listrik E bila sumber muatan diketahui dan sebaliknya Ide-Hukum Gauss Total flux yang

Lebih terperinci

SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya)

SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya) SENYAWA AROMATIK (Benzena & Turunannya) Senyawa Aromatik Alkana C n H 2n+2 C 6 H 14 (Hidrokarbon Jenuh) Alkena C n H 2n C 6 H 12 (Hidrokarbon Tak Jenuh) Alkuna C n H 2n-2 C 6 H 10 Benzena - C 6 H 6 Hidrokarbon

Lebih terperinci

MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION BERDASARKAN STRUKTUR LEWIS

MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION BERDASARKAN STRUKTUR LEWIS MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION BERDASARKAN STRUKTUR LEWIS Langkah awal untuk menggambarkan molekul adalah dengan cara mengkonversikan rumus molekul ke dalam struktur lewis. Ini ditunjukan dengan simbol

Lebih terperinci

Aljabar Linier Ruang vektor dan subruang vektor. 2 Oktober 2014

Aljabar Linier Ruang vektor dan subruang vektor. 2 Oktober 2014 Aljabar Linier Ruang vektor dan subruang vektor 2 Oktober 2014 Pertemuan-2 Pertemuan ke-2 memuat 1. Ruang vektor operasi linier field definisi Contoh Kombinasi linier 1 2. Subruang definisi penentuan subruang

Lebih terperinci

SKL 1. Ringkasan Materi

SKL 1. Ringkasan Materi SKL 1 Menganalisis struktur atom, sistem periodik unsur dan ikatan kimia untuk menentukan sifat-sifat unsur dan senyawa. o o o Mendeskripsikan notasi unsur dan kaitannya dengan konfigurasi elektron serta

Lebih terperinci

TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL

TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL TUGAS KIMIA ANORGANIK TEORI IKATAN VALENSI DAN HIBRIDISASI ORBITAL ESTER ALNINTA BASA SIAGIAN (21030116140082) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK SEMARANG 2016 A. DASAR TEORI IKATAN VALENSI Ikatan valensi

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR IKATAN KIMIA MAKALAH KIMIA DASAR dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai mata kuliah kimia dasar Oleh : AZKA WAFI EL HAKIM ( NPM : 301014000 ) HELGA RACHEL F ( NPM : 3010140014 ) MUHAMMAD

Lebih terperinci

BAB 16. MEDAN LISTRIK

BAB 16. MEDAN LISTRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB 6. MEDAN LISTRIK... 6. Muatan Listrik... 6. Muatan Listrik dalam Atom... 6.3 Isolator dan Konduktor...3 6.4 Hukum Coulomb...3 6.5 Medan Listrik dan Kondusi Listrik...5 6.6

Lebih terperinci

Bentuk Molekul. Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis

Bentuk Molekul. Menggambarkan Molekul dan Ion dengan Struktur Lewis Bentuk Molekul Kata Pengantar Layaknya bentuk dari objek kehidupan sehari-hari yang saling menyesuaikan (bekerja secara sinergis) untuk melakukan sesuatu pekerjaan, molekul dari sebuah organisme menyesuaikan

Lebih terperinci

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon 4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan

Lebih terperinci

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI

ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol 01, No 01 (2017) 6 10 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran ENERGI TOTAL KEADAAN EKSITASI ATOM LITIUM DENGAN METODE VARIASI LIU KIN MEN* DAN SETIANTO Departemen

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7.

SPEKTROMETRI MASSA. Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7. SPEKTROMETRI MASSA Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Spektrometri massa, tidak seperti metoda spektroskopi yang lain, tidak melibatkan interaksi antara radiasi ektromagnetik

Lebih terperinci

Bab II Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul

Bab II Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul Bab II Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul Sumber: oltzclaw, General Chemistry with Qualitative Analysis Model struktur DNA pada komputer ada yang berbentuk trigonal piramida, dan trigonal planar. TUJUAN

Lebih terperinci

Geometri Molekular. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pembelajaran Web

Geometri Molekular. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pembelajaran Web ar Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Pembelajaran Web disusun oleh : Lidia andayani (050395) Dosen Pembimbing : Nurul ana, M. Pd Model Tolakan - kulit-valensi () : Meramalkan bentuk geometris

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd IKATAN KIMIA RATNAWATI, S.Pd Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat: Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya Menggambarkan susunan elektron

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA Isana SYL

IKATAN KIMIA Isana SYL IKATAN KIMIA Isana SYL IKATAN KIMIA Kebahagiaan atom Konfigurasi i elektronik stabil Konfigurasi elektronik gas mulia / gas lamban (Energi ionisasi relatif besar dan afinitas elektron relatif kecil) Ada

Lebih terperinci

Simulasi Struktur Energi Elektronik Atom, Molekul, dan Nanomaterial dengan Metode Ikatan Terkuat

Simulasi Struktur Energi Elektronik Atom, Molekul, dan Nanomaterial dengan Metode Ikatan Terkuat Simulasi Struktur Energi Elektronik Atom, Molekul, dan Nanomaterial dengan Metode Ikatan Terkuat Ahmad Ridwan Tresna Nugraha (NIM: 10204001), Pembimbing: Sukirno, Ph.D KK FisMatEl, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880 Edisi Khusus, Agustus 009 Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor Indah Nurmawarti, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika

Lebih terperinci

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis

Bentuk Molekul. Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis Bentuk Molekul Menggambarkan molekul dan ion dengan struktu lewis Langkah pertama menggambarkan seperti apa molekul kelihatannya adalah dengan mengonversi rumus molekul menjadi struktur lewis (atau rumus

Lebih terperinci