Gambar III.12 E-R Diagram

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar III.12 E-R Diagram"

Transkripsi

1 59 Gambar III.12 E-R Diagram

2 60 Untuk memodelkan hubungan antara entitas data, penggambaran dilakukan dengan menggunakan E-R Diagram. E-R diagram (Gambar III.12) tersebut akan memodelkan entitas data akademik dan keuangan serta relasi diantara entitas. Entitas-entitas yang direlasikan memiliki kardinalitas (cardinality) dan partisipasi (participation). Kardinalitas (atau derajat keterhubungan) merupakan jumlah instance yang terlibat dalam relationship yang terdiri atas 3 macam hubungan yaitu 1:1/satu ke satu (one-to-one), 1:M/satu ke banyak (one-to-many), atau M:N/banyak ke banyak (many-to-many). Pada Gambar III.12, hubungan dengan kardinalitas banyak digambarkan dengan simbol garis bercabang tiga/crow s foot ( ). Partisipasi (atau optionality) merupakan keterlibatan entitas dalam relationship. Partisipasi merupakan pengecualian terhadap aturan (rule). Partisipasi dikatakan optional jika setidaknya terdapat satu instance dari entitas yang tidak berpartisipasi pada relationship. Partisipasi dikatakan mandatory jika semua instance dari entitas harus berpartisipasi pada relationship. Pada Gambar III.12, optional digambarkan dengan lingkaran (O) pada entitas yang relevan. III Relasi Entitas dengan Fungsi Bisnis 1. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menentukan entitas-entitas data yang diciptakan (created), digunakan (referenced) dan diperbaharui (updated) oleh fungsi bisnis. Fungsi-fungsi bisnis yang terdefinisi dalam model bisnis direlasikan dengan entitas-entitas data dalam bentuk matriks (Gambar III.13). Berdasarkan gambar matriks tersebut, baris menyatakan fungsi-fungsi dan disusun secara hirarkis berdasarkan area fungsional, sedangkan kolom terdiri atas entitas-entitas yang dikelompokkan berdasarkan area fungsional utama yang paling terkait dan biasanya area-area yang menciptakannya. Suatu fungsi bisnis dapat berhubungan dengan beberapa entitas data dan begitu juga data dapat berhubungan dengan beberapa fungsi bisnis. Matriks pada Gambar III.13 diatur sedemikian rupa sehingga sel-sel yang memiliki penanda Create-Update-Reference (CUR) tersusun secara diagonal dari kiri atas menuju ke kanan bawah dengan mempertahankan konsistensi pengelompokkan fungsi bisnis.

3 61 Gambar III.13 Matriks Entitas Fungsi

4 62 Tiap proses di dalam fungsi bisnis dengan sekelompok entitas data yang membentuk diagonal CUR memberikan pengelompokkan yang disebut subyek basis data (7). Pengelompokkan subyek basis data adalah untuk hubungan fungsional antara entitas data dengan proses bisnis, sedangkan E-R diagram merupakan hubungan logis antar entitas data. Kotak yang dibentuk oleh garis tebal dan berwarna gelap pada Gambar III.13 menunjukkan entitas-entitas data yang paling terkait atau milik dari area fungsional. Hubungan yang terdapat di luar kotak tebal dan sejumlah kotak yang saling tumpang-tindih menunjukkan data yang dipakai bersama diantara area fungsional. Matriks yang merelasikan antara entitas data dengan fungsi bisnis dapat digunakan untuk mengembangkan ruang lingkup aplikasi pada tahapan selanjutnya dan untuk menunjukkan data sharing pada bisnis. Jumlah hubungan di luar kotak tebal menunjukkan tingkatan penggunaan data bersama pada bisnis. Matriks Gambar III.13 terdiri atas 5 subyek basis data yang menunjukkan data yang paling terkait pada suatu area fungsional, yaitu entitas milik area fungsional : 1. Penerimaan siswa/mahasiswa. 2. Kegiatan akademik mulai dari registrasi ulang sampai dengan kelulusan siswa/mahasiswa. 3. Kegiatan promosi. 4. Pengelolaan Bursa Kerja Khusus dan ikatan alumni. 5. Pengelolaan pembayaran. III.2.2 Arsitektur Aplikasi Tujuan arsitektur aplikasi (Gambar III.14) adalah untuk mendefinisikan aplikasiaplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan mendukung fungsi-fungsi bisnis bagi enterprise. Arsitektur aplikasi merupakan definisi mengenai apa yang harus dilakukan aplikasi untuk mengelola data dan menyediakan informasi bagi pelaksana fungsi-fungsi bisnis.

5 63 Planning Initiation Layer 1 Business Modeling Current Systems & Technology Layer 2 Data Architecture Applications Architecture Technology Architecture Layer 3 Implementation/Migration Plans Layer 4 Gambar III.14 Arsitektur Aplikasi (11) Tahapan-tahapan untuk menghasilkan arsitektur aplikasi adalah : 1. Mendaftar kandidat aplikasi. 2. Mendefinisikan aplikasi. 3. Merelasikan aplikasi dengan fungsi. III Kandidat Aplikasi Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang diperlukan untuk mengelola data dan mendukung bisnis. Pendefinisian kandidat aplikasi menggunakan tool Four Stage Life Cycle yang digunakan pada bagian sebelumnya untuk mendekomposisi fungsi-fungsi bisnis utama dan pendukung menjadi fungsi-fungsi turunan. Berdasarkan hasil dekomposisi stewardship, maka dapat ditentukan daftar kandidat aplikasi yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis utama YPA dalam penyediaan informasi akademik. Dekomposisi fungsi bisnis utama yaitu akademik dan fungsi pendukung yaitu keuangan menggunakan four stage life cycle pada bagian stewardship dari Tabel III.1 akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan aplikasi yang diperlukan oleh YPA. Daftar 29 kandidat aplikasi tersebut terdapat dalam Tabel III.4. Tabel III.4 Daftar Kandidat Aplikasi No. Kelompok Aplikasi No. Kandidat Aplikasi 1.1 Sistem Pendaftaran Calon Siswa/Mahasiswa Baru 1 Sistem Pengelolaan Pembayaran 1.2 Sistem Informasi Penerimaan Pendaftaran Siswa/Mahasiswa Baru Sistem Pengelolaan Ujian Saringan Masuk 1.3 seleksi calon mahasiswa baru 1.4 Sistem Pelaporan Penerimaan Siswa/Mahasiswa Baru 2 Sistem Informasi Akademik 2.1 Sistem Registrasi Ulang Siswa/Mahasiswa

6 64 Tabel III.4 Daftar Kandidat Aplikasi (Lanjutan) No. Kelompok Aplikasi No. Kandidat Aplikasi 2.2 Sistem Pembuatan KRS, KTS dan KTM 2.3 Sistem Perwalian 2.4 Sistem Perubahan Rencana Studi 2.5 Sistem Penjadwalan KBM 2.6 Sistem Administrasi KBM 2.7 Sistem Penjadwalan Ujian (UTS, UAS, Sidang, Komprehensif) 2.8 Sistem Administrasi Ujian (UTS, UAS, Sidang, Komprehensif) 2.9 Sistem Pengelolaan Nilai 2.10 Sistem Pembuatan Kartu Hasil Studi 2.11 Sistem Administrasi Dosen 2.12 Sistem Manajemen Kurikulum 3 Sistem Informasi Wisuda 4 Sistem Informasi Promosi 5 Sistem Informasi Pengelolaan BKK dan IKA 6 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan 2.13 Sistem Pelaporan Akademik 3.1 Sistem Pembuatan Ijazah, Sertifikat dan Transkrip Nilai 3.2 Sistem Administrasi Wisuda 3.3 Sistem Pelaporan Kegiatan Wisuda 4.1 Sistem Pengelolaan Promosi 4.2 Sistem Pelaporan Kegiatan Promosi 5.1 Sistem Pengelolaan Dunia Industri 5.2 Sistem Pengelolaan Kerjasama 5.3 Sistem Pengelolaan Alumni 5.4 Sistem Pengelolaan Pelaporan Kegiatan BKK dan IKA 6.1 Sistem Pengelolaan Pembayaran Biaya Pendidikan dari Siswa/Mahasiswa 6.2 Sistem Pengelolaan honor dosen 6.3 Sistem Pengelolaan Pelaporan Keuangan Gambar III.15 Skema Arsitektur Aplikasi Hubungan antara aplikasi tersebut dapat dibuat ke dalam bentuk skema arsitektur aplikasi (Gambar III.15). Sistem informasi promosi akan mendukung sistem informasi penerimaan siswa/mahasiswa baru. Sistem informasi penerimaan siswa/mahasiswa baru merupakan sumber data bagi sistem informasi akademik.

7 65 Sistem informasi akademik akan menjadi masukan bagi sistem informasi wisuda serta sistem informasi pengelolaan BKK dan IKA. Sedangkan sistem informasi pengelolaan keuangan merupakan aplikasi yang mendukung aktivitas utama akademik. III Definisi Aplikasi Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyediakan definisi standar mengenai masing-masing aplikasi. Deskripsi mengenai kelompok aplikasi disediakan pada Tabel III.5, sedangkan definisi untuk masing-masing aplikasi secara terinci dapat dilihat pada lampiran D. Tabel III.5 Deskripsi Aplikasi Kelompok Aplikasi 1 Sistem Informasi Penerimaan Siswa/Mahasiswa Baru No. 1 Nama Sistem Informasi Penerimaan Siswa/Mahasiswa Baru Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola data pendaftar, administrasi pengelolaan pembayaran, administrasi penerimaan calon siswa/mahasiswa baru, pengelolaan USM dan pelaporan kegiatan penerimaan siswa/mahasiswa baru. Kelompok Aplikasi 2 Sistem Informasi Akademik No. 2 Nama Sistem Informasi Akademik Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola registrasi ulang baik siswa/mahasiswa baru maupun lama, pembuatan KRS, KTS dan KTM, pengelolaan perwalian dan PRS, pengaturan jadwal dan administrasi KBM, pengaturan jadwal dan administrasi ujian, pengelolaan nilai, pembuatan KHS, pengelolaan administrasi siswa/mahasiswa dan dosen, pengelolaan kurikulum serta pelaporan kegiatan akademik. Kelompok Aplikasi 3 Sistem Informasi Wisuda No. 3 Nama Sistem Informasi Wisuda Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola pembuatan ijazah, sertifikat dan transkrip nilai serta pengelolan administrasi wisuda. Kelompok Aplikasi 4 Sistem Informasi Promosi No. 4 Nama Sistem Informasi Promosi Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola kegiatan promosi. Kelompok Aplikasi 5 Sistem Informasi Pengelolaan BKK dan IKA No. 5 Nama Sistem Informasi Pengelolaan BKK dan IKA Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola data perusahaan, kegiatan kerjasama serta alumni. Kelompok Aplikasi 6 Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan No. 6 Nama Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Deskripsi Aplikasi ini untuk mengelola data komponen biaya yang harus dibayar, pembayaran dari siswa/mahasiswa dan pembayaran honor dosen.

8 66 III Relasi Aplikasi dengan Fungsi Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi bisnis yang secara langsung didukung atau dilakukan oleh aplikasi. Pada Gambar III.16 ditunjukkan bahwa aplikasi yang telah terdefinisi mendukung fungsi-fungsi penerimaan siswa/mahasiswa, pengelolaan kegiatan akademik, pengelolaan promosi, BKK dan alumni serta pengelolaan keuangan. Setiap aplikasi tersebut mendukung beberapa fungsi sebagai berikut : 1. Sistem informasi penerimaan siswa/mahasiswa baru, mendukung fungsifungsi bisnis : a. Pengelolaan pendaftaran calon siswa/mahasiswa baru dan pengelolaan pembayaran administrasi penerimaan calon siswa dan mahasiswa baru. b. Pelaksanaan Ujian Saringan Masuk (USM) seleksi calon mahasiswa baru. c. Penilaian hasil Ujian Saringan Masuk (USM) seleksi calon mahasiswa baru. d. Penentuan kelulusan hasil Ujian Saringan Masuk (USM) seleksi calon mahasiswa baru. e. Pengumuman hasil Ujian Saringan Masuk (USM) seleksi calon mahasiswa baru. f. Pelaporan dan evaluasi kegiatan penerimaan siswa/mahasiswa baru. 2. Sistem informasi akademik, mendukung fungsi-fungsi bisnis : a. Penetapan kurikulum. b. Penentuan dosen-dosen pengajar dan wali akademik dan pembuatan Surat Keputusan dosen-dosen pengajar dan wali akademik. c. Registrasi ulang siswa dan mahasiswa. d. Pengelolaan Kartu Tanda Siswa (KTS) dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). e. Pelaksanaan perwalian (program D-3) dan pengelolaan Perubahan Rencana Studi/PRS (program D-3). f. Pembuatan jadwal dan daftar hadir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan ujian (UTS, UAS, komprehensif). g. Pengawasan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan ujian (UTS, UAS, komprehensif).

9 67 Gambar III.16 Matriks Aplikasi Fungsi

10 68 h. Pemrosesan nilai di komputer dan pencetakan Kartu Hasil Studi (KHS). i. Pelaporan dan evaluasi kegiatan akademik. 3. Sistem informasi wisuda, mendukung fungsi bisnis : a. Pembuatan ijazah, sertifikat dan transkrip nilai. b. Pelaksanaan kegiatan wisuda. c. Pelaporan dan evaluasi kegiatan wisuda. 4. Sistem informasi promosi, mendukung fungsi-fungsi bisnis pelaksanaan kegiatan promosi. 5. Pelaporan dan evaluasi kegiatan promosi. Sistem informasi pengelolaan BKK dan IKA, mendukung fungsi-fungsi bisnis: a. Penetapan daftar nama dunia industri dan pengelolaan kerja sama dengan dunia industri. b. Pengelolaan dan pemeliharaan Ikatan Keluarga Alumni (IKA). 6. Sistem informasi pengelolaan keuangan, mendukung fungsi bisnis pengelolaan pembayaran biaya pendidikan, pengelolaan honor dosen dan pelaporan pembayaran biaya pendidikan. III.2.3 Arsitektur Teknologi Meskipun terdapat beberapa aplikasi yang bekerja secara independen, namun ternyata aplikasi-aplikasi yang disebutkan dalam IRC berbagi teknologi secara bersama. Hal ini dapat dilihat pada matriks yang merelasikan aplikasi dengan platform teknologi (Gambar III.9) dimana seluruh aplikasi tersebut berbagi perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat komunikasi bersama. Pada gambar tersebut dapat diketahui bahwa server digunakan untuk melayani sejumlah client yang mengelola berbagai aplikasi. Penggunaan sumber daya yang sama oleh sejumlah aplikasi untuk mendukung beberapa fungsi yang sama menunjukkan bahwa sebenarnya aplikasi tersebut seharusnya dapat saling berbagi fungsionalitas dan informasi secara bersama, namun dikarenakan aplikasi-aplikasi tersebut memiliki platform berbeda maka tidak dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Sebagai contoh user yang menggunakan aplikasi akademik di unit ASM tidak dapat mengetahui apakah

11 69 seorang mahasiswa telah melakukan pembayaran melalui aplikasi keuangan karena aplikasi akademik dibuat dengan Visual Basic dan SQL Server, sedangkan aplikasi keuangan menggunakan Clipper 5.2. Oleh karena itu, kebutuhan teknologi bagi YPA adalah teknologi yang mampu mengoptimasi penggunaan teknologi jaringan, sehingga antar aplikasi bukan hanya dapat berbagi jalur komunikasi namun dapat saling berbagi data dan informasi. Arsitektur teknologi (Gambar III.17) dibuat untuk mendefinisikan teknologi yang diperlukan untuk dapat menyediakan lingkungan bagi aplikasi dalam pengelolaan data. Sama dengan arsitektur data dan aplikasi, arsitektur teknologi juga merupakan model konseptual yang mendefinisikan platform. Planning Initiation Layer 1 Business Modeling Current Systems & Technology Layer 2 Data Architecture Applications Architecture Technology Architecture Layer 3 Implementation/Migration Plans Layer 4 Gambar III.17 Arsitektur Teknologi (11) Tahapan-tahapan dalam pembentukan arsitektur teknologi adalah : 1. Mengidentifikasi prinsip dan platform teknologi. 2. Mendefnisikan platform. 3. Merelasikan platform teknologi dengan fungsi-fungsi bisnis. 4. Merelasikan platform teknologi dengan aplikasi. III Identifikasi Platform dan Prinsip Teknologi Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip mendasar bagi platform teknologi dan platform potensial yang diperlukan untuk mendukung lingkungan berbagi pakai data (shared) yang bersifat enterprise-wide. Prinsipprinsip tersebut akan menentukan jenis platform dan arahan bagi penyediaan teknologi di YPA.

12 70 Prinsip-prinsip dihasilkan dari hasil pertimbangan antara trend teknologi meliputi perangat keras, perangkat lunak dan perangkat komunikasi, disesuaikan dengan model bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, peluang-peluang yang teridentifikasi dari IRC serta permintaan dari para pelaku bisnis di YPA. Untuk lebih jelasnya, prinsip-prinsip teknologi dapat dilihat pada Tabel III.6. Tabel III.6 Prinsip-prinsip Teknologi No. Kelompok No. Prinsip 1 2 Perangkat keras (jenis komputer, perangkat input/output dan media simpanan) Perangkat lunak (sistem operasi, sistem pengelola basis data/dbms, bahasa pemrograman) 3 Komunikasi Perangkat keras andal untuk mendukung bisnis saat ini dan mampu beradaptasi terhadap perkembangan 1.1 teknologi di masa mendatang sehingga tidak cepat usang (obsolete). Perangkat keras harus dapat menunjang kebutuhan 1.2 akan efisiensi dan efektivitas kerja. Perangkat keras dapat mendukung teknologi clientserver Perangkat lunak mendukung teknologi client-server. Perangkat lunak mampu beradaptasi dengan 2.2 lingkungan dan andal dari gangguan baik fisik maupun lojik yang mengakibatkan kerusakan. Sistem operasi bersifat portable (dapat beroperasi pada berbagai platform dari berbagai vendor), scalable (dapat beroperasi pada berbagai jenis komputer), interoperable (dapat beroperasi pada 2.3 lingkungan yang heterogen) dan compatible (dapat mempertahankan investasi perangkat lunak saat ini dan mampu mendukung integrasi dengan komponen teknologi yang lebih maju). Sistem operasi dapat mendukung tool pengembangan 2.4 sistem dan beragam perangkat lunak aplikasi. DBMS harus mampu mengakomodasi kebutuhan dan 2.5 transaksi data dengan toleransi terhadap kegagalan yang baik. Data dimiliki oleh enterprise dan bukan satu bagian 2.6 atau suatu unit organisasi. Data yang sama hanya diciptakan sekali, tidak 2.7 redundan dan harus konsisten. Data diadministrasi secara terpusat dan dapat dipakai 2.8 bersama dari berbagai lokasi serta harus tetap konsisten. 2.9 Simpanan data menggunakan teknologi relasional. Informasi yang tersimpan secara online tersedia 2.10 secara terus menerus dan di-update secara berkala. Pengaksesan terhadap data dan aplikasi dibatasi oleh 2.11 hak akses user. Data harus mudah dipelihara, di-backup dengan 2.12 dukungan teknologi. Bahasa pemrograman mendukung teknik 2.13 pengembangan berorientasi objek dan metoda information engineering. Bahasa pemrograman dapat menghasilkan aplikasi 2.14 yang bersifat graphical user interface (GUI). Teknologi komunikasi mendukung teknologi clientserver Protokol komunikasi berstandar internasional. Teknologi jaringan mampu menunjang aktivitas bisnis 3.3 saat ini dan mampu perkembangan teknologi ke depan. Jaringan mampu menangani beragam format aplikasi 3.4 dan data. 3.5 Bandwidth yang memadai untuk pengaksesan data.

13 71 Berdasarkan prinsip-prinsip teknologi tersebut, maka platform teknologi pada bab 3 (Tabel III.5) dapat disesuaikan dengan membuang teknologi yang obsolete (usang) serta menambahkan kategori serta platform teknologi baru yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah dikemukakan sebelumnya. III Definisi Platform Teknologi Setelah mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur teknologi, tujuan dari tahapan ini adalah menentukan strategi distribusi aplikasi dan data serta mendefinisikan platform teknologi yang akan menjadi lingkungan bagi aplikasi dan data guna mendukung bisnis. Distribusi aplikasi dan data dapat digambarkan menurut lokasi fisik. Pada prinsip-prinsip teknologi teridentifikasi bahwa teknologi yang diperlukan adalah teknologi jaringan yang menghubungkan suatu bagian dengan bagian lain, sehingga dalam menentukan platform teknologi, hal yang perlu diperhatikan adalah lokasi bisnis yang akan menjadi area penempatan infrastruktur teknologi. Lokasi bisnis merupakan lokasi setiap unit organisasi dalam melakukan aktivitas bisnis yang menunjukkan tempat diperlukannya suatu data atau aplikasi tertentu sehingga akan terkait dengan unit organisasi dan fungsi bisnis yang dilakukan pada lokasi tersebut. YPA melakukan fungsi bisnisnya dalam satu gedung yang terdiri atas 3 lantai. Lantai 1 untuk melaksanakan fungsi pendidikan keahlian dan pelatihan singkat kewanitaan (tata kecantikan, tata busana), pemasaran dan logistik. Lantai 2 untuk melaksanakan fungsi akademik dan keuangan baik bagi unit LPP maupun unit ASM. Lantai 3 untuk melaksanakan fungsi akademik (kegiatan praktika) baik bagi unit LPP maupun unit ASM. Kegiatan akademik dan keuangan YPA yang dilakukan pada satu gedung, masih memungkinkan digunakannya teknologi jaringan lokal (local area network) dengan pemanfaatan hub dan kabel unshielded twisted pair (UTP) karena jangkauannya yang tidak luas, sedangkan jaringan internet digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak luar YPA (Gambar III.18). Penempatan data dan aplikasi menggunakan konsep client/server dimana aplikasi dan data tersebut

14 72 ditempatkan pada satu lokasi dan dapat diakses oleh pemakai dari seluruh bagian atau unit organisasi dengan pembatasan hak akses. Sedangkan pengawasan lalu lintas data dan aplikasi akan menjadi tanggung jawab Unit Pelaksana Teknis (UPT). Pengelolaan fungsi server disesuaikan dengan kemampuan server dengan pemisahan antara fungsi server sebagai pengatur jaringan dengan penyedia aplikasi atau data. Jaringan enterprise membentuk jaringan lokal (LAN) dan internet dengan protokol TCP/IP. Jaringan enterprise (Gambar III.18) terdiri atas alat input, alat output, perangkat simpanan dan fasilitas komunikasi. Jaringan seperti ini disebut conceptual karena bersifat independent terhadap suatu perangkat keras, perangkat lunak dan layanan komunikasi tertentu. Pada jaringan enterprise konseptual, semua elemen komputasi terhubung secara langsung atau tidak langsung dengan jumlah elemen yang belum pasti, sifatnya fleksibel dan adaptable sehingga dapat mengakomodasi adanya perubahan tanpa mengganggu operasi. internet internet Gambar III.18 Konfigurasi Teknologi Teknologi yang telah teridentifikasi dapat digunakan untuk mengimplementasikan dan memelihara aplikasi dan basis data enterprise yang disebut dengan arsitektur

15 73 sistem bisnis. Terdapat lima layer dimana data bisnis dapat diakses oleh pemakai melalui workstation (Gambar III.19), yaitu : 1. Operational information update : membuat, merubah atau menghapus data operasional secara interaktif. Fungsi-fungsi ini disediakan oleh aplikasi melalui interface. 2. Operational information inquiry : memungkinkan aplikasi diakses secara interaktif dan melihat data pada berbagai format dan media. 3. Operational report review : membantu user untuk menempatkan dan melihat report. 4. Ad hoc information review : menyediakan fasilitas untuk mengakses data enteprise. 5. Business rules inquiry and update : memungkinkan user yang diberi otorisasi dapat mengganti aturan tata kelola operasi sistem bisnis. DATABASE server APLIKASI Operational information update Operational information inquiry Operational report review Ad hoc information review Business rules inquiry and update Computer Computer Computer Computer Computer User User User User User Gambar III.19 Arsitektur Sistem Bisnis

16 74 Gambar III.20 Matriks Teknologi Fungsi

17 75 Gambar III.21 Matriks Teknologi Aplikasi

18 76 III Hubungan Platform Teknologi dengan Fungsi Bisnis Tahapan ini dimaksudkan untuk melakukan justifikasi bagi platform teknologi dengan cara merelasikannya dengan fungsi-fungsi bisnis yang secara langsung menggunakannya. Hubungan antara platform teknologi dan fungsi bisnis disajikan dalam bentuk matriks pada Gambar III.20. Pada matriks teknologi dan fungsi (Gambar III.20), fungsi bisnis didukung oleh teknologi yang telah dimiliki dengan optimalisasi penggunaan server sebagai pengatur jalur komunikasi, aplikasi dan data. III Hubungan Platform Teknologi dengan Aplikasi Tahapan ini dimaksudkan untuk melakukan justifikasi bagi platform teknologi dengan cara merelasikannya dengan aplikasi yang terdefinisi dalam arsitektur aplikasi yang memerlukan teknologi. Hubungan antara platform teknologi dan aplikasi disajikan dalam bentuk matriks pada Gambar III.21. Dengan membandingkan hubungan antara aplikasi legacy dan teknologi saat ini (Gambar III.9) dengan hubungan teknologi dan aplikasi usulan (Gambar III.21), dapat dilihat bahwa teknologi yang ada masih digunakan karena teknologi tersebut masih dapat mendukung aplikasi usulan yang sebagian besar dimodifikasi untuk diintegrasikan dengan aplikasi lain. Arsitektur teknologi yang dihasilkan bersifat konseptual sehingga bukan merupakan analisis kebutuhan secara detail melainkan hanya memberikan gambaran umum dan perlu ditinjau ulang saat melakukan implementasi. Arsitektur teknologi didefinisikan setelah pendefinisian arsitektur data dan aplikasi untuk memastikan bahwa teknologi tersebut reasonable, feasible dan consistent dengan arsitektur data dan aplikasi. Sebagai hasilnya adalah 3 arsitektur (data, aplikasi dan teknologi) yang saling terkait untuk mendukung enterprise. III.3 Pengendali dan Requirement Bisnis untuk Integrasi Enterprise Teknologi informasi telah merubah business landscape secara fundamental. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan kebutuhan akan teknologi

19 77 informasi yang bukan hanya sekedar untuk melakukan otomatisasi pada sejumlah fungsi bisnis namun lebih dari itu, penerapan teknologi informasi diharapkan dapat sejalan dengan bisnis dan mampu meningkatkan proses bisnis. Pemrosesan transaksi yang tidak melibatkan banyak intervensi dari manusia, memperoleh data dari berbagai sumber serta mengintegrasikannya atau melakukan reengineering proses bisnis merupakan requirement dasar bagi kesuksesan bisnis saat ini. Perusahaan-perusahaan yang memiliki beragam sistem dan aplikasi seringkali memandang integrasi hanya sekedar teknologi dan infrastruktur. Sedangkan, pada lingkungan bisnis saat ini proses integrasi enterprise harus dimulai dengan pemahaman terhadap permasalahan bisnis dengan berpikir ulang mengenai bagaimana cara bisnis berhubungan dengan konsumen, penyedia dan rekan bisnis serta bagaimana mengelola dan mengorganisasikan bisnis. Kebutuhan akan integrasi enterprise dikendalikan oleh perubahan bisnis. Gambar III.22 Penetapan Pengendali dan Kebutuhan Bisnis (4)

20 78 Gambar III.22 merupakan penggambaran ulang roadmap integrasi (Gambar II.9) untuk menunjukkan tahapan pertama yang harus dilakukan dalam integrasi enterprise yaitu tahapan menentukan pengendali dan requirement bisnis yang terkait dengan permasalahan integrasi. Terdapat sejumlah business initiative yang mengendalikan requirement integrasi, diantaranya adalah untuk mengurangi business cycle time sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing, meningkatkan kepuasan konsumen, merger dan akuisisi serta untuk mematuhi suatu regulasi. Adanya perbedaan requirement bisnis akan berdampak pada teknologi integrasi yang digunakan. Berikut ini adalah beberapa pengendali-pengendali bisnis (4) yang menuntut dilakukannya integrasi enterprise : 1. Meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis. Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi bisnis dengan fokus stratejik maupun taktis. Strategic initiative meliputi pergerakan menuju proses bisnis yang real-time atau melakukan integrasi transaksi lintas rantai nilai (value chain) untuk mengurangi waktu dan biaya. Pendekatan stratejik untuk meningkatkan efisiensi bisnis memerlukan integrasi yang dapat mengotomatisasi dan mengelola proses bisnis. Diperlukan suatu simulasi proses yang dapat menyediakan kemampuan untuk menganalisa aliran proses sehingga dapat mengoptimasi biaya dan waktu. Tactical initiative bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bisnis yang meliputi penghapusan data inconsistency atau tersebarnya informasi lintas enterprise. Tactical initiative memerlukan waktu waktu, biaya dan sumber daya yang lebih sedikit dibandingkan dengan solusi yang bersifat enterprise. Teknologi yang diperlukan untuk mengimplementasikan solusi taktis biasanya hanya meliputi bagian tertentu dari platform integrasi yang lengkap. Untuk menghindari integrasi yang bersifat integrasi teknologi, maka solusi taktis tetap harus dapat memecahkan permasalahan stratejik sehingga dapat diperoleh suatu arsitektur yang fleksibel.

21 79 2. Meningkatkan kepuasan konsumen. Perusahaan selalu mencari cara untuk dapat meningkatkan kepuasan para konsumennya, misalnya dengan mengembangkan sistem Customer Relationship Management (CRM), portal, mobile integration, dan lain-lain. Proyek-proyek tersebut ada yang bersifat stratejik maupun taktis. Strategic initiative menggunakan teknologi dapat meningkatkan efisiensi bisnis dengan fokus stratejik maupun taktis. Untuk kebutuhan melacak dan menganalisa kepuasan konsumen, simulasi dan analitik manajemen proses menjadi teknologi kunci bagi strategic initiative. Sedangkan solusi taktis biasanya fokus pada teknologi tertentu, seperti portal atau teknologi mobile atau kombinasi diantara sejumlah teknologi. 3. Penggabungan dan akuisisi. Penggabungan dan akuisisi dari sistem yang redundan dan tidak kompatibel, memaksa enterprise harus melakukan beberapa hal, diantaranya adalah memilih salah satu sistem saja lalu melakukan konversi data secara besarbesaran, mengintegrasikan sistem yang ada atau mengimplementasikan sistem yang benar-benar baru lalu melakukan konversi dari sistem lama atau mengintegrasikan keduanya. Berbagai pendekatan dapat digunakan, namun yang patut diperhatikan adalah proyek integrasi yang dihasilkan dari proses penggabungan atau akuisisi biasanya diperlakukan sebagai proyek-proyek yang taktis. Sehingga enterprise yang bermaksud meningkatkan efisiensi bisnis dengan melakukan penggabungan dan akuisisi harus memperhatikan integrasi dan manajemen proses bisnis pada seluruh unit-unit bisnisnya tanpa memandang lokasi dan teknologi yang digunakan. 4. Memenuhi regulasi. Integrasi juga dapat terjadi jika memang ada regulasi yang menuntut enterprise untuk melakukan integrasi.

22 80 Tabel III.7 Pengendali-pengendali Bisnis YPA Business Drivers Business Kelompok Business Functional No. Business Goals Initiative Pengendali Pengendali Strategy Scope I II III IV - Peningkatan layanan terhadap calon siswa/mahasiswa serta efisiensi fungsi bisnis akademik dan keuangan dengan menghilangkan redundansi pendataan - Menghilangkan calon siswa/mahasiswa data redundancy, di unit akademik dan data keuangan LPP serta ASM inconsistency dan - Peningkatan layanan Integrasi Integrasi data isolation terhadap calon teknis, Penerimaan antara unit - Peningkatan siswa/mahasiswa layanan, 1 siswa/mahasiswa X X X keuangan dan efisiensi layanan dengan penggabungan informasi, baru akademik LPP terhadap calon proses pembayaran dan proses dan ASM siswa/mahasiswa biaya pendaftaran bisnis - Peningkatan antara unit keuangan akurasi laporan LPP dengan ASM bagi pihak - Peningkatan akurasi manajemen pelaporan bagi manajemen dengan penggabungan laporan dan evaluasi kegiatan penerimaan siswa/mahasiswa dari unit LPP dan ASM Keterangan kelompok pengendali : I : Meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis, II : Meningkatkan kepuasan konsumen, III : Penggabungan dan akuisisi, IV : Memenuhi regulasi Organization Impact - Penambahan middleware - Dari sisi siswa/mahasiswa baru tidak dirasakan adanya perubahan proses namun dari sisi internal organisasi terjadi perubahan sebagai akibat dari integrasi

23 81 Tabel III.7 Pengendali-pengendali Bisnis YPA (Lanjutan) Business Drivers Business Kelompok Business Functional No. Business Goals Organization Impact Initiative Pengendali Pengendali Strategy Scope I II III IV - Peningkatan layanan terhadap siswa/mahasiswa serta efisiensi fungsi bisnis akademik dan keuangan dengan menghilangkan redundansi pendataan siswa/mahasiswa di unit akademik dan keuangan LPP serta ASM - Peningkatan layanan terhadap tenaga pengajar - Menghilangkan - Penambahan serta efisiensi fungsi bisnis data redundancy, middleware akademik dan keuangan data inconsistency - Dari sisi dengan menghilangkan Integrasi dan data isolation siswa/mahasiswa baru redundansi pendataan teknis, Integrasi - Peningkatan Pengelolaan tidak dirasakan tenaga pengajar di unit layanan, antara unit efisiensi layanan 2 kegiatan X X X adanya perubahan akademik dan keuangan informasi, akademik LPP terhadap akademik proses namun dari sisi LPP serta ASM dan proses dan ASM siswa/mahasiswa internal organisasi - Penggabungan proses bisnis - Peningkatan terjadi perubahan registrasi ulang, akurasi laporan sebagai akibat dari pembuatan KTS/KTM, bagi pihak integrasi pembuatan jadwal KBM manajemen dan ujian serta pengelolaan nilai antara unit akademik LPP dengan ASM - Peningkatan akurasi pelaporan bagi manajemen dengan penggabungan laporan dan evaluasi kegiatan kegiatan akademik dari unit LPP dan ASM Keterangan kelompok pengendali : I : Meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis, II : Meningkatkan kepuasan konsumen, III : Penggabungan dan akuisisi, IV : Memenuhi regulasi

24 82 Tabel III.7 Pengendali-pengendali Bisnis YPA (Lanjutan) No. Business Drivers Business Kelompok Business Functional Initiative Pengendali Pengendali Strategy Scope Business Goals Organization Impact I II III IV - Peningkatan layanan terhadap 3 siswa/mahasiswa - Menghilangkan dengan penggabungan data redundancy, - Penambahan proses pembuatan data inconsistency middleware ijazah, sertifikat dan Integrasi dan data isolation - Dari sisi transkrip nilai antara teknis, - Peningkatan siswa/mahasiswa baru unit akademik LPP Integrasi antara Pengelolaan layanan, efisiensi layanan tidak dirasakan adanya dengan ASM unit akademik wisuda informasi, terhadap perubahan proses - Peningkatan akurasi LPP dan ASM dan proses siswa/mahasiswa namun dari sisi internal pelaporan bagi bisnis - Peningkatan organisasi terjadi manajemen dengan akurasi laporan perubahan sebagai penggabungan laporan bagi pihak akibat dari integrasi dan evaluasi manajemen siswa/mahasiswa yang telah lulus dari unit LPP dan ASM - Peningkatan layanan 4 terhadap - Menghilangkan siswa/mahasiswa - Penambahan data redundancy, dengan penggabungan middleware data inconsistency proses pembayaran - Dari sisi Integrasi dan data isolation biaya pendidikan dan siswa/mahasiswa teknis, Integrasi antara - Peningkatan honor dosen antara unit baru/lama dan dosen Pengelolaan layanan, unit keuangan efisiensi layanan keuangan LPP dengan X X X tidak dirasakan adanya keuangan informasi, dan akademik terhadap ASM perubahan proses, dan proses LPP dan ASM siswa/mahasiswa - Peningkatan akurasi namun dari sisi internal bisnis - Peningkatan pelaporan bagi organisasi terjadi akurasi laporan manajemen dengan perubahan sebagai bagi pihak penggabungan laporan akibat dari integrasi manajemen dan evaluasi keuangan dari unit LPP dan ASM Keterangan kelompok pengendali : I : Meningkatkan efisiensi dan daya saing bisnis, II : Meningkatkan kepuasan konsumen, III : Penggabungan dan akuisisi, IV : Memenuhi regulasi

25 83 Berdasarkan penjelasan mengenai beberapa pengendali bisnis, pada Tabel III.7 diuraikan pengendali-pengendali bisnis yang menuntut dilakukannya integrasi di lingkungan YPA. Business initiative diperoleh sebagai hasil analisis rantai nilai pada Gambar III.5 dan dekomposisi fungsi-fungsi pada Tabel III.1. yang meliputi aktivitas-aktivitas akademik dan juga akan aktivitas pendukungnya yaitu aktivitas pengelolaan keuangan. Berdasarkan pengendali-pengendali bisnis untuk setiap business initiative diperoleh strategi bisnis untuk melakukan integrasi teknis, layanan, informasi serta proses bisnis antara unit akademik dan keuangan LPP serta ASM. Integrasi dilakukan mulai dari integrasi yang bersifat teknis pada level data atau aplikasi dikarenakan beberapa permasalahan yang mengemuka dari hasil analisis yaitu : 1. Terdapat inkonsistensi data dan informasi dalam fungsi-fungsi bisnis YPA dikarenakan user dalam unit-unit organisasi harus melakukan input atau update data berulang kali pada sejumlah aplikasi yang berbeda. 2. Terjadi redundansi data dan informasi karena aplikasi tidak saling terintegrasi dan masing-masing bagian di tiap unit organisasi harus mengelola datanya masing-masing. 3. Terjadi kesalahan dan juga hilangnya informasi sebagai akibat pengelolaan aplikasi dan data yang independen. 4. Platform data dan aplikasi yang berbeda mengakibatkan sulitnya pemeliharaan. 5. Respon pelayanan lambat karena terdapat redundansi proses serta sulitnya memperoleh data dan informasi yang diperlukan secara konsisten dan utuh. Integrasi enterprise fokus pada peningkatan efisiensi dan efektivitas proses yang menjalankan bisnis dan juga pada peningkatan kualitas dan ketepatan waktu (timeliness) penyediaan informasi saat diperlukan. Integrasi pada tingkatan bisnis ini tidak dapat dicapai hanya dengan mengimplementasikan teknologi integrasi tanpa memperhatikan strategi bisnis secara menyeluruh. Oleh karena itu, integrasi juga dilakukan pada blok layanan, informasi dan proses bisnis.

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Pada bab ini secara khusus akan didefinisikan perencanaan arsitektur organisasi pada data, aplikasi dan teknologi. Diharapkan pada tahap ini, EAP yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB V PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

BAB V PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE BAB V PEMODELAN ASITEKTU ENTEPISE Pada bagian sebelumnya telah dilakukan analisis terhadap kondisi sistem informasi dan teknologi saat ini. Tahapan selanjutnya adalah menentukan kebutuhan informasi BKD

Lebih terperinci

Bab III Analisis Kondisi Enterprise

Bab III Analisis Kondisi Enterprise Bab III Analisis Kondisi Enterprise Bab ini memaparkan tahapan analisis terhadap kondisi enterprise saat ini serta menentukan kebutuhan arsitektur data, aplikasi dan teknologi di masa mendatang. Tahapan

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi dan Pengujian Dalam keadaan yang sebenarnya Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga telah melakukan dan menetapkan perencanaan strategis bisnis yang dijadikan

Lebih terperinci

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Yohana Dewi Lulu W yohana@pcr.ac.id Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Abstrak Perkembangan enterprise saat ini

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DI STMIK KADIRI DENGAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DI STMIK KADIRI DENGAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD PERENCANAAN ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI DI STMIK KADIRI DENGAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD Wildan Mahmud 1 dan Achmad Holil Noor Ali 2 Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Perancangan Arsitektur

Perancangan Arsitektur Bab IV Perancangan Arsitektur IV.1 Arsitektur Data Kualitas data merupakan produk dasar dari fungsionalitas SI [SPE92]. EAP bersifat data-driven di mana arsitektur data merupakan acuan dalam pendefinisian

Lebih terperinci

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Budi Daryatmo STMIK MDP Palembang budi_daryatmo@yahoo.com Abstrak: Pengelolaan TI perlu direncanakan dan dituangkan dalam bentuk cetak biru TI sehingga organisasi

Lebih terperinci

Nelly Khairani Daulay

Nelly Khairani Daulay PERANCANGAN CETAK BIRU INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK MURA LUBUKLINGAU Program Studi Sistem Komputer, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Jend. Besar Soeharto Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBANGUNAN ARSITEKTUR ENTERPRISE

BAB IV PEMBANGUNAN ARSITEKTUR ENTERPRISE BAB IV PEMBANGUNAN ARSITEKTUR ENTERPRISE IV.1. Arsitektur Model Bisnis Pendefinisian arsitektur model bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi proses bisnis yang membutuhkan dukungan SI/TI sehingga keselarasan

Lebih terperinci

Keywords : Blueprint IT, architecture enterprise, EAP, roadmap, information system

Keywords : Blueprint IT, architecture enterprise, EAP, roadmap, information system PEMBUATAN BLUEPRINT TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENGINTEGRASIKAN SISTEM INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Tasikmalaya) Andi Rosandi (097006259) (1),

Lebih terperinci

13. Ward, John & Peppard, Joe (2002), Strategic Planning for Information Systems, 3rd edition, John Wiley & Sons, Ltd. 14.

13. Ward, John & Peppard, Joe (2002), Strategic Planning for Information Systems, 3rd edition, John Wiley & Sons, Ltd. 14. DAFTAR PUSTAKA 1. Beynon, Paul-Davies, Database Systems, third edition, Palgrave MacMillan. 2. Cummins, Fred A. (2002), Enterprise Integration: An Architecture for Enterprise Application and Systems Integration,

Lebih terperinci

Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database

Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database Pemodelan Data dan Proses Pengembangan Database Tri Suswanto Saptadi 1 Model Data Menyatakan hubungan antardata dalam database Ada tiga macam model data dasar Hierarkis Jaringan Relasional 2 1 Model Hierarkis

Lebih terperinci

Bab III Analisis Enterprise

Bab III Analisis Enterprise Bab III Analisis Enterprise Analisis enterprise dalam bab ini dilakukan dengan pendekatan Enterprise Architecture Planning (EAP) pada level arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Informasi telah menjadi salah satu aset yang penting dalam perusahaan, oleh karenanya perusahaan melakukan berbagai upaya untuk dapat mengumpulkan serta mengolah data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan competitive advantage yang baik, maka perencanaan strategis

Lebih terperinci

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) JURNAL DIGIT, Vol.1, No. 2, November 2011, pp. 113~122 ISSN:2088-589X Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) 113 Ridho Taufiq Subagio Program

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Berdasarakan pembahasan analisa kebutuhan potensial mendatang, analisa terhadap value chain dilakukan dan dihasilkan 7 fungsi bisnis yaitu fungsi pengelolaan data dan informasi,

Lebih terperinci

Bab IV Pembentukan Arsitektur Integrasi

Bab IV Pembentukan Arsitektur Integrasi Bab IV Pembentukan Arsitektur Integrasi Bab ini memaparkan hasil evaluasi terhadap adanya kesenjangan/gap antara kondisi as-is dan to-be. Berdasarkan hasil evaluasi inilah dapat dibuat kebijakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ENTERPRISE. mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari model

BAB IV ANALISIS ENTERPRISE. mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari model BAB IV ANALISIS ENTERPRISE 4.1. Inisiasi Perencanaan Sebagai tahap awal dari metodologi EAP, inisiasi perencanaan mendefinisikan organisasi sebagai objek penelitian terkait dengan visi dari model sistem

Lebih terperinci

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Basis Data 2 Database Client / Server Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS Tujuan Memahami bentuk-bentuk arsitektur aplikasi dalam database. Memahami konsep arsitektur: Single-Tier Two-Tier:

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning

Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning Pemodelan Arsitektur Enterprise STMIK CIC Cirebon Menggunakan Enterprise Architecture Planning Ridho Taufiq Subagio Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise

Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Bab IV Pembangunan Model Arsitektur Enterprise Pada bab ini akan dibahas secara khusus yaitu pendefinisian perencanaan arsitektur organisasi. Dengan perencanaan EAP yang dilakukan pada tahap ini maka perencanaan

Lebih terperinci

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan

Database dan DBMS DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan Database dan DBMS Database adalah : suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktifitas untuk memperoleh informasi. semua data yang disimpan pada sumberdaya berbasis

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECHTURE STMIK TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODOLOGI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING

ENTERPRISE ARCHITECHTURE STMIK TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODOLOGI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING ENTERPRISE ARCHITECHTURE STMIK TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODOLOGI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING Eni Suryeni, S.E UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Jl. Dipati Ukur No. 114 Lt. 7 Bandung 40132 Telp. 022-2533825

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati /

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Kelulusan Tingkat Sarjana. oleh : Desi Hadiati / Pembuatan Arsitektur Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning Untuk Mendukung Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Bandung) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai

Lebih terperinci

BLOK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI

BLOK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Irwin/McGraw-Hill B A B 2 BLOK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI Bab Dua : Blok Pembangunan Sistem Informasi Membedakan antara sistem informasi front-office dan back-office. Menggambarkan perbedaan kelas-kelas

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini memaparkan teori yang mendasari pembahasan tesis secara menyeluruh. II.1 Definisi Integrasi Enterprise Bernstein dan Ruh mendefinisikan enterprise integration yaitu : Unrestricted

Lebih terperinci

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana

ALTIUS ERP. Oleh : I Ketut Widhi Adnyana ALTIUS ERP Oleh : I Ketut Widhi Adnyana 57.101.13.008 1 Dukungan Penggunaan ALTIUS Merampingkan manajemen persediaan dan mendapatkan akurasi data yang real-time untuk produk-produk berkualitas tinggi,

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi

Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Jurnal Sistem Informasi Bisnis 03 (2012) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 117 Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Dyna Marisa Khairina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI. Wahyu Catur Wibowo. Wahyu Catur Wibowo

PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI. Wahyu Catur Wibowo. Wahyu Catur Wibowo PENGELOLAAN DATA PERGURUAN TINGGI http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Data Perguruan Tinggi } PRIMER Akademik Mahasiswa Kurikulum Perkuliahan Aset Barang Lahan dan Bangunan Transportasi SDM Pengajar Pendukung

Lebih terperinci

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK

SISTEM BISNIS ELEKTRONIK SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu menyediakan layanan jasa dan barang dengan

Lebih terperinci

Integrasi Enterprise (Studi Kasus: Yayasan Pendidikan X")

Integrasi Enterprise (Studi Kasus: Yayasan Pendidikan X) Integrasi Enterprise (Studi Kasus: Yayasan Pendidikan X") Tanti Kristanti Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri No. 65, Bandung 40164

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

P7 Perancangan Database

P7 Perancangan Database P7 Perancangan Database SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mengetahui & memahami konsep

Lebih terperinci

PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING

PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING PEMODELAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING Andy Prasetyo Utomo Dosen Fakultas Teknik, Program Studi Sistem Informasi Universitas

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom

E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM (1) Pertemuan 6 Diema Hernyka Satyareni, M.Kom E-CRM strategis bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) Ady Purna Kurniawan Chalifa Chazar ABSTRAK Suatu organisasi membutuhkan

Lebih terperinci

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tujuan sistem perencanaan pembangunan adalah untuk mendukung koordinasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

Peranan Strategis Manajemen Sistem Informasi Publik

Peranan Strategis Manajemen Sistem Informasi Publik Peranan Strategis Manajemen Publik I. Aplikasi Kunci Dalam Organisasi a. Dukungan bagi Organisasi informasi dikembangkan untuk mendukung keseluruhan organisasi, baik tataran operasional hingga top pimpinan/eksekutif.

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR SISTEM INFORMASI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI

Lebih terperinci

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Analisis Kondisi Organisasi. III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bab III Analisis Kondisi Organisasi III.1 Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemberian layanan umum kepada masyarakat merupakan perwujudan dari fungsi pemerintah sebagai abdi negara dan abdi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI PERGURUAN TINGGI

PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI PERGURUAN TINGGI PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI PERGURUAN TINGGI Aradea, Husni Mubarok, Gea Aristi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

Pendahuluan. SDLC merupakan satu aplikasi dari pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan suatu sistem berbasiskomputer

Pendahuluan. SDLC merupakan satu aplikasi dari pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan suatu sistem berbasiskomputer Siklus Hidup Sistem 1 Pendahuluan SDLC merupakan satu aplikasi dari pendekatan sistem untuk tugas mengembangkan dan menggunakan suatu sistem berbasiskomputer SDLC (system Development Life Cycle) adalah

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Di lingkungan file-server, pemrosesan didistribusikan ke jaringan yang Local Area Network (LAN). File-Server menunjang kebutuhan file dengan aplikasi-aplikasi dan DBMS. Aplikasi

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN: TUJUAN PEMBELAJARAN:

POKOK BAHASAN: TUJUAN PEMBELAJARAN: BAB 7 PENGANTAR PERANGKAT LUNAK BASIS DATA POKOK BAHASAN: Pengantar Dasar Basis Data Pengenalan Tabel, Relasi, ER Diagram Pengenalan SQL Query Pengenalan Microsoft Access Pembuatan Tabel, Form dan Report

Lebih terperinci

Materi 1 SISTEM BASIS DATA 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2017 Nizar Rabbi Radliya

Materi 1 SISTEM BASIS DATA 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2017 Nizar Rabbi Radliya Materi 1 SISTEM BASIS DATA 3 SKS Semester 2 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2017 Nizar Rabbi Radliya nizar@email.unikom.ac.id Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar 1. Memahami cakupan materi dan sistem

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

PERECANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus di Yayasan Al-Musadaddaiyah Garut)

PERECANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus di Yayasan Al-Musadaddaiyah Garut) PERECANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus di Yayasan Al-Musadaddaiyah Garut) Sri Rahayu Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Data dan Informasi Data merupakan fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambargambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

6/26/2011. Database Terdistribusi. Database Terdesentralisasi

6/26/2011. Database Terdistribusi. Database Terdesentralisasi Sekumpulan database independen pada komputer komputer yang tidak saling berhubungan melalui jaringan Suatu database logis secara fisik tersebar pada beberapa komputer (di beberapa lokasi) dihubungkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua sistem perhitungan manajemen input output barang di perusahaan berkembang dilakukan

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan, komponen, penyimpanan, dan tatakelola arsitektur TOGAF dalam rangka pengembangan dokumen

Lebih terperinci

APLIKASI PENJUALAN BARANG SECARA MULTIUSER PADA DISTRO THINKER MATESIH KARANGANYAR

APLIKASI PENJUALAN BARANG SECARA MULTIUSER PADA DISTRO THINKER MATESIH KARANGANYAR ISSN : 2338-4018 APLIKASI PENJUALAN BARANG SECARA MULTIUSER PADA DISTRO THINKER MATESIH KARANGANYAR Bayu Arga Kusuma (earthblank88@gmail.com) Andriani KKW (andrianikkw@yahoo.com) Sri Hariyati Fitriasih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan

Praktikum Basis Data 2. BAB 1 : Pendahuluan BAB 1 : Pendahuluan 1.1. Sasaran Memahami fitur-fitur Oracle9i Dapat menjelaskan aspek teori maupun fisik dari database relasional Menggambarkan Implementasi Oracle pada RDBMS dan ORDBMS 1.2. Oracle9i

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning

Pembuatan Rencana Strategis. Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik. Berbasis Enterprise Architecture Planning Pembuatan Rencana Strategis Pengimplementasian E-Government Sektor Layanan Publik Berbasis Enterprise Architecture Planning Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Kutai Barat LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

By : Agung surya permana ( )

By : Agung surya permana ( ) By : Agung surya permana (5108100504) Latar belakang Rumusan masalah Permasalahan yang diangkat dalam menyelesaikan tugas akhir ini adalah: Bagaimana mengimplementasikan metode arsitektur SOA dari hasil

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Sistem Pendukung Keputusan. Komponen SPK. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Komponen SPK Entin Martiana, S.Kom, M.Kom Komponen-komponen dss Subsistem manajemen data Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan untuk memberi suatu perbandingan referensi proyek yang telah dikerjakan, terdapat 4 contoh referensi dari penelitian terdahulu,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM 4.1 Analisa Studi Kasus Penerapan sistem informasi dalam fungsi bisnis pada setiap organisasi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa untuk menerapkan sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Bab 6. Basis Data Client / Server POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 6.1 PENDAHULUAN

Bab 6. Basis Data Client / Server POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 6.1 PENDAHULUAN Bab 6 Basis Data Client / Server POKOK BAHASAN: Pendahuluan Arsitektur Client-Server Pengaksesan Query pada Basis Data Client-Server TUJUAN BELAJAR: Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI KONSEP SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN Tulisan ini akan menjelaskan konsep dasar dari sistem informasi. Sebelum membahas suatu sistem lebih baik jika mengetahui dulu apa sistem itu, pada bagian berikutnya

Lebih terperinci

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan) 1. Pengenalan Web Service Definisi Web Service Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Sistem Suatu bentuk dikatakan sebagai sistem bila di dalamnya terdapat : 1. elemen / komponen, 2. interaksi / kerjasama, 3. integrasi / kesatuan, dan 4. tujuan, Maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk. menyampaikan suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi.

BAB II LANDASAN TEORI. oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk. menyampaikan suatu tujuan, yaitu menyajikan informasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk menyampaikan suatu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

DATABASE LINGKUNGAN DATABASE

DATABASE LINGKUNGAN DATABASE 1 LINGKUNGAN DATABASE 2 Tingkatan Arsitektur Database Ada 3 tingkat dalam arsitektur basis data yang bertujuan membedakan cara pandang pemakai terhadap basis data dan cara pembuatan basis data secara fisik.

Lebih terperinci