BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan interaksi antara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jasa yang berlaku di pasar serta jumlah barang dan jasa tersebut yang akan diperjualbelikan di pasar. Interaksi tersebut dapat diterangkan dengan memahami teori permintaan dan teori penawaran (Sugiarto, dkk., 2002). Teori permintaan diturunkan dari Teori Konsumsi. Konsumen mau meminta (dalam pengertian ekonomi) suatu barang pada harga tertenu karena barang tersebut dianggap berguna baginya. Makin rendah harga suatu barang maka konsumen cenderung untuk membelinya dalam jumlah yang lebih besar. Permintaan (demand) adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain tetap sama (ceteris paribus) (Hanafie, 2010). Berbagai kemungkinan jumlah barang yang mau dibeli pada berbagai tingkat harga (tinggi rendahnya harga) dikumpulkan dalam daftar permintaan (demand schedule). Apabila masing-masing titik kombinasi hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang mau dibeli konsumen dihubungkan maka terbentuklah kurva permintaan (individual). Hukum permintaan (the law of demand) menunjukkan bahwa jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta turun dan sebaliknya. Kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah 7

2 (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak Y dan jumlah diukur pada sumbu horisontal X) (Hanafie, 2010). Masyarakat yang rasional mestinya dapat menentukan barang dan jasa apa yang paling perioritas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan dukungan pendapatan dan ketersediaan barang di pasar, masyarakat pasti membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Cabai sudah menjadi bagian dari kebutuhan hidup sehari-hari. Cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik yang berhubungan dengan kegiatan masak-memasak ataupun keperluan yang lain seperti untuk bahan ramuan obat tradisional, farmasi, dan minuman. Di pasaran, umumnya dikenal dua jenis cabai merah, yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting (Redaksi AgroMedia, 2011). Dalam hal ini Tabel 1. Memperlihatkan kebutuhan konsumsi cabai merah di Provinsi Sumatera Utara dan Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara tahun : Tabel 1. Kebutuhan Konsumsi Cabai Merah Dan Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun No. Tahun Kebutuhan Jumlah Penduduk (Ton) Sumatera Utara Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Dari Tabel 1. di atas menunjukkan bahwa kebutuhan cabai merah setiap tahunnya meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara.

3 Dalam ilmu ekonomi, penawaran adalah jumlah barang dan atau jasa yang ingin dan dapat ditawarkan produsen di pasar pada berbagai tingkat harga. Penawaran mencerminkan hubungan langsung antara harga dan kuantitas output. Kurva penawaran menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan harga barang tersebut. Kurva penawaran suatu barang mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hukum penawaran. Apabila keadaan lainnya tetap (ceteris paribus), maka jika harga suatu barang naik, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah karena produsen berusaha menggunakan kesempatan untuk memperbesar keuntungannya. Sebaliknya, jika harga barang itu turun, jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang karena produsen berusaha mengurangi kerugiannya (Antriayndarti, 2012). Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap barang tersebut. Dalam hal ini mendorong para produsen/pedagang untuk meningkatkan hasil produksinya sehingga penawaran terus meningkat. Tabel 2. Berikut memperlihatkan perkembangan luas tanam, luas panen, produktivitas, dan produksi cabai merah di Sumatera Utara tahun : Tabel 2. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Cabai Merah Di Provinsi Sumatera Utara Tahun No. Tahun Tanam Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Ha) (Kw/Ha) (Ton) , , , , , Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

4 Pada Tabel 2. Tampak jelas terlihat bahwa produksi cabai merah setiap tahunnya mengalami peningkatan. Tetapi pada tahun 2013 produksi cabai merah sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun Produksi cabai merah tahun 2012 sebesar , sedangkan produksi cabai merah tahun 2013 sebesar Penelitian Terdahulu Dyah Anjarwani Rosoutami (2012) melakukan penelitian yang berjudul Permintaan Dan Penawaran Serta Fluktuasi Harga Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Di Kabupaten Jember. Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran serta menggambarkan grafik permintaan, penawaran, dan harga untuk mempermudah petani dalam melakukan usahatani cabai rawit dengan keuntungan maksimum. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive Method) di Kabupaten Jember, dengan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, metode korelasional, dan metode komparatif. Metode pengumpulan data yakni menggunakan data sekunder, dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan analisa cobweb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai rawit di Kabupaten Jember adalah harga cabai rawit, jumlah penduduk, dan pendapatan perkapita, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaraan cabai rawit di Kabupaten Jember adalah harga cabai rawit waktu t-1, luas area tanam waktu t-1, dan biaya produksi waktu t-1, serta (3) Permintaan dan penawaran cabai rawit berpengaruh secara signifikan terhadap fluktuasi harga.

5 Tria Rosana Dewi (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Permintaan Cabai Merah (Capsicum annuum L) Di Kota Surakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah dan menganalisis elastisitas permintaan cabai merah Di Kota Surakarta. Hasil analisis data dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Model ini memiliki nilai R 2 sebesar 79,6 % yang berarti bahwa besarnya sumbangan variabel harga cabai merah besar, harga cabai merah keriting, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita terhadap variasi permintaan cabai merah besar di Kota Surakarta sebesar 79,6 %, sedangkan sisanya 20,4 % dipengaruhi oleh variabelvariabel lain diluar variabel yang diteliti. 2.3 Landasan Teori Dari sudut permintaan secara dominan berarti lebih banyak berbicara masalah pembeli (konsumen) terhadap produk baik berupa barang maupun jasa. Seberapa besar permintaan konsumen terhadap produk dapat diketahui dari tingkat harga dan jumlah produk yang diminta. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Secara periode permintaan dari seorang individu atau masyarakat terhadap suatu barang ditentukan oleh antara lain harga barang yang dimaksud, tingkat pendapatan, jumlah penduduk, harga barang lain atau substitusi, dan lain-lain. Analisis teori permintaan memfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga, sedangkan faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus) (Sarnowo dan Sunyoto, 2013).

6 Berdasarkan teori ini ditetapkan suatu aturan yang berlaku secara teoritis mengenai permintaan yang disebut hukum permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa jika harga turun, maka jumlah barang yang diminta cenderung meningkat, sebaliknya jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta cenderung menurun, dengan asumsi faktor-faktor lain di luar harga konstan. Andaikata faktor-faktor lain di luar harga mengalami perubahan katakanlah pendapatan konsumen meningkat, maka hukum permintaan tersebut tidak akan berlaku (Rasul, dkk., 2013). P P1 P2 Q1 Q2 Q Gambar 1. Kurva Permintaan D Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap. Pada Gambar 1. diatas misalkan harga produk per unit semula sebesar P1 dengan jumlah permintaan produk sebesar Q1. Ketika harga produk per unit diturunkan menjadi P2, maka jumlah permintaan produk menjadi sebesar Q2. Perubahan harga dari P1 ke P2 sebesar P, dan perubahan jumlah produk yang diminta dari Q1 Ke Q2 sebesar Q. Perbandingan perubahan harga ( P) dan perubahan jumlah produk yang

7 diminta ( Q) disebut koefisien arah atau gradien (slope) (Sarnowo dan Sunyoto, 2013). Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, apabila terdapat perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor bukan harga. Sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan pindah ke kanan atau ke kiri. Kurva permintaan akan bergeser apabila perubahan itu ditimbulkan oleh perubahan faktor bukan harga, misalnya perubahan pendapatan pembeli. Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapatan ini akan menaikkan permintaan, yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak. Keadaan seperti ini digambarkan oleh perpindahan kurva permintaan dari kurva DD menjadi D 1 D 1. Harga D 2 D D 1 A 2 A A 1 P D 1 D 0 Q 2 Q Q 1 Kuantitas D 2 Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan

8 Titik A menggambarkan bahwa pada harga P, jumlah yang diminta adalah Q sedangkan titik A 1 menggambarkan bahwa pada harga P jumlah yang diminta adalah Q 1. Dapat dilihat bahwa Q 1 > Q dan berarti kenaikan pendapatan menyebabkan pada harga P permintaan bertambah sebesar Q 1. Itu menunjukkan bahwa apabila kurva permintaan bergerak ke sebelah kanan, maka perpindahan itu menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Sebaliknya pergeseran kurva permintaan ke sebelah kiri, misalnya menjadi D 2 D 2, berarti bahwa permintaan telah berkurang. Sebagai akibat dari perubahan ini pada harga P, jumlah barang yang diminta adalah Q 2. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik A 2 (Sukirno, 2009). Ada beberapa variabel yang mempengaruhi permintaan yaitu : 1. Harga barang itu sendiri Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga (Djojodipuro, 1991). Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan (Pracoyo dan Pracoyo, 2006).

9 2. Jumlah Penduduk Penduduk walaupun tidak berpendapatan pasti harus memenuhi minimal kebutuhan atas makanan, minuman dan pakaian. Bertambahnya jumlah bayi dan anak-anak dapat meningkatkan penjualan susu dan jasa hiburan di tempat pariwisata. Dengan demikian penduduk berhubungan positif dengan penjualan produk dan jasa perusahaan (Rasul, dkk., 2013). Pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan perkembangan akan permintaan suatu komoditi karena dalam kondisi tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditi tersebut (Sugiarto, dkk., 2000). Pertambahan jumlah penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan jumlah penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan (Sukirno, 2009). 3. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyrakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (Setiadi, 2003).

10 Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. Ini terjadi, bila barang yang dimaksud adalah barang normal. Apabila jenis barang yang dimaksud adalah barang yang berkualitas rendah maka dengan adanya kenaikan pendapatan, konsumen justru akan mengurangi permintaan terhadap barang tersebut (Pracoyo, 2006). Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada suatu pasar tertentu pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Faktorfaktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga jual barang yang bersangkutan, serta faktor-faktor lainnya yang dapat disederhanakan sebagai faktor non harga (Rahardja dan Manurung, 2004). Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran di atas dianggap tetap selain harga barang itu sendiri (harga barang substitusi tetap, ongkos dan biaya produksi relatif tidak berubah, tujuan perusahaan tetap pada orientasinya, teknologi yang digunakan tidak berkembang, dan lainnya dianggap tidak berubah), maka penawaran hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan penawaran dideterminasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Sebagaimana konsep asli dari penemunya Alfred Marshall, maka perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran itu disebut sebagai Hukum Penawaran (Putong, 2005). Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang. Sebaliknya,

11 makin rendah harga barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh pedagang/produsen, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002). Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut : Px S P 3 P 2 P 1 Q 1 Q 2 Q 3 Qx Gambar 3. Kurva Penawaran Seperti halnya perubahan permintaan, penawaran juga dapat mengalami perubahan. Perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai akibat perubahan harga terjadi pada sepanjang kurva penawaran. Gambar 3. memperlihatkan hal tersebut. Akibat kenaikan harga barang P 2 ke P 3 menyebabkan jumlah yang ditawarkan semakin meningkat dari Q 2 ke Q 3. Jadi, perubahan jumlah yang ditawarkan terjadi pada sepanjang kurva penawaran (Joesron dan Fathorrozi, 2003). Seperti halnya dalam analisis mengenai permintaan, dalam analisis mengenai penawaran perlu dibedakan antara pengertian gerakan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva penawaran. Perubahan harga menimbulkan gerakan

12 sepanjang kurva penawaran. Sedangkan perubahan faktor-faktor lain di luar harga menimbulkan pergeseran kurva tersebut. Harga S 2 S S 1 P A 2 A A 1 P 1 B S 2 S S 1 0 Q 3 Q 1 Q Q 2 Kuantitas Gambar 4. Pergeseran Kurva Penawaran Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat pula berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran. Pergeseran dari SS menjadi S 1 S 1 atau S 2 S 2 menggambarkan perubahan penawaran. Pergeseran kurva penawaran dari SS menjadi S 1 S 1 menyebabkan jumlah yang ditawarkan bertambah dari Q menjadi Q 2 walaupun harga tetap sebesar P. Keadaan ini ditunjukkan oleh titik A 1. Pergeseran SS menjadi S 2 S 2 menggambarkan pengurangan penawaran. Sebagai akibat daripada pergeseran tersebut, seperti ditunjukkan oleh titik A 2, pada harga P sekarang hanya sebanyak Q 3 yang ditawarkan para penjual, berbanding dengan sebanyak Q sebelum ia bergeser.

13 Ada beberapa variabel yang mempengaruhi penawaran, yaitu : 1. Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini membawa kita ke hukum penawaran, yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran menyatakan Semakin tinggi harga suatu barang, ceteris paribus, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh penjual, dan sebaliknya. Dari hukum penawaran tersebut tampak bahwa perubahan harga terhadap penawaran mempunyai arah yang sama (Rahardja dan Manurung, 2004). 2. Harga Input Produksi Input adalah semua barang dan jasa yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan output ialah bahan-bahan (materials), tenaga kerja, mesin-mesin, ceteris paribus, makin tinggi harga input yang dipakai dalam produksi suatu komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi-komoditi tersebut. Karena itu orang mengira bahwa makin tinggi harga input yang dipakai perusahaan, makin kecil jumlah yang akan diproduksi perusahaan untuk dijual pada setiap harga komoditi. Kenaikan dalam harga input akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang menunjukkan bahwa makin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga tertentu. Penurunan dalam biaya input akan menggeser kurva penawaran ke kanan (Kadariah, 1994).

14 3. Luas Panen Luas panen merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penawaran atau tingkat produksi suatu barang. Apabila luas suatu areal panen tidak dapat memenuhi produksi suatu barang, maka barang yang diproduksi pun tidak dapat memenuhi jumlah permintaan yang diminta oleh masyarakat. Maka luas panen merupakan salah satu faktor utama dalam memenuhi produksi suatu barang yang ditawarkan. Model Cobwebb Dalam Analisis Keseimbangan Permintaan Dan Penawaran Menurut Simatupang (1995), model dinamis memakai waktu sebagai variabel independen (bebas/berpengaruh). Apabila ingin mempersoalkan waktu yang berhubungan dengan sesuatu gerakan kearah keseimbangan, maka secara eksplisit hal tersebut akan memperkenalkan waktu ke dalam sistem yang bersangkutan. Oleh sebab itu, hal tersebut bekerja dengan sebuah model dinamis (dynamic model). Dalam analisis dinamis, penawaran tidak hanya ditentukan oleh peubahpeubah ekonomi pada waktu yang sama, melainkan juga ditentukan oleh peubahpeubah pada waktu sebelumnya (Chiang, 2005). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam model dinamis dapat diturunkan sebagai fungsi dari waktu. Misalnya, sistem permintaan yang diwakili oleh persamaan deret waktu y = f(t), dengan berubahnya waktu, permintaan juga akan berubah. Model dinamis mempunyai dua ciri. Pertama adalah sifatnya yang dinamis, terjadi perubahan kuantitas dengan berubahnya waktu. Ciri kedua adalah terdapatnya umpan balik. Model dinamis mendekati permasalahan dengan mengamati proses umpan balik yang berada dibelakang semua perubahan yang teramati. Apabila

15 dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, maka dalam model dinamis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran akan dipengaruhi oleh perubahan waktu, yaitu subskrip waktu digeser satu periode ke belakang (Simatupang, 1995). Salah satu model dinamis yang sederhana adalah model Cobweb (teori sarang laba-laba). Teorema sarang laba-laba (Teori Cobwebb) adalah model dinamis harga dan penentuan output yang mengasumsikan bahwa pemasok mendasarkan keputusan output mereka pada harga yang diterima pada periode waktu sebelumnya. Model Cobweb memiliki fungsi permintaan yang tidak ketinggalan (unlagged) dan fungsi penawaran yang ketinggalan (lagged) (Chiang, 2005). Sebagai contoh, dalam Swastika (1999) permintaan secara dinamis dipengaruhi oleh harga komoditi tahun sekarang, pendapatan perkapita tahun sekarang, jumlah penduduk tahun sekarang. Penawaran dipengaruhi oleh harga komoditi tahun sebelumnya, harga input produksi tahun sebelumnya, dan luas areal tahun sebelumnya. Analisis keseimbangan cobweb mencoba menjelaskan bagaimana perubahan kondisi keseimbangan, bila terjadi perubahan harga atau hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan tersebut. Menurut Setiawan (2010), teori cobweb (sarang laba-laba) terjadi pada produk pertanian karena berfluktuasi pada musim ke musim, reaksi terlambat (time lag) dari produsen terhadap harga. Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 siklus yaitu:

16 1. Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap. P S 30 (1) 20 (4) (2) 10 (3) Gambar 5. Teori Cobweb yang Menuju Fluktuasi yang Jaraknya Tetap D Pada gambar 5, harga keseimbangan adalah 20, dan jumlah keseimbangan adalah juga 20. Tiba-tiba karena suatu sebab, misalnya adanya penyakit, jumlah yang dipasarkan turun menjadi 10 dan ini mendorong harga naik menjadi Rp 30. Pada harga ini produsen mulai menambah produksi barangnya, sehingga akan dihasilkan jumlah barang yang lebih banyak (30) yang sampai kepasar menyebabkan jatuhnya lagi harga menjadi Rp 20, harga yang jatuh ini mendorong pengurangan produksi menjadi 20 lagi dan seterusnya siklus berputar lagi.

17 2. Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan P 30 (1) S 20 (3) (2) 15 D 17,5 25 Q Gambar 6. Teori Cobweb yang Menuju Titik Keseimbangan Pada gambar 6, harga keseimbangan adalah sama yakni Rp 20. Namun begitu setelah periode I harga naik menjadi Rp 30, maka produksi diperbesar tetapi tidak sebesar pada gambar 5 melainkan hanya 25. Ini menyebabkan harga turun tetapi juga tidak sebesar gambar 5 melainkan hanya Rp 15. Penurunan ini juga menyebabkan produsen juga memperkecil produksinya (17,5) lagi dan demikian seterusnya. Pada kasus ini keseimbangan konvergen atau menuju keseimbangan, artinya kurva permintaan lebih landai dibandingkan dengan kurva penawaran.

18 3. Siklus yang mengarah pada eksplosi harga, yaitu yang berfluktuasi dengan jarak yang makin membesar P S Q Gambar 7. Teori Cobweb yang Menuju Eksplosi Harga D Pada gambar 7, kurva penawaran elastis sekali sehingga penambahan produksi sebagai reaksi atas kenaikan harga relatif besar dan ini menyebabkan siklus menjurus kearah eksplosi. Pada kasus ini keseimbangan divergen atau menjauhi keseimbangan, artinya kurva penawaran lebih landai dibandingkan dengan kurva permintaan. Ketiga kondisi keseimbangan model cobweb diatas merupakan perilaku dan respon petani pada umumnya. Serupa dengan kasus/kondisi di atas, perilaku dan reaksi petani yang ada di Indonesia juga begitu. Jika harga komoditas x naik maka petani menjadi terlalu optimis dan petani di seluruh desa serentak menanam tanaman x dengan harapan harga akan terus naik. Namun pada saat panen yang serentak ternyata harga x jatuh, semua menderita rugi dan tidak ada petani yang menanam tanaman x musim berikutnya. Dan ini menyebabkan harga tanaman x naik tinggi sekali pada

19 musim berikutnya karena jumlah yang ditawarkan ke pasar sangat sedikit (Setiawan, 2010). Keputusan output produsen harus dibuat satu periode lebih awal dari penjualan aktual. Seperti dalam produksi pertanian, dimana penanaman harus mendahului dalam waktu yang cukup panjang dari panen dari penjualan hasil. Dalam model Cobweb diasumsikan bahwa keputusan produksi pada periode t+1 (akan dating) didasarkan pada harga P t yang berlaku sekarang. Jadi diperoleh fungsi penawaran yang ketinggalan atau lagged. Qs,t + 1 = S(Pt) (1) Atau secara ekuivalen, dengan menggeser kebelakang subskrip waktu dalam satu periode. Qst = S(Pt-1).(2) Dalam kajian ini, penawaran cabai merah tahun sekarang (tahun t) dipengaruhi oleh harga cabai merah tahun sebelumnya, harga input produksi tahun sebelumnya, dan luas panen cabai merah pada tahun sebelumnya. Sehingga fungsi penawaran (1) dan (2) berubah menjadi : Qs t+1 = f(p t,pu,pzt,ps,l t ) atau Qs t = f(p t-1,pu t-1,pz t-1, Ps t-1,l t-1 )...(3) Seperti halnya penawaran, permintaan dapat ditunjukan dalam bentuk fungsi matematika yang merupakan fungsi dari berbagai faktor. Dalam kajian ini, permintaan cabai merah tahun sekarang (tahun t) ditentukan oleh harga cabai merah tahun sekarang, jumlah penduduk tahun sekarang, dan pendapatan tahun sekarang. Sehingga fungsi permintaan sebagai berikut. Qd t = f(p t, J t, Y t )..(4)

20 Suatu pasar akan mengalami keseimbangan jika jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta. Keseimbangan dalam analisis penawaran dan permintaan terjadi jika Qs = Qd 2.4 Kerangka Pemikiran Permintaan pasar (konsumen) terhadap produk cabai cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya rata-rata konsumsi. Potensi pasar cabai juga dapat dilihat dari segi harga, naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga. Peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita juga akan meningkatkan kebutuhan cabai. Pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan perkembangan akan permintaan suatu komoditi karena dalam kondisi tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditi tersebut. Begitu juga dengan pendapatan. Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. Permintaan cabai merah dipengaruhi oleh harga cabai merah, jumlah penduduk, dan pendapatan. Variabel-variabel ini akan diteliti seberapa besar variabelvariabel mempengaruhi permintaan cabai merah. Penawaran adalah jumlah barang dan atau jasa yang ingin dan dapat ditawarkan produsen di pasar pada berbagai tingkat harga. Jika harga suatu barang naik, maka

21 produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Kenaikan jumlah penawaran yang dilakukan produsen berhubungan dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap barang tersebut. Dalam hal ini mendorong para produsen/pedagang untuk meningkatkan hasil produksinya sehingga penawaran terus meningkat. Luas panen merupakan salah satu faktor utama dalam memenuhi produksi suatu barang yang ditawarkan. Penawaran cabai merah dipengaruhi oleh harga cabai merah, harga pupuk (Urea, ZA, SP-36) dan luas panen cabai merah. Variabel-variabel ini akan diteliti seberapa besar variabel-variabel mempengaruhi penawaran cabai merah.

22 Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran penelitian ini: Cabai Merah Variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan : 1) Harga Cabai Merah Tahun Sekarang 2) Jumlah Penduduk Tahun Sekarang 3) Pendapatan Per Kapita Tahun Sekarang Variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran : 1) Harga Cabai Merah Tahun Sebelum 2) Harga Pupuk (Urea, ZA, dan SP-36) Bersubsidi Tahun Sebelum 3) Luas Panen Cabai Merah Tahun Sebelum Permintaan Penawaran Ekuilibrium Keterangan : Menyatakan Pengaruh Gambar. 8 Skema Kerangka Pemikiran Permintaan dan Penawaran Cabai Merah

23 2.4 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang diuraikan maka diajukan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut : 1) Variabel harga cabai merah, jumlah penduduk, dan pendapatan berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah. 2) Variabel harga cabai merah, harga pupuk (Urea, ZA, SP-36) bersubsidi dan luas panen cabai merah berpengaruh nyata terhadap penawaran cabai merah. 3) Permintaan dan penawaran cabai merah adalah konvergen atau mengarah pada titik keseimbangan. BAB III

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas Geografi Kabupaten Langkat a. Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 0 14 00 dan 4 0 13 00 Lintang Utara dan antara 97 0 52 00 dan 98 0 45 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Jeruk Menurut Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (2006), mengatakan bahwa tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA ANALISIS KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN PERMINTAAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA Septionery Sibuea *), Thomson Sebayang **) dan Satia Negara Lubis **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Penawaran Teori penawaran secara umum menjelaskan ketersediaan produk baik itu barang dan jasa di pasar yang diharapkan dapat memenuhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Penawaran dan Kurva Penawaran Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan diantara harga dan

Lebih terperinci

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO Yopi Nisa Febianti 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai konsumen selalu melakukan berbagai permintaan untuk berbagai

Lebih terperinci

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 Permintaan dan penawaran Konsep dasar dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari kawasan Amerika Selatan dan Tengah. Tanaman cabai yang dicakup disini adalah cabai merah

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Bubba s Ice Cream Permintaan dan Jumlah barang yang diminta. Permintaan didefinisikan sebagai berbagai kombinasi harga dan Jumlah barang yang ingin dan dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan 2.1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu. Hukum permintaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Buah jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, birma Utara, dan Cochin Cina. Yang memebudidayakan pertama kali adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva

Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva 1. PERMINTAAN Definisi Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA

II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA Kardono-nuhfil 1 II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA Teori permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang, sedangkan teori penawaran menjelaskan sifat para penjual dalam penawaran

Lebih terperinci

Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan

Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Slide 2 PERMINTAAN (Demand) DEFINISI : Permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan permasalahan yang telah teridentifikasi, disintesakan (dirangkum), dibatasi, dan ditetapkan menjadi tiga pokok permasalahan (faktor),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bawang merah sangat dibutuhkan sebagai bumbu dapur. Meskipun sering dibutuhkan, tetapi orang tidak mau menanam di pekarangan. Padahal, bawang merah dapat ditanam

Lebih terperinci

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian

HARGA KESEIMBANGAN harga keseimbangan harga ekuilibrium harga bebas 1. Pengertian Elastisitas Permintaan Penyelesaian HARGA KESEIMBANGAN Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium atau harga bebas adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **)

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **) ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Ekonomi Mikro PERMINTAAN, PENAWARAN DAN EKUILIBRIUM

Ekonomi Mikro PERMINTAAN, PENAWARAN DAN EKUILIBRIUM Ekonomi Mikro PERMINTAAN, PENAWARAN DAN EKUILIBRIUM Permintaan Variabel penentu permintaan Hukum permintaan Fungsi permintaan skedul (daftar) permintaan Kurva permintaan Perbedaan perubahan permintaan

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN (Menurut Perubahan supply-demand Cob-web theory) Oleh: Agustina Bidarti Sosek Pertanian FP Unsri Tiga unsur permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Cabai Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3 Bahan Ajar Ekonomi Teknik PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 4/2/2015 Universitas Gunadarma Nur RACHMAD Pertemuan 2 dan 3 2.Mekanisme penentuan harga permintaan dan penawaran Sub Pokok Bahasan : Konsep permintaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan, hampir semua perusahaan yang ada mengalami kemunduran

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan, hampir semua perusahaan yang ada mengalami kemunduran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997 perekonomian Indonesia dilanda krisis yang berkepanjangan, hampir semua perusahaan yang ada mengalami kemunduran bahkan banyak yang hingga gulung

Lebih terperinci

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan,

Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore. Kurva Permintaan, Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore Kurva Permintaan, - Demand (Permintaan) adalah kuantitas barang atau jasa yg. rela atau mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X PASAR DAN TERBENTUKNYA HARGA PASAR K-13 KTSP & K-13 A. PERMINTAAN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13

ekonomi Kelas X PASAR DAN TERBENTUKNYA HARGA PASAR K-13 KTSP & K-13 A. PERMINTAAN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 K-13 KTP & K-13 Kelas X ekonomi PAAR AN TERBENTUKNYA HARGA PAAR emester 1 KelasX MA/MA KTP & K-13 Tujuan Pembelajaran etelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Menjelaskan hukum

Lebih terperinci

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian Prof. Ir. Ratya Anindita, MSc., Ph.D Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perkembangan Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pada penelitian tentang penawaran ekspor karet alam, ada beberapa teori yang dijadikan kerangka berpikir. Teori-teori tersebut adalah : teori

Lebih terperinci

2FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Teori Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas

2FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Teori Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Teori Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Fakultas 2FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PERMINTAAN (DEMAND) Permintaan

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: Chairia 110304068 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

TEORI PENAWARAN. Penawaran

TEORI PENAWARAN. Penawaran PENAWARAN 1 TEORI PENAWARAN Penawaran keseluruhan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode tertentu Skedul Harga dan kurva penawaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA TEORITIS

III. KERANGKA TEORITIS III. KERANGKA TEORITIS 3.. Penurunan Fungsi Produksi Pupuk Perilaku produsen pupuk adalah berusaha untuk memaksimumkan keuntungannya. Jika keuntungan produsen dinotasikan dengan π, total biaya (TC) terdiri

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. kesejahteraan, serta dampak kuota impor terhadap kesejahteran.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. kesejahteraan, serta dampak kuota impor terhadap kesejahteran. 19 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama perdagangan bawang merah di Indonesia mencakup kegiatan produksi, konsumsi, dan impor. Berikut ini dipaparkan teori dari fungsi

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM)

KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) KESEIMBANGAN PASAR (MARKET EQUILIBRIUM) Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan Di susun oleh : RATNA INTANNINGRUM 3215076839 Pendidikan Fisika NR 2007 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1Permintaan Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Arti Penting Daging Sapi Disain pembangunan sangat sentralistik dengan perlakuan yang sangat beragam terhadap keragaman yang ada di nusantara yang

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 12 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Keseimbangan Pasar Menurut Baye (2010), pembentukan harga keseimbangan pasar ditentukan oleh interaksi antara pemintaan dan penawaran pasar. Harga keseimbangan

Lebih terperinci

PERMINTAAN dan PENAWARAN atas HASIL PERTANIAN. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

PERMINTAAN dan PENAWARAN atas HASIL PERTANIAN. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember PERMINTAAN dan PENAWARAN atas HASIL PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net HARGA, PERMINTAAN dan PENAWARAN Harga : ukuran nilai dari barang-barang dan jasa.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA Wenny Mahdalena L.G*), Tavi Supriana**), Satia Negara Lubis**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis.

Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis. Modul ke: Tujuan dan Perkembangan Dunia Bisnis Bisnis yang maju adalah bisnis yang mampu berkembang di tengah krisis. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Permintaan Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu. Rasul et al (2012:23)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

HUKUM PENAWARAN. Sub Pembahasan : Pengertian Penawaran Hukum penawaran Kurva penawaran Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Ekuilibrium

HUKUM PENAWARAN. Sub Pembahasan : Pengertian Penawaran Hukum penawaran Kurva penawaran Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Ekuilibrium HUKUM PENAWARAN TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami dan menjelaskan pengertian permintaan dan penawaran, keseimbangan pasar. TIK: Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Cabai Merah Dari beragam jenis cabai yang ada di pasaran, pada umumnya tanaman cabai memiliki tinggi sekitar 50 120 cm, tumbuh tegak dengan batang berkayu

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang TINJAUAN PUSTAKA Hukum Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta serta perubahan permintaan akan suatu barang atau

Lebih terperinci

3FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas

3FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro Fakultas 3FEB Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Permintaan dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Banyak orang memperkirakan bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk di dunia yang tetap tinggi setiap tahun,

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 66 VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI, PERMINTAAN, IMPOR, DAN HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA 6.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi Model Model ekonometrika perdagangan bawang merah dalam penelitian

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar Pendahuluan Berbicara tentang interaksi antara pembeli dengan penjual Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap sesuatu barang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telur Ayam Ras Telur ayam adalah bahan makanan yang dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Konsumsi telur sebenarnya merupakan salah satu alternatif pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1.Tinjauan Aspek Agronomi Cabai Cabai adalah tanaman tahunan dengan tinggi mencapai 1 meter, merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, buahnya

Lebih terperinci

IV. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. KERANGKA PEMIKIRAN 52 IV. KERANGKA PEMIKIRAN 4.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sesuai dengan tujuan penelitian, kerangka teori yang mendasari penelitian ini disajikan pada Gambar 10. P P w e P d Se t Se P Sd P NPM=D CP O

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar Dalam memajukan perekonomian suatu negara, pasar memiliki peranan yang sangat penting. Melalui aktifitas pasar, produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian

Lebih terperinci

FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR

FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR FUNGSI PERMINTAAN PENAWARAN DAN EQUILIBRIUM PASAR Teori dan Elastisitas Permintaan LINGKUP TEORI PERMINTAAN Teori permintaan menentukan berbagai faktor yang memengaruhi permintaan. Hukum permintaan : Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotongan. Titik perpotongan tersebut disebut titik keseimbangan.

BAB I PENDAHULUAN. berpotongan. Titik perpotongan tersebut disebut titik keseimbangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menciptakan keseimbangan pasar terjadi apabila pada harga keseimbangan jumlah barang yang diminta konsumen sama persis

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 2 MEKANISME PENETUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 2 MEKANISME PENETUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 2 MEKANISME PENETUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 PERMINTAAN Permintaan adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 02Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan tentang Siklus Kegiatan Ekonomi, Teori Permintaan dan Penawaran (Demand &Supply), Kurva Permintaan&Penawaran, Faktor-Faktor Penyebab

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Elastisitas harga permintaan 3. Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas silang 6.

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS Penggunaan Fungsi dalam Ekonomi Matematika adalah suatu alat untuk menyederhanakan penyajian dan pemahaman suatu masalah. Dengan menggunakan bahasa matematika, penyajian suatu

Lebih terperinci

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN 1. Permintaan dan penawaran 2. biaya, produksi, dan keuntungan TIK : Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang diterapkan dalam kegiatan pertanian PERMINTAAN

Lebih terperinci

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN

Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Dexter Harto Kusuma makalah elastisitas ekonomi mikro I. PENDAHULUAN Salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian

PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kode PTE- 101002 PERTEMUAN KETUJUH: Permintaan Produk Pertanian Nur Baladina, Tatiek Koerniawati, Sujarwo, Djohar Noeriati, Rini Dwiastuti 2013 TUJUAN PEMBELAJARAN: Pada akhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis

Lebih terperinci

Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia

Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia Dewa Ketut Sadra Swastika * Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Beras di Indonesia Pendahuluan Model dinamis (Dynamic Model) merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro engantar Ekonomi Mikro Modul ke: 03Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan konsep Excess Demand & ExcessSupply), ergerakan Kurva ermintaan&enawaran, Faktor enyebab Kesimbangan asar dan Membahas Implementasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN SERTA FLUKTUASI HARGA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI KABUPATEN JEMBER

PERMINTAAN DAN PENAWARAN SERTA FLUKTUASI HARGA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI KABUPATEN JEMBER PERMINTAAN DAN PENAWARAN SERTA FLUKTUASI HARGA CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: Dyah Anjarwani Rosoutami NIM. 071510202090 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Fungsi Permintaan. Kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi. Gizi-FIK-UMS. Definisi fungsi permintaan

Fungsi Permintaan. Kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi. Gizi-FIK-UMS. Definisi fungsi permintaan Fungsi Permintaan Kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi Gizi UMS Definisi fungsi permintaan Permintaan adalah jumlah suatu jenis barang yang ingin dibeli oleh konsumen dengan mempertimbangkan semua faktor/variabel

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar

Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar Permintaan dan Penawaran sebagai Pembentuk Kelembagaan Pasar Pengantar Ilmu Ekonomi Pertemuan ke-lima Pokok bahasan pertemuan ke-5 Teori permintaan dan kurva permintaan. Efek Perubahan harga dan non harga

Lebih terperinci

HUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG

HUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG HUKUM KENAIKAN HASIL BERKURANG 1. Pengertian Kenaikan Hasil Berkurang Dalam proses produksi dikenal hukum kenaikan hasil berkurang (Law of Diminishing Returns) disingkat dengan LDR. LDR berlaku di sektor

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Harga merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

KULIAH MATEMATIKA TERAPAN

KULIAH MATEMATIKA TERAPAN KULIAH MATEMATIKA TERAPAN Pertemuan 7 PENERAPAN FUNGSI LINEAR Oleh: Dany Juhandi, S.P, M.Sc PENERAPAN FUNGSI LINEAR 1. Fungsi Permintaan 2. Fungsi Penawaran 3. Keseimbangan Pasar 4. Pengaruh Pajak terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Barangbarang

Lebih terperinci