BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang
|
|
- Hendra Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Permintaan Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:1) permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu. Rasul et al (2012:23) menyatakan permintaan sebagai sejumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen dari suatu perusahaan pada tingkat harga beberapa. Hukum permintaan menyatakan Jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta cenderung meningkat. Sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta cenderung menurun dengan asumsi faktor-faktor lain di luar harga konstan. Sukirno (2013:76) menjelaskan hukum permintaan memiliki hubungan seperti itu karena pembeli akan mecari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga tersebut. Samuelson (2003:53) menjelaskan skedul permintaan adalah adanya suatu hubungan yang pasti antara harga pasar dari suatu barang dengan kuantitas yang dimiliki dari barang tersebut asalkan hal-hal lain tidak berubah. Gambaran secara grafis dari skedul permintaan adalah kurva permintaan. Kurva permintaan mempunyai karakteristik Hukum permintaan yang mempunyai lereng menurun yaitu apabila harga suatu komoditi naik dan hal-hal lain tidak berubah, pembeli cenderung membeli lebih sedikit komoditi itu, demikian pula apabila harga turun sedangkan hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta akan meningkat.
2 Adapun kurva permintaan yang berlereng menurun tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: P D P 2 P 1 D Q 2 Q 1 Q Sumber: Sukirno (2013:78) Gambar 2.1. Kurva Permintaan Dalam kurva permintaan barang x diatas, harga (P) diukur pada sumbu vertikal sedangkan kuantitas yang diminta (Q) ada pada sumbu horizontal. Tiaptiap angka P kemudian digambarkan pada sebuah titik dan membentuk kurva DD. Slope yang berlereng negatif dari kurva permintaan diatas menjelaskan hukum permintaan yang berlereng negatif, dimana jika harga barang naik dari P1 ke P2 maka kuantitas barang yang diminta akan menurun dari Q1 ke Q2. Menurut Samuelson (2003:55) faktor lain yang mempengaruhi berapa banyak barang yang akan diminta adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan rata-rata dari konsumen sangat menentukan permintaan. Apabila pendapatan masyarakat naik, maka individu cenderung membeli hampir segala sesuatu dalam jumlah yang lebih banyak, sekalipun harga-harga tidak berubah. 2. Ukuran pasar yang diukur, misalnya jumlah penduduk jelas mempengaruhi jumlah permintaan. Jika penduduk bertambah, maka permintaan semangkin meningkat
3 3. Harga-harga dan ketersediaan barang terkait mempengaruhi permintaan akan suatu komoditi. Sebuah hubungan penting terutama sekali ada diantara barang-barang yang mempunyai hubungan subsitusi. 4. Selera atau preferensi menggambarkan bermacam-macam pengaruh budaya dan sejarah. Perubahan selera terhadap suatu komoditi akan menyebabkan kenaikan atau penurunan tingkat permintaan untuk komoditi tersebut. 5. Faktor-faktor khusus mempengaruhi permintaan akan barang-barang tertentu. Contohnya adalah cuaca dan iklim. 2.2 Teori Penawaran Menurut Sarnowo dan Sunyoto (2013:26) penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu. Rasul et al (2012:57) menyatakan penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga. Hukum permintaan menyatakan Jika harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta cenderung menurun, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta cenderung menaik dengan asumsi faktor-faktor lain di luar harga konstan. Menurut Samuelson (2003:58) skedul penawaran untuk suatu komoditi memperlihatkan hubungan antara harga pasarnya dengan kuantitas dari komoditi tersebut yang diproduksi dan dijual oleh produsen sementara hal-hal lain dianggap tetap. Kuantitas yang ditawarkan pada umumnya menunjukan respon positif terhadap harga, ini menunjukan Kurva penawaran memiliki lereng yang meningkat yaitu apabila harga suatu komoditi naik dan hal-hal lain tidak berubah, produsen cenderung memproduksi lebih banyak komoditi itu. Demikian
4 pula apabila harga turun sedangkan hal-hal lain tetap, kuantitas yang ditawarkan akan menurun. Adapun kurva penawaran adalah sebagai berikut: P S P 2 P 1 S Q 1 Q 2 Q Sumber : Sukirno (2013:87) Gambar 2.2. Kurva Penawaran Dalam kurva penawaran barang x diatas, harga (P) diukur pada sumbu vertikal sedangkan kuantitas yang diminta adalah (Q) ada pada sumbu horizontal. Tiap-tiap angka P kemudian digambarkan pada sebuah titik dan membentuk kurva SS, slope yang berlereng positif dari kurva penawaran diatas menjelaskan hukum penawaran yang berlereng positif. Jika harga barang naik dari P1 ke P2, maka kuantitas barang yang diminta akan naik dari Q1 ke Q2. Menurut (Samuelson, 2003:60) unsur-unsur lain selain harga barang yang juga mempengaruhi penawaran adalah biaya komoditi tersebut, yang ditentukan oleh keadaan teknologi dan harga-harga input, harga-harga barang yang terkait, kebijakan pemerintah dan pengaruh-pengaruh khusus. Unsur-unsur tersebut dapat membuat harga dan kuantiti barang yang ditawarkan semakin naik atau turun. Tingkat teknologi memegang peranan yang penting dalam menentukan banyaknya jumlah barang yang ditawarkan. Dalam hubungannya dengan proses
5 suatu barang, kemajuan teknologi menimbulkan dua efek yaitu dapat memproduksi barang lebih cepat dan biaya produksi semakin murah (Sukirno, 2012:88). Selain itu sukirno (2012:88) juga menyebutkan bahwa terdapat faktorfaktor khusus yang dapat mempengaruhi penawaran terutama di zaman globalisai ini, yaitu berupa kebijakan pemerintah untuk mengimpor daging yang harganya lebih murah atau kualitasnya lebih bagus. 2.3 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama (Siswosoemarto, 2012:291). Tujuan perdagangan internasional menurut Sukirno (2012:360) adalah: 1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri dikarenakan setiap negara tidak dapat menghasilkan semua barang yang dibutuhkan. 2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi dimana walaupun suatu negara dapat memproduksikan suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksikan oleh negara lain tetapi ada kalanya negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Dengan mengadakan spesialisasi keuntungan yang diperoleh yaitu berupa keuntungan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh suatu negara dapat digunakan dengan lebih efisien 3. Memperluas pasar industri dalam negeri, dikarenakan jenis industri telah memenuhi permintaan dalam negeri sebelum alat-alat produksi sepenuhnya digunakan. Ini menunjukan bahwa industri tersebut masih dapat berproduksi dan satu-satunya untuk memperluas pasar adalah dengan mengekspornya.
6 Jenis-jenis perdagangan internasional menurut Siswosoemarto (2012:293) adalah berupa ekspor, impor, barter, konsinyasi, package deal, penyeludupan, dan border cross. Kegiatan perdagangan internasional yang banyak dilakukan pada saat ini adalah ekspor dan impor dimana keduanya dicatat dalam neraca perdagangan. 2.4 Teori Impor Import adalah proses transportasi atas suatu komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal umumnya terjadi dalam proses perdagangan berupa memasukan barang dari negara lain ke dalam negeri, sedangkan ekspor adalah proses transportasi atas suatu komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal umumnya terjadi dalam proses perdagangan berupa memasukan barang dalam negeri ke negara lain (Siswosoemarto, 2012:295). Keberadaan impor dan ekspor tentunya dilatarbelakangi oleh adanya excess supply pada satu pihak dan excess demand di pihak lainya. Konsep excess supply terjadi disebabkan kecenderungan tingkat suatu harga mengalami kenaikan di atas harga keseimbangan yang berlaku di pasar sedangkan excess demand justru sebaliknya yaitu kecenderungan tingkat harga menurun dibawah harga keseimbangan (Sumanjaya et al, 2011:51). Kegiatan perdagangan luar negeri berupa ekspor dan impor ini bukan tidak memiliki dampak negatif. Dampak negatif yang sering terjadi dari perdagangan internasional yang erat kaitannya dengan globalisasi menurut Sukirno (2012:382) adalah (1) menghambat pertumbuhan sektor industri (2) sektor keuangan semakin tidak stabil (3) memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi.
7 Untuk mencegah dampak tersebut, maka pemerintah ikut turun tangan dalam melakukan kebijakan berupa proteksi. Proteksi secara normal mengarah pada sesuatu yang menguntungkan produksi dalam negeri terhadap persaingan barang-barang impor di pasaran dalam negeri (Sumanjaya et al, 2011:101). Langkah proteksi dilakukan dengan menggunakan tiga instrumen utama yang meliputi tarif, kuota dan anti dumping (Sumanjaya et al, 2011:103). Tarif adalah hambatan yang berbentuk pajak atas barang-barang impor sedangkan kuota adalah hambatan yang menentukan jumlah maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam periode tertentu (Sukirno, 2012:375). Selanjutnya instrumen anti dumping berupa kebijakan pemerintah untuk campur tangan terhadap penjualan suatu barang dengan tingkat harga yang jauh lebih murah (Sumanjaya et al, 2011:104). Harga D 0 S o P 0 equlibrium sebelum perdagangan internasional P t harga dunia setelah tarif tarif P w impor Setelah tarif harga dunia sebelum tarif kuantitas Q 1 Q 3 Q 0 Q 4 Q 2 Impor sebelum tarif Sumber: Mankiw (2003:234) Gambar 2.3. Kurva Analisa Pemberlakuan Tarif Penerapan tarif akan meningkatkan harga impor menjadi harga lebih tinggi dari Pw ke Pt. yaitu menjadi sebesar harga impor ditambah tarif yang diterapkan.
8 Perubahan ini tentu saja mempengaruhi perilaku para penjual dan pembeli domestik. Permintaan turun dari Q 2 ke Q 4.. Dengan demikian penerapan tarif menurunkan kuantitas impor dan mendorong pasar domestik mendekati kondisi equilibrium. Selain tarif impor, kurs juga dapat mempengaruhi perubahan harga barang impor. Para ekonom membedakan nilai tukar mata uang domestik terhadap uang mata asing menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar rill. Nilai tukar nominal adalah harga relatif mata uang dua negara. Sedangkan nilai tukar rill adalah harga relatif barang-barang di kedua negara, atau kadang kala disebut term of trade. Hubungan antar kedua nilai tukar ini dirumuskan sebagai berikut (Mankiw, 2003:259) : dimana: R = e. Pf/P R = nilai kurs riil e = nilai kurs nominal Pf = harga luar negeri P = harga dalam negeri Dengan demikian, semakin tinggi nilai tukar rill, berarti harga barangbarang luar negeri relatif lebih murah dibandingkan dengan harga barang-barang domestik. 2.5 Permintaan Impor Daging Sapi di Sumatera Utara Permintaan impor daging sapi adalah jumlah daging sapi yang diminta suatu negara terhadap negara lain pada tingkat harga tertentu. Menurut Mankiw (2003:229) impor sama dengan selisih antara kuantitas permintaan domestik
9 dengan kuantitas penawaran domestik berdasarkan harga dunia atau harga yang berlaku di pasar internasional. Harga daging sapi Penawaran domestik (QS) P 0 A B D harga sebelum perdagangan dunia P 1 C Impor harga sesudah perdagangan dunia permintaan domestik (QD) Q2 Q 0 Q 1 kuantitas Sumber : Mankiw (2003:229) Gambar 2.4 Kurva Perdagangan Internasional di Negara Pengimpor Ketika perdagangan dunia terjadi harga domestik turun menyesuaikan dengan harga yang berlaku di pasar internasional, kesejahteraan konsumen domestik meningkat. Surplus konsumen naik dari A menjadi ABD. Sedangkan sebaliknya kesejahteraan produsen domestik turun dari BC menjadi C saja. Besarnya perubahan harga dari Po ke P1 mengubah permintaan daging sapi dari Qo menjadi Q1, penawaran domestik turun dari Qo ke Q2. Kekurangan antara permintaan dan penawaran dilakukan dengan mengimpor yaitu sebesar Q2 ke Q1. Jika diasumsikan kurva perdagangan internasional adalah kurva dari komoditi daging sapi di Sumatera Utara dengan harga tertentu, maka keseimbangan permintaan domestik Q = QD = QS. Saat terjadi perdagangan dunia harga daging sapi turun dan menyebabkan penawaran daging sapi lokal juga
10 turun sedangkan impor semakin meningkat. Besaran permintaan daging sapi domestik adalah sebesar produksi daging sapi lokal ditambah impor. Hal ini menunjukan besaran seluruh permintaan domestik sama dengan penawaran daging sapi, dimana daging sapi yang ditawarkan adalah daging sapi lokal ditambah daging sapi impor. 2.6 Model Teoritis Permintaan Impor Daging Sapi Besarnya produksi daging sapi di Sumatera Utara belum sepenuhnya mampu memenuhi tingkat permintaan komoditas ini. Pada umumnya suatu daerah melakukan impor karena produksi di daerah tersebut relatif kecil dibadingkan dengan konsumsinya. Permintaan impor dapat dirumuskan sebagai berikut: Mt = Qd Qs dimana: Mt = volume impor Q d = jumlah konsumsi domestik QS = jumlah produksi domestik Dari fungsi diatas terlihat besaran impor merupakan selisih antara jumlah permintaan domestik dengan jumlah ketersediaan daging lokal. Jika volume impor (Mt) sama dengan jumlah permintaan impor daging sapi, jumlah konsumsi (Qd) adalah jumlah permintaan daging sapi domestik, dan jumlah produksi (Qs) adalah jumlah daging sapi lokal yang ditawarkan maka fungsi permintaan impor daging sapi dapat diturunkan sebagai berikut:
11 DIDS = f (DDSD, SDSL) dimana: DIDS = jumlah permintaan impor daging sapi DDSD = jumlah permintaan daging sapi Domestik SDSL = jumlah penawaran daging sapi lokal Mankiw (2003:231) menyatakan perubahan harga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran domestik terhadap barang impor, maka Fungsi permintaan terhadap barang impor menjadi sebagai berikut: dimana: DDSI = f (DDSD,SDSL, PDSI) PDSI = harga daging sapi impor Menurut (Sukirno, 2012:402) kebijakaan negara pengimpor dan kurs juga mempengaruhi jumlah permintaan impor, dengan demikian fungsi permintaan impor daging sapi adalah sebagai berikut: DDSI = f (DDSD, SDSL, PDSI, Gm, Kurs) dimana: Gm Kurs = kebijakan pemerintah berupa tarif impor daging sapi = nilai tukar Rupiah terhadap dollar US Penawaran Daging Sapi Lokal Besarnya produksi daging sapi di Sumatera Utara belum sepenuhnya mampu memenuhi volume permintaan komoditas ini. Besarnya jumlah daging sapi lokal yang ditawarkan akan memiliki hubungan yang mempengaruhi besarnya impor karena jika jumlah yang daging yang ditawarkan tidak sebanding dengan permintaan, maka yang terjadi adalah impor.
12 Fungsi penawaran menurut Rasul et al (2012:60) adalah hubungan antara harga barang itu sendiri dengan jumlah barang yang ditawarkan. dimana: Qs = f (P) Qs = jumlah barang yang ditawarkan P = harga Jika jumlah barang yang ditawarkan (Qs) adalah penawaran daging sapi lokal dan harga (P) adalah harga daging sapi lokal, maka fungsinya menjadi seperti berikut: dimana: SDSL = f (PDSL) SDSL PDSL = jumlah penawaran daging sapi lokal. = harga daging sapi lokal. Menurut Rasul et al (2012:60) dan Sukirno (2012:87) terdapat faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi penawaran, diantaranya adalah permintaan akan barang impor dan teknologi. Priyanto (2005:279) menyatakan teknologi inseminasi buatan merupakan salah satu program tekonogi memperbaiki kualitas performa sapi yang ada melalui program persilangan dengan bibit (semen) sapi impor, sehingga fungsi penawaran daging sapi domestik menjadi seperti berikut: SDSL = f (PDSL, DIDS, TIB) dimana: TIB = teknologi insemenasi buatan
13 2.7 Penelitian Terdahulu Giamalva (2013) Korea s Demand For U.S. Beef, membahas permintaan Korea terhadap daging sapi dari Amerika Serikat dari tahun 2003 sampai Hasil penelitiannya menunjukan secara bersama-sama indeks harga dan jumlah permintaan domestik Korea mempengaruhi permintaan daging sapi Amerika sedangkan permintaan domestik dipengaruhi oleh populasi dan harga. Ranitya Kusumadewi Trade Liberalization and Indonesian Product, melakukan penelitian dengan menggunakan persamaan simultan antara impor dengan produksi barang-barang pertanian di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukan antara produksi dan impor mempunyai persamaan simultan dengan nilai R square 46%. Tentamia (2002) Analisa Permintaan dan Penawaran Bawang Merah di Indonesia, menghasilkan penelitian yang menyatakan produksi bawang merah di Jawa Tengah responsif terhadap perubahan harga bawang merah dan upah, sedangkan permintaan responsif terhadap harga dan pendapatan.. Priyanto (2005) Evaluasi Kebijakan Impor Daging Sapi Melalui Analisis Penawaran dan Permintaan, melakukan pengamatan dengan pendekatan model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan menggunakan metode TSLS. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa teknologi inseminasi buatan berpengaruh positif pada perkembangan produksi sapi lokal, sedangkan impor daging sapi dipengaruhi oleh produksi daging sapi domstik dan kebijakan impor. Yuliadi (2008) Analisis Impor Indonesia: Pendekatan Persamaan Simultan, menghasilkan penelitian yang menyatakan variabel ekspor (X)
14 berpengaruh positif terhadap perubahan impor (Z). Nilai koefisien regresi variabel X sebesar 8, dan nilai koefisien variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (ER) sebesar 1 rupiah/$as akan meningkatkan impor sebesar 5, milyar rupiah. 2.8 Kerangka Pemikiran Operasional Daging sapi merupakan salah satu komoditi yang selama ini memberikan pengaruh pada perbaikan gizi di masyarakat. Indonesia khususnya Sumatera Utara memiliki konsumsi daging sapi yang semakin bertambah setiap tahun namun produksi daging sapi di Sumatera Utara relatif rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan domestik. Excess demand yang terjadi diatasi dengan mengimpor daging sapi dari luar. Dampak panjang dari ketergantungan tersebut bagi peternak sapi adalah semakin malas untuk memproduksi sapi dikarenakan harga sapi impor lebih murah. Dampak selanjutnya, Indonesia menjadi terkena food trap atau jebakan bahan pangan serta dampak negatif impor lainya karena terlalu bergantung pada luar negri untuk memenuhi kebutuhan bahan pangannya. Hal ini sangat disayangkan karena kita merupakan negara agraris yang seharusnya dapat menghemat pengeluaran devisa negara dengan jalan peningkatan produksi dalam negeri oleh karena itu, untuk mengetahui permasalahan yang terjadi diperlukan suatu upaya untuk mengetahui perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi lokal dan permintaan impor daging sapi di Sumatera Utara beberapa tahun terakhir.
15 Adapun kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut. Peranan penting komoditas daging sapi sebagai konsumsi pangan, pendapatan peternak, kebutuhan dan perdagangan domestik. Produksi daging sapi lokal belum mampu memenuhi peningkatan permintaannya sehingga diselesaikan melalui kebijakan impor. Persaingan yang terbuka pada pasar impor daging sapi dunia dan kebijakan tarif maupun kuota yang belum optimal menyebabkan harga daging sapi lokal yang tidak dapat bersaing dan penurunan minat peternak dalam memproduksi daging Mengancam stabilitas produksi daging sapi lokal, kemudian Indonesia mengalami food trap karena terlalu sering mengimpor. Penawaran daging sapi lokal: 1. Harga daging sapi lokal. 2. Teknologi inseminasi buatan 3. Permintaan impor daging sapi Permintaan impor daging sapi: 1. Harga daging sapi impor 2. Permintaan daging sapi domestik 3. Tarif impor 4. Penawaran daging sapi lokal 5. kurs Analisis Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran Gambar 2.5 Jalur Kerangka Pemikiran Operasional
16 2.9 Hipotesis Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitan ini adalah: 1. Terdapat pengaruh yang positif antara permintaan daging sapi domestik dengan permintaan impor daging sapi di Sumatera Utara, sedangkan harga daging sapi impor, penawaran daging sapi lokal, tarif impor daging sapi dan kurs berpengaruh negatif terhadap permintaan impor daging sapi di Sumatera Utara. 2. Terdapat hubungan simultan antara penawaran daging sapi lokal denganu permintaan impor daging sapi di Sumatera Utara.
II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu (Pappas & Hirschey
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Harga suatu barang ekspor dan impor merupakan variabel penting dalam merncanakan suatu perdagangan internasional. Harga barang ekspor berhadapan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan Menurut Sugiarto (2002), pengertian permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang diminta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini memberikan andil terhadap perbaikan gizi masyarakat, khususnya protein hewani yang sangat dibutuhkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. kesejahteraan, serta dampak kuota impor terhadap kesejahteran.
19 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Komponen utama perdagangan bawang merah di Indonesia mencakup kegiatan produksi, konsumsi, dan impor. Berikut ini dipaparkan teori dari fungsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Lebih terperinci3 KERANGKA PEMIKIRAN
19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perkembangan Jagung Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa dokumen-dokumen yang terkait dengan judul penelitian, diantaranya
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pada penelitian tentang penawaran ekspor karet alam, ada beberapa teori yang dijadikan kerangka berpikir. Teori-teori tersebut adalah : teori
Lebih terperinciIV. KERANGKA PEMIKIRAN
52 IV. KERANGKA PEMIKIRAN 4.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Sesuai dengan tujuan penelitian, kerangka teori yang mendasari penelitian ini disajikan pada Gambar 10. P P w e P d Se t Se P Sd P NPM=D CP O
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Dasar Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional adalah teori yang menganalisis dasardasar terjadinya perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori-teori 2.1.1 Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa yang dilakukan penduduk suatu negara dengan penduduk
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Teori Perdagangan Internasional Teori tentang perdagangan internasional telah mengalami perkembangan yang sangat maju, yaitu dimulai dengan teori klasik tentang keunggulan
Lebih terperinciTeori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan
Teori Dasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Slide 2 PERMINTAAN (Demand) DEFINISI : Permintaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.2.1 Tinjauan tentang Impor Menurut Tambunan (2001:1), perdagangan internasional diartikan sebagai perdagangan antar atau
Lebih terperinciBAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan
BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan 2.1. Pengertian Permintaan Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu. Hukum permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permintaan merupakan banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan dan Penawaran Menurut Rahardja dan Manurung (2006:20), Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor. Samanhudi, 2009 meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor. Samanhudi, 2009 meneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Aricha (2013), perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORITIS. adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan
III. KERANGKA TEORITIS 3.1 Konsep Pemikiran Teoritis Pada pasar kopi (negara kecil), keinginan untuk memperdagangkannya adalah perbedaan antara permintaan dan penawaran di suatu negara. Perbedaan antara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Tarif Bawang Merah Sejak diberlakukannya perjanjian pertanian WTO, setiap negara yang tergabung sebagai anggota WTO harus semakin membuka pasarnya. Hambatan perdagangan
Lebih terperinciPenetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price )
Penetapan Harga ( Ceiling Price dan Floor Price ) Bentuk intervensi pemerintah dalam ekonomi mikro adalah kontrol harga. Tujuan kontrol harga adalah untuk melindungi konsumen atau produsen. Bentuk kontrol
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini terdapat berbagai hasil penelitian sebelumnya oleh peneliti lain, baik itu dalam penelitian pada umumnya maupun penelitian
Lebih terperinciPERNYATAAN ORISINALITAS...
Judul : PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, LUAS AREA BUDIDAYA, INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP EKSPOR UDANG INDONESIA TAHUN 2000-2015 Nama : I Kadek Widnyana Mayogantara NIM
Lebih terperinciV. TEORI INFLASI Pengertian Inflasi
Nuhfil Hanani 1 V. TEORI INFLASI 5.1. Pengertian Inflasi Inflasi menunjukkan kenaikan dalam tingkat harga umum. Laju inflasi adalah tingkat perubahan tingkat harga umum, dan diukur sebagai berikut: tingkat
Lebih terperinciHarga (Pq) Supply (S)
I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian seperti lahan, varietas serta iklim yang
Lebih terperinciANALISIS PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA. Theresia Wediana Pasaribu Murni Daulay
ANALISIS PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA Theresia Wediana Pasaribu Murni Daulay Abstract This research has a purpose to know the development of import demand of shallot in Indonesia and what
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Barangbarang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Jagung merupakan salah satu komoditas utama tanaman pangan yang mempunyai peranan strategis dalam pembangunan pertanian dan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perdagangan antar negara. Nopirin (1996:26) mengatakan bahwa perdagangan internasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Impor dan Pembangunan Ekonomi Selain ekspor, impor juga berperan penting dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sugiarto (2007), produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Menurut Sugiarto (2007), produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang ikut serta dalam kerjasama internasional, maka dari itu perekonomian Indonesia tidak lepas dari yang namanya ekspor dan impor.
Lebih terperinciekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan
Lebih terperinciVII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM
VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM 7.1. Dampak Kenaikan Pendapatan Dampak kenaikan pendapatan dapat dilihat dengan melakukan simulasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dalam arti yang sederhana adalah suatu proses yang timbul sehubungan dengan pertukaran
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,
III. KERANGKA TEORI Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat dari sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi, keterkaitan ketiga pasar tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional
Lebih terperinciHUKUM PENAWARAN. Sub Pembahasan : Pengertian Penawaran Hukum penawaran Kurva penawaran Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran Ekuilibrium
HUKUM PENAWARAN TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami dan menjelaskan pengertian permintaan dan penawaran, keseimbangan pasar. TIK: Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa
Lebih terperinciJudul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :
Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Suherwin (2012), tentang harga Crude Palm Oil dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga CPO dunia. Tujuan umum penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan ekonomi antarbangsa dan lintas wilayah negara sudah berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuk hubungan ekonomi yang paling umum adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Hal. i ii iii
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan dan Manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk memenuhi tujuan pemerintah yaitu mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Daya Saing Perdagangan Internasional pada dasarnya merupakan perdagangan yang terjadi antara suatu negara tertentu dengan negara yang
Lebih terperinciIII. KERANGKA TEORITIS
37 III. KERANGKA TEORITIS 3.1. Fungsi Permintaan Gula Keadaan konsumsi dan permintaan suatu komoditas sangat menentukan banyaknya komoditas yang dapat digerakkan oleh sistem tata niaga dan memberikan arahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global, tidak terkecuali Indonesia ikut merasakan dampak tersebut. Pertumbuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Krisis yang terjadi pada tahun 2008 berdampak besar bagi perekonomian global, tidak terkecuali Indonesia ikut merasakan dampak tersebut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan
Lebih terperinciII. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA
Kardono-nuhfil 1 II. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN HARGA Teori permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang, sedangkan teori penawaran menjelaskan sifat para penjual dalam penawaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinciMICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.
MICROECONOMICS DEMAND SUPPLY & MARKET EQUILIBRIUM MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 Permintaan dan penawaran Konsep dasar dari permintaan dan penawaran
Lebih terperinciKEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.
KEBIJAKAN HARGA Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2 Julian Adam Ridjal, SP., MP. Disampaikan pada Kuliah Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian EMPAT KOMPONEN KERANGKA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor
Lebih terperinciBAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu
Lebih terperinciSEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA
SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA Adalah perekonomian yang berinteraksi secara terbuka dengan perekonomian-perekonomian lainnya di seluruh dunia. Variabel yang terkait dalam perekonomian:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara di dunia ini melakukan perdagangan antar bangsa atau yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan baik barang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kegiatan perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. oleh para peneliti terdahulu, penelitian terdahulu digunakan untuk mendukung
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, penelitian terdahulu digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap negara. Perdagangan global dapat menjalin dan menciptakan suatu hubungan ekonomi
Lebih terperinciPERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN DAMPAKNYA PERDAGANGAN INTERNASIONAL Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan. Karena adanya kebutuhan ini, maka
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Permintaan Menurut Sugiarto (2002), pengertian permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang atau jasa yang diminta
Lebih terperinciPERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK
PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO Yopi Nisa Febianti 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai konsumen selalu melakukan berbagai permintaan untuk berbagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidup adalah salah satu alasan agar setiap individu maupun kelompok melakukan aktivitas bekerja dan mendapatkan hasil sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini setiap negara melakukan perdagangan internasional. Salah satu kegiatan perdagangan internasional yang sangat penting bagi keberlangsungan
Lebih terperinciKeseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM
Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM Perekonomian empat sektor adalah perekonomian yg terdiri dari sektor RT, Perusahaan, pemerintah dan sektor LN. Perekonomian empat sektor
Lebih terperinciPERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS
PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan
Lebih terperinciPengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas
Lebih terperinciTeori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva
Teori & Hukum Permintaan & Penawaran + Kurva 1. PERMINTAAN Definisi Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Impor Impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua negara yang menjalin kerjasama internasional. Kegiatan yang dilakukan ialah membeli produk-produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Menurut Sukirno (2013) teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan para
Lebih terperinciANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan
ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PASAR Permintaan yang secara relatif stabil memungkinkan operasi produksi yang
Lebih terperinciBAB VII Perdagangan Internasional
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB VII Perdagangan Internasional Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang
Lebih terperinci