BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Cabai Merah Dari beragam jenis cabai yang ada di pasaran, pada umumnya tanaman cabai memiliki tinggi sekitar cm, tumbuh tegak dengan batang berkayu yang mempunyai banyak cabang, dan dari setiap cabang akan tumbuh bunga atau buah. Tanaman ini juga memiliki jenis akar tunggang yang menyebar dan dangkal dengan akar cabang yang banyak terdapat di permukaan tanah. Tanaman ini juga memiliki daun yang umumnya berwarna hijau muda sampai hijau gelap, tergantung varietas dari cabaimya itu sendiri. Bentuk daunnya lonjong dengan bagian ujung yang meruncing dengan panjang daun cm dengan lebar 1,4 4 cm. daunnya terdiri dari tangkai, tulangnya yang menyirip, dan helaian daun. Selain itu, bunga cabai sendiri merupakan bunga lengkap yang berkelamin dua yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Bentuknya seperti terompet yang sama dengan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya. Cabai memiliki macam macam buah yang berbeda, baik dari bentuk maupun ukurannya (Tosin dan Nurma, 2010). Secara umum buah cabai mempunyai banyak kandungan gizi. Berkat kandungan ini, buah cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik yang berhubungan dengan kegiatan masak memasak maupun sebagai bahan ramuan obat tradisional. Sebagai bahan obat, buah cabai bermanfaat untuk membantu kerja perencanaan dalam tubuh manusia, mencegah kebutaan, menyembuhkan sakit tenggorokan, serta bahan campuran industri makanan, obat-obatan, dan 8

2 9 peternakan. Selain itu, daunnya terbukti cukup ampuh untuk mengobati luka (obat luar). Kandungan gizi yang terkandung pada cabai merah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kandungan Gizi Cabai Besar Dalam 100 Gram BDD Komposisi Cabai Merah Cabai Merah Satuan Besar Segar Besar Kering Kalori/Energi Kalori Protein 1 15,9 Gram Lemak 0,3 6,2 Gram Karbohidrat 7,3 61,8 Gram Kalsium Miligram Fosfor Miligram Serat 0,30 - Gram Besi 0,50 2,3 Miligram Vitamin A SI/RE Vitamin B-1 0,05 (0,40) Miligram Vitamin B-2 0,03 - Miligram Vitamin C Miligram Niacin 0,20 - Miligram Air 90,0 10 Gram Bagian yang dapat 85 (85) % dimakan BDD Keterangan SI: Satuan Internasional Sumber: Departemen Kesehatan, 1989 Tabel 2.1 memperlihatkan banyaknya kandungan gizi pada cabai merah. Selain buahnya, produk olahan cabai juga bermanfaat dalam berbagai hal. Bubuk cabai yang dicampurkan ke pakan ayam, merangsang ayam untuk rajin bertelur. Bubuk cabai juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada yang bisa memancing selera makan bagi yang mengkonsumsinya. Ekstrasi bubuk cabai sering digunakan dalam pembuatan minuman ginger beer. Bahkan, kandungan bioflavonoids yang terkandung di dalam cabai merah dapat menyembuhkan radamg akibat udara dingin dan penyakit polio (Setiadi, 2015).

3 Landasan Teori Teori Permintaan Fungsi Permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan semua faktor faktor yang mempengaruhinya. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap suatu barang sangat banyak, diantaranya harga, pendapatan, jumlah penduduk, dan lain-lain. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan 1) Harga Barang Itu Sendiri Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan akan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan demikian perubahan terhadap permintaan mempunyai arah yang berkebalikan. 2) Harga Barang Lain Harga barang lain yang mempengaruhi permintaan ada dua yaitu, a) Harga Barang Pengganti (Subsitusi) Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan (Sukirno, 2009). b) Harga Barang Pelengkap (Komplementer) Apabila sesuatu barang selalu digunakan bersama dengan barang lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut.

4 11 Kenaikan dan penurunan permintaan terhadap barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya (Sukirno, 2009). 3) Jumlah Penduduk Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja.dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan (Sukirno, 2009) 4) Pendapatan Tingkat pendapatan dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat (Rahardja dan manurung, 2006). 5) Selera Selera memiliki hubungan yang positif dengan jumlah barang yang diminta. Semakin tinggi selera terhadap suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang diminta. Sebagai contoh, bila selera masyarakat akan tas merk tertentu meningkat maka akan mendorong permintaan terhadap tas tersebut lebih banyak. 6) Iklan Hubungan iklan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Iklan untuk barang penggaanti akan mempunyai dampak negatif terhadap jumlah barang A yang dijual, karena menyebabkan konsumen berpindah ke barang pengganti tersebut. Sebaliknya, untuk barang komplemeter akan mempuyai dampak yang positif.

5 12 7) Ekspetasi / Peramalan Bila masyarakat memperkirakan harga - harga barang akan semakin naik maka kenaikan harga justru diikuti oleh kenaikan permintaan. Misalnya saat terjadi inflasi orang lebih senang memegang barang daripada uang (Pracoyo, 2006). Bentuk persamaan matematis secara umum dan sederhana untuk menjelasakan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan komoditas pertanian dalam penelitian ini sebagai berikut: D=f (Px, Py,Pz, N, I) Dimana: D Px Py Pz N I = Permintaan komoditas = Harga barang itu sendiri = Harga barang subsitusi = Harga barang komplementer = Jumlah penduduk = Pendapatan Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sukirno, 2009). Hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta (dikonsumsi) dapat digambarkan dengan kurva permintaan (demand). Permintaan (demand) dapat di definisikan sebagai jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.

6 13 Hukum permintaan (the law of demand) menunjukkan bahwa jika harga naik, maka jumlah barang yang diminta turun dan sebaliknya (Antriyandarti, 2012). P P 1 P 2 D D Q Q Q Gambar 2.1.Demand Curve (Kurva Pemintaan) Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa turunnya harga dari P1 ke P2 memiliki pengaruh yang tidak sama terhadap jumlah barang yang diminta untuk kurva permintaan D1 dan D2. Kurva D1 menunjukkan kurva yang lebih curam, jumlah barang yang diminta bertambah sebanyak Q1Q2, sedangkan kurva permintaan yang lebih landai yaitu D2 bertambah sebanyak Q1Q3. Jadi dapat disimpulkan bahwasemakin landai kurva permintaan maka akan semakin besar respon permintaan terhadap perubahan harga. Perubahan permintaan terjadi karena dua sebab utama, yaitu perubahan harga dan perubahan faktor ceteris paribus, misalnya pendapatan, selera, dan sebagainya (faktor non harga). Perubahan harga menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta, tetapi perubahan itu hanya terjadi dalam satu kurva yang sama. Ini yang disebut pergerakan permintaan sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve) (Rahardja dan Manurung, 2006) Konsep Elastisitas Elastisitas permintaan menjelaskan seberapa besar persentase perubahan jumlah barang diminta apabila salah satu faktor tersebut berubah. Apabila terjadi

7 14 perubahan harga dengan persentase sangat kecil, tetapi menimbulkan perubahan yang sangat besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dapat dikatakan bahwa barang tersebut sangat responsif terhadap perubahan harga. Apabila yang berubah adalah harga barang itu sendiri maka yang kita cari besarnya elastisitas harga. Perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan, baik barang substitusi maupun komplementer akan menentukan besarnya elastisitas silang, sedangkan elastisitas pendapatan akan mengukur perubahan pendapatan dan pengaruhnya terhadap jumlah barang yang diminta (Pracoyo, 2006). Menurut Rahardja dan Manurung (2006), elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity). 1) Elastisitas Harga (Price Elasticity) Elastisitas harga adalah persentase perubahan jumlah yang diminta yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut dengan 1 persen secara aljabar elastisitas harga dari permintaan biasanya mempunyai tanda negatif, yaitu kenaikan harga sebesar satu persen akan diikuti penurunan permintaan sebesar x persen. Tetapi dalam definisi disini tanda tersebut diabaikan. Jadi E h = 1 sebenarmya elastisitas harga = - 1 (Boediono, 2014). Kurva Permintaan yang berslope negatif menunjukkan bahwa jumlah yang diminta berhubungan terbalik dengan tingkat harga (price elasticity of demand) mengukur perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang

8 15 diminta dan persentase perubahan harga atau perbandingan perubahan relatif antara jumlah yang diminta dan harga. Dengan kata lain elastisitas harga merupakan proporsi perubahan jumlah barang yang diminta dibagi proporsi perubahan barang itu sendiri (Antriyandarti, 2012). e = Berikut adalah jenis jenis elastisitas, Bila E h > 1 adalah permintaan elastis. Bila E h < 1 adalah permintaan inelastis. % perubahan jumlah barang yang diminta % perubahan harga Bila E h = 1 adalah elastisitas tunggal (unitary elasticity). Bila E h = 0 adalah inelastisitas sempurna. Bila E h ~ adalah elastisitas sempurna. Karena elastisitas ini merupakan rasio dari dua ukuran maka dengan persentase perubahan harga tertentu elastisitas akan besar atau kecil tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang diminta. Makin besar e berarti permintaan makin elastis dan sebaliknya tidak atau kurang elastis bila e kecil. Biasanya orang mengatakan permintaan elastis bila e lebih besar dari satu dan tidak elastis bila kurang dari satu. Namun begitu harus selalu diingat bahwa konsep ini selalu dipakai dalam pengertian relatif. Dalam menuliskan angka elastisitas ini sering kita lihat tanda negatif dimukanya. Ini menunjukkan harga naik diikuti oleh penurunan jumlah yang diminta dan sebaliknya harga turun dengan kenaikan jumlah yang diminta. Menurut Pracoyo (2006), Pengukuran angka elastisitas dalam praktek dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Elastisitas Titik (Point Elasticity).

9 16 EEEE = QQ/QQ PP/PP = QQ PP PP (QQ2 QQ1) = QQ (PP2 PP1) PP1 QQ1 Rumus diatas dianggap mempunyai kelemahan karena menyebabkan makna ganda (ambiguitas). Makna ganda ini muncul karena ada perubahan harga yang cukup tajam, sehingga berdampak besar terhadap perubahan jumlah barang yang diminta. Maka digunakanlah suatu rumus baru yang dianggap lebih baik dari sebelumnya. Cara yang digunakan untuk memperbaiki rumus diatas adalah dengan menggunakan nilai rata rata. Rumus ini dikenal dengan istilah elastisitas busur (arc elasticity). b) Elastisitas Busur (Arc Elasticity). Berikut rumus untuk menghitungnya, EEEE = QQ PP = 2) Elastisitas Silang (Cross Elasticity) (PP1 + PP2) (QQ1 + QQ2) Dalam kehidupan nyata suatu barang konsumsi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang yang lain dalam fungsinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya beras dan jagung, keduanya merupakan bahan makanan yang dapat dipertukarkan. Juga beras dan gandum, gula pasir dan gula merah. Karena sifatnya yang dapat dipertukarkan ini maka harga-harganya masing-masing juga berhubungan erat. Dalam keadaan yang demikian maka perubahan harga barang yang satu tidak saja mempengaruhi jumkah yang diminta atas barang itu, tetapi juga mempengaruhi jumlah yang diminta atas barang lainnya. Es = persentase perubahan permintaan akan barang X persentase perubahan harga barang Y

10 17 Bila hubungan antara X dan Y adalah subsitusi (yaitu saling bisa mengganti), biasanya E s adalah positif. Kenaikan harga barang Y berakibat berkurangnya permintaan akan barang Y dan bertambahnya (karena proses subsitusi Y dengan X) permintaan barang X. Bila hubungan antara X dan Y adalah komplementer, biasanya E s adalah negatif (Boediono, 2014). 3) Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity) Menurut Gilarso (2006), peka tidaknya jumlah yang diminta dari barang tertentu (Qd) terhadap perubahan dalam tingkat pendapatan konsumen (Y) diukur dengan elastisitas pendapatan (income elasticityof demand) yang rumusnya adalah sebagai berikut : EP = persentase perubahan permintaan akan barang X persentase perubahan pendapatan konsumen Bila pendapatan konsumen naik, maka mereka dapat membeli lebih banyak dari segala macam barang dan jasa sehingga jumlah yang diminta dari suatu barang tertentu akan ikut naik dengan naiknya pendapata, dan koefisien elastisitas pendapatan positif. Tetapi ada juga barang yang permintaannya justri berkurang dengan naiknya pendapatan konsumen. Hal ini terjadi dengan barang inferior. Misalnya, jagung diganti nasi kalau tingkat penghasilan konsumen naik. Bila ini terjadi, maka elastisitas pendapatan negatif. Adanya perubahan dalam tingkat penghasilan konsumen Y), ( maka Qd bertambah biarpun P tetap. Dalam hal ini ada perubahan permintaan, dan kurva D semula akan bergeser. Rumus elastisitas pendapatan mengukur berapa persen (%) perubahan Qd akibat adanya perubahan Y itu (ceteris paribus).

11 18 Elastisitas pendapatan tergolong pengertian yang penting untuk Indonesia. Usaha pembangunan nasional yang berhasil akan menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat, akibatnya permintaan masyarakat akan segala macam barang dan jasa akan meningkat pula. Tapi peningkatan itu tidak sama untuk segala macam barang. Permintaan akan barang kebutuhan pokok tidak akan terlalu menyolok kenaikannya. Koefisien elastisitas pendapatan untuk barang kebutuhan pokok memang positif, tetapi agak rendah. Lain hal nya dengan permintaan akan barang mewah dan barang/jasa yang sifatnya lebih social yang meningkat dengan lebih cepat. Koefisien elastisitas pendapatan untuk barang/jasa seperti itu positif dan agak tinggi. Jelas hal ini berpengaruh juga terhadap struktur produksi nasional dan laju perkembangannya. 2.3 Penelitian Terdahulu 1) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Weiny Balqis Ketura (1996) dengan judul Analisis Permintaan Cabai di Indonesia. Dengan menggunakan metode analisis yaitu metode deskriptif dan kuantitatif.data diolah dengan paket program ekonometrik SHAZAM. Hasil penelitian ini permintaan cabai sebagai konsumsi langsung rumah tangga terutama dipengaruhi oleh selera, selain itu juga dipengaruhi oleh harga cabai, tingkat pendapatan, harga beras, harga cabai botol, dan jumlah penduduk. 2) Berdasarkan penelitian yang dilakukan Habrianto Manda (2006) dengan judul skripsi Analisis Permintaan Cabai (Capsicuum spp) oleh Restoran Padang di Kota Bogor. Metode yang digunakan dalam metode penentuan data adalah metode area cluster sampling dan analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier berganda, dan analisis respon

12 19 (elastisitas).hasil menunjukkan bahwa faktor faktor yang secara nyata mempengaruhi permintaan cabai merah adalah harga, omzet penjualan, proporsi belanja cabai terhadap total belanja, dan jumlah masakan. Faktor faktor yang secara nyata mempengaruhi permintaan cabai hijau adalah harga, omzet penjualan, dan proporsi belanja cabai terhadap total belanja. Faktor faktor yang secara nyata mempengaruhi permintaan cabai rawit adalah proporsi belanja cabai terhadap total belanja dan jumlah masakan. Nilai elastisitas harga dari permintaan cabai merah, cabai hijau, dan cabai rawit berturut turut yaitu sebesar -0,47, -0,84, dan -0,27. 3) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tria Rosana Dewi (2009) dengan judul Analisis Permintaan Cabai Merah di Kota Surakarta bertujuan untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang sebenarmya mempengaruhi permintaan cabai merah di Kota Surakarta. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis dan diperoleh dengan menggunakan data sekunder yang berupa data time series selama 15 tahun (tahun ) serta dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi permintaan cabai di Kota Surakarta yaitu faktor ekonomi maupun faktor sosial. Faktor ekonomi yang mempengaruhinya yaitu harga (harga barang itu sendiri maupun harga barang pengganti dan penggenapnya). Faktor sosial yaitu jumlah penduduk di daerah penelitian. 4) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iman Haromain (2009) dengan skripsi berjudul Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi di Indonesia. Penelitian menggunakan data sekunder berbentuk data

13 20 time series. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif dan kuantitatif untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi di Indonesia antara lain konsumsi daging sapi, produksi daging sapi, jumlah penduduk, harga daging sapi, harga daging ayam, dan tingkat pendapatan. Berdasarkan hasil analisis linier berganda yang berpengaruh digunakan untuk menganalisa tingkat hubungan antara faktor faktor dengan permintaan daging sapi koefisien berganda dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,976. Hasil uji F menunjukkan keenam variabel berpengaruh secara nyata terhadap permintaan daging sapi. 5) Pada penelitian yang dilakukan oleh Aisyah Arfani (2013) yang berjudul Faktor Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dalam Mengkonsumsi Cabai Merah (Studi Kasus: Pasar Brayan, Pasar Denai, Pasar Petisah, Pasar Marelan di Kota Medan). Dengan tujuan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap konsumsi cabai merah; mengetahui pengaruh harga, pendapatan dan jumlah tanggungan terhadap konsumsi cabai merah; dan perkembangan harga dan permintaan konsumen terhadap cabai merah di Kota Medan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret s/d April tahun Hasil penelitian menunjukkan nilai determinasi (R2) sebesar 0,607. Hal ini berarti 60,7% variasi yang terjadi pada variabel harga, pendapatan dan, jumlah tanggungan dapat menjelaskan jumlah konsumsi cabai merah, sedangkan 39,9% lagi dipengaruhi oleh variabel lain. Secara serempak menunjukkan

14 21 bahwa dari keseluruhan variabel bebas memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah konsumsi cabai merah. Secara parsial hanya variabel pendapatan berpengaruh nyata terhadap jumlah konsumsi cabai merah. 6) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trisni Noviasari (2014) dengan judul Permintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah di Kecamatan Coblong Kota Bandung. Dengan variabel penelitan yaitu harga cabai merah, jumlah anggota keluarga, frekuensi pembelian, pendapatan rumah tangga, dummy suku, dummy preferensi terhadap pedas, dan dummy tempat pembelian. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan Microsoft Excel dan software SPSS 16 for windows. Hasil penelitian ini yaitu hanya harga cabai merah dan jumlah anggota keluarga yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99%. Respon permintaan terhadap perubahan harga bersifat elastis. 7) Pada penelitian yang dilakukan oleh Nia Novalita Purba (2014) dengan judul Analisis Permintaan Bawang Merah (Allium Ascalonicum L) di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permintaan bawang merah di daerah penelitian, menganalisis faktor pendapatan, menganalisis faktor harga, menganalisis faktor jumlah tanggungan yang mempengaruhi permintaan bawang merah dan menganalisis elastisitas permintaan bawang merah di daerah penelitian.hasil penelitian menyimpulkan bahwa permintaan bawang merah di Kota Medan dipengaruhi oleh pendapatan, harga bawang merah dan jumlah tanggungan keluarga penduduk (rumah tangga). Berdasarkan hasil pengujian (uji beta) yang dilakukan, faktor yang paling dominan terbesar mempengaruhi permintaan

15 22 bawang merah adalah pendapatan dan yang paling dominan terendah mempengaruhi adalah jumlah tanggungan. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap permintaan bawang merah sebesar 1,76 satuan yang berarti bersifat elastis. Artinya perubahan pendapatan sebesar 1% akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar dari 1%. Pengaruh perubahan harga terhadap permintaan bawang merah sebesar sebesar 0,58 satuan yang berarti bersifat inelastis. Artinya dimana perubahan harga sebesar 1% akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil dari 1%. Pengaruh perubahan jumlah tanggungan terhadap permintaan bawang merah sebesar 1,19 satuan yang berarti bersifat elastis. Artinya perubahan jumlah tanggungan sebesar 1% akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil dari 1%. 8) Pada penelitian yang dilakukan oleh Chairia (2015) dengan judul Analisis Permintaan dan Penawaran Cabai Merah di Provinsi Sumatera Utara Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis berapa besar pengaruh variabel harga cabai merah, jumlah penduduk dan pendapatan terhadap permintaan cabai merah di Provinsi Sumatera Utara, untuk menganalisis berapa besar pengaruh variabel harga cabai merah, harga pupuk (Urea, ZA, SP-36) dan luas panen cabai merah terhadap penawaran cabai merah di Provinsi Sumatera Utara, dan untuk menganalisis bagaimana keseimbangan permintaan dan penawaran cabai merah di Provinsi Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data time series tahunan selama 10 tahun yaitu periode tahun 2004 sampai dengan tahun Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara serempak harga cabai merah tingkat

16 23 konsumen, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita berpengaruh nyata terhadap permintaan cabai merah di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel bebas (harga cabai merah, jumlah penduduk dan pendapatan) mampu menjelaskan variabel terikat (permintaan cabai merah) sebesar 87,9% sementara 12,1% lagi dipengaruhi oleh variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model. 9) Penelitian yang dilakukan Kartika Putri Satriana (2015) dengan judul penelitian Analisis Permintaan Cabai Merah Besar Usaha Restoran di Jakarta Selatan. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah besar usaha restoran di Jakarta Selatan dianalisis dengan analisis explanatory dengan menggunakan model regresi linier berganda dan diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata pasa taraf αα = 20% terhadap permintaan cabai merah besar usaha Restoran Padang di Jakarta Selatan adalah variabel harga jual rata rata masakan, harga minyak goreng, dan harga rata rata penerimaan restoran, namun hanya variabel harga minyak goreng yang bersifat elastis yaitu sebesar 2,982. Variabel yang berpengaruh nyata pada taraf αα = 20 % terhadap permintaan cabai merah besar usaha Restoran Sunda di Jakarta Selatan adalah variabel harga gula dan rata rata penerimaan restoran, namun hanya variabel harga minyak gula yang bersifat elastis yaitu sebesar 3,651. variabel yang berpengaruh nyata pada taraf αα = 20 % terhadap permintaan cabai merah besar usaha Restoran Ayam di Jakarta Selatan adalah variabel harga cabai merah besar dan rata rata penerimaan restoran, namun

17 24 hanya variabel harga cabai merah besar yang bersifat elastis yaitu sebesar 2.,25. 10) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tria Rosana Dewi dan Libria Widiastuti (2016) dengan penelitian Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Beras di Kota Surakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series tahunan dengan rentang waktu selama 14 tahun (tahun ). Ada 5 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Variabel tersebut diduga sebagai faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan beras di Kota Surakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa model statis demand system, sesuai atau tepat untuk digunakan sebagai model persamaan penduga dari permintaan beras di Kota Surakarta. Keadaan ini terbukti dari uji F yang dihasilkan nyata pada taraf kepercayaan 99%, sedangkan dilihat dari nilai R2 (koefisien determinasi) memberikan nilai sebesar 95,8%. Dari hasil analisis, elastisitas harga mempunyai tanda negatif. Hal ini berarti antara harga beras dengan permintaan beras memiliki hubungan yang berlawanan. Nilai elastisitas harga pada model dinamik adalah -0,534. Elastisitas silang jagung adalah 1,25. Nilai elastisitas telur adalah -0,330. Nilai elastisitas silang pada jagung bertanda positif, hal ini berarti jagung merupakan subtitusi dari beras. Sedangkan nilai elastisitas silang pada telur bertanda negatif, hal ini berarti telur merupakan komplementer dari beras. Elastisitas pendapatan bertanda positif, nilai elastisitas pendapatan adalah 0,684.

18 25 11) Pada penelitian yang dilakukan oleh Nathania Palar, Paulus A. Pangemanan, dan Ellen G. Tangkere (2016) dengan judul penelitian Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga Cabai Rawit di Kota Manado. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga cabai rawit di Kota Manado Sulawesi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2016 hingga bulan Maret 2016, data yang digunakan adalah data sekunder dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado, data perubahan harga dari bulan Januari 2015 hingga bulan Desember 2015, dan data primer dari pedagang-pedagang cabai rawit, cabai keriting, dan tomat lewat penyebaran kuesioner dan wawancara. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa permintaan terhadap cabai berpengaruh terhadap harga cabai, karena ketika permintaan meningkat maka harga juga meningkat begitupun sebaliknya. Harga barang substitusi juga mempengaruhi ketika terjadi penurunan atau kenaikan terhadap barang substitusi maka harga cabai rawit juga mengalami hal yang sama. Harga barang pelengkap juga mempengaruhi harga cabai rawit. Selera mempengaruhi harga cabai rawit karena selera masyarakat Kota Manado yang pada dasarnya memang penyuka makanan pedas sehingga meskipun harga cabai meningkat tetapi yang membeli tetap banyak. 12) Berdasarkan penelitian yang dilakukan Syafarisca Rahma Hadi (2017) dengan judul skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Cabai Merah Pada Rumah Tangga di Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan jumlah responden sebesar 100

19 26 orang.hasil menunjukkan bahwa faktor harga cabai merah keriting, harga cabai rawit hijau, harga bawang merah, harga tomat, pendapatan konsumen rumah tangga, jumlah anggota keluarga, dan selera secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap permintaan cabai merah di Kota Semarang. Secara parsial variabel harga cabai merah keriting, harga cabai rawit hijau, jumlah pendapatan konsumen rumah tangga, dan jumlah anggota keluarga signifikan terhadap permintaan cabai merah keriting, sedangkan variablel yang lain tidak berpengaruh secara signifikan. Elastisitas harga cabai merah = -0,661 (inelastis). Elastisitas silang harga cabai rawit = 2,955 (elastis). Elastisitas pendapatan = 0,2883 (inelastis). Penelitian penelitian terdahulu di atas menjelaskan mengenai permintaan cabai merah dan komoditi lain yaitu daging, beras dan bawang merah. Namun dalam penelitian ini hanya meneliti satu komoditi yaitu, cabai merah. Beberapa penelitian terdahulu menspesifikasikan cabai merah kedalam dua jenis yaitu cabai merah besar dan cabai merah keriting namun dalam penelitian ini fokus pada cabai merah yang artinya kedua jenis cabai merah tersebut sudah termasuk di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian penelitian terdahulu yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah dan menganalisis elastisitas permintaan cabai merah. Variabel yang digunakan pada penelitian kali ini juga memiliki perbedaan yaitu dengan memasukkan variabel harga cabai rawit yang tidak terdapat pada penelitian sebelumnya. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dan uji elastisitas.

20 Kerangka Pemikiran Permintaan pasar atau konsumen terhadap produk cabai merah cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang diikuti oleh meningkatnya rata rata konsumsi. Naik turunnya harga cabai merah akan mempengaruhi banyak atau sedikitnya permintaan terhadap cabai merah. Jumlah barang yang dimintaakan menurun ketika harganya meningkat dan jumlah barang yang diminta akan meningkat ketika harganya menurun. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah barang yang diminta dengan harga memiliki hubungan yang negatif. Harga barang pengganti yang lebih murah atau menurunakan mengakibatkan harga barang yang digantikannya mengalami penurunan pada permintaan. Permintaan barang yang digantikan dengan harga barang pengganti memiliki hubungan yang positif. Meningkatnya harga barang pelengkap dapat menurunkan kecenderungan permintaan akan suatu barang. Peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan per kapita juga akan meningkatkan kebutuhan cabai. Pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan perkembangan akan permintaan suatu komoditi. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka bertambah pula kebutuhan akan komoditi tersebut. Hubungan antara pertambahan penduduk dengan jumlah banrang yang diminta adalah positif. Begitu juga dengan pendapatan.hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang. Permintaan cabai merah besar dipengaruhi oleh harga cabai merah, harga cabai rawit, dan jumlah penduduk. Variabel-variabel ini akan diteliti seberapa besar mempengaruhi permintaan cabai merah. Elastisitas permintaan adalah

21 28 perhitungan secara kuantitatif tentang seberapa responsifnya permintaan terhadap perubahan suatu barang yaitu, seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2 berikut: Permintaan Cabai Merah Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Cabai Merah Harga Cabai Merah. Harga Cabai Rawit, Jumlah Penduduk, dan Pendapatan Analisis Permintaan Cabai Merah Elastisitas : menyatakan pengaruh Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1) a) Harga cabai merah berpengaruh negatif terhadap permintaancabai merah di Provinsi Sumatera Utara. b) Harga cabai rawit berpengaruh positif terhadap permintaan cabai merah di Provinsi Sumatera Utara.

22 29 c) Jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan cabai merah di Provinsi Sumatera Utara. d) Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan cabai merah di Provinsi Sumatera Utara. 2) a) Elastisitas permintaan cabai merah terhadap harga cabai merah atas permintaan cabai merah mempunyai elastisitas harga negatif. b) Elastisitas permintaan cabai merah terhadap harga cabai rawit mempunyai elastisitas silang positif. c) Elastisitas permintaan cabai merah terhadap pendapatan mempunyai elastisitas pendapatan positif..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Cabai Menurut Rukmana (2001) Tanaman cabai dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beras Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya) dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan alat penggiling serta alat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI A.

II. LANDASAN TEORI A. 7 II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Michael (1985) yang berjudul Estimating Cross Elasticities of Demand for Beef, menggunakan variabel harga daging sapi, harga ikan, harga daging unggas,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Komoditi Pertanian subsektor Peternakan Pertanian adalah salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam (Worabai, 1997), daging sapi adalah sebagian hasil ternak yang hampir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Arti Penting Daging Sapi Disain pembangunan sangat sentralistik dengan perlakuan yang sangat beragam terhadap keragaman yang ada di nusantara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Beras sebagai komoditas pokok Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Posisi komoditas beras bagi sebagian besar penduduk Indonesia

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan,

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum permintaan, II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Permintaan Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan tentang ciri hubungan antara permintaan dan harga. Teori ini lebih dikenal dengan hukum

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 04 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Elastisitas Permintaan dan Penawaran Bahan Ajar dan E-learning Definisi Elastisitas Suatu pengertian yang menggambarkan derajat kepekaan perubahan suatu variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Pada bab ini akan disampaikan beberapa kajian pustaka mengenai teori permintaan, elastisitas permintaan dan BBM. 2.1.1 Teori

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran

Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Modul 3. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Deskripsi Modul Ketika diperkenalkan tentang konsep permintaan, kita lihat bahwa para konsumen biasanya membeli lebih dari satu barang ketika harga turun,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi, Libria Widiastuti (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta) Email: triardewi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP HARGA Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

Lebih terperinci

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 3 ELASTISITAS 1 ELASTISITAS PERMINTAAN Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga Terdapat tiga macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan interaksi antara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga suatu barang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji

METODE PENELITIAN. disusun, ditabulasi, dianalisis, kemudian diterangkan hubungan dan dilakukan uji III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis, yaitu penelitian yang didasarkan pemecahan masalah-masalah aktual yang

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN 1 Pokok Bahasan 1. Pendahuluan 2. Elastisitas harga permintaan 3. Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 4. Elastisitas penawaran 5. Elastisitas silang 6.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Kota Medan. Lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pemilihan Daerah Sampel dan Waktu Penelitian Daerah penelitian tentang permintaan daging sapi yaitu di Kelurahan Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten

Lebih terperinci

Harga (Pq) Supply (S)

Harga (Pq) Supply (S) I. MEKANISME HARGA Fokus pembicaraan dalam ekonomi mikro adalah membahas bagaimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dalam memperoleh barang dan jasa. Kesepakatan dalam interaksi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tulisan Anonimous (2012) dikatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia diperlukan asupan gizi yang baik.

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3

ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3 ELASTISITAS PERMINTAAN dan PENAWARAN Pertemuan ke-3 KONSEP ELASTISITAS Apabila perubahan harga yg kecil menimbulkan perubahan yg besar terhadap jumlah barang yg diminta/ditawarkan dikatakan bahwa permintaan/penawaran

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN

PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN HASIL PERTANIAN Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember http://www.adamjulian.net Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan diantara harga dan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Penawaran Teori penawaran secara umum menjelaskan ketersediaan produk baik itu barang dan jasa di pasar yang diharapkan dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN

ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN ELASTISITAS TEAM TEACHING I. ELASTISITAS PERMINTAAN Jika terjadi kegagalan panen maka dapat digambarkan sebagai pergeseran kurva penawaran kekiri, yaitu dari S ke S Gambar 4.1(i) menggambarkan suatu kasus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada dataran rendah di daerah tropis yang beriklim basah, yaitu sepanjang garis khatulistiwa

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pertemuan 9 Elastisitas... adalah ukuran seberapa besar para pembeli dan penjual memberikan reaksi terhadap perubahanperubahan kondisi yang terjadi di pasar. 2 Elastisitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan. permintaan akan suatu barang atau jasa berdasarkan hukum permintaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Permintaan dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar wilayahnya mencakup sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia Tenggara, jumlah penduduknya kurang lebih 220 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Annisa Adawiyah*), Rulianda P. Wibowo**), Siti Khadijah H. N **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI Pangan merupakan kebutuhan pokok (basic need) yang paling azasi menyangkut kelangsungan kehidupan setiap

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Ahmad Ridha Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Samudra Email : achmad.ridha@gmail.com

Lebih terperinci

Konsep Elastisitas. Pertemuan 3. Nina Nurhasanah, SE, MM. Nina Nurhasanah, SE, MM - Univesitas Esa Unggul

Konsep Elastisitas. Pertemuan 3. Nina Nurhasanah, SE, MM. Nina Nurhasanah, SE, MM - Univesitas Esa Unggul Konsep Elastisitas Pertemuan 3 Nina Nurhasanah, SE, MM Pengertian Elastisitas Secara sederhana Elastisitas mengukur presentase perubahan suatu variabel sebagai akibat adanya perubahan variabel lain Elastisitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Permintaan Dan Kurva Permintaan Teori permintaan pada dasarnya merupakan perangkat analisis untuk melihat besaran jumlah barang atau jasa yang diminta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG 1 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG S.R. Hadi, T. Ekowati, D. Sumardjono Program Studi S1 Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN

PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PERMINTAAN KONSEP PERMINTAAN Permintaan keinginan konsumen membeli barang pd berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Faktor-faktor yg mempengaruhi permintaan : Harga

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan atas kebutuhan saja atau manusia

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan dan Penawaran Elastisitas Permintaan dan Penawaran Pertemuan ke-enam Pengantar Ilmu Ekonomi Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-6 Koefisien elastisitas permintaan Elastisitas harga dan kurva permintaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Permintaan daging sapi di D.I Yogyakarta dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pendapatan, jumlah penduduk, harga daging

Lebih terperinci

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu

III. METODE PENILITIAN. Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu 41 III. METODE PENILITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsumen rumahtangga adalah responden yang diwakili oleh ibu rumahtangga sebagai pengambil keputusan untuk membeli daging sapi segar guna

Lebih terperinci

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas Geografi Kabupaten Langkat a. Geografi Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara 3 0 14 00 dan 4 0 13 00 Lintang Utara dan antara 97 0 52 00 dan 98 0 45 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

Bab 3 Fungsi Permintaan Penawaran dan Equilibrium Pasar. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 3 Fungsi Permintaan Penawaran dan Equilibrium Pasar. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 3 Fungsi Permintaan Penawaran dan Equilibrium Pasar 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Teori Permintaan Topik Bahasan Permintaan Terhadap Satu Komoditas Elastisitas Permintaan terhadap Harga Elastisitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Data Botanis Tanaman Kentang Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peran penting untuk menunjang ketahanan pangan nasional. Kentang layak untuk diusahakan

Lebih terperinci

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5

ELASTISITAS. Ngatindriatun PERTEMUAN 4 & 5 ELATIITA Ngatindriatun ERTEMUAN 4 & 5 engertian Elastisitas Elastisitas menggambarkan reaksi kepekaan produsen atau konsumen yang disebabkan adanya faktor tertentu yang mempengaruhi konsumen untuk membeli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi dan Fungsi Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Barangbarang

Lebih terperinci

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING 6.1. Model Permintaan Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah Keriting Model permintaan rumah tangga di DKI Jakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Produksi Produksi merupakan sebuah proses menghasilkan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan

Lebih terperinci

PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH DI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG TRISNI NOVIASARI

PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH DI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG TRISNI NOVIASARI PERMINTAAN KONSUMEN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH DI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG TRISNI NOVIASARI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 LEMBAR

Lebih terperinci

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP

Elastisitas. SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP Elastisitas SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP www.sulasmiyati.lecture.ub.ac.id Pendahuluan Elastisitas merupakan persentase perubahan pada variabel dependen/tak bebas/ terikat dikarenakan adanya perubahan variabel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Penawaran dan Kurva Penawaran Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA Chairia*), Dr. Ir Salmiah, MS**), Ir. Luhut Sihombing, MP**) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakutas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telur Ayam Ras Telur ayam adalah bahan makanan yang dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Konsumsi telur sebenarnya merupakan salah satu alternatif pemenuhan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI. : ANALISIS PERMINTAAN KONSUMSI SAYURAN DI JAWA TENGAH

PROPOSAL SKRIPSI. : ANALISIS PERMINTAAN KONSUMSI SAYURAN DI JAWA TENGAH PROPOSAL SKRIPSI. : ANALISIS PERMINTAAN KONSUMSI SAYURAN DI JAWA TENGAH PROPOSAL SKRIPSI Nama : Anindita Ardha Pradibtia Kelas : 4 SE 1 NIM : 09.5878 Judul Proposal : Analisis Permintaan Konsumsi Sayuran

Lebih terperinci

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS ELASTISITAS PENDAPATAN KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TERHADAP DAGING SAPI DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan) JURNAL OLEH : NAZLY A. LUBIS 120304130

Lebih terperinci

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Kardodno-nuhfil 1 III. ELASTISITAS PERMINTAAN AN PENAWARAN Apakah yang akan terjadi pada permintaan atau penawaran suatu barang apabila harga barang itu turun atau naik satu persen? Jawaban pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream

PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR. Bubba s Ice Cream PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Bubba s Ice Cream Permintaan dan Jumlah barang yang diminta. Permintaan didefinisikan sebagai berbagai kombinasi harga dan Jumlah barang yang ingin dan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA Nurhidayati Ma rifah Sitompul *), Satia Negara Lubis **), dan A.T. Hutajulu **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Departemen Agribisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai merah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM KARAKTERISTIK DAN ARAH PERUBAHAN KONSUMSI DAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA Oleh : Harianto

Lebih terperinci

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN

ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN ELASTISITAS PERMINTAAN & PENAWARAN Defenisi Elastisitas Elastisitas adalah perubahan relative dari variable yang diterangkan sebagai akibat perubahan varibel yang menerangkan apabila variable yang diterangkan

Lebih terperinci

Modul ke: Konsep Elastisitas. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

Modul ke: Konsep Elastisitas. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen. Modul ke: Konsep Elastisitas Fakultas EKONOMI Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Konsep Elastisitas Makin meluasnya penggunaan matematika dalam ilmu ekonomi telah memungkinkan

Lebih terperinci

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA 161 VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA Pemodelan suatu fenomena seringkali tidak cukup hanya dengan satu persamaan, namun diperlukan beberapa persamaan. Pada Bab IV telah disebutkan bahwa ditinjau

Lebih terperinci

ELASTISITAS SILANG RUMUS :

ELASTISITAS SILANG RUMUS : ELASTISITAS SILANG TUJUAN Untuk menentukan jumlah permintaan barang terhadap perubahan pendapatan. Untuk menentukan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga barang lain. Untuk menentukan jumlah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Winda Ayu Wulandari *), Tavi Supriana **), dan M. Jufri **) *) Alumini Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Lebih terperinci

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1 TEORI KEPUASAN Modul ke: 7 Perubahan Fakultas FEB Program Studi Manajemen S-1 KONSUMEN garis anggaran dengan asumsi harga barang dan tetap, akan mempengaruhi titik-titik keseimbangan konsumen pada berbagai

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN 19 3 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Perdagangan Internasional Pola perdagangan antar negara disebabkan oleh perbedaan bawaan faktor (factor endowment), dimana suatu negara akan mengekspor

Lebih terperinci

A. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN

A. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PENAWARAN K-13 Kelas X ekonomi ELASTISITAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami jenis elastisitas yang terjadi pada suatu komoditas akibat faktor yang memengaruhinya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak Goreng Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI. : Analisis Permintaan Konsumsi Sayuran di Jawa Tengah

PROPOSAL SKRIPSI. : Analisis Permintaan Konsumsi Sayuran di Jawa Tengah PROPOSAL SKRIPSI Nama : Anindita Ardha Pradibtia Kelas : 4 SE 1 NIM : 09.5878 Judul Proposal : Analisis Permintaan Konsumsi Sayuran di Jawa Tengah Dosen Pembimbing : Dr. Hamonangan Ritonga M.Sc. LATAR

Lebih terperinci

01 ELASTISITAS PERMINTAAN (Dua Variabel Bebas) Elastisitas

01 ELASTISITAS PERMINTAAN (Dua Variabel Bebas) Elastisitas 01 ELASTISITAS PERMINTAAN (Dua Variabel Bebas) Elastisitas Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. atau Elastisitas adalah tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perumnas Banyumanik merupakan salah satu perumahan yang dibangun oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perumnas Banyumanik merupakan salah satu perumahan yang dibangun oleh 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Perumnas Banyumanik merupakan salah satu perumahan yang dibangun oleh Perum Perumnas pada Tahun 1979 dengan luas 96,659 ha. Lokasi ini

Lebih terperinci

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS: 3201023 ht tp :/ /w w w.b p s. go.i d Pola Pengeluaran dan Konsumsi

Lebih terperinci

ELASTISITAS (Elasticity)

ELASTISITAS (Elasticity) ELASTISITAS () PowerPoint Slides by Education University of Indonesia Dilaksanakan Pada Kegiatan Pendidikan dan Latihan Guru Ekonomi Tingkat Nasional 4 dan 5 September 2007 2007 Laboratorium Ekonomi &

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI KOTA SEMARANG

ANALISIS PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI KOTA SEMARANG Diterima : November 2016 Disetujui : Januari 2017 Dipublikasikan : April 2017 ANALISIS PERMINTAAN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L) DI KOTA SEMARANG Shofiatun, Dewi Hastuti, Rossi Prabowo Fakultas

Lebih terperinci

Konsep Elastis. Meet -6 Hariyatno

Konsep Elastis. Meet -6 Hariyatno Konsep Elastis Meet -6 Hariyatno reat By HRY 6 Okt 211 1 Elastisita permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d

ANALISA PERMINTAAN. P(x) Individu 1 P(x) Individu 2 P(x) Individu Dx = d1 + d ANALISA PERMINTAAN I. Pengertian : 1. Permintaan Efektif Permintaan yang didukung oleh daya beli (Purchasing Power). 2. Permintaan Absolut Permintaan yang didasarkan pada keinginan belaka. II. Permintaan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: APLIKASI SISTEM PERSAMAAN SEEMINGLY UNRELATED REGRESSIONS PADA MODEL PERMINTAAN PANGAN Kim Budiwinarto 1 1 Progdi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta Abstrak Fenomena ekonomi yang kompleks

Lebih terperinci

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan

ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN. Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS SENSITIVITAS / ELASTISITAS KURVA PERMINTAAN Teori dan Elastisitas Permintaan ANALISIS PERMINTAAN DAN ELASTISITAS PASAR Permintaan yang secara relatif stabil memungkinkan operasi produksi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA. Theresia Wediana Pasaribu Murni Daulay

ANALISIS PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA. Theresia Wediana Pasaribu Murni Daulay ANALISIS PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA Theresia Wediana Pasaribu Murni Daulay Abstract This research has a purpose to know the development of import demand of shallot in Indonesia and what

Lebih terperinci

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS

PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN ELASTISITAS A. PERMINTAAN Permintaan adalah Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga dan pada waktu tertentu. Didalam permintaan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 04FEB. Elastisitas permintaan dan penawaran. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1

Pengantar ekonomi mikro. Modul ke: 04FEB. Elastisitas permintaan dan penawaran. Fakultas. Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1 Pengantar ekonomi mikro Modul ke: Elastisitas permintaan dan penawaran Fakultas 04FEB Erwin Nasution S,E MM. Program Studi MANAJEMEN S1 PENDAHULUAN Template Modul Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Cabai Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Umum Cabai Merah Cabai merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang sangat terkenal di Indonesia bahkan hampir seluruh negara di dunia mengenal cabai merah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Permintaan Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan pada kebutuhan saja atau sering disebut dengan permintaan

Lebih terperinci

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN

PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN PRINSIP EKONOMI DALAM PERTANIAN 1. Permintaan dan penawaran 2. biaya, produksi, dan keuntungan TIK : Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan prinsip ekonomi yang diterapkan dalam kegiatan pertanian PERMINTAAN

Lebih terperinci

PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMAND FOR BEEF IN THE PROVINCE OF YOGYAKARTA

PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMAND FOR BEEF IN THE PROVINCE OF YOGYAKARTA Agros Vol.16 No., Juli 014: 44-450 ISSN 1411-017 ABSTRACT PERMINTAAN DAGING SAPI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DEMAND FOR BEEF IN THE PROVINCE OF YOGYAKARTA Sulistiya 1 Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta dengan ditandai oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang meningkat dan stabilitas ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari kawasan Amerika Selatan dan Tengah. Tanaman cabai yang dicakup disini adalah cabai merah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan

III. METODE PENELITIAN. Semangka merah tanpa biji adalah salah satu buah tropik yang diproduksi dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup seluruh pengertian yang digunakan untuk keperluan analisis dan menjawab tujuan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN.. Tinjauan Pustaka Hingga saat ini, cabai masih tergolong primadona hortikultura. Cabai merupakan terna tahunan yang

Lebih terperinci

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA

PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA EPP. Vol.5.No.2.2008:28-33 28 PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SAMARINDA (Soybean Demand at Samarinda City) Elvina Rohana dan Nella Naomi Duakaju Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan: Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN C3 B1 C1 D2 E1 A3 D1 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1 Keterangan: A. Pupuk N, P dan K (200 kg/ha Urea + 450 kg/ha ZA + 150 kg/ha SP-36 + 150 kg/ha KCl) B. 1,5 ton/ha Pupuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Factors which affecting the demand of beef in Special Region of Yogyakarta Anisa Haryati / 20130220035 Ir. Lestari Rahayu,

Lebih terperinci