BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka merupakan hasil penelaahan terhadap sumber-sumber yang diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan berfikir untuk menganalis permasalahan yang telah dirumuskan. Mengenai penulisan tentang penelitian ini, penulis mencoba menggali dari sumber-sumber literatur seperti buku-buku dan sumber internet yang dianggap relevan dengan permasalahan yang akan dikaji, yaitu mengenai Peranan Mori Arinori dalam Modernisasi Pendidikan di Jepang pada masa Meiji. Tinjauan pustaka ini terbagi ke dalam dua sub bab. Bagian pertama yaitu pengkajian terhadap literatur yang membahas sejarah Jepang pada masa Meiji. Literatur ini membahas secara keseluruhan kronologis Sejarah Jepang pada masa Pemerintahan Meiji yaitu tinjauan sosial, politik. dan ekonomi yang berhubungan dengan Pendidikan. Bagian kedua, yaitu pengkajian terhadap literatur-literatur yang secara khusus membahas mengenai pemikiran dan kebijakan Mori Arinori dalam bidang pendidikan. 12

2 Penelitian-penelitian yang mengkaji mengenai kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan pada masa pemerintahan Meiji. Berdasarkan pembagian di atas, ada beberapa sumber yang mengkaji mengenai kondisi sosial, politik dan ekonomi yang berhubungan dengan pendidikan pada masa pemerintahan Meiji diantaranya yaitu buku yang ditulis oleh Kenneth B.Pyle yang berjudul Generasi Baru Zaman Meiji (Pergolakan mencari Identitas Nasional ) (1988). Buku yang ditulis oleh Kenneth B Pyle ini membahas secara umum mengenai kondisi masyarakat Jepang ketika Restorasi Meiji. Pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan pengaruh kebudayaan Barat terhadap masyarakat Jepang. Kenneth memaparkan bahwa banyak sekali permasalahan yang terjadi ketika masa Meiji. Ketika masyarakat Jepang mulai menyerap dan meniru budaya Barat. Terutama bagi generasi yang mengalami transformasi atau perubahan dari zaman feodal menuju suatu negara yang modern. Kenneth menjelaskan bahwa dalam pikiran generasi muda Jepang, timbul suatu perbedaan yang radikal antara tradisional dan modern, juga antara Jepang dengan Barat. Hal tersebut berpengaruh terhadap hubungan generasi baru dan generasi lama dalam konteks sejarah intelektual Jepang pada masa Meiji yang dibahas dalam buku ini. Dengan adanya suatu perubahan, generasi baru yang muncul dalam tahun 1880 an, ingin memperlihatkan bahwa Jepang mengikuti suatu proses menuju kemajuan sosial seperti yang dialami negara-negara Barat yang telah maju (Pyle, 1988 :28).

3 14 Meskipun pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan terhadap bagaimana pergolakan yang dialami masyarakat Jepang dalam proses perubahan menjadi sebuah masyarakat yang modern, seperti dalam bidang sosial dan politik, tetapi dibahas pula mengenai kondisi pendidikan yang mengalami perubahan dari sistem tradisional menuju sistem yang pendidikan modern. Dijelaskan bahwa sekolah-sekolah baru banyak didirikan, terutama sekolah swasta yang meniru sistem pendidikan Barat. Kenneth menjelaskan bahwa terhapusnya pemerintahan Tokugawa dengan hakikat pendidikannya menanamkan suatu moralitas Konfusius berubah menjadi lebih kepada pemberian latihan dan teknik kejuruan (Pyle, 1988 :45). Pembahasan dalam buku ini sangat terkait dengan masalah yang penulis kaji mengenai bagaimana kondisi pendidikan di Jepang pada masa Meiji. Buku kedua yang dijadikan sumber adalah Pengalaman Jepang yang ditulis oleh W.G Beasley (2003). Dalam buku ini dibahas secara kronologis mengenai keseluruhan sejarah Jepang dari zaman klasik sampai dengan zaman modern. Berawal dari sejarah terbentuknya negara Jepang sampai dengan Jepang modern yang dimulai pada masa Meiji sampai dengan abad ke-20. Beberapa bagian buku ini membahas mengenai masa pemerintahan Meiji, terutama mengenai kondisi politik, sosial, budaya dan ekonomi. Dijelaskan pada masa pemerintahan Meiji, Jepang mulai melakukan hubungan dalam berbagai bidang dengan negara-negara Barat. Di bidang politik pemerintahan Meiji mulai membentuk birokrasi yang kuat, kekuasaan negara yang terpusat bahkan dibentuknya partai-partai politik.

4 15 Terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat Jepang pada masa pemerintahan Meiji, cukup merugikan beberapa golongan masyarakat yang terbentuk pada zaman feodal. Salah satunya yaitu golongan Samurai. Adanya perubahan sosial tersebut membuat sebagian besar dari mereka terabaikan pada awal pemerintahan Meiji. Dapat dikatakan bahwa kondisi sosial masyarakat Jepang pada awal pemerintahan Meiji belum stabil. Kondisi yang sama pun terjadi dalam bidang ekonomi. Meskipun modernisasi perekonomian Jepang mulai tumbuh, tetapi inflasi yang terjadi membuat tekanan yang cukup berat terhadap pemerintahan yang sedang mengalami modernisasi tersebut. Beberapa usaha yang dilakukan oleh pemerintahan Meiji dalam bidang pendidikan yaitu mengirimkan para pemuda Jepang untuk belajar ke luar negeri dan juga banyak guru dari luar negeri yang mengajar di Jepang. Kebijakan tersebut dilakukan oleh pemerintahan Meiji dalam upaya melakukan modernisasi sistem pendidikannya. Jepang ingin menjadikan negaranya sebagai negara yang modern, karena pada saat itu bagi sebagian besar orang Jepang setelah pertengahan periode Meiji modernitas merupakan sesuatu yang sangat diprioritaskan. Modernitas yang mereka bayangkan pada saat itu adalah sebuah perilaku dan ide yang berkaitan dengan Barat (Beasley, 2003 : 293). Beasley dalam bukunya ini tidak terlalu rinci membahas mengenai kondisi dan perkembangan pendidikan di Jepang pada masa pemerintahan Meiji. Padahal dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam perubahan sosial masyarakat Jepang pada saat

5 16 itu. Tetapi mengenai uraian dalam buku ini dapat memberikan gambaran kepada penulis bagaimana kondisi masyarakat Jepang dan perubahannya dalam modernisasi pada masa Meiji. Buku ketiga yang dijadikan sebagai sumber adalah Gokumon no Susume yang ditulis oleh Fukuzawa Yukichi dan diterjemahkan oleh Dr Arifin Bey dengan judul Jepang diantara Feodalisme dan Modernisme (1985). Dalam buku ini dipaparkan mengenai bagaimana kondisi pendidikan Jepang ketika zaman Meiji. Buku ini merupakan salah satu sumber primer bagi penulis, karena sangat berhubungan sekali dengan permasalahan yang akan dikaji, salah satunya yaitu mengenai kondisi pendidikan di Jepang dan seperti apa peranan tokoh-tokoh yang berperan dalam bidang pendidikan pada masa Meiji. Fukuzawa merupakan salah satu tokoh yang sangat berperan dalam upaya memajukan pendidikan di Jepang. Uraian dalam bukunya tersebut dapat dikatakan merupakan landasan bagi munculnya ide-ide perubahan kearah kehidupan yang lebih maju dan modern bagi bangsa Jepang. Menurutnya kondisi masyarakat Jepang pada pada saat itu merupakan masyarakat yang masih berpikir irrasional, percaya takhayul dan masih terbelakang dari segi ilmu pengetahuan. Mereka tidak mempunyai semangat kemandirian, inisiatif dan tanggung jawab. Dengan keadaan masyarakat Jepang yang seperti itu akan memudahkan penguasaan oleh pihak lain. Padahal menurutnya negara akan dianggap merdeka jika rakyatnya mempunyai kemerdekaan abadi.

6 17 Fukuzawa dalam bukunya ini lebih menitikberatkan pentingnya menuntut ilmu bagi bangsa Jepang dengan tidak membeda-bedakan kelas dan jenis kelamin sesseorang. Pemikirannya ini telah menumbuhkan suatu kepercayaan dari pihak pemerintah. mereka menyadari bahwa ilmu pengetahuan dari Barat dan semangat untuk merdeka dapat membebaskan Jepang dari kebodohan. Fukuzawa berpendapat bahwa semua manusia itu duduk sama rendah dan tegak sama tinggi. Setiap manusia pun mempunyai hak hidup bebas dan merdeka tanpa dilihat dari status dan keturunan (Yukichi, 1985 : 35). Ide-idenya dalam buku ini telah membuka pikiran bangsa Jepang untuk memiliki peradaban yang sama dengan bangsa-bangsa Barat yang sudah dianggap maju. Menurut Fukuzawa, seandainya bangsa Jepang berusaha untuk menuntut ilmu dengan semangat yang tinggi dan berusaha memenangkan kemerdekaan pribadi, maka dapat memperkaya dan memperkuat bangsanya sendiri. Karena dengan begitu bangsa Jepang akan berhasil merebut kebebasan dan kemerdekaan bangsa, apabila telah mencapai kemerdekaan pribadi (Yukichi, 1985 : 45). Kemerdekaan pribadi yang diserukan oleh Fukuzawa Yukichi telah membentuk orang-orang Jepang yang berpendidikan mandiri dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Buku keempat yang dijadikan sumber adalah Jepang Jempol karya Ezra Vogel (1982). Buku ini memaparkan mengenai faktor-faktor kesuksesan Jepang dalam hampir semua bidang dengan negara-negara Barat. Disebutkan Jepang berusaha bangkit dari kekalahan dalam Perang Dunia II dan berusaha membuat

7 18 perubahan-perubahan dalam masyarakatnya. Pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan pada kesuksesan Jepang dalam menerima tantangan dari luar. Organisasi kelompok masyarakat Jepang yang terstruktur memainkan peranan yang sangat penting dan masih digunakan masyarakat Jepang sampai sekarang, dimana setiap individu-individu dalam masyarakat memilki solidaritas yang kuat terhadap kelompoknya. Meskipun lebih banyak dipaparkan mengenai organisasi kelompok masyarakat Jepang dan peranannya dalam mewujudkan sebuah bangsa Jepang yang sukses. Tetapi ada beberapa bagian dalam buku ini yang membahas mengenai kondisi pendidikan pada masa Meiji yang ternyata berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat Jepang sampai saat ini. Menurut Vogel ketika permulaan zaman Meiji, pemerintahan Jepang telah mengirimkan utusan-utusan keluar negeri untuk mempelajari ilmu pengetahuan dari Barat. Hal tersebut bertujuan untuk mempelajari sistem pemerintahan dan masyarakat Barat. Yaitu dalam upaya mempersiapkan pemerintahan Jepang menuju sebuah negara modern baik itu dalam bidang konstitusi, militer, industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang efektif bagi kemajuan bangsa Jepang. Pembaharuan yang terjadi secara teratur oleh pemerintahan telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat Jepang seperti dalam bidang pemerintahan, ekonomi. agama. Bahkan pendidikan yang merupakan aspek paling penting dalam perubahan suatu masyarakat. Jepang pada masa Meiji berusaha bangkit

8 19 dalam memajukan bangsanya agar dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya. Buku ini cukup memberikan gambaran pada penulis mengenai bagaimana kebudayaan Jepang, salah satunya yaitu semangat Bushido yang sudah ada sejak masa Tokugawa bahkan diperkuat lagi pada masa Meiji, maupun organisasi masyarakat Jepang yang sangat erat dan cukup berperan dalam memajukan Jepang sehingga menjadi bangsa yang terbilang sukses. Buku kelima yang dijadikan sebagai sumber adalah Langkah-langkah awal Modernisasi Jepang yang ditulis oleh Yeti Nurhayati (1987). Dalam buku ini dipaparkan mengenai sejarah perkembangan negara Jepang, dari mulai Jepang kuno sampai dengan Jepang modern. Salah satu bagian dalam buku ini membahas mengenai alasan bangsa Jepang pada masa Tokugawa melakukan politik Isolasi yang nantinya akan berdampak terhadap modernisasi Jepang yang diawali dengan adanya Restorasi Meiji. dalam bukunya ini Yeti menjelaskan bahwa pada masa Tokugawa tantangan yang paling besar adalah menghadapi kebudayaan asing. Salah satunya yaitu ajaran Kristen yang dianggap berlawanan dengan kebudayaan bangsa Jepang. Permasalahan tersebut membuat pemerintahan Tokugawa dilema. Disisi lain hubungan perdagangan dengan bangsa asing sangat menguntungkan, tetapi di sisi lain kebudayaan asing dan agama Kristen yang masuk bersamaaan dengan adanya hubungan dagang tersebut bertentangan dengan kebudayaan Jepang. Sehingga pada akhirnya pemerintahan Tokugawa memilih untuk mempertahankan kebudayaan

9 20 Jepang dengan cara melarang agama Kristen dan menutup diri dengan dunia luar yang kita kenal dengan Politik Isolasi. Bangsa Jepang pada masa pemerintahan Tokugawa didesak oleh negaranegara lain yang untuk mengakhiri politik Isolasinya. Pemerintahan Tokugawa pun didesak untuk mengembalikan kekuasaan kepada kaisar dan dimulailah Restorasi Meiji yang dianggap sebagai awal modernisasi bangsa Jepang. Pada masa pemerintahan Meiji inilah dimulai modernisasi dalam berbagai bidang. Dengan cara mencontoh dan belajar dari Barat, pemerintahan Meiji berupaya untuk mengubah Jepang yang menggunakan sisrem feodal menjadi sebuah negara yang modern. Pemerintahan Meiji tidak saja memprioritaskan modernisasi dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi dan juga dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam praktiknya, tidak semua proses modernisasi dapat berjalan dengan baik, karena sisa kehidupan feodal masih sulit dihapuskan pada awal pemerintahan Meiji. Meskipun kondisi politik Jepang pada masa awal pemerintahan Meiji cukup jelas dipaparkan dalam buku ini, tetapi pemaparan mengenai kondisi sosial, ekonomi dan pendidikan pada masa pemerintahan Meiji tidak terlalu lengkap dibahas dalam buku ini. Padahal Perubahan kondisi sosial dari masyarakat feodal menjadi sebuah masyarakat yang modern berpengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi dan pendidikan pada masa pemerintahan Meiji. Pemaparan dalam buku Langkah-langkah awal modernisasi Jepang ini sangat berkaitan dengan

10 21 permasalahan yang penulis kaji yaitu mengenai bagaimana pengaruh modernisasi terhadap masyarakat Jepang dan aspek-aspek apa saja yang mengalami modernisasi. Buku keenam yang dijadikan sumber adalah Jepang Dulu dan Sekarang yang ditulis oleh Taro Sakamoto (1982). Buku ini memaparkan mengenai kronologis sejarah Jepang. Dimulai dari sejarah Jepang kuno sampai dengan Jepang modern. Salah satu bagian dalam buku membahas mengenai pembangunan Jepang sebagai negara modern yang berawal dari Restorasi Meiji sampai dengan perkembangan Jepang setelah Perang Dunia ke-ii. Dalam proses menjadi sebuah negara modern, pemerintahan Meiji ingin mengubah sistem yang lama dengan sistem modern yang meniru Barat. Sistem ekonomi baru dibentuk, salah satunya yaitu dengan mendirikan badan keuangan dan mempergunakan Yen sebagai mata uang Jepang. Selain itu pemerintahan Meiji berusaha memajukan industri dan dan memperbaiki hubungan dan angkutan melalui sistem pos modern (Taro Sakamoto, 1982 : 49). Pemerintahan Meiji melakukan pembaharuan dalam bidang politik, salah satunya dengan menetapkan Undang-undang Dasar baru dan menetapkan kebijaksanaan kontinental. Selain itu pemerintahan Meiji meningkatkan hubungan kerja sama internasional mereka dengan negara-negara Barat. Sedangkan dalam bidang pendidikan, diadakan program pemerataan pendidikan dan banyak sekolahsekolah baru yang didirikan. Sekolah-sekolah ini didirikan berdasarkan gaya Barat, dan diatur agar setiap rakyat Jepang dan merasakan pendidikan tanpa dibedakan status sosialnya. Meskipun buku ini cukup kronologis membahas mengenai sejarah

11 22 perkembangan Jepang, bahkan lengkap dengan periodesasinya, tetapi hanya secara umum saja dipaparkan mengenai sejarah Jepang pada masa pemerintahan Meiji. Tetapi kondisi politik, sosial, ekonomi dan pendidikan Jepang pada masa Meiji hanya sedikit sekali dibahas didalam buku ini. Padahal perkembangan Jepang pada masa Meiji merupakan awal dari sejarah modern Jepang. Meskipun begitu pembahasan mengenai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang dibahas dalam buku ini cukup memberikan gambaran kepada penulis mengenai bagaimana pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap kondisi pendidikan di Jepang pada masa Meiji, yang merupakan salah satu permasalahan yang akan dikaji oleh penulis Literatur-literatur yang secara khusus membahas mengenai pemikiran dan kebijakan Mori Arinori dalam bidang pendidikan. Buku kesatu yang dijadikan sumber adalah Belajar dari Jepang : Manusia dan masyarakat Jepang dalam Perjoangan hidup yang ditulis oleh Sayidiman Suryohadiprojo (1987). Buku ini dapat dikatakan sebagai sumber primer bagi penulis, karena beberapa bagian dalam buku ini memaparkan mengenai sejarah pendidikan Jepang dari masa Tokugawa sampai dengan pasca Perang Dunia ke II. Disebutkan bahwa pendidikan merupakan sarana perkembangan yang sangat penting bagi masyarakat Jepang dalam modernisasi terutama ketika masa Meiji. Buku ini menjelaskan sekilas mengenai letak geografis Jepang dan pengaruhnya, serta latar

12 23 belakang sejarah Jepang. Salah satu bagian dari buku ini membahas bagaimana upaya bangsa Jepang dalam modernisasi yang diawali dengan Restorasi Meiji. Ada beberapa langkah penting yang dilakukan oleh pemerintahan Meiji dalam modernisasi tersebut, salah satunya yaitu diadakan pendidikan wajib dan bebas bagi seluruh rakyat Jepang. Selain itu dibukanya berbagai macam jenis dan tingkatan sekolah, dari mulai tingkat dasar sampai dengan tingkat universitas. Dikatakan bahwa pendidikan sangat berpengaruh besar terhadap perubahan Jepang yang ingin menjadi sebuah negara modern (Sayidiman, 1987 : 29). Pendidikan berpengaruh sekali dalam bidang ekonomi, karena dengan pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia Jepang yang cakap untuk proses produksi dalam jumlah besar dan bagi pertumbuhan industri di Jepang. Meskipun sistem pendidikan modern Jepang dimulai dari masa Meiji, tetapi pada masa Tokugawa pun ternyata sudah ada lembaga-lembaga pendidikan. Salah satunya yaitu sekolah yang diadakan di kuil-kuil Budha, yang disebut dengan Terakoya. Dalam sekolah tersebut biasanya ada 30 orang murid dengan satu orang guru. Guru ini biasanya hanya mengajarkan membaca, menulis, berhitung dan pendidikan budi pekerti (Sayidiman, 1987 : 211). Pada saat Restorasi Meiji lembagalembaga pendidikan diperbaharui. Hal ini dilakukan untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan negara Barat. Pembaharuan tersebut meliputi penyelenggaraan wajib belajar untuk rakyat Jepang selama 4 tahun.

13 24 Penyelenggaraan program ini banyak kesulitan yang dialami pemerintahan Meiji, seperti adanya kesulitan biaya dan kurangnya kesadaran rakyat Jepang akan arti pendidikan pada awal pemerintahan Meiji. Pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, sehingga secara bertahap program tersebut dapat terealisasi dengan baik. Bahkan pada tahun 1907, seiring dengan berkembangnya pendidikan, program wajib belajar untuk rakyat Jepang ditambah menjadi 6 tahun. Meskipun buku ini membahas mengenai awal modernisasi Jepang dan sejarah pendidikan di Jepang pada masa Meiji, tetapi secara umum lebih menitikberatkan pembahasan mengenai perkembangan aspek politik dalam dan luar negeri, keadaan sosial dan pertahanan negara Jepang setelah Perang Dunia ke II. Buku kedua yang dijadikan sumber oleh penulis adalah Society and Education In Japan yang ditulis oleh Herbert Passin (1965). Dalam buku ini dipaparkan bagimana kondisi masyarakat dan pendidikan pada awal pemerintahan Meiji. Pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan mengenai bagaimana perubahan-perubahan yang dialami masyarakat Jepang dalam berbagai aspek kehidupan dan pengaruhnya, terutama dalam bidang pendidikan. Dibahas pula mengenai permasalahan dan pertentangan antara masayarakat yang menyetujui adanya modernisasi dan masyarakat yang menolak adanya modernisasi pada masa Meiji. Pendidikan pun menjadi salah satu aspek yang mengalami permasalahan. Disatu sisi banyak golongan cendikiawan, dalam hal ini tokoh-tokoh pendidikan yang

14 25 masih menginginkan sistem pendidikan yang mengacu pada nilai-nilai Confusianisme, disisi lain golongan cendikiawan yang menginginkan sistem modern yang mengacu pada nilai-nilai Barat. Herbert dalam bukunya ini membahas mengenai tokoh pendidikan Mori Arinori yang sangat berperan dalam bidang pendidikan pada masa Meiji. Dipaparkan bagaimana pemikiran-pemikiran Mori Arinori tentang suatu sistem pendidikan modern yang dipengaruhi oleh Barat. Adanya persamaan pemikiran Mori Arinori dengan Ito Hirobumi yang pada saat itu merupakan pemimpin kabinet mengenai suatu konsep pendidikan, menjadikan Mori Arinori diangkat sebagai menteri pendidikan Jepang yang pertama. Menurut Herbert, Mori Arinori merupakan salah satu tokoh pendidikan yang kontroversial. Seperti yang diungkapkannya : The most controversial aspect of Mori s historical reputation is his Nationalism. (Passin, 1965 :88). (Aspek yang paling kontroversial dari Mori adalah Nasionalisme nya). Hal tersebut menurut Herbert, berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan yang diambilnya ketika Mori menjadi menteri pendidikan. Dalam upayanya mengubah sistem pendidikan di Jepang, Mori banyak sekali menghadapi hambatan salah satunya dari golongan konservatif. Tetapi meskipun begitu Mori tetap berusaha memperjuangkan ide-idenya yang bertujuan untuk memajukan bangsa Jepang agar dapat mengejar ketinggalannya dengan negaranegara Barat yang dianggapnya sudah maju. Pemaparan dalam buku ini dapat memberikan gambaran kepada penulis, karena sangat berkaitan sekali dengan

15 26 permasalahan yang dikaji yaitu mengenai peranan Mori Arinori dalam bidang pendidikan di Jepang. Buku ketiga yang yang dijadikan sumber oleh penulis adalah Mori Arinori yang ditulis oleh Ivan Parker Hall (1973). Buku ini merupakan Biografi dari Mori Arinori, yang didalamnya dipaparkan secara khusus mengenai Mori Arinori. Pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan bagaimana latarbelakang kehidupan Mori Arinori dan bagaimana pemikiran-pemikiran Barat mempengaruhi pemikirannya, terutama dalam bidang pendidikan. Parker dengan cukup jelas membahas kehidupan Mori yang pada awalnya merupakan keturunan keluarga samurai dari Satsuma yang pada akhirnya menjadi menteri pendidikan dan cukup berpengaruh di Jepang pada masa Meiji. Menurut Parker, pada awalnya Mori merupakan seorang diplomat, tetapi ketika menjadi diplomat dia lebih tertarik pada bidang pendidikan dan lebih banyak mempelajari sistem-sistem pendidikan Barat ketika dia diutus oleh pemerintahan Meiji untuk belajar di luar negeri. Pada akhirnya Mori pun diangkat sebagai menteri pendidikan oleh Ito Hirobumi yang merupakan pemimpin kabinet pada masa Meiji. Mori banyak menyumbangkan ide-ide nya dalam upaya mengubah sistem pendidikan di Jepang. Salah satunya pembentukan Meirokusha, merupakan kumpulan-kumpulan kaum intelektual yang secara khusus membahas mengenai Pendidikan Barat. Pemaparan dalam buku ini dapat memberikan gambaran kepada penulis mengenai

16 27 seperti apa pemikiran dan peranan Mori Arinori dalam bidang pendidikan di Jepang pada masa Meiji. Buku keempat yang dijadikan sumber adalah Mengenal Jepang yang ditulis oleh Ajip Rosidi (1981). Buku ini membahas secara umum mengenai negara Jepang, dari mulai letak geografis, sejarah, aspek kehidupan masyarakat dan bahkan kebudayaan bangsa Jepang. Ada beberapa bagian dalam buku ini yang membahas mengenai Restorasi Meiji. Dijelaskan bahwa pada masa Meiji dalam usahanya untuk mengubah Jepang menjadi sebuah negara yang modern, khususnya dalam bidang politik. Banyak tokoh intelektual Jepang yang dikirim keluar negeri untuk mempelajari konstitusi Barat. Salah satunya yaitu Ito Hirobumi, dia banyak mempelajari konstitusi negara-negara Eropa dan Amerika, dan akhirnya menemukan contoh konstitusi yang dianggap cocok untuk pemerintahan Meiji, yaitu konstitusi bergaya Prusia Jerman (Rosidi, 1981 : 18). Pemerintahan dibedakan menjadi beberapa lembaga, yaitu lembaga eksekutif, legislatif dan lembaga pengadilan yang masing-masing berdiri sendiri. Di dalam konstitusi pemerintahan Meiji, kaisar dianggap sebagai keturunan dewa matahari, serta memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi dan mutlak (Rosidi, 1981 : 22). Reformasi pendidikan pun dilakukan, banyak sekolah didirikan dengan meniru sistem pendidikan Barat. Sistem pendidikan baru ditetapkan pada masa pemerintahan Meiji. Berdasarkan sistem tersebut, pendidikan formal terbagi menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama yaitu sekolah dasar, kemudian sekolah menengah dan

17 28 perguruan tinggi. Pada tahun 1886 pemerintahan menetapkan program wajib belajar bagi seluruh rakyat Jepang, yaitu pada tingkat sekolah dasar selama 4 tahun. Adanya perkembangan pendidikan yang cukup baik pada masa Meiji membuat pemerintahan Jepang menambah program wajib belajar menjadi 6 tahun (Ajip Rosidi, 1981 :73). Sejalan dengan berkembangnya pendidikan pada masa Meiji, banyak buku-buku Barat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Sehingga hal ini mempermudah mempelajari pemikiran dan pengetahuan Barat. Buku yang berjudul Mengenal Jepang ini merupakan salah satu buku yang memberikan gambaran kepada penulis mengenai bagaimana kebudayaan bangsa Jepang dan pengaruhnya terhadap pola hidup mereka. Hal ini berkaitan dan berpengaruh terhadap kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa Jepang, terutama kemajuan dalam bidang pendidikan pada masa Meiji sampai saat ini. Buku ke kelima yang dijadikan sumber adalah Pendidikan dan kualitas manusia di Jepang yang ditulis oleh William K. Cummings (1984). Dalam buku ini dibahas mengenai perubahan-perubahan sistem pendidikan di Jepang berdasarkan perkembangan pendidikan di negara tersebut. Cummings dalam bukunya ini menjelaskan seperti apa kondisi pendidikan sesudah Perang Dunia ke-ii, serta membahas mengenai bagaimana kehidupan guru dan dedikasi mereka dalam dunia pendidikan di Jepang. Selain itu di bahas pula mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap pendidikan, yang mengarahkan sekolah-sekolah di Jepang untuk memajukan prestasi siswa-siswa mereka.

18 29 Meskipun lebih banyak dipaparkan mengenai kondisi pendidikan setelah Perang Dunia ke-ii, namun ada salah satu bagian dari buku ini yang membahas mengenai kondisi pendidikan pada masa Meiji. Pemerintahan Meiji membuat kebijakan-kebijakan untuk membentuk suatu sistem pendidikan yang modern. Pada tahap awal pembentukan kebijakan tersebut, pemerintahan memandang pendidikan sebagai alat untuk melatih kesetiaan terhadap negara dan untuk melatih suatu golongan elite teknik (Cummings, 1984 : 21). Tetapi berkaitan dengan prinsip pendidikan tersebut, ada beberapa golongan dalam pemerintahan yang tidak setuju, sehinggga dibuatlah suatu kebijakan-kebijakan baru untuk mengganti prinsip dalam kebijakan pendidikan tersebut. Mori Arinori adalah salah satu tokoh pendidikan yang berperan dalam merumuskan kebijakan tersebut. Pada masa pemerintahan Meiji, Mori Arinori menjabat sebagai Menteri Pendidikan dari tahun Mori berusaha untuk merumuskan prinsip dasar dalam sistem pendidikan di Jepang. Prinsip dasar yang pertama Mori kemukakan adalah mengenai pendidikan spiritual, yaitu para pemuda Jepang diwajibkan untuk sekolah selama 4 tahun, dalam sekolah tersebut para siswa diajarkan keterampilan kognitif dasar dan azas-azas moral bangsa Jepang. Kedua adalah Integrasi bangsa, yang dimaksudkan untuk memperkuat persatuan dan kesetiaan terhadap negara. Ketiga adalah memilih golongan elit berdasarkan prestasi, dan yang keempat adalah pelatihan tenaga kerja dengan kecakapan teknis. Prinsip dasar dalam sistem yang dibuat Mori Arinori tersebut cukup efektif untuk mengembangkan moralitas bangsa,

19 30 melatih tenaga teknis dan juga memilih orang-orang elit yang berbakat (Cummings, 1984 : 49). Buku tersebut merupakan salah satu buku primer bagi penulis dikarenakan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai perkembangan pendidikan di Jepang. Cummings banyak menjelaskan bagaimana perkembangan sistem pendidikan pada masa Meiji dan seperti apa peranan tokoh-tokoh pendidikan seperti Mori Arinori dalam upayanya memodernisasi sistem pendidikan di Jepang ketika menjabat sebagai menteri pendidikan, hal ini sangat berkaitan sekali dengan permaslahan yang akan dikaji oleh penulis. Buku keenam yang dijadikan sumber dalam penulisan skripsi ini adalah Pergulatan Jepang dalam modernisasi pendidikan yang ditulis oleh Michio Nagai (1993). Dalam buku ini dipaparkan mengenai pengalaman Jepang dalam proses sejarah mengembangkan sebuah modernisasi terutama modernisasi dalam bidang pendidikan dan juga mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Meskipun pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan pada bagaimana sejarah perkembangan universitas-universitas yang ada di Jepang yang berawal dari masa Meiji, tetapi dibahas pula mengenai pendidikan di Jepang pada masa restorasi Meiji pada tahun 1868 sampai dengan Jepang setelah Perang Dunia ke-ii. Pada masa pemerintahan Meiji, pendidikan merupakan salah satu bidang yang sangat diutamakan, dikarenakan pendidikan merupakan salah cara untuk mengejar

20 31 keterbelakangan dan ketinggalan yang dialami Jepang dalam berbagai bidang dengan negara-negara Barat. Pada masa Meiji pula banyak para pemuda Jepang yang dikirim ke luar negeri untuk mengecap pendidikan barat yang dianggap sudah modern. Buku ini juga lebih banyak membahas mengenai sekolah tinggi atau universitas-universitas yang ada di Jepang teruama mengenai keunggulan dan kelemahannya, juga dibahas mengenai situasi pendidikan setelah Perang Dunia II. Sehingga buku ini mencakup dan memaparkan hampir satu abad mengenai sejarah Pendidikan yang ada di Jepang. Di dalam buku ini juga dibahas mengenai peranan tokoh-tokoh pendidikan yang berhasil memodernisasi sistem pendidikan di Jepang pada masa Meiji seperti Mori Arinori, Yukichi Fukuzawa dan lain-lain. Bahkan secara khusus Michio membahas mengenai peranan Mori Arinori dalam modernisasi sistem pendidikan di Jepang. Dengan sikapnya yang cenderung progresif, Mori dengan sistem pendidikan modernnya cukup berperan dalam memajukan bangsa Jepang. Terutama dalam bidang pendidikan yang berpengaruh terhadap kemajuan teknologi, sains, dan industri di Jepang. Ketika menjabat sebagai menteri pendidikan, Mori Arinori berpendapat bahwa suatu sistem yang subtansial mengenai pendidikan dasar, kejuruan dan pendidikan tinggi adalah prioritas yang harus dirumuskan (Nagai, 1993 : 31), sehingga hal tersebut mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambilnya dalam

21 32 sistem pendidikan di Jepang pada masa pemerintahan Meiji. Sistem pendidikan yang dirancang oleh Mori bertujuan agar Jepang dapat bersaing dengan negara-negara lainnya, untuk itu Mori berusaha untuk mencapai solidaritas bangsa dan meningkatkan kemampuan kecerdasan masyarakat Jepang melalui pendidikan (Nagai, 1993 : 218). Buku yang ditulis oleh Michio Nagai ini merupakan salah satu buku primer bagi penulis, dikarenakan beberapa bagian dari buku ini menjelaskan peranan Mori Arinori dan ide-ide pendidikannya dalam upaya memodernisasi sistem pendidikan di Jepang pada masa Meiji, yang sangat berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh penulis. Buku ketujuh yang dijadikan sumber adalah Pendidikan Sejarah di Indonesia yang ditulis oleh Rochiati Wiriaatmadja (2002). Didalam buku ini dibahas secara garis besar mengenai pendidikan Sejarah di Indonesia dalam berbagai perspektif, baik itu perspektif lokal, perspektif nasional maupun perspektif global. Meskipun pembahasan dalam buku ini lebih menitikberatkan pada bagaimana permasalahan-permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan sejarah di Indonesia, tetapi dalam salah satu bagian pembahasan mengenai Pendidikan Sejarah dalam perspektif global, beliau menjelaskan mengenai modernisasi pendidikan pada masa pemerintahan Meiji

22 33 Salah satu uraian dalam buku ini menjelaskan mengenai beberapa pandangan modernisasi pendidikan dan dampaknya terhadap kebijakan pendidikan di Jepang. Dijelaskan pula bahwa sebelum masa pemerintahan Meiji, sistem pendidikan yang ada yaitu sistem pendidikan tradisional. Salah satunya yaitu terakoya atau sekolahsekolah kuil, dinamakan demikian karena tempat belajarnya berada dikuil Budha. Dalam sekolah ini, para muridnya mendapat tiga pengajaran yang prioritaskan yaitu membaca, menulis dan berhitung. Rochiati dalam bukunya ini menjelaskan bagaimana pemerintahan Meiji mulai melakukan modernisasi dalam sistem pendidikannya yang tradisional. Dengan meniru sistem pendidikan Barat yang dianggap modern, pemerintahan Meiji berusaha untuk mengubah sistem yang lama. Tetapi dalam upayanya melakukan perubahan dalam sistem pendidikan tersebut, masih banyak hambatan-hambatan yang dialami pemerintahan Meiji. Ternyata hambatan kultural merupakan salah satu hambatan yang dianggap paling serius. Hal ini dikarenakan pada umumnya masyarakat Jepang pada saat itu cenderung sulit menerima unsur dari luar terutama unsur-unsur yang berasal dari Barat. Buku ini juga membahas mengenai beberapa sistem pendidikan modern yang berasal dari Amerika serikat dan Eropa yang pernah diterapkan pemerintah Meiji untuk melakukan modernisasi dalam sistem pendidikan Jepang. Rochiati menjelaskan mengenai kebijakan-kebikan pendidikan yang dipengaruhi oleh westernisasi seperti pembaharuan gaya perancis : Gokusei, pembaharuan gaya Amerika : Kyoiku-rei,

23 34 pembaharuan gaya Prusia yang merupakan stabilitas dari sistem pendidikan pada masa Meiji. Sistem pendidikan prusia inilah yang digunakan oleh Mori Arinori dalam upayanya melakukan modernisasi sistem pendidikan Jepang pada masa pemerintahan Meiji. Mori Arinori yang menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pemerintahan Meiji, berusaha untuk meletakan dasar pendidikan yang menekankan pada kecakapan dan keterampilan ditingkat pendidikan menengah dan kejuruan, karena Mori berpendapat bahwa kebebasan dan rasionalisasi tinggi dihasilkan oleh tenaga Menengah yang cekatan dan tenaga profesional yang bermutu dalam bidang sipil dan militer (Rochiati, 2002 : 242). Buku tersebut merupakan salah satu sumber primer bagi penulis, karena dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana perkembangan sistem pendidikan yang telah digunakan oleh pemerintahan Meiji, serta bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah Meiji. pemerintahan Meiji berusaha mencari sistem pendidikan yang sesuai, dalam upayanya memodernisasi sistem pendidikan di Jepang, yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh penulis. Bila dikaitkan dengan permasalahan yang akan dikaji, dari kedua penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada penulis mengenai bagaimana kondisi pendidikan Jepang dan tokoh-tokoh yang berperan didalamnya termasuk tokoh pendidikan Mori Arinori.

BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG. Dibawah kekuasaan Tokugawa, Jepang mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme

BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG. Dibawah kekuasaan Tokugawa, Jepang mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG Dibawah kekuasaan Tokugawa, Jepang mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme di dalam sistem pendidikannya. Sistem pendidikan ini dapat bertahan kurang lebih selama

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang berangkat dari keterbelakangan, adalah salah satu negara yang menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan Jepang telah

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Jepang melakukan pembangunan pabrik-pabrik yang dikelola langsung

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Jepang melakukan pembangunan pabrik-pabrik yang dikelola langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dimulainya pemerintahan Meiji (1868-1912) negara Jepang terus mengadakan pembaharuan agar dapat sejajar dengan Negara Barat. Pemerintah menerapkan kebijakan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Proses modernisasi menjadi salah satu pemicu dari. perubahan sosial politik, baik di Jepang ( ) dan di Jawa

BAB VI KESIMPULAN. Proses modernisasi menjadi salah satu pemicu dari. perubahan sosial politik, baik di Jepang ( ) dan di Jawa BAB VI KESIMPULAN Proses modernisasi menjadi salah satu pemicu dari perubahan sosial politik, baik di Jepang (1957-1912) dan di Jawa (1908-1955). Perubahan sosial politik tersebut kemudian berhasil mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fani Nurlasmi Kusumah Dewi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ungkapan modernisasi sangat sulit didefinisikan karena mempunyai cakupan yang sangat luas dan selalu berganti mengikuti perkembangan zaman sehingga pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Di samping itu, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas hidup manusia, bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pendidikan di Jepang merupakan salah satu kunci keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pendidikan di Jepang merupakan salah satu kunci keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi pendidikan di Jepang merupakan salah satu kunci keberhasilan negara ini baik di bidang ekonomi, teknologi, dan industri. Awal pendidikan formal di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut, antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut, antara BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, baik skripsi maupun hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah : 178 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan di antaranya adalah : 1. Implementasi Otsus Papua di Kabupaten

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang

Lebih terperinci

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Masa Resesi Ekonomi Dunia Tahun 1973 dan Tahun 1978 ini, menggunakan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Masa Resesi Ekonomi Dunia Tahun 1973 dan Tahun 1978 ini, menggunakan BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengkajian skripsi yang berjudul Perkembangan Industri Jepang pada Masa Resesi Ekonomi Dunia Tahun 1973 dan Tahun 1978 ini, menggunakan beberapa sumber yang menunjang penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Kemajuan tersebut dipengaruhi

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-10 (02) Berdasarkan keragka teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai impliaksi kembijakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan Salah satu fungsi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shendy Ariftia, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shendy Ariftia, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa erat kaitannya dengan pembangunan dan kemajuan. Kemajuan tidak dapat dipisahkan dari kata pembangunan, karena untuk mencapai kemajuan

Lebih terperinci

POLITIK DAN PERUBAHAN SOSIAL

POLITIK DAN PERUBAHAN SOSIAL POLITIK DAN PERUBAHAN SOSIAL Mekanisme Perubahan Sosial Asumsi Perspektif Materialisme Perspektif Idealis Mekanisme Interaksional Sumber Struktural: Pemerintahan dan Korban Status Sumber Struktural: Elit

Lebih terperinci

KESINAMBuNGAN BUDAYA

KESINAMBuNGAN BUDAYA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBuNGAN BUDAYA Oleh Nurcholish Madjid Ketika Kaisar Hirohito meninggal, banyak orang membicarakan kedudukannya selaku lambang kontinuitas budaya Jepang selama ribuan tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk

BAB I PENDAHULUAN. di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan seorang misionaris asal Portugis bernama Fransiskus Xaverius di Kagoshima pada tahun 1549, menjadikan banyak warga Jepang memeluk agama Kristen dan jumlahnya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecenderungan prilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang anak masih mudah ditemukan. Berbagai kasus kriminal yang pernah terjadi tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan Jepang dan revolusi sangatlah besar, harapan-harapan yang ditimbulkan oleh revolusi tidaklah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benedict Anderson (2000) seorang Indonesianis yang diakui secara luas sebagai pakar sejarah Indonesia abad ke-20, mengungkapkan bahwa sejarah Indonesia adalah sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Ekonomi disuatu Negara memang sudah menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa ditinggalkan atau dikesampingkan karena pada hakikatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Sogo Shosha dalam Perkembangan Perekonomian Jepang Pasca Perang Dunia II (1952-. Kesimpulan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i) 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam 30 tahun terakhir, dunia menyaksikan bangkitnya Imperialisme ekonomi yang dilancarkan Negara-negara Barat, Negara-negara eks kolonialis, lewat apa yang disebut

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Periode abad ke-18 hingga abad ke-19 merupakan suatu periode yang memiliki peristiwa-peristiwa besar dan bersejarah di Eropa. Berbagai macam peristiwa itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-9 (01) Sejarah Lahirnya Teori Modernisasi lahir sebagai produk sejarah 3 peristiwa penting setelah masa perang dunia II, yaitu:

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi semakin menyuguhkan dinamika perubahan yang berkembang pesat. Perubahan yang terjadi bukan saja berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki posisi yang strategis untuk mengangkat kualitas, harkat, dan martabat setiap warga negara sebagai bangsa yang berharkat dan bermartabat.

Lebih terperinci

1 BAB I 2 PENDAHULUAN

1 BAB I 2 PENDAHULUAN 1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari temuan penelitian di lapangan dan didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas penguasaan tanah ulayat oleh negara sejak masa

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perubahan yang terjadi di Indonesia selama setengah abad ini sesungguhnya telah membawa masyarakat ke arah yang penuh dengan fragmentasi dan kohesi sekaligus (Abdullah,

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang melandasi penelitian ini dibuat, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan rakyat. Melalui Pemilihan Umum juga diyakini akan melahirkan wakil dan pemimpin yang dikehendaki rakyatnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan. produktif. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan. produktif. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat membawa kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai

Lebih terperinci