METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Devi Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Desa Sungai Ambangah Kecamatan Sungai Raya, dan Desa Pasak Piang Kecamatan Sungai Ambawang, terletak di Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling, yaitu dipilih langsung dua desa tersebut. Oleh karena itu, penelusuran data dan informasi mencakup kedua desa yang bersangkutan. Kemudian dari dua desa terpilih ditentukan secara sengaja petani yang tinggal di kawasan dan sekitar rawa lebak. Penelitian lapangan untuk memperoleh data dan informasi faktual sesuai dengan tujuan dan persoalan yang dikaji. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Oktober [a] [b] [c] Gambar 2 Peta lokasi penelitian: [a] Provinsi Kalimantan Barat, [b] Kabupaten Kubu Raya, [c] Kecamatan Sungai Raya, dan [d] Kecamatan Sungai Ambawang [d]
2 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dan disesuaikan dengan data yang dikumpulkan terdiri dari: (1) bahan kimia dan Munsell Soil Color Chart yang digunakan untuk analisis kimia dan fisik tanah; (2) wadah untuk sampel tanah berupa plastik; (3) bahan kuesioner untuk keperluan wawancara; dan (4) peta lokasi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dan disesuaikan dengan data yang dikumpulkan terdiri dari; bor tanah, ph meter, GPS, kompas, kamera seperangkat alat laboratorium untuk analisis tanah, dan alat tulis kantor. 3.3 Disain Penelitian Tahap awal dari penelitian ini dimulai dengan memotret secara menyeluruh dan komprehensif keadaan karakteristik rawa lebak dan persoalan berkenaan dengan masyarakat petani di sekitar rawa lebak, selanjutnya merumuskan atau mendisain model berdasarkan keadaan tersebut. Aspek utama yang menjadi fokus perhatian adalah mengidentifikasi dan memetakan interaksi antara petani dengan rawa lebak serta elemen-elemen kunci yang mempengaruhinya. Setelah melakukan identifikasi dan pemetaan interaksi kemudian dilanjutkan dengan identifikasi kebutuhan petani menurut skala prioritasnya (Storey, 1999). Kebutuhan diilustrasikan sebagai suatu hubungan yang saling terkait. Elemen-elemen kunci yang menjadi dasar pengelolaan diperoleh dengan mengidentifikasi dan memilah sejumlah faktor penting yang diperoleh secara parsial pada masing-masing dimensi penelitian yang dikaji. Selanjutnya elemen kunci yang diperoleh dikonfirmasikan kembali melalui diskusi bersama dengan pakar dan stakeholder terkait dalam bentuk expert meeting/focus group discussion. Dengan demikian maka proses dan mekanisme perumusan disain pengelolaan rawa lebak merupakan kesepakatan atau hasil bersama oleh seluruh stakeholder (Schonhuth dan Kievelitz, 1984). Disain penelitian pada Gambar 3 menunjukkan tahapan dan alur kegiatan yang dilakukan dalam penyelesaian studi ini. Dalam hal ini sasaran akhir yang ingin dicapai adalah disain model pengelolaan rawa lebak berbasis sumberdaya lokal untuk pengembangan usahatani secara berkalanjutan (tujuan umum penelitian). Untuk keperluan perumusan model, maka dilakukan pengkajian terhadap aspek biofisik, sosial ekonomi petani, kelembagaan, serta sarana dan
3 prasarana yang ada di kawasan rawa lebak. Pada masing-masing aspek kajian yang ditelaah dilakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan variabel dan parameter yang diukur. Data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara parsial dengan menggunakan berbagai instrumen dan alat analisis disesuaikan dengan substansi yang ditelaah/dikaji. Hasil analisis parsial dan fakta-fakta aktual lainnya yang diperoleh di lapangan kemudian disintesis (secara deskriptif) untuk dijadikan dasar penyusunan model sesuai dengan sasaran dan tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini tujuan penelitian 1, 2, 3, 4, dan 5 merupakan tujuan antara yang disintesis untuk menjawab tujuan penelitian 6 (sebagai tujuan umum penelitian). Secara rinci struktur tujuan, metode, variabel analisis, dan keluaran penelitian dapat dilihat pada Gambar 3
4 TUJUAN PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA VARIABEL & DATA/INFORMASI ANALISIS DATA KELUARAN/OUTPUT PENELITIAN 26 Tujuan 1: Karakteristik rawa lebak dan petani Tujuan 2: Analisis kesesuaian lahan 1. Survey: pengamatan langsung, pengambilan contoh tanah dan wawancara - Sui Ambangah - Pasak Piang 1. Karakteristik rawa lebak 2. Karakteristik sosekbud petani 3. Pendapatan & kebutuhan RT 1. Deskriptif 2. Analisis kesesuaian lahan 3. Analisis R/C; B/C 4. Analisis KHL 1. Jenis rawa lebak 2. Struktur pendapatan & pengeluaran RT 3. Keragaan petani,dan usahatani Tujuan 3: Analisis kelayakan usahatani Tujuan 4: Mengetahui indeks dan status keberlanjutan dan variabel dominan Tujuan 5: Disain model dan kebijakan pengelolaan rawa lebak berkelanjutan 2. Wawancara dan PRA: - Sui Ambangah - Pasak Piang 3. Observasi - Kawasan RL - Diluar Kaw. RL 4. Penelusuran dokumen: - Laporan penelitian - Laporan dinas - Dokumen2 lainnya 5. Wawancara mendalam - Pakar - Informan kunci 1. Teknis budidaya RL 2. Penggunaan saprotan 3. Sarana prasarana pendukung 1. Kondisi biofisik RL 2. Fakta dan fenomena lainya 1. Data/informasi SDA,SDM,SDT lokal, utilitas, dll 2. Jenis kegiatan/proyek, kebijakan serta hasil pelaks. 1. Masalah-masalah dlm pengelolaan. RL 2. Alternatif solusi pemecahan masalah 3. Harapan di masa depan 1. Analisis MDS 2. Analisis leverage 3. Monte Carlo 1. Analisis stakeholder 2. Analisis prospektif Sintesis Ket: aliran informasi dan kesatuan atribut yg disentesis untuk menyusun model Gambar 3 Struktur tujuan, metode, variabel dan keluaran/output penelitian 1. Indeks & status keberlanjutan 2. Atribut penting 3. Nilai random error 1. Faktor penting 2. Faktor-faktor yg berpengaruh Sumberdaya lokal Model Pengelolaan RL Berkelanjutan
5 3.4 Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka rancangan penelitian yang digunakan terdiri dari, (1) studi literatur (desk study); (2) survey dan observasi langsung ke lapangan (direct observation); (3) wawancara (interview dan indepth interview); dan (4) analisis tanah di laboratorium. Studi literatur, dilakukan untuk memperluas dan melengkapi hasil kajian yang terkait dengan lingkup penelitian. Penelusuran literatur dilakukan terhadap berbagai laporan dan dokumen hasil-hasil penelitian terkait, serta data dan informasi dari sumbersumber lain. Survey dan observasi langsung ke lapangan (direct observation), dilakukan untuk mengetahui dan melihat secara langsung berbagai keadaan dan perilaku petani dan stakeholders lainnya, serta keberadaan dan ketersediaan infrastruktur pendukung. Hasil kegiatan ini digunakan sebagai dasar klarifikasi dan cek silang (cross check) terhadap berbagai informasi yang ada. Wawancara (interview), dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi kuantitatif dan kualitatif dari kelompok sasaran (responden) yang telah ditetapkan. Data dan informasi yang dikumpulkan berkenaan dengan karakteristik ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, dan kelembagaan. Sedangkan in-depth interview, dilakukan untuk mengetahui kebutuhan stakeholders, permasalahan yang dihadapi, harapan dan pendapat yang terkait dengan masalah pengembangan pertanian berkelanjutan dan lingkungan di rawa lebak secara lebih mendalam dan komprehensif. Kelompok sasaran dalam wawancara ini adalah informan kunci (key informan) yang memiliki kompetensi (pakar) dengan kajian yang ditelaah. Analisis laboratorium, dilakukan terhadap contoh tanah dari masingmasing penggunaan lahan (eksisting) yang ada di dua lokasi penelitian. Petani yang menjadi sampel (responden) dari penelitian ini adalah petani yang bertempat tinggal dan yang berusahatani di rawa lebak, terkecuali responden pakar. Penetapan jumlah sampel (responden) mengacu pada pendapat Arikunto (1993); (1) apabila obyek penelitian jumlahnya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya; (2) jika jumlahnya besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara persen atau persen atau lebih, tergantung waktu, tenaga, dana, luas wilayah pengamatan, atau besar sedikitnya data, dan besarnya risiko penelitian serta tingkat homogenitas sampel. Sedangkan responden pakar berasal dari daerah lain, karena pemilihan pakar yaitu para ahli atau praktisi yang memiliki keahlian, reputasi dan atau pengalaman pada aspek yang terkait dengan penelitian ini.
6 3.5 Jenis dan Sumber Data Data fisik tanah dan iklim Dalam kegiatan survey lapangan dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel tanah dan pengumpulan data iklim. (1) Data tanah yang diamati, yaitu melalui pengamatan dan pengukuran di lapangan meliputi: bentuk lahan, lereng, drainase, kedalaman efektif, kedalaman sulfidik, bahaya erosi, bahaya banjir, batuan permukaan, dan kemudahan pengolahan. (2) Pengambilan contoh tanah untuk analisis laboratorium dilakukan pada masing-masing satuan penggunaan lahan yang ada, yaitu di lahan pertanaman padi, kebun karet dan kebun kelapa sawit. Dalam hal ini, ketiga tanaman tersebut paling umum diusahakan oleh petani setempat. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara stratified random sampling. Setiap satuan penggunaan lahan yang ada, diambil contoh tanah komposit masing-masing untuk lahan sawah pada kedalaman 0 30 cm, sedangkan untuk kedua lahan karet dan kelapa sawit, diambil pada kedalaman cm. Selanjutnya, contoh tanah tersebut dianalisis di laboratorium untuk diperoleh data berupa: ph, kandungan bahan organik, N total, P tersedia, kation-kation dapat tukar (K, Na, Ca, Mg), Kapasitas Tukar Kation, kejenuhan basah, Al dan H dapat tukar, dan tekstur. Parameter kimia dan fisik serta metode analisis tanah yang digunakan selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Parameter kimia dan fisik serta metode analisis yang digunakan Parameter kimia dan fisik ph H2O C organik (%) N total (%) P2O5 (ppm) K-tersedia (cmol + kg -1 ) Na (cmol + kg -1 ) Ca (cmol + kg -1 ) Mg (cmol + kg -1 ) KTK (cmol + kg -1 ) Kejenuhan basa (%) Al-dd (cmol + kg -1 ) H-dd (cmol + kg -1 ) Tekstur (3 fraksi) Metode analisis Gelas elektroda Walkley and Black Kjeldhal Bray I Ekstrak NH 4 OAc 1N ph:7 Ekstrak NH 4 OAc 1N ph:7 Ekstrak NH 4 OAc 1N ph:7 Ekstrak NH 4 OAc 1N ph:7 Ekstrak NH 4 OAc 1N ph:7 Ekstrak NH 4 OAc 1N ph:7 Ekstrak KCl 1N Ekstrak KCl 1N Pipet (gravimetri) (3) Data iklim berupa: data curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara merupakan data sekunder yang dikumpulkan atau diambil dari stasiun
7 meteorologi yang terdekat dengan lokasi penelitian dalam hal ini adalah Stasiun Meterologi Supadio Pontianak Data tanaman Data dan informasi sistem budidaya tanaman diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan wawancara terhadap petani. Data tersebut meliputi: jenis benih atau bibit yang digunakan, asal benih atau bibit, teknis penanaman dan jarak tanam, waktu tanam, pemeliharaan (pemupukan, pengairan, pengendalian hama penyakit, penyiangan, pemangkasan), produksi, pasca panen dan pemasaran Data sosial, ekonomi, teknologi dan kelembagaan Data sosial, ekonomi, teknologi dan kelembagaan diperoleh melalui wawancara langsung ke petani, pedagang, petugas penyuluh lapangan, tokoh masyarakat, aparat desa dan kecamatan, para pakar dan juga melalui pengumpulan dokumen mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi. Jenis data, sumber data dan teknik pengumpulan data secara lengkap disajikan pada Tabel 3. No Jenis Data Tabel 3 Jenis, sumber dan teknik pengumpulan data 1. Tanah (fisik dan kimia), iklim (curah hujan, suhu, kelembaban udara), fisiografi. 2. Sistem usahatani (benih/bibit yang digunakan, pemeliharaan: pemupukan, pengendalian hama penyakit; panen, produksi, pemasaran) 3. Sosial ekonomi petani (demografi, pemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, jumlah usia produktif, curahan tenaga kerja, penggunaan saprodi, biaya hidup, harga saprodi, harga komoditas, pengeluaran-pendapatan usahatani dan non usahatani, preferensi petani terhadap komoditas dan rawa lebak) 4. Kelembagaan (kebijakan sumber penyediaan saprodi, lembaga keuangan, KUD, sistem penanganan hasil, ketersediaan informasi dan teknologi, pelayanan penyuluhan) 5. Infrastruktur pendukung (pasar, jalan, gudang, pabrik pengolahan, pompa air, irigasi, alsintan) Ket: PRA (Participatory Rural Appraisal) Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Primer Pengambilan contoh dan analisis tanah, pengukuran di lapang Sekunder Studi literatur, dokumentasi dan laporan dinas terkait Primer Desk study, PRA, Survey dan observasi lapang, wawancara (interview dan indepth interview) Sekunder Laporan penelitian, jurnal, dokumen Primer Desk study, PRA, Survey dan observasi lapang, wawancara (interview dan indepth interview) Sekunder Laporan penelitian, jurnal, dokumen Primer Desk study, PRA, Survey dan observasi lapang, wawancara (interview dan indepth interview) Sekunder Studi literatur dan dokumen Primer Desk study, PRA, Survey, observasi lapang, dan wawancara (interview dan indepth interview)
8 3.6 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan secara partisipatif melalui diskusi, wawancara, pengisian kuesioner, pengambilan contoh tanah, serta pengamatan langsung terhadap sistem usahatani di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, peta, laporan hasil penelitian, dan dokumen dari berbagai instansi yang berhubungan dengan bidang penelitian. 3.7 Teknik Pengambilan Sampel Sampel responden untuk analisis kondisi sosial ekonomi petani terdiri dari ketua kelompok dan anggota kelompok tani yang dipilih secara acak (random sampling). Dari sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Kubu Raya ditentukan secara sengaja (purposive) dua kecamatan sebagai sampel yang mewakili daerah rawa lebak. Responden dipilih secara acak (random sampling), sebanyak 25 persen dari 174 kepala keluarga yaitu 45 responden di Desa Sungai Ambangah, dan 25 persen dari 112 kepala keluarga yaitu 28 responden di Desa Pasak Piang. Responden pakar ditentukan secara sengaja (purposive sampling) sebanyak sembilan orang yang mewakili semua pemangku kepentingan atau mewakili unsur birokrasi, akademisi, LSM, dan Masyarakat, seperti Ketua Bappeda Kabupaten Kubu Raya, ahli pengelolaan sumberdaya lahan, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), ahli dibidang pengairan dan rawa, dan berbagai instansi teknis yang berhubungan dengan pengembangan sistem usahatani (Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan). Dasar pertimbangan dalam penentuan responden ini dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Keberadaan responden dan kesediaan untuk dijadikan responden. 2. Memiliki reputasi, kedudukan atau jabatan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti. 3. Telah memiliki pengalamanan dalam bidangnya. 3.8 Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian serta jenis data sifat data yang dikumpulkan, maka analisis data yang dilakukan meliputi: (1) analisis deskriptif, (2) analisis kesesuaian lahan, (3) analisis kelayakan usahatani, (4) analisis keberlanjutan untuk masing-masing dimensi, (5) analisis leverage, (6) analisis Monte Carlo, (7) analisis kebutuhan pemangku kepentingan, (9) analisis
9 prospektif, (9) analisis pendapatan dan kebutuhan rumahtangga, dan (10) analisis kebutuhan hidup layak Analisis deskriptif Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai (khususnya tujuan 1), maka pelaksanaan penelitian bersifat eksploratif-deskriptif. Arah penelitian adalah penemuan kriteria rawa lebak dan keragaan petani yang ada di lokasi penelitian berdasarkan kondisi faktual di lapangan. Selanjutnya dibuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat terhadap fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang ditelaah dan merumuskan berbagai alternatif solusi sesuai dengan aspek yang dikaji. Untuk mendapatkan data dan informasi objektif sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik yaitu: survey dan pengukuran langsung di lapangan, wawancara (interview dan indepth interview), dan studi literatur Analisis kesesuaian lahan Analisis kesesuian lahan dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian penggunaan lahan untuk penggunaan suatu jenis tanaman tertentu, melalui pendekatan matching atau kecocokan antara kualitas dan sifat-sifat tanah (land qualities/land characteristics) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh suatu komoditas pertanian yang berbasis lahan (Djaenudin et al., 2003) Analisis kelayakan usahatani Analisis usahatani yang dilakukan adalah analisis revenue cost ratio (RCR) dan benefit cost ratio (BCR). Kedua analisis ini untuk mengetahui apakah usahatani yang dijalankan saat ini, menguntungkan atau tidak menguntungkan. Analisis R/C ratio dan B/C ratio dengan menggunakan persamaan Soekartawi (2002): n B t Σ i=0 (1+i) t B/C= (1) n C t Σ i=0 (1-t) t Keterangan : B t = manfaat tahun ke-t i = discount rate (%) C t = biaya pada tahun ke-t t = tahun (umur) Apabila nilai R/C ratio atau B/C ratio lebih besar dari satu, maka usahatani dikatakan menguntungkan dikembangkan, sebaliknya bila R/C ratio
10 atau B/C ratio lebih kecil dari satu, maka usahatani tidak menguntungkan untuk dikembangkan. Dalam penilaian kelayakan usahatani tanaman dengan mempertimbangkan, yaitu: (1) umur ekonomis untuk tanaman tahunan yang diusahakan dalam hal ini tanaman karet dan kelapa sawit, masing-masing sampai umur 35 tahun untuk tanaman karet yang didasarkan hasil informasi/wawancara terhadap petani di lapangan dan 25 tahun untuk tanaman kelapa sawit; (2) tingkat suku bunga (discount factor) yang digunakan dalam analisis ekonomi adalah 18%. Tingkat suku bunga berperilaku progresif untuk mengurangi nilai sekarang terhadap hasil dan manfaat yang diperoleh di waktu yang akan datang. Semakin jauh waktu dipilih ke depan, semakin kecil nilai manfaat untuk waktu yang akan datang. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas (Monde, 2008). Analisis ini dengan berpatokan kepada kenaikkan pendapatan dan penurunan produksi dan biaya produksi. Analisis ini dilakukan dengan mengasumsikan nilai-nilai yang diperoleh terhadap kemungkinan yang akan terjadi dengan perubahan sebesar 20%: - Biaya produksi meningkat 20%, jumlah dan harga produksi tetap - Harga produksi turun 20%, jumlah dan biaya produksi tetap - Harga produksi turun 20%, biaya produksi naik 20%, jumlah produksi tetap - Jumlah dan harga produksi masing-masing turun 20%, biaya produksi tetap - Jumlah dan harga produksi masing-masing turun 20%, biaya produksi naik 20% - Produksi tetap harga naik 20% - Produksi turun dan harga naik 20% Analisis keberlanjutan Untuk mengetahui kondisi dan tingkat keberlanjutan usahatani di lahan rawa lebak saat ini dan hasil penyusunan skenario untuk masa yang akan datang, dilakukan analisis keberlanjutan dengan menggunakan metode rapid appraisal menggunakan analisis Rap-Lebak (Rap-lebak). Analisis ordinasi Rap- Lebak dengan metode MDS dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) tahap penentuan atribut sistem usahatani rawa lebak yang meliputi lima dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan kelembagaan; (2) tahap penilaian setiap atribut dalam skala ordinal (scoring) berdasarkan kriteria keberlanjutan setiap dimensi; (3) tahap analisis ordinasi
11 Rap-lebak dengan metode MDS dengan menggunakan software Rap-Lebak excel untuk menentukan ordinasi dan nilai stress melalui ALSCAL Algoritma; (4) penyusunan indeks dan status keberlanjutan sistem usahatani saat ini berdasarkan lima dimensi yang menjadi indikator keberlanjutan. Pada setiap dimensi terdiri dari tujuh hingga delapan atribut yang mencerminkan keberlanjutan usahatani di rawa lebak dan masing-masing atribut tersebut diberikan penilaian/skor. Skor ini menunjukkan nilai dalam kisaran baik (good) dan buruk (bad). Berdasarkan skor tersebut kemudian dilakukan analisis mengunakan ordinasi statistik yang disebut Multi Dimensional Scalling (MDS). Jika nilai indeks lebih dari 50% maka sistem yang dikaji tersebut dapat dikategorikan berkelanjutan (sustainable) dan apabila nilai indeks kurang dari 50% maka sistem yang dikaji dianggap belum berkelanjutan. Adapun nilai skor yang merupakan nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Kategori indeks dan status keberlanjutan Nilai Indeks 0 24, , , ,00 Kategori Buruk : Tidak berkelanjutan Kurang : Kurang berkelanjutan Cukup : Cukup berkelanjutan Baik : Sangat berkelanjutan Nilai indeks keberlanjutan untuk setiap dimensi di atas, dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram layang-layang (kite diagram) sebagaimana ditunjukkan Gambar 4. Dimensi Ekologi Dimensi Kelembagaan Dimensi Ekonomi Dimensi Teknologi Dimensi Sosial Budaya Gambar 4 Diagram layang indeks keberlanjutan
12 3.8.5 Analisis Leverage Analisis laverage (daya ungkit) dilakukan untuk mengetahui atribut yang sensitif dan intervensi yang perlu dilakukan. Hasil analisis laverage dinyatakan dalam bentuk persen (%) perubahan root mean square (RMS) dari masingmasing atribut jika dihilangkan dalam ordinasi. Atribut-atribut dengan persentase tertinggi merupakan atribut yang paling sensitif berpengaruh terhadap keberlanjutan (Kavanagh, 2001; Pitcher dan David, 2001). Atau semakin besar perubahan root mean square (RMS), maka semakin sensitif peranan atribut tersebut terhadap peningkatan status keberlanjutan Analisis Monte Carlo Analisis Monte Carlo dilakukan untuk menduga pengaruh galat pada selang kepercayaan 95 persen. Analisis ini merupakan metode simulasi statistik untuk mngetahui pengaruh random error pada proses pendugaan dan diperlukan untuk mempelajari efek ketidakpastian dari beberapa faktor seperti (1) kesalahan pembuatan skoring dalam setiap atribut, (2) dampak keragaman skoring dari perbedaan penilaian, (3) stabilitas MDS dalam running, dan (4) tinggi nilai S- Stress dari algoritma ASCAL. Jika perbedaan antara hasil perhitungan MDS dan Monte Carlo kurang dari satu, maka sistem yang dikaji cukup baik atau sesuai dengan kondisi nyata (Kavanagh, 2001; Pitcher dan David, 2001). Nilai S-stress dan koefisien determinasi (R 2 ) berfungsi juga untuk mengetahui perlu tidaknya penambahan atribut, dan sekaligus mencerminkan keakuratan dimensi yang dikaji dengan keadaan yang sebenarnya. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan dua titik yang berdekatan terhadap titik asal ordinasi. Sedangkan penentuan jarak dalam MDS didasarkan pada euclidian distance (Fauzi dan Anna, 2005). Dalam ruang berdimensi n dengan persamaan sebagai berikut: d =...(2) Ordinasi dari obyek atau titik kemudian diaproksimasi dengan meregresikan jarak euclidian (dij) dari titik i ke titik j dengan titik asal (δij). d ij = + βδ ij + ε...(3) Untuk meregresikan persamaan di atas, digunakan metode least squared bergantian berdasarkan akar eucludian distance (square distance) atau disebut dengan metode ALSCAL (Fauzi dan Anna, 2005). Metode ini mengoptimalkan
13 jarak kuadrat (squared distance = d ijk ) terhadap data kuadrat (titik asal = O ijk ), dalam ruang tiga dimensi (i,j,k) yang disebut S-Stress, sesuai dengan persamaan berikut:...(4) Jarak kuadrat merupakan jarak euclidian, sesuai dengan persamaan berikut:...(5) Goodness of fit dalam MDS untuk mengukur ketepatan konfigurasi dari suatu titik yang dapat mencerminkan data aslinya. Goodness of fit mencerminkan besaran nilai S-Stress dari R 2. Nilai S-Stress yang rendah menunjukkan good fit, sedangkan nilai S-stress yang tinggi menunjukkan sebaliknya (Fauzi dan Anna, 2005). Menurut Kavanagh and Pitcher (2004), model yang baik atau hasil analisis cukup baik, apabila nilai S-Stress kurang dari 0,25 (S<0,25), dan R 2 mendakati 1 (100%) Analisis kebutuhan pemangku kepentingan (Stakeholder) Analisis kebutuhan pemangku kepentingan dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penting yang berpengaruh dan berperan dalam sistem pengembangan rawa lebak secara berkelanjutan pada masa yang akan datang. Analisis ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dan identifikasi kebutuhan semua pemangku kepentingan terhadap rawa lebak. Berbagai kebutuhan stakeholder tersebut kemudian diformulasikan dalam bentuk deskripsi faktor kunci pemenuhan kebutuhan stakeholder pengelolaan kawasan rawa lebak pada masa yang akan datang. Faktor-faktor ini menjadi masukan dalam skenario yang akan disusun Analisis prospektif Analisis prospektif dilakukan untuk menyusun skenario arahan kebijakan dengan cara menentukan faktor-faktor kunci yang berpengaruh dan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Analisis prospektif dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu (1) menetapkan tujuan, (2) melakukan identifikasi kriteria, (3) mendiskusikan kriteria yang telah ditentukan, (4) analisis pengaruh antara faktor, (5) membangun dan memilih skenario, dan (6) implikasi skenario (Bourgeois, 2007).
14 Penentuan faktor kunci dalam analisis ini dilakukan dengan menggabungkan faktor-faktor kunci yang sensitif berpengaruh terhadap kinerja sistem dari hasil analisis keberlanjutan dan faktor kunci yang diperoleh dari analisis kebutuhan. Pengaruh antar faktor kunci diberikan nilai (skor) oleh pakar dengan menggunakan pedoman seperti pada Tabel 5. Skor Keterangan Tidak ada pengaruh Berpengaruh kecil Berpengaruh sedang Berpengaruh sangat kuat Sumber: Hardjomidjojo, 2006 Tabel 5 Pedoman penilaian Pengaruh antar faktor diisi dengan memberikan angka pada masingmasing faktor dengan pedoman sebagai berikut: (1) Jika faktor tersebut tidak ada pengaruh terhadap faktor lain, jika ya diberikan nilai 0 (2) Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya kecil, diberikan nilai 1, dan jika pengaruh sedang, diberikan nilai 2. (3) Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya diberikan nilai 3. Pengaruh antar faktor selanjutnya disusun ke dalam bentuk matriks sebagaimana Tabel 6. Tabel 6 Pengaruh antar faktor Dari A B C D... Terhadap A B C D... Sumber: Bourgeois, 2007 Untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan yang terbaik pada masa yang akan datang, dilakukan penentuan faktor-faktor penting/faktor pengungkit/elemen-elemen kunci dari beberapa faktor yang telah disusun sebelumnya. Faktor-faktor penting/pengungkit tersebut, dianggap faktor kunci yang sangat berpengaruh terhadap model pengelolaan rawa lebak secara berkelanjutan. Penentuan faktor-faktor penting/pengungkit dilakukan dengan cara seperti pada Gambar 5.
15 Pengaruh (1) (2) Faktor Penentu (DrivingVariables) INPUT Faktor Penghubung (Leverage Variables) STAKE (3) (4) Faktor Bebas (Marginal Variables) UNUSED Faktor Terkait (Output Varables) OUTPUT Ketergantungan Gambar 5 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem Masing-masing kuadran dalam diagram mempunyai karakteristik faktor yang berbeda (Bourgeois and Jesus, 2004), yaitu: a. Kuadran 1 (driving variables), memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat dengan tingkat ketergantungan yang kurang kuat. Faktor pada kuadran ini merupakan faktor penentu atau penggerak (driving variables) yang paling kuat dalam sistem. b. Kuadran 2 (leverage variables), memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang kuat (leverage variables). pada kuadran ini dianggap peubah yang kuat. Faktor c. Kuadran 3 (outout variables), memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kecil, namun ketergantungannya tinggi. d. Kuadran 4 (marginal variables), memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan kecil (rendah). Berdasarkan faktor-faktor penting/faktor pengungkit yang diperoleh di atas, selanjutnya dijadikan sebagai alternatif dalam penyusunan skenario. Ilustrasi keadaan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Ilustrasi keadaan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang Faktor penting Keadaan yang mungkin terjadi 1 1A 1B 1C 2 2A 2B 2C 3 3A 3B 3C... n... na... nb... nc
16 Berdasakan hasil dari Tabel 7, langkah selanjutnya adalah membangun skenario rekomendasi kebijakan pengembangan model pengelolaan rawa lebak berkelanjutan dengan beberapa kemungkinan skenario seperti Tabel 8. Tabel 8 Kemungkinan skenario model pengelolaan rawa lebak berkelanjutan Skenario Uraian Urutan faktor 1 Bertahan pada kondisi saat ini, dengan perbaikan terbatas 2 Melakukan perbaikan tetapi tidak maksimal 3 Melakukan perbaikan secara menyeluruh dan terintegrasi Analisis pendapatan dan kebutuhan rumahtangga Untuk mengetahui pendapatan rumahtangga petani dilakukan analisis dengan menjumlahkan penghasilan semua anggota keluarga (kepala keluarga, istri, anak, dan anggota lainnya) yang bersumber dari luar kegiatan usahatani maupun dari kegiatan usahatani yang dihitung dalam suatu periode tertentu. Selanjutnya dihitung proporsi pendapatan rumahtangga yang bersumber dari usahatani. Pada saat yang sama, dilakukan perhitungan kebutuhan rumahtangga dengan menjumlahkan semua kebutuhan rumahtangga, baik untuk kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan tersier yang juga dihitung dalam suatu periode tertentu. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga dan inventarisasi berbagai macam kebutuhan berdasarkan prioritas pemenuhannya. Dalam hal ini kebutuhan rumahtangga dibatasi pada kebutuhan-kebutuhan pokok (kebutuhan primer). Langkah berikutnya, dilakukan formulasi keseimbangan antara kebutuhan dengan penghasilan rumahtangga Analisis kebutuhan hidup layak (KHL) Untuk mengukur apakah suatu keluarga tani telah hidup layak, maka dilakukan analisis kebutuhan hidup layak (KHL). Dalam hal ini kebutuhan hidup layak didasarkan pada kebutuhan dasar, yaitu untuk pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan sosial. Analisis ini dilakukan dengan cara menyetarakan jumlah pendapatan bersih yang diperoleh setiap rumahtangga petani untuk dapat hidup layak yaitu minimal senilai beras 320 kg/th x harga (Rp/kg) x jumlah anggota keluarga x 2,5 (Sinukaban, 2007). Pedoman yang dipakai untuk perhitungan adalah:
17 - Nilai setara 320 kg beras per orang per tahun untuk memenuhi 3 (tiga) kebutuhan hidup primer (pangan, sandang, papan) dengan rincian 8,9 kg beras x 3 x 12 bulan = 320,4 kg atau dibulatkan 320 kg/org/th (100%). Dalam sehari kebutuhan hidup per orang sebesar 290 gram beras, sebulan 290 gram x 30 = 8,9 kg per bulan. - Untuk kebutuhan kesehatan dan rekreasi 50% x 320 kg beras/org/th - Kebutuhan pendidikan 50% x 320 kg beras/org/th. - Kebutuhan sosial, asuransi dll. 50% x 320 kg beras/org/th. Untuk melengkapi hasil analisis ini dilanjutkan dengan analisis kebutuhan lahan minimal yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hidup layak, yaitu dengan mengkonversi nilai kebutuhan hidup layak ke nilai produktivitas lahan minimum. Dalam penetapan luas lahan minimal (Lm), digunakan persamaan: Lm = KHL/Pb, dimana: Pb adalah pendapatan bersih per hektar (Monde, 2008). 3.9 Rekomendasi Kebijakan Dari serangkaian analisis yang dilakukan, selanjutnya disusun rekomendasi. Rekomendasi kebijakan dalam bentuk model pengelolaan rawa lebak berkelanjutan, merupakan tujuan utama dari penelitian ini. Rekomendasi kebijakan ini diharapkan dapat menjadi bahan rancangan kebijakan untuk pengelolaan rawa lebak di Kabupaten Kubu Raya pada khususnya dan daerah lain pada umumnya.
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur (Gambar 4). Wilayah ini berada di bagian utara Kabupaten Nunukan,
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan mulai bulan Februari 2011 hingga Oktober 2011. Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu Kabupaten
Lebih terperinciVI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI
Sumbu Y setelah Rotasi: Skala Sustainability Attribute VI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI 6. Keberlanjutan Rawa Lebak Masing-masing Dimensi Analisis status keberlanjutan pemanfaatan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
47 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) Jeneberang yang terletak di Kabupaten Gowa (Gambar 3). Penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar
26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
43 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kawasan Minapolitan Bontonompo yang mencakup 5 (lima) kecamatan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di beberapa lokasi daerah sebaran duku di Propinsi Jambi, di 8 (delapan) kabupaten yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten
Lebih terperinciVIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG
133 VIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG 8.1. Pendahuluan Kabupaten Gowa mensuplai kebutuhan bahan material untuk pembangunan fisik, bahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik 6 kelompok tani di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Mei-Agustus 2015 di 5 unit lahan pertanaman
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2006 sampai bulan Oktober 2006. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI KAJIAN
39 III. METODOLOGI KAJIAN 3. Kerangka Pemikiran Pengembangan ekonomi lokal merupakan usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Galuga dan sekitarnya, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Baru Bumi Serpong Damai, Provinsi Banten, serta di wilayah sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei September
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
34 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian terdahulu yang dilakukan di Jawa Barat. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari survei
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Lokasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah program pemerintah daerah yang diterapkan telah cukup mengandung aspek pembinaan dan penerapan kelestarian lingkungan. Wilayah yang
Lebih terperinciTATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan
22 TATACARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Pengamatan lapangan dilakukan di empat lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rancangan tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan
Lebih terperinciTujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Lahan dan Usahatani Kakao 2.2. Kesesuaian Lahan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Lahan dan Usahatani Kakao Produktivitas lahan adalah kemampuan lahan untuk menghasilkan produk dari suatu sistem pengelolaan tertentu (Saliba, 1985). Untuk meningkatkan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016 di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2005 sampai Juli 2006. Lokasi penelitian meliputi empat wilayah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, yaitu
Lebih terperinciBAB IV. METODE PENELITIAN
BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan ekologi. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan ekologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian, data yang dikumpulkan bisa berupa data primer maupun
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
33 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di wilayah DKI Jakarta. Penelitian dilaksanakan mulai Januari 2010 sampai dengan Desember 2011. Pemilihan wilayah DKI Jakarta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar
Lebih terperinciTri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat
J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Fitriani et al.: Evaluasi Kuanlitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung Vol. 4, No. 1: 93 98, Januari 2016 93 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di 7 lokasi lahan kering di daerah Kabupaten dan Kota Bogor yang terbagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan perbedaan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama satu tahun mulai pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Oktober 2011 di seluruh wilayah Kecamatan Propinsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data telah dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Desa Ringgit Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
55 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lima bandara di Indonesia, yaitu bandara Juanda di Surabaya, bandara Hasanuddin di Makasar, bandara Pattimura di Ambon,
Lebih terperinci3 METODE UMUM PENELITIAN
47 3 METODE UMUM PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2010 yang meliputi tahap-tahap : persiapan, pengumpulan data primer/sekunder, dan pengolahan/analisa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA Analysis of Sustainability Index and Status of Rice Availability System in Several Regions in Indonesia
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,
12 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari sampai Maret 2017. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan, Kecamatan
Lebih terperinciKAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG
KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG Andarias Makka Murni Soraya Amrizal Nazar KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian
46 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Effendi 1991). Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada Desember 2015 - Februari 2016. Dilaksanakan pada : 1) Lahan pertanian di sekitar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Evaluasi Lahan Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
18 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Lokasi pelaksanaan penelitian adalah di Kelurahan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor Jawa Barat dan Daerah Irigasi Cihea yang mencakup tiga kecamatan yaitu
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Desa Panapalan, Kecamatan Tengah Ilir terdiri dari 5 desa dengan luas 221,44 Km 2 dengan berbagai ketinggian yang berbeda dan di desa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
DI. Aceh Sumatera Uta ra Thailan d Riau Sum atera Barat Malaysia Jam bi Sin gapo re Sumatera Selatan Ben gku lu INDIAN OCEAN Kep. Riau Lampu ng DKI. Jakart a Jawa Barat Kal im antan Bara t Java Sea Ja
Lebih terperinci3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a.
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Juni hingga Desember 2006. Lokasi penelitian adalah beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. 3.2 Jenis Data, Teknik Analisis Data, dan Keluaran
35 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan permukiman di Cisauk, provinsi Banten dengan pertimbangan sebagai berikut (1) kawasan tersebut mewakili karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
77 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di DAS Ciliwung Hulu seluas + 14.900 hektar mencakup tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cisarua, Kecamatan Megamendung,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei. Menurut Moh. Pabundu Tika ( 2005:6) survei merupakan suatu metode penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
18 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2006 - Agustus 2006 di wilayah daerah aliran sungai (DAS) Dodokan (34.814 ha) dengan plot pengambilan sampel difokuskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang tidak hanya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu penelitian dimaksudkan untuk menggambarkan atau menerangkan suatu fenomena sosial
Lebih terperinciMETODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)
31 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah restrospektif. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan (Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sustainability Analysis of Cocoa Smallholders in the Border Area of Sebatik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari hingga April 2010. Lokasi penelitian adalah areal perkebunan inti dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami
22 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahanpertanaman ubi kayu yang telah ditanami selama 35 tahun dan kebun campuran di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada areal lahan pasca tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara. Lokasi penelitian terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah terdiri dari 12 desa dengan luas ± 161,64 km2 dengan kemiringan kurang dari 15% di setiap
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciProsiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi
IV. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember sampai bulan April di lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi terdiri
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September sampai Desember
Lebih terperinciABSTRACT. Key words : sustainability index, sustainability status, agropolitan, border area ABSTRAK
ANALISIS KEBERLANJUTAN WILAYAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT- MALAYSIA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten Bengkayang) SUSTAINABILITY ANALYSIS OF WEST
Lebih terperinci2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia Timur dengan mengambil contoh di dua kabupaten yaitu Kabupaten Kapuas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Cakupan Penelitian Penelitian indeks dan status keberlanjutan ketersediaan beras dianalisis secara makro pada tingkat regional dan nasional. Daerah tingkat regional dalam penelitian
Lebih terperinciPerkembangan Potensi Lahan Kering Masam
Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.
24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Juni hingga September 2011.
Lebih terperinciVI. ANALISIS KEBERLANJUTAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN
185 VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN 6.1. Umum Perencanaan pembangunan Bendungan Jatigede dapat dievaluasi status keberlanjutannya dan diperbaiki agar
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1
Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1 Kebijakan pemberian subsidi, terutama subsidi pupuk dan benih yang selama ini ditempuh
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciVI. METODE PENELITIAN
VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciKEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA. Aceng Hidayat, Zukhruf Annisa, Prima Gandhi
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 3, Desember 2016: 175-187 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i3.16250 KEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI,
Lebih terperinciBunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119
1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif karena dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis. Dalam pembahasannyan
Lebih terperinciVIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI
VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Bagian ini akan menganalisis hasil melakukan simulasi, yaitu melakukan perubahan-perubahan pada satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Tipe Penggunaan Lahan (Land Utilization Type) Salah satu tahapan sebelum melakukan proses evaluasi lahan adalah mendeskripsikan 11 atribut kunci tipe penggunaan lahan. Berdasarkan
Lebih terperinciUSULAN TEKNIS DAN PENAWARAN BIAYA KEGIATAN STUDI KESESUAIAN LAHAN RENCANA TANAMAN...
USULAN TEKNIS DAN PENAWARAN BIAYA KEGIATAN STUDI KESESUAIAN LAHAN RENCANA TANAMAN... UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS PERTANIAN Maret 0 I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Kebutuhan akan bahan baku industri dan
Lebih terperinci