Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119"

Utami Atmadjaja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan secara nasional. Padi memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional (Sembiring dan Abdulrahman dalam Wibawa, Wahyu, 2008). Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Namun, di lain pihak upaya peningkatan produksi beras saat ini terganjal oleh berbagai kendala, seperti konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan, penyimpangan iklim (anomaly iklim), gejala kelelahan teknologi (technology fatique), penurunan kualitas sumberdaya lahan (soil sickness) yang berdampak terhadap penurunan dan atau pelandaian produktivitas (Pramono, Basuki, dan Widarto 2005). Menurut Makarim dan Las dalam Sirappa (2011), cara yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi padi nasional secara berkelanjutan adalah meningkatkan produktivitas melalui ketepatan pemilihan komponen teknologi dengan memperhatikan kondisi lingkungan biotik, lingkungan abiotik, serta pengelolaan lahan yang optimal oleh petani termasuk pemanfaatan residu dan sumberdaya setempat yang ada. Upaya tersebut adalah melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah yang merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani yang meliputi; varietas unggul baru, benih bermutu dan berlabel, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami atau pupuk kandang ke sawah dalam bentuk kompos, pengaturan populasi tanaman secara optimum, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (pengendalian hama terpadu), pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam, penggunaan bibit muda (<21 hari), tanam bibit 1-3 batang per rumpun, pengairan secara efektif dan efisien, penyiangan dengan landak atau gasrok, serta panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. Penerapan PTT didasarkan pada empat prinsip yaitu: 1) PTT merupakan suatu pendekatan pengelolaan sumberdaya tanaman, lahan dan air; 2) PTT memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah dikembangkan dan diterapkan dengan memeperhatikan unsur keter-kaitan sinergis antar teknologi; 3) PTT

2 2 memeperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial ekonomi petani; dan 4) PTT bersifat partisipatif dimana petani terlibat secara langsung dalam memilih dan melakukan pengujian (Badan Litbang Pertanian, 2010). Upaya peningkatan produktivitas padi dan melalui metode PTT berprinsip kepada penerapan teknologi spesifik lokasi, teknologi yang komponen-komponen teknologinya saling mendukung pengaruhnya (sinergis), dinamis, dan partisipatif, dimana teknologi yang diterapkan selain efektif dalam menanggulangi permasalahan setempat, namun juga harus sesuai dengan kemampuan dan kemauan petani yang akan menerapkannya. Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan PTT dilakukan terlebih dahulu KKP, yang merupakan bagian kecil dari kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA). KKP merupakan alat untuk membantu petani melakukan diagnosis kendala dan masalah yang dihadapinya, serta cara untuk mengatasinya. Pada PRA karakteristik biofisik wilayah digambarkan oleh kelompok petani secara lengkap namun sederhana (tidak berskala) termasuk keberadaan pasar, kios saprodi, jalan, saluran irigasi, bangunan ibadah, dsb. serta karakteristik keluarga petani (pola kehidupan, kesejahteraan dan mobilitas) juga digambarkan. Biasanya PRA dilakukan untuk beberapa wilayah pengembangan PTT saja, sedangkan KKP dilakukan untuk ratusan wilayah secara cepat. Dengan cara ini, diharapkan penerapan teknologi selain efektif, juga dapat langsung diterapkan oleh petani. Tujuan: 1. Mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai permasalahan-permasalahan, yang dihadapi petani dalam berusahatani padi, serta peluang pemecahannya. 2. Mengidentifikasi teknologi (pemecah masalah dan peningkatan hasil) yang sesuai di wilayah tersebut dan sesuai dengan kebutuhan petani. 3. Mencari peluang peningkatan produktivitas dan produksi padi di wilayah. Manfaat KKP bagi petani: 1. Dipahaminya arti sumberdaya alam dan manfaatnya untuk system produksi padi. 2. Dipahaminya cara menganalisis permasalahan dan pemecahannya dalam usahatani padi serta memanfaatkan peluang peningkatan produksi di suatu wilayah. 3. Teridentifikasinya teknologi-teknologi yang sesuai untuk usahataninya. Prinsip Dasar KKP:

3 3 1. Melibatkan dan mengaktifkan kelompok tani sejak awal penerapan PTT 2. Menggali informasi sesuai dengan kemampuan petani (yang praktis) 3. Bersifat informal 4. Menerapkan demokrasi, yaitu mendengar suara petani keseluruhan, hingga terungkap kebutuhan petani bersama seutuhnya. 5. Dalam pelaksanaan KKP dipimpin oleh ketua kelompok tani atau yang ditunjuk sebagai moderator 6. Menggali masalah dan akar permasalahan serta cara pemecahannya. 7. Waktu KKP sebaiknya sesuai dengan waktu yang dikehendaki petani INFORMASI YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKSANAKAN KKP KARAKTERISTIK DESA Biofisik 1. Letak lokasi: 2. Luas lahan sawah 3. Pola rotasi dalam setahun 4. Kalender kegiatan dalam satu musim tanam 5. Sifat dan ciri tanah 6. Ketersediaan air Sosial Ekonomi 1. Jumlah penduduk 2. Jumlah tenaga kerja produktif 3. Harga sarana produksi 4. Upah tenaga kerja 5. Kondisi infrastruktur (jalan, angkutan umum, pasar) 6. Mata pencaharian utama penduduk; Berapa % petani 7. Luas kepemilikan lahan Cara budidaya (banyaknya tenaga, bahan dan alat yang digunakan), 1. Pengolahan tanah 2. Pengairan 3. Varietas 4. Benih

4 4 5. Pesemaian 6. Cara tanam 7. Pemupukan 8. Hama utama dan pengendaliannya 9. Penyakit utama dan pengendaliannya 10. Gulma utama dan pengendaliannya 11. Cara panen 12. Pasca panen 13. Cara pemasaran hasil 14. Hasil rata-rata pada MT-1 dan MT-2 Penentuan Prioritas Masalah 1. Pengumpulan masalah dilakukan oleh seluruh petani peserta KKP (Formulir 1) 2. Penentuan masalah prioritas dilakukan bersama oleh petani 3. Masalah prioritas (sebanyak 2-4) selanjutnya diuraikan akar masalahnya 4. Setiap masalah dicarikan beberapa alternative pemecahannya (Formulir 2) Analisis Kebutuhan dan Peluang Introduksi Teknologi 1. Penelusuran kebutuhan dan peluang introduksi teknologi dalam KKP menggunakan formulir Komponen teknologi yang terpilih, dapat dijadikan komponen PTT yang akan diterapkan. Perencanaan Pengembangan Agribisnis Perencanaan pengembangan agribisnis pedesaan memerlukan informasi dari petani yaitu: 1. Masalah dan peluang penegmbangan agribisnis di desa/wilayah KKP 2. Kelembagaan agribisnis 3. Potensi pasar 4. Sistem pemasaran yang paling sesuai/diinginkan Penyusunan Laporan KKP

5 5 Penyajian laporan KKP menyertakan seluruh data sekunder dan primer yang telah dikumpulkan dan didiskusikan dengan masyarakat desa (dilampirkan). Penulisan laporan KKP dilakukan oleh tim yang diketuai oleh ketua tim KKP.

6 6 Lampiran 1. Masalah dan akar masalah dalam usahatani padi sawah Masalah Akar masalah Formulir 2. Masalah prioritas dan alternatif teknologi partisipatif sebagai solusinya Masalah prioritas Alternatif solusinya

7 7 Formulir 3.Evaluasi kesesuaian teknologi introduksi dengan keinginan/kondisi petani setempat Desa:. Kecamatan: Kabupaten:. Propinsi:. Teknologi 1/ Manfaat Tingkat /.Nama teknologi prioritas Resiko Tambahan biaya Tambahan tenaga Tingkat kemudahan Skor 1-5 diisi oleh petani/penyuluh Lama belajar Total 2/ Nilai + - -/+ -/+ -/+ -/+ -/ / Total nilai positiif terbesar merupakan teknologi terpilih prioritas 1, dst. 3/ 1. Sangat rendah; 2. Rendah; 3. Sedang; 4. Besar; 5. Sangat besar

dokumen-dokumen yang mirip

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) Prof. Dr. Marwoto dan Ir Farur Rozy MS Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul A Tujuan 1. Mengumpulkan dan menganalisis