III. METODOLOGI KAJIAN
|
|
- Yuliana Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 39 III. METODOLOGI KAJIAN 3. Kerangka Pemikiran Pengembangan ekonomi lokal merupakan usaha untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, masyarakat lokal, dan organisasi masyarakat madani untuk mengembangkan ekonomi suatu wilayah yang berkelanjutan guna mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengurangan kesenjangan antar kelompok masyarakat, antar sektor dan antar wilayah (Bappenas, 2006). Kabupaten Kepulauan Aru merupakan salah satu Daerah Tertinggal di Maluku, yang perekonomian masyarakat, sumberdaya manusia, sarana-prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan lokal, aksesibilitas dan karakteristik daerah masih terbelakang dan mempunyai ketergantungan yang kuat dengan daerah luar. Perekonomian Kabupaten Kepulauan Aru yang bertumpu pada sektor pertanian, khususnya sub sektor perikanan masih belum dapat mensejahterakan masyarakat lokal, karena belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembangunan ekonomi daerah. Diharapkan upaya pengembangan ekonomi lokal yang berbasis pada agribisnis perikanan dapat meningkatkan ekonomi wilayah Kabupaten Kepulauan Aru secara berkelanjutan, sehingga kesejahteraan masyarakat lokal dapat meningkat pula. Untuk mengembangkan ekonomi wilayah yang berkelanjutan diperlukan alat analisis yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan mengukur kondisi PEL. Alat analisis tersebut adalah Heksagonal PEL, yang dapat membantu stakeholder untuk memahami kompleksitas PEL serta mempertimbangkan trade-off dan kemungkinan konflik yang ada dalam PEL (Bappenas, 2006). Dalam pengembangan ekonomi lokal, diperlukan langkah untuk memetakan status PEL dan mengidentifikasi faktor pengungkit PEL, sehingga dapat diketahui kondisi PEL dan faktor yang berpengaruh besar terhadap pengembangan PEL, serta dapat dirumuskan strategi dan program pengembangan ekonomi lokal yang sesuai dengan karakteristik, kekhasan dan potensi Kabupaten Kepulauan Aru. Dengan demikian, lingkup kajian difokuskan pada tahap II (kajian cepat status PEL) dari konsep tahapan revitalisasi PEL sebagaimana disajikan pada Gambar. Kerangka pemikiran kajian pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru tersaji dalam Gambar 3.
2 40 KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS PERIKANAN ANALISIS RALED DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HEKSAGONAL PEL Kelompok Sasaran Faktor Lokasi Kesinergian dan Fokus Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Tata Pemerintahan Proses Manajemen PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH BERKELANJUTAN STATUS & FAKTOR PENGUNGKIT PEL Gambar 3 Kerangka Pemikiran Kajian BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM PEL BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN
3 4 3.2 Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Aru, dengan penentuan lokasi sample dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah ini mempunyai potensi sub sektor perikanan yang dapat menggerakkan ekonomi lokal. Lokasi kajian pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru tersaji dalam Gambar 4. Kajian ini dilaksanakan selama empat bulan, dari bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Januari 200, dan khusus untuk pengumpulan data primer dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari minggu ketiga bulan November 2009 sampai dengan minggu kedua bulan Desember Gambar 4 Lokasi Kajian 3.3 Metode Kajian 3.3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive yang masing-masing dianggap mewakili pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah, yang terdiri dari kelompok Pemerintahan Daerah yaitu DPRD, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, dan Camat; kelompok Usahawan atau Pelaku Usaha yaitu Kamar Dagang dan Industri Daerah, Pedagang Besar, Pedagang Pengumpul, Nelayan, Pembudi daya dan Perbankan; kelompok Masyarakat Lokal yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Keagamaan dan Tokoh Masyarakat serta Media Massa. Distribusi responden secara rinci tersaji dalam Tabel.
4 42 Tabel Distribusi Responden Kajian No Kelompok Jenis Responden Jumlah DPRD Badan Perencanaan 2 3 Pemerintahan Daerah Usahawan/ Pelaku Usaha Masyarakat Lokal Pembangunan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Camat 7 Kamar Dagang dan Industri Daerah Pedagang Besar 4 Pedagang Pengumpul 7 Nelayan 7 Pembudi daya 7 Perbankan Lembaga Swadaya Masyarakat Organisasi Keagamaan 3 Tokoh Masyarakat 2 Media Massa Total Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk kajian ini terdiri atas data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan terlebih dahulu untuk mengetahui status PEL dan faktor pengungkit PEL. Data primer juga diperoleh melalui observasi untuk mendapatkan gambaran dan informasi kualitatif tentang pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dengan melakukan penelaahan terhadap referensi yang relevan dengan pengembangan ekonomi lokal. Sumber data sekunder meliputi Data Statistik Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008, Kepulauan Aru Dalam Angka 2008, PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008, PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Per Kecamatan Tahun 2008, RPJP Kabupaten Kepulauan Aru Tahun dan RPJM Kabupaten Kepulauan Aru Tahun Metode Pengolahan dan Analisis Data Dalam kajian ini digunakan metode analisis kualitatif dalam pengolahan dan analisis data, yaitu memetakan status PEL dan mengidentifikasi faktor pengungkit PEL menggunakan Metode RALED. Metode Rapid Assessment for Local Economic Development (RALED) Pemetaan Status dan Faktor Pengungkit Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) menggunakan program kemasan yang dirancang oleh Dr. Ir. Sugeng Budi Harsono. Program kemasan yang digunakan adalah
5 43 Program RALED (Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development) dan Program Penentuan Bobot untuk Aspek PEL dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process). Program RALED merupakan modifikasi dari Program RAPFISH (Rapid Appraisal Techniques for Fisheries) yang dikembangkan oleh Fisheries Center, University of British Columbia, Kanada. Modifikasi dilakukan hanya pada dimensi maupun indikatornya saja. Indikator RALED ini mengacu kepada indikator yang telah dikembangkan oleh Direktorat Perekonomian Daerah, BAPPENAS khusus untuk PEL. Indikator tersebut dikembangkan berdasarkan konsep Heksagonal PEL, yang terdiri dari enam aspek yaitu: Kelompok Sasaran, Faktor Lokasi, Kesinergian dan Fokus Kebijakan, Pembangunan Berkelanjutan, Tata Pemerintahan dan Proses Manajemen. Sementara itu Heksagonal PEL merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan kondisi ekonomi lokal pada suatu wilayah. Keunggulan analisis ini adalah bahwa indikator pengembangan ekonomi lokal yang digunakan, yang berjumlah 77 indikator merupakan penjabaran dari keenam aspek tersebut, termasuk aspek lokasi maupun ruang sehingga mampu menggambarkan kondisi ekonomi lokal secara komprehensif. Namun demikian, keterbatasan analisis ini adalah karena data yang digunakan merupakan data persepsi dari masing-masing stakeholder sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menterjemahkannya (interpretasi). Berdasarkan hasil pemetaan dari kondisi PEL tersebut kemudian dapat diidentifikasi komponen Heksagonal PEL yang berperan sebagai faktor pengungkit, yaitu faktor yang berpengaruh besar terhadap pengembangan PEL. (Bappenas, 2006). Status PEL suatu wilayah perlu diketahui posisinya untuk dapat diketahui pula cara pengembangan PEL pada saat ini atau pada masa mendatang. Langkah-langkah pemetaan status PEL (Bappenas, 2006) adalah:. Memetakan setiap aspek PEL dengan menggunakan Multi Dimensional Scaling untuk diketahui indeks dari masing-masing aspek Heksagonal PEL. Kategorisasi baik buruknya masing-masing aspek PEL tersebut sebagai berikut: a. Apabila nilai indeks < 50, berarti status aspek PEL buruk b. Apabila nilai indeks 50 75, berarti status aspek PEL baik c. Apabila nilai indeks > 75, berarti status aspek PEL sangat baik. 2. Memetakan status PEL suatu wilayah, dilakukan pembobotan dengan Program Penentuan Bobot Untuk Aspek PEL yang menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Faktor pengungkit (leverage factor) dari setiap aspek Heksagonal PEL merupakan faktor yang sangat penting untuk memperbaiki status dari setiap aspek PEL maupun status PEL secara keseluruhan. Dalam kajian ini faktor pengungkit untuk setiap aspek Heksagonal PEL dibatasi
6 44 maksimal tiga faktor pengungkit dan setiap faktor pengungkit hanya dijabarkan dalam satu strategi, serta satu strategi dapat dijabarkan dalam satu atau lebih program. Langkah-langkah identifikasi faktor pengngkit PEL (Bappenas, 2006) adalah:. Urutkan dan susunlah daftar faktor pengungkit dari setiap aspek Heksagonal PEL hasil dari analisis sensitifitas yang diperoleh; 2. Urutkan faktor pengungkit dari masing-masing aspek Heksagonal PEL dari yang terbesar sampai yang terkecil; dan 3. Faktor pengungkit yang terbesar merupakan faktor prioritas yang apabila setiap aspek lebih baik. ditangani akan menyebabkan peningkatan status PEL dari maupun status PEL secara keseluruhan akan menjadi Dalam analisis ini, data yang dipakai adalah persepsi dari semua stakeholder yang terkait pengembangan ekonomi lokal dan data sekunder sebagai data penunjang. Data ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development (RALED) dengan tahapan sebagai berikut:. Analisis dengan metode Multi Dimensional Scaling (MDS) 2. Analisis Sensitivitas 3. Analisis Montecarlo Analisis dengan Metode Multidimensional Scaling (MDS) Metode Multidimensional Scaling dapat mencakup secara luas dimensi-dimensi yang berhubungan terhadap aspek-aspek dalam Heksagonal PEL dengan menentukan dua titik yang menjadi dasar acuan yaitu baik (good) dan tidak baik (bad) (Bappenas, 2008). MDS dapat menganalisis secara lengkap tentang keenam aspek dalam Heksagonal PEL. Metode ini pada dasarnya adalah metode multivariate yang dapat menangani data non-metric dan juga dikenal sebagai salah satu ordinasi dalam ruang (dimensi) yang diperkecil (ordination in reduced space). Ordinasi sendiri merupakan proses yang berupa plotting titik objek (posisi) disepanjang sumbu-sumbu yang disusun menurut hubungan tertentu (ordered relationship) atau dalam suatu sistem grafik yang terdiri dari dua atau lebih. Kelebihan lainnya dalam metode ini dapat merangkum data yang multidispliner yang didapat dilapangan sehingga menghasilkan banyak informasi secara kuantitatif dan proyeksi. Pendekatan dengan metode ini telah banyak dikembangkan untuk menganalisis lingkungan (Bappenas, 2008). Analisis dengan mengunakan MDS secara garis besar (Bappenas, 2008) sebagai berikut: a. Hasil data lapangan (primer dan sekunder) dari semua dimensi dilakukan skoring.
7 45 b. Ditentukan acuan utama baik (good) dan buruk (bad) dengan melakukan skor baik dan buruk pada semua atribut c. Membuat dua titik utama lainnya yaitu titik tengah (mean) yang merupakan titik buruk dan titik baik. Dua titik acuan utama tambahan ini menjadi acuan arahan vertikal (up dan down). d. Membuat titik acuan tambahan yang disebut sebagai jangkar (anchors) yang dapat digunakan untuk membantu hasil ordinasi. Titik tersebut sebagai titik-titik bertindak sebagai stabilizer yang membentuk semacam amplop. Titik-titik ini juga berguna dalam melakukan analisis regresi untuk menghitung stress yang merupakan bagian dari MDS e. Melakukan standarisasi nilai skor untuk stiap atribut dengan metode: X ik sd= x x ik s k k Keterangan: X iksd = nilai skor standar lokasi penelitian (termasuk tititk-titik acuannya) ke i =, 2,...n, pada setiap atribut ke k =,2,... p; X ik = nilai skor awal lokasi penelitian (termasuk titik acuannya) ke i =,2,...n pada setiap atribut ke k =, 2,...p; X k = nilai tengah skor pada setiap atribut ke k =, 2,...p; Sk = simpangan baku skor pada setiap atribut ke k =,...2,... p. f. Menghitung jarak antar lokasi dengan metode pada Euclidean distance berdimensi n ditulis sebagai berikut. D 2 (ij) =Σ(X ik X ik ) 2 g. Membuat ordinasi untuk seluruh atribut untuk setiap dimensi berdasarkan aspek algoritme analisis multidimensional scaling. Dalam analisis MDS dimensi atribut yang semula banyak menjadi hanya tinggal dua dimensi yang akan menjadi sumbu X dan Y. Hasil dari ordinasi adalah matrik V (n x 2) dimana n adalah jumlah lokasi yang diteliti. h. Jarak antar objek dihitung dengan melakukan regresi jarak Euclidean (dij) dengan titik asal (D ij ) dapat ditulis persamaannya yaitu: d ij = α + βδ ij + ε Analisis regresi dalam MDS mencakup penilaian stress dengan melakukan Goodness of fit didalam MDS menjadi sangat penting, sebab Goodness of fit mencerminkan indikator besarnya nilai S (stress) jika
8 46 mengacu dalam RAPFISH tingkat nilai S (stress > 0.25) (Bappenas, 2008). Untuk pembuatan skala berkelanjutan dari Buruk ke Baik (0 ke 00) pada sumbu x titik atas adalah +50 pada skala sumbu y dan titik bawah adalah -50 pada skala sumbu y (Susilo 2003, diacu dalam Bappenas 2008) adalah: Untuk i =, 2,...n; V ( i,) V ( I bad,) Vf (i,) = 00 V ( I up,2) V ( I down,2) V ( i,2) V ( I down, 2) Vf(i,2) = (,2) (,2) V I up V Idown Didapat : Vf (i,2) = Vf (i,2)- Vf(I good,2) Apabila nilai indeks > 50 maka aspek atau dimensi dari Heksagonal PEL tersebut baik dan sebaliknya apabila nilai indeks < 50, maka aspek atau dimensi dalam Heksagonal PEL tersebut jelek. Analisis Sensivititas Setelah analisis MDS didapat indeks baik buruknya aspek atau dimensi dalam Heksagonal PEL, selanjutnya perlu dilakukan analisis sensitivitas dari atribut-atribut tersebut. Kegunaannya untuk mengetahui atribut-atribut mana yang berpengaruh atau berperan yang memberikan kontribusi terhadap nilai keberkelanjutan sumberdaya tersebut (Bappenas, 2008). Analisis sensitivitas ini (Bappenas, 2008) mengunakan attribute leveraging untuk melihat perubahan dari hasil analisis MDS. Pengaruh setiap atribut dilihat dalam bentuk perubahan root mean square (RMS), khususnya pada sumbu x terutama pada skala keberkelanjutan sumberdaya dan perubahaan sumbu y tidak diperhitungkan. Hal ini dikarenakan hanya untuk melihat perubahan RMS. Rumus RMS tersebut adalah : RMS = n i= { Vf ( i,) Vf (.,) } Vf (i) = Nilai hasil MDS (setelah rotasi dan flifing) Vf (,) = Nilai tengah hasil MDS pada Kolom ke n Analisis Montecarlo Analisis Montecarlo (Bappenas, 2008) dilakukan dalam rangka mengevaluasi pengaruh dari galat (error) dengan menduga suatu nilai statistik tertentu. Analisis dengan metode Montecarlo berguna untuk mempelajari yaitu: a. Pengaruh kesalahan dalam skor atribut yang disebabkan oleh pemahaman kondisi PEL; 2
9 47 b. Pengaruh variasi pemberian skor akibat perbedaan opini atau penilaian oleh penelitian yang berbeda; c. Stabilitas proses analisis MDS yang berulang-ulang (iterasi) dan juga melihat kualitas stabilitas titik-titik acuan metode yang dilakukan; d. Kesalahan memasukan data atau data yang hilang; dan e. Tingginya nilai stress hasil analisis. Selanjutnya berdasarkan faktor pengungkit dirumuskan strategi pengembangan ekonomi lokal yang merupakan cara untuk menangani masalah yang menyebabkan munculnya faktor pengungkit tersebut, dan kemudian strategi tersebut dijabarkan ke dalam program yang merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan konkrit yang memiliki tujuan yang sama.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
71 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Status Keberlanjutan dan Faktor Pengungkit Aspek Kelompok Sasaran Dari hasil RapAnalysis diketahui nilai indeks keberlanjutan Kelompok Sasaran dalam Pengembangan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
31 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Minapolitan Kampung Lele Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Penelitian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
43 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kawasan Minapolitan Bontonompo yang mencakup 5 (lima) kecamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. 1. Pangkep 4 33' ' ' ' 2, Takalar , Bulukumba
3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sulawesi Selatan mulai bulan Februari 2011 hingga Oktober 2011. Lokasi penelitian dilakukan di 3 kabupaten yaitu Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2006 sampai bulan Oktober 2006. Penelitian dilakukan di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul
Lebih terperinciKajian Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta Tahun 2015
Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta Tahun 2015 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta Tahun 2015 Laporan Akhir Kajian Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Surakarta 2015 Page i KATA
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Baru Bumi Serpong Damai, Provinsi Banten, serta di wilayah sekitarnya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei September
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian Besarnya potensi sumberdaya laut Kabupaten Halmahera Utara dan masih tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir terutama nelayan menjadi alasan
Lebih terperinci3 METODOLOGI. Laut Jawa. D K I J a k a r ta PULAU JAWA. Gambar 3. Lokasi Penelitian (Kabupaten Tangerang) S e l a t M a d u r a.
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Juni hingga Desember 2006. Lokasi penelitian adalah beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten
Lebih terperinci11 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KEBERLANJUTAN KOTA TERNATE
257 11 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN PELAGIS KEBERLANJUTAN KOTA TERNATE 11.1 Pendahuluan Perikanan tangkap merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat kompleks, sehingga tantangan untuk memelihara
Lebih terperinciANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA
ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA DI DESA SARASA KECAMATAN DAPURANG KABUPATEN MAMUJU UTARA Iis Arsyad¹, Syaiful Darman dan Achmad Rizal² iis_arsyad@yahoo.co.id ¹Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN WISATA CETACEAN WATCHING DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR.
ANALISIS KELAYAKAN DAN KEBERLANJUTAN PENGEMBANGAN WISATA CETACEAN WATCHING DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Marlenny Sirait Abstrak Kabupaten Kupang merupakan salah satu perairan yang secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan penelitian. Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk
Lebih terperinciANALISIS KEBERLANJUTAN RAPFISH DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA, IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PERAIRAN TANJUNGPANDAN ABSTRAK
BULETIN PSP ISSN: 251-286X Volume No. 1 Edisi Maret 12 Hal. 45-59 ANALISIS KEBERLANJUTAN RAPFISH DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA, IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI PERAIRAN TANJUNGPANDAN Oleh: Asep Suryana
Lebih terperinci2. Merumuskan strategi dan merancang program pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru.
19 2. Merumuskan strategi dan merancang program pengembangan ekonomi lokal berbasis agribisnis perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru. 1.3.2 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya kajian ini adalah:
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis existing condition pengelolaan rumpon di Barat Daya perairan Pelabuhanratu, Jawa Barat yang menggunakan aplikasi Rapfish
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
55 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2. Secara administratif DAS Citarum
Lebih terperinciVIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG
133 VIII. ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHATANI TANAMAN HORTIKULTURA PADA LAHAN BERLERENG DI HULU DAS JENEBERANG 8.1. Pendahuluan Kabupaten Gowa mensuplai kebutuhan bahan material untuk pembangunan fisik, bahan
Lebih terperinciDiterima: 4 Februari 2009; Disetujui: 20 Agustus 2009 ABSTRACT
Buletin PSP, Vol.XVIII, No.3, Desember 9 STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERIKANAN ERA DESENTRALISASI DI INDONESIA Sustainability Status of Development System of Fisheries Extension
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciSTATUS KEBERLANJUTAN USAHA GARAM RAKYAT DI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP
STATUS KEBERLANJUTAN USAHA GARAM RAKYAT DI KECAMATAN LABAKKANG KABUPATEN PANGKEP Abdul Rauf Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Sulawesi
Lebih terperinciGovernance of Dagho fishing port, Sangihe Islands Regency, Indonesia
Aquatic Science & Management, Vol. 1, No. 2, 188-192 (Oktober 2013) Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index ISSN 2337-4403 e-issn 2337-5000 jasm-pn00042
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA DAN STATUS KEBERLANJUTAN KAWASAN AGROPOLITAN PERPAT BELITUNG
EVALUASI KINERJA DAN STATUS KEBERLANJUTAN KAWASAN AGROPOLITAN PERPAT BELITUNG Hariyadi *, Catur Herison **, Edi Suwito *** * Staf Pengajar Fakultas pertanian IPB, e-mail : - ** Staf Pengajar Fakultas pertanian
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciKata Kunci : Kedelai, Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Produktivitas, Pendapatan, Keberlanjutan
Judul : Analisis Keberlanjutan Usahatani Kedelai melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Kabupaten Jember Peneliti : Titin Agustina 1 Mahasiswa Terlibat : Dewina Widyaningtyas 2 Sumberdana :
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL INDUSTRI ALAS KAKI YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BOGOR
Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal Industri Alas Kaki yang Berkelanjutan (R. Kusumawati et al.) ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL INDUSTRI ALAS KAKI YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BOGOR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Penetapan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan mempunyai potensi yang memungkinkan untuk
Lebih terperinciSTATUS KEBERLANJUTAN IKAN LOMPA (THRYSSA BAELAMA) PADA KAWASAN SASI NEGERI HARUKU KABUPATEN MALUKU TENGAH
STATUS KEBERLANJUTAN IKAN LOMPA (THRYSSA BAELAMA) PADA KAWASAN SASI NEGERI HARUKU KABUPATEN MALUKU TENGAH SUSTAINABILITY STATUS FISH LOMPA (THRYSSA BAELAMA) IN THE AREA OF STATE SASI HARUKU CENTRAL MALUKU
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif. i i
Ringkasan Eksekutif Dalam rangka meningkatkan peranan dalam usaha konservasi DAS yang rusak, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan program Pilot Project Optimasi Lahan responsif
Lebih terperinciPENILAIAN KESIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL Evaluation of Readiness for Maluku as Lumbung Ikan Nasional
Penilaian Kesiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional... (Siti Hajar Suryawati dan Tajerin) PENILAIAN KESIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL Evaluation of Readiness for Maluku as Lumbung Ikan
Lebih terperinciANALISIS NILAI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT, MALUKU
ANALISIS NILAI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT, MALUKU (Index Sustainability Analysis of Mangrove Forest Ecosystem Management in Western Part of Seram,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN xvi xviii xix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4 Manfaat Penelitian. 10 1.5. Ruang
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Teknik Pengambilan Data Pengumpulan Data Vegetasi Mangrove Kepiting Bakau
19 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2011 pada kawasan mangrove di Desa Tongke-Tongke dan Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten
Lebih terperinci3 METODE UMUM PENELITIAN
47 3 METODE UMUM PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2010 yang meliputi tahap-tahap : persiapan, pengumpulan data primer/sekunder, dan pengolahan/analisa
Lebih terperinciBAB V. kelembagaan bersih
150 BAB V ANALISIS KEBERLANJUTAN 5.1 Analisis Dimensional Analisis keberlanjutan pengelolaan air baku lintas wilayah untuk pemenuhan kebutuhan air bersih DKI Jakarta mencakup empat dimensi yaitu dimensi
Lebih terperinciPENILAIAN KESIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL Evaluation of Readiness for Maluku as Lumbung Ikan Nasional
PENILAIAN KESIAPAN MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL Evaluation of Readiness for Maluku as Lumbung Ikan Nasional * Siti Hajar Suryawati dan Tajerin Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. 3.2 Jenis Data, Teknik Analisis Data, dan Keluaran
35 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan permukiman di Cisauk, provinsi Banten dengan pertimbangan sebagai berikut (1) kawasan tersebut mewakili karakteristik
Lebih terperinciJurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 2 Desember 2008)
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 2 Desember 2008) 65 KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS NASIONAL : PENDEKATAN TEKNIK ORDINASI RAP-RICE DENGAN METODA MULTIDIMENSIONAL SCALING (MDS)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Lokasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah program pemerintah daerah yang diterapkan telah cukup mengandung aspek pembinaan dan penerapan kelestarian lingkungan. Wilayah yang
Lebih terperinciKEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI, SOSIAL, EKONOMI DAN BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK CIRATA. Aceng Hidayat, Zukhruf Annisa, Prima Gandhi
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 3 No. 3, Desember 2016: 175-187 ISSN : 2355-6226 E-ISSN : 2477-0299 http://dx.doi.org/10.20957/jkebijakan.v3i3.16250 KEBIJAKAN UNTUK KEBERLANJUTAN EKOLOGI,
Lebih terperinciABSTRACT. Key words : sustainability index, sustainability status, agropolitan, border area ABSTRAK
ANALISIS KEBERLANJUTAN WILAYAH PERBATASAN KALIMANTAN BARAT- MALAYSIA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten Bengkayang) SUSTAINABILITY ANALYSIS OF WEST
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
77 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di DAS Ciliwung Hulu seluas + 14.900 hektar mencakup tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cisarua, Kecamatan Megamendung,
Lebih terperinciMETODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penyusunan model pengelolaan air bersih berkelanjutan yang berbasis otonomi daerah dilakukan dengan melakukan identifikasi kebijakan yang ada baik yang
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
15 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah wilayah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasari
Lebih terperinciV HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Pengembangan Sistem Agribisnis Ikan Lele
45 V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Potensi Pengembangan Sistem Agribisnis Ikan Lele Ikan lele merupakan nama ikan air tawar yang tidak asing lagi bagi kita, karena mulai dari tempat makan pinggir jalan sampai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Dalam memahami pelajaran di sekolah siswa mungkin saja mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini dapat dikarenakan metode pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi sebagai urat-nadi berkehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional yang sangat penting perannya dalam ketahanan nasional.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Balai Pengembangan Teknologi (BPT) Mekanisasi Pertanian Jawa Barat yang terletak di Jalan Darmaga Timur Bojongpicung, Cihea,
Lebih terperinciANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM KETERSEDIAAN BERAS DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA Analysis of Sustainability Index and Status of Rice Availability System in Several Regions in Indonesia
Lebih terperinciANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR
ANALISIS INDEKS KEBERLANJUTAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Oleh : Sigit Pranoto F34104048 2008 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran
Lebih terperinciIII. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
35 III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Kondisi Geografis dan Administratif Kawasan Minapolitan Bontonompo terletak di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Gowa terletak
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan utama yang dilakukan dalam penelitian, yaitu (1) pengumpulan data penelitian dan (2) pengolahan data serta penyusunan disertasi. Pengumpulan
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM PENGELOLAAN DAS DAN PESISIR
ANALISIS INDEKS DAN STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM PENGELOLAAN DAS DAN PESISIR Indeks dan Status Keberlanjutan Sistem Pengelolaan DAS dan Pesisir Penilaian keberlanjutan sistem pengelolaan DAS dan pesisir
Lebih terperinciVI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI
Sumbu Y setelah Rotasi: Skala Sustainability Attribute VI. STATUS KEBERLANJUTAN USAHATANI RAWA LEBAK SAAT INI 6. Keberlanjutan Rawa Lebak Masing-masing Dimensi Analisis status keberlanjutan pemanfaatan
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Keberlanjutan Mentok Rimba (Cairina Scutulata) Di Taman Nasional Berbak Jambi
Analisis Karakteristik Keberlanjutan Mentok Rimba (Cairina Scutulata) Di Taman Nasional Berbak Jambi Hutwan Syarifuddin, Jul Andayani, Sri Novianti dan Fatati Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode perkembangan {Developmental Research). Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan
Lebih terperinciDeskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :
ISI FORM D *Semua Informasi Wajib Diisi *Mengingat keterbatasan memory database, harap mengisi setiap isian dengan informasi secara general, singkat dan jelas. A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang
Lebih terperinciIV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Kendal. Studi kasus adalah metode
Lebih terperinci3.1. Kerangka Pemikiran
52 III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan Kabupaten Lampung Barat sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumberdaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur (Gambar 4). Wilayah ini berada di bagian utara Kabupaten Nunukan,
Lebih terperinci8. PRIORITAS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEMERSAL YANG BERKELANJUTAN DENGAN ANALISIS HIRARKI PROSES
8. PRIORITAS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEMERSAL YANG BERKELANJUTAN DENGAN ANALISIS HIRARKI PROSES 8.1 Pendahuluan Untuk dapat memahami persoalan dalam pemanfaatan dan pengelolaan
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat
Lebih terperinciPengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya
Pengembangan daya saing daerah kabupaten/kota di propinsi jawa timur berdasarkan Potensi daerahnya Oleh : Miftakhul Huda 3610100071 Dosen Pembimbing : DR. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg. JURUSAN
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama satu tahun mulai pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Oktober 2011 di seluruh wilayah Kecamatan Propinsi
Lebih terperinciStatus Keberlanjutan Wilayah Peternakan Sapi Potong untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso
Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014 Vol. 16 (2) ISSN 1907-1760 Status Keberlanjutan Wilayah Peternakan Sapi Potong untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Bondowoso Sustainability Status
Lebih terperinciGambar 4 Peta Lokasi Penelitian.
BAB III METODA PENELITIAN 3.. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Agustus 20. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Luwu, di 7 (tujuh) kecamatan yaitu
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciIII METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala
50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
51 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teori Selama ini, pengelolaan sumberdaya perikanan cenderung berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata dengan mengeksploitasi sumberdaya perikanan secara besar-besaran
Lebih terperinciVolume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: KEBERLANJUTAN OBYEK WISATA PANTAI LABOMBO KOTA PALOPO
KEBERLANJUTAN OBYEK WISATA PANTAI LABOMBO KOTA PALOPO A. Muhammad Yushan Patawari Email ; yushanandi@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU JOHN WENRY UTUKAMAN
1 STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS AGRIBISNIS PERIKANAN DI KABUPATEN KEPULAUAN ARU JOHN WENRY UTUKAMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 2 SURAT PERNYATAAN MENGENAI TUGAS
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2010 sampai dengan Mei 2011, di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Secara geografis Kota Bontang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor jalan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting bagi kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah administratif Kabupaten Tulang yang terdiri dari 13 kecamatan. Waktu pelaksanaan penelitian selama kurang lebih 8 (delapan) bulan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pengembangan agroindustri kelapa sawit sebagai strategi pembangunan nasional merupakan suatu keniscayaan guna memperkecil kesenjangan pembangunan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November
III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang
Lebih terperinciABSTRAK 1. PENGANTAR 2. METODOLOGI
Indeks Status Keberlanjutan Kota Batu Sebagai Kawasan Agropolitan Ditinjau dari Aspek Ekologi, Ekonomi, Sosial dan Infratruktur Ami Rahayu 1, Azis Nur Bambang 2, Gagoek Hardiman 3 1 Mahasiswa Program Magister
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR
STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR Oleh : ASTRI WIDHIANINGTYAS L2D 004 301 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,
Lebih terperinciANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DI KAWASAN PERBATASAN PULAU SEBATIK, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sustainability Analysis of Cocoa Smallholders in the Border Area of Sebatik
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinciDRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN
DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN JUDUL REKOMENDASI Strategi Peningkatan Aspek Keberlanjutan Pengembangan Energi Laut SASARAN REKOMENDASI Kebijakan yang Terkait dengan Prioritas Nasional LATAR BELAKANGM Dalam
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang dimulai dari penjajakan, studi pustaka, pembuatan proposal, penelitian lapangan, pengolahan data dan penulisan disertasi adalah
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN Kerangka Pemikiran
III. METODE KAJIAN A. Kerangka Pemikiran Program PUGAR merupakan salah satu strategi pencapaian swasembada garam nasional oleh pemerintah dengan visi pencapaian target produksi garam 304.000 ton dan misi
Lebih terperinciBAB V STATUS KEBERLANJUTAN DAS CILIWUNG HULU
131 BAB V STATUS KEBERLANJUTAN DAS CILIWUNG HULU 5.1 Pendahuluan Pengelolaan DAS Ciliwung dilakukan oleh berbagai stakeholders dengan berbagai kepentingan dan pengaruh yang dimiliki terhadap interaksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian yang memakai metode deskripstif kuantitatif dan kualitatif melalui eksplorasi data dan fakta di lapangan. Selain
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinci