INTERKONEKSI IC DIGITAL BERBAHAN GALLIUM ARSENIDE. Andreas Ardian Febrianto. Intisari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTERKONEKSI IC DIGITAL BERBAHAN GALLIUM ARSENIDE. Andreas Ardian Febrianto. Intisari"

Transkripsi

1 INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant Prgram Studi Teknik Elektr Fakultas Teknik Elektrnika dan Kmputer UKSW Jalan Dipnegr 5-60, Salatiga 507 Intisari Tata letak keping I Digital berbahan GaAs memerlukan interkneksi untuk keperluan knsumsi daya dan transmisi sinyal. Interkneksi bahan GaAs perlu perhatian khusus karena transisi dengan kecepatan tinggi akan menghasilkan derau pada interkneksi. Derau dari transisi dengan kecepatan tinggi ini disebabkan adanya gelmbang pantul, cakap silang diantara jalur interkneksi, efek induktansi, pelaifan dan distrsi yang disebabkan rugi- rugi resistansi. Kata Kunci : Interkneksi, I Digital, GaAs. Kntak- Kntak dan Interkneksi pada Prses Pembuatan I Digital GaAs Kntak- kntak pada I Digital GaAs adalah kntak hmik dan kntak schttky. Kntak hmik pada I Digital GaAs secara tipikal dibuat dari kmbinasi lgam emas germanium nikel yang dicampur pada wafer dengan temperatur kurang lebih 450. Kntak schttky secara tipikal dibuat dari kmbinasi titan platina emas atau dari kmbinasi titan wlfram emas. Lapisan titan pada sistem ini menyediakan kntak schttky dengan halangan tinggi yang baik. Kelemahan bahan titan ini adalah dapat menimbulkan resistansi parasitik yang tinggi pada gerbang jika digunakan terpisah. esistansi parasitik ini dapat dikurangi leh lapisan atas kntak yang berupa emas. Emas mempunyai sifat amphteric dpant yaitu sifat yang dapat mengubah kntak schttky menjadi kntak hmik jika terjadi kntak antara emas dengan bahan GaAs. Hal ini diatasi 6

2 Techné Jurnal Ilmiah Elektrteknika Vl. 0 N. April 0 Hal 6 74 dengan penyisipan lapisan tengah berupa platina atau wlfram yang mencegah perubahan kntak tersebut dengan menjadi penghalang yang mencegah difusi emas ke permukaan bahan GaAs. Interkneksi peranti peranti pada I Digital GaAs umumnya membutuhkan paling sedikit dua lapisan lgam yang memungkinkan terjadinya crss ver crss ver. Lapisan lgam ke dua atau bagian atas umumnya menggunakan titan emas. Tebal lapisan lgam ke dua ini secara tipikal adalah 0,7,0 µm dan lebih tebal daripada lapisan lgam pertama atau bagian bawah, karena lapisan lgam ke dua ini digunakan sebagai jalur sinyal. Sedangkan tebal lapisan lgam pertama secara tipikal adalah 0, 0,5 µm dan digunakan sebagai jalur daya. Islasi secara elektrik antara dua jalur interkneksi dilakukan dengan penggunaan sebuah lapisan dielektrik penghalang atau intervening dielectric layer. Lubang - lubang Via dietsa melalui dielektrik ini pada lkasi lkasi yang benar saat interkneksi antara dua lapisan lgam dibutuhkan, seperti ditunjukkan dalam Gambar. Gambar. Skema Diagram Kneksi rss Over dan Via antara Dua Aras Metalisasi []. 64

3 INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant. Analisis Interkneksi I Digital GaAs Interkneksi kabel pada keping I Digital GaAs secara umum berupa metal strip yang diendapkan pada bahan GaAs ( r =,9) atau pada lapisan dielektrik seperti SiO ( r =,9 ), silikn nitride atau xynitride ( 4 r 8 ), plymide ( r =,5) dan pada dielektrik dari permukaan atas bahan GaAs berupa tekanan udara []. Tebal metal strip lebih tipis dibandingkan landasan semi-insulating. Landasan semi-insulating mempunyai resistivitas tinggi sehingga memudahkan islasi diantara beberapa peranti yang tersusun dalam landasan tunggal. Interkneksi pada bahan GaAs terdiri dari dua atau lebih lapisan berupa lgam. Pada bahan resitivitas tinggi seperti semimetals atau semicnductr terjadi jatuh tegangan yang akan mempersulit perancangan. Jatuh tegangan ini dihasilkan dari arus peralihan yang diperleh dari induktansi seri pada interkneksi untuk pendistribusian daya. Peralihan dengan kecepatan tinggi pada interkneksi diantara untai elemen aktif akan menyebabkan derau pada interkneksi distribusi daya dan interkneksi transmisi sinyal. Derau akibat transisi cepat ini disebabkan adanya gelmbang pantul, cakap silang diantara jalur interkneksi, efek induktansi akibat arus transient, pelaifan dan distrsi akibat rugi- rugi resistansi... atu Daya dan Perancangan Pembumian Tujuan distribusi daya adalah untuk menyediakan catu daya dan ptensial bumi knstan dan sama untuk setiap untai pada sebuah keping I. Tujuan distribusi daya dan transmisi sinyal akan lebih sulit dicapai dengan adanya beberapa masalah berikut ini.. Efek resistansi : resitivitas yang terbatas diatasi dengan penerapan v = ir.. Elektrmigrasi : prses migrasi lgam yang menghasilkan arus lebih pada penghantar diatasi dengan mematuhi batas kerapatan arus.. Efek induktansi : perubahan nilai induktansi menyebabkan perubahan tegangan diatasi dengan penerapan V= L di / dt. 65

4 Techné Jurnal Ilmiah Elektrteknika Vl. 0 N. April 0 Hal Efek esistansi Faktr ini dijelaskan dengan Persamaan (). esistivitas lgam tergantung pada temperatur dan sejumlah kecil elektrn dalam lgam dengan pla getaran mlekul gemetri. esitivitas lgam dan jatuh tegangan akan naik sebanding dengan kenaikan temperature mutlak (Kelvin). Sebaliknya resistivitas lgam akan turun sebanding dengan penurunan temperatur ruangnya dan akibat kenaikan tegangan, arus dapat meningkat sehingga tidak terjadi jatuh tegangan pada knduktr yang berupa lgam. = Lρ = ρs wt dengan adalah resistansi knduktr [ Ω / cm ]; w adalah lebar resistansi knduktr L w [cm]; L adalah panjang resistansi kndukr [cm]; t adalah ketebalan resistansi kndukr [cm]; ρ adalah resistivitas ρ s adalah sheet resistans [ Ω cm] ; dan [ Ω / cm]. () esistansi pada interkneksi distribusi daya dari satu jalur ke jalur lainnya perlu diperhitungkan menggunakan Persamaan () untuk menghitung jatuh tegangan pada sebuah knduktr. Arus untuk jalur daya pada jalur interkneksi pendek sehingga dianalisis menggunakan distribusi seragam. Distribusi seragam arus fungsi psisi x sepanjang jalur dijelaskan pada persamaan berikut. x I(x) = I T (- ) (). L Jatuh tegangan pada ujung jalur ( V) adalah sebagai berikut. L IT ρ V = x I dx = A L T 0 Lρ A (). 66

5 INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant... Elektrmigrasi Elektrmigrasi adalah satu prses migrasi lgam yang saat terjadi akan menghasilkan arus lebih pada penghantar dalam untai hubung buka. Prses ini menggangu kinerja keping I tempat untai pkk terdapat. Aturan perancangan secara elektrik digunakan untuk mencegah elektrmigrasi yaitu dengan mematuhi batas kerapatan arus yang diperblehkan pada sistem yang dirancang. Batas kerapatan arus maksimum (J max ) untuk sistem sistem lgam yang dikehendaki adalah J max = x 0 5 A/cm. Pengetahuan tentang nilai ketebalan lgam diperlukan sebab perhitungan kerapatan arus memerlukan luas penampang lintang yang diketahui. Nilai ketebalan lgam untuk prses selective- implant depletin-mde adalah sebagai berikut. Pada schttky metal 0, µm; dan pada secnd-metal 0,6 µm. Nilai arus pada lapisan- lapisan dengan lebar tertentu (dengan J max = x 0 5 A/cm ) adalah: arus pada schttky metal 00 µa untuk lebar sebesar λ; dan arus pada secnd-metal 600 µa untuk lebar sebesar λ. Aturan perancangan akan dinyatakan dalam λ yang dibuat tetap yaitu 0,5 µm. Aturan secara elektrik yang lain berhubungan dengan ukuran maksimum sembarang transistr MESFET tunggal.... Efek induktansi Faktr ke tiga yang menyebabkan kesulitan dalam distribusi daya adalah induktansi diri pada jalur transmisi. Induktansi L menyebabkan perubahan tegangan jika arus pada jalur berubah dengan rata- rata di/dt, menurut persamaan berikut : di V = L dt (4). 67

6 Techné Jurnal Ilmiah Elektrteknika Vl. 0 N. April 0 Hal 6 74 Induktansi pada jalur dihitung dengan L Z c eff = dan cz eff = dengan eff = dengan adalah ttal kapasitansi knduktr dalam lapisan dielektrik dan adalah ttal kapasitansi knduktr dalam ruang hampa. Karena L tidak tergantung dari maka lebih efisien dan tepat jika jalur berada dalam ruang hampa ( = = ) eff r eff... Delay Estimatin Ttal waktu tunda perambatan untuk I digital GaAs frekuensi tinggi dibuat cepat sehingga diperleh kecepatan yang tinggi. Efek yang perlu dipertimbangkan adalah kapasitansi jalur interkneksi, perambatan gelmbang elektrmagnetik, dan distribusi waktu tunda kapasitif.... rssver apacitance Ttal kapasitansi beban interkneksi meliputi kapasitansi jalur interkneksi dan kapasitansi yang muncul akibat crssing ver. rssing ver terjadi jika jalur pada satu lapis berada di bawah jalur pada lapisan lain. WZ +,9( Z + W 4 h x = 8,854x0 i ) dengan x adalah ttal kapasitansi crssver; i adalah knstanta dielektrik relatif islatr; W Z + ln.444 ln,444 Z + + W + (5) 4 h h h adalah jarak metal dengan permukaan GaAs pada Gambar [ µ m ]; Z adalah lebar metal pada Gambar [ µ m ];dan W adalah lebar metal pada Gambar [ µ m ]. 68

7 INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant Persamaan yang digunakan untuk menganalisis kapasitansi crssver diperleh dari Persamaan (5). Suku pertama Persamaan (5) adalah kapasitansi paralel lapisan lgam, sedangkan suku ke dua Persamaan (5) adalah kapasitansi tambahan yang tidak diinginkan, didekati dengan mdel micrstrip. a ir W M e ta l M e ta l d ie le tric h M e ta l G a A s Z Gambar. Gambar penampang lintang lapisan lgam pertama dan lapisan ke dua lgam crssver []. Tambahan berupa kapasitansi beban yang tidak diinginkan dihasilkan dari bidang pengikat dan bidang prbe. Bidang pengikat biasanya 00 x 00 µm berupa bidang lgam pada landasan semi insulating pada tepi keping I. Bidang prbe berguna karena dipakai untuk pengujian prbe. Bidang berukuran 0 x 0 µm dapat menjadi prbe jika berada di sekitar untai. Pendekatan micrstrip digunakan untuk menghitung kapasitansi dari bidang dijelaskan dengan persamaan berikut. zε p = πε eff ( W ) Wε eff ( z) + - ε ε r Wz ln(8h / W ) ln(8h / z) h (6) dengan πε = 5,559 x 0-7 F/µm; p adalah kapasitansi diri (mdel micrstrip) W adalah lebar dari bidang [m]; z adalah panjang dari bidang [m]; dan h adalah tebal landasan [m]. Pada kndisi kapasitansi jalur micrstrip berupa dua knduktr yaitu knduktr pertama dengan lebar W dan panjang z, paralel dengan knduktr kedua 69

8 Techné Jurnal Ilmiah Elektrteknika Vl. 0 N. April 0 Hal 6 74 dengan lebar z dan panjang W. Knstanta dielektrik effektif knduktr pertama dan knduktr kedua dengan h/w dan h/z dijelaskan dengan persamaan berikut. ε eff (W) = dan ε eff (Z) = ε r + ε + r ε r + ε + r + h W h + z Jalur transmisi sebaiknya cukup pendek dan lebar agar prpagasi gelmbang pada jalur interkneksi tidak mengalami rugi- rugi. Knduktr sebaiknya dibuat tipis untuk interkneksi sinyal kecepatan tinggi. (7) (8) 70

9 INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant... Waktu Tunda Interkneksi Beberapa mdel interkneksi yang cck dipakai. Z,T Gambar Gambar.. Mdel.6. Mdel.[] Gambar 6. Mdel TL. [] Z. T Z 4.T Z. T Gambar 4. Mdel L.[] Gambar 7. Mdel TL4.[] Gambar 5. Mdel P. [] Mdel sederhana celah kapasitr (bersumber dari mdel ) dan impedansi karakteristik digunakan untuk menganalisis struktur jalur transmisi. Kapasitansi beban meliputi jumlah kapasitansi jalur, kapasitansi crss-ver dan kapasitansi yang menyebar. Mdel secara akurat dibatasi dua kndisi sebagai berikut. Lambang t r dan G >> (9); Z dan T<< t r atau t f (0). t f adalah waktu muncul dan waktu hilang driver atau gerbang lgika atau inverter. Kndisi pertama, yaitu Persamaan (9) diterapkan ketika sumber 7

10 Techné Jurnal Ilmiah Elektrteknika Vl. 0 N. April 0 Hal 6 74 impedansi efektif driver ( G ) lebih besar daripada Z interkneksi. Kndisi ke dua, yaitu Persamaan (0) diterapkan ketika 7 G kecil, sehingga panjang jalur transmisi cukup pendek. Sinyal akan dipantulkan dari beban kembali ke generatr dan dipantulkan kembali ke arah beban jika selang waktu dari pantulan pertama kecil dibandingkan tanggapan waktu untai lgika, sehingga batas derau dinamik akan dilampaui. Untai memakai mdel digunakan untuk mempertimbangkan waktu tunda perambatan atau waktu muncul dalam analisis jalur interkneksi, crssver, dan kapasitansi efektif masukan gerbang tambahan. Persamaan () adalah persamaan tegangan keluaran yang menghasilkan pengisian kapasitr leh knstan maka. dan V ( t) = V t G ( e ) G, pada keadaan arus generatr G (); t 50 % = 0,69 G (); t = t =, (). r f G Mdel ekspnensial tunggal tidak tepat digunakan karena gerbang lgika bukan untai linear. Dua hal yang tidak diijinkan dalam mdel yaitu jika G / Z <0, dan jika jalur menyerupai distribusi jaringan dengan resistansi dan kapasitansi membentang melebihi panjang jalur. Dalam mdel, prpgasi elektrmagnetik diabaikan. Mdel L dengan L adalah lambang untuk lw pass. dan yang meningkat secara linear terhadap panjang ( l ) dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara waktu tunda dan waktu prpagasi elektrmagnetik (waktu tunda L). Waktu tunda sebanding dengan kuadrat panjang jalur interkneksi dan waktu tunda L berbanding lurus dengan panjang jalur interkneksi. Batas maksimal waktu tunda jalur diperleh dengan meningkatkan lebar jalur interkneksi atau impedansi jalur untuk I kecepatan tinggi seperti I GaAs. Distribusi untai mempunyai waktu tunda lebih cepat daripada celah untai dengan ttal dan yang sama. Mdel pi yang ditunjukkan dalam Gambar 8 lebih tepat dari mdel L. Tiga bagian jaringan pi ditunjukkan sebagai P, bahkan dua atau satu bagian pi cukup.

11 INTEKONEKSI I DIGITAL BEBAHAN GALLIUM ASENIDE (GaAs) Andreas Ardian Febriant Tabel menjelaskan hubungan Z dan Z (dengan =l) yang G melebihi mdel P lebih teliti. Mdel P merupakan mdel jalur transmisi murni sehingga pengaruh jalur interkneksi dapat diabaikan. Gambar sampai Gambar 7 mewakili jalur transmisi yang terjadi pada interkneksi. Kefisien pantul negatif pada ujung jalur akan diperleh jika G / Z = 0,, yang menghasilkan silasi dan tidak dapat dimdelkan sebagai jaringan. Jalur transmisi ideal (TL) untuk mdel interkneksi pendek dengan driver G rendah. Jalur transmisi ideal didapat pada interkneksi untai lgika dengan tanggapan waktu t r atau t f >> T, selang waktu pantulan negatif pertama. ugi- rugi jalur transmisi dimdelkan seperti Gambar 7, dengan memtng jalur dalam Gambar 6 menjadi bagian dalam Gambar 7 dan menyisipkan bagain yang setara dengan resistansi seri. Waktu tunda untuk masing- masing mdel meningkat dari Gambar ke Gambar 7. Tabel. Mdel yang Ditawarkan ( Sumber Gambar sampai Gambar 7 ) untuk Prediksi Waktu Tunda Interkneksi []. G Z Z TL TL 0.5 TL4 TL4 P.0 TL4 TL4 P.0 TL4 P P. Kesimpulan Interkneksi untai terintegrasi digital dengan kecepatan kinerja dan frekuensi kerja tinggi mengalami masalah penting dalam interkneksi dan prediksi waktu tunda dibanding interkneksi untai terintegrasi digital dengan kecepatan kinerja rendah. Masalah yang dapat terjadi dalam interkneksi untai terintegrasi digital dengan menggunakan bahan GaAs 7

12 Techné Jurnal Ilmiah Elektrteknika Vl. 0 N. April 0 Hal 6 74 adalah masalah interkneksi distribusi daya dan interkneksi transmisi sinyal diatasi dengan menggunakan teknlgi lapisan lgam jamak, dan perancangan catu daya dan pembumian. Analisis secara peridik interkneksi jalur transmisi sinyal dan jalur distribusi daya yang terdapat pada keping I Digital berbahan GaAs, dapat dilihat seperti struktur sepasang micrstrip, stripline maupun.cplanar. Daftar Pustaka []. Daemkes, Heinrich, Mdulatin Dped Field - Effect Transistr Principal / Design & Technlgy, IEE PESS, New Yrk, 99. []. Harrld, S.J., An Intrductin t GaAs I Design, Prentice Hall Internatinal, New Yrk, 99. []. Lng, Stephen I, GaAs Digital I Design, Mc Graw Hill Bk mpany, Singapre, 990. [4]. Sares,bert,ed, GaAs MESFET ircuit Design, Artech Huse Inc, Bstn and Lndn,

Andreas Ardian Febrianto. Intisari

Andreas Ardian Febrianto. Intisari JNTERKONEKSJJC DIGITAL BERBAHAN GALLIUM ARSENIDE (GaAs) INTERKONEKSI IC DIGITAL BERBAHAN GALLIUM ARSENIDE (GaAs) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer- UKSW Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika BENAR jelaskan mengapa BENAR, dan jika SALAH, berilah alasan atau sanggahannya.

Lebih terperinci

PROSES FABRIKASI UNTAI TERINTEGRASI BERBASIS BAHAN SEMIKONDUKTOR GALLIUM ARSENIDE ( GaAs ) Intisari

PROSES FABRIKASI UNTAI TERINTEGRASI BERBASIS BAHAN SEMIKONDUKTOR GALLIUM ARSENIDE ( GaAs ) Intisari Proses Fabrikasi Untai Terintegrasi Berbasis Bahan Semikonduktor Gallium Arsenide (GaAs) (Andreas Ardian Febrianto) OSES FABRIKASI UNTAI TERINTEGRASI BERBASIS BAHAN SEMIKONDUKTOR GALLIUM ARSENIDE ( GaAs

Lebih terperinci

SAMBUNGAN P-N. Diode Sambungan p-n 63

SAMBUNGAN P-N. Diode Sambungan p-n 63 7 DODE SAMBUNGAN P-N 7.1 Semiknduktr Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari karakteristik bahan semiknduktr beserta kemampuannya untuk menghantarkan listrik. Berdasarkan tingkat kemurnian atm penyusunnya,

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham Analisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham, Analisis angkaian Listrik () BAB angkaian Pemrses Sinyal (angkaian Dida dan OPAMP) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II KAPASITOR. pada konduktor. +Q -Q

Hand Out Fisika II KAPASITOR. pada konduktor. +Q -Q Kapasitr terdiri dari dua buah knduktr yang diberi muatan berlainan jenis dan sama besar. Kedua knduktr terislasi dalam suatu ruangan. Kapasitr berfungsi sebagai penyimpan muatan atau energi. 1 KAPASITOR

Lebih terperinci

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN MODUL GEJALA TRANSIEN Pendahuluan. Deskripsi Singkat Bab ini akan membahas tentang kndisi awal kapasitr dan induktr sebagai elemen pasif penyimpan energi.. Manfaat Memahami gejala transien pada elemen

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Efek Ftlistrik Pada tahun 1899 J.J Thmsn menemukan bahwa pada beberapa kndisi elektrn terpancar dari permukaan lgam ketika diberikan radiasi elektrmagnetik. Gejala ini

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA

BAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA BAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA II.1 Pendahuluan Percikan di sela elektrda bla-bla yang diislasi leh dielektrik udara dapat digunakan untuk mengukur amplitud (puncak) tegangan di

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP 2.1 Umum Suatu informasi dari suatu sumber informasi dapat diterima oleh penerima informasi dapat terwujud bila ada suatu sistem atau penghubung diantara keduanya. Sistem

Lebih terperinci

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1 X - 1 X. GEJALA GELOMBANG 10.1 Pendahuluan Situasi fisis yang ditimbulkan pada suatu titik menjalar dalam medium kemudian dapat dirasakan pada bagian lain, merupakan prses gerakan gelmbang. Beberapa cnth

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

BAB IV P E N G U J I A N

BAB IV P E N G U J I A N BAB IV P E N G U J I A N I. SISTEMATIKA PENELITIAN Sistematika penelitian dalam hal ini mengambil tiga acuan yang digunakan untuk meneliti sejauh mana penghantar kabel memberikan knstribusi dalam terjadinya

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor Sudaryatn Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasr ii A 3 Analisis Daya Dengan mempelajari analisis daya di bab ini, kita akan memahami pengertian pengertian daya nyata, daya reaktif, daya kmpleks,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

Saluran Transmisi pada Gelombang Mikro

Saluran Transmisi pada Gelombang Mikro Sauran Transmisi pada Gembang Mikr Daam frekuensi tinggi, suatu sauran transmisi akan menimbukan efek kapasitansi dan induktansi yang terdistribusi di sepanjang sauran. Karena panjang gembang ebih keci

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Sinyal merambat dengan kecepatan terbatas. Hal ini menimbulkan waktu tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal sinusoidal, maka

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

dua ujung kapasitor makin meningkat. Bagaimana kebergantungan tegangan tersebut terhadap waktu? Mari kita analisis.

dua ujung kapasitor makin meningkat. Bagaimana kebergantungan tegangan tersebut terhadap waktu? Mari kita analisis. dua ujung kapasitr makin meningkat. Bagaimana kebergantungan tegangan tersebut terhadap waktu? Mari kita analisis. + - C R S Gambar.33 Skema rangkaian pengisian kapasitr Misalkan tegangan baterei yang

Lebih terperinci

SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar

SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar SAL TRANS GEL MIKRO (I) Ref : Pozar Sal koaksial dan medan gelombang TEM Kuat medan arah z : E E t Vo ln( b / a) Sal koaksial ideal ρ' e ρ J S jkz H Rapat arus pd permukaan luar konduktor dalam : Daya

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih

Lebih terperinci

KUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka

KUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka KUIS I Hari, tanggal : Rabu, 3 Nvember 2004 Waktu : 100 menit 1. Suatu sistem seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Batangan silinder yang kaksial dengan silendernya bergerak dengan kecepatan V. Tentukan

Lebih terperinci

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR Latihan soal-soal PENGHNTR 1 1. Isilah tabel berikut untuk kawat tembaga : Ø (mm) (mm) R untuk 100m (Ω) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 ρ tembaga = 0,0175 Ωmm 2 /m 2. Pada rangkaian gambar di bawah ini,

Lebih terperinci

1. Lapisan Rangkap Listrik

1. Lapisan Rangkap Listrik 1. Lapisan Rangkap Listrik Permukaan lgam yang kntak dengan larutan elektrlit akan memiliki muatan listrik melalui 4 cara: diberi perbedaan ptensial listrik dari luar. absrbsi in pada permukaan lgam atau

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii Sudaryatn Sudirham, nalsis Rangkaian Listrik () BB Fasr, Impedansi, dan Kaidah Rangkaian Dalam teknik energi listrik, tenaga listrik dibangkitkan,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel. Di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, 11 November 2015

Laporan Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel. Di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, 11 November 2015 Lapran Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel Di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, 11 Nvember 2015 I. Tujuan : Memahami prinsip rangkaian seri dan paralel II. Dasar Teri Kapasitr adalah dua buah penghantar (knduktr)

Lebih terperinci

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC 60 TEKNIK KENDAI 5 KONVERTER DC-DC 5. Pendahuluan Pada aplikasi knverter dc-dc sebagai catu daya mde penyaklaran tentunya diinginkan dapat memberikan tegangan keluaran yang tetap pada keadaan mantap ataupun

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA

BAB II KOMPONEN DAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA 3 BAB II KOMPONEN DAN ANGKAIAN EEKTONIKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa cnth penerapan kmpnen elektrnik pada rangkaian aplikasi; seperti misalnya rangkaian, dan pada jaringan arus blak-balik, transfrmatr,

Lebih terperinci

IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT

IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT IMPEDANSI KARAKTERISTIK SALURAN DUA KAWAT I. TUJUAN Mengukur impedansi karakteristik dari saluran simetris. Mengukur arus input dan tegangan input ke saluran, ketika diterminasi hubungan singkat dan ketika

Lebih terperinci

UJIAN MASUK UNIVERSITAS GADJAH MADA (UM UGM) Mata Pelajaran : Fisika Tanggal : 05 April 009 Kde Sal : 9 Daftar knstanta alam sebagai pelengkap sal-sal fisika. g = 0 ms - (kecuali diberitahukan lain) c

Lebih terperinci

Pembebanan Nonlinier

Pembebanan Nonlinier Pembebanan Nnlinier (Dampak pada Piranti) Sudaryatn Sudirham Kmpnen Harmnisa Dalam Sistem Tiga Fasa Frekuensi Fundamental. Pada pembebanan seimbang, kmpnen fundamental berbeda fasa 0 antara masing-masing

Lebih terperinci

Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA. tg15 dan. tg75 adalah.

Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA. tg15 dan. tg75 adalah. Latihan Sal UM Unair 015 IPA ----------------------------------------------------------------- @ujiantulis.cm MATEMATIKA 1. Akar-akar persamaan x 3 4x + x 4 = 0 adalah x 1, x dan x 3. Nilai x 1 + x + x

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. TUGAS AKHIR TE 091399 Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. Tara Aga Puspita NRP 2207100070 Dosen Pembimbing Eko Setijadi,ST.,MT.,Ph.D Ir.Aries

Lebih terperinci

Bilangan Kompleks dan Fasor

Bilangan Kompleks dan Fasor Bilangan Kmpleks dan Fasr leh: Sudaryatn Sudirham. Bilangan Kmpleks.. Definisi Dalam buku Erwin Kreyszig kita baca definisi bilangan bilangan kmpleks sebagai berikut [] Bilangan kmpleks z ialah suatu pasangan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI ELECTRIC CIRCUITS FEH2B4-4 - Genap 27 Juni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam ruang

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Objektif Teori Contoh Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai sensor mekanik. Menjelaskan dengan benar

Lebih terperinci

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik

Pengantar Rangkaian Listrik Pengantar Rangkaian Listrik Slide-01 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 28 Materi Kuliah 1 Pendahuluan Perkenalan Rangkaian Listrik Pemecahan Problem Sistem Satuan 2 Definisi Besaran Listrik

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 1. Pengantar

ELEKTRONIKA. Bab 1. Pengantar ELEKTRONIKA Bab 1. Pengantar DR. JUSAK Mengingat Kembali Segitiga Ohm ( ) V(Volt) = I R I(Ampere) = V R R(Ohm) = V I 2 Ilustrasi 3 Teori Aproksimasi (Pendekatan) Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI Fisika 2 FUH1D3 T =3 P = 0 1 05 September

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 5 BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian imformasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya

Lebih terperinci

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1

Elektronika Dasar. Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc. Oleh. Peranti/mrd/11 1 Elektronika Dasar Oleh Drs. M. Rahmad, M.Si Ernidawati, S.Pd. M.Sc Materi PERANTI ELEKTRONIKA (Resistor) Peranti/mrd/11 1 PERTANYAAN Mengapa perlu mempelajari Komponen Elektronika? Apakah yang dimaksud

Lebih terperinci

OSILATOR BERBASIS GALLIUM ARSENIDE (GaAs)

OSILATOR BERBASIS GALLIUM ARSENIDE (GaAs) OSILATOR BERBASIS GALLIUM ARSENIDE (GaAs) OSILATOR BERBASIS GALLIUM ARSENIDE (GaAs) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 INTISARI

Lebih terperinci

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN Abstrak Pengeringan adalah sebuah prses dimana kelembaban dari sebuah prduk makanan dikurangi agar rasa, dan bentuk tetap terjaga dengan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI BAB TINJAUAN PUSTAKA Uji standard yang kita kenal saat ini diadpsi dari: SNI 09-1811-1998 9 (Indnesia); JIS T 8131-1977 (Jepang); ANSI Z 89.1-1997 (USA), dimana menggunakan test rig jatuh bebas yang dalam

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik

Sudaryatno Sudirham. Distribusi Energi Listrik udaryatn udirham istribusi Energi Listrik ii nalisis Jaringan istribusi Jaringan distribusi bertugas untuk mendistribusikan energi listrik ke pengguna energi listrik. Energi yang didistribusikan bisa berasal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR 2. 1. Konsep Thermoelectric Modul thermoelectric yaitu alat yang mengubah energi panas dari gradien temperatur menjadi energi listrik atau sebaliknya dari energi listrik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11 Windu Bastian, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Telekomunikasi, Departemen

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ANTENA. kerja, menentukan krakteristik substrat dan ukuran patch untuk mendapatkan

BAB III PERANCANGAN ANTENA. kerja, menentukan krakteristik substrat dan ukuran patch untuk mendapatkan BAB III PERANCANGAN ANTENA 3.1 Gambaran Umum Perancangan Perancangan antenna mikrostrip dimulai dengan menentukan frekuensi kerja, menentukan krakteristik substrat dan ukuran patch untuk mendapatkan bandwidth

Lebih terperinci

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu pengukuran dengan memberikan

Lebih terperinci

Teknologi Implementasi: CMOS dan Tinjauan Praktikal

Teknologi Implementasi: CMOS dan Tinjauan Praktikal Teknologi Implementasi: CMOS dan Tinjauan Praktikal Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama

Lebih terperinci

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: RESI RATNASARI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI. Disusun untuk melaporkan hasil praktikum Saluran Transmisi Semester 4. Dosen Pembimbing Hendro Darmono,B.Eng.

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI. Disusun untuk melaporkan hasil praktikum Saluran Transmisi Semester 4. Dosen Pembimbing Hendro Darmono,B.Eng. LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI Disusun untuk melaporkan hasil praktikum Saluran Transmisi Semester 4 Dosen Pembimbing Hendro Darmono,B.Eng.,MT KELOMPOK 4 JTD 2A Kiki Lailatul Rahmadhani (1341160013)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz Haditia Pramuda Hrp, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis. Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatn Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB 4 (dari Bab 7 Analisis Ragkaian Sistem Tenaga) Pembebanan Nnlinier (Analisis Di Kawasan Fasr) 7.1. Pernyataan Sinyal Sinus Dalam

Lebih terperinci

Attenuasi dan Repeater

Attenuasi dan Repeater Attenuasi dan Repeater Pendahulan Kekuatan sinyal yang ditransmisikan oleh sembarang media transmisi menurun seiring dengan bertambahnya jarak. bila ditransmisikan lebih dari beberapa mil, sinyal tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Kajian Unjuk Kerja Sistem Pneumatic Hydrolic Pada Komponen Katup Kontrol (Control Valve)

Kajian Unjuk Kerja Sistem Pneumatic Hydrolic Pada Komponen Katup Kontrol (Control Valve) 15 Kajian Unjuk Kerja Sistem Pneumatic Hydrlic Pada Kmpnen Katup Kntrl (Cntrl Valve) Ade Elbani Jurusan Teknik Elektr Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pntianak E-mail : adeelbani@yah.cm Abstract

Lebih terperinci

BALIKAN (FEEDBACK) v i. Balikan. Gambar 15.1 Skema rangkaian dasar balikan

BALIKAN (FEEDBACK) v i. Balikan. Gambar 15.1 Skema rangkaian dasar balikan 5 BLIKN (FEEDBCK) 5. Dasar Penguat Balikan Karena sebuah transistr dapat memberikan penguatan > 00 kali, kita hanya memerlukan beberapa transistr (suatu penguatan dikuatkan leh penguat berikutnya) untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA

BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA BAB 3 PERANCANGAN ANTENA SEGITIGA 3.1 PERANCANGAN ANTENA Pada perancangan antena ini sudah sesuai dengan standar industri 82.11 dan variasi revisinya. Termasuk didalamnya standarnya versi 82.11b dan 82.11g.

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL

APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL ORBITH VOL. 11 NO. JULI 015 : 86 91 APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL Oleh: Budi Basuki Subagio Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pembagi Daya 2.1.1 Definisi Pembagi Daya Pembagi daya merupakan komponen pasif microwave yang digunakan untuk membagi daya karena baik port input maupun port output nya match.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH CUACA TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI

EVALUASI PENGARUH CUACA TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI Jurnal Ilmiah Fristek Vl.3,., Maret 203 EVALUASI PEGARUH CUACA TERHADAP KEADALA SISTEM DISTRIBUSI Wahri Sunanda ) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektr, Universitas Bangka Belitung Email : wahrisunanda@ubb.ac.id

Lebih terperinci

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran OPTIMISASI Minimisasi ugi-rugi Daya pada Saluran Oleh : uriman Anthony, ST. MT ugi-rugi daya pada saluran ugi-rugi pada saluran transmisi dan distribusi dipengaruhi oleh besar arus pada beban yang melewati

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji 5 BAB 2 DAAR PERANCANGAN COUPLER 2.1 DIRECTIONAL COUPLER Directional coupler memegang peranan penting dalam rangkaian microwave pasif. Divais ini di implementasikan dalam banyak cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1

LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1 LAPORAN PRAKTIKUM SALURAN TRANSMISI RF PERCOBAAN 1 OLEH: CHASAN BISRI 1041160028/08 KELAS 2B JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2012 L a p o r

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER

UJIAN TENGAH SEMESTER DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Alamat: Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Bt : (0331) 334293 Fax.: (0331) 330225 Jember 68121 UJIAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1. Perhitungan Dalam perhitungan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan mesin, meliputi : a. Perhitungan efisiensi bahan bakar b. Perhitungan sistem

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Teori Kejuruan

Rangkuman Materi Teori Kejuruan Rangkuman Materi Kejuruan Program Keahlian Teknik Elektronika Industri 2. SK : Dasar-Dasar Kelistrikan a. Besaran Pokok dan Turunan Besaran Pokok Kuantitas Satuan Dasar Simbol Panjang Massa Waktu Arus

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan pengaruh frekuensi terhadap beban R-L, R-C parallel. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan pengaruh frekuensi terhadap arus I R, I L,

Lebih terperinci

KAPASITOR : ANTARA MODEL DAN REALITA oleh : Sugata Pikatan

KAPASITOR : ANTARA MODEL DAN REALITA oleh : Sugata Pikatan Kristal no.11/desember/1994 1 KAPASITOR : ANTARA MODEL DAN REALITA oleh : Sugata Pikatan Kita semua tahu bahwa kapasitor merupakan salah satu piranti elektronika yang terpenting. Rasanya tak ada untai

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung pada kebutuhan energi. Energi tersebut diperoleh dari berbagai sumber, kemudian didistribusikan dalam bentuk listrik. Listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa

Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Didalam Bab 4.1 telah dijelaskan bahwa gelombang suara di dalam fluida tidak dipengaruhi oleh permukaan luarnya yang sejajar dengan arah suara propagasi. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatn Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid ii 3 Terema dan Metda nalisis di Kawasan Fasr Setelah mempelaari bab ini, kita akan memahami aplikasi terema rangkaian dan metda analisis rangkaian di

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI I. DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan Fasilitatr dalam membuat perencanaan teknik jembatan gantung

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad

SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN. Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad SIMULASI PENGARUH KEDALAMAN PENANAMAN DAN JARAK ELEKTRODA TAMBAHAN TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN Mohamad Mukhsim, Fachrudin, Zeni Muzakki Fuad ABSTRAK Untuk mendapatkan hasil pembumian yang baik harus

Lebih terperinci

7. GELOMBANG. (a) (b) v

7. GELOMBANG. (a) (b) v 7. GELOMBANG 7.1 Pengantar Situasi fisis yang ditimbulkan pada suatu titik menjalar dalam medium kemudian dapat dirasakan pada bagian lain, merupakan prses gerakan gelmbang. Beberapa cnth sehari-hari mengenai

Lebih terperinci

Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kv

Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kv Jurnal Elektro ELTEK Vol., No., Oktober 011 ISSN: 086-8944 Analisa Kemampuan Hantar Arus Dengan Menggunakan Metode Penggabungan Silang Selubung Kabel Antar Fasa Pada Kabel Bawah Tanah 150 kv Teguh Herbasuki,

Lebih terperinci

Teknik Saluran Transmisi

Teknik Saluran Transmisi DTG2A3 Teknik Saluran Transmisi By : Dwi Andi Nurmantris 1. PENDAHULUAN (Pengenalan Silabus dan Kntrak Belajar) Saluran Transmisi KODE MK : DTG2A3 BOBOT : 3 SKS KOMPOSISI : Teri dikelas + Praktikum di

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci