Kajian Unjuk Kerja Sistem Pneumatic Hydrolic Pada Komponen Katup Kontrol (Control Valve)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Unjuk Kerja Sistem Pneumatic Hydrolic Pada Komponen Katup Kontrol (Control Valve)"

Transkripsi

1 15 Kajian Unjuk Kerja Sistem Pneumatic Hydrlic Pada Kmpnen Katup Kntrl (Cntrl Valve) Ade Elbani Jurusan Teknik Elektr Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pntianak adeelbani@yah.cm Abstract Untuk keperluan prses suatu industri, kmpnen-kmpnen kendali tertentu selalu menggunakan sistem pneumatic, dimana menghasilkan daya drng yang besar juga presisi, misalnya digunakan untuk mengatur aliran bahan kimia yang mudah terbakar, mengangkat barang yang berat, untuk menekan katup-katup kntrl, pemindahan barang dan sebagainnya. Penelitian ini akan mengamati prilaku kmpnen kendali katup kntrl yang menggunakan sistem pneumatic sebagai energi tekanannya, mengamati prilaku dinamik sistem pengaturan dengan tekanan kmpnen pneumatic terhadap masukan fungsi tangga (step functin) dan sistem pengaturan berdasarkan titik kerja setiap kmpnen, serta menentukan knstanta waktu naik dan waktu stabilnya. Penelitian ini dilakukan pada simulasi cntrl valve yang ada di labratrium teknik kendali, Fakultas Teknik UNTAN. Secara umum dari hasil penelitian telah diketahui gerakan stem indicatr pada katup kntrl (cntrl valve), akan sangat dipengaruhi besar kecilnya tekanan udara, disamping juga mengetahui kurva karakteristik pneumatic yang diperleh dari hubungan antara tekanan udara dan variabel pengaturan.. Dari kesemua hasil kajian ini akan merekmendasi penggunaan sistem pneumatic katup knrl (cntrl valve) pada industri-industri yang bersesuaian secara efisien dan tepat sasaran, terutama industri prses yang memanfaatkan katup kntrl sebagai kmpnen utama pengendalian hasil industrinya, misal industri farmasi, industri makanan, maupun industri kimia lainnya. Keywrds Katup kntrl (cntrl valve), Stem Indicatr, Karakteristik Sistem Pneumatic. 1. Pendahuluan Dewasa ini pemakaian sistem pengaturan autmatik merupakan kebutuhan pada pengendalian prses dalam suatu industri, terutama sejak digunakannya kmputer sebagai unit pengendali dimana akan melakukan pengendalian secara terintegrasi. Sistem ini dipandang sangat menguntungkan karena selain menjanjikan ketelitian, kecepatan pengendalian, kntinyuitas prduksi dan dapat pula menggantikan peratr yang bekerja pada lingkungan yang membahayakan keselamatan. Mengingat bahwa pengendalian utama dari sistem pengaturan tmatis adalah kmputer, secara keseluruhan sistem tersebut akan lebih mudah jika di disain dengan kmpnen yang mengknsumsi jenis energi yang sama dengan unit pengendali yaitu energi listrik. Karena disamping mudah didapat, bentuk energi ini mudah diknversikan kedalam bentuk energi lainnya. Meskipun demikian untuk pertimbangan desain tertentu kmpnen sistem tidak seluruhnya menggunakan daya listrik, misalkan kmpnen yang digunakan untuk menghasilkan daya drng yang besar digunakan kmpnen hidrlik (kmpnen yang digera kkan leh minyak bertekanan), kmpnen yang digunakan untuk mengatur aliran bahan kimia yang mudah terbakar digunakan pneumatic atau kmpnen yang digerakkan dengan udara yang bertekanan. Suatu perancangan sistem memiliki kriteria desain dinamis dari sistem tersebut. Prilaku dinamik dari suatu sistem didapatkan dengan melakukan berbagai pengujian menggunakan sinyal masukan dalam bentuk fungsi tertentu yaitu dengan memberikan masukan sistem fungsi tangga ( step functin), mengamati tanggapan ( respns) sistem untuk mendapatkan sifatsifat dari prilaku dinamiknya. Penelitian ini bertujuan antara lain, mengamati karakteristik sistem pneumatic beserta sistem pengaturannya berdasarkan titik kerja setiap kmpnen pneumatic, mengamati prilaku dinamik sistem pengaturan tekanan kmpnen pneumatic terhadap masukan fungsi tangga, serta menentukan knstanta waktu naik dan waktu stabil dari kmpnen pneumatic. 2. Pengaturan Pada Kmpnen Pneumatic Sistem pengaturan dengan kmpnen pneumatic merupakan sistem pengaturan yang memerlukan sumber daya udara bertekanan dan hasil keluaran digunakan untuk mencatu atau menggerakan kmpnen akhir dari sistem lain yang lebih kmpleks. Sistem pengaturan dengan kmpnen pneumatic berikut ini digunakan untuk mempelajari sistem pengaturan tekanan udara khususnya digunakan sebagai pencatu aliran udara bertekanan untuk prses berikutnya. Tekanan udara dalam saluran merupakan variabel yang akan diatur ( cntrlled Variable) dintasikan sebagai P x. Besarnya tekanan ini berubah sesuai dengan perubahan beban yang dinyatakan sebagai resistansi aliran R z. Sistem pengaturan tekanan tersebut dicatu leh suatu sumber udara bertekanan dengan tekanan knstan P s. Untuk menghindari terjadinya perubahan yang mendadak dari tekanan dalam saluran sebagai akibat dari perubahan variabel pengatur (dapat pula difungsikan sebagai gangguan) atau perubahan beban R z, pada saluran antara sumber dan beban dipasangkan sebuah tabung udara yang disebut Buffer Accumulatr. Jurnal ELKHA Vl.2, N.1, Maret 2010

2 16 P x P xb P x1 F s 1.0 bar P s PX= f(py ; PZMIN) PX= f(py ; PZB) PX= f(py ; PZMAX) A1 BA Gambar 1. Sistem Pengaturan Tekanan Ket.: BA = Buffer Accumulatr 2.1 Keadaan Tunak Kmpnen Pneumatic Keadaan tunak ( Steady State) pada sistem diatas berarti bahwa tekanan sumber P s, takanan udara dalam saluran P x, tekanan pengatur serta beban R z adalah knstan untuk tiap perubahan waktu. Dalam status ini keadaan tunak dapat ditentukan tanpa menggunakan BA, karena sistem dapat dinyatakan sebagai pembagian tekanan. Seperti layaknya pembagian tegangan pada rangkaian tahanan, tekanan P x yang terletak antara tekanan sumber P s dan tekanan udara luar ( Pressure ambient) P amb = 0 dapat dinyatakan sebagai fungsi dari resistansi pneumatic R cn (resistansi pengatur) dan R z (resistansi penerima aliran atau beban), yaitu: A2 FA Bar 1.0 Py2 PyB Gambar 2. Kurva Karakteristik Sistem Pengaturan Tekanan 2.2 Kurva Karakteristik dan Titik Kerja (Operating Pint) Hubungan dari P X, R Z dan R CON pada frmulasi di atas memberikan gambaran hubungan saling berkaitan antara P X terhadap perubahan dari R Z dan R CON. Melalui hubungan tersebut dapat dideskripsikan Py bahwa keadaan P X yang mungkin untuk perubahan dari R Z dan R CON, yaitu: 1. R Z menyatakan beban dari sistem, jika beban ini bertambah besar (nilai resistansi R Z diturunkan), maka tekanan P X juga turun. 2. Penurunan tekanan P X dapat diatasi dengan mengatur resistansi R CON, dimana jika R CON diturunkan, maka P X akan naik kembali. 3. Nilai resistansi dari R CON tergantung dari tekanan pengatur P Y, dimana jika tekanan P Y turun maka valve lebih terbuka yang artinya resistansi R CON turun. Ketiga keadaan tersebut menggambarkan knsep pengaturan tekanan pada sekitar keadaan tunak yang memberikan pengertian bahwa Meskipun terjadi perubahan beban R Z, tekanan P X dapat dijaga knstan pada keadaan tertentu melalui pengaturan tekanan valve P Y. 3. Kmpnen Pneumatic Untuk melakukan penelitian maupun pengamatan tentang pengukuran karakteristik kmpnen pneumatic, maka perlu diketahui beberapa peralatan yang digunakan, yaitu : - Filter/Air-Pressure Supplay Cmbinatin - Pressure Step Cntrller - Pressure-Vltage Transducer, Triple - Katup Kntrl (Cntrl Valve) - Thrttle Valve - Buffer Accumulatr Fungsi dan kegunaan masing-masing kmpnen tersebut akan di jelaskan pada masing-masing item berikut. 3.1 Filter/Air-Pressure Supply Cmbinatin Fungsi/Kegunaan adalah untuk mengatur penyaluran udara bertekanan yang bersumber dari kmpresr ke sistem berikutnya yaitu cntrl valve dan pressure step cntrller melalui terminal Rapit-Acting Cupling NW7.2, yang besarnya tekanan ini tidak bleh melebihi dari 15 bar. Sedangkan udara bertekanan yang dipakai untuk mencatu sistem disedikan pada saluran energi 1 (besarnya sekitar 3 bar) dan saluran auxiliary energi (besarnya sekitar 1.4 bar). 3.2 Pressure Step Cntrller Fungsi / Kegunaan adalah untuk menyalurkan besar kecilnya tekanan udara yang keluar ke cntrl valve melalui pengntrl tekanan udara. Saklar tngkat berfungsi untuk mengatur salah satu dari level tekanan yang akan dihubungkan pada saluran signal. Saklar tngkat ini juga berfungsi menggerakan rele guna mengatur start awal dari recrder. Sumber daya listrik dipakai untuk mencatu kmpnen listrik yang ada dalam mdul ini. 3.3 Pressure -Vltage Transducer, Triple Kegunaannya adalah untuk merubah tekanan ke tegangan lisktrik sehingga pengukuran tekanan dapat Jurnal ELKHA Vl.2, N.1, Maret 2010

3 17 dilakukan dengan alat ukur tegangan, disamping itu mdul ini digunakan untuk keperluan pembuatan recrder listrik. Referensi titik pengukuran tegangan (grund) terhubung menjadi satu. Saluran energi 1 dan auxiliary energi diletakan hanya untuk tambahan fasilitas penyambungan dengan mdul lain jika diperlukan. 3.4 Katup Kntrl (Cntrl Valve) Kegunaannya adalah untuk menunjukan suatu tingkat tekanan udara, tekanan dari saluran energi 1 disalurkan melalui kran pengntrl dan diubah menjadi tekanan energi 2. Saluran dari auxiliary air pressure supply cmbinatin digunakan untuk mengperasikan kran pengntrl ini. Psisi dari valve kendali di indikasikan secara mekanik. 3.5 Thrttle Valve Kegunaannya yaitu sebagai pembagi tekanan (pressure divider), saluran energi 2 pada thrttle valve disalurkan ke mdul Pressure-Vltage Transducer (Triple). Saklar tngkat dipakai sebagai penggerak rele untuk mengatur start recrder. Bersama-sama dengan cntrl valve (mdul ), Sumber daya listrik dipakai untuk mencatu kmpnen listrik yang ada dalam mdul Buffer Accumulatr Kegunaannya adalah sebagai tabung udara, BA dapat dihubungkan atau dilepas dari saluran energi 2 dengan membuka atau menutup valve. Sebuah valve yang ada pada bagian kanan dipakai untuk membuang udara yang ada pada accumulatr. Kedua valve ini disebut fastacting valve atau menutup saluran cukup dengan memutar tmbl valve sebanyak 90. E S E S E2 E E2 S E2 E E E Gambar 3. Diagram Hubungan Antar Panel Digital Vlt Meter 4. Diagram Blk Dan Hubungan Antara Peralatan Dengan berrientasi pada panel mdul yang digunakan, diagram blk dari percbaan untuk mendapatkan titik kerja dan kurva karakteristik sistem pengaturan dengan kmpnen pneumatic. Tekanan udara (P S ) digunakan leh mdul (744905) dan keluaran pada energi 1 menjadi sumber untuk mengperasikan cntrl valve (kran yang memiliki kntrl) yang bekerja sama dengan mdul thrttle valve (744942) Sebagai pembagi tekanan, keluaran sumber dari saluran energi 2 dihantarkan ke mdul pengubah tekanan ke bentuk energi listrik atau tegangan (744933), sebuah kntrler tekanan lengkap dengan instrumen ukur pada mdul pressure step cntrller (744912) berfungsi untuk mengatur tekanan. sehingga tekanan yang diatur berada pada saluran yang akan menuju thrttle valve, sedangkan buffer-accumulatr (744943) dapat digunakan atau tidak. 5. Langkah Kerja Pengujian Kurva Karakteristik Untuk panel , kedua saklar accumulatr ditutup karena dalam mendapatkan kurva karakteristik tidak diperlukan buffer accumulatr, panel untuk pengukuran tekanan dengan vltmeter digital. Prsedur standart (titik kerja) percbaan pneumatic: 1. Pada panel , pindahkan saklar kekiri selanjutnya atur tekanan kntrler hingga =50%, hasilnya dapat dilihat pada instrumen ukur. 2. Pada panel , atur tekanan kntrler untuk P s =1.1 bar, hasil dapat dilihat pada tampilan instrumen ukur. 3. Pada panel , pindahkan tngkat saklar keatas, atur resistansi pneumatic (thrttle valve) R z hingga tekanan P x yang ditunjukan instrumen ukur 0.6 bar. Kunci thrttle valve dengan memutar cincin pengunci kearah berlawanan. Pengukuran karakteristik untuk beban nrmal - Setel titik kerja. - Setel mulai dari 0%, 10%, 20%...100%, ukur harga P x. Pengukuran karakteristik beban minimum (R zmax ) - Setel =50%. - Atur R z sedemikian rupa hingga harga P x =0.4 bar, kunci R z. - Setel mulai dari 0%, 10%, 20%...100%, ukur harga P x. Pengukuran karakteristik beban maximum (R zmin ) - Setel. - Atur R z hingga harga P x =0.8 bar, kunci R z. - Setel mulai dari 0%, 10%, 20%...100%, ukur harga P x. 5.1 Data Hasil Pengukuran Karakteristik Pada pengukuran dalam (%) diknversikan ke dalam (bar), prses knversi ini didapatkan melalui diagram knversi sebagai berikut. Jurnal ELKHA Vl.2, N.1, Maret 2010

4 X / % Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Karakteristik (%) 50 x % (bar) ,6 P bar x ( R Z = R zb) P x (bar) 25 ( R z = R zmax ) P x (bar) P x bar Px / bar ( R z = R zmin ) P x (bar) ,0 x % Gambar 4. Kurva Karakteristik Pneumatic 6. Tanggapan Sistem Terhadap Masukan Fungsi Tangga Pengujian tanggapan sistem pengaturan dengan kmpnen pneumatic terhadap masukan fungsi tangga digunakan beberapa kmpnen serta instrumen ukur seperti pada Gambar 1. Dalam pengujian sistem pengaturan tekanan menggunakan sinyal uji fungsi tangga selalu dibutuhkan buffer accumulatr yang berfungsi untuk menambah waktu tunda ( delay time) dan memperlambat waktu naik (rise time) dari sistem. Kmpnen utama sebagai perlengkapan pengujian (testing facility) adalah pembangkit sinyal fungsi tangga (step generatr) dan perekam kurva tanggapan ( line recrder). Pembangkit sinyal fungsi tangga berupa saklar berfungsi untuk mengalihkan masukan sistem dari satu masukan ke masukan lainnya yang mempunyai level tekanan berbeda. Tanggapan sistem terhadap masukan fungsi tangga ini didapatkan dengan menggambarkan P x melalui recrder. Fungsi masukan tangga dapat direkam melalui penggambaran dengan recrder. Gambar 5 merupakan masukan berupa fungsi tangga, setelah sistem menerima masukan fungsi tersebut, maka hasil dari tanggapan sistem ditunjukan pada Gambar 6. Sinyal masukan sebagai fungsi waktu, secara matematik dinyatakan sebagai (t). Kurva sinyal keluaran P x (t) merupakan kurva yang bergantung pada kurva sinyal masukan dan secara matematik hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan fungsinal, yaitu: P x (t)= F( (t)). Hubungan fungsinal menyatakan suatu transfrmasi tanggapan ( transfer respns) atau tanggapan dinamik ( dynamic respns) dari sistem pengaturan tekanan tersebut, demikian pula untuk masukan berupa fungsi tangga ( step functin), maka tanggapan sistem ( step respns) tersebut juga menyatakan suatu hubungan fungsinal. Berdasarkan pada pengertian step respns, keluaran fungsi dari sistem sesungguhnya juga berupa suatu sinyal fungsi tangga ( step) yang tertunda akibat adanya transfrmasi antar elemen pada kmpnen pneumatic yang digunakan pada sistem pengaturan tekanan. Penundaan ini sesungguhnya disebabkan leh prses pembebanan ( lading prcess) akibat pemakaian kmpnen kmbinasi dari resistansi beban R z dan buffer accumulatr. Prses pembebanan dari suatu sistem dikarakteristikan dengan time cnstant (knstanta waktu) T, yang ditentukan dengan menggunakan garis singgung seperti pada gambar 4. Penggambaran garis singgung ini umumnya sulit dilakukan secara teliti, karenanya secara praktis knstanta waktu T dapat dihitung sebagai waktu yang dibutuhkan mulai t=0 sampai dengan t=t dimana respns sistem mencapai 63% dari keadaan tunak. Secara teritis prses pembebanan ini akan terjadi sangat lama (sampai t= ), sehingga harga akhir dari P x2 akan dicapai pada waktu yang tak terbatas atau dapat dikatakan bahwa P x2 =P x ( ), akan tetapi untuk kebutuhan praktis pengambilan harga P x2 untuk t=5t, yaitu: P x2 =P x (5T) sudah dapat dianggap cukup teliti. Knstanta waktu T lebih berarti matematis, karena dengan memakai harga ini tanggapan keluaran sistem dapat didekati dengan menggunakan fungsi expnensial, yaitu: P x (t)= P x2 {1-exp[-(1/T).t]}. Untuk tujuan praktis, prses pembebanan dapat pula dikarakteristikan dengan waktu naik ( rise time) T r dan waktu keadaan tunak (setting time) T s. Waktu naik dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan mulai tanggapan keluaran pada P x =5%P x2 sampai dengan P x =95%P x2, sedangkan waktu keadaan tunak dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan mulai dari keadaan awal t=0 sampai dengan tanggapan keluaran P x (T s ) = 99.5%P x (t) Gambar 5. Pengujian Sistem Pneumatic Dengan Masukan Fungsi Step t Jurnal ELKHA Vl.2, N.1, Maret 2010

5 19 Referensi P x2 P x1 P x T P x 2 = P x ( ) P x (t) = F( (t)) t [1] Mch. Rameli, Rusdiant E, Ys Pramudiant, Djk Susil, 1996, Pryek Lima Universitas Sistem Pengaturan Karakteristik Pneumatic, Erlangga, Malang. [2] Thmas Krist, Dines Ginting, 1993, Dasar-dasar Pneumatic. [3] Parr Andrew, 2003, Hidrlika dan Pneumatic Bagi Teknisi dan Insinyur, Jakarta. Gambar 6. Pengujian Sistem Pneumatic Dengan Masukan Fungsi Step 7. Kesimpulan Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan, bahwa: Secara umum gerakan dari stem indicatr pada cntrl valve sangat dipengaruhi besar kecilnya tekanan udara dari mdul Tahanan R z pada mdul dapat mempengaruhi nilai tekanan P x. Kurva karakteristik pneumatic dapat diperleh dari hubungan antara P x dan. Tegangan listrik yang dihasilkan pada Pressurevltage Transducer (triple) dipengaruhi leh besar kecilnya signal tekanan yang ada pada thrttle valve, besar tegangan berbanding lurus dengan besarnya tekanan yang diterima (dapat d ilihat pada vltmeter digital). Tekanan P x bisa tetap knstan melalui pengaturan tekanan. B i g r a f i Ade Elbani, lahir di Sanggau pada tanggal 22 Mei Menyelesaikan prgram Strata I (S1) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Fakultas MIPA, Jurusan Fisika, Prdi Elektrnika dan Instrumentasi (ELINS) pada tahun 1992 dan prgram Strata II (S2) di Institut Teknlgi Bandung (ITB), Magister Teknik, Prgram Instrumentasi dan Kntrl (PINK), Fakultas Teknlgi Industri selesai pada tahun Sejak tahun 1995 sampai sekarang mengajar di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektr Universitas Tanjungpura Pntianak. Penelitian yang diminati saat ini adalah : Pemdelan Sistem dan Kntrl. Jurnal ELKHA Vl.2, N.1, Maret 2010

6 Jurnal ELKHA Vl.2, N.1, Maret

PENGANTAR SISTEM KENDALI

PENGANTAR SISTEM KENDALI 1 I PENGANTAR SISTEM KENDALI Deskripsi : Bab ini memberikan gambaran secara umum mengenai sistem kendali, definisi-definisi, pengertian sistem kendali lingkar tertutup dan sistem kendali lingkar terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kendaraan bermtr ataupun tak bermtr, khususnya kendaraan rda dua sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang dilaluinya. Karena

Lebih terperinci

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ 18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada

Lebih terperinci

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN 2.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek starting motor arus searah (Direct Current = DC) karena starting motor DC merupakan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory CPU 1. Kmpnen-kmpnen Kmputer memry PERTEMUAN MAR MBR : Instruksi Instruksi : I/O AR I/O BR Mdul I/O Buffer Data Data 1 2 CENTRAL PROCESSING UNIT CPU umumnya berada dalam kntrl CPU bertukar data dengan

Lebih terperinci

5. Kinerja. 6. Tipe Fisik. 7. Karakteristik Fisik. 8. Organisasi

5. Kinerja. 6. Tipe Fisik. 7. Karakteristik Fisik. 8. Organisasi Arsitektur Sistem Kmputer MEMORI Memri adalah bagian dari kmputer tempat prgram prgram dan data data disimpan. Istilah stre atau strage untuk memri, meskipun kata strage sering digunakan untuk menunjuk

Lebih terperinci

Mesin Pemotong Foil Otomatis

Mesin Pemotong Foil Otomatis Jurnal Teknik Elektr, Vl. 9, N. 1, Maret 2016, 8-12 ISSN 1411-870X DOI: 10.9744/jte.9.1.8-12 Mesin Pemtng Fil Otmatis Laurensius Nurhadi Wnkusum Prgram Studi Teknik Elektr,Universitas Kristen Petra Jl.Siwalankert

Lebih terperinci

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya : 1. Sistem Sprinkler Di era sekarang, dimana semakin banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit dan semakin mdern-nya bangunan yang didirikan, sistem penanggulangan kebakaran memegang peranan penting pada

Lebih terperinci

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN

MODUL 1 GEJALA TRANSIEN MODUL GEJALA TRANSIEN Pendahuluan. Deskripsi Singkat Bab ini akan membahas tentang kndisi awal kapasitr dan induktr sebagai elemen pasif penyimpan energi.. Manfaat Memahami gejala transien pada elemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC

TEKNIK KENDALI KONVERTER DC-DC 60 TEKNIK KENDAI 5 KONVERTER DC-DC 5. Pendahuluan Pada aplikasi knverter dc-dc sebagai catu daya mde penyaklaran tentunya diinginkan dapat memberikan tegangan keluaran yang tetap pada keadaan mantap ataupun

Lebih terperinci

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN DIVAIS JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN DIVAIS JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN http://elvislab.cm/ ABSTRACT http://elvislab.cm/ 2.1 Tujuan Percbaan BAB 2 1. Mengetahui rangkaian-rangkaian dasar p-amp. 2. Mengetahui karakteristik dan prinsip kerja rangkaian Inverting dan Nninverting,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MESIN HOIST HANGER DALAM PROSES PTC/ED MENGGUNAKAN PLC OMRON. Wahyudi *, M. Hasim As ari **)

PENGENDALIAN MESIN HOIST HANGER DALAM PROSES PTC/ED MENGGUNAKAN PLC OMRON. Wahyudi *, M. Hasim As ari **) PENGENDALIAN MESIN HOIST HANGER DALAM PROSES PTC/ED MENGGUNAKAN PLC OMRON Wahyudi *, M. Hasim As ari **) Abstract The develpment f technlgy demands efficient and wrk speed, s it needs a system which can

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK

ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK * Dr. Ir. Eflita Yhana, MT a, Rig Muhammad Herriza b a,b Departemen Teknik

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Energi Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER BAB I PENDAHULUAN 1.1 REVOLUSI KOMUNIKASI KOMPUTER Di tahun 1970-an dan awal 1980-an terlihat perpaduan dari bidang ilmu kmputer dan kmunikasi data yang secara mendalam mengubah teknlgi, prduksi-prduksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

RAY TRACER PENGUJIAN CAHAYA LED. B. M. Wibawa, I M. Joni, F. Faizal, V. Hutabalian, K. Heru dan C. Panatarani

RAY TRACER PENGUJIAN CAHAYA LED. B. M. Wibawa, I M. Joni, F. Faizal, V. Hutabalian, K. Heru dan C. Panatarani Prsiding Seminar Nasinal Sains dan Teknlgi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 Nvember 2008 RAY TRACER PENGUJIAN CAHAYA LED B. M. Wibawa, I M. Jni, F. Faizal, V. Hutabalian, K. Heru dan C. Panatarani Grup

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MESIN HOIST HANGER DALAM PROSES PTC/ED MENGGUNAKAN PLC OMRON

PENGENDALIAN MESIN HOIST HANGER DALAM PROSES PTC/ED MENGGUNAKAN PLC OMRON PENGENDALIAN MESIN HOIST HANGER DALAM PROSES PTC/ED MENGGUNAKAN PLC OMRON M. Hasim As ari *), Wahyudi **) Abstract The develpment f Technlgy demands efficient and wrk speed, s it needs a system which can

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH Jhan Utm Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknlgi Industri UNPAR

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG 38 714 Abstrac Satryo Budi Utomo, Universitas Jember Satryo.budiutomo@yahoo.com Pressure Process Control of Trainer studying

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH CUACA TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI

EVALUASI PENGARUH CUACA TERHADAP KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI Jurnal Ilmiah Fristek Vl.3,., Maret 203 EVALUASI PEGARUH CUACA TERHADAP KEADALA SISTEM DISTRIBUSI Wahri Sunanda ) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Elektr, Universitas Bangka Belitung Email : wahrisunanda@ubb.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham Analisis angkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatn Sudirham, Analisis angkaian Listrik () BAB angkaian Pemrses Sinyal (angkaian Dida dan OPAMP) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

MAN-MACHINE INTERFACE (MMI) UNTUK SISTEM SERVO POSISI MOTOR DC. Risal dan Mukhlisulfatih Latief Program Pascasarjana Teknik Elektro UNHAS.

MAN-MACHINE INTERFACE (MMI) UNTUK SISTEM SERVO POSISI MOTOR DC. Risal dan Mukhlisulfatih Latief Program Pascasarjana Teknik Elektro UNHAS. Risal dan Mukhlisulfatih, Man-Machine Interface (MMI) untuk Sistem Serv Psisi Mtr DC MAN-MACHINE INTERFACE (MMI) UNTUK SISTEM SERVO POSISI MOTOR DC Risal dan Mukhlisulfatih Latief Prgram Pascasarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka Bandara Soekarno-Hatta harus mengikuti dan memenuhi standar yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN

KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN Jenis Seklah Kmpetensi Keahlian Kde Kurikulum Alkasi waktu Jumlah dan Bentuk Sal Tahun Ajaran : Seklah Menengah Kejuruan : Kimia Industri : 7294 : K13 : 120 menit : Pilihan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI TERHADAP KESTABILAN FREKUENSI UNTUK PELEPASAN BEBAN BERBASIS FUZZY LOGIC CONTROL

SISTEM PROTEKSI TERHADAP KESTABILAN FREKUENSI UNTUK PELEPASAN BEBAN BERBASIS FUZZY LOGIC CONTROL SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 2009 SISTEM ROTEKSI TERHADA KESTABILAN FREKUENSI UNTUK ELEASAN BEBAN BERBASIS FUZZY LOIC CONTROL A.SOFWAN ) dan B.UTOMO 2) ) Teknik Elektr

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Panel Surya Dengan Teknik MPPT

Pemodelan dan Simulasi Panel Surya Dengan Teknik MPPT Pemdelan dan Simulasi Panel Surya Dengan eknik MPP Mhammad aufik Departemen eknik Elektr FMPA Universitas Padjadjaran e-mail : m.taufik@unpad.ac.id Nendi Suhendi Syafei, Bernard Y umbelaka Departemen eknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI JARINGAN TEGANGAN RENDAH DIRECT CURRENT

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI JARINGAN TEGANGAN RENDAH DIRECT CURRENT Vit Fauzan, Hadi Suyn, Eka maulana Abstract prtectin system is ne f the factr that make a system has a realibility. This research discuss abut built and design f lw vltage direct current prtectin system,

Lebih terperinci

Mikrohidro Sebagai Energi Alternatif

Mikrohidro Sebagai Energi Alternatif Mikrhidr Sebagai Energi Alternatif Ali Kasim 1, ina Paramyta IS 2 Dsen Universitas Bina Darma 1,2 Jalan Jenderal Ahmad Yani.3 Palembang ali.kasim@binadarma.ac.id 1, ninasudiby@yah.cm 2 Abstract : Electric

Lebih terperinci

WAKTU. Problem. Potensi Problem. Berpindah dari tindakan setelah kejadian ke tindakan sebelum kejadian. 1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

WAKTU. Problem. Potensi Problem. Berpindah dari tindakan setelah kejadian ke tindakan sebelum kejadian. 1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) 1. FMEA (Failure Mde Effect Analysis) 1.1. Kenapa FMEA Mengacu pada sistem evlusi mutu yang terfkus pada sistem pencegahan (mengatasi masalah sebelum masalah tersebut terjadi), maka Teknlgi mutu yang berkembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika BENAR jelaskan mengapa BENAR, dan jika SALAH, berilah alasan atau sanggahannya.

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

2. Variable penelitian adalah komposisi serbuk gergaji kayu sonokeling

2. Variable penelitian adalah komposisi serbuk gergaji kayu sonokeling BAB HI METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian 1. Untuk pengujian nilai kalr dilakukan dilabratrium Energi Kayu, Jurusan Teknlgi Hasil Hutan Universitas Gajah Mada Jgjakarta. 2. Untuk pemeriksaan lama

Lebih terperinci

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi BAB II INJAUAN USAKA 2.1. Cara Kerja Instalasi urbin Gas urbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi ptensial gas menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu

I. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu transformator distribusi. Transformator distribusi berfungsi untuk mengubah tenaga atau daya listrik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram Berikut merupakan diagram blok alat yang dirancang untuk mempermudah dalam memahami alur kerja alat. Sensor MPX5700 Tekanan Dari tabung Kode perintah Minimum

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Proporsional Integral Derivative (PID) Didalam suatu sistem kontrol kita mengenal adanya beberapa macam aksi kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Latar Belakang Saat ini dunia yang kita tempati berada dalam genggaman revlusi teknlgi dan revlusi infrmasi, mulai dari internet, peningkatan kemampuan micrprcessr, kmputer

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dinamika Proses Dinamika Proses adalah suatu hal yang terjadi di dalam suatu sistem, dengan adanya process variable yang cepat berubah dengan berubahnya manipulated variable

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam

KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam KUMPULAN SOAL PNEUMATIC By Industrial Electronic Dept. Of SMKN 1 Batam Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang tersedia. 01. Berikut ini

Lebih terperinci

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL) Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih

Lebih terperinci

PERAWATAN MESIN BOR MEJA

PERAWATAN MESIN BOR MEJA PERAWATAN MESIN BOR MEJA Oleh Dina Sa adah ( 212341030 ) Rizki Azmi ( 212341018 ) Rizqi Santria ( 212341020 ) Richard C P ( 2133410 ) ABSTRAK Mesin br adalah suatu jenis mesin yang gerakannya memutar alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih

Lebih terperinci

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI BAB 3 RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 3.1 RELE JARAK Pada proteksi saluran udara tegangan tinggi, rele jarak digunakan sebagai pengaman utama sekaligus sebagai pengaman cadangan untuk

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA. Transmille s 8081 Precision Digital Multimeter

INSTRUKSI KERJA. Transmille s 8081 Precision Digital Multimeter INSTRUKSI KERJA Transmille s 8081 Precisin Digital Multimeter LABORATORIUM DASAR ELEKTRIK DAN PENGUKURAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Transmille s 8081 Precisin Digital

Lebih terperinci

B i n t o r o Abdi Negoro arsitektur universitas mercu buana. Side Entrance. Servis. Public. Semi public

B i n t o r o Abdi Negoro arsitektur universitas mercu buana. Side Entrance. Servis. Public. Semi public BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Knsep Masa Bangunan 5.1.1 Zning Side Entrance Servis Private Public Ruang Hijau Main Entrance Semi public Main entrance diletakkan pada tapak sebelah barat, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk, dalam hal ini sektor rumah tangga. Kebutuhan akan energi listrik antara satu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI ELECTRIC CIRCUITS FEH2B4-4 - Genap 27 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aroma terdiri dari molekul yang masing-masing memiliki ukuran dan bentuk tertentu. Sedangkan senyawa atau molekul aroma yang dapat dideteksi oleh hidung manusia sebesar

Lebih terperinci

Penerapan model matematik melibatkan nilai numerik sehingga menghasilkan nilai angka yang benar

Penerapan model matematik melibatkan nilai numerik sehingga menghasilkan nilai angka yang benar 1 2 Pemdelan matematik diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan rekayasa. Tahapan pemrsesan masalah rekayasa yang secara analitis sulit diselesaikan, selanjutnya dibawa ke bentuk mdel matematik

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel. Di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, 11 November 2015

Laporan Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel. Di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, 11 November 2015 Lapran Praktikum Rangkaian Seri dan Paralel Di SMA Negeri 2 Unggul Sekayu, 11 Nvember 2015 I. Tujuan : Memahami prinsip rangkaian seri dan paralel II. Dasar Teri Kapasitr adalah dua buah penghantar (knduktr)

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM 1.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek pengereman pada motor arus searah (Direct Current

Lebih terperinci

DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME

DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME DESAIN FUZZY STATE MACHINE UNTUK MENGHASILKAN VARIASI RESPON NPC (NON-PLAYABLE CHARACTER) PADA SEBUAH GAME Surya Adi Wijaya 1, Susi Juniastuti 2, Supen Mardi SN 3, Mch. Hariadi 4 Pasca Sarjana Jurusan

Lebih terperinci

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teri teri yang digunakan dalam perancangan, pembuatan dan implementasi Sistem Kntrl AMF Berbasis Arduin. Teri yang digunakan meliputi teri Genset,

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran BAB II TEORI II.. Sistem Kontrol Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran (Variabel,Parameter) agar berada pada suatu harga tertentu disebut dengan sistem control. Pengontrolan ini

Lebih terperinci

Pengatur jarak jauh penyejuk ruangan

Pengatur jarak jauh penyejuk ruangan Buku petunjuk penggunaan (manual) Pengatur jarak jauh penyejuk ruangan Mdel : MFGA-24CR MFGA-48CR Bacalah buku ini dengan seksama sebelum memasang dan menggunakan penyejuk ruangan ini. Simpanlah buku ini

Lebih terperinci

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC Badaruddin 1, Endang Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN Abstrak Pengeringan adalah sebuah prses dimana kelembaban dari sebuah prduk makanan dikurangi agar rasa, dan bentuk tetap terjaga dengan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM PENGERTIAN DATA Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. PENGERTIAN DATA Data adalah deskripsi

Lebih terperinci

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata Mdifikasi Mtif Kain Tradisinal Menggunakan Cellular Autmata Purba Daru Kusuma Prgram Studi Sistem Kmputer Universitas Telkm Bandung, Indnesia purbdaru@gmail.cm Abstrak Metde cellular autmata telah diimplementasikan

Lebih terperinci