ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I"

Transkripsi

1 ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I SKRIPSI Oleh: NURUL FITRIANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit Januari to 013 user i

2 ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I Oleh: NURUL FITRIANINGRUM K Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit Januari to 013 user ii

3 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIM Jurusan/Program Studi : Nurul Fitrianingrum : K : PMIPA/Pendidikan Fisika Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, Januari 013 Yang membuat pernyataan Nurul Fitrianingrum iii

4 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, 10 Januari 013 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc NIP NIP iv

5 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Selasa Tanggal : 9 Januari 013 Tim Penguji Skripsi: Ketua : Dyah Fitriana Masithoh, M.ScSu.Si... Sekretaris : Drs. Jamzuri, M.Pd Dh Raharjo, S.... Anggota I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd... Anggota II : Dewanto Harjunowibowo, M.Sc... Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan, Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, commit M.Pd to user NIP v

6 ABSTRAK Nurul Fitrianingrum. ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Januari 013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada tidaknya miskonsepsi () persentase miskonsepsi dan (3) ada tidaknya identifikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku sekolah elektronik berikut ini: (a) Tri Widodo, Fisika untuk SMA dan MA Kelas X (b) Dudi Indrajit, Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (c) Setya Nurachmandani, Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah konsep Gerak Melingkar di dalam ketiga buku tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan wawancara tim ahli untuk mendapatkan konsep yang benar. Validitas data dengan menggunakan teknik ketekunan atau keajegan pengamatan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) tidak ada miskonsepsi () besar persentase miskonsepsi adalah 0% (3) diidentifikasi keterangan lainnya meliputi: konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan perumusan konsep Gerak Melingkar dalam ketiga BSE cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud. Kata Kunci: miskonsepsi, buku sekolah elektronik, gerak melingkar. vi

7 ABSTRACT Nurul Fitrianingrum. THE ANALYSIS OF CIRCULAR MOTION MISCONCEPTION IN PHYSICS ELECTRONIC BOOKS OF SENIOR HIGH SCHOOL FIRST GRADE AT FIRST SEMESTER. Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. January 013. The research has purpose to investigate the books of physics, such as (1) the existance of misconseptions, () the percentage of misconceptions, and (3) other identification of aspects which has potential to cause misconception in circular motion particularly. These books are: (a) Tri Widodo, Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, (b) Dudi Indrajit, Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, and (c) Setya Nurachmandani, Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X first edition 009 published by Pusat Perbukuan Kemendikbud. The research is a descriptive qualitative research. The object of this research is the circular motion s concepts. The techniques of data collection in this research were done by literature and interview the expertise to get the true concept. The techniques of data validation was persistence or constancy of observation. Data analysis technique that is used in this research is a qualitative descriptive analysis consist of four stages; data collection, data reduction, data display, and conclusions drawing and verifying. Based on data analysis it can be concluded that: (1) there are no misconceptions, () the percentage of misconceptions are 0%, and (3) other descriptions identification are: correct concept, the concept does not exist, the picture correction, writing notation correction, writing unit corrections, writing formulation correction, writing result calculation correction, and correction for writing explanation formula in correction the concept of circular motion in the three electronic books. Keywords: misconception, physics elektronic books, circular motion. vii

8 MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari urusan, kerjakan dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. (Q.S.Al-Insyirah: 6-7) Barangsiapa yang menempuh perjalanan dengan tujuan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalan ke surga. (H.R Muslim) Impian harus tetap menyala dengan apapun yang kita miliki. Meskipun yang kita miliki tidak sempurna. Meskipun itu retak-retak. (Iwan Setyawan) viii

9 PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Ibu dan Bapak yang senantiasa mendoakan dan menjadi motivasi sampai akhir.. Mbak Annis dan Mas Amin yang selalu commit menjadi to user saudara tempat bernaung. ix

10 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang senantiasa mencurahkan berbagai macam nikmat, karunia serta inayah-nya sehingga penyusunan Skripsi dengan judul "Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar pada Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika SMA Kelas X Semester I" dapat diselesaikan. Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis telah menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D Ketua Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si Ketua Program Fisika jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 4. Ibu Dra. Rini Budiharti, M.Pd dan Bapak Drs. Surantoro, M.Si Koordinator Skripsi Program Fisika P.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun Skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd Dosen Pembimbing I yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. 6. Bapak Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc Dosen Pembimbing II yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika 8. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 008. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak kekurangan, namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Surakarta, Januari 013 Penulis x

11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN ABSTRAK... vi HALAMAN MOTTO... viii HALAMAN PERSEMBAHAN... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Perumusan Masalah... 4 E. Tujuan Penelitian... 5 F. Manfaat Penelitian... 5 BAB II LANDASAN TEORI... 7 A. Tinjauan Pustaka Belajar... 7 a. Pengertian Belajar... 7 b. Konsep... 7 c. Belajar Konsep Miskonsepsi... 9 xi

12 a. Konsepsi... 9 b. Prakonsepsi... 9 c. Miskonsepsi... 9 d. Penyebab Miskonsepsi Buku Ajar... 1 a. Pengertian... 1 b. Karakteristik Buku Ajar c. Pandangan Ahli Pendidikan terhadap Buku Ajar d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian Kurikulum b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) c. Silabus Materi Gerak Melingkar B. Penelitian yang Relevan... 8 C. Kerangka Berpikir... 9 D. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN... 3 A. Tempat dan Waktu Penelitian... 3 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 3 C. Data dan Sumber Data D. Pengumpulan Data E. Uji Validasi Data F. Analisis Data G. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 4 A. Deskripsi Objek Penelitian... 4 B. Deskripsi Temuan Penelitian... 4 C. Pembahasan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan xii

13 B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 7 xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman.1. Contoh Susunan Molekul Zat Padat dan Zat Gas yang Berpotensi Menimbulkan Miskonsepsi Benda Berotasi Grafik Hubungan antara Kecepatan Sudut dengan Waktu Komponen Vektor Percepatan Hubungan Roda-Roda Sepusat Hubungan Roda-Roda Bersinggungan Hubungan Roda-Roda Terhubung dengan Tali atau Rantai Partikel yang Bergerak Melingkar Perubahan Kecepatan v a Tegak Lurus terhadap v Paradigma Penelitian Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) Bagan Prosedur Penelitian Histogram Data Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan Lain Histogram Data Konsep Benar pada Ketiga BSE Histogram Data Konsep Tidak Ada pada Ketiga BSE Histogram Data Perbaikan Gambar Ketiga BSE Histogram Data Perbaikan Penulisan Notasi Ketiga BSE Histogram Data Perbaikan Penulisan Satuan Ketiga BSE Histogram Data Perbaikan Penulisan Perumusan Ketiga BSE Histogram Data Perbaikan Penulisan Hasil Perhitungan Ketiga BSE Histogram Data Perbaikan Keterangan Perumusan Ketiga BSE xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel Halaman.1. Penyebab Miskonsepsi Siswa Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendikbud Persentase Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendikbud Persentase Miskonsepsi Ketiga BSE Fisika untuk SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendikbud Rangkuman Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan Lain Buku Ajar yang Diteliti xv

16 LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Silabus Fisika Dasar 1A... 7 Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Buku A Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Buku B Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar Buku C Buku A Buku B Buku C Konsep Berdasarkan Studi Pustaka Surat Keputusan Dekan FKIP Surat Ijin Penyusunan Skripsi Surat Ijin Penunjukan Ahli Materi xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku ajar merupakan komponen pendidikan yang sangat penting di dalam proses pembelajaran. Tak dapat dipungkiri semua guru disetiap tingkat pendidikan menggunakan paling sedikit satu buku ajar dalam proses pembelajarannya. Kebanyakan guru menggunakan buku ajar untuk pembelajaran di kelas maupun untuk memberi tugas. Buku ajar digunakan untuk menyampaikan materi dan bahkan menentukan strategi pembelajarannya. Sedangkan siswa menggunakan buku ajar sebagai sumber informasi untuk mengerjakan tugas disekolah dan pekerjaan rumah. Namun tidak semua kalangan siswa mampu memenuhi kebutuhannya mengenai buku ajar mengingat harga buku ajar yang mahal. Salah satu upaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menyediakan buku ajar yang murah dan bermutu. Mulai tahun 007 Kemendikbud telah membeli hak cipta buku ajar dan buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik (ebook) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE). Dengan demikian Pusat Perbukuan Kemendikbud dapat menerbitkan buku ajar yang memenuhi standar nasional pendidikan dengan harga yang terjangkau dalam bentuk cetak dan gratis dalam bentuk ebook dari jenjang SD sampai dengan SMA. Masyarakat dapat memperoleh BSE tersebut melalui situs-situs penyedia seperti Penyediaan BSE yang bervariasi untuk setiap jenjang pendidikan oleh Kemendikbud disambut baik oleh pihak sekolah di seluruh Indonesia dengan menggunakan BSE sebagai referensi sumber belajar. Di samping mengupayakan keterjangkauan harga, Depdiknas juga mengupayakan standarisasi mutu. Diterima atau tidak isi buku teks, harus melalui kualifikasi bahwa buku teks tersebut dapat diterima dengan standar atau tingkat kualitasnya dan disesuaikan dengan pembelajar yang menggunakan commit (Litz, 005:). to user Melalui Peraturan Pemerintah 1

18 Nomor 19 Tahun 005, khususnya dalam hal perbukuan, mensyaratkan bahwa buku-buku teks yang digunakan oleh siswa harus terlebih dahulu lolos standarisasi mutu oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Sehingga diharapkan BSE dijadikan solusi untuk mengatasi masalah penyediaan buku yang murah dan bermutu. Namun menurut Ruswan (011), menyebutkan bahwa beberapa isi dari salah satu BSE Fisika ada yang tidak standar. Beberapa alasan yang menurut Ruswan membuat BSE tersebut tidak standar antara lain : 1. Banyak rumus di buku ini yang hancur dan tidak terbaca.. Banyak kalimat yang menggantung atau kalimat yang tidak sesuai dengan EYD. 3. Materi terlalu to the point, sehingga kurang nyaman dijadikan mitra belajar bagi siswa. Sebagian besar pembahasan materi tidak disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Kandungan aspek life skill sangat kurang, padahal ini menjadi salah satu kriteria penilaian. 5. Gambar banyak yang tidak fokus dan kabur sehingga tidak menjelaskan materi. Buku yang lolos penilaian ternyata kualitasnya di bawah standar. Bahkan beberapa diantaranya ditemukan miskonsepsi seperti terdapat dalam penelitian oleh Prastiwi (011: 33) terdapat miskonsepsi pada pokok bahasan Besaran dan Pengukuran sebesar 7,31%, Kinematika Gerak Lurus 8,8%, Gerak Melingkar 16,67%, dan Hukum Newton 15,38%. Dan terdapat kesalahan pada keterangan lainnya, meliputi : definisi tidak ada, salah gambar, salah keterangan gambar, contoh yang tidak lengkap, penulisan rumus, dan keterangan rumus. Padahal dengan ketersediaan BSE diharapkan kegiatan belajar siswa lebih maksimal dan dapat menunjang pelaksanaan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Suparno (009: 113) sebenarnya dengan KTSP tidak ada lagi buku ajar yang dianggap paling tepat, yang penting isi buku benar dan tidak mengandung banyak kesalahan dan miskonsepsi. Miskonsepsi menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan

19 3 pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu (Suparno, 005: 4). Miskonsepsi terdapat dalam semua bidang sains, seperti Fisika, Kimia, Biologi, dan Bumi Antariksa. Dalam bidang Fisika, semua sub bidang juga dapat mengalami miskonsepsi seperti Mekanika, Termodinamika, Bunyi dan Gelombang, Optik, Listrik dan Magnet dan Fisika Modern. Faktor penyebab miskonsepsi Fisika dibagi menjadi lima sebab utama, yaitu berasal dari siswa, pengajar, buku ajar, konteks, dan cara mengajar (Suparno, 005: 8-9). Dari kelima penyebab miskonsepsi tersebut, Dikmanli & Cardak (004) menyimpulkan bahwa miskonsepsi siswa SMA sebagian besar disebabkan oleh buku ajar (Cobanoglu & Sahin, 009: 77). Begitu pentingnya buku ajar sehingga peran guru sangat penting dalam menentukan buku ajar. Adisendjaja & Romlah (007: -3) menyatakan guru memiliki fungsi sebagai filter untuk menyeleksi buku ajar yang tepat dalam menampilkan isi (content), hakikat, dan metodologi sains. Berdasarkan fakta di atas mengidentifikasikan kemungkinan ada miskonsepsi pada BSE lain. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis miskonsepsi pada BSE Fisika yang lain. Penelitian ini akan menganalisis materi buku ajar dari segi kedalaman, keluasan dan kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku. Melihat persentase Gerak Melingkar sebesar 16,67% lebih besar dari pokok bahasan yang lain dalam BSE Fisika yang sama. Materi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah miskonsepsi Gerak Melingkar pada beberapa BSE Fisika SMA kelas X semester I. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Beberapa BSE yang lolos standarisasi BSNP ternyata masih terdapat miskonsepsi.

20 . Persentase miskonsepsi Gerak Melingkar lebih besar dari pada pokok bahasan yang lain dalam BSE Fisika SMA kelas X semester I. 4 C. Pembatasan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah agar dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah: 1. BSE Fisika yang dianalisis miskonsepsinya adalah : a. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo b. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Penulis Dudi Indrajit c. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani. Materi yang dianalisis adalah Gerak melingkar kelas X semester I, kedalaman materi mengacu pada silabus Fisika Dasar 1A penulis Budi Purwanto yang standar sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor Tahun 006 tentang Standar Isi dan Nomor 3 Tahun 006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan. 3. Penelitian ini menganalisis miskonsepsi pada buku ajar dan mengidentifikasi katerangan lainnya yaitu konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan perumusan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan pada tiga BSE Fisika untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud sebagai berikut: 1. Apakah ada miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut?. Berapa persentase miskonsepsi commit Gerak melingkar to user dalam buku-buku tersebut?

21 3. Apakah terdapat identifikasi keterangan lainnya yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut? 5 E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian pada tiga BSE Fisika untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud adalah untuk: 1. Mengetahui ada tidaknya miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku tersebut.. Mengetahui persentase miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku tersebut. 3. Mengetahui ada tidaknya identifikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku-buku tersebut. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada guru-guru SMA tentang adanya miskonsepsi Fisika pada bab Gerak Melingkar dalam tiga BSE Fisika untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud.. Memberikan wawasan tentang konsep yang benar pada materi Gerak Melingkar semester I kelas X SMA/MA. 3. Menjadi salah satu acuan dalam pemilihan dan pengambilan buku ajar Fisika yang akan digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam proses pembelajaran. 4. Menjadi bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya Fisika. 5. Memberikan masukan kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang dalam penerbitan BSE untuk memperhatikan lebih lanjut buku ajar khususnya Fisika sebagai sumber belajar bagi siswa agar tidak terjadi miskonsepsi.

22 6. Memberikan masukan kepada penulis BSE khususnya Fisika agar tidak terjadi miskonsepsi pada penulisan BSE Fisika. 6

23 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. Pengertian Belajar Sebagian besar orang beranggapan bahwa belajar adalah sematamata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Sementara itu, beberapa ahli mengungkapkan definisi tentang belajar, untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut. Aunurrahman (009: 35) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam suatu proses interaksi dengan lingkungannya. Pengertian belajar juga dinyatakan oleh Slameto (003: ), menurutnya, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian belajar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. b. Konsep Van den Berg (1991: 8) menyatakan konsep adalah abstraksi dari ciri-ciri sesuatu untuk mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir (bahasa adalah alat berfikir). Berkenaan dengan konsep, Djamarah (00: 30) mengemukakan bahwa orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu sesuai dengan karakteristiknya. 7

24 8 Sedangkan Vygotsky yang dikutip Suparno (005: 94) membedakan konsep menjadi konsep spontan dan konsep sainstifik. Konsep spontan merupakan konsep yang dimiliki siswa karena pengalaman atau pergaulannya sehari-hari tanpa struktur sistematik. Sedangkan konsep sainstifik merupakan konsep yang didapat siswa di bangku sekolah secara sistematik struktural. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang definisi konsep tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir. c. Belajar Konsep Belajar konsep adalah seperti halnya bentuk belajar yang lain yaitu suatu hubungan dari adanya stimulus atau respon. Wilis (1989: 8) mengemukakan teori belajar konsep ditinjau dari dua pendekatan, yaitu : 1) Pendekatan perilaku. Perbedaan utama antara belajar konsep dengan belajar yang lain ialah dalam belajar konsep, anak yang belajar memberikan satu respons terhadap sejumlah stimulus yang berbeda. ) Pendekatan kognitif. Pendekatan ini memusatkan pada proses perolehan, sifat dan bagaimana konsep-konsep disajikan dalam struktur kognitif. Van den Berg (1991: 10-11) menjelaskan bahwa mengajar konsep bertujuan agar siswa dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan, menjelaskan perbedaan konsep yang bersangkutan, hubungan dan perbedaan dengan konsep-konsep lain, serta menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkannya dalam memecahkan masalah sehari-hari. Berdasarkan pendapat para ahli tentang belajar konsep, maka dapat disimpulkan bahwa belajar konsep bukanlah menghafal konsep tetapi memperhatikan konsep-konsep awal (pengetahuan awal) yang dihubungkan dengan konsep baru atau konsep-konsep lain sehingga diperoleh konsep akhir yang diharapkan. Dengan demikian konsep baru yang masuk dalam

25 struktur kognitif tidak berdiri sendiri melainkan satu kesatuan dan memiliki arti atau bermakna. 9. Miskonsepsi a. Konsepsi Van den Berg (1991: 10) menyatakan bahwa konsepsi merupakan penafsiran seseorang terhadap suatu konsep ilmu. Contoh : terdapat dua buah balok dengan ukuran volume yang sama. Balok 1 terbuat dari besi, balok terbuat dari aluminium. Jika kedua balok dijatuhkan ke tanah pada saat yang sama dari ketinggian yang sama dan gaya gesekan udara diabaikan, maka kedua balok akan sampai ke tanah pada saat yang sama pula. Namun, beberapa siswa beranggapan bahwa balok besi akan sampai ke tanah lebih awal karena balok besi lebih berat daripada balok aluminium. b. Prakonsepsi Van den Berg (1991: 10) menyatakan bahwa prakonsepsi adalah konsepsi yang dimiliki siswa sebelum pelajaran dimulai walaupun mereka sudah pernah mendapatkan pelajaran formal. Misalnya, ketika siswa memasuki kelas untuk belajar Fisika, siswa telah memiliki pengetahuan tertentu tentang Fisika yang disebut prakonsep. Sebagai contoh siswa memiliki banyak pengalaman dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep kinematika oleh karena itu siswa sudah banyak mengembangkan konsepsi yang belum tentu sama dengan konsepsi fisikawan. Prakonsep yang dimiliki siswa belum tentu benar. Hal tersebut kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran, padahal prakonsep siswa sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. c. Miskonsepsi Menurut Van den Berg (1991: 10) biasanya miskonsepsi berkaitan dengan kesalahan siswa dalam pemahaman antar konsep. Misalnya, kesalahan dalam hubungan antara gaya dan momentum, atau antara arus dan tegangan, atau antara massa commit jenis dan to massa. user Sementara itu, menurut Fowler

26 yang dikutip oleh Suparno (005: 5), miskonsepsi yaitu pengertian yang tidak akurat tentang konsep tertentu, penggunaan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Menurut Suparno (005: 4) miskonsepsi atau salah konsepsi menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidangnya. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian miskonsepsi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi atau salah konsep merupakan konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif, dan klasifikasi contoh-contoh yang salah. d. Penyebab Miskonsepsi Suparno (005: 53) menyatakan ada lima faktor penyebab miskonsepsi Fisika yaitu: siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara mengajar. Penjelasan rincinya disajikan dalam Tabel.1. Tabel.1 Penyebab Miskonsepsi Siswa Sebab Utama Sebab Khusus Siswa Prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa Pengajar Tidak menguasai bahan, bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, relasi guru-siswa tidak baik Buku Teks/Buku Penjelasan keliru, salah tulis terutama dalam Ajar rumus, tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa, tidak tahu cara membaca buku teks, buku fiksi dan kartun sains yang kadang-kadang konsepnya menyimpang demi menarik pembaca Konteks Pengalaman siswa, bahasa sehari-hari berbeda, 10

27 11 Cara mengajar teman diskusi yang salah, keyakinan dan agama, penjelasan orang tua/orang lain yang keliru, konteks hidup siswa (tv, radio, film yang keliru, perasaan senang tidak senang, bebas atau tertekan. Hanya berisi ceramah dan menulis, langsung ke dalam bentuk matematika, tidak mengungkapkan miskonsepsi, tidak mengoreksi PR, model analogi yang dipakai kurang tepat, model demonstrasi sempit. Penelitian ini menganalisis penyebab miskonsepsi yang dikarenakan oleh buku ajar. Suparno (005: 44) menyatakan buku teks sebagai buku ajar yang menyebabkan miskonsepsi karena bahasanya sulit dimengerti atau karena penjelasannya tidak benar. Para peneliti Lona & Renner yang dikutip oleh Suparno (005: 45) menemukan beberapa buku Fisika mempunyai kesalahan, misalnya pada analisis benda jatuh yang mempunyai energi kinetik sebesar 1 mv, terdapat tanda negatif yang menunjukkan gerak benda ke bawah. Padahal cukup jelas bahwa pengertian energi kinetik negatif tidak ada dalam Fisika. Anderson dalam Wandersee juga menemukan kesalahan pada buku ajar Fisika. Pada salah satu buku Fisika yang diteliti terdapat gambar/skema molekul-molekul zat padat dan gas dengan jarak yang hampir sama (Gambar.1). Jarak molekul digambarkan sama, meskipun keterangannya lain. Dan hal tersebut membuat pikiran siswa salah menangkap (Suparno, 005: 45). Zat padat Gas Gambar.1. Contoh Susunan Molekul Zat Padat dan Zat Gas commit yang berpotensi to user menimbulkan miskonsepsi

28 1 Suparno (005: 46) menjelaskan buku teks sebagai buku ajar yang terlalu sulit bagi tingkat siswa yang sedang belajar dapat menumbuhkan miskonsepsi karena sulit dimengerti isinya. Suparno juga menyimpulkan cukup banyak siswa mempunyai miskonsepsi karena mereka tidak tahu bagaimana cara mambaca dan belajar buku Fisika. Mereka membaca dengan cepat, sehingga mereka tidak mengerti konsep-konsep baru secara baik. 3. Buku Ajar a. Pengertian Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 005 tentang Buku Teks pelajaran Pasal 1 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) merupakan buku acuan wajib yang digunakan di sekolah dan disusun berdasarkan standar nasional yang berisi materi pembelajaran sebagai upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan. Sedangkan menurut Westbury yang dikutip oleh Adisendjaja & Romlah (007: 3) menyatakan bahwa buku teks sebagai sumber pengetahuan, instrumen dasar dalam mengorganisasikan kurikulum dan sebagai alat dasar dalam proses pembelajaran yang harus dikomunikasikan oleh sekolah. Sementara itu, menurut Muslich (010: 50-51) buku ajar yang berupa buku teks merupakan buku yang memuat uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Indikator atau ciri penanda buku teks yang digunakan sebagai buku ajar adalah : 1) Buku sekolah yang ditujukan bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu. ) Berisi bahan yang telah terseleksi 3) Selalu berkaitan dengan bidang studi atau mata pelajaran tertentu. 4) Biasanya disusun oleh para commit pakar to di user bidangnya.

29 13 5) Ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. 6) Biasanya dilengkapi dengan sarana pembelajaran. 7) Disusun secara sistematis mengikuti strategi pembelajaran tertentu. 8) Untuk diasimilasikan dalam pembelajaran. 9) Disusun untuk menunjang program pembelajaran. Berdasarkan definisi tentang buku ajar dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku yang disusun oleh seorang atau tim pengarang berdasarkan kurikulum yang berlaku, baik yang diterbitkan oleh pemerintah dalam hal ini Kemendikbud maupun penerbit swasta yang dapat menentukan keberhasilan percapaian tujuan instruksional, kurikuler, institusional, dan bahkan tujuan pendidikan nasional. b. Karakteristik Buku Ajar Menurut Muslich (010: 60) karakteristik buku teks sebagai buku ajar secara umum merupakan karya tulis ilmiah sehingga sosok buku teks sama dengan sosok karya tulis ilmiah pada umumnya. Kesamaan ini terlihat pada hal-hal berikut: 1) Segi isi Buku ajar berisi serangkaian pengetahuan atau informasi yang bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya. ) Segi sajian Meteri yang terdapat dalam buku ajar diuraikan dengan mengikuti pola penalaran tertentu, sebagaimana pola penalaran dalam sajian ilmiah, yaitu pola penalaran induktif, deduktif, atau campuran (kombinasi induktif-deduktif). 3) Segi format Buku ajar mengikuti konvensi buku ilmiah, baik pola penulisan, pola pengutipan, pola pembagian, maupun pola pembahasan. Selain ciri umum, Muslich (010: 61-6) menyatakan buku ajar juga mempunyai ciri-ciri khusus yang berbeda dengan buku ilmiah pada umumnya. Ciri-ciri khusus itu commit terlihat to sebagai user berikut:

30 14 1) Buku ajar disusun berdasarkan pesan kurikulum pendidikan. ) Buku ajar memfokuskan ke tujuan tertentu. 3) Buku ajar menyajikan bidang pelajaran tertentu. 4) Buku ajar berorientasi kepada kegiatan belajar siswa. 5) Buku ajar dapat mengarahkan kegiatan mengajar guru di kelas. 6) Pola sajian buku ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa sasaran. 7) Gaya sajian buku ajar dapat memunculkan aktivitas siswa dalam belajar. c. Pandangan Ahli Pendidikan terhadap Buku Ajar Kehadiran buku ajar di dunia pendidikan disikapi oleh ahli pendidikan dengan berbagai macam sikap. Muslich (010: 30-3) menyatakan ada yang bersikap negatif, ada yang bersifat positif, dan adapula yang bersikap moderat terhadap kehadiran buku ajar, berikut penjelasannya: 1) Pandangan negatif terhadap buku ajar, antara lain: a) Buku ajar kurang memperhatikan perbedaan individual siswa. b) Desain buku ajar sering tidak sesuai dengan desain kurikulum pendidikan. c) Konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam buku ajar sering tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa sasaran. d) Bahan ajar yang terdapat dalam buku teks sering bias dan basi. ) Pandangan positif terhadap buku ajar antara lain: a) Buku ajar merupakan the foundation of learning in classroom (pondasi belajar di kelas). b) Buku ajar memuat bahan ajar yang sebaiknya disajikan (what to teach) dan sekuensi atau urutan cara penyajiannya. c) Jangkauan, jumlah, dan jenis bahan ajar yang terdapat dalam buku ajar telah relatif pasti sehingga guru memungkinkan untuk mengalokasikannya berdasarkan jadwal sekolah. d) Paparan masalah atau pokok persoalan (subject matter) dalam buku ajar relatif teliti.

31 15 e) Bahan ajar dalam buku teks tertata cukup baik. f) Buku teks cukup memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar peta, dan diagram. g) Kesinambungan bahan ajar dalam buku teks telah diatur sedemikian rupa oleh penyusunnya. h) Buku teks merupakan batu loncatan bagi siswa terbatas dari kegiatan mencatat yang merupakan pemborosan waktu, tenaga, dan pikiran. i) Buku teks sangat membantu sekolah yang tidak memiliki perpustakaan yang lengkap. j) Buku teks yang dipublikasikan oleh pemerintah dan pihak swasta telah dipertimbangkan kualitasnya. 3) Pandangan yang Moderat terhadap Buku Ajar a) Tidak ada satu pun buku teks yang ampuh untuk semua situasi. b) Tidak ada buku ajar yang betul-betul bisa memenuhi harapan kurikulum. c) Tidak ada satupun buku ajar yang cocok untuk semua jenjang pendidikan. d. Analisis Miskonsepsi Buku Ajar Materi buku pelajaran terdiri atas konsep-konsep dalam bidang ilmu tertentu yang disusun secara sistematis sehingga menjadi teori-teori yang membentuk kompetensi yang diinginkan. Oleh karena itu konsepkonsep tersebut harus benar, valid atau relevan dilihat dari disiplin ilmunya. Beberapa ahli mengungkapkan menganalisis miskonsepsi buku ajar sebagai berikut: 1) Menurut Sitepu (005: 11) hal-hal yang perlu dianalisis berkaitan dengan kebenaran konsep dalam buku ajar sebagai berikut: a) Kesesuaiannya dengan cakupan (ontologi) disiplin ilmu yang bersangkutan b) Kelengkapannya mencapai kompetensi yang dikehendaki c) Kebenaran konsep dapat dipertanggungjawabkan dari ilmu yang bersangkutan

32 16 d) Konsep-konsep yang disampaikan apakah masih relevan dengan keadaan sekarang Sitepu (005: 11-1) juga menjelaskan susunan dan hubungan konsep berbeda pada masing-masing ilmu. Untuk memudahkan memahami suatu ilmu secara utuh perlu memahami struktur dan hubungan konsep-konsep. Stuktur dan hubungan konsep-konsep tersebut dipahami sebagai berikut: a) Disampaikan disusun berdasarkan hubungan struktur konsep ilmu tersebut b) Diawali dengan konsep yang menjadi dasar untuk memahami konsep berikutnya c) Disusun secara sistematis d) Susunan urutan tersebut memudahkan siswa memahami konsepkonsep secara keseluruhan Sitepu (005: 1) menyatakan perlu diberikan contoh untuk memudahkan memahami konsep atau teori, apalagi yang bersifat sangat abstrak. Contoh yang kurang atau tidak tepat dapat pula menimbulkan miskonsepsi pada siswa. Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menilai contoh-contoh yang dipergunakan untuk menjelaskan konsep yaitu apakah contoh-contoh yang dipergunakan tersebut: a) Relevan dengan konsep yang hendak dijelaskan? b) Memperjelas konsep yang hendak dijelaskan? c) Konkrit atau nyata? d) Mudah dimengerti oleh siswa? e) Menarik bagi siswa? f) Memotivasi siswa untuk mempelajari konsep berikutnya? ) Suparno (009: 114) menyatakan dalam menganalisis miskonsepsi buku ajar Fisika SMA, ada beberapa pertanyaan dan hal yang perlu diperhatikan. Beberapa pertanyaan itu antara lain: a) Apakah penulisan konsep utamanya benar? b) Apakah penulisan rumus commit benar? to user

33 17 c) Apakah penggunaan gambar, tabel, ilustrasi, dan skema benar? d) Apakah penulisan satuan, ketepatan, dan ketentuan-ketentuan lain benar? 4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian Kurikulum Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat (13) menjelaskan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Sementara itu, Muslich (010: 9) menyatakan bahwa kurikulum pada hakekatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan definisi tentang kurikulum dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah alat atau seperangkat rencana mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Muslich (008: 1) menyatakan KTSP merupakan kurikulum disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 0 tahun 003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 004 adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah. Dengan kata lain, KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap-tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas tanpa batas untuk commit mengembangkan to user kurikulumnya.

34 18 c. Silabus Dalam silabus biasanya memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, bahan, model pembelajaran, peralatan yang digunakan, evaluasi, dan pembagian waktu (Suparno, 009: 10). Sejalan dengan pernyataan tersebut Muslich (008: 3) menyatakan silabus merupakan suatu produk pengembangan kurikulum yang berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Berdasarkan definisi tentang silabus dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa silabus adalah penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 5. Materi Gerak Melingkar Materi di bawah ini merupakan rangkuman dari buku Fisika Universitas diantaranya Giancoli (001, & 47-51), Tipler (1998, & 61-65), Sang (005, 4-5) dan Serway & Jewett (009, ). a. Pengertian Gerak Melingkar Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang mempelajari gerak titik partikel secara geometris, yaitu meninjau gerak partikel tanpa meninjau penyebab geraknya. Dalam pembahasan kinemtika gerak, terdapat bahasan mengenai gerak dua dimensi atau gerak dalam bidang datar diantaranya yaitu gerak parabola dan gerak melingkar. Gerak melingkar memiliki lintasan berbentuk lingkaran. Contoh benda yang bergerak melingkar diantaranya roda yang berputar melingkar, hard disk yang berputar pada komputer, lengan jarum pada jam dan seterusnya.

35 19 b. Besaran-Besaran pada Gerak Melingkar 1) Frekuensi Dalam gerak melingkar frekuensi ( f ) didefiniskan sebagai jumlah putaran per sekon. Satuan untuk frekuensi adalah putaran per sekon (put/s) diberi nama khusus, hertz (Hz) (1 Hz = 1 put/s). ) Periode Periode (T ) dari sebuah benda yang berputar membentuk lingkaran adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran. Satuan untuk periode adalah sekon. Periode dan frekuensi dihubungkan dengan: 1 T (.1) f Untuk menghindari kesalahan pemahaman siswa antara periode (T ) dengan waktu ( t ), sebaiknya notasi periode diganti dengan p (period) 3) Posisi sudut Posisi sudut atau seberapa jauh benda berotasi. Sudut biasanya dinyatakan dalam derajat, tetapi matematika gerak melingkar jauh lebih mudah jika digunakan radian sebagai ukuran sudut. Gambar.. Benda Berotasi Satu radian (rad) didefinisikan sebagai sudut yang ujung-ujungnya dihubungkan oleh busur yang panjangnya sama dengan radius. Secara umum, setiap sudut dinyatakan dengan: Pada lingkaran penuh ada 360, yang tentu saja harus berhubungan dengan dengan panjang busur pada keliling lingkaran, l r. Dengan l r (.) Dimana r adalah radius lingkaran, dan l adalah panjang busur yang menghubungkan ujung-ujung sudut yang dinyatakan dalam radian.

36 0 demikian l r r r rad pada lingkaran penuh, sehingga 360 rad. Satu radian dengan demikian sama dengan ,8 57,3 4) Kelajuan linier Kelajuan linier pada gerak melingkar sama dengan keliling lintasan melingkar dibagi periode. Karena dalam satu putaran benda menempuh satu keliling lingkaran ( r ), secara matematis kelajuan linier dirumuskan: v T r (.3) Dengan mengetahui bahwa periode dan frekuensi dihubungkan dengan: T 1 f Maka kelajuan linier dapat dirumuskan: v r f (.4) 5) Kecepatan sudut Nilai kecepatan sudut (huruf Yunani omega ) sama dengan tingkat perubahan sudut. Secara matematis besarnya kecepatan sudut dirumuskan: t (.5) Kita dapat menghubungkan kecepatan sudut dengan frekuensi f, dimana frekuensi berarti jumlah putaran (put) per sekon. Satu putaran (katakanlah, sebuah roda) berhubungan dengan sudut radian, dengan demikian 1 put s rad s. Berarti secara umum, frekuensi f berhubungan dengan kecepatan sudut dengan cara: f atau f (.6) Hubungan laju linier dengan besar kecepatan sudut

37 Besar kecepatan linier, v, adalah dihubungkan dengan jarak linier yang ditempuh oleh demikian: 6) Percepatan sudut v l t. Perubahan sudut rotasi 1 l r dengan l v r atau v r (.7) t t Percepatan sudut didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut dibagi waktu yang diperlukan untuk terjadinya perubahan ini. Satuan percepatan sudut adalah radian per sekon per sekon (rad/s ). Percepatan sudut disebut postif jika kecepatan anguler bertambah, dan negatif bila berkurang. Secara matematis besarnya percepatan sudut dirumuskan: c. Gerak Melingkar Beraturan (GMB) t (.8) Sebuah benda yang membentuk lingkaran dengan laju linier konstan v dikatakan mengalami gerak melingkar beraturan. Besar kecepatan linier dalam hal ini tetap konstan, arah kecepatannya terus menerus berubah. Perumusan GMB secara matematis adalah sebagai berikut: t t t 0 0 Dengan t 0 0, maka: Dengan: = Besar posisi sudut (rad) 0 = Besar posisi sudut awal (rad) = Kecepatan sudut (rad/s) t = Waktu (s) d. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) t 0 (.9) Sebuah benda dikatakan bergerak melingkar berubah beraturan jika kecepatan sudut berubah commit secara to teratur user sehingga percepatan sudutnya

38 konstan. Jika perubahan kecepatan sudut searah dengan kecepatan sudut, maka kecepatan sudutnya akan meningkat. Jika perubahan percepatan sudut berlawanan dengan kecepatan sudut, maka kecepatan sudutnya akan menurun. 1) Perumusan percepatan sudut pada GMBB Secara matematis persamaan besar percepatan sudut pada GMBB dapat dituliskan sebagai berikut: Dengan: t = Besar percepatan sudut (rad/s ) 0 = Besar kecepatan sudut awal (rad/s) t = Besar kecepatan sudut akhir (rad/s) t = Waktu (s) ) Perumusan sudut tempuh pada GMBB t t t 0 0 t 0 0 t 0 t (.10) Perumusan besar sudut tempuh untuk GMBB dapat diketahui dengan pendekatan metode grafik. Sebuah benda bergerak melingkar berubah beraturan dengan kecepatan sudut awal ( 0 ) dan selang waktu ( t ) kecepatannya menjadi ( t ). Nilai tangen kemiringan grafik ( tan ) merupakan percepatan sudut yang dialami benda. Gambar.3. Grafik Hubungan antara Kecepatan Sudut dengan Waktu t 1 0 t dengan t 0 t

39 3 Sehingga persamaannya menjadi: 0 t 0 1 t 0 t 1 t 0 t Dengan: 1 t = Besar sudut yang ditempuh (rad) 0 = Besar kecepatan sudut awal (rad/s) t = Besar kecepatan sudut akhir (rad/s) = Besar percepatan sudut (rad/s ) t = Waktu (s) 3) Perumusan kecepatan sudut pada GMBB Perumusan besar kecepatan sudut GMBB adalah sebagai berikut: t t 0 sehingga diperoleh: (.10) t 0 t subtitusikan ke dalam: 1 0 t t sehingga diperoleh: 0 t 0 1 t 0 0 t 0 t t t 0 t t 0 0 t 0

40 t 0 (.11) Dengan: = Besar sudut yang ditempuh (rad) 0 = Besar kecepatan sudut awal (rad/s) t = Besar kecepatan sudut akhir (rad/s) = Besar percepatan sudut (rad/s ) t = Waktu (s) 4) Perumusan percepatan tangensial pada GMBB Percepatan tangensial pada gerak melingkar berubah beraturan bekerja untuk menaikkan (atau menurunkan) laju. 4 Gambar.4. Komponen Vektor Percepatan Komponen tangensial dari besar percepatan ( a t ) dirumuskan sebagai berikut: Dengan besar v r Perhatikan bahwa besar percapatan tangensial adalah: a t a t v t v t r t (.1) Dimana menyatakan besarnya perubahan kecepatan sudut, dan t dinyatakan dengan. Sehingga perumusan secara matematis besar percepatan tangensial tersebut sebagai berikut: a commit to t r (.13) user

41 5 Dengan: a = Besar percepatan tangensial (m/s ) t = Besar percepatan sudut (rad/s ) r = Jari-jari lingkaran (m) e. Hubungan Roda-Roda 1) Sepusat Gambar.5. Hubungan Roda-Roda Sepusat Kedua roda memiliki periode (T ) dan frekuensi ( f ) yang sama. Arah putar roda A dan roda B sama. Kecepatan sudut roda A dan roda B sama. Besar kecepatan sudut secara matematis dirumuskan: A B Dengan v, maka diperoleh: r v r A A v r B B (.14) ) Bersinggungan Gambar.6. Hubungan Roda-Roda Bersinggungan Kedua roda memiliki periode (T ) dan frekuensi ( f ) yang berbeda. Arah putar kedua roda saling berlawanan dan kecepatan sudutnya berbeda. Secara matematis commit besarnya to user kecepatan linier dirumuskan:

42 6 Dengan memasukkan 3) Terhubung dengan tali atau rantai v A v r, maka diperoleh: A r A v B B v r B (.15) Gambar.7. Hubungan Roda-Roda Terhubung dengan Tali atau Rantai Roda-roda yang dihubungkan dengan tali atau rantai memiliki besar dan arah kecepatan linier yang sama. Dengan demikian secara matematis besarnya kecepatan linier dirumuskan: Dengan memasukkan f. Percepatan Sentripetal Selama waktu v A v r, maka diperoleh: A r A v B B v r B (.16) t, partikel pada Gambar.7. bergerak dari titik A ke titik B dengan menempuh jarak l menelusuri busur yang membuat sudut. Gambar.8. Partikel yang Bergerak Melingkar Perubahan vektor kecepatan adalah v v1 v, dan ditunjukkan pada Gambar.8.

43 7 Gambar.9. Perubahan Kecepatan v Jika ditentukan t sangat kecil (mendekati nol), maka l dan juga sangat kecil dan v akan nyaris paralel dengan v 1 dan v akan tegak lurus terhadap keduanya. Dengan demikian v menuju ke arah pusat lingkaran. Karena a menurut definisi di atas, mempunyai arah yang sama dengan v, a juga harus menunjuk ke arah pusat lingkaran. Dengan demikian, percepatan ini disebut percepatan sentripetal (percepatan yang mencari pusat) atau percepatan radial (karena mempunyai arah sepanjang radius, menuju pusat lingkaran), dan diberi notasi a s. Berikutnya, ditentukan besar percepatan sentripetal, a s. Karena CA tegak lurus terhadap v 1, dan CB tegak lurus terhadap v, berarti, yang didefinisikan sebagai sudut antara CA dan CB, juga merupakan sudut antara v 1 dan v. Dengan demikian vektor v, v 1 dan v pada Gambar.8. membentuk segitiga yang sama secara geometris dengan segitiga ABC pada Gambar.8. Dengan mengambil yang kecil (dengan memakai t sangat kecil), dapat dituliskan v v l r di mana telah ditentukan bahwa v v 1 v karena besar kecepatan dianggap tidak berubah. Merupakan sebuah persamaan yang tepat jika t mendekati nol, karena dengan demikian panjang busur l sama dengan panjang tali busur AB. Dapat dituliskan persamaan di atas yang dinyatakan sebagai v, Untuk mendapatkan percepatan commit sentripetal, to user v v r l a s, bagi v dengan t :

44 8 Dan karena a s v t v r l t adalah laju linier, v, sehingga: l t v a s r (.17) Vektor percepatan menuju ke arah pusat lingkaran. Tetapi vektor kecepatan selalu menunjuk ke arah gerak, yang tangensial terhadap lingkaran. Dengan demikian vektor kecepatan dan vektor percepatan tegak lurus satu sama lain pada setiap titik di jalurnya untuk gerak melingkar beraturan (lihat Gambar.10). Gambar.10. a Tegak Lurus Terhadap v B. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai analisis terhadap buku ajar dengan aspek tinjauan yang berbeda. Penelitian-penelitian berikut menjadi salah satu referensi yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian. Penelitian buku ajar oleh Adisendjaja & Romlah (007) menyimpulkan bahwa dari tujuh topik Biologi (struktur tumbuhan, struktur dan fungsi sel, sistem koordinasi, metabolisme sel, bioteknologi, reproduksi sel, dan biogeografi) yang terdapat di dalam buku teks Biologi SMU yang diteliti memiliki kesalahan sebesar 17%, miskonsepsi 11%, dan memerlukan konsep alternatif sebesar 5% dari seluruh konsep. Sebagian kecil siswa (<5%) terpengaruh oleh kesalahan dan miskonsepsi yang terdapat di dalam commit buku to teks. user

45 9 Penelitian buku ajar oleh Sujana (009) menyimpulkan : terdapat miskonsepsi dalam BSE IPA kelas VII, VIII, IX yang digunakan siswa di SMPN 13 Jakarta; terdapat beberapa kekurangan pada buku BSE diantaranya : minim akan isi dan materi, bahasa kurang bagus, gambar kurang komunikatif, keterangan pada gambar-gambar kurang lengkap, contoh soal kurang berbobot; BSE IPA belum pernah di telaah oleh guru-guru sains di sekolah hanya saja telah mencocokkan indikator pencapaian kompetensi dalam buku yang digunakan; Beberapa guru di SMPN 13 Jakarta membetulkan miskonsepsi buku sumber di RPP yang dibuatnya. Penelitian BSE Fisika SMA yang diterbitkan Kemedikbud tahun 009 oleh Prastiwi (011) menyimpulkan terdapat empat bab yang mengandung miskonsepsi di dalamnya yaitu : Bab I Besaran Fisika dan Pengukurannya (7,31%), Bab III Kinematika Gerak Lurus (8,8%), Bab IV Gerak Melingkar (16,67%), dan Bab V Hukum Newton (15,38). Selain itu terdapat keterangan lain dalam buku ajar yang diteliti yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi, meliputi: konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki, konsep benar tetapi terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas, konsep tidak lengkap, mungkin dapat menyebabkan miskonsepsi, konsep tidak ada, salah ketik, salah gambar, penambahan gambar, perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki, penambahan keterangan gambar, contoh tidak lengkap, penulisan perumusan diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan. C. Kerangka Berfikir Buku ajar berperan penting dalam penyelenggaraan proses pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang utama, efektif, dan efisien. Buku ajar yang baik adalah yang memenuhi kriteria tertentu, antara lain materi yang termuat di dalamnya menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan memuat konsepkonsep yang benar sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu KTSP (Muslich, 010: 61). Seorang siswa memiliki pemahaman tentang Fisika tergantung pada guru Fisikanya. Materi pelajaran yang commit disampaikan to user oleh guru Fisika menentukan

46 30 pengetahuan Fisika yang dimiliki siswa. Seorang guru Fisika sebagai tenaga profesional harus mampu menyampaikan materi pelajaran Fisika dengan baik dan dituntut untuk dapat memilih buku ajar yang sesuai sebagai sumber belajar, sehingga tujuan pembelajaran Fisika dapat tercapai. Standar isi mata pelajaran Fisika memuat pokok bahasan materi Fisika yang harus dikuasai siswa. Pokok bahasan materi tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam buku ajar Fisika. Mutu buku ajar tidak hanya dilihat dari penampilan fisiknya yang bagus dan harganya mahal, tetapi lebih utama adalah dilihat dari materi pelajaran yang termuat di dalamnya. Perlu diteliti tentang konsep-konsep yang ada, apakah konsep sudah benar dan sesuai dengan standar isi KTSP yang terbaru atau terjadi miskonsepsi. Apabila dalam buku ajar fisika terjadi miskonsepsi, maka berakibat pengetahuan siswa tentang konsep tersebut dan konsep lain yang terkait juga salah. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya prestasi belajar Fisika. Oleh karena itu dengan adanya terbitan berbagai buku ajar Fisika SMA khususnya kelas X dan mengingat persentase miskonsepsi Gerak Melingkar lebih besar daripada pokok bahasan yang lain dalam BSE Fisika SMA/MA kelas X perlu diteliti apakah ketiga BSE tersebut sudah memenuhi syarat dan layak untuk sumber pelajaran atau belum pada pokok bahasan Gerak Melingkar. Untuk memperjelas kerangka berfikir di atas, maka disusun suatu paradigma penelitian berikut : Proses Sumber Belajar Buku Miskonsepsi Guru Konsep Benar Analisis Miskonsepsi Siswa Gambar.11. commit Paradigma to user Penelitian

47 31 Pemilihan buku ajar dilakukan secara acak dengan memilih tiga BSE Fisika SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud. Kemudian mengidentifikasi konsep-konsep Gerak Melingkar pada setiap BSE yang diteliti mengacu pada silabus yang disusun sesuai dengan Permendiknas Nomor Tahun 006 tentang Standar Isi dan Nomor 3 Tahun 006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Setelah itu konsep-konsep yang telah diidentifikasi tersebut ditelaah melalui studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika. Lembar observasi berupa tabel analisis miskonsepsi digunakan sebagai instrumen penelitian. Tabel analisis miskonsepsi digunakan untuk mengisi perbandingan konsep dari buku ajar yang diteliti dengan konsep yang benar menurut studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika sehingga akan diketahui lebih lanjut temuan miskonsepsi buku ajar. Selain itu juga mengidentifikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi. D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dituliskan pertanyaan pada penelitian miskonsepsi Gerak Melingkar pada tiga BSE untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud : 1. Apakah ada miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut?. Berapa persentase miskonsepsi Gerak melingkar dalam buku-buku tersebut? 3. Apakah terdapat identifikasi kesalahan pada keterangan lainnya yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi Gerak Melingkar dalam buku-buku tersebut?

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengembangan Pendidikan Fisika dan ruang baca di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNS, karena di laboratorium tersebut terdapat komputer yang disambungkan dengan jaringan internet untuk mengunduh buku BSE Fisika dan mendapatkan informasi serta kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian dilakukan secara bertahap mulai bulan Januari 01 sampai dengan Januari 013. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini mengikuti paradigma penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian (Suryabrata, 004: 75-76). Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan prosedur analisis statik atau cara kuantisasi lainnya (Moleong, 010: 6). Namun demikian, bukan berarti bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti sama sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka (Arikunto, 006: 1). Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Melalui pendekatan fenomenologi peneliti dapat memahami fenomena yang terjadi dalam penelitian sehingga tidak terjadi kekeliruan penafsiran atas makna objek yang diteliti. Penelitian deskriptif kualitatif memberikan interpretasi terhadap data yang diperoleh secara rasional dan objektif, kemudian menggambarkan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain yang diteliti agar dapat menggambarkan fenomena yang ada secara lebih konkret dan terperinci. 3

49 33 C. Data dan Sumber Data Data pada penelitian ini adalah konsep Gerak Melingkar yang terdapat dalam ketiga BSE yang diterbitkan oleh untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud, yaitu: 1. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Penulis Dudi Indrajit 3. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani Sumber data penelitian ini adalah ketiga BSE tersebut yang diterbitkan oleh untuk SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud. D. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah dengan suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan wawancara kepada tim ahli Fisika. a. Studi Pustaka Penelitian ini menerapkan kerja kepustakaan dengan dilakukan survey terhadap data, menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun untuk memperoleh data yang diperlukan. Studi kepustakaan dalam penelitian ini mempunyai peranan untuk peneliti lebih yakin dalam menginterpretasikan hasil penelitian yang hendak dilakukan. Beberapa sumber informasi yang digunakan peneliti sebagai bahan studi kepustakaan dalam penelitian ini antara lain : 1) Jurnal penelitian yang berupa jurnal internasional dan nasional yang berkaitan dengan penelitian. ) Laporan hasil penelitian dan commit skripsi to user yang berkaitan dengan penelitian.

50 34 3) Buku Fisika universitas yang berkaitan dengan materi Gerak Melingkar. 4) Situs-situs internet yang berkaitan dengan penelitian. b. Wawancara Moleong (010: 186) menyatakan bahwa wawancara adalah percapakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dilakukan setelah peneliti melakukan analisis miskonsepsi Gerak Melingkar pada tiga buku ajar yang diteliti berdasarkan studi pustaka. Teknik wawancara yang digunakan ini untuk memperoleh informasi mengenai konsep-konsep Gerak Melingkar yang benar, sehingga diketahui letak miskonsepsi, dan kesalahan lain dalam buku ajar yang diteliti. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara sekaligus sebagai koreksian hasil analisis miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku ajar yang diteliti berdasarkan studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada tim ahli Fisika yang meliputi dosen pembimbing dan dosen Fisika yang berkompeten terhadap materi yang berkaitan dengan Gerak Melingkar. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Alat yang digunakan sebagai pendukung dan bukti telah melakukan wawancara pada penelitian ini adalah buku catatan. Buku catatan yang berfungsi untuk mencatat semua sumber data yang penting.. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi ini berupa tabel analisis miskonsepsi. Tabel analisis miskonsepsi digunakan commit untuk to user mengisi perbandingan konsep dari

51 35 buku ajar yang diteliti dengan konsep yang benar dari hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika sehingga mendapatkan informasi lebih lanjut tentang temuan miskonsepsi buku ajar. Langkah-langkah dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep Gerak Melingkar dalam buku ajar berdasarkan silabus yang divalidasi oleh peneliti dan pembimbing. Selanjutnya dianalisis apakah dalam buku yang diteliti terdapat miskonsepsi atau tidak berdasarkan studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli. Selain menganalisis miskonsepsi Gerak Melingkar pada buku ajar, juga diidentifikasi keterangan lain yang berpotensi miskonsepsi meliputi: konsep benar tetapi kalimat perlu diperbaiki, konsep benar tetapi terdapat penulisan keterangan yang tidak jelas, konsep tidak lengkap, konsep tidak ada, salah ketik, salah gambar, penambahan gambar, perbaikan gambar, keterangan gambar diperbaiki, penambahan keterangan gambar, contoh tidak lengkap, penulisan perumusan diperbaiki, dan perbaikan keterangan perumusan. E. Uji Validasi Data Validitas data Keabsahan data juga dikenal sebagai keabsahan data. Dalam penelitian kualitatif peneliti harus berusaha mendapatkan data yang valid untuk itu dalam pengumpulan data peneliti perlu mengandalkan validitas data agar data yang diperoleh tidak invalid (cacat). Untuk menentukan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan (Moleong, 010: 34). Salah satu kriteria yang digunakan dalam teknik pemeriksaan ini adalah derajat kepercayaan (credibility). Kriteria ini berfungsi agar tingkat kepercayaan dicapai. Pelaksanaan teknik pemeriksaan pada penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kriteria derajat kepercayaan (credibility) adalah ketekunan atau keajegan pengamatan. Keajegan pengamatan dapat diartikan sebagai mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif (Moleong, commit to 010: user 39). Sebagai bekal peneliti

52 36 meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi jurnal buku, jurnal hasil penelitian yang berkaitan atau dokumentasi yang berkaitan dengan temuan yang diteliti. Sehingga wawasan peneliti akan semakin luas, agar dapat digunakan untuk memeriksa data yang telah ditemukan itu benar miskonsepsi atau tidak. F. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (010: 48) analisis data kualitatif adalah analisis data yang dilakukan melalui upaya bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain yang dilakukan oleh peneliti. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan atau mengungkapkan adanya miskonsepsi dan kesalahan lain serta besarnya miskonsepsi Gerak Melingkar yang terdapat dalam tiga buku ajar yang diteliti dengan menghitung persentase miskonsepsinya. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data menurut Miles dan Huberman. Analisis data ditunjukkan pada Gambar 3. sebagai berikut: Gambar 3.1. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) (Emzir, 010: 134)

53 37 1. Tahap Pengumpulan Data (Data Collection) Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa : a. Konsep berdasarkan silabus Data konsep-konsep Gerak Melingkar berdasarkan silabus diperoleh dengan menelaah kegiatan pembelajaran dalam silabus Fisika Dasar 1A berlandaskan Permendiknas Nomor Tahun 006 tentang Standar Isi dan Nomor 3 Tahun 006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Konsep-konsep berdasarkan silabus digunakan sebagai keterangan bahwa buku ajar tersebut telah memuat konsep berdasarkan silabus atau tidak. b. Penjabaran konsep buku ajar yang diteliti Data penjabaran konsep buku ajar yang diteliti diperoleh dengan melakukan pengamantan. Apabila terdapat penjabaran konsep dalam buku ajar yang diteliti terlalu panjang, diambil inti sarinya tanpa mengurangi makna konsep tersebut. c. Konsep yang benar berdasarkan studi pustaka dan tim ahli Dengan konsep benar diperoleh dari studi pustaka dan tim ahli. Konsep yang benar berdasarkan studi pustaka dan tim ahli digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan keterangan lainnya yang terdapat pada buku ajar yang diteliti.. Tahap Reduksi Data (Data Reduction) Proses pemilihan, pemfokusan, penyerdehanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis dilakukan pada tahap reduksi data (Emzir, 010: 19). Reduksi data pada penelitian ini berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Data penjabaran konsep buku ajar yang telah diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan konsep yang commit benar to user hasil studi pustaka dan tim ahli. Hasil

54 38 konsep yang benar hasil studi pustaka dan tim ahli digunakan untuk menentukan apakah konsep dalam buku ajar yang telah diteliti tergolong miskonsepsi atau tidak. Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi keterangan lainnya yaitu konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan perumusan. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah konsep buku ajar, jumlah miskonsepsi, dan keterangan lainnya pada setiap bab Gerak Melingkar dalam tiga buku ajar yang diteliti. Perumusan perhitungan persentase miskonsepsi setiap buku ajar yang diteliti sebagai berikut : (3.1) dimana: = persentase miskonsepsi buku ajar = jumlah miskonsepsi buku ajar = jumlah konsep buku ajar 3. Tahap Penyajian Data (Data Display) Setelah mereduksi data, tahap analisis berikutnya yaitu penyajian data. Data yang didapat dari hasil pengumpulan data ditabulasikan dalam bentuk tabel hasil analisis miskonsepsi terhadap buku ajar selanjutnya dianalisis dengan cara deskriptif untuk diambil kesimpulan. Berikut penyajian dalam bentuk tabel hasil analisis miskonsepsi terhadap buku ajar yang diteliti. Tabel 3.1 Konsep Berdasarkan Silabus 1. Hasil Analisis Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk SMA/MA Cetakan Pertama Tahun 009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendikbud Penjabaran Konsep Buku Ajar yang diteliti Hal Keterangan Konsep yang Benar Berdasarkan Studi Pustaka dan Tim Ahli.

55 dst. Keterangan: KB : Konsep Benar KTA : Konsep Tidak Ada PG : Perbaikan Gambar PPN : Perbaikan Penulisan Notasi PPS : Perbaikan Penulisan Satuan PPP : Perbaikan Penulisan Perumusan PHP : Perbaikan Hasil Perhitungan PKP : Perbaikan Keterangan Perumusan Tabel 3.1 juga digunakan untuk BSE lain yang diteliti. Karena dalam dalam penelitian ini digunakan 3 BSE untuk menganalalisis miskonsepsi Gerak Melingkar. Tabel 3. No. Persentase Miskonsepsi Gerak Melingkar pada BSE Fisika untuk SMA dan MA Cetakan Pertama Tahun 009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendikbud Buku Sekolah Elektronik (BSE) 1. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Atas/Madrasah Penulis Dudi Indrajit Menengah Aliyah 3. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani Jumlah Konsep Dalam Silabus Miskonsepsi Buku Ajar Jumlah Persentase 4. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusions Drawing/Verifying) Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Tahap penarikan kesimpulan dilakukan setelah analisis data. Kesimpulan yang ditarik berupa data yang mengungkapkan adanya miskonsepsi dan kesalahan commit to lain user serta besarnya miskonsepsi Gerak

56 40 Melingkar yang terdapat dalam tiga buku ajar yang diteliti. Kesimpulan awal yang diberikan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan. G. Prosedur Penelitian Penelitian diawali dengan proses pemilihan buku aja yang akan diteliti. Pemilihan buku ajar dilakukan secara acak dengan memilih tiga BSE Fisika SMA/MA kelas X semester I cetakan pertama tahun 009 yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kemendikbud. Konsep-konsep Gerak Melingkar pada setiap BSE diidentifikasi dengan mengacu pada silabus yang disusun sesuai dengan Permendiknas Nomor Tahun 006 tentang Standar Isi dan Nomor 3 Tahun 006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.Konsep-konsep yang telah diidentifikasi tersebut ditelaah melalui studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika. Lembar observasi berupa tabel analisis miskonsepsi digunakan sebagai instrumen penelitian. Tabel analisis miskonsepsi digunakan untuk mengisi perbandingan konsep dari buku ajar yang diteliti dengan konsep yang benar menurut studi pustaka dan wawancara dengan tim ahli Fisika sehingga akan diketahui lebih lanjut temuan miskonsepsi buku ajar. Selain itu juga mengidentifikasi keterangan lain. Prosedur penelitian selanjutnya adalah analisis data hingga penarikan kesimpulan.

57 41 Gambar 3.. Bagan Prosedur Penelitian

58 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep Gerak Melingkar yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika. BSE Fisika yang dianalisis miskonsepsinya adalah: 1. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X Penulis Tri Widodo (Buku A). Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Penulis Dudi Indrajit (Buku B) 3. Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X Penulis Setya Nurachmandani (Buku C) Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 009. B. Deskripsi Temuan Penelitian Analisis buku ajar Fisika yang diteliti terdapat dalam Lampiran,3 dan 4. Berdasarkan analisis miskonsepsi buku ajar yang diteliti, dapat dihitung besarnya persentase miskonsepsi pada ketiga buku ajar Fisika yang diteliti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. No Persentase Miskonsepsi Gerak Melingkar Ketiga BSE Fisika untuk SMA dan MA Cetakan Pertama Tahun 009 Penerbit Pusat Perbukuan Kemendiknas Buku Sekolah Elektronik (BSE) Jumlah Konsep yang Seharusnya Ada Miskonsepsi Buku Ajar Jumlah Persentase (%) 1. Buku A Buku B Buku C Selain menganalisis miskonsepsi pada buku ajar, juga mengidentifikasi keterangan lainnya meliputi: konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan perumusan yang ditunjukan pada Tabel commit 4.. to user 4

59 Tabel 4. No BSE 43 Rangkuman Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan lain Buku Ajar yang Diteliti Jumlah Jumlah Konsep yang Seharusnya Ada KB KTA PG PPN PPS PPP PHP PKP 1. Buku A Buku B Buku C Jumlah Keterangan: KB : Konsep Benar KTA : Konsep Tidak Ada PG : Perbaikan Gambar PPN : Perbaikan Penulisan Notasi PPS : Perbaikan Penulisan Satuan PPP : Perbaikan Penulisan Perumusan PHP : Perbaikan Hasil Perhitungan PKP : Perbaikan Keterangan Perumusan Berdasarkan hasil perhitungan identifikasi keterangan lain pada setiap buku ajar yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk diagram ditunjukan pada Gambar Jumlah Temuan (buah) Buku A Buku B Buku C 0 KB KTA PG PPN PPS PPP PHP PKP Gambar 4.1. Histogram Data Hasil Perhitungan Identifikasi Keterangan Lain

60 44 Konsep berdasarkan silabus pada materi Gerak Melingkar yang akan dianalisis berjumlah 4. Selain itu contoh-contoh soal dalam buku ajar juga dianalisis. C. Pembahasan 1. Miskonsepsi Konsep berdasarkan Silabus pada materi Gerak Melingkar untuk Fisika SMA/MTs kelas X semester 1 berjumlah 4. Dalam ketiga buku ajar yang diteliti tidak mengandung miskonsepsi yang menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan studi pustaka atau yang diterima oleh pakar dalam bidang tersebut. a. Buku A Buku A adalah buku yang berjudul Fisika untuk SMA dan MA Kelas X penulis Tri Widodo. Pada materi Gerak Melingkar dalam buku ajar Fisika yang diteliti, tidak ada miskonsepsi. b. Buku B Buku B adalah buku yang berjudul Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah penulis Dudi Indrajit. Pada materi Gerak Melingkar dalam buku ajar Fisika yang diteliti, tidak ada miskonsepsi. c. Buku C Buku C adalah buku yang berjudul Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X penulis Setya Nurachmandani. Pada materi Gerak Melingkar dalam buku ajar Fisika yang diteliti, tidak ada miskonsepsi. Berdasarkan hasil analisis, tidak ditemukan adanya miskonsepsi Gerak Melingkar pada ketiga BSE. Hal ini didukung dengan hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika. Sehingga ketiga BSE tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran siswa kelas X untuk materi Gerak Melingkar.

61 45. Identifikasi Keterangan Lain Selain mengidentifikasi adanya miskonsepsi pada buku ajar, dilakukan identifikasi keterangan lainnya, meliputi: konsep benar, konsep tidak ada, perbaikan gambar, perbaikan penulisan notasi, perbaikan penulisan satuan, perbaikan penulisan perumusan, perbaikan penulisan hasil perhitungan, dan perbaikan keterangan perumusan. Pembahasan salah satu identifikasi keterangan lain dalam buku ajar yang diteliti sebagai berikut: a. Konsep Benar Konsep benar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep sesuai dengan hasil dari studi pustaka dan penilaian tim ahli Fisika. Jika konsep pada buku ajar yang diteliti sesuai dengan studi pustaka dan tim ahli Fisika, maka konsep dalam buku ajar dinyatakan benar. Salah satu contoh konsep benar pada ketiga buku tersebut adalah: 1) Buku A Konsep benar pada buku A berjumlah 16 konsep dari 4 konsep yang dianalisis. Dari 16 konsep yang benar (tidak termasuk latihan soal) salah satunya adalah penjabaran konsep mengenai pengertian kelajuan linier, dengan penjabaran sebagai berikut: Kelajuan linier adalah jarak yang ditempuh dibagi waktu tempuhnya atau keliling lingkaran dibagi periode gerak benda Konsep mengenai kelajuan linier di atas merupakan salah satu konsep benar pada buku A. Hal tersebut didukung dengan hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika. Menurut Serway & Jewett (009: 138) kelajuannya sama dengan keliling lintasan melingkar dibagi periode. Konsep benar pada buku A selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran. ) Buku B Konsep benar pada buku B berjumlah 0 konsep dari 4 konsep yang dianalisis. commit Dari to 0 user konsep yang benar (tidak termasuk

62 46 latihan soal) salah satunya adalah mengenai konsep frekuensi. Penjabarannya adalah sebagai berikut: Frekuensi adalah banyaknya putaran yang dilakukan partikel dalam satu sekon. Konsep frekuensi di atas merupakan konsep yang benar didukung dengan hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika. Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi f sebagai jumlah putaran per sekon (Giancoli, 001: 134). Namun dari segi bahasa banyaknya mengandung makna ambigu. Sehingga sebaiknya diperbaiki dengan jumlah. Konsep benar yang lainnya pada buku B dapat dilihat pada Lampiran 3. 3) Buku C Konsep benar pada buku C berjumlah 17 dari 4 konsep yang dianalisis (tidak termasuk latihan soal). Dari 0 konsep yang benar tersebut, salah satu diantaranya adalah konsep periode. Penjabarannya sebagai berikut: Periode adalah waktu yang dibutuhkan suatu benda yang bergerak melingkar untuk melakukan satu putaran penuh. Pada umumnya periode diberi notasi T. Satuan SI periode adalah sekon (s). Konsep mengenai periode pada buku C dinyatakan benar. Hal ini didukung dengan hasil studi pustaka dan wawancara tim ahli Fisika. Periode T dari sebuah benda yang berputar membentuk lingkaran adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran (Giancoli, 001: 134). Konsep benar yang lainnya pada buku C dapat dilihat pada Lampiran 4. Konsep benar pada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4..

63 47 Jumlah Temuan (buah) Konsep Benar Buku A Buku B Buku C Gambar 4.. Histogram Data Konsep Benar pada Ketiga BSE Terlihat bahwa buku B memliki konsep lebih banyak dari pada ketiga buku yang lain. Konsep-konsep yang seharusnya ada dalam buku berjumlah 4 konsep untuk Gerak Melingkar beradasarkan silabus. Dengan demikian Buku B lebih banyak memuat konsep-konsep yang seharusnya ada. b. Konsep Tidak Ada Konsep tidak ada yang dimaksud dalam analisis buku ajar pada penelitian ini adalah tidak adanya konsep pada buku ajar yang diteliti berdasarkan silabus. Silabus yang digunakan sebagai acuan adalah Silabus Fisika Dasar 1A berlandaskan Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor Tahun 006 tentang Standar Isi dan Nomor 3 Tahun 006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. 1) Buku A Konsep tidak ada pada Buku A berjumlah 8 konsep. Konsep yang tidak ada dalam Buku A diantaranya adalah percepatan sudut, perumusan percepatan sudut, perumusan Gerak Melingkar Beraturan (GMB), Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB), perumusan percepatan sudut pada GMBB, perumusan sudut tempuh pada GMBB, perumusan kecepatan sudut pada GMBB, dan perumusan percepatan tangensial pada GMBB.

64 48 ) Buku B Konsep tidak ada pada Buku B berjumlah 4 konsep. Diantaranya adalah konsep percepatan sudut, perumusan percepatan sudut, perumusan GMB dan perumusan percepatan tangensial pada GMBB. 3) Buku C Konsep yang tidak ada pada Buku C berjumlah 7 konsep. Diantaranya adalah konsep perumusan hubungan kelajuan linier dengan besar kecepatan sudut, percepatan sudut, perumusan percepatan sudut, perumusan GMB, perumusan percepatan sudut pada GMBB, perumusan sudut tempuh pada GMBB, dan perumusan kecepatan sudut untuk GMBB. Konsep tidak ada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Jumlah Temuan (buah) Konsep Tidak Ada Buku A Buku B Buku C Gambar 4.3. Histogram Data Konsep Tidak Ada pada Ketiga BSE Hasil pada Gambar 4.3. menunjukan bahwa buku B paling sedikit konsep yang tidak ada. Hal ini berarti buku B memuat lebih banyak konsep untuk materi Gerak Melingkar dari pada ketiga buku lainnya. c. Perbaikan Gambar Perbaikan gambar yang dimaksud dalam analisis buku ajar pada penelitian ini adalah tidak ada keterangan gambar, keterangan gambar kurang lengkap sehingga perlu perbaikan untuk memperjelas konsep.

65 49 Salah satu contoh dari perbaikan gambar pada ketiga buku tersebut adalah: 1) Buku A Ada tujuh perbaikan gambar pada buku A. Salah satu contoh perbaikan gambar pada buku A adalah sebagai berikut: Sudut 1 radian adalah sudut pusat lingkaran dengan panjang busur lingkaran sama dengan jari-jari lingkaran. Gambar.4 Sudut 1 radian Perbaikan gambar dilakukan karena keterangan pada Gambar.4 kurang sehingga perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep. Perbaikan Gambar.4 mengenai sudut 1 radian yaitu dengan pemberian keterangan tambahan ( ) sebagai notasi besar sudut pusat lingkaran. Sehingga Gambar.4 diperbaiki menjadi: Gambar.4. Sudut 1 Radian Jika tidak ada notasi besar sudut ( ) akan membuat siswa kesulitan dalam menentukan besar sudut 1 radian. Sehingga dengan adanya penambahan notasi tersebut siswa lebih mudah memahami dimana letak besar sudut 1 radian.

66 50 ) Buku B Ada enam perbaikan gambar pada Buku B. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Susunan terhubung sabuk v v ω r ω r Sama halnya pada buku A, pada buku B mengalami perbaikan gambar karena keterangan gambar susunan yang terhubung sabuk masih kurang. Pada gambar susunan roda yang terhubung dengan sabuk diperbaiki untuk memperjelas konsep menjadi: Gambar Susunan Terhubung Sabuk Gambar tersebut diperbaiki dengan penambahan keterangan pada gambar. Melalui keterangan gambar akan memberikan sedikit penjelasan terhadap gambar yang disajikan. Hal tersebut dapat memperkuat penjelasan konsep mengenai susunan roda yang terhubung dengan sabuk. Selain penambahan keterangan pada gambar, Gambar diperbaiki dengan penambahan notasi jari-jari pada roda kedua ( r ). Hal tersebut adakan memudahkan siswa memahami dimana letak jari-jari pada roda kedua.notasi jari-jari pada roda kedua. Sehingga gambar diperbaiki menjadi:

67 51 Gambar Susunan Terhubung Sabuk Perbaikan gambar lain pada buku B dapat dilihat pada Lampiran 3. 3) Buku C Ada enam perbaikan gambar pada buku C. Salah satunya adalah sebagai berikut: 1. Seporos Perbaikan gambar seporos pada buku C dilakukan karena keterangan gambar masih kurang lengkap untuk memperjelas konsep. Gambar hubungan roda yang seporos diperbaiki dengan menambahkan notasi jari-jari roda A ( R ) dan jari-jari roda B ( R ) sehingga gambar menjadi: - Arah putar roda A searah dengan roda B - A B - v R A A v R B B A B

68 5 Penambahan notasi jari-jari roda A dan jari-jari roda B akan memudahkan siswa memahami dimana letak jari-jari pada roda A maupun roda B. Perbaikan selanjutnya dengan penambahan keterangan pada gambar. Memberikan keterangan pada gambar akan memudahkan penjelasan atau interpretasinya pada setiap gambar yang disajikan. Sehingga gambar diperbaiki menjadi: Gambar 3.4. Hubungan Roda Seporos Perbaikan gambar lain pada buku C dapat dilihat pada Lampiran 4. Perbaikan gambar pada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.4. Jumlah Temuan (buah) Perbaikan Gambar Buku A Buku B Buku C Gambar 4.4. Histogram Data Perbaikan Gambar Ketiga BSE Terlihat pada Gambar 4.4. bahwa buku A mengalami perbaikan gambar paling banyak. Tidak ada keterangan gambar, keterangan gambar kurang lengkap banyak ditemukan pada buku A. Sehingga untuk memperjelas konsep pada buku A banyak gambar diperbaiki.

69 d. Perbaikan Penulisan Notasi Perbaikan penulisan notasi yang dimaksud dalam analisis buku ajar pada penelitian ini adalah penulisan notasi atau sistem lambang (tanda) kurang tepat atau tidak sesuai. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep. Perbaikan penulisan notasi pada ketiga buku yang dianalis salah satu diantaranya adalah: 1) Buku A Ada tiga perbaikan penulisan notasi pada buku A. Salah satu diantaranya adalah: Contoh Soal. 1. Sebuah titik partikel melakukan gerak melingkar beraturan dengan jari-jari lintasan 0 cm. Dalam waktu 5 sekon mampu berputar 100 putaran. Ditanya:... b. Kecepatan sudut Jawab:... b. w f x 3,14 x 0 15,6rad/s Perbaikan penulisan notasi pada buku A dikarenakan ada penulisan notasi atau sistem lambang (tanda) kurang tepat atau tidak sesuai. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan tim ahli Fisika. Sehingga perlu perbaikan untuk memperjelas konsep. Pada soal no 1 b, dalam soal seharusnya menentukan besar kecepatan sudut. Namun pada penyelesaiannya kecepatan sudut diberi notasi w yang mempunyai arti berbeda yaitu berat. Berat merupakan gaya gravitasi yang bekerja commit pada to user benda. Secara matematis besarnya 53

70 54 dirumuskan w m g. Satuan S.I untuk w adalah newton (N), m adalah kilogram (kg) dan g adalah m/s. Sedangkan seharusnya besar kecepatan sudut menggunakan notasi (omega) yang secara matematis dirumuskan f. Sehingga pada penyelesaian soal no 1 b diperbaiki menjadi: f ()(3,14)( 0) 15,6rad/s Perbaikan notasi lain pada buku A dapat dilihat pada Lampiran. ) Buku B Tidak ada perbaikan penulisan notasi pada Buku B. Karena tidak ditemukan adanya penulisan notasi atau sistem lambang (tanda) kurang tepat atau tidak sesuai yang didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga tidak perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep. 3) Buku C Ada tiga perbaikan penulisan notasi pada buku B. Salah satu diantaranya adalah sebagai berikut:. Bersinggungan V V - A B... - Jika R jumlah gigi roda A dan n jumlah gigi roda B A Perbaikan penulisan notasi dilakukan karena ada penulisan notasi atau sistem lambang (tanda) kurang tepat. Perumusan matematis besar kecepatan linier pada hubungan roda yang bersinggungan pada buku menggunakan V (yang biasa digunakan untuk menyatakan B

71 volume), sebaiknya disesuaikan dengan notasi sebelumnya, sehingga penulisannya sebagai berikut: v A v B Perbaikan penulisan notasi perumusan pada R A jumlah gigi roda A. R A menunjukkan jari-jari roda A sedangkan jika menyatakan jumlah gigi roda A maka dinyatakan dengan notasi n A. sehingga penulisan notasi diperbaiki menjadi: 55 n A jumlah gigi roda A Perbaikan penulisan notasi lain pada buku C dapat dilihat pada Lampiran 4. Perbaikan penulisan notasi pada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.5. Jumlah Temuan (buah) 0 15 Buku A 10 Buku B 5 Buku C 0 Perbaikan Penulisan Notasi Gambar 4.5. Histogram Data Perbaikan Penulisan Notasi Ketiga BSE Ada 3 perbaikan penulisan notasi pada buku A dan buku C. Sedangkan pada buku B tidak ditemukan penulisan notasi atau sistem lambang (tanda) kurang tepat atau tidak sesuai sehingga tidak ada perbaikan. e. Perbaikan Penulisan Satuan Perbaikan penulisan satuan yang dimaksud dalam analisis buku ajar pada penelitian ini adalah penulisan satuan kurang tepat atau tidak sesuai didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga perlu

72 56 diperbaiki untuk memperjelas konsep. Perbaikan penulisan satuan pada ketiga buku yang dianalis salah satu diantaranya adalah: 1) Buku A Ada dua perbaikan penulisan satuan pada Buku A. salah satu diantaranya adalah sebagai berikut: Contoh Soal. Dengan bantuan benang yang panjangnya 1 m, sebuah benda yang massanya 00 gram diputar dengan laju tetap 4 ms -1. Benang mampu menahan gaya 5 N sebelum putus. Tentukan:... c. Laju maksimum benda sebelum benang putus Penyelesaian:... Jawab:... c. T N 3, Newton... maks 5 F s ( maks) Perbaikan penulisan satuan dilakukan karena ada penulisan satuan yang kurang tepat. Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika. Penulisan satuan jika ditulis lengkap, sebaiknya menggunakan huruf kecil semua. Sejalan dengan pernyataan Sutarno (009: 1) yang menyatakan bahwa simbol satuan yang mengandung nama penemunya ditulis dengan huruf kapital, tetapi nama satuannya sendiri ditulis dengan huruf kecil (contoh : tesla; T). Sehingga untuk satuan F s(maks) dapat ditulis newton atau N. perbaikan penulisan satuan lain pada buku A dapat dilihat pada Lampiran. ) Buku B Tidak ada perbaikan penulisan satuan pada Buku. Karena tidak ditemukan adanya penulisan satuan kurang tepat atau tidak

73 sesuai didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika sehingga tidak perlu diperbaiki untuk memperjelas konsep. 3) Buku C Ada satu perbaikan penulisan satuan pada Buku C yaitu: Perbaikan penulisan satuan dilakukan karena penulisan satuan tidak sesuai. Hal ini didukung dengan hasil wawancara tim ahli Fisika. Dalam penyelesaian untuk menghitung besar percepatan sentripetal adalah sebagai berikut: a s Contoh 3. Bambang mengendarai sepeda motor melewati sebuah tikungan lingkaran yang berjari-jari 0 m saat akan pergi ke sekolah. Jika kecepatan motor Bambang 10 m/s, maka tentukan percepatan Bambang yang menuju ke pusat lintasan!... Ditanyakan : a s =...? Jawab : a s v r v (10 m/s) r 0 m 5 m/s 100 m /s 0 m Sehingga satuan untuk percepatan sentripetal pada penyelesaian soal tersebut diperbaiki menjadi: m/s a s 5 m/s Perbaikan penulisan satuan pada ketiga buku tersebut disajikan dalam bentuk diagram yang ditunjukkan pada Gambar

74 58 Jumlah Temuan (buah) 0 15 Buku A 10 Buku B 5 Buku C 0 Perbaikan Penulisan Satuan Gambar 4.6. Histogram Data Perbaikan Penulisan Satuan Ketiga BSE Gambar 4.6. menunjukkan bahwa buku A mengalami perbaikan penulisan satuan paling banyak. Kemudian disusul dengan buku C dengan satu perbaikan penulisan notasi. Sedangkan pada buku B tidak ditemukan adanya penulisan satuan yang kurang tepat atau tidak sesuai sehingga tidak perlu diperbaiki. f. Perbaikan Penulisan Perumusan Pada buku ajar ini juga menganalisis penulisan perumusan, apabila ada penulisan perumusan yang tidak tepat diperbaiki untuk menghindari miskonsepsi Fisika. Perbaikan penulisan perumusan pada ketiga buku yang dianalis salah satu diantaranya adalah: a. Buku A Ada tiga perbaikan penulisan perumusan pada Buku A. salah satu diantaranya adalah sebagai berikut:

75 59 Contoh Soal.3 1. Dua roda A dan B mempunyai jari-jari 6 cm dan 1 cm. Apabila periode A = 0,1 sekon dan banyaknya gigi roda A 30 buah, hitung: a. frekuensi roda B dan b. banyaknya gigi roda B! Ditanya: a) f B Jawab: a.... b. f A : f B nb : na n B n B : buah b) n B Perbaikan penulisan perumusan dilakukan karena ada penulisan perumusan yang kurang tepat sehingga perlu diperbaiki. Dalam penulisan rumus banyaknya gigi roda B tertulis: f A : f B n B : n n : 30 B A Seharusnya tanda titik (.) diatas menjadi tanda bagi (:), maka seharusnya: f A : f 10 : 5 n n B B n B B : n A : buah Perbaikan penulisan perumusan lain pada buku A dapat dilihat pada Lampiran.

ANALISIS MISKONSEPSI USAHA DAN ENERGI PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I

ANALISIS MISKONSEPSI USAHA DAN ENERGI PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I ANALISIS MISKONSEPSI USAHA DAN ENERGI PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS XI SEMESTER I Skripsi Oleh : Salis Afifi Hapsari K2308116 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I

ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I ISSN: 2228 0691 Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1 halaman 73 April 2013 ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MELINGKAR PADA BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA SMA KELAS X SEMESTER I 1) Nurul Fitrianingrum,

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA ROTASI BENDA TEGAR PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA ROTASI BENDA TEGAR PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA ROTASI BENDA TEGAR PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS XI Skripsi Oleh: Laila Nur Afianti K2310058 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X POKOK BAHASAN GERAK LURUS

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X POKOK BAHASAN GERAK LURUS IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X POKOK BAHASAN GERAK LURUS Skripsi Oleh: Trisni Susilawati K2308021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUALITAS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) DENGAN BUKU CETAK FISIKA SMP KELAS VIII PADA MATERI GAYA DAN TEKANAN

PERBANDINGAN KUALITAS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) DENGAN BUKU CETAK FISIKA SMP KELAS VIII PADA MATERI GAYA DAN TEKANAN PERBANDINGAN KUALITAS BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) DENGAN BUKU CETAK FISIKA SMP KELAS VIII PADA MATERI GAYA DAN TEKANAN Skripsi Oleh : Desy Endah Kurniawati K 2308015 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X PADA MATERI POKOK DINAMIKA PARTIKEL

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X PADA MATERI POKOK DINAMIKA PARTIKEL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) FISIKA UNTUK SMA/MA KELAS X PADA MATERI POKOK DINAMIKA PARTIKEL Skripsi Oleh: Nuraini Maya Sari K2308050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar a. Teori Belajar Belajar bukan suatu kegiatan untuk menghafal ataupun mengingat. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA. Skripsi. Oleh: Nirmala Respatiningrum K

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA. Skripsi. Oleh: Nirmala Respatiningrum K ANALISIS MISKONSEPSI MATERI FLUIDA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA Skripsi Oleh: Nirmala Respatiningrum K2310066 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU AJAR BILINGUAL FISIKA SMA KELAS XI PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU AJAR BILINGUAL FISIKA SMA KELAS XI PADA MATERI TEORI KINETIK GAS ANALISIS MISKONSEPSI BUKU AJAR BILINGUAL FISIKA SMA KELAS XI PADA MATERI TEORI KINETIK GAS Skripsi Oleh: Yuvita Eri Styarini K2309084 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI BESARAN DAN SATUAN PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X

ANALISIS MISKONSEPSI BESARAN DAN SATUAN PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X ANALISIS MISKONSEPSI BESARAN DAN SATUAN PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SKRIPSI Oleh: Alex Gandung Prabowo K2310005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2016

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K2309072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FISIKA TENGAH SEMESTER GASAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FISIKA TENGAH SEMESTER GASAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI PENYUSUNAN INSTRUMEN TES FISIKA TENGAH SEMESTER GASAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI SKRIPSI Oleh: Imam Mustofa K2308038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku teks pelajaran merupakan salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Keberadaan buku teks memberikan dampak yang signifikan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII

HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII HUBUNGAN ANTARAKREATIVITAS SISWA DAN KEMAMPUAN NUMERIKDENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMPKELAS VIII Skripsi Oleh: Dwi Isworo K 2308082 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MODUL KONTEKSTUAL INTERAKTIF BERBASIS WEBSITE OFFLINE DENGAN PENGGUNAAN PROGRAM EXE LEARNING V-1.04.0 UNTUK SMA KELAS XI POKOK MATERI FLUIDA Skripsi Oleh : Utik Rahayu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL. Abstrak

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL. Abstrak IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GASAL Andi Desy Yuliana Mukti 1), Trustho Raharjo 2), Edy Wiyono 2) 1). Alumnus Prodi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP UNS 2). Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI TERMODINAMIKA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA

ANALISIS MISKONSEPSI TERMODINAMIKA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA ANALISIS MISKONSEPSI TERMODINAMIKA PADA BUKU AJAR FISIKA SMA Skripsi Oleh: Ardiana Hanatan K2310013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 i PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA MATERI GERAK HARMONIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA N 1 BOYOLALI Skripsi

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : Rendy Nichoyosep Rusade K

Skripsi. Oleh : Rendy Nichoyosep Rusade K IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA ALAT PERAGA MURAH BERBASIS TEKNOLOGI SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA Skripsi Oleh : Rendy Nichoyosep

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS. Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K

PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS. Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K PROFIL MISKONSEPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA KONSEP LISTRIK DINAMIS Skripsi Oleh: Isdiana Kurniawati NIM K2309038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN IPA (FISIKA) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS INSTRUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN IPA (FISIKA) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN NGAWI 1 ANALISIS INSTRUMEN UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN IPA (FISIKA) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN NGAWI Skripsi Oleh : Anggesta Yulita Ristaniva Putri X 2306017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK BERBASIS SALINGTEMAS DI SMP

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK BERBASIS SALINGTEMAS DI SMP UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK BERBASIS SALINGTEMAS DI SMP Skripsi Oleh: Ani Solikhah K2308065 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X Skripsi Oleh: Anwar Hidayat K2310008 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2015 i PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Miskonsepsi a. Konsep Mengenai pengertian konsep, Winkel berpendapat bahwa Konsep adalah satuan arti yang dapat mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI MIA 5 SMA NEGERI 3 SURAKARTA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL Skripsi Oleh: Lia Aristiyaningsih

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER II MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH SURAKARTA

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER II MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH SURAKARTA ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER II MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH SURAKARTA Skripsi Oleh: Unik Nela Sintiasari K2308125 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI PADA MATERI SEMESTER I

ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI PADA MATERI SEMESTER I ANALISIS MISKONSEPSI BUKU PHYSICS FOR SENIOR HIGH SCHOOL YEAR X (BILINGUAL) KARANGAN PURWOKO DAN FENDI PADA MATERI SEMESTER I Skripsi Oleh : Nur Fadhillah K2307042 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI CARA MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL KOGNITIF BELAJAR FISIKA SISWA SMA Skripsi Oleh : Muhammad Irfan Jaya K 2308103 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SKRIPSI Oleh: SRI MEKARWATI K2309074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK, TALK, WRITE) PADA MATERI OPTIK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI MB SMK NEGERI 2 KARANGANYAR Skripsi Oleh: Uly Azmi

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X7 SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 o l e h: MIKE DEVY PERMATASARI K8409039

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Skripsi Oleh: Fitri Aprilianingrum K2310041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Konsep merupakan pemikiran dasar yang diperoleh dari fakta peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku ajar ini mewajibkan guru untuk berfikir kritis dan selektif dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. buku ajar ini mewajibkan guru untuk berfikir kritis dan selektif dalam memilih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buku ajar atau buku teks memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar siswa maupun pegangan guru. Setiap awal tahun ajaran baru,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS X SMA SKRIPSI Oleh: Dwi Yuliani K2309017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE

PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE PENERAPAN MEDIA PICTORIAL RIDDLE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA NEGERI 1 PONOROGO KELAS X-8 PADA MATERI OPTIKA TAHUN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODUL PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X

IMPLEMENTASI MODUL PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X IMPLEMENTASI MODUL PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER I MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN BERBASIS CTL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA Skripsi Oleh: Nur Huda Abdullah K 2308049 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PARTISIPASI SISWA KELAS VIII.I SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN 3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak

Lebih terperinci

UMMU MUSLIHAH K

UMMU MUSLIHAH K PENGGUNAAN MODUL FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATERI ELASTISITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIA 6 SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BRIDGING ANALOGY SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI MISKONSEPSI FISIKA SEKOLAH MENENGAH

PENERAPAN PENDEKATAN BRIDGING ANALOGY SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI MISKONSEPSI FISIKA SEKOLAH MENENGAH PENERAPAN PENDEKATAN BRIDGING ANALOGY SEBAGAI UPAYA MEREDUKSI MISKONSEPSI FISIKA SEKOLAH MENENGAH Skripsi Oleh: Putri Sulistiyani Shanti Paramita K2311063 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI SUHU, KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK SISWA SMA KELAS X Skripsi Oleh: Apriyanto Budi Utomo K2310012 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K

SKRIPSI. Oleh: Rian Ari Utomo K Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menggunakan Prezi Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Kognitif Siswa Kelas X 3 SMA Negeri 1 Cawas Klaten Tahun Pelajaran 2014/2015 SKRIPSI Oleh: Rian Ari

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : Nur Oktavia K

Skripsi. Oleh : Nur Oktavia K UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA SISWA KELAS X SMA ISLAM 1 SURAKARTA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE Skripsi Oleh : Nur Oktavia K2312052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN VIDEO INTERAKTIF PADA ANAK KELOMPOK A TK EKA PURI MANDIRI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: NOVITA EKA NURJANAH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: TRI WIRATNA K7109190

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI

PENGARUH PENERAPAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI PENGARUH PENERAPAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMP Skripsi Oleh: Bety Kurniawati K2308075 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN FISIKA DENG

PEMBELAJARAN FISIKA DENG PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH SISWA PADA MATERI FLUIDA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : Emilia Nur

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Skripsi Oleh: Kusnia Setiarti K2309042 FAKULTAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 : Silabus Lampiran 2 : Buku Siswa Lampiran 3 : Soal-soal Lampiran 4 : Angket Lampiran 5 : Script Flash 45

LAMPIRAN Lampiran 1 : Silabus Lampiran 2 : Buku Siswa Lampiran 3 : Soal-soal Lampiran 4 : Angket Lampiran 5 : Script Flash 45 LAMPIRAN Lampiran 1 : Silabus Lampiran 2 : Buku Siswa Lampiran 3 : Soal-soal Lampiran 4 : Angket Lampiran 5 : Script Flash 45 Lampiran 1 SILABUS Sekolah : Kelas/Semester Mata Pelajaran : X (sepuluh)/gasal

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL

ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL ANALISIS ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA KELAS VIII DALAM MELAKUKAN PRAKTIKUM TEKANAN ZAT CAIR SMP NEGERI 4 PURWANTORO HALAM AN JUDUL SKRIPSI Oleh: CHARLY WAHYU PAMUJI K2308076 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PERBEDAAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN ATAS DI SMP NEGERI 1 SAMBIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: RINI MUKTI HADIATI NIM K8409055 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh: Aprilia Dwinta Karlina NIM K

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh: Aprilia Dwinta Karlina NIM K PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA Skripsi Oleh: Aprilia Dwinta Karlina NIM K2310010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2016

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X

ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X ANALISIS MISKONSEPSI DINAMIKA PARTIKEL PADA BUKU AJAR FISIKA SMA KELAS X Anwar Hidayat, Drs. Trustho Raharjo, M. Pd, Drs. Edy Wiyono, M.Pd. Prodi Pendidikan Fisika, Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DISERTAI DENGAN PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) PADA SISWA KELAS X-E SMA NEGERI 1 KARTASURA

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K

Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi Oleh : Ahmad Hidayat Fauzi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KERTEK TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KERTEK TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KERTEK TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh: Catur Agung Widiastuti K2309010 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: PRIHATIN NURUL ASLAMIN K7109152 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh: Novia Diah Savitri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 11 MANGKUYUDAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ZAHRA SALSABILA K7110183 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: MULYANI X7111517 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA KELAS III SDN MOJOREJO 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013 Skripsi Oleh: Istiqomah Nur Hidayah K 2310053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL (CTL) PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER BANGSA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNGSIMPING 02 CILACAP TENGAH, CILACAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : RISA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SAMBIDUWUR 2 TANON SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SUPRAPTO X7111543 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PLAJARAN FISIKA KELAS X SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Skripsi Oleh : May Shofiana Amalia K2308101 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA Nama: Gilang Ramadhan NPM :4320070016510014 Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA Dinamika merupakan ilmu yang mempelajari gerak suatu benda dengan meninjau penyebabnya, bagian dari mekanika. Beda halnya dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Konsep secara umum menurut Poh (2007) adalah ide abstrak yang digeneralisasikan dari fakta-fakta atau pengalaman yang spesifik. Pendapat lain dari Soedjadi

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : Dita Ajeng Hikmaningsih K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2015

Skripsi. Oleh : Dita Ajeng Hikmaningsih K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF TINGKAT TINGGI PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN PROJECT BASED LEARNING DI KELAS X MIA SMA NEGERI 2 SURAKARTA Skripsi Oleh : Dita Ajeng Hikmaningsih K2311020

Lebih terperinci

PROFIL PRAKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI CAHAYA

PROFIL PRAKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI CAHAYA PROFIL PRAKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI CAHAYA Skripsi Oleh : Ratih Astuti Handayani K 2309061 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PERNYATAAN KEASLIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENERAPAN MIND MAPPING BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD N Setono No. 95 Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar

Besaran Fisika pada Gerak Melingkar MATERI POKOK BESARAN FISIKA PADA GERAK MELINGKAR I. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan II. Indikator Hasil Belajar Siswa dapat : 1. Mengetahui pengertian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO

PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO PENERAPAN MODEL PBL MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA SUHU DAN KALOR KELAS X-5 SMAN GONDANGREJO SKRIPSI Oleh : NIKEN TRI WIDAYATI K 2312049 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Joho 04 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI. Skripsi Oleh : Etty Herfiyana Susanti K

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI. Skripsi Oleh : Etty Herfiyana Susanti K PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI Skripsi Oleh : Etty Herfiyana Susanti K 2309020 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI (PTK pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Gumpang 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016)

Lebih terperinci

PENERAPAN READING WORKSHOP

PENERAPAN READING WORKSHOP PENERAPAN READING WORKSHOP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK PADA SISWA KELAS V SDN TUNGGULSARI I NO. 72 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH : FAIQOH DAMAYANTI

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN TES FISIKA ULANGAN AKHIR SEMESTER KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PURWOKERTO

ANALISIS INSTRUMEN TES FISIKA ULANGAN AKHIR SEMESTER KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PURWOKERTO ANALISIS INSTRUMEN TES FISIKA ULANGAN AKHIR SEMESTER KELAS XI SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 PURWOKERTO Skripsi Oleh : Shinta Melani Permatasari K2308053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS V SDN TAWANG 02 TAHUN 2013 SKRIPSI Disusun oleh: INDAH WAHYU NINGRUM K7109103 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION PENERAPAN PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA PRESENTASI POWER POINT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB BINA PUTRA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KARANGANYAR SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang akan memiliki pengalaman dari hasil fenomena yang diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki itu kemudian menjadi

Lebih terperinci

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING

REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING REMEDIASI DENGAN METODE PEER TUTORING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA ASPEK KOGNITIF MATERI SUHU DAN KALOR KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: Maida Khoirina

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R T A PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUALY (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK TEORI KINETIK GAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK TEORI KINETIK GAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013 ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK TEORI KINETIK GAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013 Skripsi Oleh Isni Rifa atul Mahmudah NIM K2309039 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KEMASAN I KECAMATAN SERENGAN KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : SITI RASYIDAH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN i PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK KELAS II SD NEGERI PAJANG IV LAWEYAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun oleh: ARI AGUSTIANI K7111020

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY i PENERAPAN METODE TWO STAY TWO STRAY SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 KLODRAN COLOMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: ISNANI AF IDATUNNISA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K

SKRIPSI. Oleh: July Trianita Widya Rahayu K EKSPERIMEN BLENDED LEARNING TIPE KELAS MURNI DAN APLIKASI PRAKTIS SUB TEMA BIOMASSA ENERGI TERBARUKAN DITINJAU DARI MINAT SISWA KELAS VIII SMP N 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: July Trianita Widya Rahayu K2311039

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS. Kegiatan pembelajaran Teknik. Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : MADRASAH ALIYAH NEGERI BAYAH : X (Sepuluh) / 1 (Satu) : FISIKA 1. Standar Kompetensi: 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi

Lebih terperinci

REMIDIASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL TALKING CHIP

REMIDIASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL TALKING CHIP REMIDIASI PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL TALKING CHIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA KELAS X-MIA MATERI ALAT OPTIK SMA NEGERI 2 SURAKARTA Skripsi Oleh: Yosan Setyo Utomo K2311087 FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI POKOK GERAK LURUS PADA SISWA KELAS X SMA N 2 KEBUMEN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI POKOK GERAK LURUS PADA SISWA KELAS X SMA N 2 KEBUMEN ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI POKOK GERAK LURUS PADA SISWA KELAS X SMA N 2 KEBUMEN Skripsi Oleh: Mukhibah Rizki Hasanah K2310065 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BALEHARJO 3, SUKODONO, SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh: SEMI X7111525 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Henggar Dimas Pradiva K8411035

Lebih terperinci