BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Taufik (2013), keadilan pada hakikatnya ialah memperlakukan seseorang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Taufik (2013), keadilan pada hakikatnya ialah memperlakukan seseorang"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1.1 Landasan Teori dan Konsep Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori keadilan organisasi. Menurut Taufik (2013), keadilan pada hakikatnya ialah memperlakukan seseorang atau pihak lain sesuai dengan haknya. Keadilan menurut Dwisvimiar (2011) merupakan suatu keadaan dimana seseorang mendapatkan apa yang menjadi haknya dan telah sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku. Keadilan organisasional menggambarkan persepsi individu atau kelompok tentang kewajaran perilaku yang mereka terima dari sebuah organisasi dan reaksi perilaku mereka terhadap persepsi mereka tersebut (Daromes, 2006). Keadilan organisasional digunakan untuk mengategorikan dan mendeskripsikan pandangan dan perasaan pegawai tentang sikap mereka sendiri dan orang lain dalam suatu organisasi tempat mereka bekerja, dan hal tersebut kemudian dihubungkan dengan pemahaman mereka dalam menyatukan persepsi secara subyektif yang dihasilkan dari hasil keputusan yang diambil oleh organisasi, prosedur dan proses yang digunakan untuk menuju pada keputusankeputusan ini (Puspitadewi dan Soni, 2012). Teori keadilan dari Stacey Adam menyatakan setiap anggota organisasi akan membandingkan dirinya dengan hal lain (keadaan sebelumnya atau keadaan pada lingkungan di dalam organisasi maupun keadaan di luar organisasi), maka definisi keadilan organisasi mengacu pada adanya

2 keterbukaan dan transparansi dalam organisasi yang berdasarkan pada keadilan dan kebenaran (Mustafa, 2008). Menurut Hehanussa (2014), secara garis besar para pekerja atau bawahan akan mengevaluasi keadilan dalam tiga klasifikasi peristiwa, yaitu hasil yang mereka terima dari organisasi (keadilan distributif), kebijakan formal atau proses yang mana suatu pencapaian dialokasikan (keadilan prosedural), dan perilaku interpersonal ketika kebijakan formal atau proses pengalokasian hasil dilaksanakan (keadilan interaksional) Daya Tarik Organisasi Dalam arti sempit, daya tarik organisasi mengacu pada sikap individu terhadap suatu organisasi sebagai tempatnya bekerja, seperti Saya ingin bekerja untuk organisasi ini. Dalam arti luas, daya tarik organisasi dapat mencakup niat individu terhadap organisasi sebagai tempatnya bekerja, seperti Saya akan mengerahkan banyak upaya untuk bekerja demi organisasi (Highhouse et al., 2003). Menurut Luce et al., (2001) daya tarik organisasi mengacu pada cara strategis organisasi untuk mengeksploitasi kekuatan mereka dalam rangka untuk menarik pelamar. Mengumpulkan calon karyawan dengan profil yang cocok dengan persyaratan organisasi sangat penting untuk organisasi yang kompetitif. Daya tarik organisasi merupakan apa yang melekat pada organisasi meliputi reputasi organisasi, kepercayaan organisasi, kemampuan dan pengalaman, lokasi yang strategis, dan fasilitas yang ada pada organisasi (Darsono, 2001). Menurut Darsono (2001), indikator-indikator daya tarik organisasi terdiri dari lima dimensi, yaitu:

3 1. Reputasi organisasi yang telah dipercaya oleh pemerintah atau masyarakat (brand image) 2. Organisasi memberi pelayanan yang telah dijanjikan seperti informasi yang diberikan sebelumnya (believability) 3. Organisasi memiliki keahlian yang spesifik dibidangnya (credibility) 4. Lokasi kantor yang strategis (location) 5. Fasilitas-fasilitas kantor yang representatif untuk bekerja (facility) Gomes dan Jose (2001) melakukan penelitian yang berjudul Organizational Attractiveness and Prospective Applicants Intentions to Applay, penelitian ini menjelaskan proses yang mengarah pada calon pelamar untuk melamar pekerjaan. Hal ini mengusulkan bahwa calon pelamar mengevaluasi lowongan pekerjaan berdasarkan karakteristik pekerjaan dan atribut organisasi. Ini akan menentukan persepsi daya tarik organisasi, dan akan menimbulkan niat untuk melamar pekerjaan. Daya tarik organisasi sepenuhnya memediasi hubungan antara karakteristik pekerjaan dan atribut organisasi dengan maksud untuk melamar pekerjaan. Daya tarik organisasi dapat memainkan peran kunci dalam menjelaskan proses yang mengarah pada niat yang diterapkan untuk melamar pekerjaan. Hal ini jelas dapat menunjukkan pentingnya persepsi daya tarik organisasi untuk memahami tahap daya tarik organisasi dari proses perekrutan. Froese dan Kishi (2012) juga melakukan penelitian tentang daya tarik organisasi yang berjudul Organizational Attractiveness of Foreign Firms in Asia: Soft Power Matters, penelitian ini mengkaji apakah dan bagaiman soft power dari Negara

4 atau wilayah (pengaruh persepsi dan media sebagai eksposur/pemaparan dari Negara atau wilayah tersebut) yang terkait daya tarik organisasi perusahaan asing. Hasil survey lebih dari 2200 calon pekerja dari Korea Selatan, Cina, Vietnam, Thailand, Filipina, dan Singapura menunjukkan bahwa soft power dari Jepang dan negaranegara barat memprediksi daya tarik pemohon untuk organiasi dari Negara-negara tersebut. Temuan empiris yang didapat bahwa soft power diukur dengan pengaruh persepsi Negara dan pemaparan media memiliki dampak yang signifikan terhadap daya tarik pemohon. Responden yang memiliki eksposur lebih untuk media Jepang dan mereka memiliki persepsi positif terhadap Negara tersebut, maka mereka lebih tertarik untuk bekerja di Jepang. Hubungan yang sama berlaku untuk pengaruh Negara barat, eksposur atau pemaparan media barat, dan pekerja di Negara barat. Ini menunjukkan pentingnya soft power dalam manajemen sumber daya manusia dan bisnis internasional. Soft power merupakan komponen penting dari citra Negara dan dapat membantu menjelaskan daya tarik pemohon untuk pengusaha yang berbasis Negara lain. Soft power dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan menciptakan kesan positif dikalangan warga Negara asing. Selain itu, soft power memiliki peranan penting dalam perekrutan dan domain bisnis internasional lain. Selain itu, Darsono (2001) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Adaptasi Kreatif dan Kualitas Layanan Terhadap Daya Tarik Organisasi dan Dampaknya pada Kemauan Membeli. Daya tarik organisasi disini dievaluasi mengenai derajat atau tingkat ketertarikan pelanggan terhadap organisasi melalui

5 atribut-atribut yang melekat pada organisasi. Daya tarik organisasi tersebut adalah sebagai komunikasi persuasif sekaligus sebagai alat untuk positioning komunikasi yang perlu diperhatikan dengan serius oleh manajemen. Dengan daya tarik tersebut diharapkan pelanggan akan menjadi setia atau loyal terhadap apa yang bisa dirasakan setelah mendapat fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh organisasi dan juga setelah mendapatkan kualitas layanan yang sesuai dengan harapan atau persepsi pelanggan. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan berbagai cara yang perlu ditempuh agar lembaga atau organisasi mempunyai daya tarik yang tinggi bagi pelanggan, maka dilakukan kegiatan adaptasi kreatif, ditambah komunikasi persuasif terhadap pelanggan dan atau konsep positioning komunikasi diharapkan cukup signifikan dalam meningkatkan daya tarik organisasi. Kualitas layanan ditambah komunikasi persuasif terhadap pelanggan cukup signifikan dalam mempengaruhi daya tarik organisasi melalui kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Selanjutnya daya tarik organisasi yang juga merupakan alat komunikasi persuasif dan atau konsep positioning komunikasi juga signifikan terhadap kemauan membeli konsumen Persepsi Keadilan Proses Seleksi Keadilan prosedural merupakan keadilan yang dipahami individu berdasarkan proses yang digunakan untuk menetapkan distribusi imbalan. Keadilan prosedural, memfokuskan pada respon yang berorientasi pada keadilan aturan dan prosedur dalam perusahaan (Latif, 2007). Menurut Budiarto dan Rani (2005), Keadilan prosedural ialah persepsi keadilan terhadap prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan sehingga setiap anggota organisasi merasa terlibat di dalamnya. Menurut

6 Skarlicki (1997) keadilan prosedural merupakan keadilan yang dirasa dari kebijakan atau prosedur yang digunakan dalam mengambil keputusan. Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) keadilan prosedural merupakan keadilan yang dirasakan dari proses dan prosedur yang digunakan untuk mengalokasikan keputusan. Seseorang akan menggunakan persepsi keadilan prosedural, ketika mereka akan menentukan bagaimana bereaksi dengan organisasi atau sistem (Colquitt et al., 2001). Fokus keadilan prosedural adalah pada perhatian karyawan yaitu bagaimana prosedur untuk membuat keputusan tersebut dapat dilaksanakan (Hwei, 2012). Menurut Ellyta (2009) proses seleksi dapat dikatakan sebagai tahap awal yang menentukan bagi organisasi untuk memperoleh calon pegawai yang mempunyai kemampuan yang handal dan profesional. Proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan kandidat (calon karyawan) yang dapat ditempatkan secara tepat (Setiani, 2013). Keadilan proses seleksi merupakan keadilan yang dipahami individu berdasarkan pada keadilan aturan dan prosedur dalam perusahaan atau organisasi. Selain itu, keadilan proses seleksi juga merupakan keadilan yang dirasa dari proses dan prosedur yang digunakan untuk memutuskan calon karyawan yang dapat ditempatkan secara tepat dalam organisasi. Menurut Gilliland (1993) terdapat 10 indikator keadilan prosedural yang berkaitan dengan 3 kategori utama keadilan seleksi, yaitu karakteristik resmi dari proses seleksi (keterkaitan pekerjaan, kesempatan untuk melakukan, kesempatan peninjauan kembali, dan konsistensi), persepsi keadilan berkaitan dengan penjelasan

7 sejauh mana informasi dibagi tentang proses seleksi (umpan balik, informasi proses seleksi, dan keterbukaan), dan kualitas perlakuan antarpersonal (perlakuan dilokasi tes, komunikasi dua arah, dan kepatutan pertanyaan). Penjelasan dari 10 indikator keadilan prosedural tersebut adalah: 1. Keterkaitan pekerjaan (job relatedness) Sejauh mana tes tersebut baik untuk mengukur konten yang relevan dengan situasi pekerjaan atau berlakunya pekerjaan. 2. Kesempatan untuk melakukan (opportunity to perform) Memiliki kesempatan yang cukup untuk menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang pada saat pengujian. 3. Kesempatan peninjauan kembali (reconsideration opportunity) Kesempatan untuk menantang atau memodifikasi pengambilan keputusan atau proses evaluasi dan kesempatan untuk meninjau dan/atau mendiskusikan skor atau mencetak skor. 4. Konsistensi (consistency) Keputusan prosedur yang konsisten dan tanpa prasangka dimasyarakat serta tetap konsisten seiring waktu. 5. Umpan balik (feedback) Pemberian umpan balik tepat pada waktunya dan informatif. 6. Informasi seleksi (selection information) Informasi, komunikasi, dan penjelasan tentang proses seleksi sebelum pengujian.

8 7. Keterbukaan (opennes) Sejauh mana komunikasi yang dirasakan oleh pelamar itu jujur, benar, dan terbuka. 8. Perlakuan dilokasi tes (treatment at the test site) Sejauh mana pelamar diperlakukan dengan baik dan dihormati. 9. Komunikasi dua arah (two-way communication) Kesempatan bagi pelamar untuk memberikan saran atau pandangan mereka untuk dipertimbangkan selama tes atau dalam proses seleksi. 10. Kepatutan pertanyaan (propriety of questions) Sejauh mana pertanyaan menghindari prasangka personal, pelanggaran privasi, ilegalitas, dianggap adil, dan tepat. Penelitian Bernerth et al., (2006) yang berjudul Perceived Fairness in Employee Selection: The Role of Applicant Personality meneliti tentang peran kepribadian pemohon dikaitkan dengan persepsi keadilan prosedural dan distributif bagi pelamar setelah organisasi menginformasikan keputusan seleksi yaitu menolak atau menerima pelamar. Keramahan akan terkait secara positif dengan keadilan yang mereka rasakan dari prosedur pengujian kepribadian dan hasil-hasil dalam proses seleksi. Keterbukaan pengalaman akan terkait positif dengan keadilan yang mereka rasakan dari prosedur pengujian kepribadian dan hasil dalam proses seleksi. Neurotisisme akan dikaitkan secara negatif dengan keadilan yang mereka rasakan dari prosedur pengujian kepribadian dan hasil-hasil dalam proses seleksi. Hasil

9 keputusan seleksi (yaitu, ditolak dibandingkan diterima oleh organisasi) akan memoderasi hubungan yang positif antara test-taking self-efficacy dengan keadilan yang dirasakan prosedur seleksi dan keputusan seleksi. Secara khusus, hubungan ini akan lebih besar bila pemohon diterima oleh organisasi. Analisis regresi hirarkis menunjukkan keramahan, keterbukaan terhadap pengalaman, dan test-taking selfefficacy berhubungan positif dengan persepsi keadilan prosedural dan distributif. Neurotisisme secara negatif terkait dengan persepsi keadilan distributif. Hubungan test-taking self-efficacy dengan keadilan prosedural dan distributif yang dimoderatori oleh keputusan seleksi organisasi. Truxillo et al., (2004) dalam penelitiannya yang berjudul The Importance of Organizational Justice in Personnel Selection: Defining When Selection Fairness Really Matters yang memiliki tujuan untuk menguji kegunaan pendekatan keadilan organisasi terhadap reaksi pemohon. Dimulai dengan gambaran dari penelitian yang berkaitan dengan keadilan prosedur seleksi untuk individu dan hasil organisasi. Selanjutnya mengusulkan bagaimana mendefinisikan kondisi keadilan, hasil yang tepat untuk meneliti reaksi pemohon, dan metodologis masalah yang membatasi kontribusi banyak literatur. Kemudian mempertimbangkan kisaran pertanyaan yang masih harus ditangani dan isu-isu baru seperti pengujian teknologi. Akhirnya, peneliti mengusulkan serangkaian pertanyaan terapan dan rekomendasi berdasarkan teori dan penelitian empiris. Walsh et al., (2010) meneliti praktek-praktek budaya moderat serta persepsi kewajaran seleksi atas daya tarik organisasi dan pilihan pekerjaan. Penelitian ini

10 berjudul Investigating the Moderating Role of Cultural Practices on the Effect of Selection Fairness Perceptions yang bertujuan untuk menyelidiki efek persepsi kewajaran struktural dan berbagi informasi seleksi atas peringkat daya tarik organisasi dan pilihan pekerjaan. Persepsi keadilan seleksi dan informasi yang dibagikan memiliki hubungan positif terhadap daya tarik organisasi. Untuk pilihan pekerjaan, persepsi keadilan seleksi memiliki hubungan positif, tetapi berbagi informasi tidak memiliki hubungan. Hal ini dikarenakan persepsi keadilan struktural yang lebih positif akan menyebabkan kemungkinan besar menerima tawaran pekerjaan dari organisasi. Persepsi keadilan seleksi dan daya tarik organisasi dimoderasi oleh orientasi kinerja, sedangkan persepsi keadilan dan pilihan pekerjaan tidak dimoderasi oleh orientasi kinerja. Penghindaran ketidakpastian budaya praktek yang diduga memoderasi pengaruh struktural, persepsi keadilan struktural berhubungan positif dengan semua hasil Persepsi Keadilan Penyebaran Informasi Terkait Seleksi Keadilan informasional merupakan persepsi individu tentang keadilan informasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan (Robbins dan Judge, 2008). Keadilan informasional mengacu pada penjelasan dan status sosial, yang difokuskan atas pemberian informasi kepada orang-orang tentang mengapa suatu prosedur digunakan dengan cara yang jelas atau mengapa outcome didistribusikan dengan suatu cara tertentu (Conquitt, 2001). Menurut Conquitt (2006) keadilan informasional berpusat kepada penjelasan yang jujur dan memuaskan dalam

11 pengambilan keputusan. Keadilan informasional menekankan kepada akurasi dan kualitas penjelasan yang individu terima (Lewis, 2013). Keadilan penyebaran informasi terkait seleksi merupakan keadilan tentang informasi yang disebarkan dan digunakan untuk menyaring calon karyawan yang tepat dalam organisasi. Keadilan penyebaran informasi terkait seleksi juga merupakan pemberian informasi kepada orang-orang tentang prosedur yang digunakan dalam seleksi dengan cara yang jelas. Indikator-indikator untuk mengukur keadilan informasional menggunakan pengukuran yang dikembangkan oleh Colquitt (2001), yaitu: 1. Kejujuran Menunjukkan penilaian mengenai kejujuran atasan dalam berkomunikasi mengenai seleksi. 2. Pembenaran Menunjukkan penilaian mengenai bagaimana atasan menjelaskan peraturan atau prosedur seleksi perusahaan. 3. Masuk akal Menunjukkan penjelasan mengenai masuk akal tidaknya penjelasan yang diberikan terkait seleksi. 4. Tepat waktu Menunjukkan penilaian mengenai kesiapan atasan untuk berkomunikasi setiap waktu dengan karyawannya. 5. Spesifik

12 Menunjukkan penilaian mengenai bagaimana atasan menyesuaikan kebutuhan khusus komunikasi bawahannya. Gilliland (1993) dalam penelitiannya yang berjudul The Perceived Fairness of Selection Systems: An Organizational Justice Perspective meneliti tentang model keadilan reaksi pelamar terhadap sistem kerja seleksi diusulkan sebagai dasar untuk mengatur temuan sebelumnya dan membimbing penelitian masa depan. Literatur keadilan organisasi ditinjau secara singkat, dan temuan kunci yang digunakan untuk menyediakan kerangka kerja untuk model yang diusulkan. Keadilan prosedural sistem seleksi diperiksa dalam 10 peraturan prosedural, dimana kepuasan dan melanggar aturan ini memberikan dasar untuk reaksi keadilan. 10 peraturan tersebut dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu yang berkaitan dengan karakteristik resmi dari proses seleksi, persepsi keadilan berkaitan dengan penjelasan termasuk sejauh mana informasi yang dibagikan tentang proses seleksi, dan kualitas perlakuan antar individu selama proses seleksi. Keadilan distributif dalam keputusan mempekerjakan, diperiksa sehubungan dengan ekuitas, kesetaraan, dan kebutuhan. Model ini juga mencakup interaksi prosedural dan distributif dengan keadilan hubungan reaksi keadilan untuk individu dan hasil organisasi. Kerangka kerja konseptual Gilliland ini untuk persepsi keadilan seleksi menyediakan kendaraan untuk teori tentang konsep keadilan organisasi dalam konteks proses seleksi. Walsh et al., (2010) meneliti praktek-praktek budaya moderat serta persepsi kewajaran seleksi atas daya tarik organisasi dan pilihan pekerjaan. Penelitian ini berjudul Investigating the Moderating Role of Cultural Practices on the Effect of

13 Selection Fairness Perceptions yang bertujuan untuk menyelidiki efek persepsi kewajaran struktural dan berbagi informasi seleksi atas peringkat daya tarik organisasi dan pilihan pekerjaan. Persepsi keadilan seleksi dan informasi yang dibagikan memiliki hubungan positif terhadap daya tarik organisasi. Untuk pilihan pekerjaan, persepsi keadilan seleksi memiliki hubungan positif, tetapi berbagi informasi tidak memiliki hubungan. Hal ini dikarenakan persepsi keadilan struktural yang lebih positif akan menyebabkan kemungkinan besar menerima tawaran pekerjaan dari organisasi. Persepsi keadilan seleksi dan daya tarik organisasi dimoderasi oleh orientasi kinerja, sedangkan persepsi keadilan dan pilihan pekerjaan tidak dimoderasi oleh orientasi kinerja. Penghindaran ketidakpastian budaya praktek yang diduga memoderasi pengaruh struktural, persepsi keadilan struktural berhubungan positif dengan semua hasil. Penelitian Steiner dan Gilliland (2001) yang berjudul Procedural Justice In Personnel Selection: International and Cross-Cultural Perspectives juga mendukung penelitian-penelitian diatas. Persepsi keadilan perlakuan pelamar selama proses perekrutan sangat penting, sebagai temuan umumnya menyarankan hubungan positif antara persepsi keadilan seleksi dan hasil yang diinginkan. Steiner dan Gilliland (2001) memodifikasi konseptual kecil dari Gilliland (1993), terdapat tiga kategori aturan yaitu, aspek struktural (keterkaitan pekerjaan, kesempatan untuk melakukan, konsistensi perlakuan, dan kesempatan peninjauan kembali), berbagi informasi (proses informasi, komunikasi dua arah, dan keputusan pembenaran), dan perlakuan interpersonal (sensitivitas interpersonal). Budaya masyarakat dapat menjelaskan

14 variasi dalam reaksi terhadap prosedur seleksi dan sejauh mana persepsi keadilan seleksi memprediksi berbagai hasil. 1.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:93) Pengaruh Persepsi Keadilan Proses Seleksi terhadap Daya Tarik Organisasi Persepsi keadilan seleksi akan secara signifikan terkait dengan hasil organisasi dan individu (daya tarik organisasi, komitmen organisasi, niat rekomendasi, dan harga diri) (Bauer et al., 2001). Menurut Truxillo et al., (2004) persepsi keadilan sistem seleksi berpengaruh terhadap daya tarik organisasi dan niat untuk menerima tawaran kerja. Bauer et al., (1998) menemukan bahwa keterkaitan pekerjaan yang dirasakan dari proses seleksi adalah prediktor signifikan dari organisasi daya tarik. Demikian pula, Walsh et al., (2010) menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara persepsi keadilan seleksi terhadap daya tarik organisasi. H 1 : Persepsi Keadilan Proses Seleksi Berpengaruh terhadap Daya Tarik Organisasi Pengaruh Persepsi Keadilan Penyebaran Informasi Terkait Seleksi terhadap Daya Tarik Organisasi Menurut Gilliland (1993), tiga kategori utama keadilan persepsi yaitu karakteristik proses seleksi, penyebaran informasi, dan perlakuan interpersonal berpengaruh terhadap daya tarik organisasi. Ada tiga struktur kategori yang

15 mempengaruhi daya tarik organisasi, yaitu aspek struktural, penyebaran informasi, dan perlakuan interpersonal (Steiner & Gilliland, 2001). Demikian pula, Walsh et al., (2010) menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara keadilan penyebaran informasi terkait seleksi terhadap daya tarik organisasi. H 2 : Keadilan Penyebaran Informasi Terkait Seleksi Berpengaruh terhadap Daya Tarik Organisasi Model Penelitian Berdasarkan definisi dan kajian teori dari beberapa para ahli yang ada, maka dapat disusun suatu model penelitian sebagai dasar penentu hipotesis seperti yang ditujukkan pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Model Penelitian Persepsi Keadilan Proses Seleksi (X 1 ) H 1 Daya Tarik Organisasi (Y) Persepsi Keadilan Penyebaran Informasi (X 2 ) H 2 Sumber: Teori dan hasil penelitian sebelumnya

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daya tarik organisasi adalah reputasi yang dirasakan dan dimiliki oleh organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan organisasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. Pengembangan dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Keadilan Organisasi 2.1.1 Pengertian Keadilan Organisasi Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu suatu konsep yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan bahwa dalam hubungan pertukaran sosial, sifat mendasar yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Definisi Kepuasan Kerja Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif

BAB I PENDAHULUAN. Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif rendah. Salah satu penyebab utamanya adalah tingkat pendidikannya. Hal ini didukug oleh pernyataan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Meskipun tekanan kompetitif di kebanyakan organisasi semakin kuat dari sebelumnya, beberapa organisasi mencoba merealisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Manusia, dalam hal ini karyawan adalah aset utama yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keadilan Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan organisasi yang cukup di kenal menurut Rivai (2004) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu menambah karyawan baru untuk mengisi kekosongan itu. Proses

BAB I PENDAHULUAN. perlu menambah karyawan baru untuk mengisi kekosongan itu. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di perusahaan, seperti adanya lowongan pekerjaan baru sehingga membutuhkan karyawan baru dan adanya

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN PROSES SELEKSI DAN PENYEBARAN INFORMASI TERKAIT SELEKSI TERHADAP DAYA TARIK ORGANISASI

PENGARUH KEADILAN PROSES SELEKSI DAN PENYEBARAN INFORMASI TERKAIT SELEKSI TERHADAP DAYA TARIK ORGANISASI E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.4, No.12, 2015: 4047-4073 ISSN : 2302-8912 PENGARUH KEADILAN PROSES SELEKSI DAN PENYEBARAN INFORMASI TERKAIT SELEKSI TERHADAP DAYA TARIK ORGANISASI Winda Yudiari 1 Agoes Ganesha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kepuasan kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari dan digunakan sebagai konstruk pengukuran dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan psikologis yang mengikat karyawan di dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu dari kata performance. Kata Performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan pekerjaannya.turnover intention harus disikapi sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kinerja suatu perusahaan sangatlah ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut.fenomena yang sering kali terjadi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Sebuah Metode Rekrutmen yang Efektif

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Sebuah Metode Rekrutmen yang Efektif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pentingnya Sebuah Metode Rekrutmen yang Efektif Pertumbuhan lingkungan bisnis yang dinamis menuntut sebuah organisasi baik institusi maupun perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasional 2.1.1.1 Definisi Komitmen Organisasional Komitmen organisasi didefinisikan sebagai pendekatan psikologis antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi tentang persepsi keadilan organisasi telah mendapat perhatian besar dari para peneliti dan telah menjadi topik yang sering diteliti di bidang manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekrutmen Menurut Samsudin (2006:81) Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas metode penelitian, yang meliputi objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, definisi operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia perlu dilakukan dengan baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertukaran Sosial Fung et al. (2012) menyatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan ketika mereka telah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk Menurut Philip Kotler (2002:407) definisi produk adalah: A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk adalah

Lebih terperinci

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt,

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam bab ini akan menjelaskan variabel penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah reputasi merek, prediktabilitas merek, kompetensi merek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dinamika lingkungan perusahaan menunjukkan persaingan yang ketat. Sehingga banyak perusahaan berusaha menjadikan organisasi mereka menjadi lebih efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang berkompeten suatu organisasi akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini ditandai dengan semakin berkembang dan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba dari

Lebih terperinci

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, merek sudah menjadi salah satu fokus pemasaran. Upaya membangun suatu merek yang kuat pun perlu dilakukan. Merek dapat juga didefinisikan sebagai sebuah nama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan perebutan pasar dalam industri barang konsumsi tidak tahan lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keadilan (Equity Theory) Robbins (2008) menyebutkan teori keadilan adalah suatu teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Loyalitas Merek ( Brand Loyalty) 2.1.1 Pengertian Merek (Brand) Merek adalah sejumlah citra dan pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bagian manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung. Di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dunia bisnis semakin berkembang pesat dan kompetitif khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Masyarakat Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup yang luas. Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era ini, industri sepeda motor menjadi salah satu jenis usaha yang sedang mengalami pertumbuhan. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan penjualan pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Pertukaran Sosial Blau, (1964) dalam Fung et al., (2012) menyatakan bahwa Teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational Citizenship Behavior) a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional Definisi menurut Organ (1988)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 1.1. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Seiring dengan jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang memiliki peluang besar dan hasil yang menjanjikan bagi pelaku usahanya. Bisnis kuliner adalah suatu bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang ditunjukkan secara sukarela pada perusahaannya (Yilmaz dan Ta dan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang ditunjukkan secara sukarela pada perusahaannya (Yilmaz dan Ta dan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku karyawan yang ditunjukkan secara sukarela pada perusahaannya (Yilmaz dan Ta dan, 2009). Perilaku ini dianggap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perilaku Beli Hijau Perilaku beli merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses pembelian, pada saat itu konsumen melakukan aktifitas-aktifitas seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia fashion akhir-akhir ini mengakibatkan banyak persaingan antar pengusaha. Pengusaha berlomba-lomba untuk merebut pangsa pasarnya. Pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawan. Setiap organisasi selalu berusaha meningkatkan kinerja karyawan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 79 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain penelitian deskriptif, di mana tujuan penelitian adalah untuk menguraikan sifat

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4 PERSEPSI Persepsi adalah suatu proses pengorganisasian dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Strategi Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan tidak saja memiliki potensi pangsa pasar untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga mampu meningkatkan vitalitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju dan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat pada masa ini juga berdampak pada perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

terjadinya kegagalan dalam pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa

terjadinya kegagalan dalam pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa Hal yang mengejutkan bagi penulis dalam penelitian ini adalah kenyataan bahwa ternyata responden tidak menghendaki adanya kompensasi materiil atas terjadinya kegagalan dalam pelayanan. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minat Beli Ulang Hal yang penting bagi perusahaan adalah mempengaruhi pelanggan agar mereka mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa yang disediakan. Pembelian sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah daftar penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini: 2.1.1 Erfan Severi and Kwek Choon Ling (2013) Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Lupiyoadi (2001: 148 149), dimensi kualitas pelayanan ada 5 (lima) dimensi yaitu : 1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan sektor industri sangat berpengaruh bagi perekonomian negara. Salah satu industri yang menunjukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pesan Iklan Pesan iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran. Iklan, personal selling, promosi, penjualan, dan publisitas semuanya merupakan komponen promosi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen apa yang akan dimiliki oleh suatu entitas. (Patricia, 2007:5). Keahlian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen apa yang akan dimiliki oleh suatu entitas. (Patricia, 2007:5). Keahlian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. URAIAN TEORITIS 2.1.1. Brand Loyalty 2.1.1.1 Merek (Brand) Branding adalah keseluruhan proses bisnis dalam memilih janji, nilai, dan komponen apa yang akan dimiliki oleh suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Locus Of Control 2.1.1.1 Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam khususnya perusahaan sepeda motor keluaran Jepang. Persaingan terletak pada model, kepraktisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Seorang pemasar sangat mengharapkan akan dapat mempertahankan pelanggannya dalam waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan memasuki era perdagangan bebas saat ini, tantangan dalam bidang industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang bermunculan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya manusia. Melihat persaingan pasar yang semakin ketat sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berorganisasi dengan variabel pemoderasi generasi X dan Y. Dari hasil analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berorganisasi dengan variabel pemoderasi generasi X dan Y. Dari hasil analisis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan melayani dan dukungan organisasi terhadap komitmen afektif berorganisasi dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya; LAMPIRAN PERSETUJUAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI MENYELURUH ANTAR PEMERINTAH NEGARA-NEGARA ANGGOTA PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai strategi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia perbankan di Indonesia baik swasta dan pemerintah mengalami perubahan yang sangat besar, hal ini dapat dilihat dari berbagai strategi pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumberdaya manusia memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan maupun organisasi karena jika tidak ada sumber daya manusia maka perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Path Goal Theory Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerjanya (Luthans, 2006) dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia memiliki peran yang penting di dalam suatu perusahaan. Untuk mencapai tujuan, perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Ekuitas Merek Dalam hal ekuitas merek dapat kita pahami bahwa ide utama dari ekuitas merek adalah bahwa kekuatan merek terletak dalam benak konsumen. Ekuitas merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi untuk terus berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi untuk terus berubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini menuntut organisasi untuk terus berubah dan meningkatkan kemampuan seiring dengan munculnya tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PADA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM PERIODE 2016 BEKERJASAMA UNIT PELAYANAN PUBLIK KEMENKO POLHUKAM DENGAN BIRO UMUM SEKRETARIAT KEMENKO POLHUKAM 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penampilan telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat modern. Selain itu, perubahan cara pandang dan perilaku masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Goal Setting Theory ini mula-mula dikemukakan oleh Locke (1968). Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Goal Setting Theory ini mula-mula dikemukakan oleh Locke (1968). Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Goal Setting Theory Goal Setting Theory ini mula-mula dikemukakan oleh Locke (1968). Teori ini mengemukakan bahwa dua cognitions yaitu values dan intentions (atau tujuan) sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Pengertian ekuitas merek menurut (Aaker, 1996 dalam Agusli dan Kunto, 2013) bahwa ekuitas merek menciptakan nilai, baik pada perusahaan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Abad ke-21 merupakan era pertumbuhan progresif kelas menengah Asia, yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini, pengguna ponsel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) Penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah penelitian oleh Alam dan Yasin (2010) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dunia dalam fase globalisasi yang berkembang sangat cepat dengan berbagai perubahan-perubahannya, sehingga organisasi diharuskan untuk selalu siap terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA

BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA BAB 2 SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA Sasaran : Mengerti tentang seleksi dan penempatan Memahami perbedaan individu dan varian pekerjaan Mengerti berbagai strategi seleksi Memahami model penelitian seleksi

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Wanhai Lines,Ltd Wanhai Lines didirikan pada tahun 1965. Pada awalnya, bisnis Wanhai terutama pada transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan merupakan sarana elektronik yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, pencarian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden. Responden memberikan respon verbal dan atau tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimedan pada tanggal 08 September Sebagai perusahaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. dimedan pada tanggal 08 September Sebagai perusahaan daerah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT. BPD Aceh Cabang Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Dimana perusahaan ini mulai beroperasional secara resmi dimedan

Lebih terperinci