BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Assessment Center

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Assessment Center"

Transkripsi

1 Executive Summary Assessment Centre merupakan suatu metode penilaian yang berbasis perilaku dan melibatkan berbagai teknik evaluasi, termasuk menggunakan berbagai macam alat ukur. Assessment Centre dinilai sebagai suatu sistem yang memiliki akurasi yang cukup tinggi dalam menilai kompetensi pegawai. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Assessment Centre mampu memprediksi kinerja dalam jabatan atau profesi di masa yang akan datang (Stephen Robbins, 2003 : 493). Dari hasil survei yang dilakukan pada tahun 1997 oleh Spychalski, diperoleh hasil, 74% organisasi di Amerika Serikat menerapkan Assessment Centre untuk keperluan seleksi, promosi dan pengembangan pegawai. Penyusunan modul ini bertujuan untuk menyediakan informasi yang komprehensif tentang urgensi Assessment Centre dalam pengelolaan SDM, kepada para pegawai di lingkungan Ditjen Perbendaharaan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman yang tepat dan jelas perihal Assessment Centre. Di samping itu juga, sebagai upaya untuk mengurangi gap knowledge tentang substantif assessment centre di antara para pegawai di lingkungan Dtjen Perbendaharaan. Modul ini menjelaskan tentang karakteristik Assessment Centre, termasuk di dalamnya manfaat dan proses bisnis Assessment Centre. Dibahas juga peranan Assessment Centre dalam strategi pengelolaan SDM dan pengembangannya oleh unit eselon I disesuaikan dengan kebutuhan organisasi. Dijelaskan juga lebih lanjut mengenai tools dan jenis-jenis Assessment Centre yang digunakan di lingkup Ditjen Perbendaharaan, metode penentuan dan penggunaan hasil penilaian Assessment Centre oleh Bagian Administrasi Kepegawaian, serta penyusunan basis data Assessment Centre yang dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan untuk penempatan dan promosi pegawai. Di samping itu, terlampir peraturan-peraturan dan Kamus Kompetensi yang menjadi dasar hukum pelaksanaan dan pengaturan Assessment Centre di lingkungan Kementerian Keuangan. 1

2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Assessment Center Dinamika organisasi berkaitan erat dengan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat aktif di dalamnya. Kinerja organisasi yang baik dipengaruhi oleh sistem manajemen SDM yang terstruktur. Dalam era keterbukaan dan transparansi yang menjunjung tinggi prinsipprinsip akuntabilitas, dibutuhkan suatu pengelolaan manajemen SDM dengan metode yang berkaitan dengan penilaian kompetensi yang objektif dan dapat diterima oleh organisasi, pimpinan maupun SDM pendukungnya. Reformasi birokrasi menempatkan pengelolaan SDM sebagai salah satu pilar dari ketiga pilar pokok penyusun pembaharuan sistem tata kelola pemerintahan selain kelembagaan (organisasi), dan ketatalaksanaan (business process). Dalam konteks tersebut guna mewujudkan PNS yang berkualitas dan profesional dibutuhkan ketersediaan informasi mengenai profil kompetensi pegawai. Hal tersebut dapat diperoleh dengan pelaksanaan Assessment Center. Sebagai salah satu unit organisasi eselon I di Kementerian Keuangan, Ditjen Perbendaharaan secara tanggap melaksanakan amanah pembangunan Assessment Center sebagai salah satu program reformasi birokrasi di bidang manajemen SDM. SDM merupakan aset utama dalam suatu organisasi. Pernyataan bahwa man behind the gun menunjukkan bahwa SDM adalah pelaku utama dalam suatu organisasi dan dengan melakukan assessment dapat diartikan sebagai suatu investasi. Sebagai suatu metode penilaian yang berbasis perilaku dan melibatkan beragam teknik evaluasi dan menggunakan bermacam alat ukur, Assessment Center dinilai sebagai suatu sistem yang memiliki akurasi yang cukup tinggi dalam menilai kompetensi pegawai. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Assessment Center sangat mengesankan, yaitu mampu memprediksi kinerja dalam jabatan atau profesi di masa yang akan datang (Stephen Robbins, 2003: 493). Assessment Center telah digunakan oleh Klinik Psikologi Harvard (HPC) untuk menelaah dampak karakter individu dan faktor lingkungan terhadap perilaku sejak tahun Pada tahun 1948, sebuah perusahaan manufaktur Australia melaksanakan obervasi kelompok untuk menyeleksi executive trainee. Selain itu, pada tahun 1964, AT&T, sebuah perusahaan telekomunikasi Amerika, melaksanakan kajian longitudinal berskala besar dengan menggunakan penilaian multi-prosedur untuk mengkaji karakter individu dan lingkungan 2

3 organisasi. Kajian ini menjadi tonggak yang memicu kesuksesan AT&T di masa-masa selanjutnya. Pada dua dekade terakhir ini, penggunaan konsep Assessment Center meningkat dengan tajam. Survey yang dilakukan oleh Spychalski dkk pada tahun 1997 mencatat bahwa 74% organisasi di Amerika Serikat menerapkan konsep Assessment Center untuk keperluan seleksi, promosi, dan pengembangan pegawai. I.2 Pengertian Assessment Center Berdasarkan PMK Nomor 47/PMK.01/2008 tanggal 4 April 2008, Assessment Center merupakan penilaian berbasis kompetensi dengan melibatkan beragam teknik evaluasi, metode, dan alat ukur terhadap PNS Kementerian Keuangan. Selain itu terdapat pengertian lain tentang Assessment Center yaitu merupakan suatu proses sistematik Jika tindakanmu mengilhami orang lain untuk bermimpi lebih, untuk belajar lebih, untuk bekerja lebih dan menjadi luar biasa, kamu adalah seorang pemimpin John Quincy Adams untuk menilai kompetensi perilaku individu yang dipersyaratkan bagi keberhasilan dalam pekerjaan, dengan menggunakan beragam metode dan teknik evaluasi serta dilaksanakan oleh beberapa assessor, yaitu orang yang meng-assess, serta diterapkan kepada lebih dari satu assessee, yaitu orang yang di-assess. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwa Assessment Center ini merupakan suatu proses sistematik untuk menilai kompetensi perilaku individu dengan melibatkan multi tools, multi assessee dan multi assessor. I.3 Dasar Hukum Assessment Center Dasar hukum pelaksanaan Assessment Center adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008 Tanggal 4 April 2008 Tentang Assessment Center Departemen Keuangan. 2. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-109/MK.1/2010 Tanggal 23 Maret 2010 Tentang Pemanfaatan Assessment Center di Lingkungan Kementerian Keuangan. 3. Peraturan Sekjen Kementerian Keuangan Nomor: 55/SJ/2008 Tanggal 28 Juli 2008 Tentang Pelaksanaan Assessment Center Kementerian Keuangan. 3

4 I.4 Karakteristik Assessment Center Pemahaman terhadap proses Assessment Center dapat lebih mudah dijelaskan melalui pemaparan karakteristiknya 1, yaitu : 1. Assessment Center berkaitan dengan KOMPONEN ASSESSMENT CENTER kompetensi suatu jabatan tertentu. 2. Tingkah laku yang dipersyaratkan suatu jabatan tertentu dicerminkan melalui beberapa simulasi, guna mengeliminasi kesalahan pengukuran/menjamin konsistensi perilaku assessee. 3. Suatu kegiatan assessment akan diikuti 5-6 assessee yang harus mengikuti simulasi kurang lebih 1-2 hari. Setiap assessee akan diobservasi minimal oleh 2 assessor. 4. Setiap assessor harus menerima pelatihan yang baik. 5. Beberapa prosedur sistematis harus digunakan assessor untuk mencatat secara akurat pengamatan terhadap perilaku setiap kejadian. 6. Assessor harus menyusun beberapa laporan dan catatan pengamatan sebagai bahan diskusi bersama para penilai. 7. Hasil akhir assessment ditentukan berdasarkan data integrasi seluruh bukti perilaku yang menghasilkan kesepakatan bersama (consensus) diantara assessor. 8. Penggabungan hasil pengamatan berdasarkan pengumpulan informasi yang didapat pada teknik penilaian saat simulasi berlangsung. 9. Assessee dinilai berdasarkan kriteria (Standar Kompetensi Jabatan) yang telah ditentukan sebelumnya dengan jelas dan bukannya dibandingkan satu sama lainnya. I.5 Tujuan Assessment Center Pada dasarnya setiap organisasi mempunyai tujuan dan target strategis yang ingin dicapai. Tujuan jangka panjang dari Assessment Center adalah untuk mendapatkan SDM terbaik yang bisa memberikan kontribusi optimal bagi organisasi sesuai dengan perannya. 1 Management Assessment Center BPKP 4

5 Sementara tujuan jangka pendeknya adalah untuk memperoleh profil kompetensi setiap PNS Kementerian Keuangan dalam rangka perencanaan karir, mutasi jabatan dan pengembangan pegawai berbasis kompetensi. I.6 Manfaat Assessment Center Assessment Center dapat dijadikan sebagai sistem dan prosedur untuk mengidentifikasi, menilai dan mengembangkan kompetensi SDM berdasarkan prinsip-prinsip the right people in the the right places at the right times. Sebagai unsur pendukung pengelolaan SDM, Assessment Center tidak hanya sebagai alat ukur kompetensi saja melainkan juga mempunyai manfaat di berbagai bidang, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan karir dan mutasi jabatan, dengan memperhatikan nilai JPM (Job Person Match). 2. Bahan pengembangan pegawai berbasis kompetensi, meliputi : mengurangi gap kompetensi melalui diklat berbasis kompetensi, menempatkan pegawai dengan memperhatikan kompetensi yang sangat menonjol, menyusun pemetaan kelompok bakat (talent pool mapping) SDM berbasis kompetensi. 3. Ketersediaan SDM yang kompetitif hasil Assessment Center memudahkan perencanaan strategis dalam menghadapi tantangan global. I.7 Proses Bisnis Assessment Center Assessment Center merupakan sebuah proses untuk melakukan pemetaan kompetensi pegawai/pejabat untuk memenuhi kebutuhan formasi jabatan dan pengelolaan SDM berbasis kompetensi melalui sistem profiling. Berdasarkan kebutuhan tersebut, administrator Assessment Center akan menunjuk koordinator assessor untuk menyusun rencana dan jadwal serta mengkoordinir pelaksanaan Assessment Center sebagaimana tersebut dalam tabel

6 Tabel 1.1 Proses Bisnis Assessment Center A/C Unit Kerja Coordinator & Ahli SKJ Ahli Metode/Tools Assessor Coordinator Assessor Assessee Administrator Menerima Laporan Menyiapkan Permintaan A/C kandidat assessee Mempelajari permintaan: dasar/ tujuan, data calon assessee, job desc. Disposisi ke Ahli SKJ, Metode & Assessor Coordinator Mengundang assessee Menyampaik an laporan ke unit kerja Mempelajari job desc. jabatan yang akan diassess Menyusun SKJ Jabatan yg akan diassess Mempelajari profil SKJ jabatan yg akan diassess Menyusun metode yg dibutuhkan Menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan A/C : tools, assignment u/ assessor, anggaran,briefing, mengkoordinir pelaksanaannnya Menyamp aikan lap A/C ke Coordinator A/C Melaksa nakan kegiatan Assessment Melakuka n integrasi data dan menyusu n lap A/C Melaksan akan tugastugas yang diberikan assessor 6

7 BAB II PERANAN ASSESSMENT CENTER DAN PENGEMBANGANNYA II.1 Peranan Assessment Center dalam Strategi Pengelolaan SDM Pengelolaan sumber daya manusia diperlukan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Pengelolaan SDM tersebut di mulai dari proses pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. Pengelolaan SDM dalam suatu organisasi diharapkan dapat mengantisipasi perubahan tuntutan/dinamika serta permasalahan-permasalahan yang timbul. Ditjen Perbendaharaan memberikan perhatian yang besar terhadap pengelolaan SDM karena SDM merupakan suatu aset strategis. Ditjen Perbendaharan sebagai salah satu unit Eselon I Kementerian Keuangan yang memiliki 1 Kantor Pusat, 30 Kantor Wilayah dan 177 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dengan pegawai sebanyak pegawai 2 yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan suatu Kesuksesan adalah sejumlah usaha kecil, namun usaha kecil tersebut dilakukan tantangan tersendiri dalam menjalankan berulang kali hari demi hari Robert Colier pengelolaan SDM. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah dengan rencana pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). Ditjen Perbendaharaan akan menghadapi masalah dalam kelebihan pegawai dari sisi kuantitas tetapi disisi lain kekurangan pegawai dari segi kualitas. Dampak ini akan menjadi masalah besar bila pengelolaan SDM tidak dilaksanakan dengan tepat guna mendukung perubahan Ditjen Perbendaharaan ke arah yang lebih baik. Bagian Administrasi Kepegawaian sebagai salah satu Eselon III Ditjen Perbendaharan memiliki tugas untuk dapat menjamin terlaksananya tugas pokok dan fungsi pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi. Assessment Center merupakan salah satu unsur program manajemen sumber daya manusia (SDM) selain penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, penyusunan pola mutasi, peningkatan disiplin dan pengintegrasian sistem informasi 2 Data statistik Bagian Administrasi Kepegawaian per Januari

8 manajemen SDM guna melaksanakan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 30/KMK.01/2007. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan dari reformasi birokrasi yaitu: menciptakan pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Penerapan metode Assessment Center dalam pengelolaan SDM dapat dilakukan pada saat proses rekrutmen pegawai, penempatan dan promosi jabatan. Misalnya rekrutmen pegawai untuk calon pelaksana KPPN Percontohan, promosi calon Pejabat Eselon IV dan III, dilakukan melalui assessment soft competency dan hard competency. II.2 Fungsi Bagian Administrasi Kepegawaian dalam Pengembangan Assessment Center Perkembangan ekonomi nasional berubah dengan sangat cepat. Perkembangan ini akan menuntut organisasi-organisasi kementerian/lembaga dilingkungan pemerintah untuk bisa secara dinamis menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan-perubahan tersebut. Kementerian Keuangan sebagai suatu entitas pemerintah mempunyai peran yang strategis dalam menetapkan kebijakan perekonomian nasional. Untuk itu, Kementerian Keuangan harus mampu menjadi organisasi pemerintah yang dinamis dalam merespon segala perubahan perekonomian nasional. Ditjen Perbendaharaan, sebagai Eselon I Kementerian Keuangan bertanggung jawab untuk mengelola kas pemerintah sejumlah lebih dari Rp triliun, baik yang berhubungan dengan penerimaan maupun pengeluaran pemerintah. Dengan demikian Ditjen Perbendaharaan dituntut untuk mampu membangun sumber daya manusia yang tidak hanya kompeten, berkualitas dan memiliki keahlian tinggi, namun juga harus memiliki jiwa kepemimpinan, berdedikasi tinggi dan mampu mengemban amanah. Untuk mendapatkan SDM yang memiliki kriteria-kriteria tersebut tersebut, salah satu metode yang bisa digunakan dalam perekrutan dan penempatan adalah melalui Assessment Center. Bagian Administrasi Kepegawaian sebagai pengelola sumber daya manusia dan penanggung jawab pelaksanaan Assessment Center di lingkungan DJPBN mempunyai tugas, diantaranya sebagai berikut : 8

9 1. Merencanakan, mengevaluasi dan mengembangkan sistem Assessment Center di lingkup Ditjen Perbendaharaan. Pembangunan Assessment Center ini dapat terlihat pada penyusunan SKJ untuk kompetensi khusus Jabatan Eselon III dan IV yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan penambahan metode seleksi assessment (hard competency dan wawancara internal). 2. Menyelenggarakan Assessment Center bagi Pejabat/Calon Pejabat Eselon IV/Pejabat Fungsional/setara Eselon IV maupun pelaksana di lingkungan Ditjen Perbendaharaan. Assessment Center yang telah diselenggarakan oleh Ditjen Perbendaharaan meliputi assessment calon pegawai KPPN Percontohan, assessment Calon Pejabat Eselon III, open bidding Eselon III dan seleksi Calon Usulan Pejabat Eselon II. 9

10 BAB III JENIS ASSESSMENT CENTER III.1 SOFT COMPETENCY Secara umum, kompetensi merupakan sebuah kombinasi antara keterampilan (skills), karakter pribadi, dan pengetahuan yang tercermin melalui perilaku kinerja yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Kompetensi dibedakan menjadi dua jenis, yakni soft competency dan hard competency. Soft competency berkaitan dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan dan membangun interaksi dengan orang lain. Sedangkan hard competency berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Terdapat beberapa metode untuk mengevaluasi level kompetensi, yaitu metode sederhana dan metode Assessment Center. Metode sederhana dapat dilakukan dengan meminta atasan, rekan kerja dan mungkin juga bawahan untuk menilai level kompetensi seorang pegawai, misalnya dengan menggunakan semacam kuesioner yang mengacu pada indikator perilaku per kompetensi. Sedangkan metode Assessment Center dapat dilakukan melalui bermacam-macam tools seperti In Basket Exercise, Leaderless Group Discussion, Management Role Play, Case Analysis & Presentation, Self Assessment, Metode Wawancara (Behavioral Event Interview). Dalam rangka meningkatkan nilai kompetitif di lingkungan Kementerian Keuangan, tidak dapat dipungkiri tiap individu harus bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi dalam bekerja. Agar pegawai mendapat pemahaman perihal kompetensi apa saja yang diperlukan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Kementerian Keuangan telah menetapkan standar kompetensi untuk setiap pekerjaan yang selaras dengan kompetensi yang diperlukan oleh organisasi. Kumpulan kompetensi penting yang menjadi persyaratan bagi seorang pegawai untuk dapat optimal mengerjakan tugasnya disebut Standar Kompetensi. III.1.1 Pengertian Standar Kompetensi Kompetensi merupakan persyaratan yang pokok dan mendasar bagi assessment serta menjadi inti dari Assessment Center dalam rangka pengembangan SDM berbasis 10

11 kompetensi. Kompetensi merupakan suatu kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, perilaku dan sikap yang memberikan kontribusi terhadap efektifitas pribadi (Hellriegel dkk, 2002 : 4). Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) merupakan persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan digunakan sebagai dasar untuk menilai kesesuaian profil kompetensi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. Standar kompetensi yang dipersyaratkan untuk setiap jenjang struktural perlu dijelaskan secara Semua pencapaian manusia informatif kepada seluruh pegawai sehingga dapat dijadikan dimulai dengan adanya keyakinan untuk melakukan pedoman untuk penempatan pegawai yang tepat (the right perubahan man on the right place and on the right job). Standar Kompentensi Jabatan bermanfaat untuk membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya, membantu dalam merekrut tenaga kerja, serta program pelatihan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Di lingkungan Kementerian Keuangan, persyaratan kompetensi telah dibakukan menjadi Kamus Kompetensi, sebagaimana tercantum pada Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008 Tentang Pelaksanaan Assessment Center Kementerian Keuangan. Kompetensi tidak hanya diartikan sebagai kemampuan (capability) atau keahlian (expertise) dan keterampilan (skill) belaka. Namun merupakan hasil dari pengalaman yang melibatkan pemahaman/pengetahuan, tindakan nyata serta proses mental yang terjadi dalam jangka waktu tertentu serta berulang-ulang sehingga menghasilkan kemampuan/keahlian dalam bidang tertentu. Oleh karena itu, kompetensi terbentuk dari interaksi antara faktor pengalaman dan faktor bawaan. III.1.2 Jenis Soft Competency Kompetensi dalam Standar Kompetensi Jabatan dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu : 1. Kompetensi Umum, yaitu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap PNS Kementerian Keuangan; 2. Kompetensi Inti, yaitu kompetensi yang harus dimiliki setiap pejabat sesuai jenjang eseloneringnya; dan 11

12 3. Kompetensi Khusus, yaitu kompetensi yang harus dimiliki masing-masing pejabat sesuai dengan jabatan yang dipangkunya dan ditetapkan oleh masing-masing unit eselon I. Kamus kompetensi ini dikelompokkan dalam tiga cluster, yaitu kelompok kompetensi yang berhubungan dengan thinking, working dan relating. Thinking Working Relating 1. Visioning 2. Innovation 3. In- Depth Problem Solving 4. Decisive Judgement 5. Championing Change 6. Adapting to Change 7. Courage of Convictions 8. Business Acumen 9. Planning and Organizing 10. Driving for Results 11. Delivering Results 12. Quality Focus 13. Continuous Improvement 14. Policies, Process and Procedures 15. Safety 16. Stakeholder Focus 17. Stakeholder Service 18. Integrity 19. Resilience 20. Continuous Learning 21. Team Work and Collaboration 22. Influencing and Persuading 23. Managing Others 24. Team Leadership 25. Coaching and Developing Other 26. Motivating Others 27. Organizational Savvy 28. Relationship Management 29. Negotiation 30. Conflict Management 31. Interpersonal Communication 32. Written Communication 33. Presentation Skill 34. Meeting Leadership 35. Meeting Contribution III.1.3 Standar Kompetensi Jabatan Eselon II, III dan IV Lingkup Ditjen Perbendaharaan Dari 35 (tiga puluh lima) kompetensi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan, standar kompetensi untuk masing-masing jabatan eselon ditetapkan secara variatif. Untuk jabatan eselon II, minimal 13 s.d. 16 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu 3 12

13 kompetensi umum, 5 kompetensi inti dan 5 s.d. 8 kompetensi khusus. Adapun untuk jabatan eselon III, Kementerian Keuangan menetapkan 10 s.d. 12 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu 3 kompetensi umum, 4 kompetensi inti dan 3 s.d 5 kompetensi khusus. Sedangkan kompetensi yang harus dimiliki oleh pejabat eselon IV adalah sebanyak 8 s.d 9 kompetensi, yaitu 3 kompetensi umum, 3 kompetensi inti sesuai kebutuhan Unit Eselon I dan 2 s.d. 3 kompetensi khusus sesuai kebutuhan. KOMPETENSI UMUM INTI KHUSUS Eselon II 1. Continuous 4. Visioning Sesuai (13-16) improvement 2. Stakeholder 5. In depth problem solving & analysis kebutuhan jabatan focus 6. Championing change 3. Integrity 7. Managing others 8. Relationship management Eselon III 1. Continuous 4. In depth problem solving & Sesuai (10-12) improvement 2. Stakeholder analysis 5. Planning & organizing kebutuhan jabatan focus 6. Managing others 3. Integrity 7. Meeting leadership Eselon IV 1. Continuous Terdiri dari 3 kompetensi Terdiri dari 2-3- (8-9) improvement 2. Stakeholder service 3. Integrity sesuai kebutuhan Unit Eselon I kompetensi sesuai kebutuhan jabatan 13

14 III.1.4 Proses Asessment Center Proses assessment bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan peserta saat ini dengan menggunakan berbagai teknik yang efektif untuk meghasilkan profil kompetensi. Dalam pelaksanaan Assessment Center perlu memperhatikan tahap Pra-Assessment Center yaitu sejumlah langkah-langkah persiapan pada saat sebelum pelaksanaan yang terdiri dari : 1. analisis pekerjaan, 2. penentuan target capaian kinerja, 3. penentuan dimensi atau persyaratan jabatan, 4. penetapan bentuk simulasi, 5. penyusunan materi simulasi. 6. Penetapan Metode Assessment Dalam pelaksanaan analisis pekerjaan, job description dari jabatan yang akan diisi harus disusun secara jelas dan rinci, sehingga memudahkan dalam menetapkan kompetensi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut. Setelah uraian jabatannya ditetapkan dengan jelas, tindakan selanjutnya adalah menentukan target capaian kinerja dari jabatan tersebut. Selanjutnya, menentukan requirement atau persyaratan jabatan yang harus dimiliki oleh seorang pejabat agar yang bersangkutan mampu mencapai target capaian kinerja yang telah ditetapkan. Untuk itu seorang assessor yang akan melakukan assessment harus benar-benar mempunyai kapabilitas, skills, pengalaman yang memadai dalam melakukan analisis, komunikasi serta memahami perilaku assessee maupun bidang pekerjaan yang diamati. Setelah ketiga tahapan tersebut dilakukan, kemudian assessor harus mampu menetapakan bentuk simulasi yang tepat akan digunakan dalam proses assessment, sehingga mampu dapat mengamati kapasitas assessee. Bentuk simulasi yang biasa digunakan adalah In Basket Exercise, Leaderless Group Discussion, Management Role Play, Case Analysis & Presentation, Self Assessment, Metode Wawancara (Behavioral Event Interview). 14

15 III.1.5 Metode dan Simulasi Assessment Center. Metode Assessment Center merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menggali dan mengukur kompetensi dalam Assessment Center, sedangkan alat ukur Assessment Center merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap kompetensi. a) Metode Inventory, yaitu metode yang digunakan untuk memahami potensi dan kompetensi, metode ini menggunakan alat ukur dalam kegiatan Assessment Center berupa : 1. Personality/Trait Inventory Tools, merupakan alat/teknik yang dapat digunakan dalam metode personality/trait inventory antara lain: MBIT, Papic Kostick, Inner View, Personnel Track Record & References 2. Personnel Track Record & References, yaitu data-data otentik dari perjalanan karier pegawai. b) Metode Simulasi, yaitu suatu metode dimana assessee diminta untuk melakukan suatu aktifitas yang berkaitan dengan situasi riil dalam pekerjaan. Perilaku/tindakan yang muncul dalam proses simulasi ini merupakan bahan yang diobservasi/dipelajari dan dinilai. Metode ini menggunakan alat ukur dalam kegiatan Assessment Center berupa : 1. In Basket Exercise yaitu merupakan permasalahan manajerial yang disajikan dalam bentuk tertulis seperti yang dialami dalam situasi nyata dipekerjaan, dimana peserta Berjalan menuju kearah sebuah kesempatan merupakan satu langkah menuju kesuksesan diminta untuk menyelesaikan masalah Noleene D. Counts tersebut. Simulasi ini menginstruksikan peserta untuk berperan dalam suatu jabatan tertentu dan disimulasikan menghadapi suatu pekerjaan selayaknya dalam dunia kerja. Materi-materi permasalahan yang disajikan diantaranya adalah : memo, surat masuk, pesan telepon, disposisi atasan langsung, permintaan dari berbagai pihak. Peserta diminta untuk menganalisa permasalahan dan memberikan suatu solusi yang baik. Tujuan simulasi ini adalah untuk mengukur kemampuan peserta dalam : Membuat prioritas, mengelola waktu, Menganalisa dan memecahkan masalah, Mengatur strategi, Menjelaskan alasan dari strategi yang dipilih, Menampilkan kemampuan manajerial. 15

16 2. Leaderless Group Discussion Diskusi kelompok yang terdiri 5-6 orang ini mempertemukan peserta satu dengan yang lainnya, tanpa ada penetapan seorang pemimpin terlebih dahulu untuk mendiskusikan suatu topik permaslahan yang berkaitan dengan situasi pekerjaan yang aktual. Dalam diskusi ini diharapkan para peserta dapat bersama-sama memecahkan masalah dalam suatu kesepakatan bersama. Diskusi ini diharapkan dapat mengukur kemampuan peserta dalam : Kemampuan memimpin, Kemampuan memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan hasil, Kemampuan berinteraksi, Kemampuan mendengar secara aktif, Kemampuan mengelola konflik, Kemampuan mempersuasi. Pemahaman peserta atas permasalahan yang dihadapi Kemampuan menganalisa dan mencari alternatif solusi Kemampuan berbicara didepan publik Pengetahuan umum yang dimilikinya. 3. Management Role Play Dalam kegiatan ini, peserta akan diberikan suatu peran tertentu hingga merespons terhadap masalah yang dihadapi sesuai dengan tuntutan skenario yang dibuat. Dari Role Play ini diharapkan setiap assessee dapat menampakkan perilaku yang dapat diobservasi dan dicatat oleh assessor untuk kemudian diterjemahkan ke dalam kompetensi yang sesuai. c) Metode Assignment 1. Case Analysis & Presentation Dalam kegiatan ini, para peserta diberikan materi permasalahan. Para peserta diminta untuk menganalisa dan memecahkan masalah tersebut. Dalam pemecahan masalah dapat digunakan metode : pendahuluan visi, misi analisa SWOT ataupun tulang ikan, penjelasan program kerja meliputi uraian pekerjaan, anggaran, waktu pelaksanaan ataupun penanggungjawab 16

17 Selanjutnya, peserta mempresentasikan hasil pemikirannya didepan peserta lain untuk dibahas lebih lanjut. Kegiatan ini untuk melihat kemampuan komunikasi. 2. Self Assessment yaitu teknik untuk mengevaluasi kompetensi yang dimiliki seseorang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam jabatan tertentu. d) Metode Wawancara (Behavioral Event Interview) yaitu metode untuk memperoleh data/informasi mengenai tingkat kompetensi yang dimiliki assessee melalui pendekatan situasi, aksi dan hasil (STAR: Situation, Task, Action and Result, plus Feeling). Peserta diminta menceritakan berbagai pengalaman dalam situasi kerja, tindakan atau keputusan yang diambil serta hasil dari tindakan atau keputusannya tersebut. Perilaku masa lalu ini digunakan sebagai dasar untuk meramalkan perilaku masa yang akan datang. e) Metode Tes Tertulis Beberapa rangkaian tes tertulis dalam pelaksanaan Assessment Center digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif, sikap kerja dan kemampuan manajerial. Peserta mengerjakan berbagai soal atau tugas yang diinstrusikan oleh penguji (tester). Sejumlah kuesioner digunakan untuk mengukur sikap kerja. Beberapa tes grafis juga digunakan untuk mengkonfirmasi data yang diperoleh dari isian tes tertulis dan kuisioner, untuk digabung bersama-sama dengan data yang diperoleh dari metode simulasi, assignment, wawancara. Beberapa tes tertulis diantaranya : a. Tes Inteligensi Kemampuan Kognitif yaitu kemampuan berpikir secara konseptual dan analitis yang bersifat bawaan yang bermanfaat dalam memecahkan masalah. b. Tes Kepribadian yaitu serangkaian tes ini untuk melihat struktur dan dinamika kepribadian. Kepribadian ini berkaitan dengan perilaku dan sikap kerja yang dimiliki. Tes ini bertujuan untuk mendapat profil kepribadian peserta dalam hubungannya dengan persyaratan setiap pekerjaan. c. Tes Integritas yaitu serangkaian tes untuk melihat integritas yang dimiliki peserta, tes ini digunakan untuk melihat loyalitas, komitmen, kejujuran dan moralitas. 17

18 III.1.6 Job Person Match Dalam melakukan penetapan kesesuaian antara kompetensi dan jabatan (Job Person Match/JPM) diperlukan adanya analisa yang tepat sehingga seorang pegawai yang akan ditempatkan dalam posisi jabatan tertentu dapat meningkatkan produktivitas organisasi serta motivasi pegawai tersebut. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE- 109/MK.1/2010 tentang pemanfaatan Assessment Center di lingkungan Kementerian Keuangan, Job Person Match merupakan indeks kesesuian antara kompetensi pejabat dengan standar kompetensi jabatan. Indeks kesesuaian di lingkungan Kementerian Keuangan ditetapkan minimal 70% pada jabatan eselon II, III dan IV dengan formula sebagai berikut. JPM : Level Capaian Pejabat : SKJ X 100 % Standar Kompetensi Jabatan III.2 HARD COMPETENCY Selain tes soft competency yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, dalam Assessment Center juga digunakan tes hard competency. Untuk hard competency ini, setiap organisasi mempunyai tipe dan bentuk soal berbeda karena disesuaikan dengan tugas pokok unit kerja masing-masing. Pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan jenis tes hard competency yang digunakan Jangan pernah berhenti berusaha adalah tes Pengetahuan Perbendaharaan Negara, ketika anda terjatuh dan gagal MASTER Wann Manajemen Kepegawaian, Teknologi Informasi dan Wawancara. Tujuan tes hard competency ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kualitas pengetahuan perbendaharaan secara keseluruhan baik dari segi konseptual maupun teknis. Untuk jabatan calon eselon III dan IV test hard competency yang digunakan terdiri dari Pengetahuan Perbendaharaan Negara, Manajemen Kepegawaian dan Wawanara Internal. Sedangkan untuk jabatan calon pelaksana pada KPPN Percontohan test hard competency yang digunakan adalah Pengetahuan Perbendaharaan Negara dan Teknologi Informasi. 18

19 Wawancara Internal diselenggarakan oleh Sekretariat Ditjen Perbendaharaan dalam rangka assessment calon pejabat eselon III dengan melibatkan pewawancara para Pejabat Eselon II dan Pejabat Eselon III yang ditunjuk berdasarkan kriteria tertentu. Metode Wawancara internal ini digunakan dalam rangka menggali informasi langsung dari assessee dengan teknik tanya jawab tertentu serta memanfaatkan data dan informasi yang diperoleh dari rekomendasi kelayakan dari Direktur/Kepala Kanwil pejabat yang bersangkutan dan biodata mengenai perjalanan karir pegawai yang bersangkutan. 19

20 BAB IV HASIL PENILAIAN ASSESSMENT CENTER Dalam melakukan analisa sebuah hasil penilaian, ada beberapa perbedaaan pengertian antara evaluasi, pengukuran (measurement), dan penilaian. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak. Sedangkan pengukuran (measurement) merupakan proses pemberian angka numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta yang diukur dengan kriteria tertentu telah mencapai atau tidak mencapai indikator yang telah ditetapkan. Adapun penilaian merupakan penerapan berbagai ragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil ketercapaian kompetensi. Hasil penilaian dapat bersifat kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan kuantitatif (berupa angka). IV.1. PENENTUAN DAN PENGGUNAAN HASIL ASSESSMENT CENTER Hasil Assessment Center di Direktorat Jenderal Perbendaharan ditentukan oleh pencapaian scoring peserta terhadap jenis jenis assessment yang diikuti, sehingga akan terpenuhi batas batas minimum (kondisi ideal) peserta untuk menduduki suatu jabatan/pekerjaan. Dalam proses assessment perlu ditekankan bahwa kondisi ideal dimaksud bukanlah LULUS ATAU TIDAK LULUS tetapi Tidak baik berdiam dalam pengetahuan, merupakan penggabungan dari berbagai unsur penilaian sehingga dapat terpetakan kompetensi assesse baik soft sebagaimana tidak baik berbicara dalam kejahilan maupun hard competency sehingga assesse dapat dinyatakan COCOK ATAU TIDAK COCOK pada suatu jenis jabatan/pekerjaan. Dengan pemetaan kompetensi melalui Assessment tersebut, maka akan terbentuk suatu basis data kompetensi yang dapat digunakan untuk : a. Diagnostic Assessment yaitu membantu untuk menentukan jenis diklat yang dibutuhkan oleh peserta agar dapat ditingkatkan kompetensinya sehingga dapat mengurangi gap kompetensi. Misalnya seorang pegawai setelah mengikuti assessment dapat diikutkan Bimtek Soft Competency tertentu untuk meningkatkan Soft Competency-nya. 20

21 b. Formative Assessment yaitu memberikan umpan balik tentang bagaimana seseorang dapat mengalami kemajuan menuju pencapaian kompetensi c. Summative Assessment yaitu penilaian kinerja untuk menentukan kompetensi d. Recognition of prior learning / current competency yaitu untuk menentukan apakah seseorang telah mencapai kompetensi melalui pembelajaran informal atau formal dan pengalaman. e. Talent Management yaitu suatu proses yang Kebesaran kita bukan karena kita dapat menjamin adanya ketersediaan SDM yang tidak pernah jatuh, tapi karena kita handal dan tepat. Jadi dengan adanya Talent selalu bangun lagi setiap kita jatuh Management organisasi dapat mengidentifikasi dan membina pegawai yang mempunyai kompetensi atau potensi dan kinerja tertentu sehingga organisasi dapat menyediakan rencana pengembangan dan pola karier bagi pegawai guna mengoptimalisasikan kinerja pegawai. Pengertian Kinerja secara umum sering disebut dengan prestasi kerja. Dalam konteks organisasi instansi pemerintah, kinerja diartikan sebagai hasil kerja aparatur pemerintah sebagai bagian dari proses manajemen kerja. Hasil kerja tersebut biasanya ada buktinya dan dapat diukur, nyata dan sekaligus dapat digunakan sebagai salah satu unsur dalam basis data talent management. tinggi Tabel 4.1 Kuadran Penataan Pegawai Kementerian Keuangan III VII IX Potensi / Kompetensi II VI VIII I IV V Rendah Rendah Kinerja tinggi 21

22 Penjelasan Penggunaan Matriks Kuadran Penataan Pegawai: Kotak Deskripsi : VII, VIII, IX VI V IV III II I Pegawai pada yang terpetakan pada kotak ini teridentifikasi memiliki kompetensi dengan kinerja tertentu dan dapat ditargetkan untuk menjadi kader pimpinan di masa mendatang Pegawai yang berada pada kotak ini memiliki kompetensi yang secara keseluruhan hampir memenuhi standar persyaratan kompetensi yang diinginkan Pegawai pada kotak ini dapat dikembangkan untuk ditinjau kembali potensinya Pegawai ini adalah mereka yang kinerjanya memenuhi standar yang ditetapkan namun potensi untuk dikembangkan pada saat ini masih terbatas Pegawai yang harus diamati kenapa berkinerja tidak baik, apakah berada pada tempat yang salah, atau belum memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk menjalankan tugasnya sehingga perlu diberi pelatihan dan bimbingan Pegawai yang memerlukan bimbingan dalam bekerja dan manajemen kinerja Perlu untuk menetapkan manajemen kinerja bagi pegawai ini. IV.2 BASIS DATA ASSESSMENT CENTER Dalam rangka pembangunan Assessment Center di lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bagian Administrasi Kepegawaian data base assessment center yang diharapkan mampu memetakan seluruh kompetensi Tidak ada yang paling cepat menarik kecintaan orang kepadamu selain murah hati, kasih kurang lebih 9216 pegawai yang tersebar pada 177 sayang, dan perangai yang baik KPPN, 30 Kanwil dan 7 Direktorat serta Sekretariat Direktorat Jenderal. 22

23 Mengingat hal tersebut, kebutuhan penggunaan database Assessment Center yang akurat, tepat dan cepat mutlak diperlukan guna pengelolaan SDM yang lebih profesional. Selain itu, database tersebut diharapkan mampu mewujudkan tertib administrasi dalam penatausahaan dokumen-dokumen hasil Assessment Center lingkup Ditjen Perbendaharaan serta mampu menyediakan laporan dan informasi tentang Job Person Match hasil pelaksanaan assessment pegawai. Aplikasi Assessment Center yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Sistem Aplikasi yang dibuat harus dapat dioperasikan dalam sistem operasi Windows; 2. Sistem Aplikasi yang dibuat bersifat user friendly (mudah digunakan oleh pengguna) 3. Sistem Aplikasi yang dibuat menggunakan skema client server 4. Sistem Aplikasi yang dibuat berbasis web 5. Sistem Aplikasi dilengkapi dengan user levelling access 6. Sistem Aplikasi dapat menampung data-data pokok pegawai (nama, nip, tanggal lahir, unit kerja, jabatan, estimasi pensiun, dsb) 7. Sistem Aplikasi dapat menampung semua data pegawai lingkup Ditjen Perbendaharaan (pelaksana, eselon IV s/d eselon I) 8. Sistem Aplikasi dapat menampung data bimtek soft competency yang pernah diikuti, beserta tanggalnya, ikhtisar data dan hasil assessment yang pernah diikuti 9. Sistem Aplikasi harus menyediakan menu untuk R/U/H (rekam, ubah, dan hapus data) 10. Sistem Aplikasi harus dapat menyajikan tampilan report yang dapat dikonversikan ke dalam format excel dan word 11. Sistem Aplikasi harus dapat menyajikan chart report sesuai kebutuhan 12. Sistem Aplikasi harus dilengkapi dengan auto backup database 13. Sistem Aplikasi harus disiapkan kedepannya untuk diintegrasikan dengan aplikasi SILK (Sistem informasi laporan kepegawaian) 14. Sistem Aplikasi merupakan platform untuk Aplikasi Sistem Assessment Centre Tahap II, yang sudah dilengkapi dengan sistem Job Person Match dan rekomendasi hasilnya. Dengan dikembangkannya database assessment tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Pihak Internal Ditjen Perbendaharaan, diantaranya: a. Subbagian Mutasi Kepegawaian Bagian Adm. Kepegawaian Sistem Aplikasi ini diharapkan dapat membantu tugas dan fungsi Subbag Mutasi dalam menjalankan pembinaan karier pegawai dan mutasi jabatan. 23

24 b. Bagian Pengembangan Pegawai Sistem Aplikasi ini diharapkan dapat membantu tugas dan fungsi Bagian Pengembangan Pegawai dalam menjalankan pengembangan kompetensi pegawai melalui bimbingan teknis soft competency dan hard competency. c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sistem Aplikasi diharapkan dapat membantu pengelolaan capaian kinerja indikator kinerja utama job person match. d. Atasan Langsung pegawai yang bersangkutan Sistem Aplikasi ini diharapkan dalam jangka panjang dapat menyediakan informasi kompetensi pegawai sebagai sarana untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut. 2. Pihak Eksternal Ditjen Perbendaharaan, diantaranya Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Sistem Aplikasi ini diharapkan dapat membantu penyediaan laporan hasil assessment lingkup Ditjen Perbendaharaan. 24

25 BAB V KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa assessment center memeiliki peran strategis dalam transformasi organisasi serta pengelolaan manajemen Sumber Daya Manusia di Kementerian Keuangan khususnya di Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dengan adanya manajemen assessment center yang sistematis pada lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan diharapkan mampu : a. Mewujudkan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas handal, yang mampu membangun SDM yang profesional, kredibel, capable dan amanah untuk menunjang visi organisasi. b. Meningkatkan fairness yaitu sistem pengelolaan pegawai yang adil, tidak berdasarkan like and dislike (suka dan tidak suka) dan mengurangi unsur subjektifitas terhadap seorang pegawai. c. Menciptakan sumber daya manusia yang handal dan berpotensi untuk menjadi pemimpin di masa mendatang (future leader). Semoga modul assessment center ini dapat bermanfaat untuk peningkatan pengelolaan SDM Ditjen Perbendaharaan serta mampu membangun budaya organisasi (organization culture) pada seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan yang menitikberatkan pentingnya kinerja dan kompetensi dalam menghadapi transformasi organisasi yang dinamis. 25

26 REFERENSI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.01/2008 tanggal 04 April 2008 perihal Assessment Center Kementerian Keuangan Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 55/SJ/2008 tentang Pelaksanaan Assessment Center Kementerian Keuangan Surat Edaran Nomor : SE-109/MK.I/2010 Tentang Pemanfaat Assessment Center di Lingkungan Kementerian Keuangan 26

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 55/SJ/2008 TENTANG PELAKSANAAN ASSESSMENT CENTER DEPARTEMEN KEUANGAN SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.394, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Assesment Center. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.IN.04.02

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran LAMPIRAN II.1 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Anggaran

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 9 - Melaksanakan pengelolaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, dan pelaporan direktorat jenderal.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 9 - Melaksanakan pengelolaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, dan pelaporan direktorat jenderal. 1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana 2. lkhtisar JABATAN : - 9 - Melaksanakan pengelolaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, dan pelaporan direktorat jenderal. 3. TUJUAN JABATAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KAMUS KOMPETENSI 007 Kamus Kompetensi ini dicetak untuk keperluan Diklat Berbasis Kompetensi III Oktober - Desember 009 DAFTAR ISI DEPARTEMEN KEUANGAN KOMPETENSI Hlm THINKING : Visioning.................................................

Lebih terperinci

Melakukan identifikasi kebutuhan diklat, penyelenggaraan diklat, assessment center, serta pola mutasi di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melakukan identifikasi kebutuhan diklat, penyelenggaraan diklat, assessment center, serta pola mutasi di lingkungan Direktorat Jenderal. - 80-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan Pegawai 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan identifikasi kebutuhan diklat, penyelenggaraan diklat, assessment center, serta pola mutasi di lingkungan Direktorat

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan dan Informasi Keuangan Daerah. LAMPIRAN VI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Evaluasi Pengelolaan

Lebih terperinci

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan.

- 1 - Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang dana perimbangan. LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN: Direktur Dana Perimbangan.

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 288-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyusunan, penelaahan, monitoring, dan evaluasi pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama, serta

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Administrasi Kepegawaian

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Administrasi Kepegawaian - 89-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Administrasi Kepegawaian 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyiapan bahan formasi dan perencanaan pegawai, urusan pengangkatan pegawai, gaji berkala, kepangkatan,

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem II

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem II - 191-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem II 2. IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan bahan perencanaan, pembangunan, dan pengembangan sistem aplikasi, perencanaan, pembangunan,

Lebih terperinci

KOMPOSISI ASN BERDASARKAN JABATAN

KOMPOSISI ASN BERDASARKAN JABATAN KEBIJAKAN PENGISIAN JPT DALAM PERSPEKTIF UU ASN Oleh: Dr.Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl.SE, M.Eng. Deputi SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem I

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem I - 180-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Pengembangan dan Implementasi Sistem I 2. IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan bahan perencanaan, pembangunan, dan pengembangan sistem aplikasi, perencanaan, pembangunan,

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara

NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara - 155-1. NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara 2. IKHTISAR JABATAN : Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tent

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tent No.1496, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Assessment Center. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ASSESSMENT CENTER

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1531, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Pusat Penilaian. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PUSAT PENILAIAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. - 101-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Keuangan 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya pengelolaan keuangan yang efektif dan

Lebih terperinci

I. KERANGKA KONSEPTUAL

I. KERANGKA KONSEPTUAL ASSESSMENT CENTER I. KERANGKA KONSEPTUAL AC bukanlah suatu tempat. Melalui AC maka peserta akan menjalani beberapa simulasi individual dan kelompok, wawancara dan tes yang didesain sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

PEMBEKALAN PERSIAPAN KPPN PERCONTOHAN BAGI PEGAWAI DI KPPN BEKASI: BERBAGI PENGALAMAN

PEMBEKALAN PERSIAPAN KPPN PERCONTOHAN BAGI PEGAWAI DI KPPN BEKASI: BERBAGI PENGALAMAN PEMBEKALAN PERSIAPAN KPPN PERCONTOHAN BAGI PEGAWAI DI KPPN BEKASI: BERBAGI PENGALAMAN OLEH: SEGER, WIDYAISWARA MADYA PUDIKLAT PSDM Reformasi Birokrasi yang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan sejak

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 344-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Gaji 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan urusan kesejahteraan pegawai, mengajukan permintaan pembayaran, pembuatan daftar gaji dan tunjangan, pembayaran gaji dan tunjangan,

Lebih terperinci

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi.

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi. Model Kompetensi Model Kompetensi adalah powerful tool untuk mengidentifikasi knowledge, skills, and personal attributes yang dibutuhkan untuk menjalankan institusi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 323-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Tata Usaha 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan urusan administrasi surat dinas, kearsipan, dokumentasi, kepustakaan, ekspedisi, penggandaan, pengurusan pelayanan pimpinan;

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 355-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Perlengkapan 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyiapan bahan perencanaan kebutuhan dan pelaksanaan urusan pengadaan barang/jasa, urusan penerimaan, penyimpanan,

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Perancangan Sistem Teknologi Informasi

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Perancangan Sistem Teknologi Informasi - 169-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Perancangan Sistem Teknologi Informasi 2. IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan bahan penyusunan, pemeliharaan, dan pengevaluasian rencana strategi teknologi informasi,

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja - 264-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja Direktorat meliputi perencanaan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Operasional Layanan Teknologi Informasi

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Operasional Layanan Teknologi Informasi - 202-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Operasional Layanan Teknologi Informasi 2. IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan bahan pemberian layanan teknologi informasi, pelaksanaan kegiatan operasional teknologi

Lebih terperinci

SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR

SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR SOSIALISASI REFORMASI BIROKRASI PROGRAM PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR SEKRETARISD DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA SOLO, 19 OKTOBER 2011 PERMASALAHAN DI BIDANG SDM BELUM TERSUSUNNYA PEMETAAN

Lebih terperinci

Melakukan urusan perbendaharaan dan penerbitan surat perintah pembayaran di lingkungan Direktorat Jenderal.

Melakukan urusan perbendaharaan dan penerbitan surat perintah pembayaran di lingkungan Direktorat Jenderal. - 131-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Perbendaharaan 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan urusan perbendaharaan dan penerbitan surat perintah pembayaran di lingkungan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN:

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG. 1. Dasar Hukum

A. LATAR BELAKANG. 1. Dasar Hukum KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENILAIAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2017 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum Pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KOMPETENSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN 1 KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2012 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan - 141-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan 2. lkhtisar JABATAN : Melakukan akuntansi pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN :

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penerimaan Laba Badan Usaha Milik Negara

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penerimaan Laba Badan Usaha Milik Negara - 1366-1 NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Penerimaan Laba Badan Usaha Milik Negara 2 IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, standardisasi, dan evaluasi di bidang PNBP dari laba

Lebih terperinci

Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian direktorat jenderal.

Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian direktorat jenderal. - 141-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Kepegawaian 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian direktorat jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Agar kebijakan yang ditetapkan berkaitan dengan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/KMK.01/2013 TENTANG PENATAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/KMK.01/2013 TENTANG PENATAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/KMK.01/2013 TENTANG PENATAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN RENCANA PEMBELAJARAN

PERENCANAAN KARIR DAN RENCANA PEMBELAJARAN PERENCANAAN KARIR DAN RENCANA PEMBELAJARAN Oleh: Iqbal Islami *) ABSTRAK Untuk pengembangan kariernya, setiap pegawai perlu melakukan manajemen karier. Salah satu komponen dari manajemen karier adalah

Lebih terperinci

-1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II

-1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II LAMPIRAN II.4 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN DEPARTEMEN KEUANGAN -1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II 2. IKHTISAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN KOMPETENSI INDIVIDU PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

PERATURAN MENTERI PERTAHANANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN KOMPETENSI INDIVIDU PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN PERATURAN MENTERI PERTAHANANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN KOMPETENSI INDIVIDU PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1253 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 59 -

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 59 - - 59-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Tata Laksana 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyiapan bahan ketatalaksanaan, penyusunan standar operasi dan prosedur kerja, analisis beban kerja, serta penyiapan

Lebih terperinci

STRATEGI MENGELOLA ASSESSOR SALAH SATU UPAYA MEMBANGUN KOMITMEN & PROFESIONALISME UNTUK AKURASI HASIL ASSESSMENT CENTER. Oleh : SRI CHANDRAWATI

STRATEGI MENGELOLA ASSESSOR SALAH SATU UPAYA MEMBANGUN KOMITMEN & PROFESIONALISME UNTUK AKURASI HASIL ASSESSMENT CENTER. Oleh : SRI CHANDRAWATI STRATEGI MENGELOLA ASSESSOR SALAH SATU UPAYA MEMBANGUN KOMITMEN & PROFESIONALISME UNTUK AKURASI HASIL ASSESSMENT CENTER Oleh : SRI CHANDRAWATI MENGAPA PERLU DIKELOLA? KONDISI AKTUAL SECARA UMUM Percepatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2015 KEMENKEU. Jabatan Fungsional. Analisa Keuangan Pusat dan Daerah. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

Bandung, 16 Sept Aris Windiyanto Kepala Pusat Penilaian Kompetensi ASN Badan Kepegawaian Negara

Bandung, 16 Sept Aris Windiyanto Kepala Pusat Penilaian Kompetensi ASN Badan Kepegawaian Negara Bandung, 16 Sept 2015 Aris Windiyanto Kepala Pusat Penilaian Kompetensi ASN Badan Kepegawaian Negara Dasar Hukum Manajemen Aparatur Sipil Negara: UU No. 5 Tahun 2015 tentang Aparatur Sipil Negara Peraturan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif - 193-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Analisis Pasar Uang dan Derivatif mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, analisis dan kajian

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja - 360-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja Direktorat meliputi perencanaan

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 1562/KM.1/2011 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG MENTERI KEUANGAN 1. NAMA JABATAN : Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka disimpulkan bahwa: 1. Penerapan manajemen talenta di lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi

I. PENDAHULUAN. pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma kepegawaian di Departemen Keuangan dimulai pada akhir tahun 2006, ditandai dengan kajian mengenai penajaman fungsi Biro Kepegawaian sebagai unit yang

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

dan fungsinya. Pada tahapan selanjutnya diharapkan akan terwujud peningkatan kinerja organisasi dan pelayanan kepada masyarakat selaku end user.

dan fungsinya. Pada tahapan selanjutnya diharapkan akan terwujud peningkatan kinerja organisasi dan pelayanan kepada masyarakat selaku end user. LAMPIRAN : PERATURAN BADAN PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DAN JABATAN TINGGI PRATAMA DAN TATA CARA PENGISIAN JABATAN SECARA TERBUKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1711, 2014 KEMENHAN. PNS. Angka Kredit. Jabatan Fungsional. Assessor. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

ASESMEN KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL

ASESMEN KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL ASESMEN KOMPETENSI JABATAN STRUKTURAL ASESMEN ANAK KANDUNG UU ASN Bagian Menimbang (b) dalam UU No. 5/2014: Manajemen ASN didasarkan pada perbandingan antara kompetensi & kualifikasi yang dipersyaratkan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Peraturan Surat Utang Negara

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Peraturan Surat Utang Negara - 223-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Peraturan Surat Utang Negara 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Peraturan Surat Utang Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan peraturan perundang-undangan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PANITIA SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PANITIA SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PANITIA SELEKSI TERBUKA PENGISIAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 GEDUNG DJUANDA I LANTAI 19 JL. DR. WAHIDIN RAYA NOMOR 1 JAKARTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 116-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Hubungan Kelembagaan 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan instansi atau lembaga

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG TALENT POOL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI. Jakarta, 8 Juli 2011

BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI. Jakarta, 8 Juli 2011 BADAN KEBIJAKAN FISKAL Center of Excellence Kementerian Keuangan RI Jakarta, 8 Juli 2011 PEMBENTUKAN BKF Latar Belakang 1. Pemisahan fungsi perumusan kebijakan dengan fungsi pelaksanaan kebijakan di lingkungan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Akuntansi Surat Berharga Negara

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Akuntansi Surat Berharga Negara - 287-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Akuntansi Surat Berharga Negara 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan akuntansi dan rekonsiliasi data terkait dengan pengelolaan Surat Utang Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di mana setiap organisasi publik harus mampu bekerja secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. baik di mana setiap organisasi publik harus mampu bekerja secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan untuk mewujudkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik di mana setiap organisasi publik harus mampu bekerja secara cepat, responsif, transparan,

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Penyusunan Anggaran. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal.

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Penyusunan Anggaran. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal. - 118-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Penyusunan Anggaran 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN : Terwujudnya

Lebih terperinci

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi pelayanan, fungsi pembangunan, dan fungsi pemerintahan umum (Lembaga Administrasi Negara, 2007).

Lebih terperinci

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi - 245-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Evaluasi Pelaksanaan Transaksi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENELUSURAN KADER POTENSIAL (TALENT SCOUTING) JABATAN ADMINISTRATOR DAN JABATAN PENGAWAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja - 234-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BASIC TALENT MANAGEMENT : MEMAHAMI TALENT SECARA UTUH DAN MENYELURUH OLEH MEI PURWANTO

BASIC TALENT MANAGEMENT : MEMAHAMI TALENT SECARA UTUH DAN MENYELURUH OLEH MEI PURWANTO BASIC TALENT MANAGEMENT : MEMAHAMI TALENT SECARA UTUH DAN MENYELURUH OLEH MEI PURWANTO SELAYANG PANDANG APA ITU TALENT MANAGEMENT? Talent Management/manajemen bakat : suatu proses manajemen/strategi pengelolaan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Infrastruktur Transaksi Surat Utang Negara dan Derivatif

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Infrastruktur Transaksi Surat Utang Negara dan Derivatif - 53-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Infrastruktur Transaksi Surat Utang Negara dan Derivatif 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Infrastruktur Transaksi Surat Utang Negara dan Derivatif mempunyai tugas melakukan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara LAMPIRAN II.2 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 706/PM.1/2008 TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja - 107-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Kinerja 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi kinerja Direktorat meliputi perencanaan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 307-1. NAMA JABATAN : Kepala Bagian Umum 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan urusan administrasi surat dinas, kearsipan, dokumentasi, kepustakaan, rumah tangga, kesejahteraan pegawai, dan perlengkapan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 333-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Rumah Tangga 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan urusan dalam, penyediaan kendaraan dinas operasional dan koordinasi penyiapan dokumen perjalanan dinas dalam dan luar

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN KUALIFIKASI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian PERENCANAAN SDM ASN KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 4 MENENTUKAN ASUMSI DASAR Pelaksanaan UU Aparatur Sipil Negara Reformasi Mendasar : Mewujudkan PNS dan PPPK sebagai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011) KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011) KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2013 Created by aba subagja Penataan

Lebih terperinci

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal

NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal - 169-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis dan kajian yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum Camar Resources Canada, Inc. CRC, Inc pada bulan November 2004 membeli 70% saham Indo- Pacific Resources (Java) Ltd. dan menjadi operator

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

DASAR DAN LATAR BELAKANG

DASAR DAN LATAR BELAKANG PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2014 TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PENELITIAN

LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I LATAR BELAKANG PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu semakin maju tiap tahunnya. Hal tersebut dapat meningkatkan peluang baik terhadap perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

2012, No

2012, No 45 2012, No.1287 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN. Nomor: SE- 014/A/J.A/12/2011 TENTANG

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN. Nomor: SE- 014/A/J.A/12/2011 TENTANG JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor: SE- 014/A/J.A/12/2011 TENTANG ' PETUNJUK PELAKSANAAN ASESMEN KOMPETENSI PEJABAT KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, teknologi informasi, dan evaluasi di bidang sistem penganggaran.

IKHTISAR JABATAN : Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, teknologi informasi, dan evaluasi di bidang sistem penganggaran. LAMPIRAN II.7 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : TENTANG URAIAN JABATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN MENTERI KEUANGAN - 1-1. NAMA JABATAN : Direktur Sistem Penganggaran 2. IKHTISAR JABATAN

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci