PERSEPSI PENGUSAHA DAN PEKERJA UMKM TERHADAP PROGRAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL 1. Abstraksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI PENGUSAHA DAN PEKERJA UMKM TERHADAP PROGRAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL 1. Abstraksi"

Transkripsi

1 PERSEPSI PENGUSAHA DAN PEKERJA UMKM TERHADAP PROGRAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL 1 Oleh: Fajar Hasri Ramadhana 2 dan Hidayat Amir 3 Abstraksi Reformasi jaminan sosial di Indonesia memakan waktu yang cukup panjang. Semenjak tonggak baru lahirnya jaminan sosial nasional melalui Undang-undang (UU) No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), perlu tujuh tahun untuk membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu dengan disahkannya UU No. 24/2011. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan mulai efektif pada 1 Januari 2014 dan Jaminan Ketenagakerjaan akan mulai efektif paling lambat mulai 1 Juli SJSN diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan standar kehidupan para pekerja, termasuk mereka yang berada di sektor informal. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran empiris tentang kesiapan UMKM terutama dalam hal kesanggupan dan kemampuannya membayar kontribusi program. Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode survei. Sample terdiri atas tiga kelompok, yaitu pekerja, pemberi kerja dan pekerja mandiri; dikumpulkan dari 20 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan nonprobability sampling method. Beberapa temuan mengindikasikan bahwa kelompok pekerja mandiri memiliki kemampuan membayar kontribusi yang lebih rendah dibanding kelompok yang lain. Selain itu bahwa kemampuan dan kemauan menjadi peserta BPJS dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan terhadap program BPJS. Kata kunci: UMKM, Jaminan Sosial, Survey A. PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, setiap tenaga kerja, berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Jaminan sosial dimaksud, mencakup Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Hari Tua. Cakupan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja tersebut adalah setiap tenaga kerja, baik yang melakukan pekerjaan di dalam maupun di luar hubungan kerja. Tenaga kerja di luar hubungan kerja (TK-LHK) di sini pada umumnya melakukan usaha-usaha pada ekonomi informal, dengan ciri-ciri antara lain: berskala mikro, menggunakan teknologi sederhana, 1 Artikel ini merupakan ikhtisar atas bagian dari laporan kajian Tim PPRF-BKF-Kementerian Keuangan Tahun 2012 dengan judul Kajian Kesinambungan APBN Atas Program Jaminan Sosial Nasional 2 Kepala Bidang analisis Risiko Ekonomi, Keuangan, dan Sosial. 3 Peneliti pada Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

2 menghasilkan produk berkualitas rendah, tempat usaha tidak tetap, mobilitas sangat tinggi, kelangsungan usaha tidak terjamin, jam kerja tidak teratur dan tingkat produktivitas dan penghasilan yang relatif rendah atau tidak tetap (Peraturan Menakertrans Nomor PER- 24/MEN/VI/2006). Sejalan dengan hal dimaksud, ILO dalam kajiannya juga mendefinisikan sektor usaha mikro dan kecil sebagai bagian dari kegiatan ekonomi informal, yang dicirikan secara mudah sebagai sektor yang tidak diregulasi dan tidak terdaftar (Nazara, 2010, p.7). Hingga saat ini, program perlindungan kepada tenaga kerja, baru efektif untuk tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja. Sementara tenaga kerja di luar hubungan kerja, yang terbukti masih mendominasi angkatan kerja Indonesia, masih belum mendapatkan perlindungan yang memadai dan berkesinambungan. Survei mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir, proporsi informalitas kegiatan ekonomi di Indonesia cukup tinggi dan besarannya relatif tetap, yaitu sekitar 7 dari total pekerja nasional (Nazara, 2010, p.20). Survei lain mencatat bahwa sekitar 8 dari pekerja informal masih belum mempunyai perlindungan sosial atau semacamnya (Loop & Andadari, 2009). Hal ini sangat memprihatinkan mengingat kegiatan ekonomi sektor informal ini sangat terpapar pada resiko kecelakaan kerja maupun kesehatan. Loop & Andadari (2009), dalam surveinya kepada para pekerja informal, menemukan bahwa prioritas jaminan sosial yang diperlukan oleh pekerja informal yaitu perlindungan terhadap kecelakaan kerja (36%) dan perlindungan kesehatan pekerja (29%). Mengingat kemampuan membayar iuran yang terbatas, karena penghasilan yang tidak teratur dan ada penghasilan yang tergantung pada musim, maka untuk tenaga kerja di sektor informal tidak diwajibkan mengikuti pogram jamsostek sesuai UU Nomor 3 tahun 1992, melainkan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan peserta (Peraturan Menakertrans Nomor PER-24/MEN/VI/2006). Diundangkannya UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, telah menandai dimulainya babak baru perlindungan sosial yang menyeluruh di Indonesia. Jaminan sosial dimaksud bersifat wajib bagi seluruh penduduk, dimana pelaksanaanya berdasarkan prinsip-prinsip asuransi sosial, oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan mulai beroperasi pada 1 Januari BPJS Ketenagakerjaan akan menyelenggarakan jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun dan akan mulai beroperasi paling lambat 1 Juli

3 Implementasi penyelenggaraan program SJSN untuk sektor informal tersebut, di satu sisi merupakan harapan untuk memberikan perlindungan yang layak dan berkesinambungan, namun di sisi lain mempunyai tantangan yang cukup nyata. Tantangan ini antara lain terkait dengan: 1) sifat kepesertaan yang wajib, dimana sebelumnya sektor informal tidak diwajibkan; 2) kesiapan (kemauan dan kemampuan) sektor informal yang mempunyai kapasitas ekonomi dalam mengikuti program, mengingat iuran program akan menjadi beban Pemberi Kerja dan Pekerja; serta 3) mekanisme pendataan dan pemungutan iuran sektor informal yang masih belum memadai. Untuk mendapatkan gambaran mengenai tantangan penyelenggaraan program program Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun dalam kerangka SJSN bagi sektor usaha UMKM, diperlukan kajian lapangan untuk mengukur persepsi Pemberi kerja dan Pekerja di sektor UMKM terhadap program jaminan sosial nasional. Sektor UMKM dipilih sebagai target studi tidak hanya alasan sebagaimana telah diuraikan di atas, namun juga karena pengertian UMKM lebih definitif dan operasional untuk penyiapan program BPJS. Sementara kajian terhadap sektor informal telah dilakukan antara lain oleh Angelini & Hirose (2004), Loop & Andadari (2009), dan Nazara (2010). Kajian ini diharapkan dapat melengkapi kajian yang ada dan menjadi salah satu bahan masukan dalam perumusan kebijakan perlindungan sosial di sektor ini. B. TUJUAN KAJIAN 1. Mengetahui tingkat pengetahuan pengusaha dan pekerja UMKM terhadap SJSN dan BPJS; 2. Mengetahui persepsi pengusaha dan pekerja UMKM terhadap program jaminan sosial nasional; 3. Mengetahui ekspektasi pengusaha dan pekerja UMKM terhadap kontribusinya bagi program jaminan sosial nasional; dan 4. Menggali masukan terkait program dan manfaat yang diinginkan dan diperlukan oleh pengusaha dan pekerja UMKM dari program jaminan sosial nasional. 3

4 C. METODOLOGI KAJIAN Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk memberikan gambaran kesiapan sektor informal di dalam mengikuti program BPJS yang akan mulai efektif sejak 1 Januari Untuk mendapatkan data terkait maka dilakukan dengan metode survei. Namun sebelumnya dilakukan diskusi terbatas dengan para pemangku kepentingan untuk mendapatkan gambaran awal terkait program, sektor informal, dan keterlibatan sektor informal dalam program jaminan sosial yang sudah berjalan, serta rancangan program BPJS yang akan datang. Informasi awal ini penting untuk mendesain kuesioner survey agar mencakup informasi yang diinginkan. Sampel survey terdiri atas tiga kelompok, yaitu: pekerja, pemberi kerja dan pekerja mandiri dan dikumpulkan dari 20 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan nonprobability sampling method. Detail tentang sampel akan diuraikan dalam bagian profil responden berikut ini. D. ANALISIS Bagian ini akan dimulai dengan menyajikan profil responden untuk memberikan gambaran awal latar belakang para responden, kemudian dilanjutkan dengan analisis deskriptif atas informasi yang dihasilkan dari hasil survey dan analisis deskriptif sederhana lainnya dengan menggunakan tabel silang untuk melihat perbedaan respon atas suatu pertanyaan antara berbagai kelompok/klasifikasi identitas responden. Yang terakhir, disajikan pula analisis uji statistik untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan dan kemampuan responden untuk mengikuti program SJSN. 1. Profil Responden Data yang berhasil dihimpun melalui kuesioner dalam kegiatan survey berjumlah 586 responden, tersebar di 20 lokasi kota-kota utama di Indonesia (Lihat Gambar-1). Responden tersebut terdiri atas 65% laki-laki, 33% perempuan dan ada 2% responden yang tidak menjawab pertanyaan jenis kelamin. Sebaran usia responden, mayoritasnya (49%) berada dalam klasifikasi usia produktif tahun, sejumlah 25,6% berada para rentang usia tahun, sejumlah 22,8% dalam klasifikasi usia tahun, dan hanya sedikit sekali porsi responden di usia 61 tahun ke atas. 4

5 Gambar-1: Profil Responden: Sebaran Lokasi, Jenis Kelamin, dan Usia Sebaran responden berdasarkan Kabupaten/Kota 2% Jenis Kelamin Gianyar Padang Balikpapan Jayapura Cirebon Bandung Semarang Purwakarta Salatiga Palangkaraya Batam Surabaya Jogjakarta Palembang Solo Medan Malang Mataram Makasar Pangkal Pinang 1.71% 2.73% 2.73% % 3.24% 3.58% 3.92% 4.27% 4.61% 4.95% % 6.83% 7.17% 7.17% 8.02% % 33% 65% Sebaran usia responden Laki-laki Perempuan Tidak menjawab > 75 tahun tahun tahun tahun tahun Series % Sementara dari Gambar-2 dapat kita lihat bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan setingkat SMU/sederajat yaitu sebesar 40,6% atau sebesar 49,6% jika ditambah dengan SMK. Secara umum tingkat pendidikan responden masih relatif rendah, hanya sekitar 15% yang memiliki pendidikan setingkat akademi/diploma ke atas. Tingkat penghasilannya juga masih relatif rendah, hanya 6% dari responden yang memiliki penghasilan di atas Rp5 juta per bulan. Sementara dari sisi tanggungan keluarga, mayoritas memiliki 3-5 tanggungan. Gambar-2: Profil Responden: Pendidikan, Tanggungan, dan Penghasilan Tingkat Pendidikan Responden S2 0.17% S1 9.73% Akademi/ Diploma 5.12% Jumlah tanggungan keluarga responden 1% 7% 27% 0-2 orang 3-5 orang 65% 6-8 orang 9-11 orang SMK 9.04% SMU/ Sederajat 40.61% Penghasilan perbulan SMP/ Sederajat 14.85% > SD/ Sederajat 14.85% Rp Rp tidak lulus SD 3.75% Rp tidak sekolah 0.5 Rp tidak menjawab 1.38% Rp Rp Jika dilihat profil responden dari aspek pekerjaannya (Gambar-3) terlihat bahwa 52% memiliki status sebagai pekerja mandiri, 33% sebagai pekerja, dan 13% sebagai 5

6 pemilik usaha atau pemberi kerja. Mengingat responden mayoritasnya merupakan pekerja dan usaha di sektor informal atau UMKM maka secara nature pekerjaan tidak memiliki jam kerja yang tetap dan terstandar. Hal ini terlihat dari komposisi responden yang menjawab bahwa mereka bekerja antara 7-12 jam dalam sehari berjumlah 74,6% dari keseluruhan responden dan 17,6% responden bekerja selama 1-6 jam sehari. Fakta ini didukung oleh jumlah hari kerja yang mayoritas 6-7 hari dalam seminggu. Hanya sebesar 9,5% responden yang bekerja 5 hari dalam seminggu. Profil khusus terkait pemberi kerja, mayoritas usaha mereka bergerak di sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 37,2% dan kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 28,2%. Mayoritasnya (88% responden) juga dalam bentuk usaha kecil yang memiliki jumlah pekerja di bawah 25 orang. Dari lihat dari sisi omzet usaha, hanya 6% responden yang memiliki omzet usaha di atas Rp250 juta setahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden pemberi kerja merupakan usaha mikro. Gambar-3: Profil Responden: Pekerjaan Status dalam pekerjaan Pemilik/ Pemberi Kerja Pekerja Mandiri 3% Pekerja Tidak menjawab 13% 52% 33% Lama bekerja dalam sehari 1-6 jam 7-12 jam jam jam Tidak menjawab 5.1% 2.5% 0.2% 17.6% Hari kerja dalam seminggu tidak menjawab %

7 Gambar-4: Profil Usaha Pemberi Kerja 2. Analisis Deskriptif Hasil Survey Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan persepsi responden terhadap informasi yang diperolehnya terkait program SJSN yang akan dicanangkan oleh pemerintah maupun terhadap program jaminan sosial yang sudah berjalan. Persepsi yang akan dianalisis secara deskriptif antara lain meliputi persepsi responden terhadap risiko pekerjaan, keterjadian dan keparahan kecelakaan kerja, tingkat pengetahuan terhadap program SJSN termasuk penilaian terhadap level urgensi masing-masing program SJSN dan keinginan untuk mengikuti program SJSN, tingkat kemampuan membayar iuran program dan mekanisme serta frekuensi iuran program. 3. Persepsi Terhadap Risiko Pekerjaan Dalam Gambar-5 disajikan persepsi responden terhadap risiko pekerjaan menurut kelompok jenis kelamin responden, umur dan sektor pekerjaannya. Dari sisi jenis kelamin terdapat perbedaan persepsi ada atau tidaknya risiko dalam pekerjaan, responden laki-laki yang mengatakan adanya risiko dalam pekerjaan lebih tingggi dari responden perempuan. Sementara dari sisi usia dapat dikatakan terjadi penyebaran yang relatif merata. Perbedaan persepsi ini lebih disebabkan oleh jenis pekerjaan atau sektor pekerjaan para responden (Lihat Gambar-6). 7

8 Gambar-5: Persepsi Risiko Menurut Jenis Kelamin dan Usia Persepsi Risiko Laki-laki Persepsi Risiko Berdasarkan Usia % 39% Tidak menjawab Tidak ada risiko Ada risiko > 60 tahun 38% 62% % Ada risiko Tidak ada risiko Tidak menjawab tahun 3.91% 46.09% Persepsi Risiko Perempuan 3.69% % tahun 40.22% % % 5.5 Ada risiko Tidak ada risiko Tidak menjawab tahun 2.82% 40.14% 57.04% Gambar-6: Persepsi Risiko Menurut Sektor Pekerjaan Tidak menjawab Tidak ada risiko Ada risiko Jasa Keuangan Transportasi & telekomunikasi Perdagangan, hotel, & restoran Konstruksi Listrik, air, gas Manufaktur Pertambangan Pertanian 3.1% 8.3% 0.9% 8.4% 8.3% 16% 25% 38.4% 39.4% 4 36% 33.3% 48% 58.5% 59.6% % 75% 83.3% 91.7% 10 Terhadap pertanyaan mengenai aspek apa saja di lingkungan pekerjaan yang berpotensi membahayakan dan diberikan keleluasaan untuk memilih lebih dari satu atas empat pilihan jawaban dan satu tambahan jawaban terbuka (jika diperlukan) diperoleh tabulasi jawaban sebagaimana dalam Gambar-6. Terlihat walaupun ada banyak responden yang tidak menjawab, jawaban kondisi kerja yang berbahaya/rawan 8

9 kecelakaan dan jam kerja panjang/malam merupakan aspek yang potensi risiko pekerjaan yang dianggap membahayakan. Sementara, jawaban yang berupa kombinasi atas beberapa pilihan jawaban relatif kecil. Gambar-7: Persepsi Terhadap Aspek Potensi Risiko Yang Membahayakan 31.1% 30.3% 18.4% 9.7% 5.5% 0.5% 2.7% 1% 0.8% Berbahaya/ rawan kecelakaan Jam kerja panjang/ malam Lingkungan sekitar berbahaya Risiko dieksploitasi Lainnya Berbahaya/ rawan kecelakaan dan jam kerja yang panjang Berbahaya/ rawan kecelakaan dan lingkungan sekitar berbahaya Jam kerja panjang/ malam dan lingkungan sekitar berbahaya Tidak menjawab Pertanyaan atas potensi risiko ini hanya berupa pertanyaan selintas, yang hanya digunakan untuk mengukur persepsi adanya aspek potensi risiko dengan mengaitkan aspek penyebabnya. Tentu untuk mendapatkan jawaban yang lebih definitive diperlukan pendekatan lain yang lebih mendetail, misalnya dengan pertanyaan eksploratif yang dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang berbeda-beda. 4. Persepsi Terhadap Frekuensi dan Keparahan Kecelakaan Kerja Selanjutnya, untuk mengetahui lebih dalam mengenai persepsi risiko dalam pekerjaan maka responden diuji dengan pertanyaan mengenai kejadian kecelakaan kerja yang pernah dialaminya maupun dialami oleh rekan kerja di lingkungan kerjanya serta tingkat keparahannya. Gambar-8 menyajikan hasil jawaban responden. Bahwa jawaban terhadap tingkat frekuensi kecelakaan kerja mayoritasnya tidak pernah atau pernah untuk semua sektor pekerjaan. Sangat sedikit yang menjawab sering dan sangat sering. Selain itu, mayoritas kejadian kecelakaan yaitu sebesar 68% pun tidak parah, hanya 15% parah, 3% sangat parah dan 1% mematikan. 9

10 Gambar-8: Persepsi Terhadap Kecelakaan Kerja Frekuensi Kecelakaan Kerja per Sektor Pekerjaan Tidak menjawab Sangat Sering Sering Pernah Tidak pernah Jasa Keuangan Transportasi & telekomunikasi Perdagangan, hotel, & restoran Konstruksi Listrik, air, gas Manufaktur Pertambangan Pertanian 3.03% 1.21% 5.46% 16.7% 2.8% 13.9% 19.4% 1.9% 1% 4% 8.3% 17% 2 16% 2 3% 3% 15.2% 26.06% 33.3% % 44% % 63.9% 64% 75% 78.8% Tingkat keparahan kecelakaan kerja 3% 1% 13% 15% 10 68% Tidak parah Parah Sangat Parah Mematikan tidak menjawab 5. Persepsi Terhadap Pengetahuan, Keinginan Keikutsertaan dan Urutan Urgensi Ternyata masih sangat minim responden yang mengetahui tentang adanya program SJSN, yaitu hanya sebesar 21% ketika ditanyakan kepada mereka secara serta merta pengetahuan mereka. Sementara 62% mengaku tidak mengetahuinya dan 16% tidak menjawab (Gambar-9). Ini tentu menjadi temuan tersendiri bahwa masih diperlukan sosialisasi program SJSN secara massif, terutama untuk masyarakat kalangan kelas menengah ke bawah, yang bekerja di sektor informal dan UMKM. Namun demikian, ketika dieksplorasi lebih lanjut mengenai program SJSN mereka secara antusias ingin mengikuti program SJSN ini. Hal ini ditunjukkan dengan respon yang cukup besar, 86% untuk ikut dan hanya 4,4% yang secara eksplisit menyatakan tidak ikut. Ini juga suatu temuan menarik bahwa ternyata para responden dari kalangan menengah ke bawah, pekerja sektor informal dan UMKM memiliki antusiasme yang tinggi untuk mengikuti program SJSN. 10

11 Gambar-9: Persepsi Terhadap Pengetahuan, Keikutsertaan dan Tingkat Urgensi Pengetahuan tentang SJSN Tahu Tidak tahu Tidak menjawab Persepsi urutan tingkat urgensi program SJSN 9 16% 21% % 5 4 Keinginan mengikuti program SJSN Ingin Tidak Tidak menjawab % 9.6% 1 86% Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala 5 Kesehatan 87% 7.3 2% 1.8 2% Kecelakaan Kerja 17% Hari Tua Pensiun % 37.9 Kematian Dan bagi karakter responden dalam klasifikasi ini mereka meletakkan program SJSN Jaminan Kesehatan sebagai urutan tertinggi, diikuti oleh Jaminan Kecelakaan Kerja. Sementara untuk tiga program lainnya: Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun dan Jaminan Kematian pada urutan berikutnya. Hal ini sangat rasional mengingat Jaminan Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi mereka. Jaminan Kecelakaan Kerja juga penting, mengingat potensi risiko mereka dalam pekerjaan. Sementara Jaminan Kematian, bukan tidak penting tetapi sangat mungkin karena sudah ada mekanisme sosial dalam menangani musibah kematian, baik berbasis agama maupun budaya setempat. 6. Persepsi Terhadap Kemampuan Membayar Iuran Program SJSN Bagian ini akan menyajikan gambaran persepsi responden atas gambaran kemampuannya untuk membayar iuran ketika mengikuti program SJSN. Analisis disajikan untuk setiap status responden dalam pekerjaan, baik sebagai pekerja, pemberi kerja atau pun pekerja mandiri. Namun sebelumnya, perlu dicatat bahwa dalam hubungan pekerja pemberi kerja dalam hal pembayaran iuran jaminan kesehatan, jaminan pensiun dan jaminan hari tua untuk pekerja besaran iuran ditanggung bersama dengan proporsi tertentu antara pekerja 11

12 dan pemberi kerja. Sementara iuran jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian untuk pekerja ditanggung oleh pemberi kerja. Sehingga dalam hal ini, pemberi kerja selain menanggung iuran jaminan SJSN bagi dirinya, mereka juga menanggung iuran bagi pekerja sebagaimana tersebut di atas. Sementara itu, bagi pekerja mandiri tentu hanya perlu menanggung iuran program SJSN bagi dirinya sendiri. Salah satu analisis yang cukup penting adalah mengenai proporsi ideal untuk iuran yang ditanggung bersama oleh Pemberi Kerja dan Pekerjanya, yakni untuk Jaminan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun. Dari hasil analisis diperoleh informasi bahwa Pemberi Kerja rata-rata mampu menanggung porsi iuran sebesar 62,76% sedangkan kelompok Pekerja rata-rata mampu menanggung porsi iuran sebesar 39,7%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kompromi yang ideal untuk proporsi iuran ini ialah 6 menjadi tanggungan pemberi kerja dan 4 menjadi tanggungan pekerja. Gambar-10 menyajikan hasil persepsi kemampuan membayar iuran program SJSN untuk pemberi pekerja. Terlihat bahwa ada perbedaan preferensi responden pemberi kerja dalam mempersepsikan kemampuannya dalam membayar iuran untuk program kematian, kecelakaan kerja dan kesehatan. Untuk program jaminan kematian, kemampuan membayar pemberi kerja relatif rendah, sementara untuk program kecelakaan kerja dan kesehatan relatif lebih tersebar, dari mengatakan tidak mampu sampai dengan membayar iuran diatas Rp25.000,00 per bulan. Untuk program pension dan hari tua, kecenderungan mempersepsikan kemampuannya pada level iuran sampai dengan Rp25.000,00 atau pun jika ditingkatkan masih cukup mampu sampai ke level Rp50.000,00. Hal ini ditunjukkan bahwa 22,2% responden mampu membayar iuran pada kategori iuran antara Rp25.000,00 s.d. Rp50.000,00, baik untuk program jaminan pensiun atau pun jaminan hari tua. Sebetulnya ukuran kemampuan membayar iuran program SJSN dapat juga digunakan sebagai proksi untuk mengukur kemauan atau keinginan untuk bergabung dalam program SJSN ini. 12

13 Gambar-10: Persepsi Terhadap Kemampuan Membayar Iuran: Pemberi Kerja Kematian Kecelakaan Kerja Kesehatan Pensiun Hari Tua > Rp % 7.9% > Rp Rp Rp Rp Rp % 18.9% 10.5% 5.9% 11% 18.4% 6% 16.2% 15.8% 23.7% 35.1% Rp Rp Rp Rp % < Rp % 5.6% 16.7% 22.2% 22% 44.4% 44.3% Tidak mampu 16.2% 23.7% 35.3% Tidak mampu 22.2% 17% Untuk responden pekerja (Lihat Gambar-11), hanya menanggung iuran untuk tiga program SJSN: jaminan pensiun, jaminan hari tua dan jaminan kesehatan. Terlihat bahwa untuk program jaminan pensiun dan jaminan hari tua, persepsi pekerja memiliki kecenderungan yang sama yaitu kemampuan membayar mayoritas pada level <Rp25.000,00 per bulan. Walaupun ada sebesar 9,1% responden yang menyatakan mampu membayar iuran sebesar >Rp ,00 per bulan dan sebesar 18,2% responden menyatakan tidak mampu membayar iuran. Untuk program jaminan kesehatan, 36,2% responden pekerja mengaku tidak mampu membayar iuran. Sementara sebesar 23,4% mampu membayar iuran antara Rp5.000,00 s.d. Rp10.000,00 per bulan. Menarik, bahwa sebesar 19,1% menyatakan mampu membayar iuran di atas Rp25.000,00 per bulan dan untuk rentang iuran di atas Rp10.000,00 dan kurang dari Rp25.000,00 per bulan hanya dalam prosentasi yang lebih rendah dari kedua kategori tersebut. Untuk responden pekerja mandiri sebagaimana tersaji dalam Gambar-12, menunjukkan bahwa ada keseragaman kecenderungan kemampuan membayar iuran baik untuk kelompok jaminan kematian, kecelakaan kerja dan kesehatan maupun untuk kelompok jaminan pensiun dan hari tua. Jumlah responden pekerja mandiri yang 13

14 menyatakan tidak mampu membayar iuran untuk jaminan kematian, kecelakaan kerja dan kesehatan relatif seimbang dengan kelompok responden yang menyatakan mampu membayar iuran sebesar antara Rp5.000,00 s.d. Rp10.000,00. Untuk program jaminan pensiun dan hari tua, mayoritas atau sebesar 54,% dan 53,4% responden pekerja mandiri secara berurut menyatakan mampu membayar iuran jaminan pensiun dan hari tua sebesar sampai dengan Rp25.000,00 per bulan. Sebetulnya raltif cukup banyak responden yang mampu membayar iuran sebesar antara Rp25.000,00 s.d. Rp50.000,00 per bulan (19% dan 21,5%). Namun jika level iuran dinaikkan lebih dari Rp50.000,00 per bulan hanya sangat sedikit responden pemberi kerja yang mengaku memiliki kemampuan membayarnya. Tercatat ada kurang lebih 2 responden yang mengaku tidak mampu membayar iuran program jaminan pensiun dan hari tua. Kemampuan pekerja membayar iuran jaminan hari tua dan pensiun Gambar-11: Persepsi Terhadap Kemampuan Membayar Iuran: Pekerja Pensiun Hari Tua > Rp Rp Rp Rp Rp < Rp Tidak mampu 36.2% 9.1% 9.1% 6.8% 4.5% 2.3% 15.9% 11.4% 18.2% 18.2% Kesehatan % 23.4% 19.1% 12.8% 2.1% 6.4% Tidak mampu Rp Rp Rp Rp > Rp

15 Gambar-12: Persepsi Terhadap Kemampuan Membayar Iuran: Pekerja Mandiri Kematian Kecelakaan Kerja Kesehatan Pensiun Hari Tua > Rp % 2.3% 6.1% > Rp % 1.2% Rp Rp Rp Rp % 5% 1.8% 3.5% 2.2% 4.8% 14.5% 9.4% 36.5% 40.1% 38.9% Rp Rp Rp Rp < Rp % 1.2% 3.6% 2.5% 1.4% 3% 19% 21.5% 54.2% 53.4% Tidak mampu 39% 38.3% 53.3% Tidak mampu 20.4% 17.2% 7. Persepsi Terhadap Mekanisme Iuran Seluruh responden dimintai pendapatnya mengenai periode pemungutan iuran dan mekanisme pembayaran yang ideal. Hasilnya didapatkan bahwa periode pemungutan iuran yang ideal dilakukan secara bulanan. Sementara itu, untuk mekanisme pembayaran ideal tidak ada jawaban yang sangat menonjol. Jawaban responden tersebar dalam pilihan yang disajikan dalam kuesioner, bahkan termasuk untuk pilihan lainnya. Hal ini mengindikasikan perlunya berbagai pendekatan untuk fasilitasi iuran program SJSN yang sesuai dengan karakter dan latar belakang peserta program untuk meningkatkan kemudahan pembayaran iuran. Gambar-13: Persepsi Terhadap Mekanisme Iuran 15

16 8. Analisis Uji Statistik Analisis uji statistik dilakukan untuk uji signifikansi faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan mengikuti program dan kemampuan membayar iuran. Kedua kriteria pengujian ini dilakukan untuk lima program SJSN: (1) jaminan kesehatan, (2) jaminan kecelakaan kerja, (3) jaminan hari tua, (4) jaminan pensiun, dan (5) jaminan kematian. Analisis yang dilakukan adalah memodelkan keputusan responden untuk mengikuti atau tidak mengikuti program dalam SJSN. Kriteria penentuan ikut atau tidak ikut dilakukan dengan menggunakan indikator kemampuan membayar iuran. Dimana responden yang menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak mampu dan lebih kecil dari Rp5.000 akan diberikan angka 0 sedangkan responden yang menjawab selain dua pilihan tersebut akan diberikan angka 1 karena dianggap memiliki intensi dan kemampuan untuk mengikuti program SJSN. Adapun alat analisis yang digunakan adalah model regresi dengan respon kualitatif yakni Probit dan Logit. Perbedaannya jika model Probit mengasumsikan mengikuti fungsi probabilitas distribusi normal, sedangkan model Logit mengasumsikan mengikuti fungsi probabilitas distribusi logistik. Keputusan responden untuk mengikuti program akan dipengaruhi oleh variabel: Manfaat Adalah persepsi responden terhadap manfaat SJSN dalam memberikan jaminan sosial (1 = SJSN akan memberikan jaminan sosial yang lebih baik, 0 = SJSN tidak akan memberikan jaminan sosial yang lebih baik). Keikutsertaan Sebelumnya Adalah keikutsertaan responden pada program sebelumnya (1 = responden mengikuti program, 0 = responden tidak mengikuti program). Penghasilan Adalah jumlah penghasilan responden. Tanggungan Adalah jumlah tanggungan keluarga responden. Pendidikan Adalah tingkat pendidikan responden. Hasil uji statistik dengan model Probit dan Logit (Lihat Lampiran) menunjukkan bahwa variabel-variabel yang secara signifikan mempengaruhi keputusan atau intensi responden untuk mengikuti program SJSN ialah sebagaimana dalam Tabel-1. 16

17 Tabel-1: Variabel Yang Mempengaruhi Intensi Partisipasi Program SJSN Variabel Yang Mempengaruhi Intensi Partisipasi Manfaat Keikutsertaan Sebelumnya Penghasilan Tanggungan Pendidikan Probit Logit Probit Logit Probit Logit Probit Logit Probit Logit Jaminan Kesehatan Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Kematian Untuk menguji apakah semua variabel penjelas secara bersama-sama memengaruhi variabel dependen dilihat berdasarkan statistik Likelihood Ratio (LR) sebagaimana uji F pada regresi OLS. Hipotesis nul uji statistik LR adalah semua variabel penjelas secara bersama-sama tidak memengaruhi variabel dependen. Dengan nilai Probabilitas LR statistic <0.05 maka hipotesis nul ditolak yang berarti bahwa semua variabel penjelas secara bersama-sama memengaruhi variabel dependen. Berdasarkan output uji statistik, dengan tingkat keyakinan 9 (α = 1) untuk berbagai variabel tersebut maka diperoleh bahwa tidak semua variabel yang dipilih itu signifikan mempengaruhi intensi untuk berpartisipasi dalam program SJSN. Variabel yang signifikan untuk setiap program SJSN adalah sebagaimana diikhtisarkan dalam Tabel-1 tersebut di atas. E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dari analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pelaku UMKM baik pekerja, pemberi kerja dan pekerja mandiri masih minim pengetahuannya tentang SJSN. Namun demikian mayoritas responden memiliki antusiasme yang tinggi untuk mengikuti program SJSN, dengn prioritas program jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja. Sementara tiga program yang lain, yaitu program jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian tidak terlalu menjadi prioritas atau prioritasnya setelah kedua program tersebut. 17

18 Kemampuan membayar kontribusi partisipasi ke dalam program SJSN bervariasi antarkelompok responden. Kelompok pekerja mandiri memiliki kemampuan membayar kontribusi yang lebih rendah dibanding kelompok pemberi kerja, relative homogen untuk kelima jenis program jaminan. Sementara, kelompok pekerja yang secara regulasi hanya memberikan kontribusi untuk tiga program, yaitu program jaminan kesehatan, jaminan hari tua dan jaminan pension maka didapati bahwa kemampuan untuk memberikan kontribusi partisipasi masih marjinal. Masih cukup banyak yang merasa tidak mampu untuk melakukan kontribusi, sebagian besar bersedia memberikan kontribusi dengan level yang paling rendah (<Rp25.000,00), walau pun untuk program jaminan kesehatan cukup besar juga porsi pekerja yang bersedia membayar kontribusi yang cukup tinggi (>Rp25.000,00). Preferensi pemungutan iuran atau kontribusi program dilakukan dalam periode bulanan namun dengan alternative cara pemungutan yang sevariatif mungkin. Selain itu bahwa kemampuan dan kemauan menjadi peserta BPJS dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan terhadap program BPJS (keikutsertaan sebelumnya dalam program jaminan sosial). Dengan demikian agar desain program SJSN yang disusun sebaiknya mengakomodasi beberapa kondisi yang secara spesifik menjadi karakter UMKM sehingga partisipasi mereka yang sudah diwajibkan menurut undang-undang dapat dijalankan secara optimal, antara lain terkait dengan besaran iuran kontribusi yang sesuai dengan kemampuan mereka dan alternatif cara pemungutan yang mudah dan terjangkau oleh mereka. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi mengenai program SJSN ini uang secara massif kepada kelompok UMKM ini; hal ini mengingat masih sangat minimnya pengetahuan para pelaku UMKM terhadap program SJSN ini, baik secara manfaatnya bagi perlindungan kesejahteraan maupun tata cara pengelolaannya. Dengan meningkatnya pemahaman mereka terhadap program SJSN diharapkan dapat mempermudah suksesnya penyelenggaraan program ini bagi perlindungan bangsa. 18

19 DAFTAR PUSTAKA Angelini, J. & Hirose, K. (2004). Extension of Social Security Coverage for the Informal Economy in Indonesia: Surveys in the Urban and Rural Informal Economy. Jakarta: International Labour Organization Loop, T.v.d. & Andadari, R.K., (2009). Social Security for Informal Economy Workers in Indonesia: Looking for flexible and highly targeted programmes. Jakarta: International Labour Organization Nazara, S. (2010). Ekonomi Informal di Indonesia: Ukuran, komposisi dan evolusi. Jakarta: International Labour Organization Peraturan Menakertrans Nomor PER-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja yang Melakukan Pekerjaan di Luar Hubungan Kerja UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) UU Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial 19

20 LAMPIRAN 1. Jaminan Kesehatan Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:01 Sample: Included observations: 232 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT PENDIDIKAN PENGHASILAN 1.00E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 85 Total obs 232 Obs with Dep=1 147 Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:03 Sample: Included observations: 232 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT PENDIDIKAN PENGHASILAN 1.81E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood

21 Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 85 Total obs 232 Obs with Dep= Jaminan Kecelakaan Kerja Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:07 Sample: Included observations: 194 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT PENDIDIKAN PENGETAHUAN PENGHASILAN 8.26E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 68 Total obs 194 Obs with Dep=1 126 Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:08 Sample: Included observations: 194 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT PENDIDIKAN PENGHASILAN 1.45E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var

22 S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 68 Total obs 194 Obs with Dep= Jaminan Hari Tua Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:24 Sample: Included observations: 196 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT PENDIDIKAN PENGHASILAN 9.94E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 38 Total obs 196 Obs with Dep=1 158 Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:24 Sample: Included observations: 196 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT

23 PENDIDIKAN PENGHASILAN 2.90E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 38 Total obs 196 Obs with Dep= Jaminan Pensiun Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 01/04/13 Time: 17:03 Sample: Included observations: 177 Convergence achieved after 4 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. PENDIDIKAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 38 Total obs 177 Obs with Dep=1 139 Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 01/04/13 Time: 17:32 Sample: Included observations: 177 Convergence achieved after 4 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. 23

24 PENDIDIKAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 38 Total obs 177 Obs with Dep= Jaminan Kematian Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Probit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:43 Sample: Included observations: 169 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. MANFAAT PENDIDIKAN PENGHASILAN 7.09E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 87 Total obs 169 Obs with Dep=1 82 Dependent Variable: INTENSI Method: ML - Binary Logit (Quadratic hill climbing) Date: 01/03/13 Time: 10:44 Sample: Included observations: 169 Convergence achieved after 11 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable Coefficient Std. Error z-statistic Prob. 24

25 MANFAAT PENDIDIKAN PENGHASILAN 1.21E E SEBELUMNYA TANGGUNGAN PENGETAHUAN C McFadden R-squared Mean dependent var S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter Deviance Restr. deviance Restr. log likelihood LR statistic Avg. log likelihood Prob(LR statistic) Obs with Dep=0 87 Total obs 169 Obs with Dep=

Gambar 4.1. Alur Pikir Model Variabel Penentu Mitra Utama pada Kantor Pelayanan Utama Tipe A Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanjung Priok Jakarta

Gambar 4.1. Alur Pikir Model Variabel Penentu Mitra Utama pada Kantor Pelayanan Utama Tipe A Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tanjung Priok Jakarta 74 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Analisis Probabilitas Perusahaan Menjadi Mitra Utama. Dalam melakukan analisa terhadap variabel yang mempengaruhi penetapan Mitra Utama pada Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Data Regresi I obs X1 X2 X3 X4 Y 1 5.000000 1.000000 2.000000 18.00000 20.00000 2 4.000000 1.000000 2.000000 20.00000 20.00000 3 4.000000 2.000000 3.000000 20.00000 20.00000 4 3.000000 5.000000

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN UJI KELAYAKAN CALON ANGGOTA (UK)

DAFTAR PERTANYAAN UJI KELAYAKAN CALON ANGGOTA (UK) LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Uji Kelayakan DAFTAR PERTANYAAN UJI KELAYAKAN CALON ANGGOTA (UK) Nama Kepala Keluarga : Nama Istri : RT/RW : Kampung : Desa : Kecamatan : Kabupaten : Tangerang Propinsi :

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

KUISIONER. 2. Berapa besar nilai Modal kerja yang diperlukan untuk produksi setiap bulan?

KUISIONER. 2. Berapa besar nilai Modal kerja yang diperlukan untuk produksi setiap bulan? Lampiran 1 : Kuisioner KUISIONER A. PROFIL USAHA 1. Nama Usaha :. Alamat Usaha : 3. Pemilik Usaha :. Alamat Pemilik : 5. Jenis Usaha : 6. Usia : 7. Jenis Kelamin : 8. Jumlah Tanggungan : B. DAFTAR PERTANYAAN

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA DI SEKTOR INFORMAL KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR, KOTA BANDAR LAMPUNG, PROVINSI LAMPUNG JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Yolan Cahyani 125020101111021

Lebih terperinci

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara No Kredit (Y) Pendapatan (x1) Modal Kerja (x2) Usia (x3) Jumlah Tanggungan (x4) 1 1000000 80000 80000 20 0 2 1000000 275000 500000 21 1 3 1500000 400000 550000 25 1 4 2000000 400000 1000000 25 1 5 2000000

Lebih terperinci

Klasifikasi Sektor dalam SNSEF Indonesia Tahun 2005 (79 x 79 sektor)

Klasifikasi Sektor dalam SNSEF Indonesia Tahun 2005 (79 x 79 sektor) Lampiran 1 Klasifikasi Sektor dalam SNSEF Indonesia Tahun 2005 (79 x 79 sektor) FAKTOR PRODUKSI INSTITUSI SEKTOR PRODUKSI Tenaga Kerja 1 Bukan Tenaga Kerja 2 Bank Sentral 3 Perusahaan Keuangan Bank Bukan

Lebih terperinci

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun

1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 1. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA Tahun 2000-2016 JURNAL Dosen Pembimbing : Suharto,S.E., M.Si. Disusun Oleh : Nama : Muhamad Syahru Romadhon NIM

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

LAMPIRAN. No. Perusahaan Kode Jimmy Budhi & Rekan COWL. Teramihardja) RSM AJJ Associates CTRA. & Mawar) Dbs & d. (Doli, Bambang, ELTY

LAMPIRAN. No. Perusahaan Kode Jimmy Budhi & Rekan COWL. Teramihardja) RSM AJJ Associates CTRA. & Mawar) Dbs & d. (Doli, Bambang, ELTY LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Data Sampel Real Estate dan Property No. Perusahaan Kode 2008 2009 1. Bekasi Pemula Tbk Asri BAPA EPPS EPPS 2. Bukit Darmo Property Tbk BKDP Jimmy Budhi & Rekan HLB (Hadori

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL LIMITED DEPENDENT VARIABEL

MODEL LIMITED DEPENDENT VARIABEL LECTURE NOTES #10 MODEL LIMITED DEPENDENT VARIABEL I. Pendahuluan Model regresi linier yang telah dibahas sebelumnya adalah menggunakan variabel tergantung yang bersifat numeris dan diasumsikan dapat mengambil

Lebih terperinci

Surat Keterangan Perubahan Judul

Surat Keterangan Perubahan Judul LAMPIRAN 1 Surat Keterangan Perubahan Judul [Type text] LAMPIRAN 2 Permohonan Izin Penelitian [Type text] LAMPIRAN 3 Pengantar Riset [Type text] LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian [Type text] LAMPIRAN

Lebih terperinci

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah)

Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun (juta rupiah) Lampiran I Penerimaan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah kota Tebing Tinggi Tahun 1983-2007 (juta rupiah) Tahun Penerimaan Pajak Pengeluaran Pemerintah 1983 150.392 1.627.530 1984 155.699 1.842300 1985 149.670

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 69 Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun 2004-2010 Periode sbdepo Inflasi depo Jan-04 6.27 0.57 426.424 Feb-04 5.99-0.02 409.204 Mar-04 5.86 0.36 401.686 Apr-04

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian No : KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS PT. BRI MEDAN) Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BULAN

BULAN LAMPIRAN I Data Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Utara Periode Januari 2002 - Desember 2013 TAHUN 2002 2003 2004 2005 2006 2007 BULAN JANUARI

Lebih terperinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa) 81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9

Lebih terperinci

SCALE:C(7)

SCALE:C(7) 127 Lampiran 1 Uji Jarque-Bera (JB) 20 16 12 8 4 0-0.4-0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 Series: Residuals Sample 1 120 ervations 120 Mean 4.79E-16 Median -0.038358 Maximum 0.615408 Minimum -0.496866 Std. Dev. 0.254648

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

Lampiran-Lampiran ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEKTOR INFORMAL KUISIONER. ( Pedagang di Kawasan Pasar Buah Berastagi )

Lampiran-Lampiran ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEKTOR INFORMAL KUISIONER. ( Pedagang di Kawasan Pasar Buah Berastagi ) 71 Lampiran-Lampiran Lampiran 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEKTOR INFORMAL KUISIONER ( Pedagang di Kawasan Pasar Buah Berastagi ) PELAKU KEGIATAN USAHA 1. Nama : 2. Alamat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x3 1 1.12 8979000 3000000 4 2 1.15384 8979000 3500000 2 3 1.25 9000000 4000000 2 4 1.12 8900000 4000000 4 5 1.53846 10165900 7000000 3 6 1.875 10165900 9000000 2

Lebih terperinci

BAB XI UJI HIPOTESIS

BAB XI UJI HIPOTESIS BAB XI UJI HIPOTESIS Pendahuluan Uji hipotesis merupakan suatu prosedur untuk pembuktian kebenaran sifat populasi berdasarkan data sampel. Dalam melakukan penelitian berdasarkan sampel, seorang peneliti

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Koesioner

Lampiran 1. Koesioner Lampiran 1. Koesioner PENGENALAN TEMPAT DAN PROFIL PERUSAHAAN Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan Lokasi Klaster BDSP Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Nomor Badan Hukum Tanggal Penetapan Badan Hukum Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder 4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan

Lebih terperinci

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata L A M P I R A N 95 96 Lampiran 1 (Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata TAHUN PAD Sektor Pariwisata Jumlah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Total Fertility Rate (TFR) Provinsi di Indonesia

LAMPIRAN 1. Total Fertility Rate (TFR) Provinsi di Indonesia LAMPIRAN 1 Total Fertility Rate (TFR) Provinsi di Indonesia No Nama Provinsi TFR 1 N.A. Darussalam 3.1 2 Sumatera Utara 3.8 3 Sumatera Barat 3.4 4 Riau 2.7 5 Jambi 2.8 6 Sumatera Selatan 2.7 7 Bengkulu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5. 1 Pengantar Bab 5 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH POTENSI PERTUMBUHAN PAJAK PENERAN GAN JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA KABUPATEN GORONTALO DAN KOTA GORONTALO

PENGARUH POTENSI PERTUMBUHAN PAJAK PENERAN GAN JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA KABUPATEN GORONTALO DAN KOTA GORONTALO 1 2 PENGARUH POTENSI PERTUMBUHAN PAJAK PENERAN GAN JALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK DAERAH PADA KABUPATEN GORONTALO DAN KOTA GORONTALO YELIYANA BUMULO 1, HARTATI TULI 2, MAHDALENA 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokidastisitas Dalam uji white, model regresi linier yang digunakan dalam penelitian ini diregresikan untuk mendapatkan nilai residualnya. Kemudian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta. Mattjik AS &M. Sumertajaya, (2000). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Nataludin. (2001). Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

Bandung, 31 Desember Tim Peneliti

Bandung, 31 Desember Tim Peneliti Kegiatan penelitian ini merupakan kegiatan penelitian kerja sama antara Bursa Efek Jakarta dengan Fakultas Ekonomi Unpad dengan judul Kontribusi/Peranan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Bab 4 akan memaparkan proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data. Data akan diolah dalam bentuk persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN ANALISIS ELASTISITAS HARGA PUPUK TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN ANALISIS ELASTISITAS HARGA PUPUK TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN ANALISIS ELASTISITAS HARGA PUPUK TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI Oleh Pantjar Simatupang Sri Hery Susilowati Supriyati Eni Darwati PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%) Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA

REGRESI LINIER SEDERHANA REGRESI LINIER SEDERHANA Model fungsi : Y = f (X) LAHIR = F (WUS) LAHIR, yaitu data jumlah kelahiran setahun lalu di sejumlah Kecamatan di Jateng WUS, yaitu data jumlah wanita usia subur di sejumlah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.

BAB V PENUTUP. sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat. atau mengembangkan penelitian yang berkaitan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis. Saran dibuat. atau mengembangkan penelitian yang berkaitan. 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang diterangkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

Lampiran I. INDENTITAS RESPONDEN PETANI NILAM DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT No Nama

Lampiran I. INDENTITAS RESPONDEN PETANI NILAM DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT No Nama Lampiran I. INDENTITAS RESPONDEN PETANI NILAM DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT No Nama Alamat Responden Umur Pendidikan Responden 1. Ringgas Berutu Desa Namuseng. Kec: 67 SLTP Sitellu Tali Urang Julu 2. Disol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari 76 Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 2014 (Ton) Bulan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Januari 570 1.277 1.091 1.264 511 Februari 880 1.058 1.486 1.254 447 Maret 1.095 1.078

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN INDONESIA

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN INDONESIA ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEMUNGKINAN TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN INDONESIA Anisa Kartika dan Yan Rahadian Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS LOGIT KEPUTUSAN PERILAKU ILLEGAL FISHING NELAYAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG JAWA TIMUR

ANALISIS LOGIT KEPUTUSAN PERILAKU ILLEGAL FISHING NELAYAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG JAWA TIMUR Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2 No. 2 Mei 2012:63-76 ISSN 2087-4871 ANALISIS LOGIT KEPUTUSAN PERILAKU ILLEGAL FISHING NELAYAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG JAWA TIMUR (DECISION

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pola sejumlah data, kemudian menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif, yaitu menggunakan metode numerik dan grafis untuk mengenali pola sejumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah) Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 669516 803227 837686 1038246 Kab. Dairi 445652

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Dalam gambaran umum mengenai responden ini akan disajikan data yang telah diperolah dari penelitian yang telah dilakukan pada 100 orang

Lebih terperinci

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, Lampiran 1. Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang, 2004-2010 Tahun Semester Produktivitas Padi (ton/ha) Luas Panen (ha) Produksi Padi (ton) 2004 1 4.585 40.187 184257.4

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat

Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat Analisis Tingkat Pengangguran di 25 Kabupaten Kota di Jawa Barat 2006-2009 Indra Yudha Mambea, Estro Dariatno Sihaloho, Jacobus Cliff Diky Rijoly Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

Lampiran-Lampiran LAMPIRAN 1

Lampiran-Lampiran LAMPIRAN 1 Lampiran-Lampiran LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian Analisis Kontribusi Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil Ar-Ridhwan Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kota Medan I. Identitas Responden 1. Nama

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Oleh : Vebryna Permatasari Rantung Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia vebrynarantung@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV didepan, maka pada bab lima

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV didepan, maka pada bab lima BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV didepan, maka pada bab lima ini penulis mengambil suatu kesimpulan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Modal

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JERUK DI BERASTAGI (Studi Kasus Kabupaten Karo)

LAMPIRAN LAMPIRAN. KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JERUK DI BERASTAGI (Studi Kasus Kabupaten Karo) LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 KUISIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JERUK DI BERASTAGI (Studi Kasus Kabupaten Karo) I. INDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Alamat : 3. Jenis

Lebih terperinci

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Rangga Handika Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah: Apakah berinvestasi pada saham bisa menutup penurunan pendapatan real kita yang tergerus inflasi? Untuk itu, marilah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah indeks harga saham gabungan (JSX dan IDX), indeks Dow Jones (DJIA), indeks FTSE (FTSE), indeks

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardiansyah, Dany Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah terhadap PAD di Daerah Pemerintah Kota Blitar, Yogyakarta: UMM.

DAFTAR PUSTAKA. Ardiansyah, Dany Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah terhadap PAD di Daerah Pemerintah Kota Blitar, Yogyakarta: UMM. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, dan Halim, 2003. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan Bali. Simposium

Lebih terperinci

Kuisioner Skripsi. Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun

Kuisioner Skripsi. Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun LAMPIRAN 1 Kuisioner Skripsi Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Usia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi analisis hasil penelitian mengenai Pengaruh Perkembangan Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun 1994-2009. Analisis data

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil. kesimpulan yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, peneliti mengambil kesimpulan yaitu 1) Dalam jangka pendek jumlah uang beredar tidak berpengaruh atau tidak signifikan terhadap

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 No. 22/5/Th.XVII, 5 Mei 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,75 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Penelitian

Lampiran 1. Sampel Penelitian Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisisis regresi diperoleh nilai dari R 2 sebesar 0.669740, berarti penyebaran data

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Lokasi penelitian dilakukan di sekitar Bogor, bagi pemilik dan pengendara mobil pribadi. Lokasi yang aksidental berada di sekitar kampus IPB, Indraprasta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam. (2006). Statistik Nonparametrik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam. (2006). Statistik Nonparametrik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro 63 DAFTAR PUSTAKA Adi, Agus Baskoro. (2014). Analisis rasio-rasio keuangan untuk memprediksi financial distress Bank Devisa periode 2006-2011. Journal of Business and Banking, Volume 4 no.1,105-116. Ghozali,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia tahun 1984-2009 adalah sebagai

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE Data yang digunakan adalah data M2Trend.wf1 (buku rujukan pertama, bab-8). Model analisisnya adalah Xt = M2 diregresikan dengan t = waktu. Model yang akan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian dan pembahasan terhadap Konvergensi antar Provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil regresi pada analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas kebijakan pemerintah pada industri pemotongan hewan. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1

Pusat Statistik. Adapun data yang telah di olah terdapat terdapat pada tabel 6.1 BAB VI ANALISA DATA 6.1. Deskripsi Data Data yai g dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terutama bersumber dari Badan Pusat Statistik, Intenational Financial Statistic dan situs Badan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Dalam bab V ini akan diuraikan analisis hasil penelitian yaitu hasil analisis kovariansi (covariance anaysis) dan ekonometrika yang mencoba melihat pengaruh jumlah penduduk bekerja,

Lebih terperinci