BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Karesidenan adalah sebuah pembagian administratif dalam sebuah provinsi. Dalam satu karesidenan terdiri dari beberapa kapupaten atau kota. karesidenan Surakarta merupakan salah satu dari 5 karesidenan yang terletak di bagian barat provinsi Jawa tengah. Gambar 4-1 menunjukan wilayah karesidenan Surakarta dan batas-batasnya. Gambar 4-1 Peta wilayah eks karesidenan Surakarta Sumber : diunduh tanggal 12 Oktober 2017 Berdasarkan gambar 4-1 karesidenan Surakarta adalah sebuah karesidenanyang terletak di provinsi Jawa Tengah. Ibu kotanya adalah Semarang. Karesidenan Surakarta (Jawa Tengah) ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Karesidenan Surakarta terdiri dari satu kota dan enam kabupaten yaitu kota Surakarta, kabupaten Boyolali, kabupaten Sukoharjo, 46

2 47 kabupaten Karanganyar, kabupaten Wonogiri, ksbupaten Sragen, kabupaten Klaten. Berikut penjelasan mengenai objek dalam penelitian ini : 1. Kota Surakarta Surakarta merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta. Kota Surakarta terletak di koordinat: LU BT. Wilayah administrasi kota Surakarta terbagi menjadi 5 kecamatan yang terdiri dari 51 kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai jiwa/ dan luas wilayah sebesar 44,03. Kota Surakarta memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Surakarta, 2016) 2. Kabupaten Boyolali Boyolali merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta.Kabupaten Boyolali terletak di koordinat: 10o 22 BT 110o50 BT dan 7o36 LS 7o71 LS. Wilayah administrasi kabupaten Boyolali terbagi menjadi 19 kecamatan yang terdiri dari 267 kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai 916,69 jiwa/ dan luas wilayah sebesar 1.015,10. Kabupaten Boyolali memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Boyolali, 2016). 3. Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta. Kabupaten Sukoharjo terletak di koordinat: 07º 42 LS 110º 50 BT. Wilayah administrasi kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang

3 48 terdiri dari 167 kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai 1.766,25 jiwa/ dan luas wilayah sebesar 466,66. Kabupaten Sukoharjo memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Sukoharjo, 2016). 4. Kabupaten Wonogiri Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta. Kabupaten Wonogiri terletak di koordinat: 7 48' " LS, ' " BT. Wilayah administrasi kabupaten Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan yang terdiri dari 297kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai 509,72 jiwa/ dan luas wilayah sebesar 1.822,37. Kabupaten Wonogiri memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Wonogiri, 2016). 5. Kabupaten Sragen Sragen merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta. Kabupaten Sragen terletak di koordinat: 71º5' - 7º30' LS, 110º45' - 111º10' BT. Wilayah administrasi kabupaten Sragen terbagi menjadi 20 kecamatan yang terdiri dari 208 kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai 938,31 jiwa/ dan luas wilayah sebesar 941,55. Kabupaten Sragen memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Sragen, 2016). 6. Kabupaten Klaten Klaten merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta. Kabupaten Klaten

4 49 terletak di koordinat: LS LS BT BT. Wilayah administrasi kabupaten Klaten terbagi menjadi 26 kecamatan yang terdiri dari 10 kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai 1717 jiwa/ dan luas wilayah sebesar 655,56. Kabupaten Klaten memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Klaten, 2016). 7. Kabupaten Karanganyar Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang termasuk bagian dari eks karesidenan Surakarta. Kabupaten Karanganyar terletak di koordinat: Bujur Timur dan Lintang Selatan. Wilayah administrasi kabupaten Karanganyar terbagi menjadi 17 kecamatan yang terdiri dari 177 kelurahan, dengan kepadatan penduduk mencapai 937,27 jiwa/ dan luas wilayah sebesar 800,20. Kabupaten Sragen memiliki populasi sebesar jiwa (BPS Karanganyar, 2016). B. Diskripsi Data Penelitian Gambaran perkembangan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari penjelasan berikut : 1. Pendapatan asli daerah (PAD) Kegiatan ekonomi yang berbeda-beda mendorong setiap kota/kabupaten untuk mengembangkan potensi ekonominya, oleh sebab itu pembangunan daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta diarahkan agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah benar-

5 50 benar sesuai dengan prioritas dan potensi daerah masing-masing. Untuk mengetahui perkembangan pendapatan asli daerah di karesidenan Surakarta dapat dilihat pada tabel 4-1 Tabel 4-1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten dan Kota Se-Karesidenan SurakartaTahun (Dalam ribuah rupiah) Tahun Kota/Kab Surakarta Boyolali Klaten Wonogiri Sukoharjo Sragen Karanganyar Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Tabel 4-1 menunjukkan bahwa tahun 2011 hingga 2015 pendapatan asli daerah kota dan kabupaten se-karesidenan Surakarta secara keseluruhan mengalami pertumbuhan, hanya saja pada tahun 2015 hampir seluruh kabupaten mengalami penurunan pendapatan asli daerah. Penurunan paling besar dialami oleh kabupaten Sragen, dari tahun 2014 sebesar Rp pada tahun 2015 menjadi Rp Rata-rata kenaikan yang terjadi pada tahun sebesar Rp hingga Rp setiap tahunnya. Dapat dilihat dari tabel 4-1 bahwa PAD 2015 tertinggi dimiliki oleh kota Surakarta dimana kenaikan pada tahun 2014 ke 2015 sebesar dan PAD 2015 terendah dimiliki oleh Klaten dimana penurunan pada tahun 2014 ke 2015 sebesar

6 51 2. Jumlah penduduk tahun Penduduk adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu wilayah geografis dalam kurun waktu tertentu. Penduduk merupakan salah satu pelaku pembangunan nasional. Kondisi perekonomian suatu daerah atau negara dipengaruhi oleh tingkat produktivitas penduduknya. Penduduk yang produktif akan mendorong percepatan tercapainya kesejahteraan ekonomi baik di daerah maupun secara nasional. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat maka semakin banyak pula sumber penerimaan yang mampu ditarik oleh pemerintah dari masyarakatnya seperti halnya penerimaan pajak, sehingga semakin besar pula jumlah pendapatan asli daerah (PAD) yang diterima oleh suatu daerah. Sehubungan dengan hal ini pemerintah daerah se-karesidenan Surakarta selalu berupaya agar pertumbuhan penduduknya dapat dikendalikan dan menjadikan penduduknya produktif. Tabel 4-2 Jumlah Penduduk Kabupaten dan Kota se-karesidenan Surakarta Tahun (Dalam satuan jiwa) Tahun Kota/Kab Surakarta Boyolali Klaten Wonogiri Sukoharjo Sragen Karanganyar Sumber : BPS Jawa Tengah,

7 52 Berdasarkan tabel 4-2 menunjukkan bahwa dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terus mengalami pertumbuhan hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah penduduk yang dialami ke 7 daerah. Pertumbuhan penduduk paling tinggi terjadi di kabupaten Boyolali dimana pada tahun 2011 sebesar berkembang menjadi pada tahun Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di kabupaten Boyolali meningkat sebesar 1,8% dalam kurun waktu 5 tahun. Sedangkan daerah dengan pertumbuhan penduduk paling rendah terjadi di kota Surakarta dimana pada tahun 2011 sebesar jiwa dan pada tahun sebesar jiwa. Pertumbuhan penduduk yang dialami di kota Surakarta hanya bertambah sebanyak jiwa dalam kurun waktu 5 tahun. Rata-rata kenaikan jumlah penduduk pada semua daerah yaitu berkisar sampai jiwa setiap tahunnya. 3. Produk domestik regional bruto (PDRB) Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Hampir semua negara didunia sepakat bahwa untuk mengukur kesejahteraan ekonomi suatu bangsa, indikator yang digunakan adalah nilai nasional bruto (Gross domestic product atau GDP). Semakin tinggi produk domestik regional bruto maka semakin makmur daerah yang bersangkutan, karena produk domesik regional bruto sebagai infrastruktur pembangunan jalan yang produktifisnya berasal dari sumber-sumber potensial penerimaan pajak yang tinggi maka akan meningkatkan pula pendapatan daerah tersebut. Sehubungan dengan

8 53 hal itu, pemerintah daerah kota dan kabupaten se-karesidenan Surakarta selalu berupaya agar produk domestik regional bruto (PDRB) terus meningkat. Tabel 4-3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Harga Berlaku Kabupaten dan Kota se-karesidenan Surakarta Tahun (Dalam juta rupiah) Tahun Kota/Kab Surakarta Boyolali Klaten Wonogiri Sukoharjo Sragen Karanganyar Sumber : BPS Jawa Tengah, Berdasarkan tabel 4-3 memperlihatkan perkembangan PDRB di kota/kabupaten se-karesidenan Surakarta tahun Dari data yang ada menunjukkan bahwa dalam waktu 5 tahun, seluruh daerah mengalami peningkatan jumlah PDRB. Kota Surakarta menjadi daerah dengan peningkatan jumlah PDRB tertinggi dimana pada tahun 2011 sebesar juta rupiah dan tumbuh menjadi juta rupiah. Hal ini menunjukkan pertumbuhan yang terjadi di kota Surakarta sebesar 46,31% dalam kurun waktu 5 tahun. Pertumbuhan paling rendah dialami oleh kabupaten Wonogiri dimana pada tahun 2011 sebesar juta rupiah hanya tumbuh menjadi pada tahun Rata-rata pertumbuhan PDRB ini sebesar hingga juta rupiah setiap tahunnya.

9 54 4. Pengeluaran pemerintah Pengeluaran pemerintah adalah bagian dari kebijakan fiskal yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya. Peran pemerintah dalam pembangunan adalah sebagai fasilitator dalam menyediakan berbagai sarana dan fasilitas pendukung, dalam rangka terlaksananya pembangunan. Pengeluaran tersebut sebagian digunakan sebagai administrasi pembangunan dan sebagian lain untuk kegiatan pembangunan diberbagai jenis infrastruktur yang penting berasal dari sumber pembiayaan pendapatan asli daerah. Perbelanjaan-perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluran pemerintah dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi. Sehubungan dengan hal ini, pemerintah daerah se-karesidenan Surakarta selalu berupaya agar pengeluaran pemerintah dapat dikelola dengan efektif dan efisien. Tabel 4-4 Pengeluaran Pemerintah Kabupaten dan Kota se-karesidenan Surakarta Tahun (Dalam ribu rupiah) Tahun Kota/Kab Surakarta Boyolali Klaten Wonogiri Sukoharjo Sragen Karanganyar Sumber : BPS Jawa Tengah,

10 55 Berdasarkan tabel 4-4 menunjukkan bahwa secara umum dari tahun 2011 hingga tahun 2015 nilai pengeluaran pemerintah mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Hanya saja pada tahun 2015 kota Surakarta, kabupaten Klaten, kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar mengalami penurunan jumlah pengeluaran pemerintah. Dari tabel 4-4 memperlihatkan bahwa kabupaten Wonogiri adalah daerah yang memiliki tingkat pengeluaran pemerintah tertinggi yakni sebesar Rp dan menjadi Rp Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah yang terjadi di kabupaten Wonogiri sebesar 78,6%. Rata-rata pertumbuhan pengeluaran pemerintah di daerah se-karesidenan Surakarta adalah sebesar Rp hingga Rp setiap tahunnya. C. Hasil Analisis Data Panel Analisis data panel merupakan gabungan antara data time series dan cross section. Dalam menganalisis data panel menggunakan tiga metode yakni, common effect, fixed effect, dan random effect, kemudian untuk pemilihan model yang terbaik diuji melalui uji Chow dan uji Hausman. Variabel yang digunakan dalam regresi penelitian ini adalah pendapatan asli daerah (PAD) sebagai variabel yang dipengaruhi. Variabel yang mempengaruhi ada 3 yaitu jumlah penduduk (POP), produk domestik regional bruto (PDRBB) dan pengeluaran pemerintah (G). Berikut adalah hasil regresi data panel dengan menggunakan 3 metode :

11 56 1. Uji Regresi Data Panel a. Metode pooled ordinary lest square Hasil output pada regresi dengan menggunakan metode pooled ordinary lest square atau common dapat ditunjukkan melalui tabel 4.5 berikut : Tabel 4-5 Hasil Regresi Metode Common atau Pooled Ordinary Lest Square Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. PDRBB G POP C 1.83E R-squared Mean dependent var 1.72E+08 Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid 1.83E+16 Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber : Output data panel menggunakan Eviews Berdasarkan tabel 4-5 menunjukkan bahwa slope variabel PDRB sebesar 2, variabel pengeluaran pemerintah sebesar 0, dan variabel jumlah penduduk sebesar -301,2296. Sementara nilai p-value untuk variabel PDRB sebesar 0,1703 dan untuk variabel pengeluaran pemerintah sebesar 0,0000 serta variabel jumlah penduduk sebesar 0,0000. Jika variabel independen bernilai nol maka variabel dependen (PAD) adalah sebesar 1,83E+08 dengan error term sebesar 1,83E+16. Nilai R-squared sebesar 0, atau 89,36% dan F-statistics sebesar 86,75011 dengan prob (F-statistic) 0, Model estimasi pooled least square adalah sebagai berikut :

12 57 PAD it =1,83E+08+2,174422PDRBB it +0,135828G * it-301,2296pop * it Keterangan : * signifikan α = 0,01 Berdasarkan hasil estimasi untuk model regresi data panel model common-costant secara statistik variabel G dan POP sebagai variabel independen berpengaruh signifikan, dimana nilai probabilitas G sebesar 0,0000 lebih kecil dari α = 0,01 dan nilai probabilitas POP sebesar 0,0000 lebih kecil dari α = 0,01. Sedangkan PDRBB sebagai variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan, dimana nilai probabilitas PDRBB sebesar 0,1703 lebih besar dari 0,10. b. Metode fixed effect Hasil output regresi dengan menggunakan metode fixed effect dapat ditunjukkan dalam tabel 4-6 berikut : Tabel 4-6 Hasil Regresi Metode Fixed Effect (Fixed Effect Model atau FEM) Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. PDRBB G POP C E Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Mean dependent var 1.72E+08 Adjusted Rsquared S.D. dependent var S.E. of regression Akaike info criterion Sum squared resid 9.62E+15 Schwarz criterion Log likelihood Hannan-Quinn criter F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Sumber: Output data panel menggunakan E-views Berdasarkan tabel 4-6 terlihat bahwa slope variabel PDRB sebesar 2,615350, slope variabel pengeluaran pemerintah sebesar 0, dan

13 58 slope variabel jumlah penduduk sebesar -125,8977. Sementara nilai p- value PDRB sebesar 0,3926, untuk variabel pengeluaran pemerintah sebesar 0,0001 dan untuk variabel jumlah penduduk sebesar 0,8862. Jika variabel independen bernilai nol maka PAD sebesar dan error termsebesar 9,62E+15. Nilai R-squared 0, atau 94,41% dan F- statistic sebesar 46,89892 dengan Prob (F-statistic) 0, Model estimasi fixed effect ini adalah sebagai berikut : PAD it = ,615350PDRB it +0,129973G * it-125,8977pop it Keterangan : * =α=0,01 Berdasarkan hasil estimasi untuk model regresi data panel fixed effect secara statistik variabel G sebagai variabel independen berpengaruh signifikan, dimana nilai probabilitas G sebesar 0,0000 lebih kecil dari α= 0,01. Sedangkan PDRBB dan POP sebagai variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan, dimana nilai probabilitas PDRBB sebesar 0,3926 dan POP sebesar 0,8862 lebih besar dari α=0,10. c. Metode random effect Hasil output pada regresi menggunakan metode random effect dapat dilihat dalam tabel 4-7 berikut :

14 59 Tabel 4-7 Hasil Regresi Metode Random Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. PDRBB G POP C 1.71E Effects Specification S.D. Rho Cross-section random Idiosyncratic random Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid 1.09E+16 F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var 1.72E+08 Sum squared resid 1.84E+16 Durbin-Watson stat Sumber: Output data panel menggunakan E-views Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa slope variabel PDRB sebesar 2,603306, slope variabel pengeluaran pemerintah sebesar 0,133549, serta slope variabel jumlah penduduk sebesar -294,1298. Sementara itu untuk p-value PDRB sebesar 0,2266, untuk pengeluaran pemerintah sebesar 0,00000 dan untuk jumlah penduduk sebesar 0,0000. Jika variabel independen bernilai nol maka angka PAD sebesar 1,71E+08 dan error term sebesar 1,84E+16. Nilai R-squared 0, atau 89,32% dan F-statistic sebesar dengan Prob (F-statistic) sebesar 0, Model estimasi random effect adalah sebagai berikut : PAD it =1,71E+08+2,603306PDRB it +0,133549G * it-294,1298pop * it Keterangan : * =α=0,01

15 60 Berdasarkan hasil estimasi untuk model regresi data panel model random effect secara statistik variabel G dan POP sebagai variabel independen berpengaruh signifikan, dimana nilai probabilitas G sebesar 0,0000 dan nilai probabilitas POP sebesar 0,0000 lebih kecil dari α = 0,01. Sedangkan PDRBB sebagai variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan dimana nilai probabilitas sebesar 0,2266 lebih besar dari α=0,10. Guna menganalisis mana model terbaik di antara pooled least square dengan fixed effect dan fixed effect dengan random effect model maka perlu dilakukan pengujian : 2. Uji Chow (likelihood test ratio) Uji Chow digunakan untuk membandingkan model common effect dengan fixed effect. Hasil pengolahan uji Chow seperti pada tabel 4-8 berikut : Tabel 4-8 Hasil Estimasi Data Panel dengan Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: EQ01 Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F (6,25) Cross-section Chi-square Sumber: Output data panel menggunakan E-views a. Formulasi hipotesis H 0 : model polled least square (PLS) H a : model fixed effect method (FEM) b. Menentukan tingkat signifikansi α

16 61 c. Menentukan kriteria pengujian H 0 diterima bila p-value>α H 0 ditolak bila p-value<α d. Simpulan Nilai p-value probabilitas F test sebesar 0,0083< 0,01 dan Chi-square sebesar 0,0010< 0,01 sehingga H 0 ditolak maka model mengikuti fixed effect. 3. Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk membandingkan model fixed effect dengan random effect. Hasil pengolahan uji Hausman dapat dilihat dalam tabel 4-9 berikut : Tabel 4-9 Hasil Estimasi Data Panel dengan Uji Hausman Correlated Random Effects Hausman Test Equation: EQ01 Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random Sumber: Data sekunder yang diolah Adapun langkah-langkah uji Hausman adalah: a. Formulasi hipotesis H 0 : model random effect method (REM) H a : model fixed effect method (FEM) b. Menentukan tingkat signifikansi α

17 62 c. Menentukan kriteria pengujian H 0 diterima bila p-value> α H 0 ditolak bila p-value< α d. Simpulan Nilai p-value atau probabilitas dari chi-square statistic atau cross section random sebesar 0,9568> 0,10 sehingga H 0 diterima maka model mengikuti random effect. Berdasarkan hasil estimasi uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik yaitu random effect method atau REM, dapat dilihat dalam tabel 4-10 Tabel 4-10 Hasil Regresi Metode Random Effect Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. PDRBB G POP C 1.71E Effects Specification S.D. Rho Cross-section random Idiosyncratic random Weighted Statistics R-squared Mean dependent var Adjusted R-squared S.D. dependent var S.E. of regression Sum squared resid 1.09E+16 F-statistic Durbin-Watson stat Prob(F-statistic) Unweighted Statistics R-squared Mean dependent var 1.72E+08 Sum squared resid 1.84E+16 Durbin-Watson stat Sumber: Output data panel menggunakan E-views

18 63 Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji hipotesis yang terdiri dari: 4. Uji Hipotesis a. Uji validitas pengaruh (uji t) Uji validitas pengaruh atau uji t menunjukkan tingkat signifikasi pengaruh masing-masing variabel jumlah penduduk (POP), produk domestik regional bruto (PDRBB) dan pengeluaran pemerintah (G) terhadap variabel pendapatan asli daerah. Formulasi hipotesis uji t adalah sebagai berikut: a. Variabel jumlah penduduk (POP) 1) Formulasi hipotesis H 0 :β i = 0 variabel independen ke i tidak memiliki pengaruh signifikan. H a : β i 0 variabel independen ke i memiliki pengaruh signifikan. 2) Menentukan tingkat signifikansi α=0,01 t tabel = t (α/2,n-k) = t (0,01/2,35-4) = t (0,005,31) = 2,744

19 64 Gambar 4-2 Daerah Kritis Uji t POP -4,780-2,744 2,744 Sumber : Data sekunder yang diolah 3) Menetukan kriteria pengujian H 0 ditolak apabila : t hitung -t tabel atau t hitung > t tabel H 0 diterima apabila : -t tabel t hitung t tabel 4) Kesimpulan Dari hasil regresi diketahui besarnya nilai t hitung sebesar -4,780, sedangkan nilai t tabel = -2,728. Dengan demikian nilai -t tabel > t hitung maka Ho ditolak, artinya POP berpengaruh signifikan terhadap PAD pada α=0,01 b. Variabel produk domestik regional bruto (PDRB) 1) Formulasi hipotesis H 0 :β i = 0 variabel independen ke i tidak memiliki pengaruh signifikan. H a : β i 0 variabel independen ke i memiliki pengaruh signifikan.

20 65 2) Menentukan tingkat signifikansi α=0,10 t tabel = t (α/2,n-k) = t (0,10/2,35-4) = t (0,05,31) = 1,696 Gambar 4-3 Daerah Kritis Uji t PDRBB -1,696 1,234 1,696 Sumber : Data sekunder yang diolah 3) Menetukan kriteria pengujian H 0 ditolak apabila : t hitung -t tabel atau t hitung > t tabel H 0 diterima apabila : -t tabel t hitung t tabel 4) Kesimpulan Dari hasil regresi diketahui besarnya nilai t hitung sebesar 1,234, sedangkan nilai t tabel = 1,696. Dengan demikian nilai -t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya PDRBB tidak berpengaruh signifikan terhadap PAD pada α=0,10. c. Variabel pengeluaran pemerintah (G) 1) Formulasi Hipotesis H 0 :β i = 0 variabel independen ke i tidak memiliki pengaruh signifikan.

21 66 H a : β i 0 variabel independen ke i memiliki pengaruh signifikan. 2) Menentukan tingkat signifikansi α=0,01 t tabel = t (α/2,n-k) = t (0,01/2,35-4) = t (0,005,31) = 2,728 Gambar 4-4 Daerah Kritis Uji t G -2,728 2,728 5,783 Sumber : Data sekunder yang diolah 5) Menetukan kriteria pengujian H 0 ditolak apabila : t hitung -t tabel atau t hitung > t tabel H 0 diterima apabila : -t tabel t hitung t tabel 6) Kesimpulan Dari hasil regresi diketahui besarnya nilai t hitung sebesar 5,783, sedangkan nilai t tabel = 2,728. Dengan demikian nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya G berpengaruh signifikan terhadap PAD pada α=0,01 b. Uji statistik F (uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama atau menguji apakah

22 67 model yang dipakai eksis atau tidak. Secara teoritis, langkah-langkah uji F dapat dilakukan sebagai berikut : a) Formulasi Hipotesis Ho:β₁ = β₂ = β₃ = β₄ = 0, model yang dipakai tidak eksis Ha: β₁ β₂ ± β₃ β₄ 0, model yang dipakai eksis b) Pemilihan tingkat signifikan α=0,01 F tabel = F (α;k-1;n-k) F tabel = F (0,01;4-1;35-4) F tabel = F (0,01;3;31) F tabel = 4,48 Gambar 4-5 Daerah Kritis Uji F Sumber : Data sekunder yang diolah c) Kriteria pengujian 4,48 86,68749 H0 diterima bila F statistik F tabel H0 ditolak bila Fstatistik > Ftabel

23 68 d) Kesimpulan Nilai Fhitung > Ftabel atau 157,0907 > 2,12 maka Ho ditolak. Model yang dipakai eksis, dengan demikian variabel jumlah penduduk (POP), produk domestik regional bruto (PDRBB) serta pengeluaran pemerintah (G) yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) pada α = 0,01 c. Koefisien determinasi atau adjusted R-square (R 2 ) Hasil output regresi menunjukkan adjusted R 2 sebesar atau 89,35%, maka interpretasinya adalah 89,35% variasi variabel pendapatan asli daerah (PAD) dapat dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk (POP) dan produk domestik regional bruto (PDRBB) serta pengeluaran pemerintah (G) dan sisanya sebesar 10,65% variasi variabel PAD dijelaskan oleh variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam model. D. Interpretasi Ekonomi Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel jumlah penduduk (POP) berpengaruh positif dan signifikan sementara pengeluaran pemerintah (G) pada α= 1% berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan variabel produk domestik regional bruto (PDRBB) pada α = 10% tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Adapun interpretasi ekonomi untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :

24 69 1. Jumlah penduduk Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukan bahwa jumlah penduduk kabupaten mempengaruhi PAD padaα = 0,01. Jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap PADtahun dengan koefisien regresi sebesar Artinya, semakin tinggi jumlah penduduk yang ada di kabupaten atau kota di suatu wilayah maka semakin tinggi pendapatan asli daerah, dan sebaliknya. Dengan demikian hipotesis ke dua penelitian yang berbunyi Diduga variabel jumlah penduduk berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sekaresidenan Surakarta tahun didukung. Hipotesis ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iin Eko Pratiwi (2015) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sragen Tahun yang memberikan kesimpulan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap PAD kabupaten Sragen. 2. Pengeluaran pemerintah Berdasarkan hasil estimasi data panel menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah (G)mempengaruhi PAD pada α = 0,01. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positifdan signifikan terhadap PAD tahun dengan koefisien regresi sebesar artinya, semakin tinggi pengeluaran pemerintah di suatu wilayah maka semakin tinggi PAD, begitu sebaliknya, dengan demikian hipotesis ketiga penelitian yang berbunyi Diduga variabel pengeluaran

25 70 pemerintahberpengaruh terhadap PAD se-karesidenan Surakarta tahun didukung. Hipotesis ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hening Fitria Sarasati El Rani pada tahun 2015 dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan Tahun yang mana didapat kesimpulan bahwa variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap PAD.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Kelayakan Data 4.1.1 Uji Stasioner Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series stasioner (tidak ada akar akar unit) atau tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 49 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan data gabungan antara cross section dan data time series. Adapun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelan g Lampiran 1. Data Penelitian Kab / Kota Tahun Kemiskinan UMK TPT AMH LnUMK (%) (Rb Rp) (%) (%) 2010 18.11 698333 13.4565 9.75

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( ) JURNAL ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ( 2010-2015 ) JURNAL Oleh : Nama : Faza Ibnu Redha No. Mahasiswa : 13313262 Program Studi : Ilmu

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Kota/Kab Tahun PDRB INV LBR Bogor 2009 1273760 110108 111101 2010 1335090 1382859 268543 2011 1439103 23266318 268543 2012 1527428 23266318 268543 2013 1628110 23272174

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%) Lampiran 1 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 Kab. Asahan 18 13 20 69 9 Kab. Dairi 0 59 41 82-35 Kab. Deli Serdang 13 159 27 22 22 Kab.

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling No Nama Bank Kriteria 1 Kriteria 2 Yang memenuhi kriteria 1 dan 2 1 PT. BPD Aceh 2 PT. BPD Bali 3 PT. BPD Bengkulu - - 4 PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan data yang berupa laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota Se propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data panel yang berbentuk dari tahun 2006 sampai tahun 2013 yang mencakup 33 propinsi di Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No Nama Perusahaan Tanggal Listing Kriteria 1 2 3 1. PT. Cahaya Kalbar Tbk 9 Juli 1996 2. PT. Delta Djakarta Tbk 27 Februari 1984 3. PT.

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia 2 PT. Gudang Garam 3 PT. Sumi Indo Kabel 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta 1. Letak dan Luas Wilayah Kota Surakarta Sumber : id.wikipedia.org Gambar 4.1Peta Kota Surakarta Secara

Lebih terperinci

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel Hasil Common Effect Method: Panel Least Squares Date: 12/06/11 Time: 18:16 C 12.40080 1.872750 6.621707 0.0000 LOG(PDRB) 0.145885 0.114857 1.270151

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 85 Lampiran 1. Daftar Populasi Dan Pemilihan Sampel Perusahaan No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk,PT v v v 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, sampel yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Penelitian

Lampiran 1. Sampel Penelitian Lampiran 1. Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Total industri food and beverage yang 16 terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2012 2 Tidak mempublikasikan data mengenai 3

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 72 Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2005-2010 Kode Kabupaten/Kota Tahun Bekerja PDRB Pengeluaran Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tengah.secara astronomis DIY terletak antara Lintang Selatan dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder 4.1 Deskripsi Data Penelitian BAB IV HASIL DAN ANALISIS Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu website resmi badan pusat statistik dan badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi

Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi LAMPIRAN 148 Lampiran 1. Hasil pendugaan parameter model terhadap output/ pertumbuhan ekonomi Model: ln Y it = αln K it + β 1 ln BH it + β 2 ln DAU it + β 3 ln DAK it + γ 1 ln PD it + γ 2 ln RD it + γ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Sampel yang dijadikan objek penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Panel Guna menjawab pertanyaan penelitian sebagaimana telah diutarakan dalam Bab 1, dalam bab ini akan dilakukan analisa data melalui tahap-tahap yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan industri asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2010-2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. . LAMPIRAN 80 Lampiran 1 Hasil Estimasi Untuk Model usia SD Pooled least Square Dependent Variable: LOG(SKUL_SD01) Method: Panel Least Squares LOG(BOS_SD) 0.829950 0.065559 12.65954 0.0000 LOG(J_RIIL_DIKDAS)

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 62 BAB IV Analisis Data 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank bank yang beroperasi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 72 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear klasik (OLS). Untuk pembuktian kebenaran hipotesis dan untuk menguji setiap variabel

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM) Dependent Variable: BD? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 01/01/11 Time: 05:56 Sample: 2010 2013 Included observations:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan Timur tahun 2002-2013, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. syarat kriteria BLUE (Best Unbiased Estimato). model regresi yang digunakan terdapat multikolinearitas. 81 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Penelitian ini menggunakan analisis model GLS (General Least Square). Metode GLS sudah memperhitungkan heteroskedastisitas pada variabel independen

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hasil dari uji heterokedastisitas tersebut menggunakan uji Park. Kriteria BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. UJI Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi imi terjadi heterokedastisitas atau tidak, untuk

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus)

Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) Analisis Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik...(Yhoga Bagus) ANALISIS PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR 2011-2014 Yhoga Bagus Adhikrisna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BEI dan perusahaan Manufaktur Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di mulai sejak tahun 1912 namun kemudian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Secara statistik variabel dana pihak ketiga mempengaruhi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 Ke 1. ASII PT. Astra Internasional, Tbk. 1 2. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk. 2 3. BRAM PT. Indokordsa, Tbk. 3

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kualitas Data A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22 kabupaten tertinggal dengan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Evaluasi Model 5.1.1. Tahap Evaluasi Pemilihan Model Estimasi model, untuk mengetahui pengaruh belanja pemerintah daerah per fungsi terhadap pertumbuhan ekonomi 22

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan datatime series atau data runtun waktu sebanyak 12 observasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU dan PAD tahun lalu terhadap Belanja Daerah tahun sekarang pada kabupaten/kota di propinsi Sumatera Utara tahun 2006 2008. Alat analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta).

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah, Jawa Barat, DI.Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta). BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara kerja atau prosedur mengenai bagaimana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengumpulkan dan memahami objek-objek yang menjadi sasaran dari

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis atas hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Pada Bab ini akan dibahas tentang hasil analisis yang diperoleh secara rinci disertai dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data 1.1 Analisis Deskripsi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun 1996-2012. Data tersebut

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji serempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak awal periode 2010-2014. Dari 14 perusahaan tercatat ada

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh kemiskinan, pengeluran pemerintah bidang pendidikan dan pengeluaran pemerintah bidang kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2006-2013 INDAH AYU PUSPITA SARI 14213347/3EA16 Sri Rakhmawati, SE.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut : 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio (DER), price to earning ratio (PER), dan earning pershare (EPS) terhadap return

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan data-data yang digunakan dalam bentuk deskripsi data. Kemudian dari data yang ada, diperoleh hasil analisis dengan menggunakan beberapa alat analisis,

Lebih terperinci

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. LAMPIRAN 14 Lampiran 1 Hasil pendugaan model gabungan dengan Y sebagai peubah respon dan X1, X2, dan Method: Panel Least Squares Date: 07/20/11 Time: 07:10 C 5.286955 2.285536 2.313223 0.0231 X1-0.115117

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah)

Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun (dalam jutaan rupiah) Lampiran 1 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Tahun 2010-2013 (dalam jutaan rupiah) Kabupaten/Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 Kab. Asahan 669516 803227 837686 1038246 Kab. Dairi 445652

Lebih terperinci

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun

Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Disparitas Pendapatan di Indonesia Tahun 2015-2016 Purwanto Sekolah Tinggi Agama Islam al-husain poerwanto073@gmail.com ABSTRAK Lahirnya undang-undang No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi

Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol. 4 No. 3, Januari Maret 2017 ISSN: 2338-4603 (print); 2355-8520 (online) Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dimana peneliti mengambil di daerah tersebut karena peneliti

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan uji Park, nilai probabilitas dari semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 5%. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan BAB III METODE PENELITIAN A. Obejek Penelitian Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN PENGARUH STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN Oleh : Vebryna Permatasari Rantung Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia vebrynarantung@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Sejarah Jawa Tengah. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Sejarah Jawa Tengah. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) yakni Semarang, BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. semua variabel independen tidak signifikan pada tingkat 1%. A. Uji Kualitas Data 1. Uji Heteroskedastisitas BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakstabilan varians dari residual

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2016 JURNAL PUBLIKASI Oleh : Nama : Indri Larasati No. Mahasiswa : 14313258 Jurusan : Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif 50 A. Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,dan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data merupakan variabel yang diukur dan diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi. Data menurut

Lebih terperinci

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa) 81 Lampiran 1 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan Rata-rata Anggota Rumahtangga Tahun Jumlah Penduduk (ribu jiwa) Jumlah Rumahtangga Rata-rata Anggota Rumahtangga (1) (2) (3) (4) 2000 205.132 52.008,3 3,9

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik Variabel Terikat, Variabel Bebas dan Variabel Kontrol Tabel dibawah ini menunjukkan statistik deskriptif atas variabel-variabel yang

Lebih terperinci

Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Amril, Erfit, M. Safri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Flypaper Effect pada Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Amril, Erfit, M. Safri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Jurnal Jurnal Perspektif Perspektif Pembiayaan Pembiayaan dan Pembangunan dan Pembangunan Daerah Daerah Vol. 2 No. Vol. 3, 2 Januari-Maret No. 1, Juli - September 2015 2014 ISSN: 2338-4603 Flypaper Effect

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Papua Barat adalah variabel angka melek huruf (AMH), rata-rata

Lebih terperinci

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia

ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia (ECONOMETRIC MODEL: SIMUTANEOUS EQUATION MODEL) The title of paper: ECONOMIC MODEL FROM DEMAND SIDE: Evidence In Indonesia OLEH: S U R I A N I NIM: 1509300010009 UNIVERSITAS SYIAH KUALA PROGRAM DOKTOR

Lebih terperinci

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun

Lampiran 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 113 Lampir 1 : PDRB Riil Provinsi Gorontalo tahun 2001 2008 2001 Daerah Pertambg Gas Bgun/Kon struksi & Jumlah Kab.Gorontalo 200,112.10 7,765.10 57,181.65 2,589.39 26,654.01 73,005.43 63,954.37 45,763.04

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang muncul bersumber dari variasi data cross section yang digunakan. Pada 70 BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kaulitas Data 1. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas memberikan arti bahwa dalam suatu model terdapat perbedaan dari varian residual atas observasi.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Regresi 1. Uji Asumsi Klasik. Pengujian ini hanya akan menguji dua uji asumsi klasik karena menggunakan metode data panel, yaitu uji multikolinieritas dan uji heterokedastisitas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan gambaran dan analisis terkait dengan implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini juga menjelaskan pengaruh

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek penelitian Penelitian yang digunakan ini mengunakan obyek penelitian dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Timur yang totalnya ada 38 Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (STUDI PADA KOTA/KABUPATEN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2010-2014) INFLUENCE OF

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 43 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi perkembangan variabel 1. Nilai Ekspor Nonmigas Indonesia Negara yang menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah negara Jepang, nilai

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BEBAN OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP KINERJA PERBANKAN (STUDI PADA BANK YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model

Lebih terperinci

DATA PANEL Pengertian Data Panel

DATA PANEL Pengertian Data Panel Bahan Ajar Data Panel AGUS TRI BASUKI DATA PANEL 11.1 Pengertian Data Panel Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section. Menurut Agus Widarjono (2009)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2012-2015 THE ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL KALIMANTAN PERIOD 2012-2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA

BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA BAB XII INTERPRETASI HASIL OLAH DATA Pendahuluan Intepretasi data adalah salah satu komponen penting dalam tahap akhir olah data. Ketika data telah diolah maka inilah kunci dari akhir tahap olah data sebelum

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect, dan random 67 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Estimasi Model Data Panel Estimasi model yang digunakan adalah regresi data panel yang dilakukan melalui tiga cara, yaitu common effect, fixed effect,

Lebih terperinci

Hasil Regresi Data Panel

Hasil Regresi Data Panel 66 Lampiran 1 Hasil Regresi Data Panel 1. Model Common Effect/Pooled Least Square(PLS) Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 05/08/10 Time: 08:03 Linear estimation after one-step weighting

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan analisis model Fixed Effect beserta pengujian hipotesisnya yang meliputi uji srempak (uji-f), Uji signifikansi parameter individual (Uji

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, INFLASI DAN BELANJA DAERAH TERHADAP PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2014 Disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci