APLIKASI SISTEM PNEUMATIK PADA MOBILE ROBOT UNTUK MENAIKI DAN MENURUNI TANGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI SISTEM PNEUMATIK PADA MOBILE ROBOT UNTUK MENAIKI DAN MENURUNI TANGGA"

Transkripsi

1 APLIKASI SISEM PNEUMAIK PADA MOBILE ROBO UNUK MENAIKI DAN MENURUNI ANGGA Iman H. Kartowisastro 1 ; Antony Octavia 2 ; Chandra Mitra Supriyanto 3 ; Sukron 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat imanhk@binus.edu ABSRAC his article discloses the design and development process of a stair climbing mobile robot. he underlying design was created by considering the static balance and using the homogenous distribution method by creating a pneumatic based movable weight which allows the robot to complete the stair climbing operation. Evaluated results shows that the robot was able to move on a flat regulated surface on an average velocity of 4,4 cm/s and complete the stair climbing operation with an average speed of 1,4 cm/s. Keywords: mobile robot for stepping ladder up and down, pneumatic, static balance, homogenous distribution method ABSRAK Artikel ini menjelaskan pengembangan mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga berbasiskan sistem pneumatik. Rancangan dasar robot dilakukan dengan menerapkan keseimbangan statik dan menerapkan distribusi homogen dengan menggunakan pemindah beban pada mobile robot melalui sistem pneumatik serta dapat menaiki dan menuruni tangga dengan baik. Hasil yang diperoleh dalam evaluasi adalah robot dapat berjalan di permukaan datar dengan kecepatan rata-rata 4,4 cm/s serta dapat menaiki dan menuruni tangga dengan kecepatan rata-rata 1,4 cm/s. Kata kunci: mobile robot menaiki dan menuruni tangga, pneumatik, keseimbangan statik, pemindah beban. Aplikasi Sistem Pneumatik (Iman H. Kartowisastro; dkk) 27

2 PENDAHULUAN Untuk membuat sebuah robot yang dapat menaiki tangga dibutuhkan sebuah sistem sebagai sistem utama dari robot. Dari berbagai jenis sistem yang ada dipilihlah sistem pneumatik sebagai sistem utama robot yang dibuat. Hal ini didasari oleh dari aspek internal di Binus, komponen pneumatik yang ada kurang dimanfaatkan untuk aplikasi lain. Selain itu ada dukungan dari luar, yaitu FESO sebagai supplier komponen pneumatik dan juga sebagai penerapan mata kuliah mekatronika 2 yang sudah dipelajari. Robot yang dibuat bertipe legged robot (robot berkaki) dengan jumlah kaki sebanyak tiga buah. Jumlah kaki dipilih karena pada saat menaiki atau menuruni tangga, robot memerlukan minimal dua buah kaki, yang berupa silinder pneumatik. Apabila menginginkan robot dalam kondisi yang seimbang pada saat menaiki dan menuruni tangga, maka harus ada dua buah kaki yang menapak sebagai penahan dari robot tersebut agar tidak jatuh. Silinder yang dianalogikan sebuah kaki manusia yang dapat menekuk dan memanjang untuk menaiki tangga. Jumlah kaki yang digunakan sebanyak tiga buah bertujuan sebagai penyeimbang dari robot tersebut dalam menaiki dan menuruni tangga. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada saat perancangan awal sebuah sistem, ada beberapa analisa yang harus dilakukan agar sistem tersebut berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, di awali dengan perancangan sistem pneumatik yang diaplikasikan pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga. Analisa awal ini berupa pembentukan postur tubuh robot, analisa teknik berjalan robot, keseimbangan robot apabila sedang bertumpu pada media pijakan, dan kemampuan robot dalam menahan beban. Perancangan Sistem Pada penelitian ini robot yang dibuat adalah robot yang bertipe legged robot (robot berkaki) bukan wheeled robot (robot beroda). Hal ini dikarenakan inti gerakan robot adalah menaiki dan menuruni tangga, sedangkan robot tersebut dalam menaiki dan menuruni tangga tidak menggunakan roda sebagai cara robot untuk menaiki dan menuruni tangga. Pada saat menaiki dan menuruni tangga robot menggunakan kakinya, dalam hal ini silinder pneumatik. Roda memang digunakan robot dalam berjalan, namun dalam hal menaiki tangga robot tidak menggunakan roda sebagai alat utama untuk menaiki dan menuruni tangga. Robot ini juga bergerak ke arah depan saja (1 arah) untuk menaiki dan menuruni tangga. Penggerak dari robot ini adalah dua buah motor DC yang berada pada kaki bagian depan dan kaki bagian belakang. Sebenarnya dapat juga menggunakan tiga buah motor DC pada setiap kaki robot, namun untuk menekan biaya yang dikeluarkan, maka dipilihlah penggunaan motor DC hanya berjumlah dua buah. Pada setiap kaki juga terdapat roda sebagai penggerak dari robot. Pada bagian depan dan belakang digunakan roda sebanyak dua buah, sedangkan pada bagian tengah robot menggunakan roda sebanyak empat buah. Perbedaan jumlah ban depan serta belakang dengan bagian ban tengah tersebut dikarenakan pada bagian tengah robot adalah titik keseimbangan robot. Ban tengah harus dibuat stabil dan tidak mudah bergerak apabila digunakan sebagai penopang robot pada saat menaiki dan menuruni tangga. Berikut adalah gambaran bentuk robot seperti terlihat pada gambar Jurnal eknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 27-38

3 Gambar 1 Bentuk Robot Secara Umum Analisa Keseimbangan Robot Bertumpu Dengan 2 Kaki Pada penentuan teknik berjalan ini berdasarkan analisa keseimbangan kerangka robot saat hanya ditopang dengan 2 kaki. Analisa ini bertujuan untuk membuat robot tidak hilang keseimbangan dan terjatuh pada saat salah satu kaki diangkat, baik bagian depan, tengah, maupun bagian belakang kaki robot. Apabila langkah robot sedang menaiki ataupun menuruni tangga, ada posisi dimana posisi tersebut dapat dibilang kritis apabila tidak dilakukan perhitungan yang matang. Pada kondisi tersebut robot bertumpu dengan dua kaki, bisa juga bertumpu pada kaki bagian tengah dan belakang atau juga dapat bertumpu pada kaki bagian depan dan tengah. Untuk mendapatkan keseimbangan yang sesuai maka dilakukan perhitungan keseimbangan statis dengan menganggap semua benda yang berada pada robot tersebut adalah homogen. Untuk dapat mengetahui perhitungan tersebut maka dibuatlah persamaan dibawah ini. Persamaan 1 Apabila Kaki C diangkat = Apabila Kaki A diangkat = Persamaan diatas mempunyai maksud, pada saat kaki C (depan) diangkat, maka jumlah momen gaya didaerah sebelah kanan (depan) dengan titik acuan (O) harus lebih kecil atau setidaknya sama dengan jumlah momen gaya di daerah sebelah kiri (belakang) dari titik acuan. Jika kaki C diangkat, dan jumlah momen gaya sebelah kiri (belakang) lebih besar dari jumlah momen gaya sebelah kanan, maka beban akan berada pada bagian kanan (depan). Hal inilah yang harus dihindari karena mengakibatkan robot akan terjatuh disebabkan kehilangan titik keseimbangan. ang diinginkan pada syarat tersebut adalah pada saat kaki C terangkat, maka kaki C harus benarbenar terangkat dan kerangka robot tetap dipertahankan secara horisontal. Perhatikan Gambar 2 untuk memahami keadaan momen gaya pada saat silinder C terangkat. Aplikasi Sistem Pneumatik (Iman H. Kartowisastro; dkk) 29

4 Gambar 2 Momen gaya saat silinder C terangkat Hal sebaliknya terjadi pada saat kaki A (belakang) diangkat, maka jumlah momen gaya sebelah kanan (depan) harus lebih besar atau setidaknya sama dengan dibandingkan dengan jumlah momen sebelah kiri (belakang). Perhatikan Gambar 3 untuk memahami keadaan momen gaya pada saat silinder A terangkat. Gambar 3 Momen gaya saat silinder A terangkat Analisa keseimbangan robot bertumpu pada 2 kaki ini, khususnya digunakan pada saat kaki belakang atau kaki depan diangkat, karena pada kondisi seperti ini ada kemungkinan tubuh robot jatuh ataupun tidak seimbang. Sehingga dengan analisa ini diusahakan agar tubuh robot tetap bertahan pada kondisi tegak. Analisa eknik Berjalan Robot Dalam perancangan robot ini ada beberapa hal yang harus di analisa, yaitu bagaimana robot dapat bergerak dengan melakukan koordinasi-koordinasi pada masing-masing kaki yang ada. 30 Jurnal eknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 27-38

5 ubuh dari robot ditopang oleh tiga buah silinder pneumatik kerja ganda. Silinder tersebut juga diberi suatu rel (jalur) agar piston pada silinder pneumatik tidak dapat berputar, sehingga robot dapat berjalan lurus sesuai dengan jalur yang ada. Kondisi awal dari robot adalah semua silinder dalam keadaan retract, dan siap untuk berjalan. Untuk dapat mengidentifikasi teknik berjalan robot dengan lebih mudah, maka dibuatlah step diagram sebagaimana terdapat pada Gambar 4 dan 5. Gambar 4 Step diagram pada saat menaiki tangga Gambar 5 Step diagram pada saat menuruni tangga Setelah mendapatkan step diagram diatas, maka langkah selanjutnya adalah membuat diagram alir (flow chart) pada saat robot menaiki dan menuruni tangga. Gambar 6 dan 7 berikut adalah hasil dari diagram alir pada saat menaiki dan menuruni tangga. SAR A B C D B_RE C_RE SIL B EXEND MOOR 1&2 IDAK AKIF MOOR 1 &2 AKIF MOOR 1&2 AKIF MOOR 1& MOOR 2 AKIF S1 B_EX C_RE SIL C EXEND MOOR 1 & 2 IDAK AKIF SIL B RERAC SIL C RERAC MOOR 1&2 IDAK AKIF A_RE B_RE C_RE B_EX C_EX B_RE C_EX 2 DEIK D A B C Gambar 6 Diagram alir robot pada saat menaiki anak tangga Aplikasi Sistem Pneumatik (Iman H. Kartowisastro; dkk) 31

6 SAR A B C D A_RE B_RE C_RE MOOR 1 &2 AKIF MOOR 1&2 AKIF MOOR 1&2 IDAK AKIF SIL C EXEND SIL B RERAC = 0 0,4 DEIK MOOR 1&2 IDAK AKIF SIL A EXEND MOOR 1&2 IDAK AKIF SIL B EXEND 2 DEIK A_EX B_EX C_EX MOOR 1&2 AKIF SIL A_RERAC SIL C RERAC A_RE B_RE C_RE MOOR 1&2 AKIF A_EX B_RE C_RE 2,5 DEIK MOOR 1&2 AKIF A_EX B_EX C_RE A_RE B_EX C_RE D A B C Gambar 7 Diagram alir robot pada saat menuruni anak tangga Sistem Pemindah Beban Sistem pemindah beban ini tidak mengubah bentuk robot secara keseluruhan. Pemindah beban digunakan dengan tujuan untuk mencapai titik keseimbangan yang tepat (stability equilibrium). Mobile robot ini memiliki titik keseimbangan yang berada pada bagian tengah dari robot. Posisi titik keseimbangan tidak mengalami masalah pada saat robot berjalan lurus ke depan dan juga robot menuruni tangga, namun akan menjadi bermasalah pada saat menaiki anak tangga tanpa menggunakan pemindah beban. Pada saat menaiki tangga robot aka terjatuh karena robot akan kekurangan traksi dan beban pada bagian belakang. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuatlah pemindah beban agar membantu robot dapat menaiki dan menuruni tangga dengan sempurna. Sistem pemindah beban yang digunakan terdiri dari sebuah silinder pneumatik kerja ganda, empat buah beban, dan juga penampang sistem pemindah beban yang berbentuk rel. Sistem pemindah beban ini berada pada bagian atas dari silinder pneumatik robot. Cara kerja sistem pemindah beban sama dengan silinder bagian belakang, apabila silinder bagian belakang memanjang, maka silinder pemindah beban akan memanjang juga. Begitu juga halnya apabila silinder bagian belakang memendek, maka silinder sistem pemindah beban juga akan memendek. Gambar 8 dan 9 adalah saat diterapkan dalam analisa teknik berjalan dalam menaiki anak tangga dan teknik berjalan menuruni anak tangga. 32 Jurnal eknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 27-38

7 Gambar 8 Analisa eknik Berjalan Robot pada Saat Menaiki Anak angga dengan Menggunakan Sistem Pemindah Beban Gambar 9 Analisa eknik Berjalan Robot pada Saat Menuruni Anak angga dengan Menggunakan Sistem Pemindah Beban Pengujian Pergerakan Robot Berjalan Lurus Di Permukaan Halus Percobaan egangan PLC (V) abel 1 Data Hasil Percobaan Jalan Lurus Di Permukaan Halus egangan Motor (V) Waktu empuh (s) Kecepatan (cm/s) Simpangan (Derajat) Arah Simpangan egangan Kerja PLC egangan Kerja Motor DC 1 26,7 5,7 22 4,55 4 kanan ,47 5, ,55 2 kiri 0,23 0, ,3 5, ,55 4 kanan 0,17 0, ,23 5, ,35 5 kanan 0,07 0, ,19 5, ,55 2 kanan 0,04 0, ,13 5, ,35 4 kanan 0,06 0, ,1 5, ,35 3 kanan 0, ,11 5, ,35 5 kanan -0,01 0, ,86 5, ,17 2 kanan 0,25 0, ,33 5,5 22 4,55 2 kanan 0,53 0,02 Rata-rata 26,142 5,609 22,6 4,43 3,3 0,15 0,02 Dari data percobaan pada abel 1 diatas dapat dilihat kecepatan rata-rata robot pada saat berjalan lurus pada permukaan halus adalah sebesar 4,43 cm/s dengan simpangan rata-rata sebesar 3,3 o ke arah kanan. Namun pada percobaan ke-2 ada sedikit perbedaan dengan percobaanpercobaan yang lain, yaitu simpangan pada percobaan tersebut ke arah kiri. Hal ini dapat disebabkan oleh penempatan awal robot yang agak miring sehingga penyimpangannya ke arah kiri. Aplikasi Sistem Pneumatik (Iman H. Kartowisastro; dkk) 33

8 Penyebab utama simpangan adalah gesekan antara ban dan permukaan halus sehingga terjadi slip pada ban, namun slip ini tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan robot secara keseluruhan. Setelah percobaan ini simpangan tidak dihitung berdasarkan derajat dari simpangannya, melainkan besarnya simpangan dari titik berhenti terakhir. Hal ini dilakukan karena pengukuran simpangan dengan menggunakan busur tidak optimal sehingga pada percobaan selanjutnya dilakukan pengukuran simpangan dengan menggunakan jarak simpangan dengan titik berhenti terakhir. Dari hasil percobaan 4.1 didapatkan grafik kecepatan pada setiap percobaan, berikut grafik kecepatannya: Gambar 10 Grafik Kecepatan Pada Setiap Percobaan Dengan melihat gambar 10 diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan robot pada saat berjalan di track lurus cukup stabil. Pada gambar percobaan ini kecepatan maksimum robot adalah sebesar 4,55 cm/s dan kecepatan minimum robot 4,17 cm/s. Pada percobaan ini kisaran waktu yang ditempuh sebesar 22 detik sampai dengan 24 detik. Gambar 11 egangan Kerja PLC Setiap Percobaan Pada grafik pada Gambar 11 diatas dapat dilihat hasil konsumsi tegangan PLC pada saat melakukan percobaan berjalan lurus. Konsumsi tegangan PLC pada percobaan ini cukup stabil dari percobaan ke-3 sampai dengan percobaan ke-7. Pada percobaan ke-8 sampai dengan ke-10 terjadi penurunan tegangan, namun besarnya penurunan tegangannya tidak terlalu besar (kurang dari 1 VDC). 34 Jurnal eknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 27-38

9 Gambar 12 egangan Kerja Motor DC Pada grafik pada Gambar 12 diatas dapat dilihat konsumsi tegangan motor DC pada saat berjalan lurus cukup stabil. Konsumsi tegangan motor DC tidak melebihi 0,1 Volt pada setiap percobaan. Percobaan terakhir adalah percobaan robot dalam menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga. Percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh jarak sejauh 140 cm, abel 2 berikut memuat hasil percobaan. abel 2 Data Hasil Percobaan Menaiki Dua Anak angga Dan Menuruni Dua Anak angga Percobaan egangan egangan Waktu Simpangan Arah Kecepatan (Volt) Kerja (Volt) (s) (cm) Simpangan (cm/s) PLC Motor PLC Motor 1 26,29 5, ,2 kanan 1,39 0,00 0, ,05 5, ,5 kanan 1,35 0,24 0, ,93 5, kanan 1,40 0,12 0, ,81 5, ,5 kanan 1,49 0,12 0, ,74 5, kanan 1,44 0,07 0, ,61 5, ,2 kanan 1,47 0,13 0, ,52 5, kanan 1,40 0,09 0, ,47 5,08 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,05 0, ,37 5,06 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,10 0, ,21 5, ,3 kanan 1,36 0,16 0, ,05 5, ,5 kanan 1,41 0,16 0, ,93 5, ,8 kanan 1,37 0,12 0, ,79 5, ,8 kanan 1,39 0,14 0, ,59 5, kanan 1,33 0,20 0, ,41 5,01 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,18 0,01 Rata-rata 25,38 5,08 100,08 5,73 1,40 0,13 0,01 Keterangan posisi rod bergeser posisi rod bergeser tegangan kurang Pada percobaan ini 3 dari 15 percobaan tidak dapat dilakukan oleh robot dengan baik. Hal ini disebabkan posisi rod yang miring sehingga jalan robot tidak lurus, selain itu pada saat menuruni tangga dudukan robot terkadang menyentuh dengan anak tangga, hal inilah yang dapat menyebabkan robot gagal dalam percobaan ataupun waktu tempuh yang bertambah. Selain kedua sebab itu faktor tegangan pada PLC yang berkurang juga dapat mempengaruhi kinerja robot secara keseluruhan. Pada percobaan ini dapat dilihat kecepatan rata-rata robot adalah sebesar 1,40 cm/s dengan simpangan rata-rata sejauh 5,73 cm ke arah kanan. Berikut adalah gambar grafik kecepatan serta konsumsi tegangan PLC, dan konsumsi tegangan motor DC diambil dari tabel 2. Aplikasi Sistem Pneumatik (Iman H. Kartowisastro; dkk) 35

10 Gambar 13 Grafik Kecepatan Robot Setiap Percobaan Dengan melihat grafik kecepatan pada Gambar 13 diatas diketahui bahwa kecepatan maksimum robot adalah sebesar 1,49 cm/s dan kecepatan minimum robot adalah sebesar 1,33 cm/s. Waktu yang ditempuh berkisar antara 94 detik sampai dengan 105 detik. Gambar 14 Konsumsi egangan PLC Setiap Percobaan Pada grafik pada Gambar 14 diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan PLC pada percobaan ini lebih stabil dibandingkan dengan percobaan pada saat menuruni 2 anak tangga. Ini terbukti dari penurunan tegangan yang tidak terlalu jauh. Konsumsi tegangan rata-rata PLC adalah sebesar 0,13 VDC. Pada grafik pada Gambar 15 diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan motor DC stabil. Konsumsi tegangan rata-rata motor DC setiap percobaan ini adalah sebesar 0,01 VDC. Evaluasi Sistem Evaluasi sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja dengan baik dan benar. Berdasarkan penelitian sistem dapat berjalan dengan baik, tetapi juga terdapat beberapa kekurangan dan tidak sesuai dengan harapan. 36 Jurnal eknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 27-38

11 Gambar 15 Konsumsi egangan Motor DC Setiap Percobaan Hasil yang tidak sesuai pada saat melakukan percobaan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor mekanika robot, yaitu: Pergeseran rod pada masing-masing silinder. 2. Faktor piranti lunak, yaitu: (1) Pemberian nilai time delay yang kurang tepat; dan (2) Pergerakan silinder per-step pada saat menaiki dan menuruni tangga. 3. Faktor komponen pneumatik robot, yaitu: (1) Sensor-sensor yang ada terkadang tidak bekerja dengan baik; (2) PLC terkadang tidak bekerja dengan baik; dan (3) Keterbatasan dana dan waktu yang menyebabkan kualitas komponen pneumatik kurang baik. Dari sisi mekanika robot rod yang dipasang pada silinder adalah penyebab utama terjadinya simpangan pada setiap percobaan. Ketidaksempurnaan rod lebih disebabkan dalam pembuatan rod adalah buatan tangan bukan produksi pabrik, sehingga ada kekurangan pada pemasangan rod pada setiap silinder. Kemiringan pada rod menyebabkan roda akan miring pula mengikuti posisi rod yang miring tersebut. Pada sisi piranti lunak, algoritma dapat diterapkan dengan baik pada bahasa pemrograman ladder diagram dan statement list. Hal ini terbukti pada setiap perintah pada pemrograman tersebut dapat dijalankan sesuai dengan instruksi. Namun ada sedikit masalah pada pengaturan time delay dan gerakan silinder pada setiap gerakan. erkadang pemberian time delay dilakukan pembaruan pada setiap pergerakan agar mendapatkan gerakan yang lebih baik. erkadang dengan pembaruan nilai time delay akan memberikan gerakan yang lebih buruk, misalnya robot menjadi tidak seimbang karena time delay yang terlalu lama. Pada bagian pergerakan setiap step juga mengalami perubahan dari konsep awal. Awalnya pada saat menaiki tangga yang dilakukan adalah ketiga silinder memanjang serentak, namun dalam kenyataannya apabila dilakukan seperti itu ada silinder yang lebih lambat ataupun lebih cepat dari silinder yang lain. Hal inilah yang mengakibatkan robot sedikit tidak seimbang karena ketiga kaki robot tidak menapak daratan dengan baik. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan mengkalibrasikan masing-masing speed control pada setiap silinder, namun pada saat mengkalibrasi tidak ada suatu ukuran yang pasti karena dalam pengkalibrasian tersebut speed control menggunakan sebuah mur untuk mengaturnya. Apabila ingin menahan angin, maka kencangkan mur dan ingin melepaskan angin lebih banyak kendurkan mur tersebut. Dalam hal penginderaan secara umum sistem penginderaan (sensor) bekerja dengan baik. Namun terkadang sensor magnetik tidak mendeteksi silinder yang ada sehingga menyebabkan robot dalam keadaan stuck. Hal ini terjadi karena letak sensor magnetik yang sedikit bergeser dari tempat Aplikasi Sistem Pneumatik (Iman H. Kartowisastro; dkk) 37

12 semula. Selain itu apabila tegangan pada sistem pneumatik kurang dari 23 VDC maka terkadang sensor tidak berjalan dengan baik. Pada komponen pneumatik yang lain, yaitu PLC (Programmable Logic Controller) dapat berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi yang diberikan pada program statement list dan juga ladder diagram. Masalah terjadi apabila tegangan pada PLC kurang dari 23 VDC akan mengakibatkan PLC tidak bekerja dengan baik. Masalah-masalah yang terjadi diatas banyak disebabkan oleh kualitas dari masing-masing komponen yang digunakan. Misalnya saja speed control yang dipakai bukan komponen baru, melainkan komponen yang sudah pernah dipakai sebelumnya. Selain itu kualitas dari speed control yang berbeda merk. Alasan dipilihnya speed control dengan merk lain adalah pertimbangan harga. Speed control buatan FESO jauh lebih mahal dibandingkan dengan speed control buatan SNS. SIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: (1) Robot sudah dapat menaiki dan menuruni anak tangga sesuai dengan tujuan dengan tingkat keberhasilan sebesar 90,9%; (2) Penyebab kegagalan robot dalam menaiki dan menuruni tangga adalah posisi rod yang miring sehingga robot berjalan keluar dari jalurnya; (3) Konsumsi tegangan rata-rata PLC sebesar 0,16 Volt/percobaan. Sedangkan konsumsi tegangan rata-rara motor DC sebesar 0,01 Volt/percobaan; (4) Robot dapat menaiki dan menuruni tangga dengan kecepatan rata-rata 1,39cm/s; dan (5) Pada implementasinya, analisa peracangan dengan menggunakan pendekatan keseimbangan statik dan distribusi masa homogen masih memiliki kekurangan. Oleh karenanya diperlukan sistem pemindah beban. DAFAR PUSAKA Candra, D. I. (2006) HMI dari Visual Basic 6.0 untuk miniatur DCS berbasiskan PLC Omron CS1 series pada modul praktikum new model SFA Surabaya: Institut eknologi Surabaya. Ekanayake, A. (1996) Prototipe Pengendalian Simulator Gerak Dinamis Pneumatik Menggunakan Joystik. Penelitian S1. Universitas Bina Nusantara. Johnson, D. (2002) Robot Invasion: 7 Cool and Easy Robot Projects. New ork: McGraw-Hill. Mulianto, E. S., dan Sutanto,. (2002) Perancangan Sistem Pneumatik dengan Aplikasi pada Walking Robot. Universitas Bina Nusantara. Jakarta. Krist,., dan Ginting, D. (1993) Dasar-dasar Pneumatik. Jakarta: Erlangga. Webb, J. W., Reis, R. A. (1995) Programmable Logic Controllers: Principles and Applications. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.. 38 Jurnal eknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 27-38

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara

Lebih terperinci

Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer

Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 Aplikasi Sistem Pneumatik Pada Mobile Robot Untuk Menaiki Dan Menuruni Tangga Antony Octavia 0800736384

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot 40 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konsep Perancangan Robot Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot yang baru-baru ini dirilis adalah robot berkaki tiga buatan NASA bernama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani pneumatikos yang berarti menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani pneumatikos yang berarti menggunakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumatik berasal dari bahasa Yunani pneumatikos yang berarti menggunakan tekanan angin untuk melakukan pekerjaan dalam science dan teknologi. Pneumatika pertama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 27 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Secara garis besar perancangan pembuatan program PLC yang dilaksanakan untuk pembuatan program PLC pada miniatur konveyor ini terbagi menjadi 2 bagian.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian alat serta analisisnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robot merupakan perangkat otomatis yang dirancang untuk mampu bergerak sendiri sesuai dengan yang diperintahkan dan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

TE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum

TE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum TE145462 SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum Ver. 3. Laboratorium PLC Program Studi D3 Teknik Elektro Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dari hasil penelitian, prosedur penggunaan alat, dan evaluasi sistem dari data yang di dapat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kendali Pergerakan Robot Beroda dengan Media Gelombang Radio

Perancangan Sistem Kendali Pergerakan Robot Beroda dengan Media Gelombang Radio Perancangan Sistem Kendali Pergerakan Robot Beroda dengan Media Gelombang Radio Fransiscus A. Halim 1, Meiliayana 2, Wendy 3 1 Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller Thiang, Handy Wicaksono, David Gunawan Sugiarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

BAB II ROBOT BERPINDAH (MOBILE ROBOT) Berdasarkan situs ensiklopedia Wikipedia, definisi mobile robot adalah jenis

BAB II ROBOT BERPINDAH (MOBILE ROBOT) Berdasarkan situs ensiklopedia Wikipedia, definisi mobile robot adalah jenis BAB II ROBOT BERPINDAH (MOBILE ROBOT) 2.1 Gambaran Umum Mobile Robot Berdasarkan situs ensiklopedia Wikipedia, definisi mobile robot adalah jenis robot yang memiliki kemampuan bergerak bebas/berpindah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Sistem pneumatik merupakan salah satu altematif di samping sistem hidraulik dan

BABI PENDAHULUAN. Sistem pneumatik merupakan salah satu altematif di samping sistem hidraulik dan BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem pneumatik merupakan salah satu altematif di samping sistem hidraulik dan elektrik yang dipakai di industri. Pemakaian sistem pneumatik di samping sistem hidrauhk

Lebih terperinci

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR Masturi, Sujarwata Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang E-mail : sjarwot@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Imam Sudjono, I Made Londen Batan Program Pasca Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali

Lebih terperinci

PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S.

PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S. PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN Ishak Nandika G., Adri Maldi S. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profil sudut ketirusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

TE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum

TE SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum TE145462 SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) Petunjuk Praktikum Ver. 3. Laboratorium PLC Departemen Teknik Elektro Otomasi Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat

Lebih terperinci

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Thiang, Edwin Sugiarta Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: thiang@petra.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama dijadikan icon kebanggaan negara-negara maju di dunia. Begitu juga dalam dunia industri, belumlah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A Asniar Aliyu 1, Arif Basuki 2, Rudy 3 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jl Babarsari,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Riwan Satria NIM : 41405110026 Program Studi : Teknik Elektro Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dimensi robot, algoritma dari robot yang telah dibuat dan analisis mengenai kinerja dari algoritma tersebut. 4.1. Pengujian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Line Follower Robot Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

KENDALI POSISI MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

KENDALI POSISI MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER KENDALI POSISI MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Hany Ferdinando 1) Handy Wicaksono 1) Ricky Mintaraga 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya, email:

Lebih terperinci

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan OTOMASI WORK STATI (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CTROLLER Purnawan A. PENGANTAR Sebagian besar proses di industri menghendaki strategi pengontrolan atau pengendalian sekuensial. Pengendalian sekuensial

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC Afriadi Rahman #1, Agus Indra G, ST, M.Sc, #2, Dr. Rusminto Tjatur W, ST, #3, Legowo S, S.ST, M.Sc #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV

Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV Pengembangan lgoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Yonas ditya Darmawan 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai langkah-langkah praktek untuk melakukan penerapan terhadap perancangan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Implementasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani 14 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi robotika saat ini telah mampu berperan dalam membantu aktifitas kehidupan manusia serta mampu meningkatkan kualitas maupun kuantitas berbagai

Lebih terperinci

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA Hendrik Albert Schweidzer Timisela Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 081322194212 Email: has_timisela@linuxmail.org Jurusan

Lebih terperinci

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan industri khususnya alat berat sudah sangat pesat kemajuannya, berbagai produk dengan banyak design yang dikeluarkan oleh produsen-produsen telah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkah langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

PENGUKUR PERCEPATAN GRAVITASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA METODE BANDUL

PENGUKUR PERCEPATAN GRAVITASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA METODE BANDUL Jurnal eknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.2-2013 PENGUKUR PERCEPAAN GRAVIASI MENGGUNAKAN GERAK HARMONIK SEDERHANA MEODE BANDUL Syahrul, John Adler, Andriana Jurusan eknik Komputer, Fakultas eknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA DAN PROGRAM ROBOT CERDAS PEMADAM API 2013 DIVISI BERKAKI

PERANCANGAN ALGORITMA DAN PROGRAM ROBOT CERDAS PEMADAM API 2013 DIVISI BERKAKI ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECRANS, VOL.13, NO.2, SEPEMBER 2014, 195-200 PERANCANGAN ALGORIMA DAN PROGRAM ROBO CERDAS PEMADAM API 2013 DIVISI BERKAKI Wawan Purnama, Regina Puspitasari,

Lebih terperinci

Realisasi Prototipe Gripper Tiga Jari Berbasis PLC (Programmable Logic Control) Chandra Hadi Putra /

Realisasi Prototipe Gripper Tiga Jari Berbasis PLC (Programmable Logic Control) Chandra Hadi Putra / i Realisasi Prototipe Gripper Tiga Jari Berbasis PLC (Programmable Logic Control) Chandra Hadi Putra / 0122181 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Robot dapat didefenisikan sebagai mesin yang terlihat seperti manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Robot dapat didefenisikan sebagai mesin yang terlihat seperti manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam pemenuhan kebutuhan saat sekarang ini, manusia senantiasa dituntut untuk melakukan inovasi untuk menghasilkan sebuah teknologi yang bisa memudahkan dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.

Lebih terperinci

Pemrograman Programmable Logic Controller

Pemrograman Programmable Logic Controller Aplikasi Proggrammable Logic Controller Pemrograman Programmable Logic Controller Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 594732 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KENDALI PADA ROBOT PEMANJAT DINDING DESIGN CONTROL OF WALL CLIMBING ROBOT.

RANCANG BANGUN KENDALI PADA ROBOT PEMANJAT DINDING DESIGN CONTROL OF WALL CLIMBING ROBOT. ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3247 RANCANG BANGUN KENDALI PADA ROBOT PEMANJAT DINDING DESIGN CONTROL OF WALL CLIMBING ROBOT 1 Fauzan Dwi Septiansyah, 2 Mohammad

Lebih terperinci

Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC

Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC I. Deradjad Pranowo 1, David Lion H 1 D3 Mekatronika, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, 1 dradjad@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3

Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 2 3 RANCANG BANGUN MINIATUR PENGATURAN DAN MONITORING PENGISIAN MINK PELUMAS MENUJU MULTI-BANKER BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (Sub judul : Pemrograman PLC Omron CS1W) Ir. Sutedjo.MT 1, Rusiana. S.T

Lebih terperinci

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Volume 1 Nomor 2, April 217 e-issn : 2541-219 p-issn : 2541-44X Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Abdullah Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

RARI PENDAHULUAN. lebih seoogai titik tumpuannya. Deugan menggunakan tiga buah rada, maka

RARI PENDAHULUAN. lebih seoogai titik tumpuannya. Deugan menggunakan tiga buah rada, maka RARI PENDAHULUAN 1.1 Latar BeJakang Sebuah mobile robot pada umunmya menggunakan tiga buah roda atau lebih seoogai titik tumpuannya. Deugan menggunakan tiga buah rada, maka paling sedikit diperlukan dua

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SIMULASI CONVEYOR UNTUK PROSES PENGECATAN DAN PENGERINGAN MENGGUNAKAN PLC

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SIMULASI CONVEYOR UNTUK PROSES PENGECATAN DAN PENGERINGAN MENGGUNAKAN PLC UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2004/2005 SIMULASI CONVEYOR UNTUK PROSES PENGECATAN DAN PENGERINGAN MENGGUNAKAN PLC William Heriawan 0221970099

Lebih terperinci

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA Satrio Dewanto 1 ; Hadi Yoshua 2 ; Bambang 3 ; Muhammad Nabil 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 1.1 Implementasi 1.1.1 Sistem Gerbang Bendungan Perancangan Kontrol otomatis sistem bendungan menggunakan Programble logic Control (PLC) sebagai alat pengendali yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU 4.1 Umum Setiap perancangan perangkat elektronika baik otomotis maupun manual dibutuhkan tahap-tahap khusus guna untuk menghasilkan perangkat yang baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS

PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS EMBRYO VOL. 8 NO. 2 DESEMBER 2011 ISSN 0216-0188 PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS Yazid Ismi Intara 1, M. Sjahrul Annas 2 1 Departemen Agroteknologi, FAPERTA Universitas Mulawarman

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG

PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG 1 PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG Fadwah Maghfurah 1 S.Rahardjo 2 Achmad Suprayogo 3 fmaghfurah@yahoo.com Soegiatmo.rahardjo@yahoo.co.id Ach.Supra@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PLC PNEUMATIK BATERRY FILLING EQUIPMENT (PROSES MANUFACTURING) PROYEK AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Guna memperoleh gelar Ahli madya Program Studi Diploma

Lebih terperinci

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC

TE Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC TE090443 Programmable Logic Controller Petunjuk Praktikum PLC Laboratorium PLC Program Studi D3 Teknik Elektro Pelaksanaan Praktikum: 1. Harap hadir 5 menit sebelum dimulai. Terlambat dilarang masuk. 2.

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang memperlihatkan gerakan sekuensial yang terintergrasi dengan vision secara real time maka diperlukan analisis

Lebih terperinci

Kata kunci: Algoritma identifikasi ruang, robot berkaki enam, sensor jarak, sensor fotodioda, kompas elektronik

Kata kunci: Algoritma identifikasi ruang, robot berkaki enam, sensor jarak, sensor fotodioda, kompas elektronik Pengembangan Robot Berkaki Enam yang dapat Mengidentifikasi Ruang pada Map Kontes Robot Pemadam Api Indonesia menggunakan Algoritma Pengenalan Karakter Ruang Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Jati Wasesa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk Prototipe yang dibuat merupakan pengembangan dari prototipe pada penelitian sebelumnya (Azis 211) sebanyak satu unit. Untuk penelitian ini prototipe

Lebih terperinci

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect Seminar Nasional eknologi Informasi dan Komunikasi erapan (SEMANIK) 2015 169 Implementasi Skeletal arcking dalam Sistem Navigasi Mobile Menggunakan Sensor Kinect Mifthahul Rahmi *), Andrizal **), Rahmi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis dari alat yang telah dibuat. Pengujian meliputi pengujian gerak kursi roda elektrik, pengujian cepatan kursi roda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller PIC16F877A

Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller PIC16F877A Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.1 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Januari - Juni 2014 Perancangan dan Realisasi Kontrol Prototype Landing Gear System Menggunakan PLCmikro berbasis Mikrokontroller

Lebih terperinci

3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman

3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman BAB I Bab I merupakan pendahuluan usulan proyek akhir. Pendahuluan memaparkan latar belakang dan permasalahan dari proyek akhir serta tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan proyek akhir. A.

Lebih terperinci

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab:

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab: 1. Sebuah benda dengan massa 5kg meluncur pada bidang miring licin yang membentuk sudut 60 0 terhadap horizontal. Jika benda bergeser sejauh 5 m, berapakh usaha yang dilakukan oleh gaya berat jawab: 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51 Perkembangan industri saat ini menuntut pemrosesan pada sistem kontrol yang semakin dinamis dalam setiap tahapan perancangan, pengoperasian, maupun perawatan. Peralatan yang kompak, fleksibel namun handal

Lebih terperinci