BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan"

Transkripsi

1 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara lain: Menggunakan algoritma teknik cara berjalan untuk mekanisme pergerakan robot dalam menaiki dan menuruni tangga. Menggunakan sebuah PLC (Programmable Logic Controller) sebagai kontroler. Tegangan catu daya yang digunakan untuk mengaktifkan PLC adalah sebesar +24 VDC. Menggunakan tekanan udara mampat sebesar 4-6 bar yang dihasilkan oleh kompresor sebagai energi penggerak. Menggunakan mika (acrylic) pada bagian permukaan robot untuk menopang semua komponen-komponen pneumatik yang ada. Sistem secara keseluruhan terdiri dari 3 modul utama, yaitu modul pneumatik, modul pemindah beban, dan modul motor DC.

2 97 Modul pneumatik terdiri dari tiga buah silinder pneumatik kerja ganda, tiga buah katup pneumatik 5/2 (single solenoid), dan satu buah PLC. Setiap silinder yang ada menggunakan sebuah katup pneumatik. Untuk mengatur kecepatan gerak piston dan rod silinder digunakan komponen speed control. Sistem menggunakan dua jenis sensor, yaitu sensor magnetik dan sensor kapasitif. Selain menggunakan sensor sebagai penginderaan sistem juga menggunakan time delay sebagai pengganti penginderaan sensor yang kurang karena keterbatasan jumlah sensor. Menggunakan dua buah tombol, yaitu tombol on/off PLC dan juga tombol on/off motor. Robot hanya dapat berjalan satu arah saja, yaitu lurus ke depan dan tidak dapat berbelok. Sistem pemindah beban terdiri dari satu buah silinder pneumatik kerja ganda dan juga empat kotak yang berfungsi sebagai beban. Sistem tersebut berada pada bagian atas robot. Berat kotor beban pada sistem pemindah beban adalah seberat 0,25 kg. Berat kotor robot adalah seberat 6,45 kg. Kecepatan rata-rata (berdasarkan percobaan) robot (tanpa menaiki tangga) sebesar 4,43 cm/s dengan menempuh jarak sejauh 100 cm. Sedangkan untuk

3 98 kecepatan rata-rata pada saat menaiki dua anak tangga dengan menempuh jarak sejauh 70 cm sebesar 1,24 cm/s. Pada saat menuruni dua anak tangga dengan menempuh jarak sejauh 70 cm kecepatan rata-ratanya sebesar 1,53 cm/s. Kecepatan rata-rata menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga adalah sebesar 1,4 cm/s. Konsumsi daya rata-rata PLC (berdasarkan percobaan) pada saat menaiki dua anak tangga adalah sebesar 0,06 Volt. Sedangkan pada saat menuruni dua anak tangga konsumsi daya rata-rata PLC sebesar 0,31 Volt. Pada saat menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga konsumsi daya rata-rata PLC adalah sebesar 0,13 Volt. Konsumsi daya rata-rata motor DC (berdasarkan percobaan) pada saat menaiki dua anak tangga adalah sebesar 0,02 Volt. Sedangkan pada saat menuruni dua anak tangga konsumsi daya rata-rata motor DC sebesar 0,01 Volt. Pada saat menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga konsumsi daya ratarata motor DC adalah sebesar 0,01 Volt. Simpangan rata-rata robot pada saat menaiki dua anak tangga adalah sejauh 4,45 cm arah kiri. Sedangkan pada saat menuruni dua anak tangga simpangan rata-ratanya adalah sebesar 5,99 arah kanan. Pada saat menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga simpangan rata-rata robot sebesar 5,73 arah kanan.

4 99 Robot mempunyai dimensi 37 cm x 24 cm x 42 cm pada saat posisi silinder retract (normal). Sedangkan pada saat extend (posisi silinder memanjang), dimensi robot menjadi 37 cmx 24 cm x 52 cm Daftar Komponen Komponen-komponen yang dipakai dalam sistem, dikelompokkan berdasarkan modul-modul yang ada, antara lain: A. Komponen sistem pneumatik mobile robot. 2 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSN PPV dan 1 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSN PPV-A 3 buah katup pneumatik 5/2 SNS tipe MVSC-260-4E1 2 buah sensor magnetik dari FESTO tipe SMEO-1-LED-24-SA dan 2 buah sensor magnetik dari FESTO tipe SME-8-K-LED buah sensor kapasitif OMRON tipe E2K-F10MC1 3 buah speed control FESTO tipe GRLO-M5-B. 3 buah speed control SNS. 6 buah fitting elbow SNS 6 mm. 4 buah fitting T SNS 6 mm.

5 100 6 buah sumbat angin SNS. 6 buah fitting angin SNS. Selang angin secukupnya. Mika 6 mm dan 3 mm secukupnya. 12 buah jari-jari motor yang difungsikan sebagai rod silinder. 1 buah PLC FEC-FC34-FST. 20 buah batere 1,5 VDC di seri kan, sebagai catu daya PLC total 24 VDC. 1 buah kabel serial untuk loading program dari PC. 1 buah konektor SM-14 FESTO. 1 buah switch on/off untuk catu daya PLC. Kabel secukupnya. Terminal kabel secukupnya. 2 buah per sebagai penyangga sensor kapasitif bagian depan. B. Komponen sistem pemindah beban. 1 buah silinder pneumatik FESTO tipe DSNU buah beban masing-masing seberat 0,25 kg.

6 101 2 buah speed control SNS. Mika secukupnya. Selang secukupnya. Siku alumunium secukupnya. C. Komponen motor DC. 2 buah motor DC TAMIYA tipe buah relay 24 Volt. 6 buah terminal blok. PCB secukupnya. Kabel secukupnya. 2 buah besi siku. 4 buah ban tamiya hitam diameter 6cm. 4 buah ban RC diameter 5 cm. 4 buah batere 1,5 VDC di seri kan total 6 VDC, sebagai catu daya motor DC. 1 buah switch on/off untuk catu daya motor DC.

7 Implementasi Setelah melalui beberapa tahapan sebelumnya, diantaranya studi pustaka, goal sistem, analisa awal sistem, penentuan komponen pneumatik, perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak, tahapan selanjutnya adalah mengimplementasikan sistem yang telah ada berdasarkan analisa matematis yang telah disebutkan sebelumnya, serta melakukan uji coba lapangan terhadap sistem secara keseluruhan Analisa Sistem Analisa ini bertujuan agar membuktikan apakah data-data yang dihasilkan saat sistem telah jadi, sesuai dengan hasil analisa matematis yang dilakukan pada perancangan awal sistem. Data-data yang dihasilkan setelah perancangan sistem selesai, antara lain: Massa mobile robot sebesar 6,45 kg. Persamaan 4.1 m = 6,45kg m g = 9,81 2 s m W = m g = 6,45kg 9,81 2 s = 63,27N Gaya tahan dari setiap kaki berdasarkan databook yang tersedia (dengan ketentuan udara sebesar 6 bar), yaitu N A = N B = N C = 189 N.

8 103 Panjang tubuh robot dari L = 240 mm = 24 cm = 0,24 m. Panjang kaki belakang ke kaki tengah L A = L B = 80 mm = 8 cm = 0,08 m. Sistem pemindah beban masing-masing bebannya mempunyai massa = 0,25 kg. Persamaan 4.2 m = 0,25kg m g = 9,81 2 s m W = m g = 0,25kg 9,81 2 s BEBAN = 2, 453 N Berdasarkan hasil analisa matematis pada bab 3, didapatkan beberapa persamaan sebagai salah satu kebutuhan sistem. Persamaan 4.3 N N N A B C 1 1 = W = 63,27N 2 2 = W = 63,27N 1 = W = ,27 2 N = 31,635N = 31,635N Berdasarkan persamaan 4.2, diketahui syarat N A harus dapat menahan gaya sebesar 31,635 N, N B harus ddapat menahan gaya sebesar 63,27 N, dan N C harus dapat menahan gaya sebesar 31,635 N. Syarat ini telah terpenuhi berdasarkan kemampuan tahan setiap kaki berdasarkan databook yang ada, yaitu sebesar 189 N. Kebutuhan lain dari sistem ialah dipenuhinya syarat teknik berjalan, yaitu terjaganya keseimbangan dari tubuh robot saat kaki belakang/depan diangkat. Keseimbangan disini ialah saat jumlah momen gaya disebelah belakang dan sebelah

9 104 depan titik massa adalah sama. Saat kaki depan diangkat, maka sebaiknya jumlah momen gaya di bagian belakang dan tengah harus lebih besar atau sama dengan momen gaya pada bagian depan. Sebaliknya, jika bagian belakang diangkat maka sebaiknya jumlah momen gaya bagian depan dan tengah harus lebih besar atau sama dengan momen gaya pada bagian belakang. Persamaan 4.3 Saat kaki depan diangkat: N A L A W L 63,27 0,08 31,635 0,08 0,08 63,27 0,08 24,53 2 0,08 0,16 2 2,66 1,27 L A L 2 A W B L B 2W BEBAN L B W L L C LC 2 63,27 0,16 0,08 0,08 2 Persamaan 4.4 Saat kaki belakang diangkat: W L 63,27 0,16 1,27 L A L 2 0,08 2,66 A N A 0,08 2 L C W L L C LC 2 W B L B 2W BEBAN L 63,27 0,08 31,635 0,08 0, ,53 0,08 0,16 2 B Dengan melihat persamaan 4.3 dan persamaan 4.4 diatas, terbukti bahwa syarat berjalan dari robot telah terpenuhi.

10 105 Selain dari hal diatas ada syarat teknik berjalan yang harus dipenuhi, yaitu menjaga keseimbangan dari tubuh robot pada saat kaki bagian depan/belakang diangkat. Keseimbangan disini mempunyai dua kondisi, yaitu pada saat menaiki tangga dan menuruni tangga, prinsip keseimbangan pada saat menaiki tangga dan menuruni tangga sama. Selain bagian depan dan bagian belakang ada sistem lain yang turut mempengaruhi keseimbangan robot, yaitu sistem pemindah beban. Sistem ini secara umum pergerakannya akan mengikuti bagian belakang, apabila bagian belakang memendek, maka sistem pemindah beban akan memendek. Hal tersebut berlaku pada saat bagian belakang memanjang maka sistem pemindah beban akan memanjang pula. Pada saat menaiki anak tangga kaki bagian depan memendek, maka sebaiknya momen gaya sebelah belakang lebih besar atau sama dengan momen gaya pada bagian belakang ditambah momen gaya pemindah beban bagian belakang (pemindah beban bagian depan hanya digunakan agar robot tetap mendapatkan traksi pada lintasan yang ada). Sewaktu bagian belakang memendek hal tersebut akan mengakibatkan sistem pemindah beban bergerak lebih menjorok ke bagian belakang robot. Hal ini menyebabkan perubahan letak titik keseimbangan yang awalnya ada pada bagian tengah robot, menjadi diantara bagian tengah dan bagian belakang robot. Oleh karena perubahan ini maka momen gaya pada bagian tengah dan depan harus lebih besar atau sama dengan momen gaya bagian belakang dan momen gaya sistem pemindah beban bagian belakang. Pada saat menuruni tangga bagian depan akan memanjang, sehingga untuk mencapai keseimbangan maka momen gaya bagian belakang harus lebih besar atau sama dengan momen gaya bagian belakang dan momen gaya sistem pemindah beban. Begitu

11 106 pula saat bagian belakang memanjang, maka titik keseimbangan akan berubah diantara bagian tengah dan bagian belakang, sehingga momen gaya bagian depan dan bagian tengah harus lebih besar atau sama dengan momen gaya bagian belakang dan momen gaya sistem pemindah beban bagian belakang Prosedur Pengoperasian Untuk mengoperasikan mobile robot ini, terlebih dahulu dipasangkan catu daya yang berasal dari 20 buah batere 1,5 VDC ke PLC, 4 buah batere 1,5 VDC ke motor DC, dan selang angin dari kompresor ke modul mobile robot. Setelah semua terpasang dengan baik dan benar, maka dengan menekan saklar on/off yang ada untuk mengaktifkan PLC serta motor DC, sistem siap untuk dijalankan. Langkah-langah pengoperasian sistem ini, antara lain: a. Sistem diletakkan didepan anak tangga, lalu robot akan berjalan menaiki dan menuruni tangga secara otomatis. b. Sewaktu robot aktif dan angin dari kompresor terus mengalir, tangan tidak boleh menyentuh sensor bagian depan, akibatnya adalah robot akan menjalankan proses untuk menaiki tangga. c. Robot tidak boleh diangkat selama dalam keadaan aktif dan angin dari kompresor mengalir karena robot akan menjalankan proses untuk menuruni tangga.

12 107 d. Penekanan saklar on/off PLC akan menyebabkan sistem kembali pada posisi awal. e. Penekanan saklar on/off motor akan menyebabkan sistem berhenti bergerak. f. Pada saat proses burn program dari PC ke robot harus mematikan saklar motor dan juga tidak mengalirkan udara pada sistem. g. Robot akan otomatis mendeteksi langkah yang harus dilakukannya, apakah ingin menaiki tangga ataupun menuruni tangga Uji Lapangan Sistem Setelah adanya beberapa penjelasan mengenai prosedur pengoperasian sistem, maka selanjutnya adalah menguji sistem yang telah dibuat untuk menaiki dan menuruni tangga. Pengujian sistem dilakukan dengan uji lapangan sebagaimana terlihat dalam gambar 4.1. Uji lapangan ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua sistem sudah bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang diaharapkan. Uji lapangan ini dilakukan di ruangan Litbang (ruangan KDB).

13 108 Gambar 4.1. Pengujian sistem untuk menaiki dan menuruni tangga dilakukan dengan uji lapangan Hal-hal yang diperhatikan pada uji lapangan ini, antara lain: a. Apakah silinder pneumatik kerja tunggal yang terpasang mampu menahan beban?

14 109 b. Apakah silinder pneumatik kerja ganda yang terpasang mampu menahan beban? c. Apakah katup penumatik dapat bekerja baik dan benar? d. Apakah sensor-sensor yang ada dapat bejalan dengan baik dan benar? e. Apakah komponen pendukung dapat bekerja dengan baik? f. Bagaimana kinerja PLC? g. Apakah algoritma cara berjalan bekerja dengan baik? h. Apakah komponen mekanik robot dapat bekerja dengan baik? i. Berapa kisaran tekanan ideal agar sistem dapat bekerja dengan baik? j. Apa yang terjadi apabila tekanan berada dibawah tekanan ideal, apakah sistem dapat bekerja dengan baik dan benar? k. Apakah sistem pemindah beban dapat bekerja dengan baik dan benar? Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan diatas, maka dilakukan uji lapangan sebanyak 10 kali berjalan lurus pada permukaan halus, 15 kali proses menaik tangga, 15 kali proses menuruni tangga, dan 15 kali proses menaiki dan menuruni tangga. a. Pada umumnya silinder pneumatik keja tunggal dapat bekerja dengan baik saat tekanan 4-6 bar, saat memanjang, dan menahan beban, namun pada saat memendek silinder tersebut mempunyai masalah. Hal ini dikarenakan pada saat memendek silinder pneumatik kerja tunggal menggunakan per untuk

15 110 memendek, hal inilah yang menjadi kendala pada saat menurunkan robot kembali pada posisi memendek. b. Silinder dapat menahan beban dan sistem dapat berjalan dengan baik pada tekanan 4-6 bar, namun terdapat masalah yang cukup mengganggu. Salah satu dari ketiga silinder tersebut ada yang tidak magnetik sehingga sensor tidak dapat mendeteksi diamana torak berada. Untuk mengatasi masalah ini, maka silinder yang bermasalah tersebut diletakkan pada bagian depan. c. Katup pneumatik yang terpasang dapat menerima masukan dari PLC dengan baik. d. Sensor-sensor yang ada berjalan dengan baik dan dapat mengirimkan sinyal ke PLC sebagai informasi dimana letak torak silinder pneumatik berada. e. Komponen pendukung sistem pneumatik berjalan dengan baik, hanya saja speed control yang ada harus di-set agar dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ideal. Unit penyalur udara (kompresor) bekerja dengan baik dalam hal menyalurkan udara kedalam setiap silinder yang ada. f. PLC secara umum dapat bekerja dengan baik dan benar sesuai dengan algoritma program yang diberikan. Untuk mendapatkan kinerja PLC yang optimal maka tegangan yang disuplai kedalam PLC harus berkisar antara 24 VDC sampai dengan 30 VDC. Apabila kurang dari 24 VDC akan mengakibatkan sistem tidak dapat berjalan dengan baik, tetapi terjadi pengukuran degan tegangan 23 VDC sistem dapat berjalan normal tetapi hanya

16 111 sesaat. Apabila tegangan PLC lebih dari 30 VDC maka PLC akan kelebihan tegangan dan ini akan mengakibatkan kerusakan pada PLC. g. Algoritma cara berjalan robot dapat berjalan dengan baik dalam bahasa pemrograman PLC yang berupa perintah-perintah sekuensial (berurutan). Saat robot diberikan perintah untuk menaiki tangga maka robot dapat menjalankan perintah tersebut, begitu pula sewaktu robot diperintahkan untuk menuruni tangga. Masalah terjadi pada rod yang ada pada setiap silinder, hal ini menyebabkan terjadinya simpangan pada saat menaiki tangga dan menuruni tangga. Setelah diperbaiki simpangan terus berkurang sehingga robot dapat berjalan menaiki dan menuruni tangga pada lintasan yang sudah tersedia. h. Komponen mekanika yang dipakai dalam sistem ini adalah rod yang menopang setiap silinder dengan jumlah masing-masing setiap silinder berjumlah empat buah dapat bekerja dengan baik. Namun ada sedikit masalah pada rod tersebut, yaitu terjadinya pergeseran pada lobang penyangga sehingga menyebabkan mobile robot berjalan sedikit berbelok, inilah yang menyebabkan simpangan yang tejadi pada sistem ini. i. Tekanan udara ideal agar sistem dapat berjalan dengan baik antara 4 bar sampai dengan 6 bar. Apabila tekanan berada dibawah 4 bar maka sistem pneumatik akan sedikit bermasalah, terkadang menyebabkan silinder tidak mau memanjang dan memendek.

17 112 j. Apabila tekanan melebihi 6 bar sistem masih dapat berjalan, namun tekanan maksimal adalah 10 bar. Apabila melebihi 10 bar maka sistem akan mengalami kerusakan. k. Sistem pemindah beban dapat berjalan dengan baik dan benar. Cara kerja sistem pemindah beban sama dengan cara kerja silinder bagian belakang. Apabila silinder bagian belakang memanjang, maka sistem pemindah beban juga akan memanjang, dan bila silinder belakang memendek, maka sistem pemindah beban juga akan memendek. Pada saat melakukan percobaan silinder pada sistem pemindah beban mengalami kebocoran pada seal silinder. Setelah mengganti silinder tersebut dengan silinder baru masalah tidak terjadi lagi. Kecepatan robot dapat dihitung pada setiap percobaan jalan lurus di permukaan halus, menaiki dua anak tangga, menuruni dua anak tangga, dan naik dua anak tangga serta turun dua anak tangga. Percobaan dilakukan pada saat kondisi batere full charged dan tekanan pada sistem pneumatik antara 4 bar sampai dengan 6 bar. Percobaan pertama adalah percobaan robot dalam track lurus dengan mengambil data sebanyak 10 kali dengan menempuh jarak sejauh 100 cm. Berikut adalah data hasil percobaan yang sudah dilakukan:

18 113 Tabel 4.1 Data hasil percobaan jalan lurus di permukaan halus Percobaan Tegangan PLC (V) Tegangan Motor (V) Waktu Tempuh (s) Kecepatan (cm/s) Simpangan (Derajat) Arah Simpangan Tegangan Kerja PLC Tegangan Kerja Motor DC 1 26,7 5,7 22 4,55 4 kanan ,47 5, ,55 2 kiri 0,23 0, ,3 5, ,55 4 kanan 0,17 0, ,23 5, ,35 5 kanan 0,07 0, ,19 5, ,55 2 kanan 0,04 0, ,13 5, ,35 4 kanan 0,06 0, ,1 5, ,35 3 kanan 0, ,11 5, ,35 5 kanan -0,01 0, ,86 5, ,17 2 kanan 0,25 0, ,33 5,5 22 4,55 2 kanan 0,53 0,02 Rata-rata 26,142 5,609 22,6 4,43 3,3 0,15 0,02 Dari data percobaan diatas dapat dilihat kecepatan rata-rata robot pada saat berjalan lurus pada permukaan halus adalah sebesar 4,43 cm/s dengan simpangan ratarata sebesar 3,3 o ke arah kanan. Namun pada percobaan ke-2 ada sedikit perbedaan dengan percobaan-percobaan yang lain, yaitu simpangan pada percobaan tersebut ke arah kiri. Hal ini dapat disebabkan oleh penempatan awal robot yang agak miring sehingga penyimpangannya ke arah kiri. Penyebab utama simpangan adalah gesekan antara ban dan permukaan halus sehingga terjadi slip pada ban, namun slip ini tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan robot secara keseluruhan. Setelah percobaan ini simpangan tidak dihitung berdasarkan derajat dari simpangannya, melainkan besarnya simpangan dari titik berhenti terakhir. Hal ini dilakukan karena pengukuran simpangan dengan menggunakan busur tidak optimal sehingga pada percobaan selanjutnya dilakukan pengukuran simpangan dengan menggunakan jarak simpangan dengan titik

19 114 berhenti terakhir. Dari hasil percobaan 4.1 didapatkan grafik kecepatan pada setiap percobaan, berikut grafik kecepatannya: Gambar 4.2 Grafik kecepatan pada setiap percobaan Dengan melihat gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan robot pada saat berjalan di track lurus cukup stabil. Pada gambar percobaan ini kecepatan maksimum robot adalah sebesar 4,55 cm/s dan kecepatan minimum robot 4,17 cm/s. Pada percobaan ini kisaran waktu yang ditempuh sebesar 22 detik sampai dengan 24 detik.

20 115 Gambar 4.3 Tegangan Kerja PLC setiap percobaan Pada grafik diatas dapat dilihat hasil konsumsi tegangan PLC pada saat melakukan percobaan berjalan lurus. Konsumsi tegangan PLC pada percobaan ini cukup stabil dari percobaan ke-3 sampai dengan percobaan ke-7. Pada percobaan ke-8 sampai dengan ke-10 terjadi penurunan tegangan, namun besarnya penurunan tegangannya tidak terlalu besar (kurang dari 1 VDC).

21 116 Gambar 4.4 Tegangan Kerja motor DC Pada gambar grafik diatas dapat dilihat konsumsi tegangan motor DC pada saat berjalan lurus cukup stabil. Konsumsi tegangan motor DC tidak melebihi 0,1 Volt pada setiap percobaan. Percobaan selanjutnya adalah percobaan robot pada saat menaiki dua anak tangga. Percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh jarak sejauh 70 cm, berikut data hasil percobaan yang sudah dilakukan:

22 117 Tabel 4.2 Data hasil percobaan menaiki dua anak tangga Percobaan Tegangan (Volt) PLC Motor Waktu (s) Simpangan (cm) Arah Simpangan Kecepatan (cm/s) Tegangan Kerja (Volt) PLC Motor 1 25,96 5,57 n.a. n.a. n.a. n.a ,78 5, kiri 1,37 0,18 0, ,73 5, kiri 1,17 0,05 0, ,69 5, kiri 1,09 0,04 0, ,57 5, ,3 kiri 1,17 0,12 0, ,53 5, kiri 1,35 0,04 0, ,52 5, kiri 1,25 0,01 0, ,44 5, ,5 kiri 1,23 0,08 0, ,38 5, ,3 kiri 1,21 0,06 0, ,33 5, ,5 kiri 1,30 0,05 0, ,33 5,35 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,00 0, ,28 5, ,5 kiri 1,25 0,05 0, ,24 5, ,8 kiri 1,25 0,04 0, ,21 5, ,5 kiri 1,19 0,03 0, ,16 5,3 52 5,4 kiri 1,35 0,05 0,02 Rata-rata 25,48 5,40 56,54 4,45 1,24 0,06 0,02 Keterangan Roda silinder tengahmiring Jalan Robot miring Pada percobaan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa 13 dari 15 percobaan yang dilakukan robot berhasil menaiki dua anak tangga, sedangkan ada 2 percobaan yang gagal. Penyebab gagalnya robot dalam menaiki anak tangga adalah miringnya rod pada masing-masing silinder sehingga menyebabkan gerakan robot yang miring dan cenderung keluar dari track. Kecepatan rata-rata robot pada 13 percobaan adalah sebesar 1,24 cm/s dengan besarnya simpangan rata-rata 4,45 cm ke arah kiri. Dengan melihat data diatas dapat dilihat konsumsi tegangan rata-rata PLC dalam menaiki anak tangga adalah sebesar 0,06 VDC dan konsumsi tegangan rata-rata motor DC adalah sebesar 0,02 VDC.

23 118 grafiknya: Dari percobaan diatas didapatkan beberapa jenis grafik, berikut adalah gambar Gambar 4.5 Grafik kecepatan robot saat menaiki dua anak tangga Pada gambar diatas dapat dilihat kecepatan pada percobaan robot menaiki dua anak tangga cenderung konstan. Pada percobaan pertama dan percobaan ke-11, robot gagal mencapai titik akhir. Penyebabnya adalah miringnya posisi rod sehingga gerak robot menjadi miring dan keluar dari track. Kecepatan maksimun yang dicapai adalah sebesar 1,37 cm/s dan kecepatan minimumnya adalah 1,09 cm/s. Waktu tempuh yang dilakukan robot antara 51 detik sampai dengan 64 detik. Besarnya perbedaan waktu yang ada lebih disebabkan lamanya proses menaikkan masing-masing silinder.

24 119 Gambar 4.6 Tegangan Kerja PLC setiap percobaan Dari gambar grafik diatas dapat dilihat konsumsi tegangan PLC di setiap percobaan cukup konstan. Hal ini dapat dilihat pada besarnya penurunan tegangan pada PLC tidak terlalu besar. Rata-rata konsumsi tegangan PLC pada setiap percobaan ini adalah sebesar 0,06 VDC. Gambar 4.7 Tegangan Kerja motor setiap percobaan

25 120 Konsumsi tegangan pada motor DC lebih stabil dibandingkan dengan konsumsi tegangan PLC pada percobaan yang sama. Rata-rata konsumsi tegangan motor DC pada setiap percobaan ini sebesar 0,02 VDC. Percobaan selanjutnya adalah robot menuruni dua anak tangga. Percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh jarak 70 cm, berikut adalah data hasil percobaannya: Tabel 4.3 Data hasil percobaan menuruni dua anak tangga Percobaan Tegangan (Volt) Waktu (s) Simpangan (cm) Arah Simpangan Kecepatan (cm/s) Tegangan Kerja (Volt) PLC Motor PLC Motor 1 25,92 5, Kanan 1,52 0,00 0, ,77 5, ,5 Kanan 1,52 0,15 0, ,73 5, ,3 Kanan 1,49 0,04 0, ,62 5, ,5 Kanan 1,49 0,11 0, ,52 5, Kanan 1,49 0,10 0, ,47 5, Kanan 1,56 0,05-0, ,27 5, Kanan 1,59 0,20 0, ,21 5, Kanan 1,56 0,06 0, ,02 5, Kanan 1,56 0,19 0, ,76 5,3 45 8,5 Kanan 1,56 0,26 0, ,83 5, Kanan 1,52 0,93 0, ,78 5, Kanan 1,52 0,05 0, ,56 5, Kanan 1,52 0,22 0, ,15 5, Kanan 1,49 0,41 0, ,6 5,25 n.a. n.a. n.a. n.a. 1,55 0,00 Rata-rata 24,68 5,33 45,86 5,99 1,53 0,31 0,01 Keterangan Tegangan PLC kurang Setelah melihat data diatas, dapat diketahui kecepatan rata-rata robot saat menuruni dua anak tangga adalah sebesar 1,53 cm/s dengan simpangan rata-rata sejauh 5,99 cm ke arah kanan. Dapat dilihat bahwa ada satu percobaan yang gagal dikarenakan

26 121 tegangan pada PLC kurang sehingga sistem tidak dapat berjalan dengan baik. Dari data diatas dapat dibuat grafik kecepatan dan juga konsumsi tegangan PLC dan konsumsi tegangan motor DC berikut ini. Gambar 4.8 Grafik kecepatan robot saat menuruni dua anak tangga Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa kecepatan robot cukup konstan pada setiap percobaan. Kecepatan maksimum robot adalah sebesar 1,59 cm/s dan kecepatan minimum robot adalah sebesar 1,49 cm/s. Percobaan tersebut memerlukan waktu 44 detik sampai dengan 47 detik pada setiap percobaan.

27 122 Gambar 4.9 Tegangan Kerja PLC setiap percobaan Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan PLC pada percobaan ke-1 sampai dengan percobaan ke-9 masih cukup stabil, namun pada percobaan ke-10 sampai dengan percobaan ke-15 terjadi penurunan tegangan pada PLC. Hal ini disebabkan karena pengisian ulang batere kurang optimal sehingga batere tidak dapat bertahan lebih lama. Konsumsi tegangan rata-rata PLC adalah sebesar 0,31 VDC. Gambar 4.10 Tegangan Kerja motor setiap percobaan

28 123 Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan motor DC lebih stabil. Konsumsi tegangan rata-rata motor DC adalah sebesar 0,01 VDC. Percobaan terakhir adalah percobaan robot dalam menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga. Percobaan ini dilakukan sebanyak 15 kali dengan menempuh jarak sejauh 140 cm, berikut hasil percobaannya: Tabel 4.4 Data hasil percobaan menaiki dua anak tangga dan menuruni dua anak tangga Percobaan Tegangan Tegangan Waktu Simpangan Arah Kecepatan (Volt) Kerja (Volt) (s) (cm) Simpangan (cm/s) PLC Motor PLC Motor 1 26,29 5, ,2 kanan 1,39 0,00 0, ,05 5, ,5 kanan 1,35 0,24 0, ,93 5, kanan 1,40 0,12 0, ,81 5, ,5 kanan 1,49 0,12 0, ,74 5, kanan 1,44 0,07 0, ,61 5, ,2 kanan 1,47 0,13 0, ,52 5, kanan 1,40 0,09 0, ,47 5,08 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,05 0, ,37 5,06 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,10 0, ,21 5, ,3 kanan 1,36 0,16 0, ,05 5, ,5 kanan 1,41 0,16 0, ,93 5, ,8 kanan 1,37 0,12 0, ,79 5, ,8 kanan 1,39 0,14 0, ,59 5, kanan 1,33 0,20 0, ,41 5,01 n.a. n.a. n.a. n.a. 0,18 0,01 Rata-rata 25,38 5,08 100,08 5,73 1,40 0,13 0,01 Keterangan posisi rod bergeser posisi rod bergeser tegangan kurang Pada percobaan ini 3 dari 15 percobaan tidak dapat dilakukan oleh robot dengan baik. Hal ini disebabkan posisi rod yang miring sehingga jalan robot tidak lurus, selain itu pada saat menuruni tangga dudukan robot terkadang menyentuh dengan anak tangga, hal inilah yang dapat menyebabkan robot gagal dalam percobaan ataupun waktu

29 124 tempuh yang bertambah. Selain kedua sebab itu faktor tegangan pada PLC yang berkurang juga dapat mempengaruhi kinerja robot secara keseluruhan. Pada percobaan ini dapat dilihat kecepatan rata-rata robot adalah sebesar 1,40 cm/s dengan simpangan rata-rata sejauh 5,73 cm ke arah kanan. Berikut adalah gambar grafik kecepatan serta konsumsi tegangan PLC, dan konsumsi tegangan motor DC diambil dari tabel 4.4. Gambar 4.11 Grafik kecepatan robot setiap percobaan Dengan melihat grafik kecepata diatas diketahui bahwa kecepatan maksimum robot adalah sebesar 1,49 cm/s dan kecepatan minimum robot adalah sebesar 1,33 cm/s. Waktu yang ditempuh berkisar antara 94 detik sampai dengan 105 detik.

30 125 Gambar 4.12 Konsumsi tegangan PLC setiap percobaan Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan PLC pada percobaan ini lebih stabil dibandingkan dengan percobaan pada saat menuruni 2 anak tangga. Ini terbukti dari penurunan tegangan yang tidak terlalu jauh. Konsumsi tegangan rata-rata PLC adalah sebesar 0,13 VDC. Gambar 4.13 Konsumsi tegangan motor DC setiap percobaan

31 126 Pada gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi tegangan motor DC stabil. Konsumsi tegangan rata-rata motor DC setiap percobaan ini adalah sebesar 0,01 VDC Evaluasi Sistem Evaluasi sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja dengan baik dan benar. Berdasarkan penelitian sistem dapat berjalan dengan baik, tetapi juga terdapat beberapa kekurangan dan tidak sesuai dengan harapan. Hasil yang tidak sesuai pada saat melakukan percobaan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: A. Faktor mekanika robot, yaitu: a. Pergeseran rod pada masing-masing silinder. B. Faktor piranti lunak, yaitu: a. Pemberian nilai time delay yang kurang tepat. b. Pergerakan silinder per-step pada saat menaiki dan menuruni tangga. C. Faktor komponen pneumatik robot, yaitu a. Sensor-sensor yang ada terkadang tidak bekerja dengan baik. b. PLC terkadang tidak bekerja dengan baik.

32 127 c. Keterbatasan dana dan waktu yang menyebabkan kualitas komponen pneumatik kurang baik. Dari sisi mekanika robot rod yang dipasang pada silinder adalah penyebab utama terjadinya simpangan pada setiap percobaan. Ketidaksempurnaan rod lebih disebabkan dalam pembuatan rod adalah buatan tangan bukan produksi pabrik, sehingga ada kekurangan pada pemasangan rod pada setiap silinder. Kemiringan pada rod menyebabkan roda akan miring pula mengikuti posisi rod yang miring tersebut. Pada sisi piranti lunak, algoritma dapat diterapkan dengan baik pada bahasa pemrograman ladder diagram dan statement list. Hal ini terbukti pada setiap perintah pada pemrograman tersebut dapat dijalankan sesuai dengan instruksi. Namun ada sedikit masalah pada pengaturan time delay dan gerakan silinder pada setiap gerakan. Terkadang pemberian time delay dilakukan pembaruan pada setiap pergerakan agar mendapatkan gerakan yang lebih baik. Terkadang dengan pembaruan nilai time delay akan memberikan gerakan yang lebih buruk, misalnya robot menjadi tidak seimbang karena time delay yang terlalu lama. Pada bagian pergerakan setiap step juga mengalami perubahan dari konsep awal. Awalnya pada saat menaiki tangga yang dilakukan adalah ketiga silinder memanjang serentak, namun dalam kenyataannya apabila dilakukan seperti itu ada silinder yang lebih lambat ataupun lebih cepat dari silinder yang lain. Hal inilah yang mengakibatkan robot sedikit tidak seimbang karena ketiga kaki robot tidak menapak daratan dengan baik. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan mengkalibrasikan masingmasing speed control pada setiap silinder, namun pada saat mengkalibrasi tidak ada

33 128 suatu ukuran yang pasti karena dalam pengkalibrasian tersebut speed control menggunakan sebuah mur untuk mengaturnya. Apabila ingin menahan angin, maka kencangkan mur dan ingin melepaskan angin lebih banyak kendurkan mur tersebut. Dalam hal penginderaan secara umum sistem penginderaan (sensor) bekerja dengan baik. Namun terkadang sensor magnetik tidak mendeteksi silinder yang ada sehingga menyebabkan robot dalam keadaan stuck. Hal ini terjadi karena letak sensor magnetik yang sedikit bergeser dari tempat semula. Selain itu apabila tegangan pada sistem pneumatik kurang dari 23 VDC maka terkadang sensor tidak berjalan dengan baik. Pada komponen pneumatik yang lain, yaitu PLC (Programmable Logic Controller) dapat berjalan dengan baik sesuai dengan instruksi yang diberikan pada program statement list dan juga ladder diagram. Masalah terjadi apabila tegangan pada PLC kurang dari 23 VDC akan mengakibatkan PLC tidak bekerja dengan baik. Masalah-masalah yang terjadi diatas banyak disebabkan oleh kualitas dari masing-masing komponen yang digunakan. Misalnya saja speed control yang dipakai bukan komponen baru, melainkan komponen yang sudah pernah dipakai sebelumnya. Selain itu kualitas dari speed control yang berbeda merk. Alasan dipilihnya speed control dengan merk lain adalah pertimbangan harga. Speed control buatan FESTO jauh lebih mahal dibandingkan dengan speed control buatan SNS.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot 40 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konsep Perancangan Robot Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot yang baru-baru ini dirilis adalah robot berkaki tiga buatan NASA bernama

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PNEUMATIK PADA MOBILE ROBOT UNTUK MENAIKI DAN MENURUNI TANGGA

APLIKASI SISTEM PNEUMATIK PADA MOBILE ROBOT UNTUK MENAIKI DAN MENURUNI TANGGA APLIKASI SISEM PNEUMAIK PADA MOBILE ROBO UNUK MENAIKI DAN MENURUNI ANGGA Iman H. Kartowisastro 1 ; Antony Octavia 2 ; Chandra Mitra Supriyanto 3 ; Sukron 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi. Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang BAB 4 Implementasi dan Evaluasi Setelah dibuatnya alat pengangkat dan pengelompokan benda yang memperlihatkan gerakan sekuensial yang terintergrasi dengan vision secara real time maka diperlukan analisis

Lebih terperinci

Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer

Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer Bina Nusantara University Jurusan Sistem Komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008 Aplikasi Sistem Pneumatik Pada Mobile Robot Untuk Menaiki Dan Menuruni Tangga Antony Octavia 0800736384

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dari hasil penelitian, prosedur penggunaan alat, dan evaluasi sistem dari data yang di dapat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Alat pengangkat dan pengelompokan bentuk benda dirancang untuk memudahkan dalam pengelompokan. Alat tersebut dirancang untuk dunia industri dengan menggunakan tenaga angin untuk

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG 24 BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG Bab ini membahas mengenai perancangan trainer yang berupa input dan output device PLC OMRON CP1L, rangkaian sensor optocoupler, Instalasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan. 33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani pneumatikos yang berarti menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani pneumatikos yang berarti menggunakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumatik berasal dari bahasa Yunani pneumatikos yang berarti menggunakan tekanan angin untuk melakukan pekerjaan dalam science dan teknologi. Pneumatika pertama

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU 4.1 Umum Setiap perancangan perangkat elektronika baik otomotis maupun manual dibutuhkan tahap-tahap khusus guna untuk menghasilkan perangkat yang baik dan sesuai

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER SYSTEM SETTINGS FOR STORAGE AND DELIVERY WITH PNEUMATIC

Lebih terperinci

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)

PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (www.atmel.com). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA128

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Line Follower Robot Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PERANCANGAN MESIN WEIGH CHECKER OTOMATIS DENGAN SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) Yasir Ismail, Adi Purwanto, Saiful Huda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam perancangan dan pembuatan sistem ATS (Automatic Transfer Switch) berbasis PLC (Progammable Logic Controller) ini pengerjaannya melalui dua tahap, perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER PERANCANGAN LENGAN ROBOT PNEUMATIK PEMINDAH PLAT MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Ari Setiawan, Sumardi, ST. MT, Iwan Setiawan, ST. MT. Labratorium Teknik Kontrol Otomatik Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 27 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Secara garis besar perancangan pembuatan program PLC yang dilaksanakan untuk pembuatan program PLC pada miniatur konveyor ini terbagi menjadi 2 bagian.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Juli 2013 sampai bulan Mei 2014, dilakukan di Laboraturium Elektronika jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51 Perkembangan industri saat ini menuntut pemrosesan pada sistem kontrol yang semakin dinamis dalam setiap tahapan perancangan, pengoperasian, maupun perawatan. Peralatan yang kompak, fleksibel namun handal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan dalam teknologi robotika tidak dapat dipungkiri telah lama dijadikan icon kebanggaan negara-negara maju di dunia. Begitu juga dalam dunia industri, belumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E

Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E Desain dan Implementasi Alat Cuci Mobil Otomatis dan Pemanfaatan Piranti Pengatur PLC Omron CP1E Agus Ulinuha 1*, Dendy Pratama 2 1,2 Teknik Elektro/Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis dari alat yang telah dibuat. Pengujian meliputi pengujian gerak kursi roda elektrik, pengujian cepatan kursi roda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PLC (Programmable Logic Control) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang biasanya digunakan

Lebih terperinci

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK Rafiuddin Syam 1), Irdam 2) dan Wahyu H. Piarah 1) Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 1) Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10,

Lebih terperinci

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor

3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Pemasangan Sistem Telemetri dan Rangkaian Sensor 3.3.3 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Mekanis Rangkaian mekanik berfungsi untuk menunjang mekanisme gerak vertikal. Pada platform yang akan dibuat pembuatan rangkaian ini menggunakan komponen mekanik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller

Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller Kontrol Mesin Bor PCB Otomatis dengan Menggunakan Programmable Logic Controller Thiang, Handy Wicaksono, David Gunawan Sugiarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Umum Sebelum memulai suatu analisa harus dibuat sebuah diagram alir kerja yang bertujuan untuk membuat suatu proses analisa agar dapat terarah dengan baik.

Lebih terperinci

IV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

IV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL IV. ANALISIS STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL Tahapan analisis rancangan merupakan tahap yang paling utama karena di tahap inilah kebutuhan spesifik masing-masing komponen ditentukan. Dengan mengacu pada hasil

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL 28 RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL D. L. Zariatin *, E. H. O. Tambunan, A. Suwandi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Pancasila * Email:

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi yang berkembang dengan pesat sangat menunjang pertumbuhan dunia industri, khususnya dalam efektifitas kerja. Dengan memanfaatkan peralatan berteknologi tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan 31 BAB III PERANCANGAN ALAT Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan mekanik alat, perancanga elektronik dan perancangan perangkat lunak meliputi program yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Literatur & Observasi Lapangan. Identifikasi & Perumusan Masalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Literatur & Observasi Lapangan Identifikasi & Perumusan Masalah 1) Penentuan Kebutuhan Alat 2) Preliminari (awal) Disain 3) Pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH

BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH BAB IV ANALISA / PEMECAHAN MASALAH 4.1 Perhitungan Gaya 4.1.1 Perhitungan Gaya Silinder A Untuk Pemadatan Produk Gaya yang membebani silinder A adalah gaya pegas, berat beban total dan gaya gesek. Silinder

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara hardware yang akan digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Alat Adapun urutan pengujian alat meliputi : - Pengujian sistem elektronik - Pengujian program dan mekanik 4.1.1 Pengujian Sistem Elektronik Pengujian sistem

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang, menuntut manusia untuk terus menciptakan inovasi baru di bidang teknologi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

Bab IV. Pengujian dan Analisis

Bab IV. Pengujian dan Analisis Bab IV. Pengujian dan Analisis IV.1. Jangkauan Telemetri dan Kalibrasi Kamera a. Jangkauan Telemetri Pengukuran jangkauan telemetri di ruang terbuka dilakukan dengan menempatkan pemancar RF di jendela

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Konstruksi Fisik Line Follower Robot Konstruksi fisik suatu robot menjadi dasar tumpuan dari rangkaian eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya

BAB III METODOLOGI. Studi Literatur. Identifikasi Masalah. Predesain mesin compression molding dan mekanisme kerjanya BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Perancangan Perancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada diagram alir dibawah ini agar meminimalisir terjadinya kesalahan yang sering terjadi di lapangan. MULAI Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat pengaturan air dan nutrisi secara otomatis yang mampu mengatur dan memberi nutrisi A dan B secara otomatis berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Pada BAB pembuatan alat ini akan dibahas perencanaan dan realisasi pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan dibuat.

Lebih terperinci

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC N A M A : A D I T Y O Y U D I S T I R A N A M A : F A H M I H I D A Y A H N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 1 9 N R P : 2 2 0 8 0 3 0 0 7 8 D O S E N P E

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Rancang Bangun Troller dengan Menggunakan Sistem Remote Kontrol RF YS-1020

Rancang Bangun Troller dengan Menggunakan Sistem Remote Kontrol RF YS-1020 Rancang Bangun Troller dengan Menggunakan Sistem Remote Kontrol RF YS-1020 Abstrak 1,2 Randy Rahmat Saleh *), 1 Anwar Mujadin & 2 Viktor Vekky Ronald Repi 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Al Azhar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang industri terdapat tiga bagian proses yang berperan sangat penting yaitu : 1) Proses manufaktur, 2) Proses produksi, dan 3) Proses pemantauan produksi.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : Hakim Abdau NIM : Pembimbing : Nur Indah. S. ST, MT. LAPORAN TUGAS AKHIR Perancangan Alat Simulasi Mesin Pneumatik Pemadat Sampah Plastik Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh

Lebih terperinci

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya

Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya Robot Bergerak Penjejak Jalur Bertenaga Sel Surya Indar Sugiarto, Dharmawan Anugrah, Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Email: indi@petra.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A Asniar Aliyu 1, Arif Basuki 2, Rudy 3 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jl Babarsari,

Lebih terperinci