BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa"

Transkripsi

1 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat massa, dan juga gait yang digunakan. Bab ini akan membahas implementasi dari tahapan tersebut sehingga didapatkan hasil evaluasi yang dapat dijadikan hasil penelitian Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut: Menggunakan mikrokontroler ATMEGA8535. Sumber daya yang diperlukan oleh sistem adalah sebagai berikut: o Untuk penggunaan motor servo harus lebih besar dari 6 Volt dan tidak lebih dari 7.5 Volt, yang berasal dari sebuah battery pack 2200 mah dengan tegangan 6V. o Untuk penggunaan modul utama sebesar 5 Volt (setelah melewati regulator tegangan). Sistem pergerakan robot otomatis bergerak bebas, ketika menemui halangan 5 cm maka akan dianggap sebagai obyek dan dicoba untuk dilangkahi. Jika halangan tingginya diatas 5 cm, maka robot akan bereaksi menghindar dengan cara putar balik badan. Dimensi robot: o Posisi OFF setinggi 13 cm, panjang 26 cm, dan lebar 23 cm. 128

2 129 o Posisi berdiri setinggi 18 cm, panjang 32 cm, lebar 30 cm. Robot dapat melakukan: gait berdiri, inisialisasi, gait pergerakan maju tripod, gait pergerakan maju wave, gait berputar arah tripod, dan gait berputar arah wave. Menggunakan 1 buah modul SSC-32 sebagai servo controller. o 6 buah kaki terdiri dari coxa (6 servo analog), femur (6 servo analog), dan tibia (6 servo analog). Mempunyai switch yang terletak pada bagian depan robot untuk deteksi benda dengan ketinggian 5cm. Berat 5 kg. Torsi servo kg. Bentuk fisik robot dibuat dari bahan aluminium dengan ketebalan 3 mm. Menggunakan program CodeVision AVR C Compiler untuk memprogram mikrokontroler. Berikut adalah daftar komponen yang digunakan dalam membangun robot hexapod ini: Tabel 4.1 Daftar Komponen Modul Komponen Nilai/Jenis Nomor Komponen Jumlah Microcontroller ATMega8535 U1 1 Baterai 2200mAh 1 5 V DC 4 LED L2 1 Dioda 1N400 D1 1 1N5822 D2 1 Resistor 1K R1,R2 2 Kapasitor 20pF C1,C2 2 Modul Utama

3 130 Servo Controller 100nF C3,C uF C uF C6 1 Xtal MHz Y2 1 Saklar Push Button S1 1 DPDT 6P S2 1 Induktor 100uH L1 1 Power 2.5 J1 1 Regulator Tegangan LM2576 U2 1 3x2 P17 1 Header 3 lurus P3 P9 7 Header Terminal block Header 3 lurus Servo 1, Servo 2, Servo 3, servo4, servo5, servo6, servo8, servo 9, servo 15, servo 16, servo 17, 18 servo 18, servo 21, servo 22, servo 23, servo 28, servo 29, servo 30 H1 1 H2 1 Socket IC 40 Pin 1 Jack DC 1 Lynxmotion SSC Implementasi Dalam tahap implementasi dilakukan dengan dua tahapan yaitu prosedur persiapan robot dan prosedur pengoperasian robot Prosedur Persiapan Robot Sebelum robot dapat beroperasi maka harus dilakukan persiapan seperti:

4 131 Pastikan modul utama dan modul servo controller terhubung dengan letak pin yang benar. Pastikan motor servo dan modul servo controller terhubung dengan letak pin yang benar. Perhatikan kondisi baterai dan pastikan baterai terhubung dengan modul yang benar Prosedur Pengoperasian Robot Robot mempunyai dua tombol dalam sistem pengoperasian. Bila saklar ON diaktifkan maka robot akan berada pada posisi berdiri. Robot menggunakan sistem kendali autonomous sehingga pada saat tombol gait ditekan, robot akan bergerak secara otomatis dimulai dengan bergerak maju dan akan terus berjalan sampai menemui halangan. Bila obyek tingginya < 5 cm, maka robot akan melewatinya dengan melangkahinya. Jika halangan tingginya 5cm, maka switch yang ditempatkan di depan robot robot akan tertekan dan memberi input interrupt pada mikrokontroler, sehingga robot akan memasuki gait berputar balik. Gait yang akan digunakan pada robot adalah yang paling cepat, efektif, dan efisien.

5 Pengujian Sistem Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat untuk membuktikan apakah sistem ini sesuai dengan perancangan yang telah dibuat dan juga hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Robot mempunyai satu saklar yang terhubung dengan sumber daya servo, yaitu baterai Lithium Polymer 2 cell 6V. Bila saklar ini dinyalakan, maka robot akan berada pada posisi default yaitu berdiri. Robot akan bergerak saat tombol gait ditekan. Penjelasan Sistem Seperti yang telah tergambar dalam blok diagram pada bab sebelumnya, robot hexapod ini menggunakan sebuah modul SSC-32, yang memiliki servo controller built-in di dalam modul ini. Saklar ON bila diaktifkan, akan menggerakkan robot pada posisi default yaitu gait berdiri. Jika tombol gait ditekan maka robot akan bergerak maju, menggunakan gait yang paling efektif dan efisien. Karena robot merupakan robot berkaki, maka obyek-obyek dengan tinggi < 5cm dapat dilangkahi. Namun jika robot membentur halangan setinggi 5cm, limit switch akan tertekan dan mengirim interrupt ke mikrokontroler. Maka robot akan berhenti dan memasuki gait putar arah. Gait yang digunakan adalah gait putar arah yang paling efektif dan efisien. Pengujian dilakukan untuk menguji sistem yang telah dirancang. Pengujian dilakukan dengan berbagai percobaan, contohnya dengan mengukur kecepatan, sudut deviasi, dan waktu tempuh yang diperlukan untuk berjalan sejauh 100 cm.

6 Hal ini penting untuk mengetahui apakah alat sudah sesuai harapan atau belum. Berikut gambaran percobaan yang telah dilakukan: 133 Gambar 4.1 Blok Diagram Pengujian yang telah dilakukan

7 Pengujian Servo & Servo Controller Pada penelitian tahun 2009 yang dilakukan oleh Dede Hendra et al., telah terbukti penggunaan servo controller sangat membantu dalam pengembangan gait. Karena itu pengujian kali ini langsung menggunakan servo controller. Pengujian yang dilakukan adalah dengan melakukan tes fungsionalitas servo menggunakan servo controller SSC-32. Tabel 4.2 Tabel Pengujian Fungsionalitas Servo No servo Status 1 Berhasil 2 Berhasil 3 Berhasil 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 8 Berhasil 9 Berhasil 15 Berhasil 16 Berhasil 17 Berhasil 18 Berhasil 21 Berhasil 22 Berhasil 23 Berhasil 28 Berhasil 29 Berhasil 30 Berhasil Pada pengujian ini terlihat bahwa semua servo yang ditembakkan nilai dari mikrokontroler lewat servo controller menerima data dengan baik, dan setelah melewati pengujian pada masing-masing servo, maka pengujian berlanjut pada pembangunan gait.

8 135 Untuk dapat membaca data-data percobaan setelah ini, berikut beberapa gambaran sebagai petunjuk gambar: Gambar 4.2 Penamaan kaki Robot dianggap sedang menghadap pengamat. Setelah mengetahui nama-nama kaki pada robot ini, berikutnya adalah lokasi dimana servo ditempatkan: Tabel 4.3 Servo dan Lokasinya Posisi Tungkai Servo Kiri Tibia 1 depan Femur 2 Coxa 3 Kanan Depan Kiri Tengah Kanan Tengah Kiri Belakang Kanan belakang Tibia 4 Femur 5 Coxa 6 Tibia 15 Femur 8 Coxa 9 Tibia 16 Femur 17 Coxa 18 Tibia 21 Femur 22 Coxa 23 Tibia 28 Femur 29 Coxa 30

9 Pengujian Gait dan Lintasan Pada subbab ini, bahasan akan terpusat pada beberapa tabel dan perbandingan dalam grafik antara satu gait dengan gait lain untuk melihat gait mana yang lebih efektif dan efisian dalam hal waktu tempuh. Beberapa pengujian dikumpulkan dalam satu grafik dan dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dede Hendra et al. untuk melihat apakah terdapat kemajuan pada penelitian kali ini Gait Berdiri Gait Berdiri merupakan gait default pada hexapod ini. Semua gait melangkah dimulai dari gait ini. Berikut merupakan gambar skema saat robot berdiri. Gambar 4.3 Skema Gait Berdiri Terdapat sedikit problem pada beberapa servo terutama pada kaki depan yang bergetar saat berdiri. Getaran berhenti saat badan robot sedikit diangkat, atau saat kaki yang bergetar ditahan sebentar dengan tangan.

10 Gait Inisialisasi Gait ini untuk memeriksa fungsi servo apakah telah berjalan seluruhnya atau belum. Saat terdapat satu servo yang rusak, gait ini sangat membantu dalam mendeteksi servo mana yang rusak (tidak bergerak). Gambar 4.4 Step 1 sampai 16 Initial Gait Gambar 4.5 Step 17 sampai 27 Initial Gait

11 138 Penjelasan Step 1) Step 1: Robot berdiri. 2) Step 2: Robot meninggikan bodi setinggi sekitar 2 cm lebih tinggi dari posisi default. 3) Step 3: Robot kembali ke posisi awal. 4) Step 4: Robot menurunkan bodi setinggi sekitar 2 cm lebih rendah dari posisi default. 5) Step 5: Robot menurunkan bodi setinggi sekitar total 4 cm lebih rendah dari posisi default. 6) Step 6: kembali ke posisi default. 7) Step 7: Menaikkan bodi setinggi kira-kira 2 cm. 8) Step 8: Menggerakkan kaki kiri depan dan kanan depan ke depan. Femur mengangkat dua kaki. 9) Step 9: menaikkan kaki kiri depan dan kanan depan, kedua coxa bengkok ke depan. 10) Step 10: meluruskan kedua coxa. 11) Step 11: membengkokkan coxa. 12) Step 12: menaikkan satu kaki kiri depan (kiri dari sisi pengamat) 13) Step 13: posisi berdiri default. 14) Step 14: Menaikkan satu kaki yaitu kiri tengah. 15) Step 15: posisi berdiri default. 16) Step 16: Menaikkan satu kaki yaitu kiri belakang. 17) Step 17: posisi berdiri default.

12 139 18) Step 18: Menaikkan satu kaki yaitu kanan belakang. 19) Step 19: posisi berdiri default. 20) Step 20: menaikkan satu kaki yaitu kaki kanan tengah. 21) Step 21: posisi berdiri default. 22) Step 22: menaikkan satu kaki yaitu kaki kanan depan. 23) Step 23: posisi berdiri default. 24) Step 24: Robot memiringkan tubuh sehingga condong ke arah kaki kiri. Coxa kiri menekuk membentuk sudut tajam. 25) Step 25: posisi berdiri default. 26) Step 26: Robot memiringkan tubuh sehingga condong kea rah kaki kanan. Coxa kanan menekuk membentuk sudut tajam. 27) Step 27: posisi berdiri default. Berikut merupakan hasil pengujian terhadap gait inisialisasi. Tabel 4.4 Tabel Pengujian gait Inisialisasi Percobaan ke Waktu (s) Rata rata

13 140 Pengujian ini memberikan hasil bahwa gait inisialisasi berjalan dengan baik, dan semua servo bekerja dengan baik. Selama 10 kali percobaan, keberhasilan mencapai angka 100%. Di luar percobaan, terdapat 1 kali kejadian dimana salah satu servo macet dan tidak bergerak. Penyebabnya adalah servo yg kurang baik kualitasnya, dan sudah tidak 100% Gait Wave Berjalan Maju Gait ini menggunakan gait wave untuk berjalan maju. Gait ini menggerakkan kaki satu persatu secara berurutan, dari kiri ke kanan, lalu kembali ke kiri, lalu ke kanan lagi. Berikut adalah gambaran gait tersebut: Gambar 4.6 Gait Wave Berjalan Maju

14 141 Penjelasan Step 1) Step 1: robot posisi default. 2) Step 2: Kaki kiri depan (femur) mengangkat. 3) Step 3: Kaki kiri depan (coxa) bergerak ke depan robot seperti hendak mengambil langkah. 4) Step 4: Kaki kiri depan (femur) bergerak turun. 5) Step 5: kaki kanan depan (femur) naik. 6) Step 6: kaki kanan depan (coxa) bergerak ke depan. 7) Step 7: Kaki kanan depan (femur) bergerak turun. 8) Step 8: kaki kiri tengah (femur) naik 9) Step 9: Kaki kiri tengah (coxa) bergerak ke depan 10) Step 10: Kaki kiri tengah (femur) bergerak turun. 11) Step 11: Kaki kanan tengah (femur) naik. 12) Step 12: kaki kanan tengah (coxa) bergerak ke depan. 13) Step 13: kaki kanan tengah (femur) bergerak turun. 14) Step 14: kaki kiri belakang (femur) naik. 15) Step 15: kaki kiri belakang (coxa) bergerak ke depan. 16) Step 16: kaki kiri belakang (femur) bergerak turun. Lalu kaki kanan belakang (femur) naik. 17) Step 17: Kaki kanan belakang (coxa) bergerak ke depan. 18) Step 18: Kaki kanan belakang (femur) bergerak turun. Berikut adalah hasil percobaan menyangkut gait wave berjalan maju:

15 142 Tabel 4.5 Pengujian Gait Wave Maju pada jarak 1 meter dengan setting speed 1000 Percobaan ke Waktu (s) Sudut Deviasi Kecepatan (m/s) Rata rata (aver.) Tabel 4.6 Pengujian Gait wave Maju pada jarak 1 meter dengan setting speed 1500 Percobaan ke Waktu (s) Sudut Deviasi Kecepatan (m/s) Rata rata (aver.)

16 143 Jika grafik kecepatan dibuat dari dua percobaan di atas, maka akan terlihat sebagai berikut: 0.60 Grafik Kecepatan Wave gait Kecepatan (cm/s) Speed 1000 Speed Gambar 4.7 Grafik kecepatan wave gait Maka dapat disimpulkan bahwa setting speed memang mempengaruhi kecepatan dari gerakan gait robot. Dari 20 kali percobaan, juga terdapat keberhasilan menuntaskan gait ini sebesar 100% Gait Tripod Berjalan Maju Gait berjalan maju dengan gait tripod memiliki sekuens yang lebih sedikit sehingga efisien waktu, sehingga mudah digambarkan, namun dalam pembuatan gaitnya lebih sulit. Hal ini dikarenakan setiap kali bergerak, gait ini menggerakkan 3 buah kaki. Berikut merupakan gambar step-step gait tripod berjalan maju:

17 144 Gambar 4.8 Gait Tripod Berjalan Maju Penjelasan step: 1) Step 1: posisi default. 2) Step 2: kaki-kaki kiri tengah, kanan belakang, dan kanan depan terangkat (coxa dan femur) 3) Step 3: Kaki-kaki tersebut bergerak ke depan, bersiap melangkah. 4) Step 4: Kaki-kaki tersebut turun menapak permukaan. 5) Step 5: Kaki-kaki kanan tengah, kiri depan, dan kiri belakang terangkat. 6) Step 6: Kaki-kaki tersebut bergerak ke depan, bersiap melangkah. 7) Step 7: Kaki-kaki tersebut turun menapak permukaan.

18 145 Berikut merupakan hasil dari pengujian dan percobaan: Tabel 4.7 Hasil percobaan gait tripod berjalan maju jarak 1meter dengan speed 1000 Percobaan ke Waktu (s) Sudut Deviasi (Derajat) Kecepatan (cm/s) Rata rata (aver.) Tabel 4.8 Hasil percobaan gait tripod berjalan maju jarak 1meter dengan speed 1500 Percobaan ke Waktu Sudut Deviasi (Derajat) Kecepatan (m/s) Rata rata (aver.)

19 146 Jika dibuat grafik perbandingan, maka: Kecepatan cm/s Grafik Percobaan Kecepatan tripod untuk 1 meter Kecepatan speed 1000 Kecepatan Speed 1500 Gambar 4.9 Grafik Percobaan kecepatan tripod jarak 1 meter Terbukti bahwa perbedaan speed membuat selisih kecepatan yang cukup besar. Jika dilakukan setting speed pada robot hexapod, maka kecepatan gerak pada servo dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan Gait Wave Putar Balik Gait wave diterapkan dalam gait berputar arah sebesar 180 derajat. Gait ini dipakai jika robot menemui halangan yang tak dapat dilangkahi. Gait wave menggerakkan kaki robot satu persatu sehingga gait ini memakan waktu cukup lama dalam penerapannya. Tetapi gait ini mudah dibuat tabel sudutnya, karena kaki-kaki yang bergerak hanya satu setiap step.

20 147 Gambar 4.10 Gait Wave Putar Balik Penjelasan step: 1) Step 1: Kaki kiri depan bergerak ke atas. 2) Step 2: Kaki kiri depan bergerak turun ke permukaan 3) Step 3: Kaki kanan depan terangkat. 4) Step 4: Kaki kanan depan bergerak turun ke permukaan. 5) Step 5: Kaki kiri tengah terangkat. 6) Step 6: Kaki kiri tengah bergerak turun ke permukaan. Kaki kanan tengah terangkat. 7) Step 7: Kaki kanan tengah bergerak turun ke permukaan. 8) Step 8: kaki kiri belakang bergerak ke atas. 9) Step 9: kaki kiri belakang menjejak tanah.

21 148 10) Step 10: kaki kanan belakang terangkat, lalu turun ke permukaan. Hasil percobaan menyangkut gait wave putar balik ini sebagai berikut: Tabel 4.9 Tabel waktu gait wave putar balik Percobaan ke Waktu (s) Rata rata (aver.) Setelah pengujian yang dilakukan, diketahui waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gait ini adalah detik.

22 Gait Tripod Putar Balik Gambar 4.11 Step 1 sampai 9 Gait Tripod Putar Balik Gambar 4.12 Step 10 sampai 13 Gait Tripod Putar Balik Penjelasan step: 1) Step 1: Kaki-kaki kanan depan, kiri tengah, dan kanan belakang terangkat. Kaki kiri tengah bergerak ke arah

23 150 belakang, kaki kanan depan dan kanan belakang bergerak ke arah depan. 2) Step 2: kaki-kaki tersebut menjejak permukaan. 3) Step 3: Kaki-kaki kiri depan, kanan tengah, dan kiri belakang terangkat. Kaki-kaki di sisi kiri bergerak ke arah belakang, sedangkan kaki di sisi kanan bergerak ke arah depan. 4) Step 4: kaki-kaki tersebut menjejak tanah. 5) Step 5: coxa-coxa bergerak sehingga robot menghadap serong ke arah kiri. 6) Step 6: Kaki-kaki kiri depan, kanan tengah, dan kiri belakang terangkat. Kaki-kaki di sisi kiri bergerak ke arah belakang, sedangkan kaki di sisi kanan bergerak ke arah depan. 7) Step 7: kaki-kaki tersebut menjejak tanah. 8) Step 8: Kaki-kaki kanan depan, kiri tengah, dan kanan belakang terangkat. Kaki kiri tengah bergerak ke arah belakang, kaki kanan depan dan kanan belakang bergerak ke arah depan. 9) Step 9: kaki-kaki tersebut menjejak tanah. 10) Step 10: coxa-coxa bergerak sehingga robot menghadap serong ke arah kiri. 11) Step 11: Kaki-kaki kanan depan, kiri tengah, dan kanan belakang terangkat. Kaki kiri tengah bergerak ke arah

24 151 belakang, kaki kanan depan dan kanan belakang bergerak ke arah depan. 12) Step 12: Kaki-kaki kiri depan, kanan tengah, dan kiri belakang terangkat. Kaki-kaki di sisi kiri bergerak ke arah belakang, sedangkan kaki di sisi kanan bergerak ke arah depan. 13) Step 13: Kaki-kaki kanan depan, kiri tengah, dan kanan belakang terangkat. Kaki kiri tengah bergerak ke arah belakang, kaki kanan depan dan kanan belakang bergerak ke arah depan. Hasil Percobaan menyangkut gait Tripod Putar Balik: Tabel 4.10 Tabel waktu gait tripod putar balik Percobaan ke Waktu (s) Rata rata (aver.) Tabel percobaan di atas berisi hasil percobaan berupa waktu tempuh gait tripod putar balik untuk menyelesaikan satu gait. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus gait ini adalah sebesar detik.

25 Evaluasi Sistem Pada penelitian ini, evaluasi dilakukan pada gait yang telah dirancang agar dapat melewati rintangan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem telah memenuhi keinginan peneliti. Dilakukan beberapa pengujian, diantaranya perhitungan waktu menempuh gait (telah dijelaskan di atas) dan perhitungan waktu tempuh lintasan. Juga terdapat beberapa perbandingan dan kesimpulannya Gait Inisialisasi Berikut adalah tabel dan grafik waktu dari gait inisialisasi: Tabel 4.11 Tabel Waktu Gait Inisialisasi Gait Inisialisasi Waktu Percobaan ke (s) Rata rata

26 Percobaan Gait Inisialisasi Waktu Gambar 4.13 Grafik percobaan gait inisialisasi Pada grafik terlihat, masing-masing percobaan gait inisialisasi tidak berbeda jauh hasil pengukuran waktu tempuhnya. Hal ini disebabkan karena robot tidak bergeser dari posisi semulanya, dan tidak terdapat sudut deviasi atau penyimpangan Gait Berjalan Maju Evaluasi gait berjalan maju dilakukan dengan membandingkan antara 2 gait yang digunakan, yaitu gait wave dan tripod. Grafik ini dibuat dengan sumbu x adalah jumlah percobaan, sumbu y adalah kecepatan dalam satuan cm/s. Tujuan percobaan ini adalah untuk menemukan gait mana yang paling efektif untuk dipakai berjalan maju.

27 154 Tabel 4.12 Tabel Waktu Gait Tripod Berjalan Maju Tripod Gait 1 meter Speed 1000 Percobaan ke Waktu (s) Sudut Deviasi (Derajat) Kecepatan (cm/s) aver Tabel 4.13 Tabel Waktu Gait Wave Berjalan Maju Wave Gait speed 1000 jarak 1m Percobaan ke Waktu (s) Sudut Deviasi Kecepatan (cm/s) aver

28 Perbandingan gait jalan antara Wave dengan Tripod Kecepatan cm/s tripod gait wave gait Gambar 4.14 Grafik Perbandingan gait berjalan maju Dari percobaan ini, dapat dilihat bahwa gait tripod lebih efektif dalam masalah waktu tempuh. Tripod gait lebih efektif 61.74% dalam hal kecepatan, walaupun kecepatannya masih fluktuatif. Sudut deviasi tripod gait lebih kecil 36.08% dibandingkan wave gait. Maka untuk gait berjalan, robot menggunakan gait tripod Gait Putar Balik Seperti halnya evaluasi pada gait berjalan maju, gait putar balik juga menggunakan 2 gait dalam pengujiannya, yaitu gait wave dan tripod. Grafik ini dibuat dengan sumbu x adalah jumlah percobaan, sumbu y adalah kecepatan dalam satuan cm/s. Tujuan percobaan ini adalah untuk menemukan gait mana yang paling efektif untuk dipakai berputar balik 180 derajat.

29 156 Tabel 4.14 Tabel Waktu Gait Wave Berputar Arah Gait wave Putar balik 180 derajat Percobaan Waktu ke (s) Rata rata (aver.) Tabel 4.15 Tabel Waktu Gait Tripod Berputar Arah Gait Tripod Putar balik 180 derajat Percobaan Waktu ke (s) Rata rata (aver.)

30 Perbandingan Gait Putar Balik Waktu (s) wave putar balik tripod putar balik Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Gait Putar Balik Setelah melakukan evaluasi, dapat terlihat waktu tempuh gait putar balik yang paling rendah rata-ratanya adalah gait tripod. Untuk gait putar balik, gait tripod lebih cepat 40% dalam hal kecepatan dibandingkan gait wave. Karena itu, gait yang digunakan untuk berputar balik adalah gait tripod Menempuh Lintasan Dengan Obyek Pada evaluasi lintasan dengan obyek ini, dilakukan pengukuran dengan melakukan 5 kali percobaan melintasi sebuah obyek dengan tinggi tertentu (X cm) sebagai variabel yang diletakkan secara bebas. Percobaan ini dilakukan untuk melihat apakah robot dapat melewati rintangan atau belum. Berikut merupakan sekilas gambaran percobaan.

31 158 Gambar 4.16 Test Melewati Halangan Obyek Tabel 4.16 Tabel Hasil Percobaan Berdasarkan Tinggi Halangan Percobaan X=1cm X=2cm X=3cm X=4cm X=5cm 1 Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Putar Arah 2 Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Putar Arah 3 Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Putar Arah 4 Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Putar Arah 5 Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Dilangkahi Putar Arah Dalam percobaan ini, ditarik kesimpulan bahwa robot dengan menggunakan gait wave dapat melangkahi objek dengan tinggi <5cm dengan keberhasilan 70-90%. Jika bertemu objek setinggi >4cm, maka robot akan berputar balik dengan tingkat keberhasilan 70-85%. Berikutnya adalah tes robot melintasi jalan berobyek. Gambar 4.17 Gambaran lintasan robot

32 159 Tabel 4.17 Waktu Tempuh pada lintasan Percobaan Lintasan Halangan 1 m dengan wave gait Percobaan ke Waktu tempuh (s) n/a aver. 199 Tes Waktu Lintas Halangan 1 Meter Gait Wave waktu tempuh Gambar 4.18 Grafik Waktu tempuh pada lintasan Semua perhitungan waktu pada tabel di atas dilakukan dengan menghitung waktu dari saat robot mulai berjalan, menempuh lintasan berobyek,

33 160 dan menghadapi obyek terakhir. Jika robot berputar arah pada obyek terakhir setinggi 5cm, maka dinilai robot menyelesaikan lintasan. Jika robot tidak berputar arah pada obyek terakhir, maka dianggap percobaan gagal. Dengan melihat tabel dan grafik di atas, percobaan tidak berhasil 100%. Tanda bernilai n/a pada waktu tempuh merupakan percobaan yang gagal karena robot tidak dapat melangkahi obyek dengan tinggi mendekati 5 cm. Percobaan yang berhasil adalah karena robot berhasil menyelesaikan lintasan, sebesar sekitar 90% Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya Dari beberapa referensi yang ada, diambil beberapa data percobaan yang relevan dengan tema penelitian ini. Data percobaan yang diambil adalah data dari penelitian terbaru, yaitu dari penelitian skripsi Dede Hendra et al. untuk judul skripsi Quadpod Robot For Ladder Application pada tahun Untuk perbandingan gait berjalan wave sebagai berikut: Tabel 4.18 Tabel Perbandingan penelitian 2009 dengan 2011 untuk gait berjalan wave Gait jalan wave 2009 Gait jalan wave 2011 Percobaan ke Waktu (s) Percobaan ke Waktu (s)

34 Aver Aver Perbandingan Gait Wave Berjalan antara 2009 dengan 2011 Waktu (s) Gambar 4.19 Grafik perbandingan gait berjalan wave antara 2009 dengan 2011 Percobaan dilakukan dengan mengukur kecepatan robot dalam menempuh lintasan tanpa halangan sepanjang 100cm. Data percobaan penelitian 2009 diambil dari data hasil studi literatur. Kesimpulan: Pada penelitian sekarang, kecepatan meningkat, namun kecepatan masih fluktuatif. Gait Jalan Wave % lebih cepat dari penelitian sebelumnya (2009).

35 162 Untuk perbandingan gait putar balik adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Tabel Perbandingan penelitian 2009 dengan 2011 untuk gait berputar arah Gait putar arah 2009 Gait putar balik 2011 Percobaan ke Waktu (s) Percobaan ke Waktu (s) Aver Aver Waktu (s) Perbandingan Gait Putar Arah antara 2009 dengan Gambar 4.20 Grafik perbandingan gait putar arah antara 2009 dengan 2011

36 163 Data diambil dengan mengukur waktu yang dibutuhkan robot untuk berputar arah 180 derajat dengan menggunakan gait yang sama dari kedua robot, yaitu gait wave. Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa gait putar arah hexapod (2011) memakan waktu lebih sedikit daripada gait putar arah dari quadpod (2009). Gait putar arah yang digunakan kedua robot adalah gait wave. Gait putar arah % lebih cepat dari penelitian sebelumnya (2009). Pada penelitian sekarang (2011), kecepatan gait ini meningkat dengan sedikit fluktuasi. Dengan demikian, usaha pengembangan hexapod dari quadpod tahun 2009 dapat dikatakan memiliki hasil yang baik pada gait putar arah. Gait putar arah hexapod memiliki catatan waktu lebih cepat daripada quadpod.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat keras, perancangan struktur mekanik robot, dan perancangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN GAIT MOBILE ROBOT TIPE HEXAPOD UNTUK MELEWATI RINTANGAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN GAIT MOBILE ROBOT TIPE HEXAPOD UNTUK MELEWATI RINTANGAN SKRIPSI PENGEMBANGAN GAIT MOBILE ROBOT TIPE HEXAPOD UNTUK MELEWATI RINTANGAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk gelar kesarjanaan pada Jurusan Sistem Komputer Jenjang Pendidikan Strata-1 Oleh Muchamad

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Tahap Pengujian Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Menguji masing-masing gait, dengan mengukur parameter waktu dan posisi error. Trajectory planning jalan lurus: dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisis mengenai sistem yang akan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisis mengenai sistem yang akan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan pada robot. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisis mengenai sistem yang akan dirancang. Pembuatan robot

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

QUAD POD ROBOT FOR LADDER APPLICATION

QUAD POD ROBOT FOR LADDER APPLICATION QUAD POD ROBOT FOR LADDER APPLICATION Rudy Susanto 1 ; Robertus Chandra 2 ; Ferdi; Dede Handra 3 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jakarta Jalan KH Syahdan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan 96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. a Batasan masalah pembuatan tugas akhir ini adalah terbatas pada sistem kontrol bagaimana solar cell selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari, analisa dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI 2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT. 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor.

BAB III PEMBUATAN ALAT. 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor. BAB III PEMBUATAN ALAT 3.1 Spesifikasi Alat 1. Alat yang dibuat berupa pengedali motor DC berupa miniatur konveyor. 2. karena berupa miniatur maka motor DC yand dipakai hanya menggunakan motor DC dengan

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015

2 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015 10 2 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Oktober 2015 di Laboratorium Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 57 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1 Spesifikasi Hasil Penelitian a. Sumber daya robot vision disupply oleh baterai Lipo 12 v 3s. b. robot vision mampu mengolah dan mengidentifikasi objek berwarna

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat 1. Toolset 2. Solder 3. Amplas 4. Bor Listrik 5. Cutter 6. Multimeter 3.1.2 Bahan 1. Trafo tipe CT 220VAC Step down 2. Dioda bridge 3. Dioda bridge

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini potensiometer sebagai kontroler dari motor servo, dan

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU 4.1 Umum Setiap perancangan perangkat elektronika baik otomotis maupun manual dibutuhkan tahap-tahap khusus guna untuk menghasilkan perangkat yang baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan mekanik Dalam perancangan mekanik robot ini saya menggunakan software AutoCad 2009 untuk mendesign mekanik dan untuk bahan saya menggunakan Acrylic dengan ketebalan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

HOLONOMIC WALKING ROBOT

HOLONOMIC WALKING ROBOT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Robotika dan Otomasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2006/2007 HOLONOMIC WALKING ROBOT Zweisty Septiarini 0700692186 Isnan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Untuk memudahkan dalam pembuatan alat Mixer menggunakan tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai gambaran ketika melakukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GERAK ROBOT HEXAPOD

PERENCANAAN GERAK ROBOT HEXAPOD PERENCANAAN GERAK ROBOT HEXAPOD Adithya Pratama Program Studi Sistem Komputer, Universitas Bina Nusantara, adith5pratama@gmail.com Alfred Junus Verdio Manalu Program Studi Sistem Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma pengenalan ruang robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkah langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI Muhammad Firman S. NRP 2210 030 005 Muchamad Rizqy NRP 2210 030 047 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto Effendie AK, M.T NIP. 19570424

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini : SENSOR SUHU INSTRUMENTASI AMPLIFIER

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Pada bab ini akan membahas proses yang akan dilakukan terhadap alat yang akan dibuat, mulai dari perancangan pada rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan.

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application te AN59 Tracking Robot Oleh: Tim IE & Fredy (Universitas Katholik Widya Mandala) Tracking Robot adalah suatu robot yang diprogram untuk dapat berjalan mengikuti lintasan tertentu yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Blok Keseluruhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 : Berikut ini adalah diagram blok keseluruhan yang ditunjukan pada gambar Start Studi Literatur Perancangan Alat Simulasi Alat T Jalan? Tidak

Lebih terperinci

BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI

BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI BAB II ROBOT PENYAPU LANTAI Bab ini menjelaskan gambaran keseluruhan dari robot penyapu lantai yang akan dibuat seperti ditunjukkan Gambar 2.1. Secara fisik, robot penyapu lantai ini terdiri dari bagian

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkah langkah praktek, kemudian menyiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 2.4 Kg. Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 71.2 x 25.2 mm, 6.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 2.4 Kg. Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 71.2 x 25.2 mm, 6. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 41 Spesifikasi sistem Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 24 Kg Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 712 x 252 mm, 65 inchi Processor : Microcontroller with 128K Bytes, Clock

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

ROBOT PENGANTAR BARANG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16

ROBOT PENGANTAR BARANG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16 JETri, Volume 8, Nomor 1, Agustus 2008, Halaman 17-36, ISSN 1412-0372 ROBOT PENGANTAR BARANG OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA16 Kiki Prawiroredjo & Iriyanto* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang 31 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem yang di rancang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu bagian yang diletakkan terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Keterangan blok diagram : Sensor Ultrasonik berguna untuk mendeteksi penuh atau tidaknya karung dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH Bambang Dwi Prakoso Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Sholeh Hadi Pramono, Eka Maulana

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Microcontroller AVR ATMega16 digunakan sebagai pusat kontrol sistem Bahasa pemrograman C digunakan sebagai perangkat lunak pada microcontroller ATMega

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian alat serta analisisnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dibahas bagaimana proses perancangan mekanik, penyusunan elektrik, dan pemrograman. Kesatuan perangkat yang tersusun dari mekanik yang didalamnya

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisis dari alat yang telah dibuat. Pengujian meliputi pengujian gerak kursi roda elektrik, pengujian cepatan kursi roda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem :

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem : BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu untuk hardware dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 TROLI PENGIKUT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Albertus Vendy Adhitya, Lanny Agustine*, Antonius Wibowo Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ROBOT "AVOIDER" Robot Penghindar Halangan. St. Deddy Susilo

ROBOT AVOIDER Robot Penghindar Halangan. St. Deddy Susilo ROBOT "AVOIDER" Robot Penghindar Halangan St. Deddy Susilo Robot yang kami buat berbasis mikrokontroler keluarga MCS-51, dalam hal ini kami gunakan AT89S51 buatan ATMEL. Kelebihan tipe 89SXX daripada pendahulunya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 27 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Umum Didalam perancangan alat dirancang sebuah alat simulator penghitung orang masuk dan keluar gedung menggunakan Mikrokontroler Atmega 16. Inti dari cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Blok Diagram Hot Plate Program LCD TOMBOL SUHU MIKROKON TROLER DRIVER HEATER HEATER START/ RESET AVR ATMega 8535 Gambar 3.1. Blok Diagram Hot Plate Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API 168 Jupii: ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API Keen Jupii 1), Ferry A.V. Toar 2) E-mail: te_02002@yahoo.com, toar@mail.wima.ac.id. ABSTRAK Pembuatan robot cerdas ini di latar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di laboratorium Terpadu Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung pada bulan Desember 2013 sampai

Lebih terperinci