BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang telah dibahas pada Bab III serta mengetahui tingkat keberhasilan setiap spesifikasi yang telah diajukan Pengujian Sensor Accelerometer RAS-2 Hasil keluaran dari sensor accelerometer RAS-2 dikonversi menjadi nilai digital dengan resolusi 10 bit dan tegangan referensi 2,56V. Pengujian sensor accelerometer axis x dilakukan dengan asumsi lantai adalah garis horizontal. Posisi robot 0 derajat terhadap lantai adalah posisi robot saat robot jatuh terlungkup, posisi robot 90 derajat terhadap lantai adalah posisi robot saat tegak lurus dengan garis horizontal, dan posisi robot 180 derajat terhadap lantai adalah posisi robot saat robot jatuh terlentang. Pengujian sensor accelerometer axis y dilakukan dengan asumsi lantai adalah garis horizontal. Posisi robot 0 derajat terhadap lantai adalah posisi robot saat robot jatuh samping kiri, posisi robot 90 derajat terhadap lantai adalah posisi robot saat tegak lurus dengan garis horizontal, dan posisi robot 180 derajat terhadap lantai adalah posisi robot saat robot jatuh samping kanan. Tabel 4.1. Pengujian sensor accelerometer axis x. Posisi robot terhadap lantai(derajat) Nilai accelerometer axis x

2 Tabel 4.2. Pengujian sensor accelerometer axis y. Posisi robot terhadap lantai(derajat) Nilai accelerometer axis y Pada tabel pengujian didapat perubahan nilai accelerometer yang signifikan pada axis x dan y. Tetapi masih ada kemungkinan terdapat kondisi dimana nilai accelerometer tidak sesuai dengan range nilai yang diinginkan sehingga diperlukan metode filter nilai pada program sebagai proteksi Pengujian Sensor Gyroscope KRG-4 Hasil keluaran dari sensor gyroscope KRG-4 dikonversi menjadi nilai digital dengan resolusi 10 bit dan tegangan referensi 2,56V. Pengujian sensor ini dilakukan dengan cara memberikan gaya dorong ke depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri sehingga nilai sensor rata-rata saat menerima gaya dapat diketahui. Tabel 4.3. Pengujian sensor gyroscope axis x dan y. Posisi robot Nilai gyroscope axis x Nilai gyroscope axis y Tegak (normal) Ada gaya dorong ke depan Ada gaya dorong ke belakang Ada gaya dorong ke kiri Ada gaya dorong ke kanan Pengujian pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya perubahan nilai gyrocope ketika robot diberi gaya dorong. Nilai-nilai inilah yang akan digunakan pada program untuk mengetahui posisi robot ketika akan terjatuh. Ketika nilai gyroscope berada pada range nilai robot akan terjatuh ke depan atau ke belakang, maka jalannya program pada RCB-4 akan memberi perintah untuk mengubah offset servo pergelangan kaki robot sebesar -9 derajat ke belakang atau +9 derajat ke depan. Sehingga robot dapat mempertahankan posisi agar tetap stabil. 37

3 Ketika nilai gyroscope berada pada range nilai robot akan terjatuh ke samping kiri atau ke samping kanan, maka jalannya program pada RCB-4 akan memberi perintah untuk mengubah offset servo pergelangan kaki robot sebesar -9 derajat ke samping kanan atau +9 derajat ke samping kiri. Sehingga robot dapat mempertahankan posisi agar tetap stabil Pengujian Gerakan (Motion) Pengujian motion dilakukan dengan cara mencatat waktu dan jarak tempuh robot saat bergerak sehingga diperoleh kecepatan gerak robot. Pada robot telah diprogram 30 motion yang berbeda-beda tetapi pengujian hanya dilakukan pada beberapa motion yang sering digunakan pada saat perlombaan. Motion yang digunakan penulis untuk mengaplikasikan algortima yang baru sama dengan motion yang digunakan robot R2C humanoid soccer saat mengikuti perlombaan KRSBI 2013 sehingga kecepatan motion yang diaplikasikan pada algoritma baru yang dibuat penulis sama dengan kecepatan motion pada robot R2C humanoid soccer pada tahun Penulis hanya mempercepat motion maju cepat pada robot karena motion ini merupakan motion yang paling sering digunakan untuk mengejar bola. a. Motion maju Tabel 4.4. Pengujian motion maju cepat yang lama. Jarak (cm) Waktu Kecepatan (cm/detik) 60 7,88 7, ,65 7, , ,56 7, ,47 7, ,55 7, ,21 7, ,43 7, ,33 7, ,87 7, ,76 7, ,91 7, ,61 7, ,59 7, ,63 7,51 38

4 Tabel 4.5. Pengujian motion maju cepat yang baru. Jarak (cm) Waktu Kecepatan (cm/detik) 60 4,12 14, ,52 13, ,34 13, ,65 14, ,43 14, ,66 14, ,67 14, ,33 15, ,48 15, ,34 14, ,75 13, ,11 14, ,61 14, ,43 14, ,51 14,72 Tabel 4.6. Pengujian motion maju lambat. Jarak (cm) Waktu Kecepatan (cm/detik) 20 5,42 3, ,51 3, ,62 3, ,86 3, ,53 3, ,22 3, ,62 3, ,43 3, ,76 3, ,75 4, ,56 4, ,68 4, ,76 3, ,64 3, ,58 3,90 39

5 b. Motion geser Tabel 4.7. Pengujian motion geser kiri. Jarak (cm) Waktu Kecepatan (cm/detik) 20 5,52 3, ,31 3, ,44 3, ,36 3, ,21 3, ,89 4, ,23 3, ,91 3, ,30 3, ,68 3, ,00 4, ,53 3, ,45 3, ,34 3, ,46 3,78 Tabel 4.8. Pengujian motion geser kanan. Jarak (cm) Waktu Kecepatan (cm/detik) 20 5,66 3, ,29 3, ,17 3, ,43 3, ,37 3, ,77 3, ,71 3, ,49 3, ,69 3, ,56 3, ,46 3, ,55 3, ,01 3, ,23 3, ,41 3,65 40

6 c. Motion putar Tabel 4.9. Pengujian motion putar kiri. Sudut perputaran (derajat) Waktu yang diperlukan 90 3, , , ,88 Tabel Pengujian motion putar kanan. Sudut perputaran (derajat) Waktu yang diperlukan 90 3, , , ,99 d. Motion tendang Waktu yang dibutuhkan robot untuk menyelesaikan gerakan saat menendang bola dalam 5 kali percobaan dapat dilihat pada tabel Tabel Pengujian Motion Tendang Kanan dan Kiri. Motion tendang I II III IV V Rata-rata Kanan 2,34 2,26 2,44 2,51 2,42 2,39 Kiri 2,04 2,21 2,34 2,14 2,15 2,17 e. Motion bangun Waktu yang dibutuhkan robot untuk menyelesaikan gerakan bangun saat robot terjatuh dalam 5 kali percobaan dapat dilihat pada tabel Tabel Pengujian Motion Bangun Depan dan Belakang. Motion Bangun I II III IV V Rata-rata Depan 3,21 3,20 3,25 3,45 3,51 3,32 Belakang 3,77 3,55 3,67 3,98 3,53 3,70 41

7 Dari tabel hasil pengujian beberapa motion di atas, dapat dilihat bahwa robot sudah dapat bergerak dengan lebih cepat. Pada tabel 4.4, kecepatan rata-rata robot saat berjalan maju cepat dengan motion yang lama adalah 7,59 cm/detik sedangkan pada tabel 4.5, kecepatan rata-rata robot saat berjalan maju cepat dengan motion yang baru adalah 14,53 cm/detik. Dengan menggunakan motion maju cepat yang baru, robot dapat bergerak dengan lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan robot saat menggunakan motion maju cepat yang lama. Hanya saja penambahan kecepatan yang dilakukan oleh penulis belum dapat dimaksimalkan karena adanya faktor keterbatasan serial servo. Servo yang digunakan pada robot ini adalah serial servo tipe KRS-2552HV yang memiliki kecepatan gerak tanpa beban sebesar 0,14 s/60 derajat. Dengan adanya penambahan perangkat elektronik lain seperti smartphone, modul Bluetooth, dan sensor-sensor lainnya akan menambah berat dari robot. Semakin berat robot maka pergerakan servo juga akan semakin lambat karena servo bekerja dengan beban yang berat. Penulis pernah melakukan percobaan untuk memaksimalkan kecepatan robot, tetapi servo-servo menjadi panas dan beberapa servo mengalami kerusakan. Kerusakan servo yang sering kali terjadi disebabkan oleh motor dc yang menggerakan gear di dalam gear box motor servo terbakar. Motor dc yang digunakan oleh servo KRS-2552HV berukuran sangat kecil dengan torsi dan rpm yang relative kecil sehingga ketika servo dipaksa untuk bergerak dengan beban yang berat, sangat besar kemungkinan terjadi kerusakan pada motor dc tersebut. Kerusakan motor dc dalam servo KRS-2552HV juga dapat menyebabkan kerusakan MOSFET yang menjadi driver motor h bridge agar motor dc dapat bergerak CW dan CCW. Hal ini terjadi karena ketika motor dc terbakar, terjadi hubung singkat yang kemudian merusak MOSFET tersebut. Dengan pertimbangan dan percobaan yang telah dilakukan, penulis mengambil keputusan untuk membuat gerakan robot tidak terlalu cepat tetapi memaksimalkan algoritma pada pergerakan robot sehingga dengan gerakan yang belum mencapai kecepatan maksimal, robot tetap dapat bergerak dengan cepat Pengujian Algoritma saat Robot dalam Posisi Jatuh Penulis membuat sebuah algoritma baru dengan menggunakan sensor accelerometer untuk mengetahui posisi robot ketika sedang jatuh sehingga robot dapat berdiri sendiri ketika jatuh. Algoritma ini dibuat karena robot R2C humanoid soccer saat mengikuti KRSBI 2013 belum dapat berdiri sendiri ketika robot sedang jatuh. 42

8 Pengujian algoritma saat robot jatuh dilakukan dengan cara menjatuhkan robot ke depan, belakang, samping kanan, dan samping kiri sehingga dapat dilihat apakah robot berhasil melakukan gerakan bangun dari jatuh atau tidak ketika robot dalam posisi jatuh. Pada tabel pengujian 4.13 dapat dilihat pada kolom jatuh depan berarti robot dalam posisi jatuh ke depan, jatuh belakang berarti robot dalam posisi jatuh ke belakang, jatuh kanan berarti robot dalam posisi jatuh ke samping kanan, dan jatuh kiri berarti robot dalam posisi jatuh ke samping kiri. Tanda centang ( ) pada tabel berarti robot berhasil melakukan gerakan bangun dan kembali ke posisi semula robot sedangkan tanda silang (X) berarti robot gagal melakukan gerakan bangun dan robot tidak bisa berdiri. Tabel Pengujian Algoritma saat Robot dalam Posisi Jatuh No. Jatuh Depan Jatuh Belakang Jatuh Kanan Jatuh Kiri

9 Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 20 pengujian, persentase keberhasilan robot untuk bangun dari jatuh mencapai 100%. Hal ini menunjukan bahwa algoritma yang dibuat penulis saat robot dalam posisi jatuh dapat bekerja dengan baik. Pembacaan nilai accelerometer dan pembandingan nilai referensi yang dilakukan oleh mikrokontroler dapat bekerja dengan baik sehingga robot dapat mengetahui posisi saat robot jatuh dan mengeksekusi gerakan bangun ketika berada dalam posisi jatuh Pengujian Algoritma Pergerakan Robot Penulis membuat sebuah algoritma baru yang dapat membuat robot tetap stabil saat robot melakukan proses pergantian gerakan dari gerakan satu ke gerakan yang lain tanpa adanya delay pada program. Dengan tidak adanya delay dalam program, maka sangat besar kemungkinan robot tidak stabil dan terjatuh pada fase transisi pergantian gerakan. Algoritma yang dibuat oleh penulis dapat mengatasi kejadian tersebut dengan cara melakukan metode motion cut dengan pengecekan posisi kaki robot sehingga robot dapat mengetahui langkah kaki sebelumnya dan langkah kaki yang harus digerakan terlebih dahulu. Penulis juga memanfaatkan sensor gyroscope untuk mengatasi ketidakstabilan robot ketika dalam fase transisi pergantian gerakan tersebut. Pengujian algoritma dilakukan dengan cara melihat apakah robot terjatuh atau tidak ketika proses transisi pergantian gerakan dilakukan. Tabel 4.14 merupakan tabel pengujian dengan menggunakan algoritma yang lama (algoritma yang digunakan robot R2C pada KRSBI 2013) dan tabel 4.15 merupakan tabel pengujian dengan menggunakan algoritma baru yang dibuat oleh penulis. Pada tabel pengujian 4.14 dan 4.15 dapat dilihat bahwa pada kolom tabel Gerakan Awal merupakan gerakan robot yang dilakukan robot pertama kali. Kolom tabel Gerakan Interupsi merupakan gerakan selanjutnya ketika robot diberi perintah untuk melakukan pemotongan gerakan (motion cut). Hasil pengujian dapat dilihat dari kolom tabel I,II,III,IV,V. Tanda centang ( ) pada kolom tabel berarti robot dengan stabil berhasil melakukan pemotongan gerakan (motion cut) dengan sempurna. Tanda silang (X) berarti robot terjatuh atau gagal pada saat robot melakukan pemotongan gerakan. 44

10 Tabel Pengujian Algoritma Lama Gerakan Awal Gerakan Interupsi I II III IV V Maju cepat Maju lambat X X Maju cepat Maju kecil X Maju cepat Maju kurva kanan X X X X X Maju cepat Maju kurva kiri X X X X X Maju lambat Maju cepat X X X X Maju lambat Maju kecil X Maju lambat Maju kurva kanan X X X X X Maju lambat Maju kurva kiri X X X X X Maju kecil Maju cepat X X X X Maju kecil Maju lambat X X Maju kecil Maju kurva kanan X X X X X Maju kecil Maju kurva kiri X X X X X Maju kurva kanan Maju cepat X X X X X Maju kurva kanan Maju lambat X X X X X Maju kurva kanan Maju kecil X X X X X Maju kurva kanan Maju kurva kiri X X X X X Maju kurva kiri Maju cepat X X X X X Maju kurva kiri Maju lambat X X X X X Maju kurva kiri Maju kecil X X X X X Maju kurva kiri Maju kurva kanan X X X X X Maju cepat Geser kanan lebar X Maju cepat Geser kiri lebar X Maju cepat Geser kanan kecil X Maju cepat Geser kiri kecil X Maju cepat Putar kanan Maju cepat Putar kiri Maju cepat Menendang bola X X X X X Maju lambat Geser kanan lebar Maju lambat Geser kiri lebar Maju lambat Geser kanan kecil 45

11 Maju lambat Geser kiri kecil Maju lambat Putar kanan Maju lambat Putar kiri Maju lambat Menendang bola X X X X X Maju kecil Geser kanan lebar X Maju kecil Geser kiri lebar X Maju kecil Geser kanan kecil X X Maju kecil Geser kiri kecil X X Maju kecil Putar kanan Maju kecil Putar kiri Maju kecil Menendang bola X X X X X Geser kanan lebar Geser kiri lebar Geser kanan lebar Geser kanan kecil X Geser kanan lebar Geser kiri kecil X X Geser kanan lebar Putar kanan X Geser kanan lebar Putar kiri Geser kanan lebar Menendang bola X X X X X Geser kiri lebar Geser kanan lebar Geser kiri lebar Geser kanan kecil X Geser kiri lebar Geser kiri kecil X Geser kiri lebar Putar kanan X X Geser kiri lebar Putar kiri X Geser kiri lebar Menendang bola X X X X X Geser kanan kecil Geser kanan lebar Geser kanan kecil Geser kiri lebar X Geser kanan kecil Geser kiri kecil X Geser kanan kecil Putar kanan Geser kanan kecil Putar kiri Geser kanan kecil Menendang bola X X X X X Geser kiri kecil Geser kanan lebar X Geser kiri kecil Geser kiri lebar Geser kiri kecil Geser kanan kecil X 46

12 Geser kiri kecil Putar kanan Geser kiri kecil Putar kiri Geser kiri kecil Menendang bola X X X X X Putar kanan Geser kanan lebar Putar kanan Geser kiri lebar X Putar kanan Geser kanan kecil Putar kanan Geser kiri kecil X X Putar kanan Putar kiri X Putar kanan Menendang bola X X X X X Putar kiri Geser kanan lebar Putar kiri Geser kiri lebar X Putar kiri Geser kanan kecil Putar kiri Geser kiri kecil X Putar kiri Putar kanan Putar kiri Menendang bola X X X X X Pada tabel pengujian 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa persentase keberhasilan proses motion cut pada algoritma yang lama saat robot melakukan pergantian gerakan tanpa adanya delay dari program hanya 41%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan gerakan-gerakan yang biasa digunakan ketika robot diprogram untuk bermain bola saat robot melakukan misi pada KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia). Kegagalan dalam melakukan motion cut pada algoritma yang lama sangat banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena pada algoritma yang lama robot tidak dapat mengetahui posisi kaki robot dan robot tidak mengetahui langkah kaki awal yang harus dilakukan terlebih dahulu setelah proses motion cut dilakukan. Ketika robot tidak mengetahui posisi kakinya kemudian robot dipaksa untuk memotong gerakan sebelumnya dan diperintah untuk melakukan gerakan lainnya, maka kestabilan robot akan terganggu karena pergantian gerakan robot yang masih kacau. Pada algoritma lama, robot dapat melakukan proses motion cut jika diberikan delay waktu pada program sebagai jeda antara pergantian gerakan sebelum dan gerakan 47

13 sesudahnya, hanya saja delay waktu akan memakan waktu yang lama sehingga pergerakan robot menjadi lambat. Dengan algoritma baru yang dibuat oleh penulis, robot dapat melakukan proses motion cut tanpa adanya delay waktu dalam program karena algoritma yang baru dapat mengetahui posisi kaki robot dan robot dapat mengambil keputusan untuk bergerak dengan awalan kaki kanan atau kiri terlebih dahulu untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan robot ketika melakukan pergerakan. Tabel Pengujian Algoritma Baru Gerakan Awal Gerakan Interupsi I II III IV V Maju cepat Maju lambat Maju cepat Maju kecil Maju cepat Maju kurva kanan Maju cepat Maju kurva kiri Maju lambat Maju cepat Maju lambat Maju kecil Maju lambat Maju kurva kanan X Maju lambat Maju kurva kiri X Maju kecil Maju cepat Maju kecil Maju lambat Maju kecil Maju kurva kanan X X Maju kecil Maju kurva kiri X X X Maju kurva kanan Maju cepat Maju kurva kanan Maju lambat X Maju kurva kanan Maju kecil X X Maju kurva kanan Maju kurva kiri Maju kurva kiri Maju cepat Maju kurva kiri Maju lambat X Maju kurva kiri Maju kecil X X Maju kurva kiri Maju kurva kanan Maju cepat Geser kanan lebar Maju cepat Geser kiri lebar Maju cepat Geser kanan kecil 48

14 Maju cepat Geser kiri kecil Maju cepat Putar kanan Maju cepat Putar kiri Maju cepat Menendang bola Maju lambat Geser kanan lebar Maju lambat Geser kiri lebar Maju lambat Geser kanan kecil Maju lambat Geser kiri kecil Maju lambat Putar kanan Maju lambat Putar kiri Maju lambat Menendang bola Maju kecil Geser kanan lebar Maju kecil Geser kiri lebar Maju kecil Geser kanan kecil X X X Maju kecil Geser kiri kecil X X Maju kecil Putar kanan Maju kecil Putar kiri Maju kecil Menendang bola Geser kanan lebar Geser kiri lebar Geser kanan lebar Geser kanan kecil Geser kanan lebar Geser kiri kecil Geser kanan lebar Putar kanan Geser kanan lebar Putar kiri Geser kanan lebar Menendang bola Geser kiri lebar Geser kanan lebar Geser kiri lebar Geser kanan kecil Geser kiri lebar Geser kiri kecil Geser kiri lebar Putar kanan Geser kiri lebar Putar kiri Geser kiri lebar Menendang bola Geser kanan kecil Geser kanan lebar Geser kanan kecil Geser kiri lebar 49

15 Geser kanan kecil Geser kiri kecil Geser kanan kecil Putar kanan Geser kanan kecil Putar kiri Geser kanan kecil Menendang bola Geser kiri kecil Geser kanan lebar Geser kiri kecil Geser kiri lebar Geser kiri kecil Geser kanan kecil Geser kiri kecil Putar kanan Geser kiri kecil Putar kiri Geser kiri kecil Menendang bola Putar kanan Geser kanan lebar Putar kanan Geser kiri lebar Putar kanan Geser kanan kecil Putar kanan Geser kiri kecil Putar kanan Putar kiri Putar kanan Menendang bola Putar kiri Geser kanan lebar Putar kiri Geser kiri lebar Putar kiri Geser kanan kecil Putar kiri Geser kiri kecil Putar kiri Putar kanan Putar kiri Menendang bola Pada tabel pengujian 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa keberhasilan proses motion cut pada algoritma yang baru saat robot melakukan pergantian gerakan tanpa adanya delay dari program sudah mencapai 95,3%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan gerakan-gerakan yang biasa digunakan ketika robot diprogram untuk bermain bola saat robot melakukan misi pada KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia). Robot banyak mengalami kegagalan saat melakukan proses motion cut ketika robot bergerak maju kemudian bergerak maju kurva baik kanan maupun kiri terutama ketika robot melakukan gerakan maju kecil kemudian maju kurva. Hal ini terjadi karena 50

16 ketika robot melakukan gerakan maju kecil, langkah yang dilakukan robot sangat pelan dengan langkah yang kecil, sehingga ketika robot dipaksa untuk mengganti gerakan menjadi maju kurva, sangat sulit untuk membuat robot tetap stabil dikarenakan perubahan kecepatan robot yang sangat cepat. Gerakan maju kurva sendiri yang dibuat penulis belum sempurna sebab penulis mengalami kesulitan mengatur kestabilan dari gerakan tersebut. Ketika robot bergerak maju kurva kanan, robot pasti akan lebih condong ke kanan dan membuat titik berat berada lebih ke bagian kanan sehingga sangat besar kemungkinan robot untuk jatuh ketika melakukan proses motion cut, sama halnya ketika robot melakukan gerakan maju kurva kiri. Kegagalan motion cut yang dilakukan robot juga banyak terjadi ketika robot melakukan proses motion cut di antara gerakan maju kecil ke geser kecil baik kanan maupun kiri. Kegagalan terjadi dikarenakan adanya ketidaksinkronan antara pengiriman data dari smartphone dan waktu penerimaan data balikan dari RCB-4 yang dilakukan oleh mikrokontroler. Untuk melakukan gerakan maju kecil dan geser kecil hanya dibutuhkan waktu yang cepat karena langkah robot yang sangat kecil sedangkan pengiriman data atau perintah dari smartphone membutuhkan waktu yang sangat cepat. Ketika smartphone memberi perintah kepada mikrokontroler untuk melakukan proses motion cut, mikrokontroler belum siap karena mikrokontroler belum menerima data balikan dari RCB-4 tentang posisi kaki robot sehingga membuat robot sering kali salah melangkah dan terjatuh. Hal inilah yang membuat penulis merasa kesulitan karena untuk mendapatkan performa robot yang cepat, dibutuhkan proses yang cepat pula, oleh karena itu penulis membuat algoritma yang di dalamnya tidak terdapat delay sehingga proses komunikasi data sangat cepat. Tetapi di sisi lain, untuk mendapatkan robot yang stabil diperlukan proses yang lebih teliti sehingga tidak ada komunikasi data yang terlewatkan sehingga kemungkinan robot terjatuh sangat kecil tetapi memiliki kecepatan gerak yang relatif lambat. 51

Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV

Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV Pengembangan lgoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Yonas ditya Darmawan 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian alat serta analisisnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Smartphone Android Sony Xperia Mini st15i

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Smartphone Android Sony Xperia Mini st15i BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. 2.1.Kemampuan Mendasar Robot Penyerang Humanoid Soccer Selain kemampuan dasar

Lebih terperinci

Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot

Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR - 3HV Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Yonas Aditya Darmawan 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Instruksi dan Kontrol Robot Gambar 3.1. Blok diagram

Lebih terperinci

Optimalisasi dan Perancangan Algoritma Pergerakan dan Komunikasi pada Robot Penyerang Humanoid Soccer

Optimalisasi dan Perancangan Algoritma Pergerakan dan Komunikasi pada Robot Penyerang Humanoid Soccer Optimalisasi dan Perancangan Algoritma Pergerakan dan Komunikasi pada Robot Penyerang Humanoid Soccer Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Bob William Chandra 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Sistem instruksi dan kontrol robot.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Sistem instruksi dan kontrol robot. BAB III PERANCANGAN Membahas perancangan sistem yang terdiri dari gambaran umum sistem dan bagaimana mengolah informasi yang didapat dari penglihatan dan arah hadap robot di dalam algoritma penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras, serta perangkat lunak robot. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang direalisasikan dalam skripsi ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP)

PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) THE DESIGN OF ALGORITHM AND MOTION SYSTEM FOR ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) Kurnia Sanjaya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem.

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem. 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Perancangan Sistem Kontrol dan Algoritma Untuk Optimalisasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang robot menggunakan algoritma kinematika balik. 2.1. Metode Trial and Error Metode trial and

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Pada bagian ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer

BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari sistem instruksi, perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1 Sistem Instruksi Robot Sistem instruksi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dimensi robot, algoritma dari robot yang telah dibuat dan analisis mengenai kinerja dari algoritma tersebut. 4.1. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan perangkat keras serta perangkat lunak algoritma pergerakan dan komunikasi robot.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan perangkat keras serta perangkat lunak algoritma pergerakan dan komunikasi robot. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan perancangan perangkat keras serta perangkat lunak algoritma pergerakan dan komunikasi robot. 3.1.Gambaran Sistem Sistem instruksi pergerakan pada robot

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI

PERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. AnalisaMasalah Dalam perancangan robot penyeimbang menggunakan sensor jarakberbasis android, terdapatbeberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan mekanik robot, perangkat lunak dari algoritma robot, serta metode pengujian robot. 3.1. Perancangan Mekanik Robot Bagian ini

Lebih terperinci

3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman

3. Perancangan Alat Perancangan alat yaitu mendesain konsep yang sudah dibuat, meliputi perancangan mekanis robot, elektronis robot dan pemrograman BAB I Bab I merupakan pendahuluan usulan proyek akhir. Pendahuluan memaparkan latar belakang dan permasalahan dari proyek akhir serta tujuan dan manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan proyek akhir. A.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1]

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ROBOT HUMANOID SOCCER DENGAN PEMROGRAMAN MOTION. Abstrak

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ROBOT HUMANOID SOCCER DENGAN PEMROGRAMAN MOTION. Abstrak 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ROBOT HUMANOID SOCCER DENGAN PEMROGRAMAN MOTION Roni Setiawan (08518241014) Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Humanoid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

Kata kunci: Algoritma identifikasi ruang, robot berkaki enam, sensor jarak, sensor fotodioda, kompas elektronik

Kata kunci: Algoritma identifikasi ruang, robot berkaki enam, sensor jarak, sensor fotodioda, kompas elektronik Pengembangan Robot Berkaki Enam yang dapat Mengidentifikasi Ruang pada Map Kontes Robot Pemadam Api Indonesia menggunakan Algoritma Pengenalan Karakter Ruang Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Jati Wasesa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Pengaturan keseimbangan robot merupakan suatu cara agar robot dapat setimbang. Dengan menggunakan 2 roda maka akan lebih efisien dalam hal material dan juga karena tidak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI

BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI BAB IV PENGUJIAN ROBOT AMPHIBI 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK...

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, begitu juga teknologi robot. Robotika merupakan bidang teknologi yang mengalami banyak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang

Lebih terperinci

GERAKAN BERJALAN OMNIDIRECTIONAL UNTUK ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA

GERAKAN BERJALAN OMNIDIRECTIONAL UNTUK ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA GERAKAN BERJALAN OMNIDIRECTIONAL UNTUK ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA Disusun oleh : Nama : Christian Hadinata NRP : 0822017 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH No. 65,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Sistem pada penelitian ini akan menyeimbangkan posisi penampang robot dengan mengenal perubahan posisi dan kemudian mengatur kecepatan. Setiap

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem dan penjelasan mengenai perangkat-perangkat yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Aplikasi Graf untuk Penentuan Aksi Robot Sepak Bola (Robosoccer)

Aplikasi Graf untuk Penentuan Aksi Robot Sepak Bola (Robosoccer) Aplikasi Graf untuk Penentuan Aksi Robot Sepak Bola (Robosoccer) Khoirunnisa Afifah (13512077) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

JOBSHEET 5. Motor Servo dan Mikrokontroller

JOBSHEET 5. Motor Servo dan Mikrokontroller JOBSHEET 5 Motor Servo dan Mikrokontroller A. Tujuan Mahasiswa mampu merangkai motor servo dengan mikrokontroller Mahasiswa mampu menggerakkan motor servo dengan mikrokontroller B. Dasar Teori MOTOR SERVO

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU

BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU BAB IV PENGUJIAN RPBOT PENGHISAP DEBU 4.1 Umum Setiap perancangan perangkat elektronika baik otomotis maupun manual dibutuhkan tahap-tahap khusus guna untuk menghasilkan perangkat yang baik dan sesuai

Lebih terperinci

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API 168 Jupii: ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API Keen Jupii 1), Ferry A.V. Toar 2) E-mail: te_02002@yahoo.com, toar@mail.wima.ac.id. ABSTRAK Pembuatan robot cerdas ini di latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE Pada bab ini akan dibahas mengenai pengimplementasian dan analisa hasil dari perancangan sistem yang telah dibahas pada Bab III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pengambilan gambar di udara, banyak media yang bisa digunakan dan dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini terutama dalam ilmu pengetahuan, membuat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengukuran Jarak Dengan Sensor Ultrasonik Pengujian dilakukan pada sensor ultrasonik PING))), untuk menentukan jarak sensor terhadap dinding. Data yang diambil merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ROBOT HUMANOID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32

PERANCANGAN ROBOT HUMANOID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PERANCANGAN ROBOT HUMANOID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Sopian Soim 1*, Bahri Joni 2, Junaidi 3, Amperawan 4 1234 JurusanTeknikElektroPoliteknik Negeri Sriwijaya Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 40 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Analisis sistem bertujuan untuk memecah sistem ke dalam komponen-komponen subsistem yang lebih kecil untuk mengetahui hubungan setiap komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Keberadaan sepakbola sebagai hiburan juga telah menjamah ke dunia robotika. Saat ini para peneliti

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini potensiometer sebagai kontroler dari motor servo, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1.Analisa Masalah Dalam perancangan dan implementasi robot keseimbangan dengan menggunakan metode PID, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID

PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID Mikrotiga, Vol 1, No. 2 Mei 2014 ISSN : 2355-0457 19 PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID Muhammad Ariansyah Putra 1*,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN. memungkinkan terjadinya kegagalan atau kurang memuaskan kerja alat yang telah dibuat. BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Peranvangan merupakan suatu langkah kerja yang penting dalam penyusunan dan pembuatan alat dalam proyek akhir ini, sebab tanpa adanya perancangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, spesifikasi alat yang digunakan dan sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan.

Lebih terperinci

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM Untuk mengetahui kehandalan dan keberhasilan dari sistem yang kita buat, maka diperlukan pengujian terhadap terhadap komponen komponen pembangun sistem terutama sensor

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) oleh Kurnia Sanjaya NIM:

PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) oleh Kurnia Sanjaya NIM: PERANCANGAN ALGORITMA DAN SISTEM GERAKAN PADA ROBOSOCCER R2C R9 (ROBOTIS GP) oleh Kurnia Sanjaya NIM: 612011052 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID 1 RANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID Pardomuan Lumbantoruan 1), Elang Derdian M 2), Aryanto Hartoyo 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura e-mail : Pardomuanlumbantoruan@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah untuk memproses pergerakan motor servo yang diperoleh kemudian diproses oleh Arduino kepada motor servo. Tujuan dari pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ( Hardware Mikrokontroler BS2p40

BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ( Hardware Mikrokontroler BS2p40 BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) 3.1.1 Mikrokontroler BS2p40 Kemudahan dalam pengembangan program karena menggunakan bahasa tingkat tinggi menjadi faktor utama dalam pemilihan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN HUMANOID ROBOTIC HAND BERBASIS ARDUINO

RANCANG BANGUN HUMANOID ROBOTIC HAND BERBASIS ARDUINO RANCANG BANGUN HUMANOID ROBOTIC HAND BERBASIS ARDUINO Andi Adriansyah [1], Muhammad Hafizd Ibnu Hajar [2] [1],[2] Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Jakarta Barat Email: andi@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. Bagian Perangkat Keras Robot Humanoid Kondo KHR-3HV

BAB III PERANCANGAN 3.1. Bagian Perangkat Keras Robot Humanoid Kondo KHR-3HV BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas perancangan tugas akhir yang meliputi mekanik robot yang dibuat, sistem kontrol robot, dan algoritma perangkat lunak pada robot. 3.1. Bagian Perangkat Keras

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi pada sistem ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu spesifikasi perangkat keras untuk mengoperasikan rangkaian DC servo pada mesin CNC

Lebih terperinci

KUIS Matakuliah Mikrokontroler Dosen Pengampu: I Nyoman Kusuma Wardana, M.Sc.

KUIS Matakuliah Mikrokontroler Dosen Pengampu: I Nyoman Kusuma Wardana, M.Sc. Studi Kasus Suatu sistem mekanikal-elektrikal yang merupakan bagian dari suatu sistem robotika yang terkendali mikrokontoler digambarkan sebagai berikut: Sistem robotika tersebut terdiri dari gabungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan ditampilkan dan dijelaskan mengenai pengujian sistem dan dokumuentasi data-data percobaan yang telah direalisasikan sesuai dengan spesifikasi yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari pembuatan robot-robot cerdas dan otomatis

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari pembuatan robot-robot cerdas dan otomatis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan manfaat besar dalam segala aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari pembuatan robot-robot cerdas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan gambar atau rekaman video yang rapi dan stabil. Namun untuk menghasilkan rekaman video yang stabil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang robotika. Saat ini robot telah banyak berperan dalam kehidupan manusia. Robot adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat keras, perancangan struktur mekanik robot, dan perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL... vi DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LISTING PROGRAM... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA 4.1 Pengujian Hasil Gambar 4.1. Robot mulai bergerak maju memasuki labirin Pada saat program dijalankan, sensor bluetooth yang ada di remote mengirimkan pesan untuk robot

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan wireless

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dari hasil penelitian, prosedur penggunaan alat, dan evaluasi sistem dari data yang di dapat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSIAN OBJEK MENGGUNAKAN METODE YCBCR PADA ROBOWAITER DRU99RWE4-V13

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSIAN OBJEK MENGGUNAKAN METODE YCBCR PADA ROBOWAITER DRU99RWE4-V13 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSIAN OBJEK MENGGUNAKAN METODE YCBCR PADA ROBOWAITER DRU99RWE4-V13 Ferry Ebitnaser 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2, John Adler 3 1,2,3 Jurusan Teknik Komputer Unikom,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Robotika di era seperti ini sudah berkembang dengan cepat dan pesat dari tahun ke tahun. Keberadaanya yang serba canggih sudah banyak membantu manusia di dunia. Robot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendeteksi pada robot menghindar halangan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendeteksi pada robot menghindar halangan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendeteksi pada robot menghindar halangan banyak menggunakan sensor sebagai acuan dalam menghindari halangan. Pengaplikasian obstacle avoidance robot

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Membahas hasil pengujian algoritma yang dirancang dan analisa. 4.1. Pengujian Penentuan Lokasi 4.1.1. Pengujian Posisi Robot di Lapangan Mengacu pada Tiang Gawang Musuh

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

Aplikasi Penggerak Lengan Robot dalam memindahkan barang pada sistem roda berjalan.

Aplikasi Penggerak Lengan Robot dalam memindahkan barang pada sistem roda berjalan. Aplikasi Penggerak Lengan Robot dalam memindahkan barang pada sistem roda berjalan. Pada aplikasi industri, gerakan memindahkan obyek dari suatu sistem roda berjalan (conveyor) ke tempat lain secara repetitif

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Tahap Pengujian Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Menguji masing-masing gait, dengan mengukur parameter waktu dan posisi error. Trajectory planning jalan lurus: dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Gambaran sistem dapat dilihat pada blok diagram sistem di bawah ini : Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Berdasarkan blok

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA PENGENDALI LANGKAH ROBOT HUMANOID R2C-R9 KONDO KHR-3HV BERBASIS KINEMATIKA BALIK. Oleh Bangkit Meirediansyah NIM:

PENERAPAN ALGORITMA PENGENDALI LANGKAH ROBOT HUMANOID R2C-R9 KONDO KHR-3HV BERBASIS KINEMATIKA BALIK. Oleh Bangkit Meirediansyah NIM: PENERAPAN ALGORITMA PENGENDALI LANGKAH ROBOT HUMANOID R2C-R9 KONDO KHR-3HV BERBASIS KINEMATIKA BALIK Oleh Bangkit Meirediansyah NIM: 612012025 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci