PROTOKOL SERTIFIKASI. Versi 4.1 Januari 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROTOKOL SERTIFIKASI. Versi 4.1 Januari 2016"

Transkripsi

1 PROTOKOL SERTIFIKASI Versi 4.1 Januari

2 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: Silakan kirimkan komentar atau saran Anda ke: Atau lewat pos ke: UTZ Standard and Certification Department De Ruyterkade 6 bg 1013 AA Amsterdam The Netherlands UTZ 2015 Tidak ada bagian dari publikasi ini yang boleh direproduksi, disimpan dalam sistem yang dapat diakses kembali, atau dikirimkan dalam bentuk atau cara apapun, baik elektronik, mekanis, fotokopi, rekaman, atau apa saja tanpa menyebutkan sumbernya dengan lengkap. 2

3 Isi 1. PENDAHULUAN Apa yang dimaksud dengan Protokol Sertifikasi? Mengapa diperlukan versi yang diperbarui? Kapan harus mematuhi Protokol Sertifikasi versi Cakupan dokumen ini Dokumen-dokumen dan terjemahan-terjemahan lain yang relevan Menghubungi UTZ Singkatan Definisi Kepatuhan terhadap undang-undang nasional PROSES SERTIFIKASI Pengantar Siapa yang harus disertifikasi dan/atau dilisensi? Proses sertifikasi umum Proses Sertifikasi untuk Pedoman Perilaku Proses Sertifikasi untuk Rantai pengawasan (ChoC) Hak cipta dipegang oleh UTZ LEMBAGA-LEMBAGA SERTIFIKASI Persyaratan-persyaratan persetujuan LS Prosedur persetujuan LS Kewajiban-Kewajiban LS JAMINAN PROGRAM UTZ Prosedur ketidakpuasan Sistem Pemantauan LS Kebijakan Sanksi Program Pelatihan LS

4 1. PENDAHULUAN 1.1. Apa yang dimaksud dengan Protokol Sertifikasi? UTZ adalah sebuah program dan label bagi pertanian berkelanjutan di seluruh dunia. Protokol Sertifikasi UTZ menjelaskan proses untuk menjadi anggota bersertifikat UTZ atau Lembaga Sertifikasi (LS) UTZ yang sah. Protokol ini menjelaskan anggota mana yang perlu mendapatkan audit eksternal, dan bagaimana serta kapan audit harus dilakukan. Protokol Sertifikasi juga menjelaskan pengaturan yang menetapkan hubungan antara LS dan UTZ. Protokol Sertifikasi UTZ memiliki empat bagian: 1. PENDAHULUAN: berisi hal-hal umum mengenai dokumen ini, misalnya mengapa versi diperbarui, cakupan, singkatan-singkatan, dan definisi-definisi. 2. PROSES SERTIFIKASI: menjelaskan prosedur dan ketentuan memperoleh sertifikasi sesuai standarstandar UTZ. 3. LEMBAGA SERTIFIKASI: menjelaskan prosedur persetujuan dan persyaratan-persyaratan bagi LS, serta tanggung jawab staf LS (Manajer Perencana, Pemberi Sertifikat, dan para auditor) dan UTZ. 4. JAMINAN: menjelaskan sistem jaminan program UTZ, termasuk Prosedur Ketidakpuasan UTZ, Sistem Pemantauan LS, Kebijakan Sanksi dan Program Pelatihan untuk LS Mengapa diperlukan versi yang diperbarui? Standar-standar dan kebijakan-kebijakan UTZ direvisi, disempurnakan, dan diperbarui secara berkala berdasarkan perubahan dalam program UTZ, pengalaman yang lalu dengan standar/kebijakan tersebut, dan umpan balik yang diterima dari para pemangku kepentingan. Protokol Sertifikasi UTZ sebelumnya (versi 4.0 Juli 2015) telah direvisi untuk: - Memperbaiki kesalahan (minor) dalam Protokol Sertifikasi UTZ versi 4.0 Juli 2015; - Memperkenalkan perubahan besar yang terkait dengan frekuensi dan intensitas audit-audit Sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC) Kapan harus mematuhi Protokol Sertifikasi versi 4.1 Protocol Sertifikasi UTZ versi 4.1 Januari 2016 ini menggantikan Protokol Sertifikasi UTZ Certification versi 4.0 Juli Versi 4.1 merupakan versi 4.0 Juli 2015 yang telah diperbaiki. Mulai 1 Januari 2016 dan seterusnya Protokol Sertifikasi UTZ versi 4.1 Januari 2016 menjadi wajib dan versi 3.0 September 2012, serta versi 4.0 Juli 2015 tidak berlaku lagi. LS dan para stafnya yang telah disetujui menurut Protokol UTZ versi terdahulu tetap disetujui menurut Protokol UTZ versi 4.1 dan tidak perlu lagi mengajukan permohonan untuk kantor, cakupan, Manajer Perencana, dan Pemberi Sertifikat mereka yang telah disetujui sebelumnya. Para auditor yang telah disetujui LS juga berstatus tetap disetujui (secara internal). Namun, mulai dari tanggal 1 Januari 2016 dan seterusnya, semua kantor, Pemberi Sertifikat, Manajer Perencana, and Auditor yang telah disetujui harus memenuhi persyaratan pelatihan seperti yang dijelaskan dalam bab 3.1 dan

5 1.4. Cakupan dokumen ini Dokumen ini berlaku bagi pihak-pihak berikut: - Anggota-anggota UTZ - Para calon LS dan LS yang telah disetujui - UTZ 1.5. Dokumen-dokumen dan terjemahan-terjemahan lain yang relevan Protokol Sertifikasi tersedia dalam beberapa bahasa. Jika ada keraguan tentang keakuratan informasi dalam dokumen versi terjemahan ini, silakan merujuk pada versi Bahasa Inggris yang merupakan versi resmi dan mengikat. Berbagai terjemahan dan dokumen lainnya yang relevan tersedia di situs web UTZ. Dokumen-dokumen tersebut meliputi: - Pedoman Perilaku (Pedoman): standar untuk para produsen/kelompok produsen yang meliputi metode pertanian dan kondisi kerja yang lebih baik serta perawatan yang lebih baik atas alam dan masa depan. Jika seorang produsen/kelompok produsen melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Pedoman dan mendapatkan audit yang dilakukan oleh LS yang disetujui, yang berujung pemberian sertifikat, mereka diizinkan menjual produk-produk mereka sebagai produk bersertifikat UTZ. - Standar Rantai Pengawasan (ChoC Chain of Custody): standar untuk Pelaku Rantai Pasokan (SCA- Supply Chain Actors) yang dirancang untuk memberikan keyakinan penuh bahwa produk bersertifikat UTZ secara fisik atau administratif (jika terjadi saldo massa) terkait dengan produsen/kelompok produsen bersertifikat UTZ, serta memastikan keterlacakan produk bersertifikat UTZ. Sertifikasi terhadap Standar Rantai pengawasan (ChoC) memastikan bahwa produk-produk yang dijual oleh Pelaku Rantai Pasokan bersertifikat (SCA) sudah bersertifikat UTZ, dan telah diperdagangkan dan ditangani sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh UTZ. - Daftar LS yang disetujui: Daftar LS yang disetujui oleh UTZ untuk melakukan audit-audit sertifikasi UTZ. Indikasi wilayah/negara di mana setiap LS dapat melakukan pemeriksaan juga tersedia di situs web UTZ. - Daftar Periksa Pedoman Perilaku dan Rantai pengawasan (ChoC): daftar ringkas semua poin kontrol (control point/cp) dan pertanyaan yang dipakai dalam proses pemantauan dan evaluasi, dengan kolom tambahan untuk menambahkan berbagai komentar. Dokumen-dokumen ini wajib digunakan oleh para anggota (dan subkontraktor mereka) untuk melaksanakan pengkajian mandiri dan dapat digunakan auditor dari LS untuk melakukan audit eksternal (lihat bab 2.3). - Kebijakan Pelabelan dan Merk Dagang: dokumen yang menjelaskan persyaratan untuk: o Pelabelan pada kemasan baik eceran maupun produk-produk jasa makanan, misalnya label UTZ pada kemasan kopi untuk pasar eceran dan pada kemasan biji kopi untuk pasar luar ruang. o Penggunaan merek dagang UTZ selain pada kemasan, misalnya penggunaan merk dagang UTZ pada situs web, iklan atau laporan perusahaan. Pelabelan meliputi segala hal yang mengacu kepada bahan-bahan bersertifikat UTZ, baik dengan maupun tanpa logo. Kata-kata yang tepat (pernyataan dalam bentuk teks) serta rincian tentang penggunaan logo yang benar (warna, posisi, ukuran) merupakan bagian dari kebijakan pelabelan. - Dokumen Panduan Program untuk Teh Herbal EUBT/UTZ: dokumen yang menjelaskan struktur dan proses sertifikasi menurut program teh herbal gabungan Union for Ethical BioTrade dan UTZ. 5

6 1.6. Menghubungi UTZ Dukungan bagi LS LS dapat menghubungi departemen UTZ Standards & Certification dengan menggunakan alamat di bawah, misalnya untuk menanyakan standar UTZ, apabila terdapat masalah dalam mematuhi Protokol Sertifikasi, berkomunikasi tentang anggota (penundaan dan pembatalan sertifikat dan lisensi) dan persetujuan dan pelatihan LS. - coffeecertification@utz.org untuk sertifikasi Kopi - cocoacertification@utz.org untuk sertifikasi Kakao - teacertification@utz.org untuk sertifikasi Teh (termasuk Teh Rooibos dan Herbal) - hazelnutcertification@utz.org untuk sertifikasi Hazelnut - cbmanagement@utz.org untuk mengurus akun-akun dan persetujuan LS - cbmonitoring@utz.org untuk pemantauan LS - cbtraining@utz.org untuk pelatihan LS Dukungan bagi Anggota Anggota dapat menghubungi Tim Dukungan Anggota UTZ dengan alamat di bawah, misalnya untuk menanyakan standar UTZ, apabila terdapat masalah dalam mematuhi Protokol Sertifikasi, dan pemberlakuan pembebasan audit: - membersupport@utz.org untuk Kopi - membersupport@utz.org untuk Kakao - membersupport@utz.org untuk Teh (termasuk Teh Rooibos dan Herbal) - membersupport@utz.org untuk Hazelnut Dukungan Keterlacakan (untuk para anggota dan LS) Para Anggota dan LS dapat menghubungi alamat di bawah untuk bantuan mengakses atau menggunakan sistem keterlacakan Good Inside Portal (GIP): - techsupport@utz.org untuk Kopi - techsupport@utz.org untuk Kakao - techsupport@utz.org untuk Teh (termasuk Teh Rooibos dan Herbal) - techsupport@utz.org untuk Hazelnut 1.7. Singkatan Berikut ini adalah singkatan-singkatan yang digunakan dalam dokumen ini: LS Lembaga Sertifikasi (Certification Body) Pedoman Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ChoC Standar Rantai pengawasan (Chain of Custody Standard) CP Poin Kontrol (Control Point) GIP Good Inside Portal 1 IMS Sistem Manajemen Internal (Internal Management System) IP Identity Preserved - Identitas Terpelihara (tingkat keterlacakan) MB Mass Balance - Saldo Massa (tingkat keterlacakan) S&C Standar & Sertifikasi (departmen di bawah UTZ) SCA Pelaku Rantai Pasokan (Supply Chain Actor) SG Segregasi (tingkat keterlacakan) 1 Administrasi Sertifikat dan Sistem Keterlacakan UTZ online dapat diakses di 6

7 1.8. Definisi Kecuali disebutkan adanya arti lain, istilah produsen, kelompok produsen, SCA dan LS dalam dokumen ini merujuk pada produsen bersertifikat UTZ, kelompok produsen bersertifikat UTZ, Pelaku Rantai Pasokan bersertifikat, dan LS yang disetujui UTZ. Auditor Audit - Audit sertifikasi - Audit perpanjangan - Audit tindak lanjut Petugas berkualifikasi yang melaksanakan audit atas nama dan di bawah tanggung jawab LS. Mengikuti metodologi yang tepat, auditor mengumpulkan bukti untuk mengevaluasi seberapa baik kriteria standar terpenuhi. Auditor harus objektif, tidak memihak, dan kompeten. Proses sistematis, independen, dan terdokumentasi untuk mendapatkan dan mengakses bukti audit untuk menentukan seberapa taraf persyaratan sertifikasi UTZ terpenuhi. Audit yang dilakukan oleh LS untuk menentukan seberapa taraf yang dipenuhi seorang anggota untuk sertifikasi UTZ dan berdasarkan itu keputusan sertifikasi dibuat dan sertifikat dapat diterbitkan. Audit yang dilakukan LS untuk mengevaluasi perubahan pada informasi sertifikasi selama validasi sertifikat. Perpanjangan audit memberikan jalan untuk memberi sertifikasi volume tambahan atau aktivitas pemprosesan baru, dan/atau untuk menambahkan area baru, lokasi dan/atau anggota kelompok untuk disertifikasi. Audit yang dilakukan LS untuk memverifikasi pelaksanaan tindakan koreksi. Audit tindak lanjut memberikan jalan untuk menyelesaikan ketidakpatuhan yang ditemukan pada audit sebelumnya. Audit tindak lanjut dapat berupa audit fisik ataupun tidak. - Audit paralel Audit yang dilakukan atas nama UTZ setelah LS melaksanakan audit terhadap pihak yang diaudit untuk cakupan yang sama. Audit paralel digunakan untuk mengevaluasi kinerja LS dan auditor yang melakukan audit sebelumnya. - Audit fisik Kunjungan auditor ke fasilitas anggota untuk mendapatkan bukti audit, untuk menentukan seberapa persyaratan untuk sertifikasi UTZ telah terpenuhi. - Pra-audit Audit yang dilakukan LS terhadap (calon) anggota dengan tujuan untuk menilai tindakan apa yang masih perlu dilakukan sebelum audit sertifikasi bisa berhasil. Pra-audit tidak dianggap sebagai aktivitas konsultasi. - Audit bayangan - Audit mendadak Tahun kalender Sertifikat Lembaga Sertifikasi Pemberi Lisensi Koreksi Tindakan korektif Pemeriksaan internal Sistem Manajemen Internal (IMS) Pemeriksa internal Lisensi Anggota Ketidakpatuhan Audit yang dilakukan atas nama UTZ dengan menyaksikan audit (audit sertifikasi atau tindak lanjut) yang dilakukan LS. Audit bayangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja LS dan auditor yang melakukan audit. Audit yang diumumkan kepada anggota dalam waktu singkat dan dilakukan oleh LS selama sertifikat masih valid. Audit ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah anggota tersebut masih memenuhi persyaratan UTZ yang berlaku dan/atau untuk mengevaluasi kinerja auditor LS yang melakukan audit terakhir. Periode antara dan termasuk 1 Januari hingga 31 Desember. Dokumen yang dikeluarkan oleh LS yang disetujui UTZ ketika anggota mematuhi persyaratan satu atau lebih standar UTZ. Sertifikat ini memberikan jalan bagi anggota bersertifikat untuk meminta lisensi di GIP agar dapat memperdagangkan produk bersertifikat UTZ. Perusahaan pihak ketiga yang melakukan audit terhadap satu atau lebih standar UTZ. Anggota staf LS (atau kontraktor independen yang dikontrak) yang atas persetujuan UTZ, yang bertanggung jawab mengambil keputusan sertifikasi. Tindakan untuk memperbaiki ketidakpatuhan. Tindakan untuk mengatasi penyebab ketidakpatuhan terhadap poin kontrol, untuk mencegah pengulangan. Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak ketidakpatuhan yang ditemukan. Pemeriksaan yang dilakukan atas nama IMS dan oleh seorang pemeriksa internal atau lebih untuk menilai kesesuaian anggota kelompok dengan semua persyaratan Pedoman Perilaku UTZ yang berlaku. Sistem terdokumentasi dari suatu manajemen mutu yang dipersyaratkan untuk sertifikasi Pedoman Perilaku kelompok dan multi-kelompok. Tujuan IMS adalah untuk memfasilitasi pengorganisasian dan pengelolaan kelompok yang efisien dan untuk memastikan bahwa kelompok dan anggota kelompok mematuhi ketentuan yang berlaku di Pedoman Perilaku UTZ. Petugas yang ditunjuk IMS untuk melakukan pemeriksaan internal atas anggota kelompok perseorangan. Lisensi yang diberikan oleh UTZ kepada anggotanya untuk menggunakan merek dagang UTZ dan menggunakan GIP untuk mencatat transaksi serta mengelola dan menyimpan persetujuan pelabelan produk UTZ. Semua produsen, kelompok produsen, dan SCA yang berhasil terdaftar dalam UTZ. Tidak terpenuhinya persyaratan salah satu standar UTZ. 7

8 Operator Luar Rumah (juga disebut jasa makanan) Produksi paralel Penanganan fisik Produsen Kelompok produsen Pengecer Manajer Perencana Pengkajian mandiri SCA Skala Kecil Sub-kontraktor Laporan Ringkasan Pelaku Rantai Pasokan (SCA) Produk bersertifikat UTZ Perusahaan yang membeli produk konsumen akhir, dan menangani produk tersebut sebelum menyajikan atau menjual kepada konsumen. Produksi di mana pertanian yang sama menanam produk yang sama di plot yang bersertifikat UTZ dan plot lain yang tidak bersertifikat. Setiap aktivitas yang meliputi kontak fisik dengan produk yang tidak dikantongi, tidak disegel, atau tidak dikemas. Aktivitas yang dianggap sebagai penanganan fisik terdaftar dalam lampiran khusus produk Rantai pengawasan (ChoC). Orang atau organisasi yang mewakili pertanian dan bertanggung jawab atas produk yang dijual oleh pertanian tersebut. Kelompok produsen terorganisasi yang menjadi bagian dari IMS dan disertifikasi bersama-sama di bawah opsi "Sertifikasi Kelompok" atau Sertifikasi Multi-kelompok." Kelompok ini dapat diorganisasi oleh asosiasi atau koperasi atau dikelola oleh pelaku rantai pasokan (misalnya eksportir) atau entitas lain. Rantai pasar swalayan atau titik penjualan lain untuk produk konsumen akhir, yang dapat langsung diakses oleh konsumen. Pedagang grosir termasuk dalam kategori ini. Anggota staf LS yang bertanggung jawab untuk pengelolaan administratif akun LS pada program UTZ. Evaluasi yang dilakukan oleh atau atas nama seorang anggota terhadap tingkat penerapannya sendiri atas salah satu atau lebih standar UTZ. SCA atau Pelaku Rantai Pasokan yang secara fisik menangani volume kecil dari produk keseluruhan (produk UTZ, produk yang sama non-utz). Jumlah volume yang menjelaskan kategori ini berlaku untuk produk spesifik (lihat bab 2.2). Perseorangan atau entitas (misalnya SCA, produsen / kelompok produsen, LS, auditor, Pemberi Sertifikat) yang dikontrak oleh anggota bersertifikat/disetujui atau calon anggota, atau LS untuk melakukan tugas tertentu yang tercakup dalam sertifikasi/persetujuan UTZ. Kuesioner di GIP yang digunakan LS untuk melaporkan hasil audit kepada UTZ. Laporan ringkasan diisi sebagai bagian dari proses permohonan lisensi. Entitas yang beroperasi dalam rantai pasokan UTZ dan bukan merupakan produsen/kelompok produsen. Contoh SCA adalah para pengolah (termasuk sub-kontraktor) dan pedagang. Untuk IP (Identitas Terpelihara) dan SG (Segregasi): produk yang diproduksi oleh produsen / kelompok produsen bersertifikat UTZ dan disimpan terpisah secara fisik dari produk yang tidak bersertifikat UTZ. Untuk MB (Saldo Massa): produk yang secara administratif berkaitan dengan jumlah yang sama dari produk yang diproduksi oleh produsen / kelompok produsen bersertifikat UTZ Kepatuhan terhadap undang-undang nasional UTZ berupaya agar para anggotanya dan LS menjadi sosok panutan untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di daerah operasi mereka. Dalam hal ini, para anggota dan LS wajib mematuhi perundangan nasional, segala peraturan, dan kesepakatan sektoral atau kesepakatan tawar-menawar kolektif. 8

9 2. PROSES SERTIFIKASI 2.1. Pengantar Untuk mempromosikan pertanian berkelanjutan, UTZ mengembangkan dua standar: Pedoman Perilaku (Pedoman) dan Standar Rantai pengawasan (ChoC) (lihat bab 1.5). Produsen / kelompok produsen dan SCA (Pelaku Rantai Pasokan) yang akan menjual dan/atau membeli produk mereka sebagai bersertifikat UTZ harus menjadi anggota UTZ 2 dan memenuhi semua persyaratan yang berlaku dari standar yang berlaku. 3 Sebagian besar anggota juga perlu disertifikasi (mendapatkan audit sertifikasi) dan/atau mendapatkan izin untuk menggunakan merek dagang UTZ. Bagian selebihnya dari bab ini menjelaskan untuk anggota mana hal tersebut berlaku, dan menjelaskan proses sertifikasi dan pemberian lisensi Siapa yang harus disertifikasi dan/atau dilisensi? Siapa yang harus disertifikasi? Sertifikasi diberikan oleh lembaga independen berupa jaminan (sertifikat) bahwa sebuah produk, jasa, atau sistem memenuhi persyaratan tertentu. Untuk sertifikasi UTZ, pemberian sertifikasi perlu terlebih dahulu mendapatkan audit dari LS yang disetujui UTZ terkait persyaratan Pedoman Perilaku dan/atau Standar Rantai pengawasan (ChoC). Produsen / kelompok produsen Semua produsen / kelompok produsen yang menjual produknya sebagai produk-produk bersertifikat UTZ harus disertifikasi berdasarkan Pedoman Perilaku. Produsen / kelompok produsen juga harus disertifikasi berdasarkan Standar Rantai pengawasan (ChoC), jika mereka: melakukan aktivitas penanganan fisik yang tidak tercakup dalam Pedoman Perilaku 4, dan/atau membeli produk bersertifikat UTZ dari seorang atau lebih anggota bersertifikat UTZ dan memenuhi semua dari ketiga kriteria untuk sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC) yang dijelaskan di bawah. Pelaku Rantai Pasokan (SCA) SCA harus disertifikasi menurut Standar Rantai pengawasan (ChoC) jika mereka memenuhi seluruh tiga kriteria berikut: 1. Memegang kepemilikan sah atas produk bersertifikat UTZ. 2. Secara fisik menangani produk bersertifikat UTZ: semua aktivitas yang dilakukan (oleh SCA sendiri atau subkontraktor) pada produk yang tidak dikantongi, dikemas, atau disegel dianggap sebagai aktivitas penanganan fisik. Lampiran produk ChoC memuat daftar aktivitas yang dianggap sebagai penanganan fisik untuk produk tertentu. 2 Dengan cara mendaftar di situs web UTZ, situs ini juga menjelaskan berapa biayanya. 3 Kecuali untuk pengecer yang bukan pemilik merek. Perusahaan-perusahaan ini tidak perlu mendaftar sebagai anggota jika mereka mengklaim bahwa produk yang mereka jual merupakan produk UTZ. 4 Segala aktivitas penanganan fisik yang tercakup dalam Pedoman Perilaku berlaku bagi: Kopi: produksi kopi hijau Kakao: pengeringan, pemilahan, mengemasan biji-biji kakao Teh: produksi teh seduh Rooibos: pengemasan produk konsumen akhir Hazelnut: produksi hazelnut berkulit 9

10 3. Mengklaim bahwa suatu produk merupakan produk UTZ: klaim produk adalah setiap referensi yang dibuat terkait UTZ atau tentang sumber produk atau kandungan yang berkelanjutan atau bertanggung jawab, bahwa untuk segala maksud dan tujuan, seluruhnya atau sebagian, produk tertentu merupakan produk yang bersumber atau berstatus UTZ, dengan atau tanpa logo UTZ, yang dibuat on-product atau off-product, dalam kaitannya dengan menawarkan atau menjual produk 5. Kegiatan ini dapat berupa bisnis-ke-bisnis dan bisnis-ke-konsumen. UTZ memiliki wewenang untuk membuat keputusan akhir tentang apakah sesuatu dianggap sebagai klaim produk atau tidak. Contoh berikut dianggap sebagai klaim produk: o Jika anggota menyebut UTZ atau status berkelanjutan atau sumber produk atau kandungan pada faktur tagihan ke klien; o Jika anggota tersebut mengacu pada UTZ atau sumber produk atau kandungan dalam merek atau komunikasi produk, termasuk media online, pers, iklan, saat transaksi penjualan; o Jika anggota menyebut UTZ atau status berkelanjutan atas sumber produk atau kandungan yang telah dikirimkan kepada mereka. Untuk sertifikasi teh dan rooibos, diberlakukan sejumlah aturan berikut ini: - Untuk sertifikasi teh, SCA (Pelaku Rantai Pasokan) yang menangani teh seduh perlu disertifikasi menurut Pedoman Perilaku Inti dan Modul Teh. - Untuk sertifikasi rooibos, SCA yang menangani sampai tahap produk rooibos konsumen akhir, perlu disertifikasi menurut Pedoman Perilaku Inti dan Modul Rooibos. SCA Rooibos yang hanya melakukan aktivitas setelah pemrosesan sekunder perlu disertifikasi menurut Standar Rantai pengawasan (ChoC). Siapa yang tidak perlu disertifikasi? Walaupun semua anggota UTZ harus mematuhi standar UTZ yang berlaku, tidak semuanya perlu mendapatkan audit dan disertifikasi. Untuk SCA tertentu, jenis lain bukti kepatuhan terhadap Standar Rantai pengawasan (ChoC) dapat diterima. SCA yang tidak memenuhi ketiga kriteria sebagai bersertifikasi UTZ. SCA yang tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut (status kepemilikan, melakukan penanganan fisik, dan membuat klaim produk) tidak perlu disertifikasi. SCA tersebut meliputi: 1. Subkontraktor: subkontraktor harus mematuhi ketentuan Standar Rantai Pengawasan (ChoC) yang berlaku tetapi tidak perlu disertifikasi karena tidak memiliki kepemilikan yang sah atas produk bersertifikasi UTZ. Anggota subkontraktor bertanggung jawab atas kepatuhan subkontraktor pada persyaratan ChoC. Jika subkontraktor telah memiliki sertifikat ChoC UTZ sendiri, aktivitas yang disubkontraktorkan oleh SCA tidak perlu diaudit lagi oleh LS: cukup menyerahkan sertifikat ChoC yang sah. Jika tidak bersertifikat, subkontraktor tersebut (atau anggota subkontraktor yang bertindak atas nama mereka) harus melakukan pengkajian mandiri menggunakan daftar periksa ChoC UTZ. Dokumentasi tambahan dari kontraktor juga dapat diminta oleh LS. Berdasarkan pengkajian risiko (lihat bab 2.5), LS dapat memutuskan untuk secara fisik mengaudit subkontraktor. Sub-kontraktor yang melakukan aktivitas penanganan fisik yang tercantum dalam tabel di bawah, harus selalu diaudit secara fisik. 5 Beberapa contoh yang secara umum tidak dianggap sebagai klaim produk adalah: Laporan CSR (dipublikasikan, dicetak, tampilan online, dll.), advertorial, atau publikasi lain yang merujuk kinerja perusahaan menyangkut sumber daya yang berkelanjutan, komunikasi internal pemegang saham atau karyawan, indeks atau pengukuran berkelanjutan atas kinerja perusahaan menyangkut sumber daya berkelanjutan, komunikasi lain pada tingkat perusahaan yang mengacu sumber berkelanjutan atau tentang sumber merek atau produk yang dengan beberapa sertifikasi. 10

11 Produk Kopi Kakao Teh Rooibos Hazelnut Aktivitas-aktivitas penanganan fisik Semua aktivitas penanganan fisik hingga dan termasuk produksi kopi hijau Semua aktivitas penanganan fisik hingga dan termasuk pengeringan, pemilahan, atau pengantongan biji-biji kakao Semua aktivitas penanganan fisik hingga dan termasuk produksi teh kemasan Semua aktivitas penanganan fisik hingga dan termasuk pengemasan produk konsumen akhir Semua aktivitas penanganan fisik hingga dan termasuk produksi hazelnut berkulit Aktivitas sub-kontraktor dianggap bagian cakupan aktivitas anggota, tetapi tidak berarti subkontraktor tersebut bersertifikat. Karena itu nama sub-kontraktor tidak muncul di sertifikat anggota. 2. SCA yang tidak secara fisik menangani produk UTZ: SCA ini harus mematuhi persyaratan yang berlaku dari Standar Rantai pengawasan (ChoC), walaupun bukan sebagai aktor bersertifikat, mereka dapat menandatangani formulir Pernyataan Pembebasan Audit Sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC) dan menyerahkannya kepada Tim Dukungan Anggota UTZ (lihat bab 1.6). Kategori ini meliputi pedagang yang menjadi subkontrak atas semua penanganan fisik produk bersertifikat di bawah anggota bersertifikat ChoC. 3. SCA yang tidak melakukan klaim atas produk UTZ; SCA ini harus mematuhi persyaratan yang berlaku dari Standar Rantai Pengawasan (ChoC), meski bukan sebagai anggota bersertifikat mereka dapat menandatangani formulir Pernyataan Pembebasan Audit Sertifikasi Rantai Pengawasan (ChoC) dan menyerahkannya kepada Tim Dukungan Anggota UTZ (lihat bab 1.6). SCA Volume Kecil SCA atau Pelaku Rantai Pasokan yang secara fisik menangani volume kecil harus mematuhi persyaratan dari Standar Rantai Pengawasan (ChoC), tetapi dapat dikecualikan dari keharusan mendapatkan audit sertifikasi dan bersertifikat. Untuk menerapkan pengecualian tersebut, mereka diwajibkan menandatangani Pernyataan Pembebasan Audit Sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC) dan menyerahkannya kepada Tim Dukungan Anggota UTZ (lihat bab 1.6). SCA Volume Kecil harus mendapatkan persetujuan pelabelan untuk produk apa pun yang dijual dengan logo UTZ. Pengecualian ini berlaku bagi SCA individu dan multi-lokasi yang melakukan aktivitas penanganan fisik yang tidak termasuk di dalam cakupan sertifikasi Pedoman Perilaku (lihat bab 2.2, catatan kaki 4), dan secara fisik menangani kurang dari total volume berikut ini (produk bersertifikat UTZ + non-sertifikat UTZ) per tahun, serta termasuk semua lokasi (jika SCA multi-lokasi): Kopi:200 MT ekuivalen kopi hijau Teh:200 MT ekuivalen teh seduh 6 Kakao:100 MT ekuivalen biji kakao Operator Eceran dan Luar Ruang Operator Eceran dan Luar Ruang (termasuk operator jasa makanan) tidak perlu bersertifikat. Apabila mereka pemilik merek produk bersertifikat UTZ, maka mereka perlu mendaftar sebagai anggota dan bertanggung jawab mematuhi Kebijakan Pelabelan dan Merek Dagang UTZ. UTZ memiliki wewenang untuk melakukan audit terhadap anggota yang telah menandatangani dan menyerahkan Pernyataan Pembebasan Audit Sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC). Sasaran audit ini adalah untuk memverifikasi bahwa anggota-anggota tersebut memenuhi persyaratan untuk dikecualikan dari sertifikasi dan bahwa mereka mematuhi ketentuan Standar Rantai pengawasan (ChoC). Apabila audit semacam ini mengungkap suatu fakta bahwa anggota tersebut tidak mematuhi ketentuan Standar Rantai pengawasan (ChoC) yang berlaku atau tidak memenuhi syarat untuk diberikan pembebasan 6 Ekuivalen teh mencakup teh seduh, rooibos prosesan, rooibos hijau prosesan dan teh herbal kering

12 audit sertifikasi, UTZ berhak mengenakan biaya audit kepada anggota tersebut dan membatalkan lisensi dan persetujuan pelabelan anggota di GIP. Siapa yang harus dilisensi di GIP? Lisensi adalah izin yang diberikan oleh UTZ untuk menggunakan merek dagang UTZ dan menggunakan GIP untuk mencatat transaksi, serta mengelola dan menyimpan persetujuan pelabelan produk UTZ. Semua anggota bersertifikat dan anggota lain yang memperdagangkan produk bersertifikat UTZ murni (produk UTZ yang belum dicampur dengan kandungan lain, misalnya gula, susu) harus memegang lisensi yang sah. Bagi anggota bersertifikat, LS memintakan lisensi melalui GIP sebagai bagian dari proses sertifikasi (dijelaskan di bab 2.3). Bagi anggota yang tidak bersertifikat (mis. SCA Volume Kecil dan SCA yang tidak mengklaim atau secara fisik menangani produk UTZ), lisensi diterbitkan oleh Tim Dukungan Anggota UTZ berdasarkan permohonan dari anggota dan kelengkapan Pernyataan Pembebasan Audit Sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC) yang diminta Proses sertifikasi umum Seperti dijelaskan dalam bagian sebelumnya, sebagian besar anggota UTZ perlu disertifikasi terhadap Pedoman Perilaku dan/atau Rantai pengawasan (ChoC), yang artinya mereka perlu mendapat audit dari LS yang disetujui UTZ. Ketiga bagian berikut merangkum langkah-langkah yang harus diikuti selama proses ini, serta ketentuan yang berlaku. Bab 2.3 menjelaskan apa yang berlaku untuk sertifikasi Pedoman Perilaku dan Rantai pengawasan (ChoC), sementara bab 2.4 dan 2.5 menjelaskan spesifikasi proses sertifikasi untuk Pedoman Perilaku dan Rantai pengawasan (ChoC). Prosedur Sertifikasi Umum Prosedur sertifikasi umum ditampilkan dalam bagan berikut. Penjelasan lebih rinci dapat dipelajari pada tabel selanjutnya. 12

13 Prosedur Sertifikasi Umum Anggota LS UTZ Tidak Anggota baru? Ya 1A. Mendaftar di situs web UTZ 1B. Mengkonfirmasi pendaftaran dan memberi identifikasi keanggotaan, nama 2. Memilih LS yang disetujui UTZ (calon anggota disarankan untuk meminta penawaran dari beberapa LS; tetapi tidak wajib memilih LS dari tahun sebelumnya) 3. Menandatangani kontrak dengan anggota (setidaknya menetapkan biaya audit, jadwal, dan cakupan) pengguna, dan kata sandi untuk GIP. 5. Melakukan pengkajian mandiri dan mengirimkannya kepada LS sebelum audit, bersama dengan dokumentasi tambahan 4. Menyediakan versi terkini dokumen sertifikasi untuk anggota 7. Bersepakat dengan LS tentang tanggal audit 6. Meninjau dokumentasi untuk menyiapkan audit 8. Melakukan audit 9A. Melaksanakan koreksi dan tindakan koreksi untuk memperbaiki ketidakpatuhan Ya Ketidakpatuhan ditemukan? 9B. Memverifikasi bahwa ketidakpatuhan telah diperbaiki Tidak 10. Mengambil keputusan tentang sertifikasi 12. Meninjau permohonan lisensi Tidak 11A. Memberi tahu anggota dan UTZ Selesai Apakah anggota tersebut bersertifikat? Ya 11B. Menerbitkan sertifikat, melaporkan hasil audit dan mengirim permohonan lisensi melalui GIP Apakah informasi benar, lengkap, dan jelas? Apakah audit sejalan dengan Protokol Sertifikasi? Tidak 16. Mencatat transaksi di GIP dan memberi informasi kepada LS bila terjadi perubahan dalam informasi sertifikasi 13B. Mengklarifikasi, mengoreksi, dan/atau melengkapi informasi serta mengirimkan permintaan lisensi kembali 15. Mengirim sertifikat kepada anggota 13A. Meminta informasi, klarifikasi, atau koreksi lebih lanjut 14A. Mengaktifkan lisensi untuk anggota di GIP Ya 13

14 Prosedur Sertifikasi Umum 1 A Anggota baru mendaftar dengan mengisi formulir pendaftaran di situs web UTZ B UTZ memberi anggota baru konfirmasi tentang pendaftaran di GIP yang berisi identitas anggota, nama pengguna, dan kata sandi anggota tersebut. 2 Anggota memilih dan menghubungi LS. Anggota bertanggung jawab untuk menghubungi LS dan meminta audit sesuai jadwal menurut ketentuan sertifikasi yang dijelaskan dalam Protokol Sertifikasi, khususnya pada bab ini. Calon anggota disarankan untuk meminta penawaran dari beberapa LS untuk memilih salah satu yang terbaik yang memenuhi kebutuhan anggota tersebut. Tidak wajib untuk menggunakan LS yang sama setiap tahun. Apabila anggota mengganti LS, mereka harus meminta LS terdahulu memberi LS baru hasil audit sebelumnya. LS terdahulu harus memenuhi permintaan tersebut dalam 5 hari kerja. 3 LS dan anggota menandatangani kontrak. 4 LS menyampaikan versi terkini dokumen yang relevan untuk sertifikasi UTZ (yaitu Protokol Sertifikasi, Pedoman Perilaku dan/atau Rantai pengawasan (ChoC)) untuk dibaca dan dipahami anggota. 5 Anggota melakukan pengkajian mandiri untuk mengevaluasi kepatuhannya sendiri pada standar dan mengirimkan setidaknya beberapa dokumen berikut kepada LS sebelum audit: - Pengkajian mandiri menggunakan daftar periksa UTZ, menunjukkan CP atau Poin Kontrol mana yang dipatuhi dan tidak dipatuhi,, atau bahkan tidak berlaku bagi anggota tersebut, termasuk penjelasan mengenai semua CP. - Pengkajian mandiri sub-kontraktor (jika berlaku) - Daftar lokasi lahan yang menjadi bagian dari perkebunan multi-lokasi, atau daftar nama anggota kelompok dalam multi-kelompok (jika berlaku). Jika anggota multi-lokasi beroperasi secara mandiri pada tingkat MB (Saldo Massa) dan memenuhi kriteria seperti yang dijelaskan dalam bab 2.5, anggota tersebut dapat meminta LS untuk mengaudit lokasi sampel audit secara jarak jauh dari lokasi pusat. - Dokumentasi audit UTZ terdahulu, termasuk yang tidak menghasilkan sertifikasi (mis. audit mendadak dan audit yang dilakukan oleh LS yang berbeda). - Rencana manajemen pertanian atau kelompok. 6 LS menyiapkan audit dengan meninjau dokumentasi yang disampaikan anggota (langkah 5), menelaah informasi tentang anggota tersedia di GIP dan juga mempelajari informasi lain yang relevan yang mungkin telah diterima. Berdasarkan hal ini, LS menentukan apakah prasyarat untuk melakukan audit telah terpenuhi, dan jika demikian, topik mana yang memerlukan perhatian khusus. 7 Anggota dan LS menyepakati tanggal audit. 8 LS melakukan audit sertifikasi terhadap persyaratan Pedoman Perilaku dan/atau Rantai pengawasan (ChoC) (lihat bab 2.4 dan 2.5). 9 A Apabila ketidakpatuhan ditemukan selama audit, anggota melakukan koreksi dan tindakan korektif untuk memperbaiki ketidakpatuhan ini. B LS melakukan audit tindak lanjut untuk mengkonfirmasi bahwa koreksi dan tindakan korektif telah dilaksanakan dan bahwa ketidakpatuhan telah diperbaiki. 10 LS mengambil keputusan tentang sertifikasi 11 A Jika LS memutuskan tidak memberi sertifkat (ulang), LS menginformasikan kepada anggota tersebut dan UTZ (melalui GIP dan dengan ) tentang keputusan tersebut. Untuk mengajukan permohonan sertifikasi ulang sertifikasi, anggota tersebut harus mengikuti syarat yang dijelaskan dalam Protokol Sertifikasi, khususnya dalam bab ini. Jika anggota tersebut mempunyai keluhan terhadap suatu LS, permohonan kepada LS, atau sengketa dengan suatu LS atau subkontraktor LS tentang audit dan/atau proses audit tersebut, anggota tersebut dapat mengajukan hal ini secara tertulis kepada LS tersebut. LS tersebut harus sudah memiliki prosedur untuk pendaftaran dan penanganan keluhan, permohonan, dan sengketa. LS harus menanggapi penggugat tersebut dalam periode 15 hari kerja. Jika keluhan, permohonan, atau sengketa tidak diselesaikan dalam 20 hari kerja (setelah keluhan, permohonan, atau sengketa tersebut diajukan oleh anggota kepada LS), LS harus melaporkan hal ini kepada UTZ (cbmanagement@utz.org). Jika penggugat merasa bahwa keluhan, permohonan, atau sengketa tidak ditangani dengan selayaknya oleh LS, penggugat dapat melaporkan hal ini kepada UTZ dengan menggunakan Prosedur Ketidakpuasan (lihat bab 4.1). B Jika LS memutuskan untuk memberi sertifikat, LS menerbitkan sertifikat (tetapi belum mengirimkannya kepada anggota tersebut), dan memohon lisensi untuk anggota tersebut di GIP maksimal 5 hari kerja setelah keputusan sertifikasi diambil. 14

15 Prosedur Sertifikasi Umum 12 UTZ meninjau informasi dalam permohonan lisensi maksimum 5 hari setelah disampaikan oleh LS. 13 A Jika UTZ menganggap bahwa informasi dalam permohonan lisensi tersebut tidak benar, tidak lengkap, atau tidak jelas, atau bahwa audit tidak dilaksanakan sesuai Protokol Sertifikasi, maka UTZ akan meminta informasi, klarifikasi, atau koreksi selanjutnya dari LS pada laporan audit dan/atau permohonan lisensi. B LS mengklarifikasi, mengoreksi dan/atau melengkapi informasi dalam permohonan lisensi, dan mengembalikannya kepada UTZ dalam periode 7 hari kerja. 14 Jika UTZ menganggap bahwa informasi dalam permohonan lisensi tersebut benar, lengkap, dan jelas, atau bahwa audit dilaksanakan sesuai Protokol Sertifikasi, maka UTZ akan mengaktifkan lisensi di GIP. 15 LS mengirim sertifikat kepada anggota tersebut. 16 Anggota mencatat transaksi di GIP dan memberi informasi kepada LS bila terjadi perubahan pada informasi sertifikasi. Ketentuan-Ketentuan Umum Ketentuan-ketentuan berikut berlaku untuk para anggota dan LS, untuk semua jenis sertifikasi dan produk. Ketentuan spesifik untuk sertifikasi Pedoman Perilaku and Rantai pengawasan (ChoC) masing-masing dijelaskan di bagian 2.4 dan 2.5, sementara lampiran 1 berisi sertifikasi Pedoman Perilaku tambahan untuk menyertakan petani kontrak. a. Audit sertifikasi Untuk mendapatkan dan mempertahankan sertifikasi Pedoman Perilaku UTZ dan/atau sertifikasi Rantai pengawasan (ChoC), para anggota wajib mengikuti audit sertifikasi dari LS yang telah disetujui oleh UTZ, untuk melaksanakan audit UTZ sesuai standar yang berlaku, sesuai ketentuan produk, dan standar yang berlaku pada negara tertentu. Kesepakatan tertulis antara anggota dan LS harus dibuat sebelum audit dilakukan. Kesepakatan tersebut harus setidaknya meliputi besarnya biaya, periode waktu, dan cakupan audit (misal, berbagai aktivitas dan catatan yang akan dievaluasi selama audit). Selama audit, auditor harus menggunakan daftar periksa UTZ atau daftar periksa yang sepadan yang telah disiapkan pada kegiatan peninjauan dokumen, yang berisi bidang topik yang sama dengan daftar periksa UTZ.. Untuk audit gabungan (saat standar UTZ dan standar lainnya diaudit bersamaan), daftar periksa gabungan dapat digunakan setelah daftar periksa tersebut disetujui UTZ. 7 Auditor harus mencantumkan komentar pada CP (Poin Kontrol) yang dievaluasi (yang setidaknya menjelaskan keterangan mengenai bukti yang ditemukan). CP yang ditandai sebagai tidak bisa dilakukan harus diberikan alasannya. Temuan bukti yang terkumpul selama audit harus disimpan oleh LS selama 3 tahun. Jika penerjemah digunakan selama audit, mereka hendaknya independen dari anggota yang diaudit dan tidak boleh mewakili konflik kepentingan apa pun. Jika hal ini tidak dimungkinkan, penerjemah harus bersikap netral dan auditor harus mencatat nama penerjemah dan afiliasinya terhadap organisasi dalam laporan audit. b. Sertifikat Jika tidak ada ketidakpatuhan yang ditemukan dalam audit sertifikasi, atau jika semua temuan ketidakpatuhan telah diselesaikan dengan baik (lihat poin di bawah), maka LS menerbitkan sertifikat menggunakan format sertifikat UTZ untuk cakupan yang berlaku. Sertifikat Pedoman Perilaku berlaku selama 365 hari 8 dan sertifikat Rantai pengawasan (ChoC) dapat berlaku selama 365, 730, atau 1095 hari 9 (lihat bab 2.5). Semua sertifikat bisa diperpanjang hingga paling lama 4 bulan (lihat poin h di bawah untuk rincian lebih lanjut). Bagaimana cara menentukan tanggal dimulainya sertifikat pertama seorang anggota (dan sertifikat yang diterbitkan setelah proses sertifikasi terhenti) dijelaskan di bagian 2.4 (Pedoman Perilaku) dan 2.5 (Rantai 7 Permohonan persetujuan dapat diajukan dengan mengirim ke cbmanagement@utz.org hari dalam tahun kabisat. 9 Dengan satu hari ekstra dalam hal tahun kabisat. 15

16 pengawasan (ChoC)). Sertifikat berikutnya dimulai sehari setelah masa berlaku sertifikat sebelumnya habis, karena sertifikasi dianggap sebagai proses berkelanjutan. Walaupun demikian, bisa saja sertifikasi dari suatu tahun ke tahun berikutnya terputus (karena anggota tersebut tidak lulus dalam audit atau memutuskan untuk tidak memperbarui sertifikasi). Dalam kasus tersebut, ada jeda waktu antar sertifikat yang berlaku, yaitu selama periode tidak bersertifikat. Selama periode ini, anggota tidak diizinkan menjual produk bersertifikasi UTZ dan produk dalam periode ini (misal hasil panen atau produk keluaran pabrik) tidak boleh dijual sebagai produk bersertifikasi UTZ di kemudian hari. c. Lisensi Setelah menerbitkan sertifikat (sebelum mengirimnya ke anggota), LS harus melaporkan hasil audit kepada UTZ dan meminta lisensi untuk anggota tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengisi Laporan Ringkasan dan mengunggah sertifikat di GIP. Lisensi tersebut menampilkan informasi sertifikasi dan data yang dikumpulkan LS tentang anggota tersebut (misalnya tanggal berlaku, volume bersertifikasi, dan aktivitas bersertifikasi). d. Ketidakpatuhan Jika satu atau lebih ketidakpatuhan ditemukan dalam audit sertifikasi, anggota harus melakukan koreksi (untuk memperbaiki ketidakpatuhan) dan tindakan korektif (untuk menghilangkan sumber ketidakpatuhan dan mencegahnya muncul kembali), sebelum sertifikasi dapat diberikan. Anggota bertanggung jawab untuk menentukan dan melaksanakan tindakan perbaikan dan koreksi yang memadai. LS bertanggung jawab untuk memverifikasi (melalui audit susulan) bahwa tindakan tersebut telah dilakukan dan anggota tersebut telah efektif melenyapkan ketidakpatuhan dan sumber penyebabnya. Anggota dan LS menyetujui periode waktu di mana koreksi dan tindakan perbaikan perlu dilakukan. Periode waktu maksimal adalah 60 hari kerja. Jika terjadi ketidakpatuhan yang cukup parah, LS boleh memutuskan untuk segera menangguhkan sertifikasi yang dimiliki oleh anggota tersebut pada saat ini, atau memutuskan untuk tidak memberikan sertifikasi kepada anggota tersebut, tanpa mengikuti jadwal yang ditentukan di poin e dan f di bawah. e. Penangguhan Jika koreksi dan tindakan perbaikan tidak dilaksanakan dengan baik dalam periode waktu yang dijanjikan, LS harus segera menangguhkan sertifikasi anggota tersebut hingga maksimal 3 bulan (jika anggota tersebut masih memiliki sertifikat yang berlaku). LS segera menginformasikan kepada UTZ (melalui ) dan anggota tersebut tentang penangguhannya, lalu bertindak atas nama UTZ untuk menangguhkan lisensi anggota tersebut di GIP. Selama lisensinya ditangguhkan, anggota tersebut tidak dapat menjual produknya sebagai produk bersertifikat. LS dan anggota tersebut harus menyepakati tanggal yang cocok bagi keduanya, sebelum akhir masa penangguhan, untuk diadakannya audit susulan (kedua) guna memverifikasi apakah tindakan perbaikan telah benar dilakukan. Jika audit tindak lanjut membenarkan bahwa anggota telah menyelesaikan semua ketidakpatuhan, LS mengangkat penangguhan sertifikasi tersebut, menginformasikan UTZ (melalui ) dan anggota tersebut, dan lalu bertindak atas nama UTZ mengangkat penangguhan di GIP. 16

17 f. Tidak bersertifikasi Jika tindakan perbaikan tidak dilaksanakan dengan baik dalam periode waktu yang dijelaskan di atas (di poin e), LS tidak dapat menerbitkan sertifikasi (misalnya, sertifikasi pertama atau sertifikasi baru menyusul kedaluwarsanya sertifikasi sebelumnya menjadi tidak bisa diterbitkan). Untuk menjadi tersertifikasi, anggota harus mendapatkan audit baru. Untuk sertifikasi Pedoman Perilaku, anggota harus menunggu setidaknya satu masa panen (utama/besar atau sedang/kecil), atau enam bulan jika panennya bersifat terus-menerus. LS segera menginformasikan kepada UTZ (melalui dan GIP) dan kepada anggota tersebut mengenai status tidak bersertifikasi tersebut. g. Pembatalan Ketika LS memutuskan untuk tidak memberi sertifikasi kepada seorang anggota, sementara anggota tersebut masih memiliki sertifikat yang berlaku, LS dapat memutuskan untuk membatalkan sertifikat anggota yang sedang berlaku saat ini untuk menjaga integritas LS dan/atau UTZ. Pembatalan sertifikasi tidak bisa dicabut kembali. Untuk memproses sertifikasi kembali, anggota tersebut harus menerima audit baru mengikuti ketentuan yang dijelaskan di atas (poin f). LS segera menginformasikan kepada UTZ (melalui ) dan kepada anggota tersebut tentang pembatalannya, dan LS bertindak atas nama UTZ membatalkan lisensi anggota tersebut di GIP. h. Perpanjangan Perubahan-perubahan informasi sertifikasi yang terjadi selama periode berlakunya sertifikat yang mengindikasikan adanya pada penambahan (misalnya, lebih banyak volume, anggota kelompok, atau lokasi), bisa ditambahkan melalui perpanjangan. Permohonan perpanjangan perlu diajukan oleh anggota kepada LS. LS dapat menolak perpanjangan jika anggota tersebut tidak melampirkan cukup bukti bahwa perpanjangan tersebut memang sudah semestinya. LS harus melaporkan perpanjangan apa pun kepada UTZ dan mengajukan permohonan perpanjangan lisensi melalui GIP sebelum sertifikat dan lisensi saat ini habis masa berlakunya. Informasi dan dokumentasi yang diperlukan untuk proses ini meliputi: - alasan perpanjangan - tanggal audit berikutnya (hanya untuk perpanjangan waktu) - sertifikat baru - Laporan Ringkasan audit tambahan (jika ada) daftar anggota grup terbaru (dalam kasus penambahan kelompok) Jika anggota tersebut mengganti LS dalam proses sertifikasinya, LS yang saat ini menjalin kontrak yang sah dengannya adalah pihak yang berhak untuk memberikan perpanjangan sertifikat (saat ini) dan mengajukan permintaan perpanjangan lisensi. Tabel berikut menampilkan jenis perpanjangan yang dapat dilakukan. Kombinasi dua atau lebih perpanjangan di bawah juga bisa dilakukan. 10 Jika audit tambahan dilakukan untuk menerbitkan perpanjangan, LS harus mengirimkan Laporan Ringkasan audit tersebut menggunakan format audit tambahan yang bisa diminta dari departemen UTZ S&C. 17

18 Jenis Perpanjanga n/penambah an Waktu Volume dan area Lokasi Anggota kelompok Aktivitas pemrosesan Diberlakukan untuk Pedoman Perilaku + Rantai pengawasan (ChoC) Pedoman Perilaku Pedoman Perilaku + Rantai pengawasan (ChoC) multilokasi Pedoman Perilaku (multi)kelompok Pedoman Perilaku + Rantai pengawasan (ChoC) Ketentuan Perpanjangan waktu hingga 4 bulan setelah tanggal kadaluwarsa sertifikat asli dapat diberikan, tetapi hanya jika audit sertifikasi ulang telah direncanakan dan disetujui, dan perpanjangan waktu tersebut diajukan ketika sertifikat masih berlaku. Sertifikat berikutnya diterbitkan untuk periode yang tersisa dari periode sertifikat baru (misalnya, jika diberi waktu perpanjangan 2 bulan, sertifikat baru hanya akan berlaku selama 10 bulan berikutnya). Selama masa berlaku perpanjangan waktu, anggota Pedoman Perilaku dilarang menjual produk dari hasil panen baru mereka (yang akan disertifikasi oleh sertifikat berikutnya) sebagai produk bersertifikasi UTZ. Hingga maksimal 10% dari area dan/atau volume produksi bersertifikasi seorang anggota boleh ditambahkan ke dalam sertifikat setiap tahunnya dengan mendaftarkan area dan/atau volume produksi tambahan kepada LS. Verifikasi lebih lanjut oleh LS tidak diperlukan. Jika tambahan area dan/atau volume produksi seorang anggota lebih dari 10% dalam satu tahun, audit tambahan perlu dilakukan untuk tahun tesebut, sebelum perpanjangan dapat ditambahkan ke dalam sertifikat yang berlaku saat ini. Audit perpanjangan ini harus berfokus pada area dan/atau volume baru. Ketika anggota tersebut memutuskan untuk tidak mengajukan perpanjangan tapi ingin mencantumkan volume tambahan tersebut dalam sertifikat berikutnya, LS akan mencantumkannya sebagai bawaan dalam sertifikat baru setelah volume tambahan itu diperiksa dalam audit sertifikasi berikutnya. Anggota tersebut tidak dapat menjual produknya hingga disertifikasi oleh auditor dan dicantumkan dalam sertifikat baru. Jika kelompok atau multikelompok secara keseluruhan meningkatkan area dan/atau volume produksi hingga lebih dari 10% dalam satu tahun, audit tambahan IMS dan setidaknya akar pangkat dua dari jumlah anggota dari kelompok baru dan/atau anggota dengan area dan/atau volume baru (minimal 5) harus dilakukan dalam tahun tersebut sebelum perpanjangan bisa ditambahkan ke dalam sertifikat yang berlaku saat ini. Volume hanya bisa ditambahkan jika selama panen produk, produsen atau anggota kelompok sudah mematuhi semua Poin Kontrol yang sesuai dari aturan Pedoman Perilaku. Untuk para produsen dan SCA yang beroperasi di bawah tingkat keterlacakan IP/SG (Identitas Terpelihara/Segregasi), agar mencantumkan lokasi baru dalam sertifikasi multi-lokasi, audit dari lokasi baru dan lokasi utama dibutuhkan sebelum perpanjangan ditambahkan ke dalam sertifikat yang berlaku saat ini. SCA yang beroperasi di bawah Saldo Massa Rantai pengawasan (ChoC) boleh menambahkan lokasi baru ke dalam sertifikat dengan mendaftarkan lokasi tambahan itu pada LS. Verifikasi lebih lanjut oleh LS tidak diperlukan sampai audit selanjutnya. Dalam audit selanjutnya, lokasi baru harus disertakan di dalam sampel audit seperti yang dijelaskan dalam bab 2.5 (Pilihan Sertifikasi Rantai Pengawasan). Hingga maksimal 10% dari anggota kelompok baru dapat ditambahkan setiap tahunnya ke dalam sertifikat dengan mendaftarkan anggota grup tambahan (lengkap dengan area produksi dan volume mereka) kepada LS. Verifikasi lebih lanjut oleh LS tidak diperlukan. Jika lebih dari 10% anggota kelompok ditambahkan dalam satu tahun, diperlukan audit tambahan dari IMS dan jumlah yang diaudit setidaknya akar pangkat dua dari jumlah anggota kelompok baru (minimal 5) sebelum perpanjangan dapat ditambahkan ke dalam sertifikat yang berlaku saat ini. Untuk prosedur dan SCA yang beroperasi di bawah tingkat keterlacakan IP/SG (Identitas Terpelihara/Segregasi), untuk menambahkan aktivitas pemprosesan baru, audit aktivitas baru tersebut perlu dilakukan sebelum perpanjangan ditambahkan ke dalam sertifikat yang berlaku saat ini. SCA yang beroperasi dalam tingkat keterlacakan Saldo Massa (MB) boleh menambahkan aktivitas pemprosesan baru ke dalam sertifikat dengan mendaftarkan lokasi tambahan itu bersama LS. Verifikasi lebih lanjut oleh LS tidak diperlukan sampai audit selanjutnya. 18

19 i. Penyimpanan catatan Ketidakpatuhan, koreksi dan tindakan korektif yang dilakukan (berdasarkan audit sertifikasi dan audit mendadak), laporan pemeriksaan internal (untuk sertifikasi kelompok dan multi-kelompok) dan pengkajian mandiri, harus didokumentasikan, diarsip minimal tiga tahun, dan harus tersedia bagi auditor Proses Sertifikasi untuk Pedoman Perilaku Opsi-Opsi Sertifikasi Pedoman Perilaku Empat pilihan opsi yang berbeda tersedia untuk sertifikasi Pedoman Perilaku 11. Opsi pilihan tergantung pada jenis keanggotaan. Opsi sertifikasi menentukan Pedoman Perilaku Inti mana yang harus dipatuhi, siapa yang bertanggung jawab terhadap kepatuhannya, dan bagaimana contoh audit sertifikasi ditentukan. Hal tersebut Berlaku untuk anggota yang merupakan: Tanggung jawab kepatuhan: Sampel untuk audit sertifikasi: Opsi 1: Sertifikasi individual Seorang produsen perorangan Produsen individu patuh pada semua Poin Kontrol yang berlaku. Jumlah plot minimum yang akan diaudit secara fisik oleh LS adalah akar pangkat dua dari jumlah plot total di pertanian, dibulatkan ke bilangan bulat di atasnya. LS melakukan pengkajian risiko sebelum audit untuk menilai plot mana yang akan diaudit secara fisik. Jika pengkajian risiko menghasilkan nilai risiko tinggi (untuk semua plot atau tertentu), LS dapat memutuskan untuk menambah jumlah plot yang perlu diaudit secara fisik. Setiap tahun, sampel plot yang berbeda harus diaudit. Identifikasi plot sampel dan kriteria yang digunakan untuk penaksiran risiko harus dicatat oleh auditor. Pedoman Perilaku Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi individual dan multi-lokasi (ditambah modul yang Inti Yang Berlaku spesifik produk tertentu) dijelaskan dalam tabel di bawah ini. Berlaku untuk anggota yang merupakan: Tanggung jawab kepatuhan: Sampel untuk audit sertifikasi: Pedoman Perilaku Inti Yang Berlaku Opsi 2: Sertifikasi multi-lokasi Lahan perkebunan yang terdiri dari dua lokasi atau lebih yang dimiliki oleh produsen berbeda yang menggunakan praktik pertanian yang sama dan memiliki sistem manajemen gabungan (yang berarti lokasi berbeda tersebut dianggap sebagai satu lahan produksi). Terdapat lokasi pusat teridentifikasi di mana aktivitas produsen-produsen tersebut dan lokasinya dikelola. Ada bukti yang menyatakan bahwa manajemen pusat memiliki atau dikontrak oleh produsenprodusen tersebut untuk mengelola area produksi dan pemprosesannya. Manajemen pusat bertanggung jawab atas semua produsen yang wajib patuh terhadap semua Poin Kontrol yang berlaku. Semua lokasi dalam pengelolaan manajemen pusat perlu diaudit secara fisik oleh LS dengan mengikuti persyaratan Sertifikasi individual. Pedoman Perilaku Inti untuk sertifikasi individual dan multi-lokasi (ditambah modul yang spesifik produk tertentu) 11 Lihat lampiran 1 untuk pilihan sertifikasi tambahan untuk menyertakan petani kontrak. 19

STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KOPI. Versi 1.1 Desember 2015

STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KOPI. Versi 1.1 Desember 2015 STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KOPI Versi 1.1 Desember 2015 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: https://www.utz.org Atau lewat

Lebih terperinci

STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KAKAO. Versi 1.1 Desember 2015

STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KAKAO. Versi 1.1 Desember 2015 STANDAR RANTAI PENELUSURAN + LAMPIRAN RANTAI PENGAWASAN KAKAO Versi 1.1 Desember 2015 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: https://www.utz.org Atau lewat

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Modul Kopi. Versi 1.1

PEDOMAN PERILAKU Modul Kopi. Versi 1.1 PEDOAN PERILAKU odul Kopi Versi 1.1 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: www.utz.org Silakan kirim komentar dan saran Anda ke: coffeecertification@utz.org

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Modul Teh. Versi 1.1

PEDOMAN PERILAKU Modul Teh. Versi 1.1 PEDOMAN PERILAKU Modul Teh Versi 1.1 Salinan dan terjemahan dokumen ini tersedia dalam format elektronik di Situs web UTZ: www.utz.org Silakan kirim komentar dan saran Anda ke: teacertification@utz.org

Lebih terperinci

Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011

Dokumen ini menggantikan Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 Diadopsi oleh Dewan Eksekutif RSPO pada 30 November, 2011. Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 RSPO will transform

Lebih terperinci

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5 1. Pengantar Skema Aturan ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan dari Anggota Badan Akreditasi Nasional IAF di bawah Skema Sertifikasi Terakreditasi. PT. Global Certification Indonesia, selanjutnya

Lebih terperinci

Uncontrolled When Download

Uncontrolled When Download 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL PT Mutuagung Lestari, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (nomor telepon 021-8740202, nomor fax 021-87740745/87740746,

Lebih terperinci

2. Bagaimana Kami Menggunakan Informasi Anda

2. Bagaimana Kami Menggunakan Informasi Anda KEBIJAKAN PRIVASI Penidago.com dimiliki dan dioperasikan oleh Grup Perusahaan Penidago ("Penidago" atau "Kami"). Kebijakan Privasi ini menjelaskan bagaimana kami mengumpulkan, menggunakan, menyingkapkan,

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PREMI UTZ (Versi 1.0, ) Premi wajib bagi produsen bersertifikasi UTZ. Premi dibayarkan oleh pembeli pertama.

DOKUMEN PANDUAN UTZ. PREMI UTZ (Versi 1.0, ) Premi wajib bagi produsen bersertifikasi UTZ. Premi dibayarkan oleh pembeli pertama. DOKUMEN PANDUAN UTZ PREMI UTZ (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang premi, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multi-kelompok (versi 1.1) Dokumen panduan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

Marine Stewardship Council. Standar MSC Chain of Custody: Versi Default

Marine Stewardship Council. Standar MSC Chain of Custody: Versi Default Marine Stewardship Council Standar MSC Chain of Custody: Versi Default Versi 4.0, 20 Februari 2015 Tentang Marine Stewardship Council Marine Stewardship Council (MSC) merupakan sebuah organisasi global

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS

PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS PERJANJIAN AFILIASI FXPRIMUS PERSYARATAN & PERJANJIAN AFILIASI PERJANJIAN INI dibuat antara FXPRIMUS dan ( Afiliasi ). MENGINGAT, FXPRIMUS adalah dealer dalam kontrak trading di luar bursa dan kontrak

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Final - disetujui pada Juli 2010

Final - disetujui pada Juli 2010 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII MANDIRI

Lebih terperinci

PERJANJIAN PIALANG PENGENAL FXPRIMUS

PERJANJIAN PIALANG PENGENAL FXPRIMUS PERJANJIAN PIALANG PENGENAL FXPRIMUS SYARAT & PERJANJIAN PIALANG PENGENAL PERJANJIAN INI diselenggarakan antara FXPRIMUS dan ( Sponsor ). DI MANA, FXPRIMUS adalah perantara dalam kontrak serah langsung

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut: 1. Perjanjian Perjanjian ini dibuat pada tanggal ditandatangani, antara pihak (1) LS ICSM Indonesia sebagai lembaga sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No. 11B, Jakarta Selatan 12610 dan

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN PERSYARATAN BLACKBERRY ID

KETENTUAN DAN PERSYARATAN BLACKBERRY ID KETENTUAN DAN PERSYARATAN BLACKBERRY ID UNTUK MENDAPATKAN AKUN BLACKBERRY ID, SERTA DAPAT MENGAKSES LAYANAN YANG MENSYARATKAN ANDA UNTUK MEMILIKI AKUN BLACKBERRY ID, ANDA HARUS (1) MENYELESAIKAN PROSES

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

Perjanjian BlackBerry ID

Perjanjian BlackBerry ID Perjanjian BlackBerry ID Perjanjian BlackBerry ID atau "Perjanjian" merupakan suatu perjanjian hukum antara Research In Motion Limited, atau anak perusahaannya atau afiliasinya sebagaimana tertera dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

Ketentuan Dukungan HP Care Pack

Ketentuan Dukungan HP Care Pack Syarat dan Ketentuan Ketentuan Dukungan HP Care Pack PT Hewlett-Packard Indonesia Jika Anda adalah konsumen (yaitu individu yang membeli layanan ini terutama untuk penggunaan non-profesional) klik di sini

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE)

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Versi 4-10 Februari 2012 (versi akhir) 1 1.Pendahuluan Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Kebijakan Privasi. Cakupan. Jenis Data dan Metode Pengumpulan

Kebijakan Privasi. Cakupan. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Kebijakan Privasi Dalam Kebijakan Privasi ( Kebijakan ) ini, kami, Qualcomm Incorporated dan anak perusahaan kami (secara bersama-sama disebut kami, kami, atau milik kami ), memberikan informasi mengenai

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK 1. Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Lembaga Sertifikasi Pangan Organik dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kepada operator

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA F-BIPA 07.01.00.04 SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG Jl. Perindustrian II No. 12 Kec. Sukarami

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 5 PENDAHULUAN... 11 Lingkup dokumen ini... 11 Dokumen Acuan...

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) Skema sertifikasi Analis Bisnis Teknologi Informasi (IT Business Analyst) merupakan skema

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia 2017 LSP Teknologi Informasi Indonesia SKEMA SERTIFIKASI CHIEF INFORMATION OFFICER Skema sertifikasi Chief Information Officer merupakan skema okupasi yang telah dikembangkan oleh Komite Skema sertifikasi

Lebih terperinci

KETENTUAN PENGGUNAAN Situs Web TomTom

KETENTUAN PENGGUNAAN Situs Web TomTom KETENTUAN PENGGUNAAN Situs Web TomTom 1 Ruang lingkup Ketentuan Penggunaan ini berlaku untuk penggunaan Situs Web TomTom dan mencakup hak-hak, kewajiban, dan batasan Anda ketika menggunakan Situs Web TomTom.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 800-2004 Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional KATA PENGANTAR Pedoman ini diperuntukkan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penerapan Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

Uncontrolled When Download

Uncontrolled When Download NOMOR : 2 TANGGAL TERBIT : 21 Juli 2014 Revisi : 0 1. DEFINISI 1.1 MUTU CERTIFICATION 2. AKREDITASI MUTU CERTIFICATION MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) dengan

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006. 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1996, tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, dan Perusahaan Perseroan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire

Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire Buku Panduan Perlindungan Prosedural Pendidikan Khusus New Hampshire Buku Panduan ini didasarkan pada Undang-Undang Pendidikan Penyandang Disabilitas tahun 2004 dan Peraturan NH tentang Pendidikan untuk

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI

PT MUTUAGUNG LESTARI 1. PENDAHULUAN LS PRO PT Mutuagung Lestari telah ditunjuk oleh Komite Akreditasi untuk melaksanakan audit sistem sertifikasi produk 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelaksanaan sistem sertifikasi produk

Lebih terperinci

1.3. Ketentuan mengikat masing-masing Pelanggan PERUSAHAAN dari awal Pelanggan menerima ketentuan Perjanjian Pelanggan dengan PERUSAHAAN.

1.3. Ketentuan mengikat masing-masing Pelanggan PERUSAHAAN dari awal Pelanggan menerima ketentuan Perjanjian Pelanggan dengan PERUSAHAAN. PERJANJIAN PENGENAL FXPRIMUS Sesuai implementasi Arahan Pasar dalam Instrumen Keuangan (MiFID) di Uni Eropa dan sesuai dengan Undang-Undang Jasa dan Aktivitas Investasi serta Pasar Teregulasi tahun 2007

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

Berikut adalah beberapa contoh data yang disimpan oleh TRAVIAN GAMES:

Berikut adalah beberapa contoh data yang disimpan oleh TRAVIAN GAMES: Kebijakan Privasi Travian Games GmbH Dokumen ini adalah Kebijakan Privasi Travian Games GmbH, Wilhelm-Wagenfeld-Str. 22, 80807 Munich, Jerman (selanjutnya: TRAVIAN GAMES ). Kebijakan Privasi ini berlaku

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME

ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME ADENDUM TERHADAP KETENTUAN PEMBELIAN DALAM BBSLA UNTUK SELURUH TOKO RIME 1. RUANG LINGKUP & APLIKASI 1.1. Perjanjian Lisensi BlackBerry Solution ("BBSLA") berlaku untuk seluruh distribusi (gratis dan berbayar)

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

PERJANJIAN LAYANAN PORTAL PELIBATAN

PERJANJIAN LAYANAN PORTAL PELIBATAN PERJANJIAN LAYANAN PORTAL PELIBATAN April 2015 Bagian 1 Deskripsi Layanan Microsoft menyediakan konten pelatihan dalam banyak bahasa di seluruh dunia. Kami menyediakan situs web Portal Pelibatan untuk

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU) 2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan PLTS Tipe PJU dikembangkan oleh Komite Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

Pernyataan Privasi Daring

Pernyataan Privasi Daring Pernyataan Privasi Daring Pengontrol Data Western Union International Bank GmbH, UK Branch Custom House Financial (UK) Limited Western Union Business Solutions (WUBS) adalah divisi The Western Union Company.

Lebih terperinci

PANDUAN PERMOHONAN AKREDITASI REGISTRAR

PANDUAN PERMOHONAN AKREDITASI REGISTRAR PANDUAN PERMOHONAN AKREDITASI REGISTRAR PENGELOLA NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA Judul: Icon Business Park Unit L1-L2 BSD City Tangerang, Indonesia 15345, Indonesia. www.pandi.id KETENTUAN DAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/2016

PT MUTUAGUNG LESTARI ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/2016 ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA HOTEL NOMOR : 1 TANGGAL TERBIIT : 15/09/2014 REVISI : 1 TANGGAL REVISI : 27/07/2016 1. PENDAHULUAN 1.1 MUTU CERTIFICATION mendapatkan akreditasi dari KOMITE AKREDITASI

Lebih terperinci

kami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN

kami. Apabila pekerjaan cetak tidak bersponsor, maka anda harus membayar biaya cetak langsung ke toko percetakan. KETENTUAN PENGGUNAAN KETENTUAN PENGGUNAAN Selamat Datang di REVOPRINT! Terima kasih telah menggunakan layanan yang disediakan oleh diri kami sendiri, PT Revo Kreatif Indonesia (REVOPRINT), dengan alamat terdaftar kami di Kemang

Lebih terperinci

Perjanjian Layanan Cloud

Perjanjian Layanan Cloud Perjanjian Layanan Cloud Perjanjian Layanan Cloud (Cloud Services Agreement CSA ) ini serta Lampiran dan Dokumen Transaksi (Transaction Documents TD ) yang berlaku merupakan perjanjian lengkap terkait

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 1 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN

Lebih terperinci

Kebijakan Privasi Kami

Kebijakan Privasi Kami Kebijakan Privasi Kami Terakhir diubah: 12 Desember 2014. Ringkasan perubahan dapat dibaca di bagian bawah Kebijakan Privasi ini. Tujuan dari Kebijakan Privasi ini untuk memberikan gambaran umum tentang

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) PENGESAHAN Halaman 1 dari 10 PENGESAHAN Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Dr. H. Abdi Fitria, S.Hut. MP Nama Jabatan Tanda Tangan Ir. Hairil Ifansyah, MP Ketua Bidang Monev Wakil Manajemen Mutu Disahkan Oleh Dr.Ir.H.Rustam

Lebih terperinci

Proses Penyelesaian Perselisihan

Proses Penyelesaian Perselisihan Dokumen ID INDONESIA Proses Penyelesaian Perselisihan Latar Belakang ALS adalah skema yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan pendekatan NKT secara lebih bermutu dan konsisten melalui a) penyediaan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

UCONTROLLED WHEN PRINTED

UCONTROLLED WHEN PRINTED NO TERBIT : 2 TANGGAL TERBIT : 9 Maret 2015 REVISI : 0 1. PENDAHULUAN Aturan ini mempunyai struktur sesuai dengan persyaratan dari International Federation of Organic Agriculture Movement (IFOAM), Accreditation

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI 2016 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PIHAK PERTAMA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi yang merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK Lampiran 3.3. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9

AUDIT INTERNAL Kode. Dok Revisi Tgl Terbit Halaman LPM-POS-MNV Maret dari 9 LPM-POS-MNV.02 01 1 Maret 2016 1 dari 9 PENGESAHAN Nama Jabatan Tanda Tangan Dibuat Oleh Dr. H. Abdi Fithria, S.Hut., M.P Kabid Monevin Disahkan Oleh Dr. Ir. M. Ahsin Rifa i, M.Si Ketua LPM Status Distribusi

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

PRINSIP PRIVASI UNILEVER

PRINSIP PRIVASI UNILEVER PRINSIP PRIVASI UNILEVER Unilever menerapkan kebijakan tentang privasi secara khusus. Lima prinsip berikut melandasi pendekatan kami dalam menghormati privasi Anda. 1. Kami menghargai kepercayaan yang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT Kompleks Ruko Taman Tekno Boulevard, Blok A 20 Jl. Taman Tekno Widya, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Halaman : 1 dari 7 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses Sertifikasi Produk. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tata cara proses sertifikasi produk secara rinci, surveilen, resertifikasi dan perubahan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci