Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Terbitan Nomor : 4 Desember 2012"

Transkripsi

1 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Indonesia Tel. : , Fax. : , laboratorium@bsn.go.id Website :

2 Vxlnt KAN 02 T rbihn Nomor:4 I D lember 2012 LEMBAR PERSETUJUAI{ Diperiksa oleh : \4^S 0v" Direktur Akreditasi Komite Akreditasi (KAN) Nasionel Disetujui oleh : \T\L\^^v Sekretaris Jenderal Komite Akreditasi Nasional (KAN)

3 DAFTAR PERUBAHAN No. Tanggal Nomor Bagian yang Direvisi Deskripsi Ringkas Perubahan 1. 12/06/08 Identifikasi dokumen DPLP 24 Identifikasi Dokumen berubah menjadi KAN /08/11 KAN 02 (Judul dan keseluruhan) Registrasi berubah menjadi Akreditasi Keputusan registrasi oleh Sekretaris Jenderal berubah menjadi keputusan akreditasi oleh Konsil KAN /12/12 Judul dan keseluruhan Syarat dan Aturan Akreditasi Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi berubah menjadi Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi. Perubahan kerangka waktu tindakan perbaikan asesmen awal dan penyesuaian sesuai KAN Persyaratan PUP yang bermaksud mendapatkan akreditasi yaitu laboratorium penguji yang telah terakreditasi ISO dihilangkan. 3

4 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI 1 Pendahuluan 1.1 Sesuai Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 465/IV.2.06/HK /9/92 tahun 1992 yang diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 13 tahun 1997 dan terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 2001 tentang Komite Akreditasi Nasional, Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah badan yang berwenang untuk mengakreditasi kegiatan penilaian kesesuaian (conformity assessment) di Indonesia. 1.2 Dalam melakukan akreditasi, KAN dioperasikan secara profesional, independen dan imparsial sesuai ISO/IEC Di samping itu KAN juga melakukan akreditasi terhadap Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP). Akreditasi PUP yang dilaksanakan oleh KAN dilakukan dengan menilai PUP berdasarkan ISO/IEC 17043:2010: Conformity assessment General requirements for proficiency testing. 1.3 KAN menerbitkan publikasi tentang Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi, termasuk prosedur permohonan dan proses akreditasi. PUP yang mengajukan akreditasi harus mempelajari isi dokumen tersebut secara mendalam. 1.4 PUP dalam proses akreditasi dan yang telah diakreditasi oleh KAN harus mematuhi Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi yang tertera dalam dokumen ini. 1.5 Akreditasi PUP tersebut diberikan terhadap kegiatan uji profisiensi tertentu dari suatu PUP yang : a. memiliki status hukum (PUP atau organisasi induknya); b. memenuhi Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi; c. membayar biaya yang berkaitan dengan akreditasi kepada KAN. 1.6 Untuk maksud akreditasi, PUP harus memiliki kompetensi dan kepercayaan yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem manajemen dan kompetensi teknis PUP dalam penyelenggaraan uji profisiensi. 1.7 KAN menetapkan prosedur akreditasi, yang mencakup persyaratan, pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan, pengurangan, dan 4

5 pembekuan akreditasi. 1.8 Bila diperlukan KAN dapat merubah, menambah atau menghapus tiap bagian dari Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi. Apabila terjadi perubahan, KAN akan menginformasikan kepada PUP yang telah diakreditasi dan memberi waktu yang memadai untuk melakukan penyesuaian dokumentasi mutu dengan perubahan Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi. PUP harus memberi informasi kepada KAN apabila penyesuaian telah dilaksanakan seluruhnya. 2 Lingkup Uji profisiensi yang dimaksud dalam dokumen ini adalah uji profisiensi sesuai ISO/IEC 17043: Definisi 3.1 Akreditasi : pengakuan formal oleh KAN terhadap PUP penyelenggara uji profisiensi sesuai dengan ISO/IEC 17043: Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) : organisasi yang memegang tanggung jawab untuk semua pekerjaan dalam pengembangan dan pengoperasian skema uji profisiensi. 3.3 Uji profisiensi : evaluasi kinerja peserta yang telah ditetapkan sebelumnya melalui uji banding antar laboratorium. 4 Prosedur Akreditasi 4.1 Umum PUP yang bermaksud mendapatkan akreditasi dari KAN harus memenuhi persyaratan berikut : a. memiliki sistem manajemen mutu dan kompetensi teknis yang memenuhi persyaratan ISO/IEC 17043:2010 (dituangkan dalam dokumentasi sistem manajemen mutu PUP) yang telah diimplementasikan secara efektif, dengan disertai bukti pelaksanaan 5

6 satu kali audit internal dan tinjauan manajemen; b. memenuhi seluruh kebijakan dan pedoman yang ditetapkan oleh KAN yang terkait dengan Akreditasi PUP; d. telah menyelenggarakan minimal 1 kali uji profisiensi yang memenuhi prinsip-prinsip ISO/IEC 17043:2010 atau berpartisipasi sebagai provider uji profisiensi yang diselenggarakan KAN untuk lingkup yang diajukan PUP yang menginginkan untuk diakreditasi oleh KAN dapat mendapatkan dokumen yang relevan dan formulir permohonan akreditasi dari sekretariat KAN atau dari website ( 4.2 Permohonan Akreditasi Permohonan akreditasi harus dibuat sesuai dengan format yang ditetapkan oleh KAN dan melampirkan formulir isian PUP; legalitas hukum PUP dan/atau organisasi induknya, panduan mutu PUP yang sesuai dengan ISO/IEC dengan status terkendali serta dokumen maupun rekaman terkait lainnya yang dibutuhkan (formulir-formulir isian tersebut dapat diperoleh dari Sekretariat KAN atau melalui website ( Permohonan akreditasi harus dibuat di bawah wewenang dari manajemen puncak dari PUP atau manajemen puncak dari organisasi induk dimana PUP itu berada sesuai dengan legalitas hukum yang digunakan dalam persyaratan permohonan akreditasi PUP. KAN hanya akan memproses permohonan Akreditasi jika formulir isian telah diisi lengkap, semua dokumen yang diwajibkan seperti pada butir dan formulir permohonan telah diserahkan ke Sekretariat KAN Bila dipandang perlu, KAN berhak untuk meminta klarifikasi atas informasi yang diberikan oleh PUP dan berhak meminta PUP untuk menyerahkan dokumen tambahan lain yang terkait dengan Akreditasi (sebagai contoh: prosedur, instruksi kerja, dan lain-lain) Bila PUP atau organisasi induk memiliki lebih dari satu lokasi permanen dan menginginkan untuk mendapatkan akreditasi hanya sebagai satu entitas terakreditasi, PUP harus memberikan informasi rinci mengenai hubungan antara kantor pusat yang akan diakreditasi dengan lokasi atau kantor cabang yang tercakup dalam sistem manajemen mutu serta menunjuk perwakilan dari tiap lokasi atau kantor cabang. Dalam hal ini, lampiran 6

7 sertifikat akreditasi akan mencantumkan dengan jelas keseluruhan ruang lingkup akreditasi dari entitas yang diakreditasi maupan kegiatannya pada tiap lokasi/cabang. 4.3 Pra-asesmen Bila PUP pemohon akreditasi memerlukan pra-asesmen, dapat mengajukan permohonan kepada KAN Pra-asesmen bersifat sukarela Pra-asesmen dilakukan oleh personel yang ditunjuk oleh KAN untuk melakukan : a. Penjelasan syarat dan aturan akreditasi; b. Konfirmasi kecukupan organisasi dan SDM; c. Konfirmasi kecukupan akomodasi dan lingkungan, peralatan, dan bahan habis pakai; d. Konfirmasi desain penyelenggaraan uji profisiensi (misal uji homogenitas, uji stabilitas, asesmen statistik); e. Konfirmasi lingkup akreditasi; f. Konfirmasi kecukupan persyaratan permohonan akreditasi; g. Konfirmasi pelaksanaan sistem mutu termasuk audit internal Waktu pelaksanaan pra-asesmen maksimum 2 orang-hari Struktur biaya pra-asesmen sama seperti struktur biaya yang berlaku pada asesmen. 4.4 Audit Kelayakan dan Kajian Sumber Daya Pemeriksaan kelengkapan dari permohonan akreditasi dan pemenuhan dokumen persyaratan akreditasi akan dilakukan oleh sekretariat KAN KAN hanya akan memproses permohonan akreditasi jika semua dokumen yang diwajibkan pada butir dan formulir permohonan telah lengkap serta biaya permohonan telah dibayarkan Sekretariat akan melakukan kajian sumber daya setelah seluruh kelengkapan permohonan akreditasi telah dinyatakan memenuhi. Kajian sumber daya untuk memastikan bahwa KAN dapat melayani jasa akreditasi 7

8 yang diminta. 4.5 Asesmen awal Asesmen awal adalah asesmen untuk menilai kompetensi PUP berdasarkan ISO/IEC 17043:2010, dalam menentukan pemenuhan PUP atas kriteria Akreditasi yang relevan dengan lingkup Akreditasi yang diminta oleh PUP. Asesmen terdiri dari 2 tahap, yaitu audit kecukupan (pemeriksaan dokumen panduan mutu terhadap kesesuaiannya dengan persyaratan akreditasi oleh tim asesmen) dan asesmen lapangan Audit kecukupan dan asesmen lapangan dilakukan oleh Tim Asesmen yang ditunjuk oleh KAN, yang terdiri dari seorang ketua tim dan dapat dibantu oleh satu atau lebih anggota dan/atau tenaga ahli dan/atau personel Akreditasi (registration officer). Jumlah anggota tim asesmen disesuaikan dengan lingkup Akreditasi yang diajukan oleh PUP Sebelum pelaksanaan asesmen, KAN menginformasikan kepada PUP tentang tim asesmen, waktu pelaksanaan asesmen lapangan dan biaya asesmen. PUP diberi kesempatan untuk menyatakan keberatan terhadap tim dan waktu pelaksanaan asesmen lapangan dengan alasan adanya konflik kepentingan atau alas an lain yang masuk akal yang dapat diterima Hasil audit kecukupan diinformasikan PUP. Jika terdapat laporan yang menyatakan belum cukup, PUP harus menindaklanjuti hasil audit kecukupan dengan semestinya Asesmen lapangan a) Asesmen lapangan akan dilaksanakan hanya jika kekurangan dalam audit kecukupan telah diselesaikan oleh laboratorium/lembaga inspeksi secara memuaskan. b) Tim asesmen mengirimkan agenda asesmen selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum asesmen lapangan dilakukan. c) Pada saat asesmen lapangan, PUP harus menyiapkan staf (personel) kunci, sesuai persyaratan ISO/IEC 17043:2010 yaitu pimpinan puncak, koordinator, manajer teknis dan manajer mutu (atau apapun namanya). d) PUP harus dapat menyediakan seluruh rekaman dan menunjukkan kompetensi dalam penyelenggaraan uji profisiensi sesuai desain dan 8

9 lingkup yang diajukan untuk diakreditasi. e) Jika PUP memiliki lebih dari satu lokasi kegiatan, asesmen lapangan akan dilaksanakan pada seluruh lokasi yang dicakup oleh sistem manajemen mutu laboratorium/lembaga inspeksi. e) Ketidaksesuaian yang ditemukan selama pelaksanaan asesmen lapangan akan dilaporkan dalam formulir laporan ketidaksesuaian (LKS) dan harus dimintakan pendapat ke pihak PUP untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian tersebut telah dipahami dan disetujui oleh PUP. f) PUP akan mendapat laporan ringkas dan laporan ketidaksesuaian (LKS) yang ditemukan saat asesmen lapangan. Laporan ringkas dan LKS tersebut harus disetujui dan ditandatangani oleh pihak PUP dan pihak tim asesmen. Bila pihak PUP tidak menyetujui laporan ringkas dan/atau LKS, laporan ringkas dan/atau LKS yang tidak disetujui tersebut akan diserahkan kepada KAN untuk diputuskan Tindakan perbaikan asesmen lapangan a) PUP wajib menindaklanjuti ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat pelaksanaan asesmen dan menyerahkan bukti tindakan perbaikan kepada asesor. b) Batas waktu tindakan perbaikan hasil asesmen ditetapkan oleh asesor kepala dengan persetujuan PUP berdasarkan analisis terhadap sifat ketidaksesuaian. Tindakan perbaikan dan verifikasi tindakan diselesaikan dalam waktu 54 hari kerja semenjak pelaksanaan asesmen lapangan. c) Tim asesmen bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi terhadap seluruh bukti tindakan perbaikan yang diberikan oleh laboratorium/lembaga inspeksi. d) Jika tindakan perbaikan sebagaimana tersebut pada 4.4.7a) tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan atau dinilai belum memuaskan oleh tim asesmen, maka proses Akreditasi pada lingkup terkait dinyatakan gugur Bila semua proses asesmen lapangan telah selesai, tim asesmen menerbitkan laporan asesmen. 9

10 4.6 Pengambilan Keputusan dan Pemberian Akreditasi Laporan asesmen yang diberikan oleh tim asesmen diperiksa kecukupannya oleh Sekretariat KAN sebelum dilakukan pengkajian oleh panitia teknis yang tidak terlibat dalam proses asesmen Hasil pertimbangan teknis dari panitia teknis digunakan sebagai salah satu pertimbangan teknis yang diberikan ke Sekretaris Jenderal KAN dalam proses pengambilan keputusan oleh Konsil Akreditasi Panitia Teknis, dan/atau Konsil Akreditasi dapat merekomendasikan verifikasi lapangan jika terdapat keraguan dalam pemenuhan pesyaratan ISO/IEC 17043:2010 oleh PUP sebelum Konsil Akreditasi mengambil keputusan Konsil Akreditasi menetapkan memberikan atau tidak memberikan akreditasi kepada PUP pemohon berdasarkan laporan Panitia Teknis, rekomendasi dari Sekretaris Jenderal dan pembahasan yang dilakukan selama rapat Konsil Akreditasi. Status akreditasi akan diberikan bila PUP dianggap telah memenuhi seluruh persyaratan akreditasi dari KAN. Pengambilan keputusan didasarkan atas pengambilan suara Konsil Akreditasi Sertifikat akreditasi KAN berlaku 4 (empat) tahun sejak tanggal ditetapkannya dan dapat diperpanjang setiap 4 (empat) tahun sesuai dengan Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi. Sertifikat akreditasi KAN tidak dapat dialihkan kepada PUP lainnya Jika KAN tidak memberikan akreditasi kepada PUP, KAN akan memberitahu keputusan penolakan tersebut disertai alasan penolakannya. PUP diberi kesempatan untuk mengajukan permohonan banding terhadap keputusan penolakan. Banding harus diajukan tertulis ditujukan kepada Ketua KAN disertai bukti dan alasan yang benar dan dapat diterima, dan harus diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah keputusan KAN. Jika dalam periode waktu 1 (satu) bulan tersebut PUP tidak mengajukan banding, maka PUP dianggap telah menerima keputusan penolakan akreditasi Untuk proses penyelesaian banding, KAN akan membentuk Panitia Banding yang beranggotakan orang-orang independen yang tidak terlibat dalam 10

11 proses akreditasi. Jumlah anggota Panitia Banding adalah ganjil, minimum 3 (tiga) orang dan keputusan Panitia Banding adalah final. 5 Survailen 5.1 Survailen Terjadwal KAN melakukan survailen ke PUP yang diakreditasi untuk menjamin bahwa PUP tersebut selalu menjaga kompetensinya sesuai dengan kriteria akreditasi KAN dari waktu ke waktu Selama empat (4) tahun masa akreditasi, KAN akan melaksanakan kunjungan surveilen 2 (dua) kali Kunjungan survailen pertama dilaksanakan paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak tanggal ditetapkan akreditasi atau tanggal re-akreditasi Jangka waktu antara kunjungan survailen pertama dan kunjungan survailen berikutnya dan kunjungan reasesmen tidak boleh lebih dari 18 (delapan belas) bulan Jika PUP mendapatkan kunjungan tidak rutin/survailen dipercepat/survailen tidak terjadwal segera setelah tanggal keputusan akreditasi atau perpanjangan akreditasi, maka kunjungan survailen pertama akan dijadwalkan maksimum 12 (dua belas) bulan setelah kunjungan tidak rutin Untuk PUP yang beroperasi lebih dari satu lokasi, maka seluruh lokasi yang termasuk dalam sistem manajemen mutu yang sama harus mendapatkan survailen lapangan paling tidak sekali dalam satu kali masa akreditasi PUP akan mendapat laporan ringkas dan laporan ketidaksesuaian (LKS) yang ditemukan saat survailen lapangan. Laporan ringkas dan LKS tersebut harus disetujui dan ditandatangani oleh pihak PUP dan pihak tim asesmen. Bila pihak PUP tidak menyetujui laporan ringkas dan/atau LKS, laporan ringkas dan/atau LKS yang tidak disetujui tersebut akan diserahkan kepada KAN untuk diputuskan Struktur biaya survailen sesuai dengan struktur biaya akreditasi yang berlaku Tindakan perbaikan survailen terjadwal 11

12 a) PUP diharuskan menindaklanjuti ketidaksesuaian yang dilaporkan pada saat kunjungan survailen terjadwal dan mengirimkan bukti tindakan perbaikan kepada asesor. b) Batas waktu tindakan perbaikan hasil asesmen ditetapkan oleh asesor kepala dengan persetujuan LPK berdasarkan analisis terhadap sifat ketidaksesuaian. Tindakan perbaikan dan verifikasi tindakan diselesaikan dalam waktu 30 hari kerja semenjak pelaksanaan asesmen lapangan. c) Jika tindakan perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau dianggap belum memuaskan oleh tim asesmen, maka PUP akan dibekukan sementara. d) Verifikasi lapangan mungkin akan diperlukan untuk melihat implementasi dari tindakan perbaikan tertentu dari ketidaksesuaian yang dilaporkan pada saat survailen. e) PUP yang telah dibekukan seperti yang disebutkan pada butir 5.1.9c) diberikan kesempatan untuk memperbaiki kembali ketidaksesuaian. Jika tindakan perbaikan dapat diselesaikan secara memuaskan maka lingkup Akreditasi PUP yang telah dibekukan akan diberikan/diaktifkan kembali Konfirmasi status akreditasi PUP akan diinformasikan kepada PUP setelah tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian yang dilaporkan pada saat survailen dinyatakan memuaskan. 5.2 Survailen Tidak Terjadwal/Kunjungan Tidak Rutin KAN akan melakukan survailen tidak terjadwal dan pemberitahuan ke PUP diinformasikan kurang dari 2 minggu sebelum pelaksanaan. Survailen tidak terjadwal akan dilaksanakan, jika terdapat : a. pengaduan tertulis dari klien PUP yang meragukan kompetensi penyelenggaraan uji profisiensi; b. hasil evaluasi laporan penyelenggaraan uji profisiensi tidak memuaskan atau diragukan. c. indikasi bahwa PUP tidak lagi memenuhi kriteria Akreditasi KAN. d. perubahan penting yang secara nyata mempengaruhi kompetensi PUP 12

13 (perubahan struktur organisasi, perubahan kepemilikan, perubahan personel inti, perubahan alamat, perubahan fasilitas PUP, dan lain-lain). e. PUP yang bermaksud memperoleh kembali status akreditasi ruang lingkup yang dibekukan Jika ketidaksesuaian ditemukan selama kunjungan tidak rutin, prosedur tindakan perbaikannya sama seperti kunjungan survailen terjadwal, kecuali kunjungan tidak rutin yang berkaitan dengan perluasan ruang lingkup akreditasi dimana prosedur tindakan perbaikannya sama seperti pada asesmen awal. 6 Re-Akreditasi 6.1 Re-Akreditasi dilakukan sebelum masa berlaku sertifikat akreditasi atau status akreditasi berakhir. 6.2 KAN akan memberi informasi bahwa masa akreditasi akan berakhir selambat-lambatnya 12 (duabelas) bulan sebelumnya. PUP yang berminat untuk memperpanjang status akreditasinya, diminta untuk mengajukan permohonan akreditasi ulang dan informasi perubahan penting yang terjadi di PUP sejak kunjungan KAN terakhir. 6.3 Bagi PUP yang berminat memperpanjang status akreditasi, disyaratkan telah melakukan sekurang-kurangnya satu kali penyelenggaraan uji profisiensi dalam lingkupnya dan kemudian mengajukan permohonan seperti halnya pada permohonan akreditasi awal. Permohonan disertai dokumen pendukung yang disyaratkan dan sebaiknya diajukan paling lambat 9 (sembilan) bulan sebelum status akreditasi berakhir. 6.4 Permohonan akreditasi dan semua dokumen yang diserahkan oleh PUP dalam rangka memperbaharui status akreditasi akan diperiksa oleh Sekretariat KAN dan akan dilakukan audit kecukupan oleh tim asesmen jika terdapat perubahan penting pada PUP. 6.5 Kunjungan reasesmen dan prosedur tindak lanjutnya akan diselesaikan dengan cara yang sama seperti pada saat asesmen awal. 6.6 Kunjungan reasesmen akan dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum masa berlaku sertifikat akreditasi berakhir. 13

14 6.7 Status perpanjangan akreditasi PUP akan diberikan setelah tindak lanjut perbaikan dari ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat kunjungan reasesmen dinyatakan memuaskan dan pengambilan keputusan akreditasi sesuai dengan klausul Jika ketidaksesuaian yang dilaporkan pada saat pelaksanaan kunjungan reasesmen tidak dapat diselesaikan dengan memuaskan sampai dengan masa berakhirnya status akreditasi, status akreditasi PUP otomatis akan dibekukan. 6.9 Jika PUP belum menyerahkan permohonan perpanjangan masa akreditasi dan semua dokumen pendukungnya hingga masa berakhirnya status akreditasi, maka secara otomatis status akreditasi PUP tersebut tidak berlaku Tindakan perbaikan re-akreditasi Proses tindakan perbaikan terhadap hasil re-akreditasi dilaksanakan sama dengan ketentuan dalam asesmen awal Jika keputusan akreditasi diberikan sebelum masa akreditasi berakhir, status akreditasi baru dihitung sejak tanggal terakhir masa akreditasi lama, untuk jangka waktu 4 tahun berikutnya. Jika keputusan akreditasi diberikan sesudah masa akreditasi berakhir, status akreditasi dihitung sejak keputusan akreditasi. Selama masa kevakuman akreditasi yaitu antara berakhirnya akreditasi lama sampai diberikannya akreditasi baru, PUP dianggap sebagai PUP yang tidak diakreditasi. 7 Perluasan Lingkup Akreditasi 7.1 PUP yang bermaksud untuk menambah lingkup akreditasi dapat mengajukan permohonan penambahan lingkup secara tertulis dengan menggunakan formulir yang telah ditetapkan oleh KAN. Permohonan disertai dengan dokumen atau informasi tambahan lain yang diperlukan sesuai yang ditetapkan oleh KAN. 7.2 Pengajuan perluasan ruang lingkup akreditasi dapat dilakukan setelah 3 (tiga) bulan sejak status akreditasi diberikan. 14

15 7.3 Pengajuan perluasan ruang lingkup dapat dilakukan setelah minimal satu kali menyelenggarakan uji profisiensi baik sendiri maupun kolaborasi dengan PUP yang terakreditasi pada lingkup yang diajukan dan pelaksanaan asesmen lapangan dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pelaksanaan survailen. 7.4 PUP yang menginginkan pelaksanaan asesmen lapangan untuk perluasan ruang lingkup akreditasi dilaksanakan bersama-sama dengan pelaksanaan kunjungan survailen, PUP harus menyampaikan permohonan perluasan ruang lingkup paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan survailen. 7.3 Proses akreditasi untuk perluasan ruang lingkup dilaksanakan sama dengan ketentuan dalam asesmen awal. 7.4 KAN tidak menerbitkan sertifikat baru sebagai hasil perluasan ruang lingkup akreditasi, KAN akan mengganti atau menambah lampiran sertifikat akreditasi dengan lingkup akreditasi baru. 7.5 Masa berlaku sertifikat akreditasi setelah penambahan ruang lingkup sama dengan sertifikat akreditasi yang berlaku pada saat itu. 7.6 Biaya akreditasi untuk perluasan ruang lingkup yang dibebankan kepada PUP sesuai dengan struktur biaya akreditasi KAN. 8 Pembekuan dan Pencabutan Akreditasi 8.1 KAN dapat membekukan status akreditasi apabila terjadi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut : a. PUP gagal disurvailen dalam kerangka waktu yang telah ditentukan; b. ketidaksesuaian kategori 1 ditemukan dalam kunjungan survailen atau reasesmen c. PUP tidak dapat menyelesaikan tindakan perbaikan secara memuaskan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan prosedur tindakan perbaikan survailen atau kunjungan reasesmen;; d. PUP tidak menjaga kesesuaiannya terhadap kriteria/persyaratan akreditasi KAN; 15

16 e. PUP yang terakreditasi secara sukarela mengajukan diri untuk dibekukan status akreditasinya. 8.2 Pencabutan status akreditasi dapat dilakukan untuk sebagian atau seluruh ruang lingkup akreditasi, namun tidak terbatas pada kondisi sebagai berikut : a. dimiliki perorangan dan pemilik yang bersangkutan dinyatakan bangkrut atau menjadi bagian dari krediturnya; b. merupakan suatu badan usaha dalam tahap dilikuidasi; c. PUP yang terakreditasi tidak menindaklanjuti status akreditasinya setelah satu tahun dibekukan status akreditasinya; d. PUP terakreditasi secara sukarela mengajukan diri untuk dicabut status akreditasinya. 8.3 KAN harus menginformasikan kepada PUP yang diakreditasi secara tertulis mengenai pembekuan status akreditasi serta alasannya. PUP penyelenggara uji profisiensi tersebut mempunyai hak untuk meminta penjelasan kepada KAN atas status pembekuan. 8.4 PUP yang dibekukan dilarang mencantumkan simbol akreditasi KAN dalam penyelenggaraan uji profisiensi, menerbitkan dan menyebarluaskan segala bentuk publikasi termasuk iklan yang berisi pernyataan diakreditasi oleh KAN. 9 Pengaktifan Kembali Status Akreditasi 9.1 PUP yang diakreditasi dimana status akreditasinya dibekukan seluruh ataupun sebagian dapat mengajukan pemberlakuan kembali status akreditasinya. 9.2 Pengaktifan kembali status akreditasi diberikan hanya jika PUP telah menindaklanjuti penyebab pembekuan secara memuaskan. 10 Permohonan Kembali (re-application) Akreditasi 10.1 PUP terakreditasi yang status akreditasinya dicabut keseluruhan dapat mengajukan untuk diakreditasi kembali dalam waktu 1 (satu) tahun setelah tanggal pencabutan akreditasi. Dalam kasus ini, PUP dianggap sebagai pemohon baru dan seluruh proses asesmen awal diberlakukan kepada PUP serta nomor akreditasi baru akan diberikan 16

17 setelah seluruh proses akreditasi diselesaikan oleh PUP PUP terakreditasi yang status akreditasinya dicabut sebagian dapat mengajukan akreditasi kembali untuk ruang lingkup yang dicabut, selama PUP dapat menunjukan kompetensinya di bidang ruang lingkup yang dicabut. Dalam hal ini PUP harus mengikuti prosedur sesuai dengan proses penambahan ruang lingkup. 11 Penyelenggaraan Uji Profisiensi 11.1 PUP yang diakreditasi hanya boleh menyelenggarakan uji profisiensi dengan menggunakan simbol akreditasi KAN sesuai dengan ruang lingkup akreditasinya. Dalam hal sebagian lingkup akreditasi PUP dibekukan, maka penyelenggaraan uji profisiensi untuk lingkup tersebut harus didukung oleh PUP yang telah diakreditasi dalam ruang lingkup yang sesuai. Dukungan oleh PUP lain hanya diperbolehkan apabila PUP terkait pada penyelenggaraan uji profisiensi sedang dalam status dibekukan sementara. atau proses reakreditasi sedang berlangsung PUP yang telah diakreditasi wajib segera menyerahkan laporan dari setiap hasil penyelenggaraan uji profisiensi kepada KAN dalam lingkup akreditasinya yang dilampiri dengan informasi nama PUP peserta KAN berhak mendapatkan informasi lebih rinci untuk PUP peserta yang telah diakreditasi oleh KAN. 12 Kerahasiaan 12.1 KAN akan merahasiakan semua informasi yang diperoleh tentang PUP yang telah diakreditasi termasuk informasi yang diperoleh selama proses pemberian, perpanjangan, perluasan dan pengurangan lingkup akreditasi Semua personel KAN pada semua tingkatan organisasi termasuk Anggota KAN, Tenaga Ahli, Anggota Tim Panitia Teknis, Asesor dan semua Staf Sekretariat selalu menjaga kerahasiaan dan menandatangani pernyataan menjaga kerahasiaan dan bebas dari tekanan komersial Informasi tentang PUP tertentu tidak dibenarkan untuk dipaparkan kepada pihak ketiga, kecuali KAN, tanpa ijin tertulis dari PUP tersebut. Jika perundang-undangan yang berlaku di Indonesia mengizinkan untuk 17

18 mensyaratkan bahwa informasi harus dipaparkan terhadap pihak ketiga, PUP harus diberitahu tentang informasi tersebut. 13 Sertifikat Akreditasi 13.1 Setelah keputusan akreditasi PUP mendapatkan sertifikat akreditasi dan lampiran sertifikat akreditasi yang berisi ruang lingkup akreditasi Sertifikat akreditasi KAN : a. berlaku untuk 4 (empat) tahun; b. tidak berlaku pada saat status akreditasi dibekukan. c. dapat dicabut bila KAN menyimpulkan bahwa PUP telah gagal memenuhi Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi atau kriteria akreditasi KAN. 14 Hak dan Kewajiban PUP yang telah diakreditasi 14.1 PUP yang diakreditasi oleh KAN mempunyai hak untuk : a. menggunakan simbol akreditasi untuk keperluan penyelenggaraan uji profisiensi; b. mendapatkan informasi setiap adanya perubahan persyaratan akreditasi; c. mengajukan keluhan, penyelesaian perselisihan dan banding kepada KAN; d. mendapatkan informasi nama dan instansi asal anggota tim asesmen yang akan melaksanakan asesmen/survailen/re-asesmen dan menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap tim asesmen dengan alasan adanya konflik kepentingan; e. mengajukan permohonan penambahan, pengurangan, dan pembekuan lingkup Akreditasi; f. dipublikasikan status Akreditasi dan program tahunan uji profisiensi yang akan dilakukan pada media publikasi KAN. 18

19 14.2 PUP mempunyai kewajiban untuk: a. selalu menjaga kesesuaian dengan kriteria dan persyaratan akreditasi KAN; b. menjamin bahwa informasi dan dokumentasi mutu yang diberikan kepada KAN dijaga selalu mutakhir dan terkendali; c. segera memberitahukan kepada KAN tentang: i. perubahan organisasi atau manajemen, yaitu pimpinan PUP, manajer teknis, manajer mutu, penanggung jawab evaluasi data dan personel inti terkait lainnya; ii. iii. iv. perubahan alamat, kepemilikan, dan status hukum organisasi; perubahan panduan mutu, kebijakan atau prosedur, jika sesuai. perubahan peralatan, fasilitas dan/atau sumber daya lainnya yang dapat mempengaruhi mutu kerja laboratorium/lembaga inspeksi. d. membayar biaya yang berkaitan dengan proses akreditasi sesuai dengan struktur biaya yang ditetapkan KAN; e. menangani pengaduan yang terkait dengan penyelenggaraan uji profisiensi; f. tidak menggunakan akreditasinya sedemikian sehingga dapat merugikan KAN dan tidak akan membuat pernyataan yang berkaitan dengan akreditasinya yang dapat menyesatkan; g. menyampaikan program tahunan uji profisiensi yang akan diselenggarakan pada awal program; h. segera menyerahkan laporan dari setiap hasil penyelenggaraan uji profisiensi kepada KAN dalam lingkup akreditasinya yang dilampiri dengan informasi nama PUP peserta Akreditasi KAN tidak membebaskan atau mengurangi tanggung jawab PUP dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku PUP harus memberikan bantuan yang wajar dan kerjasama yang diperlukan kepada KAN dan perangkatnya untuk memungkinkan KAN dapat memantau pemenuhan terhadap Syarat dan Aturan Akreditasi 19

20 Penyelenggara Uji Profisiensi dan kriteria akreditasi KAN, mencakup: a. pemberian izin kepada KAN dan asesornya untuk melakukan asesmen, survailen, verifikasi dan kegiatan lainnya yang terkait dengan kegiatan akreditasi; b. bantuan kepada KAN atau personelnya dalam melakukan penyelidikan dan pemecahan setiap keluhan yang disampaikan pihak ketiga tentang kegiatan uji profisiensi yang termasuk dalam ruang lingkup yang telah diakreditasi Atas permintaan KAN, PUP harus menyediakan rekaman semua keluhan dan perselisihan, serta tindakan perbaikan atas keluhan dan perselisihan. 15 Penggunaan Simbol Akreditasi KAN 15.1 Penggunaan simbol akreditasi KAN untuk PUP yang telah diakreditasi adalah tidak wajib, namun KAN sangat merekomendasikan PUP untuk menggunakan simbol akreditasi tersebut Simbol akreditasi KAN terdiri atas logo KAN dan nomor akreditasi yang dijelaskan dalam kebijakan KAN untuk penggunaan simbol akreditasi PUP 15.3 Penggunaan simbol akreditasi KAN diatur dalam KAN-P-02: Penggunaan simbol akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk digunakan oleh Lembaga Sertifikasi, Lembaga Inspeksi, Laboratorium dan Penyelenggara Uji Profisiensi yang Telah Diakreditasi oleh KAN PUP yang telah diakreditasi oleh KAN, hendaknya menggunakan simbol akreditasi KAN dan ditempatkan sesuai aturan yang terdapat dalam KAN-P Dalam penempatan simbol akreditasi KAN harus diperhatikan hal-hal berikut: a. Format dan besarnya logo disesuaikan dengan logo PUP; b. Ukuran dan warna logo harus nyata dan jelas sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam Pedoman KAN (KAN P-02) atau, bila diperlukan, warna dapat diganti dengan warna yang ekuivalen, yaitu dengan menggunakan Red Green Blue (RGB) sebagai berikut: 20

21 KAN: R = 0; G = 0; B = 200; Komite Akreditasi Nasional: R = 150; G = 150; B = 150; Tanda Cek : R = 250; G = 50; B = 0; Nama PUP: R = 150; G = 150; B = 150. c. Di bawah logo harus dituliskan kata-kata Komite Akreditasi Nasional dan nomor akreditasi PUP Penyalahgunaan simbol akreditasi KAN dan/atau penyimpangan dari KAN-P- 02 akan dikenakan sangsi berupa: a. memberikan peringatan dan menginstruksikan untuk melakukan tindakan perbaikan. b. Jika dalam waktu 2 (dua) bulan, tidak dapat menyelesaikan tindakan perbaikan atau dengan sengaja terus menyalahgunakan simbol akreditasi KAN, KAN akan memberikan peringatan kedua kepada PUP. c. Jika peringatan kedua tetap tidak diindahkan, KAN akan membekukan/ mencabut akreditasi PUP. D Jika pelanggaran mengandung unsur pidana, kepada yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sesuai dengan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. 16 Keluhan, Perselisihan dan Banding 16.1 KAN memperhatikan, mencatat, menindaklanjuti, dan menyelesaikan semua keluhan dan perselisihan yang disampaikan secara tertulis atas pengoperasian sistem Akreditasi PUP atau terhadap personel KAN, baik asesor, staf sekretariat maupun personel lainnya yang ditugaskan oleh KAN PUP dapat mengajukan banding secara tertulis atas keputusan yang ditetapkan oleh KAN paling lambat 1 (satu) bulan sejak keputusan ditetapkan. Penyelesaian banding dilakukan sesuai dengan prosedur banding KAN KAN menyimpan semua rekaman banding, keluhan, dan perselisihan dan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan Akreditasi. 21

22 17 Pemberitahuan atas Perubahan Kriteria Akreditasi PUP 17.1 PUP akan mendapat pemberitahuan bila terjadi perubahan atas Syarat dan Aturan Akreditasi PUP Penyelenggara Uji Profisiensi dan kriteria Akreditasi KAN PUP akan diberi waktu yang cukup, untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi PUP harus memberitahu secara tertulis kepada KAN atas rencana dan pelaksanaan perubahan yang berkaitan dengan pemenuhan persyaratan. 18 Penggantian Kerugian 18.1 PUP bertanggung jawab untuk mengganti kerugian atas tuntutan yang disampaikan ke KAN oleh pihak ketiga yang muncul langsung maupun tidak langsung dari akreditasi PUP dan penggunaan simbol akreditasi KAN sesuai dengan Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi KAN bertanggung jawab atas permintaan ganti rugi oleh pihak lain jika terbukti kesalahan dilakukan oleh KAN. Pengaturan lebih lanjut mengenai penggantian kerugian ini disesuaikan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia. 19 Biaya Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi 19.1 KAN mempunyai sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran pemerintah dan biaya Akreditasi dari PUP KAN menetapkan dan mempublikasikan struktur biaya akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 20 Peraturan Perundang-undangan Syarat dan Aturan Akreditasi Penyelenggara Uji Profisiensi ini disusun dan ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 22

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004

DP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Pedoman: PD Rev. 02

Pedoman: PD Rev. 02 Pedoman: PD-07-01.Rev. 02 PERSYARATAN DAN ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 / SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 : 2004. INDAH KARYA REGISTER CERTIFICATION SERVICES I. UMUM 1.1

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia DPLS 20 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI ORGANIK Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung 1 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Lt. 14 Jl.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia DPLS 04 rev.3 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK, PROSES, JASA Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Menara Thamrin Lt. 11 Jl. MH Thamrin Kav.3,

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI

LAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 JAWA BARAT INDONESIA Telp. 022 2504088, 2510682, 2504828 Fax. 022 2502027 Website : www.b4t.go.id

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA F-BIPA 07.01.00.04 SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG Jl. Perindustrian II No. 12 Kec. Sukarami

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT Kompleks Ruko Taman Tekno Boulevard, Blok A 20 Jl. Taman Tekno Widya, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia

KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI. Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia DPLS 16 KEBIJAKAN PENGALIHAN SPPT SNI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia

Lebih terperinci

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:

2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut: 1. Perjanjian Perjanjian ini dibuat pada tanggal ditandatangani, antara pihak (1) LS ICSM Indonesia sebagai lembaga sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No. 11B, Jakarta Selatan 12610 dan

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN TAMBAHAN AKREDITASI LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

SYARAT DAN ATURAN TAMBAHAN AKREDITASI LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU DPLS 14 Rev. 0 SYARAT DAN ATURAN TAMBAHAN AKREDITASI LEMBAGA VERIFIKASI LEGALITAS KAYU Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl.

Lebih terperinci

PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI

PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI DPLS 12 Rev. 1 PERSYARATAN TAMBAHAN BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN INFORMASI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV,

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT. ANUGERAH GLOBAL SUPERINTENDING DOKUMEN PENDUKUNG KETENTUAN DAN TATA CARA SERTIFIKASI PRODUK Depok, 22 Juni 2016 Disahkan oleh, Nurhayati Syarief General Manager Edisi : A No. Revisi : 0 Halaman : 1

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI B4T - QSC A. JASA SERTIFIKASI B4T QSC LINGKUP SERTIFIKASI B4T QSC Lingkup sertifikasi B4T QSC meliputi sertifikasi : 1. Sertifikasi sistem manajemen mutu ( ISO 9001:2008 ) 2. Sertifikasi sistem manajemen lingkungan

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 12/BNSP.214/XII/2013 Tentang PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK Versi 0 Desember 2013 Lampiran :

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1.0 PENDAHULUAN PT. Ayamaru Sertifikasi menyusun Aturan Pelaksanaan ini untuk digunakan

Lebih terperinci

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN

Lebih terperinci

PROSES SERTIFIKASI 20/6/2012

PROSES SERTIFIKASI 20/6/2012 Disahkan oleh: Manajer Pelaksana Hal. 1 dari 7 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci tahapan proses sertifikasi Sistem Manajemen Klien mencakup pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penagguhan,

Lebih terperinci

Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP PHPL)

Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP PHPL) DPLS 13 Rev. 0 Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP PHPL) Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti,

Lebih terperinci

Pedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

Pedoman KAN 403-2011 Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Pedoman KAN 403-2011. Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis Komite Akreditasi Nasional Pedoman KAN 403-2011 Daftar isi Kata pengantar...ii

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :...

SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :... F 6.0-00-01-04/Rev.0 SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA... DENGAN LSPRO CHEMPACK Nomor :... Nomor :... Pada hari ini..., tanggal satu bulan... tahun..., kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT QUALIS INDONESIA

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT QUALIS INDONESIA SURAT PERJANJIAN TENTANG SERTIFIKAT PRODUK... NO.:.../ SNI -... Pada hari ini...tanggal...bulan... tahun...kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1... : bertindak untuk dan atas nama Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL,

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING Approved by RD Page 1 of 5 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018 X SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORASI GEOGRAFIS OPERATOR 1. Latar Belakang 1.1. Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mengamanatkan bahwa informasi

Lebih terperinci

LSSM BBLM PEDOMAN MUTU ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

LSSM BBLM PEDOMAN MUTU ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU 1. Audit Tahap I, terkait dengan Tinjauan Manual Tindakan koreksi hasil Audit Tahap I, harus segera dilakukan oleh pemohon dalam batas waktu 2 (dua) bulan. Jika dalam batas waktu tersebut, pemohon belum

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi Standar Nasional Indonesia Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1.0 PENDAHULUAN PT. Ayamaru Sertifikasi menyusun Aturan Pelaksanaan ini untuk digunakan

Lebih terperinci

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN DAN PENGGUNAAN TANDA SERTIFIKASI

HAK DAN KEWAJIBAN KLIEN DAN PENGGUNAAN TANDA SERTIFIKASI Hal. 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini menjelaskan hak dan kewajiban Klien yang telah memperoleh sertifikat kesesuaian sistem manajemen dari LSS-BBIA dan ketentuan yang berhubungan dengan penggunaan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

4.12 SYARAT DAN KONDISI YANG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

4.12 SYARAT DAN KONDISI YANG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 4.12 SRAT DAN KONDISI NG MENGATUR VERIFIKASI LEGALITAS KAYU 1. Syarat dan Kondisi ini mengatur Skema Verifikasi Legalitas Kayu (selanjutnya disebut sebagai Skema ) yang diselenggarakan oleh TROPICAL RAINFOREST

Lebih terperinci

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5 1. Pengantar Skema Aturan ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan dari Anggota Badan Akreditasi Nasional IAF di bawah Skema Sertifikasi Terakreditasi. PT. Global Certification Indonesia, selanjutnya

Lebih terperinci

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1

Lebih terperinci

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel

Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 800-2004 Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional KATA PENGANTAR Pedoman ini diperuntukkan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penerapan Skema Sertifikasi

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR Approved by RD Page 1 of 6 I. STANDAR ACUAN PT IAPMO Group Indonesia menggunakan beberapa acuan untuk mengembangkan menetapkan skema sertifikasi personel, di mana standar acuan tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK Lampiran 3.3. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 2017 LSP DOMPET DHUAFA SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2 Disusun berdasarkan SKKNI tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Lebih terperinci

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang No. 1510, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Alat Konversi BBG. Skema Sertifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI ALAT KONVERSI BAHAN

Lebih terperinci

PROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8

PROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8 PROSES SERTIFIKASI Hal. 1 dari 8 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci tahapan proses sertifikasi Sistem Manajemen Klien mencakup pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penagguhan, pencabutan

Lebih terperinci

Penerapan Skema Sertifikasi Produk

Penerapan Skema Sertifikasi Produk Penerapan Skema Sertifikasi Produk Barang Rumah Tangga Lainnya dan Peralatan Komersiel (21.06) Daftar isi 1 Ruang lingkup 2 Acuan Normatif 3 Sistem sertifikasi 4 Definisi 5 Proses sertifikasi 6 Persyaratan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S.) BAGIAN 143 SERTIFIKASI DAN PERSYARATAN PENGOPERASIAN BAGI PENYELENGGARA PELATIHAN PELAYANAN LALU LINTAS PENERBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI 14 NOPEMBER 2012 LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL

Lebih terperinci

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat

2015, No Radioaktif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4370); 4. Perat BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1923, 2015 BAPETEN. Labotarium. Dosimetri Eksterna. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

PERJANJIAN LISENSI PENGGUNAAN TANDA SNI No. : /ABI-Pro/X/2014

PERJANJIAN LISENSI PENGGUNAAN TANDA SNI No. : /ABI-Pro/X/2014 PERJANJIAN LISENSI PENGGUNAAN TANDA SNI No. : /ABI-Pro/X/2014 Agro-Based Industry Product Certification (ABI-Pro), beralamat di Jalan Juanda 11, yang selanjutnya disebut sebagai ABI-Pro, dengan ini memberikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.15/VI-BPPHH/2014 TENTANG MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA VERIFIKASI

Lebih terperinci

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI

Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI PSN 306-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian Kesesuaian Ketentuan umum penggunaan tanda kesesuaian produk terhadap SNI Badan Standardisasi Nasional PSN 306-2006 Daftar isi Daftar isi i Prakata

Lebih terperinci

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013

KAN-G-XXX Nomor terbit: 1 Mei 2013 PANDUAN LEMBAGA INSPEKSI DALAM RANGKA MELAKUKAN KAJIAN KESESUAIAN (GAP ANALYSIS) DOKUMENTASI SISTEM MUTU OPERASIONAL INSPEKSI TERHADAP STANDAR ISO/IEC 17020:2012 1. PENDAHULUAN 1) Panduan Kajian Kesesuaian

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO)

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO) LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO (LSPro BARISTAND INDUSTRI MANADO) {xtypo_dropcap}l{/xtypo_dropcap}spro Baristand Industri Manado adalah Lembaga Sertifikasi yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PERSYARATAN DAN MEKANISME SERTIFIKASI HAK ASASI MANUSIA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

Skema sertifikasi produk

Skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Skema sertifikasi produk Kategori produk tangki

Lebih terperinci

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk

Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk PSN 305-2006 Pedoman Standardisasi Nasional Penilaian kesesuaian - Pedoman penggunaan sistem manajemen mutu organisasi dalam sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar Isi... i

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi Skema sertifikasi Kompetensi Manajer Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG KOMPETENSI Disusun atas dasar permintaan otoritas kompeten bidang budidaya perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan Lembaga Sertifikasi Profesi Akuakultur Indonesia untuk membangun, memelihara

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2013 Tanggal : 2013 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) 1. Latar Belakang 1.1 Tenaga teknik yang bekerja di bidang ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi Skema sertifikasi Kompetensi Auditor Energi merupakan skema sertifikasi yang dikembangkan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA

PROSEDUR MUTU LSPro-BBIA Halaman : 1 dari 5 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini menguraikan tanggung jawab dan metode yang digunakan sehubungan dengan: Hak dan kewajiban pelanggan yang telah memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN TANDA KESELAMATAN Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 ayat

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL (PT. MUTUAGUNG LESTARI) Adalah perusahaan jasa sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Halaman : 1 dari 7 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses Sertifikasi Produk. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tata cara proses sertifikasi produk secara rinci, surveilen, resertifikasi dan perubahan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000)

PEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000) PEMELIHARAAN, PERLUASAN, PENGURANGAN, PENANGGUHAN/PEMBEKUAN, DAN / ATAU PENCABUTAN/ PEMBATALAN SERTIFIKAT (SISTEM SMKP/ISO 22000) 6.1 Pemeliharaan Sertifikat 6.1.1 Pemeliharaan Sertifikat meliputi kegiatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL 33 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Meliputi penerimaan survailen, resertifikasi & perluasan lingkup audit.

Meliputi penerimaan survailen, resertifikasi & perluasan lingkup audit. 1. Tujuan Prosedur ini digunakan sebagai acuan untuk mengatur aktivitas yang berkaitan dengan Survailen, Resertifikasi & Perluasan Lingkup PT Sertifikasi Mutu Indonesia. 2. Ruang lingkup Meliputi penerimaan

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT 1. Latar Belakang 1.1 Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat

Lebih terperinci

P02 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Transfer Sertifikat PHPL dan Legalitas Kayu

P02 Rev.C 01/06/2016 : Pedoman Transfer Sertifikat PHPL dan Legalitas Kayu 1. RUANG LINGKUP Pedoman ini mencakup tata cara transfer Sertifikat PHPL atau Sertifikat LK kepada PT Trustindo Prima Karya dan transfer Sertifikat PHPL atau Sertifikat LK dari PT Trustindo Prima Karya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.761, 2014 KEMENKEU. Konsultan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI

PT MUTUAGUNG LESTARI 1. PENDAHULUAN LS PRO PT Mutuagung Lestari telah ditunjuk oleh Komite Akreditasi untuk melaksanakan audit sistem sertifikasi produk 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pelaksanaan sistem sertifikasi produk

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU ABI-Pro

PROSEDUR MUTU ABI-Pro 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini menguraikan tanggung jawab dan metode yang digunakan sehubungan dengan : Hak dan kewajiban pelanggan yang telah memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

Lebih terperinci

Uncontrolled When Download

Uncontrolled When Download 1. DEFINISI 1.1. MUTU CERTIFICATION INTERNATIONAL PT Mutuagung Lestari, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 33.5 Nomor 19, Cimanggis, Depok, Jawa Barat (nomor telepon 021-8740202, nomor fax 021-87740745/87740746,

Lebih terperinci

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL..

ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. ATURAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI HOTEL.. 1. PENDAHULUAN 1.1. LSUP PT. ENHAII MANDIRI 186 mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LSUP-015-IDN; 1.2. LSUP PT. ENHAII

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR TAHUN TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a.

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a. PERATURAN DAERAH KOTA SERANG Menimbang : Mengingat : NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERIZINAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, a. bahwa Jasa Konstruksi mempunyai peran strategis

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Halaman : 1 dari 5 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses penambahan, pengurangan, penangguhan dan pembatalan ruang lingkup sertifikat. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tanggung jawab dan metode yang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2009 TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin akuntabilitas jasa pengujian parameter

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI EKSTERNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci