PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN MUTU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN MUTU"

Transkripsi

1

2

3 PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN MUTU PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu i

4 ii PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

5 KATA PENGANTAR Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dapat dikatakan sebagai program yang kompleks dan besar. Program ini kompleks dilihat dari berbagai aspek, yaitu : kegiatan yang beragam; baik jenis maupun tahapannya. Dalam program ini terlibat berbagai pihak; mulai pemerintah (pusat dan daerah), lembaga donor, kelompok sasaran (pemerintah daerah dan masyarakat), konsultan (di pusat, daerah, hingga kelurahan/desa) dengan berbagai bidang keahlian. Di tingkat masyarakat, yang merupakan sasaran sekaligus pelaku utama dalam program pemberdayaan ini juga muncul berbagai peran. Dari aspek pendanaan program/kegiatan, program ini mendapatkan sumber pendanaan dari lembaga donor (Bank Dunia, Islamic Development Bank, dan lainnya), Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, juga dari masyarakat sebagai bentuk keswadayaan. Di samping itu, program ini dikatakan besar dengan lokasi sasaran yang menjangkau seluruh provinsi di tanah air dengan jumlah kelurahan/desa mencapai 11 ribu. PNPM yang dimulai tahun 2007 dilaksanakan dengan landasan konsep P2KP yang sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun Untuk program yang sekompleks dan sebesar dengan input sumberdaya yang tidak kecil, diperlukan rumusan berbagai hasil/output serta ukuran (standar) yang jelas sehingga dapat diperoleh hasil yang berkualitas baik. Oleh karenanya dipandang penting adanya suatu pedoman dalam mengendalikan kualitas/mutu untuk berbagai hasil implementasi program. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut disusun Pedoman Teknis Pengendalian Mutu. Buku ini memuat landasan dan kerangka pengendalian mutu secara umum. Selanjutnya, masih diperlukan petunjuk yang menunjukkan tatacara secara teknis tentang prosedur pengendalian mutu pada aspek-aspek atau sasaran pengendalian yang ditetapkan. Dengan berbagai pedoman dan petunjuk pengendalian mutu tersebut dapat diharapkan program ini mampu menyajikan hasil yang bermutu tinggi. Selamat menjalankan tugas. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Ir. Guratno Hartono, MBC PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu iii

6 iv PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR vii LAMPIRAN vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian Pengendalian Mutu Program Pemberdayaan Masyarakat Prosedur Pengendalian Mutu 4 BAB II KETENTUAN UMUM 2.1. Pengendalian Mutu sebagai Upaya Pemastian Kualitas Strategi Pengendalian Mutu Sasaran Pengendalian Mutu Jenjang Pengendalian Mutu 13 BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN 3.1. Metodologi Tahap Pengendalian Mutu 18 a. Tahap Pengendalian Tidak Langsung 18 b. Tahap Pengendalian Langsung 20 c. Evaluasi Kinerja Pelaku dan Review 24 d. Monitoring Stakeholder Pusat 27 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu v

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Hubungan Pemastian Kualitas dan Pengendalian Kualitas 10 Gambar 2.2. Jenjang Pengendalian Kualitas 14 Gambar 3.1. Alur Pengendalian Kualitas 17 Gambar 3.2. Jenis dan Alur Kegiatan Review Program 26 Gambar 3.3. Alur Pelaporan Pengendalian 31 vi PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

9 LAMPIRAN Lampiran 1 34 Indikator Kinerja PNPM Mandiri Perkotaan Lampiran 2 35 Logical Framework PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Project 35 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu vii

10 viii PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

11 BAB I PENDAHULUAN PETUNJUK TEKNIS Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) 1

12 1.1. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan dimulai tahun 2007 yang diarahkan untuk mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs) sehingga tercapai pengurangan penduduk miskin sebesar 50% di tahun Saat ini pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan telah membangun kelembagaan masyarakat lebih dari 11 ribu desa/kelurahan yang tersebar di sekitar kecamatan di 268 kota/kabupaten, telah memunculkan lebih dari 600 ribuan relawan dari masyarakat setempat, serta lebih dari 22 Juta orang pemanfaat (penduduk miskin), melalui 860 ribu Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). PNPM Mandiri Perkotaan, selanjutnya disebut PNPM MP berorientasi untuk membangun pondasi masyarakat berdaya dengan sejumlah kegiatan intervensi pada perubahan sikap/perilaku/cara pandang masyarakat yang bertumpu pada nilai nilai universal. Pada tahap berikutnya berorientasi untuk membangun transformasi menuju masyarakat mandiri yang dilakukan melalui sejumlah intervensi pembelajaran kemitraan dan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan kelompok peduli setempat dengan berbagai pihak (channelling program) untuk mengakses berbagai peluang dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya pada tahap akhir dari transformasi kondisi sosial menuju masyarakat madani, PNPM MP melakukan intervensi di lokasi padat, kumuh dan termiskin dengan melakukan kegiatan khusus. Diharapkan melalui kegiatan tersebut dapat mendorong peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan kualitas lingkungan permukiman yang berkelanjutan. Secara khusus tujuan Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai berikut: Mewujudkan masyarakat Berdaya dan Mandiri, yang mampu mengatasi berbagai persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM); Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam menerapkan model pembangunan partisipatif yang berbasis kemitraan dengan masyarakat dan kelompok peduli setempat; Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan masyarakat untuk optimalisasi penanggulangan kemiskinan; Meningkatkan capaian manfaat bagi masyarakat miskin untuk mendorong peningkatan IPM dan pencapaian sasaran MDGs. Dengan tujuan seperti itu, maka fokus pendampingan konsultan adalah dalam rangka memampukan Pemda dan Masyarakat agar lebih mandiri dan mampu bersinergi dalam melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan. Di sisi masyarakat, peran fasilitator akan difokuskan secara bersamaan agar dapat memampukan BKM melaksanakan kegiatannya secara lebih mandiri dan mampu bersinergi dengan pihak luar. Di tingkat kota/kabupaten tantangan KMW adalah membangun kesadaran aparat Pemda & Stakeholders lainnya untuk lebih peduli, lebih sinergis dan menjadikan agenda penanggulangan kemiskinan sebagai agenda bersama untuk membangun masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan. 2 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

13 Fokus kegiatan pengendalian mutu adalah untuk memastikan konsultan di berbagai level dapat memfasilitasi program sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan, dan juga memastikan sinergitas Masyarakat, Pemda dan Kelompok Peduli dapat melaksanakan upaya penanggulangan kemiskinan secara lebih mandiri. Sebagai sebuah program yang bersifat massal, maka kegiatan pengendalian mutu harus dilakukan secara berkala dan berjenjang dari level Pusat (proyek & konsultan) sampai ke Daerah (konsultan & pemda). Hal ini dimulai dengan membangun kesadaran bahwa kegiatan pengendalian mutu merupakan agenda bersama. Tim Fasilitator kelurahan, Tim Koordiantor Kota, dan Tim KMW (OC/OSP) sebagai tim pendamping di daerah yang merupakan salah satu input program jumlahnya lebih dari orang tersebar di seluruh daerah. Terhadap para pendamping tersebut perlu diterapkan standard kualitas agar hasil kerja pendampingan mereka juga berkualitas baik. Masyarakat sebagai pelaku program di tingkat kelurahan difasilitasi untuk melaksanakan berbagai proses kegiatan dengan target (standard) capaian yang telah ditentukan. Sudah barang tentu bahwa para pelaku akan mengikuti tatacara pelaksanaan kegiatan dan diukur kinerja capaian targetnya. Untuk implementasi dalam program yang seluas dan sekompleks itu, dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan ini diperlukan suatu pedoman yang mengatur secara teknis tindakan pengendalian terhadap mutu (kualitas) agar dicapai kinerja yang optimal sesuai standar standar yang ditetapkan Pengertian Pengendalian Mutu Program Pemberdayaan Masyarakat 1) Pengertian Mutu (kualitas) Mutu adalah totalitas gambaran dan karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan yang tersirat. Mutu merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau penerima manfaat. Dengan pengertian tersebut, elemen mutu meliputi : Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang). 2) Pengertian Pengendalian Mutu (Quality Control) Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat berkala yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan (penerima manfaat). PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 3

14 Pengendalian mutu terdiri atas 3 langkah utama, yaitu : Perencanaan Mutu (Quality Planning); pada tahapan ini dilakukan identifikasi kebutuhan konsumen (penerima manfaat), melakukan perancangan produk sesuai kebutuhan konsumen serta melakukan perancangan proses produksi yang sesuai spesifikasi rancangan produk. Pengendalian Mutu (Quality Control); merupakan suatu bentuk pengendalian kualitas pada saat proses produksi. Pada tahapan ini dilakukan identifikasi faktor kritis yang harus diperhatikan, mengembangkan alat dan metode pengukuran serta mengembangkan standar bagi faktor kritis. Quality Improvement; Merupakan suatu tindakan yang dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara kondisi aktual dengan kondisi standar, agar dilakukan perbaikan, penyesuaian, dan tindakan lain yang tepat. 3) Pengertian Pengendalian Mutu Program Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai suatu upaya untuk memulihkan atau meningkatkan keberdayaan suatu komunitas agar mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak hak dan tanggung jawab mereka sebagai komunitas manusia dan warga negara. Tujuan akhir pemberdayaan masyarakat adalah pulihnya nilai nilai manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai pribadi yang unik, merdeka dan mandiri, yaitu: unik dalam konteks kemajemukan manusia, merdeka dari segala belenggu internal maupun eksternal termasuk belenggu keduniawian dan kemiskinan, serta mandiri untuk mampu menjadi programmer bagi dirinya dan bertangung jawab terhadap diri sendiri dan sesama. Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki. Pengendalian mutu dalam program pemberdayaan masyarakat merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat berkala dan khusus yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu (kualitas) terhadap proses dan hasil dari keputusan dan kegiatan/kerja masyarakat sebagai pelaku utama dalam program pemberdayaan Prosedur Pengendalian Mutu 1) Kerangka Kerja Pengendalian Program Dinamika atau pergerakan aktivitas pendampingan, baik pada tingkat masyarakat maupun tingkat kota/kabupaten, perlu dikendalikan secara sistemik. Sehingga kerangka tugas monitoring, supervisi dan penguatan berjalan dalam fokus, pendekatan serta tujuan yang jelas. Dalam konteks ini ditetapkan kerangka dan prosedur pengendalian pelaksanaan kegiatan seperti berikut: Fokus pengendalian diorientasikan pada upaya efektif memastikan rangkaian tahapan fasilitasi kepada masyarakat maupun pemda (kota/kabupaten) dalam melaksanakan penanggulangan kemiskinan yang makin mandiri. Dengan demikian, setiap pelaku (konsultan dan fasilitator) di berbagai level harus memfasilitasi program sesuai dengan petunjuk petunjuk yang telah ditetapkan. Menguatkan kegiatan monitoring, supervisi dan evaluasi yang mutlak dilakukan secara masal di berbagai tingkatan, sehingga agenda agenda monitoring, 4 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

15 supervisi dan penguatan/cb benar benar menjadi agenda setiap pelaku, pemerintah, konsultan maupun masyarakat. Memastikan pendekatan pengendalian yang berbasis pada pemastian kualitas, pengendalian kualitas dan perbaikan atas umpan balik dari suatu fakta/kenyataan (masalah ataupun keberhasilan). Selanjutnya diharapkan pola monitoring dan supervisi dapat berjalan sebagai media lesson learned secara cepat. Dengan demikian, pengaturan operasionalisasi pengendalian disusun seperti berikut: a) Langkah operasional yang ditempuh adalah dengan fokus membangun kesadaran semua pihak untuk melakukan pengendalian kualitas kegiatan. b) Pengendalian kualitas digunakan sebagai media pemastian kualitas. c) Mengelola dan memanfaatkan data SIM dan Kemajuan Mingguan dua Mingguan secara konsisten dan bertanggung jawab. d) Memastikan validitas data dengan mekanisme melakukan uji petik/sampling/spot check secara rutin maupun berkala. e) Melaksanakan monitoring, supervisi dan penguatan secara rutin dan terprogram. f) Kegiatan monitoring, supervisi dan evaluasi harus dilakukan oleh setiap lini manajemen. g) Mewujudkan mekanisme pengendalian partisipatif di tingkat Kelembagaan Masyarakat/BKM/LKM dan UP UP dengan difasilitasi proses maupun pembelajarannya oleh Fasilitator (Faskel). 2) Pola Pengendalian Tidak Langsung Prosedur ini dikembangkan dengan melakukan amatan dalam bentuk analisis hasil capaian, baik dari sisi progres maupun dari sisi proses. Capaian progres diketahui melalui pengamatan terhadap data mingguan dan 2 mingguan, sedangkan capaian proses melalui pengamatan terhadap data SIM. Acuan untuk capaian progres adalah Master Schedule Nasional, sedangkan acuan capaian proses adalah indikator dalam Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan; yang dijabarkan dalam Key Performance Indicators (indikator kinerja kunci). Capaian progres dan capaian proses ini secara periodik, dalam periode bulanan, ditayangkan melalui web site. Prosedur pengendalian ini untuk memberikan jaminan, bahwa proses yang sedang berjalan dilakukan sesuai dengan urutan kegiatan dan substansi yang terkategorikan dalam SIM maupun PAD. Proses analisis data dalam pengendalian tidak langsung, yang menjadi tugas dari seluruh pihak, diatur dan ditetapkan sebagai berikut: 1) KMP melakukan analisis terhadap capaian progres data kuantitatif Mingguan dan Bulanan, baik terhadap urutan kegiatan maupun terhadap kecepatan capaian progresnya. 2) Capaian Indikator Kinerja berbasis SIM, dengan fokus analisis terhadap dua hal yaitu menyangkut capaian alur proses Pemberdayaan/Penyiapan Masyarakat (PM) dan capaian pencairan/penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), yang harus dilakukan oleh KMW 3) Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) berbasis mekanisme PPM dan CHU (Complaint Handling Unit) KMP harus melaporkan semua laporan pengaduan masyarakat di semua tingkatan, baik yang telah difasilitasi, sedang difasilitasi, maupun yang belum difasilitasi. PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 5

16 4) Verifikasi data data program dilakukan secara berjenjang pada jalur fungsional konsultan mulai dari fasilitator kelurahan sampai dengan KMP. 5) Berdasarkan analisis terhadap sumber sumber data sekunder, TL Provinsi dan KMP melakukan verifikasi terhadap data data yang masuk dari lapangan (di tingkat fasilitator). Apabila ditemukan adanya data yang tidak rasional, data tidak terisi/tidak lengkap, data yang urutannya tidak logis, adanya kesalahan input data maupun anomali data yang lainnya, maka KMP dan TL Provinsi segera menyampaikan informasi tersebut ke sumber data terkait (Fasilitator), dengan tembusan kepada OSP dan Tim Advisory (jika terkait penerapan pedoman dan konsep program). Data tersebut selanjutnya harus divalidasi di tingkat lapang oleh fasilitator, sebelum dikirim kembali ke TL Provinsi, dengan tembusan ke PD OSP, dan kepada Tim Advisory sebagai perbaikan data. 3) Pola Pengendalian Langsung Prosedur pengendalian langsung merupakan tata cara / metoda pengendalian yang dilakukan secara langsung di lapangan, dengan melakukan proses pendampingan atau kunjungan secara langsung untuk mengamati proses yang sebenarnya terjadi di lokasi kegiatan. Pengendalian langsung terhadap kegiatan pelaksanaan, ditetapkan dan diatur dengan menggunakan tata cara sebagai berikut: Pemantauan ( Monitoring ) Kegiatan pemantauan atau monitoring dilakukan dengan melaksanakan kunjungan langsung di masing masing wilayah penugasan dalam lingkup regional maupun provinsi. Kegiatan ini untuk melakukan sampling pengendalian tentang status pelaksanaan kegiatan dan penyiapan media media bantu yang dibutuhkan, serta monitoring terhadap pemanfaatan dana BLM yang sudah dicairkan. Dalam monitoring ini ditujukan pada beberapa fokus kegiatan, yang antara lain meliputi: penyelenggaraan pelatihan, sosialisasi, fasilitasi siklus/alur proses program di masyarakat, kegiatan infrastruktur, dana bergulir serta manajemen keuangan. Supervisi Kegiatan supaervisi (uji petik) merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pelaksanaan satu tahapan/siklus kegiatan selesai difasilitasi di masyarakat. Supervisi ini merupakan kegiatan untuk memastikan bahwa proses telah berjalan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan serta sesuai dengan koridor yang telah disusun dalam Pedoman/petunjuk yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan mekanisme uji petik yang telah ditentukan (proporsional terhadap jumlah kelurahan dampingan). Penguatan Kapasitas Pelaku (tingkat TL Provinsi, Korkot, dan Fasilitator Kelurahan) Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong tingkat capaian kegiatan berdasarkan batasan waktu yang telah ditentukan dalam Master Schedule, serta meningkatkan kinerja sesuai yang diharapkan berlandaskan pada tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab penugasan dari masing masing personil. Berdasarkan pengaturan dan tata cara pengendalian yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan SDM/personil yang harus bertanggung jawab untuk melakukan proses pengendalian dimaksud, seperti berikut: Unsur pelaksana pengendalian progres maupun substansi, dikelompokkan berdasarkan struktur organisasi dan hirarki manajerial yang ada, dimana untuk 6 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

17 unsur pengendali di tingkat lapangan ada di bawah tanggung jawab Korkot dan Fasilitator Kelurahan. Tim OSP dan Provinsi melalui para tenaga ahli (spesialis) bertanggung jawab sebagai unsur pengendali di tingkat regional dan provinsi. Tim KMP dalam kapasitasnya sebagai koordinator pengendali dan penggerak implementasi di tingkat pusat, melalui seluruh Sub Tim dan Unit unitnya akan bertanggung jawab sebagai unsur pengendali kegiatan di tingkat Nasional. PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 7

18 8 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

19 BAB II KETENTUAN UMUM PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 9

20 2.1. Pengendalian Mutu Sebagai Upaya Pemastian Kualitas (Quality Assurance) Pada suatu proses kegiatan yang hanya berorientasi pada produk tunggal maka umumnya kita hanya menerapkan pendekatan Pengendalian Kualitas (Quality Control). Akan tetapi dalam bentuk kegiatan atau proyek yang kompleks (seperti PNPM MP), maka Pengendalian Kualitas (Quality Control) harus didudukkan dalam kerangka Pemastian Kualitas (Quality Assurance). Hubungan antara prinsip Pengendalian Kualitas (QC) dengan Pemastian Kualitas (QA) dapat dilihat pada diagram berikut : Gambar 2.1. Hubungan Pemastian Kualitas dan Pengendalian Kualitas Kemudian kualitas dalam program pemberdayaan semacam ini hendaknya dipandang sebagai kepuasan dari pengguna layanan (penerima manfaat) program secara berjenjang, terutama masyarakat dan pemda sebagai klien utama konsultan Strategi Pengendalian Mutu a. Membangun Kesadaran semua pihak terhadap pentingnya Pengendalian Kualitas dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan. Bahwa seringkali tidak berjalannya upaya pengendalian terjadi karena justru belum tumbuhnya kesadaran bahwa Pengendalian adalah tanggung jawab bersama dalam rangka menjamin agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan baik. Salah satu hal yang paling penting adalah memahami tujuan dan indikator keberhasilan program sebagai basis pengendalian itu sendiri. Upaya ini dapat dilakukan dengan kegiatan coaching terus menerus disetiap tahapan yang dilakukan. 10 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

21 b. Menjadikan Pengendalian mutu dalam rangka Pemastian Kualitas Pengendalian mutu harus terintegrasi dengan pemastian kualitas, adalah sangat tidak mungkin kegiatan pengndalian mutu berdiri sendiri dari pemastian kualitas. Sistem monev harus dikembangkan sejak awal dari mulai perencanaan seperti menentukan tujuan, sasaran, indikator dan aktivitas program. Untuk memastikan kualitas, maka manajemen mengembangkan sistem, standar operasional dan prosedur agar tercipta satu tingkat kepercayaan yang tinggi dalam proyek, kemudian pengendalian kualitas dilakukan untuk mengukur apakah pelaksanaan telah memenuhi sistem, standar operasional dan prosedur yang telah di tetapkan, dan selanjutnya melakukan umpan balik perbaikan jika terjadi kesalahan. c. Memanfaatkan Data SIM dan Quick Status sebagai Referensi Utama Semua Pihak Untuk sebuah kegiatan yang masif dan jangkauan yang sangat luas,maka sangat tidak mungkin menghindari pengelolaan data yang serba cepat dengan SIM sebagai alat Sebagai sumber data, SIM sejak awal memang dirancang oleh manajemen sebagai sumber Informasi dalam menetapkan kebijakannya. Karena itu, informasi yang tersedia sudah disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan ditangani secara khusus oleh satu Tim profesional di bidang Teknologi Informasi. Dari data SIM inilah pihak manajemen merumuskan berbagai kebijakan dalam mengendalikan kegiatannya. Sedangkan Quick Status (QS) dirancang sebagai alat pengendalian pelaksanaan kegiatan yang akan memberikan data secara cepat tentang status kegiatan di setiap tahapan siklusnya khususnya tentang rencana dan realisasinya. Jika kualitas datanya bisa dipertanggungjawabkan tentu pengendalian PNPM MP bisa optimal. Akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa SIM dan QS tidak akan berguna jika isinya tidak sesuai dengan yang dilakukan atau bahkan jika tidak diinput sama sekali oleh Asmandat (Asisten Manajemen Data) di tingkat Kota/kabupaten. Oleh karena itu perlu dibangun SIM yang berbasis kebutuhan semua pihak yang ditunjang oeh kesadaran dan kejujuran terhadap data dan informasi dan semua pelaku. d. Untuk menguji data SIM dan mengukur tingkat pemahaman terhadap subtansi siklusnya maka dilakukan Uji Petik (random sampling) berbasis user dan customer, yang dilakukan sesuai dengan siklus pelaporannya Tujuan PNPM MP dicapai melalui suatu mekanisme yang disebut siklus proyek. Di setiap tahapan siklus, satu rangkaian kegiatan harus dilakukan hingga tuntas untuk bisa masuk tahapan siklus berikutnya. Jika ada tahapan yang dilewati, makna muatan pesan/substansi yang menjadi inti proses pemberdayaan di PNPM MP akan sirna. Untuk menjaga agar substansi siklus tersebut tidak hilang maka di setiap tahapan siklus, perlu dilakukan pendalaman informasi pelaksanaan siklusnya sekaligus untuk mengukur kesiapan memasuki siklus berikutnya. Kegiatan pendalaman informasi ini dilakukan melalui uji petik dengan metode penelitian kualitatif baik di sisi pengguna maupun pemanfaat. e. Melaksanakan Pengendalian Mutu Partisipatif Di dalam upaya pemberdayaan masyarakat, maka Pengendalian Mutu yang sejalan adalah dengan melakukannya secara partisipatif. Bahwa pengendalian adalah sarana untuk melakukan evaluasi bersama terhadap pencapaian kegiatan dan juga melakukan tindakan korektif bersama atas pengendalian yang dilakukan. Kegiatan PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 11

22 pengendalian mutu partisipatif akan melibatkan semua pihak melalui kegiatan refleksi dan assessment. f. Pengendalian Mutu Dilakukan oleh Setiap Lini Manajemen (KMP, KMW dan Korkot) di setiap Siklus PNPM MP dirancang sebagai gerakan yang terpadu melalui proses pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah. Pemberdayaan ini memerlukan keterlibatan berbagai pihak di tingkat pusat, daerah maupun di tingkat lapangan. Sebagai proyek pemberdayaan, pelaku di setiap lini manajemen, dari tingkat lapangan sampai tingkat pusat dituntut menjadikan kegiatan pengendalian mutu sebagai kegiatan yang integral dengan seluruh kegiatannya agar terbangun suatu mekanisme pengawasan dan koreksi internal di lingkungan pelaku. Jika pengawasan dan koreksi internal tersebut sudah terbangun maka proses pemberdayaan dengan makna pembelajaran bisa lebih optimal. Monitoring dengan random sampling di level KMP sebesar 1% dari jumlah kelurahan dampingan, di level KMW minimal bervariasi pada 2%, 5%, dan 10%, di level Korkot minimal 50%. g. Integrasi SIM dan Monitoring Supervisi di Semua Lini Bahwa kegiatan monitoring dan supervisi tidak dapat dipisahkan dari SIM, oleh karenanya perlu kerjasama yang padu antar SIM dan para tenaga ahli dalam menentukan indikator yang akan diukur, data yang akan dilaporkan, cara menganalisisnya dan menggunakan data tersebut untuk evaluasi kegiatan. Pada PNPM MP, keterlibatan Tenaga Ahli SIM; Tenaga Ahli Monev serta Tenaga Ahli lainnya di KMW dan seluruh asisten di Korkot dalam mengintegrasikan ini sangatlah penting. Kegiatan monitoring dan supervisi harus menjadi perhatian dan dilakukan oleh seluruh pelaku di semua tingkatan (lini). h. Menjadikan temuan pihak lain untuk referensi pengendalian Bahwa sebagaimana lazimnya proyek pemerintah yang didanai oleh lembaga donor (Bank Dunia, Islamic Development Bank, atau lainnya) selalu dilakukan monitoring dalam bentuk dan mekanisme sesuai ketentuan masing masing lembaga; antara lain : misi supervisi, misi dukungan implementasi, dan lain lain. Agendanya adalah juga dalam rangka pengendalian pelaksanaan kegiatan secara langsung. Hasil hasil dan rekomendasi dari misi tersebut harus ditindaklanjuti oleh seluruh stakeholders PNPM MP. Disamping itu, sesuai layaknya proyek pemerintah, pengawasan juga dilakukan oleh BPKP dan juga akan menghasilkan hasil temuan BPKP, yang juga perlu mendapatkan perhatian dan tindak lanjut. Oleh karena itu seluruh pihak terutama jajaran konsultan perlu menjadikan hasil hasil temuan tersebut sebagai salah satu referensi sekaligus sarana dalam pengendalian kegiatan di lapangan. Referensi lain yang perlu ditindaklanjut dan menjadi dasar dalam pengembangan kegiatan dan sistem adalah hasil studi oleh Konsultan Evaluasi. i. Menjadikan pelaporan tepat waktu yang dibuat berjenjang sebagai bahan referensi untuk melakukan tindak lanjut Salah satu input yang dipakai dalam melakukan analisa di monev adalah laporan hasil kegiatan di lapangan. Pelaporan yang tepat waktu, maka akan memperkaya referensi untuk menentukan langkah tindak lanjut. 12 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

23 2.3. Sasaran Pengendalian Mutu Aspek aspek yang menjadi sasaran pengendalian mutu meliputi : a. Kegiatan Siklus Masyarakat, terdiri dari : Refleksi Kemiskinan, Pemetaan Swadaya, Pembangunan BKM / LKM, Pengorganisasian KSM, Perencanaan Partisipatif Penyusunan PJM Pronangkis, Tinjauan Partisipatif, Rembug Warga Tahunan. b. Pelaksanaan Kegiatan Tridaya : Pembangunan infrastruktur, Pengelolaan pinjaman bergulir, dan Kegiatan sosial. c. Pengelolaan Keuangan Masyarakat, terdiri dari : Keuangan BKM/LKM yang dikelola Sekretariat Keuangan BKM/LKM yang dikelola Unit Pengelola Jenjang Pengendalian Mutu a. PMU / Satker P2KP menetapkan tujuan, output dan sasaran program dan kemudian dituangkan di dalam kontrak kegiatan. PMU / Satker P2KP menjalankan sistim monitoring dan pengendalian internal kepada jajaran pelaksana PNPM MP terhadap Kontrak yang telah ditetapkan. b. Pengendalian mutu PNPM MP dilakukan oleh pelaku di setiap lini manajemen, melalui : KMP (di tingkat Pusat) bersama semua Unit Kerja (Capacity Building, Monev, Local Government, MK/KM, Infrastruktur, PLPBK, Livelihood) KMW (di tingkat OC/OSP) bersama TL dan semua TA Ditingkat Kota/Kabupaten bersama Korkot dan semua Askorkot (Sosial, Ekonomi, Infra, Urban, Mandat). c. Pengendalian mutu melalui kegiatan monev juga dilakukan secara partisipatif antara konsultan dan masyarakat atau pemda. d. Disamping jalur fungsional, ada juga kegiatan monev yang dilakukan oleh stakeholders PNPM MP melalui Bank Dunia /IDB dan juga BPKP, untuk ini juga perlu menjadi perhatian semua pihak. PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 13

24 14 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu Gambar 2.2 Jenjang Pengendalian Mutu

25 BAB III TAHAP PELAKSANAAN PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 15

26 3.1. Metodologi a. Kegiatan pengendalian dimulai dengan menyusun sistem dan prosedur pelaksanaan kegiatan (termasuk sistem pengendalian). Salah satu kelengkapan yang diperlukan adalah Master Schedule yang memuat deskripsi kegiatan, durasi, waktu dan penanggung jawab kegiatan di berbagai level. b. Untuk menguji kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan SOP dengan baik maka dilakukan pengendalian tidak langsung melalui analisis data kuantitatif dan informasi PNPM MP yang diperoleh dari : 1) SIM, Website PNPM Mandiri Perkotaan, QS, dan informasi dari Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) 2) Analisis Laporan bulanan dari konsultan (KMP/KMW) 3) Analisis Laporan hasil monitoring, supervisi, dan evaluasi 4) Hasil supervisi teknis PMU dan Konsultan. c. Didukung dengan kegiatan pengendalian langsung berbasis data kualitatif yang dilakukan dalam bentuk : 1) Melakukan uji petik melalui metode sampling dan indepth interview berbasis pengguna dan pemanfaat untuk menilai kesesuaian data dan prosedur pelaksanaan kegiatan dengan berbasis kepada data SIM dan QS yang ada 2) Dilakukan refleksi dan assessment partisipatif semua pihak untuk melihat lebih dalam atas capaian yang dilakukan dan kemudian menyusun rencana kerja dan tindak lanjut perbaikan 3) Dalam pelaksanaannya kegiatan monitoring secara langsung ini dapat dilakukan bersama sama atau terpisah dengan lembaga donor, BPKP dan lainnya. 16 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

27 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 17

28 3.2. Tahap Tahap Pengendalian Mutu a. Tahap Pengendalian Tidak Langsung Pengendalian tidak langsung adalah pengendalian yang dilakukan oleh KMP kepada KMW, atau juga KMW kepada Korkot melalui instrumen instrumen yang ada dalam progam ini, seperti dari data SIM dan Analisa datanya, Quick Status dan dari database manual (laporan laporan) yang dimiliki. Pemanfaatan SIM memperhatikan aspek aspek sebagai berikut : 1) Fungsi SIM dalam Pengedalian Mutu PNPM MP SIM dalam kegiatan pengendalian mutu memiliki fungsi sebagai : Sebagai sarana untuk entry data awal atau baseline, proses maupun output Sarana penggalian data dan informasi terutama yang bersifat kuantitatif sesuai indikator PNPM MP yang telah ditetapkan. Sebagai basis data untuk analisis capaian program secara nasional, maupun wilayah dampingan per KMW Hasil analisis yang dibuat digunakan untuk menyusun laporan kegiatan program oleh masing masing pelaku di berbagai tingkatan, menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan dan tindak lanjut 2) Data yang akan dianalisa Pada prinsipnya semua data yang telah ada dalam glosary SIM, mencakup output pendampingan yang dilakukan baik di tingkat Pemda maupun di tingkat masyarakat. Akan tetapi setidaknya ada beberapa data yang akan dianalisa dari SIM secara periodik (1 bulan sekali) dan akan di report per KMW yaitu: Capaian kegiatan pendampingan tingkat masyarakat, ditinjau dari kesesuaian dengan indikator keberhasilan program (key performance indicatror, KPI) di seluruh KMW. Indikator keberhasilan program terlampir. Capaian kegiatan pendampingan tingkat kota, apakah sesuai indikator keberhasilan program (KPI) di seluruh KMW. Pelaksanaan kegiatan PLPBK (Optional kota/kab per KMW) Capaian kegiatan pendampingan tingkat masyarakat, ditinjau dengan indicator logical frame works Penilaian kinerja TIM KMW dalam bidang fasilitasi (pelaksanaan tugas) di tingkat provinsi dan kota/kabupaten Selain itu, ada data yang diambil secara insidentil dan di update dalam periode waktu tertentu, yaitu data tentang : Profil Kelurahan / BKM Profil Kota/Kabupaten Pemanfaatan Quick Status (QS) memperhatikan aspek aspek sebagai berikut : 1) Fungsi QS dalam Pengendalian Mutu PNPM MP QS dalam kegiatan pengendalian mutu memiliki fungsi sebagai: Sebagai sarana untuk entry data progres kegiatan tingkat desa/kelurahan maupun tingkat kota dari sisi waktu. Sisi waktu yang dimaksud mulai dari perencanaan sampai dengan realisasi pelaksanaan suatu kegiatan. 18 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

29 Sarana penggalian data dan informasi terutama menyangkut progres kegiatan lapangan dilihat dari master schedule yang telah disusun, apakah sesuai dengan koridor waktu yang telah ditetapkan. 2) Data yang akan dianalisa Yang akan dianalisa terutama adalah progres tahapan pendampingan tingkat desa/kelurahan maupun tingkat kota dilihat dari sisi waktu. QS harus dapat menggambarkan ketepan waktu setiap kegiatan di setiap tingkatan lokasi sasaran. Terdapat 4 langkah utama dalam pengendalian tidak langsung, yaitu; menentukan standat mutu, pemeriksaan mutu, tindakan korektif dan perencanaan kontinuitas perbaikan. 1) Standar Mutu: a) Program ini menggunakan pengendalian tidak langsung berdasarkan 3 sumber utama yaitu; Data SIM PNPM MP, digunakan untuk merekam seluruh data kegiatan yang telah dilaksanakan. Master Schedule/Quick Status, digunakan untuk mengukur kegiatan dari sisi waktu pelaksanaan. Laporan KMW. b) Seluruh capaian data dan informasi yang dihasilkan dari SIM PNPM MP harus bersumber dari satu pintu pengendalian yaitu sim online yang terdapat pada web p2kp.org. c) Sedangkan alat ukur yang dijadikan pengendalian data SIM ada 2 aspek, yaitu; Aspek kuantitas data, yang berhubungan dengan kelengkapan data. Aspek kualitas data, terdapat 3 komponen utama yang berhubungan dengan kualitas data yaitu; validitas, akurasi dan ketepatan waktu pengiriman data. Ketiga komponen tersebut dapat dilakukan pengukurannya dengan menggunakan instrumen uji petik, teleconfren dan laporan laporan. d) Kedua aspek pengendalian data SIM tersebut, pada dasarnya untuk menjadi dasar dalam perhitungan dari KPI (Key Performance Indicator). e) Key Performance Indicator (KPI) inilah yang menjadi standar mutu dalam pengendalian mutu tidak langsung. 2) Pemeriksaan Kualitas/mutu: a) Pelaku pada tingkat Korkot, KMW dan KMP secara periodik wajib melihat hasil kelengkapan data SIM dan capaian indikator di web secara online, sedangkan pemeriksaan detil dapat dilihat pada format manual SIM dan aplikasi SIM offline. b) Untuk menjamin aspek kuantitas dan kualitas data dan informasi yang dihasilkan oleh data SIM maka pengendalian kedua aspek tersebut dikendalikan oleh TA SIM yang ada di KMW. 3) Melaksanakan Tindakan Korektif: a) Bila ditemukan data SIM yang kosong, anomali dan inkonsistensi maka data akan dikembalikan lagi ke sumber data yang ada di Tim Faskel, dan pihak Korkot wajib melakukan verifikasi kembali. PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 19

30 b) Hasil verifikasi akhir dari Korkot menjadi pegangan asmandat korkot untuk melakukan proses inputing data, sampai dengan pengiriman data ke database server PNPM MP. 4) Perencanaan Kontinuitas Perbaikan: a) Alat untuk mengukur pengendalian data dan Informasi SIM yang telah dilakukan oleh TA SIM KMW berjalan baik atau tidak, maka diperlukan evaluasi kinerja SIM KMW setiap tiga bulan. b) Hasil evaluasi kinerja SIM 3 bulanan ini akan ditayangkan di web b. Tahap Pengendalian Langsung Yang dimaksud dengan pengendalian langsung di sini adalah bentuk kegiatan monitoring dan supervisi di lapangan dengan pemilihan lokasi sasaran melalui metode purposive random sampling. Pengentrian tentang hal ini biasa dikenal juga dengan istilah uji petik. Pelaksanaan Uji petik terutama dilakukan dalam rangka untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kesesuaian antara data SIM maupun QS yang telah di entry dengan kondisi eksisting di lapangan. 1) Prinsip Uji Petik Uji Petik sebagai aktifitas dalam melakukan cross check terhadap proses fasilitasi pendampingan PNPM MP di masyarakat maupun di tingkat pemda, yang sudah selesai dilaksanakan, untuk mendapatkan informasi pembanding data yang ada dengan realitas di lapangan. Beberapa prinsip uji petik secara umum : a) Tepat Waktu: uji petik harus dilaksanakan tepat waktu agar hasilnya bisa dimanfaatkan secara optimal memberi masukan bagi peningkatan atau perbaikan kualitas kegiatan terutama untuk lokasi lokasi yang belum menyelesaikan kegiatan pada satu tahapan tertentu b) Efektif dan Efisien: uji petik harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, baik dari sisi metode yang digunakan dan juga instrumennya, dapat menjangkau lokasi lokasi kunci yang bisa memberikan gambaran secara umum capaian pelaksanaan program di wilayah tertentu serta menghimpun informasi yang dibutuhkan secara akurat dan tajam. c) Dapat dipertanggungjawabkan, bahwa pelaksanaan uji petik harus dapat dipertanggungjawabkan secara obyektif dan jujur. Harus jelas metodenya dan lokasi serta sasaran uji petiknya. 2) Sasaran Uji Petik Sasaran pelaksanaan uji petik selama siklus pendampingan PNPM MP, dibagi pada 4 lokasi sasaran ; Lokasi tahun intervensi 1, Lokasi tahun intervensi 2 Lokasi tahun intervensi 3 dan Lokasi tahun intervensi 4; pada setiap siklus di tingkat basis atau masyarakat dan tingkat kota, dengan jumlah sasaran yang berbeda, yaitu sebagai berikut: KMP = minimal 1% dari jumlah kelurahan dampingan yang ada di KMW dan dipilih secara acak; atau disesuaikan dengan TOR penugasan KMP KMW = minimal 3% atau 5% atau 10% dari jumlah kelurahan dampingan yang ada di Korkot dan dipilih secara acak; 20 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

31 Korkot = minimal 50% dari jumlah kelurahan dampingan yang ada di Tim Faskel dan dipilh secara acak. a) Pendampingan tingkat masyarakat; Uji Petik 1: Pemanfaatan BLM dan pelaksanaan kegiatan oleh KSM Uji petik 2 : Fasilitasi Review PJM Pronangkis Desa/Kelurahan berbasis MDG s, Pelaksanaan tugas BKM,UP,Relawan Penguatan Kelembagaan masyarakat (BKM, UP, Relawan) untuk kontrol sosial & Penguatan KSM Uji petik 3 : Fasilitasi program kemitraan dengan pihak luar Sinergi PJM Pronangkis Desa/kelurahan dalam Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah b) Pendampingan tingkat Pemda; Uji petik 1 : Kesiapan Pemda dalam mendukung kegiatan kemitraan Review Kebijakan & Program Nangkis kota/kab & Identifikasi kebutuhan program nangkis Kota/Kab Fasilitasi Perumusan/Penyempurnaan PJM Pronangkis kota/kab berbasis MDG's Uji petik 2 : Fasilitasi Kemitraan/Channeling Di Level Kota/Kab Sinergi PJM Pronangkis Desa/kel dalam Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah Fasilitasi Kegiatan Kemitraan Uji petik 3 : Fasilitasi Kegiatan Replikasi PNPM MP 3) Pelaksana Uji petik kelapangan dilakukan oleh tim Korkot, tim KMW dan tim KMP. Pada tingkat Korkot laporan uji petik disusun oleh Korkot, di tingkat KMW laporan disusun oleh Tenaga Ahli Monev KMW dan pada tingkat KMP disusun oleh Tenaga Ahli Monev KMP. 4) Sampel Sampel yang dimaksud adalah wilayah desa/kelurahan sasaran lokasi uji petik, yang ditentukan secara stratified random sampling berdasarkan kriteria wilayah sampel yang telah ditentukan. Penentuan kriteria sampel, adalah: a) Desa/Kelurahan yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan tepat waktu sesuai dengan Master Schedule tetapi capaian tidak sesuai (dibawah) indikator kinerja kuantitatif. b) Desa/Kelurahan yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan terlambat tetapi capaian indikator sesuai/melebihi terhadap indikator kinerja kuantitatif. c) Desa/Kelurahan yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan tepat waktu sesuai dengan Master Schedule dan capaian indikator sesuai dengan/melebihi terhadap indikator kinerja kuantitatif. d) Desa/Kelurahan yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan terlambat dan capaian indikator tidak sesuai (dibawah) indikator kinerja kuantitatif. PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 21

32 Disamping kriteria tersebut hal hal sebagai berikut juga harus menjadi pertimbangan: a) Bahwa desa/kelurahan yang dimaksud adalah desa/kelurahan yang belum pernah dikunjungi dilakukan uji petik b) Lokasi lokasi yang bermasalah yang sumber datanya dapat dilihat dari: Hasil misi supervisi Bank Dunia, PAR dan PIAR hasil misi supervisi IDB, temuan BPKP, hasil temuan PPM, Monitoring pembukuan, Temuan Monev dll c) Rekomendasi KMW berdasarkan pertimbangan pertimbangan pemahaman kondisi wilayah, sebaran di seluruh kota/kabupaten baik dari aspek geografis, budaya, dll. Dari hasil penentuan wilayah desa/kelurahan wilayah sampel berdasarkan pada kriteria sampel, maka langkah selanjutnya penentuan desa/kelurahan sampel sesuai jumlah yang ditetapkan. Tatacara perhitungan sampel ditetapkan sesuai petunjuk teknis setriap aspek sasaran pengendalian. Disamping kriteria tersebut hal hal sebagai berikut juga harus menjadi pertimbangan: a) Bahwa desa/kelurahan yang dimaksud adalah desa/kelurahan yang belum pernah dikunjungi dilakukan uji petik b) Lokasi lokasi yang bermasalah yang sumber datanya dapat dilihat dari: Hasil misi supervisi Bank Dunia, Temuan BPKP, hasil temuan PPM, Monitoring pembukuan, Temuan Monev dll c) Rekomendasi KMW berdasarkan pertimbangan pertimbangan pemahaman kondisi wilayah, baik dari aspek geografis, budaya, dll. Dari hasil penentuan wilayah Desa/Kelurahan wilayah sampel berdasarkan pada kriteria sampel, maka langkah selanjutnya penentuan Desa/Kelurahan sampel sesuai jumlah yang ditetapkan yaitu sesuai dengan rasio per KMW. 5) Kriteria Wilayah Sampel tingkat kota/kabupaten Sama dengan kriteria penentuan sampel tingkat kota/kab data Sebagai batasan dan dasar penentuan lokasi kota/kab. uji petik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dengan basis data SIM dan QS adalah sebagai berikut : a) Kota/kab yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan cepat tetapi capaian tidak sesuai (dibawah) indikator kinerja kuantitatif. b) Kota/kab yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan terlambat tetapi capaian indikator sesuai/melebihi terhadap indikator kinerja kuantitatif. c) Kota/kab yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan tepat waktu dan capaian indikator sesuai dengan/melebihi terhadap indikator kinerja kuantitatif. d) Kota/kab yang mendapatkan predikat progress pelaksanaan terlambat dan capaian indikator tidak sesuai (dibawah) indikator kinerja kuantitatif. Disamping kriteria tersebut hal hal sebagai berikut juga dapat menjadi pertimbangan: a) Bahwa kota/kab yang dimaksud adalah kota/kab yang belum pernah dikunjungi dilakukan uji petik 22 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

33 b) Kota/kab yang sedang melaksanakan kegiatan Replikasi/Kemitraan c) Rekomendasi KMW berdasarkan pertimbangan pertimbangan pemahaman kondisi wilayah, baik dari aspek geografis, budaya, dll. Dari hasil penentuan wilayah Kota/kab wilayah sampel berdasarkan pada kriteria sampel, maka langkah selanjutnya penentuan Kota/kab sampel sesuai jumlah yang ditetapkan yaitu minimal 30% total jumlah kota/kab per KMW. Dengan demikian pada setiap sasaran uji petik, akan ada 43 kota/kab pada setiap bulan yang diuji petik oleh KMP. Dalam prakteknya pelaksanaan uji petik agar dapat berjalan secara efektif dan efisien maka uji petik di tingkat Kab/kota dan desa/kelurahan secara operasional akan berjalan bersamaan. 6) Metode Metode atau cara pelaksanaan uji petik secara umum adalah sebagai berikut : a) Wawancara Responden, metode ini dilaksanakan terhadap responden dengan tatap muka secara langsung untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan berdasarkan pertanyaan dalam lembar uji petik. Dalam proses wawancara ini perlu diperhatikan teknik komunikasi dalam bentuk tanya jawab, tidak bersifat interogatif, tetapi lebih bersifat dialogis. Untuk tingkat desa/kelurahan responden sebenarnya tergantung dari obyek yang akan di uji petik, tetapi secara umum jika menyangkut BKM diharapkan terdiri atas unsur unsur berikut : NO UNSUR Jumlah Responden 1. Unsur aparat 1 2. Anggota BKM 2 3. Representasi Kelompok Perempuan 2 4. Representasi Warga miskin 2 5. Unsur tokoh masyarakat 1 6. Unsur KSM 1 Total 9 Sedangkan untuk tingkat kota/kab responden uji petik secara umum adalah sebagai berikut: NO UNSUR Jumlah Responden 1. Unsur KMW 2 2. Unsur KBP 2 3. Unsur TKPKD 2 4. Unsur FKA BKM 2 5. Unsur Pemprov 1 Total 9 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 23

34 b) Penelitian Dokumen dilakukan untuk mengecek akurasi data SIM. Informasi diperoleh dengan memeriksa berbagai dokumen yang ada di masyarakat seperti: Berita Acara (BA) pelaksanaan kegiatan per Siklus, Data SIM KMW, daftar hadir pertemuan, media sosialisasi yang beredar di masyarakat, modul pelatihan, catatan pembukuan dll. 7) Laporan hasil Uji Petik Hasil uji petik di setiap KMW oleh KMP dikompilasikan oleh KMP ke dalam format laporan sebagai berikut: Setiap penguji petik melaporkan hasil uji petik per KMW yang terdiri dari: a) Tabel kompilasi hasil uji petik per KMW b) Tabel kompilasi responden per KMW Kedua tabel hasil konsolidasi KMP tersebut selanjutnya akan ditayangkan dan di update di website PNPM MP setiap tanggal 10 terutama pada periode uji petiknya. Laporan hasil uji petik selanjutnya juga menjadi bahan analisa KMP yang dituangkan dalam laporan bulanan dan triwulan, dengan mekanisme sebagai berikut: a) Pada tingkat Korkot, analisis hasil uji petik dalam bentuk naratif, dibuat Kokrot dalam laporan bulanan Korkot b) Pada tingkat KMW, analisis hasil uji petik dalam bentuk naratif, dibuat KMW dalam laporan bulanan KMW c) Sedangkan analisis secara detail, yang menjelaskan analisis hasil uji petik beserta tindak lanjut yang telah dilakukan setiap bulan ( selama tiga bulan ) harus dilaporkan dalam analisis laporan triwulan KMW. d) Laporan bulanan dan laporan triwulan KMW dikirimkan ke Team Leader KMP e) Team Leader KMP melalui TA Monev menyusun hasil uji petik secara agregat, dan dilakukan analisis. Hasil analisis uji petik keseluruhan oleh TA Monev KMP disampaikan ke TL KMP untuk dijadikan bahan telaah dalam penyusunan strategi fasilitasi lanjut dari beberapa temuan selama proses uji petik berlangsung. f) KMP akan menindaklanjuti hasil analisis uji petik yang dikirimkan oleh KMW, dengan memberikan masukan dalam menyusun langkah strategis KMW maupun Korkot ( dilakukan dalam forum KBIK KMW, pada saat monitoring). c. Evaluasi Kinerja Pelaku dan Review Kegiatan Evaluasi kinerja pelaku serta refleksi dan assesment adalah serangkaian kegiatan untuk mengkaji ulang proses pelaksanaan PNPM MP paruh waktu yakni proses transformasi sosial dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri. Dalam menghasilkan isu isu strategis yang akan dijadikan bahan kebijakan baik dalam penyempurnaan konsep PNPM MP, KMP melaksanakan kegiatan Evaluasi kinerja pelaku serta refleksi dan assesment yang pelaksanaannya dapat bersamaan dengan kegiatan Mid Term Review pelaksanaan PNPM MP 24 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

35 1) Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah mengkaji ulang pelaksanaan PNPM MP dari kondisi masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri dan memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan intervensi lanjut dalam membangun masyarakat madani dan pelaksanaan penguatan kapasitas pemda. 2) Keluaran yang diharapkan a) Capaian pelaksanaan PNPM MP dalam Pembelajaran BLM tridaya, Review PJM, Penguatan Pranata BKM, penyusunan PJM Pronangkis berbasis MDG s, pelaksanaan kegiatan Kemitraan. b) Capaian pelaksanaan PNPM MP di tingkat kabupaten/kota (fasilitasi KMW terkait dengan PJM berbasis MDG s, KBP, TKPKD, dan dukungan BOP pemda, SPKD) c) Kinerja pelaku dalam melaksanakan kegiatan PNPM MP sejak kondisi masyarakat berdaya sampai pendampingan program lanjutan. d) Rekomendasi pelaksanaan PNPM MP untuk intervensi lanjut dalam membangun masyarakat mandiri. 3) Ruang Lingkup Untuk mencapai keluaran di atas dikembangkan melalui kegiatan sebagai berikut : a) Melakukan evaluasi kinerja BKM /UP UP dan KSM; b) Melakukan evaluasi kinerja fasilitator sebagai pelaku pemberdaya masyarakat serta menemukenali pendorong dan penghambat aktivitasnya sebagai dasar peningkatan kapasitasnya sebagai pemberdaya masyarakat maupun untuk dampingan kemandirian masyarakat; c) Melakukan evaluasi kinerja KMW dan Korkot serta menemukenali pendorong dan penghambat pelaksanaan kegiatannya sebagai dasar penentuan kebutuhan performance KMW dan Korkot dalam pendampingan phase lanjutan; d) Melakukan review review pendampingan di tingkat kabupaten/kota; e) Melakukan Lokakarya baik di tingkat Propinsi/KMW dan ditingkat Nasional. 4) Alur Kegiatan dan Metodologi Adapun alur kegiatan Mid Term Review ini terdiri dari sebagai berikut : a) Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja meliputi evaluasi BKM/UP UP BKM, KSM, Fasilitator, dan Koordinator Kota dilaksanakan oleh KMW dan evaluasi kinerja KMW oleh KMP. PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu 25

36 Gambar 3.2. Jenis dan Alur Kegiatan Review Program DIFASILITASI OLEH KMP LOKAKARYA tk K MW REFLEKSI & ASSESMENT DIFASILITASI OLEH OC/OSP dihadiri oleh sta kehold er provinsi DIFASILITASI OLEH KMP d ihadiri o leh stake holde r Nasional E VALU ASI PA RTIS IP ATIF OLEH KM W Pelaku (Konsultan) Kelembagaan (BKM, UP, KSM) Pemda Pelaksanaan PNPM-M P scr umum PNPM-MP R e vi ew Pe nc ap aian A n a lis is M as al ah M IDTERM REVIEW PRO VINSI MIDTER M REVIEW NASIONAL A na l isi s SW O T Super vis i oleh KM P Logfram e matrik Analisis EVALUASI PARTISIPATIF KMW LOKA KARY A TK KM W MIDTERM REVIEW PROVINSI MIDTERM REVIEW NASIONAL Kinerja konsultan (KMW, Korkot, Faskel) Kinerja BKM, UP, KSM Kinerja Pemda Kinerja Pelaksanaan Peta perkembangan BKM Peta perkembangan pemda Adanya peta permasalahan eksternal & Internal Didapatkannya issueissue strategis rencana pendampingan selanjutnya Adanya masukan kegiatan kegiatan yang harus dilakukan KMW Adanya rekomendasi kepada stakeholder tingkat pusat untuk pendampingan selanjutnya Adanya rencana kerja lokakarya propinsi Teridentifikasinya pemahaman dan persepsi stakeholder thd PNPM MP saat ini Teridentifikasinya komitmen para pihak tingkat propinsi terhadap upaya mnuju masyarakat mandiri Teridentifikasinya peluang peluang kemitraan dengan para pihak tingkat propinsi Adanya rekomendasi kepada stakeholder tingkat pusat untuk pendampingan selanjutnya Terpetakannya pencapaian & permasalahan PNPM MP secara nasional Rumusan kebijakan utk pendampingan selanjutnya secara nasional Teridentifikasinya peluang peluang kemitraan dengan berbagai pihak 26 PEDOMAN TEKNIS Pengendalian Mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2

JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2 JUSTIFIKASI TEKNIS PENAMBAHAN TENAGA ASISTEN MANAJEMEN DATA DI KMW DAN KOORDINATOR KOTA UPP2-2 A. LATAR BELAKANG Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) I tahap I telah dilaksanakan sejak

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010 1 P a g e Periode tahun 2011 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi

Lebih terperinci

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN BASELINE, PLPBK

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL Satker P2KP Pusat

TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL Satker P2KP Pusat TARGET DAN KINERJA USK KMP PNPM MANDIRI PERKOTAAN SAMPAI DENGAN APRIL 2015 Satker P2KP Pusat 1 USK : MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) 1 Tersusunya dokumen strategi Pengendalian dan Pedoman Pelaksanaan serta

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP)

Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Program Peningkatan Kualitas Permukiman di Perkotaan (P2KP) Disampaikan Oleh: Mita D Aprini Jakarta, Juni 2015 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat a. LATAR BELAKANGLatar

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan i ii PEDOMAN SELEKSI DAN PENETAPAN LOKASI PPMK Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT () PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 PENANGANAN PENGADUAN UNTUK TATA PEMERINTAHAN YANG LEBIH BAIK TINGKAT KOMUNITI RELAWAN, KSM, BKM, MASYARAKAT

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN I. DASAR PEMIKIRAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun 1999 melalui P2KP 1, P2KP 2, dan P2KP

Lebih terperinci

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II I. DASAR PEMIKIRAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan sejak tahun 1999 melalui P2KP 1, P2KP

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 A. Gambaran Umum Program ICDD Phase 3 telah memfasilitasi penguatan peran Pemerintah Daerah dalam rangka menjalin kemitraan, yang akan mensinergikan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2

KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2 KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2 A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan proyek P2KP II tahap 1, yang dimulai pada bulan Oktober

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91 I. PENDAHULUAN Pada bulan September 2013 direncanakan akan dilakukan penutupan data SIM PPM sampai dengan akhir tahun 2010. Penutupan data tersebut bertujuan data di bawah tahun 2010 tidak ada lagi data

Lebih terperinci

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013 DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN LATAR BELAKANG Pada Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE

Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE Bab 5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN P2KP BERBASIS WEBSITE 5.1. Pendahuluan Sistem Informasi Manajemen (SIM) P2KP merupakan salah satu alat yang sangat strategis untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 (Disampaikan dalam acara Pembukaan Workshop NMC - NCEP 2011) haripras Didiet Arief Achdiat Kepala PMU P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KOTA MANDIRI (PKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kerangka Acuan Kegiatan PENILAIAN KINERJA BKM (PK-BKM) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) A. LATAR BELAKANG Program KOTAKU sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN

SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KONSINYASI

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KONSINYASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KONSINYASI PENAJAMAN DAN FINALISASI KERANGKA KERJA PELAKSANAAN 2013 PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH-2 PUNCAK, 15-16 Februari 2013 OUTLINE PAPARAN

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Sampai dengan periode Juli 2013 pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juli 2013 telah mencapai 34.600 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. Anlist.asp II. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di wilayah I di bulan Januari 2013 dilaporkan hanya oleh 7 Propinsi. Pada bulan Januari 2013 ini seluruh tenaga ahli telah didemobilisasi

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab.

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) PELATIHAN DASAR BAGI KONSULTAN REPLIKASI PROGRAM REPLIKASI P2KP KHUSUS BALI Di Kab. Jembrana & Kab. Karangasem I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan

Lebih terperinci

1. Pendaluhuan. Bulan Juni-2013 Monitoring Siklus Masyarakat 1

1. Pendaluhuan. Bulan Juni-2013 Monitoring Siklus Masyarakat 1 1. Pendaluhuan Kegiatan monitoring berbasis data SIM menjadi satu tema penting dalam agenda EGM Monev 2013, tema ini sangat relevan mengingat lingkup lokasi sasaran program PNPM Perkotaan yang sangat besar

Lebih terperinci

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah,

reciprocal dengan menggalang kemitraan sinergis antara pemerintah, STRATEGI MEMASUKKAN PJM-PRONANGKIS DALAM ALUR PEMBANGUNAN DAERAH Oleh : Sudrajat 1 A. Pendahuluan Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan masalah mendasar yang segera ditangani. Penanggulangan kemiskinan

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan I. PENDAHULUAN Pengelolaan pengaduan masyarakat di PNPM Mandiri Perkotaan wilayah I sampai dengan bulan Juni 2013 telah mencapai 33.417 pengaduan. Pengaduan yang telah selesai mencapai 33.415 pengaduan

Lebih terperinci

Website PNPM Perkotaan.

Website PNPM Perkotaan. Website PNPM Perkotaan www.pnpm-perkotaan.org www.p2kp.org Batam, 8-11 September 2014 Tujuan website Pemberitaan & pembelajaran Warta pelaku, Best Practice, Artikel, Cerita, Media Warga.. Sosialisasi &

Lebih terperinci

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012 Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan Pengaduan pada periode Maret tahun 2013 telah mencapai 2.005 pengaduan. Sedangkan pengaduan informatif berjumlah 1972 pengaduan dan pengaduan masalah berjumlah 23 pengaduan.

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kemiskinan adalah masalah kompleks sehingga Penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif Kondisi lingkungan dan permukiman yang

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENGUATAN SUBSTANSI P2KP DAN REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Salah satu prioritas pembangunan saat ini adalah penanggulangan kemiskinan dengan target pada tahun 2009,

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan

Program Penanggulangan Kemiskinan BOOKLET PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MANDIRI PERKOTAAN Review Partisipatif Program Penanggulangan Kemiskinan * Review Program

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang

Lebih terperinci

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan I. PENDAHULUAN Pengaduan yang masuk pada bulan Maret 2015 yang dikumpulkan dari tingkat KMW dan pengaduan yang masuk ke KMP berjumlah 560 aduan. Pengaduan telah selesai ditangani sejumlah 558 pengaduan

Lebih terperinci

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM A. Pelaksanaan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Phase I Pengelolaan Pengaduan Masyarakat pada phase I oleh KMP ICDD Wilayah I di mulai pada periode Agustus 2010. Jumlah pengaduan yang diserah-kelolakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN TRAINING OF TRAINER (TOT) DASAR PEMANDU NASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

KERANGKA ACUAN TRAINING OF TRAINER (TOT) DASAR PEMANDU NASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KERANGKA ACUAN TRAINING OF TRAINER (TOT) DASAR PEMANDU NASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan pada tahun 2011 diperluas

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Status pengaduan pada periode Juni 2012 sebanyak 815 pengaduan, dengan total pengaduan sampai dengan periode Juni sebanyak 19.677 pengaduan. Pengaduan yang masuk pada periode Juni telah

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE )

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE ) PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE 100-0-100) KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT WILAYAH-2 TAHUN 2015 i LAPORAN PELAKSANAAN UJI PETIK KEGIATAN

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl

Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Di Perkotaan Dll..DLl APA..??? Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Program Nasional Penanganan Kumuh (PNPK) Program Nasional Peningkatan Kualitas Permukiman (PNPKP) Program Pemberdayaan Masyarakat Kumuh (PPMK) Program

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PETUNJUK TEKNIS SIKLUS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS () PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian

Lebih terperinci

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK

Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Peran dan Tanggung Jawab Pelaku Dalam Kegiatan Pengendalian PLPBK Pelaku Tingkat Pusat 1. Project Management Unit PMU P2KP adalah unit kerja yang bertanggung atas keberhasilan pelaksanaan program PLP BK

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-2 APRIL-JUNI 2014

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-2 APRIL-JUNI 2014 EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-2 APRIL-JUNI 2014 PENGANTAR Pada status bulan Juni 2014 rentang pengendalian SIM KMP telah terjadi penambahan satu provinsi baru yakni Kalimantan Utara akibat dari

Lebih terperinci

No KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN

No KEGIATAN PELAKU HASIL KETERANGAN Langkah-langkah pelaksanaan pada dasarnya terdiri dari serangkaian kegiatan di berbagai tataran; pusat, daerah dan masyarakat, yang dapat bersifat urutan (sekuensial), bersamaan (paralel) atau menerus,

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG 2 II. TUJUAN 3 III. PRINSIP 3 IV. MEKANISME EVALUASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015

PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 PROGRAM DAN PENGANGGARAN PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN DI PERKOTAAN (P2KP) TAHUN 2015 Oleh : Kasubdit Perencanaan Teknis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Disampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya

Lebih terperinci

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT

Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Format F-01 BERITA ACARA PEMBENTUKAN PANITIA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT Desa/Kelurahan BKM/LKM Kecamatan Kota/Kabupaten Berdasarkan hasil kesepakatan antara BKM/LKM, Aparat Desa/Kelurahan,

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA

PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA PEDOMAN TEKNIS SIKLUS KOTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum i ii KATA PENGANTAR Upaya pemerintah

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh.

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh. Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan Program lanjutan dari Program PNPM Mandiri Perkotaan. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)telah disosialisasikan di

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PEMBUKUAN BKM PERIODE TRIWULAN KE-2 BULAN : APRIL-JUNI 2015 P2KP - WILAYAH 2

LAPORAN UJI PETIK PEMBUKUAN BKM PERIODE TRIWULAN KE-2 BULAN : APRIL-JUNI 2015 P2KP - WILAYAH 2 LAPORAN UJI PETIK PEMBUKUAN BKM PERIODE TRIWULAN KE-2 BULAN : APRIL-JUNI 2015 P2KP - WILAYAH 2 A. PENDAHULUAN Periode pelaporan uji petik ini merupakan kelanjutan dari pelaporan uji petik periode sebelumnya

Lebih terperinci

PELATIHAN DASAR P2KP BAGI SATKER/PPK PROVINSI/KOTA/KABUPATEN DALAM RANGKA PELAKSANAAN & PEMAHAMAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN ANGGARAN 2011

PELATIHAN DASAR P2KP BAGI SATKER/PPK PROVINSI/KOTA/KABUPATEN DALAM RANGKA PELAKSANAAN & PEMAHAMAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN ANGGARAN 2011 KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI SATKER/PPK PROVINSI/KOTA/KABUPATEN DALAM RANGKA PELAKSANAAN & PEMAHAMAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN ANGGARAN 2011 A. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan meyakini

Lebih terperinci