Modul 4: Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi: Refleksi Jigsaw

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul 4: Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi: Refleksi Jigsaw"

Transkripsi

1 Modul 4: Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi: Refleksi Jigsaw

2 Modul 4: Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi: Refleksi Jigsaw Latar Belakang Ini adalah modul refleksi pertama dalam satu seri modul ini yang sebelumnya lebih banyak menekankan pada aksi. Sebelum sesi pengembangan profesional ini dimulai, para peserta ditugaskan untuk membaca buku Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi, Bab 1-4 (4 kelompok yang ada ditugaskan untuk membaca masing-masing 1 Bab) dan Bab 5 untuk semua kelompok Mereka pertama-tama akan bertemu di Kelompok Awal untuk mendiskusikan bab yang menjadi tugas mereka dengan menjawab seperangkat pertanyaan yang terstruktur. Mereka kemudian menyebar dan berpindah ke Kelompok Jigsaw untuk mengumpulkan informasi tentang bab-bab yang belum mereka baca. Mereka akhirnya kembali ke kelompok awal untuk berbagi pengetahuan baru yang mereka peroleh. Fokus dari semua diskusi ini adalah peluang dan tantangan dalam usaha untuk menciptakan kelas yang berpusat-pada-siswa yang didukung oleh teknologi. Waktu Yang Disarankan 2-3 jam Peserta Yang Disarankan MTT dan Guru Jumlah Peserta yang Disarankan peserta Lokasi Kegiatan Ruang Kelas atau PSBG (CRC) Dasar - dasar Pemikiran Kegiatan ini dirancang untuk memperluas pemahaman konseptual peserta mengenai bagaimana, mengapa, dan kapan menggunakan TIK untuk mengajar dan belajar; untuk meningkatkan kesadaran peserta akan bagaimana TIK dapat digunakan di sekolah-sekolah di seluruh dunia; dan untuk memperkenalkan metode pembelajaran kolaboratif lainnya metode jigsaw Sebelum modul ini, pengembangan profesional peserta terfokus pada aksi. Dalam modul ini, para peserta lebih menekankan pada refleksi mereka membaca, berdiskusi dan memikirkan model-model penggunaan TIK dan pembelajaran yang berpusat-pada-siswa yang mereka temukan dalam Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi, sebuah buku tipis yang membahas penggunaan TIK untuk mendukung pembelajaran yang berpusat-pada-siswa. Walaupun para peserta kemungkinan cenderung mengabaikan kegiatan-kegiatan yang dipaparkan dalam buku, adalah penting untuk diingat dan penting pula bagi fasilitator untuk mengingatkan para peserta bahwa kita belajar dan menjadi lebih baik melalui

3 penemuan informasi-informasi baru, mempertimbangkan ide-ide dan bentuk-bentuk baru, serta mengakomodasi dan mengasimilasi informasi ini ke dalam model mental atau kerangka pikir yang kita miliki sekarang. Informasi yang diungkapkan dalam buku MPST memberikan kemungkinan-kemungkinan yang realistis dalam penggunaan TIK yang lebih canggih dalam proses belajar mengajar. Hanya dengan menantang ide-ide dan model mental atau kerangka pikir yang telah ada sebelumnyalah, inovasi dan proses belajar yang baru dapat terjadi. Tujuan Membantu para peserta menghubungkan pengalaman peserta yang diperoleh melalui Modul 1, 2 dan 3 dengan sebuah kerangka kerja konseptual mengenai lingkungan pembelajaran konstruktivisme/pembelajaran yang berpusat-pada-siswa; Memunculkan dan mendorong refleksi peserta tentang proses belajar mengajar menggunakan teknologi; Mendorong para peserta untuk berbagi keyakinan mereka tentang pedagogi, teknologi, dan pembelajaran siswa; Memperkenalkan (atau mengembangkan pengetahuan siswa tentang) strategi jigsaw sebagai tipe pengelompokkan kolaboratif lainnya yang dapat digunakan bersama para guru dan siswa; Menyediakan contoh-contoh lain bagi para peserta dari kegiatan yang berpusat-pada-siswa yang sebagian menggunakan teknologi dan sebagian lagi tidak menggunakan teknologi. Pengembangan dari Modul Sebelumnya Modul ini adalah model praktek reflektif pertama yang akan dilakukan para peserta dalam program pengembangan profesional berdasarkan TIK. Pengalaman peserta sebelumnya dalam menggunakan teknologi dan pemahaman mereka sebelumnya akan pembelajaran yang berpusat-pada-siswa diungkap dalam modul ini. Para peserta akan memiliki peluang untuk merefleksikan tipe pembelajaran yang selama ini telah mereka lakukan dan mulai membentuk pemahaman yang lebih konseptual tentang bagaimana TIK dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran yang berpusat-pada-siswa. Sebagai tambahan dari model-model pembelajaran kolaboratif di Modul 2 dan 3, para peserta juga diperkenalkan kepada model pembelajaran kolaboratif lainnya (jigsaw) yang dikembangkan dari pendekatan yang berpusat-pada-siswa dan yang dapat mengakomodasi jumlah TIK yang terbatas. Alat dan Bahan Satu komputer presentasi yang dilengkapi PowerPoint dan dihubungkan ke Proyektor LCD serta layar atau dinding putih; Satu kopi dari Lembar Kerja 1: Menghubungkan Pembelajaran siswa dan Teknologi. Juga tersedia (dalam Bahasa Inggris) di: Printer (untuk mencetak bahan-bahan/bab-bab dari buku) dan mesin foto kopi (menggandakan buku);

4 Day 8 Dua set Lembar Kerja 2: Kartu-Kartu Nomor (satu untuk menentukan kelompok awal dan yang lain untuk kelompok jigsaw); Empat lembar kerta lipat/karton dilipat menjadi dua sebagai papan nama di atas meja. Masing-masing diberi nomor dari 1-4; Satu spidol untuk setiap kelompok; Empat lembar kerta flip chart per kelompok; Selotip dan dinding kosong untuk menempelkan hasil refleksi para peserta (refleksi ini juga dapat dihamparkan di meja-meja). Persiapan Fasilitator Bacaan: Bacalah Menghubungkan Pembelajaran dan Teknologi, Bab 1 sampai 5 dan pelajarilah poinpoin utamanya. Alat dan Bahan (untuk persiapan fasilitator): 1. Persiapkan komputer, proyektor LCD dan layar. Pastikan semua berfungsi dengan baik; 2. Download/install-kan presentasi PowerPoint Modul 4: Refleksi Jigsaw. Pelajari isinya; 3. Bagilah jumlah peserta dengan angka pembagi 4. Hal ini untuk menentukan jumlah set kartu nomor yang anda butuhkan. (Misalnya, 20 peserta/4 = 5 set kartu yang diberi nomor 1-4); 4. (Catatan: walaupun modul ini meminta peserta untuk berkonsentrasi pada Bab 1-4, namun karena Bab 5 adalah ringkasan, fasilitator dapat memasukkan Bab 5 sebagai bagian dari Jigsaw.); 5. Cetaklah satu kopi dari Lembar Kerja 1: Menghubungkan Pembelajaran Siswa Dan Teknologi dan gandakan setiap bab untuk setiap kelompok bacaan. Misalnya, apabila anda memiliki 20 peserta, anda membutuhkan 5 kopi dari setiap bab (Bab 1-4); 6. Gandakanlah satu kopi dari Bab 5 untuk setiap peserta. Catatan: anda juga dapat menggandakan semua bab untuk seluruh peserta di akhir modul ini sehingga mereka dapat memiliki dan mengacu pada keseluruhan bacaan; 7. Cetaklah dua kopi dari Lembar Kerja 2: Kartu-Kartu Nomor dalam dua warna yang berbeda. Guntinglah setiap nomor dan buatlah dua set (satu untuk kelompok awal dan satu kelompok jigsaw). Penataan: 1. Di akhir Modul 3 atau sebelum Modul 4 berilah sebuah kartu nomor 1, 2, 3, atau 4 kepada setiap peserta. Setiap individu harus membaca bab sesuai dengan nomor mereka dan semua peserta harus membaca Bab 5 dari Menghubungkan Pembe-lajaran Siswa dan Teknologi; 2. Tatalah empat set meja dan kursi;

5 3. Letakkan empat lembar kertas flip chart di setiap area kerja; 4. Lipatlah setiap lembar kertas lipat/kertas karton menjadi dua menjadi papan nama. Tulislah angka 1, 2, 3 atau 4 di setiap lembarnya. Tempatkan papan nama tersebut di setiap area kerja sehingga para peserta tahu di mana mereka harus duduk; 5. Saat para peserta masuk ke ruangan, arahkan mereka untuk duduk di area kerja yang sesuai dengan nomor bab mereka; Mereka dengan kartu nomor 1, membaca Bab1, diarahkan ke area kerja 1; Mereka dengan kartu nomor 2 membaca Bab 2, diarahkan ke area kerja 2, dst. Penjelasan Latar Belakang Untuk Fasilitator : Menciptakan Jigsaw Sebuah jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Setiap siswa yang ada di kelompok awal mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para siswa kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materi lainnya ini mereka akan pulang ke kelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut ke anggota lainnya. Semua siswa dalam kelompok awal telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan pemahaman. Mereka kemudian berpindah ke kelompok jigsaw dimana anggotanya berasal dari kelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok lain dan mempelajari materi-materi yang baru. Setelah menguasai materi baru ini, semua siswa pulang ke kelompok awal dan setiap anggota berbagi pengetahuan yang baru mereka pelajari dalam kelompok jigsaw. Seperti dalam jigsaw puzzle (teka-teki potongan gambar), setiap potongan gambar analogi dari setiap bagian pengetahuan adalah penting untuk penyelesaian dan pemahaman utuh dari hasil akhir 1 Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara: Online Learning Strategies. (2002). Department of Education, Saskatchewan, Canada. Tersedia di: olc.spsd.sk.ca/de/pd/instr/strats/jigsaw/

6 Pengelompokkan Homogen Instruksi: Kelompokkan para peserta yang memiliki kartu nomor yang sama. Misalnya, para peserta akan diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang mereka baca. Oleh karena itu, semua peserta yang membaca Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di kelompok yang sama. Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di atas meja. Kelebihan: Pengelompokan semacam ini memungkinkan peserta berbagi perspektif yang berbeda tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi sederhana. Kelemahan: fokusnya sempit (satu bab) dan kemungkinan akan berlebihan. Atau Pengelompokan Heterogen Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk bersama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang telah membaca Bab 1, satu yang telah membaca Bab 2, dsb. Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan siapa cepat ia dapat. Kelebihan: Memungkinkan peer instruction dan pengumpulan pengetahuan, memberikan peserta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca. Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi/ didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi informasi. Pedoman fasilitator ini dimulai dengan pengelompokkan homogen ke heterogen Deskripsi Kegiatan Setiap peserta ditugaskan untuk membaca Bab 5 dan sebuah bab lain dari buku Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi. Kegiatan ini disusun dalam 6 bagian : Bagian I: Kelompok Awal/Kelompok Homogen/ Home Groups : Penataan: para peserta dikelompokkan berdasarkan bab yang dibaca: semua peserta yang membaca Bab 1 ada di kelompok 1, semua yang membaca Bab 2 masuk ke dalam kelompok 2, dst.; Diskusi: setiap kelompok bab yang mereka baca dan menekankan pada peluang dan tantangan dari menciptakan kelas yang berpusat-pada-siswa dengan didukung oleh teknologi;

7 Pencatatan: para peserta mencatat pada kertas flip chart untuk kegiatan Gallery Walk dimana mereka akan menempelkan catatan mereka di dinding atau di atas meja pada akhir bagian ini. Bagian II: Kelompok Jigsaw/Kelompok Heterogen : Penataan: para peserta berpindah ke kelompok-kelompok baru yang terdiri atas para peserta yang telah membaca bab-bab yang berbeda-beda (Bab 1-4) sehingga setiap kelompok akan memiliki anggota yang telah membaca masing-masing bab; Diskusi: para peserta berbagi informasi yang mereka bawa ke dalam kelompok dan mendiskusikan bagaimana mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk menciptakan kelas yang berpusat-pada-siswa yang didukung oleh teknologi di sekolah mereka; Pencatatan: mereka mencatat jalannya diskusi di kertas flip chart yang akan dipasang di dinding atau diatur di atas meja untuk Gallery Walk pada akhir bagian ini. Bagian III: Kelompok Awal/Kelompok Homogen/ Home Groups : Penataan: para peserta kembali ke kelompok awal; Diskusi: para peserta berbagi informasi baru dengan colega mereka dan mendiskusikan bagaimana menghubungkan pembelajaran siswa dengan teknologi secara lebih meluas; Pencatatan: hasil diskusi diringkas pada kertas flip chart dan ditempelkan pada dinding atau diatur di atas meja untuk kegiatan Gallery Walk pada akhir sesi ini. Bagian IV: (Pilihan) Gallery Walk/Perjalanan Pembelajaran: Penataan: para peserta berjalan mengunjungi catatan-catatan yang telah ditempel di dinding atau di atas meja. Catatan ini adalah catatan dari semua kelompok yang diperoleh dari sesi-sesi sebelumnya mengenai apa yang disepakati dan apa yang menjadi perhatian. Bagian V: Diskusi Kelas/Kelompok Besar : Penataan: seluruh peserta berkumpul dalam satu kelas/kelompok besar; Diskusi: diskusi dilakukan berdasarkan pertanyaan diskusi yang telah diberikan sebelumnya dan tema-tema yang ditekankan di sesi Gallery Walk (apabila Gallery Walk ditiadakan, diskusi dapat dilakukan berdasarkan tema yang muncul dari setiap Bab bacaan); Bagian VI: Meninjau Kembali Metode Jigsaw : Penataan: seluruh peserta berkumpul dalam satu kelas/kelompok besar; Diskusi: diskusi dilakukan untuk membahas struktur metode jigsaw dan penerapannya di dalam kelas. Urutan Pelaksanaan Kegiatan Pengantar (10 menit) 1. Arahkan para peserta ke area kerja yang sesuai berdasarkan nomor bab yang mereka baca. Karena contoh ini dimulai dengan pengelompokkan homogen, semua Kelompok 1 akan mulai mendiskusikan Bab 1; semua Kelompok 2 akan mendiskusikan Bab 2, dst.

8 2. Jelaskan tujuan, yaitu: Memulai dan mempromosikan refleksi peserta tentang belajar dan mengajar dengan teknologi; Mendorong para peserta untuk berbagi pandangan mereka tentang pedagogi, teknologi dan pembelajaran siswa. Memberikan contoh kegiatan kelas yang berpusat-pada-siswa yang dapat digunakan dengan atau tanpa teknologi. Menghubungkan modul-modul yang berdasar pada TIK yang telah diperoleh sebelumnya dengan kerangka kerja yang lebih konseptual mengenai bagaimana TIK dapat mendukung lingkungan pembelajaran konstruktivisme/berpusat-pada-siswa Memperkenalkan para peserta pada metode pembelajaran kolaboratif lainnya metode jigsaw. 3. Jelaskanlah bahwa modul ini dirancang untuk membantu para peserta meningkatkan ketrampilan mengajar mereka. Perubahan dan pembelajaran hanya dapat terjadi apabila kita mengkombinasikan aksi dan refleksi. Sampai saat ini modul-modul yang diberikan sangat berorientasi pada kegiatan. Tugas bacaan dan diskusi di Modul 4 ini dimaksudkan untuk memfokuskan para peserta pada sisi penting yang lain dari timbangan: yaitu refleksi melalui proses berpikir dan diskusi mengenai pembelajaran yang berpusat-pada-siswa dan TIK. Bagian I: Pengelompokkan Homogen (Kelompok Awal) (30 menit) 1.) Arahkan para peserta untuk masuk ke kelompok awal mereka. Gambar 1 menunjukkan pengaturan kelompok-kelompok awal ini. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Jigsaw Langkah 1: Kelompok Awal Gambar 1: Mengatur Kelompok Awal 2.) Instruksikan setiap kelompok untuk menunjuk peran-peran kelompok sebagai berikut: Manager: Mengelola waktu dan memastikan setiap anggota kelompok melakukan tugasnya Fasilitator: Memimpin diskusi; meringkas poin-poin utama untuk pencatat; dan

9 memastikan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi Pencatat: Mencatat pada kertas flip chart pemikiran-pemikiran kelompok Juru Bicara: Menjadi juru bicara kelompok untuk melaporkan respon mereka kepada seluruh kelas. 3.) Tampilkan Slide 1: Pertanyaan Diskusi: Kelompok Awal 4.) Setiap kelompok fokus pada bab yang ditugaskan. Setiap peserta dalam kelompok bergiliran menjawab setiap pertanyaan (satu persatu). a.) 3 hal yang telah anda pelajari dari bab/ pelajaran tersebut b.) Ringkaslah bab/pelajaran tersebut (dalam 1-4 kalimat) c.) Ide-ide besar apakah yang menurut anda paling penting dari pelajaran itu? (Daftarlah 1-5 poin) d.) Strategi/ide/kegiatan manakah yang dapat diterapkan oleh guru dalam kelas mereka? e.) Strategi-strategi apa yang mungkin dirasakan sulit oleh para guru? Bagaimana anda dapat membantu mereka mengatasi hambatan ini? Pertanyaan Diskusi: Kelompok Awal (Home Group) 3 hal yang telah anda pelajari dari bab/pelajaran tersebut Ringkaslah bab/pelajaran tersebut (dalam 1-4 kalimat) Ide-ide besar apakah yang menurut anda paling penting dari pelajaran itu? (Daftarlah 1-5 poin) Strategi/ide/aktivitas manakah yang dapat diterapkan oleh guru dalam kelas mereka? Strategi-strategi apa yang mungkin dirasakan sulit oleh para guru? Bagaimana anda dapat membantu mereka mengatasi hambatan ini? Tipe-tipe pelatihan dan dukungan bagi guru untuk membantu mereka menggunakan ICT dengan pendekatan yang berpusat-pada-siswa Slide 1: Pertanyaan Diskusi Kelompok Awal f.) Tipe-tipe pelatihan dan dukungan bagi guru untuk membantu mereka menggunakan TIK dengan pendekatan yang berpusat-pada-siswa 5.) Setelah 30 menit, setiap tim diminta untuk menampilkan catatan flip chart mereka di dinding/meja untuk persiapan kegiatan Gallery Walk. Sesi ini adalah sesi diskusi untuk berbagi pendapat yang memiliki 3 tujuan: 1. Memungkinkan para peserta berbagi perspektif yang berbeda mengenai pengalaman (bacaan) yang sama. 2. Membantu mereka yang belum membaca bagiannya untuk mengebut 3. Memperdalam pengetahuan setiap peserta tentang bab yang menjadi tugas mereka dan mempersiapkan diri untuk sesi berikut dari jigsaw. 6.) Mengatur Pengelompokkan Jigsaw: Saat waktu untuk sesi diskusi ini hampir habis, fasilitator mengambil tumpukan kedua kartu nomor dan membagikannya kepada para peserta. Bagikan sedemikian rupa sehingga kelompok jigsaw yang baru nanti akan terdiri atas para peserta yang telah membaca Bab 1, 2, 3, dan 4.

10 Bagian II: Pengelompokkan Jigsaw-Heterogen (30-40 menit) 1.) Tanyakan kepada para peserta apakah mereka telah mengetahui konsep jigsaw, seperti pada Jigsaw Puzzle (teka-teki potongan gambar). Jelaskan secara singkat bahwa mereka sekarang akan berpindah dengan membawa serta sebuah potongan gambar (potongan informasi) ke kelompok baru yang terdiri atas potongan-potongan gambar lainnya (potongan informasi lain). Bersama, mereka akan menggabungkan potongan-potongan ini menjadi satu gambar yang utuh. 2.) Kelompok awal dipecah menjadi 4 kelompok heterogen yang baru. Para peserta saat ini telah menerima kartu nomor yang menugaskan mereka membentuk kelompok jigsaw yang baru. Kelompok pertama yang membaca Bab 1-4 duduk di area kerja yang baru, kelompok kedua yang membaca Bab 1-4 juga duduk di area kerja yang lain, dan seterusnya. Jadi, setiap kelompok yang baru terdiri atas 4 orang yang membaca bab yang berbeda-beda. Lihatlah Gambar 2 untuk ilustrasi diagram pengelompokkan jigsaw. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Jigsaw Langkah 2: Kelompok Jigsaw Gambar 2: Setiap kelompok jigsaw terdiri atas empat anggota yang masing-masing telah membaca Bab 1, 2, 3, dan 4 3.) Seperti pada kelompok awal, instruksikan kepada setiap kelompok untuk menentukan peran-peran kelompok: Manager: Mengelola waktu dan memastikan setiap anggota kelompok melakukan tugasnya Fasilitator: Memimpin diskusi; meringkas poin-poin utama untuk pencatat; dan memastikan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi Pencatat: Mencatat pada kertas flip chart pemikiran-pemikiran kelompok Juru Bicara: Menjadi juru bicara kelompok untuk melaporkan respon mereka kepada seluruh kelas. Para peserta harus memiliki peran yang baru dalam kelompok jigsaw (jadi, misalnya seseorang adalah manager di kelompok awal, maka ia harus memiliki peran yang berbeda di kelompok jigsaw.) 10

11 4.) Tujuan dari jigsaw ini adalah untuk berbagi pengetahuan menginformasikan tentang bab yang mereka baca kepada anggota kelompok lain. Dengan cara ini, setiap anggota kelompok akan memiliki gambaran umum tentang setiap bab. 5.) Tampilkan Slide 2: Perta-nyaan Diskusi: Kelompok Jigsaw. 6.) Cara berdiskusi: setiap anggota kelompok bergiliran menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini (satu per satu): Pertanyaan Diskusi: KelompokJigsaw Ringkaslah bab tertentu yang telah anda baca (1, 2, 3 atau 4) Diskusikan hal-hal penting/ide-ide besar yang telah dipelajari oleh kelompok awal anda pada bab tersebut Diskusikan strategi/ide/aktivitas tersebut yang dapat digunakan para guru dalam kelas mereka Ide/strategi/aktivitas yang manakah yang mungkin sulit diterapkan? Bagaimana para guru dapat mengatasi hambatan ini? Tipe-tipe pelatihan dan dukungan bagi guru untuk membantu mereka untuk mengunakan ICT dalam pendekatan yang berpusat pada-siswa Slide 2: Pertanyaan Diskusi Kelompok Jigsaw a.) Ringkaslah bab tertentu yang telah anda baca (1, 2, 3 atau 4) b.) Diskusikan hal-hal penting/ide-ide besar yang telah dipelajari oleh kelompok awal anda pada bab tersebut c.) Diskusikan strategi/ide/kegiatan tersebut yang dapat digunakan para guru dalam kelas mereka d.) Ide/strategi/kegiatan yang manakah yang mungkin sulit diterapkan? Bagaimana para guru dapat mengatasi hambatan ini? e.) Tipe-tipe pelatihan dan dukungan MTT yang dapat ditawarkan kepada guru 7.) Berikan waktu tambahan bagi para peserta untuk bertanya, meminta penjelasan, dsb. 8.) Setelah menit berlalu, mintalah setiap tim untuk menempelkan catatan flip chart mereka di dinding. Bagian III: Dari Kelompok Jigsaw Kembali ke Kelompok Awal (30 menit) 1.) Setiap peserta kembali ke kelompok awalnya. Lihat Gambar 3. Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Jigsaw Langkah 3: Kembali ke Kelompok Awal Gambar 3: Para peserta kembali ke kelompok awal 11

12 2.) Mengistruksikan setiap kelompok untuk sekali lagi menunjuk menentukan peran sebagai berikut: Manager: Mengelola waktu dan memastikan setiap anggota kelompok melakukan tugasnya Fasilitator: Memimpin diskusi; meringkas poin-poin utama untuk pencatat; dan memastikan kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan diskusi Pencatat: Mencatat pada kertas flip chart pemikiran-pemikiran kelompok Juru Bicara: Menjadi juru bicara kelompok untuk melaporkan respon mereka kepada seluruh kelas. 3.) Tampilkan Slide 3: Pertanyaan Diskusi-Menyelesaikan Jigsaw 4.) Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini bab demi bab: a.) Ringkaslah setiap bab baru b.) Diskusikan ide-ide utama dari setiap bab baru ini d.) Diskusikan strategi/ide/ kegiatan dari setiap bab baru ini yang dapat digunakan para guru dalam kelas f.) Ide/strategi/kegiatan yang manakah yang mungkin sulit diterapkan? Bagaimana para guru dapat mengatasi hambatan ini? g.) Ide-ide untuk pelatihan tambahan dan dukungan tindak lanjut? Pertanyaan Diskusi: Menyelesaikan Jigsaw Ringkaslah setiap bab baru Diskusikan ide-ide utama dari setiap bab baru ini Diskusikan strategi/ide/aktivitas dari setiap bab baru ini yang dapat digunakan para guru dalam kelas Ide/strategi/aktivitas yang manakah yang mungkin sulit diterapkan? Bagaimana para guru dapat mengatasi hambatan ini? Ide-ide untuk pelatihan tambahan dan dukungan tindak lanjut? Slide 1: Pertanyaan Diskusi Kelompok Awal Kembalinya ke kelompok awal ini memungkinkan para peserta berbagi dan mengkonsolidasikan pengetahuan. Jigsaw sudah menjadi utuh karena setiap anggota yang berbeda berkontribusi dengan membawa potongan teka-tekinya untuk menciptakan kesatuan makna. 5.) Berikan waktu tambahan bagi para peserta untuk bertanya, meminta penjelasan, dsb 6.) Setelah 30 menit, mintalah setiap tim untuk menampilkan catatan flip chart mereka di dinding. Bagian IV: (Pilihan) Learning Walk (Perjalanan Pembelajaran) (15 menit) Sekarang para peserta telah menampilkan rekfleksi kelompok mereka di dinding atau di atas meja. Pastikan kertas flip chart tersusun sedemikian rupa untuk memberikan kebebasan ruang gerak bagi peserta Gambar 4: Dalam kelompok awal, para peserta berjalan berkeliling untuk membaca semua hasil refleksi dan memberi catatan 12

13 Para peserta harus berjalan dua kali melewati seperangkat kertas flip chart ini. Pada perjalanan yang pertama, para peserta hanya berjalan dan membaca apa yang ada di kertas. Pada perjalanan kedua, para peserta membawa spidol mereka dan memberikan tanda cek (a) di sebelah tema/komentar yang mereka baca pada semua kertas flip chart yang dilewatinya. Untuk melakukan hal ini, kelompok awal pertama-tama harus mencapai kesepakatan kelompok kemudian memberi catatan pada kertas flip chart. Fasilitator harus melakukan hal yang sama seperti para peserta: memberi catatan pada tematema yang muncul. Pastikan untuk membahas hasilnya pada sesi diskusi kelas berikutnya. Bagian V: Diskusi Seluruh Kelas/Kelompok Besar (30-40 menit) 1.) Instruksikan seluruh peserta untuk kembali ke area kerja kelompok awal mereka. 2.) Jelaskan bahwa seluruh kelas diberi tugas untuk mendiskusikan Bab 1-5 (Bab 5 adalah bab yang pendek dan sederhana. Walaupun belum didiskusikan secara eksplisit, para peserta dapat berbagi refleksi mereka.) 3.) Setiap laporan harus mengikuti kerangka kerja yang telah digunakan pada bagian-bagian sebelumnya: a.) Ringkaslah setiap bab (1, 2, 3 atau 4) b.) Ide-ide penting/utama dari setiap bab c.) Strategi/kegiatan/ide-ide dari setiap bab yang dapat digunakan para guru di kelas d.) Strategi/kegiatan/ide-ide dari setiap bab yang mungkin sulit diterapkan e.) Tipe-tipe pelatihan dan dukungan yang dibutuhkan para guru. 4.) Setelah kelompok pertama selesai dengan laporan rangkuman mereka, doronglah para peserta lain untuk bertanya dan berdiskusi. 5.) Apabila tidak ada pertanyaan atau komentar, fasilitator harus mengajukan pertanyaan kepada kelompok tersebut sebelum melangkah ke kelompok berikutnya. 6.) Dengan mengikuti sharing atau diskusi ini, fasilitator meminta kepada seluruh kelompok untuk mengidentifikasi persamaan ide-ide besar atau tema-tema utama dari seluruh kelompok berdasarkan komentar tertulis mereka dan diskusi kelas yang dilakukan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari komentar-komentar pada kertas-kertas flip chart, komentar/ide/kegiatan/hal-hal apa sajakah yang sesuai dengan situasi dan kondisi para peserta? 7.) Dari Bab 5: Pertanyaan atau keprihatinan apakah yang anda miliki sehubungan dengan penggunaan teknologi dan pengadopsian pendekatan yang berpusat-pada-siswa dalam kelas? Strategi, ide, dan sumber daya apa sajakah yang dapat kita kembangkan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini? Catatan Fasilitator: Saran untuk pertanyaan tambahan untuk setiap bab: 13

14 Bab Satu: Belajar sebagai proses yang pribadi 1. Mari kita bandingkan kelas yang tradisional dengan yang berpusat-pada-siswa. Apakah perbandingan ini dapat dikatakan valid? 2. Fasilitator mungkin ingin menghubungkannya kembali ke Taksonomi Bloom (yang telah mereka jumpai sebelumnya dalam pelatihan DBE ini) yang mengklasifikasikan pengetahuan ke dalam beberapa kategori, seperti tingkat ketrampilan yang lebih rendah seperti mengingat kembali (recall) dan identifikasi sampai pada ketrampilan berpikir yang lebih tinggi seperti analisis, sintesis, dan evaluasi (seringkali dikelompokkan menjadi ketrampilan berpikir kritis. ) Mintalah para peserta untuk membandingkan pendekatan tradisional dengan yang berpusat-pada-siswa) dalam kegiatan pelajaran Geografi. Yang manakah yang memfasilitasi tingkat ketrampilan yang lebih tinggi? Mengapa? Elemen-elemen apa yang mempromosikan tingkat pembelajaran siswa yang lebih tinggi? 3. Diskusikan secara lebih mendalam metafora siswa sebagai detektif dan guru sebagai fasilitator. Apakah mereka merasa nyaman dengan hal (konsep ini)? Bagaimana kelas dapat diatur untuk memungkinkan hal ini dilakukan? Bab Dua: Fokus pada pembelajaran 1. Mari kita lihat kedua kegiatan ini penulis cerita dan latihan estimasi matematika. Keduanya adalah contoh dari pendekatan yang berpusat-pada-siswa. Bagaimanakah cara pendekatan yang berpusat-pada-siswa ini mempromosikan pembelajaran dan tipe pembelajaran apakah yang dipromosikan? (misalnya, pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, dsb.)? 2. Bagaimana kita dapat memasukkan teknologi dalam kegiatan-kegiatan ini untuk meningkatkan pembelajaran? 3. Bagaimana kegiatan semacam ini dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik selain dari memasukkan elemen teknologi? Bab Tiga: Mengembangkan Pembelajaran Berdasarkan Teknologi 1. Bagaimana, dan tipe-tipe pembelajaran yang manakah yang dipromosikan oleh kegiatankegiatan ini? (Fasilitator dapat meninjau kembali Taksonomi Bloom.) Contoh-contoh ini meliputi: ketrampilan untuk membandingkan, ketrampilan berpikir dan berlogika, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan berpikir induktif dan deduktif; dan ketrampilan pengambilan keputusan. 2. Diskusikan penggunaan teknologi yang baik dan buruk (kuat dan lemah) yang pernah mereka amati, baca, alami, dan bayangkan. Kriteria apakah yang digunakan untuk menentukan penggunaan yang kuat dan lemah dari teknologi ini? 3. Apa pendapat peserta tentang saran yang diberikan di akhir bab ini? Apakah ada yang 14

15 sama/sesuai dengan situasi mereka? Hal apa lagi yang ingin mereka tambahkan? Bab Empat: Menggunakan Teknologi untuk Meningkatkan Pembelajaran 1. Bagaimana pengamatan anda tentang penggunaan teknologi di kelas-kelas atau sekolahsekolah? Kegiatan yang dideskripsikan di sini menawarkan penggunaan teknologi sederhana. Bagaimana anda dapat lebih jauh menggunakan teknologi untuk benar-benar meningkatkan kegiatan-kegiatan ini? 2. Diskusikan/berbagilah apa yang menjadi tujuan penggunaan teknologi bersama siswa anda (baik para guru maupun para siswa itu sendiri). Bab Lima: Melaksanakannya 1. Mengapa kita perlu mempromosikan pendekatan yang berpusat-pada-siswa? Mengapa kita perlu mempromosikan penggunaan teknologi? Apa yang diperoleh siswa dari hal ini? Apakah terjadi peningkatan pembelajaran? Apabila, bagaimana prosesnya peningkatan ini dapat terjadi? 2. Diskusikan keprihatinan yang sering dimunculkan oleh para guru dalam hal penggunaan teknologi: jumlah siswa, waktu, kehilangan kendali, kesesuaian dengan tuntutan kurikulum, dsb. Bagaimana mereka dapat mengatasi hambatan-hambatan ini? Bagian VI: Meninjau Kembali Metode Jigsaw (15-20 menit) 1.) Mintalah para peserta untuk merangkum pemahaman mereka dari metode jigsaw. 2.) Apa pendapat mereka tentang metode ini sebagai alat pembelajaran kolaboratif? Bagaimana kesesuaiannya dengan 5 karakteristik dari pembelajaran kolaboratif yang diungkap dalam Modul 1? (Ada interdependensi positif; tanggung jawab individual setiap orang memiliki peran; mereka bertemu di sebuah ruang yang sama untuk menyelesaikan tugas; negosiasi sosial; dan mereka memproses pembelajaran mereka dalam jigsaw) 3.) Tampilkan Slide 4: Apakah Jigsaw itu? 4.) Apakah kelebihan dan kelemahan metode jigsaw ini jika dilihat dari sudut pandang para guru? 5.) Meninjau kembali Metode Jigsaw: Tampilkan sekilas Slide 5, 6, dan 7 untuk memperkuat penguasaan konsep jigsaw. Tujuan: Apakah Jigsaw itu? Mengembangkan kerjasama tim & ketrampilan belajar kooperatif Kedalaman pengetahuan tidak mungkin diperoleh apabila peserta/siswa berusaha untuk menguasai semua materi sendirian. Mempertahankan tanggung jawab pribadi yang besar. Slide 4: Apakah Jigsaw itu? Slide ini menekankan beberapa kelebihan metode jigsaw sebagai alat pembelajaran 15

16 a.) Tampilkan Slide 5: Langkah 1 Pelajari Satu Unit Pembe-lajaran. Langkah 1: Pelajari satu bagian unit materi/unit pembelajaran b.) Tanyakan pada para peserta apakah mereka telah Mulailah dari kelompok awal ( home group ) mengetahui metode-metode jigsaw lainnya. Berbagilah pengetahuan Dalam variasi jigsaw yang mereka lakukan hari dengan kelompok yang ini, mereka telah mempelajari sepotong bahan ditugaskan untuk mempelajari unit materi dan memulainya dari kelompok awal mereka yang sama untuk memperkuat pengetahuan mereka akan materi. Mereka memiliki satu potong dari tekateki. Slide 5: Langkah 1: Pelajari satu bagian unit materi/ unit pembelajaran 6.) Tampilkan Slide 6: Langkah 2-Pindah ke Kelompok Baru 7.) Para peserta kemudian ber-pencar ke kelompok jigsaw. Mereka membawa serta potonganpotongan yang ber-beda dari teka-teki dan mulai menggabungkannya menjadi satu gambar utuh. 8.) Tampilkan Slide 7: Langkah 3-Kembali ke Kelompok Awal 9.) Jelaskan bahwa metode jigsaw ini belumlah selesai. Saat individu-individu telah menggabungkan potongan-potongan te-ka-teki, mereka masih harus merefleksikan pembelajaran me-reka, karena seperti yang kita tahu, refleksi adalah kunci dari pembelajaran yang nyata dan permanen. Dengan membawa ini, para peserta kembali ke kelompok awal mereka dan berbagi perspektif yang berbeda-beda untuk memperoleh sendiri pemahaman mereka tentang Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi. Diskusi Akhir: 1.) Bagaimana metode jigsaw ini dapat digunakan dalam kelas yang memiliki 1-2 buah sarana TIK? 2.) Bagaimana metode ini dapat digunakan untuk pembelajaran TIK? 3.) Bagaimana para peserta dapat menggunakan metode kolaboratif ini dalam kelas mereka? Langkah 2: Pindah ke kelompok baru Pindah ke kelompokkelompok lain (kelompok Jigsaw) yang ditugaskan untuk mempelajari unitunit materi lain. Mereka akan berbagi pengetahuan dengan anda; dan anda juga akan berbagi pengetahuan dengan mereka. Slide 6: Langkah 2-Pindah ke Kelompok Baru Langkah 3: Kembali ke kelompok awal ( home group ) Setelah menguasai materi, kembalilah ke kelompok awal anda dan ajarkan pengetahuan yang baru anda peroleh kepada anggota kelompok yang lain. Seperti sebuah jigsaw puzzle (teka-teki potongan gambar), setiap potongan yaitu bagian pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta/siswa dibutuhkan untuk memperoleh hasil akhir yang utuh. Slide 7: Kembali ke Kelompok Awal untuk melakukan refleksi dan berbagi informasi baru 16

17 Lembar Kerja 1: Menghubungkan Pembelajaran Siswa dan Teknologi

18 Lembar Kerja 2: Kartu-Kartu Nomor (Buatlah 2 set dengan warna berbeda satu untuk Kelompok Awal dan satu set lainnya untuk Kelompok Jigsaw. Guntinglah dan bagikan) 18

Modul 7: Lebih Jauh dengan Pembelajaran Aktif Menggunakan Satu Komputer

Modul 7: Lebih Jauh dengan Pembelajaran Aktif Menggunakan Satu Komputer Modul 7: Lebih Jauh dengan Pembelajaran Aktif Menggunakan Satu Komputer Modul 7: Lebih Jauh dengan Pembelajaran Aktif Menggunakan Satu Komputer Latar Belakang Ini adalah modul pertama yang secara eksplisit

Lebih terperinci

Modul 8: Perencanaan Penerapan

Modul 8: Perencanaan Penerapan Modul 8: Perencanaan Penerapan Modul 8 Perencanaan Penerapan Latar Belakang Perencanaan penerapan adalah titik puncak dari seluruh kegiatan lokakarya. Modul ini yang merupakan satu set kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Deskripsi Kegiatan Sesi ini digunakan untuk mulai bekerja dengan guru untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasi

Lebih terperinci

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer:

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 1: Menilai Pengetahuan Siswa tentang Sains KATEGORI Geografi Matematika Sains Pedagogi 100 100 100 100 200 200 200 200 300 300 300 300 Model Satu

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

Fighting Inequality for Better Growth

Fighting Inequality for Better Growth Panduan Sesi IDF 2017 Indonesia Development Forum 2017 Fighting Inequality for Better Growth Jakarta, 9-10 August 2017 PANDUAN SESI IDF 2017 Daftar Isi 1. Pembagian acara a. Sesi pleno b. Sesi parallel

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

Kurikulum Circuit. Minggu 3

Kurikulum Circuit. Minggu 3 Kurikulum Circuit Minggu 3 Pendahuluan (10 menit) Pertama-tama Anda mengulang kembali materi yang dibawakan minggu sebelumnya yaitu tentang Penghantar dan Penghambat listrik. Berikan pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

Pembelajaran Aktif di Kelas dengan Satu Komputer: Kegiatan 2: Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Induktif

Pembelajaran Aktif di Kelas dengan Satu Komputer: Kegiatan 2: Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Induktif Pembelajaran Aktif di Kelas dengan Satu Komputer: Kegiatan 2: Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Induktif Model Satu Komputer Komputer sebagai: Sebuah Alat Inkuiri (Bertanya) Halaman 1 Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

DisampaikanOleh: Sabar Nurohman, M.Pd.Si PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

DisampaikanOleh: Sabar Nurohman, M.Pd.Si PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM Curiculum Vitae Nama: Sabar Nurohman, M.Pd.Si TTL: Banjarnegara, 21 Juni 1981 Alamat: PuriSakinahA9, Potorono, Banguntapan, Bantul Pendidikan: S1: Pend. FisikaFMIPA UNY S2: Pend. SainsPPS UNY Pekerjaan:

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo

KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TYPE JIGSAW DAN PROBLEM BASED LEARNING ( PBL ) Nawir R MTs Negeri Model Palopo Abstrak: Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat Kelompok

Lebih terperinci

Modul 9: Menciptakan Video Pembelajaran

Modul 9: Menciptakan Video Pembelajaran Modul 9: Menciptakan Video Pembelajaran Modul 9 Menciptakan Video Pembelajaran Latar Belakang Menciptakan Video Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan praktis yang merupakan Tahap III dari Pedoman Fasilitator

Lebih terperinci

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF

MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF MEDIA BELAJAR dalam PELATIHAN PARTISIPATIF Pengertian dan Manfaat Media belajar adalah alat bantu dalam kegiatan pembelajaran yang jenis dan bentuknya bermacam macam. Dalam menyiapkan dan merancang media

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penerapan model pembelajaran mind mapping dengan gambar seri untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

MODEL PENDEKATAN CTL

MODEL PENDEKATAN CTL MODEL PENDEKATAN CTL Dalang Gerakan 30 September 1965 adalah PKI Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah para pedagang dari China pada abad ke XI Reading Guide (Penuntun Bacaan) Tentukan bacaan yang akan

Lebih terperinci

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKem) Waktu: 2 jam A. PENGANTAR Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan.

Lebih terperinci

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1 RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 Pendahuluan DBE3 bertujuan untuk mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dan

Lebih terperinci

Kurikulum Circuit. Minggu 4

Kurikulum Circuit. Minggu 4 Kurikulum Circuit Minggu 4 Pendahuluan (5 menit) Gunakan sesi ini untuk mengulang kembali materi yang dibawakan minggu sebelumnya yaitu cara membuat rangkaian dengan switch dan rangkaian paralel. Berikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini disetting sebagai penelitian tindakan kelas di SMAN 3 Gorontalo Kecamatan Kota Tengah Kabupaten Gorontalo. Subjek

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) UNIT 5 MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak secara berkesinambungan. Peran kepala sekolah,

Lebih terperinci

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik

Setelah mengikuti sesi ini, pengawas diharapkan mampu: Mengenali pelaksanaan supervisi yang lebih baik UNIT 5a PENDAMPINGAN UNIT 5a PENDAMPINGAN Pendahuluan Pengawas Mata Pelajaran (selanjutnya disebut Pengawas) mempunyai posisi dan peran yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengawas adalah

Lebih terperinci

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK Paket 9 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK Pendahuluan 9-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Pembelajaran Tematik 9-2 9-3 9-4 9-5 9-6 Lembar Kegiatan 9.1A 9-7 Lembar Kegiatan 9.1B 9-8 9-9 Uraian Materi 9.2 9-10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf.

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf. MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Oleh: Novrianti Yusuf. Ada banyak ragam model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan kita dalam memberikan pembelajaran di kelas pada peserta didik, yang tujuan

Lebih terperinci

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA

Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA Pendahuluan Paket 2 BILANGAN BULAT DAN OPERASINYA Pada Paket 2 ini, topik yang dibahas adalah bilangan bulat dan operasinya. Pembahasan meliputi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang

Lebih terperinci

MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA. Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit)

MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA. Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit) MODUL UNTUK PELATIH DAN FASILITATOR PERENCANAAN USAHA Coaching 1: Perencanaan usaha, pembuatan visi dan misi (waktu 270 menit) Center of Excellence in Small Medium Enterprise Development Lembaga Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Uraian pada Bab II menyajikan kajian teoritis tentang pengertian pemahaman konsep, konsep luas persegi panjang, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Lebih terperinci

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

Bab 3 Mengapa Lesson Study? Bab 3 Mengapa Lesson Study? A. Bagaimana Pengetahuan Berkembang? Dalam suatu pertemuan, sejumlah guru melakukan diskusi tentang masalah pembelajaran matematika SMP. Salah seorang guru mengemukakan pengalamannya

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM

UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP B. Praktik KKG dan MGMP Untuk Meningkatkan PAKEM UNIT 6 : KKG DAN MGMP A. Pengelolaan KKG dan MGMP Waktu : 3 jam 45 menit A. Pendahuluan Pada paket pelatihan

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Pada bab ini diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING

MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING MENGENAL PEMBELAJARAN MODEL MIND MAPPING Suhel Madyono Universitas Negeri Malang Alamat: Tunjung, Udanawu, Blitar, HP: 085733311038 e-mail: suhel.madyono.fip@um.ac.id Abstrak: Metode pembelajaran di SD

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Menurut Suherman (2003:15), matematika

Lebih terperinci

Jurnal Mengajar sudah biasa dilakukan. Umumnya hanya untuk pemenuhan tuntutan administrasi. Bukan untuk bahan refleksi perbaikan pembelajaran.

Jurnal Mengajar sudah biasa dilakukan. Umumnya hanya untuk pemenuhan tuntutan administrasi. Bukan untuk bahan refleksi perbaikan pembelajaran. Jurnal Reflektif I Jurnal Mengajar sudah biasa dilakukan. Umumnya hanya untuk pemenuhan tuntutan administrasi. Bukan untuk bahan refleksi perbaikan pembelajaran. Refleksi yang biasa dituliskan di akhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam

Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam PENGANTAR Bahan Pelatihan ini telah disiapkan untuk menunjang pelatihan sekolah dan masyarakat dalam Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat, serta Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik. BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika 1. Partisipasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI : 2007) partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan (keikutsertaan/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan kreativitas siswa dalam matematika. Ulangan Harian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri No.

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan kreativitas siswa dalam matematika. Ulangan Harian Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 SD Negeri No. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mampu menghadapi perubahan akibat adanya kemajuan

Lebih terperinci

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp.

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Yando Zakaria Sasaran sesi ini : Peserta mengetahui ciri-ciri fasilitator

Lebih terperinci

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi :

ACCESS. Profil Masyarakat Petunjuk. 5 Sesi : ACCESS Profil Masyarakat Petunjuk 5 Sesi : 1. Analisa Organisasi Pengelola 2. Analisa Pengambilan Keputusan: Matrik Pengambilan Keputusan 3. Analisa Partisipasi : Matrik Partisipasi 4. Analisa Hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme.

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK. DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III BADAN DIKLAT DIY LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DINAMIKA KELOMPOK. DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III BADAN DIKLAT DIY  LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DINAMIKA KELOMPOK DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DINAMIKA KELOMPOK Setelah mengikuti Dinamika Kelompok, peserta

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas I SDN Tingkir Lor 1 Salatiga. Sebelum dilaksanakannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad,

BAB II KAJIAN TEORI. berupa masalah ataupun soal-soal untuk diselesaikan. sintesis dan evaluasi (Gokhale,1995:23). Menurut Halpen (dalam Achmad, 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Berpikir Kritis Berpikir merupakan kegiatan penggabungan antara persepsi dan unsurunsur yang ada dalam pikiran untuk menghasilkan pengetahuan. Berpikir dapat terjadi pada seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 4: Komunitasku

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 4: Komunitasku Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 4: Komunitasku Stasiun Stasiun 1: 1: Kebudayaan Kebudayaan Stasiun 1 berotasi Stasiun 1 berotasi ke Stasiun 2 ke Stasiun 2 Stasiun 3 berotasi Stasiun

Lebih terperinci

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4

Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 4 (Better Teaching and Learning 4) Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Modul Pelatihan untuk Kegiatan MGMP Oktober

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) pertama kali dipopulerkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) pada akhir abad ke 20 (Sanjaya, 2007). Pada awalnya, PBL dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan pendidikan fisika di salah satu SMA Negeri di Bandung, menunjukkan bahwa pembelajaran aktif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

Skenario Pembelajaran PLPG 2013 MATERI : INFORMASI KURIKULUM 2013

Skenario Pembelajaran PLPG 2013 MATERI : INFORMASI KURIKULUM 2013 Skenario Pembelajaran PLPG 2013 MATERI : INFORMASI KURIKULUM 2013 A. Pendekatan Scientific (Scientific Approach) B. Model dan Skenario Pembelajaran No Model Pembelajaran Skenario Durasi Waktu A PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. soal matematika.hal ini berarti bila seseorang terampil dengan benar 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Kemampuan berasal dari kata mampu yang menurut kamus bahasa Indonesia mampu adalah sanggup. Jadi kemampuan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental II. TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Kritis Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1. Observasi Sebelum melaksanakan proses penelitian, dilakukan observasi pengambilan dan pengumpulan data dan informasi tentang subjek penelitian.

Lebih terperinci

60 menit tahun. Bekerja Sama untuk Mencapai Tujuan Global. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan

60 menit tahun. Bekerja Sama untuk Mencapai Tujuan Global. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan Bekerja sama untuk mencapai Tujuan Global P1 Saat mengetahui ketidakberuntungan berbagai budaya dan masyarakat di seluruh dunia, siswa-siswa saya sering bertanya, Mengapa ini bisa terjadi? Terkadang, seorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijogo Pati kelas VII A tahun ajaran 2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijogo Pati kelas VII A tahun ajaran 2013 38 A. Pelaksanaan Lesson Study BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Kegiatan penelitian dimulai pada tanggal 21 September sampai 3 Oktober 2013 dengan dengan tiga kali siklus kegiatan dan pengamatan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Matematika a. Pengertian Matematika Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola struktur, perubahan dan ruang (Hariwijaya,2009:29).

Lebih terperinci

Biografi. Jadwal Penilaian

Biografi. Jadwal Penilaian Biografi Ringkasan Unit Setelah mendengarkan dan membaca beberapa biografi, keduanya dalam bentuk buku-buku dan majalah, para murid sekolah dasar mengungkapkan pendapat tentang apa yang menyebabkan sebuah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA Kode Makalah PM-1 PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA Abstrak Dalam KBK telah dimasukkan tujuan-tujuan

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

orang yang bercakap-cakap dengan memperhatikan keterampilan berkomunikasi yaitu dalam bercakap-cakap siswa menggunakan kata-kata

orang yang bercakap-cakap dengan memperhatikan keterampilan berkomunikasi yaitu dalam bercakap-cakap siswa menggunakan kata-kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat sekarang ini jarang dijumpai sekelompok orang yang bercakap-cakap dengan memperhatikan keterampilan berkomunikasi. Hal ini sudah menjamur

Lebih terperinci

Penilaian Unjuk kerja Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono

Penilaian Unjuk kerja Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono washington College of education, UNESA, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari 8 Maret dan 8-30 April 2002 di Penilaian Unjuk kerja Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono Dalam pembelajaran matematika, sistem evaluasinya

Lebih terperinci