Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun"

Transkripsi

1 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

2 SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-nya penyusunan Refleksi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2014 dan Outlook Tahun 2015 dapat diselesaikan. Buku ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunan nasional, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban kementerian dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam kaitan terselenggaranya good governance. Tahun 2014 adalah tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) KKP telah berkomitmen untuk bersama-sama menjaga keberhasilan yang telah diraih dan mengejar capaian pembangunan yang belum terlaksana sesuai target yang telah ditetapkan. KKP telah pula menetapkan target-target sasaran di dalam Indikator Kinerja Utama yang bersinergi dengan kebijakan Minapolitan, Industrialisasi dan Blue Economy. KKP juga melakukan focusing pada pencapaian sasaran target RPJMN terkait dengan Direktif Presiden, yang menjadi pencapaian utama KKP pada tahun Berbagai hasil pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dicapai sebagaimana yang digariskan dalam Rencana Kerja KKP Tahun 2014 telah berhasil diwujudkan. Upaya pembangunan perlu terus ditingkatkan dan perbaikan kualitas pelayanan harus dilaksanakan lebih konsisten dan secara terus menerus oleh semua jajaran aparatur pada semua tingkatan, sehingga pelayanan selalu dapat diberikan secara cepat, tepat dan mudah dilaksanakan serta tidak diskriminatif. Sangat disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan masih memerlukan perbaikan dan kerja keras oleh seluruh jajaran KKP. Untuk itu sangat diperlukan dukungan lintas sektor dan lembaga terkait lainnya, serta para stakeholders kelautan dan perikanan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan kelautan dan perikanan, terutama dalam meningkatkan perekonomian nasional. Refleksi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014 ini mudah-mudahan telah dapat memenuhi harapan rakyat Indonesia serta dapat menyumbangkan gagasan dan pemikiran tentang arah dan strategi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2015 secara lebih luas dan menyeluruh. Tugas membangun sektor kelautan dan perikanan ke depan, bukanlah merupakan tugas pemerintah semata. Dibutuhkan partisipasi aktif masyarakat luas dan kerja keras tanpa pamrih dari kita selaku aparatur negara dalam menentukan arah, visi dan strategi pembangunan bangsa ini di masa mendatang. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kerja sama yang terjalin baik selama ini dengan KKP. Kami berharap, dukungan dan kerja sama itu akan terus berlanjut sehingga upaya kita untuk memaksimalkan potensi kelautan dan perikanan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat bisa terwujud. Jakarta, Desember 2014 Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti 2 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

3 KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Tahun 2014 sebagai tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , sub sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu prime mover perekonomian nasional mendapat tantangan tersendiri dalam menjaga keberhasilan yang telah diraih dan mengejar capaian pembangunan yang belum terlaksana sesuai target yang telah ditetapkan. Namun demikian, melalui upaya kerja keras bersama, kita dapat melalui tahun yang sulit tersebut dengan sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan. Ketahanan subsektor kelautan dan perikanan dalam percaturan perekonomian nasional serta dalam merespons gejolak dan ketidakpastian perekonomian global terlihat cukup baik. Dengan rata-rata pertumbuhan PDB yang lebih tinggi dalam sektor pertanian secara umum maupun dibanding pertumbuhan nasional pada tahun 2014, telah menunjukan bahwa sektor kelautan dan perikanan merupakan sektor yang cukup tangguh. Kebijakan minapolitan dan industrialisasi juga telah mendorong sinergi pembangunan antar sektor dan memacu berkembangnya ekonomi kreatif dan membuka akses permodalan bagi pelaku usaha kelautan dan perikanan. Bab 1. Pendahuluan 8 Bab 2. Program Kerja dan Anggaran Tahun Bab 3. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun Bab 4. Capaian Kinerja Prioritas Pembangunan Nasional 64 Buku ini menampilkan berbagai program dan kegiatan yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014, hasil yang telah dicapai dan langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan masih memerlukan perbaikan dan kerja keras oleh seluruh jajaran KKP. Untuk itu sangat diperlukan dukungan lintas sektor dan lembaga terkait lainnya, serta para stakeholders kelautan dan perikanan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan kelautan dan perikanan. Semoga melalui buku Refleksi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2014 dan Outlook Tahun 2015 dapat memberikan gambaran awal terhadap hasil-hasil yang telah diraih serta kendala dan hambatan yang masih perlu ditangani serta garis besar fokus pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2015 sebagai kelanjutan tahun Bab 5. Capaian KKP Lainnya 112 Bab 6. Permasalahan dan Tindak Lanjut 148 Bab 7. Outlook Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun Jakarta, Desember 2014 Sekretaris Jenderal Sjarief Widjaja 4 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

4 6 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

5 Arah kebijakan KKP tahun 2014: peningkatan produktivitas usaha; pengembangan dan pengawasan sistem jaminan mutu dan traceability produk dan jaminan ketersediaan bahan baku industri; konservasi, rehabilitasi sumber daya KP dan pengelolaan pulaupulau kecil; pengawasan pemanfaatan SDKP; pengembangan SDM dan Iptek KP; peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat perikanan; dan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sektor KP. Tujuan RPJMN diarahkan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian. Penguatan daya saing perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan kelautan meliputi industri kelautan seperti perhubungan laut, industri maritim, perikanan, wisata bahari, energi dan sumber daya mineral yang dikembangkan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan. Sebagai acuan untuk mengarahkan pembangunan kelautan dan perikanan di lingkup KKP telah ditetapkan Rencana Strategis (Renstra) KKP Tahun melalui Peraturan Menteri KP Nomor 03/ PERMEN-KP/2014 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Dalam dokumen perencanaan strategis tersebut telah memuat indikator kinerja dan target yang diurai per tahun serta rencana indikasi pendanaannya. Tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMN Tahun KKP melaksanakan lima dari sebelas agenda prioritas pembangunan nasional. Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan empat pilar pembangunan, yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan) dan pro-environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan). Arah kebijakan KKP tahun 2014 meliputi (1) peningkatan produktivitas usaha kelautan dan perikanan, (2) pengembangan dan pengawasan sistem jaminan mutu dan traceability (penelusuran) produk hasil perikanan dan jaminan ketersediaan bahan baku industri, (3) konservasi dan rehabilitasi sumber daya kelautan dan perikanan serta pengelolaan pulau-pulau kecil, (4) pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, (5) pengembangan sumber daya manusia dan iptek kelautan dan perikanan, (6) peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat perikanan, serta (7) percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi sektor kelautan dan perikanan. Pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014 difokuskan pada peningkatan produksi, pengembangan kawasan minapolitan, perlindungan usaha serta kesempatan berusaha bagi nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan serta masyarakat kelautan dan perikanan lainnya, melalui penerapan strategi industrialisasi kelautan dan perikanan. Hal ini diwujudkan dalam pelaksanaan beberapa kegiatan misalnya pembangunan infrastruktur kelautan dan perikanan, penyediaan sarana dan prasarana Secara umum pencapaian hasil pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014 telah sesuai dengan visi, misi, serta sasaran Renstra KKP produksi, akses permodalan, sertifikasi hak atas tanah, bantuan operasi melaut dan lain sebagainya. Pemerintah secara nyata telah berupaya membangun berbagai pola pemberdayaan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan serta bantuan langsung masyarakat lainnya yang telah diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dalam kaitan dengan penyediaan modal bagi kelompok usaha mikro dan kecil, KKP juga telah memfasilitasi akses kredit usaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan melalui kerja sama dengan pihak perbankan. Secara umum tingkat pencapaian hasil dan kesesuaian arahan pencapaian visi, misi, serta sasaran pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014 telah sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam Renstra KKP Peranan sektor kelautan dan perikanan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional ditandai dengan meningkatnya persentase pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan, walaupun target pertumbuhan PDB perikanan belum bisa dicapai namun PDB perikanan secara signifikan mampu memberikan kontribusi kepada PDB Nasional. Meningkatnya kapasitas sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan yang memiliki komoditas unggulan dapat tercapai dengan meningkatnya produksi perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan garam rakyat. Dari sisi pendapatan para pelaku usaha kelautan dan perikanan dicapai dengan meningkatnya Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan. Ketersediaan hasil kelautan dan perikanan dicapai dengan meningkatnya konsumsi ikan per kapita. Meningkatnya branding produk perikanan dan market share di pasar luar negeri ditandai dengan makin meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Meningkatnya mutu dan keamanan produk perikanan sesuai standar ditandai dengan jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra dibawah 10 kasus. Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan, pencapaian sasaran strategis ini adalah: jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang dikelola dan; luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan dan wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang merusak SDKP. Diusia yang mencapai usia 15 tahun, KKP sudah menghasilkan beberapa prestasi antara lain pada tahun 2013 dan 2014 merupakan satu-satunya kementerian teknis yang mendapatkan AKIP dengan nilai A, hal ini didukung oleh Laporan Keuangan KKP yang diperoleh dengan predikat WTP. Dalam hal Pengarusutamaan Gender (PUG), KKP berhasil memperoleh Anugerah Parahita Ekapraya tingkat Madya atas pelaksanaan PUG tahun KKP juga meraih penghargaan inovasi pelayanan publik terbaik tahun 2014, selain itu juga KKP memperoleh penghargaan Certificate of Merit dari World Custom Organization dengan kriteria pelayanan yang luar biasa di bidang kepabeanan Keberhasilan ini merupakan salah satu bukti strategis dan keseriusan dalam rangka pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Seiring dengan capaian dan prestasi di atas, langkah-langkah yang juga penting ditangani adalah bagaimana kendala dalam membangun 8 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

6 kelautan dan perikanan secara bertahap dan sistematis dapat diatasi. Disadari bahwa pembangunan kelautan dan perikanan masih banyak menghadapi kendala dan permasalahan, baik yang bersifat teknis internal maupun makro struktural. Selanjutnya mengingat peran sektor kelautan dan perikanan sangat strategis pada pembangunan nasional, KKP berupaya untuk terus menjalin koordinasi, sinergi dan integrasi dengan kegiatan lembaga lainnya. Oleh karena itu, capaian pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan sepanjang tahun 2014 ini perlu disusun dalam suatu laporan yang dapat menggambarkan hasil-hasil yang telah diraih serta kendala dan hambatan yang masih perlu ditangani serta garis besar fokus pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2015 sebagai kelanjutan tahun Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat tetap optimis dengan masa depan bangsa bila pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan ini dapat dikelola dan dimanfaatkan secara arif dan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan. 10 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

7 1. Program Kerja Tahun ). Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP berkontribusi pada 5 prioritas dari 11 Prioritas Nasional yakni: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; Penanggulangan Kemiskinan; Ketahanan Pangan; Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; dan Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik. Rencana Kerja KKP tahun 2014 yang melandasi pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan merupakan bagian dari pelaksanaan RPJMN , dimana tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan RPJMN , yang mengusung tema Memantapkan Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan. Sejalan dengan yang telah ditetapkan di dalam RPJMN , KKP berkontribusi pada 5 prioritas dari 11 Prioritas Nasional yakni: 1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; 2)Penanggulangan Kemiskinan; 3) Ketahanan Pangan; 4)Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana; serta 5)Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik. Terdapat 10 program dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan di dalam APBN KKP tahun 2014 yaitu: 1). Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Tujuan program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap adalah meningkatkan produktivitas perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan berbasis pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan, dengan sasaran peningkatan produksi perikanan tangkap (volume dan nilai), peningkatan pendapatan nelayan, dan peningkatan Nilai Tukar Nelayan (NTN). 2). Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Tujuan program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya adalah meningkatkan produksi perikanan budidaya, dengan sasaran peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil perikanan budidaya (volume dan nilai). 3). Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Tujuan program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan adalah mewujudkan produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional, dengan sasaran peningkatan nilai ekspor hasil perikanan, peningkatan volume produk olahan, peningkatan rata-rata konsumsi ikan nasional, peningkatan nilai produk non konsumsi pada tingkat pedagang besar, dan peningkatan nilai investasi pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. 4). Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tujuan program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil adalah mewujudkan tertatanya dan dimanfaatkannya wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari, dengan sasaran antara lain peningkatan luas Kawasan Konservasi Perairan yang dikelola secara berkelanjutan, pengembangan pengelolaan pulau-pulau kecil, dan jumlah produksi garam. 10 program pembangunan KP Tahun 2014 yaitu Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap; Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya; Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan; Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan; Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP; Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP. Tujuan program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan adalah meningkatnya ketaatan dan ketertiban dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan dengan sasaran perairan Indonesia bebas illegal fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan. 6). Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Tujuan program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan ini adalah menyiapkan ilmu, pengetahuan dan teknologi sebagai basis kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran diadopsi dan dimanfaatkannya Iptek hasil penelitian dan pengembangan oleh para pemangku kepentingan. 7). Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Tujuan program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan adalah meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kompetensi SDM kelautan dan perikanan. 8). Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tujuan program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan adalah melindungi kelestarian sumber daya hayati perikanan dan kelautan dari Hama Penyakit Ikan Karantina serta menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan nasional dengan sasaran meningkatnya persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area, menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, dan meningkatnya jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP) di unit pengolahan ikan sebagai persyaratan ekspor. 9). Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP Tujuan program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP adalah meningkatkan efektivitas peran pengawasan internal dengan sasaran program peningkatan kinerja dan akuntabilitas Aparatur KKP, terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang efektif di KKP, dan peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat. 12 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

8 Untuk melaksanakan arah kebijakan, strategi, dan program pembangunan KP serta mencapai target sasaran utama, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang memadai yang bersumber dari APBN berupa Rupiah Murni, Pinjaman/Hibah Luar Negeri dan Penerimaan Negara Bukan Pajak. 10). Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP Tujuan program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran terwujudnya Reformasi Birokrasi di KKP, kualitas akuntabilitas kinerja dan pengelolaan keuangan KKP. 2. Anggaran Pembangunan Tahun 2014 Pagu anggaran KKP Tahun 2014 bersumber dari APBN berupa Rupiah Murni, Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Sumber Daya Alam dan Non Sumber Daya Alam. Pagu anggaran ini dialokasikan pada 10 unit eselon I lingkup KKP dan tersebar di kantor pusat, kantor daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Pagu anggaran KKP Tahun 2014 bersumber dari APBN berupa Rupiah Murni Rp ; Pinjaman Luar Negeri Rp ; Rupiah Murni Pendamping Rp ; Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp ; Hibah Langsung Luar Negeri Rp ; dan Hibah Luar Negeri Rp Berdasarkan jenis belanja, pagu anggaran KKP dibagi menjadi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal dan belanja sosial (berupa belanja barang yang diserahkan kepada masyarakat atau pemda) pada 4 unit eselon I lingkup KKP yaitu DJPT, DJPB, DJP2HP dan DJKP3K dan diimplementasikan dalam program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, serta program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh pada DJKP3K. No. Program Pagu Realisasi % Capaian 7. Pengelolaan Sumber Daya ,45 Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 8. Penelitian dan Pengembangan ,81 IPTEK Kelautan dan Perikanan 9. Pengembangan Sumber ,96 Daya Manusia Kelautan dan Perikanan 10. Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan ,86 Jumlah ,10 Jika diurai per bulannya, target dan rencana penyerapan dan realisasi anggaran KKP setiap bulannya selama tahun 2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Tabel 1. Realiasasi Realiasasi Anggaran Anggaran KKP KKP Tahun Tahun per per Program Program No. Program Pagu Realisasi % Capaian 1. Peningkatan Dukungan ,71 Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2. Pengawasan dan Peningkatan ,53 Akuntabilitas Aparatur KKP 3. Pengembangan dan ,14 Pengelolaan Perikanan Tangkap 4. Peningkatan Produksi Perikanan ,19 Budidaya 5. Pengawasan Sumber Daya ,81 Kelautan dan Perikanan 6. Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan ,45 Gambar 1. Grafik Pola Penyerapan Anggaran Tahun 2014 Tingkat kinerja keuangan tahun 2014 lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat penyerapan tahun 2013 sebesar 93,57% yakni mengalami kenaikan 1,54 point atau kenaikannya 1,65%. Namun dilihat pola penyerapan hampir sama dengan tahun 2013 dengan ciri penyerapan melaju cepat pada semester 2. Dibandingkan dengan realisasi nasional penyerapan anggaran tahun 2014 mencapai 94% dari pagu anggaran nasional, kinerja keuangan KKP tahun 2014 masih lebih baik. 14 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

9 16 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

10 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP pada tahun 2014, disajikan pada tabel berikut. Tabel... Tabel Capaian 2. Capaian IKU KKP IKU Tahun KKP Tahun No. Indikator Kinerja Utama Target Capaian* (%) 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Perikanan (%) 7,00 6,97 99,57 2. Produksi Perikanan (juta ton) 19,49 20,72 106,31 a. Perikanan tangkap (Jt Ton) 6,05 6,20 102,48 b. Perikanan budidaya ( Jt Ton) 13,44 14,52 108,04 3. Produksi garam rakyat (Jt Ton) 2,50 2,50 100,12 a. Nilai Tukar Nelayan ,63 100,61 b. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan ,36 99,37 4. Nilai ekspor produk perikanan (USD miliar) 5,10 4,64 90,20 5. Konsumsi ikan (kg/per kapita/tahun) 37,80 37,89 100,24 6. Jumlah pulau-pulau kecil termasuk pulau kecil terluar yang ,00 dikelola (pulau) 7. Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara 4,5 7,8 173,33 berkelanjutan (juta ha) 8. Wilayah perairan bebas IUU fishing dan kegiatan yang 35 38,63 110,37 merusak SDKP (%) 9. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per < ,00 negara mitra (kasus) 10. Jumlah hasil litbang yang inovatif , Rasio jumlah peserta yang dididik, dilatih, dan disuluh 65,00 96,22 148,03 yang kompeten di bidang KP terhadap total peserta (%) Keterangan : *) Angka sementara 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan 1). Nilai PDB Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan PDB Perikanan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Triwulan IV-2014 PDB nasional atas dasar harga berlaku mencapai Rp2.607 triliun pada triwulan IV-2014 atau mengalami penurunan sebesar 0,59% dibandingkan triwulan III Sejalan dengan PDB nasional atas dasar harga berlaku, PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan IV-2014 juga mengalami penurunan sebesar 1,41% dibandingkan triwulan sebelumnya atau sebesar Rp734,6 triliun. Ekonomi Indonesia tahun 2014 tumbuh sebesar 5,02% melambat bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 5,58%, kemudian ekonomi Indonesia triwulan IV-2014 bila dibandingkan triwulan IV-2013 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,01% melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,61%. PDB subsektor perikanan atas dasar harga berlaku pada triwulan IV mencapai Rp93,02 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 6,79% dibandingkan triwulan III Untuk PDB subsektor perikanan atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan IV-2014 mencapai Rp17,42 triliun rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 4,58% dibandingkan triwulan III Kemudian apabila dibandingkan dengan triwulan III-2013 yang berarti menunjukkan laju pertumbuhan sektor perikanan dalam setahun maka pertumbuhan sektor perikanan Indonesia mengalami peningkatan sebesar 8,11%. Tabel Tabel... PDB 3. PDB Perikanan Perikanan Atas Atas Dasar Dasar Harga Harga Berlaku Berlaku dan dan Harga Konstan 2000 (RpTriliun) Harga Konstan 2000 (RpTriliun) Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan TW III TW IV 2014 TW III TW IV 2014 PERTANIAN, PETERNAKAN, 400,02 317,81 97,65 74,05 KEHUTANAN, PERIKANAN Tanaman Bahan Makanan 188,32 117,86 46,33 27,89 Tanaman Perkebunan 61,52 41,34 18,46 12,23 Peternakan dan hasil-hasilnya 47,27 49,60 11,68 12,00 Kehutanan 15,80 15,99 4,53 4,51 Perikanan 87,11 93,02 16,66 17,42 PRODUK DOMESTIK BRUTO 2.622, ,18 745,15 734,68 (PDB) PDB TANPA MIGAS 2.443, ,45 712,04 703,10 2). Kontribusi PDB Perikanan Triwulan IV-2014 Kontribusi PDB sektor kelompok pertanian terhadap PDB nasional sebesar 12,19% pada triwulan IV-2014, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan III-2014 sebesar 20,08% dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 0,14%. Penurunan ini disebabkan karena kontribusi subsektor tanaman bahan makan hanya sebesar 4,52% terhadap PDB nasional atau dengan kata lain mengalami penurun signifikan bila dibandingkan dengan triwulan III-2014 sebesar 37,04% dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 3,38%. Selain sektor tanaman bahan makan, sektor perkebunan juga hanya berkontribusi sebesar 1,59% terhadap PDB nasional atau mengalami penurunan sebesar bila dibandingkan dengan triwulan III sebesar 32,42% dan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 4,65%. Hal ini disebabkan karena efek musim yang mempengaruhi sektor kelompok pertanian, seperti padi yang memasuki masa tanam serta kopi dan beberapa komoditi perkebunan lainnya telah melewati masa panen. Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2014 mengalami kenaikan bila dibandingkan triwulan III-2014 sebesar 7,42% yaitu dari kontribusi sebesar 3,32% menjadi 18 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

11 sebesar 3,57% dan mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 7,31% yaitu dari kontribusi sebesar 3,32% menjadi sebesar 3,57% ). Laju Pertumbuhan PDB Perikanan Triwulan IV TW I TW II TW III TW IV TW I 2014 TW II TW III TW IV Kelompok Pertanian Kelompok Bahan Makanan Perikanan PDB Gambar 3. Grafik Laju Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian Tahun Gambar 2. Grafik Kontribusi Subsektor-Subsektor Pada Sektor Kelompok Pertanian Menurut Triwulan Tahun Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tidak menunjukkan perubahan yang berarti namun peningkatan nilai dan kontribusi PDB subsektor perikanan Indonesia atas dasar harga berlaku triwulan IV-2014 terhadap PDB nasional menunjukkan adanya peningkatan nilai tambah yang mencerminkan peningkatan income para pelaku sektor kelautan dan perikanan secara rata-rata. Selain itu peningkatan kontribusi tersebut disebabkan oleh kontribusi subsektorsubsektor yang terdapat dalam kelompok bahan makan mengalami penurunan. Tabel 4. Struktur PDB Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan IV-2014 dan Triwulan III-2014 Lapangan Usaha TW III TW IV PERTANIAN, PETERNAKAN, 15,42 15,25 12,21 12,19 KEHUTANAN, PERIKANAN Tanaman Bahan Makanan 7,38 7,18 4,68 4,52 Tanaman Perkebunan 2,41 2,35 1,66 1,59 Peternakan dan hasil-hasilnya 1,81 1,80 1,89 1,90 Kehutanan 0,63 0,60 0,65 0,61 Perikanan 3,19 3,32 3,32 3,57 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 100,0 100,0 100,0 100,0 PDB TANPA MIGAS 93,00 93,17 92,32 93,87 Gambar di atas menunjukkan bahwa selama tahun , pertumbuhan PDB Perikanan berada di atas pertumbuhan PDB Nasional dan sektor kelompok pertanian. PDB Nasional memiliki kecenderungan mengalami penurunan sedangkan PDB Perikanan Pertumbuhan sektor perikanan pada triwulan IV-2014 tumbuh sebesar 8,11 persen dibandingkan triwulan III-2014 sebesar 6,51%. Pertumbuhan ini lebih besar daripada pertumbuhan sektor kelompok pertanian triwulan IV sebesar 2,58% dan pertumbuhan nasional triwulan IV-2014 sebesar 5,03%. Tabel Tabel... Laju 5. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan PDB PDB Perikanan Perikanan Triwulan Triwulan IV-2013, IV-2013, Triwulan III dan Triwulan Triwulan IV-2014 III-2014 dan Triwulan IV-2014 Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha TW IV 2013 TW III 2014 TW IV 2014 PERTANIAN, PETERNAKAN, 3,67 4,22 2,58 KEHUTANAN, PERIKANAN Tanaman Bahan Makanan 0,61 4,09-0,23 Tanaman Perkebunan 5,42 2,86 2,54 Peternakan dan hasil-hasilnya 5,90 5,64 3,79 Kehutanan -1,77-0,39-2,56 Perikanan 8,16 6,51 8,11 PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 5,65 5,00 5,03 Sektor kelompok pertanian merupakan salah satu sektor yang mendominasi struktur perekonomian Indonesia selain industri pengolahan dan perdagangan besar eceran-reparasi mobil dan sepeda motor. 20 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

12 Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli (purchasing power) dari para pelaku sektor kelautan dan perikanan dibandingkan sektor kelompok pertanian dan nasional. 4). Nilai PDB Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan PDB Perikanan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2014 Perkembangan nilai PDB triwulanan atas dasar harga berlaku dan PDB triwulanan atas harga konstan 2000 menunjukkan adanya faktor musiman. Selama triwulan I sampai dengan III terjadi peningkatan nilai PDB dari triwulan ke triwulan dan pada triwulan IV terjadi penurunan dibanding triwulan sebelumnya (triwulan III). Pola ini berulang dari tahun ke tahun sepanjang tahun I II III IV II I III IV II I III IV II I III IV II I III IV II I III IV PDB PDB Perikanan Gambar 4. Grafik Laju Pertumbuhan PDB Nasional Atas Dasar Harga Konstan 2000 dan PDB Perikanan Atas Harga Konstan Tahun Triwulan IV-2014 kinerja sektor perikanan mengalami pertumbuhan sebesar 8,11 persen hampir mendekati kinerja triwulan yang sama tahun yang lalu sebesar 8,15%. Pertumbuhan sektor perikanan ini disebabkan oleh peningkatan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya tahun Produksi perikanan tangkap tahun 2014 (angka sementara) meningkat sebesar 1,28% atau sebesar 5,78 juta ton sedangkan produksi perikanan budidaya tahun 2014 (angka sementara triwulan III) mencapai 9,53 juta ton. Komoditas perikanan tangkap seperti tuna mengalami peningkatan sebesar 1,68% (310 ribu ton) dibandingkan tahun 2013, cakalang meningkat sebesar 0,75% (484 ribu ton), tongkol meningkat sebesar 0,69% (454 ribu ton), dan udang meningkat sebesar 1,62% (255 ribu ton). Komoditas perikanan budidaya seperti ikan mas hingga semester 3 tahun 2014 mencapai 300 ribu ton, bandeng mencapai 425 ribu ton dan rumput laut mencapai 6,7 juta ton. Selain dipengaruhui oleh produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya yang mengalami peningkatan, faktor lain yang mempengaruhi adalah harga ikan. Selama tahun 2014 harga ikan di pasar produsen pergerakannya cukup stabil. Harga rata-rata ikan cakalang dan tongkol di pasar produsen masing-masing sebesar Rp18.888,51 dan Rp16.866,89, sedangkan harga ikan bandeng sebesar Rp18,699. Gambar 5. Grafik Perkembangan Nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun Grafik di atas menunjukkan PDB Nasional atas harga berlaku tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 11,1% dibandingkan tahun 2013, atau mencapai Rp trilliun setelah tahun sebelumnya sebesar Rp9.087 trilliun. Gambar 6. Perkembangan Nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

13 Grafik di atas menunjukkan bahwa baik PDB Nasional atas harga berlaku maupun PDB Nasional atas harga konstan 2000 tahun 2014 menunjukkan adanya faktor musiman. Triwulan I, triwulan II dan triwulan III menunjukkan pertumbuhan sedangkan triwulan IV menunjukkan penurunan. Penurunan pada setiap triwulan IV rata-rata sebesar -2,2% dari tahun 2000 hingga Penurunan ini disebabkan adanya faktor musiman pada sektor sektor kelompok pertanian terutama subsektor tanaman bahan makan dan tanaman perkebunan bahkan beberapa komoditas tanaman bahan makan telah melewati masa panen pada triwulan III Gambar 7. Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan Tahun Grafik di atas menunjukan pertumbuhan sektor perikanan tahun 2014 sebesar 6,96%, pertumbuhan ini lebih tinggai dari pertumbuhan kelompok pertanian sebesar 3,3% dan PDB Nasional sebesar 5,1%. Pertumbuhan sektor perikanan tahun 2014 lebih tinggi dari ratarata pertumbuhan sejak tahun sebesar 6,25%, hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya menunjukkan potensi besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. 2. Produksi Perikanan 1). Produksi Perikanan Tangkap Realisasi produksi perikanan tangkap tahun 2014 adalah sebanyak ton atau 102,05% dari target yang telah ditetapkan. Capaian tersebut terdiri dari volume produksi perikanan laut sebanyak ton dan PUD sebanyak ton. Dibandingkan dengan jumlah produksi perikanan tangkap ditahun 2013 sebesar 5,86 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 0,34 juta ton atau kenaikan sebesar 5,75%. Adapun komposisi volume produksi baik laut maupun daratan terdiri dari volume produksi kelompok sumber daya ikan, binatang kulit keras, binatang kulit lunak, binatang air lainnya dan tumbuhan air. Untuk perairan laut, kelompok sumber daya ikan yang memberikan kontribusi utama pada volume produksi adalah kelompok ikan (pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan ikan karang konsumsi) sebanyak ton atau 89,36% dari total volume produksi laut. Provinsi yang mengkontribusi volume produksi terbesar adalah Provinsi Sumatera Utara sebanyak ton atau sebesar 9,08% dan Provinsi Maluku sebanyak atau sebesar 8,94%. Sedangkan volume produksi yang terendah adalah D.I Yogyakarta yang hanya sebanyak ton atau 0,08% dari total volume produksi. Tabel 6. Rincian Jumlah Produksi Perikanan tangkap per Provinsi Tahun Provinsi Jumlah Produksi Tahun Jumlah Produksi Tahun Kenaikan Kenaikan (ton) Provinsi (ton) Rata-rata Rata-rata Aceh ,63% Bali ,30% Sumut ,11% NTB ,46% Sumbar ,03% NTT ,70% Riau ,40% Kalbar ,54% Kepri ,13% Kalteng ,38% Jambi ,52% Kalsel ,22% Sumsel ,12% Kaltim ,87% Kep. Babel ,92% Sulut ,10% Bengkulu ,34% Gorontalo ,54% Lampung ,73% Sulteng ,33% Banten ,22% Sulsel ,68% DKI Jakarta ,98% Sulbar ,08% Jabar ,79% Sultra ,22% Jateng ,32% Maluku ,46% DIY ,24% Maluku Utara ,32% Jatim ,70% Papua ,53% Papua Barat ,28% TOTAL ,47% Sebanyak 19 provinsi mengalami peningkatan volume produksi terutama di Provinsi Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah yang peningkatannya sangat signifikan, sedangkan sebanyak 14 provinsi mengalami penurunan volume produksi. Peningkatan volume produksi perikanan tangkap ini sejalan dengan peningkatan kualitas pendataan statistik perikanan tangkap di daerah. Dalam rangka peningkatan kualitas pendataan statistik perikanan tangkap ini beberapa upaya pendukung, diantaranya dengan melakukan bimbingan teknis peningkatan kemampuan petugas statisik perikanan tangkap di daerah. Bimbingan teknis ini ditujukan bagi petugas pengumpul data/enumerator di kabupaten/kota serta di pelabuhan perikanan tentang metode pengumpulan data statistik perikanan tangkap. Dengan bimbingan teknis ini diharapkan pendataan di lapangan bisa lebih ditingkatkan dalam hal kualitas datanya dan bisa mengurangi kehilangan data. 24 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

14 Tabel 8. Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas Tahun Selain itu untuk menjaga konsistensi kualitas data statistik perikanan tangkap yang semakin baik, maka pada tahun 2015 telah direncanakan beberapa kegiatan terutama peningkatan kualitas data statistik perikanan tangkap dan SDM petugas statistik. Selain itu akan dikembangkan statistik perikanan tangkap berbasis IT di pelabuhan perikanan dan atau pangkalan pendaratan ikan. 2). Produksi Perikanan Budidaya Capaian sementara Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan IV tahun 2014 yaitu sebesar ton atau (107,97%) dari target sebesar ton dengan capaian nilai produksi sebesar Rp miliar atau capaian (90,17%) dari target sebesar Rp miliar. Belum tercapainya target nilai produksi perikanan budidaya disebabkan karena angka produksi udang yang belum mencapai target, mengingat nilai produksi udang memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap total nilai produksi perikanan budidaya. Di samping itu, harga beberapa komoditas ikan menurun, diantaranya adalah kakap dari Rp /kg menjadi Rp /kg. Jumlah produksi per jenis air payau, laut dan air tawar pada tahun 2014 yakni sebagai berikut: Tabel 7. Produksi Perikanan Budidaya, Tahun 2014 (juta ton) Jenis Produksi PB Capaian*) Produksi Budidaya Air Tawar (Ton) 2,75 Produksi Budidaya Air Payau (Ton) 2,39 Produksi Budidaya Laut (Ton) 9,38 Total Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 14,52 *) angka masih sementara Selama kurun waktu , produksi perikanan budidaya memperlihatkan trend yang positif yaitu mengalami peningkatan dengan rata-rata per tahun mencapai 23,74%. Angka tersebut juga diikuti oleh kinerja positif peningkatan nilai produksi perikanan budidaya dalam kurun waktu yang sama dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 16,12%. Produksi perikanan per komoditas sebagaimana pada tabel berikut Kenaikan No Komoditas Target Revisi ratarata Capaian* (Ton) % (Ton) (%) Total , , ,16 107,97 23,74 1 Udang , ,88 83,06 14,03 - Windu , ,08 67,34 4,08 - Vaname , ,06 91,50 20,49 - udang , ,74 71,86 - lainnya 2 Rumput Laut , ,17 116,60 27,72 3 Nila , ,29 82,96 19,03 4 Patin , ,80 80,63 30,73 5 Lele , , ,77 95,92 26,43 6 Mas , ,39 121,03 14,44 7 Gurame , ,31 90,15 17,70 8 Kakap , ,72 52,84 (3.95) 9 Kerapu , ,08 62,15 9,61 10 Bandeng , ,18 82,85 10,45 11 Lainnya ,57 127,16 16,08 Secara keseluruhan, produksi perikanan budidaya tahun 2014 masih didominasi oleh komoditas rumput laut sebesar ton atau 70,47% dari total produksi, ikan sebesar ton atau 25,44% dari total produksi, sedangkan udang sebesar ton atau 4,07% dari total produksi. Capaian produksi tahun 2014 meningkat 9,17% dari tahun Capaian produksi tersebut didukung oleh ketersediaan benih, dengan produksi benih sampai dengan triwulan IV tahun 2014 telah melebihi target yaitu sebesar 88 miliar ekor (122,56%), terutama untuk komoditas ikan air tawar. Capaian benur udang, benih kerapu dan kakap (data sementara) yang masih di bawah target dimungkinkan menjadi salah satu faktor belum tercapainya produksi ikan untuk komoditas tersebut. Hal ini dikarenakan biaya pakan yang cukup tinggi pada komoditas diatas sehingga menyebabkan berkurangnya minat para pembenih untuk melakukan pembenihan kakap, kerapu dan udang serta berkurangnya produktivitas induk. Selain ketersediaan benih, capaian produksi perikanan budidaya ini juga didukung adanya potensi lahan perikanan budidaya laut yang mencapai ha, potensi lahan budidaya air tawar sebesar ha, dan potensi lahan budidaya payau sebesar ha (Masterplan Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, 2004). Sementara itu pemanfaatan potensi lahan tersebut masih relatif rendah, dengan perkiraan pemanfaatan lahan pada tahun 2014 yaitu (i) pemanfaatan lahan budidaya laut ha (4,95%), (ii) pemanfaatan lahan budidaya air tawar ha (14,70%), dan (iii) pemanfaatan lahan budidaya air payau sebesar ha (54,01%) sebagaimana gambar berikut. 26 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

15 2,230, ,995 Budidaya Air Tawar Potensi (ha) 1,224, ,111 Budidaya Air Payau 8,363,501 Pemanfaaatan (ha) 413,862 Budidaya Air Laut Gambar 8. Pemanfaatan potensi lahan budidaya Pencapaian produksi perikanan budidaya di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 9,68 juta ton (dengan rumput laut) telah menjadikan Indonesia sebagai produsen perikanan budidaya ke-2 terbesar di dunia setelah Tiongkok serta memberikan kontribusi terhadap total produksi perikanan dunia sebesar 10,69% (Fishstat FAO, 2014). Dengan pencapaian produksi sebesar 14,52 juta ton pada tahun 2014 maka dapat diperkirakan bahwa kontribusi Indonesia terhadap produksi perikanan budidaya dunia akan semakin besar. Capaian volume dan nilai produksi untuk setiap komoditas unggulan perikanan budidaya dapat dijelaskan sebagai berikut: (1). Udang Perkembangan produksi udang nasional Tahun mengalami kenaikan rata-rata sebesar 14,03%. Tidak tercapainya target produksi udang pada kurun waktu tahun tersebut disebabkan oleh masih mewabahnya serangan penyakit yaitu White Spot Syndrome Virus (WSSV), Taura Syndrome Virus (TSV), Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) dan Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis (IHHNV) disamping terjadinya degradasi lahan (penurunan daya dukung lahan) pada beberapa kawasan, hal ini secara langsung berdampak pada kekhawatiran pembudidaya untuk kembali berbudidaya udang. Kedua masalah tersebut menyebabkan munculnya tambak-tambak idle (tidak operasional) di beberapa daerah. Program industrialisasi udang melalui revitalisasi tambak baru dimulai pada akhir 2012 sehingga dampaknya belum bisa dirasakan pada tahun tersebut. Sedangkan untuk tahun 2014, capaian udang masih dibawah target kemungkinan disebabkan (i) kualitas benur yang masih terbatas; (ii) pemanfaatan lahan marginal untuk budidaya udang yang masih rendah; (iii) adanya alih fungsi lahan tambak dari udang menjadi kebun sawit; (iv) penyakit white feces disease; (v) udang windu yang sistem pemeliharaannya masih tradisional sehingga mempengaruhi pencapaian target produksi, serta (vi) masih rendahnya dukungan perbankan untuk modal usaha. (2). Kerapu Trend produksi ikan kerapu dari Tahun menunjukkan kinerja yang cukup baik ditandai dengan kenaikan produksi ratarata per tahun sebesar 9,61%. Namun demikian capaian tahun 2014 masih 66,08% dari target, yang dimungkinkan karena (i) pelaku usaha budidaya menurunkan kapasitas produksi akibat menurunnya permintaan dan menurunnya harga di pasar ekspor; dan (ii) modal usaha yang terbatas. Meskipun demikian sudah banyak yang dilakukan KKP dalam rangka mencapai volume produksi yang ditargetkan antara lain : (i) Penyediaan benih ikan kerapu yang bermutu di UPT dan unit pembenihan skala rumah tangga (HSRT); dan (ii) Adanya kebijakan program demfarm budidaya ikan kerapu di beberapa daerah potensial yang memicu perkembangan kawasan budidaya kerapu. (3). Kakap Capaian produksi ikan kakap dari tahun menunjukkan penurunan produksi rata-rata per tahun sebesar 3,95%. Pada tahun 2014, capaian produksi sementara masih sebesar 52,84% dari target dikarenakan (i) skala usaha yang masih kecil sehingga produksi belum efisien; (ii) keterbatasan suplai benih unggul; (iii) kakap masih merupakan budidaya sampingan dari budidaya udang di tambak maupun budidaya kerapu di KJA sehingga belum menjadi fokus usaha; dan (iv) perusahaan yang bergerak di usaha budidaya kakap masih terbatas. Prospek pasar ikan kakap baik ekspor maupun dalam negeri yang semakin menjanjikan, diharapkan akan mendorong tumbuhnya usaha budidaya ikan kakap di beberapa daerah. Di sisi lain, kebijakan dalam mendorong transformasi teknologi untuk pengembangan komoditas budidaya laut potensial seperti ikan kakap akan terus dilakukan melalui pengembangan marikultur pada perairan offshore. (4). Bandeng Rata-rata kenaikan produksi bandeng dari tahun sebesar 10,45%. Capaian sementara TW IV tahun 2014 masih di bawah target dikarenakan secara umum pelaku usaha masih menghadapi beberapa tantangan dan permasalahan khususnya terkait pengembangan bandeng di hulu, antara lain (i) Ketersediaan benih bandeng berkualitas belum memadai sehingga mempengaruhi 28 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

16 produktivitas dikarenakan terbatasnya pusat broodstock dan benih bandeng khususnya di sentra-sentra produksi, saat ini konsentrasi penyediaan benih masih di datangkan dari Bali; dan (ii) efesiensi produksi, khususnya pada budidaya intensif, hal ini terkait masih tingginya biaya produksi seiring terus meningkatnya harga pakan (intensif sedikit, masih tradisional). (5). Patin Produksi ikan patin dari tahun mengalami kenaikan rata-rata 30,73%. Sedangkan pada tahun 2014 dari angka sementara produksi patin belum mencapai target, untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mendorong pengembangan budidaya ikan patin melalui kerja sama sinergi, baik lintas sektoral, swasta maupun stakeholders lain, untuk menjamin ketercapaian produksi ikan patin dalam jangka waktu lima tahun kedepan. Kerja sama tersebut diarahkan dalam rangka : (i) Penciptaan peluang pasar yang lebih luas; (ii) Pengembangan input teknologi yang aplikatif, efektif dan efisien; (iii) Pengembangan kawasan budidaya ikan patin secara terintegrasi, serta (iv) Peningkatan nilai tambah produk menjadi hal mutlak dan terus dilakukan yaitu melalui pengembangan diversifikasi produk olahan berbahan baku ikan patin dan pengembangan unit pengolahan ikan patin. Melalui upaya diatas, maka secara langsung akan mampu memberikan jaminan terhadap jalannya industri yang positif dan berkesinambungan. (6). Nila Produksi ikan nila dari Tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata kenaikan 19,03%. Pada tahun 2014 produksi nila sementara masih 82,96% dari target yang kemungkinana disebabkan karena secara umum kapasitas usaha yang dijalankan pembudidaya masih dalam skala kecil, disisi lain permasalahan tingginya biaya produksi sebagai akibat dari tingginya harga pakan pabrikan tidak sebanding dengan harga yang berlaku di pasaran. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong produksi nila, diantaranya (i) Pengembangan gerakan minapadi, (ii) Pengembangan budidaya ikan nila melalui intensifikasi dengan bioflok dan running water; (iii) Mendorong pemanfaatan bahan baku lokal untuk pembuatan pakan ikan yang berkualitas secara mandiri; (iv) Ekstensifikasi pada kawasan potensial; (v) Memberikan stimulan penguatan modal melalui PUMP-PB; serta (vi) Penciptaan peluang pasar yang lebih luas. (7). Ikan Mas Perkembangan produksi ikan mas menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan produksi rata-rata dari tahun sebesar 14,44%. Produksi sementara TW IV tahun 2014 sebesar 121,03% dari target tahunan didorong oleh kegiatan budidaya ikan mas melalui minapadi dan running water system, serta paket bantuan PUMP-PB. (8). Lele Selama kurun waktu Tahun produksi ikan lele menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan produksi rata-rata sebesar 26,43%. Namun demikian produksi ikan lele tahun masih dibawah dari target tahunan dikarenakan secara umum kapasitas usaha yang dijalankan masih dalam skala kecil, sehingga secara ekonomis tidak efisien. Disisi lain tingginya biaya produksi sebagai akibat dari tingginya harga pakan pabrikan secara langsung berpengaruh terhadap margin keuntungan yang didapatkan. (9). Gurame Produksi gurame Tahun menunjukkan kinerja yang positif, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 17,70%. Produksi sementara TW IV tahun 2014 sebesar 90,15% dari target, hal ini dimungkinkan karena produksi gurame masih didominasi pada beberapa sentra-sentra produksi yang sudah ada, sedangkan disisi lain kapasitas usaha yang dijalankan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan karena proses produksi budidaya yang cukup lama. Pengembangan pola usaha berbasis segementasi merupakan langkah yang tepat karena secara nyata mampu memberikan keuntungan yang cukup signifikan. Percepatan pengembangan kawasan melalui pendekatan pola segmentasi usaha diharapkan akan mampu menarik minat masyarakat untuk terjun melakukan usaha budidaya gurame. Melalui upaya tersebut diharapkan target volume dan nilai produksi tahun tercapai. (10). Rumput Laut Poduksi rumput laut memberikan kontribusi yang paling besar terhadap total produksi perikanan budidaya, dimana secara nasional produksi rumput laut memberikan share sebesar 70,47% terhadap produksi perikanan budidaya. Perkembangan produksi rumput laut dari tahun menunjukkan trend yang sangat positif, dengan kenaikan rata-rata per tahun mencapai 27,72%. Beberapa hal yang mendasari tingginya pencapaian komoditas ini karena budidaya rumput laut mempunyai masa pemeliharaan yang cukup singkat yaitu 45 hari sehingga perputaran modal usaha dapat lebih cepat, serta cara budidaya yang mudah. Rumput laut juga cocok untuk dibudidayakan di daerah-daerah marginal dengan curah hujan rendah yang merupakan salah satu ciri daerah yang masyarakat ekonominya tergolong bawah. Keuntungan lainnya adalah modal kerja yang relatif kecil, penggunaan teknologi yang sederhana, dan peluang pasar yang masih terbuka lebar mengingat rumput laut merupakan bahan baku untuk beberapa industri, seperti biofuel, agar-agar, carageenan, kosmetik, obat-obatan dan lain-lain. Selain itu, pemerintah juga terus menerus melakukan upaya terobosan diantaranya adalah pengembangan industrialisasi rumput laut di sentra-sentra penghasil rumput laut. 30 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun 2015 Refleksi Pembangunan Kelautan Dan Perikanan Tahun 2014 Dan Outlook Tahun

KATA PENGANTAR. permasalahan yang dihadapi.

KATA PENGANTAR. permasalahan yang dihadapi. KATA PENGANTAR Sebagai upaya dalam mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, Direktorat Produksi Perikanan Budidaya sebagai direktorat teknis telah melakukan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INTEGRASI MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI, DAN BLUE ECONOMY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN 185 VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN Ketersediaan produk perikanan secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam usaha mendukung ketahanan pangan. Ketersediaan yang dimaksud adalah kondisi tersedianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya terdapat berbagai macam potensi. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah lautan dengan luas mencapai

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Industrialisasi. Kelautan. Perikanan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014.

MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PDB Sub Sektor Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. PDB Sub Sektor Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun 212, No.858 6 LAMPIRAN I: PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 15/MEN/212 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 21-214 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan http://simpadu-pk.bappenas.go.id 137448.622 1419265.7 148849.838 1548271.878 1614198.418 1784.239 1789143.87 18967.83 199946.591 294358.9 2222986.856

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2017 NAIK 0,40 PERSEN No. 08/02/63/Th.XXI, 1 Februari

Lebih terperinci

NAWACITA SETENGAH TIANG CATATAN ATAS KEDAULATAN PANGAN VERSI NOTA KEUANGAN RAPBN 2016

NAWACITA SETENGAH TIANG CATATAN ATAS KEDAULATAN PANGAN VERSI NOTA KEUANGAN RAPBN 2016 NAWACITA SETENGAH TIANG CATATAN ATAS KEDAULATAN PANGAN VERSI NOTA KEUANGAN RAPBN 2016 ABDUL HALIM Sekretaris Jenderal KIARA KERANGKA PRESENTASI Kedaulatan Pangan versi Presiden Jokowi Sasaran Utama Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/PERMEN-KP/2014 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ujang Muhaemin A, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara yang memiliki penduduk yang padat, setidaknya mampu mendorong perekonomian Indonesia secara cepat, ditambah lagi dengan sumber daya

Lebih terperinci

ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Oleh Dr. Tri Hariyanto, MM Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya

ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Oleh Dr. Tri Hariyanto, MM Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya ISU STRATEGIS DAN PROGRAM PRIORITAS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2018 Oleh Dr. Tri Hariyanto, MM Sekretaris Ditjen Perikanan Budidaya Disampaikan pada Rapat Kerja Arah Kebijakan Pembangunan KP Provinsi

Lebih terperinci

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Draft Rekomendasi Kebijakan Sasaran: Perikanan Budidaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan Seri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER 2016 NAIK 0,08 PERSEN No. 03/01/63/Th.XXI, 3 Januari

Lebih terperinci

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Keragaan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya No Kategori Satuan Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri Potensi Lahan Ha Air 76.7 0 7.9 690.09 0.9 60. 069.66 767.9 79.6. Air

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI 2017

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI 2017 PEMERATAAN PEMBANGUNAN MELALUI AKSES PEMBIAYAAN USAHA KP DAN TAHAPAN PENGALIHAN PENYULUH PERIKANAN PNS (IMPLEMENTASI UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH) 02/03/2017 Disampaikan Dalam Rangka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA Pendahuluan Policy Brief PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA 1. Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal tentang pentingnya peningkatan daya saing pertanian. Di tingkat

Lebih terperinci

Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya

Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya Refleksi Capaian Kegiatan T.A 2017 dan Outlook Rencana Kerja T.A 2018 Ditjen. Perikanan Budidaya 1 Refleksi Capaian Kegiatan DJPB T.A 2017 2 CAPAIAN IKU DJPB TAHUN 2017 Realisasi Produksi Tahun 2017 :

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN NOVEMBER 2016 NAIK 0,25 PERSEN No. 66/12/63/Th.XIX, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH Oleh: DR. Syarief Hasan, MM. MBA. Menteri Negara Koperasi dan UKM Pada Rapimnas Kadin Yogyakarta, 3 4 Oktober 2012 UMKM DALAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 1. Visi Menurut Salusu ( 1996 ), visi adalah menggambarkan masa depan yang lebih baik, memberi harapan dan mimpi, tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Berkaitan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1

KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1 KEBIJAKAN LOKASI PROGRAM PERBAIKAN IRIGASI BERDASARKAN PELUANG PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) 1 Sudi Mardianto, Ketut Kariyasa, dan Mohamad Maulana Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015 No. 03/01/63/Th.XX, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN DESEMBER TURUN 0,41 PERSEN Pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 24/05/63/Th.XIX, 2 Mei NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,14 PERSEN Pada NTP Kalimantan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. /MEN/SJ/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JUNI TURUN 0,18 PERSEN Pada NTP Kalimantan

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA

EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan suatu visi yaitu Indonesia sebagai penghasil Produk Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

Keynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

Keynote Speech. Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN Keynote Speech Menteri Pertanian Republik Indonesia PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN PADA SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS DALAM RANGKA DIES NATALIS KE 19 UNIVERSITAS GALUH, CIAMIS,

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BALI

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BALI KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BALI SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Pembangunan nasional tahun 2015-2017 menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia, yaitu ketahanan pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 No. 08/02/63/Th.XX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,01

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dengan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN A. KONDISI UMUM Sektor pertanian telah berperan dalam perekonomian nasional melalui sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 No. 9/02/63/Th.XIX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JANUARI 2015 NAIK 1,32

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Secara fisik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya kelautan merupakan salah satu aset yang penting dan memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara fisik Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016 No. 50/09/63/Th.XIX, 1 September 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS 2016 TURUN 0,49

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN SEPTEMBER 2016 NAIK 0,66 PERSEN No. 54/10/63/Th.XIX, 3 Oktober

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015 No. 53/09/63/Th.XIX, 1 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS TURUN 0,03 PERSEN Pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012 No. 32 /06/63/Th.XV, 1 Juni 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN MEI 2012 SEBESAR 108,29 ATAU

Lebih terperinci

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA No. 01/08/53/TH.XIV, 5 AGUSTUS PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TRIWULAN II TUMBUH 5,21 PERSEN Pertumbuhan ekonomi NTT yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II tahun

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi pertanian dari kondisi yang kurang menguntungkan menjadi kondisi yang lebih menguntungkan (long

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015 No. 18/04/63/Th.XIX, 1 April PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MARET NAIK 0,25 PERSEN Pada Maret NTP

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN Jakarta, 2012 Direktorat Jenderal Tanaman

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULAWESI SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.

Lebih terperinci

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL 1 PERAN GEOLOGI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Negara PPN/Bappenas Workshop Sinkronisasi Program Pembangunan Bidang Geologi: Optimalisasi Peran

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BANTEN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BANTEN KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BANTEN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat

Lebih terperinci

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama

Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama Dr. Ir. Kemas Danial, MM Direktur Utama KONDISI KOPERASI 1. Total Koperasi : 209.488 Unit 2. Koperasi Aktif : 147.249 Unit (NIK) dan didalamnya telah RAT sebanyak 80.000 Unit 3. Koperasi Tidak Aktif :

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalammu alaikum wr. Wb KATA PENGANTAR Assalammu alaikum wr. Wb Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2015. Laporan ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015 No. 27/05/63/Th.XIX, 4 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 1,01 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG

ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG ARAH PEMBANGUNAN PERTANIAN JANGKA PANJANG K E M E N T E R I A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N N A S I O N A L / B A D A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N N A S I O N A L ( B A

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN AGUSTUS SEBESAR 95,82 ATAU NAIK 0,44 PERSEN No. 51/09/63/Th.XXI, 4 September PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS A. PERKEMBANGAN NILAI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 15/03/63/Th.XIX, 1 Maret NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI TURUN 0,22 PERSEN Pada NTP

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kondisi Geografis Negara Indonesia Penulis menyajikan gambaran umum yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi di 33 provinsi Indonesia. Sumber : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 No. 15/02/63/Th.XVII, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN FEBRUARI 2013 NAIK 0,35

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014 No. 14 / 03 / 94 / Th. VII, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014 Nilai Tukar Petani Papua pada Februari 2015 sebesar 97,12 atau mengalami kenaikan 0,32

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,33 PERSEN No. 16/03/63/Th.XXI, 1 Maret

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017 No. 24/05/63/Th.XXI, 2 Mei PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN APRIL TURUN 0,67 PERSEN Pada April NTP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya

Lebih terperinci

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MARET TURUN 1,20 PERSEN No. 20/04/63/Th.XXI, 3 April Pada Maret NTP

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012 No. 50 /09/63/Th.XV, 3 September 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI ( NTP) BULAN AGUSTUS 2012 TURUN 0,35

Lebih terperinci

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH SEKILAS TENTANG IGI Indonesia Governance Index (IGI) adalah pengukuran kinerja tata kelola pemerintahan (governance) di Indonesia yang sangat komprehensif. Pada saat ini

Lebih terperinci

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP SELAYANG PANDANG SIMLUH KP Jakarta, 29 April 2014 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 IMPLEMENTASI SISTEM PENYULUHAN

Lebih terperinci