BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anyaman Pengertian Anyaman Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang masih ditekuni sampai saat ini. Di samping banyak kegunaannya juga karena unsur kemudahaannya. Saat ini anyaman banyak mengalami perkembangan mulai dari bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan menoton. Dengan demikian maka anyaman adalah suatu kegiatan keterampilan masyarakat dalam pembuatan barang dengan cara atau teknik susup menyusup, tindah menindih dan saling lipat melipatantara lungsing dan pakan sehingga saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya, Rosna, (2009: 9). Anyaman ialah bukan suatu tenunan, tetapi dibuat dari susunan benang yang dipersilangkan miring dari kiri kekanan dan kembali. Anyaman diajarkan dengan tangan atau dikerjakan dengan mesin, (Modul 2004: 15). Dalam kamus bahasa indonesia (1988) anyaman diartikan sebagai menganyam, mengatur (bilah, daun pandan dan sebagainya) tindih menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan tikar dan bakul). Anyaman adalah tenunan yang dibuat dari susunan benang, bilaah, daun pandan dan sebagainya. Dengan tindih menindih, silang menyilang atau dipersilangkan miring dari kiri ke kanan dan kembali begitu seterusnya, sehingga didapat hasil anyaman, (Rian 2007: 12).

2 Menurut Graha dalam Susana Dai, (2009:8) bahwa menganyam merupakan suatu kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling kuat menguatkan dan karena tekniknya timbullah motif yang berulang. Anyaman biasannya menggunakan bahan dari bambu, rotan, daundaunan, anyaman tersebut banyak digunakan sebagai alat keperluan rumah tangga sehari-hari. Dalam Oho Graha (2000:3) anyaman adalah suatu cabang kerajinan yang telah sangat tua usianya. Menganyam merupakan suatu kegiatan menjalin bahan yang berbentuk pita sehingga satu sama lainnya saling kuat-menguatkan dan karena tekniknya, timbulah motif yang berulang. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anyaman merupakan ketrampilan tangan dengan teknik susup-menyusup, tindih menindih dan saling silang menyilang antara satu dengan yang lain. 2.2 Kerajinan Pengertian Kerajinan Kerajinan berasal dari rajin yaitu suka dan giat bekerja, selalu berusaha, getot. Setelah menjadi kata kerja kerajinan maka berarti jenis kesenian yang menghasilkan berbagai macam alat (peraabotan dan lain-lain) yang dikerjakan dengan tangan, ( Ada pula pengertian kerajinan yang lain yaitu hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan), (wikipedia.com). Kerajinan yang dibuat biasanya dibuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai.

3 Kerajinan anyaman merupakan satu usaha / kegiatan keterampilan masyarakat dalam pembuatan barang-barang dengan cara / teknik susup menyusup antara lungsing dan pakan. Menganyam pada dasarnya menyelipkan secara pelan-pelan, diantaranya lusi-lusi. Lusi adalah bilah-bilah yang posisinya membujur ke atas dan pakan yang melintang ke samping. Dengan memperhatikan corak anyaman baik, langsung maupun melalui gambar, siapa pun bisa mencoba menganyam, asal mengikuti ketentuan atau rumus pada setiap motif anyaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Seminar Nasional Seni Kriya (2005:153) istilah kerajinan berasal dari bahasa jawa yang berarti; (1hal atau sifat dan sebagainya); (2) kegotalan, industri, perusahaan yang membuat sesuatu,atau pekerjaan tangan yang bukan dengan mesin melainkan menggunakan tangan. Kerajinan tersebut di produksi mengutamakan bahan-bahan yang layak terdapat di daeah sekitarnya dan alat yang digunakan sangat sederhana.dikerjakan sangat terampil dan penuh hati-hati, (Suptandar, dalam Wahyuningsih, Seminar Nasional Seni Kriya; 2005:153). Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan adalah hasil pekerjaan tangan yang bukan dilakukan dengan mesin melainkan menggunakan tangan yang dibuat dengan penuh hati-hati dan menggunakan bahan dan alat yang sederhana.

4 2.3 Jenis-Jenis Kerajinan Anyaman Setiap produk mungkin saja memiliki jenis anyaman yang sama atau berbeda. Jenis anyaman memang bermacam-macam. Setiap jenis berbeda cara mengerjakannya. Anyaman yang sering digunakan adalah anyaman sasag, anyaman kepang, dan anyaman bersegi. Anyaman sasag banyak digunakan untuk pembuatan keranjang, anyaman kepang untuk pembuatan bilik, anyaman bersegi untuk pembuatan kursi rotan. Gambar 1. Jenis Anyaman sasag Sumber : anyaman sasag.com (Download : 5 Agustus pukul 12.00)

5 Gambar 2. Anyaman kepang Sumber : anyaman kepang.com (Download : 5 Agustus pukul 12.00) Gambar 3. Jenis Anyaman bersegi Sumber : anyaman bersegi.com (Download : 5 Agustus pukul 12.00) Selain jenis-jenis tersebut, masih banyak corak anyaman yang merupakan pengembangan dari jenis anyaman sasag dan anyaman kepang. Corak-corak

6 tersebut dapat digunakan untuk pembuatan produk-produk tertentu. Beberapa diantaranya mata walik, rereng mata walik, pasung, turih wajit, dan bunga pintuhuang. 2.4 Teknik Menganyam Cara menganyam keranjang dengan dasar bujur sangkar sama dengan kopiah keranjang yang dasarnya bulat. Belahan mintu yang disediakan berjumlah dua kali bilangan genap, misalnya satu mintu di belah menjadi dua kemudian dua belahan mintu tersebut dibahagi menjadi empat hasilnya menjadi delapan. belahan-belahan mintu tersebut diatur sedemikian rupa sehingga membentuk bujur sangkar. Gambar 4. Cara menganyam (Titik Mustikowati, Febuari 2012) Jika belahan mintu telah mencapai ukuran yang dikehendaki, lengkungkanlah keatas dan tahanlah dengan seutas tali. Setelah ditahan dengan

7 tali, anyamlah irisan-irisan mintu yang sama lebarnya dengan ukuran irisan mintu yang dijadikan kerangka kopiah keranjang. Apabila sudah mencapai ketinggian yang di kehendaki, lipatlah sisa belahan mintu kebawah dan selipkan pada anyaman yang sudah terbentuk. Tangkai kopiah keranjang dapat dibuat dari belahan mintu yang dililit dengan rotan halus atau iratan-iratan mintu yang halus. 2.5 Bahan Kerajinan Anyaman Kerajinan Anyaman Mendong Mendong adalah sejenis rerumputan yang hidup di daerah berair seperti sawah atau rawa. Tumbuhan ini seperti tanaman padi yang membutukan seperti penyianagaan dan pemupukan, umur mendong yang paling baik diarit (disiangi) berumur 5 bulan. Batang-batang yang baik, lalu dijemur selama 2 atau 3 jam dalam cuaca yang baik. Setelah dikumpulkan sesuai panjangnya, lalu diikat dan dijemur lagi selama 2 sampe 3 jam dalam cuaca baik. Setelah itu mendong disimpan didalam rumah selama satu hari, agar tidak mudah patah. Selanjutnya mendong dicelup untuk pewarnaan dan dijemur kembali. Kebanyakan mendong diproses menjadi tikar dengan cara dianyam, pada saat penganyaman mendong harus dibasahkan dahulu agar tidak mudah putus. Mendong dapat juga dijalin dibuat rara maupun dianyam. Selain menjadi tikar, mendong dapat menjadi beberapa jenis kerajinan anyaman seperti tas, topi, dan ada pula yang dikombinasikan dengan rotan untuk diproduksi kursi dan perabotan rumah tangga Kerajina Anyaman Enceng Gondok

8 Tanaman enceng gondok adalah tanaman gulma atau sejenis tanaman liar diair, hidup dirawa-rawa, (Lukito Ari Marianto dalam Seminar Nasional Seni Kriya: 2005; 151). Orang lebih mengenal enceng gondok (Eichhornia Crassipes) dari suku Pontederiaceae sebagai gulma air atau tanaman pengganggu yang mudah tumbuh dan sangat sulit untuk diberantas. Enceng gondok tidak mempunyai batang, tingginya sekitar 0,4-0.8m. daunnya tunggal dan berbentuk oval berwarna hijau, bunganya termasuk bunga majemuk, berbulir, dengan kelopak berbentuk tabung dan mempunyai akar serabut. Seperti halnya mendong enceng gondok yang akan digunakan harus dicuci dan dikeringkan, diberi warna jika perlu dan diberi pengawet agar menjadi tahan lama. Anyaman enceng gondong dapat dibuat kerajinan, seperti tas, sandal, alas duduk, tempat tisu, bahkan kursi Kerajinan Anyaman Bambu Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, banyak sekali jenis dan juga banyak sekali menjadi manfaat pada manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu adalah tanaman dengan pertumbuhan paling cepat karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, tergantung pada tanah dan klimatologi tenpat bambu ditanam. Kerajinan anyaman dari bambu berarti bahan utamanya adalah bambu. Bambu yang digunakan biasanya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua

9 sehingga mudah untuk dianyam. Jenis bambu yang bagus untuk dianyam adalah jenis bambu tali karena tidak mudah patah dan seratnya pun halus. Agar hasil anyaman bertahan lama, bambu yang telah dipotong dan dibelah tipis dijemur selama satu minggu agar kadar air dalam bambu berkurang. Diantara kerajinan anyaman bambu adalah kap lampu, bilik bambu, tampah, kukusan, dan topic aping Kerajinan Anyaman Rotan Rotan adalah sekelompok palma dari suku Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Suku calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah perbatasan di bagian tropis Afrika, Asia dan Australia. Batangnya biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivore, sekaligus membantu pemanjatan, karena pohon ini tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan bisa mencapai panjang ratusan meter. Batangnya mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup dialam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan pohon ini sebagai salah satu menunya. Sebagian besar pohon ini berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Banglades. Rotan cepat tumbuh dan relative mudah dipanen serta ditranspotasi. Ini dianggap

10 membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka memanen pohon ini dari pada kayu. Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut Kerajinan Anyaman Mintu Tumbuhan Mintu, adalah tumbuhan merambat banyak tumbuh dihutan tropis. Tak ubahnya seperti pohon rotan liar. Berbeda dengan rotan yang keras dan getas, sulur-sulur pohon Mintu tampak lebih lentur dan benyak mengandung air. Untuk membuat kopiah keranjang terlebih dahulu sulur Mintu dikeringkan di bawah matahari sampai warna kulitnya kecoklatan. Lalu dengan sangat hati-hati, kulit tersebut dilepaskan dari batangnya dengan menggunakan pisau khusus. Sedangkan bagian dalam batangnya yang mirip batang bambu dibelah-belah sebesar lidi. Setelah seluruh proses persiapan bahan selesai, barulah penganyaman kopiah dilakukan. Menggunakan lidi yang terbuat bilah-bilah Mintu, Kopiah mendapatkan kerangka yang membuatnya tidak mudah berubah bentuk. Lidi Mintu yang biasanya sangat panjang itu kemudian dianyam dengan kulit batangnya sehingga terbentuklah kopiah seperti yang dikehendaki pengrajin. Bentuk Kopiah Keranjangpun bervariasi, ada yang berbentuk seperti kopiah konvensional ada pula yang berbentuk bulat. Apapun bentuknya, keunikan yang

11 diciptakan oleh gradasi warna kulit Mintu tak pernah kehilangan pesonanya. Inilah yang membuat Kopiah Keranjang digemari. Namun, seperti kebanyakan kerajinan khas daerah, Kopiah Keranjang Gorontalo ini tidak terlalu mudah ditemui di pertokoan. Di samping tingkat produksinya sangat tergantung pada semakin sedikitnya jumlah pengrajin, bahan baku yang berasal dari pohon Mintu. Oleh karenanya, sangat beruntunglah mereka yang memperoleh kesempatan untuk memiliki Kopiah Keranjang yang unik dan langka ini. Di Dusun Diata Desa Pulubala terdapat 44 orang pengrajin dari semua rumah-rumah di Dusun tersebut bisa menganyam kopiah keranjang, menganyam kerajinan kopiah tersebut hanya pengisi waktu luang namun ada satu orang yang memang pengrajin kopiah keranjang sekaligus jadi pengepul kerajinan dari warga sekitar. Salah satu Dusun yang cukup terkenal dengan kerajinan anyaman. Terdapat di Dusun Diata Desa Pulubala hanya memproduksi dan mempasarkan 4 jenis kopiah keranjang, dalam proses produksi anyaman kopiah keranjang sangatlah tergantung dengan bahan yaitu bahan mintu yang sangat sulit didapatkan karena bahan tersebut hanya ada di hutan, dalam pemasaran pemesan harus datang langsung ke Dusun atau ketempat pembuatan kopiah keranjang.

BAB II Tinjauan Pustaka. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan

BAB II Tinjauan Pustaka. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan 6 2.1 Tinjauan Tentang Biografi 2.1.1 Pengertian Biografi BAB II Tinjauan Pustaka Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang Kerajinan anyaman kopiah keranjang yang terletak di Dusun Diata Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak

BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI. menggunakan teknik anyaman sebagai pelengkap kebutuhan. Hal ini tidak BAB VI MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI Anyaman merupakan salah satu hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Banyak benda yang dihasilkan dari menganyam. Dari perlengkapan rumah tangga sampai pada properti

Lebih terperinci

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM A. Proses Pendampingan 1. Inkulturasi Tahapan awal yang dilakukan yaitu inkulturasi. Melakukan observasi langsung ke tempat tujuan dimana proses pendampingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan. Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan. Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang mengandung unsur bertahan (dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2002:

Lebih terperinci

Industri Kreatif berbasis Rotan

Industri Kreatif berbasis Rotan Industri Kreatif berbasis Rotan Nur Hidayat Pendahuluan Rotan sebagai tumbuhan liana hutan dikelompokan ke dalam jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) cukup potensial. Sekitar 530 jenis rotan dunia, 316

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh: Maman Tocharman

Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh: Maman Tocharman Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh: Maman Tocharman Makalah ini disampaikan pada kegiatan Workshop Anyaman dan Gerabah Di Museum Sri Baduga Bandung - Jawa Barat. Tanggal, 22 Desember 2009 Tulisan ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang lokasinya sekitar 120 KM dari Kota Bandung ibu kota Propinsi Jawa Barat. Tasikmalaya, terutama pada

Lebih terperinci

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh: Maman Tocharman

Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh: Maman Tocharman Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh: Maman Tocharman Makalah yang disampaikan pada kegiatan Workshop Anyaman dan Gerabah Di Museum Sri Baduga Bandung- Jawa Barat. Tanggal, 22 Desember 2009 Tulisan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Dengan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Halaman

DAFTAR GAMBAR Halaman DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Membentuk Rotan... 9 Gambar 2.2. Sambungan Lurus/ Pengikat pada Bentuk Lingkaran... 9 Gambar 2.3. Sambungan Silang Dibelit dengan Tali Rotan... 10 Gambar 2.4. Sambungan

Lebih terperinci

BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI. Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi. Pemanfaatan Pandan Duri

BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI. Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi. Pemanfaatan Pandan Duri BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi Pemanfaatan Pandan Duri Pandan duri merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di Dusun Banyulegi. Hampir di

Lebih terperinci

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi

Lebih terperinci

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan

Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Dody Hadiwijaya Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas Cikarang E-mail : dodydp@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pada dasarnya adalah suatu bentuk ungkapan (ekspresi) dan memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Sampai saat

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nama Sekolah : SMP Lab School Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai rumput raksasa The Giant Grass. Sebagai sebuah tanaman tumbuh tercepat di dunia, bambu pun memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Bahan Baku dan Bahan Tambahan Produksi Kerajinan Rotan No Bahan Asal Pembelian Rotan Harga Beli (Rp) 1. Bahan Baku Rotan a. Rotan Manau Pabrik/Koperasi Rotan 11.300/kg b. Rotan Semambu

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DESAIN FURNITURE KURSI SALAK DENGAN BAHAN DASAR ROTAN. BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DESAIN FURNITURE KURSI SALAK DENGAN BAHAN DASAR ROTAN. BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DESAIN FURNITURE KURSI SALAK DENGAN BAHAN DASAR ROTAN BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta Diusulkan oleh: IRFAN TRI NUGRAHA (C0813019) FAJAR PRAKOSO (C0812013)

Lebih terperinci

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo

ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO. Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo ANALISA PROSES PRODUKSI SULAMAN KERAWANG KHAS GORONTALO Hariana Jurusan Teknik Kriya - Universitas Negeri Gorontalo Trifandi Lasalewo Jurusan Teknik Industri - Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Setiap

Lebih terperinci

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda

Kisi-kisi dan Format Soal Pilihan Ganda Indikator utir Soal Kunci Jawaban menjelaskan pengertian kerajinan menjelaskan pengertian alam. apa bahan bahanbahan alam yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dengan benar. bahanbahan alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Anyaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Anyaman BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Anyaman Hasil penelitian mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan anyaman yaitu data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 21 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi ide awal dari skripsi yang disusun adalah penelitian yang dilakukan oleh Budi Santoso (2005), yang melihat Analisis SWOT

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran. Kegiatan Pembelajaran 9. Pengajiran Tanaman Sayuran. A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran pengajiran tanaman sayuran berisikan uraian pokok materi; Jenis & bahan ajir, pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akar wangi merupakan tumbuhan jenis rumput yang memiliki banyak manfaat dan BAB 1 PENDAHULUAN dikenal dengan aromanya yang khas. Akar tumbuhan yang termasuk dalam jenis rumput yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU Geovani Debby Setyani 1), Yustina Dwi Astuti 2) 1,2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma email: 1 geovanidebbys@gmail.com 2 ystna29@gmail.com

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan banyak sumber kekayaan alam. Sebagai salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia termasuk dalam wilayah yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art 10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian

Lebih terperinci

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Saya rasa bentuk kerajinan tangan anak (prakarya) dari daun kelapa muda (janur) ini merupakan salah

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara

Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri Morfologis Bambu Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae (rumput-rumputan). Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah batang (buluh) yang

Lebih terperinci

perkembangan. Dalam tiap fase perkembangan itu dicermati berbagai hal yang diketahui, sesuai dengan permasalahan dan landasan teori yang digunakan.

perkembangan. Dalam tiap fase perkembangan itu dicermati berbagai hal yang diketahui, sesuai dengan permasalahan dan landasan teori yang digunakan. 21 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Biografi Hadjirah Abdulah Biografi Hadjirah Abdulah ditelusuri dalam empat fase atau masa perkembangan. Dalam tiap fase perkembangan itu dicermati berbagai hal yang diketahui,

Lebih terperinci

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL) M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL) Disampaikan dalam Kegiatan Magang Program D2 dan S1 Dosen UNSRI Palembang tanggal 1 Agustus - 30 September 2006 di Kampus Bumi Siliwangi Oleh: BANDI SOBANDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN

PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/M-DAG/PER/3/2012 TENTANG PENETAPAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN PENETAPAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB II Kajian Teori. Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan

BAB II Kajian Teori. Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan BAB II Kajian Teori 2.1 Pengertian Kerajinan Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan),

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman famili Palmae yang tumbuh memanjat yang disebut

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman famili Palmae yang tumbuh memanjat yang disebut TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Rotan Rotan berasal dari bahasa melayu yang berarti nama dari sekumpulan jenis tanaman famili Palmae yang tumbuh memanjat yang disebut "Lepidocaryodidae". Lepidocaryodidae berasal

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN. 2. Kayu Torem (Wilayah I) /m 3

PENETAPAN HARGA PATOKAN HASIL HUTAN UNTUK PENGHITUNGAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN. 2. Kayu Torem (Wilayah I) /m 3 5 2012, No.514 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/M-DAG/PER/4/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 12/M-DAG/PER/3/2012 TENTANG PENETAPAN HASIL

Lebih terperinci

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN 7 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENJALIN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menjalin desain dan prinsip teknik menjalin, jenis bahan

Lebih terperinci

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Okulasi Cokelat Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Pelaksanaan okulasi untuk jenis okulasi cokelat agak berbeda

Lebih terperinci

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin OLGA JUSUF RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin Penerbit PT Gramedia pustaka Utama Jakarta oleh: OLGA JUSUF GM 210 01100049 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati

PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT. Mudjiati PENDAMPINGAN GURU SMPLB DALAM MEMANFAATKAN KULIT JAGUNG SEBAGAI MEDIA KREASIKHAS KOTA GARUT Mudjiati Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Garut merupakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya

BAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhtumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan tersebut memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, salah satu jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keputih-putihan atau kekuning-kuningan serta kehitam-hitaman. Batang tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. keputih-putihan atau kekuning-kuningan serta kehitam-hitaman. Batang tanaman TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Rotan Akar tanaman rotan mempunyai sistem perakaran serabut, berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan serta kehitam-hitaman. Batang tanaman rotan berbentuk memanjang dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang

BAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang 133 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Menurut berbagai

Lebih terperinci

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

Maulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Dusun Raiy terletak di Desa Raja Kecamatan Ngabang kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Pemanfaatan tumbuhan yang di anyam untuk keperluan sebagai bahan baku produk, sangatlah di minati oleh para kalangan masyarakat Indonesia contohnya

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI 1 Kegiatan Belajar 2 KARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI A. Kerajinan Anyam Menganyam merupakan kerajinan yang lama menjadi milik masyarakat. Hidup dalam bentuk tradisi yang perkembangannya sangat minim. Namun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Indusri Kerajinan Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai berikut. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi mengolah

Lebih terperinci

MENGANYAM RUPA PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : ARIF FIDIATMOKO NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA

MENGANYAM RUPA PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : ARIF FIDIATMOKO NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA MENGANYAM RUPA PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh : ARIF FIDIATMOKO NIM 1112199021 PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 MENGANYAM RUPA ARIF

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011), kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang kulit dan alas

Lebih terperinci

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Bambu memiliki cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dewasa ini pemberdayaan manfaat dari serat alami telah banyak dikembangkan, mulai dari kerajinan sebagai hiasan, pembuatan tas, hingga dalam dunia Industri Tesktil Interior

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara

Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 101 Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus Gambar 3. Bambu Apus/Bambu Tali (Sumber: Aboutherbal 2010) Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan anggota dari famili Graminae, subfamili Bambuscideae dan suku Bambuseae. Bambu memiliki sifat seperti pohon dan dapat dikelompokkan sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini komunikasi modern, pendidikan, serta proses modernisasi telah membawa banyak dampak. Terutama pada perubahanperubahan dalam masyarakat dan kebudayaan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1.Jenis-jenis Bahan Anyaman 11 1.2.Pisau...... 13 1.3.Alat Kerajinan Anyaman 15 1.4.Anyaman Pita. 17 1.5.Anyaman Tali. 17 1.6.Anyaman Tegak 1.. 18 1.7.Anyaman Tegak 2.. 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Pasca Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya menjadi perhatian serius dari berbagai negara. 10 Juni 1964,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG USAHA Durian merupakan salah satu jenis buah yang sangat di idolakan di Indonesia. Sesuai dengan sebutan durian yang di duga berasal dari istilah melayu, buah ini sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan global yang mengindikasikan pengaruh buruk sentra-sentra perekonomian khususnya perindustrian terhadap

Lebih terperinci

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA 2.1. Pengertian Umum Kerajinan Tangan Kerajinan tangan diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dengan tangan dan membutuhkan keterampilan tertentu. Dalam Ensiklopedi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas 1. Lingkungan Fisik a. Penggunaan Tas Tas ini merupakan tas dalam kebutuhan sekunder, maksud dari tas dalam kebutuhan sekunder yakni tas ini merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SENI KERAJINAN KERANG SIMPING. Lies Susilaning Sri Hastuti 1 Achmad Arifin 2 Subagya 3

PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SENI KERAJINAN KERANG SIMPING. Lies Susilaning Sri Hastuti 1 Achmad Arifin 2 Subagya 3 PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SENI KERAJINAN KERANG SIMPING Lies Susilaning Sri Hastuti 1 Achmad Arifin 2 Subagya 3 ABSTRAK Kerajinan kerang simping atau dalam bahasa latinnya Amusium pleuronectes banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapur. Seni Kerajinan banyak didominasi dari bahan yang berjenis batang.

BAB I PENDAHULUAN. dapur. Seni Kerajinan banyak didominasi dari bahan yang berjenis batang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajinan merupakan salah satu jenis seni yang banyak ditemui dalam kehidupan manusia. Kerajinan ini banyak dijumpai dalam bentuk hiasan ataupun dalam peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BESARNYA HARGA LIMIT LELANG

BESARNYA HARGA LIMIT LELANG Lampiran : Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.352 /Menhut-II/26 Tanggal : 12 Juni 26 BESARNYA HARGA LIMIT LELANG NO URAIAN BARANG SATUAN Wilayah I I. KAYU BULAT Kayu bulat yang mempunyai ukuran lebih

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Halaman

DAFTAR LAMPIRAN. Halaman DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Desain Produk Kerajinan Anyam Rotan di Industri Kerajinan Anyam Rotan Yogja... 162 Lampiran 2. Dokumentasi Produk Kerajinan Anyam Rotan di Industri Kerajinan Anyam Rotan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : SENI ENDOK ROWOBONI (SENI ECENG GONDOK DI DESA ROWOBONI) BIDANG KEGIATAN : PKM M

USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : SENI ENDOK ROWOBONI (SENI ECENG GONDOK DI DESA ROWOBONI) BIDANG KEGIATAN : PKM M USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : SENI ENDOK ROWOBONI (SENI ECENG GONDOK DI DESA ROWOBONI) BIDANG KEGIATAN : PKM M Diusulkan oleh : NURUL ISTIGHFAROH DWI KURNIA CAHYA ANGGRAENI LINDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Juni hingga Agustus 2011 di Laboratorium Rekayasa dan Desain Bangunan Kayu, Laboratorium Peningkatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT

PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan

Lebih terperinci