Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara
|
|
- Suhendra Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 101 Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab terdahulu kita telah mempelajari berbagai pengetahuan tentang teknik rekalatar, alat, dan bahan, beserta proses pembuatannya. Dalam bab ini kita akan mempelajari teknik rekarakit. Teknik rekarakit adalah teknik pembentukan ragam hias tekstil yang proses pembuatannya bersamaan dengan proses pembuatan tekstil. Contohnya adalah tenun datar, tenun khusus, dan anyam simpul. Berbagai alat dan teknik rekarakit Nusantara ini memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan alat dan teknik rekarakit yang digunakan akan berpengaruh pada keunikan kain tenun yang dihasilkan. Keberagaman kain tenun Nusantara ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang telah diakui di dunia internasional. Berbagai penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menambah kekayaan alat dan teknik rekarakit Nusantara.
2 102 TEKSTIL B. TUJUAN Setelah mempelajari bab ini kita diharapkan mampu: 1. Memahami beragam alat dan teknik rekarakit Nusantara. 2. Menghayati proses teknik rekarakit Nusantara, sehingga dapat meningkatkan kecintaan dan penghargaan pada karya tenun Nusantara. C. TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA Ada berbagai macam kain yang dihasilkan oleh masyarakat Nusantara. Rekarakit merupakan salah satu teknik yang membentuk ragam hiasnya bersamaan dengan proses pembuatan tekstil. Mereka mengenal berbagai cara untuk membuat ragam hiasnya. Salah satunya adalah rekarakit. Ada beberapa macam cara penenunan yang dapat dikelompokkan ke dalam teknik rekarakit, yaitu tenun datar, tenun khusus, dan anyam simpul. C.1 Tenun Datar Tenun datar merupakan proses persilangan benang lungsi dan benang pakan berdasarkan pola anyam datar dengan menggunakan alat tenun. Lungsi adalah benang yang panjangnya sejajar vertikal dengan panjang kain pada saat menenun. Benang pakan adalah benang yang lebarnya sejajar horizontal dengan lebar kain. Pola anyam datar ini terjadi secara sama dan merata. Karena itu, kain hasil tenun datar menampilkan permukaan yang rata dan datar karena meratanya persilangan kedua arah benang tersebut. Penyebaran tenun datar hampir merata di seluruh Nusantara. Bahkan dunia mengakui bahwa Nusantara memiliki tenun yang kaya akan teknik, corak dan warna. Tenun datar juga berkembang di mancanegara, yaitu di benua Asia, antara lain wilayah Persia, Cina, Jepang, Malaysia, Filipina, dan juga di benua Afrika dan Amerika, seperti Mesir, Ethiopia, Kongo, dan juga di Peru, Meksiko dan sebagainya. Seperti juga kain-kain dengan teknik batik dan celup ikat,
3 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 103 karya tenun dengan teknik rekarakit digunakan untuk busana dan perlengkapan upacara. Di Sumba, tenun merupakan benda yang amat berharga dan mengandung ungkapan rasa cinta dan persaudaraan antara raja dan rakyatnya. Ketika raja wafat, kerabat dan rakyat menghadiahkan sehelai tenunan indah kepada keluarga raja. Asal mula penemuan teknik tenun diilhami oleh jaring laba laba. Sejak saat itulah penguasa Mesir di tahun 2500 SM memerintahkan rakyatnya untuk membuat bentuk yang serupa untuk membuat busana para bangsawan pada saat itu. Di Indonesia kain tenun datar terdapat antara lain di pulau Jawa. Di Jawa Barat, tenun datar ini disebut tenun Poleng atau Polengan. Di Jawa Tengah dan Timur, khususnya di Klaten, Trucuk, Cawas, Gresik, Kulon Progo, Yogyakarta, Surakarta, Tuban, Cepu, Blora, dikenal dengan nama tenun lurik. Kata lurik berasal dari kata rik yang berarti garis. Hal ini merupakan karakteristik kain lurik yang bercorak gemaris (garisgaris). Kain lurik dapat dibedakan berdasarkan arah garis. Corak garis yang arah memanjang sejajar panjang kain disebut lurik lajuran. Corak garis yang melebar searah lebar kain disebut lurik Pakan VCD Track 10 Tenun Datar Menggunakan Alat Tenun Godongan, Tanah Toa Sulawesi Selatan Gambar 9.1: Kain tenun ikat dari Sumba dengan corak Patola Ratu di bagian tengah, serta gambar rusa bertanduk, kuda dan ikan. Kain ini dipersembahkan kepada keluarga raja saat raja wafat Malang. Adapun perpaduan corak memanjang dan melebar disebut lurik Cacahan. Ragam jenis tenun lurik yang terdapat di Yogyakarta dan
4 104 TEKSTIL sekitarnya memiliki sebutan yang beragam seperti: lurik Luluh, lurik Kembang Bayem Merah, lurik Lemah Teles, lurik Mrica. Sementara itu, lurik yang berasal dari daerah-daerah di lingkungan Surakarta dikenal dengan sebutan lurik Lasem, lurik Ronda Semaya, lurik Kepyur. Sebutan untuk jenis lurik ini berkaitan dengan macam corak yang diterapkan. Alat Tenun Datar Tenun datar Nusantara yang terkenal adalah yang digunakan pada kain dengan ragam hias ikat. Kain-kain ini dikenal juga dengan nama kain tenun ikat. Corak kain dibuat dengan cara mengikat bagian-bagian tertentu dari benang hingga warna tidak menyerap pada saat pencelupan berlangsung. Bagian yang tidak terwarnai ini akan membentuk corak pada kain setelah benang ditenun. Teknik tenun ikat menyebar ke seluruh Nusantara, antara lain di Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Jawa, Bali dan Sumatera. Alat tenun ikat pada dasarnya sama dengan alat tenun yang umum digunakan, yaitu alat tenun gedogan dan alat tenun tijak. Alat tenun gedogan terdiri dari dua macam yakni gedogan berlungsi sinambung dan gedogan berlungsi tak lanjut. Alat Gambar 9.2: Kain Lurik dari Jawa Tengah dalam aneka corak garis VCD Track 11 Tenun Datar Menggunakan Alat Tenun Godongan, Sumatera Utara
5 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 105 a. Alat tenun gedogan berlungsi sinambung b. Alat tenun gedogan berlungsi tak lanjut c. Alat tenun kartu d. Alat tenun tijak Gambar 9.3: Beragam alat tenun datar
6 106 TEKSTIL VCD Track 12 Tenun Datar Menggunakan Alat Tenun ATBM, Palembang Sumatera Selatan tenun tijak merupakan bentuk dasar dari semua jenis alat tenun, mulai dari Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sampai dengan mesin tenun modern. Lalu ada juga alat tenun kartu, yakni alat tenun yang menggunakan kartu-kartu yang diberi lubang. Jenis tenunan ini khusus untuk membuat kain berukuran sempit seperti sabuk, stagen, pita hiasan dan sebagainya. C. 2 Tenun Ikat Tenun ikat adalah proses penenunan benang-benang yang telah diberi corak. Bersamaan pada saat kain ditenun, corak pun muncul di permukaan. Caranya adalah benang direntangkan pada alat perentang sambil memastikan posisi, warna, ukuran, dan corak. Perentangan dibuat sama dengan lebar atau panjang kain. Bagian yang akan diwarnai diberi tanda sesuai corak, kemudian diikat per kelompok benang. Benang yang sudah selesai diikat, kemudian dilepas dari rentangan dan dicelup ke dalam zat pewarna. Setelah pencelupan, benang dikeringkan. Setelah benang dikeringkan, ikatan dibuka. Ketika ikatan dibuka, bagian yang terikat tidak berwarna. Tahap berikutnya adalah benang dipasang sesuai dengan peruntukkannya. Benang lungsi dipasang pada alat tenun, sedangkan benang pakan digulung pada kumparan atau sekoci. Corak yang dibuat pada kelompok benang searah lebar kain (pakan) disebut tenun ikat pakan. Corak yang dibuat pada kelompok benang lungsi disebut tenun ikat lungsi. Adapun paduan dari keduanya disebut tenun ikat ganda. a. Teknik Tenun Ikat Lungsi Tenun ikat lungsi adalah kain yang coraknya dibuat pada benang lungsi. Urutan pembuatan kain tenun ikat lungsi adalah sebagai berikut: a.1 Membentang benang lungsi pada alat perentang. Kemudian benang diberi tanda pada bagian-bagian yang akan diikat sesuai dengan corak.
7 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 107 A Pengikat pola pada benang fungsi B Setelah proses pewarnaan C Bentangan benang lungsi sebelum ditenun E Penyempurnaan proses pewarnaan dengan mencolet D Gambar 9.4: Proses membuat corak pada kain tenun ikat a.2 Mengikat kumpulan benang lungsi yang sudah ditandai. a.3 Mencelup dalam larutan warna kumpulan benang yang sudah dilepas dari bentangan. a.4 Mengeringkan ikatan benang yang sudah dicelup. a.5 Melepaskan ikatan, setelah benang kering. a.6 Benang yang sudah bercorak digulung dengan alat penggulung lungsi (bum), lalu dipasang pada alat tenun. Setelah terpasang corak hasil ikatan akan terlihat dengan jelas. a.7 Menenun dengan benang pakan warna polos.
8 108 TEKSTIL b. Teknik Tenun Ikat Pakan Serupa dengan tenun ikat lungsi, teknik tenun ikat pakan mengalami proses yang kurang lebih sama. Perbedaannya terletak pada benang yang diikat. Benang itu merupakan kumpulan benang pakan yang searah dengan lebar kain. Setelah benang diikat, dicelup dan dikeringkan, benang kemudian digulung pada kumparan atau sekoci yang akan menjalinkannya pada kumpulan benang lungsi. Berbeda dengan bentangan benang lungsi, benang pakan yang telah diberi corak tidak akan tampak setelah tergulung dalam kumparan. Urutan pembuatan kain tenun ikat pakan adalah sebagai berikut: b.1 Membentang benang pakan pada alat perentang. Kemudian kumpulan benang pakan itu ditandai sesuai corak. b.2 Mengikat kumpulan benang pakan yang sudah ditandai b.3 Melepas kumpulan benang dari bentangan dan mencelupnya dalam larutan warna. b.4 Mengeringkan ikatan benang yang sudah dicelup. b.5 Melepas ikatan, setelah benang kering b.6 Menggulung benang yang sudah bercorak pada kumparan / sekoci. b.7 Menenun dengan benang lungsi warna polos. c. Teknik Tenun Ikat Ganda Di samping kedua teknik di atas, ada juga teknik gabungan dari keduanya yang dikenal dengan istilah tenun ikat ganda. Teknik ini mengikat corak ikat pada kumpulan benang lungsi dan benang pakan. Corak terbentuk dari persilangan antara benang lungsi dan pakan tepat pada titik pertemuannya. Urutan cara membuat kain tenun ikat ganda merupakan gabungan antara tenun ikat lungsi dan pakan. Ketelitian dan keterampilan yang tinggi dibutuhkan pula pada saat menenun kain. Setiap benang bercorak harus bersilang pada titik yang tepat agar corak dapat muncul. C.3 Tenun Khusus Cara-cara menenun di luar tenun datar dapat dikelompokkan ke dalam kelompok teknik tenun khusus. Jenis-jenis tenun khusus
9 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 109 VCD Track 7 dan 8 Tenun Songket, Bukittinggi, Sumatera Barat adalah pakan tambah (songket) dan lungsi tambah. Tenun songket merupakan teknik menenun dengan menambahkan bahan lain ke dalam struktur kain. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah benang emas. Kain-kain dengan teknik ini banyak terdapat di Sumatera, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung. Selain itu terdapat juga di Jawa, seperti Jawa Barat (Majalaya) dan Jawa Timur (Tuban), demikian juga Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan, seperti Pontianak, Banjarmasin, dan Sulawesi, yaitu Bugis, Makasar, Manado, dan Palu. Gambar 9.5: Kain songket dari Jambi a. Alat Tenun Alat tenun yang digunakan pada tenun khusus sama dengan tenun datar yakni, gedogan, tijak, dan ATBM. Gedogan adalah alat tenun yang bagian ujungnya diikatkan pada badan penenun. Adapun ujung lainnya dipasang pada bagian rumah atau pohon. Oleh karena itu, kain yang dihasilkan mempunyai lebar maksimum 80 cm sesuai dengan jangkauan tangan penenun. Penenunan dengan gedogan umumnya dilakukan oleh kaum perempuan saat menunggu panen.
10 110 TEKSTIL Gambar 9.6: Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Alat tenun gedogan ada dua jenis yaitu, gedogan lungsi sinambung dan gedogan lungsi tak lanjut. Gedogan lungsi sinambung memiliki benang lungsi yang bersinambungan, sehingga kain yang dihasilkan berbentuk silinder. Alat gedongan lungsi tak lanjut mempunyai susunan benang lungsi yang panjang dan tergulung pada batang di ujung (totogan). Alat tenun gedogan lungsi tak lanjut banyak digunakan di daerah pesisir. Alat ini biasanya digunakan untuk membuat busana para bangsawan. Alat tenun tijak merupakan alat tenun yang dapat berdiri sendiri. Alat ini memiliki bingkai-bingkai persegi yang mengikat sejumlah kawat berlubang tempat lewat benang lungsi. Alat tenun ini dilengkapi dengan seperangkat pedal (tijakan) yang berfungsi untuk menaik-turunkan bingkai-bingkai lungsi. Naik turunnya bingkai-bingkai diperlukan untuk membuat bukaan di antara susunan benang lungsi, sehingga benang pakan dapat lewat dengan mudah. Umumnya alat tenun tijak digunakan secara penuh waktu, bukan digunakan untuk kegiatan musiman. Alat ini digunakan untuk membuat kain songket antara lain di pesisir Kalimantan dan Bali.
11 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 111 Selanjutnya adalah alat tenun bukan mesin, yang lebih dikenal dengan istilah ATBM. Alat ini merupakan pengembangan dari alat tenun tijak. ATBM memiliki jumlah tijakan/pedal lebih dari dua, sehingga corak tenunannya dapat dibuat lebih beragam. b. Teknik Tenun Teknik tenun khusus (songket) adalah cara menenun dengan memasukkan benang tambahan selain benang pakan yang umum melewati benang lungsi sesuai dengan pola corak. Teknik ini ada kalanya juga dipadukan dengan tenun ikat, baik ikat lungsi, ikat pakan maupun ikat ganda. Tenun songket ada yang penuh (rapat di seluruh permukaan), dan ada pula yang hanya sedikit atau di sebagian latar kain seperti kain songket buatan Aceh dan Donggala (Sulawasi Tengah). Teknik tenun khusus cukup rumit, sehingga membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi. Penenunannya dimulai dari pembuatan berbagai pola pada susunan benang lungsi. Benang-benang lungsi yang terangkat untuk membentuk corak kemudian disisipi batang lidi agar terpisah. Saat penenunan tiba pada bagian tersebut, sisipan lidi digantikan dengan benang pakan corak terbentuk. Gambar 9.7: Kain songket dari Nangro Aceh Darussalam Gambar 9.8: Teknik anyam dan simpul di Papua
12 112 TEKSTIL C.4 Anyam Simpul Anyam simpul merupakan proses persilangan benang tunggal, seperti renda, jala, rajut, dan simpul. Kain terbentuk akibat berbagai upaya menyimpul dan mengikat benang. Teknik seperti ini dikatakan juga sebagai teknik membentuk kain bukan tenun atau kain yang tidak menggunakan cara menenun. Anyam simpul merupakan lembaran kain yang dibuat dengan benang, tali, atau serat kain yang digintir, dipilin atau dikepang menjadi kain. Hasilnya dapat digunakan untuk busana dan pelengkapnya, seperti penutup kepala, tas, sepatu, ikat pinggang dan selendang. Di samping itu juga dapat dimanfaatkan sebagai perlengkapan rumah tangga seperti taplak meja, pelapis kursi, penyekat ruang dan sebagainya. Gambar 9.9: Alat anyam simpul pada teknik renda bangku a. Alat Anyam Simpul Alat anyam simpul amat beragam tergantung pada proses pembuatan teknik struktur kain non-tenun. Struktur non-tenun yang dikenal antara lain makramé, jalin, rajut (knitting), renda (crochette) dan lain sebagainya. Bahan dasar alat-alat yang digunakan ada yang terbuat dari karton, bambu, tulang, logam, kulit penyu, dan gabungan antara kayu dan logam.
13 ALAT DAN TEKNIK REKARAKIT NUSANTARA 113 b. Teknik Anyam Simpul Teknik anyam simpul juga amat beragam, yaitu antara lain teknik rajut, anyam jala, makramé, rajut dua jarum (knitting), renda, dan sebagainya. Gambar di bawah ini menjelaskan cara-cara membuat anyam simpul: 1. menyimpulkan benang tunggal pada seutas tali 2. menjalin benang dengan alat jalin kulit penyu 3. mengatur jarak jalinan dengan tongkat pendek 4. menautkan tali atau alat bantu penyimpul benang a b c d e f g h i Gambar 9.10: Proses pembuatan jala bersimpul Teknik anyam simpul berkembang di Nusantara antara lain di Koto Gadang, Bukittinggi, Bengkulu, Surabaya, Pasuruan, Busaki, Yogyakarta dan di Palembang. Teknik yang populer di Bukittinggi adalah renda bangku, yakni renda yang dibuat pada alat semacam bangku berbentuk setengah lingkaran dan berkaki empat. Anyam simpul juga berkembang di mancanegara seperti negara-negara di Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika.
14 114 TEKSTIL Alat dan Teknik Rekarakit Nusantara Latihan 9.1 Kompetensi Konsepsi 1. Buatlah perbandingan antara teknik tenun datar dan teknik tenun songket. - Pilihlah gambar dari contoh alat dan kain tenun datar dan tenun songket. - Perhatikan dan uraikan perbedaan dan persamaan kedua teknik tersebut berdasarkan alat, teknik, bahan dasar, ragam corak, dan warnanya. Kompetensi Apresiasi 2. - Uraikanlah penilaianmu terhadap kedua teknik tersebut. - Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan kedua teknik tersebut ke dalam cerita, atau puisi. Latihan 9.2 Kompetensi Konsepsi 1. Buatlah perbandingan antara teknik tenun ikat pakan dan teknik tenun ikat lungsi. - Pilihlah gambar dari contoh alat dan kain tenun ikat pakan dan tenun ikat lungsi. - Perhatikan dan uraikan perbedaan dan persamaan kedua teknik tersebut. berdasarkan alat, teknik, bahan dasar, ragam corak dan warnanya. Kompetensi Apresiasi 2. - Uraikan penilaianmu terhadap kedua teknik tersebut. - Ungkapkan perasaanmu tentang perbedaan kedua teknik tersebut ke dalam cerita, atau puisi.
Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Songket Nusantara
RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciRagam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 71 Ragam Hias Kain Sulam dan Terapan Lainnya A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang ragam hiasnya dibentuk dengan cara teknik sulam. Di samping
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciPengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK
Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan
Lebih terperinciKERAJINAN DARI BAHAN ALAM
TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciPengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya
Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciBuku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL. Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean
Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII TEKSTIL Penulis : Cut Kamaril Wardhani Ratna Panggabean ii TEKSTIL Tekstil Buku Pelajaran Kesenian Nusantara Untuk Kelas VII Penulis: Cut Kamaril Wardhani
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciPENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL TEKNIK RAGAM JENIS PENGERTIAN DAN HIAS SIFAT BAHAN TEKSTIL BAHAN PEWARNA TEKSTIL Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
Lebih terperinciMembuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini
Lebih terperinciLOMBA KOMPETENSI SISWA SMK. TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 KERAJINAN TEKSTIL
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR Sidoarjo, September 2014 LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK KERAJINAN TEKSTIL Disusun Oleh : Drs. Syamsudin, M. Sn. Ir. Sri Herlina, M.Si. PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...ix. DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK......ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR......ix DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan
Lebih terperinciKerajinan dan Wirausaha Tekstil
Kerajinan dan Wirausaha Tekstil SEKOLAH TUNAS BANGSA KUBU RAYA PONTIANAK 2016/2017 Email : sitimustiani@gmail.com Web : http://www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Mengidentifikasi karya kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kain Tenun merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, karena keberadaannya merupakan salah satu karya Bangsa Indonesia yang tersebar luas diseluruh kepulauan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk generasi selanjutnya hingga sampai saat ini.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaan dilestarikan dan di wariskan secara turun menurun dari nenek moyang terdahulu untuk generasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan Negara yang memiliki kekayaan warisan budaya yang beragam. Kebudayaan memiliki tiga wujud antara lain; (1) wujud ideal yang sifatnya abstrak,
Lebih terperinciRagam Hias Kain Celup Ikat
RAGAM HIAS KAIN CELUP IKAT 57 Ragam Hias Kain Celup Ikat A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari asal usul kain yang menggunakan teknik celup ikat, jenis ragam hias, serta daerah penghasil kain
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciPeta Materi KERAJINAN TEKSTIL. Jenis dan Karakteristik. Kerajinan Tekstil. 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas
Peta Materi II KERAJINAN TEKSTIL Fungsi dan Prinsip Kerajinan Teksti Jenis dan Karakteristik Kerajinan Tekstil Proses Produksi Kerajinan Tekstil 1. Tapestri 2. Batik 3. Sulam 4. Jahit Aplikas Bahan Kerajinan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aini Loita, 2014 Pola Pewarisan Budaya Membatik Masyarakat Sumedang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia dikenal unik oleh dunia dengan hasil kebudayaannya yang bersifat tradisional, hasil kebudayaan yang bersifat tradisional itu berupa seni rupa, seni
Lebih terperinciM A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)
M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL) Disampaikan dalam Kegiatan Magang Program D2 dan S1 Dosen UNSRI Palembang tanggal 1 Agustus - 30 September 2006 di Kampus Bumi Siliwangi Oleh: BANDI SOBANDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, peserta didik diharapkan mampu:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu A. Tujuan Pembelajaran : SMP N 3 MAGELANG : Prakarya / Kerajinan : VII / 1 (satu) : 1 pertemuan (2 JP) Setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini komunikasi modern, pendidikan, serta proses modernisasi telah membawa banyak dampak. Terutama pada perubahanperubahan dalam masyarakat dan kebudayaan
Lebih terperinciDi daerah-daerah tersebut, seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur lainnya, benang yang diikat adalah benang lungsi.
Tenun Ikat Flores (Keragaman Corak dan Ragam Hias) PULAU FLORES merupakan bagian dari kelompok pulau-pulau Nusa Tenggara Timur, dan mendapat banyak pengaruh dari pulau-pulau sekitarnya. Pengaruh-pengaruh
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN
ABSTRAK Di Indonesia kain jumputan dikenal dengan nama nama yang berbedabeda, masyarakat Jawa menyebutnya Jumputan, di daerah Bali dikenal dengan nama Sangsangan, sedangkan di Palembang orang menamakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya untuk kepentingan seni dan budaya sertadigunakan sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di berbagai daerah di Indonesia industri yang tergolong dalam industri rumah tangga sudah dikenal sejak lama bahkan ketika Indonesia masih dalam tangan penjajahan
Lebih terperinciBAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA
BAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA A. Busana Tradisional Indonesia Ditinjau dari Bentuk Dasar Busana Asli Indonesia sudah dikenal sebagai
Lebih terperinciGambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika
BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian
Lebih terperinciBAB III SURVEY LAPANGAN
BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan
Lebih terperinciMAKALAH PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD MAKRAME. Dosen Pengampu : Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd
MAKALAH PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD MAKRAME Dosen Pengampu : Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd Disusun oleh : 1. Dewi Suryani (14.141.019) 2. Ocella Ayu F (14.141.020) 3. Anis Rahmawati (14.141.022) 4. Elvina
Lebih terperinciKajian bentuk kain Donggala Netty Juliana ( ) Abstrak
Kajian bentuk kain Donggala Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kriya tekstil Indonesia sangat beranekaragam bentuknya seperti batik, bordir, jumputan, tritik, pelangi, pacth work, anyaman, tenun dan lain
Lebih terperinciKAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO
KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO Oleh Suciati, S.Pd, M.Ds Prodi Pendidikan Tata Busana JPKK FPTK UPI I. PRINSIP DASAR BUSANA
Lebih terperinciSOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai produsen kerajinan tangan yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai produsen kerajinan tangan yang mampu bersaing di pasar dunia. Hasil produksinya merupakan barang ekspor Indonesia. Salah satu produksi barang
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Bissappu Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas/semester : VIII/Genap Materi Pokok : Tapestri Alokasi Waktu : 5 Pertemuan (15 JP)
Lebih terperinciPENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017
PEMBUATAN BATIK JUMPUT DI DESA GLURANPLOSO KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK Nur Indah Rosyidah 1, Nurdiana Fatmawati 2, Novi Eka Styorini 3, Retno Wulan N.S 4, Siti Aisyah 5 1,2,3 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi
Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86
Lebih terperinci6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN
6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK MENGANYAM Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik menganyam, desain dan prinsip teknik menganyam, jenis
Lebih terperinciBAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA
BAB III DATA, PROSES EKSPLORASI DAN ANALISA 3.1 Analisa Data Lapangan Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang tenun baduy, Penulis mengadakan perjalanan ke salah satu desa pemukiman masyarakat
Lebih terperinciMaulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sungguh sangat sayang untuk dilewatkan. Mulai dari wilayah pegunungan sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisatawan dari berbagai penjuru dunia mengunjungi Indonesia dengan berbagai alasan. Bagaimana tidak, Indonesia menawarkan beragam destinasi pariwisata yang memang telah
Lebih terperinciMembuat Tenunan Sederhana
MEMBUAT TENUNAN SEDERHANA 137 Membuat Tenunan Sederhana A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mencoba membuat tekstil dengan teknik tenun atau rekarakit. Tekstil dibuat dengan cara menyusun benang lungsi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN NOMOR: KEP-06.00.00-286/K/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun
Lebih terperincikalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia
2017 kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia Sa j a ilust rasi oleh Cin dy K a l e n d e r g r a t i s. T i d a k u n t u k d i p e r j u a l b e l i k a n F r e e C a l e n d a r. N o t fo r s
Lebih terperinciTABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1997 Tentang : Pembentukan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh, Pakanbaru, Jambi, Bengkulu, Palangkaraya, Palu, Kendari, Yogyakarta, Mataram, Dan Dili Oleh : PRESIDEN
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN A.
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016
BADAN PUSAT STATISTIK. 29/03/Th. XIX, 15 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016 RUPIAH TERAPRESIASI 3,06 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah terapresiasi 3,06 persen
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-61/K/SU/2012 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP-06.00.00-286/K/2001
Lebih terperinciBahan Dasar Tekstil Nusantara
BAHAN DASAR TEKSTIL NUSANTARA 11 Bahan Dasar Tekstil Nusantara A. RINGKASAN Pembuatan kain tidak terlepas dari bahan, peralatan, dan proses pembuatannya. Bahan terdiri dari serat yang berasal dari alam,
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM. Kesultanan Siak oleh Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi. Sultan
BAB II TINJAUAN UMUM A. Sejarah Tenun Songket di Pekanbaru Awal keberadaan tenunan songket bermula ketika Encik Siti Binti Encik Karim, seorang pengrajin tenun dari Kesultanan Trengganu, Malaysia, dibawa
Lebih terperinciTUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL
5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dengan beragam suku dan budaya di tiap-tiap daerah. Dari tiap-tiap daerah di Indonesia mewariskan berbagai
Lebih terperinciMAKNA KAIN LURIK UNTUK UPACARA TRADISIONAL DI YOGYAKARTA Oleh : Dra. Nanie Asri Yuliati Dosen PKK, FT Universitas Negeri Yogyakarta
MAKNA KAIN LURIK UNTUK UPACARA TRADISIONAL DI YOGYAKARTA Oleh : Dra. Nanie Asri Yuliati Dosen PKK, FT Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa mempunyai budaya
Lebih terperinciAlat dan Teknik Rekalatar Nusantara
ALAT DAN TEKNIK REKALATAR NUSANTARA 25 Alat dan Teknik Rekalatar Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan belajar tentang teknik rekalatar Nusantara dan beragam alatnya. Teknik rekalatar Nusantara
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia
BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinci15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH
15 KERAJINAN TEKSTIL DARI LIMBAH 1. Tas Laptop Dari Kain Perca Anda punya baju/rok batik yang kekecilan/robek? Mau makai bikin nggak pede, padahal kain batiknya masih bagus. Apa boleh buat, daur ulang
Lebih terperinciDaftar Gambar BAB 1 BAB 2
DAFTAR GAMBAR Daftar Gambar BAB Achim Sibeth, The Batak, p.. Grolier Family Encyclopedia, vol. 0, p. Koleksi Ratna Panggabean hhtp:www.kitlv.nl hhtp:www.homeindia.com Koleksi Ratna Panggabean Nian S. Djumena,
Lebih terperinciBKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
No.1058, 2014 BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 20142014 TENTANG PEMBENTUKAN KANTOR REGIONAL XIII DAN KANTOR REGIONAL XIV
Lebih terperinci. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.
S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan
Lebih terperinciINFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012
INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012 Berikut Informasi Upah Minimum Regional (UMR) atau Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah dikeluarkan masing-masing Regional atau Kabupaten
Lebih terperinciUji Karakteristik Serat Abaca Anyaman 3D Pada Fraksi Volume (30%, 40%, 50%, 60%)
TUGAS AKHIR Uji Karakteristik Serat Abaca Anyaman 3D Pada Fraksi Volume (30%, 40%, 50%, 60%) Disusun : DWI ARISNO D 200 040 093 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Juni
Lebih terperinci11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN
11DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN TEKNIK LEKAPAN Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengertian teknik lekapan,desain dan prinsip teknik lekapan, jenis bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan
No.1864, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Perwakilan. Orta. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciKreasi Ragam Hias Uis Barat
Kreasi Ragam Hias Uis Barat Disusun Oleh: Netty Juliana, S.Sn, M.Ds Fakultas Teknik Jurusan Tata Busana / PKK UNIMED 2014 1 Kreasi Ragam Hias Uis Barat Netty Juliana (2013-2014) Abstrak Kebudayaan suku
Lebih terperinciBab 2 DATA DAN ANALISIS. Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini
Bab 2 DATA DAN ANALISIS 2.1 Sumber Data Data dan sumber informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Wawancara dengan pihak terkait :
Lebih terperinciNusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.
LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. sebuah sarana penerangan luar negeri (Over Seas Broadcasting System) yang telah
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Profil Perusahaan Siaran Luar Negri Radio Republik Indonesia (SLN-RRI) yang lebih dikenal dengan nama Suara Indonesia atau The Voice Of Indonesia adalah sebuah sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011
BADAN PUSAT STATISTIK No.21/04/Th.XIV, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$14,40 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$14,40
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK
BAB II TINJAUAN MOTIF SONGKET PALEMBANG BUNGO PACIK II.1 Songket Kain songket merupakan salah satu kesenian khas Indonesia yang telah ada berabad abad lamanya dan merupakan salah satu bukti peninggalan
Lebih terperinciKEPALA BADAN PENGAW ASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: KEP-06.00.00-286/K/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN KEPALA BADAN PENGAW ASAN
Lebih terperinciPengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,
Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada
Lebih terperinciPEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016 Jakarta, Maret 2016 DIREKTORAT PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak
Lebih terperinci1
BAB IV PENAMPILAN DAN PEMAKAIAN KAIN TENUN BADUY 4.1. Perkembangan Kain Tenun Baduy Kebudayaan suku Baduy luar telah banyak dipenuaruhi oleh faktor luar sehingga mereka lebih leluasa dalam melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN ANALISIS
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS 4.1. Hasil Pengujian 1. Start Gambar 4.1 Gambar start 1. Tombol menu adalah dimana user akan membuka tampilan pilihan pulau yang akan dituju 2..Tombol keluar adalah ditujukan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.
No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kegiatan persuteraan alam di Kabupaten Polewali Mandar dilakukan secara terintegrasi oleh kelompok tani di Desa Pallis mulai dari pemeliharaan murbei sampai pertenunan.
Lebih terperinciBAB II Kajian Teori. Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan
BAB II Kajian Teori 2.1 Pengertian Kerajinan Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan),
Lebih terperinciProposal. Olimpiade Pasar Modal Nasional 2012 Tingkat SMA
Proposal Olimpiade Pasar Modal Nasional 2012 Tingkat SMA 1 PROPOSAL OLIMPIADE PASAR MODAL NASIONAL 2012 TINGKAT SMA Latar Belakang Singkat: Kegiatan sosialisasi, edukasi dan kompetisi pada bidang pasar
Lebih terperinci