II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Indusri Kerajinan Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai berikut. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Departemen Perindustrian, UU No. 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian). Selanjutnya Menurut BPS dalam Arsyad (2004), menggolongkan perusahaan industri menjadi empat golongan dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Adapun golongan yang ada sebagai berikut. 1. Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih. 2. Industri Sedang, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang. 3. Industri Kecil, industri yang menggunakan tenaga kerja antara lima sampai 19 orang. 4. Industri Kerajinan Rumah Tangga, industri yang menggunakan tenaga kerja antara tiga sampai empat orang. Dengan melihat perkembangan industri saat ini, kelompok anyaman pandan wani di Desa Tumbu Kecamatan Karangasem tersebut termasuk dalam industri kecil rumah tangga karena dengan melihat pengelompokan jenis industri dan jumlah tenaga 8

2 9 kerja yang ada. Industri kerajinan adalah suatu kegiatan pembentukan atau pengubahan barang menjadi barang lain yang merupakan hasil kerja tangan sehingga mempunyai nilai yang lebih tinggi, yang dilakukan oleh seseorang atau lebih anggota rumah tangga sebagai penanggung jawab. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 30/MPP/1996, maka industri kecil dibagi kedalam tiga kelompok sebagai berikut. 1. Industri Hasil Kehutanan dan Pertanian (IKHP) Industri ini bergerak dalam bidang pengolahan dan pemanfaatan hasil pertanian dan kehutanan yang dapat berupa industri kerajinan kayu, anyaman, lukisan, rotan, pengolahan pangan, alat musik, kerajinan keranjang, dan lain sebgaianya. 2. Industri Logam, Mesin dan Kimia (ILMK) Industri ini bergerak dalam bidang industri perak, logam keramik, batu padas, dan lain sebagainya. 3. Industri Aneka (IA) Industri ini bergerak dibidang tekstil, kulit, dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas maka industri kerajinan anyaman pandan ini tergolong Industri Hasil Kehutanan dan Pertanian (IHKP). 2.2 Peranan Industri Pedesaan dalam Pembangunan Ekonomi Tujuan pembangunan desa adalah untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat pedesaan dengan jalan meningkatkan kesempatan kerja di daerah pedesaan. Letak industri kerajinan rumah tangga di Indonesia lebih dari 90 % berada

3 10 di daerah pedesaan (Sanusi, B. 2004). Keberadaan industri kecil dan rumah tangga tidak bisa dihindarkan atau dihapus, karena sektor ini memiliki keuntungankeuntungan tertentu seperti menciptakan kesempatan kerja/pemerataan kesempatan berusaha. Industri kecil di pedesaan memiliki dampak yang cukup signifikan terutama di dalam penganekaragaman mata pencaharian dan hasil produksi pedesaan. Usahausaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian pedesaan adalah melalui pembangunan perekonomian. Pembangunan perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah berupa pengenalan teknologi baru dan cara-cara lainnya untuk meningkatkan produksi pertanian. Namun kenyataan yang terjadi bahwa sektor pertanian saja tidaklah mampu untuk menyangga semua kebutuhan rumah tangga bagi keluarga yang ada di pedesaan. Dengan adanya pengembangan industri banyak manfaat yang didapatkan. menurut Saleh (1986: 5) mengemukakan manfaat industri sebagai berikut. 1. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik sandang, pangan, dan papan, 2. Terciptanya lapangan pekerjaan baru, semakin banyak jumlah industri yang dibangun maka banyak pula tenaga kerja yang diserap terutama pada industri padat karya, 3. Dapat meningkatkan pendapatan perkapita, 4. Dapat ikut serta mendukung pembangunan nasional di bidang ekonomi terutama sektor industri. Dari berbagai manfaat dari industri dapat dijelaskan kembali bahwa, walaupun relatif kecil namun keberadaan industri cukup memberikan andil dalam

4 11 peningkatan devisa Negara. Dengan berkembangnya industri, masyarakat semakin meningkat pendapatan perkapitanya. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat yang tadinya tidak bekerja terserap dalam sektor industri tersebut. Dengan demikian eksistensi industri kecil atau kerajinan rumah tangga sangatlah berarti dalam meningkatkan pendapatan masyarakat terutama mereka yang berada di daerah pedesaan. 2.3 Karakteristik Kelompok Perajin Menurut Widyaningrum, (1999) (dalam Pambudi, 2011) karakteristik adalah ciri-ciri dari individu atau kelompok yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi, dan sebagainya. Kelompok perajin pada dasarnya merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini akan terjadi suatu situasi kelompok dimana setiap anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan mengenal satu sama lain. Kelompok perajin biasanya dipimpin oleh seorang ketua kelompok, yang dipilih atas dasar musyawarah dan mufakat diantara anggota kelompok tersebut. Pada waktu pemilihan ketua kelompok sekaligus dipilih kelengkapan struktur organisasi kelompok yaitu sekretaris kelompok, bendahara kelompok, serta seksiseksi yang mendukung kegiatan kelompoknya. Seksi-seksi yang ada disesuaikan dengan tingkat dan volume kegiatan yang akan dilakukan. Apabila dilihat dari sifat

5 12 dan bentuknya, maka karakteristik dari sebuah organisasi kelompok usaha (Haeruman, 2001) dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian. 2. Dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga mampu mengembangkan sumberdaya manusia. 3. Menerapkan teknologi lokal (indigenous technology) sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh tenaga lokal. 4. Tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif. 2.4 Tanaman Pandan Berduri Pandan berduri merupakan tanaman yang umum dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama latin Pandanus teciorius. Pandan tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Memiliki batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Memiliki buah berbentuk buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Memiliki daun dengan bentuk tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang

6 13 sejajar, panjang cm, lebar 3-5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Daun pandan biasanya dipakai sebagai bahan anyaman yang menghasilkan berbagai bentuk barang kerajinan tangan, baik untuk kebutuhan masyarakat maupun sektor pariwisata (Lampiran 19). 2.5 Konsep Bekerja, Tenaga Kerja dan Curahan Jam Kerja Bekerja diartikan sebagai melakukan kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan berupa uang atau barang, dalam kurun waktu (time reference) tertentu (Mantra, 2009:225). Jadi dapat disimpulkan bekerja berarti melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan baik berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan mereka yang mencari pekerjaan adalah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan, baik yang telah bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari pekerjaan maupun yang belum pernah bekerja sebelumnya. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Curahan jam kerja adalah lamanya waktu yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan suatu jenis kegiatan. Dalam hal ini, semakin cepat seseorang dalam menyelesaikan tugasnya, maka semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk bekerja. Dengan sedikitnya waktu yang

7 14 diperoleh untuk menyelesaikan tugasnya maka dapat mengambil pekerjaan lain atau dapat menyelesaiakan tugas lainnya, sehingga apabila waktu yang dicurahkan semakin banyak maka penghasilan yang diperoleh akan semakin banyak. Jumlah bekerja selama 35 jam per minggu dapat dipakai sebagai patokan apakah seseorang termasuk pekerja penuh atau tidak. Mereka yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu tergolong sebagai pekerja yang tidak penuh dan disebut sebagai setengah menganggur, sedangkan yang bekerja lebih dari 35 jam perminggu tergolong sebagai pekerja penuh (BPS,1999). 2.6 Pengertian Upah dan Sistem Pengupahan Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 12 tahun 2013, gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Upah bagi para pekerja memiliki dua sisi manfaat yaitu sebagai imbalan atau balas jasa terhadap output produksi yang dihasilkan dan sebagai perangsang bagi peningkatan produktivitas. Sebagai imbalan, upah merupakan hak dari pekerja terhadap tenaga atau pikiran yang telah dikeluarkannya. Sebagai perangsang produktivitas, upah dapat meningkatkan motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat (Tjiptoherijanto,1996) Mengenai sistem pengupahan, Manullang (1985) membagi menjadi 3 golongan yaitu. 1. Sistem upah menurut waktu

8 15 Sistem upah menurut waktu dapat dibedakan atas upah per jam, upah per hari, upah per minggu, dan upah per bulan. Dalam sistem upah ini, baik mutu maupun jumlah pekerjaan tidak kelihatan dengan jelas. 2. Sistem upah menurut hasil Sistem upah ini berdasarkan atas jumlah satuan atau kualitas dari produk yang dihasilkan pekerja. 3. Sistem upah premi atau borongan Sistem upah ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu sistem upah premi yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan sistem upah premi yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. 2.7 Pendapatan Rumah Tangga Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa berupa sewa tanah, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji, dan keahlian atau skill akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba (Sukirno, 2004). Pendapatan keluarga atau rumah tangga adalah harta yang diterima oleh sebuah rumah tangga atau keluarga sebagai hasil dari keseluruhan usaha semua warganya (KBBI, 2003:236). Dengan penjelasan diatas, pendapatan keluarga mempunyai arti hasil jerih payah yang diperoleh dalam bentuk uang pada suatu keluarga yang meliputi

9 16 penghasilan pokok dan penghasilan tambahan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan rumah tangga dibagi menjadi dua bagian, yaitu pendapatan dari sektor pertanian dan pendapatan sektor nonpertanian. Besar kecilnya kedua bagian pendapatan tersebut memiliki kontribusi didalam memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. 2.8 Konsep Petani-Perajin Petani di Indonesia merupakan golongan dengan pendapatan terendah. Pendapatan terendah tersebut disebabkan oleh produksi yang rendah. Produksi yang rendah ini disebabkan lahan usahatani nya sangat sempit dan dikelola dengan teknologi sederhana, serta peralatan yang terbatas (Prayitno dan Arsyad, 1987: 99). Oleh sebab itu banyak rumah tangga petani yang memiliki sumber pendapatan lain di luar sektor pertanian sebagai usaha tambahan untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Usaha tambahan rumah tangga petani di sektor non pertanian bukanlah merupakan suatu aktivitas baru untuk penduduk perdesaan, khususnya pedesaan Bali. Menurut Mubyarto, keragaman pekerjaan atau kombinasi pekerjaan di pertanian dan non pertanian dilatarbelakangi bebrapa alasan sebagai berikut. a. Tidak cukupnya pendapatan di usahatani, misalnya karena luas usahatani sempit sehingga diperlukan tambahan penapatan. b. Pendapatan dan pekerjaan di usahatani umumnya amat musiman, sehingga diperlukan waktu menunggu yang relatif lama sebelum hasil/pendapatan bisa dinikmati. Dalam situasi demikian, peranan pekerjaan yang memberikan pendapatan diluar pertanian amat besar.

10 17 c. Usahatani banyak mengandung resiko dan ketidak-pastian, misalnya panen gagal dan produksi amat merosot/rendah seperti serangan hama penyakit, kekeringan dan banjir. Oleh karena itu diperlukan pekerjaan atau pendapatan cadangan guna mengatasinya. (Mubyarto,1985: ). Salah satu pekerjaan sampingan, tambahan dan musiman rumah tangga petani adalah sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang umumnya terletak di pedesaan dianggap sedikit membantu kehidupan petani, bahkan di beberapa daerah, menyumbang cukup lumayan pada pendapatan petani miskin (Rahardjo, 1986: 116). Kegiatan industri kecil, terutama kerajinan rumah tangga yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia memiliki kaitan yang dekat dengan mata pencaharian pertanian di daerah perdesaan. Kegiatan ini umumnya merupakan pekerjaan sekunder para petani dan penduduk desa yang memiliki arti sebagai sumber penghasilan tambahan dan musiman. Selain itu industri kecil di perdesaan berfungsi memenuhi sebagian kebutuhan konsumsi maupun produksi masyarakat desa dan masyarakat petani yang sebagian mengolah sumber-sumber lokal. Dengan pengembangan industri kecil di perdesaan, diharapkan akan terjadi penganeka ragaman mata pencaharian dan hasil produksi masyarakat perdesaan (Rahardjo, 1986: 123). Dalam penelitian ini, industri kerajinan rumah tangga anyaman pandan adalah salah satu usaha ganda atau usaha tambahan yang sebagian kecil dilakukan rumah tangga petani di Desa Tumbu untuk mendapatkan tambahan pendapatan bagi rumah tangga petani.

11 Kerangka Pemikiran Program pengembangan ekonomi rumah tangga dan industri kecil khususnya di pedesaan pada hakekatnya digagas pemerintah sebagai salah satu solusi permasalahan bangsa dalam perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan yang masih terjadi di Indonesia. Dalam perkembangannya saat ini banyak dijumpai industri kecil sebagai penampung tenaga kerja dan biasanya didominasi oleh kaum perempuan, salah satunya industri kerajinan. Mereka juga umumnya adalah petani, oleh sebab itu mereka biasa disebut dengan petani-perajin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik petani-perajin anyaman pandan kelompok Pandan Wangi, dalam hal ini karakteristik dilihat dari sisi petani-perajin dan unit usaha kelompok Pandan Wangi, pengepul, pemasaran, dan kontribusi sumbangan pendapatan sebagai petani dan perajin. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rujukan atau rekomendasi kepada pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Kerangka berfikir secara terstruktur dapat dilihat pada Gambar 2.1.

12 19 Petani-perajin Anyaman Pandan Kelompok Pandan Wangi Karakteristik Petani-perajin anyaman pandan kelompok Pandan Wangi Hubungan usaha kelompok dengan pengepul terkait: Bahan baku Produksi pemasaran produk Perbandingan pendapatan sektor kerajinan terhadap pendapatan sektor usahatani Analisis Deskriptif Hasil Penelitian Rekomendasi Gambar 2.1 Kerangka pemikiran karakteristik petani-perajin anyaman pandan di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem.

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Ada berbagai pendapat dari para ahli tentang hakikat profil. Profil menurut Mulyani (1983) adalah pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum masalah yang dihadapi masyarakat adalah mengenai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia terbatas dari segi kuantitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang cukup luas yaitu sekitar 127 juta ha. Luas hutan ini tersebar di seluruh pulau dengan luas yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata pada penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu Negara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi A. Pendahuluan Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Mereka menggantungkan hidupnya dari hasil bercocok tanam atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, diartikan sebagai pembangunan yang tidak ada henti-hentinya dengan tingkat hidup generasi yang akan datang tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang perekonomian Indonesia. Mengacu pada keadaan itu, maka mutlak diperlukannya

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara agraris, yaitu negara yang penghasilan penduduknya sebagian besar berasal dari hasil bercocok tanam padi sawah dan kebanyakan penduduknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang selalu berusaha untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai salah satunya adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah, terutama kondisi lahan pertanian yang dimiliki Indonesia sangat berpotensi

Lebih terperinci

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi Perekonomian Indonesia Peran Pertanian pada pembangunan: Kontribusi Sektor Pertanian: Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Pemasok bahan pangan Fungsi

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Agronomis Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian menjadi salah satu indikator kemajuan suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan memiliki iklim tropis yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata pencaharian utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris. Hal itu didasarkan pada luasnya wilayah Indonesia dan sebagian besar warganya yang bermatapencaharian di bidang pertanian.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Industri Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua kegiatan produksi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional sebagai sumber pendapatan, pembuka kesempatan kerja, pengentas kemiskinan dan peningkatan ketahanan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedagang, jasa, serta usaha informal lainnya. Sementara itu Quibria (1990), menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pedagang, jasa, serta usaha informal lainnya. Sementara itu Quibria (1990), menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Atiq (1994). Petani yang berlahan yang sempit cenderung memperoleh pendapatan besar daripada usaha di luar sektor pertanian seperti buruh industri, pedagang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk yang mayoritas tinggal di pedesaan dan bekerja pada sektor primer khususnya pertanian. Karakteristik Indonesia

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN 7 IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS POTENSI EKONOMI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia. Masalah kependudukan merupakan salah satu masalah dalam pembangunan secara nasional di

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan pemanfaatan lahan antara masyarakat adat dan pemerintah merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Salah satu kasus yang terjadi yakni penolakan Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena mengingat negara Indonesia sebagai negara agraris.. Peranan sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana strategis tahun 2010-2014 adalah terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK DELI SERDANG No. 82/12/ Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 55.039 RUMAH TANGGA, TURUN 42,85

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intensifikasi pertanian di lahan yang selama ini digunakan untuk pertanian tradisional, ladang berpindah atau bentuk pertanian extensif lainnya membutuhkan pengetahuan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri memiliki peranan yang penting dalam rangka usaha untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum tujuan pembangunan industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN*

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN* KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN* Oleh : Chaerul Saleh Dalam tulisan ini pengukuran jenis dan besarnya kapasitas penyerapan tenaga per jenis kegiatan dicoba didekati dengan data jumlah tenaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dilaksanakan pada hakekatnya untuk mensejahterakan masyarakat. Sektor industri menjadi penggerak pertumbuhan sektor ekonomi lainnya yang berperan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan keluarga dan juga sebagai penunjang kegiatan pertanian yang merupakan mata pencaharian pokok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat membawa pengaruh besar di berbagai bidang kehidupan manusia, terutama persaingan dalam berbagai hal. Persaingan dalam segala bidang merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Sebagian besar para petani yang tinggal di daerah pedesaan nyatanya tidak hanya melakukan pekerjaan di bidang

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan hasil eksplorasi di Jawa Timur, pandan dijumpai sebanyak dua

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan hasil eksplorasi di Jawa Timur, pandan dijumpai sebanyak dua BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan hasil eksplorasi di Jawa Timur, pandan dijumpai sebanyak dua marga, enam jenis dan satu varietas. Dua marga tersebut adalah : Pandanus dan Freycinetia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN JASMAN SARIPUDDIN HASIBUAN Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : jasmansyaripuddin@yahoo.co.id ABSTRAK Sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerap angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyerap angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan dilaksanakan untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat melalui pengembangan perekonomian dan menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan dan sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang dibahas dalam penelitian antara lain mencakup (1) pengertian migrasi;

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA

PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA Hingga saat ini Mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. Keanekaragaman ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan iklim, tanah, dan topografi. Tanaman bambu merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Disamping peranan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor ini

Lebih terperinci

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN Noviana Khususiyah, Subekti Rahayu, dan S. Suyanto World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun menjadi 5,2%

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan atau ternak) membuat 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agroforestri Sistem agroforestri memiliki karakter yang berbeda dan unik dibandingkan sistem pertanian monokultur. Adanya beberapa komponen berbeda yang saling berinteraksi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Rakyat 2.1.1. Pengertian Dalam UU No. 41 tahun 1999, hutan rakyat merupakan jenis hutan yang dikelompokkan ke dalam hutan hak. Hutan hak merupakan hutan yang berada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci