BAB II Tinjauan Pustaka. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan
|
|
- Farida Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 2.1 Tinjauan Tentang Biografi Pengertian Biografi BAB II Tinjauan Pustaka Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku, ( diakses 4 juni 2013 pukul 15.00). Pedapat lain menyebutkan bahwa, biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks dari pada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut. Dalam biografi tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia. Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh seorang tokoh di jelaskan, ( diakses 4 juni 2013 pukul 15.00). Terkait dengan penelitian biografi Satori dan Komariah (2012:34), menyebutkan bahwa penelitian biografi adalah peneliti memfokuskan diri pada satu orang individu, kemudian dia membangun penelitian dari cerita dan epiphany (peristiwa mendadak dan pembukaan rahasia diri) dari kejadian-kejadian yang spesial individu, kemudian menempatkannya dalam konteks yang lebih luas dan membangkitkan keberadaan penulis dalam penelitian. Pendapat ini
2 7 mengisyaratkan bahwa, meskipun penelitian biografi hanya memfokuskan pada satu individu, akan tetapi individu itu mesti diposisikan dalam konteks yang lebih luas yang mempengaruhi perjalanan hidup individu tersebut. Bertolak dari beberapa pendapat di atas, biografi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kisah perjalanan hidup seseorang pengrajin yang konsisten dengan profesi yang ditekuni dari masa anak-anak hingga masa tua beserta jasa dan karya-karyanya yang dihasilkan selama masa hidupnya. Dalam hal ini, pengrajin tersebut ditempatkan dalam konteks yang lebih luas yaitu menyangkut berbagai faktor yang mempengaruhi perjalanan hidupnya dalam menekuni profesi sebagai pengrajin Jenis-Jenis Biografi Biografi dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu dari sisi penulis, isi, persoalan yang dibahas, dan berdasarkan penerbitannya, Armin Unaaha ( diakses 18 Oktober 2013 pukul 23.00). a. Berdasarkan sisi penulis Dilihat dari sisi penulis biografi dapat dibagi dua yaitu autobiografi dan biografi. Autobiografi adalah perjalanan hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya sedangkan biografi adalah perjalanan hidupnya yang ditulis oleh orang lain. Berdasarkan izin penulisan dibagi menjadi dua yaitu: 1. Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya; dan
3 8 2. Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya ( karena telah wafat). Dilihat dari sisi penulis seperti disebutkan di atas, penelitian ini termasuk biografi authorized, karena perjalanan hidup tokoh ditulis oleh orang lain akan tetapi seizin tokoh yang ditulis itu. b. Berdasarkan Isinya Dilihat dari sisi isinya biografi dapat dibagi dua yaitu biografi perjalanan hidup, yaitu isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan, sedangkan biografi perjalanan karir, yaitu isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu. Berdasarkan dari sisi isi, seperti diuraikan di atas peneliti mengkombinasikan biografi Hadjirah Abdulah yaitu antara biografi perjalanan hidup dan biografi perjalanan karir, karena bersamaan dalam hidup si tokoh itu ia memulai karirnya. c. Berdasarkan Persoalan yang dibahas Jika dilihat berdasarkan persoalan yang dibahas biografi dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Biografi politik Biografi politik yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.
4 9 2. Intelektual biografi Intelektual biografi yaitu disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkan penulisnya dalam gaya penulisan ilmiah. 3. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra Materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena cuma keterampilan dan wawancara. Berdasarkan persoalan yang dibahas seperti di atas peneliti memposisikan pada biografi intelektual dimana biografi tersebut merupakan penulisan sejarah terhadap si tokoh, yang akan dijadikan dalam satu cerita atau buku dengan penulisan bergaya ilmiah. d. Berdasarkan Penerbitannya. Dilihat dari sisi penerbit, biografi dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Buku sendiri Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, dan pemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik. 2. Buku subsidi Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.
5 10 Jika dilihat dari sisi penerbitannya penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu buku sendiri dan buku subsidi, akan tetapi dalam penulisan biografi ini peneliti mengkategorikan sebagai buku sendiri karena peneliti dalam penulisan ini peneliti sebagai penanggung jawab keseluruhan untuk membiayai penulisan biografi terhadap tokoh tersebut. 2.2 Perkembangan Hidup Manusia Karena biografi mengungkap perjalanan hidup seseorang, maka perlu diungkap tahap-tahap perkembangan hidup manusia secara umum, sebagai dasar dalam mengungkap perjalanan hidup Hadjirah yang menjadi subjek penelitian. Menurut Hurlock, (1990) perkembangan hidup manusia dapat dilihat dari beberapa fase yaitu : Masa kanak-kanak Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relativ tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Secara luas diketahui bahwa awal masa kanak-kanak berlangsung dari umur 2 tahun sampai 6 tahun dan akhir masa kanak-kanak dari 6 tahun sampai 13 tahun. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi, usia dimana ketergantungan secara praktis sudah dilewati diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir disekitar usia masuk sekolah Masa Remaja Meskipun rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan lingkungan budaya dan historisnya, kini di Amerika Serikat dan sebagian besar budaya lainnya, masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan
6 11 berakhir pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun. Perkembangan biologis, kognitif, dan sosio-emosional yang dialami remaja dapat berkisar mulai dari perkembangan fungsi seksual hingga proses berpikir abstrak hinnga kemandirian. (Santrock, 2007: 22) Masa Dewasa Masa dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa dapat dibagi atas masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (Usia lanjut). Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perkembangan-perkembangan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang. Masa dewasa lanjut (usia lanjut) dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Fase fase perkembangan hidup manusia itu akan dijadikan dasar dalam mengkaji biografi atau perjalanan hidup Hadjirah Abdulah, terutama terkait dengan perannya sebagai pengrajin. 2.3 Tinjauan Tentang Kerajinan Pengertian Kerajinan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Seminar Nasional Seni Kriya (2009:153) istilah kerajinan berasal dari bahasa Jawa yang berarti; (1hal atau sifat dan sebagainya); (2) kegetolan, industri, perusahaan yang membuat sesuatu,atau pekerjaan tangan yang bukan dengan mesin melainkan menggunakan tangan.
7 12 Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan, dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapakan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang, ( 27/3/2013 pukul 20.00). Beberapa pendapat diatas dapat dianalisis bahwa kerajinan merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sehingga menghasilkan berbagai macam barang atau produk yang memiliki nilai pasar Jenis-jenis Bahan Kerajinan Anyaman a. Eceng Gondok Tanaman eceng gondok adalah tanaman gulma atau jenis tanaman liar di air. Orang lebih mengenal eceng gondok (Eichhornia Crassipes) dari suku Pontederianceae sebagai gulma air atau tanaman penggangu yang mudah sekali tumbuh dan sangat sulit untuk diberantas, Marianto (Dalam Seminar Nasional Seni Kriya, 2009: ). Eceng gondok dianggap sebagai tanaman penggangu, tetapi bila kita mencari peluang usaha, maka tanaman eceng gondok sangat bermanfaat untuk memberikan peluang usaha sebagai bahan dasar kerajinan. Seiring dengan perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah dikeringkan ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, sendal, keranjang (tempat pakaian bekas), tatakan gelas, tikar, dan sebagainya.
8 13 b. Kerajinan Rotan Rotan yang nama latinnya Calamus sp termasuk suku nibung-nibungan (bangsa palmea). Tumbuha rotan ini banyak terdapat di hutan-hutan diseluruh Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Rotan adalah jenis palm yang merambat panjangnya sampai 100 meter. Batang ini beruas banyak, dan kulitnya licin, berkilap. Sifat rotan ialah pegas, elastic, dan kuat, (Margono,1997:5). Bagian tanaman rotan yang paling banyak digunakan adalah batangnya, baik batang yang sudah tua banyak dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan dan perabot rumah tangga. Rotan juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan yang banyak digunakan oleh pengrajin-pengarajin. Tumbuhan rotan dapat digunakan untuk pembuatan kursi, buaian bayi, piring, tempat jemuran pakaian dan sebagainya. c. Kerajinan Bambu Bambu adalah tumbuhan yang sebangsa dengan rumput, tetapi bukan rumput sembarang rumput. Bambu-bambu ini sangat banyak jenisnya dan mudah tumbuh di mana-mana, khususnya di Indonesia ini. Di desa, tanaman bambu memegang peranan penting. Harganya cukup murah, dan digunakan cukup luar biasa. Bambu sungguh-sungguh merupakan tumbuhan yang berfungsi serba guna. Kerajinan anyaman bambu dewasa ini menjadi sangat potensial dengan adanya kegemaran dan keinginan masyarakat terhadap dekorasi yang bersumber dari alam dan natural. Dengan bahan baku yang berasal dari alam, masyarakat akan dibawa ke suasana yang lebih segar dan nyaman sehingga dapat melepaskan kepenatan
9 14 setelah beraktifitas. Peluang inilah yang membuat para pengrajin semakin giat dalam bekerja dan belajar sehingga dapat memenuhi keinginan konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik, (Margono,1997:1). d. Kerajinan Mintu Gambar 1. Mintu. Sumber: Foto. Penulis 31/3/2013 Tumbuhan mintu, adalah tumbuhan merambat banyak yang tumbuh di hutan tropis dan di perairan sungai. Sejauh ini belum ada penelitian para ahli biologi tentang tumbuhan mintu tersebut karena itu masyarakat Gorontalo menyebut tumbuhan ini sebagai tumbuhan mintu. Tumbuhan mintu ini berbeda dengan rotan yang keras dan getas, sulur-sulur pohon mintu tampak lebih lentur dan banyak mengandung air. Untuk membuat kopiah keranjang terlebih dahulu sulur mintu dibersihkan dari daun-daunnya kemudian dikeringkan di bawah matahari sampai warna kulitnya kecoklatan. Lalu dengan sangat hati-hati, kulit tersebut
10 15 dikupas dari batangnya dengan menggunakan pisau. Bagian dalam batangnya yang mirip batang bambu dibelah-belah sebesar lidi. Setiap batangnnya dibelah menjadi 2 kemudian dibelah lagi menjadi 4 bagian. Setelah seluruh proses persiapan bahan selesai, barulah penganyaman dilakukan. (Wawancara Hadjirah Abdulah, 10 Mei 2013). Tumbuhan seperti mintu ini tumbuh juga di daerah hutan Lombok, dan Pulau Makelahi. Tumbuhan ini bagi masyarakat Lombok disebut rumput Ketak yaitu sejenis rumput yang tumbuhnya merambat di batang pohon. Batangnya mirip rotan namun dengan ukuran lebih kecil. Kelenturannya membuat rumput ini mudah dibentuk anyaman, ( diakses 10 Desember 2013 pukul 12.00). Selain itu tanaman liar ini juga tumbuh di hutan pulau Makelehi yang disebut oleh masyarakat Ginto sejenis rumput liar yang tumbuh di hutan, (Roni Adolof Buol dalam diakses 10 Desember 2013 pukul 12.00). Dilihat dari uraian di atas nampaknya tumbuhan sejenis rumput liar seperti mintu ini tidak hanya tumbuh di hutan Gorontalo saja, tetapi di berbagai daerah lainpun tumbuhan ini hidup hanya nama tumbuhan tersebut berbeda-beda. Selain itu juga fungsi dari tumbuhan ini sama kegunaanya dengan tumbuhan rumput lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk bahan kerajinan anyaman. Terkait hal itu juga bahan baku mintu dapat dibuat sebagai bahan anyaman, yaitu anyaman kopiah, topi, dan souvenir. Produk dari mintu juga tidak kalah saing dengan produk-produk yang lain, keunikan dan kwalitas dari produk mintu tersebut membuat para konsumen tidak mau ketinggalan untuk memiliki produk
11 16 dari bahan mintu. Harga produk mintu dipasaran sangat ditentukan oleh bentuk dari anyaman mintu tersebut. Dilihat dari uraian di atas tumbuhan mintu sama kegunaanya dengan tumbuhan lain yang dijadikan sebagai bahan baku kerajinan. Mintu juga dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan anyaman. Masyarakat di Gorontalo khususnya di Pulubala memanfatkan mintu sebagai kerajinan anyaman mintu. Karena kwalitas yang ada pada mintu, sehingga pengrajin-pengrajin di Pulubala memanfaatkan mintu sebagai bahan baku kerajinan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Sejarah Singkat Anyaman Kopiah Keranjang Kerajinan anyaman kopiah keranjang yang terletak di Dusun Diata Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk dan motif yang bevariasi sehingga bentuk dan motif tidak kelihatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anyaman 2.1.1 Pengertian Anyaman Kerajinan anyaman merupakan kerajinan tradisional yang masih ditekuni sampai saat ini. Di samping banyak kegunaannya juga karena unsur kemudahaannya.
Lebih terperinciperkembangan. Dalam tiap fase perkembangan itu dicermati berbagai hal yang diketahui, sesuai dengan permasalahan dan landasan teori yang digunakan.
21 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Biografi Hadjirah Abdulah Biografi Hadjirah Abdulah ditelusuri dalam empat fase atau masa perkembangan. Dalam tiap fase perkembangan itu dicermati berbagai hal yang diketahui,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan. Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Tinjauan Tentang Eksistensi dan Perkembangan Menurut Danik, eksistensi artinya kehadiran, keberadaan yang mengandung unsur bertahan (dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2002:
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang
Lebih terperinciBambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Bambu memiliki cabang-cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang lokasinya sekitar 120 KM dari Kota Bandung ibu kota Propinsi Jawa Barat. Tasikmalaya, terutama pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (1997: 5) tumbuhan rotan merupakan jenis tanaman yang merambat panjangnya
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhtumbuhan. Berbagai jenis tumbuhan tersebut memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, salah satu jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan
Lebih terperinciDeskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Pasca Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya menjadi perhatian serius dari berbagai negara. 10 Juni 1964,
Lebih terperinciLEMBAR WAWANCARA ETNOBOTANI TUMBUHAN BAHAN KERAJINAN DI SUKU USING KABUPATEN BANYUWANGI
78 Lampiran 1. Pedoman Wawancara LEMBAR WAWANCARA ETNOBOTANI TUMBUHAN BAHAN KERAJINAN DI SUKU USING KABUPATEN BANYUWANGI I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama Responden : 2. Umur : thn 3. Jenis Kelamin : Laki-laki/
Lebih terperinciBuchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok
PENINGKATAN MUTU PRODUK KELOMPOK USAHA PENGRAJIN ECENG GONDOK DI DESA SEMULA JADI KEC. DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI DENGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PRODUKSI PADA PROSES FINISHING PRODUK Buchari, Afan
Lebih terperinciTUGAS TEKNOLOGI KAYU BAMBU DAN SERAT PENGOLAHAN ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS SENI
TUGAS TEKNOLOGI KAYU BAMBU DAN SERAT PENGOLAHAN ECENG GONDOK SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS SENI Disusun Oleh: Winanto : Winanto NIM : 0911033042 Dosen : Ika Atsari Dewi, STP, MP JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinci2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok
2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbagisasi yang tinggi.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Rumbai Kota Pekanbaru adalah ibukota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar
BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM A. Proses Pendampingan 1. Inkulturasi Tahapan awal yang dilakukan yaitu inkulturasi. Melakukan observasi langsung ke tempat tujuan dimana proses pendampingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciStudi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan
Studi Penggunaan Material Anyam Kulit Perkamen sebagai Material Substitusi dan Kombinasi pada Desain Furnitur Rotan Dody Hadiwijaya Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas Cikarang E-mail : dodydp@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Membeli 1. Pengertian Perilaku Membeli Perilaku adalah semua respon (reaksi, tanggapan, jawaban; balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme (Chaplin, 1999). Berdasarkan
Lebih terperinciPengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan
Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan ekonomi bebas saat ini, setiap negara terutama negara-negara yang sedang berkembang diharapkan mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena ditunjang oleh sistem pemerintahan yang desentralisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecantikan adalah: anggapan untuk suatu objek yang molek dan lainnya tampak serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) Kecantikan juga mulai menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai rumput raksasa The Giant Grass. Sebagai sebuah tanaman tumbuh tercepat di dunia, bambu pun memiliki
Lebih terperinciBAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN
BAB II BIOGRAFI BAPAK ROSSUL DAMANIK DALAM KONTEKS BUDAYA SIMALUNGUN DI KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN 2.1 Pengertian Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan, belum ada seorang manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain (www.wikipedia.com).
Lebih terperinciKERAJINAN DARI BAHAN ALAM
TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciKRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, dimana keanekaragaman budaya tersebut telah menjadi warisan kebudayaan bangsa yang patut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. Keanekaragaman ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan iklim, tanah, dan topografi. Tanaman bambu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dilaksanakan pada hakekatnya untuk mensejahterakan masyarakat. Sektor industri menjadi penggerak pertumbuhan sektor ekonomi lainnya yang berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia menyimpan limpahan budaya dan sumber sejarah dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi ke generasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi kendaraan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari badan pusat statistik dari tahun 2000 hingga 2012 menunjukkan kenaikan jumlah kendaraan
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN
4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN 4.1 Perkembangan Industri Rotan di Indonesia Sebagai negara penghasil bahan baku rotan terbesar di dunia, produk jadi rotan Indonesia tidak menunjukkan tingkat ekspor yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997 Perekonomian Indonesia mengalami pasang surut hingga mencapai krisis multidimensi. Sehingga berdampak kepada stabilitas perekonomian negara,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Keadaan Alam Desa Barakati Kecamatan Batudaa. batuda a, yang letaknya di sebelah timur dari Desa payunga yang merupakan
23 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Keadaan Alam Desa Barakati Kecamatan Batudaa Desa Barakati adalah salah satu dari 8 Desa yang ada di kecamatan batuda a, yang letaknya di sebelah timur dari Desa payunga
Lebih terperinciPELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak
PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU Wahyu Indriyani 10.01.2810 D3TI 2B Abstrak Kerajinan bambu adalah sebuah bisnis yang memanfaatkan bahan dari alam yang ada di sekitar rumah. Kerajinan bambu ini digunakan
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka, dimana dalam bab ini peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai body image dan harga diri sesuai dengan teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan sains dan teknologi, Indonesia terus mengembangkan diri menjadi negara Industrialisasi menuju modernis, adapun wajah lama sebagai negara
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Pemanfaatan tumbuhan yang di anyam untuk keperluan sebagai bahan baku produk, sangatlah di minati oleh para kalangan masyarakat Indonesia contohnya
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk furnitur semakin meningkat dengan dikeluarkannya berbagai desain produk baru oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang furnitur. Pangsa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non minyak dan gas bumi (migas) adalah kerajinan tangan. Produk kerajinan tangan terdiri dari bermacam-macam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dikaji, karena pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang dapat mempengaruhi kehidupan, baik bagi remaja itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Panti sosial asuhan anak menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (2004:4) adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terhadap dunia investasi di Indonesia. Di samping itu, pemerintah juga. internasional adalah Cina dan Mexico (Deperindag, 2002).
I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI UMUM Pertumbuhan ekonomi nasional berdasarkan proyeksi pemerintah pada tahun 2004, berada pada kisaran angka 4,5%-5% (BPS, 2003). Harapan yang optimis ini dibarengi dengan kebijakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah hutan yang luas, yaitu sekitar 127 juta ha. Pulau Kalimantan dan Sumatera menempati urutan kedua dan ketiga wilayah hutan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan
Lebih terperinciKerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu
Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : msyukur1973@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Fenomena perilaku seks pranikah di kalangan remaja di Indonesia semakin meningkat prevalensinya dari tahun ke tahun. Hasil survei yang dilakukan oleh Biro
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembagian seni bermacam-macam aliran yang terdapat, mulai dari seni tari, seni musik serta seni rupa, di dalam seni rupa tergolong dua bagian yaitu seni murni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, bahkan menjadi sorotan publik karena dianggap sebagai ladang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Dusun Raiy terletak di Desa Raja Kecamatan Ngabang kabupaten
Lebih terperinciTahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia
Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dewasa ini pemberdayaan manfaat dari serat alami telah banyak dikembangkan, mulai dari kerajinan sebagai hiasan, pembuatan tas, hingga dalam dunia Industri Tesktil Interior
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan yang terjadi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan baik itu secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. kerajinan logam, kerajinan gerabah, dan kerajinan tenun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan karya seni, diantara beberapa budaya dan karya seni Indonesia ini adalah seni kerajinan tangan. Beberapa seni kerajinan
Lebih terperincierotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu menginginkan kehidupan yang bahagia dan tubuh yang ideal. Harapan ini adalah harapan semua wanita di dunia, tetapi kenyataannya tidak semua wanita memiliki
Lebih terperinciSENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi
SENI KRIYA Oleh: B Muria Zuhdi PENGERTIAN SENI KRIA Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang di dalamnya mengandung muatan nilai estetik, simbolik,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keragaman dimasyarakat memerlukan sosialisasi dan memerlukan interaksi sesama manusia. Manusia membutuhkan manusia lainnya sebagai pemenuhan kebutuhan lahir
Lebih terperinciKuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas
KuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas NAMA Kelas : afif imam madda : 11-s1si-10 Nim : 11.12.6073 Alamat blog : afifmadda.wordpress.com Stmik amikom YogYakarta SemeSter genab tahun akademi 2011/2012
Lebih terperinciberjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah
NENEK GAYUNG Nenek Gayung adalah sebuah urban legend yang berasal dari Indonesia tentang penampakan nenek misterius yang tiba-tiba muncul di tepi jalan. Menurut legendanya, Nenek Gayung merupakan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan mereka (Body dkk, 2000: 3). Bagian penting dari instrument
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Salah satu keberhasilan dunia usaha adalah pemasaran. Pemasaran mengantisipasi dan mengukur pentingnya kebutuhan dan keinginan dari kelompok konsumen tertentu
Lebih terperinciDokumenter Episode ke 3. Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep
Dokumenter Episode ke 3 Menemukan Ide dan Merumuskan Konsep Menemukan Ide Untuk mendapatkan Ide, dibutuhkan kepekaan dokumentaris terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta Rasa INGIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan bagi anak yang memiliki kegiatan yang padat atau bekerja dalam waktu yang lama. Di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Wayang Rumput (Wayang Suket) Menurut berbagai sumber, pada mulanya Wayang Rumput (Wayang
133 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Menurut berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai keinginan untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Hal ini bisa disebabkan lingkungan tempat tinggalnya kurang baik, ingin mencari pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan global yang mengindikasikan pengaruh buruk sentra-sentra perekonomian khususnya perindustrian terhadap
Lebih terperinciEsensial Tip Memotret Foto dengan Tablet
1 Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet Salah satu keunggulan yang membuat tablet menjadi sebuah perangkat yang sempurna untuk fotografi adalah kamera yang tersedia pada tablet Anda. Dengan semakin
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manik adalah benda indah. Setiap butir merupakan karya seni kecil. Sesungguhnya manik adalah bentuk seni pertama yang dikenal di mana pun. Semua orang menggemarinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Strata 1 Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Karya seni kerajinan secara umum dipahami sebagai suatu karya dua dimensi atau dwimatra dan tiga dimensi atau trimatra yang dikerjakan dengan mempergunakan alat-alat
Lebih terperinciBAB II. BIOGRAFI KANG ASEP PERMATA BUNDA DALAM KONTEKS BUDAYA SUNDA DI SUMATERA UTARA
BAB II. BIOGRAFI KANG ASEP PERMATA BUNDA DALAM KONTEKS BUDAYA SUNDA DI SUMATERA UTARA 2.1 Pengertian Biografi Dalam disiplin ilmu sejarah biografi dapat didefenisiskan sebagai sebuah riwayat hidup seseorang.
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN 1. Mengenali Peluang dan Memilih Jenis Usaha. Edy Gunawan, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 Mengenali Peluang dan Memilih Jenis Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Edy Gunawan, S.E., M.M. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Bagian Isi 1. Mengenali hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Masing-masing individu yang berinteraksi akan memberikan respon yang berbeda atas peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciBAB IV Desain Scrapbook
BAB IV Desain Scrapbook A. Tema "Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat. Tema sebenarnya berada didalam pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.
Lebih terperinciSejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art
10 METODE PENELITIAN Metode penelitian digunakan untuk memahami objek penelitian dan dapat mengarahkan peneliti dalam melakukan analisis, sehingga dapat memberikan solusi dalam menjawab persoalan penelitian
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. dianggap cukup representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Dalam
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pola Kemitraan Dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan usaha mikro kecil dituntut untuk tetap dapat bersaing dengan pelaku usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii
i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Judul Penelitian... 1 1.2 Latar Belakang Masalah... 1 1.3 Rumusan Masalah... 2
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus Gambar 3. Bambu Apus/Bambu Tali (Sumber: Aboutherbal 2010) Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan
Lebih terperinciResiliensi pada Remaja Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual. Nama : Yudha Ardhiyanto Kelas : 3 PA 01 NPM : Pembimbing : Diana Rohayati
Resiliensi pada Remaja Wanita yang Mengalami Kekerasan Seksual Nama : Yudha Ardhiyanto Kelas : 3 PA 01 NPM : 19510348 Pembimbing : Diana Rohayati BAB I Latar Belakang Peningkatan tahun kekerasan seksual
Lebih terperinciPERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, TRIWULAN IV TAHUN 2014
NO. 11/02/33 TH. IX, 2 FEBRUARI 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL, ULAN IV TAHUN 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL ULAN IV TH 2014 NAIK 2,15 PERSEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan dan pemanfaatan material komposit sekarang ini semakin berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang semakin meluas mulai dari
Lebih terperinciVI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK
VI. ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE CV ALAM SIBAYAK Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Logistik atau yang disebut model LOGIT untuk mengidentifikasi atribut-atribut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan banyak sumber kekayaan alam. Sebagai salah satu negara yang dilewati oleh garis khatulistiwa, Indonesia termasuk dalam wilayah yang
Lebih terperinci