BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus"

Leony Pranoto
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus Gambar 3. Bambu Apus/Bambu Tali (Sumber: Aboutherbal 2010) Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya awi tali. Bambu apus (Gigantochloa apus) termasuk dalam genus Gigantochloa, jenis bambu yang tumbuh merumpun. Tingginya bisa mencapai 20 m dengan warna buluh hijau cerah atau kekuning-kuningan. Batangnya tidak bercabang di bagian bawah, diameternya 2,5-15 cm, tebal dinding 6-13 mm, dan panjang satu ruas cm. Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3 m 15 m. Bambu apus berbatang kuat, liat, dan lurus. Bentuk batangnya sangat teratur dengan buku-buku yang sedikit membengkak. Bambu apus terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku anyaman karena seratnya yang panjang, halus, dan lentur. Bambu ini, dalam keadaan basah berwarna hijau dan tidak keras. Sebaliknya bila sudah kering warnanya menjadi putih kekuning-kuningan, liat, dan tidak mudah putus. Karena itu, tak heran bila bambu ini digunakan sebagai bahan utama untuk kerajinan anyaman. 8

ii. Pemanfaatan bambu dalam desain produk a.

bambu yang dibelah kemudian dibentuk ke dalam bentuk lembaran papan.

2 ii. Pemanfaatan bambu dalam desain produk a. Laminasi Proses laminasi adalah proses pemanfaatan bambu dengan memanfaatkan bagian dalam bambu yang dibelah kemudian dibentuk ke dalam bentuk lembaran papan. Kelebihan dari proses ini diantaranya bambu dapat dieksplorasi kedalam berbagai bentuk, bentuk asli bambu tidak terlihat lagi. Proses pembuatannya melalui tahap sebagai berikut: Gambar 4. Bambu dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan Gambar 5. Kemudian dibelah ke dalam strip Gambar 6. Strip direkatkan satu sama lain, sisi dengan sisi 9

Kursi bambu laminasi Teknik laminasi sudah pernah diaplikasikan ke

Desainnya menonjolkan sifat material bambu yang ringan, lentur, dan

Kursi oleh Anthony Marshcack (sumber : Modern Bamboo 2007) c.

3 Gambar 7. Proses press lembaran menjadi produk Jika dikerjakan secara industri teknik ini memerlukan biaya untuk alat kurang lebih 400Juta. b. Kursi bambu laminasi Teknik laminasi sudah pernah diaplikasikan ke dalam bentuk kursi. Kursi tersebut didesain oleh Anthony Marshcack. Desainnya menonjolkan sifat material bambu yang ringan, lentur, dan kuat. Gambar 8. Kursi oleh Anthony Marshcack (sumber : Modern Bamboo 2007) c. Teknik Coiling Teknik ini merupakan teknik yang diadaptasi dari pengrajin Vietnam. Teknik ini memanfaatkan bambu yang dibelah tipis-tipis, kemudian dililit mengikuti bentuk cetakan. Gambar 9. Pengolahan bambu dan teknik coiling (Sumber :Lidija Grozdanic 2016) 10

Produk yang dihasilkan dari teknik ini umumnya berbentuk mangkok, gelas, vas, dan

Pelengkungan dengan uap Selain teknik diatas ada teknik lain yang mungkin bisa

Teknik ini sebelumnya diaplikasikan pada rotan yang secara struktur mirip dengan

4 Produk yang dihasilkan dari teknik ini umumnya berbentuk mangkok, gelas, vas, dan berbagai produk lain yang berbentuk wadah. d. Pelengkungan dengan uap Selain teknik diatas ada teknik lain yang mungkin bisa digunakan pada bambu yaitu teknik uap. Teknik ini sebelumnya diaplikasikan pada rotan yang secara struktur mirip dengan bambu. Prosesnya adalah sebagai berikut: Gambar 10. Rotan diluruskan dengan alat khusus Gambar 11. Rotan dikeringkan dan disortir sesuai kualitas Gambar 12. Rotan diuap selama 20 menit 11

Gambar 13. Rotan ditekuk mengikuti cetakan Gambar 14.

Pewarnaan bambu Pewarnaan yang diaplikasikan ke bambu masih menggunakan bahan yang sama dengan pewarna

Pewarna tradisional yang mereka gunakan dibuat dari bubuk sulfida merkuri, cinnabar, dengan getah

5 Gambar 13. Rotan ditekuk mengikuti cetakan Gambar 14. Rotan dikeringkan selama 24 Jam (Sumber : inbar 2014) iii. Pewarnaan bambu Pewarnaan yang diaplikasikan ke bambu masih menggunakan bahan yang sama dengan pewarna kayu (wood stain). Sama seperti yang digunakan oleh pengrajin bambu Vietnam. Pewarna tradisional yang mereka gunakan dibuat dari bubuk sulfida merkuri, cinnabar, dengan getah lacquer. Pewarna modern jenis ini dikenal dengan wood stain. Jenis pewarna transparan yang menguatkan warna material tanpa menutup serat dari material tersebut. Gambar 15. Pewarna tradisional bambu (Sumber :Ralph Isaac 2000) 12

B. Tas Shoulder i. Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Tabel 3. Aspek fungsi shoulder bag Shoulder Bag Estetika Shoulder bag berfungsi untuk membawa barang berharga.

Shoulder bag digunakan menggantung pada satu sisi lengan atau menyilang melewati dada Shoulder bag menjadi salah satu barang untuk mengikuti gaya dan trend fashion ii.

6 B. Tas Shoulder i. Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Tabel 3. Aspek fungsi shoulder bag Shoulder Bag Estetika Shoulder bag berfungsi untuk membawa barang berharga. Shoulder bag digunakan pada saat bepergian keluar rumah. Shoulder bag digunakan menggantung pada satu sisi lengan atau menyilang melewati dada Shoulder bag menjadi salah satu barang untuk mengikuti gaya dan trend fashion ii. Data Berkaitan dengan Estetika Produk Rancangan Tabel 4. Aspek Estetika Shoulder Bag Shoulder Bag Estetika Shoulder bag mempunyai bentuk persegi sehingga terlihat berbentuk Shoulder bag memiliki tekstur halus karena menggunakan bahan kulit Shoulder bagdapat memiliki kesan dewasa dengan penggunaan warna netral Shoulder bag memiliki ukuran diagonal antara 25cm- 30cm Menggunakan tali selempang dengan panjang antara 150cm-180cm Menggunakan 1-2 kancing untuk tutupnya Tutupnya mudah dibuka dan ditutup. Dengan satu gerakan tarik atau tempel kancing. Menggunakan aksesori seperti kail tali selempang, ring jalan, ring berbahan alumunium dengan pilihan warna silver, copper, gold, dan brass. 13

7 iii. Data Berkaitan dengan Aspek Teknis Produk Rancangan 1. Bambu sebagai bagian tas / wadah Jenis : bambu tali/pring tali Ukuran : diameter ±10cm Produksi : bambu dijadikan bahan dasar dengan dibelah kemudian dijadikan batang dengan tebal 1mm-2mm dan lebar 2cm-4cm. Batang bambu tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan desain membentuk kotak. Bagian dalam dilapisi dengan bahan kulit suede yang dijahit untuk membentuk bagian terpisah untuk menyimpan barang 2. Tali Selempang Material : Kulit Kambing Ukuran : panjang 150cm-170cm, lebar 2.5cm Produksi : kulit dipotong sesuai dengan ukuran kemudian ditempelkan aksesoris ring berbahan nikel. iv. Data berkaitan dengan Aspek Ekonomi Produk Rancangan Bambu bernilai ekonomis jika diolah dengan baik menjadi sebuah produk yang sesuai fungsi dan estetika. Penggunaan bambu pada umumnya masih terbatas sebagai bahan bangunan dan kebutuhan keluarga lainnya, alat rumah tangga, kerajinan, alat kesenian seperti angklung, calung, suling, gambang, bahan makanan seperti rebung dll Produk dan Kualitas Produk Product is something that can be acquired via exchange to satisfy a need orwant. Produk merupakan sesuatu yang bisa didapatkan melalui pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Defenisi tersebut dapat mengklasifikasikan anggota dari sebuah produk yaitu, barang jasa, gagasan, informasi, produk digital, masyarakat, tempat, pengalaman dan event, real orfinancial property, dan organisasi 3. 2 Bambu Dengan Berbagai Manfaatnya, K. Widnyana, Griya Kreasi, 1999, 38 3 Pengaruh Kualitas Produk dan Desain Produk, Ferrel dan Hartline, 2011, 12 14

8 Terdapat dua dimensi dalam kualitas produk menurut Pride dan Ferrel (2010:317) yaitulevel of qualitydanconsistency of quality. a. Level of quality merupakan jumlah kualitas produk yang dimiliki suatu produk. Hal ini menjelaskan bahwa kualitas suatu produk sulit untuk dijelaskan kecuali produk tersebut dibandingkan dengan produk lain. b. Consistency of quality mengacu kepada sejauh mana suatu produk memiliki kualitas pada level yang sama dalam waktu yang lama. Konsistensi berarti memberikan konsumen kualitas yang mereka harapkan setiap ketika mereka membeli suatu produk Desain Produk Design is the totality of features the afftect a product looks, feels andfunctions to a consumers. Hal itu berarti desain merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi bagaimana sebuah produk terlihat, terasa, dan berfungsi bagi konsumen. Desain menewarkan tiga hal: a. Fungsi b. Estetika c. Daya Tarik Lebih lanjut masih menurut Kotler dan Keller, Desain yang baik bagi perusahaan merujuk pada kemudahan dalam pembuatan dan distribusi. Sedangkan bagi konsumen, desain yang baik adalah produk yang indah atau bagus untuk dilihat, mudah dibuka, dipasang, dan digunakan. C. Estetika Produk i. Pengertian Estetika Istilah 'estetika' dapat dihubungkan dengan indera dan respons kita terhadap suatu objek. Sesuatu dapat dikatakan estetis ketika hal tersebut menarik bagi anda. Estetika melibatkan semua indera Anda - penglihatan, pendengaran, sentuhan, rasa, dan bau - dan emosi Anda. Dalam desain ada 4 sisi pandan mengenai estetika yang dapat dipertimbangkan untuk dihadirkan dalam produk. 4 Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, Vol.4, No. 2,

a. Physio Physio berhubungan dengan bagaimana sebuah produk berinteraksi secara fisik dengan penggunanya, seperti interaksi melalui sentuhan, aroma.

9 a. Physio Physio berhubungan dengan bagaimana sebuah produk berinteraksi secara fisik dengan penggunanya, seperti interaksi melalui sentuhan, aroma. Sebagai contoh bentuk pisau cukur yang nyaman ketika digenggam. b. Socio Estetis secara socio berarti produk tersebut memberikan estetika ketika si pengguna berinteraksi dengan orang lain, seperti produk yang menunjukkan suatu identitas bagi penggunananya. Contoh pengguna kursi bergaya vintage akan dikenal sebagai seorang kolektor dan pecinta gaya masa vintage. c. Psycho Estetis secara psycho dapat dirasakan ketika sebuah produk berfungsi secara menyeluruh dan sesuai dengan tujuannya. Contohnya desain interface, tombol dan keypad ATM yang memudahkan user dalam mengoperasikannya. d. Ideo Secara ideo, estetika berarti peroduk yang ide rancangannya menarik bagi si pengguna. Seperti penggunaan produk menggunakan bahan ramah lingkungan ii. Woodart Woodart adalah salah satu jenis kerajinan kayu yang mengolah kayu bekas menjadi sebuah hiasan dinding. Secara visual yang menarik dari woodart adalah bagaimana potongan kayu disusun berirama menampilkan satu pola tertentu. Polanya dibentuk dari ukuran panjang dan lebar kayu, warna kayu, dan posisi susun kayu yang digunakan. Gambar 16. Woodart oleh Aleksandra Zee (Sumber : Web Aleksanda zee 2016) 16

dokumen-dokumen yang mirip

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Masyarakat di kota-kota besar sekarang makin menyukai konsep rumah dengan desain rumah minimalis. Salah