Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring. dan Evaluasi Bantuan Sosial yang bersumber dari

Transkripsi

1 BUPAT E PACTAN t PERATXTRAN BUPAT PACTAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONTORNG DAN EVALUAS BANTUAN SOSAL YANG BERSUMBER DAR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG HAHA ESA j BUPAT PACTAN, Menmbang : bahwa dalam rangka pembnaan terhadap pengelolaan bantuan sosal agar tercpta tertb admnstras, akuntabltas dan transparans yang bersumber dar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerab, perlu dsusun pedoman pengelolaan Hbab; b. bahwa dengan berlakunya Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 29 Tahun 2012, maka Peraturan Bupat Pactan Nomor 57 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausabaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan, serta Montorng dan Evaluas Bantuan Sosal yang bersumber dar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerab Kabupaten Pactan tdak sesua lag, maka perlu dgant; c. bahwa berdasarkan pertmbangan sebagamana dmaksud pada huruf a d atas dan sesua dengan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Menter Dal un Neger Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberan Hbab dan Bantuan Sosal Yang Bersumber Dar An^aran Pendapatan dan Belanja Daerab sebagamana telah dubab dengan Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 39 Tahun 2012, maka perlu menetapkan Peraturan Bupat tentang Tata cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausabaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Montorng dan Evaluas Bantuan Sosal Yang Bersumber Dar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerab Kabupaten Pactan Mengngat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendabaraan Negara (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4355);

2 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tabm 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4437) sebagamana telah beberapa kal dubab terakhr dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Permbangan Keuangan antara Pemerntah Pusat dan Pemerntahan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sstem Jamnan Sosal Nasonal (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembcntukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 7. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelen^ara Jamnan Sosal (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); 8. Peraturan Pemerntah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa tahm 2005 nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa nomor 4578); 9. Peraturan Pemerntah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Mlk Negara/Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 20 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4609) sebagamana telah dubab dengan Peraturan Pemerntah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4855) 10. Peraturan Pemerntah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagan Urusan Pemerntahan antara Pemerntah, Pemerntahan Daerah Provns, dan Pemerntahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2007 Nomor 82); 11. Peraturan Presden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerntah sebagamana telah beberapa kal dubab terakhr dengan Peraturan Presden Nomor 71 Tahun Peraturan Presden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jamnan Kesehatan: 13. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagamana telah beberapa kal dubab terakhr dengan Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 21 tahun 2011;

3 f 14. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberan Hbah dan Bantuan Sosal yang Bersumber dar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagamana telah dubah dengan Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 39 Tahun 2012; 15. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Tekns Pengelolaan Barang Mlk Daerah; 16. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berta Negara Tahun 2014 Nomor 32); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pactan; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 18 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerntahan Kabupaten Pactan; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organsas Dnas Daerah Kabupaten Pactan sebagamana telah beberapa kal dubah terakhr dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 4 Tahun 2012; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organsas Lembaga Tekns Daerah Kabupaten Pactan sebagamana tclah beberapa kal dub^ terakhr dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 5 Tahun 2012; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Mlk Daerah; 22. Peraturan Bupat Pactan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Takns Pengelolaan Barang Mlk Daerah sebagamana telah dubah dengan Peraturan Bupat Pactan Nomor 44 Tahm HEBfUTUSKAM: Menetapkan : PERATURAN BUPAT TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN, SERTA MONTORNG DAN EVALUAS BANTUAN SOSAL YANG BERSUMBER DAR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PACTAN BAB KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupat n, yang dmaksud dengan: 1. Pementah Daerah adalah Pemerntah Daerah Kabupaten Pactan. 2. Kepala Daerah adalah Bupat Pactan. 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya dsngkat APBD adalah An^aran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pactan.

4 4. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya dsngkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang mempunya tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertndak sebaga bendahara umum daerah, 5. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya dsngkat SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerntah Daerah yang melaksanakan pengelolaan APBD. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya dsngkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerntah daerah selaku pengguna anggaran / bareng 7. Tm Anggaran Pemerntah Daerah yang selanjutnya dsngkat TAPD adalah tm yang dbentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dpmpn oleh Sekretars Daerah yang mempunya tugas menyapkan serta melaksanakan kebjakan Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdr dar pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lannya sesua dengan kebutuhan. 3. Rencana Kerja dan Anggaran PPKD yang selanjutnya dsngkat RKA- PPKD adalah rencana kerja dan an^aran Badan/Dnas/Bro Keuangan/Bagan Keuangan selaku Bendahara Umum Daerah. 9. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya dsngkat RKA- SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang bers program, kegatan dan anggaran SKPD. 10. Dokumen Pelaksanaan Anggaran PPKD yang selanjutnya dsngkat DPA- PPKD merupakan dokumen pelaksanaan anggaran badan/dnas/bro keuangan/bagan keuangan selaku Bendahara Umum Daerah. 11. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya dsngkat DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setap SKPD yang dgunakan sebaga dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran. ; 12. Bantuan sosal adalah pemberan bantuan berupa uang/bsrang dar pemerntah daerah kepada ndvdu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sfatnya tdak secara terus menerus dan selektf yang bertujuan untuk melndung dar kemungknan tejadnya resko sosal. 13. Resko sosal adalah kejadan atau perstwa yang dapat menmbulkan potens tejadnya kerentanan sosal yang dtanggung oleh ndvdu, keluaj^a, kelompok dan/atau masyarakat sebaga dampak krss sosal, krss ekonom, krss poltk, fenomena alam dan bencana alam yang jka tdak dberkan belanja bantuan sosal akan semakn terpuruk dan tdak dapat hdup dalam konds wajar. BAB X RUANG LNGKUP Pasal2 Ruang Ungkup dalam Peraturan Bupat n melput penganggaran, pelaksanaan dan penatausabaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta montorng dan evaluas pemberan bantuan sosal yang bersumber dar APBD. Pasal 3 BantUEn sosal sebagamana dmeksud dalam Pasal 2 dapat berupa atau barang. 1 uang

5 1 1 ( BAB BANTUAN SOSAL Bagan Kesatu Umum Pasal4 (1) Pemerntah Daerah dapat memberkan bantuan sosal kepada anggota/kelompok masyarakat sesua kemampuan keuangan daerah. (2) Pemberan bantuan sosal sebagamana dmaksud pada ayat (1) dlakokan setelah memprortaskan pemenuhan belanja urusan wajb dengan memperhatkan: a. azas keadlan; '; b. azas kepatutan; c. azas rasonaltas; dan d. azas manfaat untuk masyarakat. (3) Asas keadlan sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf a adalah kesembangan dstrbus pemberan bantuan sosal. (4) Asas kepatutan sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf b adalah tndakan atau suatu skap yang dlakukan secara wajar dan proporsonal. ; (5) Asas rasonaltas sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf c adalah bahwa pemberan bantuan sos harus dapat dnalar dan dterma oleh akal dan pkran. 16) Asas manfaat untuk masyarakat sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf d adalah bahwa pemberan bantuan sosal dutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Bagan Kedua! Penerma Bantuan Sosal Pasal S Anggota/kelompok masyarakat sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 ayat (1) melput: a. ndvdu, keluarga,'dan/atau masyarakat yang mengalam keadaan yang tdak stabl sebaga akbat dar krss sosal, ekonom, poltk, bencana, atau fenomena alam agar dapat memenuh kebutuhan hdup mnmum; b. lembaga non pemerntahan bdang penddkan, keagamaan, kesehatan, tenaga keja dan bdang lan yang berperan mtuk melndungj ndvdu, kelompok, dan/atau masyarakat dar kemungknan tejadnya resko sosal. Pasal 6 (1) Bantuan sosal berupa uang kepada ndvdu dan/atau keluarga sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 ayat (1), terdr dar a. bantuan sosal kepada ndvdu dan/atau keluarga yang drencanakan dan b. bantuan yang tdak dapat drencanakan sebelumnya. (2) Bantuan sosal yang drencanakan sebagamana dmaksud ayat (1) dalokaskan kepada ndvdu dan/atau keluag;a yang sudah jelas nama, alamat penerma dan besarannya pada saat penyusunan APBD.

6 (3) Bantuan sosal yang tdak dapat drencanakan sebelumnya sebagamana dmaksud pada ayat (1) dalokaskan untuk kebutuhan akbat resko sosal yang tdak dapat dperkrakan pada saat penjosunan APBD yang apabla dtunda penanganannya akan menmbulkan resko sosal yang lebh besar bag ndvdu dan/atau kelua^a yang bcrsangkutan. (4) Pagu alokas anggaran yang tdak dapat drencanakan sebelumnya sebagamana dmaksud pada ayat (3) tdak melebh pagu alokas anggaran yang drencanakan sebagamana dmaksud pada ayat (2). Pasal7 fl) Pemberan bantuan sosal sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 ayat (1) memenuh krtera palng sedkt: a. selektf; [ b. memenuh persyaratan penerma bantuan; c. bersfat sementara dan tdak terus menerus, kecual dalam keadaan tertentu atau karena perntah Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dapat berkelanjutan; d. sesua tujuan penggunaan. (2) Krtera selektf sebagamana dmaksud pada ayat (1) huruf a dartkan bahwa bantuan sosal hanya dberkan kepada calon penerma yang dtujukan untuk melndung dar kemungknan resko sosal. (3) Krtera persyaratan penerma bantuan sebagamana dmaksud pada ayat(l) huruf b melput; a. memlk denttas yang jelas; dan b. berdomsl dalam wlayah admnstratf Pemerntah Daerah. (4) Krtera bersfat sementara dan tdak terus menerus sebagamana dmaksud pada ayat (1) huruf c dartkan bahwa pemberan bantuan sosal tdak wajb dan tdak harus dberkan setap tahun anggaran. (5) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagamana dmaksud pada ayat (1) huruf c dartkan bahwa bantuan sosal dapat dberkan setap tahun anggaran sampa penerma bantuan telah lepas dar resko sosal. (6) Krtera sesua tujuan penggunaan sebagamana dmaksud pada ayat (1) huruf d bahwa tujuan pemberan bantuan sosal melput: a. rehabltas sosal; b. perlndungan sosal; c. pemberdayaan sosal; d. jamnan sosal;' e. penanggulangan kemsknan; dan f. penanggulangan bencana. Pasal 8 (1) Rehabltas sosal 'sebagamana dmaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf a dtujukan untuk r memulhkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalam dsfungs sosal agar dapat melaksanakan fungs sosalnya secara wajar. (2) Perlndungan sosal sebagamana dmaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf b dtujukan untuk mencegah dan menangan resko dar guncangan dan kerentanan sosal seseorang, keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan hdupnya dapat dpcnuh sesua dengan kebutuhan dasar mnmal. (3) Pemberdayaan sosal sebagamana dmaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf c dtujukan untuk menjadkan seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalam masalah sosal mempunya daya, sehngga mampu memenuh kebutuhan dasamya.

7 T r (4) Jamnan sosal sebagamana dmaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf d merupakan skcma yang melembaga untuk menjamn penerma bantuan agar dapat memenuh kebutuhan dasar hdupnya yang layak. (5) Penanggulangan kemsknan sebagamana dmaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf e merupakan kebjakan, program, dan kegatan yang dlakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tdak mempunya atau mempunya sumber mata pencaharan dan tdak dapat memenuh kebutuhan yang la)^ bagj kemanusaan. (6) Penanggulangan bencana sebagamana dmaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf f merupakan serangkaan upaya yang dtujukan untuk rehabltas. \ j Pasal9 (1) Bantuan sosal dapat berupa uang atau barang yang dterma langsung oleh penerma bantuan sosal. (2) Bantuan sosal berupa uang sebagamana dmaksud pada ayat (1) adalah uang yang dberkan secara langsung kepada penerma sepert beasswa bag anak mskn,' yayasan pengelola yatm patu, nelayan mskn, masyarakat lanjut lsa, terlantar, cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putr pahlawan yang tdak mampu. (3) Bantuan sosal berupa barang sebagamana dmaksud pada ayat (1) adalah barang yang dberkan secara langsung kepada penerma sepert bantuan kendaraan operasonal untuk sekolah luar basa swasta dan masyarakat tdak mampu, bantuan perahu untuk nelayan mskn, bantuan makanan/pakaan kepada yatm patu/tuna sosal, temak bag kelompok masyarakat kurang mampu. a Pasal 10 Penerma dan paenanggungjawab bantuan sosal adalah: a. untuk ndvdu, penerma dan penanggungjawabnya adalah ndvdu penerma bantuan sosal; b. rmtuk kelua^a, Penerma dan penanggungjawabnya adalah kepala keluarga penerma bantuan sosal; c. untuk masyarakat, Penerma dan penanggungjawabnya adalah ketua/pmpnan kelompok masyarakat penerma bantuan sosal; d. untuk lembaga non pemerntahan, Penerma dan penanggungjawabnya adalah ketua/pmpnan lembaga penerma bantuan sosal. Bagan Ketlga Penganggaran Pasal 11 (1) Anggota/kelompok masyarakat menyampakan usulan tertuls kepada Kepala Daerah dengan dlengkap proposal. (2) Proposal sebagamana dmaksud pada ayat (1) untuk permohonan bantuan sosal berupa uang palng sedkt memuat: a. latar belakang, bers uraan tentang gambaran umum mengena fakta-fakta dan permasalahan-permasalahan yang melatarbelakang dlaksanakannya, kegatan dan dajukannya usulan bantuan sosal oleh calon penerma bantuan sosal;

8 b. maksud dan tujuan, bers uraan tentang maksud dan tujuan dlaksanakannya kegatan yang akan dbaya oleh dana bantuan sosal; c. susunan kepengurusan (kelompok masyarakat/lembaga non pemerntahan), bers uraan tentang susunan pengurus dar kelompok masyarakat / lembaga non pemerntahan yang mengajukan usulan bantuan sosal; d. domsl kelompok masyarakat/lembaga non pemerntahan, bers uraan tentang keberadaan/alamat dar kelompok masyarakat/lembaga non pemerntahan yang mengajukan usulan bantuan sosal dan nomor telepon yang dapat dhubung sewaktuwaktu apabla dbutuhkan; e. bentuk kegatan, bers uraan tentang kegatan yang akan dlaksanakan oleh calon penerma bantuan sosal; f. jadwal pelaksanaan kegatan, bers uraan tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegatan yang akan dlaksanakan oleh calon penerma bantuan sosal; g. rncan kebutuhan anggaran/rencana anggaran baya, bers uraan, tentang perhtungan mengena kebutuhan baya pelaksanaan kegatan termasuk rncan kebutuhan bahan dan peralatan serta gambar tekns untuk pekerjaan konstruks; h. tanda tangan dan nama lengkap calon penerma bantuan sosal (pmpnan/ketua) serta stempel/cap organsas/lembaga (bag kelompok masyarakat) atau tanda tangan/cap jar bag yang tdak mampu tanda tangan dan nama lengkap calon penerma bantuan sosal (bag anggota masyarakat). (3) Apabla kegatan yang dajukan berupa pekerjaan konstruks dengan nla Rp ,00 (seratus juta rupah) atau lebh maka rencana an^aran baya sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf g harus dbuat dan dtandatangan oleh orang atau badan yang memlk kompetens dalam bdang konstruks. (4) Proposal sebagamana dmaksud pada ayat (1) untuk permohonan bantuan sosal berupa barang palng sedkt memuat: a. latar belakang, bers uraan tentang gambaran umum mengena fakta-fakta dan j permasalahan-permasalahan yang melatarbelakang dlaksanakannya kegatan dan dajukannya usulan bantuan sosal oleh calon penerma bantuan sosal; b. maksud dan tujuan, bers uraan tentang maksud dan tujuan dlaksanakannya ke^atan yang akan dbaya oleh dana bantuan sosal; 1 c. susunan kepengurusan (kelompok masyarakat/lembaga non pemerntahan), bers uraan tentang susunan pengurus dar kelompok masyarakat / lembaga non pemerntahan yang mengajukan usulan bantuan sosal; d. domsl kelompok masyarakat/lembaga non pemerntahan, bers uraan tentang keberadaan/alamat dar kelompok masyarakat/lembaga non pemerntahan yang mengajukan usuan bantuan sosal dan nomor telepon yang dapat dhubung sewaktuwaktu apabla dbutuhkan; e. jens dan jumlah barang yang dmohon, bers uraan tentang jens dan jumlah barang yang dmohon oleh calon penerma bantuan sosal kepada Pemerntah Daerah; dan

9 f. tanda tangan dan nama lengkap calon penerma bantuan sosal (pmpnan/ketua) serta stempel/cap organsas/lembaga (bag kelompok masyarakat) atau tanda tangan/cap jar bag yang tdak mampu tanda tangan dan nama lengkap calon penerma bantuan sosal (bag anggota masyarakat). (5) Kepala Daerah menunjuk SKPD terkat untuk melakukan evaluas proposal sebagamana dmaksud pada ayat (1). (6) SKPD terkat sebagamana dmaksud pada ayat (5) adalah SKPD yang memlk tugas dan fmgs sesua dengan rencana kegatan sebagamana tercantum dalam proposal bantuan sosal. (7) Dalam melaksanakan proses evaluas sebagamana dmaksud pada ayat (5), SKPD terkat dapat melakukan proses evaluas dengan bantuan SKPD tekns atau dapat membentuk tm evaluas yang dtetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. (8) Tujuan dlakukannya evaluas sebagamana dmaksud pada ayat (5) adalah sebaga berkut: a. untuk mengetahu kesesuaan antara harga dalam proposal dengan standar satuan harga yang berlaku d lngkungan Pemerntah Daerah atau apabla komponen yang dbutuhkan tdak terdapat dalam standar satuan ha^a, maka dapat menggunakan hag;a pasar yang berlaku saat tu; b. untuk mengetahu kesesuaan antara kebutuhan peralatan dan bahan serta kebutuhan lannya yang dperlukan dalam pelaksanaan kegatan dengan jens kegatannya; c. memastkan keberadaan anggota/kelompok/lembaga non pemerntahan yang mengajukan usulan bantuan sosal (tdak fktf); ; d. memastkan domsl/alamat anggota/kelompok masyarakat/ lembaga non pemerntahan sebagamana tercantum dalam proposal yang dajukan oleh calon penerma bantuan sosal; e. untuk memastkan kegatan yang akan dbaya dengan dana bantuan sosal j belum dlaksanakan oleh calon penerma bantuan sosal; dan ; f. untuk memnta' dokumcn-dokumen pendukung yang dperlukan sesua kebutuhan. (9) Kepala SKPD terkat sebagamana dmaksud pada ayat (5) menyampakan hasl evaluas berupa rekomendas kepada Kepala Daerah melalu TAPD. /J 0) TAPD memberkan pertmbangan atas rekomendas sebagamana dmaksud pada ayat (9) sesua dengan prortas dan kemampuan keuangan daerah.! k ; Pasal 12 (1) Rekomendas Kepala SKPD dan pertmbangan TAPD sebagamana dmaksud dalam Pasal 11 ayat (9) dan ayat (10) menjad dasar pencantuman alokas anggaran bantuan sosal dalam rancangan KUA dan PPAS. (2) Pencantuman alokas anggaran sebagamana dmaksud pada ayat (1), melput anggaran bantuan sosal berupa uang dan/atau barang. Pasal 13 (1) Bantuan sosal berupa uang dcantumkan dalam RKA-PPKD. (2) Bantuan sosal berupa barang dcantumkan dalam RKA-SKPD.

10 . t (3) RKA-PPKD dan RKA-SKPD sebagamana dmaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjad dasar penganggaran bantuan sosal dalam APBD sesua Peraturan Perundang-undangan. Pasal 14 (1) Bantuan sosal berupa uang danggarkan dalam kelompok belanja tdak langsung, jens belanja bantuan sosal, obyek belanja bantuan sosal, dan rncan obyek belanja bantuan sosal PPKD. (2) Bantuan sosal berupa barang danggarkan dalam kelompok belanja langsung yang dformulaskan ke dalam program dan kegatan, yang durakan ke dalam jens belanja barang dan jasa, obyek belanja bantuan sosal barang dan rncan obyek belanja bantuan sosal barang yang dserahkan kepada phak ketga/masyarakat pada SKPD. Pasal 15 Kepala Daerah mencantumkan daftar nama penerma, alamat penerma dan besaran bantuan sosal dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD, tdak termasuk bantuan sosal kepada ndvdu dan/atau keluarga yang tdak dapat drencanakan sebelumnya. Bagan Keempat Pelaksanaan dan Penatausabaan Pasal 16 (1) Pelaksanaan anggaran bantuan sosal berupa uang berdasarkan atas DPA-PPKD. (2) Pelaksanaan anggaran bantuan sosal berupa barang atau jasa berdasarkan atas DPA-SKPD Pasal 17 (1) Kepala Daerah menetapkan daftar penerma dan besaran bantuan sosal dengan Keputusan Kepala Daerah berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. (2) Penyaluran dan/atau penyerahan bantuan sosal ddasarkan pada daftar penerma bantuan sosaj yang tercantum dalam Keputusan Kepala Daerah sebagamana dmaksud pada ayat (1), kecual bantuan sosal kepada ndvdu dan/atau keluarga yang tdak dapat drencanakan sebelumnya. (3J Penyaluran/penyerahan bantuan sosal kepada ndvdu dan/atau keluarga yang tdak dapat drencanakan sebelumnya sebagamana dmaksud dalam pasal 6 ddasarkan pada permntaan tertuls dar ndvdu dan/atau keluarga yang bcrsangkutan atau surat keterangan dar pejabat yang berwenang serta mendapat persetujuan Kepala Daerah setelah dverfkas oleh SKPD terkat. (4) Pencaran bantuan sosal berupa uang dlakukan dengan cara pembayeran langsung (LS). (5) Dalam hal bantuan sosal berupa uang dengan nla sampa dengan Rp ,00 (lma juta rupah) pencarannya dapat dlakukan melalu mekansme tambah uang (TV). (6) Penyaluran dana bantuan sosal kepada penerma bantuan sosal sebagamana dmaksud pada ayat (4) dlengkap dengan kwtans bukt penermaan uang bantuan sosal.

11 { 1 Pasal 18 (1) Pengadaan barang dan/atau jasa oleh penerma bantuan sosal dlaksanakan oleh; penerma dengan prnsp efsen, efektf, dan akuntabel. : (2) Penggunaan dana bantuan sosal harus sesua dengan proposal yang telah dajukan dan dsetuju, kecual tcjad keadaan memaksa. (3) Keadaan memaksa sebagamana dmaksud pada ayat (2) adalah kejadan-kejadan yang dengan segala daya dan upaya tdak dapat dduga dan tdak dapat datas oleh Phak yang mengalamnya yang antara lan adalah: bencana alam, wabah penyakt, pemberontakan/huru-hara/perang, kebakaran, sabotase, pemogokan umum, peraturan dan/atau larangan pemerntah yang tdak dapat dtuntut \ Bagan Kelma Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pasal 19 (1) Penerma bantuan sosal berupa uang menyampakan laporan penggunaan bantuan sosal kepada Kepala Daerah melalu PPKD dengan tembusan Kepala SKPD terkat. (2) Penerma bantuan. sosal berupa barang menyampakan laporan penggunaan bantuan sosal kepada Kepala Daerah melalu Kepala SKPD terkat. ; ; Pasal 20 (1) Bantuan sosal berupa uang dcatat sebaga realsas jens belanja bantuan sosal pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. (2) Bantuan sosal berupa barang dcatat sebaga realsas obyek belanja bantuan sosal pada jens belanja barang dan jasa dalam program dan kegatan pada SKPD terkat. Pasal 21 (1) PPKD membuat rekaptulas penyaluran bantuan sosal kepada ndvdu dan/atau keluaga yang tdak dapat drencanakan sebelumnya sebagamana dmaksud dalam Pasal 17 ayat (3) palng lambat tanggal 5 Januar Tahun Anggaran berkutnya. (2) Rekaptulas sebagamana dmaksud pada ayat (1) memuat nama penerma, alamat dan besaran bantuan sosal yang dterma oleh masng-masng ndvdu dan/atau keluarga. Pasal 22 (1) Penerma bantuan sosal bertanggungjawab secara formal dan materal atas penggunaan bantuan sosal yang dtermanya. (2) Pertanggungjawaban penerma bantuan sosal melput: a. laporan penggunaan bantuan sosal melput: 1) pendahuluan, bers uraan tentang gambaran umum mengena pelaksanaan kegatan/penggunaan dana bantuan sosal yang telah dlakukan oleh penerma bantuan sosal; 2) maksud dan tujuan, bers uraan tentang maksud dan tujuan dsusunnya laporan penggunaan dana bantuan sosal;

12 3) realsas pen^;unaan dana, bers uraan tentang anggaran yang telah dbelanjakan termasuk ssa anggaran yang tdak dgunakan untuk membaya kegatan yang telah dlaksanakan sesua dengan proposal bantuan sosal yang telah dajukan kepada Pemerntah Daerah; ; 4) penutup, bers uraan tentang hal-hal yang perlu untuk dsampakan oleh penerma dana bantuan sosal terkat dengan kegatan yang telah dlaksanakan, termasuk permasalahan yang dhadap. 5) tanda tangan dan nama lengkap penerma bantuan sosal (pmpnan/ketua) serta stempel/cap organsas/lembaga (bag kelompok masyarakat) atau tanda tangan/cap jar bag yang tdak mampu tanda tangan dan nama lengkap penerma bantuan sosal (bag anggota masyarakat). b. surat pemyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa bantuan sosal yang dterma telah dgunakan sesua proposal; dan c. bukt-bukt pengelujuan yang lengkap dan sah sesua peraturan perundang-undangan bagj penerma bantuan sosal berupa uang atau salnan bukt serah terma barang/jasa bag penerma bantuan sosal berupa barang/jasa. (3) Pertanggungjawaban sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf a dan huruf b dsampakan kepada Kepala Daerah palng lambat tan^al 10 bulan Januar tahun an^aran berkutnya, kecual dtentukan lan sesua Peraturan Perundang-mdangan. (4) Pertanggungjawaban sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf c dsmpan dan dpergunakan oleh penerma bantuan sosal selaku obyek pemcrksaan. (5) Terhadap pen^qnaan bantuan sosal berupa uang dengan jumlah datas Rp ,00 (satu mlyar rupah) dlakukan pemerksaan/audt oleh Kantor Akuntan Publk dan/atau nspektorat Kabupaten Pactan. (6) Terhadap penggunaan bantuan sosal berupa uang dengan jumlah sampa dengan Rp ,00 (satu mlyar rupah) dapat dlakukan pemerksaan/audt oleh nspektorat Kabupaten Pactan. (7) Pembayaan penggunaan Kantor Akuntan Publk sebagamana dmaksud pada ayat (5), dbebankan pada masng-masng penerma bantuan sosal. Pasal 23 Apabla penerma belanja bantuan sosal berupa uang dalam melaksanakan kegatannya terdapat ssa anggaran maka selunh ssa tersebut wajb dsetor ke Rekenng Kas Umum Daerah palng lambat 5 (lma) har setelah laporan pertanggungjawaban dsampakan, atau selambat-lambatnya pada tanggal 15 bulan januar tahun anggaran berkutnjra.! Pasal 24 (1) Realsas bantuan ' sosal dcantumkan pada laporan keuangan Pemerntah Daerah dalam tahun anggaran berkenaan. (2) Bantuan sosal berupa barang yang belum dserahkan kepada penerma bantuan sosal sampa dengan akhr tahun anggaran berkenaan dlaporkan sebaga persedaan dalam neraca.

13 BAB V MONTORNG DAN EVALUAS T j Pasal 25 /) SKPD terkat melakukan montorng dan evaluas atas pemberan bantuan sosal. (2) Montorng dan evaluas sebagamana dmaksud pada ayat (!) dapat dlakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan dan/atau pada akhr pelaksanaan pekerjaan. (3) Montorng dan evaluas sebagamana dmaksud pada ayat (1) dttkberatkan pada: a. penggunaan dana; b. kesesuaan pekerjaan dengan proposal; dan c. permasalahan yang dhadap. (4) Dalam pelaksanaan montorng dan evaluas sebagamana dmaksud pada ayat (1), SKPD terkat dapat membentuk tm montorng dan evaluas yang dtetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. (5) Hasl montorng dan evaluas sebagamana dmaksud pada ayat (1) dsampakan kepada Kepala Daerah dengan tembusan kepada nspektur Kabupaten Pactan. Pasal 26 Dalam hal hasl montorng dan evaluas sebagamana dmaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terdapat pen^unaan bantuan sosal yang dsalahgunakan, penerma bantuan sosal yang bcrsangkutan dkenakan sanks sesua dengan Peraturan Perundang-undangan.! BAB V KETENTUAN LAN-LAN 1 Pasal 27 Untuk penganggaran, pelaksanaan dan penatausabaan Bantuan Sosal untuk kepentngan Pelaksanaan Program Jamnan Nasonal dlaksanakan sesua Peraturan Peundang-undangan yang berlaku BAB V KETENTUAN PENUTUP t Pasal 28 Dengan berlakunya Peraturan Bupat n, maka Peraturan Bupat Pactan Nomor 57 Tahun 2011'tentang Tata cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausabaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Montorng dan Evaluas Bantuan Sosal Yang Bersumber Dar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pactan, dcabut dan dnyatakan tdak berlaku t

14 ; Pasal 29 Peraturan Bupat n mula berlaku pada tanggal dundangkan. \ Agar setap orang dapat mengetahunya memenntahkan pengundangan Peraturan Bupat n dengan penempatannya dalam Berta Daerah Kabupaten Pactan. ; Dtetapkan dl Pactan Pada tanggal: BUPAT PACTAN ^ NDARTATO

15 t! Pasal 29 Peraturan Bupat n mula berlaku pada tanggal dundangkan. Agar setap orang dapat mengetahunya memenntahkan pengundangan Peraturan Bupat n dengan penempatannya dalam Berta Daerah Kabupaten Pactan. Dtetapkan d Pactan Pada tanggal: BUPAT PACTAN Cap.ttd NDARTATO Dundangkan d Pactan Pada tanggal 2 Januar 2014 Plt.SEKRETARS DAERAH KABUPATEN PACTAN Drs.SUKO WYONCMM Pembna Utama Muda NP BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 2014 NOMOR 7

16 LAMPRAN : PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR : 7 TAHUN 2014 TANGGAL : DOKUMEN ADMNSTRAS BANTUAN SOSAL A. PROPOSAL BANTUAN SOSAL A.. CONTOH SUSUNAN PROPOSAL: 1. Cover/Halaman Judul 2. Surat Pengajuan Permohonan Pengajuan Dana 3. s Proposal melput: Kegatan 1. Nama Kegatan 2. Volume Kegatan 3. Lokas Kegatan 4. Latar Belakang 5. Maksud dan Tujuan 6. Penerma 7. Hasl Yang Dlharapkan 8. Pelaksana Kegatan 9. Jadwal Pelaksanaan 10. jumlah uang/jens barang 11. Penutup. (paket, orang, unt, dll) (RT/RW, Dusun, Desa) (jelaskan) ^elaskan) (ndvdu / masyarakat / lembaga) (jelaskan) (jelaskan) (har / bulan / tahun) Rp / Lampran: 1. Bodata pemohon/susunan kepengurusan dan alamat kelompok. 2. Rencana An^aran Baya (RAB) b. Kegatan, (Jka terkat pekerjaan konstruks). Nama Kegatan Volume Kegjatan Lokas Kegatan Latar Belakang Maksud dan tujuan Sasaran/Penerma Manfaat: (paket, orang, unt, dll) (RT/RW, Dusun, Desa) (jelaskan) (jelaskan) (ndvdu / masyerakat / Hasl Yang Dharapkan Pelaksana Kegatan Jadwal Pelaksanaan jumlah uang/jens barang. Penutup. lembaga) (jelaskan) (jelaskan) (har/bulan/tahun) Rp / Lampran: 1. Bodata pemohon/ susunan kepengurusan dan alamat kelompok.. 2. Rencana Anggaran Baya (RAB) 3. Koto keadaan 0%. 4. Gambar Tekns. Catatan : ; Proposal dbuat rangkap 4 (empat), Tanda tangan dan/atau stempel asl seluruhnya (tdsk d foto copy).

17 A.2. CONTOH COVER PROPOSAL DESA. PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN SOSAL KEGATAN KECAMATAN ;TAHUN Nama Pemohon Kegatan Alamat Nomor Telepon

18 A.3. CONTOH SURAT PERMOHONAN BANTUAN SOSAL Pactan, 20. Nomor : ' Sfat : Lamp : 1 (satu) berkas Perhal : Permohonan Bantuan Dana Bantuan Sosal APBD Kabupaten Pactan Tahun Kepada Yth. Bupat Pactan d- Pactan Bersama! n dsampakan dengan hormat Proposal Permohonan Bantuan Dana Bantuan Sosal APBD Kabupaten Pactan Tahun d Desa/Kel Kecamatan dalam rangka kegatan dengan rncan kebutuhan anggaran / barang sebagamana terlampr. Demkan atas bantuannya dsampakan terma kash. Mengetahu KEPALA DESA/KEL KECAMATAN (lokas kegatan) Hormat kam Pemohon * (Nama Terang & Stempel) (Nama Terang & Stempel) CAMAT (lokas kegatan) (Nama Terang & Stempel) 1

19 A.4. CONTOH RAB RENCANA ANGGARAN BAYA KEGATAN VOLUME DESA/KEL. KAB TAHUN NO URAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN (Rp.) JUMLAH (Rp.) 1 JUMLAH Terblang: t 1 Pactan, Mengetahu Pe mohon/penyusun' KEPALA DESA/KEL KECAMATAN.. (lokas kegatan) (Nama Terang & Stempel) (Nama Terang & Stempel) CAMAT (lokas kegatan) (Nama Terang & Stempel) * Catataru dalam hal permohonan bantuan sosal dengan nla Rp ,00 (seratus juta rupah) atau lebh maka rencana' anggaran baya harus dbuat dan dtandatangan oleh orang atau badan yang memlk kompetens dalam bdang konstruks

20 B. CONTOH KWTANS f KWTANS J ) Terma dar j : Bupat Pactan Untuk Pembayaran : Belanja Bantuan Sosal APBD Kabupaten Pactan dalam rangka kegatan > Mengetahu, KEPALA DESA/KELURAHAN Kabupaten Pactan Penerma (lokas domsl) (Nama Terang & Stempel) K t MaUnu Rp ,. (Nama Terang 6s Stempel) 1

21 C. CONTOH PAKTA NTEGRTAS BANTUAN SOSAL BERUPA UANG Yang betandatangan d bawah n, saya: Nama : ' Nomor KTP :! Alamat : Jabatan Bertndak untuk dan atas nama : Dalam rangka pelaksanaan kegjatan yang dbaya dar dana bantuan sosal, dengan n menyatakan bahwa saya : 1. tdak akan melakukan praktek Korups, Kolus, dan Nepotsme (KKN); 2. akan melaporkan 'kepada phak yang bcrwajb/berwcnang apabla mengetahu ada ndkas Korups, Kolus, dan Nepotsme (KKN) dalam proses pelaksanaan kegatan yang dbaya dar dana bantuan sosal n; 3. akan menggunakan dana bantuan sosal sesua dengan usulan proposal bantuan sosal serta pelaksanaannya akan mematuh Peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. apabla saya melanggar hal-hal yang tclah saya nyatakan dalam Pakta ntegrtas n, saya berseda dkenakan sanks sesua dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pactan Penerma bantuan sosal Metera Rp. 6000/ttd (Nama lengkap) 1

22 D. CONTOH PAKTA NTEGRTAS BANTUAN SOSAL BERUPA BARANG/JASA Yang bertandatangan d bawah n, saya: Nama : ; Nomor KTP : Alamat : Jabatan : Bertndak untuk dan atas nama : Dalam rangka penggunaan barang bantuan sosal dar pemerntah daerah, dengan n menyatakan bahwa saya : 1, akan menggunakan barang bantuan sosal sesua dengan usulan proposal bantuan sosal serta pelaksanaannya akan mematuh Peraturan perundang-undangan yang berlaku; 2. apabla saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta ntegrtas n, saya berseda dkenakan sanks sesua dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pactan, Penerma bantuan sosal Metera Rp. 6000/ttd (Nama lengkap) t 1! t

23 5 E. CONTOH SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BANTUAN SOSAL BERUPA UANG Yang bertandatangan d bawah n, saya: Nama : ; Nomor KTP : ; Alamat : \ Jabatan : Bertndak untuk dan atas nama : Dengan n menyatakan bahwa saya sebaga penerma dana bantuan sosal telah men^;unakan dana bantuan sosal tersebut sesua dengan usulan proposal bantuan sosal serta pelaksanaannya telah mematuh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta saya akan bertanggungjawab mutlak terhadap penggunaan dana bantuan sosal dmaksud.» Apabla d kemuden; har dketahu terjad penympangan dalam penggunaannya sehn^a kemudan menmbulkan kerugan daerah, maka saya berseda menggant dan menyetorkan kerugan tersebut ke kas daerah serta berseda menerma sanks sesua dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demkan surat pemyataan n dbuat dengan penuh kesadaran dan rasa tan^^ung jawab serta untuk dpergunakan sebagamana mestnya. Pactan Penerma bantuan sosal Metera Rp. 6000/ttd (Nama lengkap) 1

24 \ F. CONTOH SURAT PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BANTUAN SOSAL BERUPA BARANG Yang bertandatangan d bawah n, saya: Nama :; Nomor KTP :; Alamat : Jabatan : ] Bertndak untuk dan atas nama : Dengan n menyatakan bahwa saya sebaga penerma bantuan sosal berupa barang telah menggunakan barang tersebut sesua dengan usulan proposal bantuan sosal serta pelaksanaannya telah mematuh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta saya akan bertanggung jawab mutlak terhadap penggunsan barang dmaksud. Apabla d kemudan har dketahu terjad penympangan dalam penggunaannya sehngga kemudan menmbulkan kerugan daerah, maka saya berseda menerma sanks sesua dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Demkan surat pemyataan n dbuat dengan penah kesadaran dan rasa tanggung jawab serta untuk dpergunakan sebagamana mestnya. Pactan, Penerma bantuan sosal Metera Rp. 6000/ttd! (Nama lengkap) BUPAT PACTAN NDARTATO