BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 I TENTANG PAJAK AIR TANAH

Transkripsi

1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN VANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang bahwa guna melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3), Pasal 9 ayat (3), Pasal 12, Pasal 14 ayat (4), Pasal 25 ayat (3), Pasal 27 ayat (7), Pasal 28 ayat (2), Pasal 29 ayat (3) dan Pasal 31 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Ar Tanah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupat tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Ar Tanah. Mengngat : 1. Undang-Undcng Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lngkungan Provns Jawa Tmur (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 9) sebagamana telah dubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 2730) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Ktab Undang-Undang Hukum Acara Pdana (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 3209) ; 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penaghan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 3686) sebagamana telah beberapa kal dubah terakhr dengan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 3987); 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadlan Pajak (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4189) ;

2 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerntahan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4437) sebagamana telah dubah yang kedua kal terakhr dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4837) ; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Permbangan Keuangan Antara Pemerntah Pusat dan Pemerntahan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4438 ; 8. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentcng Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4444); 9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Parwsata (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4966); 10. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 5025) ; 11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retrbus Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 5049) ; 12. Peraturan Pemerntah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penytaan Dalam Rangka Penaghan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2000 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4049) ; 13. Peraturan Pemerntah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerntah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2005 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4655); 15. Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagamana dubah dengan Peraturan Menter Dalam Neger Nomor 59 Tahun 2007 ; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organsas Dan Tata Kerja Dnas Daerah Kabupaten Pactan {Lembaran Daerah Kabupaten Pactan Tahun 2007 Nomor 27) ;

3 ( 17. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pajak Ar Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten Pactan Tahun 2010 Nomor 15); 18. Peraturan Bupat Pactan Nomor 54 Tahun 2007 tentang Uraan Tugas, Fungs dan Tata Kerja Dnas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pactan (Berta Daerah Kabupaten Pactan Tahun 2007 Nomor 39) sebagamana telah beberapa kal dubah terakhr dengan Peraturan Bupat Pactan Nomor 18 Tahun p MEMUTUSKAN: PERA!TURAN BUPAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK AR TANAH. j BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 1 Dalam Peraturan Bupat n yang dmaksud dengan : 1. Daerah adaah Kabupaten Pactan. 2. Pemerntah Daerah adaah Pemerntah Kabupaten Pactan. 3. Kepala Daerah adaah Bupat Pactan. 4. Peraturan Kepala Daerah adaah Peraturan Bupat Pactan. 5. Pejabat yang dtunjuk adaah Kepala Dnas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pactan. 6. nstans Pemungut adaah nstans yang oleh Undang- Undang dber kewenangan untuk memungut pajak. 7. Pajak Daerah yang selanjutnya dsebut Pajak adaah kontrbus wajb kepada Daerah yang terutang oleh orang prbad atau Badan yang bersfat mcmaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tdak mendapatkan mbalan secara langsung dan dgunakan untuk keperluan Daerah bag sebesar-besamya kemakmuran rakyat. 8. Badan adaah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, bak yang melakukan usaha maupun yang tdak melakukan usaha yang melput perseroan terbatas, perseroan komandter, perseroan lannya, Badan Usaha Mlk Negara (BUMN), atau Badan Usaha Mlk Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, frma, kongs, koperas, dana pensun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organsas massa, organsas sosal poltk, atau organsas lannya, lembaga dan bentuk Badan lannya termasuk kontrak nvestas kolektf dan bentuk usaha tctap. 9. Pajak Ar Tanah adaah pajak atas pengamblan dan/atau pemanfaatan ar tanah. 10. Ar Tanah adaah ar yang terdapat dalam lapsan tanah atau batuan dbawah permukaan tanah.! f

4 11. Subjek Pajak adaah orang prbad atau Badan yang dapat dkenakan pajak. 12. Tahun Pajak adaah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender, kecual bla Wajb Pajak menggunakan tahun buku yang tdak sama dengan tahun kalender. 13. Wajb Pajak adaah orang prbad atau Badan, melput pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunya hak dan kewajban perpajakan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 14. Masa Pajak adaah jangka waktu 1 (satu) bulan kalcnder atau jangka waktu an yang datur dengan Peraturan Bupat palng lama 3 (tga) bulan kalender, yang menjad dasar bag Wajb Pajak untuk menghtung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang. 15. Pajak yang terutang adaah pajak yang harus dbayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagan tahun pajak sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 16. Pemungutan adaah suatu rangkaan kegatan mula dar penghmpunan data obyek dan subyek pajak, penentuan besamya pajak yang terutang sampa kegatan penaghan pajak kepada Wajb Pajak serta pengawasan penyetorannya. 17. Surat Pembertahuan Pajak Daerah yang selanjutnya dsngkat SPTPD, adaah surat yang oleh wajb pajak dgunakan untuk melaporkan penghtungan dan/atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/atau bukan obyek pajak, dan/atau harta dan kewajban sesua dengan ketentuan peraturan perundang-undangsm perpajakan daerah. 18. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya dsngkat SSPD adaah bukt pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dlakukan dengan menggunakan formulr atau telah dlakukan dengan cara lan ke kas daerah melalu tempat pembayaran yang dtunjuk oleh Bupat. 19. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya dsngkat SKPD adaah surat ketetapan pajak yang menentukan besamya jumlah pokok pajak yang terutang. 20. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya dsngkat SKPDKB adaah surat ketetapan pajak yang menentukan besamya jumlah pokok pajak, jumlah kredt pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besamya sanks admnstratf, dan jumlah yang mash harus dbayar. 21. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya dsngkat SKPDKBT adaah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah dtetapkan. 22. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nhl yang selanjutnya dsngkat SKPDN adaah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak sama besamya dengan jumlah kredt pajak atau pajak tdak terutang dan tdak ada kredt pajak.

5 23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebh Bayar yang selanjutnya dsngkat SKPDLB adaah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah keebhan pembayaran pajak karena jumlah kredt lebh besar dar pada pajak yang terutang atau tdak seharusnya terutang. 24. Surat Taghan Pajak Daerah yang selanjutnya dsngkat STPD adaah surat untuk melakukan taghan pajak dan/atau sanks admnstratf berupa bunga dan/atau denda. 25. Surat Keputusan Pembetulan adaah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tuls, kesalahan htung, dan/atau kekelruan dalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam SPPT, SKPD. SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB, STPD, Surat Keputusan Pembetulan atau Surat Keputusan Keberatan. 26. Surat Keputusan Keberatan adaah surat keputusan atas keberatan terhadap SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh phak ketga yang dajukan oleh wajb pajak. 27. Bandng adaah upaya hukum yang dapat dlakukan oleh Wajb Pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat dajukan bemdng berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. 28. Putusan Bandng adaah putusan Badan peradlan pajak atas bandng terhadap Surat Keputusan Keberatan yang dajukan oleh Wajb Pajak. 29. Gugatan adaah upaya hukum yang dapat dlakukan oleh Wajb Pajak atau penanggung pajak terhadap pelaksanaan penaghan pajak atau terhadap keputusan yang dapat dajukan gugatan berdasarkan peraturan perundangundangan. 30. Surat Paksa adaah surat perntah membayar utang pajak dan baya penaghan pajak. 31. Penytaan adaah tndakan juru sta pajak untuk menguasa barang penanggung pajak, guna djadken jamnan untuk melunas utang pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. 32. Pcmbukuan adaah suatu proses pencatatan yang dlakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan nformas keuangan yang melput harta, kewajban, modal, penghaslan dan baya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang dan jasa, yang dtutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rug untuk perode tahun pajak tersebut. 33. Pemerksaan adaah serangkaan kegatan menghmpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukt yang dlaksanakan secara obyektf dan profesonal berdasarkan suatu standar pemerksaan untuk menguj kepatuhan pemenuhan kewajban perpajakan daerah dan/atau untuk tujuan an dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak daerah.

6 34. Penydkan Tndak Pdana dbdang Perpajakan Daerah adaah serangkaan tndakan yang dlakukan oleh Penydk untuk mencar serta mengumpulkan bukt yang dengan bukt tu membuat terang tndak pdana d bdang perpajakan daerah yang terjad serta menemukan tersangkanya. ^ BAB DASAR PENGENAAN PAJAK DAN SURAT KETETAPAN PAJAK Pasal 2 t (1) Dasar pengenaan Pajak Ar Tanah adaah Nla Perolehan Ar Tanah. (2) Nla Perolehan Ar Tanah sebagamana dmaksud pada ayat (1) dnyatakan dalam rupah yang dtetapkan dengan menggunakan tga faktor yatu : a. Jens sumber ar, b. Tujuan pengamblan dan/atau pemanfaatan ar, c. Volume ar yang dambl dan/atau dmanfaalkan, (3) Nla perolehan ar tanah sebaga dasar pengenaan pajak ar tanah adaah nla tanah yang dambl dan/atau dmanfaatkan yang dhtung dengan cara mengalkan antara volume ar dengan harga dasar ar. r f Pasal 3 Jens sumber ar sebagamana dmaksud dalam pasal 2 ayat (2 huruf a melput: a. Sumber ar tanah dangkal yatu ar tanah yang berada pada kedalaman sampa dengan 30 meter ; b. Sumber ar tanah dalam yatu ar tanah yang berada pada kedalaman lebh dar 30 meter. Pasal 4 Tujuan pengamblan dan/atau pemanfaatan ar sebagamana dmaksud dalam pasal 2 ayat (2) huruf b merupakan pengamblan dan/atau pemanfaatan untuk tujuan : a. ndustr dengan bahan baku ar b. Naga c. Non Naga \ Pasal 5 (1) Tujuan pengamblan dan/atau pemanfaatan ar untuk ndustr dengan bahan baku ar sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 huruf a adaah kegatan usaha yang menggunakan ar tanah sebaga hasl produks, msalnya kegatan usaha penghasu mnuman, pabrk es, penjualan ar. (2) Tujuan Naga sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 huruf b merupakan pengamblan/pemanfaatan ar tanah yang dtujukan sebaga kegatan usaha, sepert hotel, aparteman, kolam renang, Bandar udara, tempat pencucan mobl, '. J

7 ( t usaha yang menggunakan ar untuk proses produks/usaha, kolam pancng, usaha penyedaan MCK untuk umum. (3) Tujuan Non Naga sebagamana dmaksud dalam Pasal 4 huruf c merupakan pengamblan/pemanfaatan ar tanah yang dtujukan sebaga pendukung kegatan usaha, sepert penyedaan ar untuk kebutuhan MCK pada pabrk, pusat perbelanjaan, perkantoran dan stasun pengsan bahan bakar umum. Pasal 6 Volume ar sebagamana dmaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf; c merupakan jumlah ar yang dambl dan atau dmanfaatkan oleh wajb pajak yang dukur dnyatakan dalam satuan M3 {meter kubk) dan dkelompokkan kedalam : 1) golongan : Sampa dengan 50 M3 / bulan, 2) golongan 11 : 51 s/d 500 M3 / bulan 3) golongan : 501 s/d 1000 M3 / bulan 4) golongan V: 1001 s/d 2500 M3 / bulan 5) golongan V : lebh dar 2500 M3 / bulan Pasal 7 Pajak ar tanah dhtung dengan cara mengalkan tarf pajak ar tanah dengan nla perolehan ar tanah. Contoh : untuk penggunaan ar dangkal dengan tujuan naga! sebesar 40 M3 / bulan Pajaknya adaah :20% X 40 M3 X Rp 400 = Rp. ; 3.200,00 Pasal 8 Harga' dasar ar pada masng-masng faktor sebagamana dmaksud dalam Pasal 2 tertuang dalam lampran dan merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar Peraturan Bupat n. BAB TATA CARA PENGSAN DAN PENYAMPAAN SKPD Pasal 9 1 (1) Pajak Ar Tanah dpungut berdasarkan Ketetapan Bupat. (2) Ketetapan Bupat sebagamana dmaksud pada ayat (1) ddasarkan pada pendataan obyek pajak dan penghtungan besaran pajak. (3) Berdasarkan penghtungan pajak sebagamana pada ayat (2) dterbtkan SKPD dan dsampakan kepada wajb pajak.

8 { t f e BAB V TATA CARA PEMBAYARAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ; PENYETORAN, ANGSURAN DAN PENUNDAAN ' Pasal 10 (1) Pembayaran pajak dlakukan pada kas daerah melalu tempat yang dtunjuk oleh Bupat sesua dengan waktu yang dtentukan dalam SKPD dan SPTPD. (2) Hasl penermaan pajak sebagamana dmaksud pada ayat (1) harus dsetot ke Kas Daerah palng lambat 1 (satu) kal 24 jam. (3) Pembayaran pajak harus dlakukan tuna (4) Setap pembayaran pajak dberkan tanda bukt pembayaran berupa SSPD dan dcatat dalam buku penermaan. (5) Bupat dapat memberkan persetujuan kepada wajb pajak untuk mengangsur pajak terutangnya dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuh persyaratan yang dtentukan dan mendapat pertmbangan dnas. (6) Angsuran pajak terutang yang dbayarkan dalam kurun waktu tertentu setelah memenuh syarat yang dtentukan, hcrus dlakukan secara teratur dan bertutur-turut dengan dkenakan sanks admnstras berupa bunga 2% (dua persen) sebulan dar jumlah pajak yang belum atau kurang dbayar. (7) Bupat dapat memberkan persetujuan kepada wajb pajak untuk menunda pembayaran pajak sampa batas waktu yang dtentukan setelah memenuh persyaratan yang dtentukan dan mendapat pertmbangan dnas dengan dkenakan sanks admnstras berupa bunga 2 % (dua persen) sebulan dhtung dar jumlah pajak terutang yang belum atau kurang bayar. (8) Pembayaran pajak secara angsuran dan/atau penundaan, dapat dlakukan dengan mengajukan permohonan tertuls kepada Bupat. (9) Permohonan angsuran dan/atau penundaan harus dlengkap dengan foto copy SKPD serta alas an angsuran dan/atau penundaan pembayaran. (10) Dnas mengadakan peneltan terhadap wajb pajak untuk djadkan bahan pertmbangan dalam pemberen persetujuan/penolakan angsuran dan/atau penundaan kepada wajb pajak. (11) Jangka waktu angsuran dberkan palng banyak 4 kal angsuran yang dbayar secara teratur setap bulan dalam wakt (satu) tahun takwm. (12) Jangka waktu penundaan pembayaran pajak dberkan palng lama 2 (dua) bulan sebelum berakhrnya masa pajak 1 (satu) tahun takwm. (13) Bentuk, jens, s, ukuran buku penermaan dan tanda bukt pembayaran pajak mengacu pada ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku.!

9 BAB V PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKS ADMNSTRATF [ Pasal 11 J (1) Kepala Daerah atau Pejabat yang dtunjuk berwenang : a. mengurangkan atau menghapuskan sanks admnstratf berupa bunga, denda, dan kenakan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanks tersebut dkenakan karena kekhlafan Wajb Pajak atau bukan karena kesalahannya; b. mengurangkan dan membatalkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tdak benar; c. membatalkan hasl pemerksaan atau ketetapan pajak yang dlaksanakan atau dterbtkan tdak sesua dengan tata cara yang dtentukan; dan d. mengurangkan ketetapan pajak yang terutang berdasarkan pertmbangan kemampuan membayar Wajb Pajak atau konds tertentu obyek pajak, (2) Atas permohonan Wajb Pajak atau karena jabatannya, Kepala Daerah atau Pejabat yang dtunjuk dapat membetulkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbtannya terdapat kesalahan tuls dan/atau kesalahan htung dan/atau kekelruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. (3) Tata cara pengurangan atau penghapusan sanks admnstratf dan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak sebagamana dmaksud pada ayat (1) adaah sebaga berkut: a. Menerma surat permohonan Pengurangan atau! penghapusan sanks admnstratf dan pengurangan jatau pembatalan ketetapan pajak dar Wajb Pajak. b. 'Menelt kelengkapan permohonan Pengurangan atau j penghapusan sanks admnstratf dan pengurangan J atau pembatalan ketetapan pajak dar Wajb Pajak, kemudan dlakukan peneltan dan apabla perlu dlakukan pemerksaan dan dbuat laporan hasl peneltan. c. \ Menyampakan laporan hasl peneltan kepada pejabat 1 yang berwenang untuk dtelt dan dpertmbangkan ; untuk dtolak atau dterma.

10 d. Membuat Surat Keputusan Penolakan atau Surat Keputusan Pembetulan. e. Menyerahkan Surat Keputusan kepada Wajb Pajak. BAB V PENGEMBALAN KELEBHAN PEMBAYARAN Pasal 12 t (1) Atas keebhan pembayaran pajak, Wajb Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalan kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang dtunjuk. (2) Tata cara pengembalan keebhan pembayaran pajak sebagamana dmaksud pada ayat (1) adaah sebaga berkut: a. Menerma surat permohonan pengembalan keebhan pembayaran pajak, melakukan pemerksaan dan membuat laporan pemerksaan yang dtandatangan oleh Petugas dan Wajb Pajak. b. Mencatat ke Kartu Data dan selanjutnya dlakukan penghtungan penetapan Keebhan Pembayaran Pajak. c. Memperhtungkan dengan utang/ tunggakan pajak yang lan, kemudan dbuat Nota Perhtungan. d. Setelah dperhtungkan dengan utang pajak yang lan, temyata keebhan pembayaran pajak, kurang atau sama dengan utang pajak lannya. Maka Wajb Pajak menerma bukt pemndahbukuan sebaga bukt pembayaran kompensas dengan pajak terutang dmaksud, sehngga tdak dterbtkan SKPDLB. e. Apabla utang pajak setelah dperhtungkan/ dkompensaskan dengan keebhan pembayaran pajak temyata lebh, maka Wajb Pajak akan menerma bukt pemndahbukuan dan sebaga bukt pembayaran/ kompensas dterbtkan SKPDLB. f. Setelah dterbtkan SKPDLB, selanjutnya dterbtkan SPM untuk pencaran dana. BAB V TATA CARA PENGHAPUSAN PUTANG PAJAK Pasal 13 (1) Putang pajak yang tdak mungkn dtagh lag karena hak untuk melakukan penaghan sudah kedaluwarsa dapat dhapuskan. (2) Pajak terutang yang sudah lewat masa 5 (lma) tahun, maka pajak dmaksud sebaga putang pajak (3) Kepala Daerah menetapkan Keputusan Penghapusan Putang Pajak yang sudah kedaluwarsa sebagamana dmaksud pada ayat (1). (4) Ketentuan lebh lanjut tentang penghapusan putang pajak datur dalam Peraturan Bupat tersendr.

11 ( 1! ; BAB V PEMBUKUAN DAN PEMERKSAAN Pasal 14 (1) Wajb pajak yang melakukan usaha dengan omset Rp ,00 (tga ratus juta rupah) atau lebh per tahun wajb menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan. (2) Krtera Wajb Pajak dan penentuan besaran omzet serta tata cara pembukuan atau pencatatan sebagamana drraksud pada ayat (1) datur dalam Lampran Peraturan Bupat n. Pasal 15 (1) Kepala Daerah atau Pejabat yang dtunjuk berwenang melakukan pemerksaan untuk menguj kepatuhan pemenuhan kewajban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. (2) Wajb Pajak yang dperksa wajb : a. memperlhatkan dan / atau memnjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjad dasamya dan dokumen lan yang berhubungan dengan obyek pajak yang terutang; b. memberkan kesempatan untuk memasuk tempat atau ruangan yang danggap perlu dan memberkan bantuan guna kelancaran pemerksaan; dan/atau c. memberkan keterangan yang dperlukan. (3) Pemerksaan pajak dlaksanakan dengan tata cara sebaga berkut: A. Pemerksaan : a. Pemerksaan lapangan, dlakukan dengan cara : ': 1). Memerksa Tanda Pelunasan Pajak dan j keterangan lannya sebaga bukt pelunasan { kewajban perpajakan daerah. 2). Memerksa buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lannya termasuk keluaran dar meda komputer dan perangkat elektronk pengolah data lannya. ; 3). Memnjam buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lannya termasuk keluaran dar : meda komputer dan perangkat elektronk ' pengolah data lannya catatan dan dokumen j pendukung lannya termasuk keluaran der : meda komputer dan perangkat elektronk pengolah data lannya dengan memberkan tanda ( terma. 4). Memnta keterangan lsan dan atau tertuls Wajb Pajak yag dperksa.! 1 j 1 t

12 j 5). Memasuk tempat atau ruangan yang dduga merupakan tempat menympan dokumen, uang, ; barang, yang dapat member petunjuk tentang keadaan usaha Wajb Pajak dan atau tempat tempat lan yang danggap pentng, serta melakukan pemerksaan d tempat-tempat! tersebut. 6). Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut pada angka 5) apabla Wajb Pajak atau ] Wakl atau Kuasanya tdak memberkan } kesempatan untuk memasuk tempat atau ruangan dmaksud, atau tdak ada dtempat ; pada saat pemerksaan, \ 7). Memnta keterangan dan atau bukt yang ; dperlukan dar phak ketga yang mempunya ; hubungan dengan Wajb Pajak yang dperksa. b. Pemerksaan Kantor, dlakukan dengan cara : 1). Membertahukan agar Wajb Pajak membawa Tanda Pelunasan Pajak, buku-buku, catatan dan ' dokumen pendukung lannya termasuk keluaran dar meda komputer dan perangkat elektronk pengolah data lannya.! 2). Memnjam buku-buku, catatan dan dokumen pendukung lannya termasuk keluaran dar ] meda komputer dan perangkat elektronk pengolah data lannya catatan dan dolumen pendukung lannya termasuk keluaran dar meda komputer dan perangkat elektronk ; pengolah data lannya dengan memberkan tanda j terma. 3). Memerksa buku-buku, catatan dan dokumen j pendukung lannya termasuk keluaran dar meda komputer dan perangkat elektronk ; pengolah data lannya. 4). Memnta keterangan lsan dan atau tertuls * Wajb Pajak yag dperksa. \ 5). Memnta keterangan dan atau bukt yang dperlukan dar phak ketga yang mempunya ' hubungan dengan Wajb Pajak yang dperksa. B. ' Pemerksa membuat laporan pemerksaan untuk dgunakan sebaga dasar penerbtan SKPDKB, ; SKPDKBT atau STPD atau tujuan an untuk pelaksanaan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. C. Apabla penghtungan besamya pajak temtang dalam SKPDKB, SKPDKBT dan STPD berbeda dengan SPTPD, perbedaan besamya pajak dbertahukan kepada Wajb ; Pajak yang bersangkutan. D. : Pemberan tanggapan atas hasl pemerksaan dan! pembahasan akhr pemerksaan lengkap dselesakan j dalam waktu palng lama 21 (dua puluh satu) har kerja ; setelah pemerksaan selesal dlakukan. E.! Pemberan tanggapan atas hasl pemerksaan lapangan dlakukan dalam waktu palng lama 7 (tujuh) har kerja ) setelah pemerksaan lapangan selesa dlakukan.

13 F. Hasl pemerksaan kantor dsampakan kepada Wajb Pajak segera setelch pemerksaan selesa dlakukan dan j tdak menunggu tanggapan Wajb Pajak. G. ' Apabla Wajb Pajak tdak memberkan tanggapan atau tdak menghadr pembahasan akhr hasl pemerksaan, } SKPD dan atau STPD dterbtkan secara jabatan, berdasarkan hasl pemerksaan yang dsampakan kepada Wajb Pajak. H. Pembertahuan hasl pemerksaan kepada Wajb Pajak j tdak dlakukan, apabla pemerksaan dlanjutkan j dengan penydkan. BAB X ; KETENTUAN PENUTUP Pasal 16» Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dlakukan oleh Dnas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pactan dan dapat dbantu oleh nstans terkat Pasal 17 Peraturan Bupat n mula berlaku pada tanggal dundangkan. Agar setap orang dapat mengetahunya, memerntahkan pengundangan Peraturan Bupat n dengan penempatannya dalam Berta Daerah Kabupaten Pactan. r 1! Dtetapkan d Pactan Pada tanggal J - VJ BUPAT PACTAN NDARTATO \

14 1 \ F. Hasl pemerksaan kantor dsampakan kepada Wajb Pajak segera setelah pemerksaan selesa dlakukan dan tdak menunggu tanggapan Wajb Pajak. G. Apabla Wajb Pajak tdak memberkan tanggapan atau tdak menghadr pembahasan akhr hasl pemerksaan, SKPD dan atau STPD dterbtkan secara jabatan, berdasarkan hasl pemerksaan yang dsampakan kepada Wajb Pajak. H. Pembertahuan hasl pemerksaan kepada Wajb Pajak tdak dlakukan, apabla pemerksaan dlanjutkan dengan penydkan. ^ BABX KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 PelaksEnaan pemungutan pajak daerah dlakukan oleh Dnas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pactan dan dapat dbantu oleh nstans terkat Pasal 17 Peraturan Bupat n mula berlaku pada tanggal dundangkan. Agar setap orang dapat mengetahunya, memerntahkan pengundangan Peraturan Bupat n dengan penempatannya dalam Berta Daerah Kabupaten Pactan. Dtetapkan d Pactan j Pada tanggal j Dundangkan d Pactan Pada tanggal 21 Nopember 2011! ( t SEKRETARS DAERAH KABUPATEN PACTAN BUPAT PACTAN Cap.ttd NDARTATO Pembna Utama Madya NP BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 2011 NOMOR 43

15 LAMPRAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR : 45 TAHUN 2011 TANGGAL : TATA CARA PENGSAN DAN PENYAMPAAN SKPD ATAU DOKUMEN LAN YANG DPERSAMAKAN, STPD, SKPDKB, SKPDKBT, SSPD DAN SURAT TEGURAN ; 1. SKPD ; PEMERNTAH SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH KABUPATEN PACTAN (SKPD) PAJAK HASA2) TAHUN 3) NAMA 4) ALAMAT5) ' NPWPD 6) TANGGAL JATUH TEMPO 7) NO. URUT 1) No. KODE REKENNG 8) maan PAJAK DAERAH 9) JUMLAH (Rp.) 10) ( Jumlah Ketetapan Pokok Pajak 1 Jumlah Sanks: a. Bunga b. Kenakan Jumlah Keseluruhan Dengan huruf: PERHATAN 1. Harap penyetoran dlakukan pada Bank/Bendahara Penermaan 2. Apabla SKPD n tdak atau kurang dbayar lewat waktu palng lama 30 har setelah SKPD dterma atau tanggal jatuh tempo dkenakan sanks admnstras bcnpa bunga sebesar 2% per bulan. An. Pejabat DPPKA Daerah (tanda tangan) TANDA TERMA.potong dstnt. (Nama Lenekapl KP. NO. URUT NAMA ALAMAT NPWPD Yang menerma (tanda tangan) (Kama Lenekapl

16 Cara Pengsan: 1 1) Ds sesua nomor urut penerbtan 2) Ds sesua masa pajak 3) Ds sesua tahun pajak 4) Ds sesua nama wajb pajak 5) Ds sesua alamat wajb pajak 6) Ds sesua NPWP wajb pajak 7) Ds sesua tanggal jatuh tempo pajak 8) Ds sesua dengan kode rekenng pajak 9) Ds sesua dengan uraan pajak 10) Ds sesua jumlah ketetapan pajak < f \ j f \

17 j j 2. STPD! SURAT TAGHAN PAJAK DAERAH PEMERNTAH > (STPD PAJAK NO. URUT 1) KABUPATEN Hasa lyak 2) : PACTAN Tahun 3) ; Nama 4) : Alamat S) : NPWPD 6} : Tanggal Jatuh Tempo 7) : 1. Berdasarkan Perda; Nomor 15 Tahun 2010 telah dlakukan peneltan/ dan/atau pemerksa2n atau keterangan lan atas pelaksanaan kewajban : Kode Rekenng Pajak 8) : Nama Pajak 9) \ :, Dar peneltan dan/atau pemerksaan tersebut datas, penghtungan jumlah yang mash harus dbayar adelah sbb : 1. Pajak yang kurang dbayar Rp. 2. Sanks admnstras a. Bunga Rp. 3. Jumlah yang mash harus dbayar (l+2a) Rp. Dengan huruf: PERHATAN: 1. Harap penyetoran dlakukan melalu Bank atau Bendahara Penermaan dengan menggunakan SSPD. 2. Apabla STPD n tdak atau kurang dbayar setelah lewat waktu palng lama 30 har sejak STPD n dterma dkenakan sanks admnstras berupa bunga sebesar 2% per bulan. : An. Bupat Pactan Pejabat DPPKA Daerah, (Nama Lengkap) ; NP. potong dsn... ; No. STPD : TANDA TERMA! NAMA ALAMAT : Yang menerma NPWPD :* (Nama Lengkap) Cara Pengsan: 1) Ds sesua nomor urut penerbtan 2) Ds sesua masa pajak 3) Ds sesua tahun pajak 4) Ds sesua nama wajb pajak 5) Ds sesua alamat wajb pajak 6) Ds sesua NPWP wajb pajak 7) Ds sesua tanggal jatuh tempo pajak 8) Ds sesua dengan kode rekenng pajak 9) Ds sesua dengan uraan pajak

18 3. PDKB PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH BAYAR ; (SKPDKB) Masa Pajak 2) ; Tahun 3) : Nama 4 Alamat S) NPWPD 6) Tanggal Jatuh Tempo 7) KURANG NO. URUT 1). Berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2010 telah dlakukan peneltan/ dan/atau pemerksaan atau keterangan an atas pelaksanaan kewajban : Kode Rekenng Pajak 8) : Nama Ptyak 9) ; :. Dar peneltan dan/atau pemerksaan tersebut datas, penghtungan jumlah yang mash harus dbayar adaah abb : Dasar pengenaan Pajak yang terutang 3. Kredt pajak;? a. Kompensas keebhan dar tahun scbelumnya Rp. b. Setoran yang dlakukan Rp. c. Lan-lan Rp. d. Jumlah yang dapat dkredtkan (a+b+c) Jumlah kekurangan pembayaran Pokok Peyak (2-3d) Sanks Admnstras a. Bunga Rp. b. Kenakan j Rp. c Jumlah sanks admnstras (a+b) 6. Jumlah yanz mash harus dbayar (l*2a Dengan huruf: PERHATAN: j 1. Harap penyetoran dlakukan melalu Bank atau Bendahara Penermaan dengan menggunakan SSPD. 2. Apabla SKPDKB n tdak atau kurang dbayar setelah lewat waktu palng lama 30 har sejak STPD n dterma dkenakan sanks admnstras berupa bunga sebesar 2% per bulan. ' Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. An. Bupat Pactan Pejabat DPPKA Daerah TANDA TERMA KAMA ALAMAT NPWPD potong dsn. (Nama Lenekaol NP. No. SKPDKB : Yang menerma (Nama Lengkap) Cara Pengsan : 1) Ds sesua nomor urut penerbtan 2) Ds sesua masa pajak 3) Ds sesua tahun pajak 4) Ds sesua nama wajb pajak 5) Ds sesua alamat wajb pajak 6) Ds sesua NPWP wajb pajak 7) Ds sesua tanggal jatuh tempo pajak 8) Ds sesua dengan kode rekenng pajak 9) Ds sesua dengan uraan pajak

19 4. SKPDKBT PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH BAYAR TAMBAHAN (SKPDKBT) Masa P^Jab 2) ; Tahun 3) ; Nama 4) Alamat 5] NPWPD 6) Tanggal Jatuh Tempo 7) \ KURANG NO. URUT 1). Berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2010 telah dlakukan peneltan/ dan/atau pemerksaan atau keterangan lan atas pelaksanaan kewqjban : Kode Rekenng Pajak 8) : Nama Pajak 9) j :. Dar peneltan dan/atau pemerksaan tersebut datas, penghtungan jumlah yang mash harus dbayar adaah sbb : 1. Dasar pengenaan '> Rp. 2. Pajak yang terutang Rp. 3. Kredt pajak :» a. Kompensas keebhan dar tahun sebelumnya Rp. b. Setoran yang dlakukan Rp. c. Lan-lan Rp. d. Jumlah yang dapat dkredtkan (a+b+c) Rp, 4. Jumlah kekurangan pembayaran Pokok Pajak (2-3d) Rp. 5. Sanks Admnstras a. Bunga ' Rp. b. Kenakan \ Rp. c. Jumlah sanks admnstras (a+b) Rp. 6. Jumlah yang mash harus dbayar (l+2al Dengan huruf: PERHATAN: ; 1. Harap penyetoran dlakukan melalu Bank atau Bendahara Penermaan dengan men^unakan SSPD. 2. Apabla STPD n tdak atau kurang dbayar setelah lewat waktu palng lama 30 har sejak STPD n dterma dkenakan sanks admnstras berupa bunga sebesar 2% per bulan. An. Bupat Pactan Pejabat DPPKA Daerah TANDA TERMA ; NAMA : ; ALAMAT : NPWPD : f potong dsn fnama Lengkapl NP. No. SKPDKBT : Yang menerma (Nama Lengkap) Cara Pengsan: 1) Ds sesua nomor urut penerbtan 2) Ds sesua masa pajak 3) Ds sesua tahun pajak 4) Ds sesua nama wajb pajak 5) Ds sesua alamat wajb pajak 6) Ds sesua NPWP wajb pajak 7) Ds sesua tanggal jatuh tempo pajak 8) Ds sesua dengan kode rekenng pajak 9) Ds sesua dengan uraan pajak

20 5. SSPD PEMERNTAH ; KABUPATEN PACTAN ; SURAT SETORAN PAJAK DAERAH (SSPD) PAJAK MASA 2) TAHUN 3) NO. URUT 1) NAMA 4) ALAMAT 5) \ NPWPD 6) TANGGAL JATUH TEMPO 7)! Heyetor berdasarkan: No. KODE REKENNG 8) SKPD SKPDKB 8KFDBT URAAN PAJAK DAERAH 9) STPD SK. Pembetulan SK. Keberatan Laln-Lan JUMLAH (Rp.) 10) 2. T. T. T. Dengan huruf: Jumlah Ketetapan Pokok Pajak Jumlah Sanks: a. Bunga b. Kenakan Jumlah Keseluruhan Huang untuk teraan Kas Regster Dterma oleh; Bendaraan Penermaan/ Bendahara Penermaan Pembantu Tanggal : Penyetor (tanda tangan) Tanda tangan : (Nama Lengkap) Nama Terang: Cara Pengsan : 1) Ds sesua nomor urut penerbtan 2) Ds sesua masa pajak 3) Ds sesua tahun pajak 4) Ds sesua nama wajb pajak 5) Ds sesua alamat wajb pajak 6) Ds sesua NPWP wajb pajak 7) Ds sesua tanggal jatuh tempo pajak 8) Ds sesua dengan kode rekenng pajak 9) Ds sesua dengan uraan pajak 10) Ds sesua jumlah ketetapan pajak BUPAT PACTAN NDARTATO