1. Koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00"

Transkripsi

1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50329/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Penyerahan yang PPN-nya Harus dipungut sendiri Rp ,00 Koreksi Pajak Masukan yang tidak dapat diperhitungkan : a. Koreksi Pajak Masukan terkait kebun... Rp ,00 b. Koreksi Jawaban Klarifikasi "Tidak Ada"... Rp ,00 Jumlah Rp ,00 1. Koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00 : bahwa berdasarkan hasil penelitian atas KKP Pemeriksa, Daftar Temuan Pemeriksaan Pajak dan surat keberatan Pemohon Banding, dapat diketahui bahwa pemeriksa melakukan koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri karena hasil penghitungan ekualisasi peredaran usaha dengan SPT Tahunan PPh Badan dengan penghitungan sebagai berikut : Peredaran Usaha cfm SPT Tahunan Badan Rp ,00 Penyesuaian +/+ Pajak Ekspor Rp ,00 +/+ Hasil Penjualan Produksi non komersial Rp ,00 +/+ Hasil Penjualan Aktiva Tetap Rp ,00 +/+ Hasil Penjualan Bahan Baku dan Pelengkap Rp ,00 +/+ Pendapatan Pengolahan dari Pihak ke III Rp ,00 +/+ Penjualan Kayu Rp ,00 +/+ Penjualan Cangkang Rp ,00 +/+ Selisih Kurs Rp ,00 +/+ Uang Muka dari Pembeli per Rp ,00 +/+ Piutang Usaha Rp ,00 -/- Uang Muka dari Pembeli per (Rp ,00) -/- Piutang Usaha (Rp ,00) Jumlah Rp ,00 Jumlah Setelah Penyesuaian Rp ,00 DPP PPN Rp ,00 -/- Double Pelaporan (Rp ,00) DPP PPN Net cfm SPT Rp ,00 Selisih Rp ,00 Penyerahan Ekspor yang belum dilaporkan Rp ,00 UM Penyerahan Ekspor per Rp ,00 UM Penyerahan Ekspor per (Rp ,00) Rp ,00 Koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri Rp ,00 Menurut Pemohon : bahwa menurut Pemohon Banding, Pajak Keluaran sebesar Rp ,00 atas penyerahan Barang Kena Pajak sebesar Rp ,00 tersebut telah disetor dan dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan Januari 2010 yaitu : - PT. Wilmar Nabati Indonesia PPN sebesar Rp ,00, - PT. Inti Benua Perkasatama PPN sebesar Rp ,00, - PT. Inti Benua Perkasatama PPN sebesar Rp ,00; Menurut Majelis : bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor : Lap-73/WPJ.19/KP.03/2011 tanggal 20 April 2011 diketahui Pemeriksa melakukan koreksi atas penyerahan yang harus dipungut sendiri PPNnya berdasarkan ekualisasi dengan Peredaran Usaha PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp ,00; bahwa Pemohon Banding dalam Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaannya menyatakan tidak setuju atas koreksi tersebut dengan alasan atas uang muka dari Pembeli per-31 desember 2009 terdapat uang muka atas Penjualan Ekspor senilai Rp ,00 yang terutang PPN 0% dan juga terdapat penyerahan yang dilaporkan Tahun 2010 sedangkan uang mukanya telah diterima pada Tahun 2009 senilai Rp ,00, atas hal tersebut Pemeriksa dapat menerima sebagian tanggapan Pemohon Banding karena pada uang muka dari pembeli

2 terdapat Uang Muka Penjualan Ekspor sehingga selisih hasil ekualisasi dihitung kembali menjadi Rp ,00; bahwa dalam Surat Keberatan dan Surat Bandingnya Pemohon Banding menyatakan bahwa atas penyerahan sebesar Rp ,00 tersebut telah disetor dan dilaporkan PPNnya sebesar Rp ,00 pada SPT Masa PPN bulan Januari 2010 yaitu: - PT Wilmar Nabati Indonesia PPN sebesar... Rp ,00 - PT Inti Benua Perkasatama PPN sebesar... Rp ,00 - PT Inti Benua Perkasatama PPN sebesar... Rp ,00 bahwa selanjutnya dalam proses persidangan, Pemohon Banding menyatakan bahwa setelah Pemohon Banding mempelajari lebih lanjut dokumen Terbanding yaitu berupa Laporan Pemeriksaan Pajak, Kertas Kerja Pemeriksaan, dan Laporan Penelitian Keberatan yang diterima Pemohon Banding dalam persidangan, Pemohon Banding baru mengetahui bahwa pokok permasalahan yang sebenarnya atas koreksi Dasar Pengenaan Pajak hasil ekualisasi Peredaran Usaha PPh Badan dengan SPT PPN yaitu adanya selisih ekualisasi tersebut karena pemeriksa memasukkan beberapa faktor penyesuaian dalam perhitungan ekualisasi; bahwa Pemohon Banding menyatakan tidak setuju dengan faktor penyesuaian tersebut karena terdapat penyesuaian yang bukan merupakan objek PPN diantaranya Pajak Ekspor, Penjualan Kayu, Selisih Kurs, dan ada juga terjadi double/dua kali penghitungan, dengan adanya faktor penyesuaian ini menurut Pemohon Banding perhitungan ekualisasinya menjadi tidak tepat; bahwa menurut Terbanding, atas penyerahan yang menurut Pemohon Banding telah dilaporkan Tahun 2010 sedangkan uang mukanya telah diterima pada Tahun 2009 sebesar Rp ,00, Pemeriksa tidak dapat menerima tanggapan Pemohon Banding karena tidak disertai bukti yang terinci; bahwa berdasarkan Pasal 13 ayat (3) UU PPN, maka Faktur Pajak wajib dibuat pada saat pembayaran uang muka yaitu pada Tahun 2009; bahwa menurut Pemohon Banding, Pajak Keluaran sebesar Rp ,00 atas penyerahan Barang Kena Pajak sebesar Rp ,00 tersebut telah disetor dan dilaporkan pada SPT Masa PPN bulan Januari 2010 bahwa di dalam persidangan, Majelis memberikan kesempatan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melaksanakan Uji Kebenaran Materi, dengan hasil sebagai berikut : Bukti-bukti yang Disampaikan Pemohon Banding : 1. Surat Pemberitahuan Masa PPN (Pembetulan), 2. SSP, Laporan Keuangan, 3. General Ledger Jurnal, 4. Faktur Pajak dan 5. Kontrak; I. Peredaran Usaha bahwa menurut Terbanding, Peredaran Usaha sebesar Rp ,00 bahwa nilai sebesar Rp ,00 dalam " Formulasi Equalisasi" dimasukkan sebagai faktor pengurang, hal ini dikarenakan terjadi double pengakuan/pelaporan, atas hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Ekspor senilai Rp ,00 menjadi Penyerahan Lokal ( reklas ), atas koreksi tersebut Pemohon Banding setuju dan telah melakukan pembetulan, namun dalam pembetulannya Pemohon Banding melakukan koreksi positif penyerahan lokal tapi tidak melakukan koreksi negatif atas penyerahan ekspor, dalam hal ini berarti nilai sebesar Rp ,00 oleh Pemohon Banding diakui sebagai penyerahan ekspor maupun penyerahan lokal (double); bahwa menurut Pemohon Banding, Peredaran Usaha sebesar Rp ,00 Rp ,00 = Rp ,00; bahwa benar, angka-angka tersebut diambil dari Laporan Keuangan Pemohon Banding;

3 bahwa Terbanding salah melakukan Koreksi Negatif di DPP PPN, mestinya yang dilakukan Koreksi Negatif adalah Peredaran Usaha confirm SPT PPh Badan karena koreksi atas penjualan melalui trader lokal, oleh terbanding direklas menjadi Penjualan Lokal, Pemohon Banding sudah melakukan Koreksi Positif di Penjualan Lokal dan sudah setor dan lapor PPN-nya, tetapi penjualan ekspor tidak dilakukan Koreksi Negatif, dalam rangka mencari DPP PPN, maka angka DPP PPN sudah benar, sehingga Peredaran Usaha confirm SPT PPh badan yang harus dikoreksi negatif; II. Penyesuaian 1. +/+ Pajak Ekspor sebesar... Rp ,00 bahwa pada dasarnya Peredaran Usaha pada PPh Badan dan Penyerahan pada PPN adalah sama, namun dalam prakteknya bisa jadi terjadi perbedaan ( hal ini antara lain dikarenakan adanya peraturan yang berbeda yang diterapkan untuk transaksi pada PPh Badan dan yang diterapkan untuk transaksi pada PPN), oleh karena itu dalam ekualisasi ini diperlukan penyesuaian-penyesuaian. bahwa adanya nilai Pajak Ekspor dalam Formulasi Equalisasi dikarenakan Pajak ekspor sebagai unsur menambah Objek PPN dalam perhitungan Equalisasi, karena Penjualan Ekspor yang dilaporkan dalam Rugi/Laba Pemohon Banding adalah Hasil Penjualan Ekspor Net setelah dikurangi Pajak Ekspor, sehingga untuk menghitung DPP PPN, Pajak Ekspor harus diperhitungkan kembali; bahwa perlu diketahui bahwa hal ini merupakan langkah awal proses equalisasi, kalau diperhatikan lebih lanjut mengenai formulasi equalisasi maka dapat diketahui bahwa dalam formulasi tersebut, atas penyerahan ekspor selanjutnya dimasukkan sebagai faktor pengurang. bahwa dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyerahan ekspor telah dikeluarkan dari penghitungan pengenaan PPN (penyerahan ekspor tsb tidak termasuk dalam angka koreksi yang dikenakan PPN 10%). bahwa tidak setuju dengan faktor Penyesuaian yang ditambahkan ke Peredaran Usaha cfm SPT PPh Badan kemudian di Equalisasi dengan Peredaran Usaha SPT PPN, selisih Rp.24,908,677,843,00 kemudian dikenakan PPN dengan alasan : karena didalam Rp. 24,908,677,843,00 terdapat unsur-unsur PPN dengan tarif 0% dan dibebaskan dari pungutan PPN dengan penjelasan sebagai berikut : Menurut Terbanding, berasal dari Penjualan ekspor, berarti PPN-nya dikenakan dengan tarif 0%, Jadi salah kalau Terbanding mengenakan PPN dengan tarif 10%. 2. +/+ Hasil Penjualan Produksi Non Komersial Rp , /+ Hasil Penjualan Aktiva Tetap. Rp , /+ Hasil Penjualan Bahan Baku dan Bahan Pelengkap Rp /+ Pendapatan Pengolahan dari pihak ke III.. Rp , /+ Penjualan Kayu.. Rp , /+ Penjualan Cangkang.. Rp ,00 bahwa adanya penyesuaian ( penambahan ) dalam formulasi equalisasi yaitu atas : Hasil Penjualan Produksi Non Komersial, Hasil Penjualan Aktiva Tetap, Hasil Penjualan Bahan Baku dan Pelengkap, Pendapatan Pengolahan dari Pihak Ketiga, Penjualan Kayu dan Penjualan cangkang, dikarenakan atas penjualan-penjualan tersebut diatas dalam laporan keuangan/dalam SPT PPh Badan dimasukkan ke dalam kelompok/pos Penghasilan dari Luar Usaha; bahwa penghasilan tersebut pada dasarnya merupakan obyek PPN sehingga dalam formulasi equalisasi ini, nilai penjualan dari luar usaha tersebut harus ditambahkan. bahwa menurut Pemohon Banding, Penjualan cangkang Rp ,00 dibebaskan dari pengenaan PPN (PP No.7/2007) dan Penjualan Abu + Barang bekas sebesar Rp ,00 Setuju Objek PPN bahwa atas Hasil Penjualan aktiva tetap, Hasil Penjualan bahan baku dan bahan pelengkap serta Pendapatan Pengolahan dari pihak ke III, Setuju sebagai objek PPN; bahwa penjualan Kayu Bulat dibebaskan dari Pengenaan PPN (PP 7/2007), jadi

4 salah kalau Terbanding mengenakan PPN 10%; bahwa penjualan Cangkang Kelapa Sawit dibebaskan dari Pengenaan PPN (PP 7/2007), Jadi salah kalau Terbanding mengenakan PPN 10%; 8. +/+ Selisih Kurs.Rp ,00 bahwa menurut Terbanding, adanya nilai selisih kurs dalam formulasi equalisasi karena selisih kurs tersebut timbul terkait transaksi ekspor. Selisih kurs atas transaksi ekspor tersebut dalam laporan keuangan/dalam SPT PPh Badan dimasukkan ke dalam kelompok/pos Penghasilan dari Luar Usaha, perlu diketahui bahwa hal ini merupakan langkah awal proses equalisasi, kalau diperhatikan lebih lanjut mengenai formulasi equalisasi maka dapat diketahui bahwa dalam formulasi tersebut, atas penyerahan ekspor selanjutnya dimasukkan sebagai faktor pengurang; bahwa dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyerahan ekspor telah dikeluarkan dari penghitungan pengenaan PPN (penyerahan ekspor tsb tidak termasuk dalam angka koreksi yang dikenakan PPN 10%); bahwa menurut Pemohon Banding, berasal dari Penjualan ekspor, berarti PPN-nya dikenakan dengan tarif 0%, Jadi salah kalau Terbanding mengenakan PPN dengan tarif 10%. 9. +/+ Uang Muka dari pembelian Per Rp ,00 - / - Uang Muka dari pembelian Per (Rp ,00) 10. +/+ Piutang Usaha Per Rp ,00 - / - Piutang Usaha Per (Rp ,00) Sub Jumlah. Rp ,00 Jumlah. Rp ,00 -Jumlah Peredaran Usaha Cfm Terbanding Rp ,00 -Jumlah Peredaran Usaha Cfm Pemohon Banding Rp ,00 bahwa menurut Terbanding, adanya penyesuaian (penambahan/pengurangan) atas Uang Muka dan Piutang Usaha dalam formulasi equalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa Uang Muka dari Pembeli begitu juga Piutang Usaha harus diperhitungkan dalam menentukan DPP PPN dengan cara meng-net Off-kan saldo awal dan saldo akhir, dengan demikian akan diketahui berapa pembayaran yang sebenarnya telah terjadi tetapi belum diakui sebagai penghasilan pada SPT PPh Badan, inilah yang harus diakui sebagai DPP PPN pada masa yang bersangkutan. Sebab dalam UU PPN Pasal 11 ayat (2) dinyatakan "Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak atau dalam hal pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran"; bahwa menurut Pemohon Banding, di dalam Pos Piutang Usaha terdapat Piutang hasil Penjualan Lateks yang dibebaskan dari Pengenaan PPN (PP No.7/2007) dengan jumlah : Rp. 28,226,697,743, (Rp. 20,297,677,606,00) Jumlah Rp. 7,929,020,137,00 Jadi salah kalau Terbanding mengenakan PPN 10% Cfm Pemohon Banding Cfm Terbanding 11. DPP PPN.. Rp ,00 Rp ,00 - / - Double Pelaporan. (Rp ,00) Rp. 0,00 DPP PPN Net Cfm SPT..Rp ,00 Rp ,00 Selisih.. Rp ,00 Rp ,00 bahwa menurut Terbanding, nilai sebesar dalam "formulasi equalisasi" dimasukkan sebagai faktor pengurang, hal ini dikarenakan terjadi double pengakuan/pelaporan. Atas hal tersebut dapat dijelaskan sbb : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas ekspor senilai Rp menjadi penyerahan lokal (reklas), atas koreksi tersebut PB setuju dan telah melakukan pembetulan. Namun dalam pembetulannya PB melakukan koreksi positif penyerahan

5 lokal tapi tidak melakukan koreksi negatif atas penyerahan ekspor, dalam hal ini berarti nilai sebesar Rp oleh Pemohon Banding diakui sebagai penyerahan ekspor maupun penyerahan lokal (double); bahwa menurut Pemohon Banding, DPP PPN sudah benar, Terbanding salah melakukan Koreksi Negatif (lihat penjelasan poin 1 diatas); 12. Penyerahan Ekspor yang belum dilaporkan. Rp ,00 UM Penyerahan Ekspor Per Rp ,00 UM Penyerahan Ekspor Per (Rp ,00) Jumlah. Rp ,00 bahwa menurut Terbanding, dalam formulasi equalisasi, atas penyerahan ekspor tsb dimasukkan sebagai faktor pengurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyerahan ekspor telah dikeluarkan dari penghitungan pengenaan PPN (penyerahan ekspor tsb tidak termasuk dalam angka koreksi yang dikenakan PPN 10%); bahwa menurut Pemohon Banding, penyerahan ekspor kena PPN dengan tarif 0%, jadi keliru kalau Terbanding mengenakan PPN dengan tarif 10% karena penyerahan ekspor masuk sebagai unsur di dalam selisih Rp ,00; Kesimpulan PPN dengan tarif 0% karena Penjualan Ekspor Rp. 2,865,199,382,00 Di bebaskan dari Pengenaan PPN (PP No.7/2007).. Rp.12,269,665,357,00 Salah melakukan Koreksi Negatif Rp. 9,095,716,354,00 Jml yg Tdk Seharusnya dikenakan PPN dengan tarif 10 % (97%). Rp. 24,230,581,093, Salah melakukan koreksi Negatif ( 2 x Rp ,00 ) bahwa menurut Terbanding, Terbanding melakukan koreksi atas ekspor senilai Rp ,00 menjadi penyerahan lokal (reklas), atas koreksi tersebut PB setuju dan telah melakukan pembetulan. Namun dalam pembetulannya PB melakukan koreksi positif penyerahan lokal tapi tidak melakukan koreksi negatif atas penyerahan ekspor, dalam hal ini berarti nilai sebesar Rp ,00 oleh Pemohon Banding diakui sebagai penyerahan ekspor maupun penyerahan lokal (double), Dengan demikian Terbanding telah benar memasukkan nilai sebesar Rp sebagai faktor pengurang dalam formulasi equalisasi; bahwa Pemohon Banding tidak menyampaikan pendapat; 14. Koreksi Penyerahan yang PPN-nya Harus Dipungut sendiri... Rp , Selisih tidak materiil (0,665%) menambah objek PPN... (Rp ,00) bahwa menurut Terbanding, berdasarkan atas keseluruhan penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa koreksi yang dilakukan Terbanding telah benar; bahwa selain hal-hal yang telah diuraikan diatas Terbanding menyampaikan pendapatnya sbb : a. Argumen/sanggahan PB terkait dengan "formulasi equalisasi" tidak pernah disampaikan dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, Surat Keberatan maupun Surat Bandingnya; b. Dalam Surat Keberatan dan Surat Banding, yang menjadi argumen/sanggahan PB atas pokok sengketa ini adalah selisih hasil equalisasi sebesar Rp ,- tersebut merupakan uang muka yang telah diterima pada Tahun 2009 namun dilaporkan dalam Tahun Atas sanggahan ini PB tidak pernah bisa membuktikannya sampai dengan proses banding ini; c. Pasal 31 ayat (2) UU PP Pengadilan Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku";

6 d. Penjelasan Pasal 31 ayat (2) UU PP Sengketa Pajak yang menjadi objek pemeriksaan adalah sengketa yang dikemukakan pemohon Banding dalam permohonan keberatan yang seharusnya diperhitungkan dan diputuskan dalam keputusan keberatan. Selain itu Pengadilan Pajak dapat pula memeriksa dan memutus permohonan Banding atas keputusan/ketetapan yang diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang sepanjang peraturan perundang-undangan yang terkait yang mengatur sedemikian"; e. Dalam kasus ini, sengketa yang dikemukakan PB (sengketa terkait formulasi equalisasi) tidak pernah dikemukakan dalam permohonan keberatannya, sehingga berdasarkan Penjelasan Pasal 31 ayat (2) UU PP, hal tersebut tidak relevan untuk diperiksa dipersidangan banding ini. TB memohon kepada MH untuk menolak banding PB dan tetap mempertahankan koreksi yang telah dilakukan oleh Terbading; bahwa menurut Pemohon Banding, Setuju bayar PPN 10% dari transaksi sebesar Rp ,081,244,00 ( atas poin 2,3,4 dan 5 ); bahwa Objek PPN cmf Hasil Uji Bukti Rp. 6,883,081,244,00; bahwa Perhitungan equalisasi conf. Pemohon Banding sebesar (Rp. 6,717,245,135,00); bahwa selisih tidak materiil (0,665%) menambah objek PPN cfm Hasil Uji Bukti sebesar Rp. 165,836,109,00; bahwa menurut Majelis, di dalam persidangan terungkap bahwa koreksi Terbanding atas Dasar Pengenaan Pajak berasal dari equalisasi antara Peredaran Usaha di Pajak Penghasilan dengan Dasar Pengenaan Pajak pada laporan SPT Pajak Pertambahan Nilai; bahwa koreksi berdasarkan equalisasi antara Peredaran Usaha yang telah dilakukan penyesuaian dengan SPT PPN sebagaimana telah dilakukan uji bukti tersebut diatas, menurut Pemohon Banding memang benar ada penghasilan atas penjualan hasil produksi dan lain lain, namun tidak semua penghasilan tersebut merupakan obyek Pajak Penghasilan; bahwa berdasarkan Peraturan Pemrintah No 7 tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 Tentang impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai pada lampiran dinyatakan bahwa hasil Perkebunan berupa cangkang kelapa sawit, Hasil Hutan berupa kayu dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; bahwa menurut Pemohon Banding penyesuaian yang dilaksanakan Terbanding terhadap Peredaran Usaha Cfm SPT Tahunan Pajak Penghasilan Badan tidak semuanya merupakan obyek Pajak Pertambahan Nilai; bahwa berdasarkan uji bukti yang dilaksanakan terhadap data data yang disampaikan Pemohon Banding diperoleh data bahwa Hasil penjualan Produksi non Komersial sebesar Rp ,00 merupakan penjualan cangkang, dan pada pos piutang usaha terdapat penjualan lateks sebesar Rp ,00, bahwa Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Peratuan Pemerintah No. 7 Tahun 2007 adalah sebesar Rp ,00; bahwa adapun selisih kurs terjadi pada pencatatan hasil penjualan ekspor, karena ekspor dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp. 0,00, maka atas selisih kurs sebesar Rp ,00 perlakuan Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sama dengan Penjualan ekspor; bahwa selanjutnya Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2007 sebesar Rp ,00 dan koreksi selisih kurs sebesar Rp ,00 dengan jumlah total sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan dan sebesar Rp ,00 tetap dipertahankan,; 2. Koreksi Pajak Masukan yang tidak dapat diperhitungkan. a. Koreksi Pajak Masukan Terkait Kebun sebesar Rp ,00 : bahwa menurut Pemeriksa, koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

7 merupakan Pajak Masukan terkait kebun, atas unit usaha yang kegiatannya menghasilkan barang yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai (unit usaha kebun), koreksi sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 575/KMK.04/2000; Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding sebagai Wajib Pajak mengelola sendiri kegiatan mulai dari pengolahan lahan, menanam, memelihara, membangun dan memanen TBS dari kebun sendiri yang kemudian diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO), Inti Sawit, Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Mild (PKM); : bahwa menurut Terbanding, dasar koreksi Pajak Masukan terkait kebun sebesar Rp ,00 adalah Pasal 16B ayat (1) huruf b mengenai penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu dan Pasal 16B ayat (3) UU PPN disebutkan bahwa Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat dikreditkan; bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 yang diperbarui dengan Peraturan Pemerintah 31 Tahun 2007 disebutkan apa-apa saja barang yang termasuk barang strategis yang diantaranya adalah hasil perkebunan; bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 575/KMK.04/2000 dimana disebutkan pajak masukan yang dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang nyata-nyata digunakan untuk unit kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau dibebaskan dari pengenaan pajak tidak dapat dikreditkan; bahwa dalam kasus Pemohon Banding, yang dihasilkan kebun adalah TBS (tandan buah segar) yang nyata-nyata dibebaskan sehingga pajak masukannya dikoreksi; bahwa menurut Pemohon Banding, Pemohon Banding hanya melakukan 1 (satu) kegiatan usaha yaitu melakukan penyerahan yang terutang pajak yaitu menyerahkan/ menjual CPO, Inti Sawit, PKO dan PKM dan tidak menjual TBS hasil kebun milik Pemohon Banding kepada pihak lain, sehingga Pajak Masukan untuk penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti; bahwa ketentuan yang diatur di dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2010 adalah tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan Penyerahan Yang Terutang Pajak dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak dimaksudkan sebagai pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan bagi PKP yang melakukan 2 (dua) kegiatan usaha yaitu melakukan penyerahan yang terutang pajak dan juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak; bahwa berdasarkan uraian di atas Pemohon Banding berpendapat bahwa Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 575/KMK.04/2000 yang dijadikan Pemeriksa sebagai dasar untuk melakukan koreksi jelas keliru, tidak tepat dan tidak sesuai dengan keadaan usaha Pemohon Banding yaitu : Pemohon Banding hanya melakukan 1 (satu) kegiatan usaha yaitu menyerahkan/ menjual CPO, Inti Sawit, PKO dan PKM dan tidak menjual TBS hasil perkebunan milik sendiri kepada pihak lain, sehingga Pajak Masukan yang untuk penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti sedangkan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 575/KMK.04/2000 adalah Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan Penyerahan Yang Terutang Pajak dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak; bahwa dengan demikian maka semua Pajak Masukan terkait dengan penyerahan Barang Kena Pajak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan yang sah dan benar, dan Pemohon Banding keberatan koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 karena telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku; bahwa berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti dan penjelasan yang disampaikan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis menguraikan fakta-fakta sebagai berikut : bahwa Pemohon Banding mengkreditkan Pajak Masukan terkait dengan pembelian Barang Kena Pajak berupa pembelian pupuk, obat-obatan kimia dan lain lain yang digunakan untuk menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit sebesar Rp, ,00 sedangkan Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan tersebut karena menurut Terbanding Pemohon Banding telah melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai yaitu penyerahan Tanan Buah Segar (TBS) Kelapa sawit;

8 bahwa dasar hukum yang digunakan Terbanding untuk melakukan koreksi yaitu Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerinrtah Nomor 12 Tahun 2001 Tentang Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat strategis yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Keputusan Menteri Keuangan Repiblik Indonesia Nomor : 575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusahan Kena Pajak yang melakukan Penyerahan Yang Terutang Pajak dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak; bahwa Pemohon Banding adalah perusahaan yang terintegrated dengan melakukan kegiatan mengolah lahan tanah untuk Perkebunan Kelapa sawit dan hasil dari perkebunan tersebut berupa Tandan Buah Segar (TBS), dan Tandan Buah Segar yang dihasilkan oleh Perekebunan tersebut selanjutnya dipakai sebagai bahan baku unit Pabrik Pemohon Banding; bahwa Pemohon Banding tidak melakukan penjualan Tandan Buah Segar (TBS) karean seluruh Tandan Buah Segar hasil Perkebunan Pemohon Banding diolah sendiri menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel; bahwa menurut Pemohon Banding, untuk perkebunan sawit yang tidak memisahkan antara perkebunan dengan unit pabrik yang mengolah TBS; bahwa Pasal 16 B ayat (3) Undang Undang Undang RI No 8 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dan terakhir dengan Undang Undang nomor 18 Tahun 2000 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah menyatakan bahwa : Pajak Masukan yang dibayar untuk memperoleh Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tidak dapat dikreditkan ; bahwa pada Penjelasan atas Pasal tersebut menyatakan bahwa adanya perlakuan khusus berupa pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran. Sehingga Pajak Masukan yang berkitan dengan penyerahan Barang Kenas Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh pembebasab tersebut tidak dapat dikreditkan; bahwa secara substandi berlakunya ketentuan ini didasarkan ada tidaknya penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa kena Pajak yang mendapatkan pembebasan dari pengenann Pajak Pertambahan Nilai; bahwa Pasal 2 ayat (1) huruf a angka 1 Keputusan Menteri Keuangan Npmpr 575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desembar 2000 Tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Penyerahan yang Terutang Pajak dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak, mengatur bahwa Pajak Masukan yang dibayar atas perollehan Barang Kena Pajak dam/atau Jasa Kena Pajak yang nyata nyata digunakan unit kegiatan yang atas penyerahannya tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai atau dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tidak dapat dikreditkan; bahwa Pasal 1 A Undang Undang Nomnor 8 Tahun 1983 sebagaimana diubah dan terakhit dengan Undang Undang 18 Nomor 2000 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dinyatakan Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah : penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian, pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewabeli dan perjanjian leasing, penyerahan Barabg Kena Pajak kepasda pedagang pernatara atau melalui juru lelang, pemakaian sendiri dan/atau pemberian Cuma-Cuma atas Barang Kena Pajak. persediaan Barang Kena Pajak dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan sepanjang Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan aktiva tersebut menururt ketentuan dapat dikreditkan. penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang, penyerahan Barang kena Pajak secara konsinyasi; bahwa dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan tersebut, pengiriman Tandan Buah Segar (TBS) dari unit perkebunan ke unit pabrik untuk diolah lebih lanjut menjadi Crude Palm Oiol (CPO) dan Kernel oleh Pemohon Banding sebagai suatu perusahaan yang terintegrasi (Integrated company) tidak termasuk sebagai penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana diatur dalam Pasal 1 A Undang

9 Undang tersebut; bahwa terkait dengan pemakaian sendiri, karena Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit tersebut diolah lebih lanjut sebagai bahan baku untuk tujuan produktif dalam menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel, maka sesuai dengan Pasal 1 angka 5 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : 87/PJ/2002 tanggal 18 Pebruari 2002 tentang Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Pemakaian Sendiri dan Pemberian Cuma-Cuma Barang kena Pajak atau Jasa Kena Pajak belum merupakan penyerahan Barang Kena Pajak; bahwa menurut Pemohon Banding selain menjual Crude Palm Oil juga menjual cangkang kelapa sawit sebagai hasil sampingan; bahwa berdasarkan penelitian Majelis terhadap hasil Uji Kebenaran Materi diketahui terdapat penjualan Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pengenaan PPN, sebagai berikut : Rincian Penjualan BKP ( Cangkang dan Kayu ) yang dibebaskan dari Pengenaan PPN (PP 7/2007) berdasarkan hasil Uji Kebenaran Materi : - Hasil Penjualan Produksi Non Komersial Rp ,00 - Penjualan Cangkang Rp ,00 - Penjualan Kayu.Rp ,00 Jumlah... Rp ,00 Dengan demikian sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Perubahan ke tiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 Tentang Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat Strategis yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, terhadap penjualan cangkang dan kayu tidak dikenakan atau dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai,; bahwa menurut Majelis, oleh karena Pemohon Banding menyerahkan Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai berupa cangkang dan kayu, maka Pajak masukan yang dapat dikreditkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 575/KMK.04/2000 tentang tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan Penyerahan Yang Terutang Pajak dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak adalah sebanding/proporsional antara peredaran yang terutang Pajak Pertambahan Nilai terhadap peredaran seluruhnya; bahwa secara proporsional besarnya Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar : Total BKP yang dibebaskan x PM yang telah dikreditkan seluruhnya = PM yg dapat dikreditkan Total Peredaran Rp ,00 x Rp ,00 = 10,689,265,00 Rp ,00 bahwa selanjutnya Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Pajak Masukan sebesar Rp , yang tetap dipertahankan sebesar Rp ,00 dan sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; b. Koreksi Jawaban Klarifikasi "Tidak Ada" sebesar Rp ,00 : bahwa dalam surat keberatannya, Pemohon Banding menyatakan bahwa hasil konfirmasi kepada rekanan, sampai saat ini Pajak Masukan telah disetorkan dan dilaporkan rekanan ke Kantor Pelayanan Pajak sebesar Rp ,00 yaitu: - CV. Total Solusindo sebesar Rp ,00, - CV. Putra Riau Abadi sebesar Rp ,00, - CV. Putra Riau Abadi sebesar Rp ,00, - CV. Anugrah Mandiri sebesar Rp ,00; Menurut Pemohon : bahwa sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 563/KMK.03/2003 tanggal 24 Desember 2003, bahwa terhitung mulai Februari 2004, Pemohon Banding ( sebagai salah satu BUMN) tidak lagi sebagai wajib pungut PPN, dengan demikian Pajak Pertambahan Nilai dibayarkan melalui rekanan untuk disetorkan ke rekening Kas Negara;

10 Menurut Majelis : bahwa menurut Terbanding, atas sengketa koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00, Terbanding telah melakukan klarifikasi ulang/permintaan penjelasan/penegasan ke KPP Pratama Pangkalan Kerinci, KPP Pratama Pekanbaru Senapelan, dan KPP Pratama Rengat dan telah ada jawaban yang diterima dari KPP Pratama Pangkalan Kerinci dan KPP Pratama Rengat, sedangkan KPP Pratama Pekanbaru Senapelan belum memberikan jawaban; bahwa berdasarkan hasil jawaban konfirmasi ulang diperoleh hasil sebagai berikut : Jawaban konfirmasi ulang yang menyatakan " ada" sebesar. Rp. 0,00 Jawaban konfirmasi yang menyatakan "SKPKB" sebesar Rp. 0,00 Jawaban kofirmasi ulang yang menyatakan "tidak ada" sebesar Rp ,00 Yang belum diterima ralat jawaban sebesar.. Rp ,00 Jumlah. Rp ,00 bahwa menurut Pemohon Banding, seluruh koreksi pajak masukan (PPN) sebesar Rp ,00 tersebut telah dibayarkan oleh Pemohon Banding kepada penjual barang atau pemberi jasa / rekanan; bahwa di dalam persidangan, Majelis memberikan kesempatan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melaksanakan Uji Bukti Materi, dengan hasil sebagai berikut : Bukti-bukti yang Disampaikan Pemohon Banding : 1. Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ) 2. Bukti Pengeluaran Bank 3. Rekening koran bukti pembayaran kepada rekanan. 4. Faktur Pajak bahwa menurut Terbanding, Atas koreksi sebesar Rp ,00 (43 faktur pajak), 30 faktur tidak dilengkapi bukti pendukung, hanya 13 faktur yang dilengkapi bukti pendukung, 13 faktur inilah yang dilakukan uji arus uang/barang. bahwa Uji arus uang dilakukan, adalah untuk memastikan bahwa Faktur Pajak Masukan yang sah sebagai bukti pemungutan PPN bagi PKP pembeli adalah Faktur Pajak Masukan yang memenuhi persyaratan material yaitu Harga jual BKP/JKP dan besarnya PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut harus cocok dengan jumlah uang yang dikeluarkan sebagai akibat dari transaksi yang berkenaan. bahwa Koreksi dilakukan karena jawaban konfirmasi "tidak ada", TB berpendapat bahwa jawaban konfirmasi atas pajak keluaran menyatakan tidak ada artinya lawan transaksi belum melaporkan dan membayarkan pajak yang telah dipunggutnya, hal ini berarti atas pembayaran PPN tersebut belum masuk ke kas negara. Mengkreditkan pajak masukan sama artinya mengambil kembali uang yang telah disetor ke kas negara, dalam hal ini TB berpendapat bahwa sepanjang tidak dapat diyakini bahwa pembayaran PPN tersebut telah masuk ke kas Negara, maka koreksi atas pajak masukan yang jawaban klarifikasi atas pajak keluarannya dijawab tidak ada tetap dipertahankan. bahwa menurut Pemohon Banding, Undang-undang PPN menyatakan tidak berlaku tanggung jawab renteng bila mana terdapat bukti bahwa pajak telah dibayar; bahwa pembuktian arus uang/barang dapat dibuktikan dan diakui oleh Terbanding; bahwa Kepastian pembayaran PPN telah masuk kas negara dari hasil konfirmasi dijawab tidak ada justru itu menjadi tugas dan tanggung jawab dari Terbanding untuk menerbitkan SKPKB/SKPKBT sesuai keputusan Dirjen Pajak No: Kep.754/PJ/2001 butir (Bukti Kep-754 terlampir) bahwa atas seluruh Faktur Pajak (43 Faktur) sebesar Rp ,00 (Sample minimal 30% Sebesar Rp ,00) telah dilakukan Uji Bukti atas 9 ( sembilan ) Rekanan Pemohon Banding terdiri atas 13 Faktur Pajak, sebagai berikut : 1. Berkah Rezky (3 Faktur Pajak) FP No , PPN sebesar Rp ,00 - bahwa bukti Pemungutan PPh dan bukti jaminan pemeliharaan tidak ada; - bahwa bukti pembayaran (rek koran) tidak ada sehingga arus uang tidak

11 terbukti; - bahwa dokumen arus barang tidak ada sehingga arus barang tidak terbukti.; bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak FP No , PPN sebesar Rp ,00 FP No , PPN sebesar Rp ,00, - bahwa dokumen arus barang tidak ada sehingga arus barang tidak terbukti; - bahwa pembayaran untuk 6 transaksi (6 SPP), namun data yang ada hanya 2 transaksi (2 SPP); bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah termasuk pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak);, 2. CV. Hikmah (2 Faktur Pajak) - FP No , PPN sebesar Rp ,00 - FP No , PPN sebesar Rp ,00 bahwa bukti Pemungutan PPh tidak ada; bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak). bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak; 3. CV Kurnia Jaya (1 Faktur Pajak) FP No , PPN sebesar Rp ,00 bahwa dokumen arus barang tidak ada sehingga arus barang tidak terbukti.; bahwa bukti pembayaran (rek. koran) tidak ada sehingga arus uang tidak terbukti; bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak;

12 4. CV. Putra Riau Abadi (1 Faktur Pajak) FP No , PPN sebesar Rp ,00, bukti Pemungutan PPh dan bukti jaminan pemeliharaan tidak ada; bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak); Bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak 5. CV. Qiwam Raih Sukses (1 Faktur Pajak) FP No , PPN sebesar Rp ,00 bahwa bukti Pemungutan PPh dan bukti jaminan pemeliharaan tidak ada; bahwa Dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak);, bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Bukti Pengeluaran Bank, Rekening koran bukti pembayaran kepada rekanan dan Faktur Pajak 6. CV. Total Solusindo (1 Faktur Pajak) Bahwa bukti Pemungutan PPh dan bukti jaminan pemeliharaan tidak ada; bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak); bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak 7. CV. Delima Riau Sejati (1 Faktur Pajak) FP No , PPN sebesar Rp ,00

13 bahwa dokumen arus barang tidak ada sehingga arus barang tidak terbukti.; bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak 8. CV. Berkat Maju (1 Faktur Pajak) FP No , PPN Rp ,00 bahwa bukti Pemungutan PPh dan bukti jaminan pemeliharaan tidak ada; bahwa Pembayaran untuk 4 transaksi (4 SPP), namun data yang ada hanya 1 transaksi (1 SPP); bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak); bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak; 9. CV. Putra Riau Abadi (2 Faktur Pajak) FP No , PPN sebesar Rp ,00 bahwa bukti Pemungutan PPh tidak ada; bahwa Pembayaran untuk 2 transaksi (2 SPP), namun data yang ada hanya 1 transaksi (1 SPP); bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak); bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak FP No , PPN Rp ,00 bahwa bukti Pemungutan PPh tidak ada; bahwa dengan demikian tidak terdapat keyakinan yang cukup memadai bahwa pembayaran sejumlah tersebut dalam rek koran adalah pembayaran untuk faktur

14 pajak dimaksud (terdapat perbedaan nilai antara bukti bayar dengan Faktur Pajak); bahwa bukti telah sesuai yang terdiri dari : Surat Pemintaan Pembayaran ( SPP ), Faktur Pajak; bahwa terkait hasil uji bukti tersebut diatas, di dalam persidangan Terbanding dan Pemohon Banding pada pokoknya menjelaskan hal-hal sebagai berikut : bahwa menurut Pemohon Banding, dalam uji bukti memang benar hanya menunjukkan bukti sampling, mengingat banyaknya bukti yang harus disampaikan dari beberapa kebun maka hanya disampaikan sampling saja; bahwa mengingat jumlah datanya sangat banyak sehingga tidak mungkin Pemohon Banding dapat mengumpulkan semuanya dalam waktu dekat, data sebetulnya sudah diteliti oleh pemeriksa pada waktu pemeriksaan, dengan demikian dalam uji bukti Pemohon Banding hanya memberikan sampling saja dan lengkap semuanya; bahwa Pemohon Banding menyatakan memang dalam uji bukti sisa faktur pajaknya belum disampaikan seluruhnya, karena menurut Pemohon Banding cukup hanya sampling saja, namun sebenarnya fisik faktur pajak tersebut ada semuanya; bahwa menurut Terbanding, dalam sengketa ini bukannya tidak bisa menggunakan sample, namun untuk faktur pajak dapat dipersamakan dengan uang, Faktur Pajak ini diatur dalam undang-undang dan mekanismenya jelas sehingga dalam sidang ini tetap harus dibuktikan, Terbanding tidak dapat serta merta mengakui data yang tidak disampaikan dalam uji bukti saja, karena belum dapat memenuhi uji arus uang arus barangnya apalagi yang tidak disampaikan datanya; bahwa Terbanding menjelaskan fisik faktur pajak belum semuanya disampaikan dalam uji bukti kecuali yang disampling; bahwa berdasarkan penjelasan tersebut diatas, Majelis menanyakan sisa faktur pajak yang belum disampaikan dalam uji bukti, apakah Pemohon Banding akan menyampaikannya dalam uji bukti lagi atau tetap bertahan dengan pendapat Pemohon Banding; bahwa selanjutnya Majelis meminta kepada Pemohon Banding untuk memperlihatkan fisik semua faktur pajak yang dikoreksi, sedangkan mengenai pengujian arus uang dan arus barangnya bisa dilakukan sampling; bahwa menurut Majelis, berdasarkan hasil Uji Bukti Materi atas bukti-bukti sample yang disampaikan Pemohon banding sebanyak 13 Faktur Pajak dengan nilai sebesar Rp ,00) atau sebesar 30%, telah mewakili dari jumlah keseluruhan bukti-bukti sebanyak 43 Faktur Pajak dengan nilai total koreksi sebesar Rp ,00, dengan demikian pendapat Terbanding bahwa atas 30 Faktur Pajak tidak dilengkapi bukti pendukung, tidak dapat dijadikan dasar untuk mempertahankan koreksi; bahwa berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan Pemohon Banding, Majelis berkeyakinan bahwa atas Pajak Masukan, benar telah di bayarkan oleh Pemohon Banding kepada penjual barang atau pemberi jasa / rekanan, sehingga kepada Pemohon banding seharusnya tidak dibebani tanggung jawab renteng atas kelalaian penjual barang atau pemberi jasa / rekanan; bahwa sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 563/KMK.03/2003 tanggal 24 Desember 2003, bahwa terhitung mulai Februari 2004, Pemohon Banding ( sebagai salah satu BUMN) tidak lagi sebagai wajib pungut PPN, dengan demikian Pajak Pertambahan Nilai dibayarkan melalui rekanan untuk disetorkan ke rekening Kas Negara; bahwa menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU No. 8 Tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPN BM sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 42 Tahun 2009 tentang Perubahan ke Tiga atas UU No. 8 Tahun 1983 tentang PPN dan Jasa dan PPN atas BM, menegaskan bahwa :

15 (2.1) Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran PPN atau PPN dan Pajak Penjualan Barang Mewah; (2.2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2.1) tidak diberlakukan dalam hal : - Pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak dapat menunjukkan bukti telah melakukan pembayaran pajak kepada penjual barang atau pemberi jasa; bahwa berdasarkan penjelasan tersebut diatas, selanjutnya Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding sebesar Rp ,00 tidak dapat dipertahankan; bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, koreksi Terbanding yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dipertahankan, dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Tetap Dipertahankan Tidak Dapat Uraian Nilai Koreksi dipertahankan (Rp) (Rp) (Rp) Koreksi PPN-nya Harus dipungut sendiri , , ,00 Tetap Dipertahankan Tidak Dapat Uraian Nilai Koreksi dipetahankan (Rp) (Rp) (Rp) -Koreksi PM terkait Kebun , , ,00 -Koreksi Hasil Konfirmasi tidak ada ,00 0, ,00 Jumlah , , ,00 bahwa berdasarkan pemeriksaan bukti-bukti, penjelasan dan dokumen yang disampaikan Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan serta data yang ada dalam berkas Banding, Majelis berpendapat terdapat cukup bukti dan alasan untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding atas Keputusan Terbanding Nomor : KEP-389/WPJ.19/2012 tanggal 5 April 2012 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Masa Pajak Desember 2009 Nomor : 00268/207/09/051/11 tangal 21 April, sehingga penghitungan DPP PPN dan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan menjadi sebagai berikut ; DPP PPN menurut Terbanding...Rp ,00 Koreksi DPP PPN yang tidak dapat dipertahankan... Rp ,00 DPP PPN menurut Majelis... Rp ,00 Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Rp ,00 Koreksi Pajak Masukan yang tidak dapat dipertahankan Rp ,00 Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Menurut Majelis Rp ,00 Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan Sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding Nomor : KEP-389/WPJ.19/2012 tanggal 5 April 2012 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2009 Nomor : 00268/207/09/051/11 tangal 21 April, atas nama XXX, sehingga perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Desember 2009 menjadi sebagai berikut; No URAIAN (Rp)

16 1 Dasar Pengenaan Pajak : Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang terutang PPN: -Ekspor -Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri , ,00 Jumlah Seluruh Penyerahan ,00 2 Perhitungan PPN Kurang Bayar a. Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar ,00 sendiri b. Dikurangi : b.1. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan b.1. Dibayar dengan NPWP sendiri , , ,00 c. Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan 3 PPN yang kurang dibayar ,00 4 Sanksi administrasi : Bunga Pasal 13 (2) KUP ,00 5 Jumlah PPN yang masih harus dibayar ,00 Demikian diputus di Jakarta pada hari Rabu tanggal 29 Mei 2013 berdasarkan musyawarah Majelis X Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut : Drs. Krosbin Siahaan, M.Sc Drs. Sukma Alam, Ak., M.Sc Drs. Seno S. B. Hendra, MM Mustakin, SH., MM sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti, Putusan Nomor : PUT /PP/M.X/16/2014 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 5 Pebruari 2014, oleh Hakim Ketua, yang ditunjuk dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor: Pen.01085/PP/PM/X/2012 tanggal 19 Oktober 2012 juncto Keputusan Ketua Pengadilan Pajak Nomor : KEP-012/PP/2013 tanggal 24 Desember 2013, dengan susunan majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut : Drs. Krosbin Siahaan, M.Sc Drs. Seno S.B. Hendra, M.M Naseri, S.E, M.Si Mustakin, S.H, M.M sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT. 49902/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00, Putusan Nomor : PUT-72658/PP/M.XB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62294/PP/M.XI.B/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebagai berikut :

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebagai berikut : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.61621/PP/M.XII B/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak Pokok Sengketa : 2011 : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54008/PP/M.VI.B/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

November 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 05 April 2010;

November 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 05 April 2010; utusan Nomor : Put-73888/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : PPN ahun Pajak : 2010 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi dari Keputusan Menteri Keuangan No.575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000. Berdasarkan pasal 2 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan nomor 575 (selanjutnya disebut

Lebih terperinci

Penggantian ke 2 (dua) :

Penggantian ke 2 (dua) : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73894/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi positif atas

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73892/PP/M.XIB/16/2016 nis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

: Put-63368/PP/M.VIIIA/16/2015

: Put-63368/PP/M.VIIIA/16/2015 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-63368/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah adalah koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi

Lebih terperinci

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut:

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54010/PP/M.VI.B/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87217/PP/M.IA/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa Nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi

Lebih terperinci

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52962/PP/M.XVIB/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1786/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012 Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016 Jenis Pajak : Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) No: PEM- 00025/WPJ.19/KP.0303/2013

Lebih terperinci

bahwa Koreksi atas PPN Masukan tetap ditolak dan diajukan banding oleh Pemohon Banding dengan alasan sebagai berikut:

bahwa Koreksi atas PPN Masukan tetap ditolak dan diajukan banding oleh Pemohon Banding dengan alasan sebagai berikut: tusan Nomor : Put-73890/PP/M.XIB/16/2016 nis Pajak : PPN hun Pajak : 2010 kok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Terbanding

Lebih terperinci

bahwa hasil pemeriksaan selengkapnya atas pokok sengketa tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

bahwa hasil pemeriksaan selengkapnya atas pokok sengketa tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87243/PP/M.XVIB/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa sengketa terbukti mengenai tarif pajak dalam banding ini adalah koreksi Terbanding

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

2. Koreksi Pajak Masukan atas jawaban konfirmasi sebesar Rp , Koreksi Pajak Masukan atas Kebun sebesar Rp

2. Koreksi Pajak Masukan atas jawaban konfirmasi sebesar Rp , Koreksi Pajak Masukan atas Kebun sebesar Rp utusan Nomor : Put-73891/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : PPN ahun Pajak : 2010 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan

Lebih terperinci

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak : Put.40641/PP/M.II/15/2012 Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011 Jenis Pajak : PPh Badan; Tahun Pajak : 2006; Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah Koreksi Terbanding atas penghasilan

Lebih terperinci

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut :

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54025/PP/M.VB/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005 Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : bahwa yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM

PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak. PPN DAN PPnBM PERTEMUAN 12 By Ely Suhayati SE MSi Ak PPN DAN PPnBM PAJAK ATAS NILAI TAMBAH PPN yang ditetapkan dengan UU no.18 tahun 2000 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (Value Added) yang

Lebih terperinci

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00); Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena: Nomor Putusan : Put.37978/PP/M.II/16/2012 Pengadilan Pajak Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2007 Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa dasar koreksi DPP PPN sebesar Rp.5.943.996.000,00 sama

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK Putusan Nomor : 72764/PP/M.XVA/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Pajak yang dapat diperhitungkan PPN Barang dan Jasa Masa Pajak

Lebih terperinci

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 61464/PP/M.VIB/15/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2004 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi Terbanding

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencatatan atas Biaya Bunga yang dilaporkan dalam laporan Keuangan Berikut ini adalah komponen-komponen laba rugi yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp ,00

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-59735/PP/M.VIB/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah: 1.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT BAB IV PEMBAHASAN Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. Divre II, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan

Lebih terperinci

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00;

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 65791 /PP/M.VIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015; Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014 Jenis Pajak : Pajak Penjualan atas Barang Mewah Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa Menurut Terbanding: : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 58582/PP/M.VIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : PPh Pasal23 : bahwa nilai sengketa terbukti

Lebih terperinci

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel No.4, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPAJAKAN. PAJAK. PPN. Barang dan Jasa. Pajak Penjualan. Barang Mewah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5271) PERATURAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap gugatan terhadap

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan BAB IV PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

Lebih terperinci

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.73443/PP/M.XIIB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi

Lebih terperinci

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian BAB 4 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka PPN hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikomsumsi di dalam daerah

Lebih terperinci

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama 00BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Perbandingan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Antara Perusahaan Milik Negara (Pemungut) dan Perusahaan Swasta. Pada dasarnya perlakuan untuk Pajak Pertambahan Nilai

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011 Jurnal Ilmiah Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842 Volume 17 No.2 September 2013 EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011 Meta Evelin Samosir Rachmat Kurniawan Ganda Hutapea

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut: Direktori : PUT. Putusan 44513/PP/M.XIV/15/2013 Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN Lampiran I Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-01/PJ.7/2002 Tanggal : 19 Februari 2002 PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN PPn BM I. Pajak Keluaran 1. Dapatkan angka-angka dari pembukuan PKP untuk menghitung

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Surat Tergugat Nomor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah koreksi Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Definisi Pajak Ada bermacam-macam definisi Pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan sektor nonmigas. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, peran penerimaan. tahun 2004 menjadi 74,9% pada tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan sektor nonmigas. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, peran penerimaan. tahun 2004 menjadi 74,9% pada tahun 2009. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang mendapatkan sumber terbesar dari penerimaan pajak. Komposisi pendapatan Negara lebih bertumpu pada sumber sumber penerimaan dari

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.57020/PP/M.XVA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-87287/PP/M.XIA/25/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 4 Ayat (2) Final Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa yang terbukti dalam sengketa banding ini adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.57329/PP/M.XVIIIB/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding sebesar

Lebih terperinci