: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00;"

Transkripsi

1 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : /PP/M.VIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00; : bahwa koreksi Terbanding atas pajak masukan sebesar Rp ,00 dengan dalil pajak masukan tersebut nyata-nyata terkait dengan unit kebun sawit dalam rangka menghasilkan TBS yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (5) dan ayat (6) serta Pasal 16B Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 s.t.d.t.d PP Nomor 31 Tahun 2007, PMK Nomor 78/PMK.03/2010, Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE- 03/PJ.3/1985 dan SE-90/PJ/2011 tidak dapat dikreditkan; : bahwa TBS yang dihasilkan oleh Unit Perkebunan Pemohon Banding yang selanjutnya dipergunakan/dipakai sebagai bahan baku di Unit Pengolahan Pemohon Banding, pada dasarnya bukanlah merupakan penyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis berupa TBS; : bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan dengan mendasarkan pada Pasal 16B ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 5 April 2010, dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2007; bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan dengan dalil bahwa Pajak Masukan tersebut nyata-nyata digunakan untuk unit/divisi perkebunan kelapa sawit yang atas penyerahan hasil perkebunan berupa Tandan Buah Segar (TBS) yang dibebaskan dari pengenaan PPN, sehingga pajak masukan yang terkait tidak dapat dikreditkan; bahwa menurut Terbanding, dalam penjelasan Pasal 2 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 5 Maret 2010 dijelaskan bahwa perusahaan terpadu adalah perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk, yaitu produk yang atas penyerahannya terutang PPN dan produk yang penyerahannya tidak terutang PPN, sehingga Pajak Masukan yang digunakan untuk menghasilkan produk yang bukan merupakan barang kena pajak tidak dapat dikreditkan; bahwa menurut Terbanding, karena produk perkebunan Pemohon Banding adalah TBS yang atas penyerahannya dibebaskan dari Pengenaan PPN, maka Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sekalipun tidak ada penyerahan kepada pihak lain, karena dalam penjelasan Pasal 2 angka 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.03/2010 tanggal 5 Maret 2010 a quo, tidak disyaratkan adanya penyerahan barang yang tidak terutang pajak kepada pihak lain; bahwa menurut Terbanding, pokok pikiran dalam Undang-undang PPN dan memori penjelasan Pasal 16B ayat (1) huruf b Undang-undang PPN, menghendaki keadilan pembebanan pajak dan diberlakukan dan diterapkannya perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak atau terhadap kasus-kasus dalam bidang perpajakan yang pada hakekatnya sama; bahwa menurut Terbanding, Pajak masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat dikreditkan, sebagaimana diatur dalam Pasal 16B ayat (3) Undang-undang PPN; bahwa menurut Terbanding, atas penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa barang hasil pertanian dibebaskan dari pengenaaan PPN, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan pemerintah nomor 12 Tahun 2001 Tentang Impor dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaaan Pajak Pertambahan Nilai; bahwa menurut Terbanding, barang hasil pertanian tersebut adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan, yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut, sebagaimana ditetapkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah tersebut, termasuk Tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit; bahwa Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat dikreditkan, sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor

2 31 Tahun 2007 a quo; bahwa Terbanding mendalilkan bahwa salah satu karakteristik yang melekat pada PPN adalah bahwa PPN tidak menghendaki dirinya mempengaruhi kompetisi dalam bisnis; bahwa Terbanding berpendapat bahwa perlakuan perpajakan yang dilakukan oleh Terbanding atas sengketa a quo adalah dalam rangka menjaga karakteristik netralitas pada PPN; bahwa Terbanding berpendapat bahwa kompetisi antara perusahaan yang hanya menghasilkan CPO yang membeli TBS dari perusahaan yang menghasilkan TBS dengan perusahaan yang menghasilkan CPO secara terintegrasi pasti berbeda. tetapi PPN tidak boleh menjadi pembeda bagi kompetisi di antara keduanya; bahwa gramatikal (tata bahasa) yang digunakan dalam Pasal 16B ayat (3) UU PPN berbeda dengan Pasal 9 ayat (5) dan 9 ayat (6) UU PPN; bahwa Pasal 16B ayat (3) menggunakan frase yang atas penyerahannya, sebagai berikut: Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, tidak dapat dikreditkan ; bahwa Pasal 9 ayat (5) dan 9 ayat (6) UU PPN menggunakan struktur kalimat aktif transitif yaitu:... Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang PPN dst... ; bahwa Terbanding berpendapat bahwa karena tata bahasa yang digunakan berbeda, tentunya maknanya juga tidak sama; bahwa Terbanding berpendapat bahwa frase yang atas penyerahannya pada Pasal 16B ayat (3) UU PPN maknanya berbeda dengan kalimat Pengusaha yang melakukan penyerahan pada Pasal 9 ayat (5) dan 9 ayat (6) UU PPN; bahwa dalam memori penjelasannya ditegaskan sebagai berikut: Pengusaha Kena Pajak B memproduksi Barang Kena Pajak yang mendapat fasilitas dari Negara, yaitu atas penyerahan Barang Kena Pajak tersebut dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai ; bahwa Terbanding berpendapat bahwa frase yang atas penyerahannya pada Pasal 16B ayat (3) UU PPN mengandung makna yang apabila diserahkan, itulah sebabnya, pilihan kata pada bagian penjelasan Pasal 16B ayat (3) UU PPN adalah memproduksi bukan menyerahkan ; bahwa Terbanding berpendapat bahwa ketika PKP memproduksi BKP yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN, ketika itu pulalah ketentuan yang menyatakan bahwa Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan berlaku tanpa menunggu kepastian adanya penyerahan BKP tersebut, itulah sebabnya frase yang digunakan dalam Pasal 16B adalah yang atas penyerahannya, bukan Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan ; bahwa berkaitan dengan sengketa a quo, Terbanding berpendapat bahwa Pemohon Banding adalah Pengusaha Kena Pajak yang memproduksi BKP yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN, oleh karena itu, sesuai ketentuan Pasal 16B ayat (3) UU PPN, Pajak Masukan atas perolehan BKP tersebut tidak dapat dikreditkan; bahwa koreksi Terbanding atas pajak masukan sebesar Rp ,00 dengan dalil pajak masukan tersebut nyata-nyata terkait dengan unit kebun sawit dalam rangka menghasilkan TBS yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN, sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (5) dan ayat (6) serta Pasal 16B Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 s.t.d.t.d PP Nomor 31 Tahun 2007, PMK Nomor 78/PMK.03/2010, Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-03/PJ.3/1985 dan SE-90/PJ/2011 tidak dapat dikreditkan; bahwa sengketa atas koreksi positif pajak masukan sebesar Rp ,00 ini merupakan sengketa yuridis fiskal, yaitu apakah Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang nyata-nyata digunakan untuk unit atau kegiatan usaha kelapa sawit yang menghasilkan Tandan Buah Segar (selanjutnya disebut dengan TBS), yang dilakukan oleh Pemohon Banding yang melakukan kegiatan usaha terpadu (integrated) dapat dikreditkan atau tidak; bahwa maksud dari terpadu atau terintegrasi (integrated) adalah bahwa industri pengolahan CPO menyatu (terintegrasi) dengan usaha perkebunan kelapa sawit (TBS) dalam satu entitas usaha, dimana TBS tersebut merupakan bahan baku untuk diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil / Industri minyak kasar); bahwa Pemohon Banding menyatakan tidak setuju atas koreksi tersebut dengan dalil, penyerahan yang dilakukan selama tahun 2012 berupa Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel dan Material/Spare Part dan Jasa Kena Pajak berupa Jasa Maklon merupakan penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% (berupa penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilai-nya harus dipungut sendiri, penyerahan yang Pajak Pertambahan Nilai-nya tidak dipungut sesuai dengan SK Menteri Keuangan Nomor 291/KMK.05/1997 tentang Kawasan Berikat); bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas dokumen-dokumen yang disampaikan Terbanding dan

3 Pemohon Banding, Fakta Hukum yang terungkap dalam persidangan adalah sebagai berikut: bahwa Pemohon Banding memiliki 2 (dua) unit usaha yaitu Unit perkebunan yang menghasilkan kelapa sawit (termasuk dalam kategori barang strategis yang PPN-nya dibebaskan sebagaimana diatur dalam PP-31 Tahun 2007) dan Unit Pengolahan yang mengolahan TBS menjadi CPO (termasuk barang Kena Pajak); bahwa lokasi perkebunan terbagi atas 3 Nomor Objek Pajak (PBB) yaitu Nomor , dan yang berlokasi di Kabupaten Agam dan Pasaman Barat, Pabrik terletak di Kabupaten Agam; bahwa terkait lokasi perkebunan tersebut Pemohon Banding menyatakan lokasi perkebunan tersebut sebenarnya menyatu dan berlokasi di perbatasan Kabupaten Agam dan Pasaman, namun demikian secara administrasi terletak di beberapa kecamatan sehingga Nomor Objek Pajaknya terbagi 3; bahwa Pemohon Banding tidak melakukan penjualan TBS kepada Pihak lain dan hanya menjual Minyak sawit (CPO) dan Minyak Inti sawit (Palm Kernel) hasil dari pengolahan di pabriknya; bahwa TBS digunakan sendiri oleh Pemohon Banding yaitu diolah di Pabrik Pengolahan yang dimilikinya sendiri; bahwa berdasarkan uraian fakta hukum tersebut di atas dan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku Majelis berpendapat sebagai berikut: bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan terbukti Pemohon Banding adalah perusahaan produsen minyak sawit (CPO) yang terintegrasi dengan jenis kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan sekaligus juga mempunyai unit perkebunan dan pengolahan (pabrik) yang menghasilkan minyak sawit dan minyak inti sawit; bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan terbukti Pemohon Banding melakukan pengolahan semua TBS hasil dari unit kebunnya dan menjual produk akhirnya kepada pihak lain dalam bentuk Minyak sawit dan minyak inti sawit; bahwa Majelis berpendapat bahwa dalam menentukan dapat dikreditkannya suatu pajak masukan haruslah dikaitkan dengan bidang usaha dan penyerahan yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak bukan dikaitkan dengan jenis barang yang dihasilkan oleh Pengusaha Kena Pajak; bahwa hal ini secara implisit sesuai dengan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yang menyatakan Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk Masa Pajak yang sama ; bahwa selanjutnya Pasal 9 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai menyatakan Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pengusaha Kena Pajak selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak, sepanjang bagian penyerahan yang terutang pajak dapat diketahui dengan pasti dari pembukuannya, maka jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah Pajak Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang pajak; bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan terbukti Pemohon Banding tidak melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak/dibebaskan pajak kepada pihak lain berupa Tandan Buah Segar yang dihasilkan oleh unit perkebunannya, sehingga secara jelas Pasal 9 ayat (5) tidak dapat diterapkan pada sengketa banding ini; bahwa Pasal 16 B Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai sesuai falsafah dan historisnya, adalah merupakan aturan khusus di luar ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai; bahwa Pasal 16 B Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai mengatur perlakuan khusus terkait Pajak Masukan untuk perusahaan yang memperoleh fasilitas atas penyerahan hasil produksinya; bahwa Pasal 16 B Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai secara lengkap mengatur sebagai berikut: (1) Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya, atau dibebaskan dari pengenaan pajak, baik untuk sementara waktu maupun selamanya, untuk: a. kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean; b. penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu; c. impor Barang Kena Pajak tertentu; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; dan e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, diatur dengan Peraturan Pemerintah. (2) Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai dapat dikreditkan. (3) Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tidak dapat dikreditkan.; bahwa dari isi pasal a quo, terlihat jelas bahwa ketentuan Pasal 16B adalah ketentuan yang mengatur hal

4 yang khusus mengenai mekanisme pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; bahwa kekhususan dimaksud adalah terkait dengan: kegiatan, barang kena pajak atau jasa kena pajak, impor barang kena pajak, pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak, yaitu dengan adanya kata tertentu di belakang hal-hal yang diatur khusus tersebut; bahwa kalimat yang atas penyerahannya dalam Pasal 16B ayat (3) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai merujuk pada penyerahan akhir dari Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu terkait dengan barang kena pajak tertentu dan jasa kena pajak tertentu, impor Barang Kena Pajak tertentu, pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu, pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu, pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu ; bahwa Majelis berpendapat bahwa terbukti kegiatan Pemohon banding adalah melakukan kegiatan usaha industri kelapa sawit yang terintegrasi dengan produk akhir adalah CPO; bahwa Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding sebagai pengusaha dengan kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit yang terintegrasi dengan pabrik pengolahan CPO dan PK tidak termasuk dalam lingkup kegiatan, penyerahan maupun pemanfaatan sebagaimana diatur dalam ketentuan pada Pasal 16 B UU PPN a quo; bahwa kegiatan Pemohon banding yang melakukan kegiatan usaha industri kelapa sawit terintegrasi dengan produk akhir berupa CPO dan PK yang jelas-jelas merupakan barang kena pajak termasuk dalam lingkup kegiatan, penyerahan maupun pemanfaatan yang diatur oleh ketentuan umum yang mengatur tentang penyerahan barang kena pajak beserta pemungutan pajak pertambahan nilai serta pengkreditan pajak masukan pajak pertambahan nilai yaitu ketentuan sebagaimana diatur pada Pasal 9 ayat (5), ayat (6) dan ayat (7) UU PPN; bahwa berdasarkan fakta dalam persidangan terbukti Pemohon Banding tidak melakukan penyerahan atas hasil produksi unit perkebunannya berupa Tandan Buah Segar yang menurut Pasal 16B ayat (3) UU PPN dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007, penyerahan Tandan Buah Segar dibebaskan dari pengenaan pajak; bahwa Pemohon Banding terbukti hanya melakukan penyerahan atas hasil akhir produksinya berupa Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit yang terutang Pajak Pertambahan Nilai, sehingga secara jelas Pasal 16B ayat (3) tidak dapat diterapkan pada sengketa banding ini; bahwa dalam butir Menimbang pada UU PPN dinyatakan: bahwa dalam rangka lebih meningkatkan kepastian hukum dan keadilan, serta menciptakan sistem perpajakan yang sederhana dengan tanpa mengabaikan pengawasan dan pengamanan penerimaan negara agar pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara mandiri, dilakukan perubahan terhadap Undang-undang No.8 Tahun 1983 tentang PajakPertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994 ; bahwa butir Menimbang a quo secara tegas mengisyaratkan bahwa UU PPN dibuat dalam rangka menciptakan sistem perpajakan yang sederhana dengan tanpa mengabaikan pengawasan dan pengamanan penerimaan negara agar pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara mandiri; bahwa dalam teori hukum khususnya terkait dengan pembuatan peraturan perundang-undangan dikenal metode Law and Economis/Economis Analysis of Law ; bahwa Law and Economis/Economis Analysis of Law adalah: In brief, this method applies the tool of economic analysis to law with a focus on the free market s aim of efficiency and wealth/or utility maximization (it is being said that the law simply reflects the economic system within which it is situated (Morris and Murphy); bahwa menurut metode tersebut pembuatan suatu aturan (perundang-undangan) bertujuan untuk mencapai efisiensi dan maksimisasi kekayaan serta manfaat ekonomis yang kelak akan diperoleh Negara sebagai tujuan akhir dibuatnya aturan terkait; bahwa adanya aturan yang memberikan manfaat dan keuntungan ekonomis bagi perusahaan sawit yang memiliki kebun dan sekaligus pabrik pengolahan adalah dibuat dalam rangka untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat dan Negara secara keseluruhan sebagai tujuan akhir dibuatnya aturan yang memberikan fasilitas untuk itu; bahwa dalam hal adanya perusahaan sawit yang hanya memiliki kebun saja dan kemudian tidak mendapatkan fasilitas adalah merupakan kewajaran karena secara ekonomi perusahaan sawit yang hanya memiliki kebun akan memberikan sumbangan kepada perekonomian tidak sebesar sumbangan yang diberikan oleh perusahaan sawit yang terintegrasi yang telah mengeluarkan modal yang lebih besar; bahwa dengan demikian antara perusahaan sawit yang hanya memiliki kebun saja dengan perusahaan sawit yang memiliki kebun dan pabrik pengolahan tidak dapat diperbandingkan karena tidak sama (tidak ekual); bahwa dengan kondisi sedemikian maka konsep equal treatment tidak dapat diberlakukan antara perusahaan sawit yang hanya memiliki kebun saja dengan perusahaan sawit terintegrasi yang memiliki kebun dan

5 sekaligus pabrik pengolahan dan menghasilkan CPO dan PK sebagai produk akhir yang merupakan barang kena pajak; bahwa terkait prinsip netralitas dalam perpajakan, Majelis berpendapat bahwa keputusan bisnis harus dimotivasi oleh ekonomi itu sendiri dan bukannya oleh faktor pajak; bahwa dengan pertimbangan seperti disampaikan di atas maka perusahaan (Wajib Pajak) dalam suatu situasi yang sama dan melakukan suatu transaksi yang serupa akan dikenakan tingkat pajak yang sama juga; bahwa dalam kondisi antara perusahaan sawit dengan kebun saja dibandingkan dengan perusahaan sawit yang memiliki kebun dan juga pabrik pengolahannya maka kedua perusahaan tersebut tidak dapat dikatakan dalam suatu keadaan atau situasi yang sama; bahwa oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa prinsip netralitas bagi ke dua jenis perusahaan sawit tersebut tidak dapat diberlakukan; bahwa Majelis mempertimbangkan penafsiran yang akan datang (futuristik) dalam hal adanya ketentuan yang mengatur tentang pengkreditan pajak masukan yang tercantum pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 21/PMK.011/2014 tanggal 30 Januari 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 Tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Penyerahan Yang Terutang Pajak Dan Penyerahan Yang Tidak Terutang Pajak; bahwa Pasal 2 A ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 21/PMK.011/2014 mengatur: Pengusaha Kena Pajak yang: a. menghasilkan Barang Kena Pajak yang atas penyerahannya termasuk dalam Penyerahan yang Tidak Terutang Pajak; dan b. mengolah dan/atau memanfaatkan lebih lanjut Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a, baik melalui unit pengolahan sendiri maupun melalui titip olah dengan menggunakan fasilitas pengolahan Pengusaha Kena Pajak lainnya sehingga menjadi Barang Kena Pajak yang atas seluruh penyerahannya termasuk dalam Penyerahan yang Terutang Pajak, seluruh Pajak Masukan yang sudah dibayar dapat dikreditkan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan di bidang perpajakan. bahwa peraturan perundang-undangan a quo mengatur bahwa seluruh Pajak Masukan yang sudah dibayar dapat dikreditkan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan di bidang perpajakan; bahwa Majelis berpendapat bahwa TBS yang dihasilkan dari unit perkebunan kelapa sawit Pemohon Banding digunakan sendiri (pemakaian sendiri) untuk tujuan produktif di unit pengolahan TBS untuk menghasilkan CPO dan PK (Integrated), sehingga tidak tepat apabila hal tersebut dianggap Terbanding sebagai penyerahan Barang Kena Pajak; bahwa Majelis berpendapat unit perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan TBS dan unit pengolahan yang menghasilkan CPO dan PK merupakan satu kesatuan entitas (Single Entity) secara fiskal karena kedua unit tersebut merupakan satu kesatuan NPWP dan NPPKP; bahwa Majelis berpendapat produk akhir Pemohon Banding berupa CPO dan PK yang merupakan Barang Kena Pajak yang atas penyerahannya terutang PPN yang seharusnya oleh Terbanding dijadikan dasar apakah Pajak Masukan PPN yang dikreditkan berhubungan dengan kegiatan usahanya bukan memilahmilah bagian mata rantai dari proses produksi; bahwa Majelis berpendapat bahwa Pajak Masukan atas pembelian pupuk, biaya angkut pupuk, peptisida dan sebagainya yang dikoreksi Terbanding terbukti mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha yang menghasilkan CPO dan PK yang merupakan produk akhir Pemohon Banding, bukannya dipilah-pilah apakah PM a quo digunakan untuk menghasilkan barang setengah jadi maupun barang jadi; bahwa dengan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana diuraikan di atas, maka Majelis berpendapat koreksi Terbanding atas Pajak Masukan dalam rangka menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) tidak sesuai dengan ketentuan dan oleh karenanya koreksi a quo tidak dapat dipertahankan; bahwa dalam musyawarah Majelis, Hakim Wisnoe Saleh Thaib, Ak., M.Sc menyatakan pendapat yang berbeda (dissenting opinion) atas koreksi koreksi Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00 dengan uraian sebagai berikut: bahwa Pasal 16B ayat (3) UU PPN menyatakan Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tidak dapat dikreditkan ; bahwa apakah dalam konteks Pasal ini dapat diartikan Wajib Pajak harus melakukan penyerahan yang tidak terutang Pajak Pertambahan Nilai (kepada pihak lain);

6 bahwa dalam kamus bahasa Indonesia versi online ( kata dasar yang memiliki arti sebagai berikut: yang 1 p kata untuk menyatakan bahwa kata atau kalimat yg berikut diutamakan atau dibedakan dr yg lain: orang -- baik hati; 2 p kata yg menyatakan bahwa bagian kalimat yg berikutnya menjelaskan kata yg di depan: dijumpainya seorang pengemis -- sedang berteduh di bawah pohon asam itu; 3 pron kata yg dipakai sbg kata pembeda: -- kaya sama -- kaya, -- miskin sama -- miskin; 4 kl p adapun; akan: -- hamba ini diperanakkan di Malaka juga; 5 p cak bahwa: saya pun percaya -- Adinda kasih juga akan Kakanda; bahwa berdasarkan kamus bahasa Indonesia versi online di atas, kata yang bermakna: kata yang menyatakan bahwa bagian kalimat berikutnya menjelaskan kata yang didepannya. Oleh karena itu, kalimat : atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan pajak Pertambahan nilai tidak dapat dikreditkan, bukan menerangkan penyerahan yang dilakukan, melainkan menerangkan Barang Kena Pajak yang mendapat fasilitas bahwa dengan demikian, penentuan Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan BKP/JKP dapat dikreditkan atau tidak, bukan didasarkan pada ada tidaknya penyerahan, melainkan jenis BKP/JKP yang diperolehnya yaitu TBS; bahwa landasan filosofis Pasal 16B UU PPN sebagaimana diuraikan dalam penjelasannya adalah sebagai berikut: Salah satu prinsip yang harus dipegang teguh di dalam Undang-Undang Perpajakan adalah diberlakukan dan diterapkannya perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak atau terhadap kasuskasus dalam bidang perpajakan yang pada hakikatnya sama dengan berpegang teguh pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, setiap kemudahan dalam bidang perpajakan, jika benar-benar diperlukan, harus mengacu pada kaidah di atas dan perlu dijaga agar di dalam penerapannya tidak menyimpang dari maksud dan tujuan diberikannya kemudahan tersebut ; Tujuan dan maksud diberikannya kemudahan pada hakikatnya untuk memberikan fasilitas perpajakan yang benar-benar diperlukan terutama untuk berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang berprioritas tinggi dalam skala nasional, mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing, mendukung pertahanan nasional, serta memperlancar pembangunan nasional ; bahwa Pemohon Banding berpendapat ketika Wajib Pajak yang hanya melakukan penyerahan dan penjualan TBS saja maka Pajak Masukannya tidak dapat di kreditkan, namun apabila Wajib Pajak melakukan proses bisnis yang terpadu (integrated) dengan hanya melakukan penyerahan/penjualan CPO (BKP) maka Pajak Masukan sehubungan dengan perolehan TBS dapat dikreditkan, sehingga pendapat Pemohon Banding tersebut telah mengabaikan prinsip perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak (Equal) yang dianut dalam Pasal 16B UU PPN; bahwa berdasarkan prinsip perlakuan yang sama terhadap semua Wajib Pajak (Equal) yang dianut dalam Pasal 16 B UU PPN, Hakim Wishnoe Saleh Thaib Ak, M.Sc berpendapat bahwa Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang nyata-nyata hanya digunakan untuk kegiatan untuk menghasilkan Barang Kena Pajak strategis, tidak dapat dikreditkan; bahwa prinsip netralitas dalam Pajak Pertambahan Nilai perlu dikedepankan dan tidak boleh ditinggalkan, karena PPN tidak menghendaki adanya kondisi yang mempengaruhi kompetisi dalam dunia bisnis. Jika Pajak Masukan untuk menghasilkan TBS pada usaha terintegrasi dapat dikreditkan, Pengusaha yang memiliki modal kecil yang tidak mampu memiliki unit pengolahan (di dalamnya termasuk petani), akan kesulitan berkompetisi harga dengan pengusaha besar (karena Pajak Masukan akan menjadi unsur Harga Pokok Penjualan). Hal tersebut bertentangan dengan prinsip netralitas PPN yang menghendaki PPN tidak mempengaruhi kompetisi dalam bisnis; bahwa mengingat TBS merupakan Barang Kena pajak yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan untuk menjaga prinsip netralitas, maka Hakim Wishnoe Saleh Thaib Ak, M.Sc berpendapat Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan TBS tidak dapat dikreditkan. bahwa koreksi positif Pajak Masukan PPN atas Barang Kena Pajak yang bersifat strategis yang nyata-nyata digunakan untuk unit kegiatan yang menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) yang penyerahannnya dibebaskan dari pengenaan PPN pada perusahaan yang melakukan kegiatan usaha terpadu (integrated) dapat dibenarkan, sesuai dengan norma atau kaidah serta kebijakan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat (5) dan ayat (6) serta Pasal 16 B ayat (3) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, dengan demikian, koreksi Terbanding tetap dipertahankan karena telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku; bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007, menetapkan Tandan Buah Segar (TBS) sebagai Barang Kena Pajak yang bersifat strategis (BKP Strategis) yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai; bahwa oleh karena itu, Hakim Wishnoe Saleh Thaib Ak, M.Sc berpendapat bahwa Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dalam rangka menghasilkan BKP yang tidak terutang PPN yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2001

7 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 harus berlaku sama terhadap semua Wajib Pajak, baik bagi usaha kelapa sawit terpadu (integrated) yang mempunyai pabrik CPO maupun bagi usaha kelapa sawit yang tidak terpadu (non integrated) yang tidak mempunyai pabrik CPO, sesuai dengan prinsip perlakuan yang sama (equal treatment) sebagaimana diatur dalam penjelasan Pasal 16B ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai; Dengan demikian berdasarkan hal hal tersebut diatas, Hakim Wishnoe Saleh Thaib Ak, M.Sc berpendapat bahwa koreksi terbanding atas Pajak Masukan dalam rangka menghasilkan Tandan Buah Segar ( TBS) sudah tepat dan menolak banding atas koreksi tersebut diatas; Menimbang : bahwa Pasal 79 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak mengatur sebagai berikut : Dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Majelis, putusan Pengadilan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 diambil berdasarkan musyawarah yang dipimpin oleh Hakim Ketua dan apabila dalam musyawarah tidak dapat dicapai kesepakatan, putusan diambil dengan suara terbanyak ; Menimbang : bahwa karena salah satu Hakim berpendapat lain, maka putusan diambil berdasarkan suara terbanyak, dengan demikian pendapat berdasarkan suara terbanyak Majelis Hakim adalah berketetapan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap koreksi Pajak Masukan yang digunakan untuk menghasilkan TBS Kelapa Sawit di unit perkebunan sebesar Rp ,00 Menimbang Menimbang : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak : bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi Administrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, rekapitulasi pendapat Majelis atas pokok sengketa adalah sebagai berikut : No Uraian Koreksi Total Sengketa (Rp) Tidak Dipertahankan (Rp) Dipertahankan (Rp) 1 Pajak Masukan , ,00 0,00 Menimbang : bahwa berdasarkan kesimpulan Majelis terhadap sengketa di atas, maka dengan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Majelis memutuskan untuk mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding, sehingga Pajak Masukan Pemohon untuk Masa Pajak Maret 2012 dihitung kembali sebagai berikut : Pajak yg dapat diperhitungkan menurut Terbanding sebesar Rp ,00 Koreksi Pajak Masukan Yang tidak dapat dipertahankan sebesar Rp ,00 Pajak yg dapat diperhitungkan menurut Majelis sebesar Rp ,00 Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, dan ketentuan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini; Memutuskan : Menyatakan mengabulkan seluruhnya banding Pemohon Banding terhadap keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-2228/WPJ.19/2014 tanggal 29 Oktober 2014, tentang Keberatan Wajib Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Maret 2012 Nomor 00064/407/12/092/13 tanggal 27 November 2013, atas nama XXX, dengan perhitungan menjadi sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak : - Ekspor - Penyerahan yg PPN-nya harus dipungut sendiri - Penyerahan yg PPN-nya tidak dipungut - Penyerahan yg dibebaskan dari pengenaan PPN - Dikurangi: Retur Penjualan Rp Rp Rp Rp 0, , , ,00 0,00 Jumlah Seluruh Penyerahan Rp ,00 Pajak Keluaran yg harus dipungut/dibayar sendiri Rp ,00

8 Pajak yg dapat diperhitungkan Rp ,00 Jumlah Perhitungan PPN yang kurang/(lebih) bayar Rp ( ,00) Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai yang sudah Rp ,00 dikompensasikan Julah Pajak Pertambahan Nilai yang Lebih Bayar Rp ( ,00) Sanksi Administrasi Undang-Undang KUP Rp 0,00 Jumlah PPN Yang Masih Harus Dibayar Rp ( ,00) Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Selasa tanggal 8 September 2015 oleh Hakim Majelis VIA Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut : Wishnoe Saleh Thaib, Ak.,M.Sc.. Tri Hidayat Wahyudi,Ak.,M.B.A.. Drs. Djoko Joewono Hariadi,M.Si... sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, yang dibantu oleh Ir. Hendaryati, M.M., sebagai Panitera Pengganti, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa tanggal 17 November 2015 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta tidak dihadiri oleh Terbanding dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding.

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62294/PP/M.XI.B/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00, Putusan Nomor : PUT-72658/PP/M.XB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

bahwa hasil pemeriksaan selengkapnya atas pokok sengketa tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

bahwa hasil pemeriksaan selengkapnya atas pokok sengketa tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87243/PP/M.XVIB/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa sengketa terbukti mengenai tarif pajak dalam banding ini adalah koreksi Terbanding

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK Putusan Nomor : 72764/PP/M.XVA/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Pajak yang dapat diperhitungkan PPN Barang dan Jasa Masa Pajak

Lebih terperinci

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

: Put-63368/PP/M.VIIIA/16/2015

: Put-63368/PP/M.VIIIA/16/2015 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-63368/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah adalah koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan

Lebih terperinci

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT. 49902/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

November 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 05 April 2010;

November 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.03/2010 tanggal 05 April 2010; utusan Nomor : Put-73888/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : PPN ahun Pajak : 2010 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebagai berikut :

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebagai berikut : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.61621/PP/M.XII B/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak Pokok Sengketa : 2011 : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1786/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

bahwa Koreksi atas PPN Masukan tetap ditolak dan diajukan banding oleh Pemohon Banding dengan alasan sebagai berikut:

bahwa Koreksi atas PPN Masukan tetap ditolak dan diajukan banding oleh Pemohon Banding dengan alasan sebagai berikut: tusan Nomor : Put-73890/PP/M.XIB/16/2016 nis Pajak : PPN hun Pajak : 2010 kok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi dari Keputusan Menteri Keuangan No.575/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000. Berdasarkan pasal 2 ayat 1 Keputusan Menteri Keuangan nomor 575 (selanjutnya disebut

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Putusan Nomor : Put.69128/PP/M.IA/16/2016 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

2. Koreksi Pajak Masukan atas jawaban konfirmasi sebesar Rp , Koreksi Pajak Masukan atas Kebun sebesar Rp

2. Koreksi Pajak Masukan atas jawaban konfirmasi sebesar Rp , Koreksi Pajak Masukan atas Kebun sebesar Rp utusan Nomor : Put-73891/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : PPN ahun Pajak : 2010 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54008/PP/M.VI.B/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust : Put. 43692/PP/M.XV/16/2013 Mahkamaa Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.55378/PP/M.VIA/15/2014 Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Penghasilan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan sektor nonmigas. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, peran penerimaan. tahun 2004 menjadi 74,9% pada tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan sektor nonmigas. Dalam 5 (lima) tahun terakhir, peran penerimaan. tahun 2004 menjadi 74,9% pada tahun 2009. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang mendapatkan sumber terbesar dari penerimaan pajak. Komposisi pendapatan Negara lebih bertumpu pada sumber sumber penerimaan dari

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50322/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak

Lebih terperinci

Pertambahan Nilai sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Pertambahan Nilai sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-81764/PP/M.VIB/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini berupa koreksi Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 1715/B/PK/PJK/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00); Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa PUTUSAN Nomor 544/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai

Lebih terperinci

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp ,00

1. Koreksi Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-59735/PP/M.VIB/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah: 1.

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam Gugatan ini adalah

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp Putusan Nomor : 80394/PP/M.IIA/15/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia PUTUSAN Nomor 581/B/PK/PJK/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Memeriksa permohonan peninjauan kembali perkara pajak telah memutuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut:

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54010/PP/M.VI.B/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Penggantian ke 2 (dua) :

Penggantian ke 2 (dua) : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put79783/PP/M.IIB/99/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak Duduk Perkara/ Pokok Sengketa:

Lebih terperinci

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.73443/PP/M.XIIB/16/2016 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa nilai sengketa terbukti dalam

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi positif atas

Lebih terperinci

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut :

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.54025/PP/M.VB/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut: Putusan Nomor : Put- 87938/PP/M.XVIB/25/2017 Jenis Pajak : PPh Final Pasal 4 ayat (2) Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT- 58582/PP/M.VIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak)

PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak) PPN TRANSAKSI LINTAS BATAS MENURUT UU PPN Oleh: Winarto Suhendro (Staf Pengadilan Pajak) PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui terdapat 2 (dua) prinsip dasar pemungutan PPN atas transaksi lintas batas (cross

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72332/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : Gugatan Pajak : bahwa nilai sengketa terbukti dalam gugatan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43787/PP/M.XVI/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.56087/PP/M.XA/17/2014 Jenis Pajak : Pajak Penjualan atas Barang Mewah Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa Menurut Terbanding: : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : Koreksi positif atas Biaya Usaha Lainnya berupa Biaya yang dikoreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 238/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.72331/PP/M.VIIIA/99/2016 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : Gugatan Pajak : bahwa yang menjadi sengketa

Lebih terperinci

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi BAB 1 JENIS, FUNGSI, DAN KEWAJIBAN PEMBUATAN FAKTUR PAJAK Pendahuluan Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi yang sangat penting dalam pelaksanaan ketentuan pemungutan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah

Lebih terperinci

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : 51610/PP/M.XVIIIB/12/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi Terbanding

Lebih terperinci

1. Koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00

1. Koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp ,00 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.50329/PP/M.X/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.44159/PP/M.XII/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : Pajak Pertambahan Nilai : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

SE - 95/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG KENA PAJAK TERTENTU DAN/ATAU

SE - 95/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG KENA PAJAK TERTENTU DAN/ATAU SE - 95/PJ/2010 PENEGASAN PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG KENA PAJAK TERTENTU DAN/ATAU Contributed by Administrator Monday, 20 September 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 20 September 2010

Lebih terperinci

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena: Nomor Putusan : Put.37978/PP/M.II/16/2012 Pengadilan Pajak Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2007 Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa dasar koreksi DPP PPN sebesar Rp.5.943.996.000,00 sama

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011 Jurnal Ilmiah Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842 Volume 17 No.2 September 2013 EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011 Meta Evelin Samosir Rachmat Kurniawan Ganda Hutapea

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan. No.153, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPN. Ekspor. Kegiatan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PMK.03/2010 TENTANG BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA

Lebih terperinci

ANALISIS SENGKETA PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN KELAPA SAWIT ATAS KASUS BANDING PERUSAHAAN X

ANALISIS SENGKETA PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN KELAPA SAWIT ATAS KASUS BANDING PERUSAHAAN X ANALISIS SENGKETA PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN KELAPA SAWIT ATAS KASUS BANDING PERUSAHAAN X William Anderson dan Elisa Tjondro Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra Email:

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Terbanding

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015; Putusan Nomor : 72832/PP/M.IIIA/99/2016 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M PUTUSAN Nomor 415/B/PK/Pjk/2018 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa perkara pajak pada peninjauan kembali telah memutus dalam perkara: DIREKTUR

Lebih terperinci

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : PPh Pasal23 : bahwa nilai sengketa terbukti

Lebih terperinci

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.57020/PP/M.XVA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

Lebih terperinci

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005 Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2005 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : bahwa yang

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.55229/PP/M.IB/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak

Lebih terperinci

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010 Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015 Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding adalah Koreksi Jumlah Penghasilan Neto

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017. Jenis Pajak : Bea Masuk Putusan Nomor : Put-86509/PP/M.VII.A/19/2017 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa : bahwa dalam yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah banding atas Surat Penetapan Kembali

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi

Lebih terperinci

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00) Putusan Nomor : Put.73686/PP/M.XVIIIA/10/2016 Jenis Pajak : PPh Pasal 21 Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah koreksi positif Terbanding

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012. Jenis Pajak : PPN. Masa/Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012. Jenis Pajak : PPN. Masa/Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : Put.37984/PP/M.II/16/2012 Nomor Jenis Pajak : PPN Masa/Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi atas Pajak Masukan sebesar Rp250.000.000,00,

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 24/PJ/2014 TENTANG PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70P/HUM/2013 MENGENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BARANG HASIL PERTANIAN

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Surat Tergugat Nomor

Lebih terperinci

70/PMK.03/2010 BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA PAJAK YANG ATAS EKSPORNYA DIKENAI PAJAK PERTAMBA

70/PMK.03/2010 BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA PAJAK YANG ATAS EKSPORNYA DIKENAI PAJAK PERTAMBA 70/PMK.03/2010 BATASAN KEGIATAN DAN JENIS JASA KENA PAJAK YANG ATAS EKSPORNYA DIKENAI PAJAK PERTAMBA Contributed by Administrator Wednesday, 31 March 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGURANGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013; Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-52546/PP/M.XVA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 143 TAHUN 2000 (143/2000) TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan

Lebih terperinci