HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum"

Transkripsi

1 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan di Green House (GH) berukuran sekitar 100 m 2. Suhu GH selama penelitian berkisar antara 27 o C - 36 o C. Benih yang digunakan pada penelitian ini adalah benih impor dengan merk dagang Plant Heart s Seed s. Daya berkecambah benih ini kurang baik untuk beberapa varietas. Hal ini diduga karena lingkungan yang kurang mendukung untuk pertumbuhan varietas tertentu. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan tanaman yang kurang maksimal, sehingga banyak benih yang tidak tumbuh pada beberapa perlakuan. Kemasan benih yang tidak dilengkapi dengan pembungkus alumunium foil juga diduga menjadi faktor kecilnya daya berkecambah dan menyebabkan banyak data yang kosong. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan program GLM (General Linear Manager) untuk menghitung nilai tengah rata-rata dari masing-masing parameter pengamatan. Hingga akhir waktu pengamatan berkecambahnya benih (4MST), presentase benih yang hidup adalah 33.33% atau sekitar 48 tanaman dari total tanaman sejumlah 144 tanaman. Menurut Mike dan Donini (1993), keberhasilan induksi mutasi sangat bergantung pada genotipe yang digunakan, bagian tanaman yang diradiasi, dan dosis yang diaplikasikan. Selain faktor biologis seperti genetik, hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu induksi mutasi adalah faktor lingkungan seperti oksigen, kadar air, penyimpanan pasca iradiasi dan suhu. Selama penelitian, terdapat beberapa OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang menyerang seperti hama, penyakit, dan gulma. Hama yang menyerang yaitu belalang yang menyebabkan daun berlubang namun tanaman masih dapat tumbuh (Gambar 5). Pengendalian yang dilakukan yaitu menggunakan perangkap serangga dan membasmi secara manual. Selain belalang, banyak terdapat kutu yang juga menyerang tanaman bunga matahari seperti Aphis craccivora, Aphis gosyphii, Psedococcidae, dan juga ulat daun.(gambar 1). Kutu-kutu tersebut menyerang hampir di seluruh bagian tanaman, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman sangat terganggu, bahkan sampai menyebabkan kematian. Pengendalian yang dilakukan adalah

2 12 penyemprotan menggunakan deterjen dan juga pestisida, namun cara pengendalian tersebut tidak mampu membasmi kutu-kutu yang ada. Selain secara manual, juga terdapat predator alami yaitu laba-laba (gambar 3). Penyakit yang menyerang adalah hawar daun (gambar 2) sehingga menyebabkan beberapa tanaman kehilangan daun, namun serangan tidak menimbukan gejala yang membahayakan dibanding dengan serangan kutu. Pengendalian pada penyakit hawar daun dilakukan secara manual yaitu dengan memetik daun yang terserang penyakit. Gulma tumbuh selain di polybag, juga tumbuh di pinggir-pinggir dinding GH. Gulma yang tumbuh adalah gulma rumput dan daun lebar yaitu Cynodon dactylon dan Phyllanthus niruri. Pengendalian yang dilakukan hanya secara manual karena jumlahnya belum sampai merugikan tanaman. Gambar 1. Kutu putih Gambar 2. Hawar daun Gambar 3. Predator alami Gambar 4. Serangan ulat daun Gambar 5. Serangan belalang

3 13 Tabel 1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap karakter kuantitatif bunga matahari No Peubah Waktu Uji F KK % V D V*D 1 Umur Berkecambah (hari) 1-4 MST tn tn tn Tinggi Tanaman (cm) 4 MST * tn tn MST * tn tn MST * tn tn MST * tn tn MST ** tn tn Jumlah Daun (helai) 4 MST * tn tn MST tn tn tn MST tn * tn MST tn tn tn MST tn tn tn Panjang Daun (cm) 4 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn Lebar Daun (cm) 4 MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn MST tn tn tn Lebar Tajuk (cm) 10 MST ** tn tn Diameter Batang (cm) 10 MST ** tn tn Umur Keluar Kuncup (HST) HST tn tn tn Umur Mekar Sempurna HST tn tn tn (HST) 10 Umur Mekar Bunga-Layu HST tn tn tn (HST) 11 Jumlah Mahkota (helai) 7-12 MST ** tn tn Diameter Tabung (cm) 7-12 MST ** tn tn Diameter Petal (cm) 7-12 MST ** tn tn Keterangan: tn: Tidak nyata ** : Sangat nyata * : Nyata MST : Minggu Setelah Tanam KK : Koefisien Keragaman V: Varietas HST : Hari Setelah Tanam V*D: Interaksi antara varietas dan dosis D: Dosis

4 Tabel 2. Morfologi tanaman bunga matahari berdasarkan deskripsi varietas yang digunakan No Varietas Tinggi Warna Bunga Tipe Bunga 1 Italian White cm Putih Spray 2 Sunspot 60 cm Standard 3 Lemon Queen cm Lemon Spray 4 Mammoth cm Standard Keterangan: spray : tipe bunga yang majemuk; standard : tipe bunga tunggal 14 Gambar 6. Keragaan varietas Italian White Gambar 7. Keragaan varietas Sunspot Gambar 8. Keragaan varietas Lemon Queen Gambar 9. Keragaan varietas Mammoth A. Karakter Kuantitatif A.1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman dimulai sejak 4 MST dan diakhiri pada 8 MST. Hal dilakukan karena pengukuran secara keseluruhan berdasarkan umur mekarnya bunga pertama yaitu sampai 8 MST. Benih dikatakan mati apabila setelah umur 4 MST benih tetap tidak berkecambah. Walaupun demikian pada akhir pengamatan yaitu 12 MST, tetap dilakukan pengukuran tinggi tanaman

5 dengan nilai tertinggi secara keseluruhan berturut-turut adalah Lemon Queen ( cm), Mammoth ( cm), Italian White ( cm), dan Sunspot (50.25 cm). Tabel 3. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata tinggi tanaman setelah iradiasi Umur tanaman (MST) V cm Italian White 16.75a 20.56ab 34.87a 46.36ab 58.62bc Sunspot 8.12b 10.67b 19.00b 27.83b 34.41c Lemon Queen 20.72a 26.03a 49.93a 68.22a 92.06a Mammoth 21.88a 27.74a 47.93a 62.98a 76.43ab Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% 15 Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Tabel 1, tinggi tanaman hanya dipengaruhi oleh faktor varietas, sementara faktor dosis tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengaruh varietas berpengaruh nyata sampai 7 MST, sedangkan pada 8 MST, faktor varietas memberikan pengaruh sangat nyata. Pengamatan juga menunjukkan bahwa tinggi tanaman dari beberapa varietas cukup beragam walaupun dalam dosis (gray) yang sama. Hal ini diduga karena dari karateristik tinggi tanaman pada masing-masing varietas sudah jelas berbeda. Berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf 5%, varietas Mammoth memiliki nilai tertinggi sampai 5 MST dibandingkan dengan varietas Italian White, Sunspot, dan Lemon Queen, sedangkan 6 MST - 8 MST nilai tertinggi diperoleh varietas Lemon Queen, sementara varietas Sunspot memiliki nilai terendah dan berpengaruh nyata dengan semua varietas. Perbandingan tinggi tanaman pada masing-masing varietas dalam setiap dosis ditunjukkan pada (Gambar 10). Tanaman kontrol (0 Gy) pada varietas Sunspot tidak ada yang tumbuh, sehingga tidak dapat dibandingan dengan tinggi tanaman pada perlakuan lainnya. Pembandingan dilakukan menggunkan kemasan benih, yaitu dengan nilai tinggi sekitar 2 feet atau sekitar 60 cm.

6 16 A. Italian White C. Sunspot 0Gy-20Gy-40Gy-40Gy-60Gy-60Gy 20Gy 40Gy 40Gy 60Gy A. Lemon Queen D. Mammoth 0Gy 20Gy 40Gy 60Gy 0Gy 20Gy 40Gy 60Gy Gambar 10. Perbandingan tinggi tanaman masing-masing varietas dalam setiap dosis A.2. Jumlah Daun Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan 5, jumlah daun dipengaruhi oleh varietas dan taraf dosis, namun tidak ada interaksi diantara keduanya. Pengaruh varietas nyata terhadap jumlah daun pada 4 MST, sementara taraf dosis memberikan pengaruh yang nyata pada 6 MST. Tabel 4. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata jumlah daun Umur tanaman (MST) Varietas helai Italian White 9.17b Sunspot 12.33ab Lemon Queen 14.00a Mammoth 13.19a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%.

7 17 Tabel. 5 Hasil uji lanjut pengaruh dosis terhadap rata-rata jumlah daun Umur tanaman (MST) Dosis helai Gy b Gy a Gy b Gy ab Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% Perlakuan varietas berpengaruh pada 4 MST yaitu pada varietas Italian White, Lemon Queen, dan Mammoth. Pengaruh dosis berpengaruh pada 6 MST yaitu terhadap dosis 0 Gy, 20 Gy, dan 40 Gy. Jumlah daun yang tersisa di setiap minggunya, juga dipengaruhi oleh serangan hama penyakit dan virus, yang mengharuskan daun tersebut ditanggalkan sebelum waktu yang seharusnya, sehingga menyebabkan jumlah daun mengalami fluktuasi hampir di setiap MST. A.3. Panjang Daun Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang daun dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh varietas maupun taraf dosis sinar gamma dan tidak ada interaksi diantara keduanya. Berdasarkan Tabel 6, rata-rata daun terpanjang dihasilkan oleh varietas Mammoth sampai 8 MST, dengan taraf dosis yaitu 20 Gy. Tabel 6. Pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap rata-rata panjang daun Perlakuan Varietas Umur tanaman (MST) cm Italian White Sunspot Lemon Queen Mammoth Uji F tn tn tn tn tn Dosis cm Gy Gy Gy Gy Uji F tn tn tn tn tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada uji F 5 %

8 18 A.4. Lebar Daun Varietas dan dosis juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap lebar daun. Berdasarkan Tabel 6 di minggu ke 7 dan 8 pada varietas Italian White dan Mammoth dalam 40 Gy, sempat terjadi pengurangan lebar daun, hal ini disebabkan karena ada daun yang terserang hama sehingga mempengaruhi pengukuran lebar daun. Tabel 7. Pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap rata-rata lebar daun Perlakuan Varietas Umur tanaman (MST) cm Italian White Sunspot Lemon Queen Mammoth Uji F tn tn tn tn tn Dosis cm Gy Gy Gy Gy Uji F tn tn tn tn tn Interaksi tn tn tn tn tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada uji F 5 % A.5. Lebar Tajuk dan Diameter Batang Berdasarkan hasil pengamatan, lebar tajuk dan diameter batang pada penelitian ini menghasilkan perbedaan yang sangat nyata. Lebar tajuk diukur dari dua daun yang paling luar. Berdasarkan pengamatan, semakin lebar tajuk suatu tanaman, maka diameter batang juga semakin besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh tinggi tanaman. Mayoritas tanaman yang tinggi akan memiliki lebar tajuk yang lebih besar dibanding dengan tanaman yang rendah.

9 Tabel 8. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata lebar tajuk dan diameter batang Varietas Lebar Tajuk (cm) Diameter (mm) Italian White 56.14b 12.43b Sunspot 44.91c 10.03c Lemon Queen 61.12b 14.12b Mammoth 79.52a 16.85a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% 19 Lebar tajuk tertinggi berturut-turut diperoleh pada varietas Mammoth, Lemon Queen, Italian White, dan Sunspot. Parameter lebar tajuk tidak dipengaruhi oleh dosis sinar gamma dan tidak terdapat interaksi antara dosis sinar gamma terhadap varietas yang digunakan. Sama hal nya dengan lebar tajuk, diameter batang pun hanya dipengaruhi oleh varietas, dan memberikan pengaruh yang sangat nyata. A.6. Diameter Petal, Diameter Tabung, dan Jumlah Mahkota Karakter generatif (diameter petal,diameter tabung, dan jumlah mahkota) memiliki kaitan satu sama lain. Bunga yang besar memiliki diameter petal dan tabung serta jumlah mahkota bunga yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang memiliki bunga berukuran kecil (karakteristik bunga per varietas ditampilkan pada Tabel 2). Tabel 9. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata diameter petal, diameter tabung, jumlah mahkota Varietas Diameter petal Diameter tabung Jumlah mahkota cm helai Italian White 13.33b 5.16a 22.70b Sunspot 12.62b 5.50bc 21.66b Lemon Queen 15.28b 6.75b 29.68a Mammoth 19.07a 9.09a 35.56a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% Secara berurutan bunga yang terbesar hingga terkecil untuk penelitian ini adalah varietas Mammoth, Lemon Queen, Italian White, dan Sunspot, sehingga

10 20 varietas Mammoth memiliki diameter petal, tabung dan jumlah mahkota bunga yang lebih besar dibandingkan 3 varietas lainnya. Faktor varietas memberikan pangaruh nyata terhadap ketiga parameter tersebut, sementara dosis sinar gamma tidak memberikan pengaruh nyata. A.7. Umur Berkecambah, Umur Keluar Kuncup, Umur Mekar Sempurna, Umur Mekar - Layu Perlakuan sinar gamma dapat mempercepat atau memperlambat perkecambahan dan fase generatif suatu tanaman. Bhagwat dan Duncan (1998) menyatakan bahwa dalam pemuliaan mutasi pada umumnya frekuensi mutasi meningkat dengan meningkatnya dosis dan laju dosis, meskipun tingkat daya tumbuh dan daya regenerasi pada tanaman akan menurun dengan meningkatnya dosis. Tabel 10. Pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap umur berkecambah, umur mekar sempurna, umur mekar - layu Parameter Perlakuan Umur Umur Varietas Umur Keluar Umur Mekar mekarlayu Berkecambah Kuncup Sempurna HST Italian White Sunspot Lemon Queen Mammoth Uji F tn tn tn tn Dosis HST Gy Gy Gy Gy Uji F tn tn tn tn Interaksi tn tn tn tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada uji F 5 % Pada penelitian ini waktu berkecambah diketahui sekitar 7 hari - 10 hari sebagaimana yang tertera pada kemasan dari setiap varietas, dan tanaman akan

11 21 berbunga sekitar 2-3 bulan setelah tanam. Berdasarkan Tabel 8, umur berkecambah, umur keluarnya kuncup bunga, umur mekar sempurna bunga, dan umur mekarnya bunga sampai layu tidak dipengaruhi oleh varietas maupun dosis sinar gamma. Umur berkecambah tercepat adalah pada varietas Mammoth dan diperoleh akibat perlakuan dosis 20 Gy. Pada penelitian ini varietas Sunspot memberikan hasil tercepat dalam umur keluar kuncup dan umur mekar sempurna bunga yaitu secara berturut-turut HST dan 52 HST pada dosis 20 Gy, sedangkan untuk umur mekarnya bunga sampai layu pada dosis 0 Gy (tidak diradiasi). B. Karakter Kualitatif B.1. Warna Daun Perlakuan sinar gamma tidak memberikan pengaruh terhadap warna dan bentuk daun pada beberapa individu varietas tertentu. Warna daun diukur menggunakan Royal Horticulture Colour Chart (RHCC). Warna daun normal seperti pada gambar 13). Pada penelitian ini terdapat perubahan warna pada daun akibat klorosis (Gambar 12) yang diperoleh karena perlakuan 60 Gy pada varietas Italian White. Penulis meyakini bahwa perubahan warna daun yang mengalami klorosis tersebut merupakan pengaruh iradiasi sinar gamma karena pada tanaman lainnya tidak ditemukan gejala seperti pada tanaman tersebut. Selain itu juga keragaan daun yang mengalami klorosis tersebut sudah ada sejak tanaman berusia 4 MST hingga akhir pengamatan. Gambar 11. Daun Klorosis Gambar 12. Daun normal

12 22 B.2. Warna Bunga Tabel 11. Perbandingan warna petal masing-masing varietas pada perlakuan dosis sinar gamma yang berbeda Varietas 0 Gy 20 Gy 40 Gy 60 Gy Italian White Sunspot Lemon Queen Mammoth (RHS 12A) * Lemon (RHS 4A) (RHS 12A) Keterangan : * warna berdasarkan kemasan (RHS 12A) (RHS 14A) Kehijauan (RHS 150B) Orange (RHS 23A) (RHS 12A) (RHS 14A) Lemon (RHS 4A) (RHS 12A) (RHS 12A) (RHS 14A) Keputihan (RHS 2C) Tua (RHS 6A) Keragaan bunga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Tidak hanya dilihat dari bentuk ataupun ukuran saja, tetapi juga dilihat dari warna. Pada gambar disajikan hasil dari pengamatan di lapang terhadap parameter warna bunga setelah perlakuan iradiasi sinar gamma. 0 Gy ( RHS 12 A) 20 Gy ( RHS 12 A) RHS 12 A 40 Gy ( RHS 12 A) 60 Gy ( RHS 12 A) kemasan benih Gambar 13. Keragaan bunga Varietas Italian White

13 23 Berdasarkan pengamatan warna bunga pada varietas Italian White tidak terdapat perbedaan warna yang dihasilkan dalam taraf dosis yang berbeda, namun warna yang dihasilkan pada taraf dosis sinar gamma 0 Gy (kontrol) sangat tidak sesuai dengan kemasan benih yang berwarna putih kekuningan. Hal ini diduga karena mungkin ada pengaruh lingkungan yang menyebabkan perbedaan pada varietas Italian White yang kurang sesuai dengan kondisi lingkungan asalnya. 20 Gy (RHS 14 A) 40 Gy (RHS 14 A) 60 Gy (RHS 14 A) Warna pada kemasan RHS 14A Gambar 14. Keragaan Bunga Varietas Sunspot Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian ini, tidak diperoleh perbedaan warna pada varietas Sunspot (gambar 14). Taraf dosis yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk parameter warna bunga. Tanaman bunga matahari varietas Sunspot untuk tanaman kontrol (0 Gy) tidak tumbuh, sehingga perbandingan keragaan fenotip tanaman dilakukan melalui kemasan yang tertera pada benih.

14 24 0 Gy (RHS 4A) 20 Gy (RHS 150 B) 40 Gy (RHS 4A) 60 Gy (RHS 2C) Gambar 15. Perbedaan warna mahkota pada Varietas Lemon Queen Berdasarkan Gambar 15, terlihat jelas adanya perbedaan warna pada mahkota bunga hasil iradiasi sinar gamma. Walaupun tidak semua tanaman pada dosis yang sama memberikan respon warna yang serupa, tetapi respon yang ada cukup memberikan nilai tambah tersendiri bagi tanaman tersebut. Dosis 20 Gy dan 60 Gy memberikan respon warna yang cukup signifikan. Warna kuning kehijauan dihasilkan oleh tanaman yang diradiasi dengan dosis 20 Gy, sedangkan warna kuning keputihan dihasilkan pada iradiasi dengan dosis 60 Gy. Dosis 40 Gy tidak memberikan perubahan warna pada mahkota bunga di mana mahkota bunga terlihat berwarna serupa dengan kontrol, yaitu kuning lemon. 0 Gy (RHS 12 A) 20 Gy (RHS 23 A) 40 Gy (RHS 12 A) 60 Gy (RHS 6A) Gambar 16. Perbedaan warna mahkota pada varietas Mammoth

15 25 Warna yang terbentuk dari varietas Mammoth terjadi pada dosis 20 Gy dan 60 Gy (gambar 16). Pada 20 Gy bunga terlihat lebih berwarna orange (RHS 23A) dibandingkan dengan kontrol yang lebih berwarna kuning (RHS 12A). Perlakuan dosis 60 Gy membentuk warna bunga sedikit lebih kuning tua dibandingkan dengan dosis 0 Gy. Secara keseluruhan, pada penelitian ini tidak terdapat perubahan warna pada bunga tabung. Warna bunga tabung pada masing-masing varietas ditunjukkan pada tabel 12. Tabel 12. Warna bunga tabung pada masing-masing varietas Varietas Warna Kode Warna Italian White RHS 12A Sunspot Orange- RHS 14A Lemon Queen Lemon RHS 4A Mammoth Muda RHS 6A C. Perubahan keragaan Fenotipik Khusus C.1 Italian White Pada penelitian ini terdapat dua perubahan fisiologis yang dihasilkan yang memiliki tajuk cukup unik, yaitu pada varietas Italian White dalam dosis 40 Gy (bercabang 4) dan 60 Gy (bercabang 2) yang seharusnya pada varietas Italian White tidak bercabang (tunggal). Kedua perubahan fisiologis tersebut disajikan pada gambar 17 dan 18. Gambar 17. Italiuan White 40 Gy Gambar 18. Italian White 60 Gy

16 26 Perubahan fisiologis khusus lainnya yang dihasilkan pada varietas Italian White ini juga memberikan bentuk petal yang berbeda. Diduga pertumbuhan pada varietas Italian White kurang baik, maka perbandingan bentuk petal pun mangacu pada kemasan benih, walaupun pada dosis 0 Gy ada beberapa tanaman yang tumbuh. Bentuk petal yang meruncing (makin ke ujung makin lancip) dihasilkan dalam dosis 20 Gy dengan kerapatan petal yang cukup jarang (Gambar 19 A), sedangkan pada perlakuan dalam 60 Gy bentuk petal seperti menggulung (terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat atau tubular) dengan kerapatan yang sangat jarang (Gambar 19 B). A (20 Gy) B (60 Gy) Gambar 19. Bentuk dan kerapatan petal pada varietas Italian White C.2 Sunspot Gambar 20. Perubahan fisiologis khusus pada varietas Sunspot (bunga bergerombol) Perubahan fisiologis yang terbentuk pada varietas Sunspot ini yaitu terjadinya pemendekkan tanaman dan bunga yang tumbuh secara bergerombol. Tinggi yang tertera pada kemasan yaitu 60 cm atau 2 feet dan perubahan fisiologis yang dihasilkan hanya 26 cm pada dosis 20 Gy dan 60 Gy (Gambar 20).

17 27 A Gambar 21. Bentuk dan kerapatan pada varietas Sunspot B Bentuk petal yang dihasilkan pada varietas Sunspot ada yang menggulung (terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat panjang atau pendek) yaitu pada dosis 20 Gy (Gambar 21 A). Bentuk petal terlihat tidak beraturan dan terlipat secara bertumpukan. Selain itu juga diperoleh bentuk petal yang lain yaitu petal terlihat melengkung (berlekuk seperti bentuk busur), yang dihasilkan pada dosis 40 Gy. Bagian ujung petal terlihat seperti tertarik ke belakang dan mengulung. Secara keseluruhan, kerapatan petal pada varietas Sunspot agak jarang- rapat yang dihasilkan dari penelitian ini (Gambar 23 B) C.3 Lemon Queen A (0 Gy) B (20 Gy) C (40 Gy) Gambar 22. Perubahan fisiologis khusus pada varietas Lemon Queen Perubahan fisiologis yang dihasilkan pada varietas Lemon Queen ini yaitu bunga terlihat bergerombol pada satu titik tumbuh yang dihasilkan pada dosis 20 Gy (Gambar 23 B). Juga dihasilkan bunga yang bercabang, dihasilkan pada dosis 40 Gy (Gambar 23 C).

18 28 A (20 Gy) B (40 Gy) C (60 Gy) Gambar 23. Bentuk dan kerapatan petal pada varietas Lemon Queen Secara keseluruhan pada varietas Lemon Queen kerapatan petalnya agak jarang-rapat. Seperti yang terlihat pada perlakuan dengan taraf dosis 40 Gy yang agak jarang dengan bentuk petal yang menggulung ( terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat atau tubular) seperti pada gambar 23 B. Pada perlakuan 20 Gy, bentuk petal terlihat seperti membulat dengan kerapatan yang rapat (Gambar 23 A), sedangkan pada perlakuan 60 Gy, petal berbentuk seperti meruncing (makin ke ujung makin lancip) dengan kerapatan yang rapat (Gambar 23 C). C.4 Mammoth A (20 Gy) B (40 Gy) C (60 Gy) Gambar 24. Bentuk dan kerapatan petal pada varietas Mammoth Pada varietas Mammoth, tidak dihasilkan mutan khusus, namun terdapat bentuk-betuk petal yang beraneka ragam. Bentuk petal yang dihasilkan seperti melengkung (berlekuk seperti bentuk busur) yang dihasilkan akibat pengaruh radiasi pada dosis 20 Gy dengan kerapatan yang agak rapat (Gambar 24 A). Bentuk petal menggulung (terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat

19 29 atau tubular) dihasilkan akibat perlakuan dosis 40 Gy dengan kerapatan yang jarang (Gambar 24 B), sedangkan bentuk petal yang ujungnya meruncing (makin ke ujung makin lancip), dihasilkan akibat perlakuan dosis 60 Gy dengan kerapatan petal yang agak jarang (Gambar 24 C). C.5 Bunga tabung (Lemon Queen 0 Gy) (Lemon Queen 60 Gy) (Mammoth 0 Gy ) (Mammoth 40 Gy) (Mammoth 60 Gy) Gambar 25. Bentuk bunga tabung yang tersembul Pada penelitian ini juga terdapat perubahan fenotip yang terjadi pada bunga tabung, yang diduga akibat iradiasi sinar gamma. Seperti pada varietas Lemon Queen akibat perlakuan dosis 60 Gy, dan varietas Mammoth akibat perlakuan dosis 40 Gy serta 60 Gy, yang bentuk bunga tabungnya tersembul dan membesar jika dibandingkan dengan perlakuan 0 Gy (Gambar 25).

20 30 C.6 Perubahan Fisiologis Prospektif A Gambar 26. Perubahan fisiologis prospektif B Banyak perubahan fisiologis yang dihasilkan pada penelitian ini. Namun dari semua perubahan fisiologis yang dihsailkan, terdapat dua perubahan fisiologis yang cukup potensial untuk dikembangkan menurut penulis, yaitu pada varietas Sunspot akibat perlakuan dosis 60 Gy (Gambar 26 A) dan pada varietas Lemon Queen akibat perlakuan dosis 40 Gy (Gambar 26 B). Hal yang menjadi daya tarik dari perubahan fisiologis yang dihasilkan pada varietas Sunspot (Gambar 26 A) menurut penulis adalah secara fenotip, keragaan yang dihasilkan memiliki tinggi tanaman yang relatif pendek, namun memiliki bunga yang bergerombol pada satu titik tumbuh. Perubahan fisiologis pada varietas Lemon Queen (Gambar 26 B) memiliki daya tarik yaitu pada bunga yang tumbuh secara bercabang. Selain itu ukuran petal yang tidak terlalu besar juga membuat keragaan tanaman ini menjadi terlihat lebih indah. Walaupun demikian tanaman-tanaman tersebut tidak dapat serta merta dikembangkan, karena masih harus melalui beberapa tahapan lagi untuk mendapatkan hasil mutan yang stabil. Penanaman pada generasi kedua (M2) bahkan mungkin sampai generasi keempat (M4) masih perlu dilakukan.

PENGARUH MUTASI FISIK MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) M. HAIKAL CATUR SAPUTRA A

PENGARUH MUTASI FISIK MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) M. HAIKAL CATUR SAPUTRA A PENGARUH MUTASI FISIK MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) M. HAIKAL CATUR SAPUTRA A24080056 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA Latar Belakang IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA MELALUI IRADIASI TUNGGAL PADA STEK PUCUK ANYELIR (Dianthus caryophyllus) DAN UJI STABILITAS MUTANNYA SAMPAI GENERASI MV3 Pendahuluan Perbaikan sifat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Perkecambahan benih-benih purwoceng terjadi pada waktu yang berbedabeda karena tidak dilakukan persemaian serempak. Tanaman dikelompokkan sesuai umur untuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Pada awal penanaman sudah memasuki musim penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Proliferasi Kalus Embriogenik Kalus jeruk keprok Garut berasal dari kultur nuselus yang diinduksi dalam media dasar MS dengan kombinasi vitamin MW, 1 mgl -1 2.4 D, 3 mgl -1 BAP, 300

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan Bentuk tanaman Tinggi tanaman Umur tanaman : hibrida : tegak : 110-140 cm : mulai berbunga 65 hari mulai panen 90 hari Bentuk kanopi : bulat Warna batang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Stabilitas Galur Sidik ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter pengamatan. Perlakuan galur pada percobaan ini memberikan hasil berbeda nyata pada taraf

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian 4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan Tabel 2 di bawah parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan jarak tanam berbeda nyata pada 2, 4 dan 6 MST.Variasi varietas tanaman jagung berbeda

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 25.1-26.2 o C dengan suhu minimum berada pada bulan Februari, sedangkan suhu maksimumnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan viabilitas diperlukan untuk menduga keberhasilan proses fertilisasi atau viabilitas suatu polen yang ditunjukkan oleh diameter polen pepaya, daya berkecambah polen pepaya,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan. : Pita : 5.85 kurang lebih 1.36 cm. : 227 kurang lebih helai

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan. : Pita : 5.85 kurang lebih 1.36 cm. : 227 kurang lebih helai LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan a. Puspita Nusantara Tahun : 2002 Asal Persilangan Diameter Batang Diameter Bunga Diameter Bunga Tabung Jumlah Bunga Jumlah Bunga Tabung : Tawn

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan

Lebih terperinci

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU Kepada Yth.: Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Gd. E, Lt. 3 Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan, Jakarta

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Tinggi Tanaman Tinggi tanaman caisin dilakukan dalam 5 kali pengamatan, yaitu (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan 6 MST). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari 2009 sampai Juni 2009. Bahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam 4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani

Lebih terperinci

PRAKATA. Purwokerto, Agustus 2014 Penulis

PRAKATA. Purwokerto, Agustus 2014 Penulis PRAKATA Skripsi ini ditulis guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana sains pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Penulis mengambil topik tentang Pengaruh Induksi Mutasi Iradiasi

Lebih terperinci

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI 1 RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH : MUTIA DINULIA PUTRI / 120301185 AGROEKOTEKNOLOGI-PET

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) bukanlah tanaman asli Indonesia. Kedelai diduga berasal dari daratan China Utara atau kawasan subtropis. Kedelai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum. Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum meliputi muncul daun ke permukaan (emergence),

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A34403065 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Greenhouse dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Kondisi laboratorium tempat dilakukan percobaan memiliki suhu berkisar antara 18-22 0 C dan kelembaban mencapai 90%. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4.1 Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa sidik ragam untuk parameter tinggi tanaman pada 1, 2, 3 dan 4 minggu setelah tanam (MST) yang disajikan pada Lampiran 3a, 3b, 3c dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian Tanah yang digunakan sebagai media tanam kelapa sawit tergolong ke dalam jenis tanah Latosol. Analisis tanah di pembibitan menunjukkan bahwa tanah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Green House (GH) dan Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Asal Kebun 1 651.11 651.11 35.39** 0.0003 Ulangan 2 75.11 37.56 2.04 0.1922 Galat I 2 92.82 46.41 2.52 0.1415 Posisi Batang 2 444.79 222.39

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, 2009.Pupuk Hantu untuk Pertanian Organik.www.pencerah.com.25 Januari 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, 2009.Pupuk Hantu untuk Pertanian Organik.www.pencerah.com.25 Januari 2010. DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2009.Pupuk Hantu untuk Pertanian Organik.www.pencerah.com.25 Januari 2010. Diyansyah, B., 2013. Ketahanan Lima Varietas Semangka Terhadap Inveksi Virus CMV.Diunduh dari pustakapertanian.staff.ub.ac.id.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST W0J0 87,90 86,60 86,20 260,70 86,90 W0J1 83,10 82,20 81,00 246,30 82,10 W0J2 81,20 81,50 81,90 244,60 81,53 W1J0 78,20 78,20 78,60 235,00 78,33 W1J1 77,20

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai Oktober 2009. Suhu rata-rata harian pada siang hari di rumah kaca selama penelitian 41.67 C, dengan kelembaban

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi penelitian terletak di Kebun Percobaan Leuwikopo. Lahan yang digunakan merupakan lahan yang biasa untuk penanaman cabai, sehingga sebelum dilakukan penanaman,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian secara keseluruhan terbagi dalam tiga percobaan sebagai berikut: 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 2. Studi Keragaan Karakter Agronomis

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap LAMPIRAN Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2 P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.3 P4.3 P4.3 P4.3

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan 3, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB selama sembilan minggu sejak Februari hingga

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci