BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat"

Transkripsi

1 Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dilahan Pertanian, Fakultas Pertanian, Medan, dengan ketinggian tempat 25 meter di atas permukaan laut, yang di mulai dari bulan Agustus 2015 sampai dengan selesai. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai hasil radiasi sinar gamma Anjasmoro yang merupakan benih generasi ke-3, dengan taraf 100 Gy, 200 Gy dan 300 Gy sebagai objek yang diamati, kapur dolomit sebagai bahan tambahan untuk menggemburkan dan menetralkan ph tanah, pupuk kandang sebagai tambahan bahan organik, pupuk anorganik (Urea, KCl, TSP), insektisida untuk mengendalikan hama, fungisida untuk mengendalikan jamur, dan bahan-bahan lainnya yang mendukung penelitian ini. Alat yang digunakan adalah cangkul, parang, pacak sampel, handsprayer sebagai alat aplikasi insektisida dan fungisida, timbangan analitik, gembor, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, tali plastik, alat tulis, kalkulator, kertas label dan alat-alat lainnya yang mendukung penelitian ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan benih M 3 Anjasmoro hasil dari perlakuan iradiasi sinar gamma (I) dengan 3 taraf, yaitu : P 0 = Benih A 0 (Anjasmorodengan perlakuan kontrol) P 1 = Benih M 3 A 100 (Anjasmoro hasil dari perlakuan dosis radiasi 100 Gray) P 2 =Benih M 3 A 200 (Anjasmoro hasil dari perlakuan dosis radiasi 200 Gray) P 3 = Benih M 3 A 300 (Anjasmoro hasil dari perlakuan dosis radiasi 300 Gray) 13

2 Jarak Tanam Jumlah plot Ukuran plot Jarak antar plot : 40 cm x 20 cm : 16 plot : 100 cm x 100 cm : 50 cm Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut: Yij = µ + ρi + αj + Σij Yij = Hasil pengamatan blok ke-i akibat perbedaan aksesi tanaman jenis ke-j µ = Nilai tengah ρi αj = Efek dari blok ke-i = Efek perbedaan aksesi tanaman dari jenis ke-j Σij = Galat percobaan dari blok ke-i dan aksesi tanaman jenis ke-j Data dianalisis dengan analisis sidik ragam, perlakuan yang nyata dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf α=5% (Steel dan Torrie, 1995). σ² G h² = σ ² P Heritabilitas σ ² G = varians Genotipe σ ² P = varians Fenotipe Kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut : h 2 > 0,5 : tinggi h 2 0,2 0,5 : sedang h 2 < 0,2 : rendah (Stansfield, 1991 ). 14

3 Koefisien Keragaman Genotipe (KKG) σ²g X = akar kuadrat varians genotipe = nilai contoh suatu sifat Kriteria pembagian koefisiensi keragaman genotipe menurut Murdaningsih (1988 dalam Masnenah, 1997) sebagai berikut : 1. Rendah (KKG = 0 %-6.8%) 2. Agak Rendah (KKG= 6.9 % %) 3. Agak tinggi (KKG = 13.7 %- 22%) 4. tinggi (KKG > 22 %) Koefisien Keragaman Fenotipe (KKF) σf X = akar kuadrat varians fenotipe = nilai contoh suatu sifat Sedangkan kriteria pembagian koefisiensi keragaman fenotipe sebagai berikut: 1. Rendah (KKF = 0 % -5.4%) 2. Agak Rendah (KKF= 5.5 % %) 3. Agak tinggi (KKF = % - 16%) 4. tinggi (KKF > 16 %) 15

4 PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan vegetasi gulma, sampah/kotoran, bebatuan, dan bongkahan kayu. Tempat penelitian dekat dengan sumber air, bebas mendapat cahaya matahari dan areal tanam tidak tergenang air. Kemudian dibuat bedengan atau plot dengan ukuran 80 cm x 200 cm, kemudian dibuat saluran drainase antar plot atau bedengan dengan lebar 50 cm. Bedengan diolah menggunakan cangkul dan digemburkan pada tahap ke-2 dicampur dengan kompos. Penanaman Benih kedelai M 3 dengan 4 taraf, yaitu 0 Gy (Kontrol), 100 Gy, 200 Gy dan 300 Gy di rendam dalam air selama + 15 Menit. Lubang tanam dibuat dengan menggunakan tugal sedalam ± 3cm, dengan jarak tanam 40cm x 20cm. Dimana setiap lubang tanam dimasukkan 1 biji per lubang tanam kemudian ditutupi dengan kompos atau top soil. Pemupukan Pemupukan dilakukan pada saat awal penanaman sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk kedelai yaitu 100 kg Urea/ha (0,625 g/lubang tanam), 200 kg TSP/ha (1,25 g/lubang tanam) dan 100 kg KCl/ha (0,625 g/lubang tanam). Pemeliharaan Tanaman Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari, disesuaikan dengan keadaan cuaca. 16

5 Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membebaskantanaman dari tanaman pengganggu (gulma).penyiangan dapat dilakukan dua kali tergantung kondisi, yaitu padasaat tanaman berumur 2-3 minggu dan 5-6minggu setelah tanam, tergantung pada keadaangulma. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dilakukan jika terjadi serangan, dengan menyemprotkan insektisida dengan konsentrasi 2 cc/liter air. Sedangkan pengendalian penyakit dengan menggunakan fungisida dengan dosis 2 cc/liter. Pengendalian disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Panen Panen dilakukan dengan cara memetik polong satu persatu dengan menggunakan tangan. Panen dilakukan pada tanaman yang berumur hari. Kriteria panen kedelai ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan sebanyak 95% dan daun sudah berguguran tetapi bukan karena adanya serangan hama dan penyakit. Parameter Pengamatan Kehijauan Daun Pengukuran tingkat Kehijauan daun dilakukan pada saat V 5 (masa vegetatif tertinggi sebelum memasuki fase generatif) dan R 6 (masa pementukan biji penuh dalam polong) dengan menggunakan alat yaitu, klorofil meter. Umur Tanaman Berbunga (hari) Pengamatan umurtanaman berbunga diamati tiap tanaman dilakukan apabilabunga telah keluar dari ketiak daun, diamati tiap tanaman. 17

6 Umur Panen (hari) Pengamatan umur panen dihitung ketika polong kedelai telah mencapai warna polong matang 90 % yang ditandai dengan warna kecoklatan pada polong. Tinggi Tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman kedelai dilakukan hingga titik tumbuh batang utama pada akhir penelitian dengan menggunakan meteran. Jumlah Cabang Produktif per Tanaman (cabang) Cabang yang dihitung adalah cabang yang keluar dari batang utama dan dilakukan pada saat panen. Jumlah Polong Berisi per tanaman (polong) Polong berisi diamati saat panen, dengan cara menghitung polong yang berisi sempurna pada tiap tanaman. Jumlah Biji per Polong (biji) Jumlah biji dihitung dengan cara menghitung banyaknya biji yang terdapat dalam satu polong, dan biji yang dihitung adalah biji yang berisi sempurna. Caranya polong dibuka dan biji didalamnya dihitung tiap polong per tanaman. Bobot 100 Biji (g) Pengamatan dilakukan setelah panen, bobot dari 100 butir biji kering ditimbang dari setiap tanaman. Bobot Biji per Tanaman (g) Penimbangan dilakukan dengan menimbang seluruh biji per tanaman dari masing-masing perlakuan pada tanaman sampel dengan menggunakan timbangan analitik. 18

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kehijauan Daun Hasil pengamatan kehijauan daun beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7 diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan dosis iradiasi sinar gamma tidak berbeda nyata terhadap peubah amatan tingkat kehijauan daun pada pengamatan masa vegetatif (V5), tetapi berbeda nyata pada pengamatan masa gen eratif (R6). Tabel 1. Rataan pengamatan tingkat kehijauan daun pada masa vegetative (V5) dan masa generatif (R6) dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Minggu pengamatan Perlakuan Masa Vegetatif (V 5 ) Masa Generatif (R 6 ) A 0 39,12 49,36a M 3 A ,08 44,29c M 3 A ,67 45,90b M 3 A ,61 43,86c Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Berdasarkan Tabel 1 pengamatan tingkat kehijauan daun pada masa generatif (R6) dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada A 0 (49,36) yang berbeda nyata dengan M 3 A 200 (45,90) yang berbeda nyata denganm 3 A 100 (44,29) dan M 3 A 300 (43,86). Umur Berbunga Tanaman (HST) dan Umur Panen (HST) Hasil pengamatan umur berbunga tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 8 dan hasil pengamatan umur panen tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan 19

8 dosis iradiasi sinar gamma berbeda nyata terhadap parameter umur berbunga dan umur panen tanaman. Tabel 2. Rataan pengamatan umur berbunga tanaman (HST) dan umur panen tanaman (HST) dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan Umur berbunga (HST) Umur panen (HST) A 0 35,20b 89,25b M 3 A ,50a 89,95b M 3 A ,60a 89,80b M 3 A ,75a 100,05a Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Berdasarkan Tabel 2 pengamatan umur berbunga tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 300 (36,75 HST), M3A200 (36,60 HST), dan M 3 A 100 (36,50 HST) yang berbeda nyata terhadap A 0 (35,20). Sedangkan untuk umur panen tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 300 (100,05 HST) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (89,95 HST), M 3 A 200 (89,80 HST) dan M 3 A 0 (35,20 HST). Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Cabang Produktif per Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 10. Sedangkan hasil pengamatan jumlah cabang tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan dosis iradiasi sinar gamma tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan berbeda sangat nyata terhadap parameter jumlah cabang. 20

9 Tabel 3. Rataan tinggi tanaman (cm) dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang A 0 54,22 4,3c M 3 A ,63 7,9b M 3 A ,18 9,7a M 3 A ,39 6,7b Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Berdasarkan Tabel 3 pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat bahwa perlakuan iradiasi sinar gamma dengan taraf yang berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman kedelai anjasmoro. Sedangkan pada pengamatan jumlah cabang tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (9,7) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (7,9), M 3 A 300 (6,7) dan A 0 (4,3) tetapi pada perlakuan M 3 A 100 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 300. Jumlah Polong Hasil pengamatan polong berisi 1 tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui pada generasi M 3 jumlah polong berisi 1, 2, 3,dan 4 berbeda nyata. Rataan jumlah polong berisi 1, 2, 3 dan 4 dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan polong berisi tanaman dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan polong isi 1 polong isi 2 polong isi 3 polong isi 4 A 0 7,6b 36,6c 27,35b 0b M 3 A 100 9,25b 61,75b 38,9a 0,25ab M 3 A ,3a 85,65a 42,75a 0,65a M 3 A 300 8,9b 53,2b 28,2b 0,35ab Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% 21

10 Berdasarkan Tabel 4 pengamatan polong berisi 1 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (16,3) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (9,25), M 3 A 300 (8,9) dan A 0 (7,6) tetapi pada perlakuan M 3 A 100 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 300 dan A 0. Pada polong berisi 2 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (85,65) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (61,75) dan A 0 (36,6) tetapi pada perlakuan M 3 A 0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 300. Pada polong berisi 3 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (42,75) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 300 (28,2) dan A 0 (27,35) tetapi pada perlakuan M 3 A 200 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 100. Serta polong berisi 4 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (0,65) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 300 (0,35), M 3 A 100 (0,25), dan A 0 (0) tetapi pada perlakuan M3A300 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 100. Jumlah Polong Per Tanaman Hasil pengamatan jumlah polong per tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 16. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan dosis iradiasi sinar gamma berbeda sangat nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman. 22

11 Tabel 5. Rataan jumlah polong per tanaman dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan Rataan jumlah polong per tanaman A 0 71,55c M 3 A ,15b M 3 A ,4a M 3 A ,65c Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Berdasarkan Tabel 5 pengamatan bobot biji tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (145,4) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (110,15), M 3 A 300 (90,65), dan A 0 (75,55) tetapi pada perlakuan M 3 A 300 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 0. Jumlah Biji per Polong (biji) Hasil pengamatan biji polong berisi 1 tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 17. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui pada generasi M 3 jumlah biji 1, 2, 3,dan 4 berbeda nyata. Rataan jumlah biji 1, 2, 3 dan 4 dapat dilihat pada Tabel 11 Tabel 6. Rataan biji polong berisi tanaman dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. jumlah biji jumlah biji jumlah biji jumlah biji Perlakuan polong isi 1 polong isi2 polong isi3 polong isi4 A 0 7,6b 60,55c 68,95b 0b M 3 A 100 8,8b 108,65b 96a 0,65ab M 3 A ,8a 148,95a 101,6a 1,7a M 3 A 300 8,2b 81,35c 56b 0,8ab Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Berdasarkan Tabel 6 pengamatan biji polong berisi 1tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (15,8) yang berbeda nyata 23

12 terhadap M 3 A 100 (8,8), M 3 A 300 (8,2), dan A 0 (7,6) tetapi pada perlakuan M 3 A 300 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 100 dan A 0. Pada biji polong berisi 2 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (148,95) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (108,65), M 3 A 300 (81,35), dan A 0 (60,55) tetapi pada perlakuan M 3 A 100 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 300. Padabiji polong berisi 3 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (101,6) yang berbeda nyata terhadap A 0 (68,95) dan M 3 A 300 (56) tetapi pada perlakuan M 3 A 200 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 100 dan perlakuan A 0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 300. Dan padabiji polong berisi 4 tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (1,7) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 300 (0,8), M 3 A 100 (0,65), dan A 0 (0) tetapi pada perlakuan M 3 A 300 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M 3 A 100. Jumlah Biji Per Tanaman Hasil pengamatan jumlah biji per tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 21. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan dosis iradiasi sinar gamma berbeda sangat nyata terhadap parameter jumlah biji per tanaman. Tabel 7. Rataan jumlah biji per tanaman dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan Rataan jumlah biji per tanaman A 0 137,1c M 3 A ,1b M 3 A ,05a M 3 A ,35c Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% 24

13 Berdasarkan Tabel 7 pengamatan bobot biji tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (268,05) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (214,1), M 3 A 300 (146,35), dan A 0 (137,1) tetapi pada perlakuan M 3 A 300 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan A 0. Bobot Biji per Tanaman Hasil pengamatan bobot biji tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 22. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan dosis iradiasi sinar gamma berbeda sangat nyata terhadap parameter bobot biji. Tabel 8. Rataan bobot biji per tanaman dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan Rataan bobot biji / tanaman A 0 24,5c M 3 A ,01b M 3 A ,76a M 3 A ,275c Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Dari Tabel 8 pengamatan bobot biji tanaman dapat dilihat bahwa rataan perlakuan tertinggi terdapat pada M 3 A 200 (43,7) yang berbeda nyata terhadap M 3 A 100 (35,01), M 3 A 300 (27,275), dan A 0 (24,5) tetapi pada perlakuan M 3 A 300 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan A 0. Bobot 100 Biji Hasil pengamatan bobot 100 biji tanaman beserta analisis sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 23. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pada tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil perlakuan dosis iradiasi sinar gamma tidak nyata terhadap parameter bobot 100 biji. 25

14 Tabel 9. Rataan bobot 100 biji tanaman dengan perlakuan tanaman kedelai anjasmoro turunan ketiga hasil iradiasi sinar gamma. Perlakuan Rataan bobot 100 biji tanaman A 0 14,1055 M 3 A ,6 M 3 A ,185 M 3 A ,27 Keterangan : angka-angka dengan huruf yang sama pada satu kolom tidak berbeda nyata pada uji Duncan pada taraf α = 5% Berdasarkan Tabel 9 pengamatan bobot 100 biji tanaman dapat dilihat bahwa perlakuan iradiasi sinar gamma dengan taraf yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai anjasmoro. Parameter Genetik Tabel 10. Variabilitas genetik (σ²g), variabilitas fenotipe (σ²p), koefisien variabilitas genetik (KKG), koefisien variabilitas fenotipe (KKF), dan nilai duga heritabilitas arti luas Karakter ragam g ragam p KKG KKF Nilai h 2 (δ 2 g) (δ 2 p) (%) (%) (%) kehijauan daun (V5) 2,486 5,196 4,056r 5,864ar 0,479s kehijauan daun (R6) 39,858 41,592 13,769at 14,065at 0,958t Umur Berbunga 3,195 3,415 4,929r 5,096ar 0,936t Umur Panen 178, ,293 14,481at 14,553at 0,990t Tinggi Tanaman 34,251 61,390 10,917ar 14,615at 0,558t Jumlah Cabang 32,315 34,200 79,505t 81,791t 0,945t Jumlah polong Berisi 1 88, ,894 89,253t 96,844t 0,849t Jumlah polong Berisi , ,056 86,439t 88,978t 0,944t Jumlah polong Berisi 3 360, ,722 55,357t 57,996t 0,911t Jumlah polong Berisi 4 0,311 0, ,356t 222,151t 0,645t Jumlah Polong per Tanaman 6318, ,204 76,110t 77,949t 0,953t Jumlah biji polong 1 82,911 97,867 90,154t 97,948t 0,847t Jumlah Biji polong , ,194 96,248t 98,725t 0,950t Jumlah Biji polong , ,415 66,183t 69,639t 0,903t Jumlah Biji polong 4 2,286 3, ,007t 229,656t 0,699t Jumlah Biji per Tanaman 24011, ,344 80,960t 83,043t 0,950t Bobot Biji per Tanaman 466, ,476 66,196t 68,410t 0,936t Bobot 100 Biji per Tanaman -1,298 8,156 7,332ar 18,378t 0,000r Keterangan: r = rendah, ar=agak rendah, s=sedang, at=agak tinggi, dan t =tinggi 26

15 Pembahasan Berdasarkaan hasil penelitian menunjukkan bahwa kehijauan daun pada fase V 5 tertinggi terdapat pada perlakuan 200 Gy (39,67) berbeda nyata dengan perlakuan 300 Gy (37,61). Sedangkan kehijauan daun pada fase R 6 tertinggi terdapat pada perlakuan 0 Gy (49,36) berbeda nyata dengan perlakuan 300 Gy (43,86). Terjadi penurunan tingkat kehijauan daun pada tanaman yang di irradiasi dari fase V 5 ke fase R 6, sedangkan tanaman tanpa iradiasi mengalami peningkatan. Muhuria (2006) menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara klorofil total dengan tingkat kehijauan, semakin hijau suatu helaian daun kandungan klorofilnya akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umur berbunga tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan 300 Gy (36,75) berbeda nyata dengan perlakuan 0 Gy (35,2). Umur berbunga tanaman dosis 0 Gy lebih cepat dibandingkan dengan populasi tanaman dosis 100 Gy, 200 Gy dan 300 Gy. Hal ini dikarenakan umur berbunga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Semakin tinggi dosis iradiasi sinar gamma yang diberikan menyebabkan umur berbunga tanaman semakin lama. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Khan dan Tyagi (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman akan terhambat dan menurun seiring dengan meningkatnya dosis iradiasi yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa umur panen tertinggi terdapat pada perlakuan 300 Gy (100,05) berbeda nyata dengan perlakuan 0 Gy (89,25). Hal ini dikarenakan dosis radiasi yang diberikan pada benih kedelai menyebabkan terjadinya mutasi dan memperpanjang umur panen sehingga berbeda dengan benih yang tidak mendapat perlakuan irradiasi. Umur panen 27

16 dipengaruhi oleh sifat genetik dan juga faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan literatur Iqbal et al. (2007) yang menyatakan karakter umur panen dikendalikan oleh adanya pengaruh aditif dan keturunan yang diperoleh dari induknya. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan tinggi tanaman antara perlakuan 0 Gy (54,22cm) dengan perlakuan 300 Gy (49,395cm). Semakin tinggi dosis irradiasi yang diberikan mengakibatkan penurunan tinggi tanaman pada tanaman kedelai yang dihasilkan, diduga dosis irradiasi yang berlebihan menyebabkan jaringan yang berperan pada pertumbuhan tanaman menjadi rusak. Hal ini sesuai dengan penelitian Wegadara (2008) yang menyatakan bahwa terhambatannya tinggi tanaman yang dihasilkan terjadi seiring dengan meningkatnya dosis irradiasi jika dibandingkan dengan tanaman kontrol. Dosis yang tinggi dapat menghambat tinggi tanaman karena banyak sel atau jaringan tanaman yang rusak. Berdasarkan penelitin yang telah dilakukan terdapat jumlah cabang primer produktif tertinggi terdapat pada perlakuan 200 Gy (9,7) berbeda nyata dengan perlakuan 0 Gy (4,3). Iradiasi meningkatkan jumlah cabang produktif dengan dosis optimal pada 200 Gy. Hal ini sejalan dengan Khan dan Tyagi (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi dosis iradiasi yang diberikan maka pertumbuhan jumlah cabang akan semakin padat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah polong berisi total meningkat dengan adanya iradiasi, rataan tertinggi terdapat pada populasi 200 Gy (128,88). Hal ini dikarenakan benih yang diberikan iradiasi sinar gamma dengan dosis tertentu dapat membuat produktivitas tanaman meningkat dibandingkan dengan kontrol. Hal ini sesuai yang di kemukakan Hanafiah, et al., 28

17 (2010) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan produksi jumlah polong akibat iradiasi sinar gamma yang mencapai 15-23% dari populasi kontrol. Pemberian dosis terlalu tinggi juga akan menyebabkan produksi polong per tanaman semakin menurun. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah biji total per tanaman yang diberikan iradiasi sinar gamma menunjukkan hasil yang positif, dimana ada beberapa tanaman yang mengalami peningkatan produksi. Rataan tertinggi terdapat pada dosis iradiasi 200 Gy (236,76) berbeda sangat nyata dengantanpa iradiasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suryowinoto (1987) yang mengatakan bahwa penggunaan energi seperti sinar gamma pada tanaman akan memberikan pengaruh yang baik di bidang pertanian, dengan perlakuan dosis radiasi sinar gamma dengan dosis yang tepat diperoleh tanaman yang mempunyai sifat-sifat yang seperti hasil tinggi, umur pendek, tahan terhadap penyakit. Berdasarkan hasil analisis pada karakter bobot biji per tanaman rataan tertinggi terdapat pada dosis iradiasi 200 Gy (43,76) dan bobot 100 biji menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma tidak berbeda nyata dengan tanpa iradiasi. Hal ini dapat dilihat dari ukuran biji yang dihasilkan pada tanaman iradiasi lebih besar, sehingga bobot yang dihasilkan akan semakin berat. Peningkatan yang sama juga terjadi pada tanaman M 1 yang diteliti oleh Tah (2006), dimana peningkatan jumlah polong akibat adanya iradiasi sinar gamma mencapai 15-23% dan mencapai jumlah maksimum pada dosis iradiasi 30 Krad. Berdasarkan hasil analisis pada populasi tanaman 100 Gy memiiki nilai KKG tertinggi terdapat pada parameter tinggi tanaman dan nilai KKF tertinggi terdapat pada parameter jumlah polong berisi empat. Pada populasi 200 Gy nilai 29

18 KKG tertinggi terdapat pada parameter jumlah polong berisi empat dan nilai KKF tertinggi terdapat pada parameter jumlah polong berisi empat. Sedangkan pada populasi 300 Gy nilai KKG tertinggi terdapat pada parameter berat 100 biji dan nilai KKF tertinggi terdapat pada parameter jumlah biji polong berisi empat. Ini menandakan adanya variasi yang timbul pada populasi tanaman mutasi yang berasal dari genotip individu anggota populasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mangoendidjojo (2003) yang menyatakan bahwa perbedaan kondisi lingkunga memberikan kemungkinan mmunculnya variasi yang akan menentukan penampilan akhir tanaman tersebut. Bila ada variasi yang timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal dari genotip individu anggota populasi. Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai heritabilitas kriteria tinggi (>50%)pada dosis iradiasi 100 Gy pada parameter kehijauan daun fase R 6,pada dosis 200 Gy seluruh parameter kecuali parameter kehijauan daun fase V 5 dan bobot 100 biji, sertadosis 300 Gyseluruh parameter kecuali jumlah polong berisi 1,2,3,dan 4, jumlah biji polong berisi 1,2,3,dan 4. Heritabilitas tinggi menunjukkan bahwa variabilitas genetik besar dan variabilitas lingkungan kecil. Mangoendidjojo (2003) menyatakan bahwa heritabilitas tinggi dikatakan bila h 2 >50% dikatakan sedang bila h 2 terletak antara 20%-50% dan dikatakan rendah bila h 2 < 20%. Knight (1979) menyatakan bahwa nilai heritabilitas tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik relatif lebih berperan dalam mengendalikan suatu sifat dibandingkan faktor lingkungan. 30

19 Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai heritabilitas yang beragam baik positif dan negatif. Terdapat juga nilai heritabilitas yang rendah yaitu negatif. Ini menandakan bahwa faktor lingkungan lebih besar dibandingan dengan factor genetik. Populasi tanaman dengan sifat-sifat heritabilitas tinggi memungkinkan dilakukan seleksi, sebaliknya dengan heritabilitas rendah masih harus dilihat tingkat rendahnya, yakni bila terlalu rendah (hampir mendekati nol), berarti tidak akan banyak berguna bagi pekerjaan seleksi tersebut. Menurut Makmur (1985), besaran nilai heritabilitas dapat digunakan untuk menentukan apakah seleksi yang dilakukan terhadap suatu sifat dari populasi tanaman pada lingkungan tertentu mengalami kemajua genetik atau tidak. 31

20 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Populasi generasi ke 3 (M 3 ) tanaman kedelai anjasmoro yang diberi penyinaran 200 gy menunjukkan perbedaan produksi yang nyata terhadap populasi lainnya. 2. Populasi generasi ke 3 (M 3 ) tanaman kedelai anjasmoro yang diberi penyinaran 100 gy menunjukkan perbedaan yang nyata pada karakter kehijauan daun (R6) terhadap populasi lainnya. 3. Seluruh populasi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada karakter kehijauan daun (V5). 4. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa nilai KKG dan KKF tinggi terdapat pada karakter jumlah cabang produktif, jumlah polong dan jumlah biji 1, 2, 3, dan 4; jumlah polong dan jumlah biji per tanaman serta bobot biji per tanaman sedangkan pada karakter bobot 100 biji nilai KKF juga memiliki kriteria tinggi meskipun kriteria KKG agak rendah. 5. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa nilai duga heritabilitas pada hampir keseluruhan karakter memiliki kriteria tinggi kecuali pada karakter bobot 100 biji per tanaman memiliki kriteria rendah serta pada karakter tingkat kehijauan daun dengan kriteria sedang. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik individu M 4 tanaman kedelai (Glycine max L. (Merrill)) berdasarkan tingkat kehijauan daun dan produksi tinggi. 32

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2012 di Dusun Bandungsari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Analisis tanah dilakukan

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari Penanaman III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 Februari 2013. Penanaman dilakukan di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung. Pengamatan

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 013 sampai dengan Januari 014. Penanaman dilaksanakan di laboratorium lapang terpadu Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di III. BAHAN DAN MATODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian secara keseluruhan terbagi dalam tiga percobaan sebagai berikut: 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 2. Studi Keragaan Karakter Agronomis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan III. MATERI DAN METODE 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN MODUL I KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN 1.1 Latar Belakang Tujuan akhir program pemuliaan tanaman ialah untuk mendapatkan varietas unggul baru yang sesuai dengan preferensi petani dan konsumen. Varietas unggul

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan 1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN WAKTU III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2009 di Kebun Karet Rakyat di Desa Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi penelitian yang digunakan merupakan milik

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2013 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2013 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Bunga Terompet Kelurahan Sempakata Padang Bulan, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni sampai Oktober 2007 di kebun percobaan Cikabayan. Analisis klorofil dilakukan di laboratorium Research Group on Crop Improvement

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO Asal : Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I Nomor Galur : - Warna hipokotil

Lebih terperinci

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing NIP NIP Mengetahui : Ketua Program Studi Agroekoteknologi Judul : Seleksi Individu M3 Berdasarkan Karakter Umur Genjah dan Produksi Tinggi Pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nama : Yoke Blandina Larasati Sihombing NIM : 100301045 Program Studi : Agroekoteknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M)

I. MATERI DAN METODE. OT1 = Tanpa Olah Tanah OT2 =Olah Tanah Maksimum Faktor kedua :Mulsa (M) I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, dan dilakukan pada bulan Februari-April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan pertanian yang beralamat di Jl. Sukajadi, Desa Tarai Mangun, Kecamatan Tambang, Kampar. Penelitian ini dilakukan bulan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan kebun Desa Pujon (1200 meter di atas permukaan laut) Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Desa Simpang Barn Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru Propinsi Riau dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine soya/ Glycine max L.) berasal dari Asia Tenggara dan telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah ditanam di negara tersebut dan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman di lapangan dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan Darmaga Bogor. Kebun percobaan memiliki topografi datar dengan curah hujan rata-rata sama dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2016. Tanah pada lahan penelitian tergolong jenis Grumusol (Vertisol), dan berada pada ketinggian kurang

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu Tanaman, dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan Juli 2009 di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga, Bogor yang terletak pada ketinggian 250 m dpl dengan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III MATERI DAN METODE 31 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl HR Subrantas KM15 Panam,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di 14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kec. Natar Kab. Lampung Selatan dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci