Kalibrasi Temperatur pada PT100 dan Thermocouple
|
|
- Hartanti Jayadi
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: Kalibrasi Temperatur pada PT00 dan Thermocouple Cecep Sulaeman *, dan Kusnadi Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Depok 6425, Indonesia * cecep_pnj@yahoo.com Abstrak Kalibrasi temperatur berupa PT00 maupun thermocouple dapat menggunakan metode perbandingan maupun simulasi. Metode perbandingan digunakan dengan cara membandingkan kalibrator standar berupa es batu maupun air mendidih terhadap indikator digital controller E5EK Omron. Data pengukuran temperatur dihitung melalui ketidakpastian standar, ketidakpastian master, ketidakpastian gabungan, dan ketidakpastian terentang. Hasil data pengukuran dibuat Simulasi dengan manipulasi data pada indikator digital controller E5EK Omron dengan cara mencari InsL dan InsH untuk menentukan nilai nominal temperatur. Abstract Temperature Calibration of PT00 and Thermocouple. The method of comparison used by comparing the calibrator standard form of ice cubes and boiling water to E5EK Omron controllers digital indicators. Temperature measurement data is calculated through a standard uncertainty, uncertainty master, uncertainty and uncertainty combined outstretched. Simulation results of the measurement data created by the manipulation of data on indicators digital controller E5EK Omron by searching InsL and InsH nominal value of the temperature. Keywords: calibrator standar, simulation, thermocouple. Pendahuluan Setiap Instrumen Alat Ukur/sensor sebelum digunakan atau setelah digunakan pada periode tertentu (6 bulan atau 2 bulan), harus dilakukan pengukuran dan dikalibrasi sesuai standar nasional ataupun internasional. Alat ukur/sensor merupakan ujung tombak dalam kualitas produk yang dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses, sehingga perlu dipelihara untuk mendapatkan umur (life time) yang panjang. Sensor temperatur pada themocouple ataupun PT00, banyak digunakan dalam industri yang menggunakan mesin pemanas, sebagai alat ukur temperatur supaya tetap stabil. Pengukuran adalah berupa proses menyatakan suatu angka secara empirik dan objektif pada kejadian nyata sedemikian rupa, sebagai angka tadi dapat menjadikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian tersebut. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar []. Untuk proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek yang ada misalnya pada temperatur proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain simulasi, perbedaan fasa. Umumnya yang banyak digunakan berupa metode kalibrasi perbandingan untuk membandingkan kalibrator standar alat ukur terhadap beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan standar. Cara ini memerlukan standar kalibrator yang harus dikalibrasi di Lembaga Kalibrasi KAN/LIPI sehingga harganya mahal. Untuk kalibrasi alat ukur/sensor suhu yang berupa thermocouple ataupun PT00 dapat menggunakan media kalibrasi yang berupa bak air 00 C, bak es 0 C. Pemanfaatan kalibrator standar dari temperatur es (0 C) dan temperatur suhu air mendidih (00 C). Setelah dibandingkan dengan bahan yang diukur (PT00) baru dibuat simulasi sehingga dapat menentukan deviasi/kesalahan dari PT00 yang dilihat pada indicator controller. Hal ini merupakan suatu ide baru untuk menggantikan peranan kalibrator yang ada (metode Perbandingan). Indicator controller dapat diset 99
2 00 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: sesuai dengan hasil yang diperoleh dari hasil perbandingan dan simulasi [2]. Pemanfaatan dari hasil penelitian ini berupa: bahan pembelajaran Instrumentasi Industri bagi pengajar, mahasiswa listrik dan elektronik pada Jurusan Teknik Elektro. Ide baru dalam kalibrasi temperatur menggantikan cara konvensional yang berupa metode perbandingan sehingga dapat digunakan oleh teknisi industri instrumen sebagai alat ukur kalibrasi mandiri tanpa diberikan ke vendor (teknisi instrumen dari luar), sehingga akan mengurangi biaya. Cara termudah untuk mengkalibrasi temperatur (PT00, Thermocouple) yang banyak digunakan oleh industri tanpa kalibrator pembanding. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat model kalibrasi sensor temperatur (PT00 dan Thermocouple) dengan metode perbandingan dan simulasi dari kalibrator suhu 0 C (bak es) dan suhu 00 C (bak air mendidih), dan membuat analisis ketidakpastian berdasarkan deviasi/kesalahan; bagaimana menetapkan parameterparameter temperatur nominal yang diizinkan sesuai standar pada model simulasi indicator controller yang merupakan suatu nilai dari kalibrasi PT00 dan Thermocouple. Ketidakpastian pengukuran adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan obyektif pada sifat-difat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut. membuat gambaran/deskripsi; memperkirakan/ meramalkan; mengadakan komunikasi; memutuskan; mengatur/mengendalikan, dan memberikan reaksi. Hasil pengukuran harus mencantumkan suatu perkiraan yang menggambarkan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi, dalam batas-batas kemungkinan yang wajar. Nilai ini sekaligus menunjukkan kualitas pengukuran. Semakin kecil nilai perkiraan itu, berarti semakin baik pula kualitas pengukurannya [3]. Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran kovensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur dan bahan ukur yang akan dikalibrasi terhadap sandar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional dan atau internasional. Sedangkan tujuan dengan kalibrasi dapat ditentukan deviasi kebenaran konvensinal nilai penunjukkan suatu alat ukur, atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya suatu bahan ukur. Manfaat dengan kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai dengan spesifikasinya. Yang perlu dikalibrasi semua jenis alat ukur pelu dikalibrasi, baik alat ukur besaran dasar (panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, intensitas cahaya), luas, isi, kecepatan, tekanan, gaya, frekuensi, energi, gaya dan sebagainya. Periode kalibrasi bila suatu alat ukur termasuk katagori legal, maka periode kalibrasinya telah ditentukan, kalibrasinya tergantung pada keperluan dan atau frekuensi penggunaanya. Beberapa contoh periode kalibrasi untuk beberapa instrument ukur tertentu: thermocouple 2 bulan; therm. controller 2 bulan; hygrometer 6 bulan; micrometer 3 bulan; vernier caliper 2 bulan; Gauge block 24 bulan; profile proyektor 2 bulan [2]. Metode kalibrasi suhu: perbandingan; perubahan fasa (titik tetap); Ketidakpastian (pengukuran): suatu parameter berupa rentang kumpulan nilai-nilai yang dapat dianggap mencakup nilai measurement. Karena tidak mungkin melakukan pengukuran dengan ketepatan dan ketelitian yang mutlak, maka juga tidak mungkin membuat suatu benda dengan ukuran yang tepat sama dengan spesifikasi yang diminta. Memahami kenyataan ini, para perancang teknik memberikan suau batas toleransi dalam rancangan benda produksi. Batas toleransi adalah besarnya kesalahan yang paling besar yang diperkirakan atau dianggap tidak akan mengurangi mutu produk atau menggangu fungsinya. Artinya, jika terjadi kesalahan dalam proses produksi sehingga ukuran benda yang dibuat berbeda dengan ukuran dalam rancangan, diharapkan benda itu tetap dapat berfungsi asalkan kesalahannya lebih kecil dari pada toleransinya. Toleransi: Besarnya kesalahan yang diijinkan dari nilai spesifikasi. Untuk menghitung ketidakpastian pengukuran dapat berupa memperhitungkan pengaruh ketidakpastian dalam suatu pengukuran terhadap pengukuran lain yang berkaitan dengan pengukuran tersebut. Metode untuk menghitung ketidakpastian pengukuran telah dibuat oleh berbagai lembaga, namun yang digunakan sebagai acuan internasional adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Oganisasi Standarisasi Internasoanal (ISO). Dokumen itu berjudul Guide to the Expression of Uncertainly in Measurement (ISO GUM). Sesuai dengan namanya sesungguhnya dokumen ini bukanlah dokumen baku (standar) yang bersifat mengikat, melainkan hanya sebuah panduan. Pedoman KAN DP.0.23 [4]. Setiap pengukuran pasti mengandung kesalahan (error). Kesalahan tersebut ditimbulkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah: operator, instrumen ukur, kondisi lingkungan, obyek ukur, metode pengukuran. Komponen pengukuran dapat dibagi menjadi beberapa kelompok: standar atau acuan: benda ukur, peralatan, metode, lingkungan, personil atau perilaku pengukuran. ISO guide mendefinisikan dua jenis atau katagori komponen ketidakpastian,tipe A dan tipe B yang dibedakan menurut metode evaluasinya. Tipe A dievaluasi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran, dan mencakup jenis kesalahan yang disebut kesalahan acak. Kesalahan ini dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan. Tipe B dievaluasi dengan cara selain analisis statistik pada sejumlah pengamatan. Ketidakpastian ini mencakup kesalahan yang. Dicirikan
3 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan derajat kebebasan. Menghitung ketidakpastian pengukuran yang diuraikan dalam ISO Guide mencakup langkah-langkah evaluasi berupa: Kenali faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidakpastian; Buat model matematik pengukuran; Cari ketidakpastian baku masing-masing komponen; Hitung ketidakpastian baku gabungan; Hitung ketidakpastian terentang dengan menggunakan factor cakupan. Sumber ketidakpastian yang paling berpengaruh dalam pengukuran adalah: Daya baca alat ukur (skala atau tampilan alat); Kebenaran nilai instrumen acuan (sertifikasi kalibrasi); Sebaran nilai-nilai pengukuran (pengukuran berulang). Model matematika pengukuran berupa persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan output. Nilai pengukuran = Penunjukkan alat ukur + Koreksi alat ukur [5]. Ketidakpastian baku dihitung dengan Persamaan: Tipe A dari pengukuran berulang Tipe B dari resolusi alat ukur Tipe B dari sertifikasi kalibrasi s u = n s u = n s u = n Keterangan: s = simpangan baku; n = banyaknya pengukuran; a = setengah dari resolusi terkecil yang dapat dibaca. u = nilai ketidakpastian pada tingkat kepercayaan 95% yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi. Derajat kebebasan Tipe A v = n 00 Tipe B v = 2 R R = relative uncertainly Derajat kebebasan efektif: U U v = Uc + + v v 2 errot +... () 2 Ketidakpastian baku gabungan (Combined standar uncertainly): Uc = CU + C2U2 + C3U3 + (2) Ketidakpastian terentang: U = k, Uc Ruang kepercayaan 68%, dengan faktor cakupan, ruang kepercayaan 95% dengan faktor cakupan 2, ruang kepercayaan 99,73% dengan faktor cakupan 3. Evaluasi ketidakpastian tipe A. Ketidakpastian standar tipe A dievaluasi dengan metode statistik dari suatu seri pengamatan pengukuran. Komponen evaluasi ke..., ketidakpastian standar tipe A berasal dari efek random. Pada umumnya estimasi terbaik dari nilai suatu besaran q yang bervariasi secara random (acak) adalah nilai rata-rata q. Deviasi standar eksperimen s (q) digunakan untuk mengestimasi distribusi q; deviasi standar eksperimen dari rata-rata s (q) digunakan untuk mengestimasi selebaran distribusi rata-rata. Dalam mendokumentasikan evaluasi komponen-komponen ketidakpastian tipe A, maka derajat kebebasan harus dicantumkan. Evaluasi ketidakpastian standar B. Evaluasi ketidakpastian tipe B dilakukan tidak dengan cara analisis statistik dari seri pengamatan pengukuran. Tetapi dievaluasi berdasarkan penetapan secara ilmiah menggunakan informasi-informasi yang tersedia seperti: data pengukuran sebelumnya, pengalaman, sifat-sifat material/instrument secara umum, spesifikasi pabrik, data dari laporan/sertifikasi kalibrasi, data yang diambil dari buku/literatur. Dalam mempertimbangkan ketidakpastian tipe B kita harus mengubah dari ketidakpastian yang dikutip ke ktidakpastian standar, dengan cara membagi dengan faktor pengali. Dalam sertifikat kalibrasi tercantum nilai ketidakpastian sebesar 4 Pa dengan faktor pengali 2. Maka ketidakpastian standar = 2 Pa. Cara lain untuk mengubah ketidakpastian yang dikutip dari ketidakpastian standar adalah dengan cara membagi dengan suatu faktor yang bergantung pada distribusi probabilitas. distribusi probabilitas rectangular. Ketelitian pengukuran sebuah voltmeter 0,05%, maka batas setengah interval adalah 0,005% dan ketidakpastian standar dihitung dengan rumus: U (v) = 0,005%, distribusi probabilitas triangular. Distribusi ini merupakan model yang lebih baik, jika diketahui bahwa kebanyakan nilai-nilai pengukuran mendekati pusat (center) distribusi. Ketidakpastian standar dihitung dengan membagi setengah interval (a) dengan akar enam, Distribusi probabilitas normal (Gauss). Bentuk distribusi ini digunakan untuk ketidakpastian yang mempunyai interval kepercayaan 95% atau 99%. Ketidakpastian standar dihitung dengan cara membagi ketidakpastian kutipan dengan suatu faktor. Distribusi rectangular merupakan model yang sering digunakan terutama bila tidak dapat diketahui model tertentu seperti model-model distribusi triangular, normal dan lainnya. Pada umumnya kita dapat mengganggap derajat kebebasan tak terhingga. Suatu bahan ukur (sensor suhu PT00) kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai seperti aslinya. Semua jenis alat ukur perlu dikalibrasi baik alat ukur besaran tekanan, teperatur, level dan sebagainya [].
4 02 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: Persamaan simulasi pada indicator controller menggunakan Omron Mk 500 adalah: YL Y I SL = {( X Y ) ( X Y )} + ( X ) (3) η Y Y L 2 2 Y YH Y I SH = {( X Y ) ( X Y )} + ( X ) (4) η Y Y L 2 2 Y Dengan Y L = set temperatur low limit, Yh = set temperatur high limit, Y = penunjukkan indikator pertama, Y2 = penunjukkan indikator kedua, X = temperatur standar pertama, X2 = temperatur standar kedua. Dari persamaan di atas dapat dibuat simulasi pada indicator controller (Omron Type EK 500). 2. Metode Penelitian Merancang dan membuat model kalibrasi pada sensor temperatur (PT00, dan thermocouple) dengan metode perbandingan dan simulasi. Mengimplementasikan bentuk matematika untuk proses kalibrasi dengan metode simulasi hasil dari metode perbandingan dari suatu pengukuran sensor temperatur PT00 dan thermocouple. Sebagai langkah awal dari suatu pembuktian teori yang dikembangkan melalui tahapan model dari kalibrasi dengan metode perbandingan dan dibuat simulasi pada indicator controller untuk sensor suhu PT00 dan thermocouple. Sebagai media pembelajaran bagi pengajar dan mahasiswa Teknik Elektro dalam mata kuliah Instrumentasi Industri, yang selama ini masih menggunakan metode perbandingan. Sebagai acuan bagi teknisi instrumen di industri akan pentingnya kalibrasi dari suatu alat ukur/sensor temperatur, dapat dikerjakan sendiri tanpa perlu kalibrator dari vendor, yang selama ini digunakan, sehingga akan menghemat waktu dan biaya. Gambar. Bagan Alir Kalibrasi 3. Hasil dan Pembahasan Pengambilan data di Laboratorium Elektronik dan alat yang diperlukan untuk kalibrasi temperatur berupa: master kalibrasi berupa thermos es (0 C) dan air mendidih (00 C) pada heater, Alat yang dikalibrasi (indikator) E5EK Omron, Pedoman pelaksanaan, kalibrasi (SOP), Pelaksanaan kalibrasi dilaksanakan pada indicator E5EK yang terpasang pada mesin yang mengatur temperatur misalnya mesin curing pada proses pembuatan ban [6-7]. Kalibrasi harus sesuai dengan bagan alir seperti ditunjukkan pada Gambar. Data pengukuran dan analisis set-up peralatan indikator berupa E5EK Omron digital controller. Ada 3 data pengukuran: minimal, medium, dan maksimal [8-9]. Data pengukuran PT 00 setelah dikalibrasi (Gambar 2), data pengukuran PT 00 setelah dikalibrasi (Gambar 3) Gambar 2. Set-up Peralatan Gambar 3. Pengukuran Temperatur
5 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: Perhitungan Ketidakpastian: Air mendidih 00 C ; Usd = = 0,3 = U Um sd 5 2 = 0, ; 2 ( ) X X i= n 2 2 Uc = Usd + UM = 0,33 ; U exp =UcxK= 0, 65 Dengan: Usd= ketidakpastian standar, Um= ketidakpastian master, Uc= ketidakpastian gabungan, Uexp= ketidakpastian terentang, tingkat kepercayaan 95% (K=2). Dari data perbandingan dapat dibuat simulasi dengan manipulasi data pada digital controller E5EK OMRON. Setting. PT 00: In SL InS L Y Y L = x{ ( X 2 Y2 ) ( X Y )} + ( X Y )...(5) Y2 Y =,5 YH Y In SH = {( X Y ) ( X Y )} + ( X )...(6) Y Y InS H = 37 2 x 2 2 Y Setting pada level 2 digital controller = Indikator ESEK. Tabel. Data Pengukuran PT00 sebelum Dikalibrasi Actual C Koreksi C Usd Um Uc Ucxp 56 5,0 5,6 0,42 0,2 0,47 0,94 6,2 06,4 07,2 07,0 0,686 0,30 0,5 0,33 0,65 Tabel 2. Data Pengukuran PT00 setelah Dikalibrasi (Gambar 2) Master [ C] 0,0 Es Batu Actual [ C] 0,0 0, 0,2 Koreksi Usd Um Uc Uexp 0, 0,05 0,025 0,056 0, Tabel 3. Data Pengukuran Thermocouple Master Actual Koreksi Usd Um Uc Uexp C C 00,00 98,2 Air mendidih 97,8 98,0 98 0,4 0,07 0,56 0,3 Tabel 4. Data Pengukuran Thermocouple sebelum Dikalibrasi dengan DWT Callibrator Master [ C] 30,0 29,57 29,57 29,57 60,0 59,46 59,46 59,46 90,0 89,48 89,48 89,48 4. Simpulan Actual Penunjukan Koreksi ,6 0,6 9,66 PT00 sebelum dikalibrasi dengan air mendidih (00 C) Uexp = 0,65, setelah dikalibrasi mendapatkan Uexp = 0,3 dengan tingkat kepercayaan 95% (K=2). Simulasi pada kalibrasi PT00 dengan es batu dan air mendidih (00 C) dengan manipulasi data pada indikator controller ESEK akan mendapatkan In S L = -,5 dan In S H = 37 pada posisi level 2. Untuk kalibrasi temperatur PT00 dan thermocouple dapat menggunakan kalibrator standar berupa es batu (0 C) dan air mendidih (00 C). Hasil perhitungan ketidakpastian dari PT00 adalah dengan thermocouple adalah simulasi dengan manipulasi data pada digital controller ESEK OMRON didapatkan: In SL= -4,2; In SH= 02,4; terdapat pada level 2. Daftar Acuan [] M.C. Douglas, Process Instrumentations and Controls Handbooks, MC Graw Hill International, Los Angeles, 2003, p.356. [2] R.K. Jain, Mechanical and Industrial Measurement, Khana Publishers, Delhi, 2002, p.805. [3] C.T. Killian, Modern Control Technologi: Components and Systems, 2nd ed., Delmar Publisher/ Delmar/Thomson Learning, Singapore, 2005, p.628. [4] KAN/BSN, Pedoman Kalibrasi Multimeter Digital (DMM), Komite Akreditasi Nasional, Jakarta, 2006, DP.yy.xx, [5] P. Dostálek, V. Vašek, J. Dolinay, WSEAS Trans. Syst. Control, 3/9 (2008) 779. [6] H. Fang, K. Fang, International Conference on Measuring Technology and Mechatronics Automation, 3 (200) 852. [7] F. Carden, R. Jedlicka, R. Henry, Telemetry System Engineering, Artech House, Norwood, MA, USA, 2002, p.596.
6 04 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, SEPTEMBER 20: [8] Y.C. Lim, A.Z. Kouzani, W. Duan, A. Kaynak, IEEE/ICME International Conference on Complex Medical Engineering, Gold Coast, Australia, 200, p.396. [9] I.T. Jolliffe, Principal Component Analysis, 2nd ed., Springer-Verlag New York Inc., New York, 2002, p.487. [0] J.M. Vidal, P. Buhler, C. Stahl, Multi-Agent Systems with Workflows, IEEE Internet Comput. 8/ (2004) 76.
KALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI
KALIBRASI SENSOR TEMPERATUR DENGAN METODA PERBANDINGAN DAN SIMULASI Cecep Sulaeman, Kusnadi Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Email : cecep_pnj@yahoo.com ABSTRACT PT 00 temperature sensor
Lebih terperinciKALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR
KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR Seta Samsiana, Fitrah Ramdani Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
KALIBRASI JANGKA SORONG NONIUS (VERNIER CALLIPER) BERDASARKAN STANDAR JIS B 7507 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Nahrul Amani 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur (pengukuran). Pengukuran terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal. Hal ini membuktikan bahwa seluruh fase
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 PENGOLAHAN DATA PENGKRAN Dari hasil pengukuran oven diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Data hasil kalibrasi Dryer Oven Mesin Setting Suhu ( ) 00 400 600 Nilai Titik
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciR adalah selisih massa bejana dalam keadaan terisi dan dalam keadaan kosong,
Suplemen Pedoman Evaluasi dan Pernyataan A9. KALIBRASI GELAS UKUR Deskripsi Pengukuran Kalibrasi gelas dari bahan borosilicate glass berkapasitas 1 ml nilai skala terkecil.1 ml menggunakan metode gravimetri.
Lebih terperinciRIWAYAT REVISI /09/2016 Penerbitan Pertama MT MM /10/2016 Perubahan format IK. MT MM
Dibuat Oleh : INSTRUKSI KERJA Halaman 1 dari 9 Diperiksa Oleh : (Manajer Teknis ) ( Manajer Mutu ) RIWAYAT REVISI No Revisi Ke Tanggal Revisi Revisi/ Perubahan Direvisi Oleh Disahkan Oleh 1 00 08/09/2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini
Lebih terperinciMateri Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya
BAB 1. PENGUKURAN & KESALAHAN By Aksan,ST,MT Teknik Listrik PNUP Materi : @. Konsep dasar & istilah dalam pengukuran @. Angka-angka penting @. Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya @. Jenis-jenis
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR DENGAN ROUGHNESS TESTER SURTRONIC-25
ISSN 1979-2409 Ketidakpastian Pengukuran Kekasaran Permukaan Kelongsong Bahan Bakar Nuklir Dengan Roughness Tester Surtronic-25 (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
Lebih terperinciEVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL
EVALUASI NILAI VARIANCE UNTUK MENGHITUNG KOMPONEN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DIMENSI TIPE B DARI SUATU DISTRIBUSI RECTANGULAR DAN TRAPEZOIDAL Joko Riyono Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI. Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA
PENENTUAN NILAI KETIDAKPASTIAN HASIL KALIBRASI DRYER OVEN MESIN SKRIPSI Oleh: ARIE MULYA NUGRAHA 41306120011 PROGRAM STUDY TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2010 PENENTUAN
Lebih terperinciOleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung
Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah
Lebih terperinciKALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER)
KALIBRASI JANGKA SORONG JAM UKUR (DIAL CALLIPER) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STANDAR JIS B 7507 1993 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Zulfebri 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER
55 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL ALAT AUDIOMETER Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengujian alat audiometer dan analisa hasil yang terdapat pada alat. Pengujian dan analisa hasil tersebut meliputi
Lebih terperinciPeralatan Elektronika
Peralatan Elektronika Peralatan Elektronika adalah semua peralatan yang dipergunakan oleh manusia dengan mempergunakan prinsip kerja elektronika. Sebagai contoh : 1. Alat ukur 2. Alat kontrol industri
Lebih terperinciStatistik Pencacahan Radiasi
Statistik Pencacahan Radiasi (Radiation Counting Statistics) Latar Belakang Radiasi dipancarkan secara acak (random) sehingga pengukuran radiasi berulang meskipun dilakukan dengan kondisi yang sama akan
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENGUKRAN. Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element
KONSEP DASAR PENGUKRAN Primary sensing element Variable conversion element Data presentation element PRIMARY SENSING ELEMENT Elemen pengindraan Utama adalah Tranduser. Tranduser adalah sebuah alat yang
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKK/FM.002/TB
1. Ruang Lingkup UNIVERSITAS GADJAH MADA Halaman : 1 dari 7 PETUNJUK TIMBANGAN (ELEKTRONIK DAN MEKANIK) Instruksi kerja ini digunakan untuk melaksanakan kalibrasi timbangan jenis elektronik dan mekanik.
Lebih terperinciPENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI
PENGARUH KONTRIBUSI KETIDAKPASTIAN TERHADAP PELAPORAN NILAI POROSITAS MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI Galih Setyawan 1 dan Pratiwi Indah Tri Lestari 2 1,2 Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah
Lebih terperinciPengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN
Bab 1 PENDAHULUAN Produk suatu pemesinan akan mempunyai kualitas geometrik tertentu. Dimana kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi. Mutu yang baik tidak
Lebih terperinciPENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN
PENGUJIAN, KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN disampaikan pada : WORKSHOP VALIDASI DATA ASPAK DINKES PROPINSI SUL-SEL Makassar, 20 Perbruari 2018 herwin.bpfkmks@gmail.com Peraturan Terkait UU NO. 36 TAHUN 2009
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap
Lebih terperinciLAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM LK 074 IDN
Temperatur 1 Temperature sensor 0 C ~ 500 C 0.37 C with display unit 2 Temperature enclosure (oven) 50 C ~ 100 C 0.67 C 100 C ~ 200 C 0.74 C 200 C ~ 300 C 0.82 C 300 C ~ 400 C 0.92 C 400 C ~ 500 C 1.0
Lebih terperinciANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN
ANALISIS KETIDAKPASTIAN KALIBRASI TIMBANGAN NON-OTOMATIS DENGAN METODA PERBANDINGAN LANGSUNG TERHADAP STANDAR MASSA ACUAN Renanta Hayu Peneliti pada Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi Metrologi LIPI
Lebih terperinciLAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LK 063 IDN
Temperatur Termometer gelas -15 0 C ~ 0 0 C 0.023 0 C ASTM E 77 (1998) SPRT PT 100 0 0 C ~ 100 0 C 0.15 0 C Termometer analog 0 0 C ~ 100 0 C 0.35 0 C ASTM E 220 (1996) SPRT PT 100 Temperature sensor w
Lebih terperinciSTUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA. Nur Muflihah*)
STUDI PERFORMANSI PADA FOTOTERAPI UNIT DI RSU HAJI SURABAYA Nur Muflihah*) ABSTRAK Fototerapi unit merupakan alat kesehatan yang memberikan pancaran cahaya dengan spektrum tertentu dengan fungsi menurunkan
Lebih terperinciDiagram blok sistem pengukuran
TEKNIK PENGUKURAN Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran yang telah distandarkan. Pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C
ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C Dede Sutarya Bidang Bahan Bakar Nuklir - PTBN ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C. Untuk
Lebih terperinciBAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis
BAB 5 Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis 5.1. Aplikasi Display Controller Pengujian sistem kontrol dilakukan dengan menggunakan aplikasi program Visual C# untuk menampilkan grafik, dan mengambil data
Lebih terperinciPE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran
PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 3. Dasar Pengukuran Pengukuran Pengertian Pengukuran Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok
Lebih terperinciBAB III UJI STATISTIK DAN SIMULASI. Menggunakan karakteristik dari distribusi tersebut dan transformasi / = ( ) (3.1.1) / = ( ) (3.1.
11 BAB III UJI STATISTIK DAN SIMULASI 3.1 Interval Kepercayaan Sebuah interval kepercayaan terdiri dari berbagai nilai-nilai bersama-sama dengan persentase yang menentukan seberapa yakin bahwa parameter
Lebih terperinciAplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra
Abstrak Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra R. Febriani, Suprijadi Kelompok Keahlian Fisika Teoritik Energi Tinggi dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN. Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO ) di PT. X dilakukan dengan
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO 7.6 ISO 9001 2008) di PT. X dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciKETERTELUSURAN. Surya Ridwanna
KETERTELUSURAN Surya Ridwanna BIO DATA 1. NAMA : SURYA RIDWANNA 2. ALAMAT : 0818618438 surya_blk@yahoo.com 1. PENDIDIKAN : AKADEMI ANALIS KESEHATAN BANDUNG 1989 2. POST GRADUATE DIPLOMA IN SCIENCE UNIVERSITY
Lebih terperinciPengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Universal Testing Machine Amalia Rakhmawati
Pengetahuan Alat Uji dan Kalibrasi : Amalia Rakhmawati email: amelchan_tique@yahoo.com Laboratorium Volgat Balai Kalibrasi Pusat Pengawasan Mutu Barang Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan Sites.google.com/site/calibrationconsultancy
Lebih terperinciSISTEM KENDALI DIGITAL
SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran (measurement) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif). Adapun yang dimaksud dengan
Lebih terperinciIX Strategi Kendali Proses
1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk
Lebih terperinciKALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU
KALIBRASI MIKROMETER SEKRUP EKSTERNAL DENGAN MENGACU PADA STANDAR JIS B 7502-1994 DI LABORATORIUM PENGUKURAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAU Andry Kurnia 1, Dodi Sofyan Arief 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, 27 November 2016 Penyusun, Alfia Khairina
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata ala, karena berkat rahmat-nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Waterbath. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA
50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan
Lebih terperinciTabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]
1 feedback, terutama dalam kecepatan tanggapan menuju keadaan stabilnya. Hal ini disebabkan pengendalian dengan feedforward membutuhkan beban komputasi yang relatif lebih kecil dibanding pengendalian dengan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO DAN ISO / IEC DI PT X
TUGAS AKHIR USULAN PEMBUATAN SOP KALIBRASI BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001-2008 DAN ISO / IEC 17025 DI PT X Disusun Oleh: Nama : Yunita Ramadhani NIM : 4160411-089 Program Studi : Teknik Industri
Lebih terperinciBab III. Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan
Lebih terperinciARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK
ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis Iqmal Tahir Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada
Lebih terperinciVIII Sistem Kendali Proses 7.1
VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengukuran. Pengukuran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seharihari pada berbagai bidang. Bidang
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL USTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Iik Ordiani dan
Lebih terperinciPENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI
PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT UKUR KALIBRATOR SUHU MENGGUNAKAN DS18S20 BERBASIS AVR ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN ALAT UKUR KALIBRATOR SUHU MENGGUNAKAN DS18S20 BERBASIS AVR ATMEGA 8535 TUGAS AKHIR Untuk memenuhi persyaratan mencapai pendidikan Diploma III (DIII) Disusun Oleh : Apriliani Puspita J0D006003
Lebih terperinciKajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025
Harsojo/Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 55 Kajian Kalibrasi Timbangan Analit dengan Penjaminan Mutu ISO 17025 Harsojo Jurusan Fisika FMIPA Universitas Gadjah Mada, Sekip
Lebih terperinciFISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN
FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN G U TA MA I N D R A G A N D H A, M. E N G P R O G R A M S T U D I T E K N I K E L E K T R O U N I V E R S I TA S D I A N N U S WA N TO R O Konsep Pengukuran Pengukuran
Lebih terperinciStrategi Pengendalian
Strategi Pengendalian Strategi apa yang dapat kita gunakan dalam pengendalian proses? Feedback (berumpan-balik) Feedforward (berumpan-maju) 1 Feedback control untuk kecepatan 1. Mengukur kecepatan aktual
Lebih terperinciPendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data
Angka penting dan Pengolahan data Pendahuluan Pengamatan merupakan hal yang penting dan biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Seperti ilmu pengetahuan lain, fisika berdasar pada pengamatan eksperimen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Sistem pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata lalu memberikanya nilai atau angka terhadap kejadian tersebut.
Lebih terperinciPertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol
Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control
Lebih terperinciKeterangan Temperatur 1 Thermocouple sensor w indicator 50. o C C 1 3 Thermohygrometer 25 %RH ~ 100 %RH 3 %RH C ~ 50 C ~ 300
Temperatur 1 Thermocouple sensor w indicator 50 o C ~ 300 o C 0.41 o C 2 Enclosure Oven, chumber, furnace 50 C ~ 300 C 1 o C 3 Thermohygrometer 25 %RH ~ 100 %RH 3 %RH 0 C ~ 50 C 0.12 C 4 Timbangan 0 g
Lebih terperinciVerifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011
Verifikasi Standar Massa Diklat Penera Tingkat Ahli 2011 Indikator Keberhasilan Peserta diharapkan dapat menerapkan pengelolaan laboratorium massa dan metode verifikasi standar massa Agenda Pembelajaran
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN
TUGAS AKHIR ANALISA DAN EVALUASI NILAI KETIDAKPASTIAN ALAT UKUR KETEGAKLURUSAN Oleh : Bayu Akbari (2104 100 046) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, M.Eng. Lab. Perancangan dan Pengembangan
Lebih terperinciKata Kunci Risk Management, boiler, HAZOP, emergency response plan, SIL
1 ANALISIS HAZARD AND OPERABILITY (HAZOP) UNTUK DETEKSI BAHAYA DAN MANAJEMEN RISIKO PADA UNIT BOILER (B-6203) DI PABRIK III PT.PETROKIMIA GRESIK Septian Hari Pradana, Ronny Dwi Noriyati, Ali Musyafa Jurusan
Lebih terperinciPENGETAHUAN SNI ISO/IEC 17025:2008. By Rangga K Negara, ST
PENGETAHUAN By Rangga K Negara, ST DEFINISI : Standar Nasional Indonesia (SNI) : Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. STANDAR : Spesifikasi teknis atau
Lebih terperinciFuzzy Washing Machines
TUGAS PRESENTASI TEORI HIMPUNAN SAMAR Fuzzy Washing Machines Disusun oleh: Septiana Nurohmah (083054002) Ayu Azmy Amalia (08305406) Sri Hanjati (073054073) PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI MIKROPIPET BERDASARKAN KONSENSUS
Penentuan Nilai Acuan Uji Banding Antar Laboratorium Kalibrasi untuk Kalibrasi Mikropipet (Renanta Hayu dan Zuhdi Ismail) PENENTUAN NILAI ACUAN UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM KALIBRASI UNTUK KALIBRASI
Lebih terperinciPerancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer
Perancangan Alat Ukur Daya Listrik Lampu Pijar Menggunakan ADC TLV2543 Dengan Tampilan Komputer Harda Elnanda 1,Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TATA KERJA KALIBRASI Tata kerja dari pelaksanaan kalibrasi Dryer Oven dijelaskan pada bagan dibawah ini: Penentuan alat kalibrasi (Master) Penentuan Metode kalibrasi Metode
Lebih terperinciInstrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.
Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara
Lebih terperinciPrototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC
Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC I. Deradjad Pranowo 1, David Lion H 1 D3 Mekatronika, Universitas Sanata Dharma, Kampus III Paingan Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, 1 dradjad@staff.usd.ac.id
Lebih terperinciOleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama
Oleh Marojahan Tampubolon,ST STMIK Potensi Utama Sensor Sensor merupakan suatu alat/device yang berfungsi mengubah suatu besaran fisik (kecepatan,suhu,intensitas cahaya) dan besaran kimia (molaritas, mol)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Metrologi merupakan ilmu yang mempelajari pengukuran besaran - besaran fisika. Metrologi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu metrologi legal, metrologi ilmiah dan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani
14 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang
Lebih terperinciKomputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 01, Januari 2013 Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110 Junaidi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dinyatakan sebagai suatu angka satuan ukuran dikalikan dengan sesuatu. Nilai
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ISTILAH dan DEFINISI Besaran [quantity (measurable quantity)] sifat dari suatu gejala, benda atau bahan yang dapat dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara kuantitatif
Lebih terperinciKETIDAKPASTIAN PENGUKURAN
PENGUKURAN TEKNIK KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN Mochamad Safarudin Teknik Mesin STTM 2014 Isi Peningkatan ketidakpastian Komponen ketidakpastian sistematik dan acak Sumber kesalahan dasar Ketidakpastian pada
Lebih terperinciRANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir
RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KENDALI PADA OVEN ROCKWOOL PLANT
IMPLEMENTASI PROGRAMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA SISTEM KENDALI PADA OVEN ROCKWOOL PLANT Firmansyah Maulana Sugiartana Nursuwars.,S.T (0405128301) Sutisna, ST., MT. (0424116902) Abstracts PLC pada
Lebih terperinciPENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN
Bab 1 PENGANTAR ALAT UKUR 1-1 PENDAHULUAN Dalam Pengukuran pada umumnya dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran atau variabel. Instrumen tersebut membantu kita untuk
Lebih terperinciNilai benar (true value)
Ilma Nugrahani I. KONSEP UMUM Pengukuran suatu proses yang melibatkan spesifikasi besaran ukur, metode dan prosedur pengukuran. Hasil pengukuran hakikatnya merupakan taksiran/pendekatan nilai besaran ukur.
Lebih terperinciBagian-bagian dari alat ukur Sensor Tranduser Penunjuk atau indikator
Bagian-bagian dari alat ukur Secara garis besar suatu alat dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu : 1. Sensor atau peraba 2. Pengubah /pengolah sinyal atau tranduser 3. Penunjuk atau indikator/ display
Lebih terperinciBAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :
BAB I. PENGUKURAN Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : Memahami peta konsep tentang besaran fisika, Mengenal besaran pokok dan satuan standar besaran pokok
Lebih terperinciBAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 72 BAB V KALIBRASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Kalibrasi Pengertian kalibrasi menurut ISO adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan untuk menentukan
Lebih terperinciJENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014
JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 Level Meter Level meter berfungsi untuk mengetahui tingkat ketinggian suatu fluida di dalam sebuah tangki, cara mengukur level
Lebih terperinciKESTABILAN SISTEM. Maka dibuat deret Roath sbb
KESTABILAN SISTEM Menentukan kestabilan sistem dengan mencari nilai akar persamaan karakteristik seperti telah dikemukakan di atas akan menemui banyak kesulitan apabila persamaan karakteristik merupakan
Lebih terperinciSTUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 )
STUDI KEMAMPUAN DAN KEANDALAN MESIN FREIS C2TY MELALUI PENGUJIAN KARAKTERISTIK STATIK MENURUT STANDAR ISO 1710 Julian Alfijar 1 ), Purnomo 2 ) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan
Lebih terperinciPENETAPAN SISTEM ACUAN DAYA AC UNTUK LABORATORIUM STANDAR NASIONAL BERDASARKAN STANDARD WATT CONVERTER
Penetapan Sistem Acuan Daya AC untuk Laboratorium Standar Nasional Berdasarkan Standard Watt Converter (Agah Faisal) PENETAPAN SISTEM ACUAN DAYA AC UNTUK LABORATORIUM STANDAR NASIONAL BERDASARKAN STANDARD
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagai unit pengolahan yang terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian pabrik kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
Lebih terperinciPEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI
PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab berikut ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, permasalahan, pendekatan masalah yang diambil, tujuan dan manfaat yang akan dicapai,beserta sistematika laporan dari penelitian
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER
RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Doni Irifan (2210038020) Dosen Pembimbing : Ir. R.Wahyudi. Ir. Josaphat Pramudijanto, M.Eng.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok alat yang dirancang ditunjukan oleh Gambar 3.1. Jahe Retort ( Ketel Uap ) Kondensor
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Edo Safrenta Pratama¹, Joko Haryatno², Iswahyudi Hidayat³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Dewasa ini,
Lebih terperinci