PENGANTAR ALAT UKUR. Bab PENDAHULUAN
|
|
- Yohanes Irwan Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 PENGANTAR ALAT UKUR 1-1 PENDAHULUAN Dalam Pengukuran pada umumnya dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk menentukan suatu besaran atau variabel. Instrumen tersebut membantu kita untuk menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak diketahui. Dengan demikian maka instrumen dapat didefenisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menetukan besaran atau variabel. Instrumen elektronik bekerja didasarkan pada prinsip-prinsip listrik atau elektronika dalam pemakaiannya sebagai alat ukur elektronik. Karena instrumen listrik dan elektronik digunakan untuk mengukur besaran listrik, maka kita harus memahami terlebih dahulu besaran-besaran tersebut sebelum menentukan nilai besaran yang diukur. Enam besaran listrik saat kita melakukan pengukuran adalah muatan listrik, arus listrik, tegangan, resistansi, induktansi dan kapasitansi. Besaran-besaran tersebut dinyatakan dalam satuan internasional (SI) seperti tabel berikut. TABEL 1-1 Besaran listrik serta satuan Besaran Simbol Satuan Lambang Arus listrik I ampere A Tegangan V volt V Muatan listrik Q coulomb C Resistansi R ohm Ω Kapasitansi C farad F Induktansi L henry H Instrumen elektronik awalnya berupa instrumen analog, tetapi dengan berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan instrumen-instrumen yang lebih teliti semakin meningkat yang kemudian menghasilkan perkembangan-perkembangan baru dalam perencanaan dan pemakaiannya yaitu instrumen digital. Untuk dapat menggunakan instrumen-instrumen secara cermat maka diperlukan pemahaman prinsip-prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan apakah instrumen tersebut sesuai untuk pemakaian yang direncanakan. Alat ukur dan instrumentasi 1-1
2 1-2 ISTILAH-ISTILAH DALAM PENGUKURAN Dalam pengukuran digunakan beberapa istilah yang didefenisikan sebagai berikut : 1. Instrumen ; merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menetukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel. 2. Ketelitian (accurate) ; merupakan harga terdekat dimana suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. 3. Ketepatan (precission) ; merupakan suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan demikian suatu harga tertentu bagi sebuah variabel, ketepatan merupakan suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berurutan. 4. Sensitifitas (sensitivity) ; merupakan perbandingan antara sinyal keluaran atau respon instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur. 5. Resolusi (resolution) ; perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrumen akan memberikan respon (tanggapan). 6. Kesalahan (error) ; merupakan penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai ) sebenarnya. 7. Koreksi (corecy) ; perbedaan antara nilai kuantitas sebenarnya dengan kwantitas yang terukur 1-3 KETELITIAN DAN KETEPATAN Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran terhadap harga yang sebenarnya. Sedangkan ketepatan menyatakan tingkat kesamaan didalam kelompok pengukuran atau sejumlah instrumen. Misalnya untuk membedakan ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan membandingkan dua buah voltmeter dari pembuatan yang sama. Kedua voltmeter tersebut mempunyai jarum penunjuk yang ujungnya tajam dan juga dilengkapi dengan cermin, selain itu skala masing-masing voltmeter telah dikalibrasi/ditera secara seksama. Dengan demikian kedua alat ini dapat dibaca pada ketepatan yang sama. Jika nilai tahanan deret di dalam salah satu voltmeter berubah bnayak, maka pembacaannya bisa mengakibatkan kesalahan yang cukup besar. Ketepatan terdiri dari dua karakteristik yaitu kesesuaian (conformity) dan jumlah angka yang berarti (significant figures) terhadap suatu pengukuran yang dapat dilakukan. Misalnya sebuah tahanan besarnya ohm, setelah diukur dengan ohmmeter secara konsisten dan berulang-ulang, menghasilakan 1,4 mega ohm. Pertanyaan : Apakah pengamat tersebut telah membaca yang sebenarnya. Yang dilakukannya adalah memperkirakan pembacaan skala yang menurut dia secara konsisten menghasilkan 1,4 Mega ohm. Dalam hal ini hasil yang diberikannya adalah pembecaan yang lebih mendekati harga sebenarnya berdasarkan perkiraan. Walaupun dalam pengamatan ini tidak terdapat penyimpangan, kesalahan yang diakibatkan oleh pembatasan terhadap pembacaan skala adalah suatu kesalahan presisi (precission) atau kesalahan ketepatan. Contoh 1-1. Suatu rentetan pengukuran tegangan yang tidak saling bergantungan dilakukan oleh empat orang pengamat yang menghasilkan : 117,02 Volt ; 117,11 Volt ; 117, 08 Volt dan 117, 03 Volt Tentukan : a) Tegangan rata-rata, b) Rangkuman kesalahan Alat ukur dan instrumentasi 1-2
3 Penyelesaian : (a) Tegangan rata-rata adalah : E rata rata = E 1 E 2 E 3 E 4 N E rata rata = 117, , , , 03 4 (b) Rangkuman kesalahan adalah : = 117,06 Volt Rangkuman = E maksimum E rata-rata = 117,11-117,06 = 0,05 Volt Sedangkan E rata-rata - E minimum = 117,06-117,02 = 0,04 Volt Maka rangkuman kesalahan adalah : 0,05 + 0,04 = ±0,045 = ±0,05 Volt 2 Bila dua atau lebih pengukuran dengan tingkat ketelitian yang berbeda dijumlahkan, maka hasilnya hanya seteliti pengukuran yang paling kecil ketelitiannya. Contoh 1-2. Dua buah tahanan R 1 dan R 2 dihubungkan secara berderet (seri). Pengukuran masing-masing dengan menggunakan jembatan Wheatstone menghasilkan R 1 = 18,7 ohm dan R 2 = 3,624 ohm. Tentukan tahanan total sampai beberapa angka bearti yang sesuai. Penyelesaian : R 1 = 18,7 ohm R 2 = 3,624 ohm R total = R 1 + R 2 = 18,7 + 3,624 = 22,324 ohm (lima angka yang bearti) Jadi angka yang bearti adalah : 22,3 ohm (tiga angka yang bearti) Angka-angka yang dicetak miring menunjukkan bahwa penjumlahan R 1 dan R 2, ketiga angka terahir merupakan angka bearti. 1-4 KESALAHAN DALAM PENGUKURAN Pengukuran adalah proses membandingkan nilai besaran yang diukur dengan nilai besaran standar. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran adalah instrumen ukur itu sendiri serta manusia yang menggunakan alat ukur tersebut. Pada pengukuran nilai yang terukur akan tidak sama dengan nilai yang diharapkan, biasanya akan terdapat kesalahan (error) dari pengukuran. Kesalahan ini bisa kita nyatakan sebagai kesalahan mutlak (absolute of error) atau persentase kesalahan (percent of error). Kesalahan mutlak didefenisikan sebagai selisih antara nilai yang sebenarnya dan nilai hasil pengukuran, atau e = Yn Xn (1-1) dimana e Yn Xn = kesalahan mutlak = nilai yang sebenarnya = hasil pengukuran Alat ukur dan instrumentasi 1-3
4 Jika kita nyatakan kesalahan dalam bentuk persentase, maka; Persentase kesalahan = x100 atau Persentase kesalahan = e x 100 Yn subtitusikan kedalam persamaan e Persentase kesalahan = Yn x 100 (1-2) Tingkat ketelitian ; A=1-. (1-3) Yn Persentase ketelitian; a = 100% - persentase kesalahan = A x 100 (1-4) Tingkat ketepatan ; Xn X n Ketepatan =1-. (1-5) X n dimana Xn X n = nilai pengukuran ke-n = rata-rata pengukuran ke-n Contoh 1-3. Nilai tegangan yang sebenarnya yang terhubung pada sebuah resistor adalah 50 V, sedangkan hasil pengukuran adalah 49 V, hitung a) Kesalahan mutlak b) Persentase kesalahan c) Ketelitian d) Persentase ketelitian Penyelesaian : a) e = Yn Xn = 50 V 49 V = 1 V b) Persentase kesalahan = c) A=1-50 V = V d) a = A x 100 = 0.98 x 100 = 98% x 100 = 2% Dalam melakukan pengukuran tidak ada yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi penting untuk mengetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan- Alat ukur dan instrumentasi 1-4
5 kesalahan yang berbeda dilakukan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat terjadi karena berbagai sebab dan umumnya dibagi kedalam 3 jenis utama yaitu : 1. Kesalahan-kesalahan Umum (gross error), merupakan kesalahan yang disebabkan oleh manusia (misalnya kesalahan dalam pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat, pemakaian instrumen yang tidak sesuai dan kesalahan dalam penafsiran. 2. Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic error),merupakan kesalahan dari kekurangan-kekurangan instrumen itu sendiri (misalnya adanya kerusakan atau bagian-bagian dari peralatan yang sudah aus, pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai). 3. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja (random error), merupakan kesalahankesalahan yang yang tidak lansung dapat diketahui sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak/random) Kesalahan-kesalahan umum (kecerobohan, gross error) Kelompok kesalahan ini terutama disebabkan kekeliruan manusia dalam melakukan pembacaan atau pemakaian instrumen dan dalam pencatatan serta penaksiran hasil-hasil pengukuran. Selama manusia terlibat dalam pengukuran, maka kesalahan ini tidak dapat dihindarkan, namun walaupun jenis kesalahan ini tidak mungkin dihilangkan secara keseluruhan, usaha untuk mencegah dan memperbaikinya perlu dilakukan. Beberapa kesalahan umum dapat dengan mudah diketahui tetapi yang lainnya mungkin sangat tersembunyi. Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula adalah pemakaian instrumen yang tidak sesuai. Umumnya instrumen-instrumen penunjuk berubah kondisi sampai batas tertentu setelah digunakan mengukur sebuah rangkaian yang lengkap, dan akibatnya besaran yang diukur akan berubah. Sebagai contoh, sebuah voltmeter yang telah dikalibrasi dengan baik dapat menghasilkan pembacaan yang salah bila dihubungkan antara dua titik didalam rangkaian tahanan yang tinggi (lihat contoh 1-4), sedangkan bila voltmeter tersebut dihubungkan voltmeter tersebut dihubungkan ke sebuah rangkaian yang tahanannya rendah, pembacaannya bisa berlainan bergantung pada jenis motor yang digunakan (lihat contoh 1-5). Contoh-contoh berikut menunjukkan bahwa voltmeter menimbulkan suatu efek pembebanan (loading effect) terhadap rangkaian, yakni merubah keadaan awal rangkaian tersebut sewaktu mengalami proses pengukuran. Contoh 1-4. Sebuah voltmeter dengan kepekaan (sensitifity) 1000 Ω/Volt membaca 100 Volt pada skala 150 Volt bila diubungkan diantara ujung-ujung sebuah tahanan yang besarnya tidak diketahui. Tahanan ini dihubungkan secara seri dengan sebuah milliampermeter. Bila milliampermeter membaca 5 ma, tentukan (a) tahanan yang terbaca, (b) nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur, (c) kesalahan karena efek pembebanan voltmeter Alat ukur dan instrumentasi 1-5
6 Penyelesaian : (a) Tahanan total rangkaian adalah : R = = = 20 kω Dengan mengabaikan tahanan milliampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui Adalah R x = 20 kω (b) Tahanan voltmeter adalah : R = 1000 Ω x150 kω V Karena voltmeter tersebut paralel terhadap tahanan yang tidak diketahui, kita dapat menuliskan : = R = (c) Persentase kesalahan adalah : % kesalahan = = 23,05 kω x100% =, x 100% = 13,23%, Contoh 1-5. Sebuah voltmeter dengan kepekaan (sensitifity) 1000 Ω/Volt membaca 40 Volt pada skala 150 Volt bila diubungkan diantara ujung-ujung sebuah tahanan yang besarnya tidak diketahui. Tahanan ini dihubungkan secara seri dengan sebuah milliampermeter. Bila milliampermeter membaca 800 ma, tentukan (a) tahanan yang terbaca, (b) nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur, (c) kesalahan karena efek pembebanan voltmeter Penyelesaian (a) Tahanan total rangkaian adalah : R = =, = 50 Ω Dengan mengabaikan tahanan milliampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui Adalah R x = 50 Ω (b) Tahanan voltmeter adalah : R = 1000 Ω x150 kω V Karena voltmeter tersebut paralel terhdap tahanan yang tidak diketahui, kita dapat menuliskan : R = R R 50 x 150 = R R 149,95 = 50,1 Ω (c) Persentase kesalahan adalah : % kesalahan = x100% =, x 100% = 0,2 %, Alat ukur dan instrumentasi 1-6
7 1-4.2 Kesalahan Sistematis (systematic error), Jenis-jenis kesalahan sistematis ini dapat dibedakan menjadi dua bagian : a. Kesalahan-kesalahan instrumental (instrumental error) : yakni kekurangankekurangan dari instrumen itu sendiri. b. Kesalahan-kesalahan lingkungan (environmental error) kesalahan yang disebabkan oleh keadaan keadaan luar yang mempengaruhi pengukuran. Kesalahan-kesalahan instrumental (instrumental error) merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindarkan dari instrumen karena struktur mekanisnya. Misalnya didalam alat ukur d Arsonval, gesekan beberapa komponen yang bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak tepat. Tarikan pegas yang tidak teratur, perpendekan pegas, berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau pembebanan instrumen yang berlebihan. Kesalahan kalibrasi yang mengakibatkan pembacaan instrumen terlalu tinggi atau rendah sepanjang skala (kegagalan mengembalikan jarum penunjuk ke nol sebelum melakukan pengukuran, memiliki efek yang serupa). Kesalahan-kesalahan instrumental terdiri dari beberapa macam tergantung pada jenis instrumen yang dipergunakan. Yang selalu harus diperhatikan adalah memastikan bahwa instrumen yang digunakan tersebut bekerja dengan baik dan tidak menambah kesalahankesalahn lainnya. Kesalahan-kesalahan pada instrumen dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap tingkah laku yang tidak biasa terjadi, terhadap kestabilan dan terhadap kemampuan instrumen untuk memberikan hasil pengukuran yang sama. Suatu cara yang cepat dan mudah memeriksa instrumen tersebut adalah dengan membandingkannya terhadap instrumen lain yang memiliki karakteristik yang sama atau terhadap suatu alat ukur yang diketahui lebih akurat (teliti). Kesalahan-kesalahan instrumental dapat dihindari dengan cara : (1) pemilihan instrumen yang tepat untuk pemakaian tertentu ; (2) menggunakan faktor koreksi setelah mengetahui banyaknya kesalahan instrumental ; (3) mengalibrasi instrumen tersebut terhadap sebuah instrumen standar. Kesalahan-kesalahan karena lingkungan (environmental error) disebabkan oleh keadaan dari luar yang mempengaruhi alat ukur termasuk keadaan-keadaan di sekitar instrumen seperti : efek perubahan temperatur, kelembaban, tekanan udara luar atau medan magnetik atau medan elektrostatik. Dengan demikian, suatu perubahan pada temperatur sekeliling instrumen menyebabkan perubahan-perubahan sifat-sifat kekenyalan pegas yang terdapat di dalam mekanisme kumparan putar ; yang dengan demikian mempengaruhi pembacaan intrumen. Cara-cara yang tepat untuk mengurangi efek-efek ini diantaranya adalah pengkondisian udara, penyegelan komponen-komponen intrumen tertentu secara rapat sekali, pemakaian pelindung magnetik, dan lain-lain. Kesalahan-kesalahan sistematis dapat juga dibagi dalam kesalahan statis dan kesalah dinamis. Kesalahan statis disebabkan oleh pembatasan-pembatasan alat ukur atau hukumhukum fisika yang mengatur tingkah alat ukur tersebut. Suatu kesalahan statis akan dihasilkan dalam sebuah mikrometer bila diberikan tekanan yang berlebihan untuk memutar poros. Kesalahan dinamis disebabkan oleh ketidak mampuan instrumen untuk Alat ukur dan instrumentasi 1-7
8 memberikan respon (tanggapan) yang cukup cepat bila terjadi perubahan-perubahan dalam variabel yang diukur Kesalahan-kesalah Acak (random errors) Kesalahan-kesalahan acak diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui. 1-5 Analisis Statistik (Statistical Analysis) Ketika kita mengukur suatu besaran tertentu, hasil pengukuran kita dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti contoh, jika kita mengukur resistansi sebuah penghantar, kita menemukan beberapa faktor yang akan mempengaruhi nilai resistansi yang kita dapatkan. Beberapa faktor sangat mempengaruhi dan sebagian lagi tidak terlalu signifikan. Faktor tersebut dapat berupa material kabel, temperatur, panjang, arus yang melewati kabel dan tegang kabel selama pengukuran. Hasil pengukuran yang kita lakukan dengan cara yang berbeda akan mendapatkan beberapa nilai. Untuk mengevaluasinya kita menggunakan analisa statistik untuk mendapatkan informasi dari hasil pengukuran kita yang beragam tersebut. Seperti mean, average deviation, dan standar deviation dari data kita. Jika kita mendapatkan nilai yang beragam dari hasil pengukuran, kita dapat menganalisanya dengan menentukan nilai tengah/ rata-rata dari pengukuran kita tersebut. Secara matematisnya sebagai berikut. X = (2-6) Penyimpangan adalah beda antara tiap-tiap nilai pengukuran dengan nilai rata-rata. Penyimpangan dari x 1, x 2,... dari nilai rata-ratanya X ditulis dengan d 1, d 2,..., dn dan ditulis d 1 = x 1 X d 2 = x 2 X d 3 = x 3 X Contoh 1-6. Hitung a) rata rata; b) penyimpangan dari masing-masing nilai; c) total simpangan yang terjadi dari hasil pengukuran berikut : x 1 = 50.1 x 2 = 49.7 x 3 = 49.6 x 3 = 50.2 Penyelesaian : (a) rata-rata : X =.... = 49.9 Alat ukur dan instrumentasi 1-8
9 (b) penyimpangan mtiap-tiap nilai : d 1 = = 0.2 d 2 = = -0.2 d 3 = = -0.3 d 4 = = 0.3 c) total simpangan d tot = = Kesalahan Batas ( Limitng Errors) Batas-batas penyimpangan dari nilai yang ditetapkan disebut : Kesalahan Batas (limiting errors ) atau kesalahan garansi ( guarantee errors) simbol : Q e Harga sebenarnya adalah : Q 1 Harga terbaca adalah : Q dimana : Q = Q 1 ± Q e (2-7) Kesalahan Batas (limitinmg Errror) Dalam kebanyakan instrumen, ketelitian hanya dijamin sampai suatu persentase tertentu dari skala penuh. Komponen-komponen rangkaian ( kondensator, tahanan, dll) dijamin dalam suatu persentase tertentu dari nilai rencana (rated value). Batas-batas penyimpangan dari nilai yang ditetapkan disebut kesalahan batas (limiting errors) atau kesalahan garansi (guarantee errors). Misalnya jika nilai sebuah tahanan adalah 500 Ω ± 10%, maka pabrik menjamin bahwa nilai tahanan tersebut berada antara 450 Ω dan 500 Ω. Pabrik tidak menetapkan deviasi standar atau kesalahan yang mungkin, tetpi menjanjikan bahwa kesalahan tidak lebih besar dari batas-batas yang telah diberikan. Contoh 1-7. Ketelitian sebuah voltmeter adalah V dijamin sampai 1% skala penuh. Tegangan yang diukur oleh voltmeter adalah 83 volt. Tentukan limiting errors dalam persen. Penyelesaian : Besar kesalahan batas adalah : 1 % x 150 volt = 1,5 volt Persentase kesalahan pada penunjukan voltmeter sebesar 83 volt adalah: 1,5 83 = 0,81 % Limit error (Q e ) dinyatakan dalam % terhadap nilai sebenarnya (Q 1 ) %Q = x 100% Dan Q = (% ) Alat ukur dan instrumentasi 1-9
10 Contoh 1-8. Nilai suatu tahanan adalah 500 Ω ± 10% (toleransi 10% x 500 = 50Ω) Maka nilai resistor tersebut adalah : R = 500 Ω ± 10% Artinya : R = = 550 Ω R = = 450 Ω Atau nilai R tersebut berkisar antara 450 Ω dan 550 Ω Dari contoh diatas : limit error Q e = 10% Maka R = ± = 500 ( 1 ± 0,1) = 500 ± Fractional Error Merupakan perbandingan antara limit error dengan kuantitas sebenarnya yang akan diukur Simbol fractional error adalah : ( e ) Dimana : e = Q e Q 1 atau Q e = e. Q 1 Karena Q = Q 1 ± Q e sedangkan Q e = e. Q 1 Maka Q = Q 1 ± e.q 1 Q = Q 1 ± ( 1 ± e ) (2-8) Operasi Kuantitas Error 1). Penjumlahan dua kuantitas error Maka : Dimana : Q a = Q 1 a + Q e a = Q 1 a ( 1 ± e a ) Q b = Q 1 b + Q e b = Q 1 a ( 1 ± e b ) Q a + Q b = Q (a + b) = ( Q 1 a + Q 1 b ) [ 1 ± e ( a+b)] e (a + b) = Maka : Dengan Q (a + b) = ( Q 1 a + Q 1 b ) = 1 ± (2-9) ea = dan eb = Alat ukur dan instrumentasi 1-10
11 2) Pengurangan dua kuantitas error Rumus praktis untuk pengurangan dua kwantitas error Q (a b ) = (Q 1 a - Q e a ) ± ( %Q e a + %Q e b ) (2-10) 3) Perkalian dua kuantitas error Q (a. b ) = (Q 1 a. Q e a ) ± ( Q e a + Q e b ) (2-11) 4) Pembagian dua kuantitas error Q = ± (%Q ea - %Q e b (2-12) Alat ukur dan instrumentasi 1-11
Ilmu fisika dilandasi oleh pengukuran besaran fisika. Setiap pengukuran dimaksudkan untuk menghasilkan nilai ukur yang tepat dan benar
KETELITIAN DAN KETEPATAN Ilmu fisika dilandasi oleh pengukuran besaran fisika. Setiap pengukuran dimaksudkan untuk menghasilkan nilai ukur yang tepat dan benar Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian
Lebih terperinciMateri Konsep dasar & istilah dalam Angka-angka Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya
BAB 1. PENGUKURAN & KESALAHAN By Aksan,ST,MT Teknik Listrik PNUP Materi : @. Konsep dasar & istilah dalam pengukuran @. Angka-angka penting @. Jenis-jenis kesalahan berdasarkan penyebabnya @. Jenis-jenis
Lebih terperinciTEORI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN
I. PENDAHULUAN TEORI KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN Di dalam percobaan Fisika hasil-hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat diterima begitu saja sebab hasil percobaan tersebut harus dipertanggungjawabkan
Lebih terperinciMAKALAH PENGUKURAN LISTRIK VOLTMETER
MAKALAH PENGUKURAN LISTRIK VOLTMETER DISUSUN OLEH: NI NYOMAN WIRANTI (D41112290) ANDI MUH SYAFAAT (D41112294) DARY MOCHAMMAD RIFQIE (D41112265) TRYANA PUTRI JUMIANTI (D41112274) ANUGERAH RAMADHANI (D41112306)
Lebih terperinciDiagram blok sistem pengukuran
TEKNIK PENGUKURAN Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran yang telah distandarkan. Pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris PENDAHULUAN PENGUKURAN PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap
Lebih terperinciRangkuman Materi Teori Kejuruan
Rangkuman Materi Kejuruan Program Keahlian Teknik Elektronika Industri 2. SK : Dasar-Dasar Kelistrikan a. Besaran Pokok dan Turunan Besaran Pokok Kuantitas Satuan Dasar Simbol Panjang Massa Waktu Arus
Lebih terperinciSOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA
SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS X TITIL MATA DIKLAT : MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN (011/DK/02) JUMLAH SOAL : 25 SOAL PILIHAN GANDA 5 SOAL MENGISI JAWABAN YANG DENGAN BENAR Halaman 1 dari 8 A. PILIHAN GANDA
Lebih terperinciGambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor
9.3. angkaian Dasar istrik.3. angkaian Seri Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar.3, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri. Gambar.3. angkaian seri dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Hampir semua orang sadar tentang perkembangan pesat dibidang teknologi elektronik dalam kurun waktu belakangan ini. Perkataan elektronik saja sudah cukup untuk memberi
Lebih terperinciKELOMPOK 4 JEMBATAN DC
KELOMPOK 4 JEMBATAN DC Latar Belakang Masalah Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil
Lebih terperinci1. Multimeter sebagai Ohmmeter
1. Multimeter sebagai Ohmmeter Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat: 1. Menggunakan pengukur multimeter untuk mengukur resistansi/hambatan yaitu multimeter sebagai ohmmeter;
Lebih terperinciMODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM
MODUL 8 RESISTOR & HUKUM OHM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengukur nilai tahan suatu resistor menggunakan ohmmeter dan pembacaan kode warna resistor 2. Menentukan tahanan dalam dari voltmeter dan amperemeter 3.
Lebih terperinciPERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama
Lebih terperinciALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya
ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving
Lebih terperinciBAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :
BAB I. PENGUKURAN Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : Memahami peta konsep tentang besaran fisika, Mengenal besaran pokok dan satuan standar besaran pokok
Lebih terperinciPERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah
Lebih terperinciRANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS
RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan
Lebih terperinciBAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen
Lebih terperinciMEMILIH ALAT UKUR LISTRIK
MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK ELK-DAS.15 15 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN
Lebih terperinciTK 2092 ELEKTRONIKA DASAR
TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR MATERI : PENGANTAR ELEKTRONIKA 1 Bagian2 Gita Indah Hapsari TK2092 Elektronika Dasar END MATERI 1 : PENGANTAR ELEKTRONIKA 1 (BAGIAN 2) Memberikan pengetahuan dasar mengenai beberapa
Lebih terperinciALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH
ALAT UKU ANALOG AUS SEAAH Alat Ukur dan Pengukuran Telekom Pokok Bahasan Penunjuk Analog Arus Searah Voltmeter DC Ampermeter DC Ohmmeter Multimeter Efek pembebanan 1. Penunjuk Analog Arus Searah (1/6)
Lebih terperinci05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK
05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut
Lebih terperinciAVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk
AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur
Lebih terperinciPengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan
Nama : A.A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa NIM : 1104405059 Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan 1. Pengukuran Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu yang dijadikan sebagai
Lebih terperinciJEMBATAN WHEATSTONE. I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone.
JEMBATAN WHEATSTONE I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone. I. DASAR TEORI I.1 Arus Listrik - Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan listrik - Arah
Lebih terperinciINSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc.
INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH Lunde Ardhenta ST., MSc. GALVANOMETER Astatic Galvanometer GALVANOMETER Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II TRANSFORMATOR Transformator digunakan untuk mengubah tegangan. Penggunaan di Laboratorium umumnya untuk menurunkan tegangan listrik PLN 110 atau 220 volt
Lebih terperinciPerkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1
Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa ( )
KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa (20020047) Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 204. Pendahuluan Pada percobaan kali ini, akan dilakukan
Lebih terperinciSISTEM INSTRUMENTASI 3 SKS SELASA WIB B2.4. Dedi Nurcipto, MT
SISTEM INSTRUMENTASI 3 SKS SELASA 12.30 15.00 WIB B2.4 Dedi Nurcipto, MT dedi.nurcipto@dsn.dinus.ac.id SISTEM INSTRUMENTASI Silabus Peranan Instrumen pada berbagai bidang Rekayasa Karakteristik Komponen
Lebih terperinciALAT UKUR LISTRIK. Berikut ini adalah macam-macam alat ukur listrik dan elektronika yang harus kita kenal :
ALAT UKUR LISTRIK Alat ukur listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P),
Lebih terperinci05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter
Dasar-Dasar Listrik Prefiks Metric, sp. pico, nano, micro, milli, centi, kilo, mega, giga Konsep, unit dan pengukuran arus, tegangan Konsep kumparan dan insulator Konsep rangkaian yang tersambung dan terputus
Lebih terperincib. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat
I. Pilihan ganda biasa 1. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran atau nilai disebut a. Meteran b. Instrumen pengukuran c. Penggaris d. Timbangan 2. Sebelum menggunakan alat ukur dengan penunjukan
Lebih terperinciLembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana
Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber
Lebih terperinciBAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)
BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
Lebih terperinciTEKNIK PENGUKURAN LISTRIK
TEKNIK PENGUKURAN LISTRIK ELK-DAS.16 20 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAHDEPARTEMEN
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T
Lebih terperinciOleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung
Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI-PARALEL
RANGKAIAN SERI-PARALEL 1. Contoh Rangkaian Seri-Paralel Contoh 1 Rangkaian pada Gambar 1, hitunglah : a. arus pada setiap elemen b. tegangan pada setiap elemen c. gunakan hukum tegangan Kirchhoff Contoh
Lebih terperinciPE P NGE G NDAL A I L A I N MUTU TELE L KOMUNIK I ASI 3. Dasar Pengukuran
PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 3. Dasar Pengukuran Pengukuran Pengertian Pengukuran Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemberian angka atau label terhadap atribut dengan aturan-aturan
Lebih terperinci3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik
Lebih terperinciBAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR
BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini, akan dibahas sebagian dari rangkaian dasar arus searah, antara lain :
BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya, pengukuran suatu resistansi dapat dilakukan dengan mudah. Namun kelemahannya adalah kurang akurat. Pengukuran resistansi yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara: 1.
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul
Lebih terperinciInstrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.
Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi
Lebih terperinciAMPERE DAN VOLT METER
AMPERE DAN VOLT METER Ampere Meter Ampere meter, sering juga disebut ammeter, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur arus. Semua alat ukur memiliki tahanan sehingga Ammeter sering juga digambarkan
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1
LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciRANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.
Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas
Lebih terperinciInstrument arus searah
Makalah pengukuran listrik Instrument arus searah OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris ALAT UKUR ANALOG DC POKOK BAHASAN Pendahuluan Penunjuk alat ukur Analog Alat Ukur Analog DC Voltmeter DC Ampermeter DC OhmMeter
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul
Lebih terperinciPengukuran 2. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Pengukuran 2 Drs. Sutrisno, M.Pd. D PENDAHULUAN alam mata kuliah Fisika Dasar 1 telah dibahas mengenai pengukuran, besaran, satuan, dan dimensi. Pembahasan itu lebih menekankan kepada pengetahuan
Lebih terperinciRANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)
RANGKAIAN LISTRIK Kuliah 1 (Umum) DEFINISI Rangkaian listrik adalah susunan komponenkomponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui
Lebih terperinciPeralatan Elektronika
Peralatan Elektronika Peralatan Elektronika adalah semua peralatan yang dipergunakan oleh manusia dengan mempergunakan prinsip kerja elektronika. Sebagai contoh : 1. Alat ukur 2. Alat kontrol industri
Lebih terperinciEFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter
EFEK PEMBEBANAN Efek pembebanan itu adalah akibat dari proses pengukuran oleh alat ukur Ammeter dan Voltmeter yang menyebabkan berkurangnya nilai arus yang mengalir pada sebuah rangkaian tersebut. Karena
Lebih terperinciRESISTOR DAN HUKUM OHM
MODUL I RESISTOR DAN HUKUM OHM I. Tujuan Praktikum 1. Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2. Mampu menghitung nilai resistansi resistor melalui urutan cincin warnanya. 3. Mampu merangkai resistor
Lebih terperinciARUS SEARAH (ARUS DC)
ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?
Lebih terperinciI. MODUL PRAKTIKUM I RESISTOR
I. MODUL PRAKTIKUM I RESISTOR I.1. Alat dan Bahan 1) MultiMeter Analog... 1 buah 2) Resistor 4 gelang... 2 macam 3) Resistor 5 gelang... 2 macam I.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1) Bacalah dan pahami
Lebih terperinciPembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =
Nama : Kelas : No : LKS PENGUKURAN HAMBATAN, TEGANGAN DAN KUAT ARUS LISTRIK A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat: 1. Mengukur besar hambatan listrik 2. Mengukur besar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL NAMA PELAPOR : Muhammad Arif H. NAMA PARTNER : 1. Maulana Fatkhurrahman (KE-1D/17) (KE-1D/16) 2. Ova Imam Aditya (KE-1D/18)
Lebih terperinci1. Gambar 1 menunjukkan batas pengukuran Alat untuk mengukur besarnya tegangan listrik adalah. A. voltmeter
LMPIRN 5 SOL LIDITS Petunjuk Pengisisan a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal b. Tuluslah nama dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia c. Bacalah semua soal dengan teliti dan pilihlah salah satu jawaban
Lebih terperinciA. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan penggunaan rangkaian seri dalam
Lebih terperincisumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat
Pada peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav
Lebih terperinciJOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI
JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian
Lebih terperinciFISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN
FISIKA 1 PENGUKURAN :: BESARAN DAN SATUAN G U TA MA I N D R A G A N D H A, M. E N G P R O G R A M S T U D I T E K N I K E L E K T R O U N I V E R S I TA S D I A N N U S WA N TO R O Konsep Pengukuran Pengukuran
Lebih terperinciLEMBAR VALIDASI SOAL
LEMBAR VALIDASI SOAL PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PROBLEM POSING TIPE FREE-PROBLEM POSING DAN TIPE STRUCTURED-PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMAN I NGAGLIK
Lebih terperinciBayati. Chairinisa Napitupulu. Khairina Ulfa Nst. Pendahuluan. Lisensi Dokumen:
Resistor Pull Up dan Pull Down Bayati bayati_b@yahoo.com Chairinisa Napitupulu chairinisakoto@yahoo.com Khairina Ulfa Nst ukhairina@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat
Lebih terperinciAlat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Alat Ukur Listrik K PENDAHULUAN Drs. Purwanto Fadjar, H.M. Dwa Desa Warnana, M.Si. ita sudah biasa menggunakan peralatan teknik, yang sebagian besar terdiri dari alat-alat listrik. Listrik yang
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.
KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)
Lebih terperinciOlimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam
Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga
Lebih terperinciOlimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam
Dapatkan soal-soal lainnya di http://forum.pelatihan-osn.com Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MENGUKUR RESISTANSI BELITAN MEDAN DAN ROTOR
LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK MENGUKUR RESISTANSI BELITAN MEDAN DAN ROTOR KELOMPOK : 2 PENYUSUN : Efriza Diningrat ( 1215020007 ) NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dian Riyani ( 1215020006 ) Drianto Darmawan (
Lebih terperinciTOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Pengukuran sering dilakukan dalam melakukan analisis rangkaian. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai besaran listrik, seperti : nilai arus yang melalui suatu
Lebih terperinciOlimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam
Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga
Lebih terperinciINSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)
INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai
Lebih terperinciLATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS
Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 2
Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam makalah ini, saya membahas tentang amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter, alat ukur ini, sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi
Lebih terperinciMODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN
MODUL 2 DATA BESARAN LISTRIK & KETIDAKPASTIAN PENDAHULUAN Proses pengukuran dalam elektronika instrumentasi bertujuan untuk memperoleh data-data besaran listrik yang selanjutnya diolah menjadi informasi.
Lebih terperinciPENGUKURAN LISTRIK. Ir. Antonius Ibi Weking, MT. Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Udayana
PENGUKURAN LISTRIK Ir. Antonius Ibi Weking, MT Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Udayana TUJUAN : Teori : Mahasiswa memahami berbagai macam alat ukur listrik dan kesalahannya, kalibrasinya, serta memahami
Lebih terperinciINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM POGAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Indonesia A. Pertanyaan SOLUSI MODUL TUTOIAL FISIKA DASA IIA (FI-1201) KE 03
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis B. Sistem Satuan M.K.S.
BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur konvensional,
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.1 1. Sebuah kawat penghantar mengalir arus listrik sebesar 500 m Besar muatan listrik yang melalui kawat itu selama
Lebih terperinciANALISIS FILTER INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC
ANAISIS FITE INDUKTIF DAN KAPASITIF PADA CATU DAYA DC Tan Suryani Sollu* * Abstract One of the main component of DC power supply is filter, which consist of inductor and capacitor, that has function to
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.
37 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pemakaian 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat pembuka setting timer. 2. Melakukan setting timer yang terdiri dari 3 pemilihan
Lebih terperinciLISTRIK DINAMIS B A B B A B
Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.
BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang
Lebih terperinciAntiremed Kelas 10 FISIKA
Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2
Lebih terperinciTabel 1.1 Nilai warna pada cincin resistor
1. RINGKASAN TEORI Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut
Lebih terperinciIII. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA
PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA I. MAKSUD 1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana 2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana 3. Mampu
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5
SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.5 1. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini! Besarnya arus listrik pada hambatan R 3 adalah. 6/3 Ampere 4/3
Lebih terperinciRangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter
Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya
Lebih terperincidrimbajoe.wordpress.com 1
drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan
Lebih terperinciJembatan Arus Searah dan Pemakaiannya
7- PENDAHULUAN BAB.7 Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya angkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter
Lebih terperinci