Lampiran 1. Gambar Sampel Minuman Berenergi 1. Merek Kratingdaeng 2. Merek Kratingdaeng-S 66
Lampiran 2. Komposisi Sampel Minuman Berenergi Spesifikasi sampel minuman berenergi: Merek Kratingdaeng No. Bets 495P120 K 13 Tanggal Kadaluarsa: Mei 2015 Taurin 1000 mg Kafein 50 mg Inositol 50 mg Vitamin B3 20 mg Vitamin B6 5 mg Provitamin B5 5 mg Vitamin B12 5 mcg Gula 25 mg Merek Kratingdaeng-S No. Bets 437A110 C 11 Tanggal Kadaluarsa: September 2015 Taurin 1000 mg Kafein 50 mg Inositol 50 mg Vitamin B3 20 mg Vitamin B6 2 mg Provitamin B5 5 mg Vitamin B12 5 mcg Gula 25 mg Ponceau 4R Cl 16255 Ponceau 4R Cl 16255 Tartrazine Cl 19140 Tartrazine Cl 19140 Asam Sitrat Asam Sitrat Trisodium Sitrat Trisodium Sitrat Natrium Benzoat Natrium Benzoat Perasa BPOM RI SL 03160091 Perasa BPOM RI SL 03160091 Lisin 50 mg Choline Bitartrate 50 mg Glukuronolakton 400 mg Panjang gelombang maksimum bahan-bahan dalam sampel minuman berenergi: Bahan Panjang gelombang maksimum (nm) Rujukan Taurin 570 Draganov, dkk., 2014 Kafein 273 Moffat, dkk., 2005 Inositol 261 Moffat, dkk., 2005 Vitamin B3 261 Moffat, dkk., 2005 Vitamin B6 290 Moffat, dkk., 2005 Vitamin B12 361 Moffat, dkk., 2005 Sukrosa 190 Sumantri, dkk., 2013 Natrium Benzoat 230 Moffat, dkk., 2005 Tartrazin 425 Moffat, dkk., 2005 Asam sitrat 208 Sari, 2014 Ponceau 4R 506 Kartadarma, dkk., 2007 Vitamin B5 200 Engel, 2009 67
Lampiran 3. Gambar Alat Spektrofotometer Ultraviolet 68
Lampiran 4. Uji Kualitatif Asam Sitrat dengan Pereaksi Deninges Zat Identifikasi Hasil Pengamatan Larutan asam sitrat + pereaksi Deninges (pembanding) Endapan Putih (+) Sampel Kratingdaeng + pereaksi Deninges Endapan Putih (+) Sampel Kratingdaeng-S + pereaksi Deninges Endapan Putih (+) 69
Lampiran 5. Perhitungan Pembuatan HCl 0,1N HCl pekat = 37% setara dengan 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x12 N 0,1 N = 8,3 ml 70
Lampiran 6. Bagan Alir Prosedur Penelitian Kafein ditimbang 25 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N LIB I Kafein 1000 μg/ml diambil 2,5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N LIB II Kafein 100 μg/ml diambil 0,4 ml diambil 0,8 ml diambil 1 ml Baku 1 4 μg/ml Baku 3 8 μg/ml Baku 4 10 μg/ml diambil 1,2 ml Baku 2 6 μg/ml diambil 0,6 ml Serapan Maksimum diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm Baku 5 12 μg/ml 71
Lampiran 6. (Lanjutan) Asam Sitrat ditimbang 250 mg LIB Asam Sitrat 10.000 μg/ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N diambil 0,2 ml diambil 0,4 ml diambil 0,5 ml Baku 1 200 μg/ml Baku 3 400 μg/ml Baku 4 500 μg/ml Baku 2 diambil 0,3 ml Baku 5 diambil 0,6 ml diukur serapan maksimum pada λ 200-400 nm 300 μg/ml 600 μg/ml Serapan Maksimum 72
Lampiran 6. (Lanjutan) Larutan Baku Kafein (4; 6; 8; 10; 12 μg/ml ) diukur serapan pada λ 200-400 nm ditransformasikan ke serapan derivat pertama ditransformasikan ke serapan derivat kedua ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis λ kafein = 293.60 nm dibuat kurva kalibrasi Persamaan Regresi 73
Lampiran 6. (Lanjutan) Larutan Baku Asam Sitrat (200; 300; 400; 500; 600 μg/ml) λ asam sitrat = 236.0 nm diukur serapan pada λ 200-400 nm ditransformasikan ke serapan derivat pertama ditransformasikan ke serapan derivat kedua ditentukan zero crossing ditentukan panjang gelombang analisis dibuat kurva kalibrasi Persamaan Regresi 74
Lampiran 6. (Lanjutan) Sampel diambil 25 ml dimasukkan ke dalam beaker gelas disaring dibuang ± 10 ml filtrat pertama filtrat selanjutnya ditampung diambil 0,3 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan HCL 0,1N diukur pada λ 293.60 nm dan 236.0 nm Nilai Absorbansi dihitung Kadar 75
Lampiran 7. Kurva Serapan Kafein Baku dan Asam Sitrat Baku 2.00000 1.50000 Abs. 1.00000 0.50000 0.00000 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 76
Lampiran 7. (Lanjutan) 1.00000 Abs. 0.50000 0.00000 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 77
Lampiran 7. (Lanjutan) 1.50000 Abs. 1.00000 0.50000 0.00000 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 78
Lampiran 7. (Lanjutan) 0.40000 Abs. 0.20000 0.00000 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 79
Lampiran 7. (Lanjutan) 0.40000 Abs. 0.20000 0.00000 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 80
Lampiran 8. Kurva Serapan Derivat Pertama Kafein dan Asam Sitrat 0.00000 Abs. -0.05000-0.10000-0.12672 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 81
Lampiran 8. (Lanjutan) 0.00000 Abs. -0.05000-0.07514 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 82
Lampiran 8. (Lanjutan) 0.05000 Abs. 0.00000-0.05000-0.10000-0.12717 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 83
Lampiran 8. (Lanjutan) 0.00000 Abs. -0.01000-0.01694 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 84
Lampiran 8. (Lanjutan) 0.00000 Abs. -0.01000-0.02000-0.02475 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 85
Lampiran 9. Kurva Serapan Derivat Kedua Kafein dan Asam Sitrat 0.00000 Abs. -0.02000-0.04038 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 86
Lampiran 9. (Lanjutan) 0.00500 0.00000 Abs. -0.00500-0.01000-0.01573 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 87
Lampiran 9. (Lanjutan) 0.00000 Abs. -0.02000-0.04038 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 88
Lampiran 9. (Lanjutan) 0.00100 0.00000 Abs. -0.00100-0.00178 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 89
Lampiran 9. (Lanjutan) 0.00100 Abs. 0.00000-0.00100-0.00200-0.00238 200.00 250.00 300.00 350.00 nm. 90
Lampiran 10. Kurva Serapan Panjang Gelombang Analisis Kafein dan Asam Sitrat Kurva serapan derivatif kedua kafein konsentrasi 10 μg/ml pada λ = 293.60 nm Kurva serapan derivatif kedua asam sitrat konsentrasi 500 μg/ml pada λ = 236.0 nm 91
Lampiran 10. (Lanjutan) Kurva serapan derivat kedua campuran kafein konsentrasi 10 μg/ml dan asam sitrat konsentrasi 500 μg/ml 92
Lampiran 11. Hasil Pengukuran Serapan Derivat Kedua Kafein, Asam Sitrat dan Campuran Kafein dan Asam Sitrat pada λ 200-300 nm 93
Lampiran 11. (Lanjutan) 94
Lampiran 11. (Lanjutan) 95
Lampiran 11. (Lanjutan) 96
Lampiran 11. (Lanjutan) 97
Lampiran12. Data Kalibrasi Kafein BPFI, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Kafein pada Panjang Gelombang 293,60 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0,00000 2. 4,0000 0,00118 3. 6,0000 0,00179 4. 8,0000 0,00238 5. 10,0000 0,00299 6. 12,0000 0,00358 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY X 2` Y 2 1. 0,0000 0,00000 0,0000 0,0000 0,000000000 2. 4,0000 0,00118 0,00472 16,0000 0,000001392 3. 6,0000 0,00179 0,01074 36,0000 0,000003204 4. 8,0000 0,00238 0,01904 64,0000 0,000005702 5. 10,0000 0,00299 0,02990 100,0000 0,000008940 6. 12,0000 0,00358 0,04296 144,0000 0,000012816 ΣX = 40 =6,666667 ΣY = 0,01192 = 0,00198667 ΣXY = 0,10736 ΣY 2 = 360 Σ Y 2 = 0,000032054 Maka, persamaan garis regresinya adalah 98
Lampiran 12. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = 0,9997 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan derivat kedua kafein pada panjang gelombang 293,60 nm adalah 0,9997. 99
Lampiran 13. Data Kalibrasi Asam Sitrat, Persamaan Regresi dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Derivat Kedua Asam Sitrat Pada Panjang Gelombang 236,0 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0,00000 2. 200,0000 0,00059 3. 300,0000 0,00093 4. 400,0000 0,00119 5. 500,0000 0,00150 6. 600,0000 0,00181 Perhitungan Persamaan Garis Regresi No. X Y XY` X 2 Y 2 1. 0,0000 0,00000 0,0000 0,0000 0,0000 2. 200,0000 0,00059 0,118 40000 3,48.10-7 3. 300,0000 0,00093 0,278 90000 8,64.10-7 4. 400,0000 0,00119 0,476 160000 14,16.10-7 5. 500,0000 0,00150 0,750 250000 22,5.10-7 6. 600,0000 0,00181 1,086 360000 32,76.10-7 ΣX = 2000 =333,333 ΣY = 0,00602 = 0,0010033 ΣXY = 2,709 ΣX 2 = 900000 ΣY 2 = 81,54.10-7 Maka persamaan garis regresinya adalah 100
Lampiran 13. (Lanjutan) Perhitungan Koefisien Korelasi ( ) = Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan derivat kedua asam sitrat pada panjang gelombang 236,0 nm adalah 0,9999. 101
Lampiran 14. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation, LOQ) Kafein dan Asam Sitrat 1. Persamaan garis regresi kafein adalah No. X Y Yi (10-6 ) Y-Yi (10-6 ) (Y-Yi) 2 (10-12 ) 1 0,0000 0,00000 6,1-6,1 37,21 2 4,0000 0,00118 1189,5-9,5 90,25 3 6,0000 0,00179 1787,3 2,7 7,29 4 8,0000 0,00238 2385,1-5,1 26,01 5 10,0000 0,00299 2982,9 7,1 50,41 6 12,0000 0,00358 3580,7-7 49 Σ(Y-Yi) 2 260,17 8,065.10-6 0,0809 μg/ml 0,2698 μg/ml 2. Persamaan garis regresi asam sitrat adalah Y = (6,1027X + 0,4019). 10-4 No. X Y Yi (10-6 ) Y-Yi (10-5 ) (Y-Yi) 2 ( 10-9 ) 1 0,0000 0,00000 0,0000 0,0000 0,0000 2 200,0000 0,00059 601,8-1,18 1,3924 3 300,0000 0,00093 902,7 2,73 7,4529 4 400,0000 0,00119 1203,6-1,36 1,8496 5 500,0000 0,00150 1504,5-0,45 0,2025 6 600,0000 0,00181 1805,4 0,46 0,2116 Σ (Y-Yi) 2 11,1090 1,6665.10-5 16,615 μg/ml 55,5838 μg/ml 102
Lampiran 15. Kurva Serapan Derivat Kedua Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -1 Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -2 103
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -3 Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -4 104
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -5 Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -6 105
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -1 adisi asam sitrat sebanyak 500 µg/ml Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -2 adisi asam sitrat sebanyak 500 µg/ml 106
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -1 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/ml Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng -2 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/ml 107
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -1 Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -2 108
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -3 Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -4 109
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -5 Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -6 110
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -1 adisi asam sitrat sebanyak 500 µg/ml Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -2 adisi asam sitrat sebanyak 500 µg/ml 111
Lampiran 15. (Lanjutan) Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -1 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/ml Kurva serapan kafein dan asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S -2 adisi asam sitrat sebanyak 600 µg/ml 112
Lampiran 16. Hasil Analisis Kandungan Jumlah Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel 1. Sampel Kratingdaeng a. Absorbansi kafein No Absorbansi Kafein pada λ 293,60 nm Konsentrasi Kafein (µg/ml) Kadar Kafein persaji (mg) 1 0,00119 3,9632 49,5400 2 0,00118 3,9301 49,1263 3 0,00119 3,9632 49,5400 4 0,00120 3,9964 49,9550 5 0,00119 3,9632 49,5400 6 0,00118 3,9301 49,1263 b. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 500 µg/ml No Absorbansi awal pada λ 236,0 nm Absorbansi setelah diadisi baku asam sitrat 500 µg/ml Absorbansi analisis asam sitrat Konsentrasi asam sitrat (µg/ml) Kadar asam sitrat persaji (mg/kg) 1-0,00079 0,00075 0,00004 13,2270 1050,7742 2-0,00079 0,00075 0,00004 13,2270 1050,7742 3-0,00077 0,00076 0,00003 9,9701 788,0779 4-0,00078 0,00076 0,00004 13,2270 1050,7742 5-0,00078 0,00076 0,00004 13,2270 1050,7742 6-0,00079 0,00076 0,00005 16,6168 1313,4631 c. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 600 µg/ml No Absorbansi awal pada λ 236,0 nm Absorbansi setelah diadisi baku asam sitrat 600 µg/ml Absorbansi analisis asam sitrat Konsentrasi asam sitrat (µg/ml) Kadar asam sitrat persaji (mg/kg) 1-0,00079 0,00106 0,00005 16,6168 1313,4631 2-0,00079 0,00106 0,00004 13,2270 1050,7742 3-0,00077 0,00107 0,00004 13,2270 1050,7742 4-0,00078 0,00107 0,00005 16,6168 1313,4631 5-0,00078 0,00106 0,00004 13,2270 1050,7742 6-0,00079 0,00106 0,00005 16,6168 1313,4631 113
Lampiran 16. (Lanjutan) 2. Sampel Kratingdaeng-S a. Absorbansi kafein No Absorbansi Kafein pada λ 293,60 nm Konsentrasi Kafein (µg/ml) Kadar Kafein persaji (mg) 1 0,00122 4,1020 50,7828 2 0,00122 4,1020 50,7828 3 0,00122 4,1020 50,7828 4 0,00122 4,1020 50,7828 5 0,00123 4,1355 51,1975 6 0,00123 4,1355 51,1975 b. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 500 µg/ml No Absorbansi awal pada λ 236,0 nm Absorbansi setelah diadisi baku asam sitrat 500 µg/ml Absorbansi asam sitrat Konsentrasi kafein (µg/ml) Kadar asam sitrat persaji (mg/kg) 1-0,00061 0,00096 0,00007 23,2635 1834,3387 2-0,00061 0,00095 0,00006 19,9402 1572,2932 3-0,00062 0,00095 0,00007 23,2635 1834,3387 4-0,00061 0,00095 0,00006 19,9402 1572,2932 5-0,00062 0,00096 0,00008 26,5869 2096,3909 6-0,00061 0,00095 0,00006 19,9402 1572,2932 c. Absorbansi asam sitrat dan absorbansi asam sitrat dalam sampel yang diadisi dengan asam sitrat sebanyak 600 µg/ml No Absorbansi Absorbansi Konsentrasi Kadar asam setelah diadisi Absorbansi awal pada kafein sitrat persaji baku asam sitrat asam sitrat λ 236,0 nm (µg/ml) (mg) 600 µg/ml 1-0,00061 0,00125 0,00006 19,8405 1572,2932 2-0,00061 0,00125 0,00006 19,8405 1572,2932 3-0,00062 0,00125 0,00007 23,2635 1834,3387 4-0,00061 0,00126 0,00007 23,2635 1834,3387 5-0,00062 0,00125 0,00007 23,2635 1834,3387 6-0,00061 0,00125 0,00006 19,8405 1572,2932 114
Lampiran 17. Contoh Perhitungan Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng Volume sampel yang digunakan = 0,3 ml Absorbansi analisis (Y) kafein (293,60 nm) = 0,00119 Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ= 293,60 nm) : Y = 298,9X 6,1. 10-6 Untuk mendapatkan kadar (X) sampel, disubtitusikan absorbansi (Y) terhadap persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang. Konsentrasi Kafein : Y = 298,9X 6,1. 10-6 0, 00119 = 298,9X 6,1. 10-6 0,00119 + 0,0000061 = 298,9. 10-6 X X = 4,0016 μg/ml Kadar Kafein dalam sampel: C V Fp W : konsentrasi kafein dalam larutan sampel (μg/ml) : volume larutan pengenceran sampel (ml) : faktor pengenceran : volume sampel (ml) Kadar kafein dalam sampel = = 333,4667 µg/ml 115
Lampiran 17. (Lanjutan) Kadar kafein sebenarnya = kadar kafein dalam sampel x persen baku kafein = 333,4667 µg/ml x 99,04% = 330,2654 µg/ml Volume setiap botol sampel Kratingdaeng = 150 ml Kadar kafein = Kadar kafein sebenarnya x volume sampel = 330,5624 µg/ml x 150 ml = 495400 µg = 49,5400 mg Volume sampel yang digunakan = 0,3 ml Absorbansi awal asam sitrat (236,0 nm) = -0,00079 Absorbansi baku asam sitrat C = 500 µg/ml (236,0 nm) = 0,00150 Absorbansi asam sitrat setelah diadisi baku asam sitrat C = 500 µg/ml (236,0 nm). Maka Abs. analisis asam sitrat adalah = perubahan Abs. asam sitrat setelah diadisi Abs. baku asam sitrat = (Abs. asam sitrat setelah diadisi Abs. awal asam sitrat) Abs. baku asam sitrat = 0,00075 (-0,00079) 0,00150 = 0,00154 0,00150 = 0,00004 Absorbansi analisis asam sitrat (236,0 nm) = 0,00004 116
Lampiran 17. (Lanjutan) Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum asam sitrat (λ = 236,0 nm) Y = 3,009X. 10-6 Konsentrasi Asam Sitrat : Y = 3,009X. 10-6 0, 00004 = 3,009X. 10-6 X = = 13,2935 µg/ml Kadar Asam Sitrat dalam sampel : C V Fp W : kosentrasi asam sitrat dalam larutan sampel (μg/ml) : volume larutan pengenceran sampel (ml) : faktor pengenceran : volume sampel (ml) Kadar asam sitrat dalam sampel = = 1107,7917 µg/ml Kadar asam sitrat sebenarnya = Kadar asam sitrat dalam sampel x persen baku asam sitrat = 1107,7917 µg/ml x 99,50% = 1102,2527 µg/ml Dilakukan penyetaraan dalam berat dengan melakukan penimbangan dalam 100 ml sampel yang wadahnya telah dikalibrasi dengan hasil sebagai berikut: 100 ml sampel setara dengan berat sampel 104,8991 g Kadar asam sitrat = 1102,2527 µg/ml = 110225,27 µg/100 ml = 110225,27 µg g/104,8991 g = 1050,7742 µg/g = 1050,7742 mg/kg 117
Lampiran 18. Contoh Perhitungan Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng-S Volume sampel yang digunakan = 0,3 ml Absorbansi analisis (Y) kafein (293,60 nm) = 0,00121 Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ= 293,60 nm) : Y = 298,9X 6,1. 10-6 Untuk mendapatkan kadar (X) sampel, disubtitusikan absorbansi (Y) terhadap persamaan regresi pada masing-masing panjang gelombang. Konsentrasi Kafein : Y = 298,9X 6,1. 10-6 0, 00122 = 298,9X 6,1. 10-6 0,00122 + 0,0000061 = 298,9. 10-6 X X = 4,1020 μg/ml Kadar Kafein dalam sampel : C V Fp W : konsentrasi kafein dalam larutan sampel (μg/ml) : volume larutan pengenceran sampel (ml) : faktor pengenceran : volume sampel (ml) Kadar kafein dalam sampel = = 341,8333 µg/ml 118
Lampiran 18. (Lanjutan) Kadar kafein sebenarnya = kadar kafein x persen baku = 341,8333 µg/ml x 99,04% = 338,5517 µg/ml Volume setiap botol sampel Kratingdaeng-S = 150 ml Kadar kafein = kadar kafein sebenarnya x volume sampel = 338,5517 µg/ml x 150 ml = 50782,755 µg = 50,7828 mg Volume sampel yang digunakan = 0,3 ml Absorbansi awal asam sitrat (236,0 nm) = -0,00061 Absorbansi baku asam sitrat C = 500 µg/ml (236,0 nm) = 0,00150 Absorbansi asam sitrat setelah diadisi baku asam sitrat C = 500 µg/ml (236,0 nm). Maka Abs. analisis asam sitrat adalah = perubahan Abs. asam sitrat setelah diadisi Abs. baku asam sitrat = (Abs. asam sitrat setelah diadisi Abs. awal asam sitrat) Abs. baku asam sitra = 0,00096 (-0,00061) 0,00150 = 0,00157 0,00150 = 0,00007 Absorbansi analisis asam sitrat (236,0 nm) = 0,00007 119
Lampiran 18. (Lanjutan) Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum asam sitrat (λ= 236,0 nm) Y = 3,009X. 10-6 Konsentrasi Asam Sitrat : Y = 3,009X. 10-6 0, 00007 = 3,009X. 10-6 X = = 23,2635 µg/ml Kadar Asam Sitrat dalam sampel : C V Fp W : kosentrasi larutan sampel (μg/ml) : volume larutan pengenceran (ml) : faktor pengenceran : volume sampel (ml) Kadar asam sitrat dalam sampel = = 1938,6250 µg/ml Kadar asam sitrat sebenarnya = kadar asam sitrat dalam sampel x persen baku asam sitrat = 1938,6250 µg/ml x 99,50% = 1928,9319 µg/ml Dilakukan penyetaraan dalam berat dengan melakukan penimbangan dalam 100 ml sampel yang wadahnya telah dikalibrasi dengan hasil sebagai berikut: 100 ml sampel setara dengan berat sampel 105,1568 g Kadar asam sitrat = 1928,9319 µg/ml = 192893,19 µg/100 ml = 192893,19 µg g/105,1568 g = 1834,3387 µg/g = 1834,3387 mg/kg 120
Lampiran 19. Perhitungan Statistik Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam Sampel Kratingdaeng 1. Jumlah Kafein No. X Jumlah (mg) 1 49,5400 1,653 2,7324 2 49,1263 1,653 2,7324 3 49,5400-0,826 0,6829 4 49,9550 1,653 2,7324 5 49,5400-3,306 10,9309 6 49,1263-0,826 0,6829 49 Σ = 20,4939 SB = = = = 0,3103 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = 0,5428 t hitung 2 = = 2,7230 t hitung 3 = = 0,5428 121
Lampiran 19. (Lanjutan) t hitung 4 = = 3,8177 t hitung 5 = = 0,5428 t hitung 6 = = 2,7230 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Kafein dalam sampel Kratingdaeng : μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 49,4713 mg ± (4,0321 x 0,3103/ 6) = 49,4713 mg ± (4,0321 x 0,1267) = (49,4713 ± 0,5109) mg/sajian 2. Kadar Asam Sitrat No. X Kadar (μg/g) 1 1050,7742 0,0013 0,00000169 2 1050,7742 0,0013 0,00000169 3 788,0779-262,6950 69008,6630 4 1050,7742 0,0013 0,00000169 5 1050,7742 0,0013 0,00000169 6 1313,4631 262,6902 69006,1412 1050,7729 Σ = 138014,8042 SB = 122
Lampiran 19. (Lanjutan) = = 166,1414 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = 0,00002 t hitung 2 = = 0,00002 t hitung 3 = = 3,8730 t hitung 4 = = 0,00002 t hitung 5 = = 0,00002 t hitung 6 = = 3,8729 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar asam sitrat pada sampel Kratingdaeng : μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 1050,7729 μg/g ± (4,0321 x 166, 1414/ ) = (1050,7729 ± 273,4848) μg/g = (1050,7729 ± 79,9639) mg/kg 123
Lampiran 20. Perhitungan Statistik Kadar Kafein dan Asam Sitrat dalam 1. Jumlah Kafein Sampel Kratingdaeng-S No. X Jumlah (mg) 1 50,7828-0,1382 0,0191 2 50,7828-0,1382 0,0191 3 50,7828-0,1382 0,0191 4 50,7828-0,1382 0,0191 5 51,1975 0,2765 0,0765 6 51,1975 0,2765 0,0765 50,9210 Σ = 0,2294 SB = = = 0,2142 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = 1,5812 t hitung 2 = = 1,5812 t hitung 3 = = 1,5812 t hitung 4 = = 1,581 124
Lampiran 20. (Lanjutan) t hitung 5 = = 3,1636 t hitung 6 = = 3,1636 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar Kafein dalam sampel Kratindaeng-s : μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 50,9210 mg ± (4,0321 x ) = (50,9210 ± 0,3524) mg 2. Kadar Asam Sitrat No. X Kadar (μg/g) 1 1834,3387 87,3474 7629,5683 2 1572,2932-174,6981 30519,4261 3 1834,3387 87,3474 7629,5683 4 1572,2932-174,6981 30519,4261 5 2096,3909 349,3996 122080,0805 6 1572,2932-174,6981 30519,4261 1746,9913 Σ = 228897,4954 SB = = = 213,9614 125
Lampiran 20. (Lanjutan) Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1=5, maka t (α/2,dk) = 4,0321 Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = 1,0000 t hitung 2 = = 2,0001 t hitung 3 = = 1,0000 t hitung 4 = = 2,0001 t hitung 5 = = 4,0002 t hitung 6 = = 1,0000 Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar asam sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S : μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x ) = ( ± 352,1797) μg/g = (1746,9913± 352,1797) mg/kg 126
Lampiran 21. Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng-S Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng -1 Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng -2 127
Lampiran 21. (Lanjutan) Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng -3 Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng -4 128
Lampiran 21. (Lanjutan) Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng -5 Kurva Serapan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dalam sampel Kratingdaeng -6 129
Lampiran 22. Hasil Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat Setelah Penambahan Masing-Masing Larutan Standar Pada Sampel 1. Hasil Analisis Kafein Setelah Penambahan Larutan Standar Kafein Sampel Serapan λ 293.60 nm Setelah penambahan Baku Konsentrasi (µg/ml) Sebelum penambahan Baku Baku yang ditambahkan Persen Perolehan Kembali (%) 1 0,00240 664,3809 330,2667 333,3333 100,23 2 0,00238 658,8584 327,5083 333,3333 99,41 3 0,00239 661,6197 330,2667 333,3333 99,41 4 0,00240 664,3809 333,0333 333,3333 99,31 5 0,00237 656,0972 330,2667 333,3333 97,75 6 0,00237 656,0972 327,5083 333,3333 98,58 = 99,12 2. Hasil Analisis Asam Sitrat Setelah Penambahan Larutan Standar Asam Sitrat Sampel Setelah penambahan Baku (Sampel + Standar Asam Sitrat 500 µg/ml + Standar Asam Sitrat 200 µg/ml ) Serapan pada λ 236.0 nm Sebelum penambahan Baku (Sampel + Standar Asam Sitrat 500 µg/ml) 1 0,00136 0,00075 2 0,00135 0,00075 3 0,00136 0,00076 4 0,00137 0,00076 5 0,00136 0,00076 6 0,00136 0,00076 Sampel Setelah penambahan Baku Konsentrasi (mg/kg) Sebelum penambahan Baku Baku yang ditambahkan Persen Perolehan Kembali (%) 1 35726,2020 19701,9471 15808,8424 101,36 2 35463,5048 19701,9471 15808,8424 99,70 3 35726,2020 19964,6397 15808,8424 99,70 4 35988,8899 19964,6397 15808,8424 101,36 5 35726,2020 19964,6397 15808,8424 99,70 6 35726,2020 19964,6397 15808,8424 99,70 = 100,25 130
Lampiran 23. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kafein dan Asam Sitrat dengan Menggunakan Sampel Kratingdaeng Volume sampel yang digunakan = 0,3 ml Absorbansi analisis (Y) : Kafein (293.40 nm) = 0,0048 Asam sitrat (213.20 nm)= 0,0058 Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum kafein (λ=293.40 nm) : Y = (3,0214X 0,1782). 10-4 Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum natrium benzoat (λ= 213.20 nm) : Y = (6,1027X + 0, 4019). 10-4 Konsentrasi Kafein : Y = (298,9 X -6,1 ). 10-6 0, 00240 = (298,9 X -6,1 ). 10-6 X = 8,0498 μg/ml Konsentrasi Asam Sitrat : Y = (3,009. 10-6 ) X 0,00136 = (3,009. 10-6 ) X X = 451,9774 μg/ml 1. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kafein Konsentrasi kafein setelah penambahan larutan baku = 8,0498 μg/ml Kadar kafein = 131
Lampiran 23. (Lanjutan) = = 670,8208 µg/ml C F = kadar kafein x persen baku kafein = 670,8208 µg/ml x 99,04% = 664,3809 µg/ml Kadar kafein sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) 664,3809 µg/ml Kadar kafein sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 330,2667 µg/ml Kadar larutan baku yang ditambahkan (C * A) C * A = ml yang ditambahkan = 1 ml = 333,3333 µg/ml Maka persen perolehan kembali kafein = 100 % = 100% = 100,23 % 2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Asam Sitrat Konsentrasi asam sitrat setelah penambahan larutan baku = 451,9774 µg/ml Kada rasam sitrat = x Faktor pengenceran 132
Lampiran 23. (Lanjutan) = = 37664,7883 µg/ml = 3766478,83 µg/100 ml = 3766478,83 µg/104,8991 g = 35905,7307 µg/g C F = kadar asam sitrat x persen baku asam sitrat = 35905,7307µg/g x 99,5% = 35726,2020 µg/g Kadar asam sitrat sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 35726,2020 µg/g Kadar asam sitrat sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 19701,9471 µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan (C * A) C * A = ml yang ditambahkan = 0,5 ml C * A = 16666,6667 µg/ml = 16666,6667 µg/100 ml = 1666666,67 µg/ 104,8991 g = 15888,2838 µg/g = kadar asam sitrat x persen baku asam sitrat = 15888,2838 µg/g x 99,5% = 15808,8424 µg/g Maka persen perolehan kembali asam sitrat = 100 % = 100% = 101,36% 133
Lampiran 24. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Kafein No. Persen Perolehan Kembali (Xi) (Xi - ) (Xi - ) 2 1 100,23 1.11 1,2321 2 99,41 0,29 0,0841 3 99,41 0,29 0,0841 4 99,31 0,19 0,0361 5 97,75-1,37 1,8769 6 98,58 0,54 0,2916 = 99,12 = 3,6049 SB = = = 0,8491 µg/ml RSD = x 100% = x 100% = 0,8566 = 0,86% 134
Lampiran 25. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Asam Sitrat No. Persen Perolehan Kembali (Xi) (Xi - ) (Xi - ) 2 1 101,36 1,11 1,2321 2 99,70-0,55 0,3025 3 99,70-0,55 0,3025 4 101,36 1,11 1,2321 5 99,70-0,55 0,3025 6 99,70-0,55 0,3025 = 100,25 = 3,6742 SB = = = 0,8572 µg/ml RSD = x 100% = x 100% = 0,8550% = 0,86% 135
Lampiran 26. Daftar Nilai Distribusi t Lampiran 27. Sertifikat Pengujian Kafein 136
137
Lampiran 28. Label Asam Sitrat Pro Analisis 138
Lampiran 29. SNI 01-6684-2002 Tentang Minuman Berenergi 139
Lampiran 29. (Lanjutan) 140
Lampiran 29. (Lanjutan) 141
Lampiran 30. Peraturan Kepala BPOM R.I. No. 8 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengatur Keasaman 142
Lampiran 30. (Lanjutan) 143
Lampiran 30. (Lanjutan) 144
Lampiran 30. (Lanjutan) 145