BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
|
|
- Ari Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui keamanan bahan tambahan yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa campuran metil paraben dapat dianalisis dengan metode spektrofotometri UV/Vis derivatif, untuk menghasilkan metode analisis yang baik dan valid serta mengetahui kadar metil paraben dan propil paraben dalam sediaan krim sesuai dengan ketentuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben Preparasi sampel dilakukan dengan melarutkan sampel krim kosmetika dengan larutan HCl 0,1 M. Hasil larutan uji berwarna putih bening. Ketiga jenis sampel memiliki warna yang terlihat sama setelah mengalami penyaringan. Penyaringan ini dilakukan untuk mencegah adanya partikel-partikel terutama lemak yang masih terdapat dalam sampel agar tidak mengganggu pembacaan absorbansi. Selanjutnya adalah melakukan tahapan mencari spektrum derivatif. Langkah derivatif spektrum dilakukan dengan cara membaca panjang gelombang dari metil paraben dan propil paraben. Didapatkan panjang gelombang 255,4 nm untuk metil paraben dan 255,6 nm untuk propil paraben. Spektrum panjang gelombang maksimum metil paraben dapat dilihat pada gambar 4.1. serta spektrum panjang gelombang maksimum propil paraben dapat dilihat pada gambar
2 26 Gambar 4.1. Spektrum panjang gelombang maksimum metil paraben 255,4 nm Gambar 4.2. Spektrum panjang gelombang maksimum propil paraben 255,6 nm Kemudian spektrum dari masing-masing panjang gelombang metil paraben dan propil paraben diderivatif menggunakan sistem perangkat lunak pada komputer. Hasil
3 27 panjang gelombang derivatif yang diperoleh untuk metil paraben 242,4 nm sedangkan untuk propil paraben 242,6 nm, karena spektrum pada panjang gelombang tersebut menghasilkan kemiringan nol pada puncak maksimum dan memperlihatkan maksimum dan minimum. Spektrum panjang gelombang maksimum derivatif metil paraben dan propil paraben dapat dilihat pada gambar 4.3. dan 4.4. Gambar 4.3. Spektrum panjang gelombang maksimum derivatif metil paraben 242,4 nm Gambar 4.4. Spektrum panjang gelombang maksimum derivatif propil paraben 242,6 nm
4 28 Spektrum derivatif digunakan untuk menjelaskan pita-pita serapan dalam spektrum UV yang lebih kompleks (8). Fungsi lain adalah untuk memberikan gambaran struktur yang terinci dari spektrum serapan sehingga dapat digunakan untuk analisis campuran beberapa zat secara langsung tanpa harus melakukan pemisahan terlebih dahulu walaupun dengan panjang gelombang yang berdekatan (20). 4.2 Validasi Metode Metode Spektrofotometri UV/Vis Validasi metode analisis merupakan penilaian terhadap metode tertentu secara laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam penggunaan nya (21). Validasi diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan sehingga didapatkan hasil yang valid. Validasi metode perlu dilakukan dalam penelitian ini karena metode ini merupakan pengembangan dari metode sebelumnya. Metode sebelumnya menggunakan pelarut methanol:air dan alat yang digunakan adalah spektrofotometri UV/Vis double beam Shimadzu UV-1700 Pharma. Pengembangan metode dilakukan dengan penggantian pelarut menjadi 0,1 M HCl dan alat yang digunakan spektrofotometri UV/Vis double beam Shimadzu UV-1800, sehingga parameter yang diuji memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Parameter validasi yang digunakan dalam metode analisis tergantung dari kategori percobaan yang dilakukan.. Metode yang dilakukan merupakan kategori I karena metil paraben dan propil paraben merupakan bahan pengawet, sehingga parameter-parameter yang diuji antara lain linieritas, Limit of Detection (LoD), Limit of Quantitation (LoQ), presisi dan akurasi Linieritas Linieritas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linieritas yang dapat diterima (21).
5 29 Linieritas biasanya dinyatakan dalam istilah variansi sekitar arah garis regresi yang dihitung berdasarkan persamaan matematik data yang diperoleh dari hasil uji analit dalam sampel dengan berbagai konsentrasi analit (21). Nilai r yang direkomendasikan oleh Association of Official Analytical Chemist (AOAC) adalah 0,99. Berdasarkan kurva baku, metil paraben pada panjang gelombang 242,4 nm pada level konsentrasi 1,0; 2,0 ;3,0 ;4,0 ;5,0 ppm diperoleh persamaan regresi linear y=0,0423x+0,2855 r = 0,999 dan kurva baku metilpraben pada panjang gelombang 242,6 nm pada level konsentrasi 1,0 ;2,0 ;3,0 ;4,0 ;5,0 ppm diperoleh persamaan regresi linear y= 0,0428+0,3102, nilai r = 0,999. Sedangkan kurva baku propil paraben pada panjang gelombang 242,4 nm dengan level konsentrasi 20; 30; 40; 50; 60 ppm diperoleh persamaan regresi linear y = 0,0102x+0,0396, nilai r = 0,999 dan kurva baku propil paraben pada panjang gelombang 242,6 nm dengan level konsentrasi 20; 30; 40; 50; 60 ppm diperoleh persamaan regresi linear y = 0,0104x + 0,0644, nilai r = 0,999. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh menunjukan hasil yang baik karena r >0,99. Hal ini menunjukan bahwa antara respon analitik dengan konsentrasi yang diukur perbandingannya proporsional. Kurva kalibrasi metil paraben derivatif dengan panjang gelombang 242,4 nm dan 242,6 nm dapat dilihat pada gambar 4.5. Sedangkan kurva kalibrasi propil paraben derivatif dengan panjang gelombang 242,4 nm dan 242,6 nm dapat dilihat pada gambar 4.6.
6 30 A b s o r b a n s i 0,52 0,47 0,42 0,37 0,32 y = 0,0428x + 0,3102 r = 0,9994 y = 0,0423x + 0,2855 r = 0, Konsentrasi absorbansi metil paraben derivatif pada 242,60 absorbansi metil paraben derivatif pada 242,40 Gambar 4.5. Regresi liniear metil paraben derivatif 242,4 nm dan 242,6 nm A b s o r b a n s i 0,72 0,62 0,52 0,42 0,32 y = 0,0104x + 0,0644 r = 0,999 y = 0,0102x + 0,0396 r = 0,9991 0, Konsentrasi absorbansi propil paraben derivatif pada 242,6 absorbansi propil paraben derivatif pada 242,4 Gambar 4.6. Regresi liniear propil paraben derivatif 242,4 nm dan 242,6 nm Penentuan batas deteksi (Limit of Detection, LOD) dan batas kuantitasi (Limit of Quantitation, LOQ) Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dikuantifikasi. LOD merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah nilai tertentu (18). Sedangkan batas kuantifikasi didefinisikan sebagai
7 31 konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan (18). Tabel 4.1. Nilai LOD - LOQ derivatif metil paraben dan propil paraben No Senyawa Panjang gelombang LOD LOQ 1 Metil paraben 2 Propil paraben 242,4 0,13 0,39 242,6 0,15 0,44 242,4 1,78 5,39 242,6 2,08 6, Presisi Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analis yang diekspresikan sebagai simpangan baku ralatif (RSD) (18). Pada penelitian ini pengujian presisi dilakukan secara repeatability (keterulangan). Keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek (21). metil paraben yang dipilih adalah 3 ppm dan propil paraben 40 ppm untuk mewakili kisaran sampel yang dianalisis dengan jumlah sebanyak enam kali. Nilai presisi metil paraben dan propil paraben yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.2. dan 4.3. Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3. nilai RSD metil paraben dan propil paraben pada kadar 3 ppm dan 40 ppm menghasilkan nilai yang baik. Menurut Association of Official Chemist (AOAC) dengan kadar 1,0-10 ppm nilai RSD yang memenuhi syarat adalah kurang dari 6%, dan pada konsentrasi ppm < 8% ( (22).
8 32 Tabel 4.2. Nilai presisi kadar metil paraben pada panjang gelombang 242,4 nm dan 242,6 nm Metil paraben 242,4 nm 242,6 nm Replikasi Replikasi 1 2,97 1 2,98 2 3,01 2 3,01 3 3,25 3 3,24 4 3,25 4 3,24 5 3,23 5 3,22 6 3,20 6 3,20 Rata-Rata 3,15 Rata-Rata 3,15 SD 0,13 SD 0,12 RSD 4,04 RSD 3,78 Keterangan : SD : Standar Deviasi ; RSD: Standar Deviasi Relatif *Persyaratan RSD menurut AOAC konsentrasi 1,0-10 ppm : < 6% ; Konsentrasi ppm : < 8% (22). Tabel 4.3 Nilai presisi kadar propil paraben pada panjang gelombang 242,4 nm dan 242,6 nm Propil paraben 242,4 nm 242,6 nm Replikasi Replikasi 1 39, , , , , , , , , , , ,86
9 33 Rata-Rata 40,05 Rata-Rata 39,70 SD 0,14 SD 0,15 RSD (%) 0,36 % RSD 0,39 % Keterangan : SD : Standar Deviasi ; RSD: Standar Deviasi Relatif *Persyaratan RSD menurut AOAC konsentrasi 1,0-10 ppm : < 6% ; Konsentrasi ppm : < 8% (22) Akurasi Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya dalam suatu pengukuran kuantitas. (23) Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (21). Pada penelitian ini akurasi ditentuan dengan metode penambahan baku (standard addition method) dengan menggunakan tiga macam konsentrasi standar metil paraben dan propil paraben yang akan ditambahkan kedalam sampel, yaitu konsentrasi 80%, 100%, 120% dari kadar analit dalam sampel. Hasil persen recovery dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7. Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5, nilai persen recovery metil paraben pada panjang gelombang 242,4 nm adalah 93,58 % -118,86 % dan pada panjang gelombang 242,6 nm adalah 82,75% - 112,93%. Sedangkan propil paraben pada panjang gelombang 242,4 nm diperoleh nilai persen recovery 83,33% - 102,29% dan pada panjang gelombang 242,6 nm adalah 84,61-102,29%. Nilai yang diperoleh ini memenuhi kriteria nilai persen recovery yang dapat di terima berdasarkan criteria AOAC, yakni untuk kadar 1-10 ppm nilai persen recovery yang baik adalah %, dan untuk kadar ppm adalah % sehingga metode yang digunakan memiliki akurasi yang baik.
10 34 Akurasi Tabel 4.4. Nilai akurasi metil paraben pada 242,4 nm Replikasi sampel+standar sampel standar Persen Recovery Rata-rata persen recovery 80% R1 1,90 91,61 R2 1,93 0,44 1,6 93,08 93,58 R3 1,97 96,04 100% R1 2,37 96,93 R2 2,40 0, ,11 97,71 R3 2,40 98,11 120% R1 3,27 118,20 R2 3,30 0,44 2,4 119,19 118,86 R3 3,29 119,19 *Persyaratan nilai akurasi kadar 1-10 ppm menurut AOAC adalah % (22). untuk kadar ppm adalah % (22). Keterangan: R1 : Replikasi 1 R2 : Replikasi 2 R3 : Replikasi 3 Akurasi Replikasi Tabel 4.5. Nilai akurasi metil paraben pada 242,6 nm sampel+standar sampel standar Persen Recovery Rata-rata persen recovery 80% R1 2,24 84,70 R2 2,22 0,88 1,6 83,24 82,75 R3 2,17 80,31 100% R1 2,82 96,96 R2 2,87 0, ,23 98,52 R3 2,87 99,23 120% R1 3,57 2,4 111,95 R2 3,59 0,88 112,93 112,93 R3 3,62 113,90 *Persyaratan nilai akurasi kadar 1-10 ppm menurut AOAC adalah % (22). untuk kadar ppm adalah % (22). Keterangan: R1 : Replikasi 1 R2 : Replikasi 2 R3 : Replikasi 3
11 35 Akurasi Tabel 4.6. Nilai Akurasi Propil paraben pada 242,4 nm Replikasi sampel+standar sampel standar Persen Recovery (%) Rata-rata persen recovery(%) R1 42,78 84,31 80% R2 42,69 25, ,82 83,33 R3 42,29 81,86 R1 48,27 89,41 100% R2 48,27 25, ,41 89,54 R3 48,37 89,80 R1 56,71 102,61 120% R2 56,80 25, ,94 102,29 R3 56,31 101,31 *Persyaratan nilai akurasi kadar 1-10 ppm menurut AOAC adalah % (22). untuk kadar ppm adalah % (22). Keterangan: R1 : Replikasi 1 R2 : Replikasi 2 R3 : Replikasi 3 Akurasi Tabel 4.7. Nilai akurasi Propil paraben pada 242,6 nm Replikasi sampel+standar sampel standar Persen Recovery (%) Rata-rata persen recovery (%) R1 44,29 85,10 80% R2 43,94 27, ,17 84,61 R3 44,38 85,58 R1 51,11 95,38 100% R2 51,50 27, ,92 95,51 R3 50,83 94,23 R1 57,56 100,96 120% R2 57,85 27, ,92 101,82 R3 58,04 102,56 *Persyaratan nilai akurasi kadar 1-10 ppm menurut AOAC adalah % (22). untuk kadar ppm adalah % (22). Keterangan: R1 : Replikasi 1 R2 : Replikasi 2 R3 : Replikasi Penetapan Sampel Preparasi sampel untuk penetapan kadar mengacu pada Popovic, G., et al, J. Pharm. Biomed Anal, 33 (2003) dengan adanya penambahan larutan HCl 0,1 M yang berfungsi untuk melarutkan senyawa dalam sampel (10). Sampel yang
12 36 digunakan pada penelitian ini adalah kosmetik krim wajah yang tidak memiliki nomor registrasi. Analisis penetapan kadar metil paraben dan propil paraben dilakukan dengan metode spektrofotometri UV/Vis derivatif. Langkah pertama yang dilakukan adalah optimasi panjang gelombang yang bertujuan untuk menentukan panjang gelombang maksimum yang akan digunakan dalam pengukuran kadar metil paraben dan propil paraben. Hasil yang panjang gelombang maksimum yang diperoleh adalah 242,4 nm dan 242,6 nm. Penetapan kadar dilakukan setelah metode yang akan digunakan telah valid. Hasil penetapan kadar tertera pada tabel 4.8. Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada tabel 4.8., kadar pengawet yang terkandung dalam sampel untuk metil paraben sebesar 6,015 x10-4 % sedangkan propil paraben 0,025%. yang diperoleh ini tidak melebihi batas penggunaan maksimum yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu 0,4 % untuk paraben tunggal, sedangkan untuk paraben gabungan tidak melebihi kadar 0,8% (17). Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang diteliti aman untuk digunakan. Tabel 4.8. Nilai kadar metil paraben dan propil paraben Nama Sampel Replikasi Metil Paraben (% b/b) Propil Paraben Sampel A Sampel B Sampel C R1 5,654x10-4 0,028 R2 0,0013 0,015 R1 6,847x10-4 0,027 R2 6,815x10-4 0,026 R1 2,265x10-4 0,026 R2 1,551x10-4 0,028 Rata-rata 6,015 x10-4 0,02 *persyaratan batas aman penggunaan metil paraben dan propil paraben adalah tidak lebih dari 0,4 % b/b (17).
13 Keterbatasan penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, karena tidak melakukan optimasi ekstrak sampel krim terlebih dahulu untuk memisahkan metil paraben dan propil paraben dari lapisan lemak. Parameter validasi metode yang dilakukan hanya linieritas, presisi, akurasi, batas deteksi (LOD), batas kuantifikasi (LOQ).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai antiinflamasi local akibat dermatitis. Hidrokortison dapat mencegah dan menekan timbulnya gejala
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii
v DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:
8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium riset dan laboratorium kimia instrumen Jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI
VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciVerifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009
JURNAL TEKNOLOGI PROSES DAN INOVASI INDUSTRI, VOL. 2, NO. 1, JULI 2017 19 Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI 6989.20 : 2009 Methods Verification of Sulfat Analysis in
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Bahan 2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Omeprazole Rumus struktur : Nama Kimia : 5-metoksi-{[(4-metoksi-3,5-dimetil-2- piridinil)metil]sulfinil]}1h-benzimidazol Rumus Molekul
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN
ANALISIS MERKURI DALAM SEDIAAN KOSMETIK BODY LOTION MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Agung Dimas Jatmiko, Tjiptasurasa, Wiranti Sri Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Puwokerto,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciTUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012
TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Kosmetika Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciPROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL DAN PREDNISOLON DALAM SEDIAAN KRIM SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN METODE ZERO CROSSING SKRIPSI OLEH: DELYUVIN NASUTION NIM 131524106 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI
VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,
Lebih terperinciPHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN
VALIDASI METODE UNTUK PENETAPAN KADAR CIPROFLOXACIN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Herlinda I.P Tjaboali 1), Fatimawali 1), Defny S. Wewengkang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pada penelitian ini diawali dengan penentuan kadar vitamin C untuk mengetahui kemurnian vitamin C yang digunakan sebagai larutan baku. Iodium 0,1N digunakan sebagai peniter
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metformin Hidroklorida Tablet Metformin Hidroklorida sistem lepas lambat mengandung NLT 90% dan NMT 110% dari jumlah Metformin Hidroklorida berlabel (The United States Pharmacopeial
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar
Lebih terperinciV. HASIL DA PEMBAHASA
V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciValidasi metode merupakan proses yang dilakukan
TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengukuran serapan harus dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimumnya agar kepekaan maksimum dapat diperoleh karena larutan dengan konsentrasi tertentu dapat memberikan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciPENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI
PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI OLEH: RISTINA HASIBUAN NIM 121524085 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Noviny Ramayany Uno 1), Sri Sudewi 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT
Lebih terperinciBAB 6 RINGKASAN PENELITIAN
32 BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN Validasi metode analisis merupakan suatu proses untuk menentukan keabsahan dan pertanggungjawaban suatu hasil percobaan di laboratorium, tetapi dalam proses dan perhitungannya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK
VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK, Riza Alfian Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin E-mail : siska.musiam@gmail.com ABSTRAK Pengawasan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Preparasi Sampel Larutan standar dibuat dengan melarutkan standar tetrasiklin sebanyak 10 mg dalam metanol 100 ml dari larutan standar tersebut lalu dibuat larutan baku dengan
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS UNSUR TANAH JARANG (Ce, Eu, Tb) DENGAN ALAT ICP-AES PLASMA 40
VALIDASI METODE ANALISIS UNSUR TANAH JARANG (Ce, Eu, Tb) DENGAN ALAT ICP-AES PLASMA 40 Erlina Noerpitasari, Arif Nugroho Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20 Serpong Tangerang
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak metanol-air (50:50)
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciSTABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Dewa Ayu Ika Pramitha, Ni Made Suaniti, dan I Wayan Suarsa Jurusan Kimia FMIPA
Lebih terperinciOPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Aqnes Budiarti 1*, Ibrahim Arifin 1 1 Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa bahan tambahanmakanan yang diizinkan (Badan Standarisasi Nasional,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman energi adalah minuman yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserapoleh tubuh untuk menghasilkan energi dengan atau tanpa bahan tambahanmakanan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperincimassa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidrokuinon merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan dalam sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon yaitu dapat menginaktivasi
Lebih terperinciPengembangan Metode Penentuan Kadar Natrium Benzoat Secara Spektrofotometri UV dalam Jamur Kancing Kemasan Plastik
Vivi Sevita, Hokcu Suhanda, Zackiyah J.Si. Tek. Kim Pengembangan Metode Penentuan Kadar Natrium Benzoat Secara Spektrofotometri UV dalam Jamur Kancing Kemasan Plastik Vivi Sevita, Hokcu Suhanda, Zackiyah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Penetapan kadar metoflutrin dengan menggunakan kromatografi gas, terlebih dahulu ditentukan kondisi optimum sistem kromatografi gas untuk analisis metoflutrin. Kondisi
Lebih terperinciANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO Rifani Hutami Supardi 1), Sri Sudewi 1), Defny S. Wewengkang 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit utama di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi, yaitu 25,8% untuk usia 18 tahun (Riset Kesehatan Dasar, 2013), meskipun
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciUNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH
UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UJI SENSITIVITAS PEREAKSI PENDETEKSI KUNING METANIL DI DALAM SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK Oleh: Novi Yantih
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak
Lebih terperinciterlarut yang berbeda dengan hasil metode kalibrasi lebih besar daripada hasil metode adisi standar.
Perbandingan Metode Kalibrasi dan Adisi Standar untuk Penentuan Timbal Terlarut dalam Air Bak Kontrol Candi Borobudur Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-Nyala Ida Sulistyaningrum, Melati Putri
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008
4 3 5 1 2 6 Gambar 3. Alat kromatografi cair kinerja tinggi Keterangan : 1. Pompa LC-10AD (Shimadzu) 2. Injektor Rheodyne 3. Kolom Kromasil TM LC-18 25 cm x 4,6 mm 4. Detektor SPD-10 (Shimadzu) 5. Komputer
Lebih terperinciJurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017
Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Betametason Tablet dengan Metode Absorbansi dan Luas Daerah di Bawah Kurva Secara Spektrofotometri Ultraviolet Ridho Asra 1), Harrizul Rivai 2), Widya Astuty 1)
Lebih terperinci