= 500 ml x 0,03 x 40. (dilebihkan 10 %) = (10 % x 600 mg) = 660 mg NaOH ditambah etanol 70 % sampai 500 ml

dokumen-dokumen yang mirip
massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

No Nama RT Area k Asym N (USP)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

n = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Hasil Penetapan Kadar Baku Ibuprofen (PT.Mutifa) Secara Alkalimetri. Volume Larutan NaOH 0,1056 N

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB IV PROSEDUR KERJA

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar Selulosa Mikrokristal dari Nata de Coco

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

Transkripsi:

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml NaOH 0,03 M dalam etanol 70 % NaOH 0,03 M V x N X BE 500 ml x 0,03 x 40 600 mg (dilebihkan 10 %) 600 + (10 % x 600 mg) 660 mg NaOH ditambah etanol 70 % sampai 500 ml 2. 500 ml NaOH 0,2 M NaOH 0,2 M V x N X BE 500 ml x 0,2 x 40 4000 mg (dilebihkan 10 %) 4000 + (10 % x 4000 mg) 4400 mg NaOH ditambah aquadest sampai 500 ml 3. 50 ml Asam Klorida 2 N Diencerkan dari Asam Klorida 37% ~ 12 N V1.NI V2.N2 V1.12 N 50.2 N V1 8,33 ml 4. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M 0,028 gram Mr x 1000 V(ml) gram 1000 x 164 500 Jumlah natrium fosfat unuk 28 mm adalah sebanyak 2,296 gram 42

5. 500 ml Ammonium Molibdat 4 mm M 0,004 gram Mr x 1000 V(ml) gram 1000 x 1235,86 500 Jumlah ammonium molibdat unuk 4 mm adalah sebanyak 2,472 gram 6. 500 ml Asam Sulfat 0,6 M N M x valensi N 0,6 M X 2 N 1,2 N Diencerkan dari Asam Sulfat 98% ~ 36,8 N V1.NI V2.N2 V1.36,8 N 500.1,2 N V1 16,3 ml 43

Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total % Kadar Abu Total Berat Abu Berat Sampel x 100 % Berat Sampel ( g) Berat Abu (g) 2,0016 0,0859 2,0012 0,0883 2,0015 0,0906 1. % Kadar 0,0859 2,0016 X 100% 4,29% 2. % Kadar 0,0883 2,0012 X 100% 4,41% 3. % Kadar 0,0906 X 100% 4,53% 2,0015 % Kadar Abu Total Rata- rata 4,29% + 4,41% + 4,53% 3 4,41% 44

Lampiran 3. Perhitungan Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Asam % Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam Berat Abu Berat Sampel x 100 % Berat Sampel ( g) Berat Abu (g) 2,0016 0,0181 2,0012 0,0146 2,0015 0,0175 1. % Kadar 0,0181 2,0016 X 100% 0,91% 2. % Kadar 0,0146 2,0012 X 100% 0,73% 3. % Kadar 0,0175 2,0015 X 100% 0,87% 4,29% + 4,41% + 4,53% % Kadar Abu yang Tidak Larut Asam Rata-rata 3 0,84% 45

Lampiran 4. Perhitungan Susut Pengeringan % Susut Pengeringan Berat Kering Berat Sampel x 100 % Berat Sampel ( g) Berat Kering (g) 2,0013 0,1669 2,0018 0,1552 2,0015 0,1663 1. % Susut Pengeringan 2. % Susut Pengeringan 0,1669 2,0013 0,1552 2,0018 X 100% 8,34% X 100% 7,75% 3. % Susut Pengeringan 0,1663 2,0015 X 100% 8,31% % Susut pengeringan Rata- rata 8,34% + 7,75% + 8,31% 3 8,13% 46

Lampiran 5. Perhitungan Persen (%) Rendemen Hemiselulosa Sekam Padi (HSP) Berat sampel 50 gram Berat rendemen 1,5210 gram % Rendemen Berat Rendemen X 100% Berat Sampel 1,5210 X 100% 50 3,042% 47

Lampiran 6. Hasil Pengujian Karakeristik dengan Spektofotometri Inframerah 48

Lampiran 7. Hasil Pengujian Karakeristik dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) 49

Lampiran 8. Data Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Keterangan : Pengukuran kompleks fosfomolibdenum yang berasal dari larutan Vitamin C konsentrasi 120 µg/ml yang dipipet 0,5 ml dan dicampur dengan 5 ml larutan pereaksi kemudian diinkubasi selama 90 menit pada suhu 95 C - 100 C diukur pada rentang panjang gelombang 400-800 nm didapatkan pengukuran Mo (V) dengan larutan peraksi dilakukan pada panjang gelombang 710 nm. 50

Lampiran 9. Data Hasil Penentuan Waktu Kerja Menit Abs 16 0,449 17 0,448 18 0,447 19 0,449 20 0,449 21 0,450 22 0,448 23 0,449 24 0,448 25 0,448 26 0,447 27 0,447 28 0,447 29 0,447 30 0,447 31 0,447 32 0,447 33 0,447 34 0,447 35 0,447 36 0,447 37 0,448 38 0,448 39 0,448 40 0,446 41 0,445 42 0,445 43 0,446 44 0,446 45 0,447 Keterangan : Kestabilan warna kompleks fosdomolibdenum diperoleh pada menit ke-26 sampai menit ke-36, sehingga stabil selama 11 menit. 51

Lampiran 10. Perhitungan kurva kalibrasi Vitamin C LIB I 50 mg 50 ml 50000 µg 50 ml 1000 µg/ml. Untuk kurva kalibrasi Dari LIB I dipipet 0,8 ml >V1.NI V2.N2 0,8.1000 10.N2 N2 80 µg/ml Dari 80 µg/ ml dipipet 0,5 ml dan ditambah 5 ml larutan pereaksi V1.NI V2.N2 0,5.80 5,5.N2 N2 7,2727 µg/ml 1,0 ml >V1.NI V2.N2 1.1000 10.N2 N2 100 µg/ml Dari 100 µg/ ml dipipet 0,5 ml dan ditambah 5 ml larutan pereaksi V1.NI V2.N2 0,5.100 5,5.N2 N2 9,0909 µg/ml 1,2 ml >V1.NI V2.N2 1,2.1000 10.N2 N2 100 µg/ml Dari 120 µg/ ml dipipet 0,5 ml dan ditambah 5 ml larutan pereaksi 52

V1.NI V2.N2 0,5.120 5,5.N2 N2 10,909 µg/ml 1,4 ml >V1.NI V2.N2 1,4.1000 10.N2 N2 140 µg/ml Dari 140 µg/ ml dipipet 0,5 ml dan ditambah 5 ml larutan pereaksi V1.NI V2.N2 0,5.140 5,5.N2 N2 12,7272 µg/ml 1,6 ml >V1.NI V2.N2 1,6.1000 10.N2 N2 160 µg/ml Dari 160 µg/ ml dipipet 0,5 ml dan ditambah 5 ml larutan pereaksi V1.NI V2.N2 0,5.160 5,5.N2 N2 14,5454 µg/ml 53

Lampiran 11. Data kurva kalibrasi Vitamin C pada panjang gelombang 710 nm 54

Lampiran 12. Perhitungan Persamaan Regresi No Konsentrasi Absorbansi. (X) (Y) XY X 2 Y 2 1. 0,0000 0 0 0 0 2. 7,2727 0,312 2,2690824 52,89216529 0,09734 3. 9,0909 0,384 3,4909056 82,64446281 0,147456 4. 10,909 0,469 5,116321 119,006281 0,219961 5. 12,7272 0,523 6,6563256 161,9816198 0,273529 6. 15,5454 0,609 8,8581486 211,5686612 0,370881 X54,5452 Y2,297 XY26,39 X 2 628,093 X9,0909 Y0,3828 08 2 Y 2 1,1092 a XY ( X. 2 2 X ( x) Y ) / n / n 26,3908 (54,5452.2,297) / 6 628,0932 (54,5452)2 / 6 0,0423 b Y- ax 0,3828 - (0,0423.9,0909) -0.0017 r XY ( X. Y ) / n 2 2 2 ( X ( X ) / n)( Y ( Y ) 2 / n) r 26,3908 (54,5452.2,297) / 6 2 (628,0932 (54,5452) / 6)(1,1092 (2,297) 2 / 6) 0,9994 Persamaan garis regresi: Y 0,0423x - 0,0017 55

Lampiran 13. Hasil dan Data Pengukuran Kapasitas Antioksidan dari Hemiselulosa Sekam Padi (HSP) NO. Berat sampel (gram) Absorbansi Konsentrasi (µg/ml) Kapasitas antioksidan ( mg vit C/g sampel ) 1 0,0750 0,558 13,23 9,70 2 0,0751 0,561 13,37 9,74 3 0,0752 0,559 13,26 9,70 4 0,0751 0,559 13,26 9,71 5 0,0752 0,564 13,37 9,78 6 0,0749 0,552 13,09 9,61 56

Lampiran 14. Contoh Perhitungan Kapasitas Antioksidan dalam Sampel Berat sampel yang ditimbang 0,0750 gram Absobansi (Y) 0,558 Persamaan regresi : y 0,0423x - 0,0017 y 0,0423x - 0,0017 Konsentrasi (x) (absorbansi b) a ( y + 0,0017) 0,0423 ( 0,558 + 0,0017) 0,0423 13,23 µg/ml Kapasitas Antioksidan (mg vit c/g sampel) x x sampel (µg/ml) Fp X Fp Kapasitas Antioksidan (mg vit c/g sampel) kesetaraan jumlah kapasitas antioksidan sampel dalam berat vitamin c Kadar Antioksidan x x sampel (µg/ml) Fp X Fp 13,39 µg/ml X 5,5 ml 0,5 ml X 5 ml 0,075 gram X 1mg 1000 µg 9,70 mg/gram Kapasitas antioksidan pada sampel yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama seperti contoh di atas. 57

Lampiran 15. Data perhitungan Analisis Data Statistik 1. Uji Q 2. Uji t Q Nilai yang dicurigai - Nilai yang terdekat Nilai tertinggi - Nilai terendah 9,61-9,70 Q 9,78-9,61 Q 0,5294 Q kritis pada taraf kepercayaan 95% untuk 6 data adalah 0,621 maka Q<Q kritis, sehingga data diterima. X Xi X Ʃ( Xi - X) 2 9,70 0,01 0,0001 9,74 0,03 0,0009 9,70 0,01 0,0001 9,71 0 0 9,78 0,007 0,0049 9,61 0,1 0,0100 X 9,71 Ʃ( Xi - X) 2 0,0160 SD ( Xi X ) n 1 2 0,0160 0,0566 5 Pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α 0,05 dan dk 5, diperoleh t tabel 2,0150. Data diterima jika t hitung < t tabel t hitumg Xi X SD n t hitung data 1 0,0721 t hitung data 2 0,2165 58

t hitung data 3 0,0721 t hitung data 4 0 t hitung data 5 0,0505 t hitung data 3 0,7215 Semua data diterima,maka Kadar sebenarnya: μ X ± (t (α/2, dk) x α SD n ) 9,71 ± 2,5706.0,1386 9,71 ± 2,7092 * *Artinya dalam 1 gram sampel mempunyai kapasitas antioksidan yang setara dengan (9,71 ± 2,7902) mg vitamin C 59

Lampiran 16. Perhitungan Hasil Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi X Y Yi y yi (y - yi) 2 0 0 0 0 0 7,2727 0,314 0,306 0,008 0,000064 9,0909 0,384 0,383 0,001 0,000001 10,909 0,469 0,460 0,009 0,000081 12,7272 0,523 0,537 0,014 0,000196 14,5454 0,609 0,614 0,005 0,000025 Ʃ(y - yi) 0,000367 Simpangan Baku (Y Yi) n 1 0,000367 4 2 0,0086 3xSB LOD slope LOQ 3x 0,0086 0,0423 0,6099 µg/ml 10xSB slope 10 x0,0086 0,0423 2,033 µg/ml 60

Lampiran 17. Perhitungan Hasil Nilai Standar Deviasi (SD) dan Relative Standar Deviasi (RSD) X Xi X Ʃ( Xi - X) 2 9,70 0,01 0,0001 9,74 0,03 0,0009 9,70 0,01 0,0001 9,71 0 0 9,78 0,007 0,0049 9,61 0,1 0,0100 X 9,71 Ʃ( Xi - X) 2 0,0160 SD SD ( Xi - X) n -1 0,0160 5 2 SD 0,0566 SD RSD x100% X 0,0566 RSD x100% 9,71 RSD 0,58% 61

Lampiran 18. Data dan Contoh Perhitungan Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% Recovery) No. Abs CF CF CA C*A % recovery Abs CA (µg/ml) (µg/ml) (µg/ml) (%) 1 0,591 14,01 0,558 13,23 0,909 85,81 2 0,595 14,12 0,561 13,30 0,909 90,21 3 0,595 14,12 0,559 13,26 0,909 94,61 4 0,594 14,08 0,559 13,26 0,909 90,21 5 0,596 14,13 0,564 13,37 0,909 83,61 6 0,586 13,89 0,552 13,09 0,909 88,01 rata-rata 88,74 % Contoh Perhitungan Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan larutan baku (C F ) Absobansi (Y) 0,591 Persamaan regresi : y 0,0423x - 0,0017 y 0,0423x - 0,0017 (absorbans i b) Konsentrasi C F a ( y + 0,0017) 0,0423 ( 0,591+ 0,0017) 0,0423 14,01 µg/ml Komsentrasi konsentrasi sampel awal (C A ) Absobansi (Y) 0,558 Persamaan regresi : y 0,0423x - 0,0017 y 0,0423x - 0,0017 62

Konsentrasi C A (absorbans i b) a ( y + 0,0017) 0,0423 ( 0,558 + 0,0017) 0,0423 13,23 µg/ml Konsentrasi larutan baku yang ditambahkan (C* A ) LIB I 50 mg 50 ml 50000 µg 50 ml 1000 µg/ml. Dari LIB I dipipet 1,0 ml >V1.NI V2.N2 1,0.1000 10.N2 N2 100 µg/ml Dari 100 µg/ml dipipet 0,5 ml dan dimasukkan ke labu tentukur 5 ml yang telah diisi sampel V1.NI V2.N2 0,5.100 5.N2 N2 10 µg/ml Dari labu tentukur 5 ml yang berisi larutan baku 10 µg/ml dipipet 0,5 ml dan ditambah 5 ml larutan pereaksi V1.NI V2.N2 0,5.10 5,5.N2 N2 0,909 µg/ml* 63

Keterangan : * maka konsentrasi larutan baku yang ditambahkan adalah sebesar 0,909 µg/m % Recovery CF CA C * A x 100% % Recovery 14,01-13,23 0,909 85,81% x 100% Perhitungan peroleham kembali (%) kapasitas antioksidan pada sampel lain dapat dihitung dengan cara yang sama seperti contoh diatas. 64

Lampiran 19. Tabel Distribusi t 65