BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1 < 60 Tidak Tuntas 9 56,25 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Asinan 02 SDN Asinan 02 terletak di Dusun Sumurup Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Sekolah ini didirikan pada tahun 1976 dengan biaya INPRES di atas tanah hibah dari masyarakat seluas 900 m 2. Selama ini SDN Asinan 02 sudah mengalami beberapa kali perbaikan dengan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK), sehingga menjadikan SDN Asinan 02 mempunyai ruangan yang cukup lengkap. Sarana yang ada di SDN Asinan 02 diantaranya 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang ekstrakurikuler, 1 mushola, 1 ruang UKS, 1 gudang, 1 koperasi, 1 kantin, 2 WC untuk siswa dan 2 WC untuk guru. Setiap ruangan memiliki keadaan yang cukup baik, terdapat ventilasi yang memadai, penerangan yang cukup dan suasan yang nyaman. Selain itu, halaman SDN Asinan 02 juga cukup luas yang biasanya digunakan untuk upacara bendera dan kegiatan sekolah lainnya. Letaknya yang berada di pedesaan menjadikan suasana SDN Asinan 02 masih asri serta tenang dan nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Alat peraga pembelajaran yang dimiliki SDN Asinan 02 cukup lengkap, hanya saja penggunaannya yang jauh dari maksimal. Untuk buku pembelajaran yang dimiliki kurang mencukupi, karena jumlahnya lebih sedikit dari jumlah siswa. Adapun tenaga pengajar yang ada di SDN Asinan 02 ada 11 terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olah raga, 1 guru agama islam, 1 guru mulok dan 1 penjaga sekolah. Jumlah keseluruhan siswa SDN Asinan 02 sebanyak 100 siswa. Siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Seluruh siswa berasal dari penduduk sekitar SD Negeri Asinan 02, yaitu para penduduk dusun Sumurup. Sebagian besar mata pencaharian orang tuanya adalah nelayan dan pedagang. Kesadaran belajar siswa SD Negeri Asinan 02 umumnya masih rendah. Hanya sebagian kecil dari seluruh siswa kelas V yang mempunyai motivasi dalam pembelajaran. 50

51 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui suasana pembelajaran dan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika. Pada saat observasi tersebut, penulis memberikan soal prasiklus tentang materi yang diajarkan guru saat itu, yaitu materi tentang pecahan. Dari pengerjaan soal prasiklus tersebut didapatkan nilai dari 16 siswa. Nilai tersebut dapat disajikan tabel distribusi frekuensi pencapaian hasil belajar berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Presentase (%) 1 41-50 7 43,75 2 51-60 5 31,25 3 61-70 2 12,5 4 71-80 0 0 5 81-90 2 12,5 Jumlah 16 100 Rata-rata 58,43 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Pada kondisi awal sebelum tindakan hasil belajar siswa jauh dari ketuntasan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil yang tercapai. Dari hasil tersebut didapatkan data bahwa hanya 4 siswa (25%) yang medapatkan nilai lebih dari KKM atau telah mencapai KKM. Dan 12 siswa (75%) yang mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas pada kondisi awal adalah 58,43, dengan perolehan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Untuk lebih jelasnya, rekapitulasi ketuntasan hasil belajar sebelum diberikan tindakan disajikan dalam tabel berikut ini:

52 Tabel 4.2 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal Sebelum Tindakan No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan 1 65 12 75 Belum Tuntas 2 65 4 25 Tuntas Jumlah 16 100 Rata-rata 58,43 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Berdasarkan tabel presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SDN Asinan 02 sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 12 siswa atau 75% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa atau 25% dari total keseluruhan siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa terhadapa materi yang disajikan masih rendah. Hal itu disebabkan oleh guru kurang mempunyai keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan selalu menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode konvensional secara terus menerus akan terasa monoton sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Siswa merasa jenuh dan terkesan pasif dalam pembelajaran. Transformasi ilmupun terjadi kurang maksimal, karena pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran berjalan kurang efektif. Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas IV di SD Asinan 02 Kecamatan Bawen Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan dilakukan tiga pertemuan.

53 4.2.2. Pelaksanaan Siklus I 4.2.2.1 Tahap Perancanaan Tindakan Siklus I Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain : a. Bersama dengan guru kolaborator memeriksa kembali RPP yang telah disusun dan mencermati setiap butir yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan. b. Menyiapakan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. c. Mengecek kembali kelengkapan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati bersama dengan guru kolaborator. d. Membuat kesepakatan dengan teman sejawat untuk menentukan fokus observasi. 4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penulis bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga pertemuan pembelajaran yaitu: Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Maret 2014 dengan kompetensi dasar mengidentisikasi sifat-sifat bangun datar. Pada pertemuan pertama terdapat empat indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan sifat-sifat persegi, menemukan sifat-sifat persegi panjang, menemukan sifat-sifat jajar genjang dan menemukan sifat-sifat trapesium. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I pertemuan pertama: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menayangkan video mengenai

54 bangun-bangun datar. Siswa diminta menyebutkan bangun datar yang ada dalam video dan diakhiri dengan sebuah masalah bagaimana sifat-sifat dari setiap bangun tersebut?. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Dan siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan memberikan bangun datar persegi, persegi panjang, trapesium dan jajar genjang. Dari bangun datar tersebut secara berpasangan siswa melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan data. Data yang dimaksud adalah sifat dari setiap bangun datar tersebut. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan sifat-sifat setiap bangun dengan caranya masing-masing. Meskipun siswa berpasangan, pertama kali mereka bekerja sendiri-sendiri. Setelah mendapat pengarahan dari pengajar, kemudian mereka berpikir dan berdiskusi dengan pasanganya untuk menemukan sifat-sifat setiap bangun tersebut. Sifat-sifat yang ditemukan kemudian ditulis di kartu bangun datar yang telah dibagikan sebelumnya. Secara bergantian siswa mempresentasikan sifat-sifat persegi, persegi panjang, trapesium dan jajar genjang yang ditemukannya di depan kelas. Suasana yang tercipta pada tahap ini sangat gaduh, karena siswa yang belum mendapatkan giliran untuk berpresentasi justru berjalan kesana kemari. Namun, hal tersebut dapat segera diatasi oleh pengajar ketika siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil presentasi. Setelah mempresentasikan, kartu ditempel di tempat yang telah disediakan. Selama kegiatan inti berlangsung, pengajar melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pemecahan masalah dalam menemukan sifat-sifat persegi, persegi panjang, jajar

55 genjang dan trapesium. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami c) Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang sifat-sifat persegi, persegi panjang, trapesium dan jajar genjang yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu mengidentisikasi sifat-sifat bangun datar. Pada pertemuan kedua kali ini terdapat enam indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan sifat-sifat segitiga sama kaki, menemukan sifat-sifat segitiga sama sisi, menemukan sifat-sifat segitiga siku-siku, menemukan sifat-sifat segitiga lancip, menemukan sifat-sifat segitiga tumpul dan menemukan sifat-sifat segitiga sembarang. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I pertemuan kedua: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan dengan menyampaikan sebuah ilustrasi masalah mengenai segitiga untuk dapat ditemukan masing-masing sifatnya. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran

56 berdasarkan masalah. Dan siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti yang dilakukan pengajar hampir sama pada kegiatan inti pertemuan pertama, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan memberikan bangun datar segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku siku, segitiga lancip, segitiga tumpul dan segitiga sembarang. Dari bangun datar tersebut secara berpasangan siswa melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan data. Pada pembelajaran kali ini suasana lebih kondusif, karena siswa sudah mengerti langkah pembelajaran berdasarkan masalah. Sifat-sifat yang telah ditemukan juga ditulis di kartu bangun datar yang telah dibagikan sebelumnya. Secara bergantian siswa mempresentasikan sifat-sifat segitiga yang ditemukannya di depan kelas. Suasana pada tahap ini juga lebih terkendali dari pada pertemuan pertama. Lebih banyak siswa yang memberikan tanggapan dan komentar hasil presentasi. Karena hasil yang mereka temukan memang bervariasi. Selama kegiatan inti berlangsung, pengajar juga melakukan penilaian proses. Setelah mempresentasikan, kartu ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pemecahan masalah dalam menemukan sifat-sifat segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku siku, segitiga lancip, segitiga tumpul dan segitiga sembarang. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami c) Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang sifat-sifat segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku siku, segitiga lancip, segitiga tumpul dan segitiga sembarang yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi

57 tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu mengidentisikasi sifat-sifat bangun datar. Pada pertemuan terakhir dari Siklus I ini terdapat tiga indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan sifat-sifat belah ketupat, menemukan sifat-sifat layang-layang dan menemukan sifat-sifat lingkaran. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pertemuan ketiga pada Siklus I: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menunjukkan bangun datar belah ketupat, layang-layang dan lingkaran. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Dan siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan memberikan bangun datar belah ketupat, layanglayang dan lingkaran. Dari bangun datar tersebut secara berpasangan siswa melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan data. Pada pembelajaran kali ini alokasi waktu pada kegiatan inti lebih pendek dari pada pertemuanpertemuan sebelumnya. Hal ini dikarenakan indikator yang ingin dicapai hanya 3, lebih sedikit dari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sifatsifat yang ditemukan ditulis di kartu bangun datar yang sudah dibagikan. Secara bergantian siswa mempresentasikan belah ketupat, layang layang dan lingkaran yang ditemukannya di depan kelas. Suasana pada

58 pertemuan kali ini berjalan sangat kondusif dan siswa-siswa sebagian besar aktif dalam mengomentari hasil presentasi temannya. Setelah mempresentasikan, seperti sebelumnya kartu ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pemecahan masalah dalam menemukan sifat-sifat belah ketupat, layang-layang dan lingkaran. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan halhal yang belum dipahami dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. c) Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang belah ketupat, layang-layang dan lingkaran yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar menjelaskan pada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi, kemudian pengajar membagikan soal evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan pengajar mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, pengajar bersama siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa. 4.2.2.3 Tahap Observasi Tindakan Siklus I Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan perbaikan terhadap tujuan pembelajaran yang diinginkan. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator yang merupakan wali kelas V. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer, pengajar telah menerapkan pembelajaran berdasarkan maslaah dengan baik. Pengajar dapat mengatur serta mengendalikan keberlangsungan proses belajar mengajar. Pada

59 saat awal pembelajaran berdasarkan masalah banyak siswa yang masih bingung, tetapi pengajar dapat mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator yang baik dan membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan. Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi respon siswa dengan cara mengamati aktifitas setiap siswa dan menyesuaikan dengan indikator respon siswa pada lembar observasi. Observasi terhadap respon siswa tersebut digunakan untuk memvalidasi data observasi tindakan guru pada pembelajaran berdasarkan masalah. Hasil observasi tindakan guru dapat dilihat pada tabel 4.3, sedangkan respon siswa dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.3 Hasil Lembar Observasi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Siklus I Siklus I No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan 1 2 3 Ya Ya Ya 1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? 3 Apakah guru memberikan motivasi, dengan menyampaikan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa? 4 Apakah guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebelahnya? 5 Apakah secara berpasangan, siswa menyelesaikan masalah dengan teknik penyelidikan mencakup: pengumpulan data apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan bagaimana langkah pemecahannya? 6 Apakah guru membantu siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan? 7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir menurut cara masing-masing? 8 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masingmasing? 9 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? 10 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? 11 Apakah guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? 12 Apakah guru berkeliling untuk membantu siswa yang memerlukan? 13 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan cara-cara baru penyelesaian masalah yang sedang dibahas? 14 Apakah secara berpasangan siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang ditemukannya di depan kelas? 15 Apakah siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi didepan kelas? 16 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? 17 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? 18 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan yang sudah dilakukan siswa, mulai dari pemahaman masalah, penyelidikan dan penemuan pemecahan masalah? 19 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-masing, sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran? 20 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa? 21 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran?

60 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga semua langkah pembelajaran berdasarkan masalah telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan ( 18 langkah dari semua langkah). Berarti pada siklus I ini, variabel tindakan telah mencapai indikator keberhasilan. Pada lembar observasi respon siswa, semua indikator juga telah ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah. Hasil observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Respon Siswa Siklus I No Respon Siswa Siklus I Pertemuan 1 2 3 Ya Ya Ya 1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? 3 Apakah siswa terlibat aktif dalam pemahaman konsep? 4 Apakah siswa memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya? 5 Apakah siswa menemukan penyelesaian masalah dengan caranya masing-masing? 6 Apakah siswa dapat bekerja sama dengan teman saat menyelesaikan masalah? 7 Apakah siswa mempresentasikan hasil pemecahan masalah? 8 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? 9 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil lembar observasi pembelajaran berdasarkan masalah telah sesuai dengan lembar respon siswa. Dengan adanya kesesuaian tersebut dikatakan bahwa hasil data dari observasi pembelajaran berdasarkan masalah merupakan data yang valid.

61 4.2.2.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus I I. Paparan Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu 22 Maret 2014 didapatkan hasil belajar 16 siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Asinan 02 dengan materi sifatsifat bangun datar, adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siklus I No Nilai Siklus I Jumlah Siswa Presentase (%) 1 51-60 2 12,5 2 61-70 2 12,5 3 71-80 4 25 4 81-90 4 25 5 91-100 4 25 Jumlah 16 16 Rata-rata 80,11 Nilai Tertinggi 96,50 Nilai Terendah 51,60 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan bahwa jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) lebih banyak dari pada jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasann belajar. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 14 siswa atau 87,5 % sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 2 siswa atau 12,5%. Kondisi ini mengalami perubahan dibandingkan pada kondisi awal sebelum tindakan. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 80,29. Nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 53,33 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 97,67. Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut:

62 Tabel 4.6 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I Siklus I No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan 1 65 2 12,5 Belum Tuntas 2 65 14 87,5 Tuntas Jumlah 16 100 Rata-rata 80,29 Nilai Tertinggi 97,67 Nilai Terendah 53,33 Berdasarkan tabel presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SDN Asinan 02 siklus I, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 2 siswa atau 12,5% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 14 siswa atau 87,5% dari total keseluruhan siswa. II. Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dan Siklus I Berdasarkan pengamatan, setelah diadakan penelitian tindakan siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan siswa mulai tertarik dalam proses pembelajaran karena siswa dihadapkan dengan masalah yang tada disekitarnya. Selain itu, siswa menyelidiki dan menemukan sendiri pemecahan masalah dalam pembelajaran, sehingga siswa terlibat secara aktif. Dari hasil ini tampak bahwa pada saaat pembelajaran siklus I dengan pembelajaran berdasarkan masalah, siswa mulai menunjukkan respon positif dalam pembelajaran. Pada kondisi awal, siswa yang hasil belajarnya telah tuntas hanya 4 siswa (25%), sedangkan siswa yang hasil belajarnya belum tuntas sebanyak 12 siswa (75%), dengan nilai rata-rata sebelum tindakan 58,43. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi 14 siswa yang telah tuntas hasil belajarnya (87,5%) sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya hanya 2 siswa (12,5%), dengan nilai rata-rata menjadi 80,29. Hal ini menunjukkan adanya

63 peningkatan hasil belajar dan sesuai dengan kriteria yang diharapkan yaitu dengan ketuntasan klasikal sebesar 80% dari 16 siswa. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berikut disajikan tabel perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus I: Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I Kondisi Awal Siklus I No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Jumlah Siswa Presentase (%) 1 Tuntas 4 25 14 87,5 2 Belum Tuntas 12 75 2 12,5 Jumlah 16 100 16 100 Mengacu pada tabel tersebut, dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar setelah diberikan tindakan pada siklus I. Dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan ketuntasan belajar yang signifikan, yaitu dari ketuntasan 25% menjadi 87,5% atau sebesar 62,5%. Selain ketuntasan, rata-rata nilai juga mengalami peningkatan, yaitu dari 58,43 menjadi 80,29. Pada siklus I ini ketuntasan belajar telah mencapai 87,5%, berarti peningkatan tersebut telah mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 80% dari total jumlah siswa. 4.2.2.5 Tahap Refleksi Siklus I Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan bersama antara guru pengajar, guru kolaborator (observer) dan perwakilan beberapa siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terdapat kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pembelajaran matematika kelas V pada materi sifat-sifat bangun datar pada siklus I ini telah berhasil sesuai kriteria yang ditentukan, yaitu ketuntasan

64 klasikal telah mencapai lebih dari 80%. Nilai yang diperoleh pada siklus I ini terendah 53,33 dan nilai tertinggi 97,67, dengan rata-rata 80,29. Hal ini dapat tercapai karena kelebihan pada pembelajaran berdasarkan masalah diantaranya adalah sebagai berikut: a) Pembelajaran disajikan dengan penyampaian masalah yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran. b) Dalam pembelajaran siswa menyelidiki masalah dan menemukan sendiri konsep yang dibutuhkannya, dalam materi ini adalah penemuan sifat-sifat bangun datar. c) Siswa lebih aktif dan daya serap yang dicapai lebih baik. Meskipun telah berhasil sesuai kriteria yang diharapkan, namun tetap ada kelemahan selama pembelajaran berlangsung. Hasil diskusi guru pengajar dengan observer mengungkapkan kekurangan dalam pembelajaran tersebut yaitu: a) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali ketika siswa bekerja berpasangan dan pada saat presentasi di depan kelas. b) Pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah dengan benar. c) Guru belum memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar. d) Tidak semua siswa memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil presentasi temannya. Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: a) Guru pengajar lebih membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran. b) Guru pengajar mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi tersebut.

65 c) Memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar baik secara individu maupun berpasangan. 4.2.3. Pelaksanaan Siklus II 4.2.3.1 Tahap Perancanaan Tindakan Siklus II Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini, peneliti bersama observer memperbaiki skenario pembelajaran berdasarkan masalah yang akan dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer dan refleksi siklus I, maka guru pengajar melakukan upaya perbaikan pembelajaran, membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran, mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan memberikan komentar terahadap hasil presentasi siswa lain dan memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar. Selain itu guru pengajar juga menyiapkan kembali lembar kerja siswa, lembar evaluasi, rubrik penilaian dan alat peraga. 4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini sama dengan tindakan siklus I, pembelajaran dilaksanakan tiga pertemuan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: Pertemuan I Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2014 dengan kompetensi dasar mengidentisikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada pertemuan pertama terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan sifat-sifat kubus dan menemukan sifat-sifat balok. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus II pertemuan pertama: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi.

66 Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menunjukkan bangun-bangun ruang dan beberapa siswa diminta maju menyebutkan nama bangun ruang tersebut. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Dan siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan memberikan bangun ruang kubus dan balok. Dari bangun ruang tersebut secara berpasangan siswa melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan data. Selama kegiatan tersebut berlangsung, pengajar berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan sifat-sifat setiap bangun dengan caranya masing-masing. Meskipun siswa berpasangan, pertama kali mereka bekerja sendiri-sendiri. Secara bepasanagn siswa berpikir dan berdiskusi untuk menemukan sifat-sifat setiap bangun tersebut. Sifat-sifat yang ditemukan kemudian ditulis di kartu bangun ruang yang telah dibagikan sebelumnya. Secara bergantian siswa mempresentasikan sifat-sifat kubus dan balok yang ditemukannya di depan kelas. Pembelajaran pada siklus II ini lebih kondusif dan siswa sudah terbiasa dengan alur pembelajaran berdasarkan masalah. Saat menanggapi atau mengomentari hasil presentasi temannya, juga lebih kondusif dan aktif. Setelah mempresentasikan, kartu ditempel di tempat yang telah disediakan. Selama kegiatan inti berlangsung, pengajar melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pemecahan masalah dalam menemukan sifatsifat kubus dan balok. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami c) Kegiatan Penutup

67 Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang sifat-sifat kubus dan balok yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu mengidentisikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada pertemuan kedua kali ini terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan sifat-sifat limas dan menemukan sifat-sifat prisma tegak. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I pertemuan kedua: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan meminta siswa membedakan antara limas dan prisma. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Dan siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti yang dilakukan pengajar hampir sama pada kegiatan inti pertemuan pertama, pengajar mengorientasikan siswa ke dalam masalah, yaitu dengan memberikan limas dan prisma tegak. Dari bangun tersebut secara berpasangan siswa melakukan penyelidikan untuk

68 mengumpulkan data dan menyajikannya di kartu bangun ruang yang telah disediakan. Secara bergantian siswa mempresentasikan sifat-sifat limas dan prisma yang ditemukannya di depan kelas. Lebih banyak siswa yang memberikan tanggapan dan komentar hasil presentasi. Karena hasil yang mereka temukan memang bervariasi. Setelah mempresentasikan, kartu ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pemecahan masalah dalam menemukan sifat-sifat limas dan prisma tegak. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami c) Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang sifat-sifat limas dan prisma tegak yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. Pertemuan III Pertemuan terakhir dari penelitian tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Maret 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu mengidentisikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada pertemuan terakhir ini terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menemukan sifat-sifat kerucut dan tabung. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pertemuan terakhir: a) Kegiatan Awal Pengajar membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, pengajar melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada

69 pertemuan selanjutnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan mengilustrasikan kerucut dan tabung ke dalam suatu masalah. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Dan siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. b) Kegiatan Inti Pengajar memberikan bangun kerucut dan tabung. Dari bangun ruang tersebut secara berpasangan siswa melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan data. Pada pembelajaran kali ini alokasi waktu pada kegiatan inti lebih pendek dari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hal ini dikarenakan akan adanya evaluasi atau tes pada akhir pembelajaran. Secara bergantian siswa mempresentasikan sifat-sifat kerucut dan tabung yang ditemukannya di depan kelas. Suasana pada pertemuan kali ini berjalan sangat kondusif dan siswa-siswa sebagian besar aktif dalam mengomentari hasil presentasi temannya. Setelah mempresentasikan, kartu ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut pengajar memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses pemecahan masalah dalam menemukan sifat-sifat kerucut dan tabung. Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. c) Kegiatan Penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang limas dan prisma tegak yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar membagikan soal evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan pengajar mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, pengajar bersama siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa.

70 4.2.3.3 Tahap Observasi Tindakan Siklus II Observasi dilakukan oleh guru kolaborator meliputi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah serta respon siswa. Hasil observasi tindakan guru siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Lembar Observasi Pembelajaran Berdasarkan Masalah Siklus II No Uraian kegiatan guru dan siswa Siklus II Pertemuan 1 2 3 Ya Ya Ya 1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? 3 Apakah guru memberikan motivasi, dengan menyampaikan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa? 4 Apakah guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebelahnya? 5 Apakah secara berpasangan, siswa menyelesaikan masalah dengan teknik penyelidikan mencakup: pengumpulan data apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan bagaimana langkah pemecahannya? 6 Apakah guru membantu siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan? 7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir menurut cara masingmasing? 8 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing? 9 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? 10 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? 11 Apakah guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? 12 Apakah guru berkeliling untuk membantu siswa yang memerlukan? 13 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan cara-cara baru penyelesaian masalah yang sedang dibahas? 14 Apakah secara berpasangan siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang ditemukannya di depan kelas? 15 Apakah siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi didepan kelas? 16 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? 17 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? 18 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan yang sudah dilakukan siswa, mulai dari pemahaman masalah, penyelidikan dan penemuan pemecahan masalah? 19 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-masing, sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran? 20 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa? 21 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran?

71 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus II dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga semua langkah pembelajaran berdasarkan masalah juga telah dilakukan. Semua kegiatan guru yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan. Hal tersebut juga telah menunjukkan bahwa siklus II telah mencapai keberhasilan penerapan pembelajaran berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Seperti yang ada pada siklus I, pada siklus II semua indikator lembar observasi respon siswa juga telah ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah. Hasil observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Lembar Observasi Respon Siswa Siklus II No Respon Siswa Siklus II Pertemuan 1 2 3 Ya Ya Ya 1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? 3 Apakah siswa terlibat aktif dalam pemahaman konsep? 4 Apakah siswa memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya? 5 Apakah siswa menemukan penyelesaian masalah dengan caranya masing-masing? 6 Apakah siswa dapat bekerja sama dengan teman saat menyelesaikan masalah? 7 Apakah siswa mempresentasikan hasil pemecahan masalah? 8 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? 9 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? 4.2.3.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus II I. Paparan Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Maret 2014 didapatkan hasil belajar setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Asinan 02 dengan materi sifat-sifat bangun ruang, adalah sebagai berikut:

72 Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siklus II No Nilai Siklus II Jumlah Siswa Presentase (%) 1 51-60 1 6,25 2 61-70 1 6,25 3 71-80 3 18,75 4 81-90 4 25 5 91-100 7 43,75 Jumlah 16 16 Rata-rata 85,33 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 53,67 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar (KKM=65) pada siklus II dengan penerapan pembelajaran berdasarkan masalah mencapai 93,75% atau sebanyak 15 siswa yang tuntas. Lima belas siswa tersebut tersebar dalam rentang nilai 61-70 sebanyak 1 siswa, 71-80 sebanyak 3 siswa, 81-90 sebanyak 4 siswa dan 91-100 sebanyak 7 siswa. Dan hanya 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau 6,25%. Kondisi ini mengalami peningkatan dari hasil tindakan siklus I. Nilai rata-rata siswa juga meningkat, pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 85,33. Nilai terendah yang dicapai pada siklus II adalah 53,67 dan nilai tertingginya adalah 100. Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II Siklus II No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Keterangan 1 65 1 6,25 Belum Tuntas 2 65 15 93,75 Tuntas Jumlah 16 100 Rata-rata 85,33 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 53,67

73 Berdasarkan tabel presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SDN Asinan 02 siklus II, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 1 siswa atau 6,25% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 15 siswa atau 93,75% dari total keseluruhan siswa. Dengan hasil ini membuktikan bahwa penelitian tindakan yang dilakukan sebanyak 2 siklus telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan yaitu 80%. II. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Pada siklus I hasil belajar siswa yang telah tuntas sebanyak 14 siswa (87,5%) sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 2 siswa (12,5%), dengan nilai rata-rata 80,29. Hasil tersebut meningkat kembali setelah dilaksanakan siklus II, yaitu siswa yang telah tuntas belajarnya sebanyak 15 siswa (93,75%) dan hanya 1 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya (6,25%), dengan nilai rata-rata menjadi 85,33. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II, berikut disajikan tabel perbandingan hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I dan siklus II: Tabel 4.12 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Nilai Jumlah Siswa Presentase (%) Jumlah Siswa Presentase (%) 1 Tuntas 14 87,5 15 93,75 2 Belum Tuntas 2 12,5 1 6,25 Jumlah 16 100 16 100 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kembali jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan ketuntasan belajar yaitu dari ketuntasan 87,5% menjadi 93,75% atau sebesar 6,25%. Selain ketuntasan, rata-rata nilai juga

74 mengalami peningkatan kembali, yaitu dari 80,29 menjadi 85,33. Baik pada siklus I maupun siklus II dalam penelitan tindakan ini telah mencapai kriteria yang diharapkan, karena ketuntasan klasikal yang dicapai telah lebih dari 80%. Berikut tersaji diagram untuk memahami lebih jelas mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II: Diagram 4.1 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II III. Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Pencapaian hasil belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Presen tase (%) Jumlah Siswa Presen tase (%) Jumlah Siswa Presen tase (%) 1 Tuntas 4 25 14 87,5 15 93,75 2 Belum Tuntas 12 75 2 12,5 1 6,25 Jumlah 16 100 16 100 16 100 Rata-rata 58,43 80,29 85,33 Nilai Tertinggi 90 97,67 100 Nilai Terendah 40 53,33 53,67

75 Berdasarkan tabel 4.13, penelitian tindakan dengan menerapkan pembelaaran berdasarkan masalah ini telah meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan kriteria minimal (KKM=65) sebanyak 4 siswa dari 16 siswa atau 25%. Nilai rata-rata yang diperoleh pada kondisi awal adalah 58,43 dengan pencapaian nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I mendapatkan hasil peningkatan yang signifikan, yaitu sebanyak 14 siswa telah memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal, jika dalam presentase siswa yang telah tuntas sebanyak 87,5%. Nilai rata-rata yang dicapai juga meningkat menjadi 80,29 dengan pencapaian nilai tertinggi 97,67 dan nilai terendah 53,33. Berdasarkan hasil tersebut penelitian tindakan pada siklus I ini telah berhasil karena telah mencapai kriteria keberhasilan dalam penelitian iini, yaitu ketuntasan klasikal sebesar 80%. Peningkatan tersebut cukup besar, dari ketuntasan 25% menjadi 87,5% atau meningkat sebesar 62,5%, dari ratarata 58,43 menjadi 80,29 atau meningkat sebesar 20,88. Meskipun siklus I telah berhasil, penelitian tindakan ini tetap masih dilanjutkan ke siklus II. Hasil dari penelitian tindakan siklus II juga mengalamai peningkatan lagi, dengan ketuntasan belajar menjadi 93,75%. Sebanyak 15 siswa yang mencapai nilai lebih dari KKM, dan hanya 1 siswa yang tidak tuntas setelah penelitian tindakan siklus II ini. Nilai rata-rata yang dicapai setelah siklus II ini juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu 85,33 dengan pencapaian nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 53,67. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar dan sifat-sifat bangun ruang pada siswa kelas V SDN Asinan 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014. Hasil tersebut disajikan pada grafik perbandingan ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II berikut:

76 Diagram 4.2 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 4.2.3.5 Tahap Refleksi Siklus II Pada tahap refleksi kali ini, penulis membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan indikator keberhasilan tersebut, sampai pada siklus II ini penelitian sudah berhasil. Untuk variabel tindakan dikatakan berhasil apabila 80% ( 18 langkah) langkah-langkah model pembelajaran berdasarkan masalah dilaksanakan oleh guru. Padahal pada siklus I dan siklus II 21 langkah berhasil dilakukan oleh guru. Dan untuk variabel hasil belajar, pencapaian nilai KKM = 65 pada 80% siswa. Padahal pada siklus I siswa yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 87,5 % dan siklus II sebanyak 93,75%. Berdasarkan hasil yang telah mencapai indikator keberhasilan tersebut, maka penelitian ini sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya. 4.3 Pembahasan Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Asinan 02 dengan menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran ini

77 menuntut siswa untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuanpengetahuan berdasarkan masalah yang dihadapinya. Masalah yang disajikan adalah masalah yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa akan tertarik untuk mengkaji masalah tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa belajar secara berpasangan sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok kecil. Setelah itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiaannya di depan kelas dan siswa lain memberi komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah menjadi berkurang sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui kegiatan diskusi dan presentasi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (dalam Trianto 2009: 92), yang mengatakan bahwa pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan, dengan ketuntasan klasikal yang telah mecapai 87,50% dan perolehan nilai rata-rata 80,29. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan pada siklus I telah mengalami keberhasilan karena sudah mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 80%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah merata, hanya saja pada awal pertemuan banyak siswa yang masih bingung dalam mengikuti langkah pembelajaran berdasarkan masalah. Terdapat dua siswa yang terlihat belum aktif dalam pembelajaran, salah satunya disebabkan karena meraka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat. Kerjasama antar siswa juga sudah nyata dalam diskusi berpasangan dan saat mempresentasikan hasil kerja. Meskipun siklus I telah berhasil, penelitian tetap dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki dan lebih mengoptimalkan pembelajaran sesuai dengan hasil

78 refleksi. Perbaikan tersebut diantaranya guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa selama langkah-langkah pembelajaran, siswa lebih diarahkan untuk memperhatikan siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi tersebut, dan guru memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar baik secara individu maupun berpasangan. Hasil ketuntasan belajar 16 siswa pada siklus II ini meningkat lagi menjadi 93,75% meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 80%. Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, hanya satu siswa yang belum mencapai nilai tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut tidak aktif dan kurang memiliki motivasi setiap kali mengikuti pembelajaran. Berdasarkan dokumen nilai yang ada, siswa tersebut memang tergolong siswa dengan kemampuan akademik rendah. Dengan meningkatnya hasil belajar setelah pembelajaran berdasarkan masalah menunjukkan bahwa hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukarman (2012), ia menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Batiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Keberhasilan penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Agus Ismi Wibowo (2012) yang menyatakan bahwa melalui metode pemecahan masalah yang diterapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di SDN Kapencar Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang terjadi pada tindakan siklus I dan siklus II, guru telah menerapan pembelajaran berdasarkan masalah dengan baik. Guru mengorientasikan siswa pada masalah. Masalah yang disajikan adalah masalah yang dekat dengan kehidupan siswa tentang bangun datar dan bangun ruang sehingga mereka tertarik untuk menyelesaikannya. Dari masalah yang disajikan guru tersebut, siswa diberi kesempatan untuk melakukan penyelidikan guna menemukan sendiri pemecahan masalahnya. Meskipun pada awal siklus I siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah dengan benar. Namun, hal tersebut dapat diatasi oleh guru