26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study atau metode survai. Penelitian dilakukan di Desa Sukawening, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor yang dipilih secara purposive dengan pertimbangan cukup banyaknya kejadian gizi kurang dan gizi buruk di daerah tersebut pada tahun 2009. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Februari-Maret 2011. Cara Pemilihan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah anak balita berusia 30-60 bulan yang mempunyai status gizi pendek (stunted) atau sangat pendek (severe stunted) berdasarkan indeks TB/U (WHO Child Growth 2005) dengan respondennya adalah ibu atau pengasuh sehari-hari. Penentuan usia balita disesuaikan dengan instrumen perkembangan bahasa yang digunakan. Kerangka sampling disajikan pada Gambar 2. Contoh diambil berdasarkan data Posyandu yang dapat dikunjungi dan dilakukan pengukuran tinggi badan anak balita. Contoh merupakan populasi dari seluruh balita stunted di wilayah Posyandu yang telah didata, yang kemudian disaring kembali menggunakan kriteria eksklusi. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : a. tidak tinggal dan diasuh dengan keluarga kandung, b. tidak bersedia diukur perkembangan bahasanya, c. responden tidak mengetahui berat badan lahir dan riwayat pemberian ASI balita, d. responden tidak bersedia diwawancarai. Jenis dan Cara Pengumpulan Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. primer mencangkup karakteristik keluarga, karakteristik anak balita, status gizi anak balita, status kesehatan anak balita, sanitasi lingkungan pemukiman, perilaku higiene ibu dan perilaku higiene anak balita, pola asuh makan dan frekuensi konsumsi pangan sumber protein hewani, tabu makanan, distribusi makanan dalam keluarga, persepsi ibu mengenai tinggi badan anak, dan perkembangan bahasa anak balita. Pengambilan data dilakukan melalui metode pengamatan langsung dan wawancara menggunakan kuesioner kepada ibu rumah tangga
27 atau penanggung jawab utama dalam pengasuhan anak balita, serta pengukuran langsung kepada anak balita yang stunted. sekunder adalah data mengenai kondisi umum geografis, karakteristik demografi dan sosial ekonomi masyarakat yang diperoleh dari kantor desa setempat. Karakteristik keluarga terdiri atas pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan per kapita keluarga, besar keluarga, dan tingkat pengetahuan gizi ibu. Karakteristik anak balita meliputi usia, jenis kelamin balita, berat badan saat lahir, dan riwayat pemberian ASI. Status kesehatan balita meliputi ada tidaknya penyakit infeksi yang dialami balita dalam satu bulan terakhir, serta lama dan frekuensi sakitnya. Adapun sanitasi lingkungan pemukiman meliputi penyediaan sarana air bersih, tempat buang air besar (BAB), dan kondisi lantai rumah. Perilaku higiene ibu meliputi kebiasaan mencuci bahan makanan sebelum dimasak, kebiasaan memasak air (minum) hingga mendidih, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan dan sebelum memberi makan anak balita. Perilaku anak balita meliputi kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air kecil/besar, kebiasaan menggunakan alas kaki jika bermain di luar rumah, dan kebiasaan menggunting kuku. tabu makanan akan diperoleh dengan melakukan wawancara terkait makanan yang pantang diberikan kepada anak balita beserta alasannya, sementara data distribusi makanan dalam keluarga diperoleh dengan melakukan wawancara mengenai urutan prioritas dalam pembagian konsumsi pangan di keluarga. pola asuh makan anak balita meliputi praktek pemberian makan anak yang menggambarkan apa dan bagaimana anak makan serta perilaku ibu dalam pemberian makan anak. Sedangkan frekuensi konsumsi pangan sumber protein hewani menggambarkan kebiasaan konsumsi pangan sumber protein hewani, yang merupakan sumber asam amino esensial yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak, dalam satu minggu. status gizi anak balita dikumpulkan menggunakan data antropometri melalui pengukuran tinggi badan di Posyandu, sedangkan data perkembangan bahasa dikumpulkan melalui pengukuran langsung pada anak balita. Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2.
28 10 Posyandu Ada data akurat tinggi badan anak balita 5 Posyandu n=43 Penyaringan kriteria eksklusi n=30 Gambar 2 Kerangka sampling.
29 Karakteristik keluarga Karakteristik anak balita Status kesehatan anak balita Sanitasi lingkungan pemukiman Perilaku higiene ibu Perilaku higiene anak balita Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data Variabel Pendidikan orang tua Pekerjaan orang tua Pendapatan per kapita keluarga Besar keluarga Tingkat pengetahuan gizi ibu Usia Jenis kelamin Berat badan lahir Riwayat pemberian ASI Penyakit infeksi yang dialami anak balita dalam 1 bulan terakhir Lama sakit Frekuensi sakit Penyediaan sarana air bersih Kondisi lantai rumah Tempat buang air besar (BAB) Kebiasaan mencuci bahan makanan sebelum dimasak Kebiasaan memasak air (minum) hingga mendidih Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan Kebiasaan makan mencuci tangan sebelum dengan sabun memberi makan anak balita Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air kecil/besar Kebiasaan menggunakan alas kaki jika bermain di luar rumah Kebiasaan menggunting kuku setiap minggu Jenis Cara Pengumpulan dan pengamatan Faktor budaya Tabu makanan Distribusi makanan dalam keluarga Pola asuh makan anak balita Frekuensi konsumsi pangan sumber protein hewani Kebiasaan konsumsi pangan sumber protein hewani dalam satu minggu
30 Status gizi anak balita Perkembangan bahasa anak balita Persepsi Ibu Kondisi umum lokasi penelitian TB/U Variabel Perkembangan bahasa anak 2,5-5 tahun Persepsi ibu tentang tinggi badan anak Jenis Sekunder Cara Pengumpulan Antropometri (standard WHO Child Growth2005) Instrumen pengukuran perkembangan bahasa Depdiknas 2004 Kantor desa Pengolahan dan Analisis yang terkumpul diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia. Program komputer yang digunakan adalah Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16,0 for windows.proses pengolahan meliputi editing, coding, entry, dan analisis hasil. Pengukuran tingkat pengetahuan gizi ibu diperoleh melalui total skor dari 20 pertanyaan berbentuk multiple choice. Masing-masing pertanyaan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Skor pengetahuan ibu merupakan total penjumlahan skor dibandingkan skor maksimal. Klasifikasi pengetahuan gizi adalah baik bila skor>80, sedang bila skor 60-80 dan kurang bila skor <60 (Khomsan 2000). frekuensi diperoleh dengan menanyakan kebiasaan konsumsi masing-masing jenis pangan sumber protein hewan dalam satu minggu dan berat perkiraannya dalam ukuran rumah tangga (URT) yang kemudian dikonversi kedalam bentuk gram/hari. Penilaian status gizi anak balita diperoleh dengan pendekatan antropometri berdasarkan pada simpangan baku (Z-skor) menurut indeks TB/U dengan rumus sebagai berikut : Z-skor = nilai individu subyek - nilai median baku rujukan nilai simpangan baku rujukan Selanjutnya hasil perhitungan Z-skor diklasifikasikann kedalam baku WHO- NCHS yang disajikan pada tabel 3 dengan standard WHO Child Growth 2005.
31 Tabel 3 Kategori status gizi berdasarkan baku WHO-NCHS Indikator Status gizi Keterangan Tinggi badan menurut umur (TB/U) Sangat pendek (severe stunted) Pendek (stunted) Normal Tinggi z-score< -3 SD -3 SD z-score< -2 SD -2 SD z-score +2 SD z-score> +2 SD Penilaian perkembangan bahasa anak balita dilakukan dengan menggunakan instrumen pengukuran perkembangan bahasa Depdiknas tahun 2004. Instrumen yang digunakan terdiri atas tiga versi yaitu untuk anak usia 2.5-3.4 tahun (30-41 bulan), 3.5-4.4 tahun (42-53 bulan), dan usia 4.5-5.4 tahun (54-65 bulan). Klasifikasi perkembangan bahasa adalah baik bila skor>80, sedang bila skor 60-80 dan kurang bila skor <60. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis deskriptif untuk mengetahui gambaran karakteristik anak balita stunted, uji korelasi Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara kejadian stunting pada anak balita dengan perkembangan bahasanya, serta hubungan antara usia balita dan karakteristik keluarga balita dengan perkembangan bahasa, sedangkan uji Mannwhitneyuntuk membandingkan perkembangan bahasa berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4Cara pengkategorian variabel penelitian No Variabel Kategori Pengukuran I. Karakteristik keluarga 1 Pendidikan orang tua Tidak sekolah Tidak tamat SD/sederajat SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Perguruan tinggi 2 Pekerjaan orang tua Petani, Buruh tani, Buruh bangunan/industri, Supir, tukang ojek Guru, Wirausaha, Pedagang, Perangkat desa, Karyawan swasta, Pegawai negeri sipil (PNS), ABRI/Polri Pembantu rumah tangga (PRT), Tidak bekerja Lainnya
32 No Variabel Kategori Pengukuran 3 Pendapatan per kapita keluarga 4 Besar keluarga 5 Tingkat pengetahuan gizi ibu II. Karakteristik anak balita 6 Usia 7 Jenis kelamin 8 Berat badan lahir 9 Riwayat pemberian ASI Status pemberian ASI Usia sapihan Status pemberian ASI eksklusif Status pemberian susu formula III. Status kesehatan anak balita 10 Jenis penyakit 11 Frekuensi sakit 12 Lama sakit IV. Sanitasi lingkungan pemukiman Berdasarkan garis kemiskinan Propinsi Jawa Barat pada tahun 2010 Miskin (<Rp 201.138) Tidak miskin (> Rp 201.138) Berdasarkan kategori BKKBN kecil ( 4 orang), sedang (5-7 orang), besar ( 8 orang) Rendah (<60%) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Sesuai instrumen perkembangan bahasa (Depdiknas 2004) 30-41 bulan 42-53 bulan 54-60 bulan Laki-laki Perempuan Rendah (<2500 gram) Normal ( 2500 gram) Ya Tidak 12-18 bulan 19-23 bulan 24 bulan >24 bulan Ya Tidak Ya Tidak Sakit sebulan terakhir Tidak sakit sebulan terakhir 1 kali dalam sebulan terakhir > 1 kali dalam sebulan terakhir 1-3 hari 4-7 hari 8-14 hari >14 hari 13 Penyediaan sarana air bersih Sungai Mata air tidak terlindungi Mata air terlindungi PAM Sumur tidak terlindungi Sumur terlindungi Lainnya
33 No Variabel Kategori Pengukuran 14 Tempat buang air besar (BAB) 15 Kondisi lantai rumah V. Perilaku higiene ibu 16 17 Kebiasaan mencuci bahan makanan sebelum dimasak Kebiasaan memasak air (minum) hingga mendidih Kebiasaan mencuci tangan 18 dengan sabun sebelum mengolah makanan Kebiasaan makan mencuci 19 tangan sebelum dengan sabun memberi makan anak balita VI. Perilaku higiene anak balita 20 21 22 23 Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air kecil/besar Kebiasaan menggunakan alas kaki jika bermain di luar rumah Kebiasaan menggunting kuku setiap minggu VII. Faktor budaya 24 Tabu makanan 25 VIII IX X XI XII Distribusi makanan dalam keluarga Pola asuh makan anak balita Frekuensi konsumsi pangan sumber protein hewani Status gizi anak balita Perkembangan bahasa anak balita Persepsi ibu balita Sungai WC sendiri WC umum Lainnya Tanah Plester/semen Kayu/bambu Keramik Lainnya Seminggu > 1 kali Seminggu sekali > seminggu sekali Makanan yang menjadi pantangan diberikan kepada balita beserta alasannya Prioritas utama dalam pembagian konsumsi pangan di rumah tangga. Apa dan bagaimana anak makan serta perilaku ibu dalam pemberian makan anak Frekuensi dan berat konsumsi pangan sumber protein hewani selama seminggu Sangat pendek (z-score< -3 SD) Pendek (-3 SD z-score< -2 SD) Rendah (<60%) Sedang (60-80%) Baik (>80%) Pandangan ibu balita mengenai tinggi badan anak
34 Definisi Operasional Anak balita adalah anak laki-laki atau perempuan dalam keluarga yang berusia 30-60 bulan. Karakteristik anak balita adalah ciri-ciri khas pada anak balita yang terdiri atas usia, jenis kelamin, berat badan lahir dan riwayat pemberian ASI. Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri khas yang dipunyai oleh masing-masing rumah tangga, seperti pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan per kapita keluarga, besar keluarga, dan tingkat pengetahuan gizi ibu. Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh atau ditamatkan orang tua. Pekerjaan orang tua adalah pekerjaan utama orang tua (suami dan istri) yang memberikan penghasilan bagi keluarga. Pendapatan per kapita keluarga adalah seluruh pendapatan anggota keluarga per bulan yang dapat digunakan untuk pembelanjaan pangan dan non pangan dibagi jumlah anggota keluarga dan dinilai dalam satuan rupiah. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal menetap bersama dalam satu atap dan hidup dari penghasilan yang sama. Tingkat pengetahuan gizi ibu adalah kemampuan ibu atau pengasuh utama untuk menjawab pertanyaan tentang aspek yang berkaitan dengan pangan dan gizi. Status kesehatan anak balita adalah ada atau tidaknya penyakit infeksi yang diderita oleh balita dalam satu bulan terakhir serta lama dan frekuensi sakitnya. Sanitasi lingkungan pemukiman adalah penyediaan sarana air bersih, tempat buang besar (BAB) di rumah anak balita, dan kondisi lantai rumah. Perilaku higiene ibu adalah praktek ibu dalam menjaga kesehatan keluarga terutama anak, yang terdiri atas kebiasaan mencuci bahan makanan sebelum dimasak, kebiasaan memasak air (minum) hingga mendidih, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah makanan dan sebelum memberi makan anak balita. Perliaku higiene anak balita adalah kebiasaan anak balita yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Praktek higiene anak balita meliputi kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah
35 buang air kecil/besar, kebiasaan menggunakan alas kaki jika bermain di luar rumah, dan kebiasaan menggunting kuku setiap minggu. Tabu makanan adalah bahan pangan yang dilarang/dipantang untuk dikonsumsi oleh balita dikarenakan adanya faktor sosial budaya bagi warga di lokasi penelitian. Distribusi makanan dalam keluarga adalah prioritas utama dalam pembagian makanan di keluarga. Pola asuh makan anak balita adalah kemampuan orang tua (pengasuh) dalam pemberian makan balita. Frekuensi konsumsi pangan sumber protein hewani adalah kebiasaan konsumsi masing-masing jenis pangan sumber protein hewan dalam satu minggu. Status gizi anak balita adalah keadaan tubuh balita yang ditentukan berdasarkan indeks berat badan menurut umur (TB/U) dengan menggunakan baku rujukan WHO-NCHS dalam standard WHO Child Growth 2005. Perkembangan bahasa adalah pencapaian kemampuan bahasa anak menurut rentang usianya. Pengukuran perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam tiga kategori sesuai tugas perkembangan bahasanya yaitu untuk anak usia 2.5-3.4 tahun (30-41 bulan), 3.5-4.4 tahun (42-53 bulan), dan 4.5-5.4 tahun (54-65 bulan).