METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

Transkripsi

1 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di kebun Malabar PTPN VIII Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Maret sampai Juni Teknik Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu wanita pemetik teh yang mempunyai anak balita yang berdomisili di PTPN VIII Pangalengen Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Contoh dalam penelitian merupakan contoh dalam penelitian NHF mengenai Studi keragaan wanita pemetik teh: Sosial ekonomi, ketahanan keluarga, konsumsi pangan dan tumbuh kembang anak (Sunarti & Roosita 2008). Unit analisis dalam penelitian ini adalah anak balita. Teknik penarikan contoh di ambil secara Cluster sehingga dari empat kebun lokasi penelitian NHF yang ada di PTPN VIII : Purbasari, Talun Santosa, Malabar dan Sedep, dipilih satu kebun yaitu kebun Malabar. Pemilihan kebun Malabar dalam penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa kebun tersebut memiliki akses yang lebih mudah dijangkau. Contoh yang diambil dalam penelitian harus memenuhi kriteria inklusi, adapun kriteria inklusi yang ditetapkan yaitu : ibu wanita pemetik teh yang memiliki anak balita berusia 6 sampai 60 bulan pada saat penelitian ini berlangsung, Ibu anak balita adalah pekerja pemetik teh PTPN VIII khususnya di kebun Malabar, ibu balita bersedia di wawancarai. Pada awal penelitian NHF jumlah contoh yang berada di kebun Malabar berjumlah 102 contoh, tetapi karena kriteria inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, sehingga pada saat pengambilan data penelitian jumlah contoh dalam penelitian menjadi 87 contoh. PTPN VIII Purbasari n = 90 Malabar n = 102 Talun Santosa n = 69 Sedep n = 93 n = 87 Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh 24

2 25 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: pola asuh makan dan kesehatan anak balita pengetahuan gizi dan kesehatan ibu, status kesehatan yang dikumpulkan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Data status gizi dikumpulkan dengan cara pengukuran antropometri berat badan yang menggunakan timbangan injak digital Camry dengan ketelitian 0,1 kg dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice dengan ketelitian 0,1 cm. Untuk anak balita yang berumur dibawah satu tahun, pengukuran panjang badan dilakukan dengan mengukur panjang badan menggunakan alat pengukur panjang badan. Data konsumsi zat gizi diperoleh dengan metode recall selama 2 hari berturut-turut (2x24 jam). Data konsumsi ASI bagi anak yang masih disusui di peroleh dengan cara recall lama dan frekuensi anak disusui dalam satu hari. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari data penelitian NHF yang meliputi karakteristik keluarga mencakup pendidikan ayah dan ibu, pendapatan keluarga, besar keluarga serta data sanitasi rumah. Untuk data keadaan geografis, penduduk, fasilitas pelayanan kesehatan dikumpulkan dari catatan kantor kecamatan setempat. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan statistik dengan menggunakan program Excell, WHO Antro 2005, dan SPSS versi Data pendidikan sampel dibedakan menjadi lima berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD, SD, SLTP, dan SLTA. Data pendapatan keluarga merupakan penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau lainnya selama satu bulan. Selanjutnya pendapatan keluarga ini dibagi dengan besar keluarga sehingga diperoleh pendapatan perkapita perbulan. Besar keluarga dikategorikan kecil apabila jumlah anggota keluarga 4 orang, dan keluarga besar apabila jumlah anggota keluarga > 4 orang.

3 26 Pola asuh makan dan kesehatan ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban dengan skor maksimum adalah 48. Pola asuh makan dan kesehatan dikategorikan baik, cukup baik dan kurang baik. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu dinilai berdasarkan persentase atas jawaban benar dari 40 pertanyaan. Jawaban benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Kategori untuk tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan akan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu baik, sedang dan kurang. Penilaian Sanitasi rumah ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban dengan skor maksimum adalah 14. Sanitasi rumah dikategorikan baik, cukup baik dan kurang baik. Untuk pengkategorian sanitasi rumah, ditentukan dengan menggunakan rumus interval kelas (Slamet 1993) sebagai berikut : kisaran Interval kelas = + 1 Kisaran : jumlah kelas nilai tertinggi nilai terendah Interval kelas yang diperoleh digunakan untuk menentukan selang antara tingkat batas bawah dan batas atas. Selanjutnya skor batas bawah dikategorikan menjadi tingkat kurang, sedangkan skor batas atas dikategorikan menjadi tingkat baik. Selang antara skor batas bawah dan batas atas dikategorikan menjadi tingkat sedang. Data konsumsi pangan anak balita diperoleh dari recall terhadap ibu balita meliputi jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi selama 2 x 24 jam. Data ini kemudian dikonversikan ke dalam bentuk jumlah zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan/dkbm) melalui program microsoft Excell. Dari konversi tersebut, diketahui rata-rata konsumsi zat gizi per individu per hari (Hardinsyah dan Briawan 1994). Tingkat kecukupan energi dan zat gizi dihitung berdasarkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan menurut umur dan berat badan (Hardinsyah dan Tambunan 2004). Tingkat kecukupan pangan diperoleh dengan cara membagi konsumsi pangan dengan kecukupan yang dianjurkan. Penilaian status gizi anak balita dilakukan dengan cara antropometri. Indikator yang dipergunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Penilaian status kesehatan anak balita ditentukan berdasarkan lama menderita penyakit diare dan ISPA dalam satu bulan terakhir pada setiap anak balita.

4 27 Tabel 2 Jenis dan Kategori Variabel Penelitian No Variabel Kategori 1 Pendidikan 1. Tidak sekolah 2. Tidak tamat SD 3. SD 4. SLTP 5. SLTA 2 Besar Keluarga 1. Keluarga kecil : < 4 orang 2. Keluarga Besar : > 4 orang 3 Pendapatan per/kap/bulan Miskin :< Rp Tidak miskin : Rp (Standar pendapatan perkapita Kabupaten Bandung) 4 Pola asuh makan dan kesehatan Pola asuh makan - Praktek pemberian ASI dan kolostrum, praktek pemberian susu formula - Praktek pemberian makanan pendamping ASI. - Pembiasaan konsumsi makanan sumber protein hewani, sumber protein nabati, buah-buahan dan sayuran. - Situasi dan kondisi pemberian makanan Pola asuh kesehatan - pola asuh kesehatan yang sifatnya preventif - pola asuh ketika anak dalam keadaan sakit. - praktek higiene anak balita 5 Pengetahuan gizi dan kesehatan - Pengetahuan tentang sumber pangan, kegunaan zat gizi di dalam tubuh dan pengetahuan tentang ASI & MPASI. - Pengetahuan tentang tanda-tanda dan penyebab penyakit, pertolongan pertama ketika anak menunjukkan gejala sakit, program kesehatan dari pemerintah. 1. Baik : > 80 % 2. Cukup baik : % 3. Kurang baik : < 60 % 1. Baik : > 80% 2. Sedang : % 3. Kurang : < 60 % Khomsan (2000) 6 Sanitasi Rumah 1. Baik : >10 2. Cukup baik : Kurang baik: < 4 7 Tingkat kecukupan zat gizi 1. Energi : 70 %* : kurang memadai > 70% *: memadai 2. Protein : < 100% : kurang memadai 100% : memadai 3. Vitamin & Mineral : < 100% : kurang memadai 100% : memadai *BMR 8 Status Gizi BB/U : - Underweight : Z-skor < -2 SD - Overweight : Z-skor > 2 SD TB/U : Stunting :Z-skor < -2 SD BB/TB : Wasting : Z-skor < -2 SD WHO (1995) 9 Status Kesehatan 1. Tidak pernah sakit 2. <10 hari 3. >10 hari

5 28 Untuk menganalisis hubungan pola asuh makan dan kesehatan, pengetahuan gizi dan kesehatan, dan sanitasi rumah dengan status gizi balita dipergunakan uji korelasi spearman. Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita digunakan uji regresi linier berganda Batasan Operasional Anak balita adalah anak laki-laki dan perempuan yang berumur 6 bulan sampai dengan 60 bulan. Status gizi adalah hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya di dalam tubuh dengan melihat ukuran tubuh dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB yang dinyatakan dengan nilai z-skor. Pengetahuan gizi ibu adalah semua fakta yang diketahui dan dimengerti oleh ibu tentang sumber pangan, kegunaan zat gizi di dalam tubuh dan pengetahuan tentang ASI & MPASI yang diukur dengan menggunakan kuesioner pertanyaan dengan jawaban pilihan. Pengetahuan Kesehatan Ibu adalah semua fakta yang diketahui dan dimengerti ibu mengenai tanda-tanda dan penyebab penyakit, pertolongan pertama ketika anak menunjukkan gejala sakit, program kesehatan dari pemerintah yang diukur dengan menggunakan kuesioner pertanyaan dengan jawaban pilihan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan keluarga yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Penilaian sanitasi rumah meliputi aspek: ventilasi, suhu, kelembaban, penerangan alami, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih. Pola asuh makan adalah seluruh interaksi subjek dan objek berupa bimbingan, pengarahan dan pengawasan selama anak makan serta praktek dalam pemberian makan balita yang terdiri dari praktek pemberian ASI, susu formula, dan praktek pemberian MPASI yang berlangsung secara rutin sehingga membentuk suatu pola. Pola asuh kesehatan adalah cara dan kebiasaan orang tua/ keluarga melayani kebutuhan kesehatan anak balita yang meliputi pencegahan dan perawatan selama anak sakit, pemberian imunisasi, penimbangan di Posyandu, pemberian kapsul vitamin A dan praktek higiene pada anak balita. Konsumsi pangan anak balita adalah jumlah, jenis dan waktu mengonsumsi pangan anak balita, yang diukur dengan recall 2 x 24 jam, kemudian dikonversikan dalam bentuk energi dan protein. Status kesehatan adalah keadaan kesehatan anak balita yang dilihat berdasarkan adanya penyakit atau tanda-tanda penyakit infeksi yaitu diare dan ISPA. Penyakit diare ditentukan berdasarkan gejala buang air besar lebih dari tiga

6 kali per hari. Penyakit ISPA ditentukan berdasarkan gejala batuk, pilek, flu dan panas yang diderita satu bulan terakhir. 29